UPAYA PEMERINTAHAN DESA DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI DI DESA ADIANKOTING KECAMATAN ADIANKOTING KABUPATEN TAPANULI UTARA.

(1)

UPAYA PEMERINTAHAN DESA DALAM MEWUJUDKAN

MASYARAKAT MADANI DI DESA ADIANKOTING

KECAMATAN ADIANKOTING KABUPATEN

TAPANULI UTARA

Skripsi

Diajukan Untuk memenuhi

Sebagai Syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Anita Simatupang NIM.3112111003

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

i ABSTRAK

Anita Simatupang, NIM.3112111003. Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani Di Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani di Desa Adiankoting kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara atau metode yang menggambarkan keadaan atau obyek penelitian dilapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah melalui observasi, angket dan wawancara. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik sederhana (persentase). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang bertempat tinggal didesa Adiankoting yang berjumlah 250 Kepala Keluarga (KK). Dalam menentukan Sampel dalam penelitian ini adalah dengan mengambil sebanyak 10% dari populasi yaitu 25 Kepala Keluarga (KK) yang diambil secara acak. Dan dengan penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode Deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terhadap masyarakat di desa Adiankoting yang berjumlah 25 orang, dapat disimpulkan bahwa pemerintahan desa Telah menunjukkan peran aktifnya dalam mewujudkan masyarakat madani di desa Adiankoting, yakni dengan mengetahui dan memahami Upaya yang dilakukan dalam mewujudkan masyarakat madani, pemerintahan desa aktif melakukan fungsinya yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa, memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa, Selama menjalankan perannya dalam mewujudkan masyarakat madani di desa Adiankoting sering kali mendapatkan faktor atau hambatan – hambatan dalam mewujudkan masyarakat madani diantaranya kurangnya sumber daya manusia. Akan tetapi meskipun demikian pemerintahan desa berhasil mewujudkan masyarakat madani di Desa Adiankoting.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat dan kasih setiaNya proposal penelitian ini dapat saya selesaikan dengan baik.

Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kepala desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Oleh karena itu upaya pemerintahan desa sangatlah penting dalam mewujudkan Masyarakat madani di desa adiankoting kecamatan adiankoting kabupaten tapanuli utara. Dan Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah yang berweang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan negara kesatuan Repulik Indonesia.

Skripsi ini berjudul “Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani Di desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara” adalah Skripsi yang ditujukan untuk memenuhi syarat – syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Dalam merampungkan tugas akhir ini penulis banyak menghadapi hambatan baik dari segi teknis, waktu, tenaga, serta biaya. Namun dengan petunjuk dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa serta bantuan bimbingan dan


(6)

iii

fasilitas yang diberikan kepada penulis dari berbagai pihak, maka penulisan skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana adanya.

Dalam kesempatan ini, dengan ketulusan hati penulis, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku rektor Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Restu, M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si, selaku pembantu Dekan III Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

4. Ibu Dr. Reh Bungana PA, SH, M. Hum selaku ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bapak Arief wahyudi, SH sebagai sekretaris Jurusan PPKn FIS UNIMED beserta jajarannya yang telah memberi informasi selama perkuliahan.

5. Ibu Sri Yunita, S.Pd, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang telah

berkenan dan bersusah payah membimbing penulis sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Yusna Melianti,MH selaku Dosen PA dan Pengguji Utama yang telah banyak memberikan bimbingan akademik dan masukan – masukan dalam penyelesaian skripsi ini, ucapan terima kasih juga kepada Bapak Drs. Liber Siagian, M.Si selaku dosen penguji utama dan Ibu Julia Ivanna, S.Sos, M. Si selaku dosen penguji bebas yang telah banyak memberikan kritikan


(7)

iv

dan masukan kepada penulis terutama dalam penyusunan proposal dan skipsi ini.

7. Para staf pengajar/dosen dan pegawai Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang telah memberikan bekal ilmu sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya. 8. Bapak Ali Rahmat hutabarat sebagai kepala desa, Bapak Erick pardede

sebagai sekretaris desa dan Bapak Manan Hutabarat sebagai BPD, dan seluruh staf pegawai desa Adiankoting kecamatan Adiankoting yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian yang memberikan data dan ilmu yang berguna bagi penulis.

9. Teristimewa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat kepada Ayahanda F. Simatupang dan Ibunda T. Sitompul yang atas jerih payahnya telah mengasuh dan memberikan bantuan serta dorongan baik moril maupun materil serta doa yang tiada putus-putusnya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

10. Buat abang, kakak dan adikku tercinta Adi Simatupang, Asni Simatupang, Friska Simatupang, Efsyamsudin Simatupang, Perry Simatupang, Wilina Simatupang, Riduan Simatupang. Penulis ucapkan terima kasih atas dorongan dan doanya.

11. Buat teman – teman Kelas Reguler “A” Angkatan 2011 jurusan PPKn Fakultas Ilmu Sosial UNIMED. teristimewa kepada sahabat-sahabat tercinta: Ety MalinaSinaga, Patimah Manurung, Dina Mariana Panjaitan, Ani Berta


(8)

v

Simamora, Ella Isfa Haloho, Devi Silaban, Widya Situmorang, Tohap Simare-mare, yang telah memberikan masukan, dorongan dan doanya kepada penulis.

12. Teristimewa buat Bang Ridho Sihite yang selalu memperhatikan dan memberi dukungan saat susah maupun senang kepada penulis selama proses penyusunan hingga skripsi ini selesai.

13. Buat rekan – rekan di Ikatan Mahasiswa Batak Toba (IMABATO) 14. Buat rekan – rekan di HIMAKRIS PPKn

15. Buat rekan – rekan PPLT SMP Negeri I Sigumpar

Akhirnya semua jasa dan budi baik penulis terima di atas, penulis kembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan harapan dan doa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan kebajikan yang berlipat ganda. Penulis menyadari akan kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu, penulis mohon masukan yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juni 2015 Hormat Saya,

Anita Simatupang


(9)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR………. ii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR TABEL………... viii

DAFTAR LAMPIRAN……….x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... ... 7

C. Pembatasan Masalah... 7

D. Rumusan Masalah... 8

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 10

A. Kerangka Teori... 10

1. Pengertian Upaya... 10

2. Pengertian Desa... 11

3. Pemerintahan Desa... 12

4. Tugas Kewajiban dan Wewenang Kepala Desa... 14

5. Badan Permusyawaratan Desa... 16

6. Pengertian Masyarakat Madani... 18

7. Karakteristik Masyarakat madani... 20

B. Kerangka Berpikir... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 26

A. Lokasi Penelitian... 27


(10)

vii

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional... 28

1. Variabel Penelitian... 28

2. Defenisi Operasional... 29

D. Teknik Pengumpulan Data... 31

1. Observasi... 31

2. Angket... 31

3. Wawancara ... 31

E. Teknik Analisis Data... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….... 34

A. Hasil Penelitian………...34

B. Pembahasn………...60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………...70

A. Kesimpulan………..70

B. Saran………71

DAFTAR PUSTAKA ………. 73 LAMPIRAN


(11)

viii

DAFTAR TABEL

Kisi-Kisi angket--- 31 Tabel 1 Pelayanan kepala desa dalam pelaksanaan tanggung jawab didesa ---- 37 Tabel 2 Pelayanan dalam pembuatan sertifikat tanah dilayani dengan baik---- 38 Tabel 3 Kinerja kepala desa dalam pembuatan kartu keluarga (KK) diselesaikan

dengan cepat atau dengan waktu lama--- 40 Tabel 4 Tindakan kepala desa dalam menanggapi masalah perebutan tanah warga, diproses atau dibiarkan warga desa berkelahi --- 41 Tabel 5. Kepala desa membina untuk menciptakan masyarakat yang rukun ---- 43 Tabel 6. Masukan yang diberikan oleh masyarakat kepada kepala desa dalam pemilihan kepala desa, apakah ditanggapi atau diabaikan perangkat desa--- ---44 Tabel 7. Kinerja kepala desa dalam surat menyurat pengurusan Kartu tanda penduduk (KTP)--- 45 Tabel 8. Kepala desa ikut serta dalam pertemuan membicarakan pembuatan saluran air kesawah masyarakat--- 47 Tabel 9. Keterbukaan kepala desa dalam memberikan bantuan kepada masyarakat perlu dilaksanakan--- 48 Tabel 10. Pertanggung jawaban pemerintahan desa dalam pembangunan kamar mandi umum di desa--- 49 Tabel 11. Kepala desa ikut berpartisipasi melakukan gotong royong dalam pembuatan aliran air--- 50


(12)

ix

Tabel 13. Mendata dengan jujur masyarakat yang kurang mampu dalam menerima bantuan seperti beras, uang dan lain-lain--- 53 Tabel 14. Pemerintahan desa sudah menanamkan arti dari Bhineka tunggal ika (Berbeda beda tapi tetap satu juga--- 55

Tabel 15. Pemerintahan desa memberikan kebebasan kepada masyarakat desa dalam memilih atau menganut Agamanya/kepercayaannya masing-masing--- 57 Tabel 16. Tabulasi Jawaban Responden Secara Keseluruhan--- 58


(13)

x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Angket Penelitian

Lampiran 2 : Wawancara Lampiran 3 : Nota Tugas

Lampiran 4 : Penerbitan Surat Ijin Penelitian dari Jurusan Lampiran 5 : Surat Ijin Mengadakan Penelitian Dari Fakultas Lampiran 6 : Surat Penelitian dari Tempat Penelitian

Lampiran 7 : Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan PPKn

Lampiran 8 : Surat Keterangan Menyerahkan Buku dan Tidak ada Masalah dengan Perpustakaan Fakultas (ruang baca fakultas).

Lampiran 9 : Surat Keterangan Perpustakaan UNIMED Lampiran 10 : Kartu Bimbingan Skripsi Jurusan PPKn

Lampiran 11 : Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan PPK-n

Lampiran 12 : Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran 13 : Daftar Riwayat Hidup


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia sebagai negara kesatuan yang berbentuk republik menganut asas desentralisasi, asas desentralisasi merupakan penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus daerah mulai dari kebijakan, perencanaan sampai pada implementasi dan pembiayaan dalam rangka demokrasi. Desentralisasi bertujuan agar pemerintah dapat lebih meningkatkan efisiensi serta efektifitas fungsi-fungsi pelayanannya kepada seluruh lapisan masyarakat. Artinya desentralisasi menunjukkan sebuah bangunan vertikal dari bentuk kekuasaan negara. Di Indonesia dianutnya Desentralisasi kemudian diwujudkan dalam bentuk kebijakan Otonomi Daerah.Dalam menyelenggarakan pemerintahan dengan memberikan kebebasan kepada daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Pada pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 menjelaskan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia terbagi atas adanya daerah provinsi,dan daerah provinsi tersebut dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap provinsi itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dalam undang-undang.

Menurut Simanjuntak (2013: 66-67) mengatakan Otonomi daerah adalah bagaimana pemerintahan daerah dapat mengelola daerahnya dengan baik, tidak ada kesenjangan antara masyarakat dengan pemerintah, dengan masyarakat sendiri guna mencapai tujuan yang tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan.


(15)

2

Selanjutnya Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 poin ke 5 tentang pemerintahan daerah mengatakan “ otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Menurut Sakinah (2013:82) mengatakan “ otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, Hak tersebut diperoleh melalui penyerahan urusan pemerintah dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan keadaan dan kemampuan daerah yang bersangkutan”.

Pengertian tersebut berarti otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Penyelenggaran otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsionalyang diwujudkan dengan pengaturan dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan daerah serta harus selalu beriorentasi pada kesejahteraan masyarakat dengan senantiasa memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat.dalam penjelasan Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Pasal 21 tentang pemerintahan daerah, menjelaskan penyelenggaraan otonomi daerah yang dilaksanakan melalui prinsip mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan, memiliki pimpinan daerah, mengelolah aparatur daerah, mengelola kekayaan daerah, memungut pajak dan retribusi daerah, serta mendapatkan hasil pengelolaan sumber daya lainnya yang berada di daerah, dan mendapat sumber-sumber pendapatan lain yang sah,


(16)

3

mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundangan-undangan. dalam arti daerah diberikan hak dalam mengelolah segala keuangan daerah, mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan diluar yang menjadi urusan pemerintah yang ditetapkan dalam Undang-Undang.

Dalam pasal 22 UU no 32 tahun 2004 juga dijelaskan tentang penyelenggaraan kewajiban otonomi daerah.

1. Melindungi masyarakat , menjaga persatuan, kesatuan, dan kerukunan

nasional, serta Negara Kesatuan Republik indonesia.

2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

3. Mengembangkan kehidupan demokrasi

4. Mewujudkan keadilan dan peraturan

5. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan

6. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan

7. Menyediakan fasilitasa sosial dan fasilitas umum yang layak

8. Mengembangkan sistem jaminan sosial

9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah

10.Mengembangkan sumber daya produktif di daerah 11.Melestarikan lingkungan hidup

12.Mengelola administrasi kependudukan 13.Melestarikan nilai sosial budaya

Hak dan kewajiban daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 22 diwujudkan dalam bentuk rencana kerja pemerintahan daerah dan dijabarkan dalam bentuk pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah yang dikelolah dalam sistem pengelolaan keuangan daerah.

Kedudukan pemerintah yang paling dekat dengan masyarakat adalah pemerintahan desa selaku penggerak masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan menyelenggarakan administrasi desa yang makin meluas dan efektif. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya pemerintahan desa harus bekerja sama. Dan kepala desa dibantu oleh perangkat desa yang terdiri dari sekretaris desa dan kepala-kepala dusun. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, maka


(17)

4

pemerintah juga menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan dan dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ada.

Kepala desa sebagai pemimpin dalam suatu desa mempunyai tugas dan bertanggung jawab melayani urusan pemerintahan, pembangunan, ekonomi, dan kemasyarakatan didesanya demi menuju masyarakat maju atau menuju masyarakat madani. Masyarakat madani merupakan masyarakat yang sopan, bebas dalam mengeluarkan pendapat,beradab, dan teratur dalam bentuk negara yang baik. Hal ini bisa kita lihat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 dalam alinea ke-4 yaitu kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kepala desa memerlukan kerja keras karena menjadi barisan terdepan langsung dengan masyarakat. Sebagai wujud penyelenggaraan pemerintahan desa maka dalam suatu desa dibentuk badan permusyawaratan desa yang berfungsi sebagai pelaksanaan peraturan desa dan anggaran pendapatan belanja dan keputusan kepala desa. Atas dasar tersebut kepala Desa memiliki wewenang yang


(18)

5

sesuai dengan tugas-tugasnya itu. bahwa kepala Desa berwenang untuk mensejahterakan masyarakat desa

a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa b. Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa

c. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa d. Menetapkan Peraturan Desa

e. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa f. Membina kehidupan masyarakat Desa

g. Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa

“Masyarakat Madani” adalah terjemahan dari civil society. Yang diusulkan

oleh Dato Anwar Ibrahim. Konsep civil society lahir dan berkembang dari sejarah

pergumulan masyarakat yang diperkenalkan pertama kali oleh Dato Anwar Ibrahim.civil society muncul dari masyarakat barat. civil society dikonsepkan secara teoritis dalam tulisan ini merupakan masyarakat yang bebas dari ketergantungan terhadap negara dan pasar, percaya diri dan sukarela serta taat akan nilai dan norma yang berlaku.

Menurut Ubaedillah (2012: 234) mengatakan “Masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan kestabilan masyarakat. Inisiatif dari individu dan masyarakat akan berupa pemikiran seni, pelaksanaan pemerintah yang berdasarkan Undang-Undang dan bukan nafsu atau keinginan individu”.

Pengertian diatas tersebut dapat diambil pengertian bahwa masyarakat madani merupakan masyarakat yang taat akan nilai, norma dan moralserta menjamin keseimbangan antara kebebasan individu.

Menurut Azyumardi (2008: 202-204) mengemukakan bahwa karakteristik masyarakat madani yakni.


(19)

6

1. Wilayah publik yang bebas (Free public sphere) artinya ruang publik yang bebas dari sasaran untuk mengemukakan pendapat warga masyarakat. semua warga negara memiliki posisi dan hak yang sama untuk melakukan transaksi sosial dan politik tanpa rasa takut dan terancam oleh kekuatan-kekuatan diluar civil society.

2. Demokrasi adalah prasayarat mutlak lainnya bagi keberadaan civil

society yang murni.secara umum demokrasi adalah suatu tatanam sosial politik yang bersumber dan dilakukan oleh, dan untuk warga negara.

3. Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan

pendapat.

4. Pluralisme adalah pertaliaan sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan keadaban dan keselamatan umat manusia .

5. Keadilan sosial artinya adanya keseimbangan dan pembangian yang

proporsional atas hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup seluruh aspek kehidupan ekonomi, politik, pengetahuan, dan kesempatan.

Masyarakat madani merupakan masyarakat yang bebas dari ketergantungan terhadap negara dan pasar, percaya diri dan sukarela serta taat

akan nilai dan norma yang berlaku,bebas dari ketergantungan negara.Dalam civil

society individu atau kelompok memiliki self reliance (percaya diri).Dimana percaya diri disini dimaksudkan suatu keadaan dimana potensi dan kapasitas yang dimiliki dipandang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi,sukarela juga diartikan sebagai aktivitas masyarakat yang dilakukan oleh civil society dilakukan tidak terpaksa. Ketaatan terhadap nilai dan norma yang

berlaku merupakan ciri dari suatu komunitas yang telah menerapkan prinsip civil

society.

Dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh pemerintahan desa di Desa Adiankoting Yaitu sifat yang transfaran dalam melakukan setiap program yang dilakukan di desa, dan melakukan pembangunan jalan-jalan yang rusak, membuat saluran air, serta mampu membina masyarakat dan membuat program gotong-royong yang dilakukan satu kali dalam sebulan.


(20)

7

Melihat latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengadakan kajian mengenai upaya apa yang akan dilakukan oleh pemerintah desa mewujudkan masyarakat madani. Maka penulis tertarik menetapkan judul “Upaya

Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (civil society) di

Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara.” B.Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah satu aspek yang paling penting dalam pelaksanaan penelitian dibidang apa saja. Arikunto menjelaskan bahwa “Untuk kepentingan karya ilmiah, suatu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah penelitian sedapat mungkin tidak terlalu luas.

Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas agar lebih terarah maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut.

1. Upaya pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani

2. Peran kepala desa selaku pemimpin desa dalam mewujudkan masyarakat

madani

3. Faktor-faktor penghambat pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat

madani.

C.Pembatasan Masalah

Memilih masalah penelitian adalah suatu langkah awal dari suatu kegiatan penelitian. Maka dalam suatu penelitian masalahnya harus jelas supaya mudah dimengerti.

Menurut Suharsimi (2010: 69) mengatakan bahwa “batasan masalah dapat diperoleh dari kehidupan sehari-hari, dan suatu permasalahan mungkin menjadi bagian dari permasalah yang luas. Kemampuan untuk memecahkan suatu permasalahan biasanya juga terbatas. Oleh sebab itu,


(21)

8

perlu ditetapkan terlebih dahulu batas-batas permasalahan yang menurut kemampuan dapat diselesaikan, pembatasan atau pendefinisian permasalahan sangat perlu agar pokok permasalahan yang sebenarnya tidak kabur”.

Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (civil

society) Di Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara”.

D.Rumusan Masalah

Nazir (2011: 111) Mengatakan “Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian sangat berguna untuk membersihkan kebingungan kita dalam suatu hal, peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi penelitiannya dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban terhadap masalah tersebut. Perumusan masalah merupakan hulu dari penelitian, dan merupakan langkah yang penting dan pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah”.

Rumusan masalah dapat dilakukan dengan cara merumuskan judul selengkapnya. Dan yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (civil society) Di Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara?”.

E.Tujuan Penelitian

Arikunto (2010: 97-98) Mengatakan Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah peneltian selesai. Tujuan penelitian harus lebih luas daripada sekedar hal yang diperoleh yang berupa kesimpulan atau jawaban yang diperoleh. Di dalam usulan/rancangan penelitian, apapun format penelitian yang digunakan (deskriptif ataupun eksplanasi, studi kasus, survei atau eksperimen), juga perlu secara tegas


(22)

9

dan jelas merumuskan tujuan penelitian yang hendak dihasilkan. Tujuan penelitian itu tentu saja sejalan dengan rumusan masalah penelitian.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian penulis Disini adalah untuk mengetahui “Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (civil society) Di Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara”.

F. Manfaat Penelitiaan

Segala usaha penelitian selalu memberikan manfaat yang sangat berarti bagi masyarakat luas. manfaat penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian. Dan yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini disumbangkan untuk kemajuaan ilmu pengetahuaan sosial

politik kewarganegaraan.

2. Menjadi bahan informasi ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi

pihak yang membacanya.

3. Sebagai bahan masukan bagi bangsa dan negara khususnya bagi penelitian

lebih lanjut tentang upaya pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani (civil society).

4. Bagi Masyarakat luas hasil penelitian ini memberikan masukan upaya-upaya


(23)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengelolahan data yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani di desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara telah melakukan beberapa upaya, hal ini bisa dilihat dari peran pemerintahan desa (kepala desa) sekretaris desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menjalankan tugasnya sebagai pemerintahan desa. Pemerintahan desa berupaya untuk mensejahterakan masyarakat.

1. Pemerintahan harus transparan dalam program pembangunan di desa dan selalu melibatkan masyarakat desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Masyarakat desa selalu berusaha memberikan saran kepada pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani di desa ini

2. Masyarakat desa harus ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan pemerintahan desa, dalam setiap pelaksanaan musyawarah yang dilakukan oleh masyarakat desa dan pemerintahan desa, masyarakat umum selalu memberikan saran atas masalah dan program yang akan hendak dilaksanakan dalam desa, Kepala desa mengajukan rancangan peraturan desa kepada BPD untuk membahas dalam rapat dalam melakukan program desa. Sesuai dengan tata tertib yang dimiliki


(24)

70

BPD. BPD dengan tugas dan wewenangnya ikut serta menyetujui atau mengesahkan. dan kepala desa melaksanakan peraturan desa, dan keputusan desa setelah ada persetujuan dari kedua belah pihak.

3. Sikap pemerintahan desa yang terbuka untuk menerima saran atau pendapat dari masyarakat, pelaksanaan demokrasi di desa Adiankoting sudah berjalan dengan baik.

4. Pemerintahan desa melakukan pelayanan atau public service merupakan pelayanan oleh perangkat desa kepada masyarakat dalam pengurusan sertifikat tanah, kartu keluarga, KTP (Admisnistrasi), Responsivitas pemerintah merupakan kepala desa dan perangkat desa menanggapi segala isi-isu, tanggapan, saran, kritik dari masyarakat dengan menindak lanjutinya dalam pemilihan kepala desa. Transparansi pemerintahan desa merupakan sifat terbukanya kepala desa dan perangkat desa dalam biaya pelayanan yang terjadi dalam desa khususnya desa Adiankoting. Serta Akuntabilitas pemerintahan desa merupakan pertanggung jawaban kepala desa pada tiap program pembangunan desa. Oleh karena itu sebagai pemerintahan desa hanya memuat informasi yang baik supaya pembinaan dalam mewujudkan masyarakat madani bisa terwujud sesuai yang di harapkan seluruh masyarakat umum. B.Saran

Pemerintahan desa merupakan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kepala desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa, Sehingga masyarakat dapat dengan


(25)

71

mudah dalam mendapat informasi dalam kepengurusan surat menyurat dalam desa. Adapun yang menjadi saran dari penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Badan Permusyawaratan Rakyat (BPD) harus lebih aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan desa yang sedang berlangsung dengan melaksanakan tugas dan bertanggung jawabnya sebagai wakil masyarakat/warga desa dengan sebaik-baiknya seperti apa yang menjadi tugas dari BPD di desa Adiankoting 2. Kepala desa harus lebih meningkatkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

pemimpin desa Adiankoting agar desa adiankoting dapat menjadi desa yang diteladani dan menjadi desa tempat masyarakat yang sejahtera serta kepala desa harus dapat mengayomi masyarakat desa menjadi masyarakat yang demokratis. 3. Masyarakat yang bertempat tinggal di desa Adiankoting kecamatan adiankoting kabupaten tapanuli utara hendaknya ikut sera berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat madani dengan menciptakan masyarakat yang taat akan hukum, toleransi, adil, serta mampu memberikan partisipasi dalam pemberian saran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum di desa.


(26)

72

DAFTAR PUSTAKA

Abddullah, Rozali. 2007. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara langsung. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Abdul, Rozak. dan Ubaedillah.m2012. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Rawamangun-Jakarta: Prenada Media Group

Antonius. Bungaran. 2013. Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia (Merangkai sejarah Politik dan Pemerintahan Indonesia). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Yogjakarta: Rineka cipta

Azra, Azyumardi. 2008. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Prenada Medis Group

Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Huda, Nimatul. 2010. Ilmu Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nazir. 2011. Metodologi Penelitian. Darussalam: Ghalia Indonesia

Sosrosoediro, Endang Rudiatin. 2007. Dari Civil Society Religion . Jakarta: MUI Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sutianto, Anen. 2004. Reaktualisasi Masyarakat Madani Dalam Kehidupan

Pikiran Rakyat. Bandung: Alfabeta

Syahrizal. 2005. Menelusuri Karakteristik Masyarakat Desa (Pendekatan Sosiologi Dalam Masyarakat Atjeh). Banda Aceh: Yayasan Pena

Wasintiono, Sadu. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung: CV.Fokus Media

Widjaja. 2004. Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa (Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


(27)

73

Internet

http://kartonmedia.blogspot.com/2014/02/keistimewaan-undang-undang-desa

terbaru.html#sthash.bVyASW1C.dpufsabtu 14 februari 2015 16.30

Jurnal

Nadir, Sakinah. Mei 2013. Otonomi Daerah Dan Desentralisasi Desa Menuju Pemberdayaan Masyarakat Desa. Makassar: Universitas Hasanuddin Makassar. Volume 1 Nomor 1

Nor Ekawaty, Ely. Juli-Desember 2012. Legitimasi Politik Pemerintahan Desa (Studi Pengunduran Diri Kepala Desa Di Desa Cindai Alus Kecamatan Mmartapura Kabupaten Banjar). Lampung: Universitas Lampung Mangkurat. Volume 1 Edisi 2

Undang-Undang

Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa


(1)

dan jelas merumuskan tujuan penelitian yang hendak dihasilkan. Tujuan penelitian itu tentu saja sejalan dengan rumusan masalah penelitian.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian penulis Disini adalah untuk mengetahui “Upaya Pemerintahan Desa Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani (civil society) Di Desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara”.

F. Manfaat Penelitiaan

Segala usaha penelitian selalu memberikan manfaat yang sangat berarti bagi masyarakat luas. manfaat penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian. Dan yang menjadi manfaat penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini disumbangkan untuk kemajuaan ilmu pengetahuaan sosial politik kewarganegaraan.

2. Menjadi bahan informasi ilmiah dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi pihak yang membacanya.

3. Sebagai bahan masukan bagi bangsa dan negara khususnya bagi penelitian lebih lanjut tentang upaya pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani (civil society).

4. Bagi Masyarakat luas hasil penelitian ini memberikan masukan upaya-upaya apa yang dilakukan pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani.


(2)

69 A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengelolahan data yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani di desa Adiankoting Kecamatan Adiankoting Kabupaten Tapanuli Utara telah melakukan beberapa upaya, hal ini bisa dilihat dari peran pemerintahan desa (kepala desa) sekretaris desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menjalankan tugasnya sebagai pemerintahan desa. Pemerintahan desa berupaya untuk mensejahterakan masyarakat.

1. Pemerintahan harus transparan dalam program pembangunan di desa dan selalu melibatkan masyarakat desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Masyarakat desa selalu berusaha memberikan saran kepada pemerintahan desa dalam mewujudkan masyarakat madani di desa ini

2. Masyarakat desa harus ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan pemerintahan desa, dalam setiap pelaksanaan musyawarah yang dilakukan oleh masyarakat desa dan pemerintahan desa, masyarakat umum selalu memberikan saran atas masalah dan program yang akan hendak dilaksanakan dalam desa, Kepala desa mengajukan rancangan peraturan desa kepada BPD untuk membahas dalam rapat dalam melakukan program desa. Sesuai dengan tata tertib yang dimiliki


(3)

BPD. BPD dengan tugas dan wewenangnya ikut serta menyetujui atau mengesahkan. dan kepala desa melaksanakan peraturan desa, dan keputusan desa setelah ada persetujuan dari kedua belah pihak.

3. Sikap pemerintahan desa yang terbuka untuk menerima saran atau pendapat dari masyarakat, pelaksanaan demokrasi di desa Adiankoting sudah berjalan dengan baik.

4. Pemerintahan desa melakukan pelayanan atau public service merupakan pelayanan oleh perangkat desa kepada masyarakat dalam pengurusan sertifikat tanah, kartu keluarga, KTP (Admisnistrasi), Responsivitas pemerintah merupakan kepala desa dan perangkat desa menanggapi segala isi-isu, tanggapan, saran, kritik dari masyarakat dengan menindak lanjutinya dalam pemilihan kepala desa. Transparansi pemerintahan desa merupakan sifat terbukanya kepala desa dan perangkat desa dalam biaya pelayanan yang terjadi dalam desa khususnya desa Adiankoting. Serta Akuntabilitas pemerintahan desa merupakan pertanggung jawaban kepala desa pada tiap program pembangunan desa. Oleh karena itu sebagai pemerintahan desa hanya memuat informasi yang baik supaya pembinaan dalam mewujudkan masyarakat madani bisa terwujud sesuai yang di harapkan seluruh masyarakat umum. B.Saran

Pemerintahan desa merupakan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kepala desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa, Sehingga masyarakat dapat dengan


(4)

mudah dalam mendapat informasi dalam kepengurusan surat menyurat dalam desa. Adapun yang menjadi saran dari penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Badan Permusyawaratan Rakyat (BPD) harus lebih aktif dalam mengawasi jalannya pemerintahan desa yang sedang berlangsung dengan melaksanakan tugas dan bertanggung jawabnya sebagai wakil masyarakat/warga desa dengan sebaik-baiknya seperti apa yang menjadi tugas dari BPD di desa Adiankoting 2. Kepala desa harus lebih meningkatkan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

pemimpin desa Adiankoting agar desa adiankoting dapat menjadi desa yang diteladani dan menjadi desa tempat masyarakat yang sejahtera serta kepala desa harus dapat mengayomi masyarakat desa menjadi masyarakat yang demokratis. 3. Masyarakat yang bertempat tinggal di desa Adiankoting kecamatan adiankoting kabupaten tapanuli utara hendaknya ikut sera berpartisipasi dalam mewujudkan masyarakat madani dengan menciptakan masyarakat yang taat akan hukum, toleransi, adil, serta mampu memberikan partisipasi dalam pemberian saran untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat umum di desa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Abddullah, Rozali. 2007. Pelaksanaan Otonomi Luas Dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara langsung. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Abdul, Rozak. dan Ubaedillah.m2012. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani. Rawamangun-Jakarta: Prenada Media Group

Antonius. Bungaran. 2013. Dampak Otonomi Daerah Di Indonesia (Merangkai sejarah Politik dan Pemerintahan Indonesia). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Yogjakarta: Rineka cipta

Azra, Azyumardi. 2008. Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Dan Masyarakat Madani. Jakarta: ICCE UIN

Damsar. 2011. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Prenada Medis Group

Departemen Pendidikan Nasional. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Huda, Nimatul. 2010. Ilmu Negara. Jakarta: Raja Grafindo Persada Nazir. 2011. Metodologi Penelitian. Darussalam: Ghalia Indonesia

Sosrosoediro, Endang Rudiatin. 2007. Dari Civil Society Religion . Jakarta: MUI Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sutianto, Anen. 2004. Reaktualisasi Masyarakat Madani Dalam Kehidupan

Pikiran Rakyat. Bandung: Alfabeta

Syahrizal. 2005. Menelusuri Karakteristik Masyarakat Desa (Pendekatan Sosiologi Dalam Masyarakat Atjeh). Banda Aceh: Yayasan Pena

Wasintiono, Sadu. 2006. Prospek Pengembangan Desa. Bandung: CV.Fokus Media

Widjaja. 2004. Pemerintahan Desa dan Administrasi Desa (Menurut Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


(6)

Internet

http://kartonmedia.blogspot.com/2014/02/keistimewaan-undang-undang-desa terbaru.html#sthash.bVyASW1C.dpufsabtu 14 februari 2015 16.30

Jurnal

Nadir, Sakinah. Mei 2013. Otonomi Daerah Dan Desentralisasi Desa Menuju Pemberdayaan Masyarakat Desa. Makassar: Universitas Hasanuddin Makassar. Volume 1 Nomor 1

Nor Ekawaty, Ely. Juli-Desember 2012. Legitimasi Politik Pemerintahan Desa (Studi Pengunduran Diri Kepala Desa Di Desa Cindai Alus Kecamatan Mmartapura Kabupaten Banjar). Lampung: Universitas Lampung Mangkurat. Volume 1 Edisi 2

Undang-Undang

Undang-Undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa


Dokumen yang terkait

Tradisi Masyarakat Desa Janji Mauli Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan (1900-1980)

3 83 104

Pemberdayaan Pemerintahan Desa dalam Upaya Mewujudkan Otonomi Desa

2 68 88

UPAYA LURAH DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT MADANI DI KELURAHAN SIMATORKIS SISOMA KECAMATAN ANGKOLA BARAT KABUPATEN TAPANULI SELATAN.

1 2 24

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 9

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 4

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara Chapter III V

0 0 40

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Analisis Ekonomi dan Kontribusi Kemenyan (Styrax sumatrana) terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Banuaji I, Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 6