PROSES PRODUKSI GARAM KONSUMSI BERYODIUM DI PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA.

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

AGNI LEBDA APSARI NPM. 0633010009

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA


(2)

DAFTAR ISI... ... iii

DAFTAR TABEL ... ... vi

DAFTAR GAMBAR... .... vii

BAB I PENDAHULUAN………..1

A. Latar Belakang………...1

B. Sejarah Perusahaan………... 3

C. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan………...4

D. Struktur Organisasi………...8

E. Ketenagakerjaan………...39

BAB II PROSES PRODUKSI………42

A. Tinjauan Pustaka………42

1. Garam………...42

2. Iodium………..46

3. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi garam beriodium……….50

4. Proses produksi garam konsumsi beriodium menurut SK Menteri Perindustrian No. 77/M/SK/5/1995 tanggal 4 Mei 1995……….53

B. Uraian Proses Produksi Garam Konsumsi Beriodium di PT Susanti Megah………....57


(3)

B. Perawatan dan Sanitasi Pabrik………74

C. Penanganan Limbah………75

D. Pengendalian Mutu……….75

E. Gudang………83

BAB V PEMBAHASAN………84

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………...88

A. Kesimpulan…………...………88

B. Saran………...89

BAB VII TUGAS KHUSUS………..90

DAFTAR PUSTAKA……….108


(4)

Tabel 1. Jumlah karyawan PT. Susanti Megah Surabaya……….. 39

Tabel 2. Kebutuhan Iodium yang dianjurkan dalam makanan……….. 48

Tabel 3. Kondisi umum KIO3 yang digunakan untuk iodisasi……….. 49 Tabel 4. Syarat garam bahan baku grosok………. 50

Tabel 5. Syarat mutu garam konsumsi SNI 01-3556-1994………... 51

Tabel 6. Perbandingan KIO3, air, dan garam………. 52


(5)

Surabaya

Karyawan

No. Bagian Laki - Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Staf Produksi Marketing Kendaraan (Sopir) Gudang Pekerja (Borongan)

Security / Satpam Sales Packing 30 21 - 42 5 44 15 3 - 9 11 4 - 6 98 2 2 8 39 32 4 42 11 142 17 5 8


(6)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Keadaan :  Bau  Rasa  Warna

Natrium Chlorida (NaCl) Air

Iodium dihitung sebagai KIO3

Oksida Besi (Fe2O3)

Kalsium dan Magnesium dihitung sebagai Kalsium

Sulfat (SO4)

Bagian yang tidak larut dalam air Cemaran logam :

 Timbal (Pb)

 Tembaga (Cu)

 Raksa (Hg)

Cemaran Arsen

Bahan Tambahan Makanan

 Anti kempal

Kalium Ferosianida

Kehalusan ayakan no 16 (1,19 mm) - - - % b/b % mg/kg mg/kg % b/b % b/b % b/b mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg % Normal Asin Putih normal Min 97,1 Maks 3 30-80 Maks 25 Maks 1,0 Maks 1,0 Maks 0,1 Maks 10,0 Maks 0,1 Maks 0,5

Sesuai dengan SNI atau revisinya sesuai 100 Normal Asin Putih normal Min 94,7 Maks 5 30-80 Maks 100 Maks 1,0 Maks 2,0 Maks 0,5 Maks 0,1 Maks 10,0 Maks 0,1 Maks 0,5 01-0222-1987 -

Keterangan : b/b = bobot / bobot Jenis I : Garam Meja Jenis II : Garam Dapur


(7)

50 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 2,5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 8 50 900 950 1000 0,05 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Sumber : Anonymous (1990)


(8)

(9)

4. Tangki penampung garam bahan baku 5. Belt Conveyor

6. Belt Conveyor 7. Roll Mill 8. Slurry Mixer 9. Slurry Pump 10.Collection vesel 11.Hydrocyclone 12.Washing Thickner 13.Separator

14.Screw Conveyor 15.Dryer

16.Vibrating Conveyor 17.Screen ayakan 18.Screw Conveyor 19.Bucket Elevator

20.Tangki penampung garam produk

21.Garam produk kemasan 25 kg / 50 kg 22.Belt Conveyor

23.Screw Conveyor 24.Roll Mill

25.Screen ayakan 26.Bucket Elevator

27.Tangki penampung garam produk

28.Screw Conveyor 29.Screw Conveyor 30.Mesin packing


(10)

35.Cyclone

36.Tangki penampung oil 37.Filling Pump

38.Circulating Pump 39.Thermo oil 40.Heat exchanger

41.Tangki penampung bahan bakar

42.Burner 43.Hot fan 44.Cooling fan 45.Deaeration Tank

46.Tangki dan bak pengendap Lumpur 47.Brine pump


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah gizi yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia dewasa ini adalah gangguan akibat kekurangan iodium, biasa disingkat GAKI. GAKI merupakan masalah yang sangat serius karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan sumber daya manusia. Akibat negatif dari GAKI ternyata jauh lebih luas dari sekedar terjadinya pembesaran kelenjar gondok, yakni adanya gangguan susunan saraf pusat yang akan berpengaruh pada perkembangan otak. Selain itu, kekurangan iodium juga dapat menyebabkan keguguran pada ibu hamil, penyakit kretinisme yang menyebabkan orang menjadi cebol dan bodoh.

Kekurangan iodium masih menjadi masalah besar di beberapa negara di dunia, khususnya negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam jangka panjang dengan biaya murah dan memberi hasil yang positif adalah memberikan iodium pada penduduk melalui garam konsumsi (Anonymous, 1989).

Pemerintah berusaha untuk mengatasi masalah gangguan akibat kekurangan iodium tersebut dengan cara meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi garam beriodium yang memenuhi syarat kesehatan dengan harga yang mampu dijangkau oleh masyarakat Indonesia.


(12)

Untuk membantu mensukseskan program pemerintah tersebut, maka PT. Susanti Megah didirikan dengan tujuan memproduksi garam beriodium yang memenuhi syarat kesehatan dengan harga yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Menurut Winarno (1989), manusia perlu mengkonsumsi sekurang-kurangnya 5-15 mg garam beriodium per hari.

1. Tujuan

Tujuan dari praktek kerja lapang yang dilakukan di PT. Susanti Megah Surabaya ini adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat selama

perkuliahan secara langsung dalam bentuk praktek kerja lapang.

b. Mengetahui secara langsung proses produksi garam beriodium mulai

dari penerimaan bahan baku sampai penggudangan (sebelum dipasarkan) dan membandingkannya dengan literature yang ada.

c. Untuk memberikan masukan berupa saran yang bernilai positif dan

bermanfaat bagi perusahaan.

2. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diambil dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :

a. Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan serta memahami


(13)

b. Dapat meningkatkan ketrampilan sebagai bekal untuk bekerja di kemudian hari.

B. Sejarah Perusahaan

PT. Susanti Megah merupakan sebuah perusahaan penanaman modal dalam negeri yang bergerak dibidang produksi dan penjualan garam beriodium. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Halim Santoso di Surabaya pada tanggal 27 Maret 1978 berdasarkan SPT No 561/I/PMDN/1978. Perusahaan ini didirikan dengan nama Susanti Megah yang merupakan akronim dari Sumber Rasa Inti Menambah Gairah Hidup.

Pada awal berdirinya, PT. Susanti Megah hanya memiliki satu mesin produksi dengan kapasitas produksi 50.000 ton/tahun. Seiring perjalanan waktu, kebutuhan masyarakat terhadap garam beriodium juga semakin meningkat, sehingga pada tahun 1990 didirikan mesin unit II. Pada tahun 1993 didirikan unit III, pada tahun 1995 didirikan unit IVdan pada tahun 2006 didirikan mesin unit V. Saat ini PT. Susanti Megah mampu memproduksi garam beriodium sebanyak kurang lebih 280 ton/hari.

PT.Susanti Megah berkomitmen memproduksi garam beriodium berkualitas tinggi, sehingga pada tahun 1999 mampu meraih ISO 9000. Pada tanggal 12 April 2001, PT. Susanti Megah mendapat kunjungan kehormatan dari Mr. Roger Moore sebagai duta besar UNICEF dari PBB atas prestasi dan peranannya dalam memproduksi garam beriodium yang berkualitas tinggi.


(14)

Pada masa awal berdirinya, garam hasil produksi PT. Susanti Megah hanya dipasarkan di wilayah pulau Jawa, tetapi saat ini garam hasil produksi PT. Susanti Megah telah dipasarkan diseluruh wilayah Indonesia, dengan merk dagang “Cap Kapal”, “Cap Jempol”, dan “Garami”.

C. Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Lokasi suatu perusahaan merupakan tempat berdirinya pabrik dan tempat dimana suatu perusahaan melakukan aktifitasnya sehari-hari. Bila penentuan lokasi pabrik tidak tepat, maka akan mempengaruhi biaya operasi perusahaan sehingga dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

PT. Susanti Megah berlokasi di Jalan Dupak Rukun No. 71-73 Surabaya dengan luas tanah sekitar 7 Ha dan luas bangunan 800 m. PT. Susanti Megah mempunyai bangunan pabrik yang terdiri atas satu lantai yang merupakan ruang produksi, ruang pengemasan dan penyimpanan garam. Alasan pemilihan lokasi PT. Susanti Megah adalah sebagai berikut :

1. Berdekatan dengan bahan baku

Jarak tidak terlalu jauh dengan bahan baku yang terdapat di Madura, sehingga dapat menekan biaya dan waktu transportasi.

2. Faktor tempat

Dipilih tempat yang terletak dipinggir kota untuk menghindari kebisingan dan polusi udara dan tempat dapat dijangkau oleh fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang proses produksi, seperti PDAM dan PLN.


(15)

3. Faktor transportasi

Dekat dengan prasarana komunikasi dan transportasi, seperti Jalan Raya dan Pelabuhan untuk mempermudah pendistribusian garam.

4. Faktor tenaga kerja

Dipilih daerah yang banyak penduduknya sehingga dengan mudah diperoleh tenaga kerja. Hal ini merupakan faktor penting bagi perusahaan. PT. Susanti Megah Surabaya berbatasan langsung dengan :

- Sebelah Utara : Polsekta Asem Rowo

- Sebelah Barat : Jl. Asem Rowo

- Sebelah Timur : Jl. Dupak Rukun


(16)

KE JMP

TOL GRESIK POM BENSIN

JL. DUPAK RUKUN KE PASAR TURI

PEGADAIAN PT. SUSANTI MEGAH

POM JL.DUPAK C.P PRIMA DINAS KEBERSIHAN POLSEKTA BENSIN

RUKUN PAKAN UDANG KOTA SURABAYA ASEM ROWO

JL. ASEM ROWO

JL. DEMAK

JL. ASEM MULYA

JL. SIMOREJO

U

Gambar 1. Denah Lokasi Pabrik


(17)

U

parkir Pos

satpam Musholla Parkir Unit 4 Unit 2 Unit

3 packing

GD BJ 2 Unit 1 Pemukiman Pemukiman

Gambar 2. Denah tata letak pabrik PT. Susanti Megah Surabaya

Kantor Timbangan

GD BJ

1 packing

GD BB GD BB GD BB Unit 5 GD BB GD BB GD BB GD BB GD BB GD BB GD BB

GD Besi tua GD BB GD Cuci Garam

GD BB GD BB Genset Kantor Pusat timbang an


(18)

D. Struktur Organisasi

Pada prinsipnya yang dimaksud struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan hubungan antara pejabat maupun bidang kerja yang menunjukkan kedudukan, wewenang, serta tanggung jawab dari masing-masing bagian. Bagi suatu perusahaan, struktur organisasi merupakan hal yang sangat penting karena didalam struktur organisasi ini tercermin adanya suatu hubungan kerja sama yang sistematis antar karyawan dalam perusahaan.

Berdasarkan struktur organisaasi PT. Susanti Megah, maka tugas dan wewenang, serta tanggung jawab setiap jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Komisaris Utama

Komisaris Utama pada perusahaan ini sebagai penanam modal dan mempunyai hak menunjuk seorang Direktur Utama.

2. Direktur Utama

Direktur Utama di PT susanti Megah bertanggung jawab kepada Komisaris Utama. Direktur Utama merupakan pemimpin dari Direktur Produksi dan Direktur Pemasaran. Adapun tugas dan wewenang dari Direktur Utama adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengadakan rapat kerja rutin tingkat Direksi tiap tiga bulan sekali. b. Menentukan perencanaan / program kerja tingkat direksi.

c. Mengevaluasi program kerja/rencana kerja kepada Komisaris d. Melaporkan program kerja/rencana kerja kepada Komisaris


(19)

Wewenang :

a. Memberi pengarahan di tingkat Direksi b. Memutasikan jabatan Direktur

c. Memberikan penilaian kerja / prestasi Direktur

d. Berhak memberhentikan seluruh kegiatan operasional perusahaan

dalam keadaan darurat.

3. Direktur Produksi

Direktur Produksi bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan membawahi secara langsung General Manager. Adapun tugas dan wewenang Direktur Produksi adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengadakan pengawasan ke segenap unit produksi melalui General

Manager, Manager, dan bagian yang bersangkutan. b. Mengendalikan proses produksi

c. Menetapkan perencanaan produksi

d. Menentukan kapasitas produksi

e. Melaporkan segala kegiatan kepada Direktur Utama

Wewenang :

a. Memutuskan kenaikan dan penurunan kapasitas produksi b. Mengadakan penggantian peralatan produksi

c. Mengadakan pemeriksaan ke segenap lini produksi


(20)

4. Direktur Pemasaran

Direktur Pemasaran bertanggung jawab kepada Direktur Utama dan membawahi Manager Pemasaran. Adapun tugas dan wewenang dari Direktur Pemasaran adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Memperkenalkan jenis produk yang dibuat oleh perusahaan melalui

media elektronik, media cetak atau brosur yang dibuat oleh perusahaan.

b. Membuat rencana pemasaran garam.

c. Melakukan kontrak penjualan dengan konsumen bersama dengan

Manager Pemasaran.

d. Melaporkan segala kegiatan yang bersangkutan dengan pemasaran

kepada Direktur Utama.

Wewenang :

a. Meninjau atau membatalkan penjualan jika terjadi ketidaksesuaian

dengan kontrak.

b. Mengevaluasi prestasi kerja staf dalam Departemen Pemasaran. c. Menetapkan harga setiap jenis produk barang jadi.

5. General Manager

General Manager bertanggungjawab kepada Direktur Produksi dan membawahi secara langsung Asisten Manager Quality Control (QC), Manager Logistik, Manager Produksi dan Maintenance, Manager Umum


(21)

dan Personalia, serta Manager Administrasi dan Keuangan. Adapun tugas dan wewenang General Manager adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengadakan pengawasan terhadap semua lini kegiatan.

b. Memberikan pengarahan kepada bawahan tentang tugas dan tanggung

jawab masing-masing.

c. Mengadakan evaluasi secara berkala terhadap semua lini.

d. Mengadakan usulan kepada Direktur tentang peningkatan skill

karyawan.

e. Mengadakan penilaian terhadap penanggung jawab semua lini.

Wewenang :

a. Berwenang memberikan penilaian prestasi kerja.

b. Berwenang memberikan izin / cuti / sakit / dispensasi lainnya.

c. Berwenang mengusulkan kenaikan gaji, promosi, mutasi, serta

pelatihan / training.

d. Memberikan usulan kepada atasan untuk perbaikan dan

penyempurnaan guna mendukung operasional perusahaan.

6. Manager Logistik

Manager Logistik bertanggung jawab kepada General Manager dan membawahi Asisten Manager Bahan Baku dan Asisten Manager Bahan Penolong. Adapun tugas dan wewenang Manager Logistik adalah sebagai berikut :


(22)

Tugas :

a. Pelaksanaan langsung semua kegiatan pengadaan bahan baku dan

sebagian bahan penolong

b. Pengawasan atas semua kegiatan pengadaan bahan baku dan bahan

penolong

c. Pengawasan dan perintah kerja atas semua kegiatan penyerahan bahan ke bagian produksi / bagian lainnya

d. Pengawasan dan perintah kerja atas semua kegiatan pengiriman

barang-barang keluar perusahaan.

e. Pengawasan dan perintah kerja atas semua kegiatan penyimpanan

bahan baku dan bahan penolong

Wewenang :

a. Berwenang memberikan penilaian prestasi kerja bawahan. b. Berwenang memberikan izin / cuti / sakit / dispensasi lainnya. c. Berwenang mengusulkan kenaikan gaji, promosi, dan mutasi.

d. Memberikan usulan kepada General Manager untuk

perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan pada system penyimpanan bahan baku.

7. Manager Produksi dan Maintenance

Manager Produksi dan Maintenance bertanggung jawab kepada General Manager dan membawahi secara langsung Asisten Manager Produksi dan Maintenance. Adapun tugas dan wewenang Manager Produksi dan Maintenance adalah sebagai berikut :


(23)

Tugas :

a. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan proses produksi.

b. Memberikan tugas dan wewenang pada masing-masing bagian yang

terkait.

c. Membuat laporan secara berkala hasil produksi.

d. Mengadakan evaluasi pada tiap-tiap bagian tentang hasil pekerjaan. e. Mengadakan evaluasi terhadap skill pekerja serta peningkatannya.

Wewenang :

a. Berwenang menghentikan produksi dalam keadaan darurat. b. Berwenang memberikan penilaian prestasi kerja.

c. Berwenang memberikan izin / cuti / sakit / dispensasi lainnya

d. Memberikan usulan kepada atasan untuk perbaikan dan

penyempurnaan guna mendukung operasional perusahaan.

8. Manager Umum dan Personalia

Manager Umum dan Personalia bertanggungjawab kepada General Manager dan membawahi Asisten Manager Umum and Personalia. Adapun tugas dan wewenang Manager Umum dan Personalia adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengadakan pengecekan rekapan gaji atau upah untuk karyawan

bulanan dan harian.

b. Mengadakan pengecekan rekapan lembur untuk karyawan bulanan dan


(24)

c. Mengadakan koordinasi dengan bagian produksi dalam hal :

 Meningkatkan kemampuan kerja setiap karyawan.

 Meningkatkan disiplin kerja setiap karyawan.

d. Melakukan teguran atau peringatan terhadap karyawan yang

melakukan pelanggaran.

e. Melakukan pengecekan, pemeriksaan, atau perawatan secara periodic terhadap ruang kantor, ruang produksi, atau ruang kerja dalam hal kebersihan, kerapian, dan lain sebagainya.

Wewenang :

a. Berhak memberikan penilaian prestasi kerja karyawan / karyawati. b. Berwenang memberikan izin / cuti / sakit / dispensasi lainnya.

c. Berwenang mengusulkan kenaikan gaji, promosi, dan mutasi karyawan / karyawati.

d. Memberikan usulan kepada atasan untuk perbaikan dan

penyempurnaan guna mendukung operasional perusahaan.

9. Manager Administrasi dan Keuangan

Manager Administrasi dan Keuangan bertanggungjawab kepada General Manager dan membawahi Accounting. Adapun tugas dan wewenang Manager Administrasi dan Keuangan adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Memeriksa laporan keuangan pabrik. b. Melakukan kas opname secara periodik.


(25)

d. Menampung dan memberikan jalan keluar terhadap segala kesulitan yang dihadapi oleh bawahannya dalam pelaksanaan tugas.

e. Memberikan usul dan saran guna perbaikan kepada atasan. f. Melakukan stock opname barang-barang yang ada di perusahaan.

Wewenang :

a. Melaporkan hasil stock opname barang yang ada di perusahaan.

b. Memeriksa laporan kas pabrik, apakah sudah sesuai dengan

bukti-bukti yang sudah ada.

c. Membukukan laporan sesuai dengan pos-pos masing-masing

departemen.

10.Manager Pemasaran

Manager Pemasaran bertanggungjawab kepada Direktur Pemasaran dan membawahi Asisten Manager Pemasaran. Adapun tugas dan wewenang Manager Pemasaran adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengontrol laporan stock garam jadi supaya terjadi keseimbangan

jumlah dari jenis garam jadi yang disiapkan untuk dipasarkan.

b. Memberikan tugas dan wewenang pada masing-masing bagian terkait.

c. Mengadakan evaluasi kerja pada tiap bagian yang terkait mengenai

pelaksanaan pekerja.

d. Mengadakan evaluasi terhadap skill pekerja dalam lingkungan


(26)

Wewenang :

a. Mengadakan penilaian prestasi kerja yang ada dalam lingkungan

Departemen Pemasaran.

b. Berwenang memberikan izin / dispensasi staf dibawahnya. c. Berwenang mengusulkan kenaikan gaji, promosi, dan mutasi.

d. Mengusulkan pada Direktur Pemasaran untuk perbaikan dan

penyempurnaan guna mendukung operasional perusahaan.

11.Asisten Manager Quality Control (QC)

Asisten Manager Quality Control bertanggungjawab kepada General Manager dan membawahi Kepala Bagian Quality Control. Adapun tugas dan wewenang Asisten Manager Quality Control adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Menetapkan rencana mutu sesuai dengan standar yang berlaku.

b. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian mutu.

c. Mengkoordinasi program kalibrasi peralatan inspeksi, ukur, dan uji.

Wewenang :

a. Memberikan teguran kepada kasi terkait. b. Memutuskan suatu produk siap untuk dikirim.

12.Asisten Manager Bahan Baku

Asisten Manager Bahan Baku bertanggungjawab kepada Manager Logistik dan membawahi Kepala Bagian Gudang Bahan Baku


(27)

dan Administrasi Gudang Bahan Baku. Adapun tugas dan wewenang Asisten Manager Bahan Baku adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Melaksanakan atau mengerjakan job order dari bahan baku untuk

dibuat sesuai dengan standar yang diinginkan.

b. Mengkoordinir serta membagi tugas masing-masing Kepala Gudang.

c. Melaksanakan ketentuan atau kebijaksanaan yang telah digariskan oleh Manager Logistik.

Wewenang :

a. Berwenang memberikan penilaian prestasi kerja bawahan. b. Berwenang memberikan izin / cuti / sakit / dispensasi lainnya.

c. Berwenang mengusulkan kenaikan gaji, promosi, dan mutasi, serta

training.

d. Memberikan usulan kepada atasan untuk perbaikan-perbaikan dan

penyempurnaan pada sistem penyimpanan bahan baku.

13.Asisten Manager Bahan Penolong

Asisten Manager Bahan Penolong bertanggungjawab kepada Manager Logistik dan membawahi Kepala Bagian Gudang Bahan Penolong dan Kepala Bagian Pembelian. Bahan penolong yang dimaksud adalah plastik dan kerdus. Adapun tugas dan wewenang Asisten Manager Bahan Penolong adalah sebagai berikut :


(28)

Tugas :

a. Melaksanakan langsung semua kegiatan pembelian dan pengadaan

bahan penolong.

b. Pengawasan atas semua kegiatan pembelian dan pengadaan bahan

penolong.

c. Pengawasan dan perintah kerja atas semua kegiatan penyerahan bahan penolong ke bagian produksi lainnya.

d. Pengawasan dan perintah kerja atas semua kegiatan penyimpanan

bahan penolong

Wewenang :

a. Memberi penilaian atas prestasi kerja bawahan.

b. Berwenang mengusulkan training atau promosi bagi bawahan.

c. Menentukan atau menyetujui harga/biaya atas pengadaan bahan

penolong di bawah Rp. 5.000.000;

d. Meminta persetujuan Manager Logistik atau atasan untuk harga di atas Rp. 5.000.000;

14.Asisten Manager Produksi dan Maintenance

Asisten Manager Produksi dan Maintenance bertanggung jawab kepada Manager Produksi dan Maintenance dan membawahi secara langsung Koordinator. Adapun tugas dan wewenang Asisten Manager Produksi dan Maintenance adalah sebagai berikut :

Tugas :


(29)

b. Memberi tugas dan wewenang pada masing-masing kepala bagian terkait.

c. Membuat laporan secara berkala hasil produksi dan kesiapan mesin

produksi.

d. Mengadakan evaluasi pada tiap-tiap mesin produksi. e. Mengatur jadwal perbaikan / perawatan mesin produksi.

Wewenang :

a. Berwenang memberikan penilaian prestasi kerja bawahan. b. Berwenang memberikan izin / cuti / sakit / dispensasi lainnya.

c. Berwenang mengusulkan kenaikan gaji, promosi, dan mutasi, serta

training.

d. Memberikan usulan kepada atasan untuk perbaikan, perawatan dan

penyempurnaan pada bagian proses.

15.Asisten Manager Umum dan Personalia

Asisten Manager Umum dan Personalia bertanggungjawab kepada Manager Umum dan Personalia dan membawahi Satuan Pengaman (Satpam). Adapun tugas dan wewenang Asisten Manager Umum dan Personalia adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengadakan pengecekan absensi karyawan.

b. Mengadakan pengecekan lembur karyawan.

c. Melakuka teguran atau peringatan terhadap karyawan / karyawati. d. Meningkatkan disiplin kerja setiap karyawan / karyawati.


(30)

e. Mengatur jadwal perbaikan / perawatan mesin produksi.

Wewenang :

a. Berwenang memberikan izin / cuti / sakit / dispensasi lainnya.

b. Berwenang mengusulkan kenaikan gaji, promosi, dan mutasi, serta

training.

c. Memberikan usulan kepada atasan untuk perbaikan-perbaikan dan

penyempurnaan guna mendukung operasional perusahaan.

16.Accounting

Accounting bertanggungjawab kepada Manager Administrasi dan Keuangan dan membawahi Kasir. Adapun tugas dan wewenang Accounting adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mencocokkan saldo mutasi kas dengan saldo buku besar.

b. Memeriksa barang-barang di gudang perusahaan menurut kartu stock

yang ada.

c. Memeriksa saldo posisi piutang dengan kartu sub piutang.

Wewenang :

Pengawasan terhadap operasional perusahaan yang menurut prosedur setiap bagian / departemen yang sudah dilengkapi dengan dokumen-dokumen merupakan bukti-bukti yang bias dipertanggungjawabkan.

17.Asisten Manager Pemasaran dan Administrasi

Asisten Manager Pemasaran dan Administrasi bertanggungjawab kepada Manager Pemasaran dan membawahi Kepala Bagian Kendaraan


(31)

dan Kepala Bagian Gudang Barang Jadi. Adapun tugas dan wewenang Asisten Manager Pemasaran dan Administrasi adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Membuat surat jalan untuk garam yang akan dikirimkan.

b. Mengatur jadwal pengiriman garam jadi bersama Kepala Bagian

Kendaraan.

c. Mendokumentasikan atau mengidentifikasi bagian yang terkait dengan aktifitas perusahaan.

d. Membuat perencanaan kerja untuk pengiriman hari berikutnya.

Wewenang :

a. Menentukan jadwal pengiriman garam jadi pada pelanggan. b. Memberikan evaluasi dan prestasi kerja staf bawahan.

c. Memberikan usulan kepada Manager Pemasaran untuk perbaikan dan

penyempurnaan guna mendukung operasional perusahaan.

18.Kepala Bagian Quality Control (QC)

Kepala Bagian Quality Control bertanggungjawab kepada Asisten Manager Quality Control dan membawahi Kepala Seksi Quality Control. Adapun tugas dan wewenang Kepala Bagian Quality Control adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Menginventaris peralatan laboratorium dalam suatu daftar alat.

b. Mencatat semua hasil inspeksi dan pengujian bahan baku dalam


(32)

Wewenang :

a. Memberikan perintah / petunjuk pada kasi terkait. b. Memberikan pelatihan mutu pada kasi terkait.

c. Berwenang menolak bahan baku yang tidak memenuhi standar dengan

sepengetahuan atasan.

19.Kepala Gudang Bahan Baku

Kepala Gudang Bahan Baku bertanggungjawab kepada Asisten Manager Bahan Baku dan membawahi Kepala Seksi Gudang Bahan Baku dan Kepala Seksi Timbangan. Adapun tugas dan wewenang Kepala Gudan Bahan Baku adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mendokumentasikan pengeluaran garam bahan baku dari gudang.

b. Membuatkan ongkos untuk kuli / tenaga borongan.

c. Melaporkan jumlah stock garam bahan baku kepada Asisten Manager

Bahan Baku.

d. Mengatur penempatan agar mutu dari garam bahan baku tetap

memenuhi standar.

Wewenang :

a. Memberikan penilaian prestasi kerja pada kasi terkait.

b. Menolak sopir kendaraan (muat/bongkar) garam bahan baku yang


(33)

c. Mengambil tindakan tegas apabila terjadi pelanggaran aturan / rambu-rambu larangan yang ada di gudang bahan baku.

20.Administrasi Bahan Baku

Administrasi Bahan Baku bertanggungjawab kepada Asisten Manager Bahan Baku. Adapun tugas dan wewenang dari Administrasi Bahan Baku adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Membuat surat ijin bongkar.

b. Mencatat dan mempersiapkan Surat Jalan Vendor, Kartu Timbang,

Surat Ijin Bongkar.

c. Memasukkan jumlah bahan baku garam kedalam Kartu Stock Bahan

Baku.

d. Menyerahkan surat jalan vendor dan tanda terima garam kepada Kasi Timbang.

e. Mencatat surat jalan vendor dan tanda tangan terima garam di laporan penerimaan garam bahan baku.

f. Mencatat pengeluaran garam bahan baku untuk produksi dalam

laporan pengeluaran garam bahan baku.

Wewenang :

Meminta pertanggungjawaban dari Kasi Timbang jika terjadi ketidaksesuaian didalam kartu timbangan.


(34)

21.Kepala Bagian Pembelian

Kepala Bagian Pembelian bertanggungjawab kepada Asisten Manager Bahan Penolong. Adapun tugas dan wewenang dari Kepala Bagian Pembelian adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Melaksanakan kegiatan pembeliam dan pengadaan bahan penolong

sesuai prosedur.

b. Mengontrol dan meneliti mutu dan jumlah bahan penolong yang dibeli.

c. Melaksanakan kegiatan penyerahan bahan penolong ke gudang bahan

penolong.

d. Melaporkan kegiatan pengeluaran uang pembelian pada kasir.

Wewenang :

a. Mengajukan bon pengeluaran uang maksimal Rp. 500.000; untuk

kegiatan pembelian setiap hari pada kasir.

b. Menentukan atau menyetujui harga atau biaya atas pengadaan bahan

penolong jika lebih besar dari Rp. 500.000;

c. Meminta persetujuan Asisten Manager Bahan Penolong diatas Rp.

500.000;

22.Kepala Gudang Bahan Penolong

Kepala Gudang Bahan Penolong bertanggungjawab kepada Asisten Manager Bahan Penolong dan membawahi Kepala Seksi Gudang Bahan Penolong. Adapun tugas dan wewenang Kepala Gudang Bahan Penolong adalah sebagai berikut :


(35)

Tugas :

a. Merencanakan kegiatan pengadaan bahan penolong.

b. Mengontrol semua kegiatan penerimaan bahan penolong dari Kabag

pembelian atau Supplayer.

c. Mengontrol semua kegiatan pengeluaran bahan penolong ke bagian

produksi atau bagian lainnya.

d. Mengawasi dan menjaga penyimpanan dan ketepatan jumlah bahan

penolong.

Wewenang :

a. Memberikan penilaian atas prestasi kerja pada Kasi Gudang.

b. Menolak bahan penolong yang diadakan jika tidak sesuai permintaan. c. Melarang pengeluaran bahan penolong tanpa melalui prosedur.

23.Kepala Bagian Packing

Kepala Bagian Packing bertanggungjawab kepada Asisten Manager Produksi dan Maintenance dan membawahi secara langsung Kepala Seksi Packing. Adapun tugas dan wewenang Kepala Bagian Packing adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Memberikan perencanaan pada Kasi Packing mengenai apa yang akan

dikerjakan.

b. Mengontrol pekerjaan yang telah diberikan pada Kasi Packing apakah sudah sesuai dengan perencanaan.


(36)

c. Mengecek hasil dan mutu barang jadi yang sudah dikerjakan (kebocoran, timbangan).

d. Menandatangani ongkos kerja packing.

e. Mengevaluasi setiap pekerjaan yang mengalami ketidaksesuaian.

Wewenang :

a. Mengganti perencanaan kerja yang sudah diberikan kepada Kasi

Packing apabila keadaan sangat memerlukan. b. Memberikan ijin / dispensasi kepada bawahan. c. Memberikan penilaian atas hasil kerja bawahan.

d. Mengusulkan kenaikan gaji bawahan yang berhubungan dengan

prestasinya.

24.Koordinator

Koordinator bertanggung jawab kepada Asisten Manager Produksi dan Maintenance dan membawahi secara langsung Kepala Seksi terkait. Adapun tugas dan wewenang Koordinator adalah sebagai berikut :

Tugas :

Pengawasan terhadap pekerjaan proses produksi dan pengaturan jadwal perawatan atau perbaikan mesin produksi.

Wewenang :

a. Berwenang memberikan penilaian prestasi kerja bawahan. b. Berwenang memberikan izin / cuti / sakit / dispensasi lainnya.

c. Berwenang mengusulkan kenaikan gaji, promosi, dan mutasi, serta


(37)

d. Memberikan usulan kepada Asisten Manager Produksi dan Maintenance untuk perbaikan, perawatan dan penyempurnaan pada bagian proses.

25.Staff EDP (Staff Entry Data Process)

Staf EDP bertanggungjawab kepada Asisten Manager Umum dan Personalia.

Tugas :

a. Membuat program komputer yang diperlukan perusahaan.

b. Menjamin kelancaran jaringan informasi sistem ditiap departemen. c. Mneserviskan komputer apabila ada kerusakan.

d. Memberikan laporan mengenai komputer ke Kabag.

26.Rumah Tangga Infrastruktur

Rumah Tangga Infrastruktur bertanggungjawab kepada Asisten Manager Umum dan Personalia. Adapun tugas dan wewenang Ibu Rumah Tangga Infrastruktur adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Memeriksa bangunan dan saluran sanitasi yang ada di perusahaan. b. Membuat laporan secara lisan/tertulis kepada Asisten Manager Umum

mengenai kebersihan pabrik.

Wewenang :


(38)

27.Komandan Regu Satpam

Komandan Regu Satpam bertanggungjawab kepada Asisten Manager Umum dan Personalia dan membawahi anggota satpam. Adapun tugas dan wewenang Komandan Regu Satpam adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengadakan koordinasi dengan anggota untuk menempati pos

masing-masing setiap hari.

b. Melakukan patroli keliling di lingkungan perusahaan.

c. Melakukan teguran kepada anggota apabila menyimpang dari tugas

yang sudah disiapkan.

d. Mengisi buku kejadian apabila terjadi pencurian.

e. Mengisi buku serah terima tugas pada waktu penggantian shift. f. Menulis kendaraan yang masuk maupun yang keluar lokasi pabrik.

Wewenang :

a. Menegur atau melaporkan karyawan yang melanggar peraturan di

perusahaan.

b. Menangkap pencuri dalam lokasi pabrik.

28.Kasir

Kasir bertanggungjawab kepada Accounting. Adapun tugas dan wewenang Kasir adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengadakan pencatatan dan pengontrolan dari kejadian yang bersifat keuangan.


(39)

b. Membukukan kejadian tersebut dalam buku catatan kas harian.

c. Membuat hasil penggolongan dan pelingkaran atas kejadian-kejadian yang bersifat keuangan kedalam buku bukti pengeluaran kas disertai bukti-bukti yang telah disetujui kebenarannya.

d. Melaporkan hasil dari buku bukti pengeluaran kas kedalam laporan

kas.

e. Melaporkan hasil laporan kas harian kepada administrasi keuangan.

Wewenang :

Berhak menolak setiap pembayaran dan penagihan apabila tidak sesuai dengan prosedur.

29.Kepala Gudang Barang Jadi

Kepala Gudang Barang Jadi bertanggungjawab kepada Asisten Manager Pemasaran dan Administrasi dan membawahi Kasi Gudang Barang Jadi. Adapun tugas dan wewenang Kepala Gudang Barang Jadi adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mendokumentasikan penerimaan dan pengeluaran barang jadi. b. Membuatkan ongkos untuk kuli / tenaga borongan.

c. Melaporkan jumlah stock barang jadi kepada Asisten Manager

Pemasaran dan Administrasi.

d. Mengatur penempatan barang jadi agar mutu barang jadi tetap


(40)

e. Mengontrol surat jalan mengenai jumlah barang yang akan dikeluarkan.

Wewenang :

a. Memberikan penilaian pada kasi terkait.

b. Menolak sopir kendaraan yang hendak muat barang jadi yang tidak

memenuhi syarat administrasi.

c. Mengambil tindakan tegas apabila terjadi pelanggaran / rambu-rambu yang ada di gudang barang jadi.

30.Kepala Seksi Quality Control (QC)

Kepala Seksi Quality Control bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Quality Control. Adapun tugas dan wewenang Kepala Seksi Quality Control adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengambil contoh untuk diinspeksi maupun di uji setiap kendaraan

yang mengangkut bahan baku.

b. Mencatat hasil inspeksi dalam dokumen terkait.

Wewenang :

Berwenang menolak bahan baku garam bila kondisinya sangat jelek tanpa harus meminta persetujuan atasan.

31.Kepala Seksi Timbangan

Kepala Seksi Timbangan bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Gudang Bahan Baku. Adapun tugas dan wewenang Kepala Seksi Timbangan adalah sebagai berikut :


(41)

Tugas :

a. Mengontrol peralatan timbang, lantai timbang, monitor dan printer timbang sebelum melkaukan kegiatan.

b. Menimbang truck garam bahan baku yang telah mendapat persetujuan

QC

c. Menimbang garam jadi beriodium untuk pelanggan apabila diperlukan (insidentil).

Wewenang :

a. Menolak kendaraan yang akan ditimbang bila tidak lengkap syarat

administrasinya.

b. Menolak kendaraan yang diperkirakan beratnya melebihi kapasitas

timbangan.

c. Dapat memberikan koreksi apabila terjadi kesalahan cetak pada kartu timbang.

32.Kepala Seksi Gudang Bahan Baku

Kepala Seksi Gudang Bahan Baku membawahi secara langsung Mandor kuli / tenaga borongan dan bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Bagian Gudang Bahan Baku. Adapun tugas dan wewenang Kepala Seksi Gudang Bahan Baku adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Menyiapkan dan mengatur tempat untuk garam bahan baku.

b. Menyiapkan dan mengatur mandor kuli / tenaga borongan dalam


(42)

c. Memberikan ongkos kuli / tenaga borong setelah ada persetujuan dari Kabag. Gudang Bahan Baku.

d. Menjaga keberhasilan dan ketertiban kerja dalam lingkup kegiatan

kerjanya.

Wewenang :

a. Berhak memberhentikan kerja kuli / tenaga yang tidak disiplin. b. Mengatur jam kerja kuli / tenaga borongan.

c. Mengusulkan dan memberi masukan kepada Kabag Gudang Baku atas

segala yang berhubungan dengan pekerjaannya.

33.Kepala Seksi Gudang Bahan Penolong

Kepala Seksi Gudang Bahan Penolong bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Gudang Bahan Penolong dan membawahi Staf Gudang Bahan Penolong. Adapun tugas dan wewenang Kepala Seksi Gudang Bahan Penolong adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Mengontrol kelengkapan jumlah bahan penolong.

b. Mengontrol pemasukan dan pengeluaran bahan penolong.

c. Mengontrol kartu stock bahan penolong.

d. Mengawasi kualitas dan kuantitas bahan penolong pada gudang bahan penolong.

Wewenang :

a. Berwenang menangguhkan penerimaan bahan penolong setelah


(43)

b. Berwenang mengusulkan kualitas bahan penolong yang hendak diterima.

34.Kepala Seksi Gudang Barang Jadi

Kepala Seksi Gudang Barang Jadi bertanggungjawab kepada Kepala Gudang Barang Jadi, dan membawahi Mandor kuli / tenaga borongan. Adapun tugas dan wewenang Kepala Seksi Gudang Barang Jadi adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Menyiapkan dan mengatur tempat untuk barang jadi.

b. Menandatangani jumlah barang jadi yang berasal dari Kasi Packing

(Mandor Produksi/Packing).

c. Menyiapkan dan mengatur Mandor kuli / Tenaga Borongan dalam

kegiatan kerja di gudang.

Wewenang :

a. Berhak memberhentikan kuli / tenaga borongan yang tidak disiplin. b. Mengatur jam kerja kuli.

c. Mengatur pengeluaran barang jadi.

d. Mengusulkan dan memberi masukan kepada Kepala Gudang Barang

Jadi atas segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaannya.

35.Kepala Seksi Packing

Kepala Seksi Packing bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Packing dan membawahi secara langsung pekerja borongan.. Adapun tugas dan wewenang Kepala Seksi Packing adalah sebagai berikut :


(44)

Tugas :

a. Menyiapkan bahan yang dibutuhkan untuk proses pengemasan (plastic, lem, karton, benang jahit untuk karung, dsb)

b. Menyiapkan garam hasil produksi untuk dikemas. c. Menyiapkan laporan pemakaian plastic packing. d. Mengisi atau membuat laporan ongkos kuli

e. Membuat bukti penyerahan barang ke gudang garam jadi.

f. Memasukkan hasil produksi ke dalam laporan harian produksi garam

jadi.

g. Mengecek mutu dan jumlah hasil packing yang dikerjakan bawahan.

Wewenang :

a. Berwenang memutasi bawahannya (misal dari group A pindah ke

group B).

b. Memberikan pekerjaan ulangan pada bawahannya apabila pekerjaan

yang dilakukan dianggap salah.

c. Memeriksa barang yang dibawa oleh bawahannya pada akhir

pekerjaan.

d. Memberikan penilaian atau prestasi kerja pada bawahannya.

36.Kepala Divisi Listrik

Kepala Divisi Listrik bertanggung jawab kepada Koordinator dan membawahi secara langsung Bagian Listrik dan Genset. Adapun tugas dan wewenang Kepala Divisi Listrik adalah sebagai berikut :


(45)

Tugas :

a. Menyiapkan pelaksanaan distribusi daya dengan mengontrol

panel-panel listrik.

b. Mengontrol kesiapan alat-alat listrik. c. Membuat jadwal perawatan alat listrik.

Wewenang :

a. Berwenang menghentikan distribusi daya apabila ada gangguan setelah melakukan koordinasi dengan atasannya.

b. Memberikan peilaian kerja pada bawahan.

37.Kepala Divisi Shift

Kepala Divisi Shift bertanggung jawab kepada Koordinator dan membawahi secara langsung Operator Proses Control (OPC). Adapun tugas dan wewenang Kepala Divisi Shift adalah sebagai berikut :

Tugas :

Melaksanakan proses produksi sesuai jadwal dan mengkoordinir OPC dalam menjalankan mesin-mesin produksi.

Wewenang :

a. Memberikan penilaian prestasi kerja pada bawahan.

b. Memutasi OPC dalam alur pekerjaan dibagian proses produksi. c. Menegur OPC apabila melakukan ketidakdisiplinan dalam bekerja.


(46)

38.Kepala Divisi Mekanik Kendaraan

Kepala Divisi Mekanik Kendaraan bertanggung jawab kepada Koordinator dan membawahi secara langsung Mekanik. Adapun tugas dan wewenang Kepala Divisi Mekanik Kendaraan adalah sebagai berikut:

Tugas :

a. Melakukan perawatan mesin produksi.

b. Menjadwalkan dan mempersiapkan bahan penolong yang diperlukan.

c. Melaporkan hasil perawatan dan perbaikan kepada Koordinator.

Wewenang :

a. Melakukan permintaan bahan penolong pada Kabag Gudang Bahan

Penolong.

b. Menghentikan mesin produksi yang harus diperbaiki setelah

koordinasi dengan bagian terkait.

39.Pengawas Produksi

Pengawas Produksi bertanggung jawab kepada Asisten Manger Produksi dan Maintenance dan membawahi Kepala Seksi Shift. Adapun tugas dan wewenang Pengawas Produksi adalah sebagai berikut:

Tugas :

a. Mengadakan pengawasan terhadap proses produksi. b. Membuat laporan hasil produksi.

c. Mengadakan evaluasi pada tiap-tiap bagian tentang pekerjaan

bawahannya.


(47)

e. Membuat dan merencanakan produksi.

Wewenang :

a. Menghentikan produksi apabila dalam keadaan darurat. b. Memberi ijin / dispensasi pekerja keluar lokasi perusahaan.

c. Menegur bawahannya apabila melakukan kesalahan dalam prosedur

bekerja.

d. Mengusulkan perbaikan mesin.

40.Sopir

Sopir bertanggungjawab kepada Kepala Bagian Kendaraan. Adapun tugas dan wewenang Sopir adalah sebagai berikut :

Tugas :

a. Memeriksa air radiator, oli, dan kelengkapan kendaraan sebelum

dijalankan.

b. Membersihkan dan merawat kendaraan setiap hari. c. Melaporkan apabila ada kerusakan kendaraan.

d. Mengerti keadaan mesin dan kenyamanan kendaraan.


(48)

DIREKTUR UTAMA DIREKTUR PRODUKSI GENERAL MANAGER MANAGER PRODUKSI & MAINTENANCE MANAGER LOGISTIK MANAGER UMUM & PERSONALIA MANAGER ADM. & KEUANGAN SALES SUPERVISOR ASS. MANAGER PEMASARAN MANAGER PEMASARAN ASS. MANAGER UMUM

ASS. MANAGER QC ASS.MAN.PROD &

MAINTENANCE ASS. MANAGER BAHAN PENOLONG ASS. MANAGER BAHAN BAKU ADM. PROD. KABAG QC KASI KA GUDANG BHN PENOLONG KA. GUDANG BHN BAKU ADM BHN BAKU KABAG PEMBELIAN SALES SOPIR KABAG KENDA RAAN KABAG PACKING PENGAWAS PROD. & MAINTENANCE KOOR. PROD. & MAINTE NANCE KASI KASIR ACCOUNTING KASI

KASI KASI

DANRU SATPAM

MEKANIK SOPIR KASI KA GUDANG BRG JADI ADM PENGIRIMAN RT FDP KA DIVISI KA DIVISI KOOR. LISTRIK & GENSET DIREKTUR PEMASARAN


(49)

E. Ketenagakerjaan 1. Tenaga Kerja

Di PT. Susanti Megah terdapat tenaga kerja tetap bulanan dan tenaga kerja tidak tetap (tenaga borongan). Jumlah tenaga kerja tetap bulanan sebanyak 129 orang dan jumlah tenaga kerja tidak tetap sebanyak 171 orang.

Jumlah total karyawan PT. Susanti Megah saat ini  300 orang, yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu : staf, produksi, dan marketing degan pendidikan setara tingkat S1, sedangkan pada bagian kendaraan (sopir dan kenet), gudang, pekerja borongan, security/satpam, sales dan packing dengan tingkat pendidikan setara dengan SMA.

Secara rinci jumlah karyawan di PT. Susanti Megah dapat dijelaskan pada tabel 1 berikut ini :

Tabel 1. Jumlah karyawan berdasarkan jenis kelamin di PT. Susanti Megah Surabaya

Karyawan

No. Bagian Laki - Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Staf Produksi Marketing Kendaraan (Sopir) Gudang Pekerja (Borongan)

Security / Satpam Sales Packing 30 21 - 42 5 44 15 3 - 9 11 4 - 6 98 2 2 8 39 32 4 42 11 142 17 5 8


(50)

Untuk pembagian kerja di PT. Susanti Megah dibagi menjadi dua shift, yaitu sebagai berikut :

a. Shift 1 : pukul 06.00 – 14.00 WIB, waktu istirahat untuk operator pukul 11.00 – 12.00 WIB, dan waktu istirahat untuk staf pukul 12.00 – 13.00 WIB.

b. Shift II : pukul 14.00 – 22.00 WIB, waktu istirahat untuk operator pukul 18.00 – 19.00 WIB, dan waktu istirahat untuk staf quality control pukul 18.00 – 19.00 WIB.

2. Gaji Tenaga Kerja

Sistem gaji tenaga borongan untuk tenaga kerja tidak tetap (tenaga kerja borongan) di PT. Susanti Megah disesuaikan dengan Upah Minimum Rakyat (UMR) harian tenaga kerja di Jawa Timur yaitu  Rp. 800.000;- sedangkan untuk gaji staf sebesar Rp. 1.000.000;-. Pembayaran gaji untuk staf dilakukan setiap bulan sekali.

3. Fasilitas dan Tunjangan Karyawan

Fasilitas yang diperoleh karyawan di lingkungan pabrik PT. Susanti Megah baik karyawan tetap maupun karyawan tidak tetap, antara lain kamar mandi, musholla, koperasi karyawan, dan tempat parker.

Tunjangan yang diperoleh karyawan dari pabrik antara lain Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang meliputi asuransi kecelakaan, asuransi kematian, asuransi hari tua yang sesuai dengan aturan


(51)

Departemen Tenaga Kerja, serta diberikan cuti, baik cuti hamil, cuti tahunan, dan lain-lain. Fasilitas tersebut dapat diperoleh bagi karyawan tetap dengan masa kerja  2 tahun. Tunjangan lainnya meliputi upah lembur, tunjangan hari raya, dan waktu libur yang ditetapkan oleh pabrik.


(52)

BAB II

PROSES PRODUKSI

A. Tinjauan Pustaka 1. Garam

Garam adalah tambahan makanan yang dipergunakan oleh masyarakat sebagai bahan penyedap makanan. Garam juga merupakan sumber mineral Natrium dan Klorida, dapat pula digunakan untuk pengawetan makanan, membuat cairan isotonis, dan sebagainya.

Garam yang digunakan oleh masyarakat terbagi atas dua jenis garam, yakni :

a. Garam dapur

Garam dapur adalah garam yang diproduksi dari air laut yang diuapkan dan dikeringkan dibawah terik matahari.

b. Garam meja

Garam meja adalah garam konsumsi yang diolah sedemikian rupa baik menggunakan maupun tanpa menggunakan bahan-bahan anti gumpalan atau bahan pengering sehingga menjadi halus dan putih bersih (Winarno, 1992).

Adapun unsur-unsur yang menentukan kualitas garam antara lain : a. Natrium Klorida (NaCl)

Secara teoritis, garam yang dihasilkan dari penguapan air laut mempunyai kadar Natrium Klorida 97 % lebih, akan tetapi dalam praktek


(53)

umumnya lebih rendah. Hal tersebut dapat disebabkan antara lain :  Kualitas air laut

 Cara pembuatan

 Cara-cara lain yang mempengaruhi kristalisasi garam.

Garam yang mengandung Natrium Clorida yang tinggi umumnya berwarna putih bersih, tetapi kadang ditemukan garam yang berwarna putih bersih ternyata mengandung kadar NaCl yang relatif rendah.

b. Kalsium (Ca)

Sebagian kotoran-kotoran unsur kalsium yang ada dalam bentuk kalium sulfat, sedang senyawa lainnya adalah kalsium karbonat yang mulai mengendap. Kristal kalsium sulfat yang sangat halus mengendap sangat lambat sehingga pada masa pembentukan kristal NaCl, kristal ini ikut mengendap. Hal ini menjadi salah satu garam yang diperoleh dari penguapan air laut dengan tenaga sinar matahari kemurniannya lebih rendah dibandingkan dengan garam yang dihasilkan dari penguapan buatan.

c. Magnesium (Mg)

Magnesium sebagai kotoran-kotoran yang terdapat dalam larutan induk sehingga melekat di bagian luar kristal NaCl. Garam MgCl2 dan

MgSO4 tidak dikehendaki didalam garam NaCl selain karena sifatnya


(54)

Garam beriodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi / ditambah dengan iodium. Di Indonesia iodium ditambahkan dalam garam sebagai zat aditif atau suplemen dalam bentuk kalium iodat (KIO3).

Kadar Kalium Iodat (KIO3) yang ditambahkan pada garam beriodium

harus sesuai dengan kadar yang sudah ditetapkan oleh Standard Nasional Indonesia No.01-3556-1994 yaitu sebesar 30-80 ppm.

Berdasarkan Standard Nasional Indonesia No.01-3556-1994 dan Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan No.77/1995 tentang proses pengepakan dan pelabelan garam beriodium, iodium yang ditambah dalam garam sebanyak 30-80 mg KIO3/kg garam (30-80 ppm).

a. Penggunaan Garam Pada Makanan 1) Sebagai Penambah Rasa

Garam dapat memperbaiki rasa dari kebanyakan makanan dan menghasilkan rasa enak pada makanan. Menurut Winanrno (2002), makanan yang mengandung kurang dari 0,3% natrium akan terasa hambar. Misal tanpa garam, rasa roti akan menjadi tawar, rasa keju akan pahit dan asam. Selain dapat memperbaiki rasa, garam juga dapat melunakkan daging, terutama pada teksturnya.

2) Sebagai Bahan Pengawet

Garam adalah bahan pengawet penting dari beberapa produk pangan seperti daging, acar atau asinan. Menurut Buckle (1987), untuk proses pengawetan produk pangan terlebih dahulu direndam


(55)

dengan larutan garam 3-10%. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme.

b. Metode Produksi Garam

Garam di alam didapatkan dalam berbagai macam metode. Beberapa metode yang digunakan untuk mendapatkan garam secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Metode Penambangan

 Penambangan cara kering

Batuan garam dipecahkan dan digiling kemudian dimasukkan kedalam alat pengayak sehingga diperoleh jenis garam berdasarkan kehalusan.

 Penambangan cara basah

Endapan batuan garam dilarutkan dalam air hingga garam larut dalam air yang kemudian dialirkan kedalam tangki pemurnian (Yoyon, 2001).

2) Penguapan air laut dengan menggunakan sinar matahari

Metode ini paling banyak digunakan dalam proses pengolahan garam dan banyak dilakukan di negara-negara tropis, termasuk Indonesia. Lebih dari 50% produksi garam di dunia dihasilkan dengan metode ini. Prinsipnya menggunakan kristalisasi bertingkat, yaitu menguapkan dengan bantuan panas matahari hingga didapat larutan jenuh kemudian dari kristalisasi dalam akhir proses didapat kristal garam. Pembuatan garam dengan cara ini


(56)

membutuhkan tanah yang luas, sinar matahari yang cukup, musim kemarau yang cukup panjang dan konsentrasi air laut yang tinggi. Produk garam hasil penguapan belum dapat langsung dikonsumsi manusia tetapi masih harus melalui proses penghancuran, pencucian, separasi, iodisasi, pengeringan, dan pengayakan (Othmer, 1983).

2. Iodium

Iodium ditemukan pada tahun 1811 oleh Courtois. Iodium merupakan sebuah anion monovalen. Keadaan dalam tubuh manusia hanya sebagai hormone tiroid. Hormon-hormon ini sangat penting dalam pembentukan embrio dan untuk mengatur kecepatan metabolisme dan produksi kalori atau energi di semua kehidupan.

Iodium merupakan mineral yang termasuk unsur gizi esensial walaupun jumlahnya sangat sedikit didalam tubuh, yaitu hanya 0,00004% dari berat tubuh atau sekitar 15-23 mg. Itulah sebabnya iodium sering disebut sebagai mineral mikro / trace element.

Manusia tidak dapat membuat unsur iodium dalam tubuhnya seperti ia membuat protein atau gula. Manusia harus mendapatkan iodium dari luar tubuhnya (secara alamiah), yakni melalui serapan dari iodium yang terkandung dalam makanan dan minuman.

Iodium diperlukan tubuh terutama untuk sintesis hormone tiroksin, yaitu suatu hormone yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan, perkembangan dan kecerdasan.


(57)

Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi dalam waktu lama, kelenjar tiroid akan membesar untuk menangkap iodium, yang lebih banyak dari darah. Pembesaran kelenjar tiroid tersebutlah yang sehari-hari dikenal sebagai penyakit gondok.

a. Sifat-sifat Iodium

Kristal Iodium berupa serpihan-serpihan yang berwarna hitam keabu-abuan, berkilap logam, berat dan berbau khas. Dapat segera menyublim, uapnya berwarna ungu. Berat jenis 4,98; titik cair 113,5

o

C dan titik didih 184 oC. Larut dalam alcohol, karbon disulfide, chloroform, eter, karbon tetra chloride, gliserol dan larutan iodide basa, tidak larut dalam air.

b. Fungsi Iodium

Iodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormone T3 (Triidoteronin) dan T4 (Tetraidotironin) atau thyroxin. Fungsi utama hormon ini adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid mengatur kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Dengan demikian, hormone tiroid mengatur kecepatan pelepasan energi zat gizi yang menghasilkan energi. Thyroxin dapat merangsang metabolisme sampai 30%. Disamping itu kedua hormone ini mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan syaraf. Iodium berperan pula dalam perubahan kolagen menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesis protein dan absorbsi karbohidrat dari


(58)

saluran pencernaan. Iodium juga berperan dalam sintesis kolesterol darah (Yuastika,1995).

c. Kebutuhan Iodium

Iodium merupakan bahan yang tidak dapat ditiadakan untuk gizi manusia dan hewan. Kebutuhan gizi manusia dipengaruhi oleh pertumbuhan berat jenis, jenis kelamin, usia, gizi, iklim, dan penyakit. Pada banyak individu yang tinggal di daerah yang bebas gondok, ekskresi iodium rata-rata urine adalah sekitar 150 mikrogram/air. Tabel 2. Kebutuhan iodium didalam makanan yang dianjurkan

Usia Kebutuhan Iodium

Bayi (12 bulan pertama) Anak-anak (2-6 tahun)

Anak usia sekolah (7-12 tahun) Dewasa (di atas 12 tahun) Ibu hamil dan menyusui

50 mikrogram per hari 90 mikrogram per hari 120 mikrogram per hari 150 mikrogram per hari 200 mikrogram per hari

d. Persyaratan Iodisasi

1. Garam

Berdasarkan standard yang ditetapkan UNICEF maka garam yang akan di iodisasi harus memenuhi syarat garam antara lain sebagai berikut :

a. Ukuran partikel atau butiran-butiran tidak lebih besar dari 2 mm, yang baik adalah 0,5-1,5 mm.


(59)

b. Kadar air sekitar 2-4 % atau lebih rendah lagi. c. Mempunyai sifat free flowing (tidak bergumpal).

d. Mempunyai berat jenis kira-kira sama dengan air (1 ton/m3). e. Ditinjau dari segi kesehatan keadaannya cukup bersih. 2. Kalium Iodat (KIO3)

Berdasarkan kestabilannya, KIO3 pada saat ini merupakan

senyawa iodium yang banyak digunakan dalam proses iodisasi garam. Kalium Iodat merupakan garam yang sukar larut dalam air sehingga dalam membuat larutannya diperlukan larutan yang baik.

Untuk iodisasi digunakan larutan KIO3 4% yang dibuat dengan

jalan melarutkan 40 gram KIO3 dalam tiap 1 lt air (1 kg KIO3/25

liter air).

Tabel 3. Kondisi umum KIO3 yang digunakan untuk iodisasi

Kriteria Kondisi KIO3

Kadar air Grade Kehalusan

Logam berbahaya

Min 99%

Food grade

100 mesh Nihil

3. Air

Air yang dipergunakan sebagai pelarut KIO3 sebaiknya air

tawar yang bersih dan jernih dan yang memenuhi persyaratan air minum .


(60)

3. Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses produksi garam beriodium

a. Bahan baku

1. Garam Rakyat

Bahan baku paling utama dalam proses produksi garam konsumsi beriodium adalah garam rakyat atau garam grosok yang dibeli dari petani garam. Bahan baku yang telah diterima harus melewati sedikitnya dua inspeksi yaitu melalui penglihatan dan perbandingan dengan garam yang telah memenuhi syarat.

Tabel 4. Syarat garam bahan baku grosok

Kriteria Garam Syarat bahan baku garam

Ukuran partikel Kadar air Sifat Berat jenis

< 2 mm, yang baik 0,5-1,5 mm 2-4 % atau lebih rendah lagi

Free flowing (tidak bergumpal)

Kira-kira sama dengan air (1 ton/m3)

Garam yang dikonsumsi hendaknya telah dilakukan iodisasi, dimana garam beriodium yang dikonsumsi harus sesuai dengan persyaratan SNI 01-3556-1994.


(61)

Tabel 5. Syarat mutu garam konsumsi SNI 01-3556-1994

Persyaratan Mutu

No. Kriteria Uji Satuan

Jenis I Jenis II

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Keadaan :  Bau  Rasa  Warna

Natrium Chlorida (NaCl) Air

Iodium dihitung sebagai KIO3

Oksida Besi (Fe2O3)

Kalsium dan Magnesium dihitung sebagai Kalsium

Sulfat (SO4)

Bagian yang tidak larut dalam air Cemaran logam :

 Timbal (Pb)

 Tembaga (Cu)

 Raksa (Hg)

Cemaran Arsen

Bahan Tambahan Makanan

 Anti kempal

Kalium Ferosianida

Kehalusan ayakan no 16 (1,19 mm) - - - % b/b % mg/kg mg/kg % b/b % b/b % b/b mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg mg/kg % Normal Asin Putih normal Min 97,1 Maks 3 30-80 Maks 25 Maks 1,0 Maks 1,0 Maks 0,1 Maks 10,0 Maks 0,1 Maks 0,5

Sesuai dengan SNI atau revisinya sesuai 100 Normal Asin Putih normal Min 94,7 Maks 5 30-80 Maks 100 Maks 1,0 Maks 2,0 Maks 0,5 Maks 0,1 Maks 10,0 Maks 0,1 Maks 0,5 01-0222-1987 -

Keterangan : b/b = bobot / bobot Jenis I : Garam Meja Jenis II : Garam Dapur

Sumber : Dewan Standarisasi Nasional Jakarta (1994).

b. Bahan Tambahan

1) Kalium Iodat

Berdasarkan kestabilannya, KIO3 pada saat ini merupakan

senyawa iodium yang banyak digunakan dalam proses iodisasi garam. Untuk iodisasi digunakan larutan KIO3 4% yang dibuat


(62)

dengan jalan melarutkan 40 gram KIO3 dalam tiap 1 lt air (1 kg

KIO3/25 liter air).

Perbandingan antara air, KIO3, dan garam untuk mendapatkan

garam beriodium dengan konsentrasi 0-50 ppm dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 6. Perbandingan KIO3 dan air untuk mendapatkan garam beriodium yang

memenuhi syarat (0-50 ppm)

Garam (kg) KIO3 (gr) Air (liter)

50 100 200 300 400 500 600 700 800 900 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000 16000 17000 18000 19000 20000 2,5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 8 50 900 950 1000 0,05 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 0,70 0,80 0,90 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Sumber : Anonymous (1990)


(63)

2) Air

Air yang dipergunakan sebagai pelarut KIO3 sebaiknya air

tawar yang bersih dan jernih. Selain itu juga harus memenuhi persyaratan air minum yaitu tidak mengandung mikroba penyebab penyakit (patogen), tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.

4. Proses Produksi Garam Beriodium Menurut SK Menteri Perindustrian No. 77/M/SK/5/1995 Tanggal 4 Mei 1995

Garam beriodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen utama Natrium Chloride (NaCl), air, dan Kalium Iodat (KIO3)

serta senyawa-senyawa lainnya. Teknologi pengolahan garam beriodium dilakukan melalui beberapa proses, yaitu :

a. Proses Penggilingan

Sebelum dilakukan pencucian, gumpalan garam dipecah terlebih dahulu dengan mesin pemecah / Crusher sambil di aliri air pencuci, selanjutnya melalui selokan atau talang masuk ke bak-bak pencucian.

b. Proses Pencucian

Pencucian garam dimaksudkan untuk membersihkan kotoran yang terkandung dalam garam berupa pasir, lumpur, dan untuk mengurangi kandungan kalsium (Ca), magnesium (Mg), Sulfat (SO4), dan senyawa

tak larut lainnya. Sebagai larutan pencuci digunakan larutan jenuh

garam atau Brine dengan kepekatan antara 20-25o Be dan dengan

kandungan magnesium (Mg) maksimum 10 ppm. Larutan pencuci dari bak penampung dapat dipakai ulang untuk mencuci kristal garam yang


(64)

telah digiling, sedangkan larutan pencuci yang sudah pekat (melampaui 25o Be) perlu diencerkan dengan air tawar atau air laut.

Proses pencucian dilakukan dengan memasukkan kristal garam kedalam bak-bak tembok semen yang berisi larutan pencuci (brine) dengan konsentrasi 20-25o Be, lalu secara mekanis garam dipindahkan dari bak pertama sampai bak terakhir. Untuk memperoleh hasil yang baik, dilakukan pencucian secara bertingkat sebanyak 5-6 kali (dapat digunakan 5-6 bak-bak tembok semen yang ukurannya bervariasi tergantung dari kapasitas produksi garam).

c. Proses Penirisan / Pengeringan

Proses penirisan dilakukan dengan alat yang menggunakan gaya sentrifugal untuk mengurangi kandungan air sehingga mempersingkat waktu pengeringan. Pola proses penirisan lain dapat dilakukan dengan menimbun garam ditempat terbuka yang beralaskan anyaman bambu atau bahan yang tidak kedap atau menahan air dengan waktu penirisan minimal 4 hari.

Untuk mencapai kadar air maksimum 5 % dilakukan pengeringan lanjut dengan menggunakan beberapa jenis peralatan seperti dryer atau tungku putar.

d. Proses Iodisasi Garam

Pada proses iodisasi harus dilakukan secara mekanis dan continue untuk menjamin homogenitas kandungan iodium dalam garam. Jenis peralatan pada proses iodisasi dapat dengan peralatan


(65)

mekanis seperti Belt conveyor, Screw conveyor, dan Star feeder, atau dapat juga digunakan cara semprot (Spray) atau tetes.

e. Proses Pengemasan dan Pelabelan

Pengemasan dilakukan dengan menggunakan peralatan otomatis mulai dari penimbangan dan pengisian garam sampai penutupan kemasan. Standar berat bersih garam beriodium yang diizinkan adalah 50 kg, 25 kg, 1 kg, 500 gram, 250 gram, dan 100 gram.

Bahan kemasan untuk garam beriodium seberat 50 kg dan 25 kg adalah karung plastik warna putih jenis polyprophylene yang bagian dalamnya dilapisi kantong plastik dengan dasar warna putih, sedangkan bahan kemasan untuk garam beriodium seberat 5 kg ke bawah adalah jenis polyprophylene atau polyethylene dengan ketebalan minimum 0,05 mm.

Diagram Proses Produksi Garam Beriodium Menurut SK Menteri Perindustrian No. 77/M/SK/5/1995 Tanggal 4 Mei 1995 selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.


(66)

Garam Baku

- Garam kasar - Kotoran

Larutan Pencucian

(Lar. Brine 20-25oBe)

Lumpur

Larutan Kalium Iodat

Garam Beriodium

Gambar 4. Proses produksi garam beriodium menurut SK Menteri Perindustrian No.77/M/SK/5/1995 tanggal 4 Mei 1995

PEMECAHAN (Crusher)

PEMISAHAN (Ayakan 5,0 mm)

PENCUCIAN AWAL

PENCUCIAN AKHIR PENGGILINGAN

(Rotary Mill)

PENIRISAN (Sentrifuge) PENGENDAPAN

IODISASI PENYARINGAN (Ayakan 1,19 mm)

PENGERINGAN (Dryer)


(67)

B. Uraian proses produksi garam konsumsi beriodium di PT. SUSANTI MEGAH

Garam beriodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen utama Natrium Klorida (NaCl), air, dan Kalium Iodat (KIO3) serta

senyawa-senyawa lainnya. Pengolahan garam beriodium di PT. Susanti Megah Surabaya dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Bahan baku

Proses produksi bahan baku garam lokal dan garam impor dipisahkan. Garam lokal diolah menjadi garam beriodium dengan merk “Cap Kapal” untuk dikonsumsi manusia, sedangkan garam impor digunakan untuk garam beriodium kemasan 50 kg dan dijual ke industri makanan, seperti pabrik mie indofood, dan ajinomoto. Bahan baku yang berupa garam rakyat (garam lokal) yang diperoleh dari petani Madura dan garam import yang didapatkan dari Australia tersebut diangkut dengan truk-truk dan ditimbang, selanjutnya bahan baku dimasukkan ke dalam tangki penampung I (Raw salt bin), kemudian garam diangkut dengan Belt conveyor dan Bucket elevator menuju tangki penampung II. Ukuran bahan baku garam (NaCl) mempunyai diameter paling besar  2,5 cm. Kapasitas dari Raw salt bin adalah 18-24 ton.

2. Penggilingan

Dari Raw salt bin, garam bahan baku diangkut dengan Belt

conveyor menuju Roll mill I dengan kapasitas 2-3 ton/jam. Pada saat pengangkutan dengan Belt conveyor dilakukan penyortiran untuk


(68)

menghilangkan kotoran-kotoran yang masih terikat dalam garam (misal batu, tali, raffia, dan sebagainya). Dalam Roll Mill dilakukan proses penghancuran garam yang mempunyai ukuran  3 mm menjadi  1,19 mm (16 mesh), sambil dialiri dengan air tawar (PDAM) untuk memperlancar garam masuk ke slurry mixer.

3. Pencucian

Garam yang telah hancur jatuh ke Slurry mixer yang letaknya tepat di bawah Roll Mill untuk dicuci secara horizontal. Air pencuci dalam Slurry mixer atau proses pencucian menggunakan larutan Brine dengan

konsentrasi 20-25oBe, dimaksudkan agar kristal-kristal garam yang

terbentuk mempunyai konsentrasi 70% garam dan 30% campuran air PDAM dan larutan brine yang dialirkan dengan Slurry Mixer menuju Washing Thickner yang merupakan tangki penampung dan pencucian tahap kedua secara vertikal. Dalam Washing Thickner terdapat alat pengaduk sebanyak 4 buah. Air pencuci (brine) kembali masuk ke Washing Thickner, sedangkan garam jatuh menuju separator. Sementara

over flow dari Slury Mixer masuk ke bak pengendap, demikian juga over flow dari Washing Thickner.

4. Separasi atau Pemisahan

Garam dari Washing Thickner, turun ke dalam separator untuk memisahkan garam dengan air pencuciannya. Kadar air dari garam yang

dihasilkan separator  4%. Prinsip kerja dari separator adalah


(69)

berfungsi untuk menggerakkan motor, dimana motor itu bergerak secara horizontal dengan kecepatan  450 rpm. Air yang terdapat dalam garam akan terpisah dengan sendirinya, sedangkan garam akan jatuh menuju ke belt conveyor. Selanjutnya dilakukan inspeksi terhadap garam yang dihasilkan oleh Quality Control mengenai warna garam dalam proses. Apabila warna kurang putih, maka dilakukan brine dengan menggunakan air tawar. Warna kurang putih yang dihasilkan karena brine yang digunakan terlalu pekat.

5. Iodisasi

Proses iodisasi pada PT. Susanti Megah dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan KIO3, kemudian diaduk dengan Screw Conveyor.

Pada Screw Conveyor, jumlah garam yang masuk harus seimbang dengan jumlah larutan KIO3 yang diteteskan sehingga garam yang dihasilkan

mulai awal hingga akhir proses iodisasi mempunyai kandungan KIO3 yang

stabil. Pengadukan garam dilakukan dengan menggunakan Screw Conveyor dimaksudkan agar pencampuran garam dan KIO3 dapat merata. 6. Pengeringan

Garam yang sudah di iodisasi diangkut dengan Bucket Elevator menuju Dryer untuk dikeringkan, dengan suhu 150-200oC dan kapasitas sebesar 2-3 ton/jam. Dalam Dryer, kadar air garam yang semula 4% dikeringkan hingga kadar airnya maksimal kurang dari 1%. Setelah keluar dari Dryer, garam diangkut dengan Bucket Elevator menuju tangki penampung, dari tangki penampung garam jatuh menuju ayakan 16 mesh,


(70)

garam yang lolos ayakan 16 mesh kemudian di inspeksi oleh bagian Quality Control (QC). Bila kadar air lebih dari 1%, maka bagian quality control akan memberitahukan kepada operator untuk mengecilkan volume garam yang masuk ke Dryer, dan bila kadar iodium diluar range 30-80 ppm, maka bagian quality control akan menginstruksikan kepada operator untuk mengatur Sprayer tangki KIO3.

7. Pengayakan dan Pengemasan

Pengayakan dilakukan dengan menggunakan Screen dengan ukuran 16 mesh. Garam yang lolos ayakan 16 mesh dipacking dalam karung dengan ukuran 50 kg. Garam yang tidak lolos ayakan 16 mesh digiling dan diayak kembali dengan ayakan 16 mesh, kemudian dipacking dengan ukuran 250 gr dan 500 gr.

Garam yang dipasarkan adalah garam dengan merk “Jempol” dan merk “Kapal”. Selain garam, juga diproduksi tepung garam atau garam halus dengan merk “Cyclone”.

Diagram Proses Produksi Garam Beriodium di PT. Susanti Megah selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 5.


(71)

Bahan Baku (Garam Lokal & Garam

Import) ka garam lokal > 10%

ka garam impor 2%

Sortasi

Penggilingan (Roll Mill 0,3-1,19 mm) Air PDAM

Larutan KIO3

(30 – 80 ppm)

ka produk garam lokal 0,8 % Garam cyclone

ka produk garam impor 0,3%

Garam yang tidak lolos

Gambar 5. Diagram pembuatan garam beriodium di PT. Susanti Megah Surabaya Pencucian awal

(kapasitas 2-3 ton/jam, slurry mixer)

Pencucian akhir

(Header tank) Pengendapan

Lumpur

Separasi Air pencuci

Iodisasi

Pengeringan, k.a < 1%

Tangki penampung produk

Penggilingan ulang (Roll mill) Pengayakan, ayakan 1,19

mm (16 mesh)

Pengemasan, kemasan karung 50 kg

Pengemasan, bahan plastik polyprophylene dengan

ketebalan 0,05 mm, kemasan 250 gr dan 500 gr

Lar Brine 20-25o Be


(72)

Dalam melaksanakan proses produksi garam beriodium, PT Susanti Megah menggunakan mesin-mesin dan peralatan untuk memperlancar kegiatan produksinya. Adapun peralatan tersebut antara lain :

1. Raw Salt Bin

Fungsi : Penampung bahan baku

Kapasitas : 15 ton

Tipe : vertikal

Jumlah : 1 (satu)

Bahan konstruksi : 304 S.S

Dimensi : Panjang 7 meter

Ketebalan 4 mm

Diameter berbentuk kerucut dengan : a. Diameter atas 3 meter

b. Diameter bawah 40 cm

2. Belt Conveyor I.

Fungsi : Mengangkut bahan baku

Kapasitas : (4-5) ton

Tipe : Continous Flow Conveyor

Jumlah : 1 (satu)


(73)

Panjang : 15 meter

Lebar : 75 cm

Letak : Sudut kemiringan untuk karet 30o

Sudut kemiringan untuk mesin 45o

Power : 7,5 PK

Reduction gear : 1 : 30

2. Belt Conveyor II

Fungsi : Mengangkut bahan baku

Jumlah : 1 (satu)

Bahan : Karet

Panjang : 15 m

Lebar : 75 cm

Daya : 5 PK

Reduction Gear : 1 : 30

2. Hammer Crusher

Fungsi : Menghancurkan partikel-partikel garam

yang besar menjadi partikel-partikel garam yang kecil

Jumlah : 1 (satu)

Bahan : 304 S.S

Tebal : 10 mm

Banyaknya Hammer : 32 buah (bentuk seperti propeller)


(74)

Lebar : 7,5 cm

Tebal : 12 cm

Daya : 25 PK

Putaran : 1500 rpm

2. Slurry Mixer

Fungsi : Untuk mencuci raw material

Jumlah : 1 (satu)

Kapasitas : 2-3 ton / jam

Type : Horizontal

Bahan : 304 S.S

Panjang : 6 m

Lebar : 1,5 cm

Tebal : 4 mm

Motor : 10 PK

Reduction Gear : 1 : 30

Poros : Diameter 3 inchi

Panjang 6,4 m

Banyak kipas pada poros 72 buah Posisi sudut kipas terhadap poros 30o Sudut antara kipas satu dengan lainnya 90o


(75)

2. Slurry Pump

Fungsi : Untuk memompa slurry dari slurry mixer

(berupa air dan partikel garam yang kecil-kecil)

Jenis : Centrifugal pumo

Bahan : 304 S.S

Kapasitas : 40 liter / menit

Daya : 7,5 PK

Kecepatan putaran : 1500 rpm

2. Header Tank

Fungsi : Mencegah terjadinya penggumpalan garam

Daya : 2 PK

Putaran : 1500 rpm

Panjang poros : 1,5 m

Diameter : 3 inch

Banyak kipas : 4 buah

Posisi sudut kipas terhadap poros : 30o

Posisi : vertical

Bahan : 304 S.S

2. Separator

Terdiri dari 2 motor : Motor I : Daya 20 PK


(76)

Motor II : Daya 25 PK Jenis rotary pump

2. Water Tank

Fungsi : Untuk menampung air yang digunakan

untuk mencuci alat-alat dalam pabrik dan juga untuk membantu proses dalam separator

Jumlah : 1 (satu)

Daya tampung : 3 m3

2. Brine Basin

Fungsi : Menampung air brine

Jumlah : 3 buah

Kapasitas filter : 100 liter / menit

Volume tangki I : 7 m3

Volume tangki II : 5 m3

Volume tangki III : 5 m3

2. Brine Pump (pompa I)

Fungsi : Untuk menampung air brine

Daya : 7,5 PK

Jenis : Axial pump

Kapasitas : 90 liter / menit


(77)

2. Brine Pump (pompa II)

Fungsi : Untuk memompa air brine

Daya : 5 PK

Jenis : Axial pump

Kapasitas : 60 liter / menit

Putaran : 1500 rpm

2. Water Pump

Fungsi : Untuk memompa air dari sumur

Daya : 10 PK

Jenis : Rotary pump

Kapasitas : 60 liter / menit

Putaran : 1500 rpm

2. Belt Conveyor III

Fungsi : Untuk mengangkut garam menuju ke screw

conveyor, pada belt ini iodium dengan 40 ppm di

semprotkan

Panjang : 2,5 m

Lebar : 40 cm

2. Bucket Conveyor I

Fungsi : Membawa garam dari bawah ke atas screw

feeder


(78)

Lebar : 30 cm

Jumlah bucket : 52 buah

2. Screw Feeder

Fungsi : Untuk mencegah penggunaan garam dan

mengangkut garam menuju dryer

Motor : Daya 2 PK

Reduction Gear 1 : 30 Putaran 1500 rpm

Diameter : 30 cm

Panjang : 2 m

Sudut kemiringan terhadap poros : 60o

Diameter poros : 2 inch

Diameter output : 25 cm

Diameter input : 25 cm

Tinggi input : 15 cm

Tinggi output : 15 cm

2. Batch Dryer

Kapasitas Batch Dryer : 2 – 3 ton / jam

Panjang : 6 m

Lebar : 75 cm


(79)

Sumber panas :

 Dipakai burner kompor yang memakai tekanan pompa dan tekanan

udara yang digabungkan

Tekanan untuk bahan bakar 15 bar (keluar dari noozle)

 Tekanan angin 10 bar

Motor untuk angin dan untuk Industrial Diesel Oil (IDO)

 Daya : 1 KP

 Putaran : 1500 rpm

 Kapasitas : 40 – 60 liter / menit

2. Hot Fan

Daya : 25 PK

Putaran : 4500 rpm

Debit uadara yang ditiup : 80 m3

2. Air Heater

Bentuk : pipa

Jumlah pipa : 36 buah

Diameter pipa : 4 inch

Panjang : 2 m

Daya : 10 PK

Putaran : 3800 rpm

Debit : 40 m3 / menit

2. Cooling Fan


(80)

Putaran : 3800 rpm

Debit : 40 m3 / menit

2. Man Hold (pada Dryer)

Fungsi : Untuk mengadakan perbaikan

Ukuran : 50 cm x 50 cm

2. Cyclon

Fungsi : Untuk menampung debu-debu garam

Panjang : 2 m

Diameter : 140 cm

Tinggi cerobong : 6 cm

Diameter cerobong : 50 cm

2. Bucket Conveyor

Fungsi : Untuk menghantar garam ke storage tank

Tinggi : 10 cm

Lebar : 30 cm

Jumlah bucket : 74 buah

2. Storage

Fungsi : Untuk menyimpan garam yang sudah jadi

tetapi belum di ayak

Diameter : 2 m

Tinggi : 4 m


(81)

2. Screen

Fungsi : Untuk mendapatkan garam dengan ukuran

16 mesh

Panjang : 1,5 m


(82)

A. UTILITAS

Utilitas bagi suatu industri memegang peranan yang sangat penting karena dapat mendukung kelancaran proses produksi. Fungsi utama dari utilitas adalah memberikan pelayanan terhadap kebutuhan yang diperlukan dalam proses produksi garam konsumsi beriodium.

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia antara lain dipergunakan untuk jalannya proses produksi, peralatan produksi, sebagai operator mesin, administrasi, dan bagian lain yang hanya dapat dikerjakan secara manual. Di PT. Susanti Megah jumlah sumber daya manusia yang digunakan adalah 129 karyawan tetap dan 171 karyawan borongan (karyawan tidak tetap).

2. Sumber Tenaga Listrik

Kebutuhan tenaga listrik untuk PT. Susanti Megah diperoleh dari dua sumber, yaitu :

a. Perusahaan Listrik Negara

PT. Susanti Megah memakai tenaga listrik PLN 1100 KVA, yang digunakan untuk penerangan seluruh lokasi dan aktifitas sistem komputerisasi perusahaan dan untuk mengatasi apabila sewaktu-waktu mesin genset mengalami kerusakan. Penggunaan listrik di PT. Susanti Megah sebesar 193.200 kwh/bulan.


(83)

b. Generator Pembangkit

PT. Susanti Megah mempunyai dua generator yaitu Cummins dan MAN, dimana kedua generator tersebut mempunyai daya yang sama sebesar 670 KVA.

3. Air

Air merupakan salah satu bahan yang penting dalam industri pengolahan pangan. Pada industri pengolahan garam, air digunakan untuk proses pencucian dan sanitasi peralatan. Total kebutuhan air sebanyak 2300-3000 m3/bulan. Kebutuhan air di PT. Susanti Megah dipasok dari PDAM.

Air dari PDAM digunakan untuk : a. Proses pencucian garam

b. Untuk mandi dan minum karyawan, sertta kebersihan dan

penghijauan lokasi pabrik. c. Pendinginan mesin

4. Bahan Bakar

Bahan bakar yang digunakan di PT. Susanti Megah berfungsi untuk menunjang proses produksi pembuatan garam beriodium. Adapun bahan bakar yang digunakan di PT. Susanti Megah yaitu :

a. Industrial Diesel Oil (IDO)

IDO digunakan pada burner untuk memanasi udara, sehingga dihasilkan udara panas, dan untuk pengeringan pada dryer. Bahan


(1)

C. Perhitungan Diketahui :

 Jumlah KIO yang digunakan = 1 kg

 Jumlah air yang digunakan sebagai pelarut = 20 liter

 Jumlah garam (bahan baku/grosok) yang digunakan untuk proses pembuatan garam konsumsi beriodium = 20 ton

 Waktu proses iodisasi = 4,5 jam Ditanyakan :

Menghitung banyaknya KIO yang dibutuhkan terhadap garam yang diiodisasi. Penyelesaian :

Kadar KIO pada garam yang telah diiodisasi di PT. Susanti Megah : = 1000gr iodium

20.000kg garam = 1.000.000 mg iodium 20.000 Kg garam

= 100 mg Iodium 2kg garam

= 50 mg Iodium = 50 ppm 1.000.000 mg garam

Menurut SNI 01-3556-2000, Kandungan KIO pada garam konsumsi beriodium minimal 30 ppm. Sedangkan di PT. Susanti Megah kandungan KIO pada garam


(2)

50 ppm. Tetapi setelah proses iodisasi selesai, dilakukan proses selanjutnya dan diperkirakan kandungan KIO akan berkurang sekitar 20%.

Untuk mengetahui jumlah KIO yang dibutuhkan seharusnya menurut SNI 01-3556-2000, maka diperlukan perhitungan sebagai berikut :

Sebelum proses iodisasi dilakukan, garam grosok melalui tahap pencucian sebanyak 3 kali, dimana pada tahap pencucian ini akan mengakibatkan susut berat garam sebanyak 15% (Anonymous, 1983).

Dengan demikian, jumlah garam yang akan diiodisasi, yaitu = = 20 ton – ( 20 ton x 15% )

= 17 ton = 17000 kg

Jumlah garam yang diiodisasi = 17 ton / 4,5 jam = 17000 kg / 4,5 jam

= 4250 kg/jam = 62,96 kg/menit Kandungan KIO pada garam setelah proses iodisasi minimal :

= 30 ppm + (30 ppm x 20%) = 36 ppm

Jadi jumlah KIO yang dibutuhkan = 62,96 kg/menit x 36 mg/kg = 2266,67 mg/menit

Di PT. Susanti Megah digunakan 1000 gram KIO dengan pelarut air sebanyak 20 liter dengan waktu proses selama 4,5 jam.

Jadi larutan KIO yang digunakan = 20 liter / 4,5 jam


(3)

Jadi jumlah KIO yang dibutuhkan seharusnya dengan pelarut air 20 liter (20000 ml) yaitu :

20000 ml

= x 2266,67 mg/menit 74 ml/menit

= 612613,57 mg

= 612,613 gram

Jadi KIO yang digunakan di PT. Susanti Megah sebanyak 1 kg dalam 20 liter air sudah memenuhi persyaratan SNI 01-3556-2000 yaitu minimal 612,613 gram dalam 20 liter air.

D. Pembahasan

Proses iodisasi merupakan proses pencampuran garam halus dengan larutan Kalium Iodat (KIO3). Menurut petunjuk teknis pelaksanaan SK Menteri Perindustrian No. 77/M/SK/5/1995 tanggal 4 Mei 1995 tentang persyaratan teknis pengolahan, pengemasan dan pelabelan garam beriodium serta perizinan, bahwa pada proses iodisasi harus dilakukan secara mekanis dan kontinu untuk menjamin homogenitas kandungan iodium dalam garam.

Proses iodisasi di PT. Susanti Megah sudah menggunakan alat pencampur garam halus dengan larutan KIO3 yang bersifat kontinu yaitu screw conveyor. Alat ini bekerja dengan sitem pengadukan yang menggunakan screw sehingga pemerataan garam dengan larutan KIO3 yang diteteskan dari tangki lebih terjamin.

Menurut Hariadi (2004), sistem screw ini bersifat kontinu dengan kapasitas kecil sampai besar ( 10-1000 kg/jam) dengan putaran screw ± 3.200 Rpm. Saat poros berputar maka garam yang ditetesi larutan KIO3 bergerak


(4)

( bergeser, berputar, bergulir) yang mengakibatkan butir-butir garam dan larutan KIO3 berpindah dan bercampur secara acak. Kesempurnaan pencampuran tergantung pada panjang ulir sudut sehingga pergerakan butir garam semakin banyak. Proses iodisasi ini dilakukan pada suhu kamar. Hasil akhir pencampuran dipersyaratkan mengandung kadar KIO³ minimal 30ppm sesuai dengan SNI 01-3556-2000.

Sebelum proses iodisasi dilakukan, garam grosok melalui tahap pencucian sebanyak 3 kali, dimana pada tahap pencucian ini akan mengakibatkan susut berat garam sebanyak 15% (Anonymous, 1983). Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa jumlah KIO yang dibutuhkan yaitu minimal 612,613 gram dalam pelarut air sebanyak 20 liter, sedangkan di PT. Susanti Megah jumlah KIO3 yang digunakan yaitu 1000 gram dengan pelarut air sebanyak 20 liter. Dari proses iodisasi ini dihasilkan garam dengan kandungan KIO3 50 ppm, dimana kandungan ini akan menyusut sekitar ± 20% akibat proses selanjutnya. Hal ini jelas kurang efisien dan kurang ekonomis, mengingat penggunaan garam dalam kehidupan sehari hari (biasanya untuk memasak) ditambahkan di awal proses, sehingga kandungan iodium pada garam dapat menguap bila terkena panas. Menurut SNI 01-3556-2000, kandungan KIO3 pada garam konsumsi beriodium minimal 30 ppm. Oleh karena itu, jumlah KIO3 yang digunakan di PT. Susanti Megah hendaknya tetap dipertahankan.


(5)


(6)

Anonymous, 1990. Pedoman Pembuatan Garam Beriodium. Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Banjarbaru.

Anonymous, 1994. SNI 01-3556-1994. Garam Konsumsi Beriodium. Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Anonymous, 1995. Petunjuk Teknis Pelaksanaan SK Menteri Perindustrian No. 77/M/SK/5/1995 Tanggal 4 Mei 1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan, Pengemasan, dan Pelabelan Garam Iodium serta Perizinan, Jakarta.

Anonymous, 1996. Pedoman Umum HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman, Jakarta.

Buckle, K.A., 1987. Ilmu Pangan, UI Press, Jakarta.

Othmer. K, 1983. Encyclopedia of Chemical Technology. Edisi 3. Volume 13, New York.

Soediaoetama, A.D.,2000. Ilmu Gizi. Dian Rakyat, Jakarta.

Thaheer, Hermawan, Dr. Ir., 2005. Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point). Bumi Aksara, Jakarta.

Winarno, F.G., 1989. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winarno, F.G., 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Yoyon, S. Arhamsyah. Bambang US. Alhani. Lukman N., 2001. Uji Coba Proses Pengolahan Garam Rakyat di Kabupaten Sintang. Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Pontianak, Kalimantan Barat. (Laporan Penelitian).

Yuastika. Ketut, D.S.P.D., 1985. Penyakit Kelenjar Thyroid. Universitas Udayana, Denpasar.