PENGEMBANGAN SISTEM PENGOLAHAN HASIL BELAJAR SISWA SMP BERBASIS KURIKULUM 2013 Studi Kasus: SMP Negeri 1 Prambanan.

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan teknologi komputer semakin pesat dan sudah merambah ke

berbagai bidang kehidupan. Pertumbuhan yang pesat ini juga mengakibatkan

ketergantungan suatu pekerjaan terhadap komputer. Hal ini dikarenakan teknologi

komputer dapat membantu kelancaran suatu pekerjaan bahkan dapat

mempengaruhi perkembangan suatu sistem. Salah satu bidang kehidupan yang

terpengaruh oleh kemajuan teknologi adalah bidang pendidikan. Sekolah yang

ingin terus meningkatkan kualitas sudah mulai menerapkan penggunaan teknologi

komputer untuk kelancaran kegiatannya, salah satunya dalam pengolahan hasil

belajar siswa.

Sesuai dengan Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar

Penilaian Pendidikan, penilaian pencapaian kompetensi pada jenjang pendidikan

dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah

dan/atau lembaga mandiri. Penilaian pencapaian kompetensi oleh pendidik

dilakukan dengan tujuan untuk memantau proses, kemajuan, dan perkembangan

pencapaian kompetensi peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya dan

kemampuan yang diharapkan secara kontinyu atau berkesinambungan. Penilaian

ini juga untuk memberikan umpan balik atau feed back kepada pendidik agar

dapat memperbaiki perencanaan dan proses pembelajaran yang dilakukan.

Terdapat beberapa perubahan atau perbedaan antara KTSP 2006 dengan


(2)

hasil belajar, diantaranya: (1) Penilaian berbasis kompetensi. Pada KTSP 2006

belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan

pendidikan nasional; (2) Pergeseran dari penilaian melalui tes yaitu mengukur

kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil, menuju penilaian otentik yaitu

mengukur semua aspek yaitu kompetensi sikap (KS), kompetensi keterampilan

(KK), dan kompetensi pengetahuan (KP) berdasarkan proses dan hasil; (3)

Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar

didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal); (4)

Penilaian tidak hanya pada level kompetensi dasar (KD) tetapi juga kompetensi

inti (KI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL); (5) Mendorong pemanfaatan

portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian.

Penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran merupakan serangkaian

kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari

suatu program pembelajaran. Kegunaan utama penilaian sikap sebagai bagian dari

pembelajaran adalah refleksi (cerminan) pemahaman dan kemajuan sikap peserta

didik secara individual. Penilaian sikap meliputi penilaian sikap spritual dan

penilaian sikap sosial, dilakukan oleh guru kelas, guru BK dan guru muatan

pelajaran menggunakan teknik observasi yang ditulis dalam bentuk jurnal. Siswa

yang dicatat dalam jurnal adalah mereka yang menunjukkan perilaku yang sangat

baik atau kurang baik. Apabila siswa memiliki catatan kurang baik dalam jurnal

dan siswa tersebut belum menunjukkan adanya perkembangan positif, deskripsi

sikap siswa tersebut didiskusikan dalam forum dewan guru pada akhir semester.


(3)

Gambar 1. Alur Penilaian Sikap

Penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan mengacu kepada

kompetensi dasar (KD) pada periode tertentu. Penulisan penilaian terdiri dari

angka, huruf dan deskripsi sesuai KD yang diujikan.

Saat ini, sekolah menengah pertama (SMP) yang menerapkan Kurikulum

2013 memanfaatkan aplikasi Microsoft Excel. Terdapat 6 SMP di Sleman

Yogyakarta yang dipercaya menerapkan Kurikulum 2013. Salah satunya adalah

SMP Negeri 1 Prambanan yang beralamat di Jl. Prambanan-piyungan Km 4,5,

MADUREJO, Kec. Prambanan. Dipilihnya SMP Negeri 1 Prambanan karena

aplikasi yang ada belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan di sekolah tersebut.

Selain itu, pengolahan nilai dilakukan pada komputer masing-masing kemudian di

akhir semester, guru diminta mengumpulkan nilai akhir pada satu komputer yang

akan digunakan dalam pengisian rapor. Sistem penilaian yang belum terpadu ini

dirasa kurang efektif karena untuk mencetak rapor, guru harus memindahkan file

dari komputernya ke komputer pusat. Selain itu penanganan lanjutan dari

penilaian sikap dalam rangka pembinaan melalui diskusi dewan guru tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya karena terkendala waktu sehingga hanya dapat


(4)

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka diperlukan suatu sistem

penilaian yang dapat digunakan untuk mengelola nilai dari proses sampai rapor

secara lebih efektif dan efisien dalam satu wadah. Selain itu perlu ada suatu media

yang dapat membuat diskusi antar guru menjadi lebih efektif, dapat dilakukan

setiap saat dan dimanapun untuk melakukan penanganan lanjutan dari penilaian

sikap. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dibuat sistem pengolahan hasil

belajar siswa berdasarkan Kurikulum 2013 berbasis web yang sesuai dengan

kebutuhan sekolah di SMP Negeri 1 Prambanan. Keberadaan wifi di sekolah dan

mayoritas guru yang memiliki handphone android maupun gadget sangat

mendukung pengembangan sistem ini. Sistem Pengolahan Hasil Belajar Siswa

SMP berdasarkan Kurikulum 2013 dievaluasi menggunakan standar kualitas

ISO/IEC 9126. ISO/IEC 9126 adalah salah satu tolak ukur kualitas perangkat

lunak yang dibuat oleh International Standarization Organization (ISO) dan

International Electrotechnical Commission (IEC). Standar ini dipilih karena

Stefani dan Xenos (2007:5) menyatakan standar ISO/IEC 9126 dapat digunakan

untuk mengevaluasi perangkat lunak dan merupakan standar internasional.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka beberapa masalah yang

teridentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Belum adanya aplikasi penilaian yang terpadu dalam memenuhi kebutuhan

penilaian berbasis Kurikulum 2013.


(5)

C. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan permasalahan yang akan diteliti pada penelitian

ini, maka permasalahannya dibatasi sebagai berikut:

1. Sistem informasi ini difokuskan pada mengolah nilai pada aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap siswa sesuai dengan kebutuhan SMP Negeri 1

Prambanan.

2. Pengujian kualitas dari sistem pengelohan hasil belajar siswa Kurikulum 2013

berbasis web di SMP Negeri 1 Prambanan berdasarkan standar ISO 9126.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah ditetapkan, maka dapat

dirumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Sistem pengolahan hasil belajar siswa berdasarkan Kurikulum 2013 berbasis

web seperti apa yang dibutuhkan di SMP Negeri 1 Prambanan?

2. Bagaimana hasil pengujian kualitas dari sistem pengelohan hasil belajar siswa

Kurikulum 2013 berbasis web di SMP Negeri 1 Prambanan berdasarkan

standar ISO 9126?

E. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan sistem pengelolaan hasil belajar siswa berdasarkan Kurikulum

2013 berbasis web yang dibutuhkan SMP Negeri 1 Prambanan.

2. Mengetahui kualitas sistem pengelolaan hasil belajar siswa Kurikulum 2013


(6)

E. Manfaat

Beberapa manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

a. Peneliti mendapatkan hasil evaluasi kualitas perangkat lunak sistem

pengolahan hasil belajar Kurikulum 2013 berbasis web berdasarkan standar

kualitas ISO/IEC 9126.

b. Peneliti dapat membantu menyelesaikan masalah guru dalam mengelola nilai

siswa dengan perangkat lunak Sistem Pengolahan Hasil Belajar Siswa SMP


(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sistem Informasi 1. Sistem

Abdul Kadir (2003:54) mendefinisikan sistem adalah sekumpulan elemen

yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Mulyanto (2009:2) sistem diartikan sebagai sekelompok komponen yang

saling berhubungan, bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan

menerima masukan serta menghasilkan keluaran dalam proses transformasi yang

teratur.

Elemen sistem menurut Abdul Kadir (2003:54) antara lain tujuan,

masukan, keluaran, proses, mekanisme pengendalian, dan umpan balik serta

berinteraksi dengan lingkungan dan memiliki batas. Elemen sistem disajikan

dalam gambar 2:

Gambar 2. Elemen Sistem

Data yang masuk melalui input (masukan) kemudian diproses dan


(8)

pengendalian berupa umpan balik yang mengecek keluaran dengan melakukan

perbandingan keluaran sistem dengan keluaran yang dikehendaki. Jika terdapat

penyimpangan maka dilakukan pengiriman masukan untuk menyesuaikan proses

supaya keluaran berikutnya mendekati standar. Dalam sistem harus dibuat batas

dengan lingkungan untuk menentukan konfigurasi, ruang lingkup dan kemampuan

sistem. Berdasarkan teori-teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem

merupakan sekumpulan objek yang saling berhubungan untuk mencapai suatu

tujuan.

2. Informasi

Menurut Jogiyanto (1999:9), informasi dapat didefinisikan sebagai hasil

dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi

penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata

(fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

3. Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto Hartono (1999:17) sistem informasi adalah suatu

sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan transaksi

harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu

organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan. Kenneth C. Laudon (2008:15) menyatakan bahwa sistem informasi

secara teknis didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling

berhubungan, mengumpulkan, dan mendistribusikan informasi untuk menunjang

pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan. Informasi berarti data yang


(9)

Terdapat tiga aktifitas di dalalm sistem informasi yang akan memproduksi

informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan, mengendalikan operasi,

menganalisis permasalahan, dan menciptakan produk baru, yaitu input, proses,

dan output. Input merekap atau mengumpulkan data mentah. Pemrosesan

mengubah data input mentah menjadi bentuk yang berarti. Output mengirimkan

informasi yang telah diproses tersebut ke orang-orang yang akan menggunakan

informasi tersebut. Sistem informasi juga memerlukan umpan balik, yang

merupakan output yang dikembalikan ke sistem untuk mengevaluasi atau

mengoreksi tahapan input.

B. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pengembangan

sistem adalah model pengembangan perangkat lunak Waterfall. Menurut

Pressman (2002:37), metode waterfall adalah suatu proses pengembangan

perangkat berututan, dimana kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke

bawah (seperti air terjun) melewati fase-fase perencanaan, pemodelan,

implementasi (konstruksi), dan pengujian. Keterkaitan dan pengaruh antar tahap

ini ada karena output sebuah tahap dalam waterfall merupakan input bagi tahap

berikutnya. Oleh karena itu, ketidaksempurnaan hasil pelaksanaan tahap

sebelumnya adalah awal ketidaksempurnaan tahap berikutnya.

Model pengembangan waterfall dipilih karena model ini memilki

kepraktisan rekayasa yang membuat kualitas perangkat lunak tetap terjaga. Model

pengembangan ini merupakan model pengembangan yang terstruktur dan


(10)

pengembangan sistem di setiap fase. Setiap fase harus terselesaikan dengan

lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Gambar 3 merupakan model

pengembangan waterfall.

Gambar 3. Model Pengembangan Waterfall

Penjelasan dari masing-masing tahapan Model Waterfall adalah sebagai

berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk memahami kebutuhan dari sistem

yang akan dibangun sehingga dapat dikembangkan sistem yang memadai

kebutuhan tersebut.

2. Perancangan

Tahap perancangan diperlukan untuk pengembangan sistem informasi

yang diusulkan. Menurut Pressman (2010:260) tahap perancangan meliputi

perancangan data, perancangan arsitektural, perancangan antarmuka, dan

perancangan komponen.

3. Pemrograman

Pemrograman disebut sebagai tahap implementasi perangkat lunak atau


(11)

rancangan ke dalam baris-baris kode program yang dapat dimengerti oleh

komputer.

4. Pengujian

Pengujian perangkat lunak merupakan proses menjalankan dan

mengevaluasi suatu perangkat lunak baik secara manual maupun otomatis.

Hal ini dilakukan untuk menguji apakah perangkat lunak tersebut sudah

memenuhi persyaratan atau belum dan untuk menentukan perbedaan

antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sebenarnya.

C. Penjamin Kualitas Perangkat Lunak (Software Quality Assurance)

Penjaminan Kualitas Perangkat Lunak (Software Quality Assurance /SQA)

ditujukan pada suatu usaha untuk menjamin terciptanya perangkat lunak yang

berkualitas. Menurut Pressman (2002:245) jaminan kualitas perangkat lunak

adalah aktivitas pelindung yang diaplikasikan pada setiap langkah dalam proses

perangkat lunak. SQA mencakup berbagai prosedur atau tolak ukur untuk

menjamin kesesuaian dengan standar yang ada serta pengukuran dan mekanisme

pelaporan.

Salah satu tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO/IEC 9126.

ISO/IEC 9126 mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak, model,

karakteristik mutu, dan metrik terkait yang digunakan untuk mengevaluasi dan

menetapkan kualitas sebuah produk software. Standar ISO/IEC 9126 telah

dikembangkan dalam usaha untuk mengidentifikasi atribut-atribut kunci kualitas

untuk perangkat lunak komputer. Faktor kualitas menurut ISO/IEC 9126 meliputi


(12)

1. Fungsionalitas (functionality) yaitu tingkat kemampuan perangkat lunak

untuk menyediakan fungsi sesuai kebutuhan pengguna dan tingkat

keamanan sistem.

2. Kehandalan (Reliability) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

mempertahankan tingkat kinerja tertentu, ketika digunakan dalam kondisi

tertentu.

3. Kebergunaan (usability) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, ketika

digunakan dalam kondisi tertentu.

4. Efisiensi (efficiency) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

memberikan kinerja yang sesuai dan relatif terhadap jumlah sumber daya

yang digunakan pada saat keadaan tersebut.

5. Pemeliharaan (maintainability) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

dimodifikasi. Modifikasi meliputi koreksi, perbaikan atau adaptasi

terhadap perubahan lingkungan, persyaratan, dan spesifikasi fungsional.

6. Portabilitas (portability) yaitu kemampuan perangkat lunak untuk

ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan lain.

Berikut ini adalah metode pengukuran untuk setiap aspek karakteristik

kualitas software.

1. Aspek Fungsionalitas (Functionality)

Menurut ISO/IEC 9126, functionality merupakan tingkat kemampuan

perangkat lunak dalam menyediakan fungsi-fungsi sesuai yang telah ditentukan.


(13)

fungsi-fungsi perangkat lunak serta operasi back-end seperti keaman dan

bagaimana meningkatkan sistem. Beberapa subkarakteristik yang ada dalam aspek

functionality diantaranya adalah subkarakteristik suitability dan subkarakteristik

security. Subkarakteristik suitability yaitu kesesuaian dari fungsi-fungsi yang ada

dengan tugas dan tujuan. Subkarakteristik security yaitu kemampuan sistem untuk

melindungi informasi dan data sehinga orang atau sistem yang tidak sah tidak

dapat membaca atau memodifikasi sistem.

Pengujian subkarakteristik suitability menggunakan instrumen test case.

Menurut Wiliams (2006:44), format test case yang disarankan dalam pengujian

functionality adalah: 1) test id adalah identifier dari test case, dimana identifier

tiap test case harus unik; 2) description menggambarkan serangkaian

langkah-langkah atau input dari tes yang akan dijalankan; 3) expected result adalah hasil

yang diharapkan berdasarkan pada input yang dijelaskan dalam kolom deskripsi;

4) actual result berisi hasil setelah tes dijalankan yang dapat berisi sukses dan

gagal. Tabel 1 adalah contoh format test case login:

Tabel 1. Test Case Login

No Test

ID

Description (langkah atau input)

Expected Result Actual Result

Sukses Gagal

1 Login Mengetikkan url

skn.web.id

Menampilkan halaman login.

Memasukkan

username dan

password yang benar.

Berhasil login kedalam sistem.

Memasukkan

username atau

password yang salah.

Tidak dapat masuk

kedalam sistem dan

sistem menampilkan

pesan bahwa username

atau password yang


(14)

Pengujian dilakukan oleh ahli pemrograman (programmer/developer)

dengan rumus analisis sebagai berikut:

keterangan: = functionality

= banyaknya fungsi yang tidak valid = banyaknya seluruh fungsi

Berdasarkan rumus pengukuran implementasi functionality tersebut,

functionality dianggap baik jika x mendekati 1 ( ).

Pengujian subkarakteristik security menggunakan software Acunetix Web

Vulnerability Scanner (WVS). Acunetix WVS adalah alat pengujian keamanan

untuk aplikasi web seperti SQL injections, cross site scripting dan eksploitasi

keamanan yang lain. Pengujian dilakukan dengan menganalisis hasil scan result

Acunetix WVS yang berupa web alert. Dari web alert ini, keamanan sebuah

sistem dapat dikategorikan berdasarkan empat level yaitu severity high, severity

medium, severity low, dan severity info. Aspek security dikatakan berbahaya jika

terdapat pada level severity high (Acunetix, 2013:40).

2. Aspek Efisiensi (Efficiency)

ISO/IEC 9126 mendefinisikan efficiency sebagai hubungan antara tingkat

kinerja perangkat lunak dan jumlah sumber daya yang digunakan di bawah

kondisi tertentu. Efficiency menilai kemampuan perangkat lunak memberikan

waktu respon pengolahan yang sesuai dalam melakukan fungsinya (time

behavior). Efficiency juga menilai kemampuan perangkat lunak dalam


(15)

Instrumen yang digunakan dalam pengujian resource utilization adalah

YSlow dengan ruleset default dari GTMetrix yaitu V2. Tabel 2 menyajikan daftar

23 testable rules dari V2:

Tabel 2. Testable Rules YSlow

No Test Grade

1 Use a Content Delivery Network (CDN) A sampai F

2 Use cookie-free domains A sampai F

3 Make fewer HTTP requests A sampai F

4 Avoid URL redirects A sampai F

5 Avoid empty src or href A sampai F

6 Add Expires headers A sampai F

7 Compress components with gzip A sampai F

8 Minify JavaScript and CSS A sampai F

9 Make AJAX cacheable A sampai F

10 Put CSS at top A sampai F

11 Remove duplicate JavaScript and CSS A sampai F

12 Put JavaScript at bottom A sampai F

13 Avoid AlphaImageLoader filter A sampai F

14 Avoid HTTP 404 (Not Found) error A sampai F

15 Reduce the number of DOM elements A sampai F

16 Do not scale images in HTML A sampai F

17 Use GET for AJAX requests A sampai F

18 Avoid CSS expressions A sampai F

19 Reduce DNS lookups A sampai F

20 Reduce cookie size A sampai F

21 Make favicon small and cacheable A sampai F

22 Configure entity tags (ETags) A sampai F

23 Make JavaScript and CSS external A sampai F

Instrumen yang digunakan dalam pengujian time behavior adalah

pageSpeed Insights yang dikembangkan oleh Google Developer. Tabel 3

menyajikan parameter pengujian time behavior:

Tabel 3. Parameter Time Behavoiur PageSpeed Insights

No Test Grade

1 Specify a chace validator A sampai F

2 Specify image dimensions A sampai F

3 Avoid a character set in the meta tag A sampai F

4 Leverage browser caching A sampai F


(16)

No Test Grade

6 Defer parsing of JavaScript A sampai F

7 Minify HTML A sampai F

8 Minify CSS A sampai F

9 Specify a character set early A sampai F

10 Optimize images A sampai F

11 Avoid bad requests A sampai F

12 Avoid landing page redirect A sampai F

13 Enable gzip compression A sampai F

14 Enable Keep-alive A sampai F

15 Inline smal CSS A sampai F

16 Inline small JavaScript A sampai F

17 Minify JavaScript A sampai F

18 Minimize redirect A sampai F

19 Minimize request size A sampai F

20 Optimize the order of styles and scripts A sampai F

21 Put CSS in the document head A sampai F

22 Remove query string from static resources A sampai F

23 Serve resources from a consistent URL A sampai F

24 Specify a Vary: Accept-Encoding header A sampai F

25 Avoid CSS @import A sampai F

26 Combine images using CSS sprites A sampai F

27 Prefer asynchronous resources A sampai F

Pengujian resource utilization dan time behavior menghasilkan nilai yang

menunjukan tingkat performance masing-masing halaman web dalam rentang A

sampai F. Total nilai sistem adalah rata-rata dari pengujian setiap halaman. Nilai

A merupakan nilai dengan tingkat performance paling baik, sedangkan Nilai F

adalah sebaliknya. Rentang nilai ini dijelaskan dalam Gambar 4.

(A)

(B) (C) (D) (E) (F)

Gambar 4. Yslow Ruleset Matrix Sumber: Yslow (2014)

Menurut Dhiauddin dkk. (2014:19) waktu respon aplikasi web yang baik


(17)

3. Aspek Kehandalan (Reliability)

ISO-9126 mendefinisikan reliability adalah kemampuan perangkat lunak

untuk mempertahankan tingkat kinerja tertentu ketika digunakan dalam kondisi

tertentu. Dalam hal ini, perangkat lunak diharuskan mampu menyediakan

ketersediaan layanan yang dibutuhkan oleh pengguna. Sedangkan menurut

Mccall, Richad, dan Walters yang dikutip oleh Roger S. Pressman, reliability

sebuah perangkat lunak adalah seberapa baik perangkat lunak memberikan hasil

yang akurat, tanpa kegagalan. Selain berapa lama perangkat lunak dapat

dioperasikan sebelum terjadinya kegagalan, reliability juga tentang penyedianan

hasil yang benar, penangan deteksi kesalahan, dan recovery untuk menghindari

kegagalan.

Pengujian aspek reliability dilakukan dengan menggunakan menggunakan

parameter dasar WAPT 8.1, yaitu failed session, failed pages, dan failed hits.

Kemudian nilai reliability ditentukan menggunakan model Nelson dengan

perhitungan:

Keterangan: = nilai reliability

= banyaknya input yang gagal

= banyaknya input

Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat reliability sistem, maka hasil nilai

reliability dicocokan dengan standar telcordia GR 282. Menurut Asthana dan


(18)

Tabel 4 merupakan tabel instrumen pengujian pada aspek reliability

menggunakan WAPT 8.1

Tabel 4. Instrumen Pengujian Aspek Reliability

No Metrik Sukses Gagal Presentase Hasil

1. Session

2. Pages

3. Hits

4. Aspek Kebergunaan (Usability)

ISO/IEC 9126 mendefinisikan aspek usability sebagai tingkat usaha yang

diperlukan dalam penilaian individual dari penggunaan sistem yang dinyatakan

oleh pengguna. Menurut IEEE Standard Glossary of Software Engineering

Technology yang dikutip Simarmata (2010:297) “Usability: atribut yang

menunjukan tingkat kemudahan pengoperasian perangkat lunak”. Dari dua definisi tersebut aspek usability dapat diartikan sebagai seberapa mudah

fungsi-fungsi perangkat lunak untuk dimengerti, dipelajari, dan digunakan oleh

pengguna. Usability memiliki subkarakteristik- subkarakteristik sebagai berikut:

a. Understandability menilai kemudahan fungsi-fungsi sistem untuk

dipahami.

b. Learnability menilai kemudahan fungsi-fungsi sistem untuk dipelajari oleh

pengguna, baik pengguna ahli maupun awam.

c. Operability menilai kemudahan perangkat lunak untuk dioperasikan oleh

pengguna.

Pengujian aspek usability menggunakan kuesioner terstandar SUS

(Software Usability Scale) yang dibuat oleh John Brooke pada tahun 1986.


(19)

usability. Pertanyaan pada nomor 4 dan 10 merupakan pertanyaan yang

mencirikan subkarakteristik usability, selebihnya merupakan subkarakter

learnability. Tabel 5 merupakan daftar pertanyaan dari kuesioner SUS.

Tabel 5. Kuesioner SUS (Software Usability Scale)

No Pernyataan

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

1 2 3 4 5

1 Saya akan sering menggunakan aplikasi ini. 2 Saya merasa bahwa aplikasi ini tidak komplek.

3 Saya merasa bahwa aplikasi ini mudah digunakan

4 Saya membutuhkan bantuan teknis (panduan) untuk dapat menggunakan aplikasi ini.

5 Saya merasa bahwa fungsi dalam aplikasi ini

terintegrasi dengan baik.

6 Saya menemukan banyak inkonsistensi ketika

menggunakan aplikasi ini.

7 Saya merasa setiap orang dapat mempelajari dengan cepat bagaimana menggunakan aplikasi ini.

8 Saya merasa bahwa aplikasi ini sulit untuk digunakan.

9 Saya merasa nyaman menggunakan aplikasi ini.

10 Saya perlu banyak belajar sebelum menggunakan

aplikasi ini.

Pada kuesioner SUS, setiap nomor memiliki nilai skala antara 0 sampai 4.

Nilai pada nomor ganjil adalah nilai skala pada nomor tersebut dikurangi 1

( ), sedangkan nilai pada nomor genap adalah 5 dikurangi nilai skala pada nomor tersebut ( ). Nilai kuesioner SUS diperoleh dari penjumlahan keseluruhan nilai nomor dikalikan 2,5. Hal ini dijelaskan dalam rumus berikut:


(20)

Keterangan: = nilai pada nomor ke-i

= Nilai pada nomor ganjil

= Nilai pada nomor genap

= SUS Score

Nilai SUS (SUS Score) ada diantara 0-100. Menurut Bangor, Kortum, dan

Miller (2009:121), semakin mendekati 100 maka tingkat usability perangkat lunak

semakin baik. Gambar 5 menunjukkan rentang nilai SUS beserta kategorinya.

Gambar 5. Rentang Nilai SUS beserta Kategorinya

5. Aspek Pemeliharaan (Maintainability)

ISO/IEC 9126 mendefinisikan aspek maintainability adalah kemampuan

perangkat lunak untuk dimodifikasi, mencakup koreksi, perbaikan, adaptasi

terhadap perubahan lingkungan dan spesifikasi fungsional. Maintainability

memiliki subkarakteristik- subkarakteristik sebagai berikut:

a. Analyzability adalah kemampuan perangkat lunak mendiagnosis

kekurangan atau penyebab kegagalan.

b. Changeability adalah kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi

tertentu.

c. Stability adalah kemampuan perangkat lunak untuk meminimalkan efek

tak terduga dari modifikasi perangkat lunak.

d. Testability adalah kemampuan perangkat lunak untuk divalidasi perangkat


(21)

Pengujian aspek maintainability dilakukan dengan mengunakan

serangkaian metrik yang digunakan untuk mengetes aplikasi secara operasional.

Menurut Land (2002), suatu perangkat lunak dikatakan memiliki kualitas

maintability yang baik jika hasil pengujian menunjukkan perangkat lunak

memenuhi aspek instrumentation, consistency, dan simplicity. Metrik tersebut

dijelaskan dalam tabel 6.

Tabel 6. Instrumen Pengujian Pada Aspek Maintainability

Aspek Aspek yang dinilai Kriteria lolos

instrumentation Terdapat peringatan

pada sistem pengelolaan data untuk

mengidentifikasi kesalahan.

Ketika ada kesalahan yang

dilakukan oleh user, maka sistem akan mengeluarkan peringatan untuk mengidentifikasi kesalahan.

consistency Penggunaan satu bentuk

rancangan tampilan dan

bahasa pada seluruh

sistem

Bentuk rancangan sistem

informasi mempunyai satu bentuk yang sama. Hal ini dapat dilihat pada bagian implementasi sistem

simplicity Kemudahan dalam

pengelolaan, perbaikan,

dan pengembangan

sistem.

Mudah dikelola, diperbarui, dan dikembangakan. Hal ini dapat dilihat pada tahap-tahap proses penulisan kode.

6. Aspek Portabilitas (Portability)

ISO/IEC 9126 mendefinisikan portability sebagai kemampuan sotfware

untuk ditransfer (dipindahkan) dari satu lingkungan ke yang lain. Pengujian

Portabilitas dilakukan dengan menggunakan sistem pengelolaan berbasis web ke

berbagai browser dan perangkat. Menurut Simarmata (2010:264), portability

adalah usaha yang diperlukan untuk memindahkan perangkat lunak dari sebuah

perangkat keras satu ke perangkat keras lain dan dari sebuah perangkat lunak satu


(22)

Berdasarkan pengertian diatas, pengujian portabilitas web dilakukan

dengan menjalankan perangkat lunak pada berbagai macam browser yang umum

digunakan. Browser tersebut adalah Google Chrome, Mozilla Firefox, Mobile

Gadget (Nokia Mobile, Blackberry, Android). Instrumen pengujian aspek

portability disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Instrumen Pengujian Pada Aspek Portability

No Browser Tampilan Eror

1 Mozila Firefox Tidak ada

2 Google Chrome Tidak ada

3 Internet Explorer Tidak ada

4 Opera Mini Tidak ada

5 Safari Tidak ada

D. Kerangka Kerja (Framework) Aplikasi Web

1. Hypertext Preprocessor (PHP)

PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa scripting yang menyatu

dengan HTML dan dijalankan pada sisi server. Menurut Nugroho (2004: 140),

PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia website. PHP adalah

bahasa program yang berbentuk script yang diletakkan di dalam server web.

Semua script yang diberikan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan yang

dikirimkan ke browser hanya hasilnya saja. PHP merupakan sebuah bahasa

pemrograman yang digunakan secara luas untuk penanganan pembuatan dan

pengembangan situs web. Bahasa pemrograman ini digunakan untuk membangun

web yang dinamis.

2. Framework CodeIgniter

Menurut Pratama (2010:10), framework atau kerangka kerja merupakan


(23)

umum untuk keseluruhan kelas (class) aplikasi. Framework merupakan kumpulan

kelas (class) dan fungsi (function, method) yang disusun secara sistematis

berdasarkan kegunaan atau fungsionaliatas tertentu untuk mempermudah

pembuatan atau pengembangan perangkat lunak atau aplikasi.

Menurut Ibnu (2011:3), CodeIgniter merupakan salah satu framework

yang dikembangkan oleh Ellislab,Inc yang menggunakan bahasa pemrograman

PHP. PHP merupakan suatu bahasa pemrograman dari sisi server yang dapat

digunakan untuk membangun aplikasi web dinamis. Framework aplikasi web

biasanya mengimplementasikan pola desain Model View Controller atau sering

disingkat MVC, tak terkecuali CodeIgniter. Desain MVC atau arsitektur MVC

merupakan salah satu dari sejumlah model infrastruktur aplikasi web yang

melakukan pemisahan antarmuka-antarmuka pengguna dari

fungsionalitas-fungsionalitas aplikasi web dan memisahkannya juga dengan isi-isi yang bersifat

informasional (Pressman:2010, 470). Teknik pemrograman MVC disajikan pada

gambar 6.

Gambar 6. Teknik Pemrograman MVC

Model merupakan bagian dari aplikasi yang mengimplementasikan logika

untuk domain data aplikasi. Objek model digunakan untuk mengambil data dari


(24)

digunakan untuk menampilkan antarmuka untuk pengguna aplikasi. Controller

merupakan komponen untuk menangani interaksi pengguna. Controller membaca

data dari komponen view, mengontrol masukan pengguna, dan mengirim data

masukan untuk komponen model. Konsep pemrograman MVC berjalan

menggunakan alur seperti pada gambar 7.

Gambar 7. Flowchart Codeigniter

Menurut Sidik (2012:31-32), index berfungsi sebagai controller di depan

yang menginisialisasi sumber yang dibutuhkan untuk menjalankan Codeigniter.

Router akan memeriksa request HTTP untuk menentukan apa yang harus

dilakukan terhadap request tersebut. Controller akan memuat model, library inti,

helper, dan sumber daya lainnya yang diperlukan untuk memproses request

tersebut. View yang sudah diproses dikirim ke browser sebagai suatu hasil yang

dapat dilihat. View merupakan tampilan terakhir yang digunakan untuk

berinteraksi dengan pengguna.

E. Pengertian Penilaian Berbasis Kurikulum 2013

Penilaian (assesment) adalah proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Menurut

Calongesi (1995:21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu,


(25)

dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban

siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.

Penilaian berbasis Kurikulum 2013 berupa penilaian autentik yang

merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai

dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi

ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan

peserta didik, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian

ketiga komponen (input-proses-output) tersebut akan menggambarkan kapasitas,

gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak

instruksional (intructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari

pembelajaran.

F. Pengolahan Nilai Berbasis Kurikulum 2013

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik,

terkait sikap, pengetahuan, dan keterampilan perlu adanya langkah-langkah yang

harus dilakukan. Langkah tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan dan

pengolahan penilaian hasil belajar. Adapun penjelasan dari pengolahan penilaian

pada masing-masing aspek sebagai berikut:

1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas (termasuk guru muatan

pelajaran) menggunakan teknik observasi yang ditulis dalam bentuk jurnal.

Penilaian diri dan penilaian antarteman dilakukan oleh peserta didik sesuai

kebutuhan guru sebagai alat konfirmasi. Contoh pengisian jurnal seperti pada


(26)

Gambar 8. Contoh Pengisian Jurnal

Data hasil penilaian dalam jurnal dibahas minimal dua kali dalam satu

semester. Pembahasan hasil penilaian menghasilkan deskripsi nilai sikap peserta

didik seperti pada Gambar 9.

Gambar 9. Contoh Hasil Deskripsi Nilai Sikap

2. Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan

Nilai pengetahuan dan keterampilan diolah secara kuantitatif dengan

menggunakan angka dengan skala 0 sampai 100 serta dibuatkan deskripsi capaian

kemampuan peserta didik. Deskripsi tersebut berupa kalimat positif terkait

capaian kemampuan peserta didik dalam setiap muatan pelajaran yang mengacu


(27)

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dijelaskan tahap-tahap pengembangan sistem, meliputi

tahap analisis kebutuhan, tahap perancangan sistem, tahap implementasi sistem,

dan tahap pengujian sistem beserta pembahasannya.

A. Tahap Analisis Kebutuhan 1. Analisis Kebutuhan Pengguna

Analisis kebutuhan pengguna diperlukan agar dalam proses

pengembangan sistem tersebut tepat sasaran dan dapat difungsikan dengan baik

sebagai sistem informasi pengolahan nilai siswa SMP berbasis Kurikulum 2013

yang layak untuk SMP Negeri 1 Prambanan.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis dapat diuraikan beberapa fungsi

minimal yang dibutuhkan sebagai berikut:

a. Sistem informasi dapat digunakan untuk mengolah data nilai siswa dan

memantau perkembangan akademik siswa.

b. Admin dapat mengelola semua data yang ada di dalam sistem kecuali

mengelola nilai siswa.

c. Guru mapel dapat mengisi jurnal, mengelola data nilai siswa pada aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan sesuai dengan mata pelajaran yang

diampu pada satu semester.

d. Wali kelas dapat mengisi jurnal, mengisi nilai siswa pada aspek sikap dan


(28)

e. Guru BK dapat mengisi jurnal, mengisi nilai siswa pada aspek sikap di

semua kelas.

f. Siswa dapat melihat nilai sendiri

2. Analisis Kebutuhan Hardware dan Software

Dalam analisis kebutuhan pengembangan ini seluruh tools yang

dibutuhkan untuk membuat sistem pengolahan hasil siswa didefinisikan. Tools

yang akan digunakan untuk pengembangan sistem pengolahan hasil siswa ini

antara lain:

a. PC/ Laptop

b. Framework CodeIgniter

c. Web Server Apache

d. Database server My SQL

e. Web Browser

B. Tahap Perancangan Sistem

Perancangan sistem digambarkan dengan menggunakan Unified Modelling

Language (UML). Perancangan sistem pada penelitian ini meliputi perancangan

arsitektural, perancangan data, peracangan antamuka, dan perancangan

komponen.

1. Perancangan Data

Perancangan data dimodelkan dalam use case diagram, sequence diagram,


(29)

a. Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan sejumlah external actors dan

hubungannya ke use case yang diberikan oleh sistem. Dalam sistem pengolahan

nilai, terdapat lima aktor yakni admin, guru BK, guru mapel, wali kelas, dan

siswa. Berikut use case diagram masing-masing aktor:

1) Use Case Diagram Admin

Admin merupakan orang yang memiliki hak akses tertinggi dalam sistem

informasi pengolahan nilai. Use case atau hak akses yang dimiliki admin antara

lain: kelola data sekolah, data user, data guru, data siswa, kelola kelas, kelola

jurnal, kelola deskripsi KD, dan kelola arsip. Deskripsi untuk masing-masing use

case didefinisikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Definisi Use Case Diagram Admin

No. Use Case Deskripsi

1. Kelola Jurnal Use case kelola jurnal digunakan untuk mengelola jurnal per kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru dan diskusi antar guru.

a. Tambah Jurnal Use case tambah ruang jurnal merupakan proses untuk menambah ruang jurnal.

b. Daftar Jurnal Use case daftar jurnal merupakan proses untuk

menampilkan data jurnal. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa detail jurnal, ubah jurnal, dan hapus jurnal.

2. Identitas Sekolah

Use case identitas sekolah merupakan proses

menampilkan data sekolah yang akan digunakan dalam pengisian rapor. Use case ini memiliki tambahan fungsi edit data.

3. Kelola Kelas Use case kelola kelas digunakan untuk mengelola kelas. a. Daftar Wali

Kelas

Use case daftar wali kelas merupakan proses

menampilkan data kelas beserta wali kelasnya. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah wali kelas dan hapus kelas.

b. Tambah Wali

Kelas

Use case tambah kelas merupakan proses menambah

data kelas. c. Daftar

Mengajar

Use case daftar mengajar merupakan proses


(30)

No. Use Case Deskripsi

Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah

pengajar.

4. Kelola

Deskripsi Kompetensi Dasar (KD)

Use case kelola deskripsi kompetensi dasar digunakan

untuk mengelola deskripsi KD. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah deskripsi dan upload deskripsi.

5. Kelola Arsip Use case kelola arsip digunakan untuk mengelola arsip. a. Daftar Arsip Use case daftar arsip merupakan proses menampilkan

semua arsip yang disimpan. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa download arsip dan hapus arsip. b. Kirim Arsip Use case kirim arsip merupakan proses upload arsip

dalam bentuk file pdf dan Ms. Excel.

c. Daftar Kirim Use case daftar kirim merupakan proses menampilkan daftar yang dikirim oleh pengguna sesuai login. Use

case ini memiliki tambahan fungsi ubah data upload dan

hapus data upload. d. Daftar

Kategori Arsip

Use case daftar kategori arsip merupakan proses

menampilkan data kategori arsip. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah kategori arsip dan hapus kategori arsip.

e. Tambah Kategori Arsip

Use case tambah kategori arsip merupakan proses

menambah data kategori arsip.

6. Kelola Siswa Use case kelola siswa digunakan untuk mengelola data siswa.

c. Tampil Siswa Use case tampil siswa merupakan proses untuk

menampilkan semua siswa. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah data siswa, hapus siswa.

b. Tambah Siswa Use case tambah siswa merupakan proses untuk

menambah data siswa dalam jumlah yang kecil.

c. Upload Siswa Use case upload siswa merupakan proses tambah siswa

dalam jumlah besar.

d. Hapus Siswa

per Kelas

Use case hapus siswa per kelas merupakan proses

menghapus data siswa berdasarkan kelasnya.

7. Kelola Guru Use case kelola siswa digunakan untuk mengelola data guru.

a. Tampil Guru Use case tampil guru merupakan proses untuk

menampilkan data guru. Use case ini memiliki

tambahan fungsi berupa ubah data guru dan hapus guru.

b. Tambah Guru Use case tambah guru merupakan proses untuk

menambah data guru.

8. Kelola User Use case kelola user digunakan untuk mengelola data user.


(31)

No. Use Case Deskripsi

a. Daftar User Use case daftar user merupakan proses untuk

menampilkan data user. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa ubah data user dan hapus user.

b. Tambah User Use case tambah user merupakan proses untuk

menambah data user. 9. Ganti

Password

Use case ganti password digunakan untuk mengubah

password.

10. Logout Use case Logout digunakan untuk proses logout.

11. Login Use case yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain

dapat dijalankan.

Berdasarkan deskripsi masing-masing use case, Gambar 10 menyajikan


(32)

Gambar 10. Use Case Diagram Admin

Admin

Login 1. Kelola Jurnal

<<include>>

3. Kelola Kelas

<<include>> 2. Identitas Sekolah

<<include>>

6. Kelola Siswa <<include>>

6a. Tampil Siswa <<extend>>

6b. Tambah Siswa 1a. Tambah Jurnal

<<extend>> 1b. Daftar Jurnal

<<extend>>

3a. Daftar Wali Kelas

<<extend>>

3b. Tambah Wali Kelas

<<extend>> 3c. Daftar Mengajar

<<extend>>

4. Kelola KD

<<include>>

5. Kelola Arsip

5a. Daftar Arsip

5b. Kirim Arsip

5c. Daftar Kirim

5d. Daftar Kategori Arsip

5e. Tambah Kategori Arsip <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<include>>

6c. Upload Siswa

6d. Hapus Siswa per kelas

<<extend>> <<extend>>

<<extend>> 7. Kelola Guru

<<include>>

7a. Tampil Guru 7b. Tambah Guru

<<extend>> <<extend>>

8. Kelola User

8a. Daftar User 8b. Tambah User

<<extend>> <<extend>>

<<include>>

9. Ganti Password

<<include>> 10. Keluar (logout)


(33)

2) Use Case Diagram Guru BK

Guru BK merupakan orang yang memiliki hak akses antara lain: mengisi

jurnal dan kelola nilai sikap semua siswa. Deskripsi untuk masing-masing use

case didefinisikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Definisi Use Case Diagram Guru BK

No. Use Case Deskripsi

1. Kelola Jurnal Use case kelola jurnal digunakan untuk mengelola jurnal kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru dan diskusi antar guru.

2. Tampil Kelas Use case kelola tampil kelas adalah proses untuk data kelas.

3. Ganti Password Use case ganti password digunakan untuk mengubah

password.

4. Logout Use case Logout digunakan untuk proses logout.

5. Login Use case yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain

dapat dijalankan.

Berdasarkan deskripsi masing-masing use case, Gambar 11 menyajikan

hasil perancangan use case diagramguru BK.

Gambar 11. Use Case Diagram Guru BK

3) Use Case Diagram Wali Kelas

Wali kelas merupakan orang yang memiliki hak akses antara lain:

mengelola arsip, mencetak rapor, dan kelola nilai sikap siswa di kelas yang

Guru BK

1. Kelola Jurnal

2. Tampil Kelas

3. Ganti Password

4. logout Login

<<include>> <<include>>

<<include>> <<include>>


(34)

menjadi tanggung jawabnya. Deskripsi untuk masing-masing use case

didefinisikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Definisi Use Case Diagram Wali Kelas

No. Use Case Deskripsi

1. Kelola Jurnal Use case kelola jurnal digunakan untuk mengelola jurnal kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru dan diskusi antar guru.

2. Kelola Arsip Use case kelola arsip digunakan untuk mengelola arsip.

a. Daftar Arsip Use case daftararsip merupakan proses menampilkan

semua arsip yang disimpan. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa download arsip dan hapus arsip.

b. Kirim Arsip Use case kirim arsip merupakan proses upload arsip dalam bentuk file pdf dan Ms. Excel.

c. Daftar Kirim Use case daftar kirim merupakan proses

menampilkan daftar yang dikirim oleh pengguna sesuai login. Use case ini memiliki tambahan fungsi ubah data upload dan hapus data upload.

3. Tampil Siswa

Kelas

Use case tampil siswa kelas merupakan proses untuk

menampilkan siswa di kelas yang diampu. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa edit nilai sikap dan cetak rapor siswa.

4. Ganti Password Use case ganti password digunakan untuk mengubah

password.

5. Logout Use case Logout digunakan untuk proses logout.

6. Login Use case yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain

dapat dijalankan.

Berdasarkan deskripsi masing-masing use case, Gambar 12 menyajikan


(35)

Gambar 12. Use Case Diagram Wali Kelas

4) Use Case Diagram Guru Mapel

Guru mapel merupakan orang yang memiliki hak akses antara lain:

mengelola arsip dan mengelola nilai pengetahuan dan keterampilan. Deskripsi

untuk masing-masing use case didefinisikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Definisi Use Case Diagram Guru Mapel

No. Use Case Deskripsi

1. Kelola Jurnal Use case kelola jurnal digunakan untuk mengelola jurnal kelas. Jurnal digunakan sebagai catatan guru dan diskusi antar guru.

2. Kelola Arsip Use case kelola arsip digunakan untuk mengelola arsip.

a. Daftar Arsip Use case daftararsip merupakan proses menampilkan

semua arsip yang disimpan. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa download arsip dan hapus arsip.

b. Kirim Arsip Use case kirim arsip merupakan proses upload arsip dalam bentuk file pdf dan Ms. Excel.

c. Daftar Kirim Use case daftar kirim merupakan proses

menampilkan daftar yang dikirim oleh pengguna sesuai login. Use case ini memiliki tambahan fungsi ubah data upload dan hapus data upload.

3. Kelola Nilai

Mapel

Use case kelola nilai mapel adalah proses untuk

mengolah data nilai mapel. Use case ini memiliki tambahan fungsi berupa tambah data nilai, ubah data nilai, dan hapus data nilai

Wali Kelas

1. Kelola Jurnal

2. Kelola Arsip

2a. Daftar Arsip

2b. Kirim Arsip

2c. Daftar Kirim 3. Tampil Siswa Kelas

4. Ganti Password

5. Logout Login <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>>


(36)

No. Use Case Deskripsi

4. Ganti Password Use case ganti password digunakan untuk mengubah

password.

5. Logout Use case Logout digunakan untuk proses logout.

6. Login Use case yang harus dipenuhi agar fungsi yang lain

dapat dijalankan.

Berdasarkan deskripsi masing-masing use case, Gambar 13 menyajikan

hasil perancangan use case diagramguru.

Gambar 13. Use Case Diagram Guru Mapel

5) Use Case Diagram (Hak Akses) Siswa

Siswa memiliki hak akses paling rendah dalam sistem informasi

pengolahan nilai. Hak akses yang dimiliki siswa adalah melihat hasil nilai pribadi

di semua mata pelajaran. Tabel 12 menjelaskan deskripsi masing-masing use case.

Tabel 12. Definisi Use Case Diagram Siswa

No. Use Case Deskripsi

1. Tampil Nilai Use Case tampil nilai digunakan untuk melihat

nilai pribadi untuk semua mapel.

2. Ganti Password Use Case ganti password digunakan untuk

mengubah password.

3. Logout Use Case Logout digunakan untuk proses

logout.

4. Login Use Case yang harus dipenuhi agar fungsi yang

lain dapat dijalankan.

Guru Mapel

Login

4. Ganti Password 5. Logout

2. kelola arsip

2b. Kirim Arsip 2a. Daftar arsip

<<include>>

<<extend>> <<extend>> 1. Kelola Jurnal

<<extend>>

3. Kelola Nilai Mapel <<include>>

2c. Daftar Kirim <<extend>>

<<include>> <<include>>


(37)

Berdasarkan deskripsi masing-masing use case, Gambar 14 menyajikan

hasil perancangan use case diagramsiswa.

Gambar 14. Use Case Diagram Siswa

b. Sequence Diagram

Sequence diagram digunakan untuk menggambarkan perilaku objek pada

sebuah skenario. Diagram ini menunjukkan sejumlah objek dan message (pesan)

yang diletakkan di antara objek di dalam use case. Berikut ini adalah beberapa

sequence diagram yang ada dalam sistem pengolahan nilai.

1) Sequence Diagram Kelola Data Identitas Sekolah

Gambar 15. Sequence Diagram Kelola Data Identitas Sekolah

Siswa

Login

2. Ganti Password

3. Logout 1. Nilai <<include>>

<<include>>

<<include>>

: admin

web sistem database

1 : AksesHalamanIdentitasSekolah()

2 : TampilIdentitasSekolah()

3 : TampilIdentitasSekolah()

4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()

6 : TampilIdentitasSekolah()

7 : AksesHalamanIdentitasSekolah() 8 : EditDataIdentitasSekolah()

9 : EditDataIdentitasSekolah()

10 : EditDataIdentitasSekolah()

11 : SuksesEditDataSekolah() 12 : TampilIdentitasSekolah()


(38)

Gambar 15 menampilkan sequent diagram kelola data identitas sekolah.

Aktor yang terlibat adalah Wakil Kepala Kurikulum sebagai admin. Hal yang bisa

dilakukan adalah menampilkan data dan mengedit data. Untuk menampilkan data

digunakan methode TampilIdentitasSekolah(), sedangkan untuk mengubah data

digunakan methode EditDataIdentitasSekolah(). Web akan menangani tampilan

sistem pada pengguna, sedangkan sistem akan menangani lalu lintas data menuju

dan dari database.

2) Sequence Diagram Kelola Deskripsi Kompetensi Dasar

Gambar 16. Sequence Diagram Kelola Deskripsi Kompetensi Dasar

Gambar 16 menampilkan sequent diagram kelola deskripsi kompetensi

dasar, aktor yang terlibat adalah Wakil Kepala Kurikulum sebagai admin. Hal

yang bisa dilakukan adalah menampilkan data, upload data dan mengedit data.

Untuk menampilkan data digunakan methode TampilDeskripsi(), untuk

: admin

web sistem database

1 : AksesTampilDeskripsiKD()

2 : TampilDeskripsiKD()

3 : TampilDeskripsiKD()

4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()

6 : TampilDeskripsiKD()

7 : AksesTampilDeskripsiKD()

8 : UploadDeskripsiKD()

9 : UploadDeskripsiKD()

10 : SuksesUploadDeskripsiKD() 11 : TampilDeskripsiKD()

12 : AksesTampilDeskripsiKD()

13 : EditDataDeskripsiKD()

14 : EditDataDeskripsiKD()

15 : SuksesEditDataDeskripsiKD() 16 : TampilDeskripsiKD()


(39)

mengupload data digunakan methode UploadDeskripsi(), dan untuk mengubah

data digunakan methode EditDeskripsi(). Pada tahap upload deskripsi, file yang

akan diupload berupa file ms.excel.

3) Sequence Diagram Kelola Nilai

Gambar 17. Sequence Diagram Kelola Nilai

Gambar 17 menampilkan sequent diagram kelola nilai, aktor yang terlibat

adalah guru. Terdapat tiga jenis aspek yang dikelola yaitu aspek sikap dan

spiritual, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. Aspek sikap dan spritual

dikelola oleh wali kelas dan guru BK (bimbingan konseling), sedangkan aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan dikelola oleh guru mapel. Hal yang bisa

dilakukan adalah menampilkan data, menambah data dan mengedit data. Untuk

menampilkan data digunakan methode TampilHalamanNilai(), untuk menambah

data digunakan methode TambahDataNilai(), dan untuk mengubah data digunakan

web sistem database

: guru

1 : AksesTampilHalamanSiswaKelas()

2 : TampilDataNilai()

3 : TampilDataNilai()

4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()

6 : TampilDataNilai() 7 : AksesTampilHalamanSiswaKelas()

8 : AksesHalamanNilai()

9 : TambahDataNilai()

10 : TambahDataNilai() 11 : SuksesTambahDataNilai()

12 : TampilHalamanNilai() 13 : AksesTampilHalamanSiswaKelas()

14 : AksesHalamanNilaiSikap()

15 : EditDataNilai()

16 : EditDataNilai() 17 : SuksesEditDataNilai()


(40)

methode EditDataNilai().Web akan menangani tampilan sistem pada pengguna,

sedangkan sistem akan menangani lalu lintas data menuju dan dari database.

4) Sequence Diagram Kelola Rapor Siswa

Gambar 18. Sequence Diagram Kelola Kelola Rapor Siswa

Gambar 18 menampilkan sequent diagram kelola rapor, aktor yang terlibat

adalah Wakil Kepala Kurikulum sebagai admin. Hal yang bisa dilakukan adalah

menampilkan data dan mencetak data. Untuk menampilkan data digunakan

methode TampilRapor() dan untuk mencetak data digunakan methode

CetakRapor().Web akan menangani tampilan sistem pada pengguna, sedangkan

sistem akan menangani lalu lintas data menuju dan dari database.

c. Class Diagram

Class diagram menggambarkan struktur statis class di dalam sistem. Class

merepresentasikan sesuatu yang ditangani oleh sistem. Gambar 19 menampilkan

class diagram untuk kelola nilai mapel, nilai sikap dan kelola jurnal.

: admin

web sistem database

1 : AksesTampilDaftarSiswa()

2 : TampilRapor()

3 : TampilRapor()

4 : SerahHasil() 5 : SerahHasil()

6 : TampilRapor() 7 : AksesCetakRapor()

8 : CetakRapor()

9 : CetakRapor()


(41)

Gambar 19. Class Diagram Kelola Nilai

Class diagram pada gambar 19 menunjukkan hubungan dua buah kelas

atau lebih di mana ada kelas yang memiliki atribut dan metode yang sama dengan

kelas lainnya beserta atribut dan metode tambahan yang merupakan sifat khusus

kelas yang menjadi turunannya. Hubungan ini disebut pewarisan atau inheritance.

Kelas yang merupakan kelas turunan biasa disebut kelas anak (subclass) dan kelas

Siswa +NIS +Nama +Kelas +SpesifikasiKelas +set,getNIS() +getNIS() +setNama() +getNama() +setKelas() +getKelas() +setSpesifikasikelas() +getSpesifikasikelas() User +id_user +nama_user +username +password +level +setIdUser() +getIdUser() +setNamaUser() +getNamaUser() +setUsername() +getUsername() +setPassword() +getPassword() +setLevel() +getLevel() Guru +nip +nama +setNIP() +getNIP() +setNama() +getNama() KelolaDataNilaiMapel +TambahData() +EditData() +HapusData() Login +login() Index +main() GuruBK KoneksiBasisData +open() +excute() +getResult() +close() Mapel +id_mapel +nama_mapel +setIdMapel() +getIdMapel() +setNamaMapel() +getNamaMapel() Tampilan +replace() +getContent() +write() KelolaDataNilaiSikap +EditData() Jurnal +id_jurnal +nama_jurnal +setIdJurnal() +getIdJurnal() +setNamaJurnal() +getNamaJurnal() IsiJurnal +id_isi +id_jurnal +id_user +isi +tanggal +setIdIsi() +setIdJurnal() +setIdUser() +setIsi() +setTanggal() KelolaDataJurnal +TambahData() +EditData() +HapusData() Kelas. +id_kelas +nama_kelas +setIdKelas() +getIdKelas() +setNamaKelas() +setNamaKelas() KelolaDataKelas. +TambahData() +EditData() +HapusData() KelolaDataMengajar +EditData() Wali Kelas. KelolaDataUser +TambahData() +editData() +HapusData()


(42)

yang menjadi dasar penurunan adalah kelas orang tua (superclass). Kelas anak

adalah kelas dengan jenis yang lebih khusus dari kelas orang tua, misal kelas user

dan kelas guru. Kelas user memiliki atribut id_user, username, password, dan

level, sedangkan guru memiliki atribut yang dimiliki oleh kelas user ditambah

atribut khusus yaitu nomer pegawai (nip) dan nama. Berdasarkan class diagram

pada gambar19, keterangan masing-masing kelas disajikan dalam tabel 13.

Tabel 13. Keterangan Class Diagram Kelola Nilai

Nama Kelas Keterangan

Koneksi Basis Data

Merupakan kelas umum untuk koneksi ke basis data dan melakukan eksekusi query.

Index atau

main

Merupakan kelas main/program utama yang pertama kali

dieksekusi saat aplikasi dijalankan.

Login Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian use case

Login, di mana proses ini untuk validasi user yang akan mengakses aplikasi.

User Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data

dari tabel user.

Guru Mapel Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data dari tabel guru.

Siswa Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data

dari tabel siswa.

Mapel Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data

dari tabel mapel.

Jurnal Merupakan kelas data yang digunakan untuk membungkus data

dari tabel jurnal. Kelola Data

Nilai Mapel

Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian use case Kelola Nilai Mapel yang didalamnya menangani proses memasukkan data, mengubah data dan menghapus data.

Kelola Data Nilai Sikap

Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian use case Kelola Nilai Sikap yang didalamnya menangani proses memasukkan data, mengubah data dan menghapus data.

Kelola Data Jurnal

Merupakan kelas proses yang diambil dari pendefinisian use case Kelola Jurnal yang didalamnya menangani proses memasukkan data, mengubah data dan menghapus data.

Tampilan Merupakan kelas umum untuk menyajikan tampilan antarmuka


(43)

2. Perancangan Arsitektur

Gambar 20.Rancangan Arsitektur Sistem Pengolahan Nilai

Berdasarkan rancangan arsitektur sistem pengolahan nilai pada gambar 20,

dapat diketahui bahwa sistem pengolahan nilai menggunakan prinsip MVC

(Model-View-Controller). Model berisi method-method yang berisi source code

yang menangani manipulasi data dan business logic. View berisi source code yang

menangani tampilan halaman. Controller berisi source code yang menangani

request dari pengguna melalui browser.

Dalam sistem pengolahan nilai ini, pengguna memerlukan browser untuk

melakukan request perintah dan untuk menampilkan halaman sistem. Request

yang dikirimkan pengguna lewat browser akan diterima oleh controller.

Kemudian controller akan mengintruksikan model dan view untuk melakukan aksi

sesuai dengan request yang diterima controller.

Kelas-kelas yang termasuk di dalam package controller antara lain: Admin


(44)

m_guru, m_siswa, m_mapel, m_aspek, m_jenis_nilai, m_nilai dan adminmodel.

Di dalam package view terdapat: v_user, v_guru, v_siswa, v_mapel, v_aspek,

v_jenis_nilai, v_nilai.

3. Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka dirancang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Perancangan antarmuka digunakan sebagai panduan untuk membangun berbagai

view pada CodeIgniter.

a. Halaman Menu Kelola Deskripsi Kompetensi Dasar

Gambar 22 merupakan rancangan tampilan halaman kelola kompetensi

dasar. Halaman ini digunakan sebagai acuan pengisian nilai aspek pengetahuan

dan keterampilan pada kolom deskripsi.

Gambar 22. Rancangan Antarmuka Halaman Deskripsi KD

b. Halaman Data Nilai Sikap

Gambar 23 menampilkan rancangan halaman nilai sikap siswa dalam satu

kelas. Halaman ini memiliki menu edit. Setiap siswa sudah memiliki nilai sikap

rata-rata atau nilai sikap siswa dianggap baik kecuali jika memiliki catatan di


(45)

Gambar 23. Rancangan Antarmuka Halaman Data Nilai Sikap

c. Halaman Data Nilai Mata Pelajaran

Gambar 24 menampilkan rancangan halaman nilai siswa dari aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan dalam satu mata pelajaran tertentu. Halaman

ini hanya dapat diakses oleh guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.

Gambar 24. Rancangan Antarmuka Halaman Data Nilai Mata Pelajaran

d. Halaman Rapor Siswa

Gambar 25 menampilkan rancangan halaman rapor siswa. Halaman rapor


(46)

Gambar 25. Rancangan Antarmuka Rapor Siswa

Selain keempat perancangan antarmuka tersebut, perancangan antarmuka

yang lebih lengkap untuk masing-masing halaman terdapat dalam lampiran.

4. Perancangan Komponen

Pada penelitian ini, perancangan komponen menggunakan diagram

komponen. Diagram komponen digunakan untuk menunjukkan organisasi dan

ketergantungan diantara kumpulan komponen dalam sebuah sistem. Telah

dijelaskan dalam perancangan arsitektur, bahwa sistem akan menggunakan prinsip

MVC (Model, View, Controller) dimana source code program dikelompokkan

berdasarkan fungsinya. Oleh karena itu, komponen-komponen dalam diagram

komponen terdiri atas komponen controller sebagai sebagai komponen yang


(47)

dan komponen model yang menangani manipulasi data dengan menggunakan

database MySQL. Diagram komponen digambarkan pada Gambar 26.

Gambar 26. Diagram Komponen Sistem

C. Tahap Implementasi

Tahap implementasi dalam penelitian ini akan dijabarkan ke dalam

beberapa tahap implementasi sesuai dengan jenis perancangan sistem pengolahan

nilai yang telah dirancang sebelumnya. Tahap-tahap implementasi di dalam

penelitian ini meliputi: implementasi data, implementasi arsitektur, dan

implementasi antarmuka.

1. Implementasi Data

Perancangan data yang telah dibuat pada tahap desain, kemudian

diimplementasikan menjadi sebuah basis data atau database. Database yang

digunakan dalam penelitian ini adalah database MySQL. Implementasi database


(48)

(49)

Berdasarkan gambar 28, dijelaskan bahwa dalam sistem pengolahan nilai

ini terdapat 18 tabel yaitu tabel kelas, tabel spesifikasi, tabel wali kelas, tabel

siswa, tabel guru, tabel aspek nilai, tabel jenis nilai, tabel deskripsi kompetensi

dasar (kd), tabel mengajar, tabel jurnal, tabel isi jurnal, tabel user, tabel level,

tabel identitas sekolah, tabel arsip data, tabel kategori arsip, tabel mata pelajaran,

dan tabel nilai.

Berdasarkan database relational seperti pada Gambar 25, maka tabel-tabel

dari database tersebut dapat dijelaskan dalam Tabel 13-30.

a) Tabel Siswa

Tabel 13. Struktur Tabel Siswa

Field Type Size Key

nis char 4 PK

nisn char 10

namasiswa varchar 50

id_kelas int 3 FK

id_spesifikasi Int 2 FK

agama varchar 20

sakit varchar 3

ijin varchar 3

absen varchar 3

spiritual varchar 300

sosial varchar 300

ctt_wali text

b) Tabel Identitas Sekolah

Tabel 14. Struktur Tabel Identitas Sekolah

Field Type Size Key

namasekolah int 3

alamatsekolah varchar 100

kota varchar 100

tahun_ajar varchar 11

semester varchar 100

nip_kepsek varchar 50

tanggal date


(50)

c) Tabel Arsip

Tabel 15. Struktur Tabel Arsip

Field Type Size Key

id_arsip Int 11 PK

nama_file varchar 100

nama_fileasli Varchar 100

id_kategori_arsip Int 11 FK

tanggal_uploadfile date

id_user Int 11 FK

d) Tabel Guru

Tabel 16. Struktur Tabel Guru

Field Type Size Key

nip char 18 PK

namaguru varchar 100

e) Tabel Kelas

Tabel 17. Struktur Tabel Kelas

Field Type Size Key

id_kelas Int 3 PK

kelas Int 3

f) Tabel Spesifikasi Kelas

Tabel 18. Struktur Tabel Spesifikasi Kelas

Field Type Size Key

id_spesifikasi Int 2 PK

nama_spesifikasi Int 1

g) Tabel Deskripsi KD

Tabel 19. Struktur Tabel Deskripsi KD

Field Type Size Key

id_kd int 11 PK

id_mapel int 11 FK

id_jenis int 3 FK

id_aspek int 3 FK

id_kelas Int 3 FK


(51)

h) Tabel Wali Kelas

Tabel 20. Struktur Tabel Wali Kelas

Field Type Size Key

id_wali Int 11 PK

id_kelas Int 3 FK

id_spesifikasi Int 2 FK

nip char 18 FK

i) Tabel Kategori Arsip

Tabel 21. Struktur Tabel Kategori Arsip

Field Type Size Key

id_kategori_arsip Int 11 PK

nama_kategori_arsip varchar 100

j) Tabel Jurnal

Tabel 22. Struktur Tabel Jurnal

Field Type Size Key

id_jurnal int 11 PK

nama_jurnal varchar 100

k) Tabel Isi Jurnal

Tabel 23. Struktur Tabel Isi Jurnal

Field Type Size Key

id_isi int 11 PK

id_jurnal int 11 FK

id_user int 11 FK

isi text

tanggal date

l) Tabel Mapel

Tabel 24. Struktur Tabel Mapel

Field Type Size Key

id_mapel int 11 PK

nama_mapel varchar 100

m) Tabel Jenis Nilai

Tabel 25. Struktur Tabel Jenis Nilai

Field Type Size Key

id_jenis int 3 PK


(52)

n) Tabel Mengajar

Tabel 26. Struktur Tabel Mengajar

Field Type Size Key

id_mengajar int 3 PK

id_mapel int 3 FK

id_kelas int 3 FK

id_spesifikasi int 2 FK

nip char 18 FK

o) Tabel Aspek Nilai Siswa

Tabel 27. Struktur Tabel Aspek Nilai

Field Type Size Key

id_aspek int 3 PK

nama varchar 50

p) Tabel Nilai

Tabel 28. Struktur Tabel Nilai

Field Type Size Key

id_nilai int 11 PK

nis char 4 FK

id_mapel int 11 FK

id_jenis int 3 FK

id_aspek int 3 FK

nilai char 3

q) Tabel Level

Tabel 29. Struktur Tabel Level

Field Type Size Key

id_level int 11 PK

nama_level varchar 50

r) Tabel User

Tabel 30. Struktur Tabel User

Field Type Size Key

id_user int 11 PK

nama_user varchar 100

username_user varchar 250

password_user varchar 250


(53)

2. Implementasi Arsitektur

Implementasi arsitektur sistem pengolahan nilai dibuat sesuai dengan

desain arsitektur yang telah dirancang sebelumnya. Pada tahap desain, arsitektur

sistem pengolahan nilai menggunakan pola desain MVC (Model View Controller)

maka implementasi arsitektur sistem pengolahan nilai menggunakan pola MVC,

dengan menggunakan framework CodeIgniter (CI). Arsitektur sistem pengolahan

nilai dibagi menjadi beberapa package sesuai dengan fungsinya.

a. Model

Pada package model, terdapat beberapa kelas yang membangun sistem

pengolahan nilai. Kelas-kelas yang digunakan adalah kelas m_guru, m_siswa,

m_mapel, m_kelas, m_nilai, m_adminmodel. Gambar 28 menunjukkan struktur

pemfolderan pengkodean model.

Gambar 28. Struktur Folder Pengkondisian Model

Gambar 29 merupakan contoh model yang digunakan untuk melihat data


(54)

Gambar 29. Script Pengkondisian Model m_nilai

Berdasarkan gambar 29 dapat dijelaskan bahwa nama kelas tersebut adalah

kelas m_nilai sebagai ekstensi dari CI_Model. Function simpan_nilai akan

menyimpan parameter yang disimpan sebagai data. Perintah

$this->db->insert("tb_nilai",$data); merupakan perintah untuk menyimpan semua

parameter-parameter tersebut pada tabel nilai di database.

b. View

Setelah model dibuat, selanjutnya adalah membuat view untuk

menampilkan informasi yang diperoleh dari model tersebut. Pada penelitian ini,

view memiliki kelas utama untuk menampilkan tampilan yang baik bagi user,

yaitu kelas template. Gambar 28 menunjukkan struktur pemfolderan view.


(55)

c. Controller

Setelah model dan view terbentuk, selanjutnya adalah membentuk

controller yang mengatur pemanggilan view dan model berdasarkan request yang

dilakukan pengguna. Controller memiliki kelas admin dan nilai. Struktul folder

pengkodean controller dam contoh script controller dapat digambarkan pada

gambar 31 dan gambar 32.

Gambar 31.Struktur Folder Pengkondisian Controller

Gambar 32. Script Pada Controller Nilai

Berdasarkan gambar 32 dapat dijelaskan bahwa nama kelas tersebut adalah

kelas nilai sebagai ekstensi dari CI_Controller. Nama function ini adalah

nilai_aspek_pengetahuan_keterampilan. Baris 8 merupakan perintah untuk

memanggil methode siswa() pada model m_siswa. Baris 9 merupakan script untuk


(56)

3. Implementasi Antarmuka

a. Implementasi Halaman Isi Deskripsi Kompetensi Dasar

Gambar 34.Implementasi Halaman Isi Deskripsi Kompetensi Dasar

Gambar 34 menampilkan implementasi halaman isi deskripsi kompetensi

dasar. Halaman ini digunakan untuk menginput dan mengupload data deskripsi

utuk menginput data dalam jumlah besar.

b. Implementasi Halaman Kelola Data Nilai Sikap

Gambar 35.Implementasi Halaman Kelola Nilai Sikap

Gambar 35 menampilkan implementasi halaman kelola data nilai sikap.

Halaman ini digunakan untuk menampilkan dan mengubah data nilai sikap dalam


(57)

c. Implementasi Halaman Data Nilai Mapel

Gambar 36. Implementasi Halaman Kelola Nilai Mapel

Gambar 36 menampilkan halaman nilai siswa dalam satu kelas dan mata

pelajaran tertentu dari aspek pengetahuan dan aspek keterampilan. Halaman ini

digunakan untuk mengisi nilai siswa oleh guru mapel yang menjadi tanggung

jawabnya. Guru mengisi nilai sesuai dengan KD yang diujikan. Adapun nilai

akhir, konversi dan deskripsi nilai akan keluar secara otomatis sesuai data KD dan

nilai yang diisi.

d. Implementasi Halaman Cetak Rapor Siswa

Halaman rapor siswa adalah tampilan rapor yang siap dicetak Gambar 37


(58)

Gambar 37. Implementasi Hasil Cetak Rapor Siswa

Selain kelima hasil implementasi antarmuka tersebut, implementasi

antarmuka yang lebih lengkap untuk masing-masing halaman terdapat dalam

lampiran.

4. Implementasi Komponen

Berdasarkan perancangan komponen yang digambarkan menggunakan

diagram komponen pada Gambar 26, maka komponen-komponen dalam sistem

kelola nilai ini adalah komponen client yaitu browser, komponen server yaitu

komponen model-view-controller dan komponen basis data yaitu MySQL

database.

D. Pengujian

1. Pengujian pada Aspek Efficiency

Pengujian pada aspek efficiency dilakukan dengan menggunakan aplikasi

web GTMetrix. Subkarakteristik yang dinilai adalah time behaviour dan resource


(59)

1) Halaman Tampil Isi Kompetensi Dasar

Gambar 39. Performance Report Halaman Tampil Isi KD

Berdasarkan gambar 39, pengujian halaman tampil isi kompetensi dasar

menunjukkan bahwa waktu respon atau page load time halaman adalah 0,9 detik

dengan melakukan total request sebanyak 5 request. Pada saat halaman

dijalankan, resource yang digunakan sebesar 13 KB. Hasil pengujian

menunjukkan persentase sebesar 97% (grade A) menggunakan PageSpeed dan

92%(grade A) menggunakan YSlow.

2) Halaman Kelola Nilai Aspek Pengetahuan dan Aspek Keterampilan

Gambar 40. Performance Report Halaman Kelola Nilai K3 & K4

Berdasarkan gambar 40, pengujian halaman kelola nilai aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan menunjukkan bahwa waktu respon atau page

load time halaman adalah 0,9 detik dengan melakukan total request sebanyak 5


(60)

Hasil pengujian menunjukkan persentase sebesar 97% (grade A) menggunakan

PageSpeed dan 92%(grade A) menggunakan YSlow.

3) Halaman Kelola Nilai Aspek Sikap

Gambar 41. Performance Report Halaman Kelola Nilai K1&2

Berdasarkan gambar 41, pengujian halaman kelola nilai aspek sikap

menunjukkan bahwa waktu respon atau page load time halaman adalah 0,9 detik

dengan melakukan total request sebanyak 5 request. Pada saat halaman

dijalankan, resource yang digunakan sebesar 13 KB. Hasil pengujian

menunjukkan persentase sebesar 97% (grade A) menggunakan PageSpeed dan

92%(grade A) menggunakan YSlow.

Hasil keseluruhan pengujian time behaviour untuk masing-masing

halaman dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Rekapitulasi Hasil Pengujian Time Behaviour

No Halaman yang diuji Skor

(PageSpeed)

Skor (YSlow)

Waktu respon (s)

1 Login A (99%) A (98%) 0,3 s

2 Halaman Home A (92%) A (97%) 0,5 s

3 Halaman Tambah Jurnal Kelas A (92%) A (97%) 0,8 s

4 Halaman Daftar Jurnal Kelas A (92%) A (97%) 0,9 s

5 Halaman Edit Jurnal Kelas A (92%) A (97%) 0,9 s

6 Halaman Detail Jurnal A (92%) A (97%) 0,9 s

7 Halaman Identitas Sekolah A (92%) A (97%) 0,9 s

8 Halaman Tambah Kelas A (92%) A (97%) 1 s

9 Halaman Daftar Wali Kelas A (92%) A (97%) 1 s


(61)

No Halaman yang diuji Skor (PageSpeed) Skor (YSlow) Waktu respon (s)

11 Halaman Daftar Mengajar A (92%) A (97%) 0,9 s

12 Halaman Edit Pengajar A (92%) A (97%) 0,9 s

13 Halaman Kelola Deskripsi KD A (92%) A (97%) 0,9 s

14 Halaman Edit Deskripsi KD A (92%) A (97%) 0,9 s

15 Halaman Upload Deskripsi KD A (92%) A (97%) 0,8 s

16 Halaman Upload Arsip A (92%) A (97%) 0,9 s

17 Halaman Daftar Upload A (92%) A (97%) 1 s

18 Halaman Edit Data Upload A (92%) A (97%) 0,9 s

19 Halaman Tambah Kategori Arsip A (92%) A (97%) 0,9 s

20 Halaman Edit Kategori Arsip A (92%) A (97%) 1

21 Halaman Daftar Guru A (92%) A (97%) 1,1 s

22 Halaman Edit Data Guru A (92%) A (97%) 0,9 s

23 Halaman Tambah Guru A (92%) A (97%) 0,9 s

24 Halaman Daftar Siswa A (92%) A (97%) 0,9 s

25 Halaman Edit Data Siswa A (92%) A (97%) 1 s

26 Halaman Tambah Siswa A (92%) A (97%) 0,9 s

27 Halaman Upload Siswa A (92%) A (97%) 0,9 s

28 Halaman Reset Siswa A (92%) A (97%) 1,1 s

29 Halaman Raport Siswa A (92%) A (97%) 0,9 s

30 Halaman Siswa Kelas A (92%) A (97%) 0,9 s

31 Halaman Edit Nilai Sikap A (92%) A (97%) 0,9 s

32 Halaman Edit Kelola Nilai Mapel A (92%) A (97%) 0,9 s

33 Halaman Tampil Nilai Siswa A (92%) A (97%) 1 s

34 Halaman Ubah Password A (92%) A (97%) 0,9 s

35 Halaman Daftar User A (92%) A (97%) 0,9 s

36 Halaman Edit Data User A (92%) A (97%) 0,9 s

37 Halaman Tambah User A (92%) A (97%) 0,9 s

Dari hasil pengujian time behaviour setiap halaman web menggunakan

PageSpeed Insights melalui Gtmetrik didapat rata-rata waktu respon adalah

Waktu respon rata-rata =

=

=

Pengujian resource utilization setiap halaman web menggunakan Yslow


(62)

Rata-rata =

= =

Pengujian subkarakteristik time behavior dan resource utilization

menunjukan waktu respon rata-rata sistem adalah 0,89 detik dengan skor 92% (A)

menggunakan PageSpeed dan skor 97% (A) menggunakan Yslow melalui Web

Application GTMetrix. Menurut Dhiauddin dkk. (2014:19), waktu respon aplikasi

web yang baik adalah kurang dari atau sama dengan 5 detik. Karena hasil

pengujian menunjukkan waktu respon sebesar 0,89 detik atau kurang dari 5 detik,

maka sistem telah memenuhi aspek efficiency pada subkarakteristik time behavior

dan resource utilization.

2. Pengujian pada Aspek Maintainability

Pengujian pada aspek maintainability dilakukan dengan melakukan uji

operasional pada masing-masing fungsi dalam sistem oleh pengembang. Hasil

dari pengujian ini dijelaskan pada Tabel 33.

Tabel 33. Hasil Pengujian Pada Aspek Maintainability

Aspek Aspek yang dinilai Kriteria lolos

Instrumentation Terdapat peringatan

pada sistem

pengelolaan data

untuk

mengidentifikasi kesalahan.

Dari hasil pengujian, secara

operasional sistem kelola nilai sudah menampilkan pesan kesalahan yang dilakukan oleh pengguna sehinga pengguna dapat mengidentifikasi kesalahan ketika melakukan suatu fungsi.

Consistency Penggunaan satu

bentuk rancangan

tampilan dan bahasa pada seluruh sistem

Secara kesulurahan, setiap halaman sistem kelola nilai menampilkan tampilan yang konsisten dengan tata layout yang identik.

Simplicity Kemudahan dalam

pengelolaan,

Perangkat lunak ini mudah


(1)

181 Ket: Siswa


(2)

182 Ket: Siswa


(3)

183 Ket: Siswa


(4)

184 Ket: Siswa


(5)

185 Lampiran 8. Surat Ijin Penelitian


(6)

186 Lampiran 9. Surat Keterangan Telah Penelitian


Dokumen yang terkait

pengaruh pendekatan saintifik kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan (Kuasi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang)

0 7 197

PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM 2013 BERBASIS LESSON STUDY PADA SISWA SMP Pengembangan Proses Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 Berbasis Lesson Study Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Salatiga Tahun 2015/2016.

0 2 22

PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM 2013 BERBASIS LESSON STUDY PADA SISWA Pengembangan Proses Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 Berbasis Lesson Study Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 1 Salatiga Tahun 2015/2016.

0 6 15

PENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM 2013 BERBASIS LESSON STUDY PADA SISWA SMP Pengembangan Proses Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 Berbasis Lesson Study Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 6 Salatiga Tahun 2015/2016.

0 3 19

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM 2013 BERBASIS LESSON STUDY Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 Berbasis Lesson Study Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga Tahun 2015/2016.

1 4 17

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA KURIKULUM 2013 BERBASIS LESSON STUDY Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013 Berbasis Lesson Study Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Salatiga Tahun 2015/2016.

0 3 16

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB SEBAGAI SISTEM PENGOLAHAN NILAI SISWA DI SMK NEGERI 1 KUDUS.

0 0 19

Pengembangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Sebagai Sistem Pengolahan Nilai Siswa di SMK Negeri 1 Kudus BAB 0

0 0 19

Pengembangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web Sebagai Sistem Pengolahan Nilai Siswa di SMK Negeri 1 Kudus JURNAL

0 7 13

IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR DALAM KURIKULUM 2013 DI SMP (Studi Kasus Penilaian Hasil Belajar Di MTs Negeri Yogyakarta II).

0 0 297