PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN : Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung.

(1)

No. Daftar/FPEB/395/UN.40.7.D1/LT/2013

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN

(Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Pendidikan pada

Program Pendidikan Ekonomi

Oleh

Hilman Budiman 0900702

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP

PENDAPATAN

(Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)

Oleh:

HILMAN BUDIMAN

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Hilman 2013

Universitas Pendidikan Indonesia September 2013

Hak Cipta dilindungi Undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH MODAL KERJA DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN

(Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)

Bandung, September 2013

Skripsi ini disetujui oleh:

Pembimbing I

Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, M.M. NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

ABSTRAK

“Pengaruh Modal Kerja dan Persaingan Terhadap Pendapatan (Survey pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung)”

di bawah bimbinganDr. Ikaputera Waspada, MM.

Oleh

Hilman Budiman 0900702

Permasalahan dalam penelitian ini yaitu penurunan pendapatan yang dihadapi oleh pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung selama beberapa bulan terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Sampel sebanyak 54 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survey eksplanatori dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data dan teknik menggunakan regresi linier berganda. Dalam analisis data menggunakan bantuan program SPSS 21.00 for

Windows.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh temuan bahwa secara simultan maupun secara parsial variabel modal kerja dan persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.


(5)

ABSTRACT

The Effect of Working Capital and Competition to the Income of Sellers (The Survey Conducted to Sellers at Bandung Souvenirs Centre)

Under the supervision of Dr. Ikaputera Waspada, MM.

by

Hilman Budiman 0900702

This research is urged by the decrease of income faced by sellers at Bandung Souvenirs Centre in the recent months. The aim of this research is to know the effect of working capital and competition to the income of sellers at Bandung Souvenirs Centre.

The object of this research is the sellers at Bandung Souvenirs Centre with 54 people as the sample. Explanatory survey method is employed in this research by using questionnaire as data collection tools and double linier regression is employed as the technique. The data are analyzed quantitatively by using a program called SPSS 21.00 for Windows.

According to the data analyzed, both simultaneously and partially, the variables of working capital and competition give positive and significant effect to the income of sellers at Bandung Souvenirs Centre.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 10

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian... 10

1.3.1 Tujuan Penelitian... 10

1.3.2 Kegunaan Penelitian... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS... 11

2.1 Kajian Pustaka... 11

2.1.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 11

2.1.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 11

2.1.1.2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 12

2.1.1.3 Karakteristik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 12

2.1.2 Struktur Pasar... 13

2.1.2.1 Teori Pasar... 13

2.1.3 Pendapatan... 19

2.1.3.1 Pengertian Pendapatan... 19

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan... 21

2.1.4 Modal Kerja... 23

2.1.4.1 Pengertian Modal Kerja... 23

2.1.4.2 Macam-macam Modal... 24


(7)

2.1.4.4 Penggunaan Modal Kerja... 29

2.1.4.5 Sumber-sumber Modal Kerja UMKM... 29

2.1.4.6 Hakekat Kebutuhan Modal UMKM... 30

2.1.4.7 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan... 31

2.1.5 Persaingan... 31

2.1.5.1 Pengertian Persaingan... 31

2.1.5.2 Struktur Persaingan... 33

2.1.5.3 Keunggulan-keunggulan dalam Persaingan... 34

2.1.5.4 Persaingan dalam UMKM... 36

2.1.5.5 Pengaruh Persaingan Terhadap Pendapatan... 36

2.1.6 Penelitian Terdahulu... 37

2.2 Kerangka Pemikiran... 38

2.3 Hipotesis... 43

BAB III METODE PENELITIAN... 44

3.1 Objek dan Subjek Penelitian... 44

3.1.1 Objek Penelitian... 44

3.1.2 Subjek Penelitian... 44

3.2 Metode Penelitian... 44

3.3 Operasional Variabel... 45

3.4 Populasi dan Sampel... 47

3.4.1 Populasi... 47

3.4.2 Sampel... 47

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data... 50

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data... 50

3.5.2 Alat Pengumpulan Data... 50

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian... 51

3.6.1 Tes Validitas... 51

3.6.2 Tes Reliabilitas... 52

3.7 Sumber Data... 54

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 54


(8)

3.8.2 Pengujian Hipotesis... 56

3.8.2.1 Uji t Statistik... 56

3.8.2.2 Pengujian Secara Serempak (Uji F)... 56

3.8.2.3 Koefisien Determinasi (R2)... 57

3.9 Uji Asumsi Klasik... 57

3.9.1 Uji Normalitas... 57

3.9.2 Uji Multikolinearitas... 58

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas... 59

3.9.4 Uji Autokorelasi... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 63

4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 63

4.2 Gambaran Umum Responden... 63

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 66

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha... 67

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 68

4.3 Analisis Instrumen Penelitian... 70

4.3.1 Uji Validitas... 70

4.3.2 Uji Reliabilitas... 71

4.4 Gambaran Umum Variabel Penelitian... 72

4.4.1 Pendapatan... 72

4.4.2 Modal Kerja... 75

4.4.3 Persaingan... 77

4.5 Hasil Pengujian Persyaratan Analisis... 80

4.5.1 Uji Normalitas... 80

4.5.2 Uji Multikolinearitas... 81

4.5.3 Uji Heteroskedastisitas... 82

4.5.4 Uji Autokorelasi... 83


(9)

4.6.1.1 Persamaan Regresi Linear Berganda... 84

4.6.2 Pengujian Hipotesis... 86

4.6.2.1 Pengujian Secara Parsial (Uji t)... 86

4.6.2.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F)... 88

4.6.2.3 Koefisien Determinasi (R2)... 88

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian... 89

4.7.1 Pengaruh Modal Kerja Terhadap Pendapatan... 89

4.7.2 Pengaruh Persaingan Terhadap Pendapatan... 91

4.7.3 Pengaruh Modal Kerja dan Persaingan Terhadap Pendapatan.... 93

4.8 Implikasi Pendidikan... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 96

5.1 Kesimpulan... 96

5.2 Saran... 96

DAFTAR PUSTAKA... 98 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

dan Usaha Besar (UB) Tahun 2011-2012... 1

Tabel 1.2 Peranan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) terhadap PDRB tanpa Migas Terhadap PDRB Jawa Barat Tahun 2009-2011 (persen)... 3

Tabel 1.3 Perkembangan Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Miro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Menurut Skala Usaha Propinsi Jawa Barat Tahun 2009-2011... 3

Tabel 1.4 Produktivitas Unit Usaha pada Skala Usaha Tahun 2009-2011 (Juta Rp)... 4

Tabel 1.5 Perkembangan Usaha Mikro dan Usaha Kecil pada Industri Makanan dan Minuman Non Formal Kota Bandung Tahun 2009-2012... 5

Tabel 1.6 Perkembangan Pendapatan Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Periode November 2012-April 2013... 6

Tabel 1.7 Persentase Tujuh Jenis Kendala Utama UMKM Hasil Survey khusus UMKM 2012... 9

Tabel 2.1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)... 12

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu... 37

Tabel 3.1 Operasional Variabel... 45

Tabel 3.2 Ukuran Sampel Dari Setiap Daerah Penelitian... 49

Tabel 3.3 Batas-batar Nilai r (korelasi)... 54

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 66

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha... 67

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 69

Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Persaingan... 70

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Persaingan... 71

Tabel 4.8 Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 72

Tabel 4.9 Gambaran Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 73

Tabel 4.10 Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 74


(11)

Tabel 4.11 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung

Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 75

Tabel 4.12 Gambaran Modal Kerja Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung. 76 Tabel 4.13 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 76

Tabel 4.14 Klasifikasi Persaingan Responden Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 78

Tabel 4.15 Gambaran Persaingan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 79

Tabel 4.16 Persaingan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 80

Tabel 4.17 Corelation Statistics... 82

Tabel 4.18 Uji Autokorelasi... 83

Tabel 4.19 Coefficientsa... 85

Tabel 4.20 Uji t... 86

Tabel 4.21 Uji F... 88


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh

Khas Kota Bandung Periode November 2012-April 2013... 7

Gambar 2.1 Keseimbangan Pasar Monopolistik Jangka Pendek yang Mengalami Keuntungan... 17

Gambar 2.2 Keseimbangan Pasar Monopolistik Jangka Pendek yang Mengalami Kerugian... 18

Gambar 2.3 Keseimbangan Perusahaan Pasar Monopolistik dalam Jangka Panjang... 19

Gambar 2.4 Kurva TR, MR, AR dalam Pasar Persaingan Sempurna... 20

Gambar 2.5 Kurva TR, MR, AR dalam Pasar Persaingan Tidak Sempurna... 21

Gambar 2.6 Kerangka Pemikiran... 43

Gambar 3.1 Statistika d Durbin-Watson... 61

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 64

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia... 65

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.. 66

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha... 68

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja... 69

Gambar 4.6 Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 74

Gambar 4.7 Modal Kerja Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Bulan Agustus 2012-Juli 2013... 77

Gambar 4.8 Persaingan Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung... 80

Gambar 4.9 Uji Normalitas... 81

Gambar 4.10 Uji Heteroskedastisitas... 83

Gambar 4.11 Pengujian Autokorelasi Metode Durbin Watson... 84

Gambar 4.12 Uji t Variabel Modal Kerja... 87

Gambar 4.13 Uji t Variabel Persaingan... 87


(13)

1

wBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik. Pembangunan ekonomi akan tercapai apabila kegiatan perekonomiannya berjalan dengan baik. Penopang perekonomian tersebut salah satunya lewat sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun 2011 sampai 2012 mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) , hal tersebut bisa dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1

Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2011-2012

No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN

TAHUN 2011 - 2012 Jumlah % Jumlah % Jumlah % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 UNIT USAHA (A+B) A. A. Usaha Mikro,

Kecil,dan Menengah (UMKM)

- Usaha Mikro (UM)

- Usaha Kecil (UK)

- Usaha Menengah (UM)

B. Usaha Besar (UB)

Unit Unit Unit Unit Unit Unit 55,211,396 55,206,444 54,559,969 602,195 44,280 4,952 99.99 98.82 1.09 0.08 0.01 56,539,560 56,534,592 55,856,176 629,418 48,997 4,968 99.99 98.79 1.11 0.09 0.01 1,328,163 1,328,147 1,296,207 27,223 4,717 16 2.41 2.41 2.38 4.52 10.65 0.32

2 TENAGA KERJA (A+B)

C. A. Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah (UMKM)

- Usaha Mikro (UM)

- Usaha Kecil (UK)

- Usaha Menengah (UM)

B. Usaha Besar (UB)

Orang Orang Orang Orang Orang Orang 104,613,681 101,722,458 94,957,797 3,919,992 2,884,669 2,891,224 97.24 90.77 3.75 2.72 2.76 110,808,154 107,657,509 99,859,517 4,535,970 3,262,023 3,150,645 97.16 90.12 4.09 2.94 2.84 6,194,473 5,935,051 4,901,720 615,977 417,354 259,422 5.92 5.83 5.16 15.71 14.67 8.97

3 PDB ATAS DASAR HARGA BERLAKU (A+B)

B. A. Usaha Mikro,


(14)

2

Sumber : www.depkop.go.id, 2013. Keterangan : *) Angka Sangat Sementara

**) Angka Prediksi

Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa UMKM di Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2012 mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dari segi unit usaha, tenaga kerja, maupun kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Dari segi unit usahanya UMKM mengalami perkembangan sebesar 2,41 persen, dari segi tenaga kerja juga mengalami perkembangan dari tahun 2011 sampai 2012 yaitu sebesar 5,83 persen, dan kontribusi UMKM terhadap PDB juga mengalami perkembangan yang cukup baik yaitu kontribusinya sebesar 13,15 persen. Dari keterangan diatas menunjukan bahwa UMKM memiliki peranan yang cukup baik sekaligus penopang bagi perekonomian Indonesia.

Di Propinsi Jawa Barat, UMKM juga memiliki peranan yang sangat penting terhadap perekonomian. Hal itu bisa dilihat pada tabel 1.2 dimana peranan UMKM Jawa Barat pada tahun 2009 memiliki kontribusi sebesar 52,88 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat. Selanjutnya pada tahun 2010 dan 2011 peranan UMKM Jawa Barat mengalami kenaikan masing-masing sebesar 53,68 persen dan 54,20 persen. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan peranan Usaha Besar (UB) terhadap PDRB Jawa Barat yang mengalami penurunan dari tahun 2009 sampai 2011 yaitu pada tahun 2009 sebesar 47,12 persen, tahun 2010 sebesar 46,32 persen, dan pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan yang hanya memiliki kontribusi sebesar 45,80 persen terhadap PDRB Jawa Barat. Berikut tabel mengenai peranan UMKM dan UB terhadap PDRB tanpa migas di Propinsi Jawa Barat tahun 2009-2011 :

Kecil,dan Menengah (UMKM)

C. - Usaha Mikro (UM)

D. - Usaha Kecil (UK) - Usaha Menengah (UM)

B. Usaha Besar (UB)

Rp. Milyar Rp. Milyar Rp. Milyar Rp. Milyar Rp. Milyar 4,303,571.5 2,579,388.4 722,012.8 1,002,170.3 3,123,514.6 57.94 34.73 9.72 13.49 42.06 4,869,568.1 2,951,120.6 798,122,2 1,120,325.3 3,372,296.1 59.08 35.81 9.68 13.59 40.92 565,996.7 371,732.2 76,109.4 118,155.0 248,781.5 13.15 14.41 10.54 11.79 7.96


(15)

3

Tabel 1.2

Peranan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Terhadap PDRB Tanpa Migas Propinsi Jawa Barat

Tahun 2009-2011 (Persen)

Tahun UMKM UB

2009 52,88 47,12

2010 53,68 46,32

2011 54,20 45,80

Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.

Selanjutnya di Propinsi Jawa Barat juga UMKM mengalami perkembangan yang cukup baik, baik dari segi unit usaha maupun terhadap penyerapan tenaga kerjanya. Hal itu bisa dilihat pada tabel 1.3 dibawah ini :

Tabel 1.3

Perkembangan Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Menurut Skala Usaha Propinsi Jawa Barat

Tahun 2009-2011

Tahun Jumlah Unit Usaha

(Unit)

Tenaga Kerja (Orang)

2009 8.524.494 13.542.296

2010 8.730.254 13.966.311

2011 8.750.914 14.278.402

Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.

Berdasarkan tabel 1.3 diatas menunjukan bahwa perkembangan UMKM di Propinsi Jawa Barat mengalami kenaikan baik dari segi unit usaha maupun tenaga kerjanya. Dari segi unit usaha mengalami kenaikan tiap tahunnya, yaitu pada tahun 2009 jumlah UMKM di Propinsi Jawa Barat sebanyak 8.524.494 unit, pada tahun 2010 naik menjadi 8.730.254 unit, dan pada tahun 2011 juga mengalami kenaikan menjadi 8.750.914 unit. Selanjutnya dari segi tenaga kerjanya juga mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 UMKM Propinsi Jawa Barat mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 13.542.296 orang, pada tahun 2010 bertambah menjadi 13.966.311 orang, dan pada tahun 2011 bertambah kembali menjadi 14.278.402 orang. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan UMKM di Propinsi Jawa Barat tiap tahunnya selalu mengalami kenaikan baik dari segi unit usaha maupun terhadap penyerapan tenaga kerjanya. Hal ini mengindikasikan bahwa iklim UMKM di Propinsi Jawa Barat memiliki prospek yang lebih baik


(16)

4

untuk dikembangkan kedepannya agar mampu menanggulangi masalah pemerataan pendapatan dimasyarakat.

Selanjutnya di Propinsi Jawa Barat peranan UMKM dan UB terhadap produktivitas unit usahanya juga mengalami perkembangan yang cukup baik. Hal tersebut bisa dilihat pada tabel 1.4 dibawah ini :

Tabel 1.4

Produktivitas Unit Usaha Menurut Skala Usaha Tahun 2009 – 2011 (Juta Rp)

Tahun Mikro Kecil Menengah Besar

2009 24,01 675,94 9.862,74 222.621,50

2010 26,98 760,32 11.202,40 239.594,98

2011 30,22 785,70 11.577,38 239.807,54

Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.

Berdasarkan tabel 1.4 diatas menunjukan bahwa produktivitas unit usaha baik pada usaha mikro, kecil, menengah maupun usaha besar mengalami perkembangan yang cukup baik tiap tahunnya. Namun dari perkembangan tersebut produktivitas unit usaha mikro adalah yang terkecil dibanding dengan usaha kecil, menengah maupun usaha besar. Produktivitas unit usaha mikro pada tahun 2009 hanya sebesar 24,01 juta, tahun 2010 sebesar 26,98 juta, dan pada tahun 2011 sebesar 30,22 juta. Hal ini mengindikasikan bahwa unit usaha pada usaha mikro masih memerlukan penanganan yang lebih serius kedepannya baik oleh pemerintah maupun pihak-pihak terkait.

Berdasarkan kondisi perkembanganya tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang UMKM khususnya pada industri makanan dan minuman di Kota Bandung, karena perkembangan industri makanan dan minuman Kota Bandung mengalami fluktuatif yang menurun tiap tahunnya dibanding dengan industri-industri lainnya seperti handycraft, produksi, dan perdagangan. Adapun perkembangan industri makanan dan minuman Kota Bandung bisa dilihat pada tabel 1.5 dibawah ini :


(17)

5

Tabel 1.5

Perkembangan Data Usaha Mikro dan Usaha Kecil Kota Bandung Tahun 2009 – 2012

Sumber : Dinas KUKM dan PERINDAG Kota Bandung, 2013.

Berdasarkan tabel 1.5 diatas menunjukan bahwa pada tahun 2009 sampai tahun 2012 industri makanan dan minuman Kota Bandung khususnya pada usaha mikro dan usaha kecil memiliki perkembangan yang fluktuatif menurun, baik dari segi unit usahanya, tenaga kerja, aset, maupun omsetnya. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perkembangan industri makanan dan minuman di Kota

Tahun URAIAN USAHA MIKRO USAHA KECIL Jumlah UMKM (Unit) Tenaga Kerja (Orang) Aset (Rupiah) Omset (Rupiah) Jumlah UMKM (Unit) Tenaga Kerja (Orang) Aset (Rupiah) Omset (Rupiah) 2009 MAKANAN DAN

MINUMAN 244 1.080 2.612.100.000 11.436.055.000 53 415 1.452.300.000 29.585.820.000 HANDYCRAFT 134 664 1.361.650.000 5.011.100.000 17 241 474.000.000 6.676.000.000 PRODUKSI 132 659 2.619.500.000 6.957.040.000 33 358 4.441.600.000 19.495.600.000

PERDAGANGAN 188 651 2.899.500.000 11.337.180.000 19 134 1.579.995.737 10.823.250.800

2010

MAKANAN DAN MINUMAN

34 107 226.500.000 1.433.200.000 4 51 289.000.000 2.076.000.000

HANDYCRAFT 9 43 405.000.000 468.000.000 1 0 80.000.000 507.000.000

PRODUKSI 6 21 90.000.000 526.000.000 3 14 0 820.000.000 PERDAGANGAN 13 21 35.000.000 311.600.000 1 2 0 1.800.000.000

2011

MAKANAN DAN MINUMAN

105 359 697.800.000 5.765.450.000 8 80 29.500.000 6.590.000.000

HANDYCRAFT 38 109 9.500.000 1.104.900.000 1 8 - 400.000.000

PRODUKSI 9 49 105.000.000 1.074.000.000 2 20 - 950.000.000 PERDAGANGAN 38 127 197.000.000 1.177.300.000 2 13 50.000.000 500.000.000

2012

MAKANAN DAN MINUMAN

40 118 903.000.000 1.668.700.000 2 13 100.000.000 765.000.000

HANDYCRAFT 9 25 220.000.000 155.000.000 2 25 15.000.000 1.300.000.000 PRODUKSI 11 50 132.750.000 1.116.000.000 3 15 800.000.000 1.200.000.000


(18)

6

Bandung memiliki masalah yang harus ditangani oleh pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Pada saat pra penelitian penulis juga menemukan adanya permasalahan yang dialami oleh para pelaku UMKM khususnya pada pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Permasalahan tersebut diantaranya dari perkembangan pendapatan yang diterima oleh pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung, dimana pendapatan tiap bulannya mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 1.6 dibawah ini :

Tabel 1.6

Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung Periode November 2012 – April 2013

Bulan Total Pendapatan

(RP)

Perkembangan (%)

November 8.907.630.000 -

Desember 8.837.500.000 - 0,78 %

Januari 8.796.100.000 - 0,46 %

Februari 8.713.150.000 - 0,94 %

Maret 8.718.000.000 0,05 %

April 8.692.220.000 - 0,29 %

Sumber : pra penelitian dari 54 responden, diolah.

Berdasarkan tabel 1.6 diatas yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap 54 responden terlihat bahwa perkembangan pendapatan pedagang di sentra oleh-oleh khas Kota Bandung mengalami perkembangan yang fluktuatif menurun tiap bulannya dimana pendapatan paling rendah yaitu pada bulan April yang hanya sebesar Rp. 8.692.220.000,00 atau sekitar -0,29 persen, sedangkan perkembangan pendapatan yang mengalami kenaikan (positif) terdapat pada bulan Maret 2013 yaitu sebesar Rp. 8.718.000.000,00 atau sekitar 0,05 persen. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 1.1 berikut ini :


(19)

7

Gambar 1.1

Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-Oleh Khas Kota Bandung Periode November 2012 sampai April 2013

Berdasarkan gambar 1.1 diatas terlihat jelas bahwa dalam periode November 2012 sampai April 2013 terjadi perkembangan pendapatan yang fluktuatif menurun pada pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Hal tersebut disebabkan karena terbatasnya modal kerja. Menurut Tulus Tambunan (2002: 69) ada beberapa masalah yang umum dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah seperti :

1. Keterbatasan modal kerja atau modal investasi.

2. Kesulitan mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau.

3. Keterbatasan teknologi.

4. SDM dengan kualitas yang baik (terutama manajemen dan teknisi produksi) 5. Informasi khususnya mengenai pasar.

6. Kesulitan dalam pemasaran (termasuk distribusi).

Selanjutnya menurut Ina Primiana (2009: 50) ada beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan UMKM dalam hal permodalan, yaitu :

1. Kesulitan akses ke bank dikarenakan ketidakmampuan dalam hal

menyediakan persyaratan agar bankable. Sebetulnya bank Indonesia telah membentuk P3UKM yang membantu UMKM agar dapat lebih mudah akses ke Bank. Tetapi kenyataanya tidak semua UMKM dapat memenuhi persyaratan collateral. Artinya masih lebih banyak UMKM yang belum terjaring. 0 -0,78 -0,46 -0,94 0,05 -0,29 -1 -0,5 0 0,5 D a la m S a t u a n P e r s e n

Perkembangan Pendapatan Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung

Periode November 2012 sampai April 2013

Perkembangan Pendapatan


(20)

8

2. Ketidaktahuan UMKM terhadap cara memperoleh dana dari sumber-sumber lain selain perbankan, yang dapat menjadi alternatif pembiayaan.

3. Tidak tersedianya modal pada saat pesanan datang. Artinya mereka membutuhkan dana cepat untuk memenuhi pesanan. Hal ini tidak dimungkinkan bila melalui perbankan, karena waktu yang dibutuhkan sejak pengajuan hingga dana cair bisa mencapai 2-3 bulan, belum lagi kalau pengajuan kreditnya ditolak yang bisa menyebabkan hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan. Biasanya mereka mencari jalan agar dapat memperoleh dana cepat yaitu dengan meminjam sesama pengusaha atau rentenir.

Selanjutnya menurut Paul A Samuelson dan William D.N (1999 : 121) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan antara lain modal, latar belakang pendidikan, sikap kewirausahaan, pelayanan, persaingan yang ketat, dan keterampilan yang dimiliki oleh produsen serta karyawannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi pendapatan tersebut diantaranya modal. Modal disini diasumsikan sebagai modal kerja. Modal kerja sangatlah penting bagi kelangsungan usaha, karena dengan modal yang kuat otomatis kelangsungan operasional perusahaan ataupun pedagang pun akan berjalan dengan baik sehingga proses produksi pun akan berjalan dengan optimal. Hal tersebut senada

dengan yang diungkapkan oleh Bambang Riyanto (1995: 57) bahwa “ Semakin

tinggi modal yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin tinggi pula profit yang akan diperoleh karena perusahaan memiliki modal yang dapat dipergunakan untuk

pemasaran dan membeli bahan baku berkualitas”. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa modal kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan.

Disamping itu permasalahan yang sering dialami oleh pelaku UMKM khususnya permasalahan yang sering dialami oleh pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung adalah persaingan. Menurut Paton dan Littleton (1984: 167) dalam Wahjono (2010) menyatakan bahwa pendapatan dapat dipengaruhi oleh faktor persaingan yang sangat pesat dan perilaku perusahaan harus berinovasi dan kreatif


(21)

9

Berdasarkan keterangan diatas juga diperkuat lagi oleh hasil survei UMKM Jawa Barat Tahun 2012 yang dilakukan oleh dinas terkait bahwa ada tujuh kendala utama yang berhasil diidentifikasi. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 1.7 dibawah ini :

Tabel 1.7

Persentase Tujuh Jenis Kendala Utama UMKM Hasil Survey Khusus UMKM 2012

No Jenis Kendala Persentase

1 Tidak bisa bersaing 24,69

2 Permodalan 23,44

3 Sarana dan Prasarana Tidak Menunjang 7,88

4 Biaya Produksi Tinggi 6,85

5 Banjir 6,43

6 Sulit memperoleh bahan baku 6,02

7 Pemasaran 4,77

8 Lain-lain 19,92

Total 100,00

Sumber : Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, 2012.

Berdasarkan tabel 1.7 diatas menunjukan bahwa kendala bagi pelaku UMKM yang pertama adalah tidak bisa bersaing dengan para pesaingnya. Dari hasil survei UMKM tersebut kendala tidak bisa bersaing memiliki persentase sebesar 24,69 persen disusul kendala yang kedua adalah mengenai permodalan dengan persentase sebesar 23,44 persen, disusul sarana dan prasarana tidak menunjang 7,88 persen, biaya produksi tinggi sebesar 6,85 persen, banjir sebesar 6,43 persen, sulit memperoleh bahan baku sebesar 6,02 persen, pemasaran sebesar 4,77 persen , dan lain-lain sebesar 19,92 persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa kendala utama yang dirasakan oleh pelaku UMKM adalah mengenai persaingan dan permodalan dalam hal ini mengenai modal kerja.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : PENGARUH MODAL KERJA DAN

PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN ( Survei pada Pedagang Sentra Oleh-oleh Khas Kota Bandung ).


(22)

10

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap pendapatan? 2. Bagaimana pengaruh persaingan terhadap pendapatan?

3. Bagaimana pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap pendapatan. 2. Untuk mengetahui pengaruh persaingan terhadap pendapatan.

3. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap

pendapatan.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu ekonomi mikro serta dapat dijadikan sebagai bahan literatur dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi pembuat kebijakan khususnya mengenai kajian ekonomi mikro dalam menyelesaikan masalah khususnya permasalahan yang dialami oleh UMKM.


(23)

44

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Dan Subjek Penelitian 3.1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pendapatan sebagai variabel dependen, modal kerja dan persaingan sebagai variabel independen. Pada penelitian ini dilakukan untuk meneliti variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan yaitu modal kerja dan persaingan.

Peneliti memandang bahwa modal kerja dan persaingan memiliki pengaruh terhadap pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.

3.1.2 Subjek Penelitian

Pada penelitian ini penulis mengambil subjek penelitian terhadap para pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung yang berada di daerah Leuwi Panjang, Pasar Baru, Pasteur, Cihampeulas, Kebon Kalapa, Cicaheum, dan Pasar Kosambi. Penelitian ini akan dilaksanakan sekitar bulan Juli sampai Agustus.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 136) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Survey Explanatory, yaitu suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang utama (Masri Singarimbun 1983: 30). Adapun tujuan dari penelitian Survey Explanatory yang digunakan adalah:

1. Penjagaan (eksploratif) 2. Deskriptif


(24)

45

3. Penjelasan (explanatory atau confirmotory) yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis

4. Evaluasi

5. Prediksi atau meramalkan kejadian tertentu dimasa datang 6. Penelitian operasional

7. Pengembangan indikator-indikator sosial.

3.3 Operasional Variabel

Variabel yang akan diteliti dikelompokan dalam konsep teoritis, empiris, dan analitis. Konsep teoritis merupakan variabel utama yang bersifat umum. Konsep empiris merupakan konsep yang bersifat operasional dan terjabar dari konsep teoritis. Sedangkan konsep analitis adalah penjabaran dari konsep teoritis dimana data itu diperoleh. Adapun bentuk operasionalnya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis

Ukuran Data Pendapatan (Y)

Total penerimaan adalah jumlah total yang diterima oleh perusahaan dari pendapatan

produknya. Casse dan Fair (2002: 204).

Jumlah hasil

seluruh penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualannya.

Data diperoleh dari responden mengenai jumlah pendapatan yang diterima oleh pedagang selama bulan Agustus 2012 sampai Juli 2013 (dalam Rupiah)

Interval

Modal kerja (X1)

Modal kerja merupakan

keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula

dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan Modal kerja pedagang yang meliputi :

1. Modal Sendiri 2. Modal Pinjaman

Data diperoleh dari jawaban responden mengenai :

1. Modal Sendiri 2. Modal Pinjaman, terdiri dari :

a. Bank

b. Lembaga Keuangan Lainnya

c. Keluarga


(25)

46

sehari-hari. Bambang Riyanto (1995 : 51).

Persaingan (X2)

Persaingan dapat dilakukan dengan persaingan dalam harga, produk, dan promosi. Casse & Fair (2002: 372)

Jumlah skor persaingan yang diukur dari tingkat persaingan antar pedagang melalui persaingan produk, harga, dan promosi.

1. Skor persaingan produk yang meliputi : a. Keunggulan produk - Persaingan dalam rasa produk

- Persaingan dalam keunikan/ciri khas produk

- Persaingan dalam keberagaman produk - Persaingan dalam daya tahan produk - Persaingan dalam bahan dasar produk b. Diferensiasi - Perbedaan ukuran produk yang dijual - Perbedaan dalam jasa pelayanan yang dilakukan

- Perbedaan dalam kemasanan/desain produk

- Perbedaan jenis produk yang dijual - perbedaan biaya yang dikeluarkan oleh pedagang

2. Skor persaingan harga yang meliputi : a. Persaingan

penetapan harga yang dilakukan oleh pedagang

3. Skor persaingan promosi yang meliputi :

- Komunikasi dari mulut ke mulut (word

of mouth

communication)

- Promosi dengan menggunakan papan nama.


(26)

47

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan karakteristik objek penelitian. Menurut Sugiyono (2007: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Riduwan dan Akdon (2010: 238) populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Adapun daerah sentra oleh-oleh khas Kota Bandung meliputi daerah Leuwi Panjang, Pasar Baru, Pasteur, Cihampeulas, Cicaheum, Kebon Kalapa, dan Pasar Kosambi. Populasi yang didapat dari daerah-daerah tersebut berjumlah 117 pedagang.

3.4.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 131) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Riduwan dan Akdon (2010: 240) sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Untuk memudahkan dalam melakukan penelitian maka digunakan teknik pengambilan sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate

Stratified Random Sampling. Menurut Riduwan dan Akdon (2010: 242) teknik Proportionate Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel dari

anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional. Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel dari populasi pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung yang meliputi daerah Leuwi Panjang, Pasar Baru, Pasteur, Cihampeulas, Cicaheum, Kebon Kalapa, dan Pasar Kosambi. Adapun rumus untuk menentukan


(27)

48

n=

(Riduwan dan Akdon, 2010: 249)

Dimana :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi d2 = Presisi yang ditetapkan

Adapun populasi pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung berjumlah 117 pedagang, yang dimana jumlah tersebut mencakup daerah Leuwi Panjang berjumlah 50 pedagang, Pasar Baru 15 pedagang, Pasteur 15 pedagang, Cihampeulas 9 pedagang, Cicaheum 6 pedagang, Kebon Kalapa 7 pedagang, Pasar Kosambi 15 pedagang. Dari data populasi tersebut maka jumlah sampelnya sebagai berikut :

Diketahui :

N = 117

d2 = 10% (0.1)2

Ditanyakan Sampel ? Dijawab :

n =

n =

n =


(28)

49

Berdasarkan hasil perhitungan sampel diatas, maka penulis mendapat ukuran sampel sebesar 54 responden. Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling dimana pengambilan sampel dari masing-masing daerah sentra oleh-oleh khas Kota Bandung dihitung secara proporsional.

Tabel 3.2

Ukuran Sampel Dari Setiap Daerah Penelitian

No Nama Daerah Ukuran Populasi Ukuran Sampel

1 Leuwi Panjang 50 24

2 Pasar Baru 15 7

3 Pasteur 15 7

4 Cihampeulas 9 4

5 Kebon Kalapa 7 3

6 Cicaheum 6 3

7 Pasar Kosambi 15 6

Total 117 54

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa total populasi sentra oleh-oleh khas Kota Bandung berjumlah 117 pedagang, dimana populasi tersebut tersebar diberbagai daerah di Kota Bandung yang meliputi :

1. Leuwi Panjang berjumlah 50 responden 2. Pasar Baru berjumlah 15 responden 3. Pasteur berjumlah 15 responden 4. Cihampeulas berjumlah 9 responden 5. Kebon Kalapa berjumlah 7 responden

6. Cicaheum berjumlah 6 responden

7. Pasar Kosambi berjumlah 15 responden

Sedangkan untuk ukuran sampel berjumlah 54 responden meliputi : 1. Leuwi Panjang berjumlah 24 responden.


(29)

50

3. Pasteur berjumlah 7 responden. 4. Cihampeulas berjumlah 4 responden. 5. Kebon Kalapa berjumlah 3 responden.

6. Cicaheum berjumlah 3 responden.

7. Pasar Kosambi berjumlah 6 responden.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data 3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain :

1. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden agar diperoleh data yang dibutuhkan. 2. Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengalaman langsung

pada objek yang diteliti.

3. Wawancara adalah teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi secara langsung dengan cara tanya jawab lisan kepada para responden yang dipergunakan sebagai pelengkap data.

4. Studi literatur, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data dari buku-buku, internet, dan media cetak lainnya yang berhubungan dengan konsep dan permasalahan yang diteliti.

3.5.2 Alat Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian alat pengumpulan data atau instrumen penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket mengenai modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Adapun langkah-langkah dalam penyusunan angket adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu mengetahui pengaruh modal

kerja dan persaingan terhadap pendapatan pada pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.


(30)

51

2. Objek yang menjadi responden yaitu para pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.

3. Menyusun kisi-kisi

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

5. Menyusun pertanyaan dan alternatif jawabannya untuk jenis pertanyaan yang sifatnya tertutup.

6. Menyusun pertanyaan untuk jenis pertanyaan yang sifatnya terbuka dan tidak disediakan alternatif jawabannya.

7. Menetapkan kriteria skor untuk setiap pertanyaan yang sifatnya tertutup.

8. Memperbanyak angket

9. Menyebarkan angket.

10. Mengelola dan menganalisis hasil angket.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian

Agar hasil penelitian tidak bias dan tidak diragukan kebenarannya, maka penulis mengadakan pengujian terhadap alat ukur yang digunakan, diantaranya :

3.6.1 Tes Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dikatakan valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2005: 173). Suatu tes dikatakan memiliki validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurannya, dalam uji validitas ini digunakan teknik korelasi produk

moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

  

 

 

2

2 2

2

-Y Y

N X X

N

Y X XY

N rxy

(Suharsimi Arikunto, 2006: 170) Dimana :


(31)

52

Y = Skor total item instrumen

∑X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑X2

= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor X

∑Y2

= Jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y

N = Jumlah responden

Adapun kriterianya sebagai berikut : Rxy < 0,20 : Validitas sangat rendah

0,20 - 0,39 : Validitas rendah

0,40 - 0,59 : Validitas sedang/cukup 0,60 - 0,89 : Validitas tinggi

0,90 - 1,00 : Validitas sangat tinggi

Pada penelitian ini uji validitasnya dengan cara membandingkan nilai thitung

dengan ttabel, karena datanya diperoleh dari sampel. Adapun perbandingannya dengan menggunakan tarif signifikan α = 0,05 adalah sebagai berikut :

Jika thitung ≥ ttabel instrumen valid

Sebaliknya jika thitung ≤ ttabel instrumen tidak valid

3.6.2 Tes Reliabilitas

Tes reliabilitas digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat dipercaya karena instrumen sudah baik. Reliabilitas menunjukan pada tingkat keterandalan sesuatu. Uji reliabilitas ini menggunakan rumus alpha karena data berupa skor dari 1-5. Adapun rumus untuk mencari reliabilitas instrumen adalah :

r11 =

    

  

    

2

1 2

1

1 

b

k k


(32)

53

Dimana :

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2 b

= Jumlah varians butir

2 t

= Varians total

Jumlah varian dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian dari setiap item dengan persamaan sebagai berikut:

2

b

(Suharsimi, 2006: 171) Dimana :

2

b

 = Harga varians tiap item

x2 = Jumlah kuadrat jawaban responden tiap item

(∑x2) = Jumlah kuadrat skor seluruh responden dari tiap item

N = Jumlah responden

Setelah nilai varians item diketahui langkah selanjutnya yaitu dengan mencari varians total dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

2

t

(Suharsimi, 2006: 171) Dimana :

2

t

 = Harga varians total

x2 = Jumlah kuadrat skor total


(33)

54

N = Jumlah responden

Langkah selanjutnya mengkonsultasikan harga r11 pada penafsiran indeks

korelasi, yaitu :

Tabel 3.3

Batas-batas nilai r (korelasi)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,000-0,199 0,200-0,399 0,400-0,599 0,600-0,799 0,800-1,000

Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2009: 231)

Keputusannya dengan membandingkan r11 dengan r tabel, dengan ketentuan

sebagai berikut :

Jika r 11 > r tabel berarti reliabel dan jika r11 < r tabel berarti tidak reliabel.

3.7 Sumber Data

Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subjek dari mana data tersebut diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006: 129). Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer, data yang diperoleh dari responden yaitu data pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung.

2. Data Sekunder, data yang diperoleh dari BPS, Dinas KUMKM Propinsi Jawa Barat, Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung, dan internet.

3.8 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.8.1 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan pengolahan data. Jenis data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data ordinal dan data interval. Dengan adanya data yang berjenis ordinal maka data


(34)

55

harus diubah menjadi data interval melalui Methods of Succesive Interval (MSI). Salah satu kegunaan dari Methods of Succesive Interval (MSI) dalam pengukuran adalah untuk menaikan pengukuran dari ordinal ke interval. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Harun Al-rasyid (1993: 131-134) dalam bukunya teknik penarikan sampel dan penyusunan skala.

Langkah kerja Methods of Succesive Interval (MSI) adalah sebagai berikut:

a. Perhatikan tiap butir pertanyaan, misalnya dalam angket.

b. Untuk butir tersebut, tentukan berapa banyak orang yang mendapatkan (menjawab) skor 1,2,3,4,5 yang disebut frekuensi.

c. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut Proporsi (P).

d. Tentukan Proporsi Kumulatif (PK) dengan cara menjumlah antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya.

e. Dengan menggunakan tabel distribusi normal baku, tentukan nilai Z untuk setiap kategori.

f. Tentukan nilai densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh dengan menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku.

g. Hitung SV (Scale Value)= Nilai Skala dengan rumus sebagai berikut:

SV =

h. Menghitung skor hasil transformasi untuk setiap pilihan jawaban dengan rumus:

Y = SV + [1+(SVMin)] dimana K = 1 + [SVMin]

Permasalahan yang diajukan akan dilakukan dengan menggunakan statistik parametrik. Model analisis yang digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel bebas terhadap variabel terkait serta untuk menguji


(35)

56

kebenaran dari hipotesis akan digunakan model persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = a+ β1X1i+ β2X2i + ei

Dimana :

Y : Pendapatan

X1i :Modal Kerja

X2i : Persaingan

a : Konstanta

β1, β2 :Koefisien masing-masing variabel

ei : Faktor Penganggu

3.8.2 Pengujian Hipotesis 3.8.2.1 Uji t Statistik

Pengujian ini dilakukan untuk menguji hipotesis:

Ho : masing- masing variabel Xi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

variabel Y, dimana i = X1, X2, X3, X4.

Hi : masing-masing variabel Xi secara parsial berpengaruh terhadap variabel Y,

dimana i = X1, X2, X3, X4.

Untuk menguji rumusan hipotesis diatas digunakan uji t dengan rumus: t =

Se

; i = X

1, X2, X3, X4.

Kaidah keputusan:

Tolak Ho jika t hitung > t tabel, dan terima Ho jika t hitung < t tabel.

3.8.2.2 Pengujian Secara Serempak (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis secara simultan dengan ketentuan sebagai berikut:

- Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

- Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.


(36)

57

F =

Sudjana (2005 : 385)

3.8.2.3 Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan variabel independen (X1,X2) terhadap variabel dependen (Y).

Dengan ketentuan sebagai berikut :

- Jika nilai semakin mendekati angka 1, maka hubungan antara variabel semakin erat atau baik.

- Dan sebaliknya jika nilai semakin menjauhi angka 1, maka hubungan antara variabel kurang erat atau kurang baik.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : R2 = 1-

(

Sudjana, 2005 : 383)

3.9 Uji Asumsi Klasik 3.9.1 Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis statistik parametrik yaitu uji normalitas data. Uji normalitas adalah pengujian yang ditujukan untuk mengetahui sifat distribusi dari penelitian. Uji ini berfungsi untuk menguji normal tidaknya sampel penelitian, yakni menguji sebaran data yang dianalisa. Pada uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan alat statistik non paramterik yakni uji Kolmogorof Smirnov dan anlisa kurva. Menurut uji Kolmogorof Smirnov kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Data berdistristribusi normal jika signifikansinya lebih dari 0,05 dan teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa parametrik.

2) Data berdistribusi tidak normal jika signifikansinya kurang dari 0,05 dan teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa non parametrik.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisa kurva dengan kriteria; jika plot titik-titik pengamatan berada pada sekitar garis lurus maka


(37)

58

3.9.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi dimana terdapat korelasi variabel bebas antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Ada beberapa cara untuk mendeteksi keberadaan multikolinearitas dalam model OLS (Gujarati, 2001: 166), yaitu :

1) Mendeteksi nilai koefisien determinasi (R2) dan nilai thitung. Jika R2 tinggi

(biasanya berkisar 0,7 – 1,0) tetapi sangat sedikit koefisien regresi yang signifikan secara statistik, maka kemungkinan ada gejala multikolinearitas. 2) Melakukan uji korelasi derajat nol. Apabila koefisien korelasinya tinggi, perlu

dicurigai adanya masalah multikolinearitas. Akan tetapi tingginya koefisien korelasi tersebut tidak menjamin terjadi multikolinearitas.

3) Menguji korelasi antar sesama variabel bebas dengan cara meregresi setiap Xi

terhadap X lainnya. Dari regresi tersebut, kita dapatkan R2 dan F. Jika nilai Fhitung melebihi nilai kritis Ftabel pada tingkat derajat kepercayaan tertentu, maka

terdapat multikolinieritas variabel bebas.

4) Regresi Auxiliary. Kita menguji multikolinearitas hanya dengan melihat hubungan secara individual antara satu variabel independen dengan satu variabel independen lainnya.

5) Variance inflation factor dan tolerance.

Dalam penelitian ini akan mendeteksi ada atau tidaknya multiko dengan uji Variance inflation factor dan tolerance. (VIF), dengan bantuan program SPSS

21.00 for Windows. Untuk melihat gejala multikolinearitas, kita dapat melihat dari

hasil Collinerity Statistics. Hasil VIF yang lebih besar dari lima menunjukan adanya gejala multikolinearitas.

Apabila terjadi multikolinearitas, maka menurut Gujarati (2001: 168-171) disarankan untuk mengatasinya dapat dilakukan melalui cara berikut ini :

1) Adanya informasi sebelumnya (informasi apriori)

2) Menghubungkan data cross sectional dan data urutan waktu, yang dikenal sebagai penggabungan data (polling the data)


(38)

59

3) Mengeluarkan satu variabel atau lebih

4) Transformasi variabel serta penambahan variabel baru.

3.9.3 Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi pokok dalam model regresi linier klasik adalah bahwa varian-varian setiap disturbance term yang dibatasi oleh nilai tertentu mengenai variabel-variabel bebas adalah berbentuk suatu nilai konstan yang sama dengan

δ2

. Inilah yang disebut dengan asumsi heteroskedastisitas (Gujarati, 2001: 177). Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Keadaan heteroskedastisitas dapat terjadi oleh sebab-sebab sebagai berikut : 1) Sifat variabel yang diikutsertakan kedalam model.

2) Sifat data yang digunakan dalam analisis. Pada penelitian dengan menggunakan data runtun waktu, kemungkinan asumsi itu benar .

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas (Agus Widarjono, 2005: 147-161), yaitu sebagai berikut: 1) Metode grafik, kriteria yang digunakan dalam metode ini adalah

a. Jika grafik mengikuti pola tertentu misal linier, kuadratik atau hubungan lain berarti pada model tersebut terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika pada grafik plot tidak mengikuti pola atau aturan tertentu maka pada model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Uji Park (Park Test), yakni menggunakan grafik yang menggambarkan keterkaitan nilai-nilai variabel bebas (misalkan X1) dengan nilai-nilai taksiran

variabel pengganggu yang dikuadratkan (^u2).

3) Uji Glejser (Glejser Test), yakni dengan cara meregres nilai taksiran absolut variabel pengganggu terhadap variabel X1 dalam berbagai bentuk,


(39)

60

ȗi = β1 + β2X1 + ˅1 atau ȗi = β1 + β2 √ i+ ˅1

4) Uji Korelasi rank Spearman (Spearman’s rank correlation test). Koefisien korelasi rank Spearman tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi heteroskedastisitas berdasarkan rumusan sebagai berikut :

rs = 1 – 6

[

]

Dimana :

d1 = setiap pasangan rank

n = jumlah pasangan rank

5) Uji White (White Test). Uji White juga dapat melakukan pengujian terhadap gejala heteroskedastisitas yaitu dengan cara meregresi residual kuadrat dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian variabel bebas. Ini dilakukan dengan cara membandingkan antara

χ

2hitung dengan

χ

2

tabel, jika

χ

2

hitung >

χ

2

tabel maka hipotesis yang menyatakan gejala heteroskedastisitas

diterima dan sebaliknya jika

χ

2hitung <

χ

2

tabel maka hipotesis yang menyatakan

gejala heteroskedastisitas ditolak.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji metode grafik, dengan bantuan program SPSS 21.00 for Windows. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tidak memiliki pola tertentu. Salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual.

3.9.4 Uji Autokorelasi

Autokorelasi berarti adanya korelasi antar anggota observasi antar observasi satu dengan observasi lain yang berlainan waktu. Dalam kaitannya dengan asumsi metode OLS, autokorelasi merupakan korelasi antara satu residual dengan residual lainnya. Sedangkan salah satu asumsi penting metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual satu dengan residual yang lain (Agus Widarjono, 2005: 177).


(40)

61

Akibat dari adanya autokorelasi adalah sebagai berikut : 1. Varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasi.

2. Model regresi yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan untuk menduga nilai variabel terikat dari nilai variabel bebas tertentu.

3. Varian dari koefisiennya menjadi tidak minim lagi (tidak efisien), sehingga koefisien estimasi yang diperoleh kurang akurat.

4. Uji t tidak berlaku lagi, jika uji t tetap digunakan maka kesimpulan yang diperoleh salah.

Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidak autokorelasi pada model regresi dapat dilakukan melalui cara sebagai berikut :

1. Grafichal Model, metode grafik yang memperlihatkan hubungan residual

dengan trend waktu.

2. Runt Test, uji loncatan atau uji Geary (Geary Test).

3. Uji Breusch-Pagan-Godfrey untuk korelasi berordo tinggi.

4. Uji d Durbin-Watson, yaitu membandingkan nilai statistik Durbin-Watson hitung dengan Durbin-Watson tabel. Nilai Durbin-Watson menunjukan ada atau tidaknya autokorelasi baik positif maupun negatif, jika digambarkan akan terlihat seperti pada gambar berikut ini :

5.

6.

0 dL du 4- du 4- dL 4

Gambar 3.1

Statistika d Durbin-Watson (Gudjarati 2001: 216)

Keterangan :

d = Durbin Tabel Lower

Tolak H0

berarti ada autokorelasi

positif

Tidak dapat diputuskan

Tidak menolak H0

berarti tidak ada

autokorelasi Tidak dapat

diputuskan

Tolak H0

berarti ada autokorelasi


(41)

62

dU =Durbin Tabel Up

H0 = tidak ada autokorelasi positif

H*0 = tidak autokorelasi negatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin- Watson dengan bantuan program SPSS 21.00 for Windows. Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL dan du).


(42)

96

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan tentang pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya semakin tinggi modal kerja yang dimiliki pedagang maka pendapatan juga akan semakin tinggi.

2. Persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya semakin tinggi tingkat persaingan, maka pendapatan juga akan semakin tinggi.

3. Modal kerja dan persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya semakin tinggi modal kerja dan persaingan, pendapatan juga akan semakin tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Para pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung harus menggunakan

pembukuan dalam mengelola keuangannya khususnya dalam mengatur modal kerja agar lebih efektif dan efiesien dalam menunjang kegiatan operasionalnya demi meningkatkan pendapatannya.

2. Sebagai upaya dalam menghadapi persaingan, para pedagang harus

memperkuat strategi bersaing baik itu dengan penetapan harga maupun strategi dalam memperbaiki kualitas produk yang sedang diminati konsumen dengan lebih kreatif dan inovatif agar dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan bisa menghadapi persaingan yang ada, karena dengan hal itu peluang untuk memperoleh pendapatan pun akan tercapai.


(43)

97

3. Dalam hal modal kerja dan persaingan, pedagang harus memiliki

pengetahuan maupun keterampilan dalam mengelola modal kerja maupun dalam menghadapi persaingan yang ada, pengetahuan maupun keterampilan tersebut sangat penting karena dalam mengelola suatu usaha dan menghadapi persaingan diperlukan suatu perencanaan yang matang dan strategi persaingan yang tepat.

4. Penulis menganalisis mengenai modal kerja dan persaingan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis variabel lain yang mempengaruhi pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti latar belakang pendidikan, perilaku kewirausahaan, keterampilan yang dimiliki, kualitas produk, harga, selera konsumen dan pelayanan.


(44)

98

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahman, Eeng & Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi UPI.

______. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Al Rasyid, Harun. (1993). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Anatan, Lina dan Lena Ellitan. (2009). Strategi Bersaing. Bandung: Alfabeta Andreas. (2011). Manajamen Keuangan UKM. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anoraga, Pandji & Sudantoko. (2002). Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha

Kecil. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi

revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Bachtiar, Hasan. (2003). Manajemen Industri. Bandung: Ramadhan Citra Grafika. Budiwati, Neti dan Lizza Suzanti. (2007). Manajemen Keuangan Koperasi.

Bandung: Lab. Koperasi.

Case, Karl E. & Fair, Ray C. (2002). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta. PT Prehallindo.

Clapham, Ronald. 1991.Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara.

Penerjemah Masri Maris. Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga. Depdiknas. (2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Handoko, T. Hani. (2000). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.


(45)

99

______. (2003). Manajemen Pemasaran. Jakarta. PT Prehallindo.

Mahoney & Pandian. (1992). The Resouce-Based View Within the Conversation

of Strategic Management. Strategic Management Journal Vol. 13 :

363-380.

Porter, A. Michael. (2008). On Competition. Boston : Harvard Business School Publishing Corporation.

Primiana, Ina. (2009). Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Bambang. (1995). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi empat. Yogyakarta: FE UGM.

S. Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-4. Yogyakarta: Liberty.

Samuelson, Paul. A & Nordhaus, William D. (1997). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga.

______. (1999). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga.

Singarimbun, Masri. (1983). Metoda Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. ______. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : RajaGrafindo.

Swastha, Basu dan Irawan. (2000). Bisnis Pengantar Modern.(Edisi II, Get VHI). Yogyakarta : Liberty.

Tambunan, Tulus. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa

Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.

______. (2008). Industrialisasi Di Negara Berkembang : Kasus Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.


(46)

100

Wahjono, S.I. (2010). Bisnis Modern (First Ed). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonosia : Universitas Islam Indonesia.

Sumber Lainnya

Aprilianti, Santika Pratama. (2007). Pengaruh Persaingan, Perilaku

Kewirausahaan, dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Para Pedagang Pakaian Jadi di Plaza Parahyangan. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Asih, Adinda Asmara. (2010). Pengaruh Daya Saing, Promosi dan Lokasi

terhadap Pendapatan di Toko Kerajinan Kulit Garut. Skripsi UPI : Tidak

diterbitkan.

Diah, Sulis Tianding. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan

Skala Kecil di Kota Cimahi. Skripsi UPI : Tidak diterbitkan.

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Provinsi Jawa Barat.

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

Ekawati, Jessy Kartika. (2012). Pengaruh Harga Jual dan Modal Kerja Terhadap

Pendapatan Pengrajin Tahu. . Skripsi UPI : Tidak diterbitkan.

Rahim, Aulia. (2011). Pengaruh Persaingan dan Lokasi Terhadap Volume

Penjualan. Skripsi UPI : Tidak diterbitkan

Tulus T.H. Tambunan. Pasar Bebas ASEAN: Peluang, Tantangan, dan Ancaman

bagi UMKM Indonesia.(Jurnal INFOKOP vol 21. 2012) h.13-35

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

www.bps.go.id www.depkop.go.id


(1)

dU =Durbin Tabel Up

H0 = tidak ada autokorelasi positif

H*0 = tidak autokorelasi negatif

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji Durbin- Watson dengan bantuan program SPSS 21.00 for Windows. Uji ini menghasilkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dL dan du).


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dari hasil pembahasan tentang pengaruh modal kerja dan persaingan terhadap pendapatan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya semakin tinggi modal kerja yang dimiliki pedagang maka pendapatan juga akan semakin tinggi.

2. Persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya semakin tinggi tingkat persaingan, maka pendapatan juga akan semakin tinggi.

3. Modal kerja dan persaingan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Artinya semakin tinggi modal kerja dan persaingan, pendapatan juga akan semakin tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh maka ada beberapa saran yang bisa dilakukan, yaitu sebagai berikut: 1. Para pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung harus menggunakan

pembukuan dalam mengelola keuangannya khususnya dalam mengatur modal kerja agar lebih efektif dan efiesien dalam menunjang kegiatan operasionalnya demi meningkatkan pendapatannya.

2. Sebagai upaya dalam menghadapi persaingan, para pedagang harus memperkuat strategi bersaing baik itu dengan penetapan harga maupun strategi dalam memperbaiki kualitas produk yang sedang diminati konsumen dengan lebih kreatif dan inovatif agar dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan bisa menghadapi persaingan yang ada, karena dengan hal itu peluang untuk memperoleh pendapatan pun akan tercapai.


(3)

3. Dalam hal modal kerja dan persaingan, pedagang harus memiliki pengetahuan maupun keterampilan dalam mengelola modal kerja maupun dalam menghadapi persaingan yang ada, pengetahuan maupun keterampilan tersebut sangat penting karena dalam mengelola suatu usaha dan menghadapi persaingan diperlukan suatu perencanaan yang matang dan strategi persaingan yang tepat.

4. Penulis menganalisis mengenai modal kerja dan persaingan sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisis variabel lain yang mempengaruhi pendapatan pedagang sentra oleh-oleh khas Kota Bandung. Faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti latar belakang pendidikan, perilaku kewirausahaan, keterampilan yang dimiliki, kualitas produk, harga, selera konsumen dan pelayanan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ahman, Eeng & Yana Rohmana. (2007). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Laboratorium Ekonomi dan Koperasi UPI.

______. (2009). Teori Ekonomi Mikro. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Al Rasyid, Harun. (1993). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Pascasarjana Universitas Padjadjaran.

Anatan, Lina dan Lena Ellitan. (2009). Strategi Bersaing. Bandung: Alfabeta Andreas. (2011). Manajamen Keuangan UKM. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anoraga, Pandji & Sudantoko. (2002). Koperasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.

Bachtiar, Hasan. (2003). Manajemen Industri. Bandung: Ramadhan Citra Grafika. Budiwati, Neti dan Lizza Suzanti. (2007). Manajemen Keuangan Koperasi.

Bandung: Lab. Koperasi.

Case, Karl E. & Fair, Ray C. (2002). Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta. PT Prehallindo.

Clapham, Ronald. 1991.Pengusaha Kecil dan Menengah di Asia Tenggara. Penerjemah Masri Maris. Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial. Jakarta.

Damodar, Gujarati. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta : Erlangga. Depdiknas. (2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Handoko, T. Hani. (2000). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE.


(5)

______. (2003). Manajemen Pemasaran. Jakarta. PT Prehallindo.

Mahoney & Pandian. (1992). The Resouce-Based View Within the Conversation of Strategic Management. Strategic Management Journal Vol. 13 : 363-380.

Porter, A. Michael. (2008). On Competition. Boston : Harvard Business School Publishing Corporation.

Primiana, Ina. (2009). Menggerakan Sektor Riil UKM dan Industri. Bandung: Alfabeta.

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Riyanto, Bambang. (1995). Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan edisi empat. Yogyakarta: FE UGM.

S. Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ke-4. Yogyakarta: Liberty.

Samuelson, Paul. A & Nordhaus, William D. (1997). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga.

______. (1999). Mikroekonomi. Jakarta : Erlangga.

Singarimbun, Masri. (1983). Metoda Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. ______. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sukirno, Sadono. (2002). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : RajaGrafindo.

Swastha, Basu dan Irawan. (2000). Bisnis Pengantar Modern.(Edisi II, Get VHI). Yogyakarta : Liberty.

Tambunan, Tulus. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.

______. (2008). Industrialisasi Di Negara Berkembang : Kasus Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.


(6)

Wahjono, S.I. (2010). Bisnis Modern (First Ed). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widarjono, Agus. (2005). Ekonometrika Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis. Ekonosia : Universitas Islam Indonesia.

Sumber Lainnya

Aprilianti, Santika Pratama. (2007). Pengaruh Persaingan, Perilaku Kewirausahaan, dan Lokasi Usaha Terhadap Pendapatan Para Pedagang Pakaian Jadi di Plaza Parahyangan. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan. Asih, Adinda Asmara. (2010). Pengaruh Daya Saing, Promosi dan Lokasi

terhadap Pendapatan di Toko Kerajinan Kulit Garut. Skripsi UPI : Tidak diterbitkan.

Diah, Sulis Tianding. (2006). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Skala Kecil di Kota Cimahi. Skripsi UPI : Tidak diterbitkan.

Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Provinsi Jawa Barat.

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung.

Ekawati, Jessy Kartika. (2012). Pengaruh Harga Jual dan Modal Kerja Terhadap Pendapatan Pengrajin Tahu. . Skripsi UPI : Tidak diterbitkan.

Rahim, Aulia. (2011). Pengaruh Persaingan dan Lokasi Terhadap Volume Penjualan. Skripsi UPI : Tidak diterbitkan

Tulus T.H. Tambunan. Pasar Bebas ASEAN: Peluang, Tantangan, dan Ancaman bagi UMKM Indonesia.(Jurnal INFOKOP vol 21. 2012) h.13-35

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

www.bps.go.id www.depkop.go.id