PERSEPSI SISWA SMA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH.

(1)

No. Daftar FPIPS: 1683/UN. 40.2.2/PL/2013

PERSEPSI SISWA SMA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA

DAERAH

(Studi Deskriptif Analisis Di SMA Negeri Se-Kota Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh : Risti Sriwahyuni

(0906379)

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

PERSEPSI SISWA SMA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA

DAERAH

Oleh:

RISTI SRIWAHYUNI

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© RISTI SRIWAHYUNI 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Risti Sriwahyuni

PERSEPSI SISWA SMA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

(Studi Deskriptif Analisis Di SMA Negeri Se-KotaCimahi)

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd. NIP. 19590714 198601 1 001

Pembimbing II

Prof. Dr. H. A. Azis Wahab, M.A. NIP. 19430401 196709 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M. Ed. NIP. 19630820 198803 1 001


(4)

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA SMA DALAM PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

PEMILUKADA merupakan salah satu bentuk dari demokrasi langsung, yang diselenggarakan di Inonesia ini. Dengan PEMILUKADA langsung ini berarti adanya partisipasi politik langsung dari masyarakat itu sendiri. Sebagaimana Sudijono Sastroatmodjo (1995: 67) katakan “bahwa partsipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik”. Namun, sekarang ini sudah mulai banyak generasi muda yang tidak respek dengan kegiatan politik sederhana yang ada dilingkungan sekitarnya. Hal tersebut menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian berkenaan dengan masalah ini. Penelitian ini didasarkan pada lima rumusan masalah, yaitu 1. “Bagaimana penilaian siswa mengenai figur calon Wali Kota Ciamhi pada saat pemilihan”, 2. “Bagaimana penilaian siswa terhadap Wali Kota Cimahi yang terpilih” 3. “Bagaimana persepsi siswa mengenai pelaksanaan kampanye PEMILUKADA Kota Cimahi” 4. “Bagaimana pemahaman siswa dalam kegiatan Pemilihan Umum Kepala Daerah secara langsung di Kota Cimahi” 5. “Apa harapan siswa mengenai penyelenggaraan PEMILUKADA Kota Cimahi”

Tujuannya, yaitu 1. Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman para siswa mengenai parstisipasi politik. 2. Untuk mengetahui penilaian para siswa mengenai calon kepala daerahnya. 3. Untuk mengetahui sikap para siswa dalam kegiatan pemilihan kepala daerah. 4. Untuk mengetahui bagaimana pandangan para siswa terhadap pola kampanye para calon kepala daerah. Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan tersebut adalah pendekatan kuantitatif, metode deskriptif dengan bentuk penelitian survey. Data-data diperoleh melalui angket, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.

Peneliti mengungkap bahwa: 1. siswa SMA negeri se-Kota Cimahi sudah bisa menilai calon figur wali kota di daerahnya. Hal ini terlihat dari beberapa pernyataan tentang figur calon kepala daerah, yaitu mengenai latar belakang atau asal usul dari figur calon kepala daerah, kemudian mengenai tingkat intelektual dari figur calon kepala daerah, dan kepribadian dari figur calon kepala daerah. 2. siswa-siswa SMA Negeri yang ada di Kota Cimahi sudah dapat menilai bagiamana figur kepala daerah atau figur pemimpin di daerahnya. 3. banyak siswa yang sangat setuju bahwa perlu mengikuti perkembangan kampanye PEMILUKADA Kota Cimahi kemarin, berarti siswa tersebut mengetahui tentang jenis kegiatan kampanye, terutamanya pada kegiatan kampanye di PEMILUKADA Kota Cimahi kemarin. 4. siswa sudah memahami bagaimama seharusnya ikut serta atau berpartispasi dalam kegitan seperti PEMILUKADA. 5. dari hasil penelitian tersebut kita tahu bahwa siswa-siswa tersebut menginginkan yang terbaik untuk daerahnya sendiri, mereka mengharapkana pemimpin yang bisa memimpin dengan baik daerahnya. Selain itu juga mereka menginginkan perubahan untuk daerahnya sendiri.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Opersional ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

A. Persepsi ... 13

1. Pengertian Persepsi ... 13

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi ... 13

B. Partisipasi Politik ... 15

1. Pengertian Partisipasi Politik ... 15

2. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik ... 16

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik ... 17

C. Pemilukada ... 18

1. Pengertian Pemilukada ... 18

2. Asas-asas Pemilukada ... 20

D. Kampanye ... 22

1. Pengertian Kampanye ... 22

2. Metode Kampanye ... 22

3. Pelaksanaan Kampanye ... 28

4. Larangan dalam Kampanye ... 29

E. Figur Kepala Daerah ... 31

1. Pengertian Kepemimpinan ... 32

2. Perilaku Pemimpin ... 33

3. Sifat Pemimpin ... 37

4. Teori Kepemimpinan ... 38

5. Gaya Kepemimpinan ... 41

6. Teknik Kepemimpinan ... 42

7. Keterbatasan Kepemimpinan ... 43

8. Dimensi Kepemimpinan ... 44


(6)

F. Penelitian Terdahulu ... 46

G. Hipotesis ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 49

A. Metode Penelitian... 49

B. Pendekatan Penelitian ... 50

C. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Kuisioner (Angket) ... 51

2. Studi Literatur ... 53

3. Wawancara ... 53

4. Studi Dokumentasi ... 53

5. Obsevasi ... 53

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

1. Populasi Penelitian ... 53

2. Sampel Penelitian ... 55

E. Operasional Variabel ... 56

F. Prosedur Penelitian... 58

G. Pengujian Instrumen Penelitian... 60

1. Uji Validitas Instrumen ... 60

2. Uji Realibilitas Instrumen ... 63

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Profil Kota Cimahi ... 70

B. Gambaran Umum SMA Negeri di Kota Cimahi ... 74

1. SMA Negeri 1 Cimahi ... 74

2. SMA Negeri 2 Cimahi ... 75

3. SMA Negeri 5 Cimahi ... 76

C. Hasil Penelitian ... 76

1. Figur Kepala Daerah ... 76

2. Kegiatan Kampanye PEMILUKADA Kota Cimahi ... 80

3. kegiatan Pemilihan Umum Kepala Daerah secara langsung di Kota Cimahi... 82

4. Penilaian siswa mengenai penyelenggaraan PEMILUKADA di daerahnya ... 85

D. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 86

E. Pembahasan ... 93

1. Penilaian Siswa Mengenai Figur Calon Wali Kota Cimahi pada saat Kampanye ... 93

2. Penilaian Siswa Terhadap Figur Wali Kota yang Terpilih .... 97

3. Persepsi Siswa Mengenai Pelaksanaan PEMILUKADA Kota Cimahi ... 100

4. Pemahaman Siswa dalam Kegiatan Pemilihan Umum Kepala Daerah ... 103


(7)

5. Harapan Siswa Mengenai Penyelenggaraan

PEMILUKADA Kota Cimahi ... 106

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 112 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Metode Kampanye ………. 22

Tabel 3.1 Skor Jawaban Responden dengan Skala Likert……….. 52

Tabel 3.2 SMA Negeri di Kota Cimahi yang Telah Terpilih Berdasarkan Pengclusteran ……… 55

Tabel 3.3 Oprasional Variabel ………... 57

Tabel 3.4 Harga Koefesien Korelasi ………. 61

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas ………. 62

Tabel 3.6 Nilai Koefesien Alpha ………... 64

Tabel 3.7 Reliabilitas Statistik ………... 65

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas ……… 65

Tabel 4.1 Skor Jawaban Responden dengan Skala Likert ……… 76

Tabel 4.2 Figur Kepala Daerah………... 77

Tabel 4.3 Kegiatan Kampanye PEMLIKUADA ………... 80

Tabel 4.4 Pemahaman Siswa Dalam Kegiatan Pemilihan Umum Kepala Daerah Secara Langsung Di Kota Cimahi ………. 82

Tabel 4.5 Penilaian Siswa Mengenai Penyelanggaran PEMILUKADA di daerahnya ………... 85

Tabel 4.6 Uji Normalitas ……… 87

Tabel 4.7 Statistik Uji t Penilaian Figur Calon Wali Kota Cimahi ……… 88

Tabel 4.8 Statistik Uji t Penilaian Figur Calon Wali Kota Cimahi ……… 88

Tabel 4.9 Statistik Uji t Penilaian Figur Figur Wali Kota Cimahi yang Terpilih ……….. 89

Tabel 4.10 Statistik Uji t Penilaian Figur Figur Wali Kota Cimahi yang Terpilih ……….. 90

Tabel 4.11 Statistik Uji t Kegiatan Kampanye PEMILUKADA Kota Cimahi ……… 91

Tabel 4.12 Statistik Uji t Kegiatan Kampanye PEMILUKADA Kota Cimahi ……… 91

Tabel 4.13 Statistik Uji t Siswa Memahami Pelaksanaan Kegiatan PEMILUKADA Di Kota Cimahi ………... 92

Tabel 4.14 Statistik Uji t Siswa Memahami Pelaksanaan Kegiatan PEMILUKADA Di Kota Cimahi ………... 92


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Tahap Pengclusteran ………. 55 DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Peta Kota Cimahi 73

Gambar 4.2 Figur Kepala Daerah “Calon Kepala Daerah biasanya berasal

dari partai politik.” ……… 94 Gambar 4.3 Figur Kepala Daerah “Kemenangan pasangan Atty dan

Sudiarto (PASTI) dikarenakan mereka lebih dikenal oleh

masyarakat.” ………. 98 Gambar 4.4 Pelaksanaan Kampanye PEMILUKADA Kota Cimahi “Pada

saat kampanye wali kota Cimahi kemarin itu banyak atribut kampanye seperti pamphlet, spanduk, dan baliho dipasang

disembarang tempat.” ………... 100 Gambar 4.5 Pemahaman Siswa Dalam Kegiatan PEMILUKADA “Wajar

bila angka golput pada PEMILUKADA Kota Cimahi

mencapai 30%.” ……… 105 Gambar 4.6 Harapan Siswa Mengenai Penyelenggaraan PEMILUKADA

Kota Cimahi “Kegiatan PEMILUKADA Kota Cimahi kemarin dapat meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara demokratis, yang dimana berarti pemerintahan berada ditangan rakyat atau pemerintahan oleh rakyat. Selain itu Ganjar M.,dkk (2008: 108) mengatakan,

Demokrasi adalah sebuah bentuk pemerintahan rakyat yang berkuasa dan sekaligus diperintah. Pemerintahan dalam negara demokrasi pada dasarnya adalah pilihan rakyat yang berdaulat dan diberi tugas untuk menyelenggarakan pemerintahan negara, serta mempertanggungjawabkan pada rakyat.

Jadi, maksudnya disini rakyat bisa memilih langsung pemimpin yang bisa mewakilinya untuk menjalankan pemerintahan di negaranya.

Adapun untuk di Indonesia sendiri mulai dari PEMILU Presiden dan Wakil Presiden tahun 2004 sudah mulai dipilih langsung oleh rakyat, tanpa harus diwakilkan pada anggota legislatif (DPR). Selain itu juga mulai dari tahun 2005 tidak hanya Presiden yang dipilih langsung oleh rakyatnya, akan tetapi mulai dari anggota DPR, Gubernur, Wali kota/Bupati, dan sebaginya sudah mulai dipilih langsung oleh rakyat.

Untuk PEMILUKADA (Pemilihan Umum Kepala Daerah) sendiri merupakan salah satu bentuk dari demokrasi langsung, yang diselenggarakan di Inonesia ini. Yang dimana PEMILUKADA ini bisa dikatakan salah satu bentuk dari pesta demokrasi. Sekarang ini setiap daerah di Indonesia ini, pasti dalam memilih kepala daearhnya melakukan pemilihan secara langsung.

Dimana masyarakat bisa menentukan sendiri siapa pemimpin yang berhak untuk memipin daerahnya tersebut. Dengan PEMILUKADA langsung ini berarti adanya partisipasi politik langsung dari masyarakat itu sendiri. Sebagaimana Sudijono Sastroatmodjo (1995: 67) katakan “bahwa partsipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik”. Maka dari itu adanya PEMILUKADA ini bisa


(11)

membantu proses moderinisasi politik di Negara kita. Sehingga nantinya demokrasi yang sebenarnya pun perlahan-lahan akan bisa terwujud.

Selain itu juga menurut Djoko Suyanto (2012: 25) mengatkan,

Pemilukada sebagai agenda permanen dalam tata pemerintahan kita yang menjadi penentu keberhasilan demokrasi di daerah, sekaligus penentu kualitas sosok kepala daerah, perlu dijaga agar terhindar dari fenomena-fenomena yang merugikan kepentingan bersama. Semua pihak perlu memiliki kedewasaan dan pikiran jernih, untuk memandang dan mewujudkan demokrasi sebagai jalan menuju kemaslahatan umum dan kesejahteraan rakyat.

Jadi, disini harus lah ada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan proses demokrasi di daerah terutama dalam hal berpartisipasi politik agar nantinya modernisasi politik yang diharapkan bisa terwujud sepenuhnya.

Akan tetapi dalam pelaksanaan PEMILUKADA ini tidak lah selalu berjalan dengan mulus, selalu saja ada tantangan yang meghadang, yang dimana hampir semua pelaksanaan PEMILUKADA yang pernah terjadi, selalu saja ada permasalah-permasalahan yang terjadi. Seperti adanya calon kepala daerah yang tidak layak, adanya politik uang (money politic), kampanye terselubung, warga masyarakat yang apatis, kurangnya sosialisasi politik, kaum elit yang mendominasi, tidak diberi kesempatannya kaum muda untuk mempin, dan masih banyak lagi. Hal tersebutlah yang nantinya akan menghambat proses demokrasi di daerah.

Maka dari permasalahan-permasalahan tersebut haruslah dibenahi, karena apabila dibiarkan terus-menerus akan membuat proses moderenisai politik ini terhambat. Selain itu juga akan melahirkan sikap ketidak percayaan dari rakyat kepada pemimpinnya.

Untuk membenahi hal tersebut bisa kita mulai dengan cara mensosialisaaikan kegiatan PEMILUKADA ini kepada seluruh masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat yang ada di daerah-daerah yang terisolir. Akan tetapi dalam mensosilisaikan kegiatan PEMILUKADA ini tidak lah hanya kepada orang-orang dewasa saja. Tetapi generasi muda pun perlu diberikan pengarahan atau sosialisai kegiatan PEMILUKADA, terutama dalam hal berpartisipasi politik. Karena nantinya mereka merupakan generasi penerus dari orang-orang dewasa yang ada


(12)

sekarang ini. Nanti mereka pun pasti akan berpartisipasi politik secara langsung. Jangan sampai ketika tiba waktunya mereka berpartipasi politik, mereka malah tidak mengerti apa itu partisipasi politik yang sebenarnya. Sehingga bisa menimbulkan kesalahpahaman pada mereka.

Contohnya saja sekarang ini sudah mulai banyak generasi muda yang tidak respek dengan kegiatan politik sederhana yang ada dilingkungan sekitarnya. Bahkan ada generasi muda atau remaja yang sudah memiliki hak pilih dalam kegiatan PEMILUKADA atau semacamnya tidak memnggunakan haknya tersebut

atau sering kita sebut dengan nama “Golput”. Jadi mereka ini tidak tertarik dengan

hal-hal tersebut, karena mereka menganggap bahwa hal tersebut merupakan urusan orang tua atau orang-orang dewasa. Bahkan ada juga yang kecewa dengan Pemilukada-Pemilukada sebelumnya dikarenakan sering terjadinya kecurangan atau manipulasi dalam kegiatan tersebut.

Hal tersebut terbukti dengan menurunya jumlah pemilih pemula dalam setiap kegiatan Pemilu. Sebagaimana yang dikatakan Direktur Eksekutif the Political

Literacy Institute (Policy) yaitu Gun Gun Heryanto “Berdasarkan banyak hasil

survei yang kami lakukan, tingkat kepercayaan generasi muda terhadap politik cenderung terus menurun. Penurunannya mencapai 10%. Itu karena pendidikan

politik yang sangat kurang dilakukan oleh politisi,” (lihat, INILAH.COM, Kamis

5 Januari 2012).

Bila melihat kenyataan tersebut agaknya kita perlu mawas diri, terutama pemerintah dan lembaga-lembaga sosialisasi politik lainnya. Hal tersebut bisa terjadi yang diakibatkan dari kesalahan pemerintah dan lembaga-lembaga sosialisasi politik sendiri yang kurang memberikan pengertian mengenai masalah partisipasi politik yang ada di negara kita. Atau hal tersebut bisa terjadi karena kaum muda melihat bahwa kegiatan politik di negara kita sekarang ini banyak yang melakukan money politic atau pun politic transaksional.

Dengan adanya hal seperti itu membuat mereka tidak simpati dengan kegiatan politik yang ada. Selain itu juga hal tersebut di perparah dengan kurangnya pendidikan politik yang diberikan partai politik atau pun lembaga yang terkait sehubungan dengan kegiatan politik tersebut. Karena setahu kita, para kaum muda


(13)

mendapatkan pendidikan politik ini dari sekolah dan itu pun tidak dijelaskan secara rinci, sehingga hal tersebut kurang efektif untuk memberikan penjelasan kepada kaum muda ini mengenai masalah politik yang terjadi.

Maka dari itu peranan pemerintah, partai politik, sekolah dan lembaga yang terkait sangatlah dibutuhkan dalam memberikan pendidikan politik pada kaum muda sekarang ini. Terutama dalam masalah partisipasi politik, karena apabila hal tersebut terus dibiarkan maka persepsi yang salah mengenai kegiatan politik pun akan terus terjadi dan sikap apatis yang ditunjukan kaum muda sekarang ini pada kegiatan politik pun akan semakin parah saja. Dan sistem demokrasi yang negara kita anut sekarang ini pun tidak akan berhasil.

B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka penulis merasa perlu untuk merumuskan apa yang akan menjadi fokus permasalahn secara umum. Masalah yang menjadi inti

pembahasan dalam penelitian ini adalah: “ Bagaimana Presepsi Siswa dalam

Pemilihan Umum Kepala Daerah di Kota Cimahi?” 2. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya masalah yang terdapat dalam penelitian ini, maka peneliti perlu untuk membatasi ruang lingkup kajian permasalahannya dengan merumuskan sub pokoknya yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana penilaian siswa mengenai figur calon Wali Kota Ciamhi pada saat pemilihan?

2. Bagaimana penilaian siswa terhadap Wali Kota Cimahi yang terpilih? 3. Bagaimana persepsi siswa mengenai pelaksanaan kampanye

PEMILUKADA Kota Cimahi?

4. Bagaimana pemahaman siswa dalam kegiatan Pemilihan Umum Kepala Daerah secara langsung di Kota Cimahi?

5. Apa harapan siswa mengenai penyelenggaraan PEMILUKADA Kota Cimahi?


(14)

Adapun yang indikator dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut: a. Figur Kepala Daerah:

- Berintelektual - Objektif

- Memiliki popularitas - Amanah

- Berintegritas - Katalistis - Berdedikasi

b. Kegiatan kampanye di PEMILUKADA : - Pelaksanaan kegiatan kampanye - Mengikuti perkembangan kampanye - Partisipasi dalam kegiatan kampanye

c. Pemahaman siswa dalam kegiatan Pemilihan Umum Kepala Daerah secara langsung di Kota Cimahi:

- Mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan PEMILUKADA - Ikut serta dalam pelaksanaan PEMILUKADA

- Adanya pertimbangan hati nurani

- Adanya pengaruh dari lingkungan keluarga - Adanya pengaruh dari lingkungan masyarakat

d. Penilaian siswa mengenai penyelenggaraan PEMILUKADA di daerahnya. - Realisasi dari visi misi yang disampaikan

- Sikap dalam menangani permasalahan yang ada di daerah C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengungkapkan

dan menggambarkan mengenai:”Pandangan para siswa mengenai masalah dalam kegiatan PEMILUKADA.”

2. Tujuan Khusus


(15)

1. Untuk mengetahui seberapa besar pemahaman para siswa mengenai parstisipasi politik.

2. Untuk mengetahui penilaian para siswa mengenai calon kepala daerahnya.

3. Untuk mengetahui sikap para siswa dalam kegiatan pemilihan kepala daerah.

4. Untuk mengetahui bagaimana pandangan para siswa terhadap pola kampanye para calon kepala daerah.

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

a. Penilitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan.

b. Dapat menjadi bahan referensi dan pertimbangan bagi pihak – pihak terkait terutama pemerintah, sekolah dan lembaga yang terkait dalam masalah tingkat partisipasi politik di dalam pendidikan politik.

2. Secara Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini bisa memberikan konstribusi diantaranya:

a. Bagi penulis, menambah wawasan dan memperoleh pengalaman berfikir dalam memecahakan peresoalan, khususnya mengenai masalah partisipasi dalam politik.

b. Bagi pembaca, memperoleh pengetahuan mengenai permasalahan partisipasi politik.

E. Definisi Operasional

Ada pun definisi operasional yang ditetapkan yaitu: 1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.(Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi)


(16)

George Boeree (2010: 97) mengemukakan bahwa persepsi mencakup

“melihat, mendengar, menyentuh, tersenyum, merasakan posisi tulang sendi dan

otot-otot, keseimbangan, suhu, sakit dan seterusnya.” Sedangkan menurut Rivai dan Mulyadi (2011: 326):

Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya. Dengan demikian, yang diamksud dengan persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangasangan dalam suatu pengalaman psikologi.

Jadi, dapat disimpulakan bahwa pesepsi ini berkenaan mengenai proses individu untuk memberikan tanggapan atau respon terhadap suatu interaksi yang ada di lingkungan sekitarnya.

Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal (Rakhmat 1998: 55 dalam Damandiri, tersedia di

http://www.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauanpustaka.pdf). Selanjutnya Rakhmat menjelaskan yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon terhadap stimuli.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Wilson (2000) dalam Damandiri (tersedia http://www.damandiri.or.id /file /setiabudiipbtinjauanpustaka. pdf) diantaranya sebagai berikut :

a. Faktor eksternal atau dari luar :

1) Concreteness yaitu wujud atau gagasan yang abstrak yang sulit dipersepsikan dibandingkan dengan yang obyektif.

2) Novelty atau hal yang baru, biasanya lebih menarik untuk di persepsikan dibanding dengan hal-hal yang lama.

3) Velocity atau percepatan misalnya gerak yang cepat untuk menstimulasi munculnya persepsi lebih efektif di bandingkan dengan gerakan yang lambat.

4) Conditioned stimuli, stimuli yang di kondisikan seperti bel pintu, deringan telepon dan lain-lain.


(17)

b. Faktor internal atau dari dalam :

1) Motivation, misalnya merasa lelah menstimulasi untuk berespon untuk istirahat.

2) Interest, hal-hal yang menarik lebih di perhatikan dari pada yang tidak menarik

3) Need, kebutuhan akan hal tertentu akan menjadi pusat perhatian.

4) Assumptions, juga mempengaruhi persepsi sesuai dengan pengalaman melihat, merasakan dan lain-lain.

2. PARTISPASI POLITIK

Sudijono Sastroatmodjo (1995: 67) mengatakan bahwa partsipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik.

Selain itu juga Budiardjo dalam Sastroatmodjo (1995: 32) mengartikan: Partisipasi politik secara umum sebagai kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan jalan memilih pimpinan Negara secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah (public policy).

Adapun bentuk-bentuk patsipasi politk menurut Sastroatmodjo (1995: 35) sebagai berikut:

a. Partispasi aktif

Partisipasi aktif mencakup kegiatan warga Negara mengajukan usul mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang berbeda dengan kebijakan pemerintah, mengajukan kritik dan saran perbaikan untuk meluruskan kebijaksanaan, membayar pajak, dan ikut serta dalam kegiatan pemilihan pimpinan pemerintahan.

b. Partisipasi pasif

Dipihak lain partisipasi pasif, antara lain, berupa kegaiatan mentaati peraturan/perintah, menerima, dan melaksanakan begitu saja setiap keputusan pemerintah.


(18)

3. PEMILUKADA

Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah, atau seringkali disebut Pemilukada, adalah pemilihan umum untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung di Indonesia oleh penduduk daerah setempat yang memenuhi syarat. (Wikipedia, tersedia http: //id.wikipedia.org /wiki/ Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah)

Dasar hukum penyelenggaraan pilkada adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pilkada pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2005. (Wikipedia, tersedia http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah)

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, sehingga secara resmi bernama "pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah" atau "Pemilukada". Pilkada pertama yang diselenggarakan berdasarkan undang-undang ini adalah Pilkada DKI Jakarta 2007. (Wikipedia,

http://id.wikipedia.org/wiki/ Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah)

Menurut Nonadhian (2011, tersedia di http: //nonadhian.blogspot.com /2011/03/pengertian dan landasan hukum pilkada. html) ada lima pertimbangan penting penyelenggaraan pilkada langsung bagi perkembangan demokrasi di Indonesia.

a. Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena pemilihan presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, bahkan kepala desa selama ini telah dilakukan secara langsung.

b. Pilkada langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah diamanatkan Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945, Gubernur, Bupati dan Wali Kota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Hal ini telah diatur dalam PP No. 5 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan,


(19)

Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

c. Pilkada langsung sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat (civic education). Ia menjadi media pembelajaran praktik berdemokrasi bagi rakyat yang diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif segenap unsur bangsa tentang pentingnya memilih pemimpin yang benar sesuai nuraninya.

d. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah. Keberhasilan otonomi daerah salah satunya juga ditentukan oleh pemimpin lokal. Semakin baik pemimpin lokal yang dihasilkan dalam pilkada langsung 2005, maka komitmen pemimpin lokal dalam mewujudkan tujuan otonomi daerah, antara lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memerhatikan kepentingan dan aspirasi masyarakat agar dapat diwujudkan.

e. Pilkada langsung merupakan sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasional. Disadari atau tidak, stock kepemimpinan nasional amat terbatas. Dari jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta, jumlah pemimpin nasional yang kita miliki hanya beberapa. Mereka sebagian besar para pemimpin partai politik besar yang memenangi Pemilu 2004. Karena itu, harapan akan lahirnya pemimpin nasional justru dari pilkada langsung ini.

4. KAMPANYE

Menurut Abdullah (2008: 198) dalam setiap kegiatan pemilihan, mau itu PEMILU Preseiden atau pun PEMILUKADA setiap calon berhak melakukan kampanye. Hal tersebut seseuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kampanye sendiri bertujuan untuk menarik perhatian dari pemilih sebanyak-banyaknya. Adapun yang menjadi metode yang dilkukan oleh peserta pemilihan adalah sebagai berikut:


(20)

b. Tatap muka;

c. Penyiaran memalui media cetak dan media elektronik; d. Penyebaran kampanye kepada umum;

e. Rapat umum; dan

f. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

5. FIGUR KEPALA DAERAH

Figur menurut KBBI adalah sosok yang menjadi sorotan. Bila kita melihat hal tersebut dalam figur kepala daerah, yaitu tokoh sentral daerah yang menjadi pusat perhatian. Yang dimana setiap gerak-geriknya selalu menjadi pusat perhatian. Untuk mejadi figur kepala daerah yang baik, seorang pemimpin haruslah mempunyai karakter dan kepribadian yang baik pula, karena hal tersebut merupakan fondasi bagi seorang pemimpin yang menjadi panutan semua orang.

Seperti yang dikatakan Robert P. Neuschel (2008: 37), yaitu bahawa:

Pemimpin memerlukan kekuatan karakter yang solid. Pilihan akan sulit, godaan banyak. Pembuatan keputusan sulit lebih membutuhkan kepribadian dan penilaian daripada kecerdasan.

Citra pemimpin bukan pada tampilan luar dirinya, melainkan lebih merupakan seluruh sistem nilai yang ditunjukan terus-menerus. Ketika manifestasi ini jelas dan konsisten serta merefleksi suatu karakter integritas pribadi, citra ini menjadi instrument yang efefktif. Integritas mengindikasikan bahwa seseorang telah terus-menerus mengembangkan suatu klasifikasi sistem nilai, sikap, dan tujuan yang konsisten.

Oleh karena itu figur dari seorang pemimpin seperti pemimpin daerah ini, tidak bisa dilihat dari segi luarnya atau penampialnnya saja. Melainkan dari beberapa segi aspek, seperti kepribadian, karakteristik biogarafis, kemampuan, dan pengalaman. Selain itu juga yang terpenting dari figur pemimpin yaitu cara seorang pemimpin bisa memimpin anggota-anggotanya. Karena dari cara dia memimpin lah kita bisa melihat apakah dia layak diaktakan sebagai seorang pemimpin atau pun tidak. Kaitannya dalam masalah ini kita bisa mengetahui apakah kepala daerah tersebut bisa dijadikan figur atau tidak. Maka dari itu kita harus mengetahui apa itu pemimpin dan bagaimana mereka itu memimpin.


(21)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini berjudul “Persepsi Siswa SMA Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah”, berisi lima bab, yaitu Pendahuluan, Landasan Teori, Metode Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Kesimpulan dan Saran. Bab I Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional dan Struktur Organisasi Skripsi.

Bab II berisi Landasan Teori, yang secara garis besar mengkaji tentang persepsi, pemilu, pemilukada, kampanye, dan figur pemimpin. Bab III membahas metode dan pendekatan penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, prosedur penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas.

Bab IV menguraikan Deskripsi dan Pembahasan Hasil Penelitian yang didasarkan pada rumusan masalah, yaitu: 1. Bagaimana penilaian siswa mengenai figur calon Wali Kota Ciamhi pada saat pemilihan? 2. Bagaimana penilaian siswa terhadap Wali Kota Cimahi yang terpilih? 3. Bagaimana persepsi siswa mengenai pelaksanaan kampanye PEMILUKADA Kota Cimahi? 4. Bagaimana pemahaman siswa dalam kegiatan Pemilihan Umum Kepala Daerah secara langsung di Kota Cimahi? 5. Apa harapan siswa mengenai penyelenggaraan PEMILUKADA Kota Cimahi? Dan Bab V diuraikan Kesimpulan dan Saran.


(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaa tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk menjawab masalah yang dihadapinya. Metode penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan. Pemilihan metode yang tepat akan dapat membantu keberhasilan suatu penelitian, karena akan memperjelas langkah-langkah serta arah dan tujuan dari penelitian.

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini berkenaan dengan peristiwa atau fenomena yang sedang terjadi dan berhubungan dengan kondisi saat ini, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif biasa. Metode ini digunakan dengan tujuan untuk menggambarkan atau melukiskan masalah-masalah atau fakta-fakta yang sedang terjadi dan berhubungan dengan siswa di sekolah. Penelitian ini ingin mengetahui presepsi siswa mengenai PEMILUKADA di daerahnya sendiri.

Mengenai metode deskriptif tersebut, Sanapiah Faisal (1992: 20) memberikan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian deskriptif (descriptive research), yang biasa disebut juga penelitian taksonomi (taxonomic research), seperti telah disebutkan sebelumnya, dikmaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan hubungan antara variabel yang ada; tidak dimaksudkan untuk menarik generasi yang menjelaskan variabel-variabel antaseden yang menyebabkan sesuatu gejala atau kenyataan sosial.

Hal senada juga dikemukakan oleh Mardalis (2003: 26) sebagai berikut:

Penelitian dengan menggunakan metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya


(23)

mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada.

B. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Mardalis tersebut, penulis mempunyai dasar dan alasan yang cukup untuk menentukan bahwa metode deskriptif ini merupakan metode yang tepat dalam penelitian ini karena dapat menggambarkan atau melukiskan masalah-masalah atau fakta-fakta yang sedang terjadi secara sistematis.

Data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian dianalisis dan disajikan secara kuantitatif sehingga merupakan suatu jawaban yang sistematis. Menurut Idrus (2009: 21) secara teori, penelitian kuantitaif menyisihkan dan menentukan ubahan-ubahan dan kategori-kategori variabel.

Kemudian sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh S. Arikunto (2002: 11) yang menjelaskan tentang beberapa keuntungan penelitian yang disajikan secara kuantitatif yaitu sebagai berikut:

1. Kejelasan unsur: tujuan, pendekatan, subjek, sampel, sumber data sudah mantap dan rinci sejak awal.

2. Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai matang ketika persiapan disusun.

3. Dalam desain: desain, langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan jelas.

4. Pengmpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.

5. Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul.

Dapat diketahui bahwa dengan penyajian secara kuantitatif, maka penelitian akan tersusun secara sistematis walaupun tidak menutup kemungkinan dalam penelitian kuantitatif memungkinkan diperlukannya penyajian secara kualitatif.


(24)

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011: 137) terdapat dua hal yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrument penelitian, dan kualitas

pengumpulan data. Teknik pengumpulan data sendiri merupakan cara yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Untuk mengumpulkan data tersebut penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut :

1. Angket

Menurut Nana Sudjana (2001: 8) angket adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat. Sedangkan menurut Idrus (2009: 100) angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia memberikan respons sesuai dengan permintaan.

Selain itu juga ada prinsip penulisan angket, Sugiyono (2011: 142) mengatakan bahwa:

Prinsip ini menyagkut beberapa faktor yaitu: isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah, pertanyaan tertutup terbuka-negatif positif, pertanyaan tidak mendua, tidak menyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.

Teknik angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai presepsi siswa dalam pemilihan kepala daerah. Teknik ini merupakan teknik untuk mendapatkan informasi yang mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri (self raport) atau pada keyakinan pribadi subjek (informan) yang diteliti yaitu siswa SMAN Se-Kota Cimahi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi (1998: 124) bahwa: Dalam kuesioner berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk mmemperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui tentang masalah yang diteliti atau dibahas penulis.


(25)

Angket yang dipilih adalah angket tertutup, artinya jawaban angket telah disediakan oleh peneliti, selanjutnya responden tinggal memilih atau menjawab pilihan jawaban yang sesuai dengan pribadinya.

Adapun skor yang diberikan pada setiap jawaban pertanyaan dengan menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2011: 93) Skala Likert adalah digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala Likert mempunyai pertanyaan positif dan pertanyaan negatif yang berupa kata – kata antara lain;

Tabel 3.1

Skor Jawaban Responden dengan Skala Likert

Pernyataan Positif Skor Pernyataan Negatif Sangat setuju (SS)

Setuju (S) Ragu-ragu (R) Tidak setuju (TS) Sangat tidak setuju (STS)

5 4 3 2 1

Sangat tidak setuju (STS) Tidak setuju (TS)

Ragu-ragu (R) Setuju (S) Sangat setuju (SS) Sumber: diolah Peneliti 2013

Jawaban – jawaban tersebut menunjukkan urutan atau kualitas berdasarkan intensitas sikap tertentu. Angket tersebut terdiri atas 50 pertanyaan sesuai dengan indikator dan perumusan masalah yang telah dibuat oleh peneliti sebelumya yang disebarkan secara acak kepada siswa SMA Negeri se-Kota CIMAHI.

Alasan penulis menggunakan teknik angket ini adalah:

1) Untuk memperoleh jawaban dari responden yang terarah dan seragam, sehingga memudahkan penulis untuk mengolah data. 2) Untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga.

3) Memberikan keleluasaan kepada responden untuk mengadakaan pertimbangan dalam memberikan jawaban.


(26)

2. Studi literatur

Digunakan untuk mendapatkan data – data yang erat hubungannya dengan masalah yang akan diteliti, dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah data yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan. Teknik studi literatur.

Rodiah (2010: 32) Studi literatur adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data yang butuhkan berkaiatan dengan penelitian ini, dan di ambil dari dokumen-dokumen yang berkaitan. Menurut Zuriah, (2006: 191) mengartikan teknik dokumenter sebagai “cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian”.

4. Observasi

Obervasi menurut Sutrisno Hadi (2011: 145, dalam Sugiyono), observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan phisikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi yang digunakan disini yaitu observasi nonpartispan, yang dimana observer tidak terlibat secara langsung hanya mengamati saja.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian

Mengenai populasi dalam penelitian yang akan digunakan, maka akan terlebih dahulu dijelaskan mengenai definisi dari populasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130); ” populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Sementara menurut Sugiyono (2011: 80), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik


(27)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Maka dari itu berdasarkan pengertian populasi di atas, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA dari SMA Negeri yang ada di Kota Cimahi dengan pengambilan sampel pada populasi berdasarkan teknik

cluster Sampling (Area Sampling), yang dilakukan dengan dua tahap cluster.

Tahap pertama dimulai dengan memilih tiga SMA Negeri di Kota Cimahi berdasarkan nilai Passing Grade tertinggi, maka yang terpilih yaitu, SMA Negeri 2 Cimahi, SMA Negeri 1 Cimahi, SMA Negeri 5 Cimahi.

Tahap kedua yaitu setelah dipilih tiga SMA yang memiliki nilai Passing

Grade tertinggi, maka akan dipilih siswa secara random (acak). Agar lebih jelas

dapat dilihat dalam skema berikut.

Skema 3.1 Tahap Pengclusteran

SMAN 2 Cimahi

SMAN 1 Cimahi

SMAN 5 Cimahi

SMAN 2 Cimahi

SMAN 1 Cimahi

SMAN 5 Cimahi

SMAN 6 Cimahi

SMAN 3 Cimahi

SMAN 4 Cimahi

Sampel SMA Negeri

Tahap I Tahap II

Populasi SMA Negeri Di Kota Cimahi

Sampel Individu


(28)

Table 3.2

SMA Negeri di Kota Cimahi Yang Telah Terpilih Berdasarkan Pengclusteran

NAMA SEKOLAH PASSING GRADE JUMLAH SISWA

KELAS XI

SMAN 2 CIMAHI RSBI 315

SMAN 1 CIMAHI 36,45 351

SMAN 5 CIMAHI 35,00 380

JUMLAH TOTAL 1046

Sumber: Sekolah yang bersangkutan 2013

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 81) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakreistik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kemudian menurut Idrus (2009: 93) cara sempel adalah pengambilan subjek penelitian dengan cara menggunakan sebagian dari populasi yang ada. Sementara menurut Suharsimi (2006: 131) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Berdasarkan pendapat tersebut, sampel merupakan sebagian dari populasi yang nantinya akan ditelti. Maka dari itu berdasarkan teknik cluster sampling tadi, yang akan ditelti adalah siswa kelas XI dari sekolah yang sudah dicluster.

Untuk penetuan besarnya sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka digunakan rumus Slovin, sebagai berikut:

Rumus 3.1 Rumus Slovin

Keterangan:

n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran Populasi

n =


(29)

e = Bound of Error

(Arikunto, 2006: 116)

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh sampel sebagai berikut:

= =

= 99,9044 = untuk menggenapkan dibulatkan menjadi 100 orang.

Setelah diketahui hasil penghitungan berdasarkan rumus Slovin tersebut. Maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 orang.

E.Operasionalisai Variabel

Menurut Sugiyono (2011: 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Bungin (2009: 59) adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu, standar dan sebagainya.

Adapun variabel dalam penelitai ini adalah sebagai berikut: Table 3.3

Operasional Variabel

No. Variabel Indikator Sub. Indikator Skala

Pengukuran 1. Persepsi Siswa

Terhadap

Pemilihan Kepala Daerah Di Kota Cimahi

1.Figur kepala daerah pada saat pemilihan dan sesudah terpilih.

 Berintelektual  Objektif  Memiliki

popularitas  Amanah


(30)

berintegrasi  Katalistis  berdedikasi

Skala Likert

Skala Likert 2. Pelaksanaan

Kamapanye PEMILUKADA

 Pelaksanaan kegiatan kampenye  Mengikuti

perkembangan kegiatan kampanye

 Partisipasi dalam kegiatan

kamapanye 3. Kegiatan

PEMILUKADA

 Tata cara pelaksanaan PEMILUKADA  Ikut serta dalam

PEMILUKADA  Hal-hal yang

dapat

mempengaruhi pemberian suara dalam

PEMILKUDA 4. Setelah

terselenggaranya PEMILUKADA

 Realisasi visi misi

 Sikap dalam menangani permasalahan di daerah


(31)

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau alur yang ditempuh dalam suatu penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Prapenelitian

Tahap pra-penelitian ini penulis mengajukan rancangan penelitian yang isinya memuat latar belakang masalah serta alasan pelaksanaan penelitian, kajian kepustakaan, rumusan masalah, rancangan pengumpulan data serta pengurusan surat izin penelitian.

2. Persiapan Penelitian

Kegiatan yang penting dalam penelitian ini dalah pengumpulan data, dalam rangka pengumpulan data ini penulis mengikuti prosedur atau langkah-langkah kegiatan persiapan penelitian sebagai berikut yaitu :

a. Penyusunan angket (instrumen penelitian).

Penyusunan instrumen merupakan kegiatan utama dalam tahap ini. Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan bentuk skala sikap yang nantinya akan disebarkan kepada siswa. Angket yang penulis susun terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang tersebar untuk mengukur indikator-indikator mengenai Pemilihan Umum Kepala Daerah (PEMILUKADA) sebanyak 50 pertanyaan.

Langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam penyusunan angket ini adalah sebagai berikut:

1) Membuat pertanyaan-pertanyaan berdasarkan indikator penelitian yang diambil dari permasalahan yang telah ditetapkan sebelumnya, kemudian disusun dalam bentuk angket dengan disertai dengan alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.

2) Angket yang sudah disusun maka penulis mengajukan kepada dosen pembimbing untuk dikonsultasikan agar peneliti memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan dan tujuan.


(32)

3) Memperbanyak angket, angket yang telah disetujui oleh dosen pembimbing diperbanyak sesuai dengan jumlah responden.

4) Mendatangi sekolah yang akan diteliti, kemudian meyebarkan angket, selanjutnya angket yang telah diisi dikumpulkan kembali kepada peneliti.

b. Menyusun Pedoman Wawancara

Menyusun pedoman wawancara sama saja dengan menyusun angket. Namun menurut Faisal (1992: 133) perbedaannya hanya terletak pada “cara” atau “media” yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dari subjek/responden penelitian.

Selain itu menurut Faisal (1992: 134),

pada metode wawancara, peneliti atau petugas peneliti, melakukan “kontak langsung” dengan subjek/responden penelitian. Karena pertanyaan -pertanyaan pada “pedoman Wawancara “ akan dikemukakan dan dijelaskan secara lisan (oleh peneliti atau petugas wawancara) kepada responden, maka yang terpenting adalah: item/pertanyaan yang hendak ditanyakan ke responden hendaknya cukup jelas dan benar dimengerti oleh petugas wawancara.

c. Pemberian skor instrument

Biasanya untuk instrument berupa angket perlu diberikan skor. Disini peneliti sendiri memberikan skor pada instrumen penelitian yang berupa skala model Likert yang mengacu pada pendapat Sugiyono (1998:73): “Skala Likert adalah digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. .” Skala Likert mempunyai pertanyaan positif dan pertanyaan negatif yang berupa kata – kata antara lain ; sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Urutan pemberian bobot nilai untuk jawaban SS=5, S=4, R=3, TS=2 dan STS=1 untuk pertanyaan positif. Jawaban – jawaban tersebut menunjukkan urutan atau kualitas berdasarkan intensitas sikap tertentu. Uji coba instrumen ini meliputi uji coba validitas dan uji coba reabilitas adalah sebagai berikut :


(33)

G. Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas

Alat ukur dikatakan valid apabila benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Kevalidan atau kesahihan suatu tes menunjukkan kepada kualitas ketetapan tes dalam mengukur aspek-aspek perilaku yang sebenarnya diukur. Validitas menunjukkan bahwa instrumen dapat dipercaya atau dapat diandalkan, dengan kata lain instrumen tersebut dipergunakan beberapa kali terhadap responden dalam waktu dan tempat yang berbeda, maka hasil pengukurannya tersebut menggambarkan hasil yang relatif tetap.

Validitas suatu instrumen adalah ketepatan dari suatu instrumen atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga suatu instrumen kan dikatakan memiliki taraf validitas yang baik jika benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas item angket mengenai presepsi siswa dalam pemilihan kepala daerah ini menggunakan rumus korelasi product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut:

Rumus 3.2 Uji Validitas

2 2



2 2

) ( . . ) ( . ) ).( ( . Y Y N X X N Y X XY N rxy            dimana:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

∑ X = jumlah skor tiap item

∑ Y = jumlah total skor seluruh item N = jumlah responden

∑ XY = jumlah kuadrat hasil kali dari variabel X dan variabel Y ∑ X2 = Jumlah kuadrat dari variabel X

∑ Y2 = jumlah kuadrat dari variabel Y


(34)

Nilai rxy diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga kriteria yang

digunakan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3. 4

Harga koefisien Korelasi Besarnya Nilai rxy Interpretasi 0, 800  r xy  1,00 Sangat tinggi 0, 600  r xy 0, 800 Tinggi 0,400  r xy < 0, 600 Cukup 0, 200  r xy < 0, 400 Rendah 0 < r xy 0, 200 Sangat rendah

Untuk membantu peneliti dalam melakukan pengujian validitas item angket mengenai presepsi siswa dalam pemilihan kepala daerah ini, maka disini peneliti menggunakan SPSS 16.0 dengan penghitungan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil perhitungan Uji Validitas

No

sig. (2 tailed)

Person

Correlation N

Keterangan

1 0.000 0.822 100 Valid

2 0.000 0.719 100 Valid

3 0.000 0.760 100 Valid

4 0.000 0.654 100 Valid

5 0.003 0.294 100 Valid

6 0.000 0.363 100 Valid

7 0.000 0.761 100 Valid

8 0.000 0.761 100 Valid

9 0.000 0.745 100 Valid

10 0.000 0.363 100 Valid

11 0.000 0.654 100 Valid

12 0.000 0.818 100 Valid

13 0.000 0.818 100 Valid

14 0.000 0.745 100 Valid


(35)

Sumber: diolah peneliti 2013

16 0.000 0.822 100 Valid

17 0.000 0.670 100 Valid

18 0.000 0.760 100 Valid

19 0.000 0.818 100 Valid

20 0.000 0.745 100 Valid

21 0.000 0.761 100 Valid

22 0.000 0.822 100 Valid

23 0.000 0.760 100 Valid

24 0.000 0.760 100 Valid

25 0.000 0.719 100 Valid

26 0.000 0.760 100 Valid

27 0.000 0.399 100 Valid

28 0.000 0.413 100 Valid

29 0.000 0.595 100 Valid

30 0.000 0.654 100 Valid

31 0.000 0.458 100 Valid

32 0.000 0.761 100 Valid

33 0.000 0.822 100 Valid

34 0.000 0.371 100 Valid

35 0.000 0.654 100 Valid

36 0.000 0.754 100 Valid

37 0.000 0.761 100 Valid

38 0.000 0.822 100 Valid

39 0.000 0.719 100 Valid

40 0.002 0.311 100 Valid

41 0.003 0.338 100 Valid

42 0.000 0.654 100 Valid

43 0.000 0.654 100 Valid

44 0.000 0.760 100 Valid

45 0.000 0.719 100 Valid

46 0.000 0.670 100 Valid

47 0.000 0.818 100 Valid

48 0.000 0.745 100 Valid

49 0.000 0.761 100 Valid


(36)

Dari hasil perhitungan uji validitas tersebut terlihat bahwa semua jumlah butir soal valid dari jumlah total 50 butir soal. Sehingga instrument tersebut layak untuk dipergunakan dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dilakukan untuk menentukan atau mengetahui apakah instrument yang dibuat itu reliable dengan keadaan yang ada. Menurut Sugiyono (2011: 130) pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),

equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat

diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.

Rumus 3.3 Rumus Alpha

=

Di mana:

r : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

: jumlah varian butir

: varian total

(Arikunto, 2002: 171)

Pengujian Reliabilitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu alat evaluasi memberikan hasil yang tetap sama walaupun diberikan pada subjek yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda. Jika hasilnya sama maka alat evaluasi tersebut dapat dikatakan reliabel. Penghitungan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 16.0. Dasar pengambilan


(37)

keputusan dapat melihat hasil koefisien alpha (cronbach’s Alpha if Item Deleted) Dengan menggunakan skala sebagai berikut:

Tabel 3.6 Nilai Koefisian Alpha

 Koefisien Alpha R < 0.20 Reliabel sangat Rendah

 Koefisien Alpha 0.20 < R 0.40 Reliabel Rendah

 Koefisien Alpha 0.40 < R 0.70 Reliabel Sedang

 Koefisien Alpha 0.70 < R 0.90 Reliabel Tinggi

 Koefisien Alpha 0.90 < R 1.00 Reliabel Sangat Tinggi

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh bahwa kuesioner variabel (soal no 1 sampai 50) nilai koefisien alpha 0.90 < R < 1.00 sehingga dapat “ Reliabel Sangat Tinggi “. Berikut ini merupakan tabel rekapitlasi dari hasil uji reliabilitas, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.7 Reliabilitas Statistik

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized

Items

N of Items


(38)

Tabel 3.8

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

No. Corrected Item-Total Correlation

N Cronbach's Alpha if Item Deleted

Keterangan

1 0.812598819 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

2 0.70115276 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

3 0.746984233 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

4 0.634551252 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

5 0.246423773 100 0.973 Reliabel Sangat Tinggi

6 0.335404869 100 0.972 Reliabel Sangat Tinggi

7 0.750424491 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

8 0.750424491 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

9 0.733740036 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

10 0.335404869 100 0.972 Reliabel Sangat Tinggi

11 0.634551252 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

12 0.808670443 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

13 0.808670443 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

14 0.733740036 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

15 0.750424491 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

16 0.812598819 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

17 0.655193142 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

18 0.746984233 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

19 0.808670443 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

20 0.733740036 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

21 0.750424491 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

22 0.812598819 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

23 0.746984233 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

24 0.746984233 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

25 0.70115276 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi


(39)

27 0.365564763 100 0.972 Reliabel Sangat Tinggi

28 0.384278475 100 0.972 Reliabel Sangat Tinggi

29 0.574335787 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

30 0.634551252 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

31 0.42221433 100 0.972 Reliabel Sangat Tinggi

32 0.750424491 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

33 0.812598819 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

34 0.329637536 100 0.973 Reliabel Sangat Tinggi

35 0.634551252 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

36 0.733740036 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

37 0.750424491 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

38 0.812598819 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

39 0.70115276 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

40 0.28318743 100 0.972 Reliabel Sangat Tinggi

41 0.302893427 100 0.972 Reliabel Sangat Tinggi

42 0.634551252 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

43 0.634551252 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

44 0.746984233 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

45 0.70115276 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

46 0.655193142 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

47 0.808670443 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

48 0.733740036 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

49 0.750424491 100 0.971 Reliabel Sangat Tinggi

50 0.812598819 100 0.970 Reliabel Sangat Tinggi

Sumber: diolah peneliti 2013

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Analisis Data

Sebelum mengolah dan menganalis data yang ada, peneliti terlebih dahulu haruslah menyortir data yang sudah terkumpul. Sehingga nantinya dalam


(40)

pengolahan dan analisis data tidak menemukan kesalahan atau kekuran mengenai data yang diperlukan.

Dalam pengolahan dan analisis data menurut Faisal (1992: 151);

ada beberapa pekerjaan yang berkaitan dengan tugas pengolahan data (data

processing) dan analisis data (data analysis). Pada pengolahan data,

pertama-tama diperlukan proses “memeriksa data” (editing) yang terkumpul;

guna memastikan kesempurnaan pengisian dari setiap instrument pengumpulan data. Setelah proses pemeriksaan data, berikutnya member kode (code) pada setiap data yang terkumpul di setiap instrumen.

Menurut Sugiyono (2011: 147) dalam penelitian kuantitif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dan seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Anilisis data dalam kuantitaif menurut Sugiyono (2011: 147) menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Adapun langkah-langkah pengolahan data, sebagai berikut:

a. Persiapan meliputi:

 Memeriksa jumlah lembaran angket yang dikembalikan.

 Memeriksa kelengkapan jawaban serta kebenaran dalam penelitian. b. Tabulasi yang meliputi:

 Memberikan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban. Urutan pemberian bobot nilai untuk jawaban SS=5, S=4, R=3, TS=2 dan STS=1.

 Menghitung skor mentah yang diperoleh dari setiap responden dan merubah skor mentah dari data penyebaran angket menjadi skor standar. c. Pengolahan data sesuai dengan pendekatan penelitian yang meliputi:

 Mengolah data dengan uji statistika.

 Analisis data dan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan kesimpulan.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis deskriptif yang telah dirumuskan kemudian perlu diuji, uji hipoteisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji pihak kanan (one tail test). Sugiyono (2010: 164) menyatakan bahwa: “uji pihak kanan


(41)

digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤) dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”.Untuk menguji hipotesis tersebut, peneliti menggunakan t-test satu sampel dengan rumus sebagai berikut:

Rumus 3.4

Rumus t-test satu sampel

̅

(Sugiyono, 2011: 178)

Di mana:

t = nilai t yang dihitung ̅ = nilai rata-rata

= nilai yang dihipotesiskan s = simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampel

Langkah-langkah pengujian hipotesis deskriptif menurut Sugiyono (2011: 179) adalah sebagai berikut:

a. Menghitung skor ideal untuk variabel yang diuji. Skor ideal adalah skor tertinggi karena diasumsikan setiap responden member jawaban dengan skor tertinggi.

b. Menghitung rata-rata nilai variabel (menghitung ̅ ) c. Menentukan nilai yang dihipotesiskan (menentukan

)

d. Menghitung nilai simpangan baku variabel (menghitung s) e. Menentukan jumlah anggota sampel


(42)

f. Memasukan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus diatas (rumus t-test satu

sampel)

Dengan adanya langkah-langkah tersebut maka peneliti akan menggunakan acuan pendapat Sugiyono diatas dalam menguji hipotesis.


(43)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab I, II, III, IV dan V, serta setelah peneliti melakukan pengujian hipotesis mengenai Persepsi Siswa SMA dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah di Kota Cimahi, maka dapat ditarik kesimpula sebagai berikut:

1. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa siswa SMA negeri se-Kota Cimahi sudah bisa menilai mengenai calon figur wali kota dia daerahnya. Hal ini terlihat dari beberapa pernyataan tentang figur calon kepala daerah, yaitu mengenai latar belakang atau asal usul dari figur calon kepala daerah, kemudian mengenai tingkat intelektual dari figur calon kepala daerah, dan kepribadian dari figur calon kepala daerah. Untuk itu diharapkan siswa tersebut bisa ikut berpartisipasi aktif dalam segala bentuk kegiatan politik sederhana, seperti PEMILUKADA dan yang lainnya.

2. Bila kita melihat hasil tersebut, bisa disimpulkan bahwa siswa-siswa SMA Negeri yang ada di Kota Cimahi sudah dapat menilai bagiamana figur kepala daerah atau figur pemimpin di daerahnya. Hal ini terlihat dari beberapa pernyataan mengenai figur kepala daerah yang mempin di daerahnya, yaitu mengenai popularitas dari figur tersebut, kemampuanya dalam memimpin warga Kota Cimahi, dan dedikasinya dalam membangun Kota Cimahi agar lebih baik lagi. Melalui pernyataan-pernyataan tersebut siswa-siswa sudah dapat menilai pemimpin di daerahnya dengan baik.

3. Dengan banyaknya siswa yang sangat setuju bahwa perlu mengikuti perkembangan kampanye PEMILUKADA Kota Cimahi kemarin, berarti siswa tersebut mengetahui tentang jenis kegiatan kampanye,


(44)

terutamanya pada kegiatan kampanye di PEMILUKADA Kota Cimahi kemarin. Seperti halnya dalam larangan saat berkampanye, pelaksanaan dari kegiatan kampenye dan perkembangan yang terjadi pada saat kampanye itu sendiri.

4. Jadi disini siswa sudah memahami bagaimama seharusnya ikut serta atau berpartispasi dalam kegitan seperti PEMILUKADA. Terlihat dengan jawaban mereka pada pernyataan-pernyataan yang diajukan mengenai kegiatan PEMILUKADA ini, selain itu juga mereka sudah dapat menilai mengenai pelaksanaan PEMILUKADA yang diselenggarakan di Kota Cimahi kemarin. Hal tersebut bisa terlihat dari banyak siswa yang menjawab sangat setuju mengenai wajar adanya angka golput yang mencapai 30% di PEMILUKADA Kota Cimahi kemarin, hal ini terjadi karena di masyarakat sudah banyak yang merasa bosan dengan sistem pemilihan yang ada selain itu juga banyak beranggapan bahwa seorang wali kota atau pemimpin lainnya akan melakukan korupsi.

5. Melihat hal tersebut berarti siswa-siswa SMA negeri se-Kota Cimahi ini sudah tahu apa yang mereka inginkan untuk daerahnya. Jadi dari hasil penelitian tersebut kita tahu bahwa siswa-siswa tersebut menginginkan yang terbaik untuk daerahnya sendiri, mereka mengharapkana pemimpin yang bisa memimpin dengan baik daerahnya. Selain itu juga mereka menginginkan perubahan untuk daerahnya sendiri. Sebagai generasi muda mereka sudah mulai mau meimikirkan bagaimana nasib tempat tinggal mereka. Berawal dari lingkungan kecil terlebih dahulu dan nantinya mereka pun akan bisa memikirkan bagaimana nasib bangsanya. Sehingga mereka akan tumbuh menjadi genarasi muda yang membanggakan untuk bangsanya, bkan sebgai generasi muda yang bisanya hanya hura-hura saja.


(45)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa SMA atau Generasi Muda

Untuk siswa SMA atau pun generasi muda yang ada, diharapkan nantinya bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik seperti PEMILUKADA. Selain itu juga, dalam menggunakan hak pilihnya nanti diharapkan bisa menggunakannya dengan bijak. Dan walupun tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih untuk golput diharapkan memiliki alas an yang tepat untuk hal tersebut.

2. Bagi Pemerintah

Untuk pemerintah diharpkan lebih menghargai lagi generasi muda yang ada sekarang ini. Karena mereka lah aset yang paling berharga bagi negara kita nantinya. Tanpa ada mereka negara kita akan menjadi tak berarti. Berikanlah mereka pengarahan yang lebih baik lagi, karena sebenarnya generasi muda kita ini, generasi muda yang tidak kalah hebatnya dengan negara lain, hanya saja mereka lebih membutuhkan bimbingan lagi agar nantinya menjadi generasi yang bisa membanggakan bangsa dan negara kita.

3. Bagi Peneliti

Peneliti selanjutnya yang berkenaan dengan masalah PEMILUKADA atau pun yang berkenaan dengan masalah partisipasi politik agar lebih memperdalam penelitian mengenai hal tersebut. Walaupun penelitian ini bukan yang pertama, hendaknya peneliti selanjutnya lebih memperdalam aspek partispasi politik generasi muda atau pemilih pemula. Kareana ibarat anti-virus bila tidak sering di upgreade maka pastilah akan tertinggal.


(46)

4. Bagi Jurusan PKn

a. Bagi Pihak Jurusan PKn

Pihak jurusan PKn hendaknya lebih mengarahkan mahasiswanya untuk

menggiring mahasiswa dalam meneliti masalah PEMILUKADA dan

partisipasi politik kaum muda, mengingat perihal PEMILUKADA dan

partisipasi politik kaum muda ini sangatlah penting, karena masa depan

negara kita ini tergantung pada generasi muda yang ada saat ini.

b. Bagi Mahasiswa Jurusan PKn

Mahasiswa jurusan PKn hendaknya lebih melek lagi akan

masalah-masalah seperti kegiatan PEMILUKADA di daerahnya, karena berawal

dari daerah kita sendirilah yang nantinya kita akan bisa membangun

negara ini untuk lebih maju lagi. Dan sebagai Agent of Change

mahasiswa harus bisa membangkitkan semangat adik-adiknya tau

generasi muda seperti anak SMA untuk lebih mencintai daerah dan


(47)

DAFTAR PUSTAKA BUKU:

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

__________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Abdullah, R. 2009. Mewujudkan Pemilu Yang Lebih Berkualitas (Pemilu Legislatif). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Bungin, Burhan. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Darmawan, cecep. 2008. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Faisal, Sanapiah. 1992. Format-Format Penilaian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Ganeswara, Ganjar M., dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Perguruan Tinggi. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek Boeree, George, (2010), General Psychology. Jakarta: Erlangga.

Idrus, Muhamad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: PT. Glora Aksara Pratama.

Irawan, Arif. 2009. Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Tegal. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (tidak diterbitkan)

Kartono, Kartini. 2010. Pemimpin dan Kepimimpinan. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada.

Komalasari, kokom, dan Syaifullah. 2009. Kewaragnegaraan Indonesia: Konsep, Perkembangan dan Masalah Kontemporer. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Neuschel, Robert P. 2008. The Servant Leader Pemimpin Yang Melayani. Bandung: PT. Indeks

Rivai, V, dan Mulyadi. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(48)

Sarundajang, S. 2012. PILKADA LANGSUNG Problematika dan Prospek. Jakarta: Kata Hasta Pustaka.

Sastroatmodjo, S. 1995. PERILAKU POLITIK. Semarang: IKIP Semarang Press. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT.Grasindo.

Sudjana, N. Dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Djoko, dkk. 2012. Evaluasi Pemilukada dari Perspektif Ketahanan Nasional. Jakarta: Konpress.

Syafi’ie, Inu Kencana. 2009. Kepemimpinan Pemerintah Indonesia. Bandung: PT

Refika Aditama.

Venus, Antara. 2009. MANAJEMEN KAMPANYE Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kamapanye komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Zuriah, Nurul. (2006). Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara

INTERNET:

http://andika-artikel.blogspot.com/2008/10/pilkada-dan-pembuktian-kaum-muda.html

http://deawa-menez.mywapblog.com/makalah-ppkn-masalah-pilkada.xhtml http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Umum_di_Indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_kepala_daerah_dan_wakil_kepala_ daerah

http://www.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauanpustaka.pdf

http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2012/12/Makalah-Tentang-Tingkat-Kesadaran-Politik-Pemilih-Pemula-dalam-Pilkada.html

http://nonadhian.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-landasan-hukum-pilkada.html


(49)

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/-HwUUscnlRuI/TwMqSmUl28I/AAAAAAAABSo/civ7YnAH2Ug/s400/Peta%25 2BCimahi.JPG&imgrefurl=http://www.cimahicybercity.com/2010/08/peta-kota-cimahi.html

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/32/name/jawa-barat/detail/3277/kota-cimahi

http://www.pemerintahkotacimahi.com/kebijakan-dan-strategi-perkotaan-daerah-2012-2025/agustus/2011.html

DOKUMEN:

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

UU No. 10 Tahun 2008 Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 19 Tahun 2008.

SURAT KABAR:

Inilah.com, edisi Kamis 5 Januari 2012 Tribun Jabar, edisi Kamis 6 September 2012 Tribun Jabar, edisi Minggu 9 September 2012


(1)

Risti Sriwahyuni, 2013

Persepsi Siswa Sma Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Studi Deskriptif Analisis Di SMA Negeri Se-Kota Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terutamanya pada kegiatan kampanye di PEMILUKADA Kota Cimahi kemarin. Seperti halnya dalam larangan saat berkampanye, pelaksanaan dari kegiatan kampenye dan perkembangan yang terjadi pada saat kampanye itu sendiri.

4. Jadi disini siswa sudah memahami bagaimama seharusnya ikut serta atau berpartispasi dalam kegitan seperti PEMILUKADA. Terlihat dengan jawaban mereka pada pernyataan-pernyataan yang diajukan mengenai kegiatan PEMILUKADA ini, selain itu juga mereka sudah dapat menilai mengenai pelaksanaan PEMILUKADA yang diselenggarakan di Kota Cimahi kemarin. Hal tersebut bisa terlihat dari banyak siswa yang menjawab sangat setuju mengenai wajar adanya angka golput yang mencapai 30% di PEMILUKADA Kota Cimahi kemarin, hal ini terjadi karena di masyarakat sudah banyak yang merasa bosan dengan sistem pemilihan yang ada selain itu juga banyak beranggapan bahwa seorang wali kota atau pemimpin lainnya akan melakukan korupsi.

5. Melihat hal tersebut berarti siswa-siswa SMA negeri se-Kota Cimahi ini sudah tahu apa yang mereka inginkan untuk daerahnya. Jadi dari hasil penelitian tersebut kita tahu bahwa siswa-siswa tersebut menginginkan yang terbaik untuk daerahnya sendiri, mereka mengharapkana pemimpin yang bisa memimpin dengan baik daerahnya. Selain itu juga mereka menginginkan perubahan untuk daerahnya sendiri. Sebagai generasi muda mereka sudah mulai mau meimikirkan bagaimana nasib tempat tinggal mereka. Berawal dari lingkungan kecil terlebih dahulu dan nantinya mereka pun akan bisa memikirkan bagaimana nasib bangsanya. Sehingga mereka akan tumbuh menjadi genarasi muda yang membanggakan untuk bangsanya, bkan sebgai generasi muda yang bisanya hanya hura-hura saja.


(2)

Risti Sriwahyuni, 2013

Persepsi Siswa Sma Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Studi Deskriptif Analisis Di SMA Negeri Se-Kota Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa SMA atau Generasi Muda

Untuk siswa SMA atau pun generasi muda yang ada, diharapkan nantinya bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik seperti PEMILUKADA. Selain itu juga, dalam menggunakan hak pilihnya nanti diharapkan bisa menggunakannya dengan bijak. Dan walupun tidak menggunakan hak pilihnya atau memilih untuk golput diharapkan memiliki alas an yang tepat untuk hal tersebut.

2. Bagi Pemerintah

Untuk pemerintah diharpkan lebih menghargai lagi generasi muda yang ada sekarang ini. Karena mereka lah aset yang paling berharga bagi negara kita nantinya. Tanpa ada mereka negara kita akan menjadi tak berarti. Berikanlah mereka pengarahan yang lebih baik lagi, karena sebenarnya generasi muda kita ini, generasi muda yang tidak kalah hebatnya dengan negara lain, hanya saja mereka lebih membutuhkan bimbingan lagi agar nantinya menjadi generasi yang bisa membanggakan bangsa dan negara kita.

3. Bagi Peneliti

Peneliti selanjutnya yang berkenaan dengan masalah PEMILUKADA atau pun yang berkenaan dengan masalah partisipasi politik agar lebih memperdalam penelitian mengenai hal tersebut. Walaupun penelitian ini bukan yang pertama, hendaknya peneliti selanjutnya lebih memperdalam aspek partispasi politik generasi muda atau pemilih pemula. Kareana ibarat anti-virus bila tidak sering di upgreade maka pastilah akan tertinggal.


(3)

Risti Sriwahyuni, 2013

Persepsi Siswa Sma Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Studi Deskriptif Analisis Di SMA Negeri Se-Kota Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Bagi Jurusan PKn

a. Bagi Pihak Jurusan PKn

Pihak jurusan PKn hendaknya lebih mengarahkan mahasiswanya untuk menggiring mahasiswa dalam meneliti masalah PEMILUKADA dan partisipasi politik kaum muda, mengingat perihal PEMILUKADA dan partisipasi politik kaum muda ini sangatlah penting, karena masa depan negara kita ini tergantung pada generasi muda yang ada saat ini.

b. Bagi Mahasiswa Jurusan PKn

Mahasiswa jurusan PKn hendaknya lebih melek lagi akan masalah-masalah seperti kegiatan PEMILUKADA di daerahnya, karena berawal dari daerah kita sendirilah yang nantinya kita akan bisa membangun negara ini untuk lebih maju lagi. Dan sebagai Agent of Change mahasiswa harus bisa membangkitkan semangat adik-adiknya tau generasi muda seperti anak SMA untuk lebih mencintai daerah dan negaranya.


(4)

Risti Sriwahyuni, 2013

Persepsi Siswa Sma Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Studi Deskriptif Analisis Di SMA Negeri Se-Kota Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA BUKU:

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

__________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Abdullah, R. 2009. Mewujudkan Pemilu Yang Lebih Berkualitas (Pemilu Legislatif). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Bungin, Burhan. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi,

dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Darmawan, cecep. 2008. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Faisal, Sanapiah. 1992. Format-Format Penilaian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers. Ganeswara, Ganjar M., dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk

Perguruan Tinggi. Bandung: CV. Yasindo Multi Aspek Boeree, George, (2010), General Psychology. Jakarta: Erlangga.

Idrus, Muhamad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: PT. Glora Aksara Pratama.

Irawan, Arif. 2009. Partisipasi Politik Pemilih Pemula Dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Tegal. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia (tidak diterbitkan)

Kartono, Kartini. 2010. Pemimpin dan Kepimimpinan. Jakarta: PT. Raja Garfindo Persada.

Komalasari, kokom, dan Syaifullah. 2009. Kewaragnegaraan Indonesia: Konsep, Perkembangan dan Masalah Kontemporer. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Neuschel, Robert P. 2008. The Servant Leader Pemimpin Yang Melayani. Bandung: PT. Indeks

Rivai, V, dan Mulyadi. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.


(5)

Sarundajang, S. 2012. PILKADA LANGSUNG Problematika dan Prospek. Jakarta: Kata Hasta Pustaka.

Sastroatmodjo, S. 1995. PERILAKU POLITIK. Semarang: IKIP Semarang Press. Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT.Grasindo.

Sudjana, N. Dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Djoko, dkk. 2012. Evaluasi Pemilukada dari Perspektif Ketahanan Nasional. Jakarta: Konpress.

Syafi’ie, Inu Kencana. 2009. Kepemimpinan Pemerintah Indonesia. Bandung: PT

Refika Aditama.

Venus, Antara. 2009. MANAJEMEN KAMPANYE Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kamapanye komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Zuriah, Nurul. (2006). Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara

INTERNET:

http://andika-artikel.blogspot.com/2008/10/pilkada-dan-pembuktian-kaum-muda.html

http://deawa-menez.mywapblog.com/makalah-ppkn-masalah-pilkada.xhtml http://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_Umum_di_Indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_kepala_daerah_dan_wakil_kepala_ daerah

http://www.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauanpustaka.pdf

http://kumpulan-makalah-dan-artikel.blogspot.com/2012/12/Makalah-Tentang-Tingkat-Kesadaran-Politik-Pemilih-Pemula-dalam-Pilkada.html

http://nonadhian.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-landasan-hukum-pilkada.html


(6)

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://1.bp.blogspot.com/-HwUUscnlRuI/TwMqSmUl28I/AAAAAAAABSo/civ7YnAH2Ug/s400/Peta%25 2BCimahi.JPG&imgrefurl=http://www.cimahicybercity.com/2010/08/peta-kota-cimahi.html

http://www.kemendagri.go.id/pages/profil-daerah/kabupaten/id/32/name/jawa-barat/detail/3277/kota-cimahi

http://www.pemerintahkotacimahi.com/kebijakan-dan-strategi-perkotaan-daerah-2012-2025/agustus/2011.html

DOKUMEN:

UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

UU No. 10 Tahun 2008 Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Peraturan Komisi Pemilihan Umum No. 19 Tahun 2008.

SURAT KABAR:

Inilah.com, edisi Kamis 5 Januari 2012 Tribun Jabar, edisi Kamis 6 September 2012 Tribun Jabar, edisi Minggu 9 September 2012