PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG PINTAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAKAI KEMEJA BERKANCING ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS VII.

(1)

Studi Eksperimen (Single Subject Research)

terhadap siswa kelas VII SMPLB di SLB Al-Rosyadiyah Kab. Sukabumi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Khusus

Suparmi Trisnawati 1106659

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Suparmi Trisnawati 1106659

PENGGUNAAN MEDIA KANTUNG PINTAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAKAI KEMEJA BERKANCING ANAK

TUNAGRAHITA SEDANG KELAS VII

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Juang Sunanto, M.A., Ph.D NIP : 19610515 198703 1 002

Pembimbing II

Dra. Oom Sitti Homdijah, M.Pd NIP : 19610105 198303 2 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Drs. Sunaryo, M.Pd NIP : 19560722 198503 1 001


(3)

The good teacher explains.

The superior teacher demonstrates.

The great teacher inspires.

Guru yang biasa-biasa saja memberi tahu.

Guru yang baik menjelaskan.

Guru yang bagus menunjukkan bagaimana caranya.

Tetapi guru yang luar biasa menginspirasi murid-muridnya.

~

W

illiam A. Ward

~

Karya sederhana ini

kupersembahkan untuk orang-

orang tersayang, bapakku (alm) , ibuku,

dan anakku Salma Ramadanti serta suadara-saudaraku


(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII” ini sepenuhnya karya saya sendiri dan tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung , Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,


(5)

Penulis dilahirkan di Sukabumi, pada tanggal 09 Januari 1968. Dari pasangan H. Soeparsono dan Hj.Sukatmi sebagai anak ke-8 dari 10 bersaudara. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN V Cibadak – Sukabumi, SMPN I Cibadak – Sukabumi, SMAN I Cibadak – Sukabumi, dan Perguruan tinggi di IPB Bogor. Pada tahun 1998 merintis SLB – A, yang kemudian pada tahun 2003 berkembang menjadi SLB ABC di Cicurug Kabupaten Sukabumi.

Sambil bekerja sebagai sukwan penulis melanjutkan pendidikan pada Jurusan Pendidikan Khusus FIP di UPI Bandung dengan mengikuti pendidikan Beasiswa S1 dari Pemerintah pusat Provinsi Jawa Barat sampai selesai dengan menyelesaikan skripsi ini.


(6)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Mengingkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunangrahita Sedang Kelas VII

Suparmi Trisnawati (1106659)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan 2 orang tunagrahita sedang kelas VII, yang belum bisa mengancingkan baju, karena tangan mereka yang kaku dan perlu dilatih dengan latihan motorik halus, agar tangan mereka lebih luwes.

Maka dari itu penulis mengangkat judul Penggunaan media kantung pintar

untuk meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang kelas VII SMPLB C1 di SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Apakah Media Kantung pintar dalam pembelajaran bina diri dapat meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang?”

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing anak tunagrahita sedang kelas VII. Memakai kemeja berkancing adalah salah satu dari sekian bentuk keterampilan berpakaian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dengan pendekatan subjek tunggal atau single subject research dan model penelitian yang digunakan adalah desain A-B-A, desain yang menggunakan dua kondisi kontrol (baseline) sebelum dan setelah intervensi, maka penelitian dengan menggunakan media kantung pintar dapat memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang.

Peneliti memberikan saran dan rekomendasi bagi peneliti lain berikutnya agar dapat menggunakan instrumen yang berbeda, menggunakan metode penelitian yang berbeda, dan desain penelitian yang berbeda, serta dalam waktu yang lebih lama, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan yang baru yang melengkapi kekurangan dalam penellitian yang telah penulis lakukan.


(7)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu Wata’ala, karena dengan limpahan

rahmat dan hidayahNya, maka penelitian yang berjudul “Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII” ini dapat selesai pada

waktunya. Sholawat dan salam bagi junjungan kita Rasullah SAW, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya yang senantiasa tetap menjalankan sunahnya hingga akhir zaman.

Skiripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Pendidikan S.Pd. pada Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonseia Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyajian skripsi ini banyak mengalami kekurangan, kesulitan maupun hambatan, mengingat keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis kuasai, namun kesabaran, keuletan dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, akhirnya segala kesulitan dan hambatan tersebut dapat teratasi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan menjadi bahan masukan bagi sekolah tempat penelitian dalam kemampuan sosialisasi anak tunagrahita sedang si SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi.


(8)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……… ii

UCAPAN TERIMAKASIH……… iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GRAFIK... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………. B. Identifikasi Masalah………... C. Batasan Masalah………. D. Rumusan Masalah………... E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian………

1 5 5 5 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori

1. Anak Tunagrahita………... 2. Media Pembelajaran... 3. Keterampilan Memakai Kemeja Berkancing... B. Kerangka Berpikir... C. Hasil Penelitian Yang Relevan...

8 8 16 21 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian... 1. Variabel Bebas... 2. Variabel Terikat... B. Definisi Operasional Variabel... 1. Media Kantung Pintar...

23 23 23 23 23


(9)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Keterampilan Memakai Baju Berkancing... C. Metode dan Desain Penelitian... D. Subyek dan Lokasi Penelitian... E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data... F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data...

25 25 27 27 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 1. Hasil Penelitian Subyek I... 2. Hasil Penelitian Subyek II...

B. Pembahasan...

32 32 35 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... B. Saran...

42 43

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(10)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

No Grafik Judul Grafik Halaman


(11)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL


(12)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Anak tunagrahita berdasarkan hambatan yang dimilikinya, berdampak pada ketidakmampuan dalam beberapa fungsi intelektual, salah satunya adalah dalam pembelajaran secara akademik dan perilaku adaptif. Sebagai akibat dari gangguan tersebut ketergantungan pada lingkungan sekitar sangat tinggi, dan ini menghambat perkembangan anak khususnya dalam perilaku adaptif. Salah satunya keterampilan dalam memakai kemeja berkancing.

Keterampilan adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang menggambarkan kemampuan kegiatan motorik dalam kawasan psikomotor. Seseorang dikatakan menguasai kecakapan motorik bukan saja karena ia dapat melakukan hal-hal atau gerakan yang lancar dan tepat waktu. Dalam hal ini terdapat kecenderungan terkoordinasikannya aktivitaas fisik karena pengenalan dan kelenturan jasmani untuk digerakkan sesuai ketentuan gerakan yang mestinya dilakukan (Suparno, 2001:5). Pada anak tunagrahita, keterampilannya mengalami hambatan sehingga meskipun usia mereka sudah besar tetapi usia mentalnya sama dengan anak di bawah usia kalender yang sebenarnya.

Sebagai mana pada intelegensi, disana terdapat suatu implikasi sosial yang secara signifikan berhubungan denga adaprtive behavior. Grossman (AAMD, 1983) mengemukakan bahwa hambatan dalam perilaku adaptif didefinisikan sebagai keterbatasan-keterbatasan yang secara signifikan dalam ketidak efektifan individu untuk menemukan standar kematangan, belajar, pribadi yang mandiri, dan atau tanggungjawab yang diharapkan pada tingkat seusianya, serta kelompok budaya tertentu yang ditentukan oleh asesmen klinis dan umumnya menggunakan skala penilaian yang terstandar. Ini berarti bahwa ketidakmampuan dalam penyesuaian (Maladative) mengimplikasikan seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi tuntutan perilaku yang dikehendaki masyarakat.

Untuk mengukur perilaku adaptif digunakan skala penilaian perilaku adaptif. Salah satu contoh alat pengukuran perilaku adaptif, yaitu adaptive behavior scale


(13)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang disingkat ABS. ABS ini dipersiapkan oleh AAMD dan digunakan untuk mengakses perilaku adaptif anak-anak usia 3-6 tahun(ASHMAN, 1994;445). Bidang-bidang perilaku adaftif yang di ases meliputi dua bagian, yaitu:

Personal indenpendence dan dailiy living

Meliputi fungsi kemandiriaan yang mencakup makan, menggunakan toilet, keberhasilan, penampilan, memelihara pakaian, berpakaian dan pemeliharaannya, berpergian, serta fungsi kemandirian umum lainya.

Perkembangan fisik mencakup perkembangan sensori dan perkembangan motorik, aktivitas ekonomi yang mencakup penggunaan dan pengelolaan uang, dan berbelanja, perkembangan bahasa, misalnya ekpresi dan percakapan, aktivitas pre-vocational, self-direction, tanggung jawab dan sosialisasi.

Personality dan behavior disorders

Meliputi fungsi: aggressivenes, antisocial v. Social behavior, mannerisms, dan interpersonal manners.

Asesmen perilaku adaptif ini merupakan salah satu dasar kegiatan dalam upaya membina dan mengembangkan perilaku adaptif pada anak tunagrahita, khususnya dalam menggunakan pendekatan psikologi sosial.

Pada tahun 1981 mengalami revisi dan dan menghasilkan ABS-SE (Adaptive Behavior scale School Edition), yang terdiri dari 2 bagian:

1. Mengevaluasi ketermpilan individu pada perilaku adaptif yang berhubungan dengan personal & community self-suficiency& personal social responsibility (tanggung jawab pribsdi dan sosial).

2. Mengukur tipe perilku maladaptif yang berhubungan dengan penyesuaian diri dan sosial.

Hambatan utama anak tunagrahita dalam keterampilan adalah karena fungsi mental rendah yang ditambah dengan sifat-sifat pelupa, sulit berkonsentrasi, sukar memusatkan perhatian, dan tidak dapat berpikir abstrak. Dengan keadaan yang demikian menyebabkan anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam mengurus dirinya sendiri. Ciri-ciri tingkahlaku anak tunagrahita antara lain : a) Sejak bayi perkembangan kemampuan sensori motor terlambat, b) Kemampuan


(14)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkomunikasi kurang, c) Kemampuan mengurus diri sendiri kurang, d) Kurang bersosialisasi, e) Tidak mempunyai kemampuan untuk menanggapi suatu keputusan, f) kemampuan bermasyarakat kurang, g) Tanggung jawab kerja, apa yang ditugaskan tidak dilaksanakan (Grosmen dalam Bandi Delphie, 1995).

Istilah-istilah bina diri yang akrab kita dengar ada bermacam-macam, seperti : memelihara diri, menolong diri, mengurus diri, merawat diri, dan bina diri. Sedangkan istilah asingnya adalah : self help, self care, dan activity daily living.

Bina diri jika ditinjau dari arti kata : Bina berarti membangun/proses penyempurnaan agar lebih baik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 134); maka Bina Diri adalah usaha membangun diri individu baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial melalui pendidikan di keluarga, sekolah dan di masyarakat sehingga terjuwud kemandirian dengan keterlibatannya dalam kehidupan sehari-hari secara memadai.

Bina diri jika ditelaah lebih lanjut artinya lebih luas jika dibandingkan dengan istilah yang telah dikenal sebelumnya yaitu mengurus diri, menolong diri, memelihara diri. Bina diri tidak sekedar memelihara/membantu/mengurus diri, tetapi lebih dari itu karena kemampuan bina diri akan mengantarkan anak tunagrahita untuk menyesuaikan diri dan mencapai kemandirian sesuai dengan kemampuannya. Karena itu nuansa Bina Diri ini setara dengan Kegiatan Hidup Sehari-hari atau istilah asingnya adalah Activity Daily Living (ADL). Dengan demikian melalui bahan kajian bina diri anak tunagrahita dapat menghadapi kehidupan di masyarakat lebih-lebih dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan.

Melalui pembelajaran Bina Diri untuk anak tunagrahita mempunyai sasaran yang hendak dicapai, yaitu tujuan langsung dan tujuan tidak langsung. Tujuan langsung mata pelajaran ini ditetapkan agar setelah menyelesaikan mata pelajaran ini mereka mampu mandiri, tidak tergantung pada orang lain dan mempunyai rasa tanggung jawab. Selain itu kemampuan koordinasi motoris dan kontrolnya meningkat sehingga dapat menumbuhkan rasa aman dan minat belajar. Sedangkan tujuan tidak langsung mata pelajaran ini ditetapkan untuk


(15)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kemampuan konsentrasi dan ketekunan anak dalam belajar, dan mengembangkan kemampuan sensorimotor (penginderaan), berbahasa dan berpikir matematis secara optimal. Tujuan lain diharapkan pula mereka dapat melakukan kegiatan ini untuk orang lain.

Pada pembelajaran bina diri di SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi, tepatnya di kelas VII SMPLB C, terdapat 6 siswa. Dari 6 siswa itu ada 2 orang tunagrahita sedang, yang belum bisa mengancingkan baju, karena tangan mereka yang kaku dan perlu dilatih dengan latihan motorik halus, agar tangan mereka lebih luwes. Dalam pembelajaran bina diri khususnya mengancingkan baju pada siswa tunagrahita ringan mereka tidak mengalami kesulitan setelah beberapa kali latihan dengan menggunakan kemeja yang langsung dikenakan, tapi untuk siswa tunagrahita sedang mereka sangat mengalami kesulitan, walaupun telah dilatih berkali-kali dengan menggunakan kemeja yang sedang mereka gunakan. Mereka baru mampu mengancingkan kancinng setengah pada lobang kancing, dan bila mampu mengancingkan baju dengan benar bisa memakan waktu yang lama yaitu hampir 2 menit. Hal ini mungkin disebabkan oleh latihan yang kurang ketika mereka di rumah, mereka sering dibantu oleh orangtuanya atau orang lain, atau mungkin karena kemeja yang terletak dibadan menyulitan siswa untuk mengancing.

Oleh karena itu guru harus memikirkan media yang cocok dalam pembelajaran bina diri ini khususnya pembelajaran memakai kemeja berkancing, sehingga memudahkan siswa dalam berlatih memakai kemeja berkancing, siswa tidak tergantung pada orang lain.

Melatih pembelajaran bina diri dalam ruang lingkup mengurus diri khususnya memakai kemeja berkancing, mungkin merupakan hal yang biasa bagi kita, tapi untuk anak-anak tunagrahita sedang hal itu sangat sulit untuk dilakukan karena adanya hambatan dalam motorik halus dan aktivitas sehari hari karena kebanyakan anak tunagrahita sedang pemalas.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka dari itu penulis mengangkat judul Penggunaan media kantung pintar untuk meningkatkan


(16)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang kelas VII SMPLB C1 di SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi. Seperti kita

ketahui bahwa aktivitas sehari hari sangat penting untuk melatih kemandirian tunagrahita jangan sampai mereka menggantungkan pada orang lain.

Bina diri sangat penting bagi anak tunagrahita karena aktifitas adalah keperluan setiap individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya dengan menggunakan Media kantung pintar sehingga anak mampu melakukan aktivitasnya dalam lingkungan sosial secara mandiri .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang dapat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang, antara lain:

1. Anak tunagrahita kebanyakan hidupnya tergantung pada orang lain, salah satunya ketergantungan dalam memakai kemeja berkancing;

2. Anak tunagrahita sedang tidak mampu mengurus diri, seperti makan, minum, berpakaian, dan kebersihan badan;

3. Sarana dan prasarana yang kurang menunjang. Keberlangsungan pembelajaran tidak terlepas dari alat peraga atau media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa memahami penjelasan dari guru;

4. Penggunaan media dan metode yang digunakan guru kurang bervariasi, sehingga siswa kurang bersemangat dalam mengikuti mata pelajaran bina diri.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa tunagrahita sedang dalam keterampilan memakai kemeja berkancing. Mengingat banyak faktor tersebut, maka penelitian

ini dibatasi pada “penggunaan kantung pintar dalam meningkatkan kemampuan

memakai kemeja berkancing pada siswa tunagrahita sedang kelas VII SMPLB C1”


(17)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bertitik tolak dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut, “Apakah Media Kantung pintar dalam pembelajaran bina diri dapat meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang?”

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian dalam penulisan ini adalah: untuk mengetahui pengaruh penggunaan media kantung pintar untuk meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing pada anak tunagrahita sedang.

2. Kegunaan

Kegunaan dari penelitian ini adalah : a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan siswa tunagrahita lebih mampu dalam memakai kemeja berkancing karena sangatlah penting dalam kehidupan masyarakat pada umumnya karena dalam lingkungan sosial tidak luput dari aktivitas sehingga dapat mempermudah anak tunagrahita untuk bersosialisasi dengan orang-orang disekelilingnya.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman langsung dalam menggunakan media kantung pintar untuk melatih keterampilan memakai kemeja berkancing, dalam pembelaajaran bina diri sebagai bahan masukan dalam memilih alternatif media pembelajaran untuk melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam memakai kemeja berkancing.

c. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah agar dapat mengambil manfaat dalam peningkatan aktivitas bagi siswa tunagrahita sedang.


(18)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman mengajar menggunakan media kantung pintar untuk melatih keterampilan dalam memakai kemeja berkancing, mendapat gambaran tentang keterampilan siswa dalam memakai kemeja berkancing dengan pembelajaran menggunakan media kantung pintar. e. Bagi Peneliti Lain

Memberikan gambaran mengenai keterampilan siswa dalam memakai kemeja berkancing dengan pembelajaran menggunakan media kantung pintar, dan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya.


(19)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. VARIABEL PENELITIAN

Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri sesuatu yang diamati atau diukur dalam penelitian (Sunanto,dkk,2006:3). Dengan demikian variabel dapat berbentuk kejadian yang dapat diamati dan diukur. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Varibel bebas adalah yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian yang akan dilakukan ini yaitu Penggunaan media kantung pintar.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat diartikan sebagai variabel yang kemunculannya akibat variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu kemampuan memakai kemeja berkancing.

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL

Definisi operasional menurut Nazir (1999:152) adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu media kantung pintar dan keterampilan memakai kemeja berkancing.

1. Media Kantung Pintar

Media kantung pintar dalam variabel penelitian ini merupakan media pembelajaran untuk mengadaptasikan cara mengancingkan baju. Media kantung pintar merupakan media yang dibuat by design (dirancang). Media kantung pintar ini terinspirasi dari kantung yang biasa dipakai. Contoh desain


(20)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- - - - -

- Media pembelajaran ini berbentuk kantong persegi panjang dengan ukuran

40 cm x 30 cm x 15 cm

- Bagian depan kantong digunakan untuk latihan menggunakan berbagai macam

kancing.

- Bagian atas kantong digunakan untuk latihan menggunakan ritsleting

- Bagian belakang kantong digunakan untuk latihan menggunakan tali sepatu.

a). Penggunaan media Kantung Pintar dalam Pembelajaran mengancingkan baju/kemeja

Langkah-langkah penggunaannya sebagai berikut :

Langkah pertama cara membuka dan menutup kancing dengan menggunakan kantung pintar :

- Siswa mengamati kantung pintar yang diperlihatkan guru

- Dengan menggunakan media kantung pintar, siswa mempraktekkan tata cara

mengancing dengan dibimbing guru.

- Siswa mempraktekkan cara memasukkan kancing ke dalam lubang kancing

secara berurutan dengan bimbingan guru pada kantung pintar

- Siswa mempraktekkan cara membuka kancing dari lubang kancing secara


(21)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

- Siswa memperhatikan guru yang sedang mendemontrasikan memasukkan

kancing ke dalam lubang kancing secara berurutan pada kantung pintar

- Siswa memperhatikan guru yang sedang mendemontrasikan cara membuka

kancing dari lubang kancing secara berurutan pada kantung pintar 2. Keterampilan Memakai Kemeja Berkancing

Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan dalam memakai baju/kemeja seragam sekolah yang berkancing. Keterampilan yang dimaksud yaitu agar anak dapat 1) meletakkan tangan kiri di bagian kancing pakaian sebelah kiri atas dan tangan kanan pada bagian lubang kancing sebelah kanan atas, 2) memegang kancing dengan cara menjepitnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, 3) memasukkan kancing ke dalam lubangnya dengan cara mendorong dengan ibu jari tangan kiri, 4) menarik kancing dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, 5) melakukan ulang sampai kancing bagian bawah pakaian, 6) merapikan pakaian

C. METODE DAN DESAIN PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian diperlukan cara untuk memecahkan masalah atau mencari penyelesaian masalah penelitian yang dihadapi. Metode penelitian menjadi unsur paling penting untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi, mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan, (Arikunto, 2006:3). Alasan


(22)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengapa peneliti memilih metode eksperimen adalah peneliti ingin mengetahui sebab akibat dari pelatihan yang diberikan.

Penelitian ini mengacu pada eksperimen dengan sunyek tunggal, lazimnya disebut Single Subject Research (SSR). Desain yang akan digunakan dalam penelitian adalah desai A-B-A yang memiliki tiga fase, yaitu A-1 (baseline), B (intervensi), dan A-2 (baseline). Digunakan desain ini karena akan lebih mudah melihat sebab akibat antara variabel terikat dengan variabel bebas.

Desain A-B-A ini bertujuan untuk mempelajari besarnya pengaruh dari suatu perlakuan (intervensi) terhadap variabel tertentu yang diberikan kepada individu. Desain A-B-A ini menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas (Sunanto, dkk. 2006:44).

Penelitian SSR dengan desain A-B-A juga bertujuan untuk memperoleh data sebelum subyek mendapatkan perlakuan atau intervensi, saat mendapatkan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan, selanjutnya dilihat ada tidaknya pengaruh yang terjadi akibat perlakuan yang diberikan, SSR mengacu pada strategi penelitian yang dikembangkan untuk mendokumentasikan perubahan. Secara visual desain A-B-A tersaji pada gambar berikut :

DESAIN A-B-A

Keterangan :

Baseline (A1) yaitu keadaan subyek sebelum mendapat perlakuan dimana subyek diperlakukan secara alami tanpa perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang sebanyak empat sesi. Sebagaimana yang dikemukakan Sunanto (2006:41) bahwa

x

x x


(23)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“baseline adalah kondisi dimana pengukuran perilaku sasaran dilakukan pada keadaan natural sebelum diberikan intervensi

apapun”.

Intervensi (B) adalah kondisi ketika suatu intervensi telah diberikan dan perilaku sasaran diukur dibawah kondisi tersebut (Sunanto, 2006:41). Tujuannya untuk melihat tingkah laku yang terjadi selama diberikan perlakuan. Intervensi yang diberikan dengan menggunakan media kantung pintar sampai menemukan keajegan.

Baseline (A2) adalah pengulangan kondisi sebagai evaluasi pengaruh perlakuan yang telah diberikan terhadap kemampuan keterampilan memakai kemeja berkancing sebanyak empat sesi.

D. SUBYEK DAN LOKASI PENELITAN

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Subyek dalam penelitian yang akan dilakukan adalah siswa tunagrahita sedang kelas VII SMPLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi sebanyak 2 orang.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi, yang beralamat di Jalan Siliwangi Rt 01 Rw 04, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, kabupaten Sukabumi.

E. INSTRUMEN PENELITIAN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Instrument Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode (Arikunto, 2006: 149). Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : program pelatihan yang kemudian disusun


(24)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bentuk langkah-langkah dalam proses memakai kemeja berkancing pada pembelajaran Bina Diri.

Agar diperoleh data yang valid, maka instrument yang akan digunakan dalam penelitian pun harus valid. Diketahui valid tidaknya suatu instrumen yaitu melalui observasi. Observasi akan dilakukan sebelum dan selama penelitian berlangsung, observasi diarahkan untuk memperoleh data tentang kemampuan dan jenis kesulitan anak.

Adapun instrument yang digunakan adalah pedoman observasi yang berupa analisis tugas.

Instrumen Penelitian berupa analisis tugas

No. Aspek yang dinilai Kemampuan

(Skor 3) (skor 2) (skor 1) 1. Letakkan tangan kiri

di bagian kancing pakaian sebelah kiri atas dan tangan kanan pada bagian lubang kancing sebelah kanan atas

2. Pegang kancing

dengan cara

menjepitnya dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, tangan


(25)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lubang kancing

3.

Masukkan kancing ke

dalam lubangnya

dengan cara

mendorong dengan ibu jari tangan kiri

4.

Menarik kancing dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan

5.

Lakukan ulang sampai kancing bagian bawah pakaian

6.

Merapikan pakaian

Kriteria Penilaian :

Skor 3 : Melakukan sendiri dalam waktu kurang dari 1 menit skor 2 : Melakukan sendiri dalam waktu 1 menit

skor 1 : Melakukan sendiri lebih dari 1 menit 2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan guna menumpulkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data adalah prosedur yang


(26)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistematik untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kinerja dimana siswa diminta untuk melakukan praktek memakai kemeja berkancing.

Penelitian menggunakan tes mulai dari tahap base line 1, intervensi dan baseline 2 untuk mendapatkan skor siswa sebelum mendapatkan intervensi dan sesudah mendapatkan intervensi. Setelah semua data terkumpul kemudian dijumlahkan dan untuk menghitung persentase (%) dapat dihitung dengan rumus :

Persentase (%) =

X 100 %

F. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Setelah seluruh data terkumpul , maka data tersebut akan diolah menggunakan persen/persentase. Persentase merupakan satuan pengukuran yang sering digunakan oleh peneliti dan guru untuk mengukur perilaku-perilaku dalam bidang akademik maupun social dan dianalisis ke dalam grafik dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas tentang hasil intervensi, adakah peningkatan keterampilan memakai kemeja berkancing siswa tunagrahita sedang setelah diberikan perlakuan dalam jangka waktu tertentu melalui media kantung pintar. Datanya dijabarkan dalam bentuk grafik dan diagram.

Menurut Pakasi (1970:150), grafik merupakan suatu cara untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersangkutan dengan bilangan agar lebih mudah untuk dimengerti dan ditafsirkan. Sebelum dimasukkan ke dalam grafik, hal tes diolah menjadi skor dengan perhitungan yang sesuai dengan ketetapan rumus di dalam SSR.

Selanjutnya hasil perhitungan dimasukkan ke dalam grafik yang akan menggambarkan atau mendeskripsikan kondisi subyek dari mulai sebelum mendapatkan perlakkuan hingga mendapatkan perlakuan.


(27)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun langkah-langkah yang dapat diambil dalam menganalisis data adalah sebagai berikut :

1. Menjumlahkan hasil penskoran pada kondisi baseline 1 terhadap subyek penelitian yang dilakukan sebanyak empat kali pertemuan;

2. Menjumlahkan hasil penskoran pada kondisi intervensi terhadap subyek penelitian yang dilakukan setelah menemukan keajegan;

3. Menjumlahkan hasil penskoran pada kondisi baseline 2 terhadap subyek penelitian yang dilakukan sebanyak emapat kali pertemuan;

4. Membuat table skor yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, intervensi, dan baseline 2;

5. Membuat grafik dari data yang telah diperoleh pada kondisi baseline 1, intervensi, dan baseline 2.


(28)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan data dari ketiga fase mengenai penggunaan media kantung pintar dalam meningkatkan keterampilan memakai kemeja berkancing pada SY dan SA, memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan target behavior yang diinginkan peneliti pada tujuan penelitian yaitu meningkatnya kemampuan memakai kemeja berkancing. Hal ini terbukti dari hasil tes pada baseline-2 (A-2) hasilnya terdapat peningkatan dari tiga fase yang dilaksanakan, peningkatan dari setiap nilai rata-rata yang dimiliki dari setiap siswa yang menjadi subjek penelitian ini, meskipun peningkatan yang dicapai oleh subjek tersebut ada yang stabil dan ada yang tidak stabil, hal tersebut dapat dilihat pada baseline-1 (A-1) dari empat sesi yang diberikan pada subjek SA dan enam sesi yang diberikan kepada subjek SY.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kantung pintar dapat meningkatkan kemampuan SY dan SA dalam memakai kemeja berkancing, meskipun mengalami naik turun karena kondisi dipengaruhi oleh beberapa hal yang terjadi pada SY dan SA. Hasil penelitian ini dapat menjawab pertanyaan penelitian, dan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Berkenaan dengan kesimpulan tersebut terdapat catatan sebagai berikut: Pernyataan yang terdapat pada kesimpulan hanya berlaku untuk lingkup penelitian yaitu siswa tunagrahita sedang kelas VII SMPLB-C1 Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi. Beberapa kekeliruan dalam menarik kesimpulan hal ini mungkin terjadi, mengingat instrumen penelitian yang masih kurang sempurna, baik yang menyangkut aspek-aspek yang diungkap maupun kriteria penyekoran serta kondisi yang terjadi pada saat pelaksanaan penelitian, meskipun demikian telah diusahakan secara optimal untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memakai kemeja berkancing.


(29)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, terdapat saran yang merupakan hasil kajian dari penelitian eksperimen melalui metode single subject research dengan desain A-B-A yang dilakukan, sehingga dimungkinkan adanya kesempatan untuk mempratekkan hasil penelitian pada cakupan yang lebih luas lagi. Beberapa hal yang perlu disarankan adalah sebagai berikut :

1. Bagi sekolah

Bagi pihak sekolah guna memperkaya pemahaman tentang manfaat yang bisa kita ambil dengan mengajar menggunakan media kantung pintar, atau media yang lain, seperti boneka yang dipakaikan baju berkancing yang dapat di gunakan dalam proses belajar-mengajar, sehingga anak tidak merasa bosan untuk belajar. Dalam meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing siswa tunagrahita sedang di sekolah dilakukan dengan latihan-latihan yang berkesinambungan, karena jika tidak maka kemampuan memakai kemeja berkancing yang sudah dimiliki siswa akan hilang.

2. Bagi Guru

Penggunaan media kantung pintar hanyalah salah satu metode yang dapat diberikan kepada siswa tunagrahita sedang dalam pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang positif. Diharapkan bagi para guru agar menerapkan media yang lebih variatif dan inovatif, seperti menggunakan media boneka, atau media pembelajaran keterampilan paper clay agar dalam pembelajaran yang lain dapat meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan kemampuannya.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian pengalaman selama penelitian, penulis menyadari keterbatasan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini. Dengan demikian hasil penelitian membuka kemungkinan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain dengan menggunakan media kantung pintar yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan siswa tunagrahita sedang selain pada kemampuan memakai kemeja berkancing.

Maka diharapkan peneliti berikutnya dapat menggunakan instrumen yang berbeda, menggunakan metode penelitian yang berbeda, dan desain penelitian


(30)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berbeda, serta dalam waktu yang lebih lama. Bagi peneliti yang berkenan untuk mengangkat kembali permasalahan yang sama dengan instrumen yang lebih banyak atau lebih variatif, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan yang baru yang melengkapi kekurangan dalam penelitian yang telah penulis lakukan.


(31)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Amin, Moh. (1995). Orthopedagogik Tunagrahita, Jakarta : Depdikbud.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Cacat Tunagrahita. Bandung : CV.

Pendawa.

Astati. (2003). Program Khusus Bina Diri, Bandung Pelatihan Program Guru Khusus Guru SLB/SDLB TK Nasional. Malang Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Astati, Mulyati. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung : CV. Catur Karya Mandiri. Abdurahman, Mulyono. (1994). Pengertian Anak Tunagrahita. [Online]. Tersedia pada:

http://eprints.uny.ac.id].

Delaney, T. (2010). 101 permainan dan aktivitas untuk anak penderita autisme, asperger, dan gangguan pemrosesan sensorik. Yogyakarta: Andi.

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung : PT Refika Aditama.

Erni, N. (2008). Pengaruh Media Boneka Barbie dalam Meningkatkan Kemampuan

Berpakaian Anak Tunagrahita. Skripsi Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP UPI :

Tidak diterbitkan.

Pakasi, S. (1978). Didaktif Berhitung Serta Metode Khusus. Jakarta: Bharata. Santrock, John W. (1995). Masa Perkembangan Anak. Jakarta : Salemba Humanika Sunanto, J et al. (2006). Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Sunardi, Sunaryo. (2006). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Suryani, N. (2010). Penerapan Media Pembelajaran Keterampilan Paper Clay dalam

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang. Skripsi

Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Umam, Z. K. (2009). Penggunaan Media Boneka dalam Membantu Keterampilan

Menggunakan Kemeja pada Anak Autistik Spektrum Disorder (ASD). Skripsi

Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP UPI: Tidak diterbitkan. z-alimin.blogspot.com/2008/10/htm (diakses tanggal 9 Agustus 2014).


(32)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar pustaka dari bu ros

Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Cacat Tunagrahita. Bandung : CV. Pendawa.

Astati, Mulyati (2010) Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung : CV. Catur Karya Mandiri.

Astati. (2003). Program Khusus Bina Diri. Bandung Pelatihan Program Guru Khusus Guru SLB/SDLB Tk Nasional. Malang Direktorat Pendidikan Luar Biasa

Arikunto. S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta Rineka Cipta.

Depdikbud. (1999). Kemampuan Merawat diri Untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunagrahita Ringan Kelas I, Jakarta : Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar Luar Biasa. Jakarta : Depdiknas.

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung : PT Refika Aditama.

Kurikulum Pendidikan Luar Biasa (2000). Program Khusus Sekolah Dasar Luar Biasa Tunagrahita . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyono, A (2002). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Mustam, R. (2004). Program Khusus Bina Diri. Serang : Pelatihan Guru Bantu.


(33)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

htt://gudangmakalah. Blogspot.com/2012/02/skripsi-implementasi-penggunaan-media.htm(diakses tanggal 19 Mei 2014).


(1)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis keseluruhan data dari ketiga fase mengenai penggunaan media kantung pintar dalam meningkatkan keterampilan memakai kemeja berkancing pada SY dan SA, memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan target behavior yang diinginkan peneliti pada tujuan penelitian yaitu meningkatnya kemampuan memakai kemeja berkancing. Hal ini terbukti dari hasil tes pada baseline-2 (A-2) hasilnya terdapat peningkatan dari tiga fase yang dilaksanakan, peningkatan dari setiap nilai rata-rata yang dimiliki dari setiap siswa yang menjadi subjek penelitian ini, meskipun peningkatan yang dicapai oleh subjek tersebut ada yang stabil dan ada yang tidak stabil, hal tersebut dapat dilihat pada baseline-1 (A-1) dari empat sesi yang diberikan pada subjek SA dan enam sesi yang diberikan kepada subjek SY.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media kantung pintar dapat meningkatkan kemampuan SY dan SA dalam memakai kemeja berkancing, meskipun mengalami naik turun karena kondisi dipengaruhi oleh beberapa hal yang terjadi pada SY dan SA. Hasil penelitian ini dapat menjawab pertanyaan penelitian, dan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

Berkenaan dengan kesimpulan tersebut terdapat catatan sebagai berikut: Pernyataan yang terdapat pada kesimpulan hanya berlaku untuk lingkup penelitian yaitu siswa tunagrahita sedang kelas VII SMPLB-C1 Al-Rosyadiyah Kabupaten Sukabumi. Beberapa kekeliruan dalam menarik kesimpulan hal ini mungkin terjadi, mengingat instrumen penelitian yang masih kurang sempurna, baik yang menyangkut aspek-aspek yang diungkap maupun kriteria penyekoran serta kondisi yang terjadi pada saat pelaksanaan penelitian, meskipun demikian telah diusahakan secara optimal untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memakai kemeja berkancing.


(2)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, terdapat saran yang merupakan hasil kajian dari penelitian eksperimen melalui metode single subject research dengan desain A-B-A yang dilakukan, sehingga dimungkinkan adanya kesempatan untuk mempratekkan hasil penelitian pada cakupan yang lebih luas lagi. Beberapa hal yang perlu disarankan adalah sebagai berikut :

1. Bagi sekolah

Bagi pihak sekolah guna memperkaya pemahaman tentang manfaat yang bisa kita ambil dengan mengajar menggunakan media kantung pintar, atau media yang lain, seperti boneka yang dipakaikan baju berkancing yang dapat di gunakan dalam proses belajar-mengajar, sehingga anak tidak merasa bosan untuk belajar. Dalam meningkatkan kemampuan memakai kemeja berkancing siswa tunagrahita sedang di sekolah dilakukan dengan latihan-latihan yang berkesinambungan, karena jika tidak maka kemampuan memakai kemeja berkancing yang sudah dimiliki siswa akan hilang.

2. Bagi Guru

Penggunaan media kantung pintar hanyalah salah satu metode yang dapat diberikan kepada siswa tunagrahita sedang dalam pembelajaran dapat memberikan pengaruh yang positif. Diharapkan bagi para guru agar menerapkan media yang lebih variatif dan inovatif, seperti menggunakan media boneka, atau media pembelajaran keterampilan paper clay agar dalam pembelajaran yang lain dapat meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan kemampuannya.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian pengalaman selama penelitian, penulis menyadari keterbatasan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini. Dengan demikian hasil penelitian membuka kemungkinan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lain dengan menggunakan media kantung pintar yang dapat berpengaruh terhadap kemampuan siswa tunagrahita sedang selain pada kemampuan memakai kemeja berkancing.

Maka diharapkan peneliti berikutnya dapat menggunakan instrumen yang berbeda, menggunakan metode penelitian yang berbeda, dan desain penelitian


(3)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berbeda, serta dalam waktu yang lebih lama. Bagi peneliti yang berkenan untuk mengangkat kembali permasalahan yang sama dengan instrumen yang lebih banyak atau lebih variatif, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih baik dan dapat menemukan penemuan yang baru yang melengkapi kekurangan dalam penelitian yang telah penulis lakukan.


(4)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Moh. (1995). Orthopedagogik Tunagrahita, Jakarta : Depdikbud.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Cacat Tunagrahita. Bandung : CV.

Pendawa.

Astati. (2003). Program Khusus Bina Diri, Bandung Pelatihan Program Guru Khusus Guru

SLB/SDLB TK Nasional. Malang Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Astati, Mulyati. (2010). Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung : CV. Catur Karya Mandiri. Abdurahman, Mulyono. (1994). Pengertian Anak Tunagrahita. [Online]. Tersedia pada:

http://eprints.uny.ac.id].

Delaney, T. (2010). 101 permainan dan aktivitas untuk anak penderita autisme, asperger,

dan gangguan pemrosesan sensorik. Yogyakarta: Andi.

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung : PT Refika Aditama.

Erni, N. (2008). Pengaruh Media Boneka Barbie dalam Meningkatkan Kemampuan Berpakaian Anak Tunagrahita. Skripsi Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP UPI : Tidak diterbitkan.

Pakasi, S. (1978). Didaktif Berhitung Serta Metode Khusus. Jakarta: Bharata. Santrock, John W. (1995). Masa Perkembangan Anak. Jakarta : Salemba Humanika Sunanto, J et al. (2006). Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Sunardi, Sunaryo. (2006). Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Suryani, N. (2010). Penerapan Media Pembelajaran Keterampilan Paper Clay dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Sedang. Skripsi Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Umam, Z. K. (2009). Penggunaan Media Boneka dalam Membantu Keterampilan Menggunakan Kemeja pada Anak Autistik Spektrum Disorder (ASD). Skripsi Sarjana Pendidikan Luar Biasa FIP UPI: Tidak diterbitkan.


(5)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar pustaka dari bu ros

Astati. (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Cacat Tunagrahita. Bandung : CV. Pendawa.

Astati, Mulyati (2010) Pendidikan Anak Tunagrahita. Bandung : CV. Catur Karya Mandiri.

Astati. (2003). Program Khusus Bina Diri. Bandung Pelatihan Program Guru Khusus Guru

SLB/SDLB Tk Nasional. Malang Direktorat Pendidikan Luar Biasa

Arikunto. S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta Rineka Cipta.

Depdikbud. (1999). Kemampuan Merawat diri Untuk Sekolah Dasar Luar Biasa

Tunagrahita Ringan Kelas I, Jakarta : Direktorat Pendidikan Luar Biasa.

Depdiknas. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Dasar Luar Biasa. Jakarta : Depdiknas.

Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Tunagrahita. Bandung : PT Refika Aditama.

Kurikulum Pendidikan Luar Biasa (2000). Program Khusus Sekolah Dasar Luar Biasa

Tunagrahita . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyono, A (2002). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Mustam, R. (2004). Program Khusus Bina Diri. Serang : Pelatihan Guru Bantu.


(6)

Suparmi Trisnawati, 2014

Penggunaan Media Kantung Pintar Untuk Meningkatkan Kemampuan Memakai Kemeja Berkancing Anak Tunagrahita Sedang Kelas VII

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somantri. T.S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : PT Refika Aditama.

htt://gudangmakalah. Blogspot.com/2012/02/skripsi-implementasi-penggunaan-media.htm(diakses tanggal 19 Mei 2014).