PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA DI SMKN 2 BINJAI.

DAFTARISI
Halaman
ABSTRAK
ABSTRACT

ii

KATAPENGANTAR

iii

DAFTARISI

v

DAFTAR TEBEL

vii

DAFTAR GAMBAR


viii

DAFTAR LAMPIRAN

ix

BABI.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Indentifikasi masalah

5

1.3. Pembatasan Masalah

5

1.4. Rumusan Masalah

6


1.5. Tujuan Penelitian

6

1.6. Manfaat Penelitian

6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Kerangka teoritis

8

2.1.1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Biologi

8

2.1.2. Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif


13

a. Pembelajaran Kooperatiftipe STAD

18

b. Pembelajaran Kooperatiftipe Jiqsaw

19

2.1.3. Hakikat Motivasi Berprestasi

21

2.1.4. Penelitian yang Relevan

25

2.2. Kerangka Konseptual dan Hipotesis


26

v

Halaman
2.2.1. Kerangka Konseptual
1.

31

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Siswa Yang dibelajarkan
dengan Strategi Pembelajaran Kooperatiftipe Jiqsaw dan
Strategi Pembelajaran tipe STAD

2.

26

Perbedaan Hasil Belajar Biologi antara Siswa yang memiliki

Motivasi Berprestasi Tinggi dengan Motivasi Berprestasi
Rendah

3.

27

Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Biologi

2.2.2. Hipotesis

29
31

BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

32


3.2. SumberData

32

3.3. Jenis dan Desain Penelitian

32

3.4. Prosedur Penelitian

34

3.5. lnstrumen Penelitian

35

3.6. Teknik Analisis Data

39


BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Data Penelitian

41

4.2.Pengujian Hipotesis Penelitian

46

4.3.Pembahasan Hasil Penelitian

49

4.4. Keterbatasan Penelitian

55

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
5.1. Simpulan


56

5.2.1mplikasi

57

5.3.Saran-saran

58

Lampiran

59
vi

DAFTAR TABEL

Hal am an
Tabel:
l.l.Daftar Nilai UAN Tahun 2006/2007 s/d 2008/2009 MAS PP. Ahmadul l

Jariah untukjurusan Biologi
1.2.Rata-Rata Nilai Biologi MAS PP. Ahmadul Jariah

2

2.1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

17

2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatiftipe STAD dan Jigsaw

20

3.1. Desain Penelitian Rancangan Faktorial 2 x 2

33

3.2. Prosedur Pembelajaran Kelas STAD dan Jigsaw

34


3.3. Rincian lndikator Motivasi Berprestasi

35

3.4. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Biologi

36

4.1. Hasil Belajar Siswa pada Kelas yang diajar dengan Model
Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw dan STAD

41

4.2. Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi
dan Motivasi berprestasi Rendah

42

4.3. Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi dan

Motivasi berprestasi tinggi pada Kelas Yang Menggunakan
Model PembelajaranKooperatifTipe Jigsaw dan STAD

44

4.4. Motivasi Berprestasi Tinggi dan Rendah yang diajar dengan Model
Pembelajaran Jigsaw dan STAD

45

4.5. Tabel Anava Dua Jalur

46

4.6. Tabel Deskripsi Mean dan Standar Deviasi dari masing-masing
Kelompok Data.

46

4.7.Ringkasan Hasil Uji Lanjut dengan Uji Tuckey

48

4.8. Ringkasan Uji Tuckey

48

vii

DAFTAR GAMBAR

llalaman
Gam bar:
4.1. Diagram Hasil Belajar Siswa pada Kelas yang diajar dengan Model
Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw dan STAD

42

4.2. Diagram Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi
Tinggi dan Motivasi berprestasi Rendah

43

4.3. Histogram Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi
45
Tinggi dan Motivasi Berprestasi Rendah pada Kelas Yang
Menggunakan Model Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw dan STAD
4.4. Interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi Berprestasi

viii

54

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran:
l.

SilabusRPP STAD

59

2.

RPPSTAD

60

3.

RPP Jigsaw

67

4.

Pokok Bahasan Pencemaan

75

5.

Soal Test Hasil Belajar

83

6.

Angket Motivasi Berprestasi

88

7.

Uji Yaliditas dan Reabilitas

94

8.

Data Pre Test

96

9.

Data Nilai Hasil Belajar Siswa

98

10.

Distribusi Frekuensi Data Penelitian

99

II.

Uji Normalitas

I 16

12.

Uji Homogenitas

124

13.

Uji Hipotesis Penelitian

126

ix

BABI

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam

pengelolaan

pendidikan,

sekolah

selalu

diharapkan

agar

menghasilkan siswa yang berprestasi atau pembelajaran yang mencapai lulusan
sumber daya manusia secara optimal. Namun dalam berbagai penjelasan di media
massa baik media cetak maupun elektronika sering dikemukakan mutu pendidikan
di Indonesia masih belum memuaskan.
Diduga banyak faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar yang
diperoleh peserta didik dalam pembelajaran. Salah satu faktor yang menyebabkan
rendahnya nilai rata-rata pelajaran biologi dalam rapor terjadi pada proses belajar
mengajar yang selama ini bersifat monoton. Menurut

Gagne (dalam Dahar,

1989), ada 5 kemampuan yang ditinjau dari segi hasil belajar yang diharapkan,
yaitu: (1) keterampilan aktual; (2) strategi kognitif; (3) sikap; (4) informasi verbal;
dan (5) keterampilan motorik.
Hasil yang bisa dilihat di lapangan bahwa nilai UAN mata pelajaran
biologi untuk MAS khususnya di MAS PP.Ahmadul Jariah dari Tahun Ajaran
2006/2007 sampai dengan 2008/2009 belum memberikan hasi1 maksimal. Adapun
nilai rata-rata ujian nasiona1 dapat dilihat sebagai berikut:
Tabe1 1.1: Daftar Ni1ai UAN Tahun 2006/2007 s/d 2008/2009 MAS PP. Ahmadul
Jariah untuk mata pe1ajaran Biologi
No.
1.
2.

Bidang Studi
Fisika
Kimia

2006/2007
4,42
4,09

3.

Biologi

4,32

4.

Matematika
B. lnggris
B. Indonesia

4,18
4,97
4,17

5.
6.

2007/2008
5,01
5,94
6,01
4,88
5,95
6,50

2008/2009
4,97
5,69
5,73
4,08

5,65
5,20

Sumber: Do/rumen MAS PP. Ahmadul Jariah

Untuk ni1ai hasil be1ajar biologi yang dipero1eh setelah dilakukan kegiatan
belajar selama tiga tahun belakangan ini adalah sebagai berikut:

2

Tabell.2: Rata-Rata Nilai Biologi MAS PP. Ahmadul Jariah
No

Kelas

Tahun Pelajaran

1

lA
Is
lA
lA
XA
Xs

2004/2005
2004/2005
2005/2006
2005/2006
2006/2007
2005/2006

2
3
4
5
6

Semester
I
4,3

3,9
4,6
4,9
5,4
4,8

II
4,7
4,0
5,6
5,2
5,2
4,8

Sumber : Do/cum en MAS PP. Ahmadul Jariah

Jika dicermati Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa kemampuan siswa
pada mata pelajaran biologi masih kurang memuaskan, di mana perbedaan antara

nilai tiap tahun pelajaran masih sangat rendah. Agar proses belajar mengajar
biologi memenuhi tuntutan sifat, atau karakteristik biologi yang hirarkis, guru
sebaiknya dapat menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
tujuan pembelajaran.
Dalam rangka mengatasi persoalan perolehan hasil be1ajar biologi MAS
PP. Ahmadul Jariah yang masih relatif rendah, berbagai upaya telah dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa. Upaya-upaya ini
dilakukan oleh berbagai pihak baik guru maupun pihak sekolah. Dengan melihat
fenomena di atas, dibutuhkan peran aktif dan perhatian yang lebih serius oleh
berbagai pihak terkait untuk dapat meningkatkan hasil belajar biologi seperti yang
diharapkan. Dalam hal ini, guru mempunyai tugas yang sangat berat guna
mengatasi persoalan yang dimaksud, karena guru memiliki peran strategis dalam
kegiatan proses

belajr-mng~.

Peran strategis ini adalah mentransformasikan

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada peserta didik. Banyak faktor
yang diduga menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan tersebut, khususnya
hasil belajar biologi yang relatif masih rendah. Satu di antaranya adalah
rendahnya kualitas pembelajaran.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satu komponen yang perlu
dicermati adalah masalah strategi

pembl~arn

yang digunakan oleh guru di

kelas. Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat kualitas pembelajaran yang
dilaksanakan selama ini masih kurang efektif, kurang efisien, dan tidak mampu

3

meningkatkan minat belajar siswa. Dalam perbaikan proses pengajaran ini, peran
guru sangat penting. Kualitas basil belajar siswa sangat ditentukan oleb

kemampuan guru dalam mengelola proses pengajaran. Pengelolaan pembelajaran
di kelas sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menguasai strategi
pembelajaran.
Pemiliban strategi pembelajaran yang tepat perlu dipertimbangkan dalam
proses pembelajaran karena strategi pembelajaran berpengaruh dalam penguasaan
siswa terbadap materi pelajaran yang diajarkan, sehingga dapat meningkatkan
basil belajar siswa. Menurut Sanjaya (2005) tanpa suatu strategi yang cocok,
tepat, jitu tidak mungkin tujuan tercapai. Oleb karena itu, guru sepatutnya mampu
mencari strategi yang dipandang dapat membelajarkan siswa melalui proses
pengajaran yang dilaksanakan agar pengajaran dapat tercapai secara efektif dan
basil belajar dibarapkan dapat lebib ditingkatkan. Sejalan dengan peningkatan
mutu pendidikan umumnya dan basil belajar biologi khususnya, maka guru
dituntut kemampuannya untuk menerapkan berbagai model atau metode
pengajaran dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Menurut pengamatan penulis di lapangan bahwa proses pembelajaran yang
dilakukan oleb guru di sekolah menggunakan satu model pembelajaran saja. Guru
mendominasi proses belajar-mengajar, dan kurang memvariasikan strategi
pembelajaran. Selain itu siswa kurang diberdayakan dalam menemukan dan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan belajar siswa Pembelajaran seperti ini akan
memberikan peroleban basil belajar yang kurang maksimal, sebab siswa tidak
menemukan langsung informasi dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan untuk
menghadapi persoalan-persoalan belajarnya.
Dari uraian di atas, untuk meningkatkan basil belajar biologi siswa,
dibutuhkan suatu model atau strategi pembelajaran yang lebib memberdayakan
siswa dalam suatu proses pembelajaran. Menurut Arends (2001) strategi
pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan
para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

4

Strategi pembelajaran secara mendasar bukan semata-mata menyangkut kegiatan
guru mengajar akan tetapi justru lebih menitik beratkan pada aktivitas belajar

siswa.
Arends (200 I) juga mengungkapkan strategi pembelajaran kooperatif
unggul dalam membantu siswa untuk memahami konsep-konsep, juga membantu
siswa menumbuhkan kemampuan keija sama, berpikir kritis dan mengembangkan
sikap sosial siswa. Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang digunakan
adalah kooperatiftipe Jiqsaw dan Student Teams Achievement Division (STAD).
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif
yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab
atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut
kepada anggota lain dalam kelompoknya.
STAD merupakan teknik pembelajaran yang terdiri dari 3 (tiga) komponen
utama yaitu:

persentasi kelas, belajar bersama tim, tes individu, skor

pengembangan individu, dan penghargaan tim. Menggunakan STAD, mengacu
kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada
siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Guru membagi
siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dan terdiri
laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah (Amri, 2005).
Beberapa penelitian menyatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif
tidak hanya unggul dalam membantu mahasiswa untuk memahami konsepkonsep, tetapi juga membantu siswa untuk menumbuhkan kerja sama. Di samping
itu, keterampilan kooperatif menjadi semakin penting untuk keberhasilan dalam
menghadapi tuntutan lapangan kerja yang sekarang ini berorientasi pada kerja
sama dalam

tim.

Hasil penelitian Armstrong (2007) Cooperative Learning tentang,
mengindikasikan bahwa pembelajaran kooperatif menolong siswa meningkatkan
pengetahuan mereka pada materi biologi dibanding dengan strategi pembelajaran
konvensional. Suprijo (2009) menjelaskan pembelajaran kooperatif tidak hanya
unggul dalam membantu mahasiswa memahami konsep-konsep yang sulit, tetapi

5

juga menumbuhkan kerjasama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial
mahasiswa.
Dari uraian di atas, Suatu penelitian yang secara mendalam mengkaji
perangkat pembelajaran yang bercirikan strategi pembelajaran yang dihubungkan
dengan motivasi belajar siswa telah dilakukan.
1.2. Identifikasi Masalab

Berdasarkan latar belakang masalah maka

dapat diidentifikasi

permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: (I) ) Strategi belajar yang
dilakukan belum mampu memotivasi siswa dalam belajar biologi; (2) Siswa masih
belajar secara pasif dan informasi yang diterima hanya dari guru; (3) Hasil belajar
biologi siswa masih rendah; (4) Guru biologi

masih menggunakan ceramah

dalam proses pembelajaran; dan (5) Pengajar belum menggunakan Strategi
pembelajaran kooperatif.
1.3. Pembatasan Masalab

Berdasarkan indentifikasi masalah di atas maka masalah dalam penelitian
ini dibatasi pada:
1.3.1.

Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw dan STAD.

1.3.2.

Motivasi Berprestasi dibedakan menjadi motivasi berprestasi tinggi dan
motivasi berprestasi rendah.

1.3 .3.

Hasil belajar dibatasi pada aspek kongnitif dari C l-C6 pada materi
pelajaran sistem pencernaan pada manusia.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan Iatar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, maka
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.4.1. Apakah basil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jiqsaw lebih tinggi daripada siswa yang
dibelajarkan dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD di MAS
PP Ahmadul Jariah?

6

1.4.2. Apakah siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh basil
belajar biologi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki motivasi
berprestasi rendah diMAS PP Ahmadul Jariah?
1.4.3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motivasi
berprestasi dalam memberikan pengaruh terbadap basil belajar biologi
siswa di MAS PP Ahmadul Jariah?
1.5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
1.5.1. Perbedaan basil belajar biologi siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Jiqsaw dengan strategi pembelajaran
kooperatiftipe STAD diMAS PP Ahmadul Jariah.
1.5.2. Perbedaan Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi
dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah di MAS PP
Ahmadul Jariah.
1.5.3. Interaksi antara antara strategi pembelajaran dengan motivasi berprestasi
terbadap basil belajar biologi siswa diMAS PP Ahmadul Jariah.
1.6. Manfaat Penelitian

Berdasarkan basil penelitian yang telah dilakukan, maka manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.6.1. Meningkatkan keterarnpilan guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar dikelas.
1.6.2. Meningkatkan kualitas pengelolaan proses belajar mengajar oleb guru.
1.6.3. Meningkatkan interaksi sis\va dengan lingkungan belajar sehingga belajar
semakin menyenangkan.
1.6.4. Siswa semakin mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang
sulit.
1.6.5. Meningkatkan basil belajar biologi siswa.
1.6.6. Hasil penelitian dapat dijadikan motivasi untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.

7

1.6.7. Memberikan kemudahan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
1.6.8. Memperluas khasanah pengetahuan guru tentang strategi pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
1.6.9. Guru dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran.
1.6.10. Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah
dalam upaya perbaikan pembelajaran.
1.6.11. Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi wilayah
setempat dan pemerintah dalam upaya perbaikan pembelajaran.

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukankan
sebelumnya. maka dapat disimpulkan:
1.

Terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan
siswa yang dibelajarkan menggunakan tipe STAD. Dalam hal ini siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw lebih
baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan tipe
STAD.

2.

Terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
Dalam hal ini hasil belajar biologi siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang memiliki
motivasi berprestasi rendah.

3.

Kelompok siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memperoleh hasil belajar
Biologi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa yang memiliki motivasi
berprestasi rendah., lebih tinggi dari kelompok siswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi yang diajar dengan strategi STAD, dan lebih tinggi dari
siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah pada kelas STAD.
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian maka diberikan

implikasi sebagai berikut:
I. Dengan diterimanya hipotesis pertama. maka perlu kiranya menjadi
pertimbangan bagi pihak pengelola MAS PP. Ahmadul Jariah dalam upaya
penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw untuk mata pelajaran
yang mendukung seperti Biologi, sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
baik.

60

61

2. Dengan

diterimanya

hipotesis

kedua,

maka

perlu

kiranya

menjadi

pertimbangan bagi pihak pengelola MAS PP. Ahmadul Jariah untuk
memperhatikan tingkat motivasi berprestasi siswa agar guru sebagai tenaga
pendidik dapat memilih strategi pembelajaran yang tepat.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga, maka dalam setiap menyampaikan
materi pelajaran guru perlu memperhatikan dalam pemilihan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan siswa yang memiliki motivai berprestasi
yang berbeda.
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, maka perlu disarankan beberapa
hal:
l. Dalam KBM hendaknya guru menerapkan strategi pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar khususnya mata pelajaran
Biologi, karena hal ini membantu guru dalam membuat suasana belajar yang
lebih kondusif dan siswa lebih dapat memusatkan perhatiannya dalam belajar.
2. Pihak sekolah sebagai penyelenggara pendidikan hendaknya memperhatikan
karakteristik siswa. Salah satu karakteristik yang berkaitan erat dengan proses
pembelajaran adalah motivasi berprestasi. Hal ini bertujuan mempermudah

guru dalam merancang strategi pembelajaran yang akan diterapkan.
3. Untuk penelitian lanjutan dengan variabel yang relevan hendaknya dapat
memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian ini dengan membuat
perencanaan penelitian yang lebih baik lagi untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan.

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Anderson, O.W. 1972. A Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing. New
York: Addison Wesley Longman. Inc.
Aronson, E. 2006. Jigsaw in 10 Easy step, file
Learning/The%20Classroom%20in%. 12 April2010.

:///C:/cooperative-

Arikunto, S. 1995. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arby, 2005. Pengaruh Strategi Pembelajaran Modul dan Kooperatif serta Motivasi
Berprestasi terhadap Hasil Belajar Fisika Di SMP Negeri Tanjung
Morawa. Tesis Magister Pendidikan, PPs Universitas Negeri Medan.
Azwar,S. 1986. Reliabilita, Validitas Interpretasi dan Komputasi. Yogyakarta:
Penerbit Liberty.
Arends,R.I. 2001. Learning to Teach. New York USA: Me Graw-Hill.
Armstrong. 2007. Cooperatif Learning. Jakarta: PT Grasindo.
Amri. 2005. Be/ajar dan Pembelajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Bloom, B.S. 1982. Human Characteristic and School Learning, New York: Me.
Graw-Hill Book Company.
Davies, I.K. 1991. Pengelolaan Be/ajar. Teijemahan Sudiijo. Judul Asli The
Management of Learning Jakarta: Rajawali Press.
Degeng. I.N.S. 1990. Disain Pembelajaran Teori ke Terapan. Malang: PPSS IKIP
Malang.
Dembo, M.H. 1981. Teaching of Learning Applyng Educational Psychology in
The Classroom. Calofornia. Good Year Publish, Company, Inc.
Djamarah, S.B. 1994. Prestasi Be/ajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Penerbit
Usaha Nasional.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Be/ajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gulo, W. 2004. Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya. Jakarta: Penerbit Prana
Media.
Hamalik. 2005. Be/ajar dan Pembelajaran. Jakarta; Rineka Cipta

63

Hidayah. 2008. Penerapan Pendekatan Struktural think-pair-share dan Student
Teams Achievement Division pada materi Reaksi Oksidasi-Reduksi di
SMA Negeri Surabaya Tesis Magister Pendidikan,PPs Universitas negeri
Surabaya.
Hasruddin. 2006. Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Pembelajaran Biologi.
Tabularasa. Jurnal Pendidil«Jn PPs Unimed, Vol. 03 No.I, Desember
2006.
Irianto, A. 2004. Statistik Konsep Dasar dan Aplil«Jsinya. Jakarta: Penerbit Prana
Media.
Jaskarti. 2004. Proses Be/ajar Mengajar. Bandung: Grasindo.
Kariman, T.M. 2002. Strategi Pembelajaran Abad 21. Jakarta: Makalah (disajikan
dalam Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran 18-19 Juli 2002. Hotel
Indonesia: Jakarta).

Lie, Anita 2004. Cooperative Learning, Jakarta Grasindo.
Luthans, F. 1995, Organisational Behavior. New York: Me Graw Hill Book.
Mega\\-angi. 2005. Pendidil«Jn Holistik, Aplil«Jsi Kurikulum Berbasis Kompetensi
2004 untuk Menciptal«Jn Life Long Learners, Jakarta Indonesia Heritage
Foundation.
Merril, M.D. 1994. Component Display Theory. New Jersey: Laurence, Erlbaum.
Mulyana, E. 2005.
Rosdakarya

Impelementasi

Kurikulum

2004,

Bandung:

Remaja

Nana, S. 2005.Perkembangan Kurikulum dan Praktek. Bandung: Pi Remaja
Rosdakarya
Nasution, M. 1999. Berbagai Pendel«Jtan dalam proses Be/ajar Mengajar. Edisi
Pertama Jakarta: Bina Aksara.
Nur. 2008. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban.. Jakarta: Grasindo.
Purba. M. 2005. Biologi Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Putri. 2005. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif terhada Hasil Belajar
Fisika Di SMP Negeri 2 Medan. Tesis Magister Pendidil«Jn, Pps
Universitas Negeri Medon.

64

Pendi, S. 2002. "Pembelajaran Fisika Dasar II Pokok Bahasan Arus Listrik dan
Rangkaian Listrik Arus Searah dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw". Tesis Magister Pendidikan, PPs
Universitas Negeri Surabaya.
Padmo. 2003. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri Semarang
Pada Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan Melalui
Pemanfaatan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Tesis Magister Biologi.
Semarang.
Panjaitan. 2006. Kiat-Kiat dalam Be/ajar. Jakarta: Grasindo.
Qodriyah. 2003. Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Be/ajar Biologi Melalui
Pembelajaran Kooperatif. Malang: Jurnal Pendidikan Humaniora dan
Sains.
Rasyid, M. 2004. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Tesis Medan PPS UNIMED Medan.
Reigeluth, C.M. 1983. Instructional Design Theories and Models: An Overview
of Their Currect Status. London: Laurence Erlbaums Assosiates.
Romizouski, AJ. 1984. Designing Instructional System. London: Kogan Page Ltd.
Rusyan. 1994. Meningkatkan Motivasi Be/ajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ratumanan. 2002. Be/ajar Memotivasi Diri Sendiri. Jakarta: Grasindo.
Suprijo. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA. University
Press.
Setyanigsih, S. 1999. "Pembelajaran KooperatifTipe Jigsaw Untuk Meningkatkan
Kualitas Proses dan Hasil PBM Biologi Kelas IIIB di SLTP GIKI 2.
Semarang. Tesis Biologi. Universitas Negeri Semarang.
Sahertian, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Sidharta, Arief,. 2004. Pembelajaran Koperatif. Jakarta: Grafindo.
Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengqjar. Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya

Sumaji. 1998. Pendidikan Sains yang Humanistik. Yogyakarta: Kanisius.

c

65

Sardiman. 2007. Paparan Kuliah Motivasi Be/ajar. Semarang: Universitas
Semarang.
Suroso. 2002.
Berlian.

Ensiklopedi Sains dan Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra

Sutrisno, N. 2005. Biologi Kelas XI. Jakarta: Grafindo.
Sunardiyanto. 2003. Keefektifan Penggunaan Pendekatan Kontekstual Melalui
Pembelajaran Kooperatif Terhadap Keterampilan Berkomunikasi pada
Mata Pelajaran Biologi. Malang : Jurnal Pendidikan Hurnaniora dan
Sains.
Tirta Rahardja, V dan Sula, L. 2002. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka cipta.

Triton, PB. 2006.
Andi.

Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: Penerbit

Uno,H. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bina Aksara.
Usman. 2005. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Pokok Bahasan persamaan Kuadrat di Kelas X
SMA IPIEMS Surabaya. Tesis Magister Pendidikan. PPs Universitas
Negeri Surabaya.
Widiastono, T.D. 2003. Kucing-kucingan dalam RUU Sisdiknas. Jumat 2 Mei.
Hal. V. Kolom 1-2, Jakarta: Kompas.
Widada, W. 1999. Pengernbangan Perangkat Pernbelajaran Maternatika SMU
yang Berorientasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.
Surabaya Tesis MIPA. IKIP Surabaya
Winkel, W.S. 2004. Psikology Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa pada konsep rangka dan panca indera manusia: penelitian kuasi eksperimen di Kelas IV MI Al-Washliyah Jakarta

0 5 172

Upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas II dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di Mi Al-Amanah Joglo Kembangan

0 6 103

Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Antara Siswa Yang Diajar Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Pembelajaran Konvensional Pada Konsep Protista

0 18 233

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

5 41 82

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Kemampuan Kerjasama dan Hasil Belajar

1 15 62

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN SISWA SMK PUTRA ANDA BINJAI.

0 3 26

PENGARUH MODEL PEMECAHAN MASALAH DALAM TATANAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KECAKAPAN SOSIAL SISWA DI SMA NEGERI 5 BINJAI.

0 4 30

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TEKNIK MERINGKAS CATATAN MENGGUNAKAN MIND MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN KECAKAPAN SOSIAL MAHASISWA.

0 0 28