pengaruh pendekatan saintifik kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan (Kuasi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang)

(1)

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK KURIKULUM 2013

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP

INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN

(Kuasi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

HANA HAMDILAH

NIM: 1110016100012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Hana Hamdilah

NIM : 1110016100012

Fakultas/Jurusan : FITK/Pendidikan Biologi

JenisPenelitian : Skripsi

Judul : PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK

KURIKULUM 2013 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN.

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:

1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan.

2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/pengalih formatkan.

3. Mengolah dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya

serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanpa perlu meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta.

4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa

melibatkan pihak perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dari segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 11 Juli 2016 Yang menyatakan


(6)

i

ABSTRAK

Hana Hamdilah, 1110016100012, Pengaruh Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan (Kuasi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang), Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan saintifik kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian yang

digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group

design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 34 siswa untuk kelas eksperimen, 34 siswa untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes soal yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 25 soal dan nontes berupa lembar observasi aktivitas siswa aspek afektif dan psikomotor. Analisis data kedua kelompok

menggunakan uji-t diperoleh thitung 11,78 dan ttabel pada taraf signifikan (α = 0,05)

sebesar 2,00 ( thitung > ttabel ). Hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh

penggunaan pendekatan saintifik kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan.


(7)

ii

ABSTRACT

Hana Hamdilah, 1110016100012, The Influence of Scientific Approach Curriculum 2013 towards Student’s Learning Achievement on Interaction of Organisms and Environment Concept. BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of Natural Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

This research aimed to know the influence of Scientific Approach Curriculum

2013 assignment in Student’s Learning Achievement on Interaction of Organisms and Environment Concept. This research was conducted at MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang in the academic year 2014/2015. The research method was quasi experiment with nonequivalent control group design. Sampling was

taken purposive sampling. The sample of this research were experimental class

which consisted of 34 students and controlled class consisted 34 students. The instruments of this research were an multiple test consisted of 25 question,

student’s observation sheet psychomotor and affective aspect . Data analysis of two groups used t-test, the result obtained that tcount 11,78 dan ttable at α = 0,05)

significance level was 2,00 ( tcount > ttable ). This indicated there was influence of

scientific approach curriculum 2013 toward student’s learning achievement on interaction of organisms and environment concept.

.

Key Words : Curriculum 2013, Scientific Approach, Student’s Learning Achievement.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur senantiasa tercurahkepada Allah SWT atas rahmat, hidayah serta karunia-Nya dan shalawat sertasalam terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW sehingga penulis

dapatmenyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Saintifik

Kurikulum 2013 Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan (Kuasi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang II

Pamulang)”.

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir dalam rangka menyelesaikan studi strata I (SI) untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) yang diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ibu Dr.Yanti Herlanti M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Sujiyo Miranto M. Pd., Dosen Pembimbing I atas arahan, nasehat,

kesabaran serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Ibu Meiry Fadilah Noor, M. Si., Dosen Pembimbing II atas arahan, nasehat,

kesabaran serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, yang telah

membantu memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Suhardi, M.Ag, selaku Kepala Sekolah MTs N Tangerang II Pamulang


(9)

iv

7. Ibu Tri Endah Irianti S.Pd selaku guru mata pelajaran biologi kelas VII yang

telah memberikan bimbingan dan arahan selamaterlaksananya penelitian skripsi.

8. Siswa-siswi kelas VII BP 1 dan VII BP 2 atas kerjasamanya yang dengan

semangat ikut serta dalam penelitian.

9. Bapak Entang Nurdin dan Ibu Engkai Karwati, orang tua penulis yang

senantiasa mencurahkan kasih sayang dan senantiasa mendoakan keberhasilan penulis serta memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

10. Suamiku (Rusdi) yang selalu sabar menemani disaat susah ataupun senang.

11. Anakku (Gibran Mubarok Pranaja) yang memberikan kekuatan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Kakakku Nia Kurniasih, Nandang Solihin, dan Adi Mukhlis yang selalu

memberikan semangat, bantuan dan dukungan baik moril ataupun materil.

13. Seluruh teman-teman Pendidikan Biologi 2010 terimakasih atas dukungan

dan kerjasamanya.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu baik secara langsung

maupun tidak langsung, dari lubuk hati yang paling dalam saya ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Jakarta, Maret 2016


(10)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Teoritis 1. Kurikulum 2013 ... 7

a. Karakteristik kurikulum 2013 ... 7

b. Tujuan kurikulum 2013 ... 8

c. Model atau metode pembelajaran pada kurikulum 2013 ... 8

2. Pendekatan Saintifik ... 9

a. Pengertian pendekatan saintifik ... 9

b. Langkah-langkah pendekatan saintifik ... 9

c. Prinsip-prinsip pendekatan saintifik ... 11

d. Tujuan pembelajarn pendekatan saintifik ... 11

e. Pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 ... 11

3. Pembelajaran Inkuiri ... 12

a. Pengertian pembelajaran inkuiri ... 12


(11)

vi

c. Jenis-jenis inkuiri ... 15

4. Hakekat Hasil Belajar ... 15

a. Pengertian hasil belajar ... 15

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ... 16

5. Konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan ... 20

B. Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian... 27

B. Metode dan Desain Penelitian ... 27

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

D. Teknik Pengambilan Sampel ... 28

E. Variabel Penelitian ... 29

F. Teknik Pengumpulan Data ... 29

G. Instrumen Penelitian ... 30

1. Instrumen proses pembelajaran ... 30

2. Instrumen tes hasil belajar ... 30

H. Kalibrasi Instrumen ... 36

1. Uji Validitas ... 37

2. Uji Reliabilitas ... 38

3. Tingkat Kesukaran ... 39

4. Daya Pembeda ... 39

I. Teknik Analisis Data ... 40

1. Teknik analisis data hasil belajar aspek kognitif ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

1. Perbandingan hasil pretest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 46


(12)

vii

2. Perbandingan hasil posttest siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol ... 47

3. Hasil uji N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 48

4. Hasil observasi siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 48

B. Pengujian Prasyarat Pengambilan Sampel ... 53

1. Normalitas ... 53

2. Homogenitas ... 54

3. Pengujian hipotesis sampel ... 54

C. Pengujian Prasyarat Analisis ... 55

1. Normalitas ... 55

2. Homogenitas ... 56

3. Pengujian hipotesis sampel ... 57

D. Pembahasan ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Cakupan Penilaian Sikap ... 18

Tabel 2.2 Tingkatan Domain Kognitif, Afektif dan Psikomotor ... 19

Tabel 3.1 Desain penelitian ... 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes ... 31

Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar aktifitas siswa (aspek afektif) ... 33

Tabel 3.4 Rubrik penilaian lembar aktivitas siswa aspek afektif (sosial) ... 34

Tabel 3.5 Kisi-kisi lembar aktifitas siswa (aspek psikomotor) ... 35

Tabel 3.6 Rubrik lembar aktivitas siswa (aspek psikomotor) ... 36

Tabel 3.7 Klasifikasi dan Indeks Tingkat Kesukaran... 39

Tabel 3.8 Klasifikasi dan Indeks Daya Pembeda ... 40

Tabel 3.9 Kategori Uji N-Gain ... 43

Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 46

Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 47

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Aspek Afektif (Sosial) Pada Kelas Eksperimen ... 49

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Aspek Afektif (Sosial) Pada Kelas Kontrol ... 50

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Aspek Psikomotor Pada Kelas Eksperimen ... 51

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Aspek Psikomotor Pada Kelas Kontrol... 52

Tabel 4.7 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen ... 53

Tabel 4.8 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol... 53

Tabel 4.9 Data Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… ... 54

Tabel 4.10 Data Uji Hipotesis Pretest Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54

Tabel 4.11 Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen... 55


(14)

ix

Tabel 4.13 Data Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol………. ... 56

Tabel 4.14 Data Uji Hipotesis Posttest sampel Kelas Eksperimen dan


(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Perbandingan Rata-rata Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan


(16)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 63

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 81

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ... 92

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ... 105

Lampiran 5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 112

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa Aspek Afektif (Sosial) Eksperimen ... 133

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa Aspek Afektif (Sosial) Kontrol ... 135

Lampiran 8 Rubrik Penilaian Lembar Aktivitas Siswa Aspek Afektif ... 137

Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa Aspek Psikomotor Eksperimen ... 138

Lampiran 10 Lembar AktivitasSiswa Aspek Psikomotor Kontrol ... 140

Lampiran 11 Rubrik Penilaian Lembar Aktivitas Siswa Aspek Psikomotor .... 142

Lampiran 12 Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Validitas ... 143

Lampiran 13 Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ... 154

Lampiran 14 Nilai Pretest da Posttest Kelas Kontrol ... 155

Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Data Pretest dan Posttest ... 156

Lampiran 16 Perhitungan Normalitas Kelas Eksperimen ... 164

Lampiran 17 Perhitungan Normalitas Kelas Kontrol... 167

Lampiran 18 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest ... 169

Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ... 170

Lampiran 20 Perhitungan Uji Hipotesis Pretest ... 171

Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ... 172

Lampiran 22 Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 173


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses dalam pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa, hal ini dapat mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Dalam pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang keterkaitan materi yang

dipelajari dengan alam sekitar.1

Hakikat belajar IPA tidak cukup jika hanya mengingat dan memahami konsep yang telah ditemukan oleh ilmuwan. Hal tersebut sesuai dengan kurikulum 2013 yang menuntut siswa aktif dalam proses belajar. Menurut Undang- Undang Sistem Pendidikan Pasal 20 ayat 1 tahun 2003 menuntut bahwa dalam proses belajar mengajar mampu mewujudkan suasana belajar yang aktif dan mampu mengembangkan keterampilan siswa.

Pada kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik karena peserta didik adalah subjek yang memilki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,

mengonstruksi, dan menggunakan pengetahuan.2 Dalam pelaksanaan

pembelajaran guru di kelas tidak sekedar menyampaikan informasi demi pencapaian tujuan pembelajaran, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar siswa, Guru harus berupaya agar kegiatan di kelas dapat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengalaman siswa. Peranan guru tidak hanya terbatas

sebagai pengajar (transfer of knowledge), tetapi juga sebagai pembimbing ,

pelatih, pengembang dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah

1

Zulfiani.Strategi Pembelajaran Sains, ( Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), hal 46-47

2

Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : Rosda. 2014), h. 57


(18)

diciptakan.3 Oleh karena itu guru harus mampu menemukan metode dan teknik yang dapat mendukung peranannya tersebut, supaya kegiatan belajar mengajar dapat diselenggarakan dengan efektif dan efisien. Apabila seorang guru melakukan pembelajaran dengan efektif dan efisien maka hal ini akan berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Guru dalam proses pembelajaran harus mampu menemukan metode dan teknik yang sesuai dengan tuntutan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada di dalam kurikulum. Sebelum mengajar seorang guru harus melakukan analisis mata pelajaran yaitu satu bagian dari rencana kegiatan pembelajaran yang

berkaitan erat dengan materi pelajaran dan penyajiannya.4 Oleh karena itu seorang

guru sebelum mengajar harus melakukan analisis materi pelajaran sehingga guru dapat dengan mudah menentukan metode dan teknik yang sesuai dengan materi ajar.

Berdasarkan hasil observasi di MTs Negeri Tangerang 2 pamulang didapat data bahwa sebesar 60% siswa kelas VIIA memperoleh hasil belajar yang rendah pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Adapun rendahnya hasil belajar tersebut diduga karena metode dan teknik pembelajaran yang dipakai

dalam proses pembelajaran kurang sesuai dengan materi ajar.5

Berdasarkan uraian diatas menunjukan bahwa perlunya kesesuaian antara teori pembelajaran biologi dengan praktik pengajaran yang dilakukan sehingga tidak menimbulkan persoalan dalam meningkatkan hasil belajar, baik yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor.

Persoalan peningkatan hasil belajar dapat diatasi dengan pengguanaan pendekatan pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparno dalam Johari Marjan, agar hasil belajar tercapai secara optimal, perlu dikembangkan suatu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan perubahan paradigma dari mengajarkan siswa menjadi membelajarkan siswa, serta menekankan pada proses

3

M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 (Kunci sukses implementasi kurikulum 2013), (Bogor, Ghalia Indonesia, 2014), h. 19

4

,Zulfiani, op. cit hal. 27

5


(19)

belajar siswa.6 Pendekatan pembelajaran yang sesuai tersebut adalah pendekatan saintifik kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan pembelajaran pendekatan saintifik kurikulum 2013 memberikan pengalaman keterlibatan langsung siswa dalam menggali dan menemukan konsep berdasarkan fakta yang mereka temukan.

Model kurikulum 2013 memberikan keleluasaan kepada sekolah dan guru untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum tersebut sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah, guru bebas melakukan proses pembelajaran sesuai dengan keadaan situasi sekolah dan keadaan peserta didik. Pada kurikulum 2013 ini siswa dapat lebih aktif mengembangkan pengetahuannya. Hal ini sesuai

dengan Husamah, “Perubahan kurikulum memilki tujuan untuk meningkatkan

rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif pada kurikulum baru, siswa bukan lagi menjadi obyek tapi justru menjadi subyek dengan ikut

mengembangkan tema yang ada”.7

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Menurut

Kemendikbud yaitu “Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifk atau

ilmiah”.8 Kurikulum 2013 menyatakannya bahwa dalam pembelajaran dengan

pendekatan saintifik diartikan sebagai proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.9 Tahapan –

6

Johari Marjan, “Pengaruh Pembelajaran Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu'amilat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok timur Nusa Tenggara Barat”, Journal of University Ganesha.,Vol. 4, 2014. hal 1-1

7

Husamah .Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2013), h. 4

8

Imas Kurinasih, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, (Surabaya : Kata Pena 2014), h 141

9

M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 (Kunci sukses implementasi kurikulum 2013), (Bogor, Ghalia Indonesia, 2014), h. 34


(20)

tahapan tersebut merupakan tahapan dari pendekatan saintifik dimana dalam proses pembelajaran harus menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non-ilmiah.

Pada penelitian ini tahapan pendekatan saintifik yang digunakan dalam pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan.10 Pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan

saintifik kurikulum 2013 membutuhkan model pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya pendekatan saintifik kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan tahapan pendekatan saintifik terlalu luas. Model pembelajaran

tersebut adalah model pembelajaran inkuiri. Langkah-langkah model

pembelajaran inkuiri tersebut menurut Wina Sanjaya “orientasi, merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, mengenali hipotesis dan

merumuskan masalah”.11

Model pembelajaran inkuiri mendukung terlaksananya pendekatan saintifik. Hal ini sesuai dengan pernyataan Abdul Majid dan Chaerul Rohman penguatan pendekatan saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penelitian

(pembelajaran inkuiri).12 Selain itu langkah-langkah pembelajaran inkuiri sesuai

dengan tahapan pada pendekatan saintifik. Dilihat dari definisi pembelajaran inkuiri yaitu kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.13

Pada proses pembelajaran dengan pendekatan saintifik kurikulum 2013 harus diiringi dengan metode yang tepat. hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan ranah tujuan belajar berdasarkan kurikulum 2013 yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), keterampilan (psikomotor). Metode pada

10

Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : Rosda. 2014), h. 4

11

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta: Kencana, 2008), h. 199-203

12

Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : Rosda. 2014), h. 2

13


(21)

pendekatan saintifik ini menggunakan metode praktikum atau eksperimen, Pada metode praktikum ini siswa dapat menentukan topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum, mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil praktikum sebelumnya, melakukan dan mengamati percobaan, mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data, menarik simpulan atas hasil percobaan, membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. Sehingga dengan metode ini siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian di atas timbul rasa ingin tahu dalam diri penulis untuk meneliti “Apakah Penggunaan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Interaksi Makhluk

Hidup Dengan Lingkungan ?”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pernyataan pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu :

1. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak menggunakan

pendekatan saintifik kurikulum 2013 mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

2. Kurikulum 2013 pada pelaksanaannya menuntut menggunakan pendekatan

pembelajaran.

3. Memilih model pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya

pendekatana saintifik kurikulum 2013.

4. Membutuhkan metode yang dapat membuat siswa berpikir ilmiah sesuai

kurikulum 2013.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penelitian dibatasi pada:


(22)

1. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik kurikulum 2013

pada tahap observing (mengamati), questioning (menanya), associating

(menalar), experimenting (mencoba), comunicate (mengkomunikasikan)

dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing.

2. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif dan data observasi. Ranah

kognitif diukur dengan menggunakan tes hasil belajar biologi di sekolah MTs Negeri Tangerang 2 pamulang kelas VII sedangkan pada data observasi menggunakan lembar observasi aktifitas siswa.

3. Penelitian dilakukan pada konsep interaksi makhluk hidup dengan

lingkungan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, untuk merumuskan permasalahannya,

yaitu “Apakah pendekatan saintifik kurikulum 2013 dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini diantaranya:

1. Bagi siswa dapat memberikan motivasi siswa, melatih keterampilan siswa,

mengembangkan kemampuan berpikir siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi guru, dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran dalam proses

belajar mengajar.

3. Bagi peneliti, menambah wawasan dan pengalaman, serta membantu

menyumbangkan dalam memecahkan masalah pembelajaran biologi.

4. Bagi pembaca, memberikan informasi tentang pengaruh pendekatan

saintifik kurikulum 2013 terhadap hasil belajar siswa pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan.


(23)

7 BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Kajian Teoritis 1. Kurikulum 2013

a. Karakteristik Kurikulum 2013

Dalam kurikulum 2013 terdapat istilah kompetensi inti yang merupakan terjemahan atau operasional SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi ini harus menggambarkan kualitas

yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.1

Selain itu di dalam kurikulum 2013 terdapat dua proses pembelajaran, yaitu pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Pembelajaran langsung peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berfikir, dan psikomotor dengan cara berinteraksi langsung dengan sumber belajar yang telah dirancang didalam RPP dan silabus. Di dalam pembelajaran langsung peserta didik

melakukan kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran langsung menghasilkan pengetahuan dan keterampilan yang langsung. Sedangkan proses pembelajaran tidak langsung merupakan proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung dan tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Kedua proses pembelajaran tersebut terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkaitan dengan KD yang dikembangkan dari KI 3 dan KI 4. Keduanya dikembangkan secara bersamaan pada proses pembelajaran dan

1

Abdul Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Rosdakarya, 2014), h. 22


(24)

menjadi wahana untuk mengembnagkan KD pada KI 2. Pada proses pembelajaran

tidak langsung berkaitan dengan KD yang dikembangkan dari KI 1 dan KI 2.2

b. Tujuan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum 2013 bertujuan untuk meningkatkan pencapaian pendidikan yang dilakukan dengan dua strategi utama yaitu peningkatan efektivitas pembelajaran pada satuan pendidikan dan penambahan waktu pembelajaran di sekolah.Efektivitas pembelajaran dicapai melalui tiga tahapan

yaitu efektifitas interaksi, efektifitas pemahaman, dan efektifitas penyerapan.3

1) Efektivitas interaksi : Hal ini akan tercipta dengan adanya harmonisasi iklim

akademik dan budaya sekolah.

2) Eketivitas pemahaman : Hal ini dapat dicapai apabila pembelajaran yang

mengedepankan pengalaman personal siswa melalui observasi, asosiasi, bertanya, menyimpulkan dan mengomunikasikan.

3) Efektivitas penyerapan : Hal ini dapat tercipta ketika adanya kesinambungan

pembelajaran secara horizontal dan vertikal.

c. Model atau Metode Pembelajaran Pada Kurikulum 2013

Ada beberapa model atau metode pembelajaran pada kurikulum 2013 yang dapat membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, antara lain seperti

berikut:4

1) Metode pembelajaran kolaborasi : strategi yang menempatkan peserta didik

dalam kelompok kecil dan memberinya tugas sehingga mereka saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok.

2) Metode pembelajaran individual : metode yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik secara mandiri sesuai dengan kebutuhannya.

3) Metode teman sebaya : peserta didik mengajarkan kepada peserta didik lain.

2

Ibid.,h. 58-59

3

Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 116

4

Imas Kurinasih, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan, (Surabaya : Kata Pena 2014), h. 43-45.


(25)

4) Model pembelajaran sikap : membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai dan sikap-sikapnya.

5) Metode pembelajaran bermain : permainan (game) sangat berguna untuk

membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan.

6) Metode pembelajaran kelompok : pembelajaran ini hemat waktu dan efektif.

7) Metode pembelajaran mandiri : peserta didik belajar atas dasar kemauan

sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan.

8) Model pembelajaran multimodel : dengan penggunaan model ini

dimaksudkan akan mendapatkan hasil optimal dibandingkan dengan hanya satu model.

2. Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 a. Pengertian pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik diartikan sebagai proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, menarik kesimpulan dan

mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.5

b. Langkah-langkah pendekatan saintifik

Berdasarkan ketetapan Kemendikbud yakni memberikan konsepsi

tersendiri bahwa pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran

didalamnya mencakup komponen mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Langkah-langkah pendekatan saintifik

diantaranya :6

1) Mengamati (Observing): Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan

proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan

tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentu saja kegiatan mengamati

5

M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 (Kunci sukses implementasi kurikulum 2013), (Bogor, Ghalia Indonesia, 2014), h. 34

6


(26)

dalam rangka pembelajaran ini biasanya memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang, biaya dan tenaga relatif banyak, dan jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.

2) Menanya (Questioning): Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta

didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik.Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

3) Mencoba (Experimenting): Aplikasi metode eksperimen atau mencoba

dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3)mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;(6) menarik simpulan atas hasil percobaan; dan (7)membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan.

4) Menalar (Associating): Istilah “menalar” dalam kerangka proses

pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

5) Mengkomunikasikan: Sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi


(27)

c. Prinsip – prinsip Pendekatan Saintifik

Prinsip - prinsip pendekatan saintifik diantaranya :7

1) Pembelajaran berpusat pada siswa.

2) Pembelajaran membentuk students self concept

3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme

4) Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, hukum dan prinsip.

5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa.

6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa.

7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam

berkomunikasi.

8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikontruksi

siswa dalam struktur kognitifnya.

d. Tujuan Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Tujuan pembelajaran dalam pendekatan saintifik yaitu:8

1) Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa.

2) Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah

secara sistematik.

3) Terciptanya kondisi pembelajaran di mana siswa merasa bahwa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan.

4) Diperolehnya hasil belajar tinggi

5) Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide- ide

6) Untuk mengembangkan karakter siswa.

e. Pendekatan Saintifik Merupakan Pendekatan Pembelajaran Pada Kurikulum 2013

Perubahan kurikulum memiki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa untuk aktif. Pada kurikulum baru, siswa bukan lagi

7

Hosnan, op. cit., h. 37.

8


(28)

menjadi obyek tapi justru menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema

yang ada.9

Dalam materi pedoman implementasi kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kemendikbud dijelaskan bahwa kegiatan pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Hal ini dikarenakan pada proses pembelajaran siswa menggali informasi dengan

diawali mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasikan dan

mengkomunikasikan. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat non-ilmiah.

Kegiatan pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karena itu, kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran.10 Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan

dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih

mengedepankan penalaran induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran

deduktif (deductive reasoning).11

Maka dari penjelasan pendekatan saintifik diatas membuktikan bahwa pendekatan saintifik diajukan dalam pembelajaran kurikulum 2013 karena pada proses pembelajarannya menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah.

3. Pembelajaran inkuiri terbimbing

a. Pengertian Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia, atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

9

Husamah.Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, (Jakarta : Prestasi Pustakarya, 2013), h. 4

10

Majid & Chaerul Rochman, Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung : Rosda. 2014), h. 73

11


(29)

Pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal

dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.12

Sedangkan inkuri terbimbing adalah pembelajaran inkuiri yang tahapannya mengacu pada tindakan utama guru ialah mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah.

b. Langkah-langkah Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing

Langkah pelaksanaan pembelajaran inkuiri menurut Wina Sanjaya secara

umum dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:13

1) Orientasi: Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau

iklim pembelajaran responsive. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran ekspositori sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa siap menerima pelajaran. Keberhasilan strategi pembelajaran inkuiri ini sangat bergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam memecahkan masalah.

2) Merumuskan masalah: Merumuskan masalah merupakan langkah membawa

siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persolaan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.Dikatakan teka-teki karena masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepa. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi pembelajaran inkuiri, oleh sebab itu siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

12

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta : Kencana, 2008), h. 196

13


(30)

3) Merumuskan hipotesis: Hipotesis adalah jawaban yang sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenaranny.Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimilki oleh setiap individu sejak lahir.Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari suatu permasalahan. Manakala individu bias mebuktikan tebakannya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh karena itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu harus dibina.

4) Mengumpulkan data: Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring

informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang sangat dalam belajar, akan tetapi juga memerlukan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

5) Mengenali hipotesis: Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang telah diperoleh berdasrkan pengumpulan data.Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Disamping itu,menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

6) Merumuskan kesimpulan: Merumuskan kesimpulan adalah proses

mendeskripsikan temuannya yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses pembelajaran. Dan untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Teori belajar yang mendasari pembelajaran inkuiri adalah teori belajar konstruktivistik.Teori belajar yang dikembangkan oleh Piaget. Menurut Piaget,


(31)

pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara terus-menerus diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dengan demikian, tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi itu.

Starategi pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan

pembelajaran yang berorientasi kepada siswa (student centered approach).

Dikatakan demikian, sebab dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.

c. Jenis – jenis Inkuiri

Adapun menurut Standard For Science Teacher Preparation dalam Zulfiani,

jenis-jenis inkuiri terbagi tiga, yaitu:14

1) Struktur inkuiri : Guru mengidentifikasi permasalahan dan proses, sementara

siswa mengidentifikasi alternatif hasil.

2) Inkuiri termbimbing : Inkuiri ini mengacu pada tindakan utama guru ialah

mengajukan permasalahan, siswa menentukan proses dan penyelesaian masalah.

3) Inkuiri terbuka : Guru memaparkan konteks penyelesaian masalah kemudian

siswa mengidentifikasi dan meyelesaikan masalah.

4. Hakekat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar, perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar, pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek

kognitif, afektif maupun psikomotor.15

14

Zulfiani.Startegi Pembelajaran Sains, ( Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), hal 121-122

15


(32)

Gagne dalam Nana Sudjana membagi membagi lima kategori hasil belajar, yakni : informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan

keterampilan motoris.16 Untuk melihat perubahan perilaku maka dilakukan

penilaian belajar berdasarkan tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk ranah afektf dan psikomotor bias dilakukan dalam bentuk nontes,misalnya dengan mengadakan observasi, wawancara, jawaban terinci, lembar pendapat, dan lain sebagainya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Ngalim Purwanto, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh 2 faktor dari

dalam dan dari luar.17 Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi dari dalam

terdiri dari :

1) Faktor Biologis (Jasmaniyah): Faktor biologis meliputi segala hal yang

berhubungan dengan keadaan fisik atau jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis diantaranya adalah kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik. Kedua kondisi tersebut sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.

2) Faktor Psikologis (Rohaniyah): Faktor psikologis yang mempengaruhi

keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Sikap mental yang positif dalam proses belajar di antaranya meliputi, tidak mudah putus asa atau frustasi dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan, tidak terpengaruh untuk lebih mementingkan kesenangan dari pada belajar, mempunyai inisiatif sendiri dalam belajar, berani bertanya, dan selalu percaya diri sendiri.

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi dari luar terdiri dari :

1) Faktor lingkungan keluarga: Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini

merupakan lingkungan pertama dan utama dalam mencapai keberhasilan

16

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses BelajarMengajar, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 22

17

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, ( Bandung : PT Remaja Rosda karya, 2010), h 106-107


(33)

belajar seseorang diantaranyaialah adanya hubungan harmonis di antara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya perhatian yang besar dari orang tua terhadap proses belajar dan pendidikan anak-anaknya.

2) Faktor lingkungan sekolah: Satu hal paling mutlak harus ada di sekolah untuk

menunjang keberhasilan belajar adalah dengan adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten serta menyeluruh, dari pimpinan sekolah, para guru, para siswa, sampai karyawan sekolah lainnya. Dengan cara inilah proses pembelajaran akan berjalan dengan baik. Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi belajar antara lain adalah adanya guru yang professional dalam jumlah yang cukup memadai, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang memenuhi persyaratan untuk berlangsungnya proses pembelajaran, adanya teman yang baik, adanya keharmonisan hubungan diantara personil-personil sekolah.

3) Faktor lingkungan masyarakat: Lingkungan masyarakat yang dapat

menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah adanya lembaga-lembaga non-formal yang menyediakan kursus-kursus tambahan, sanggar majlis taklim, organisasi kemasyarakatan yang positif.

4) Faktor waktu: Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar

seseorang, tergantung bagaimana seseorang dapat mengatur waktu sebaik mungkin.

Indikator hasil belajar adalah target pencapaian kompetensi secara

operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi.18 Untuk melihat

penguasaan materi terdapat tiga aspek, yaitu: penguasaan materi akademik (kognitif), hasil belajar yang bersifat proses normatif (afektif), dan aplikatif produk (psikomotor). Aspek kognitif meliputi, kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari. Aspek afektif meliputi, pemilikan minat, sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar mengajar. Sedangkan

18

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 13-14


(34)

aspek psikomotor meliputi, kemampuan yang berupa keterampilan fisik (motorik) atau keterampilan manipulatif.

Penilaian hasil belajar yang berupa penguasaan materi bertujuan untuk

mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives)

berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Menurut taksonomi Bloom kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif

memilki enam jenjang kemampuan, yaitu hafalan (ingatan) (C1), pemahaman (C2),

penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).19

Adapun hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Cirri-ciri dari hasil belajar tersebut dapat dilihat dari berbagai tingkah laku siswa, misalkan perhatian terhadap mata pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan lain-lain. Ranah afektif menurut menurut Krathwohl, dkk dibagi

menjadi lima jenjang, yaitu perhatian atau penerimaan (receiving), tanggapan

(responding), penilaian atau penghargaan (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization by a value or value complex). 20

Dalam kurikulum 2013 penilaian kompetensi sikap terbagi menjadi dua aspek yaitu aspek spiritual dan sosial, cakupan-cakupan dalam penilaian sikap

diantaranya 21

Tabel 2.1 Cakupan Penilaian Sikap

1. Penilaian sikap spiritual Menghargai dan menghayati ajaran

agama yang dianut

2. Penilaian sikap soaial

1. Jujur

2. Disiplin

3. Tanggung jawab

4. Toleransi

5. Gotong royong

6. Santun

7. Percaya diri

19

Ibid., h. 14-15

20

Ibid., h. 19-20

21


(35)

Hasil belajar psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah psikomotor dibagi menjadi tujuh tingkatan, yaitu persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan

terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex over response), penyesuaian

pola gerakan (adaptation), dan kreatifitas atau keaslian (creativity/origination).22

Berdasarkan uraian tersebut hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Tingkatan Domain Kognitif, Afektif, dan Psikomotor

Jenis Hasil Belajar Deskripsi kompetensi

Kognitif

1. Hafalan (C1)

2. Pemahaman (C2)

3. Penerapan (C3)

4. Analisis (C4)

5. Sintesis (C5)

6. Evaluasi (C6)

Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan.

Hubungan antar faktor, antar konsep, antar data, sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan.

Menggunakan bagian-bagian dari suatu masalah penyelesaian atau gagasan, menunjukkan hubungan antar bagian.

Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah, penyelesaian atau gagasan, menunjukan hubungan antar bagian.

Menggabungkan berbagai informasi menjadi satu

kumpulan atau konsep, meramu/merangkai

berbagai gagasan menjadi sesuatu yang baru.

Mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk, bermanfaat-tidak bermanfaat.

22


(36)

Afektif 1. receiving

2. responding

3. valuing 4. organization

5. characterization by a value or value complex.

Penerimaan secara pasif terhadap suatu nilai dan keyakinan.

Keinginan dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat.

Pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai tertentu. Konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai.

Mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi karakter pribadi.

Psikomotor

1. persepsi

2. kesiapan

3. gerakan terbimbing

4. gerakan terbiasa

5. gerakan kompleks

6. penyesuaian pola

gerakan

7. kreatifitas atau

keaslian

Mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan, meyeleksi obyek.

Mampu berkonsentrasi, meyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental.

Mampu meniru contoh, mencoba-coba,

pengembangan respon baru.

Berpegang pada pola, respon baru muncul dengan sendirinya.

Sangat terampil secara lancer, luwes, supel, gesit, lincah.

Mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemecahan masalah.

Mampu menciptakan yang baru, berinisiatif.

5. Konsep Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan

Salah satu konsep biologi di SMP kelas VII adalah interaksi makhluk hidup dengan lingkungan. Materi sesuai dengan Kurikulum 2013 dengan kompetensi initi yaitu:


(37)

a. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

b. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

c. Memahami pengetahuan (faktual, koneptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmupengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

d. Mencoba, mengolah dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Sedangkan kompetensi dasar pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan adalah:

a. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik

dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan seta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya.

b. Menunjukan prilaku ilmiah (memilki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,

cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka kritis, kreatif, inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

c. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai

wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan.

d. Mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dan lingkungannya.

e. Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.

f. Mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan


(38)

g. Menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.

h. Menyajikan data dan informasi tentang pemanasan global dan memberikan

usulan tentang penanggulangan masalah.

Pada buku paket kelas VIISMP/MTs Ilmu Pengetahuan Alam Kemendikbud, konsepnya terdiri dari 6 sub bab yaitu lingkungan, ekosistem, saling ketergantungan, pola interaksi, pencemaran lingkungan, pemanasan global. Pada buku ini menjelaskan tentang komponen biotik dan abiotik pada ekosistem, pola interaksi makhluk hidup, macam-macam pencemaran lingkungan dan pemanasan global. Pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sebagian besar materi bersifat konkret yaitu berkaitan dengan komponen biotik dan abiotik pada ekosistem yang ada di lingkungan sekitar, interkasi dalam eksosistem membentuk sebuah pola diantaranya rantai makanan, jaring-jaring makanan dan simbiosis, macam-macam pencemaran lingkungan yaitu pencemaran air, udara dan tanah selain itu ada juga penyebab, dampak dan pencegahan pemanasan global.

Pada penelitian ini penulis menggunakan bahan bacaan yang diambil dari buku paket dan referensi lain yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. Dalam bahan bacaan siswa dibagi menjadi 5 sub konsep yaitu pengertian lingkungan, interaksi dalam ekosistem membentuk suatu pola, pola interaksi manusia mempengaruhi ekosistem, pencemaran lingkungan dan pemanasan global.

Dalam konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan berupa konsep-konsep, definisi, kaidah-kaidah dan pengetahuan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

B. Penelitian yang Relevan

Sebelum dilakukan penelitian tentunya peneliti mencari terlebih dahulu penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai pendekatan pembelajaran saintifik, agar penelitian yang akan dilakukan memilki dasar pemikiran yang cukup kuat. Dengan pertimbangan diatas maka peneliti menuliskan berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya antara lain:


(39)

Penelitian Johari Marjan dalam "Pengaruh Pembelajaran Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu'amilat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok timur Nusa Tenggara Barat" hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar biologi dan keterampilan proses sains antara siswa yang mengikuti pembelajaran berpendekatan saintifik dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pendekatan

saintifik lebih baik dari pada model pembelajaran langsung.23

Penelitian A, Machin " Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan" pada penelitian ini menghasilkan RPP berbasis pendekatan saintifik dan penananman karakter. Penerapan pendekatan ini berpengaruh positif terhadap hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik serta telah mencapai ketuntasan klasikal yang

ditetapkan.24

Penelitian M,F Atsnan dan Rahmita Yuliana Gazali dalam “Penerapan

Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan)” hasil dari penelitian ini adalah pada pendekatan saintifik menjadi keniscayaan dalam kurikulum 2013 dengan langkah-langkahnya yaitu observing, questioning, associating, experimenting, dan networking. Dalam pembelajaran matematika siswa harus berkegiatan, maka dengan adanya pembuatan bahan ajar dengan pendekatan saintifik ini siswa diharapkan terhindar

dari miskonsepsi dalam belajar matematika.25

Penelitian Resti Fauziah, Ade Gafar Abdullah dan Dadang Lukman Hakim, dalam “ Pembelajaran Saintifik Elektronik Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah”. Hasil penelitian ini adalah pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran bercirikan pembelajaran saintifik, mengadopsi

23

Johari Marjan, “Pengaruh Pembelajaran Saintifik Terhadap Hasil Belajar Biologi dan Keterampilan Proses Sains Siswa MA Mu'amilat NW Pancor Selong Kabupaten Lombok timur Nusa Tenggara Barat”, Journal of University Ganesha.,Vol. 4 2014. 1- 12.

24

A, Machin, “Implementasi Pendekatan Saintifik, Penanaman Karakter dan Konservasi Pada Pembelajaran Materi Pertumbuhan”, 2014. h 28-35

25

M,F Atsnan dan Rahmita Yuliana Gazali, “Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (Pecahan)”, 2013. h. 1-8


(40)

pendekatan problem based learning. Penelitian ini mengahasilkan RPP berbasis pendekatan saintifik melalui model problem based learning, dan mendapat tanggapan positif dari guru dan peserta didik, sehingga berdampak positif

terhadap peningkatan hard dan soft skill peserta didik.26

Penelitian Paidi “Peningkatan Scientific Skill Siswa Melalui Implementasi

Metode Guide Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman”Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa pemberian bimbingan siswa melakukan proses sains menggunakan panduan tertulis dan panduan lisanguru, serta bimbingan selama proses pembuatan rancangan percobaan serta pelaksanaannya, mampu meningkatkan scientific skill para siswa. Peningkatan jumlah siswa yang mampu membuat rancangan percobaan dari 12,5% menjadi 50%, peningkatan jumlah siswa yang mampu melakukan percobaan dan melaporkan hasilnya, dari 50%

menjadi 75%.27

Penelitian Xiaowei, Janne E Coffey, Dan Levin, Dan David Hammer “The Scientific Methode and Scientific Inquiry : Tension as in Teaching and Learning” hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa metode ilmiah merupakan inti dari penyelidikan ilmiah, dilihat dari aktivitas pembelajarannya dan analisis yang dilakukan bahwa pembelajaran metode ilmiah tidak mendukung otentik penyelidikan ilmiah. Guru memfokuskan siswa pada materi yang akan dipelajari agar tidak meluas dari hasil penyelidikan. Selain itu membahas bagaimana mengajar dan belajar dari metode ilmiah yang sesuai dengan sistem pendidikan saat ini.28

26

Resti Fauziah, Ade Gafar Abdullah dan Dadang Lukman Hakim, “Pembelajaran Saintiik Elektronik Dasar Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah”, 2013, h. 1-14

27

Paidi, “Peningkatan Scientific kill Siswa Melalui Implementasi Metode Guide Inquiry Pada Pembelajaran Biologi di SMAN 1 Sleman”, 2007, 1-24

28

Xiaowei, Janne E Coffey, “The Scientific Methode and Scientific Inquiry : Tension as in Teaching and Learning”, 2005, 1- 8.


(41)

C. Kerangka Berpikir

Biologi merupakan kelompok mata pelajaran pada ilmu pengetahuan alam. Pelajaran tersebut merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara sistematis, dalam proses pembelajaran biologi siswa tidak hanya diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-konsep maupun prinsip-prinsip saja melainkan siswa mampu mengkonstruk pengetahuan secara mandiri, sehingga dalam mengembangkan pembelajaran biologi di kelas hendaknya ada keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran karena dalam proses pembelajaran siswa dilatih mampu menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.

Dalam proses pembelajaran perlu adanya kesesuaian antara teori pembelajaran biologi dengan praktik pengajaran yang dilakukan sehingga tidak menimbulkan persoalan dalam meningkatkan hasil belajar baik yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotor. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik). Pendekatan saintifik kurikulum 2013 memberikan pengalaman langsung siswa dalam menggali dan menemukan konsep berdasarkan fakta yang mereka temukan. Pada pelaksanaannya pendekatan saintifik kurikulum 2013 ini mengikuti langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing dan menggunakan metode praktikum.

Pendekatan saintifik kurikulum 2013 merupakan metode yang tepat bagi pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan langkah-langkah pada pendekatan

saintifik yaitu observing (mengamati), questioning (menanya), eksperimenting

(mencoba) associating (menalar), dan communicate (mengkomunikasikan).

Namun pada pelaksanaannya pembelajaran pendekatan saintifik membutuhkan model pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya pendekatan saintifik kurikulum 2013. Hal ini dikarenakan tahapan pendekatan saintifik terlalu luas. Model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran inkuiri. Model inkuiri adalah model pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk menyelidiki sesuatu (materi pembelajaran). Dengan


(42)

demikian diharapkan pendekatan saintifik kurikulum 2013 dengan model inkuiri terbimbing diduga mampu memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teoritis dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut “Terdapat Pengaruh Penggunaan

Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan ”.


(43)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang yang

beralamatkan di Jl. Pajajaran No. 31 Pamulang – Kota Tangerang Selatan.

Adapun waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Maret sampai Mei 2015 semester genap tahun ajaran 2014/2015.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode quasi eksperiment, desain ini mempunyai kelompok-kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruh pelaksanaan eksperimen.1

Pemilihan metode penelitian ini dikarenakan kelas yang dijadikan objek penelitian tidak memungkinkan pengontrolan secara ketat. Jadi, penelitian harus dilakukan secara kondisional dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian.

Desain penelitian ini menggunakan the nonequivalent control group design.2

Desain ini menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang diberikan perlakuan pendekatan saintifik kurikulum 2013 dan kelas kontrol yang diberikan perlakuan dengan pendekatan ekspositori. Dua kelas dianggap sama dalam semua aspek yang relevan dan perbedaan hanya terdapat dalam perlakuan. Desain penelitian dapat digambarkan pada tabel berikut:

1

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 114

2


(44)

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pre-test

Perlakuan

(Treatment) Post-test

E O1 X O2

K O1 - O2

Keterangan :

E = Kelas eksperimen

K = Kelas kontrol

O1 = Tes awal atau pretest yang sama pada kedua kelompok

O2 = Tes akhir atau posttest yang sama pada kedua kelompok

X = Pemberian perlakuan:

= Kelas eksperimen (Pendekatan saintifik kurikulum 2013) = Kelas kontrol (Pendekatan ekspositori)

C. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang dan populasi target adalah siswa kelas VIIA dan VIIB tahun ajaran 2014/2015. Kemudian untuk pengambilan sampel dalam menentukan kelas yang digunakan untuk dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan teknik random sampling (sampel acak), karena populasi dianggap mempunyai kesempatan yang sama dan karakteristik yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini diambil adalah dua kelas dari 6 kelas yang ada, yaitu diperoleh kelas VIIA berjumlah 34 siswa sebagai kelas eksperimen dan VIIB berjumlah 34 siswa sebagai kelas kontrol.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling,


(45)

didasarkan strata, random atau daerah, tetapi didasarkan atas adanya tujuan

tertentu.3

Sebagian dari jumlah populasi yang dipilih untuk sumber data disebut sampel atau cuplikan. Syarat yang harus dipenuhi diantaranya bahwa sampel harus diambil dari bagian populasi. Yang dapat diambil sebagai sampel dalam hal ini adalah populasi akses, yaitu jumlah anggota kelompok yang dapat di temui di lapangan dan bukan populasi target.

E. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel independent (Variabel bebas) adalah pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik kurikulum 2013, disimbolkan X.

2. Variabel Dependent (Variabel terikat) adalah hasil belajar siswa, disimbolkan

Y.

F. Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan penelitian ini diperoleh data berupa skor hasil belajar biologi siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar biologi pada konsep interaksi makhluk hidup dengan lingkungan dan lembar observasi aspek sikap dan psikomotor. Adapun urutan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut:

1. Dilakukan observasi untuk menentukan kelas-kelas yang akan dijadikan

kelompok subjek penelitian serta menentukan kelas-kelas eksperimen yaitu yang akan diberi perlakuan dengan menggunakan pendekatan saintifik kurikulum 2013.

2. Diberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep interaksi makhluk

hidup dengan lingkungan di dua kelas , yaitu kelas eksperimen dan kontrol.

3. Diberikan treatment (perlakuan) kepada kelas yang dijadikan subjek

penelitian pada pembahasan interaksi makhluk hidup dengan lingkungan,

3

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h. 139.


(46)

dengan perlakuan menggunakan pendekatan saintifik kurikulum 2013 pada kegiatan praktikum siswa.

4. Dilakukan observasi terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

menggunakan lembar observasi untuk mengetahui aktivitas pembelajaran yang berlangsung (aspek sikap dan aspek psikomotor).

5. Diberikan tes kemampuan akhir (posttest) tentang interaksi makhluk hidup

dengan lingkungan di kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan soal-soal yang sama.

6. Dinilai hasil tes dan lembar observasi yang diperoleh dari kedua kelompok

perlakuan, yaitu: kelompok atau kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan pendekatan saintifik kurikulum 2013 dan kelompok kontrol menggunakan pendekatan ekspositori untuk selanjutnya data yang telah diperoleh dianalisis dan dipersiapkan untuk membuat laporan penelitian.

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen proses pembelajaran

Instrumen yang digunakan selama proses pembelajaran adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa untuk menunjang dalam pelaksanaan praktikum untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Instrumen Tes Hasil Belajar

Instrumen dalam penelitian terdiri dari tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes hasil belajar biologi siswa, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diberikan. Tes hasil belajar ini dalam bentuk tes objektif atau dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 25 soal dengan 4 pilihan. Dengan penskoran jika benar diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Soal-soal mengacu pada ranah kognitif, yaitu hafalan (C1), pemahaman (C2),

aplikasi atau penerapan (C3), analisis (C4).4 Adapun kisi-kisi instrument tes

adalah sebagai berikut:

4

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006), h. 15-17.


(47)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes5 Sub Konsep

Jenjang Kognitif Jumlah

Soal

Jumlah Soal yang Digunakan

C1 C2 C3 C4

1. Pengertian

lingkungan

1*,2* 2 2

2. Komponen

penyusun ekosistem

3,5* 4,6,7 8* 9,

10 *

8 3

3. Pola dalam interaksi

ekosistem 11*, 12, 13* 14, 15*, 16*

17* 18 8 5

4. Pola interaksi

manusia mempengaruhi ekosistem

19* 20 21,

22 *

4 2

5. Macam-macam dan

dampak pencemaran lingkungan 23*, 24*, 27*, 28 25*, 29*, 30, 31 26, 32 33, 34 *

12 6

6. Usaha-usaha

pencegahan pencemaran lingkungan

35 36*,

37, 38

39* 40

*

6 3

7. Penyebab dan

mekanisme

pemanasan global

41, 42 43, 44*, 45*, 46, 47

7 2

8. Dampak dari

pemanasan global

48 49*,

50*

3 2

Jumlah 50 25

Keterangan :

*soal yang digunakan sebagai alat test (pretest-posttest)

Data yang digunakan untuk hasil belajar siswa ranah kognitif adalah nilai hasil tes dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Soal yang diberikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sama. Soal tes hasil belajar biologi diberikan sebelum dan setelah siswa mempelajari materi interaksi makhluk hidup dengan

5


(48)

lingkungan menggunakan pendekatan saintifik kurikulum 2013 dan pendekatan ekspositori pada kelas kontrol.

Adapun instrument nontes dilakukan dengan lembar observasi. Lembar

observasi ini dilakukan untuk mengukur proses belajar siswa.6 Lembar observasi

dilakukan dengan mengamati siswa selama pembelajaran dan memberikan penilaian pada akhir pertemuan oleh dua orang observer yaitu peneliti dan guru bidang studi di sekolah yang bersangkutan.

Lembar observasi berupa lembar aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Lembar aktivitas siswa terdiri dari dua bagian yaitu lembar aktivitas siswa aspek afektif dan lembar aktivitas siswa aspek psikomotor.

6

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 84.


(49)

Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar aktifitas siswa (aspek afektif)

No Aspek

Sosial

Indikator Kriteria

1 Jujur Melaporkan hasil sesuai

dengan pengamatan

Siswa mampu melaporkan hasil

praktikum sesuai dengan

pengamatan yang dilakukan

2 Disiplin Mengumpulkan tugas

sesuai dengan waktu yang ditentukan

Siswa mampu mengumpulkan tugas

sesuai dengan waktu yang

ditentukan oleh guru

3 Tanggung

jawab

Menyelesaikan tugas sampai tuntas

Siswa mampu menyelesaikan

pekerjaan/praktikum sampai tuntas sesuai dengan LKS yang diberikan oleh guru

4 Toleransi Menghormati pendapat

kelompok lain yang berbeda dengan kelompoknya

Siswa menghormati pendapat

kelompok lain apabila kelompok lain tersebut berbeda pendapat dengan kelompoknya

5 Gotong

royong

Aktif dalam kerja kelompok

Siswa aktif dalam kerja kelompok dan dapat membagi-bagi tugas antar

anggota kelompoknya dengan

merata

6 Santun

atau sopan Memperlakukan kelompok lain sebagaimana kelompok sendiri ingin diperlakukan

Siswa memperlakukan kelompok

lain degan baik dan adil

sebagaimana kelompok sendiri

ingin diperlakukan

7 Percaya

diri

Berani presentasi di depan kelas

Siswa mampu dan berani untuk presentasi di depan kelas dan menjelaskan secara jelas hasil praktikum kelompoknya kepada kelompok lain


(50)

Tabel 3.4 Rubrik penilaian lembar aktivitas siswa aspek afektif (sosial) kelas eksperimen dan kontrol

No Aspek

Sosial

Indikator Kriteria

1 Jujur Melaporkan hasil sesuai

dengan pengamatan

Siswa mampu melaporkan hasil

praktikum sesuai dengan

pengamatan yang dilakukan

2 Disiplin Mengumpulkan tugas

sesuai dengan waktu yang ditentukan

Siswa mampu mengumpulkan

tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh guru

3 Tanggung

jawab

Menyelesaikan tugas sampai tuntas

Siswa mampu menyelesaikan

pekerjaan/praktikum sampai tuntas sesuai dengan LKS yang diberikan oleh guru

4 Toleransi Menghormati pendapat

kelompok lain yang berbeda dengan kelompoknya

Siswa menghormati pendapat

kelompok lain apabila kelompok lain tersebut berbeda pendapat dengan kelompoknya

5 Gotong

royong

Aktif dalam kerja kelompok

Siswa aktif dalam kerja kelompok dan dapat membagi-bagi tugas antar anggota kelompoknya dengan merata

6 Santun

atau sopan Memperlakukan kelompok lain sebagaimana kelompok sendiri ingin diperlakukan

Siswa memperlakukan kelompok

lain degan baik dan adil

sebagaimana kelompok sendiri

ingin diperlakukan

7 Percaya

diri

Berani presentasi di depan kelas

Siswa mampu dan berani untuk presentasi di depan kelas dan menjelaskan secara jelas hasil praktikum kelompoknya kepada kelompok lain


(51)

Tabel 3.5 Kisi-kisi lembar aktivitas siswa (Aspek psikomotor)

No Pendekatan

saintifik

Indikator Kriteria

1 Mengamati Mengidentifi

kasi masalah

Siswa mampu mengidentifikasi

masalah sehingga siswa membuat hipotesis yang tepat

2. Menanya Mengajukan

pertanyaan

Mengajukan pertanyaan sehingga siswa mampu menggunakan alat dan bahan pada saat praktik

3. Mencoba Melakukan

praktik

Siswa mampu melakukan praktik

dengan menggunakan seluruh

prosedur yang tepat

4. Mengasosiasi

kan

Mengisi LKS

dari hasil

praktikum

dan sumber

yang ada

Siswa mampu mengisi lks dari hasil praktikum yang didapatkan dan dari

sumber yang telah disediakan

sebelumnya

5. Mengkomuni

kasikan

Mempresenta

sikan hasil

praktik

Siswa mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara substantif, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan secara percaya diri

6. (Menyimpulkan) Menarik

kesimpulan

Siswa mampu menarik generalisasi dari serangkaian hasil kegiatan

percobaan, kesimpulan bukan


(52)

Tabel 3.6 Rubrik lembar aktivitas siswa ( aspek psikomotor) kelas eksperimen dan kontrol

No Pendekatan saintifik

Indikator Kriteria

1 Mengamati Mengidentifika

si masalah

Siswa mampu mengidentifikasi masalah sehingga siswa membuat hipotesis yang tepat

2. Menanya Mengajukan

pertanyaan

Mengajukan pertanyaan sehingga siswa mampu menggunakan alat dan bahan pada saat praktik

3. Mencoba Melakukan

praktik

Siswa mampu melakukan praktik

dengan menggunakan seluruh prosedur yang tepat

4. Mengasosiasi

kan

Mengisi LKS

dari hasil

praktikum dan

sumber yang

ada

Siswa mampu mengisi lks dari hasil praktikum yang didapatkan dan dari

sumber yang telah disediakan

sebelumnya

5. Mengkomuni

kasikan

Mempresentasi

kan hasil

praktik

Siswa mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara substantif,

bahasa mudah dimengerti, dan

disampaikan secara percaya diri

6. (Menyimpul

kan)

Menarik kesimpulan

Siswamampu menarik generalisasi dari serangkaian hasil kegiatan percobaan, kesimpulan bukan merupakan pendapat pribadi

Berdasarkan kisi-kisi pada tabel 3.3, 3.4, 3.5 dan 3.6 lembar observasi aktivitas proses pembelajaran siswa aspek afektif dan psikomotor dilihat dari rubrik yang sudah tersedia. Apabila pada proses pembelajaran siswa memenuhi kriteria yang ada di rubrik berarti di check list (V), sebaliknya apabila siswa tidak memenuhi kriteria pada rubrik berarti kolom lembar observasi dikosongkan.

H. Kalibrasi Instrumen

Instrumen dalam pengumpulan data perangkat tes yang berupa LKS penunjang praktikum dan assessment kinerja sebelum digunakan dilakukan uji kelayakan ang dilakukan oleh dosen pembimbing dengan pertimbnagan kajian teoritis yang dilakukan oleh penulis. Setelah dilakukan uji kelayakan oleh dosen


(53)

pembimbing dan beberapa perbaikan maka instrument tersebut layak untuk digunakan.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data perangkat tes yang berupa tes hasil belajar kognitif dimantapkan kualitasnya dengan uji coba instrumen. Kemudian hasil uji coba perangkat tes dipilih untuk dijadikan instrument pengukuran hasil belajar kognitif. Adapun langkah-langkah sebagai berikut:

1. Validitas Instrumen

Validitas atau kesahihan merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa alat evaluasi yang dipergunakan, benar-benar dapat mengukur apa yang hendak

diukur.7

Cara yang digunakan untuk menentukan validitas adalah dengan menggunakan indeks korelasi dengan korelasi biserial. Korelasi biserial

ditentukan dengan persamaan:8

R

bis =

Keterangan :

Rbis = koefisien korelasi biseral antara skor butir soal nomor i dengan skor total

Xi = rata-rata skor total responden menjawab benar butir soal nomor i

Xt = rata-rata skor total semua responden

St = Standard deviasi skor total semua responden

Pi = Proporsi jawaban benar untuk butir nomor i

qi = Proporsi jawaban salah untuk butir nomor i

Adapun untuk mengetahui butir soal valid atau tidak maka koefisien korelasi

biseral (rbis) dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Jika rbis

≥ rtabel maka soal tersebut dikatakan tidak valid. Soal yang dikatakan valid tersebut kemudian digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

7

Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, ( Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 55

8


(54)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilakukan di kelas VIII, dari 50 butir soal diperoleh 25 butir soal yang valid dan 25 butir soal yang tidak valid. Soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai instrument tes untuk ranah kognitif. Dari hasil perhitungan menggunakan ANATES versi 4.0 diperoleh data bahwa dari 50 soal pilihan ganda yang diberikan terdapat 24 soal yang dinyatakan valid sedangkan satu soal di validitas oleh dosen pembimbing. Dari hasil validitas menggunakan anates dan dosen pembimbing maka soal yang digunakan untuk sebagai instrument tes sebanyak 25 soal.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menurut Sekaran adalah suatu pengukuran sejauh mana

pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan – error free) dan karena itu

menjamin pengukuran yang lintas waktu dan lintas beragam item dalam

instrument.9

Reliabilitas dapat dihitung dengan rumus KR-20 sebagai berikut:10

r

ii =

[

]

Keterangan :

rii = Koefisien reliabilitas tes

k = Jumlah butir

Si2 = Varians skor butir

St2 = Varians skor total

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa hasil reliabilitas tes sebesar 0,70. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program ANATES dapat dilihat pada lampiran.

3. Tingkat Kesukaran

9

Sudaryono. Loc. cit.

10


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)