PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA TOPIK CAHAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA.
No.027/S/PGSD/DM/8/Jan/2014
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA TOPIK CAHAYA UNTUK PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA
( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al- Ikhlas Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Neneng Siti Nurhasanah 0905303
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==================================================================
PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA TOPIK CAHAYA UNTUK PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA
( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al- Ikhlas Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung Tahun Ajaran 2012-2013)
Oleh
Neneng Siti Nurhasanah 0905303
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Neneng Siti Nurhasanah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
ABSTRAK Nama : Neneng Siti Nurhasanah NIM : 0905303
Judul Skripsi : PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA TOPIK CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA Kata Kunci : Peningkatan hasil belajar melalui pendekatan inkuiri
Masalah pembelajaran IPA di Sekolah Dasar telah lama diperbincangkan, diantaranya adalah belum optimalnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA. Hal ini diakibatkan penerapan metode yang kurang tepat. Untuk itu penulis mengangkat masalah ini sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru berkaitan dengan pendekatan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini berjudul :
“Penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA topik cahaya untuk
peningkatan hasil belajar siswa”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang menyebabkan belum optimalnya hasil belajar siswa, serta mengetahui keberhasilan pendekatan inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari penelitian ini menemukan, bahwa dengan menggunakan pendekatan inkuiri, hambatan-hambatan yang ditemukan dapat ditanggulangi, selain itu hasil belajar siswa terhadap konsep cahaya dalam pembelajaran IPA mengalami peningkatan. Pada akhir penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja guru, kinerja siswa, hasil evaluasi siswa mengalami peningkatan, sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Selanjutnya diharapkan agar peneliti lebih mengembangkan dan memperluas pengetahuan tentang penelitian, menambah literatur tentang pendapat para ahli, serta melakukan penelitian di kelas rendah. Guru harus lebih meningkatkan didaktik metodik pembelajaran di dalam kelas, salah satunya dengan kemampuan memberikan motivasi pada siswa dan pemilihan metode yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Bagi Kepala Sekolah agar memberikan bimbingan dengan melaksanakan pembelajaran mikro di Sekolah, dengan tujuan agar kinerja guru dapat ditingkatkan.
(5)
ABSTRACT Name : Neneng Siti Nurhasanah
NIM : 0905303
Thesis Title : IMPLEMENTATION APPROACH INQUIRY IN IPA LEARNING - TOPIC LIGHT FOR IMPROVEMENT OF STUDENT LEARNING
Keywords : Improved learning outcomes through inquiry approaches
Problems in elementary school science teaching has long discussed , which are not optimal student learning outcomes to learning science . This is due to lack of proper implementation of the approach. To the authors raise this issue in an attempt to solve the problems faced by teachers related to instructional approaches that have an impact on improving student learning outcomes Elementary School The study is titled : " The application of the approach in learning science inquiry light topics for improving student learning outcomes ". This study aims to determine the barriers that lead to non optimal student learning outcomes, and determine the success of inquiry approach in improving student learning outcomes. The results of this study found that by using the inquiry approach, the barriers were found to be overcome, in addition to the student learning outcomes in the light of the concept of science teaching has increased. At the end of this study it can be concluded that the performance of teachers, student performance, results of evaluation of students has increased, so have an impact on improving student learning outcomes. Furthermore, it is expected that more researchers to develop and expand knowledge of the research, adds to the literature on the opinion of experts, as well as conducting research in low grade. Teachers should further improve methodical didactic learning in the classroom, one with the ability to motivate students and the selection of appropriate methods in implementing the learning in the classroom. For the Principal to provide guidance to implement micro teaching in schools, with the aim that teacher performance can be improved.
(6)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GRAFIK ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Hipotesis Tindakan ... 3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
E. Definisi Operasional ... 5
BAB II PENDEKATAN INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA... 7
A.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 7
B.Pendekatan Inkuiri ... 9
C.Pengertian Belajar dan Hasil belajar ... 12
D.Cahaya ... 16
1. Pengertian Cahaya ... 16
2. Sifat-sifat Cahaya ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
A.Metode Penelitian... 20
B.Desain penelitian ... 21
C.Prosedur Penelitian... 22
D.Lokasi, Waktu dan Subyek Penelitian ... 26
E. Instrumen Penelitian ... 26
F. Teknik Pengumpulan Data ... 27
G.Pengolahan Data ... 28
(7)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
A.Observasi Awal Penelitian ... 34
B.Hasil Penelitian ... 35
1. Tindakan Siklus I ... 35
2. Tindakan Siklus II ... 47
C.Pembahasan ... 60
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 66
A.Kesimpulan ... 66
B.Rekomendasi ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 69 LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Sikap (Afektif)
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) Siklus I Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) Siklus II Tabel 3.5 Daftar Kategori Nilai Rata-rata Siswa Pada Pretes/Posttes Tabel 3.6 Pedoman Kriteria Penguasaan
Tabel 3.7 Daftar Kategori Perolehan Prosentase KKM Siswa
Tabel 4.1 Aktifitas Tindakan Pembelajaran Siklus 1 Tabel 4.2 Nilai Pengisian Lembar Kerja Kelompok Tabel 4.3 Hasil Belajar Pretes Siklus 1
Tabel 4.4 Presentase Ketuntasan Belajar Pretes Siklus 1 Tabel 4.5 Hasil Belajar Tes Kognitif Siswa (Postes) Siklus 1 Tabel 4.6 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
Tabel 4.7 Rekap Perolehan Skor Pengamatan Afektif Sikap Siswa Siklus 1 Tabel 4.8 Rekap Perolehan Nilai Pengamatan Kinerja (Psikomotorik) Siswa
Siklus I
Tabel 4.9 Refleksi Terhadap Pembelajaran Siklus 1 Tabel 4.10 Aktifitas Tindakan Pembelajaran Siklus II
Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Pengisian Lembar Kerja Siswa Tabel 4.12 Hasil Belajar Tes Kognitif Siswa (Pretes) Siklus 2 Tabel 4.13 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
Tabel 4.14 Hasil Belajar Kognitif (Postes) siklus II Tabel 4.15 Presentase Ketuntasan Belajar Siswa
Tabel 4.16 Rekap Perolehan Skor Pengamatan Afektif Sikap Siswa Siklus II Tabel 4.17 Rekap Perolehan Skor Dari Pengamatan Kinerja Siswa
(Psikomotorik) Siklus II
Tabel 4.18 Refleksi Terhadap Pembelajaran Siklus II Tabel 4.19 Hasil Belajar Kognitif Siswa Tiap Siklus
(9)
Tabel 4.21 Persentase Kinerja Kelompok Tiap Siklus (Aspek Psikomotorik) Tabel 4.22 Nilai Lembar Kerja Siswa Tiap Siklus
(10)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Grafik Hasil Belajar Kognitif Siswa Tiap Siklus
Grafik 4.2 Persentase Kinerja Kelompok Siswa Tiap Siklus (aspek afektif) Grafik 4.3 Persentase Kinerja Kelompok Tiap Siklus (aspek psikomotorik) Grafik 4.4 Nilai Lembar Kerja Siswa Tiap Siklus
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Cahaya Merambar Lurus
Gambar 2.2 Cahaya Menembus Benda Bening Gambar 2.3 Cahaya Dapat Dipantulkan Gambar 2.4 Cahaya Dapat Dibiaskan
(12)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan guru dan peserta didik sebagai pemeran utama. Dalam pembelajaran terdapat interaksi antar guru dan peserta didik secara
terencana, terarah dan terprogram. Interaksi ini memerlukan berbagai kemampuan guru untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan dalam proses belajar mengajar tersebut. Proses belajar mengajar harus melahirkan perubahan tingkah laku yang berarti (permanen) pada peserta didik. Perubahan tingkah laku ini dapat berupa perubahan kemampuan ranah kognitif, psikomotor ataupun afektif. Untuk mencapai tujuan tersebut, seorang guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif melalui penggunaan berbagai pendekatan, strategi ataupun metode pembelajaran.
Terkait dengan mata pelajaran IPA di SD, seorang guru harus mampu mengembangkan peserta didik dalam hal rasa keingintahuan, sikap kritis, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dengan masyarakat. Selanjutnya, guru juga harus mampu mengembangkan keterampilan proses pada peserta didiknya untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar masih banyak dilakukan secara konvensional (pembelajaran yang berpusat pada guru). Pada umumnya pembelajaran IPA hampir selalu disajikan secara verbal melalui kegiatan ceramah dengan keterlibatan siswa yang sangat minim, kurang menarik minat siswa dan membosankan. Guru jarang menggunakan alat peraga atau media pelajaran IPA sekalipun di sekolah tersedia KIT IPA serta tidak terbiasa melibatkan siswa dalam melakukan kegiatan percobaan. Dalam membahas materi IPA tidak terlihat adanya upaya guru untuk mengembangkan kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas, target keberhasilan IPA yang diterapkan guru cenderung lebih mengarahkan agar siswa terampil mengerjakan soal-soal tes baik yang terdapat
(13)
2
dalam buku ajar maupun soal-soal ujian, akibatnya pemahaman konsep siswa rendah, aktifitas dan hasil belajar siswa tidak maksimal.
Demikian pula yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Ikhlas Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung. Berdasarkan hasil observasi, pembelajaran IPA di MI Al-Ikhlas Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung, masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat dalam buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan lingkungan dalam pembelajaran secara maksimal. Mengajak siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan jarang dilakukan. Guru IPA sebagian masih mempertahankan urutan-urutan buku tanpa memperhatikan kesesuaian dengan lingkungan belajar siswa. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan. Maka belajar semacam ini cenderung menyebabkan siswa tidak memiliki keterampilan proses, tidak tampak adanya strategi penyelidikan dalam pembelajaran, semangat daya cipta siswa sangat kurang, tidak adanya kebebasan dalam belajar dan tidak tumbuh kerjasama antara siswa, sehingga hasil belajar siswa pun tidak optimal
Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di MI Al-Ikhlas Kota Bandung, diperoleh bukti bahwa hasil belajar siswa dengan rata-rata ulangan harian yang diperoleh sebesar 5,3 dengan rata-rata pencapaian KKM sebesar 40% dari target KKM 70. Rendahnya hasil belajar ini tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini perlu adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pendekatan inkuiri. Melalui pendekatan ini guru IPA dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan atau tanpa bantuan guru. Siswa berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Pembelajaran melalui pendekatan inkuiri menempatkan
(14)
3
siswa sebagai subjek belajar, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Pendekatan inkuiri bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental sehingga dapat memberikan dampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
Dari latar belakang yang dijelaskan di atas, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Pendekatan Inkuiri Dalam Pembelajaran IPA Topik Cahaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Kec.Bandung Kulon Kota Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana gambaran perencanaan pembelajaran IPA topik cahaya melalui penerapan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar ?
2. Bagaimana gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA topik cahaya melalui penerapan pendekatan inkuiri untuk meningkatkan hasil belajar ?
3. Bagaimana gambaran peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran IPA topik cahaya melalui penerapan pendekatan inkuiri ?
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesisnya adalah apabila dalam pembelajaran IPA di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Kota Bandung menggunakan pendekatan inkuiri dengan memperhatikan prosedur pendekatan inkuiri, kemampuan guru dan kondisi siswa, maka akan meningkatkan hasil belajar siswa.
(15)
4
D. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan inkuiri di kelas V MI Al-Ikhlas Kota Bandung.
Namun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui gambaran perencanaan pembelajaran IPA topik cahaya melalui penerapan pendekatan inkuiri
b. Mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran IPA Topik cahaya melalui penerapan pendekatan inkuiri.
c. Mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran IPA Topik cahaya melalui penerapan pendekatan inkuiri. 2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi ilmiah yang obyektif mengenai peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA melalui penggunaan metode inkuiri di kelas tinggi MI Al-Ikhlas Kecamatan Bandung Kulon, Kota Bandung.
Secara rinci, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :
a. Bagi Siswa
1) Memberikan latihan pada siswa untuk menemukan konsep dan prinsip dengan pembelajaran bermakna (meaningful learning) agar tidak mudah terlupakan, sehingga dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
2) Memberikan pengalaman secara langsung bagi siswa, sehingga siswa mempunyai kesan dalam belajarnya
(16)
5
b. Bagi Guru
1) Memberikan sumbangan pemikiran tentang pentingnya memilih dan menerapkan pola pendekatan inkuiri dan metode pembelajara dalam proses pembelajaran IPA agar lebih menarik dan diminati siswa yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2) Sebagai bahan masukan dalam memilih pola pendekatan dan metode pembelajaran IPA yang sesuai dengan karakteristik siswa serta kondisi lingkungan belajar.
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat lebih meningkatkan pembelajaran khususnya Mata Pelajaran IPA yang lebih baik dan dapat diterapkan pada pembelajaran mata pelajaran lain. Selain itu sebagai bahan masukan dan kajian bagi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di kelasnya.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi input bagi sekolah dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan para guru untuk meningkatkan efektifitas dan kreatifitas pembelajaran di dalam kelas.
E. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat istilah yang diinterprestasikan sebagai berikut :
1. Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada upaya mempersiapkan situasi bagi anak didik untuk melakukan eksperimen sendiri, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan. Dalam pendekatan inkuiri siswa menemukan prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak diketahui sebagai akibat dari pengalaman belajar yang telah diatur secara seksama oleh guru atau dengan struktur belajar yang benar-benar terbuka. Dalam arti siswa sepenuhnya dilepas untuk menemukan sesuatu melalui proses asimilasi dan akomodasi (Raka Joni,
(17)
6
1980 dalam Wina Sanjaya, 2007:134). Langkah-langkah inkuiri meliputi tahap ask (bertanya), investigation (penyelidikan), create (mengumpulkan), discuss (diskusi) dan reflect (refleksi).
2. Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan. Hasil belajar akan diperoleh secara nyata dan dapat diamati apabila sering berlatih dan dialami sendiri. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga Aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Pembelajaran IPA adalah Pembelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
(18)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian (deskriftif) kualitatif. Rancangan penelitian kualitatif dalam penelitian ini tidak dapat disusun secara rinci, karena disesuaikan dengan perkembangan selama proses penelitian berlangsung. Ada beberapa ciri penelitian kualitatif yaitu : (1) Penelitian ini lebih mengutamakan pemahaman makna tindakan manusia, dalam tindakannya dengan sesama anggota masyarakat (2) Tidak banyak memerlukan statistika (3) Data hasil penelitian diperoleh secara langsung, sehingga dapat disimpulkan sebagai mana adanya (4) Kesimpulan penelitian terbatas oleh konteks ruang dan waktu tertentu (Sudjana & Ibrahim, 1995). Metode penelitian kualitatif yang digunakan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru di dalam kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi tanggungjawabnya dengan melakukan perubahan-perubahan dari proses pembelajaran sebelumnya yang dirasakan akan diperbaiki karena terkandung kekurangan-kekurangan sebagai akibat dari hasil mengajar yang reflektif (Kasbullah, 2001). Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan memiliki beberapa siklus. Hasil dari setiap siklus kemudian direfleksi pada siklus berikutnya, sehingga adanya perbedaan yang signifikan dalam pembelajaran IPA sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan inkuiri.
B.Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari model penelitian tindakan kelas (Action Classroom Research) menurut John Eliot (Hopkin, 1993:36-37). Desain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
(19)
21
Desain Penelitian Tindakan Kelas :
C. D. E.
F.
Gambar 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas Identifikasi Masalah
Merumuskan Masalah
Hasil
Perencanaan Tindakan I Pemb.IPA melalui Pendekatan Inkuiri
Pelaksanaan Pemb. IPA Melalui Pendekatan Inkuiri
Observasi Pemb. IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Refleksi I
Perencanaan Tindakan II Pemb.IPA melalui Pendekatan Inkuiri
Pelaksanaan Pemb. IPA Melalui Pendekatan Inkuiri
Observasi Pemb. IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Refleksi II
(20)
22
C. Prosedur Penelitian
Prosedur yang di tempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan Tindakan
a. Permintaan izin kepada kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-Ikhlas kemudian melakukan observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapat gambaran awal tentang kegiatan pembelajaran IPA pada siswa kelas V.
b. Mendiskusikan dasar-dasar teori yang berkaitan dengan pendekatan inkuiri pada pokok bahasan IPA tentang cahaya.
c. Merancang rencana pembelajaran yang akan digunakan dalam perencanaan yang meliputi persiapan bahan ajar, pendekatan yang digunakan, insturmen yang digunakan untuk mendapatkan hasil belajar siswa.
d. Menyiapkan RPP, sumber belajar, dan memilih serta menyusun instrument untuk melaksanakan pendekatan inkuiri yang sesuai dengan materi yang diajarkan serta membuat evaluasi yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari satu tindakan pembelajaran sebagai berikut :
a. Siklus 1
1) Perencanaan
Setelah diperoleh gambaran keadaan kelas, perhatian dan aktivitas siswa, kemampuan pemahaman siswa, sarana prasarana, hasil belajar siswa maka perencanaan tindakan kelas 1, yaitu menyusun rencana pembelajaran sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening kemudian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan inkuiri
2) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang dibuat sebelumnya dengan menggunakan pendekatan
(21)
23
(investegate) sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening sesuai dengan instrumen yang disediakan. Alokasi waktu yang disediakan adalah 3 jam pembelajaran yaitu 3 x 35 menit, apabila terdapat kekurangan maka disempurnakan, direncanakan kembali, serta dilaksanakan pada siklus berikutnya.
3) Melakukan Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan melihat aktivitas guru dan siswa ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, yaitu menyelidiki sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat kesesuaian perilaku antara kegiatan guru dan siswa dengan instrumen yang telah disediakan. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilaksanakan oleh guru, sedangkan pengamatan aktivitas guru dilaksanakan oleh observer.
4) Melakukan refleksi
Dalam kegiatan ini peneliti merenungkankan kekurangan dan mempertahankan kelebihan yang terdapat pada siklus 1. Kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 diperbaiki dan dilaksanakan pada siklus 2, baik persiapan perencanaan pembelajaran, maupun didaktik metodik pengajaran yang harus dikuasai guru.
b. Siklus II
1) Perencanaan
Sesuai dengan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus 1 tindakan 1, maka dibuat perencanaan pembelajaran untuk siklus 2 tindakan 2, yang didalamnya meliputi perencanaan persiapan pembelajaran yang terdiri atas RPP, instrumen kegiatan pembelajaran untuk siswa, lembar observasi untuk guru dan siswa serta penggunaan pendekatan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya putih terdiri dari berbagai warna.
(22)
24
2) Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi pada akhir siklus 1 yang di dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan inkuiri. Dalam pembelajaran ini siswa secara berkelompok menyelidiki sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya putih terdiri dari berbagi warna sesuai instrumen yang telah disediakan. Alokasi waktu yang disediakan adalah 3 jam pembelajaran yaitu 3 x 35 menit, apabila pada tindakan kedua terdapat kekurangan maka disempurnakan, direncanakan kembali, serta dilaksanakan pada siklus berikutnya.
3) Melakukan Pengamatan
Melakukan pengamatan (observasi) selama proses pembelajaran berlangsung dengan mengutamakan perhatian pada penggunaan pendekatan inkuiri pembelajaran IPA tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya putih terdiri dari berbagai warna . Pengamatan ini dilakukan pada kinerja penampilan guru dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Penampilan guru diamati oleh observer, sedangkan keaktifan siswa diamati oleh guru dan observer.
4) Melakukan Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan hasil evaluasi kerja siswa pada pembelajaran sifat cahaya dapat dipantulkan, serta melakukan analisis hasil pemantauan berdasarkan format yang disediakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui efektifitas, hambatan penggunaan inkuiri pada pembelajaran IPA tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya putih terdiri dari berbagai warna yang dilaksanakan pada siklus 2. Kemudian berdiskusi dengan observer dan merenungkan kekurangan untuk melakukan perbaikan penyampaian pembelajaran, baik secara didaktik maupun metodiknya yang kemudian diterapkan pada siklus selanjutnya.
(23)
25
3. Tahap Pengamatan Tindakan
Kegiatan observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada PTK. Tujuan pokok observasi adalah mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung, dengan kata lain perubahan kinerja pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
Observasi dipandang sebagai teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan proses kegiatan dalam melaksanakan tindakan pada PTK, apakah kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai dengan tahap perencanaan atau tidak sesuai. Pada tahap ini guru dibantu seorang observer atau lebih yang menjadi mitra dalam melakukan penelitian tindakan kelas. Observer berperan sebagai penilai penampilan dan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4. Tahap Refleksi Tindakan
Tahap refleksi merupakan tahap yang paling penting ketika akan melakukan tindakan, karena dalam tahap refleksi terdapat kegiatan menganalisis, mengolah, interpretasi, dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Dari informasi yang telah diperoleh kemudian dikaji dan dipahami bersama antara peneliti dengan observer, kemudian informasi itu diurai, dicari kaitan antara satu dengan lainya, dibandingkan pengalaman sebelumnya. Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.
Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan. Refleksi bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), selain dapat meningkatkan kemampuan kritis para subjek peneliti yaitu guru, kepala sekolah, dosen yang terlibat dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan.
(24)
26
D. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrsah Ibtidaiyah Al-Ikhlas Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran di sekolah khususnya di kelas V, selain itu penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hambatan-hambatan yang menyebabkan belum optimalnya hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPA yang selanjutnya dipecahkan melalui solusi yang merupakan hasil dari refleksi guru.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2012-2013, yaitu bulan Mei. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender akademik sekolah, karena penelitian tindakan kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar-mengajar yang efektif di dalam kelas.
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 24 orang yang terdiri dari 16 orang laki-laki dan 8 orang perempuan.
E. Instrumen
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 jenis instrumen, yaitu instrument pembelajaran dan instrument penelitian di antaranya :
1. Instrumen Pembelajaran a. RPP
RPP disusun sebagai persiapan mengajar penelitian untuk setiap siklus pembelajaran. Terdapat 2 RPP yaitu 1 siklus terdapat 1 RPP. RPP siswa harus dibuat dan dirancang seoptimal mungkin sebagai indikator yang harus dicapai siswa
(25)
27
b. Lembar Kerja Siswa
Lembar kerja siswa merupakan panduan siswa untuk menggali pengalaman siswa melakukan proses penemuan melalui eksperimen. LKS ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan dalam eksperimen dan soal-soal untuk mengetahui pemahaman siswa setelah eksperimen dilaksanakan. Kegiatan ini selain dipantau oleh peneliti secara langsung, juga dipantau oleh observer. Dari hasil analisis LKS, guru bisa merefleksikan sejauhmana LKS dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep.
2. Instrumen Penelitian a. Lembar Tes
Lembar Tes berfungsi sebagai alat tes yang digunakan diawal dan diakhir kegiatan pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa mengenai materi tentang cahaya. Lembar Tes yang diujikan kepada siswa berupa tes kognitif ,afektif dan psikomotorik.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati keterlaksanaan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru dan siswa. Bertindak sebagai pengamat yaitu rekan (guru) yang telah sepakat untuk berkolaborasi dalam mengobservasi penelitian ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Akdon, 2008). Teknik menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan
(26)
28
sebagainya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data No Sumber
Data Jenis Data
Teknik
Pengumpulan Instumen
1. Siswa Tes kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa dalam
pembelajaran IPA dengan pendekatan inkuiri
Tes pada tiap siklus
Tes hasil kognitif , afektif, dan psikomotorik siswa 2. Siswa
dan Guru
Keterlaksanaan
pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA
Observasi Pedoman
observasi tentang aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran.
Di samping teknik pengumpulan data pada tabel di atas, filed note (catatan lapangan) juga dapat digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berisikan tentang kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran dalam satu tindakan. Catatan tersebut merupakan bahan diskusi antara peneliti dan observer dan hasilnya digunakan sebagai dasar dalam merencanakan tindakan berikutnya. Ketiga teknik pengumpulan data tersebut dipandang dapat digunakan dan mencukupi untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel.
G. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui tes, observasi dan catatan lapangan.
1. Tes
(27)
29
Data yang diperoleh pada setiap tindakan penelitian dianalisis dengan merujuk pada kerangka analisis penelitian dari Hopkin (1993:107).
1) Penskoran
Pada penskoran, soal terlebih dahulu ditentukan standar penilaiannya, tujuaannya agar unsur subjektivitas penilaian dapat dihindari. Pedoman penskoran dibuat untuk soal-soal pemahaman konsep pada topik cahaya. Soal-soal pemahaman konsep yang dibuat berupa soal isian yang masing-masing soal telah mewakili kemampuan kognitif siswa (C1, C2, C3, C4, C5 dan C6)
2) Rata-rata
Rata-rata hitung tes pada tiap siklus dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
x = ∑x N
Keterangan :
x = Rata-rata hitung x = Skor Total N = Banyak data b. Tes Sikap
Nilai tes sikap (afektif) dilihat dari data hasil eksperimen berupa lembar observasi per-kelompok.
Aspek yang dinilai dalam setiap kelompok siswa di antaranya : 1. Kerjasama
2. Kedisiplinan 3. Keaktifan
c. Tes Kinerja (Unjuk Kerja)
Nilai tes kinerja dilihat dari data hasil observasi berupa lembar observasi per-kelompok.
(28)
30
Aspek yang dinilai diantaranya :
1. Kemampuan merangkai alat dan bahan 2. Kemampuan mencobakan alat dan bahan 3. Kemampuan membuat model
2. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan panduan dalam mengadakan pengamatan terhadap jalannya kegiatan penelitian, salah satunya untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan dan tingkah laku guru dan siswa selama mengikuti pembelajaran. Ini dilakukan untuk mengetahui aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran.
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan data kualitatif yang dianalisis dan dikaitkan dengan aspek yang direfleksi sebagai acuan untuk perbaikan tindakan pada siklus selanjutnya.
H. Analisis Data 1. Scoring
a. Tes Kognitif
Kriteria penilaian pada pretes dan post tes siklus I , II adalah setiap soal memiliki bobot skor 10 sehingga skor keseluruhan sebesar 100 dari jumlah soal 10 soal pada masing-masing pretes ataupun post tes.
b. Tes Sikap
Kriteria penilaian sikap ditentukan oleh perolehan dengan descriptor score pada rubrik yang telah ditentukan. Berikut rubrik penilaian sikap (afektif) yang digunakan :
(29)
31
Tabel 3.2
Rubrik Penilaian Sikap (Afektif)
No Aspek Penilaian Kriteria Skor
1 Kerjasama 1. Memberikan kontribusi positif, menerima saran, ikut dan
memecahkan masalah
kelompok
2. Memberikan kontribusi dan menerima saran
3. Hanya menerima saran dari teman sekelompok
4. Tidak memberikan kontribusi apapun dalam kelompok
4
3 2 1 2 Keaktifan 1. Berpartisipasi dalam kerja
kelompok dengan persentase keaktifan 75% – 100% selama proses pembelajaran.
2. Berpartisipasi dalam kerja kelompok dengan persentase keaktifan 50% – 74% selama proses pembelajaran.
3. Berpartisipasi dalam kerja kelompok dengan persentase keaktifan 25% – 49% selama proses pembelajaran.
4. Berpatisipasi dalam kerja kelompok dengan persentase keaktifan 0% – 24% selama proses pembelajaran
4
3
2
1
3 Kedisiplinan 1. Sangat disiplin dalam mengerjakan tugas kelompok. 2. Disiplin dalam mengerjakan
tugas kelompok.
3. Cukup disiplin dalam mengerjakan tugas kelompok. 4. Kurang disiplin dalam
mengerjakan tugas kelompok
4 3 2 1
c. Tes Kinerja (Unjuk Kerja)
Kriteria penilaian psikomotorik ditentukan oleh perolehan score aspek-aspek psikomotorik yang diperoleh dari lembar descriptor yang telah ditentukan dan dipresentasikan sebagai berikut :
(30)
32
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) Siklus I (Cahaya merambat lurus)
No Aspek Penilaian Skor
1 Merangkai alat dan bahan sesuai dengan prosedur yang disusun
a. Melubangi karton
b. Menggunting karton dalam bentuk segiempat (25 cm x 25 cm)
c. Menyalakan lilin
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Mencobakan alat dan bahan sesuai
dengan urutan langkah kerja ;
Mensejajarkan karton yang berlubang dengan lilin yang menyala
1 2 3 4
3 Membuat model
Kerapihan membuat model 1 2 3 4
Tabel 3.4
Rubrik Penilaian Keterampilan (Psikomotorik) Siklus II (Cahaya putih terdiri dari berbagai warna)
No Aspek Penilaian Skor
1 Merangkai alat dan bahan sesuai dengan prosedur yang disusun
a. Membuat lingkaran dari karton
b. Membagi lingkaran menjadi tujuh bagian
c. Mewarnai ke tujuh bagian
d. Melubangi karton di tengah lingkaran e. Memasukan karet gelang pada lubang
lingkaran
f. Merentangkan karet dengan kedua jari telunjuk
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 Mencobakan alat dan bahan sesuai
dengan urutan langkah kerja ;
Memutar karton sampai melilit dan berputar seperti gangsing
1 2 3 4 3 Membuat model
(31)
33
Keterangan :
4 = Baik sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1= Kurang N = Skor perolehan siswa (perkelompok) x 100 %
Skor maksimum
2. Pengujian Keberhasilan.
Rata-rata perolehan nilai akhir dikelompokan kedalam beberapa kategori menurut Pedoman Kriteria dari Sabino (1987), sebagai berikut :
Tabel 3.5
Daftar Kategori Nilai Rata-rata Siswa Pada Pretes/post tes
No Nilai Rata –rata Kategori
1 0 – 50 Sangat Kurang
2 51-64 Kurang
3 65-70 Cukup
4 71-80 Baik
5. 81-100 Sangat Baik
Tabel 3.6
Pedoman Kriteria Penguasaan
Proporsi Prosentase Keberhasilan Kriteria
75 %- 100 % Tinggi
55 %- 74 % Sedang
0 %- 54 % Rendah
Tabel 3.7
Daftar Kategori Perolehan Prosentase KKM Siswa
Prosentase KKM Kategori
0 – 69 Belum Berhasil
(32)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran rencana pelaksanaan pembelajaran menerapkan pendekatan inkuiri pada materi cahaya cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan perencanaan yang mengacu pada langkah-langkah pembelajaran IPA yang menggunakan pendekatan inkuiri disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam mengeksplor materi pembelajaran. RPP siklus II mengacu pada refleksi pembelajaran siklus I yang berisi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan inkuiri disertai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri topik cahaya mempunyai pengaruh positif terhadap aktivitas siswa terhadap pembelajaran. Hal ini ditunjukan oleh hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan. seperti peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas, kerjasama dengan kelompok semakin membaik, perhatian terhadap proses pembelajaran semakin meningkat serta motivasi untuk belajar terhadap siswa semakin membaik. Pada tahap ask guru lebih lebih bersemangat dalam mengajukan pertanyaan, pada tahap investigate guru menjadi terampil dalam memberikan penjelasan mengenai tahap-tahap percobaan, pada tahap create guru mampu mengatur dan memantau dinamika kelompok, pada tahap discuss guru mampu memposisikan dirinya menjadi fasilitator dan pada tahap reflection guru menjadi terampil dalam meyimpulkan materi dan memberikan penguatan sehingga motivasi siswa untuk belajar semakin baik
(33)
67
3. Pembelajarn IPA dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukan dengan meningkatnya hasil belajar siswa setiap siklus. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu aspek kognitif sebesar 71,25, aspek afektif sebesar 63,20 dan aspek psikomotorik sebesar 87,80 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II yaitu aspek kognitif sebesar 76, 60, aspek afektif sebesar 86,20 dan aspek psikomotorik sebesar 93.20.
B. REKOMENDASI
Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan inkuiri.
1. Guru-guru SD/ MI khususnya dan setiap guru umumnya diharapkan mampu memotivasi siswa untuk melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, terampil dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas.
2. Guru kelas atau guru IPA dalam melakukan pembelajaran IPA harus mampu melibatkan seluruh aspek tidak hanya kognitif tetapi afektif, dan psikomotornya. Pendekatan inkuiri salah satunya karena siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses penemuan. Sehingga siswa memiliki keterampilan sains yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Kepala sekolah harus senatiasa memberikan bimbingan, motivasi, dan
keleluasaan guru dalam mengekspresikan kemampuannya dalam mengajar selama itu dapat memberikan manfaat bagi siswa.
4. Pihak Dinas Pendidikan terkait agar mengkaji ulang sistem pendidikan yang terkesan tidak konsisten. Disatu sisi menuntut proses pembelajaran menekankan pada kompetensi siswa atau student active learning tetapi di sisi lain sistem ujian akhir hanya berorientasi pada aspek kognitif sehingga membuat guru menjadi kebingungan.
(34)
68
5. Bagi peneliti agar diadakan lebih lanjut dengan memperhatikan seluruh aspek yang dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran, mutu hasil belajar, dan pada akhirnya mutu pendidikan dasar meningkat.
(35)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas
Haryanto, (2007 ). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta : Erlangga
Hopkin, D. (1993). A Teacher Guide to Classroom Research 2 end Buckingham Philadelpia, Open University Press
Kasbolah Kasihani.(1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Dikti. Proyek pendidikan Sekolah Dasar
Nana, Sudjana. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung ; Remaja Rosda Karya
Oemar, Hamalik. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta.
Sabino. (1987). Teknik-Teknik Evaluasi, Konstruksi dan Analisa Item : Jurusan BI FIP IKIP Bandung
Sagala Syaiful.(2007). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta Sanjaya, Wina, (2007). Strategi Pembelajaran ( berorientasi standar proses
pendidikan ). Jakarta: Kencana Media Group.
Sumantri M dan Permana (2000 :142). Pengertian Metode Inkuiri dan Metode Demontrasi dalam Pembelajaran Sekolah (On Line). Tersedia : http://himittsuqalbu. Wordpress .com/20011/11/03
Sumirah, I (2003). Penerapan Pendekatan keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Tentang konsep udara melalui Eksperimen untuk meningkatkan prestasi Belajar Siswa. Skripsi, Bandung PGSD UPI.
Surya, H.M, dkk. (1997). Kapita Selekta Pendidikan Sekolah Dasar : Jakarta ; Depdikbud Proyek Peningkatan Guru Kelas SD
Suryana, D (2002). Belajar Aktif Fisika, Jakarta : Balai Pustaka.
Sutarno, Nono dkk. (2006). Materi dan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Universitas Terbuka
(36)
70
Taufik. (1985/1986). Pengertian Metode Inkuiri (on line). Tersedia : hhtp :// e-learning pendidikan .com/ pengertian metode inkuiri kelebihan dan kekurangan. Html.
Wirasasmita, Omang dkk. (1998). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam 3, Jakarta : Program Penyetaraan D II Guru Sekolah Dasar.
(1)
33
Keterangan :
4 = Baik sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1= Kurang N = Skor perolehan siswa (perkelompok) x 100 %
Skor maksimum
2. Pengujian Keberhasilan.
Rata-rata perolehan nilai akhir dikelompokan kedalam beberapa kategori menurut Pedoman Kriteria dari Sabino (1987), sebagai berikut :
Tabel 3.5
Daftar Kategori Nilai Rata-rata Siswa Pada Pretes/post tes
No Nilai Rata –rata Kategori
1 0 – 50 Sangat Kurang
2 51-64 Kurang
3 65-70 Cukup
4 71-80 Baik
5. 81-100 Sangat Baik
Tabel 3.6
Pedoman Kriteria Penguasaan
Proporsi Prosentase Keberhasilan Kriteria
75 %- 100 % Tinggi
55 %- 74 % Sedang
0 %- 54 % Rendah
Tabel 3.7
Daftar Kategori Perolehan Prosentase KKM Siswa
Prosentase KKM Kategori
0 – 69 Belum Berhasil
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dibahas pada bab sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Gambaran rencana pelaksanaan pembelajaran menerapkan pendekatan inkuiri pada materi cahaya cukup baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan perencanaan yang mengacu pada langkah-langkah pembelajaran IPA yang menggunakan pendekatan inkuiri disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam mengeksplor materi pembelajaran. RPP siklus II mengacu pada refleksi pembelajaran siklus I yang berisi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan inkuiri disertai dengan Lembar Kerja Siswa (LKS).
2. Gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan inkuiri topik cahaya mempunyai pengaruh positif terhadap aktivitas siswa terhadap pembelajaran. Hal ini ditunjukan oleh hasil observasi aktivitas siswa dan guru pada setiap siklus mengalami peningkatan yang signifikan. seperti peningkatan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas, kerjasama dengan kelompok semakin membaik, perhatian terhadap proses pembelajaran semakin meningkat serta motivasi untuk belajar terhadap siswa semakin membaik. Pada tahap ask guru lebih lebih bersemangat dalam mengajukan pertanyaan, pada tahap investigate guru menjadi terampil dalam memberikan penjelasan mengenai tahap-tahap percobaan, pada tahap create guru mampu mengatur dan memantau dinamika kelompok, pada tahap discuss guru mampu memposisikan dirinya menjadi fasilitator dan pada tahap reflection guru menjadi terampil dalam meyimpulkan materi dan memberikan penguatan sehingga motivasi siswa untuk belajar semakin baik
(3)
67
3. Pembelajarn IPA dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat ditunjukan dengan meningkatnya hasil belajar siswa setiap siklus. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu aspek kognitif sebesar 71,25, aspek afektif sebesar 63,20 dan aspek psikomotorik sebesar 87,80 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II yaitu aspek kognitif sebesar 76, 60, aspek afektif sebesar 86,20 dan aspek psikomotorik sebesar 93.20.
B. REKOMENDASI
Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut dikemukakan rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan inkuiri.
1. Guru-guru SD/ MI khususnya dan setiap guru umumnya diharapkan mampu memotivasi siswa untuk melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, terampil dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas.
2. Guru kelas atau guru IPA dalam melakukan pembelajaran IPA harus mampu melibatkan seluruh aspek tidak hanya kognitif tetapi afektif, dan psikomotornya. Pendekatan inkuiri salah satunya karena siswa dapat terlibat secara langsung dalam proses penemuan. Sehingga siswa memiliki keterampilan sains yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Kepala sekolah harus senatiasa memberikan bimbingan, motivasi, dan
keleluasaan guru dalam mengekspresikan kemampuannya dalam mengajar selama itu dapat memberikan manfaat bagi siswa.
4. Pihak Dinas Pendidikan terkait agar mengkaji ulang sistem pendidikan yang terkesan tidak konsisten. Disatu sisi menuntut proses pembelajaran menekankan pada kompetensi siswa atau student active learning tetapi di sisi lain sistem ujian akhir hanya berorientasi pada aspek kognitif sehingga
(4)
68
5. Bagi peneliti agar diadakan lebih lanjut dengan memperhatikan seluruh aspek yang dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran, mutu hasil belajar, dan pada akhirnya mutu pendidikan dasar meningkat.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Departemen Pendidikan Nasional (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas
Haryanto, (2007 ). Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta : Erlangga
Hopkin, D. (1993). A Teacher Guide to Classroom Research 2 end Buckingham Philadelpia, Open University Press
Kasbolah Kasihani.(1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Dikti. Proyek pendidikan Sekolah Dasar
Nana, Sudjana. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung ; Remaja Rosda Karya
Oemar, Hamalik. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara : Jakarta.
Sabino. (1987). Teknik-Teknik Evaluasi, Konstruksi dan Analisa Item : Jurusan BI FIP IKIP Bandung
Sagala Syaiful.(2007). Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta Sanjaya, Wina, (2007). Strategi Pembelajaran ( berorientasi standar proses
pendidikan ). Jakarta: Kencana Media Group.
Sumantri M dan Permana (2000 :142). Pengertian Metode Inkuiri dan Metode Demontrasi dalam Pembelajaran Sekolah (On Line). Tersedia : http://himittsuqalbu. Wordpress .com/20011/11/03
Sumirah, I (2003). Penerapan Pendekatan keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Tentang konsep udara melalui Eksperimen untuk meningkatkan prestasi Belajar Siswa. Skripsi, Bandung PGSD UPI.
Surya, H.M, dkk. (1997). Kapita Selekta Pendidikan Sekolah Dasar : Jakarta ; Depdikbud Proyek Peningkatan Guru Kelas SD
Suryana, D (2002). Belajar Aktif Fisika, Jakarta : Balai Pustaka.
(6)
70
Taufik. (1985/1986). Pengertian Metode Inkuiri (on line). Tersedia : hhtp :// e-learning pendidikan .com/ pengertian metode inkuiri kelebihan dan kekurangan. Html.
Wirasasmita, Omang dkk. (1998). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam 3, Jakarta : Program Penyetaraan D II Guru Sekolah Dasar.