IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI (Studi Kasus Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar).

(1)

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Hesti Indah Mifta Nur’aini

NIM : K1211027

Jurusan/Program Studi : PBS/Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI (StudiKasus

Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar)” ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, April 2015

Yang membuat pernyataan


(2)

commit to user

iii

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

PADA PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI (Studi Kasus Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar)

Oleh:

Hesti Indah Mifta Nur’aini

K1211027

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA April 2015


(3)

commit to user

iv

Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi (Studi Kasus Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar)

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama :Hesti Indah Mifta Nur’aini

NIM : K1211027

Judul Skripsi :

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, April 2015

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum. Chafit Ulya, S.Pd., M.Pd.


(4)

commit to user

v

Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi (Studi Kasus Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar)

PENGESAHAN PENGUJI

Nama :Hesti Indah Mifta Nur’aini

NIM : K1211027

Judul Skripsi :

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari Senin, 27 April 2015. Skripsi ini telah direvisi sesuai balikan dari Tim Penguji.

Persetujuan hasil revisi oleh Tim Penguji

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Edy Suryanto, M.Pd. _______________

Sekretaris : Budi Waluyo, S.S., M.Pd. _______________

Anggota I : Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M.Hum. _______________

Anggota II :Chafit Ulya, S.Pd., M.Pd. _______________

Mengetahui

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP 196007271987021001


(5)

commit to user

vi MOTTO

“Dan orang-orang yang beriman serta mengerjakan kebajikan, kami tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Mereka itulah

penghuni surga, mereka kekal didalamnya.” (Q.S. Al A’Raf:42)

“…Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat….”

(Q.S Al Mujaadilah:11)

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar”.

(Q.S. Al Baqoroh:153)

Harapan yang melesat, bukan tentang cepat atau lambat melainkan bagaimana agar langkah dan pijakannya tepat.


(6)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Tiada yang lebih bermakna atas nikmat dan rahmat selain kalimat-kalimat syukur kepada AllahAza Wa Jala, Tuhan seluruh alam. Saya persembahkan karya ini

untuk:

1. Bapak dan Bunda

Dua insan yang senantiasa memberikan kasih sayang yang tak tertandingi dan senantiasa mengulur tali doa terbaik sehingga saya bisa meraih gelar

Sarjana Pendidikan.

2. Heny Indriastuti Riza Fauzi

Saudara perempuan yang selalu menjadi pelengkap dan menjadi penyemangat dalam suka dan duka.

3. Para sahabat: Ajeng Cahya Nurani, Anggun Melati Sari, Candra Kirana, Arifa Rifqi Listyaningrum, keluarga KKN (Mas Agung, Mas Dika, Dyah,

Anita, Rahma, Serly, Yupi), dan sahabat perjuangan Gundhi Asmoro. Kalian orang-orang yang saya yakini bukan suatu kebetulan dalam

kehadirannya.

4. Teman-teman seperjuangan Bastind 2011

Terima kasih telah menjadi bagian di setiap episode kehidupan dalam kebersamaan.

5. Seluruh Bapak/Ibu guru dan dosen yang telah turut serta mendidik hingga saya sampai pada jenjang S-1. Tanpa ilmu dan doa dari Bapak/Ibu, saya

tidak akan sampai di titik tempat saya berdiri.


(7)

commit to user

viii ABSTRAK

Hesti Indah Mifta Nur’aini.IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI (StudiKasus Siswa Kelas

X SMK Negeri 1 Karanganyar).Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret. April 2015.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembelajaran, kendala, dan upaya untuk mengatasi kendala dalam implementasi Kurikulum 2013, khususnya pada pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan selama tujuh bulan, yaitu pada bulan Oktober 2014 hingga April 2015 dengan menggunakan pendekatan studi kasus tunggal terpancang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalahpurposive sampling. Sumber data dalam penelitian ini antara lain peristiwa pembelajaran menulis teks eksposisi, informan (guru dan siswa), dan dokumen (silabus dan RPP). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan anngket. Validitas data dilakukan dengan triangulasi data, triangulasi metode, dan review informan. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan.

Hasil penelitian ini adalah: (1) proses pembelajaran menulis teks ekposisi meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. (a) RPP yang disusun guru sudah sesuai dengan prinsip yang tertera dalam PermendikbudNomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah;(b) Pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi siswa kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar dilaksanakan dengan pendekatan saintifik, pembelajaran berpusat pada siswa, serta menghasilkan siswa yang kreatif; dan (c) Proses penilaian keterampilan menulis teks eksposisi dilaksanakan dengan penilaian autentik, (2) kendala yang ditemui dalam proses pembelajaran menulis teks eksposisi meliputi kendala guru, kendala siswa, dan kendala di luar guru dan siswa, dan (3) berbagai strategi dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut antara lain dengan memaksimalkan peran MGMP dalam menyusun perencanaan berupa RPP, pemilihan metode, media, dan sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, serta mengupayakan berbagai strategi alternatif untuk mengatasi kendala dari luar guru dan siswa.

Berdasarkanhasil pengkajianimplementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi, masih diperlukan perbaikan baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian mengingat masih terdapat kendala-kendala dalam implementasi Kurikulum 2013. Hal itu demi mewujudkan implementasi Kurikulum 2013 yang sesuai dengan konsep dan peraturan yang telah dibuat pemerintah sehingga kesenjangan antara konsep kurikulum dengan pelaksanaannya di lapangan dapat diminimalisasi

Kata kunci:implementasiKurikulum 2013, pembelajaran menulis teks eksposisi,


(8)

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN

MENULIS TEKS EKSPOSISI (Studi Kasus Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar)”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penulis menyadari skripsi ini takkan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin menyusun skripsi;

2. Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., selaku ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi; 3. Dr. Sumarwati, M.Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia yang telah menyetujui permohonan penyusunan skripsi; 4. Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum, sebagai pembimbing I yang senantiasa

memberikan bimbingan, pengarahan, serta masukan kepada penulis hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik;

5. Chafit Ulya, S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing II yang selalu memberikan motivasi dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik;

6. Budi Waluyo, S.S., M.Hum., selaku pembimbing akademik yang senantiasa memberikan motivasi serta bimbingan hingga akhir studi; 7. Drs. Edy Suryanto, M.Pd., selaku ketua tim penguji skripsi yang telah


(9)

commit to user

x

8. Bapak/ibu dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu, bimbingan, serta nasihat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik;

9. Tenang Pranata, S.Pd., M.Pd., selaku kepala SMK Negeri 1 Karanganyar, yang telah memberikan izin penelitian di sekolah tersebut;

10. Sri Rochmani Afiatun, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Karanganyar yang telah bersedia menjadi objek penelitian sekaligus informan kunci;

11. Siswa-siswi SMK Negeri 1 Karanganyar, khususnya kelas X.1 Akuntansi I, dan kelas X.8 Busana Butik I, yang telah bersedia bekerja sama dalam penelitian ini; dan

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi dan khalayak pembaca.

Surakarta, April 2015


(10)

commit to user

xi DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

PENGAJUAN ... iii

PERSETUJUAN ... iv

PENGESAHAN ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERPIKIR ... 9

A. Kajian Teori ... 9

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 61

C. Kerangka Berpikir ... 63

BAB III METODE PENELITIAN ... 67

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 67

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 68

C. Data dan Sumber Data ... 69


(11)

commit to user

xii

E. TeknikPengumpulan Data ... 71

F. Uji Validitas Data ... 74

G. Analisis Data ... 75

H. Prosedur Penelitian ... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 80

A. Deskripsi Lokasi/Objek Penelitian ... 80

B. Deskripsi Temuan Penelitian... 81

C. Pembahasan ... 112

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 159

A. Simpulan... 159

B. Implikasi ... 162

C. Saran ... 165

DAFTAR PUSTAKA ... 167


(12)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman


(13)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Berpikir... 66 2. Analisis Interaktif... 77


(14)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian... 173

2. Catatan Lapangan Hasil Analisis Dokumen ... 185

a. Silabus Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 . 185 b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 190

c. Catatan Lapangan Hasil Analisis Dokumen ... 206

3. Catatan Lapangan Hasil Observasi ... 229

a. Catatan Lapangan Hasil Obervasi 1 ... 211

b. Catatan Lapangan Hasil Obervasi 2 ... 218

c. Catatan Lapangan Hasil Obervasi 3 ... 225

d. Catatan Lapangan Hasil Obervasi 4 ... 232

4. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Guru ... 234

5. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa... 248

a. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa 1 ... 248

b. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa 2 ... 250

c. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa 3 ... 252

d. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa 4 ... 254

e. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa 5 ... 256

f. Catatan Lapangan Hasil Wawancara Siswa 6 ... 258

6. Catatan Lapangan Hasil Angket Siswa... 261

7. Hasil Teks Eksposisi Siswa ... 276

8. Foto Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi Kelas X SMK Negeri 1 Karanganyar ... 297


(15)

commit to user

159 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pembahasan tentang implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas X Siswa SMK Negeri 1 Karanganyar, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran menulis teks ekposisi meliputi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian atau evaluasi. Pada tahap perencanaan pembelajaran menulis teks eksposisi guru menyiapkan dokumen berupa RPP yang disusun berdasarkan silabus. Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa format dan sistematika RPP yang disusun oleh guru SMK Negeri 1 Karanganyar, secara garis besar sudah sesuai dengan prinsip penyusunan RPP yang tertera dalam Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ketidaksesuaian seperti pada perumusan sumber belajar, media pembelajaran, dan metode pembelajaran. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran menulis teks eksposisi secara umum sudah berjalan dengan baik. Akan tetapi, masih dijumpai beberapa komponen yang pelaksanaannya tidak sesuai seperti yang telah direncanakan dalam RPP, yaitu pada penggunaan sumber belajar, media dan alat pembelajaran, dan model pembelajaran yang diterapkan. Pada tahap penilaian

atau evaluasi guru memberikan penilaian sikap pada saat pembelajaran

berlangsung sedangkan penilaian hasil dilakukan guru dengan mengevaluasi hasil produk/portofolio yang telah dikerjakan siswa.

2. Kendala pada proses pembelajaran tidak hanya berasal dari guru tetapi juga dari siswa dan faktor luar yang mempengaruhi. Kendala guru meliputi penyesuaian format dan sistematika RPP, pemilihan metode pembelajaran, pembagian alokasi waktu, dan penilaian yang detail dan kompleks. Kendala siswa meliputi konsentrasi belajar, pemahaman, minat, pengembangan paragraf, dan penggunaan bahasa baku. Kendala lainnya meliputi lingkungan sekolah, sumber belajar, waktu pembelajaran,


(16)

commit to user

dan sarana dan prasarana. Berbagai strategi dilakukan sebagai upaya agar implementasi Kurikulum 2013 dapat dilaksankan secara optimal pada setiap aspeknya.

3. Berbagai strategi dilakukan guru sebagai upaya agar bisa mengimplementasikan Kurikulum 2013 dengan optimal. Berikut upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala yang muncul dalam proses pembelajaran menulis teks eksposisi. Pada tahap perencanaan, guru memaksimalkan penyusunan RPP dengan berpedoman pada Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah. Selain itu, dalam mengatasi pembagian alokasi waktu guru harus mempertimbangkan beberapa aspek seperti waktu dan materi pembelajaran agar alokasi waktu yang direncanakan tepat.

Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala metode adalah guru memilih dan memilah metode yang cocok digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik siswa agar dapat menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa menjadi lebih kreatif dalam menghasilkan suatu produk berupa teks eksposisi. Selain itu, upaya yang dilakuan guru dalam penerapan alokasi waktu pada kegiatan inti adalah dengan tidak memunculkan lima pengalaman belajar seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan materi pembelajaran.

Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala pada tahap penilaian adalah mengkaji dan mempelajari lebih mendalam panduan yang tercantum dalam Pemendikbud Nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Penilaian autentik berimplikasi pada proses penilaian yang dilakukan guru berdasarkan acuan kriteria. Penilaian autentik bersifat holistik dan utuh yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Berdasarkan faktor internal dan eksternal, upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kendala yang ditemui siswa saat pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut. Pada kendala konsentrasi belajar, strategi yang dilakukan guru


(17)

commit to user

dalam mengatasi kendala tersebut adalah memberikan pengarahan, menggunakan metode yang tepat, membuat pembelajaran yang menarik, serta pengelolaan keadaan kelas yang kondusif. Upaya untuk mengatasi kendala dalam hal pemahaman, guru menjelaskan secara personal kepada siswa yang belum paham, memberikan kesempatan untuk bertanya, komunikasi yang efektif antara guru dan siswa, dan pengintegrasian materi pembelajaran yang dekat dengan kehidupan nyata peserta didik. Upaya yang dilakukan guru untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa dan menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa antusias dan tertarik pada pembelajaran.

Berdasarkan faktor eksternal, kendala siswa yang ditemui pada saat pembelajaran di antaranya pengembangan paragraf dan penggunaan bahasa baku. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengingatkan kembali materi tentang jenis-jenis paragraf sesuai dengan letak kalimat utama dan membiasakan siswa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kendala lainnya yang mempengaruhi jalannya pembelajaran antara lain lingkungan sekolah, sumber belajar, waktu pembelajaran dan sarana dan prasarana. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala lingkungan adalah dengan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Strategi yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala sumber belajar adalah dengan arahan kepada siswa mengenai sumber belajar yang dapat dirujuk untuk mendukung materi pembelajaran menulis teks eksposisi. Upaya untuk mengatasi kendala waktu pembelajaran adalah membuat pembelajaran yang lebih menarik perhatian meskipun pembelajaran dilaksanakan pada waktu siang atau menjelang sore. Upaya untuk mengatasi kendala sarana prasarana adalah dengan melibatkan masyarakat sekolah untuk berkreasi, berimproviasi, berinisiatif, dan inovatif dalam menyikapi keterbatasan sarana dan prasarana.


(18)

commit to user B. Implikasi

Pergantian Kurikulum 2006 (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 tentu menuai berbagai tanggapan pro dan kontra dari berbagai pihak. Hal itu terjadi karena pergantian kurikulum tersebut dinilai tergesa-gesa dan sangat minim sosialisasi. Dengan demikian, banyak pihak yang belum siap menghadapi perubahan yang cukup signifikan dari berbagai aspek. Sekolah serta komponen yang terlibat sebagai pelaksana kurikulum tentu harus turut menyiapkan diri agar kesulitan dan hambatan dapat diminimalisasi. Proses pembelajaran sebagai wujud nyata pelaksanaan kurikulum harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan pedoman agar implementasi kurikulum dapat dilaksanakan sesuai dengan konsep yang telah dirumuskan.

Proses pembelajaran terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian. Ketiga tahap tersebut harus diperhatikan setiap komponennya. Tahap perencanaan adalah kegiatan yang harus dilakukan guru untuk mempersiapkan pembelajaran. Hal ini dilakukan guru dengan membuat dokumen perencanaan berupa RPP. Dalam pengembangan RPP seharusnya guru memahami secara komprehensif serta menerapkan prinsip pengembangan RPP yang telah tercantum dalam Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu mengembangkan RPP berdasarkan silabus, pengembangan RPP disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, mendorong partisipasi aktif peserta didik, menghasilkan peserta didik yang tak berhenti belajar serta berpusat pada peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan berlanjut, keterkaitan dan keterpaduan KI dan KD, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dijelaskan secara rinci terutama dalam point kegiatan inti yang mencakup 5 M (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan). Pelaksanaan pembelajaran juga harus menggunakan metode ataupun model-model pembelajaran yang mutakhir dan beragam. Hal itu juga harus diimbangi dengan sumber belajar yang bervariasi. Konsep pembelajaran dalam


(19)

commit to user

Kurikulum 2013 adalah pembelajaran berpusat pada siswa (student center learning) yang diharapkan menghasilkan siswa yang aktif, kreatif, produktif, dan inovatif. Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib yang memiliki alokasi waktu cukup banyak dalam pembelajaran seharusnya mampu mencapai tujuan dengan baik, mengingat bahasa Indonesia juga merupakan tonggak dari mata pelajaran lain. Kegiatan berbahasa dalam pembelajaran juga berpengaruh pada mata pelajaran lain. Salah satunya adalah keterampilan menulis yang digalakkan pada setiap mata pelajaran.

Tahap penilaian atau evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajar. Penilaian atau evaluasi berbasis penilaian autentik tidak hanya menilai hasil produk tetapi juga menilai prosesnya. Hasil penilaian tersebut dijadikan sebagai penentu tindak lanjut pembelajaran agar dapat berjalan lebih baik. Sistem penilaian dalam Kurikulum 2013 menerapkan sistem konversi nilai 1-4. Sistem penilaian tersebut berlaku untuk penilaian pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap tidak menggunakan konversi 1-4, tetapi menggunakan skala A-D, yaitu A (sangat baik), B (baik), C (cukup baik), dan D (kurang). Tahap penilaian yang sedemikian detail dan kompleks harus dilaksanakan guru untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam pembelajaran serta untuk menentukan langkah pembelajaran selanjutnya. Apabila ada siswa yang belum mencapai KKM maka guru harus memberikan tugas tambahan atau remidi. Dengan demikian, ada tindak lanjut dari hasil penilaian yang telah dilakukan guru.

Implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran tersebut masih terdapat beberapa kendala baik berasal dari guru, siswa, maupun faktor lainnya. Guru sebagai perencana dalam implementasi kurikulum seharusnya mampu merancang perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta disesuaikan dengan keadaan sekolah. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga harus memperhatikan setiap komponen yang terlibat dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan perencaaan. Dalam hal ini, RPP bukan semata-mata dokumen tertulis yang harus disusun tetapi juga harus bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya.


(20)

commit to user

Demi kelancaran jalannya proses implementasi Kurikulum 2013 maka guru sebagai tonggak pelaksanaan pembelajaran harus senantiasa mengikuti perkembangan terkini tentang pelaksanaan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sebagai kurikulum baru tentu masih muncul berbagai hambatan dalam pelaksanaannya. Kesenjangan antara harapan dan pelaksanaan di lapangan saat ini sedang dievaluasi oleh pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kebijakan baru oleh Kemendikbud yang menghentikan sementara pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 selama satu semester, yaitu pada tahun ajaran 2014/2015. Dengan demikian, sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 harus kembali menerapkan KTSP. Oleh karena itu, guru, kepala sekolah, dan stake holder hendaknya senantiasa mengikuti perkembangan terkini baik peraturan maupun kebijakan agar tetap ada relevansi antara pelaksana dengan pembuat kebijakan.

SMK Negeri 1 Karanganyar telah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014. Dengan demikian, sekolah tersebut tidak terkena dampak kebijakan baru dari pemerintah yang menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 sementara waktu. Sehubungan dengan hal tersebut, sekolah sebagai institusi yang menjalankan kurikulum hendaknya dapat menerapkan kurikulum sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada sehingga tidak terjadi kesenjangan antara harapan dengan pelaksanaan di lapangan. Di sisi lain, pergantian kurikulum bukan semata-mata sebagai kebijakan intervensi melainkan sebagai upaya untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi pada kurikulum sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis data implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran menulis teks eksposisi masih diperlukan pengkajian lebih dalam agar dapat meningkatkan perbaikan implementasi baik dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian mengingat masih terdapat kendala-kendala dalam implementasi Kurikulum 2013. Hal itu demi mewujudkan implementasi Kurikulum 2013 yang sesuai dengan konsep dan peraturan yang telah dibuat pemerintah sehingga tercapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.


(21)

commit to user C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi tersebut, maka ditawarkan beberapa saran sebagai berikut.

1. Saran untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar sebagai supervisi yang mengawasi sekaligus menilai implementasi Kurikulum 2013, hendaknya meningkatkan koordinasi, komunikasi, serta evaluasi dengan sekolah, agar implementasi Kurikulum 2013 dapat diterapkan secara optimal sesuai dengan konsepnya.

2. Saran untuk Sekolah

Untuk memperlancar jalannya implementasi Kurikulum 2013, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia, sekolah hendaknya:

a. Implementasi kurikulum tidak hanya mengandalkan guru dan siswa sebagai pelaksana tetapi juga harus didukung oleh sekolah melalui sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat memperlancar jalannya proses pembelajaran. b. Selain itu, sekolah dapat mengadakan kegiatan yang bersifat pelatihan,

workshop, diklat, untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan guru terhadap

implementasi Kurikulum 2013. Sementara itu, sekolah juga harus senantiasa mengikuti perkembangan terkini tentang implementasi Kurikulum 2013.

3. Saran untuk Guru Bahasa Indonesia

Keselarasan antara perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran merupakan harapan untuk mewujudkan kompetensi yang akan dicapai. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan efektif merupakan wujud dari implementasi kurikulum. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia hendaknya mengembangkan RPP sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan yang sesuai dengan konsep Kurikulum 2013. Hal lain yang harus diperhatikan adalah materi pembelajaran, sumber belajar, metode, dan media. Komponen-komponen pembelajaran tersebut sangat berpengaruh pada proses dan hasil pembelajaran. Terlebih lagi dalam Kurikulum 2013 memusatkan pembelajaran pada peserta didik, sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai titik sentral dalam


(22)

commit to user

kegiatan implementasi kurikulum di lapangan sangat menentukan jalannya proses pembelajaran. Keberhasilan implementasi kurikulum khususnya dalam aktivitas belajar mengajar ditentukan oleh guru yang professional. Dengan demikian, hendaknya guru menjadi fasilitator yang kreatif, menarik, dan menyenangkan sebagai upaya keberhasilan pembelajaran di samping sebagai unsur penting implementasi kurikulum secara keseluruhan.

4. Saran untuk Siswa

Siswa diharapkan dapat mengubah paradigma bahwa menulis merupakan bakat yang tidak bisa dipelajari. Keterampilan menulis dapat diasah melalui latihan menulis. Dengan cara membudayakan menulis setiap harinya, maka akan terbentuk

skill. Dalam pembelajaran menulis teks ekposisi pada hakikatnya siswa diminta

untuk menuangkan pendapatnya dalam bentuk tulisan sehingga ada produk yang dihasilkan siswa dalam bentuk portofolio.


(1)

dalam mengatasi kendala tersebut adalah memberikan pengarahan, menggunakan metode yang tepat, membuat pembelajaran yang menarik, serta pengelolaan keadaan kelas yang kondusif. Upaya untuk mengatasi kendala dalam hal pemahaman, guru menjelaskan secara personal kepada siswa yang belum paham, memberikan kesempatan untuk bertanya, komunikasi yang efektif antara guru dan siswa, dan pengintegrasian materi pembelajaran yang dekat dengan kehidupan nyata peserta didik. Upaya yang dilakukan guru untuk menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran adalah dengan memberikan motivasi kepada siswa dan menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa antusias dan tertarik pada pembelajaran.

Berdasarkan faktor eksternal, kendala siswa yang ditemui pada saat pembelajaran di antaranya pengembangan paragraf dan penggunaan bahasa baku. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala tersebut adalah mengingatkan kembali materi tentang jenis-jenis paragraf sesuai dengan letak kalimat utama dan membiasakan siswa untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kendala lainnya yang mempengaruhi jalannya pembelajaran antara lain lingkungan sekolah, sumber belajar, waktu pembelajaran dan sarana dan prasarana. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala lingkungan adalah dengan mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Strategi yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala sumber belajar adalah dengan arahan kepada siswa mengenai sumber belajar yang dapat dirujuk untuk mendukung materi pembelajaran menulis teks eksposisi. Upaya untuk mengatasi kendala waktu pembelajaran adalah membuat pembelajaran yang lebih menarik perhatian meskipun pembelajaran dilaksanakan pada waktu siang atau menjelang sore. Upaya untuk mengatasi kendala sarana prasarana adalah dengan melibatkan masyarakat sekolah untuk berkreasi, berimproviasi, berinisiatif, dan inovatif dalam menyikapi keterbatasan sarana dan prasarana.


(2)

B. Implikasi

Pergantian Kurikulum 2006 (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 tentu menuai berbagai tanggapan pro dan kontra dari berbagai pihak. Hal itu terjadi karena pergantian kurikulum tersebut dinilai tergesa-gesa dan sangat minim sosialisasi. Dengan demikian, banyak pihak yang belum siap menghadapi perubahan yang cukup signifikan dari berbagai aspek. Sekolah serta komponen yang terlibat sebagai pelaksana kurikulum tentu harus turut menyiapkan diri agar kesulitan dan hambatan dapat diminimalisasi. Proses pembelajaran sebagai wujud nyata pelaksanaan kurikulum harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan pedoman agar implementasi kurikulum dapat dilaksanakan sesuai dengan konsep yang telah dirumuskan.

Proses pembelajaran terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian. Ketiga tahap tersebut harus diperhatikan setiap komponennya. Tahap perencanaan adalah kegiatan yang harus dilakukan guru untuk mempersiapkan pembelajaran. Hal ini dilakukan guru dengan membuat dokumen perencanaan berupa RPP. Dalam pengembangan RPP seharusnya guru memahami secara komprehensif serta menerapkan prinsip pengembangan RPP yang telah tercantum dalam Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 tentang Pembelajaran Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu mengembangkan RPP berdasarkan silabus, pengembangan RPP disesuaikan dengan kondisi satuan pendidikan, mendorong partisipasi aktif peserta didik, menghasilkan peserta didik yang tak berhenti belajar serta berpusat pada peserta didik, mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan balik dan berlanjut, keterkaitan dan keterpaduan KI dan KD, dan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan menggunakan pendekatan saintifik (scientific approach) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran dijelaskan secara rinci terutama dalam point kegiatan inti yang mencakup 5 M

(mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan

mengomunikasikan). Pelaksanaan pembelajaran juga harus menggunakan metode ataupun model-model pembelajaran yang mutakhir dan beragam. Hal itu juga harus diimbangi dengan sumber belajar yang bervariasi. Konsep pembelajaran dalam


(3)

Kurikulum 2013 adalah pembelajaran berpusat pada siswa (student center learning) yang diharapkan menghasilkan siswa yang aktif, kreatif, produktif, dan inovatif. Bahasa Indonesia sebagai mata pelajaran wajib yang memiliki alokasi waktu cukup banyak dalam pembelajaran seharusnya mampu mencapai tujuan dengan baik, mengingat bahasa Indonesia juga merupakan tonggak dari mata pelajaran lain. Kegiatan berbahasa dalam pembelajaran juga berpengaruh pada mata pelajaran lain. Salah satunya adalah keterampilan menulis yang digalakkan pada setiap mata pelajaran.

Tahap penilaian atau evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajar. Penilaian atau evaluasi berbasis penilaian autentik tidak hanya menilai hasil produk tetapi juga menilai

prosesnya. Hasil penilaian tersebut dijadikan sebagai penentu tindak lanjut

pembelajaran agar dapat berjalan lebih baik. Sistem penilaian dalam Kurikulum 2013 menerapkan sistem konversi nilai 1-4. Sistem penilaian tersebut berlaku untuk penilaian pengetahuan dan keterampilan. Penilaian sikap tidak menggunakan konversi 1-4, tetapi menggunakan skala A-D, yaitu A (sangat baik), B (baik), C (cukup baik), dan D (kurang). Tahap penilaian yang sedemikian detail dan kompleks harus dilaksanakan guru untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa dalam pembelajaran serta untuk menentukan langkah pembelajaran selanjutnya. Apabila ada siswa yang belum mencapai KKM maka guru harus memberikan tugas tambahan atau remidi. Dengan demikian, ada tindak lanjut dari hasil penilaian yang telah dilakukan guru.

Implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran tersebut masih terdapat beberapa kendala baik berasal dari guru, siswa, maupun faktor lainnya. Guru sebagai perencana dalam implementasi kurikulum seharusnya mampu merancang perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta disesuaikan dengan keadaan sekolah. Pada pelaksanaan pembelajaran guru juga harus memperhatikan setiap komponen yang terlibat dalam pembelajaran sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan perencaaan. Dalam hal ini, RPP bukan semata-mata dokumen tertulis yang harus disusun tetapi juga harus bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya.


(4)

Demi kelancaran jalannya proses implementasi Kurikulum 2013 maka guru sebagai tonggak pelaksanaan pembelajaran harus senantiasa mengikuti perkembangan terkini tentang pelaksanaan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 sebagai kurikulum baru tentu masih muncul berbagai hambatan dalam pelaksanaannya. Kesenjangan antara harapan dan pelaksanaan di lapangan saat ini sedang dievaluasi oleh pemerintah. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kebijakan baru oleh Kemendikbud yang menghentikan sementara pelaksanaan Kurikulum 2013 pada sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 selama satu semester, yaitu pada tahun ajaran 2014/2015. Dengan demikian, sekolah yang baru menerapkan Kurikulum 2013 harus kembali menerapkan KTSP. Oleh karena itu, guru, kepala sekolah, dan stake holder hendaknya senantiasa mengikuti perkembangan terkini baik peraturan maupun kebijakan agar tetap ada relevansi antara pelaksana dengan pembuat kebijakan.

SMK Negeri 1 Karanganyar telah menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014. Dengan demikian, sekolah tersebut tidak terkena dampak kebijakan baru dari pemerintah yang menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 sementara waktu. Sehubungan dengan hal tersebut, sekolah sebagai institusi yang menjalankan kurikulum hendaknya dapat menerapkan kurikulum sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada sehingga tidak terjadi kesenjangan antara harapan dengan pelaksanaan di lapangan. Di sisi lain, pergantian kurikulum bukan semata-mata sebagai kebijakan intervensi melainkan sebagai upaya untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi pada kurikulum sebelumnya.

Berdasarkan hasil analisis data implementasi Kurikulum 2013 pada pembelajaran menulis teks eksposisi masih diperlukan pengkajian lebih dalam agar dapat meningkatkan perbaikan implementasi baik dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian mengingat masih terdapat kendala-kendala dalam implementasi Kurikulum 2013. Hal itu demi mewujudkan implementasi Kurikulum 2013 yang sesuai dengan konsep dan peraturan yang telah dibuat pemerintah sehingga tercapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.


(5)

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi tersebut, maka ditawarkan beberapa saran sebagai berikut.

1. Saran untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Karanganyar sebagai supervisi yang mengawasi sekaligus menilai implementasi Kurikulum 2013, hendaknya meningkatkan koordinasi, komunikasi, serta evaluasi dengan sekolah, agar implementasi Kurikulum 2013 dapat diterapkan secara optimal sesuai dengan konsepnya.

2. Saran untuk Sekolah

Untuk memperlancar jalannya implementasi Kurikulum 2013, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia, sekolah hendaknya:

a. Implementasi kurikulum tidak hanya mengandalkan guru dan siswa sebagai pelaksana tetapi juga harus didukung oleh sekolah melalui sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat memperlancar jalannya proses pembelajaran. b. Selain itu, sekolah dapat mengadakan kegiatan yang bersifat pelatihan,

workshop, diklat, untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan guru terhadap

implementasi Kurikulum 2013. Sementara itu, sekolah juga harus senantiasa mengikuti perkembangan terkini tentang implementasi Kurikulum 2013.

3. Saran untuk Guru Bahasa Indonesia

Keselarasan antara perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan

pembelajaran merupakan harapan untuk mewujudkan kompetensi yang akan dicapai. Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan efektif merupakan wujud dari implementasi kurikulum. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia hendaknya mengembangkan RPP sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan yang sesuai dengan konsep Kurikulum 2013. Hal lain yang harus diperhatikan adalah materi

pembelajaran, sumber belajar, metode, dan media. Komponen-komponen

pembelajaran tersebut sangat berpengaruh pada proses dan hasil pembelajaran. Terlebih lagi dalam Kurikulum 2013 memusatkan pembelajaran pada peserta didik, sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator. Guru sebagai titik sentral dalam


(6)

kegiatan implementasi kurikulum di lapangan sangat menentukan jalannya proses pembelajaran. Keberhasilan implementasi kurikulum khususnya dalam aktivitas belajar mengajar ditentukan oleh guru yang professional. Dengan demikian, hendaknya guru menjadi fasilitator yang kreatif, menarik, dan menyenangkan sebagai upaya keberhasilan pembelajaran di samping sebagai unsur penting implementasi kurikulum secara keseluruhan.

4. Saran untuk Siswa

Siswa diharapkan dapat mengubah paradigma bahwa menulis merupakan bakat yang tidak bisa dipelajari. Keterampilan menulis dapat diasah melalui latihan menulis. Dengan cara membudayakan menulis setiap harinya, maka akan terbentuk

skill. Dalam pembelajaran menulis teks ekposisi pada hakikatnya siswa diminta

untuk menuangkan pendapatnya dalam bentuk tulisan sehingga ada produk yang dihasilkan siswa dalam bentuk portofolio.