PROFIL KETERSEDIAAN MEDIA ALAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN PURWAKARTA.

(1)

Fakhry Brillian Hidayat, 2013

PROFIL KETERSEDIAAN MEDIA ALAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR NEGERI

DI KECAMATAN PURWAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD Penjas

Oleh :

FAKHRY BRILLIAN HIDAYAT 0804659

PROGRAM STUDI PGSD PENJAS JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

Fakhry Brillian Hidayat, 2013

PROFIL KETERSEDIAAN MEDIA ALAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR NEGERI

DI KECAMATAN PURWAKARTA

Oleh

Fakhry Brillian Hidayat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Fakhry Brillian Hidayat 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Fakhry Brillian Hidayat, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : FAKHRY BRILLIAN HIDAYAT

NIM : 0804659

JUDUL : PROFIL KETERSEDIAAN MEDIA ALAT

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN PURWAKARTA Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd NIP. 194903161972111001

Pembimbing II Arif Wahyudi, S.Pd NIP. 19740520200112001

Mengetahui

Ketua Program Studi

PendidikanGuruSekolahDasar Pendidikan Jasmani

Drs. Andi Suntoda, M. Pd NIP. 195806201986011002


(4)

iv

ABSTRAK

Fakhry Brillian Hidayat. 0804659. Profil Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Purwakarta. Pembimbing I Drs. Yoyo Bahagia, M.Pd. Pembimbing II Arif Wahyudi, S.Pd. Program Studi PGSD PENJAS Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI.

Skripsi dengan judul “Profil Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Purwakarta” ini merupakan penelitian deskriptif yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri se-Gugus I Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran dan untuk mengetahui apakah ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se-Gugus I di Kecamatan Purwakarta telah sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survey. Subjek penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri se-Gugus I Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta yang berjumlah 9 Sekolah Dasar. Teknik pengumpulan data dengan lembar observasi dan dokumentasi.

Dari hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan rata-rata prosentase ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani pada cabang olahraga atletik sebesar 37,7%, pada cabang olahraga senam sebesar 30%, pada cabang olahraga permainan sebesar 42,72%. Hasil penelitian ini menemukan fakta bahwa ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se-Gugus I Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakartabelum sesuai memenuhi standarminimal yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007.


(5)

v

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A.Latar Belakang Masalah... 2

B.Identifikasi Masalah... 6

C.Rumusan Masalah... 6

D.Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Batasan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A.Pendidikan Jasmani... 9

1. Pengertian Pendidikan Jasmani... 9

2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar... 10

B.Media Pembelajaran ... 11

1. Pengertian Media... 11

2. Pengertian Media Pembelajaran...12

3. Ciri-Ciri Umum Media Pembelajaran...12

4. Fungsi Media Pembelajaran ... 13

5. Manfaat Media Pembelajaran... 14

6. Hakekat Media Pembelajaran ... 14

7. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ... 15

8. Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 16

C.Alat Pembelajaran ... 19

1. Pengertian Alat Pembelajaran ... 19

2. Alat Peraga Pembelajaran ... 19

3. Alat Bantu Pembelajaran ... 20

4. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Alat Peraga ... 21

5. Prinsip-Prinsip Pemilihan Alat Pengajaran... 22

D.Sarana Pembelajaran... 23

E. Alat dan Sarana Pendidikan Jasmani ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 32

B.Metode Penelitian ... 32

C.Definisi Operasional ... 33

D.Instrumen Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35


(6)

vi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Data Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Atletik ... 37

B. Data Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Senam ... 38

C. Data Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Permainan ... 39

D. Hasil Penelitian ... 40

E. Diskusi Hasil Temuan ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA... 45 LAMPIRAN


(7)

1

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan tertentu. Ini berarti bahwa pendidikan merupakan usaha menuju kepada tujuan yang dicita-citakan. Adapun cita-cita bangsa Indonesia dalam usaha pendidikannya tertuang dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dalam Purwanto (2005:36) dikemukakan :

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan nasional Indonesia mempunyai sasaran seluruh aspek pribadi manusia atau manusia seutuhnya. Yang dimaksud dengan aspek pribadi manusia ialah aspek jasmani, aspek kejiwaan, aspek sosial, aspek makhluk Tuhan. Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa usaha pendidikan akan terpimpin kearah rumusan tujuan pendidikan yang berarti bahwa usaha pendidikan harus menuju kepada tujuan yang telah dirumuskan. Hal ini berbanding lurus dengan tujuan pendidikan jasmani dalam Standar Kompetensi Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar (2006:702) yaitu :

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani dan olahraga.

Untuk mencapai keempat aspek pribadi manusia tersebut, maka dalam pengajaran, para pendidik harus dapat menentukan sesuatu yang tepat dan berguna bagi anak didiknya. Tepat dan berguna disini bermakna bahwa sesuatu itu harus sesuai dengan keadaan, kemampuan, dan kebutuhan anak, serta bagaimana kegunaan sesuatu itu untuk membentuk kepribadian anak


(8)

2

sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Untuk menuju cita-cita yang diinginkan, pendidikan jasmani merupakan wahana yang tidak dapat diabaikan.

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang didalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga menurut jenjang pendidikannya, sehingga materi pendidikan jasmani antara tingkat sekolah dasar dengan tingkat sekolah di atasnya (SMP dan SMA/SMK) berbeda-beda. Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan pendidikan jasmani memiliki peranan yang sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan aktivitas olahraga yang terpilih serta dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik serta membentuk gaya hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Didalam Standar Kompetensi Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar (2006:703) dijelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut : “permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan".

Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitaas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. Di tingkat sekolah dasar, pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mengutamakan unsur-unsur gerak dalam suasana bermain. Materi yang diajarkan bertujuan mengembangkan dasar-dasar keterampilan yang diperlukan untuk menguasai berbagai keterampilan dalam kehidupan di kemudian hari.

Permainan merupakan salah satu aktivitas yang disenangi oleh siswa sekolah dasar, terutama permainan bola besar dan bola kecil. Selain itu terdapat aktivitas atletik dan senam.Ketiga jenis aktivitas permainan tersebut paling sering dilakukan oleh siswa. Akan tetapi kondisi dilematis ditemukan manakala alat yang digunakan telah rusak dan terbatas jumlahnya. Dengan kondisi demikian proses belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan akan terhambat yang berujung pada tidak tercapainya tujuan pembelajaran.

Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan demikian ialah penggunaan alat bantu/alat peraga secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar. Alat bantu pembelajaran yang dipilih serta disesuaikan dengan kemampuan siswa merupakan salah satu faktor penunjang untuk


(9)

3

mencapai hasil belajar yang optimal. Dalam pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, alat bantu/alat peraga pembelajaran yang memadai sangat penting untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas proses belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Ketersediaan alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan besar sekali manfaatnya bagi guru dan siswa sehingga pembelajaran dapat berjalan lancar serta tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Namun sebaliknya, alat bantu pembelajaran yang tidak lengkap atau tidak sesuai akan menyulitkan guru dan siswa sehingga materi tidak dapat disampaikan secara utuh pada siswa dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Alat pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak sekolah dasar akan mengembangkan potensi serta keterampilannya secara optimal. Karena itu, dalam memilih alat yang harus dipakai dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya bagi anak sekolah dasar diperlukan pertimbangan yang mendalam.

Dengan alat pembelajaran yang tepat, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan partisipasi anak dalam proses belajar mengajar akan terwujud. Alat pembelajaran dapat membantu guru dalam mengoptimalkan program pembelajaran agar mencapai sasaran, yakni terbentuknya kualitas gerak anak serta kemampuan-kemampuan lainnya.

Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Banyak kendala yang dihadapi guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran penjas, salah satunya keterbatasan alat bantu/ sarana atau bahkan sama sekali tidak ada alat bantu yang disediakan oleh sekolah. Bahagia (2004: 1) berpendapat bahwa„salah satu kendala kurang lancarnya pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah terutama di Sekolah Dasar, adalah kurang memadainya sarana yang dimiliki oleh sekolah-sekolah tersebut‟. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, penggunaan alat bantu/sarana dalam pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting.

Tersedianya alat bantu yang relevan dan memadai akan sangat menunjang kelancaran proses belajar mengajar. Namun sebaliknya jika alat bantu tidak tersedia menuntut seorang guru berkreativitas agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan diperoleh hasil belajar yang optimal. Kreativitas dan inisiatif seorang guru penjas untuk menciptakan untuk membuat alat bantu dalam pembelajaran penjas sangat penting. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran penjas, maka dapat menggunakan alat bantu. Penggunaan alat bantu


(10)

4

tersebut pada prinsipnya untuk mempermudah mempelajari keterampilan, jika keterampilan yang sebenarnya sulit dikuasai.

Alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang tidak layak pakai justru menjadi masalah bagi guru dalam mengajar, bahkan dapat membahayakan siswa. Tetapi sebaliknya, jika ketersediaan alat pembelajaran pendidikan jasmani yang lengkap, memenuhi syarat dan terpilih akan membantu guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam membangkitkan minat dan motivasi siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, sehingga kegiatan belajar mengajar akan efektif dan efisien serta membantu keberhasilan tujuan pendidikan.

Dari beberapa penelitian membuktikan bahwa alat pembelajaran memiliki manfaat yang sangat berarti, seperti hasil penelitian Dahlan (1996: 72) bahwa : “belajar round off dengan

menggunakan alat bantu Swedia mempunyai pengaruh yang lebih berarti dibandingkan dengan belajar round off tanpa alat bantu bangku Swedia”. Pendapat tersebut merupakan salah satu bukti perlunya alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani.

Pada proses belajar mengajar, alat pembelajaran pendidikan jasmani keberadaanya sangat diperlukan. Pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung dari alat pembelajarannya. Tujuan pendidikan akan berjalan lancar jika didukung dengan alat pembelajaran yang cukup dan memadai. Ketersediaan alat pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting dalam menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Alat pembelajaran yang kurang lengkap menyebabkan terhambatnya penyampaian materi pelajaran, waktu serta tenaga dalam proses belajar mengajar.

Tidak hanya itu, media alat pembelajaran yang terbatas akan menimbulkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar, sehingga mengakibatkan hasil belajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan akan turun, berdampak pada penurunan tingkat kesegaran jasmani siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar secara keseluruhan.

Dengan alat pembelajaran yang memadai, maka proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan partisipasi anak dalam proses belajar mengajar akan terwujud. Alat yang tidak lengkap juga menimbulkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa didalam proses belajar mengajar. Teridentifikasi dan terpenuhinya alat pembelajaran yang dibutuhkan, akan menjadikan proses belajar mengajar siswa menuju tingkat keberhasilannya. Hal ini dapat mempersiapkan


(11)

5

kemandirian anak dalam melakukan aktivitas belajarnya dan pada gilirannya dapat menciptakan otomatisasi gerakan siswa.

Berdasarkan hasil observasi penulis di beberapa Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta, dapat dilihat guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan masih menggunakan media alat pembelajaran seadanya. Hal ini berdampak pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan tidak bisa berjalan dengan lancar serta tingkat keberhasilan siswa dalam penguasaan materi kurang maksimal.

Dilihat dari letak geografis, Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta berada di wilayah perkotaan. Hal ini sangat memungkinkan bagi guru pendidikan jasmani dalam hal akses menuju tempat penyedia peralatan pembelajaran yang dibutuhkan. Kondisi demikian merupakan suatu kesempatan bagi guru pendidikan jasmani untuk memperbanyak dan memperbarui alat-alat yang dibutuhkan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan dari proses belajar mengajar.

Melihat kondisi demikian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ketersediaan alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Sekolah Dasar Negeri se-Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta yang perlu disikapi secara serius. Untuk itu perlu diteliti dan dikaji agar dapat diketahui gambaran mengenai ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Kecamatan Purwakarta.

Permasalahan-permasalahan itulah yang melatarbelakangi penelitian ini sehingga penulis mengangkat judul yaitu, “Profil Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Purwakarta.”

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti perlu mengidentifikasi masalah- masalah sebagai berikut :

1. Belum diketahui ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta.

2. Perlunya pendataan ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta.


(12)

6

C.Rumusan Masalah

Dalam suatu penelitian tentunya mempunyai permasalahan yang perlu diatasi dan dianalisis. Setelah mencermati dan menganalisis latar belakang, maka yang menjadi masalah dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana profil ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta?

2. Apakah ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se-Gugus I di Kecamatan Purwakarta telah sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 ?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk memperoleh gambaran mengenai profil ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta.

2. Untuk mengetahui kesesuaian antara ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se-Gugus I di Kecamatan Purwakarta dengan standar minimal yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007.

E.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang dikemukakan, penelitian ini mempunyai manfaat antara lain: 1. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk kepentingan akademik yaitu untuk

mengembangkan khazanah ilmu pengetahuan tentang media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

2. Memberikan gambaran mengenai profil ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta. 3. Sebagai bahan pertimbangan untuk melengkapi dan menyesuaikan ketersediaan media alat

pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007.


(13)

7

F. Batasan Penelitian

Untuk menghindari salah penafsiran yang terlalu luas, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut :

1. Jenis media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam penelitian ini terbatas pada alat bantu/peraga pembelajaran dalam ruang lingkup cabang olahraga atletik, cabang olahraga senam dan cabang olahraga permainan.

2. Adapun jenis alat bantu/peraga pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang digunakan dalam ruang lingkup cabang olahraga atletik terdiri dari : lembing, cakram, peluru, tongkat estafet dan bak loncat. Alat bantu/peraga pada cabang olahraga senam terdiri dari : matras, peti loncat, tali loncat, dan tongkat. Alat bantu/peraga pada cabang olahraga permainan terdiri dari : Bola sepak/kaki dan bola voli.


(14)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Untuk memperoleh keterangan yang dibutuhkan dalam pemecahan masalah, penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 Kecamatan Purwakarta Kabupaten Purwakarta.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan bagian yang penting keberadaannya, ketelitian dalam menggunakan populasi sangat menentukan keberhasilan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Riduan (2008: 8) menjelaskan pengertian populasi sebagai berikut : „Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian‟. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Purwakarta.

3. Sampel Penelitian

Riduan (2008:10) menjelaskan mengenai sampel yaitu : “Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti”. Teknik sampling yang digunakan adalah Sampling Area. Seperti dekemukakan Riduan (2008:15) mengenai

Sampling Area (sampling wilayah/daerah) ialah “teknik sampling yang dilakukan dengan cara

mengambil wakil dari setiap daerah/wilayah geografis yang ada”. Sampel dalam penelitian ini yaitu Sekolah Dasar Negeri se- Gugus 1 di Kecamatan Purwakarta sebanyak 8 sekolah.

B.Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian diperlukan metode yang tepat dan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai. Secara umum metode merupakan cara yang hendak dilakukan oleh setiap peneliti dalam melakukan penelitiannya. Penggunaan metode dalam melaksanakan penelitian adalah hal yang sangat penting. Untuk itu peneliti harus terlebih dahulu menentukan metode apa yang hendak dipakai, dalam menentukan berhasil atau tidaknya tujuan yang ingin


(15)

33

dicapai dalam penelitian. Adapun yang dimaksud dengan metode penelitian dalam Sugiono (2009:3) adalah“cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak banyaknya dari sampel yang diteliti. Sehubungan dengan metode deskriptif, mengutip dari pendapat Nazir (1988: 63 ) bahwa : „ metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang‟. Sedangkan jenis metode deskriptif yang digunakan yaitu metode survey. Nazir (1988: 65) mengemukakan bahwa

metode survey adalah “penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah”. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dari sampel yang diselidiki.

C.Definisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan definisi dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Jenis media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam penelitian ini terbatas pada alat bantu/peraga pembelajaran yang digunakan dalam cabang olahraga atletik, cabang olahraga senam dan cabang olahraga permainan.

2. Adapun jenis alat bantu/peraga pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang digunakan pada cabang olahraga atletik terdiri dari : lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, bak loncat. Pada cabang olahraga senam terdiri dari : matras, peti loncat, tali loncat, simpai, tongkat. Pada cabang olahraga permainan terdiri dari : bola voli dan bola sepak.

D.Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpul data tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi dan angket atau kuesioner sebagai alat pengumpul data. Arikunto (2006: 231) mengemukakan bahwa metode dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa


(16)

34

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya”. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari metode dokumentasi adalah daftar Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 Kecamatan Purwakarta.

Selanjutnya digunakan metode observasi sistematis. Arikunto (2006:157) mengemukakan mengenai metode observasi sistematis adalah yaitu „observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan‟. Dalam penelitian ini observasi sistematis digunakan untuk mengumpulkan data tentang ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani pada sampel yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya, bentuk instrumen dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 3.1. Instrumen Lembar Observasi Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus Kecamatan Purwakarta.

Nama Sekolah :

Nama Guru :

Alamat Sekolah :

Waktu Pengisian : Hari : Tanggal :

Cabang Olahraga

Atletik Senam Permainan

Jenis Alat Ketersediaan Jenis Alat Ketersediaan Jenis Alat Ketersediaan 1. Lembing

2. Cakram 3. Peluru 4. Tongkat

Estafet 5. Bak

Loncat

1. Matras 2. Peti Loncat 3. Tali Loncat 4. Simpai 5. Tongkat

1. Bola Voli 2. Bola


(17)

35

E.Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulan data dalam penelitian ini, digunakan metode survey. Selama melakukan survey, penulis bekerjasama dengan guru pendidikan jasmanidi setiap sekolah yang dijadikan sampel dalam proses pengisian lembar observasi dan mendokumentasikan peralatan pembelajaran.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena dapat memberi arti dan makna terhadap data serta hasil penelitian. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Memprosentase ketersediaan setiap jenis media alat pembelajaran pada cabang olahraga atletik dari seluruh sampel. Rumus :

Prosentase = jumlah sekolah yang memiliki alat x 100 Jumlah sekolah

2. Memprosentase ketersediaan setiap jenis media alat pembelajaran pada cabang olahraga senam dari seluruh sampel. Rumus :

Prosentase = jumlah sekolah yang memiliki alat x 100 Jumlah sekolah

3. Memprosentase ketersediaan setiap jenis media alat pembelajaran pada cabang olahraga permainan dari keseluruhan sampel. Rumus :

Prosentase = jumlah sekolah yang memiliki alat x 100 Jumlah sekolah

4. Melakukan prosentase dan rata-rata prosentase setiap cabang olahraga terhadap standar minimum.

a. Prosentase pada masing- masing sampel, rumus : Jumlah data penelitian x 100

Standar minimum

b. Rata-rata prosentase dari semua sampel, rumus : Jumlah prosentase dari seluruh sampel


(18)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa profil ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 Kecamatan Purwakarta dengan rata-rata keseluruhan sebagai berikut :

1. Rata-rata prosentase ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani pada cabang olahraga atletik sebesar 37,7%.

2. Rata-rata prosentase ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani pada cabang olahraga senam sebesar 32,5%.

3. Rata-rata prosentase ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani pada cabang olahraga permainan sebesar 42,72%.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut, sebagai berikut :

1. Media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri Se Gugus 1 Kecamatan Purwakarta yang menjadi objek penelitian harus memadai agar pembelajaran pendidikan jasmani dapat ditingkatkan. pendidikan jasmani.

2. Bagi guru pendidikan jasmani dituntut agar lebih kreatif dan inovatif dalam memodifikasi media alat pembelajaran yang diperlukan. Sebagai contoh guru mengganti tongkat estafet dengan tongkat buatan sendiri dari bambu ataupun kayu.

3. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana untuk dapat dikembangkan dalam instrumen penelitian dan populasi yang lebih luas.


(19)

1 Fakhry Brillian Hidayat, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asnawir. dan Usman, B. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Bahagia, Y. (2004). Memilih Alat Untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di

Sekolah Dasar. Makalah. FPOK UPI Bandung.

Dahlan. (1996). Pengaruh Alat Bantu Bangku Swedia Terhadap Hasil Belajar

Round Off. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung.

Harsono. (2010). “ Sasaran Pendidikan Jasmani “. Makalah pada Seminar dan

Lokakarya Pengembangan Program Studi Penjas FPOK UPI, Bandung. Ibrahim, S. (2012). Modifikasi Media Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan

Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI

Bandung.

Lutan, R. et al. (2008). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Mahardika, A.W (2009). Studi Keadaan Sarana dan Prasarana Penunjang

Aktivitas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten Tahun 2009. Skripsi

Sarjana pada FKIP USM Surakarta.

Mahendra, Agus. (2008). Modul Mata Kuliah Asas dan Falsafah Penjas. Bandung, FPOK UPI.

Menteri Pendidikan Nasional. (2006). Salinan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Mendiknas.

Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Salinan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007. Jakarta: Mendiknas.

Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nuryadi. (2007). Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Makalah pada Diklat Sertifikasi Guru, Bandung.


(20)

2

Fakhry Brillian Hidayat, 2013

Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Purwanto, N. M. (2003). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja

Rosdakaya.

Soepartono. (2000). Media Pembelajaran. Jakarta: Mendiknas.

Sudin, A. dan Saptani, E. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang: UPI KAMPUS SUMEDANG.

Sukayati. (2003). Media Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Makalah pada PPPG, Yogyakarta.

Suryosubroto, S. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: UPI

(http:// kauhumairah. blogspot. com /2011/02/ penggunaan-media-dan-alat-pembelajaran.html)

http://www. pengertiandefinisi.com /2011/11/pengertian-alat-peraga.html http:// dwikurniasaputro.wordpress.com /2009/12/04/114/.


(1)

dicapai dalam penelitian. Adapun yang dimaksud dengan metode penelitian dalam Sugiono

(2009:3) adalah“cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh data atau informasi sebanyak banyaknya dari sampel yang diteliti. Sehubungan dengan metode deskriptif, mengutip dari pendapat Nazir (1988: 63 ) bahwa : „ metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang‟. Sedangkan jenis

metode deskriptif yang digunakan yaitu metode survey. Nazir (1988: 65) mengemukakan bahwa

metode survey adalah “penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,

ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah”. Dari uraian tersebut, dapat

disimpulkan bahwa tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dari sampel yang diselidiki.

C.Definisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan definisi dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Jenis media alat pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam penelitian ini terbatas pada alat bantu/peraga pembelajaran yang digunakan dalam cabang olahraga atletik, cabang olahraga senam dan cabang olahraga permainan.

2. Adapun jenis alat bantu/peraga pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang digunakan pada cabang olahraga atletik terdiri dari : lembing, cakram, peluru, tongkat estafet, bak loncat. Pada cabang olahraga senam terdiri dari : matras, peti loncat, tali loncat, simpai, tongkat. Pada cabang olahraga permainan terdiri dari : bola voli dan bola sepak.

D.Instrumen Penelitian

Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan alat ukur sebagai media atau alat pengumpul data tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi dan angket atau kuesioner sebagai alat pengumpul data. Arikunto (2006: 231) mengemukakan


(2)

34

Fakhry Brillian Hidayat, 2013

Profil Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan

sebagainya”. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari metode dokumentasi adalah daftar

Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 Kecamatan Purwakarta.

Selanjutnya digunakan metode observasi sistematis. Arikunto (2006:157) mengemukakan

mengenai metode observasi sistematis adalah yaitu „observasi yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan‟. Dalam penelitian ini observasi

sistematis digunakan untuk mengumpulkan data tentang ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani pada sampel yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya, bentuk instrumen dapat dilihat di tabel berikut :

Tabel 3.1. Instrumen Lembar Observasi Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus Kecamatan Purwakarta.

Nama Sekolah :

Nama Guru :

Alamat Sekolah :

Waktu Pengisian : Hari : Tanggal :

Cabang Olahraga

Atletik Senam Permainan

Jenis Alat Ketersediaan Jenis Alat Ketersediaan Jenis Alat Ketersediaan 1. Lembing

2. Cakram 3. Peluru 4. Tongkat

Estafet 5. Bak

Loncat

1. Matras 2. Peti Loncat 3. Tali Loncat 4. Simpai 5. Tongkat

1. Bola Voli 2. Bola


(3)

E.Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulan data dalam penelitian ini, digunakan metode survey. Selama melakukan survey, penulis bekerjasama dengan guru pendidikan jasmanidi setiap sekolah yang dijadikan sampel dalam proses pengisian lembar observasi dan mendokumentasikan peralatan pembelajaran.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian penting dalam penelitian, karena dapat memberi arti dan makna terhadap data serta hasil penelitian. Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Memprosentase ketersediaan setiap jenis media alat pembelajaran pada cabang olahraga atletik dari seluruh sampel. Rumus :

Prosentase = jumlah sekolah yang memiliki alat x 100 Jumlah sekolah

2. Memprosentase ketersediaan setiap jenis media alat pembelajaran pada cabang olahraga senam dari seluruh sampel. Rumus :

Prosentase = jumlah sekolah yang memiliki alat x 100 Jumlah sekolah

3. Memprosentase ketersediaan setiap jenis media alat pembelajaran pada cabang olahraga permainan dari keseluruhan sampel. Rumus :

Prosentase = jumlah sekolah yang memiliki alat x 100 Jumlah sekolah

4. Melakukan prosentase dan rata-rata prosentase setiap cabang olahraga terhadap standar minimum.

a. Prosentase pada masing- masing sampel, rumus : Jumlah data penelitian x 100

Standar minimum

b. Rata-rata prosentase dari semua sampel, rumus : Jumlah prosentase dari seluruh sampel


(4)

44

Fakhry Brillian Hidayat, 2013

Profil Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Purwakarta Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa profil ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri se Gugus 1 Kecamatan Purwakarta dengan rata-rata keseluruhan sebagai berikut :

1. Rata-rata prosentase ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani pada cabang olahraga atletik sebesar 37,7%.

2. Rata-rata prosentase ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani pada cabang olahraga senam sebesar 32,5%.

3. Rata-rata prosentase ketersediaan media alat pembelajaran pendidikan jasmani pada cabang olahraga permainan sebesar 42,72%.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut, sebagai berikut :

1. Media alat pembelajaran pendidikan jasmani Sekolah Dasar Negeri Se Gugus 1 Kecamatan Purwakarta yang menjadi objek penelitian harus memadai agar pembelajaran pendidikan jasmani dapat ditingkatkan. pendidikan jasmani.

2. Bagi guru pendidikan jasmani dituntut agar lebih kreatif dan inovatif dalam memodifikasi media alat pembelajaran yang diperlukan. Sebagai contoh guru mengganti tongkat estafet dengan tongkat buatan sendiri dari bambu ataupun kayu.

3. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian sejenis, penelitian ini dapat digunakan sebagai wacana untuk dapat dikembangkan dalam instrumen penelitian dan populasi yang lebih luas.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asnawir. dan Usman, B. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Bahagia, Y. (2004). Memilih Alat Untuk Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di

Sekolah Dasar. Makalah. FPOK UPI Bandung.

Dahlan. (1996). Pengaruh Alat Bantu Bangku Swedia Terhadap Hasil Belajar

Round Off. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI Bandung.

Harsono. (2010). “ Sasaran Pendidikan Jasmani “. Makalah pada Seminar dan

Lokakarya Pengembangan Program Studi Penjas FPOK UPI, Bandung. Ibrahim, S. (2012). Modifikasi Media Pembelajaran Dalam Upaya Meningkatkan

Keterampilan Dasar Bermain Bola Voli. Skripsi Sarjana pada FPOK UPI

Bandung.

Lutan, R. et al. (2008). Sejarah dan Filsafat Olahraga. Bandung: FPOK UPI Bandung.

Mahardika, A.W (2009). Studi Keadaan Sarana dan Prasarana Penunjang

Aktivitas Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan Jatinom Kabupaten Klaten Tahun 2009. Skripsi

Sarjana pada FKIP USM Surakarta.

Mahendra, Agus. (2008). Modul Mata Kuliah Asas dan Falsafah Penjas. Bandung, FPOK UPI.

Menteri Pendidikan Nasional. (2006). Salinan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta: Mendiknas.

Menteri Pendidikan Nasional. (2007). Salinan Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007. Jakarta: Mendiknas.

Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nuryadi. (2007). Media Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Makalah pada Diklat Sertifikasi Guru, Bandung.


(6)

2

Fakhry Brillian Hidayat, 2013

Profil Ketersediaan Media Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Purwakarta

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Purwanto, N. M. (2003). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: Remaja

Rosdakaya.

Soepartono. (2000). Media Pembelajaran. Jakarta: Mendiknas.

Sudin, A. dan Saptani, E. (2009). Media Pembelajaran. Sumedang: UPI KAMPUS SUMEDANG.

Sukayati. (2003). Media Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Makalah pada PPPG, Yogyakarta.

Suryosubroto, S. (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Bandung: UPI

(http:// kauhumairah. blogspot. com /2011/02/ penggunaan-media-dan-alat-pembelajaran.html)

http://www. pengertiandefinisi.com /2011/11/pengertian-alat-peraga.html http:// dwikurniasaputro.wordpress.com /2009/12/04/114/.