Perbedaan pengaruh pemberian ceramah dan leaflet pada perilaku swamedikasi ibu-ibu PKK di Dusun Nglawisan Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan : kajian pengobatan maag - USD Repository

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET PADA PERILAKU SWAMEDIKASI IBU-IBU PKK DI DUSUN NGLAWISAN DESA TAMANAGUNG KECAMATAN MUNTILAN (KAJIAN PENGOBATAN MAAG) SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Eva Kristina NIM : 078114026

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2010

  

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN CERAMAH DAN LEAFLET

PADA PERILAKU SWAMEDIKASI IBU-IBU PKK

DI DUSUN NGLAWISAN DESA TAMANAGUNG KECAMATAN

MUNTILAN

  

(KAJIAN PENGOBATAN MAAG)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Eva Kristina NIM : 078114026

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

FOR MY BELOVED JESUS CHRIST

Give thanks to You for all You’ve done in my life..

  

What a Friend we have in Jesus,

All our sins and griefs to bear.

  

What a privilege to carry

Everything to God in prayer.

What peace we often forfeit,

What needless pain we bear,

  

All because we do not carry

Everything to God in prayer.

  

You are my strength, my joy, my world, my endless true

friend, my Father, my life, my everything…

  

I Love You

Ecclesiastes 3:11

He has made everything beautiful in its time. He has also set

eternity in the hearts of men; yet they cannot fathom what God has

done from beginning to end.”

  Spesial thanks to… For My Lovely Family, Boyfriend, Bestfriends, & My Almamater

  

PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih karunia-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Pemberian Ceramah dan Leaflet pada Perilaku Swamedikasi Ibu-Ibu PKK di Dusun Nglawisan Desa Tamanagung Kecamatan Muntilan (Kajian Pengobatan Maag)”.

  Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata satu Farmasi (S. Farm.), program Studi Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan rendah hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Gubernur Provinsi Jawa Tengah Bakesbanglinmas Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di kecamatan Muntilan Jawa Tengah.

  2. Bapak dan ibu RT dusun Nglawisan Kecamatan Muntilan yang telah memberi ijin dan memberikan bantuan yang besar selama proses penelitian.

  3. Para pengurus dan seluruh ibu-ibu PKK dusun Nglawisan desa Tamanagung Kecamatan Muntilan yang telah membantu dalam penelitian ini.

  5. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi.

  6. Ibu Phebe Hendra,M.Si.,Ph.D.,Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik yang berguna bagi penulis.

  7. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik yang berguna bagi penulis.

  8. Sekretariat yang membantu menyelesaikan administrasi, Mas Narto yang telah membuat berbagai surat ijin sehingga membantu kelancaran proses pengambilan data.

  9. Papa (Hartanto) dan Mama (Sri Hartati), serta kakak (Andy Hartanto) atas doa dan dukungannya selama ini.

  10. Seluruh staff pengajar dan karyawan Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta, atas bimbingan dan bantuannya selama ini.

  11. Sahabat seperjuanganku dalam menempuh pendidikan semasa kuliah sejak semester awal hingga saat ini, dan yang selalu setia menemani dan membantuku dalam penelitian skripsi ini : Helen, Noviana Hertanto. Terimakasih untuk kekompakan dan kerjasamanya hingga skripsi ini selesai.

  12. Teman-teman angkatan 2007 (khususnya kelas FKK-A), atas doa, semangat, dan kebersamaannya selama ini.

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dan telah membantu dalam pembuatan skripsi ini dengan doa dan dukungannya saya ucapkan terima kasih. Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ada dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itulah penulis mengaharapkan kritik dan saran yang dapat membuat karya ini menjadi lebih baik. Akhir kata, semoga penelitian skripsi yang telah dilakukan penulis dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu kefarmasian dan bagi semua pembaca.

  Penulis

  Halaman DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL………………………………………………………... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………. iii HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iv HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  ILMIAH…………………………………………………………………….. vi PRAKATA………………………………………………………………….. vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………. x DAFTAR ISI………………………………………………………………... xi DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xv DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xvi DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... xvii

  INTISARI…………………………………………………………………… xix

  

ABSTRACT …………………………………………………………….......... xx

BAB I PENGANTAR……………………………………………………….

  1 A. Latar Belakang……………………………………………………..

  1

  1. Permasalahan……………………………………………………

  5

  2. Keaslian penelitian………………………………………………

  5 3. Manfaat praktis………………………………………………….

  7 B. Tujuan Penelitian…………………………………………………..

  7

  1. Tujuan umum……………………………………………………

  7

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA……………………………………….

  8 A. Anatomi dan Fisiologi Lambung…………………………………

  8 B. Maag………………………………………………………………

  9 C. Penatalaksanaan Sakit Maag……………………………………..

  10

  1. Penatalaksanaan non-farmakologis……………………………. 10 2. Penatalaksanaan farmakologis………………………………….

  10 D. Swamedikasi……………………………………………………...

  11 E. Obat Bebas………………………………………………………..

  12 F. Antasida…………………………………………………………... 13 G. Edukasi Kesehatan……………………………………………….

  17 H. Metode Leaflet…………………………………………………… 19 I. Metode Ceramah…………………………………………………….

  19 J. Kuesioner…………………………………………………………..

  20 K. Perilaku……………………………………………………………

  21 L. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas…………………………………

  26

  1. Uji validitas…………………………………………………… 26

  2. Uji reliabilitas…..………………………………………………. 27 M. Landasan Teori…………………………………………………... 27 N. Hipotesis…………………………………………………………..

  28 BAB III METODE PENELITIAN………………………………………….

  29 A. Jenis dan Rancangan Penelitian………………………….…….. 29

  B. Variabel Penelitian……………………………………………... 29

  D. Subjek Penelitian……………………………………………….. 31

  E. Tempat Penelitian…………………………………….…………

  32 F. Bahan Penelitian…………………………………….…………..

  32 1. Populasi penelitian……………..……………….…………….

  32 2. Sampel dan teknik sampling………………………………….

  32 3. Besar sampel………………………………………………….

  33 G. Instrumen Penelitian……………………………..……………...

  33 H. Tata Cara Penelitian……………………………………………...

  35

  1. Perijinan…………………………………………….............. 35 2. Penelusuran data populasi………………..…………………..

  35 3. Pembuatan kuesioner………………….…………….............

  35 a. Penyusunan dan pembuatan kuesioner……………..…….

  35

  b. Uji validitas……………………….……………………... 36

  c. Uji reliabilitas……………………..………………………

  37

  d. Pembuatan leaflet……..………………………………….. 38

  e. Penentuan kelompok perlakuan dan pemilihan sampel ibu- ibu PKK dari tiap RT yang dipilih………………………….

  38 1) Penentuan kelompok perlakuan menggunakan cara randomisasi…………………………………………….

  38 2) Pemilihan sampel ibu-ibu PKK dari setiap RT yang dipilih………………………………………………….

  39 f. Pelaksanaan intervensi……………………………….……..

  39

  2) Pelaksanaan ceramah dan leaflet..……………………. 39 g. Pengambilan data………………….…………………..….

  40 I. Pengolahan Data……………………..………………………...….

  40 1. Manajemen data………………………….………………..…..

  40 2. Analisis data……………………………………………….…..

  41 J. Kesulitan dan Kelemahan Penelitian……………………….…....

  43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………….……...

  45 A. Efektivitas Metode Leaflet terhadap Perubahan Perilaku Swamedikasi Ibu-Ibu PKK (Kajian Pengobatan Maag)….………………………………………………………...

  46 B. Efektivitas Metode Ceramah terhadap Perubahan Perilaku Swamedikasi Ibu-Ibu PKK (Kajian Pengobatan Maag)……..……………………………………………………..

  51 C. Metode yang Paling Efektif terhadap Perubahan Swamedikasi pada Ibu-Ibu PKK di Dusun Nglawisan (Kajian Pengobatan Maag)……………………………………………………………..

  56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….…

  61 A. Kesimpulan……………………………………………………......

  61 B. Saran………..……………………………………………………..

  61 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….......

  63 LAMPIRAN……………………………………………………………….. 66 BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………...... 107

  DAFTAR TABEL Halaman

  Tabel I. Jenis Pernyataan dan Pengelompokannya Berdasarkan Variabel dalam Kuesioner……………………………...............

  36 Tabel II. Uji Signifikansi dan Selisih Nilai Rerata antara Pretest dan

  Posttest Kelompok Kontrol dan Leaflet………………………

  47 Tabel III. Nilai Signifikansi Selisih Posttest-Pretest antara Kelompok Kontrol dan Leaflet…………………………………………….

  50 Tabel IV. Uji Signifikansi dan Selisih Nilai Rerata antara Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol dan Ceramah…………………….

  51 Tabel V. Nilai Signifikansi Selisih Posttest-Pretest antara Kelompok Kontrol dan Ceramah…………………………………………..

  55 Tabel VI. Perbedaan Pengaruh Metode Ceramah dan Leaflet tentang Swamedikasi (kajian pengobatan maag) terhadap Perubahan Perilaku…………………………………………………………

  57 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Anatomi Lambung…………………………………………....

  8 Gambar 2. Hipersekresi Asam Lambung………………..………………

  10 Gambar 3. Selisih Rerata Pretest-Posttest pada Kelompok Kontrol dan Leaflet ………………………………………………………..

  49 Gambar 4. Selisih Rerata Pretest-Posttest pada Kelompok Kontrol dan Ceramah……………...……………………………………...

  54 Gambar 5. Selisih Rerata Pretest-Posttest pada Kelompok Leaflet dan Ceramah………………………………………….

  59 DAFTAR LAMPIRAN Halaman

  Lampiran 1. Kuesioner pretest dan posttest yang digunakan untuk penelitian……………………………………………...........

  66 Lampiran

  2. Hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner…………………………………………………..

  70 Lampiran 3. Data diri responden kelompok kontrol dan kelompok perlakuan…………………………………………….……

  72 Lampiran 4. Hasil uji chi-square untuk karakteristik umur responden…………………………………………………

  75 Lampiran 5. Uji signifikansi efektifitas metode leaflet dan ceramah terhadap perubahan perilaku tentang swamedikasi ibu-ibu PKK (kajian pengobatan maag)………………………….

  76 Lampiran 6. Nilai signifikansi selisih posttest-pretest antara kelompok kontrol dan leaflet……………………………………….

  83 Lampiran 7. Nilai signifikansi selisih posttest-pretest antara kelompok kontrol dan ceramah……………….…………………….

  85 Lampiran 8. Perbedaan pengaruh metode ceramah dan leaflet tentang swamedikasi (kajian pengobatan maag) terhadap perubahan perilaku……………………………………….

  88 Lampiran 9. Leaflet yang diberikan pada saat penelitian…………….

  90 Lampiran 10. Materi yang disampaikan saat ceramah……………………

  91

  2010………………………………………………............... 93 Lampiran 12. Surat-surat ijin penelitian…………………………..............

  94 Lampiran 13. Foto-foto kelompok kontrol dan kelompok perlakuan…….. 100

  

INTISARI

  Swamedikasi adalah tindakan mengobati diri sendiri dengan menggunakan obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit ringan secara tepat dan bertanggung jawab. Sakit maag merupakan penyakit ringan yang terjadi karena peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi iritasi lambung, dengan gejala mual, muntah, rasa nyeri serta panas pada ulu hati dan dada, sehingga dalam pengobatannya dapat dilakukan secara mandiri menggunakan obat antasida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi berupa metode ceramah dan leaflet pada perilaku swamedikasi di Dusun Nglawisan Kecamatan Muntilan (kajian pengobatan maag), dan mengetahui metode edukasi mana yang paling efektif untuk meningkatkan aspek perilaku swamedikasi maag.

  Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu, dengan rancangan pretest posttest intervention with control group. Penelitian ini terdiri dari dua kelompok eksperimen yang diberi perlakuan berupa ceramah dan leaflet dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Pengambilan data dilakukan dengan cara masing-masing kelompok diberi pretest dan posttest menggunakan kuesioner setelah satu bulan untuk mengetahui efek perlakuan terhadap perubahan perilaku responden. Perbandingan pretest dan posttest dianalisis dengan uji Paired

  

T-Test untuk data terdistribusi normal, jika tidak normal menggunakan uji

Wilcoxon . Sedangkan perbandingan antara kelompok kontrol dan perlakuan

  dianalisis dengan uji Independent T-Test untuk data terdistribusi normal, jika tidak normal menggunakan uji Mann-Whitney.

  Dari hasil analisis data menunjukkan intervensi leaflet efektif untuk mempengaruhi perubahan pengetahuan, sikap, dan tindakan. Sedangkan intervensi ceramah efektif untuk mempengaruhi perubahan pengetahuan dan tindakan, namun kurang efektif untuk mempengaruhi perubahan sikap. Hasil analisis data menunjukkan bahwa metode leaflet tidak lebih efektif dibandingkan metode ceramah untuk perubahan pengetahuan dan sikap, namun untuk perubahan tindakan metode leaflet lebih efektif dibandingkan metode ceramah. Kata kunci : swamedikasi maag, ceramah, leaflet

  ABSTRACT

  Self-medication is an act of self-medicate by using drugs without a prescription to overcome the ailment appropriately. Heartburn is a minor illness that occurs due to increased production of stomach acid. Symptoms include nausea, vomiting, pain in the pit of the stomach and chest so that treatment can be done with self-medication using antacids. Research in Nglawisan, Muntilan aims to investigate the effect of educational lecture method and leaflet on self- medication behavior. Moreover, this study also aims to determine which educational methods are most effective for improving aspects of behavioral assessment heartburn self-medication.

  Type of research using in this problem was quasi-experimental, with pretest posttest design with control group intervention. This study consisted of two experimental groups. The first group was treated in the form of lecture and leaflet, while others are not given treatment. Data were collected by each group using pretest and posttest on the questionnaire after one month to determine the effects of the treatment of behavioral changes of respondents. Comparison of pretest and posttest were analyzed using Paired T-Test for normally distributed data or Wilcoxon test if the data was not distributed normally. Moreover, comparisons between the control and treatment groups were compared by using Independent T-Test for normally distributed data or the Mann-Whitney test if the data was not distributed normally.

  From the analysis of data showed the intervention of leaflet was effective to influence changes in knowledge, attitudes, and actions while the intervention of the lecture was effective to influence changes in knowledge and action, but less effective to influence change in attitudes. The results of data analysis showed that the leaflet was less effective method than the lecture method to change knowledge and attitudes, but for the changing of action leaflet method was more effective than lecture method. Keywords: heartburn self-medication, lecture, leaflet

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah tindakan mengobati diri

  sendiri dengan menggunakan obat-obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit- penyakit ringan (minor illness) secara tepat dan bertanggung jawab (Holt dan Hall, 1990).

  Perilaku pencarian pengobatan yang dilakukan oleh penduduk Indonesia yang mengeluh sakit proporsi terbesar yakni dengan swamedikasi. Menurut WHO, terjadi peningkatan masyarakat dalam menangani penyakit mereka dengan swamedikasi tanpa berkonsultasi dengan dokter atau apoteker (WHO, 1998).

  Kenyataan ini didukung laporan bahwa lebih kurang 82% masyarakat melakukan praktek swamedikasi (Donatus, 1997). Sekarang ini semakin banyak masyarakat memilih swamedikasi, hal ini disebabkan banyak produk obat tanpa resep yang beredar, maraknya iklan obat di media cetak dan media elektronik, serta kecenderungan masyarakat memilih pengobatan sendiri bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil yang jarang terdapat praktek dokter, motivasi masyarakat untuk mencegah atau mengobati penyakit ringan yang mampu dikenali sendiri.

  Akibat semakin meningkatnya kecenderungan masyarakat untuk melakukan swamedikasi, hal ini dapat menyebabkan swamedikasi yang dilakukan masyarakat menjadi sangat boros karena konsumsi obat-obat yang sebenarnya pengobatan karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan aturan pakainya. Obat bebas dan obat bebas terbatas bukan berarti bebas efek samping, sehingga pemakaiannya pun harus sesuai dengan indikasi, dosis, lama pemakaian yang benar, disertai dengan pengetahuan pengguna tentang resiko efek samping dan kontraindikasinya (Lazarus, Tsechkovski, dan Tarakova, 2002).

  Maag merupakan penyakit yang umum diderita masyarakat. Upaya pengobatan sendiri umum dilakukan masyarakat ketika terserang sakit maag dengan mengkonsumsi obat-obat tradisional maupun menggunakan obat tanpa resep yang salah satunya yakni obat golongan antasida yang banyak dijual di apotek, maupun toko obat. Masyarakat yang menderita maag umumnya melakukan upaya pengobatan karena maag membuat mereka terganggu terutama pada saat beraktivitas atau bekerja.

  Ibu-ibu PKK dusun Nglawisan desa Tamanagung Kecamatan Muntilan menjadi pilihan dilakukannya penelitian ini dengan pertimbangan berdasarkan data Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan Desa tahun 2009 yang didapatkan dari kantor kelurahan, Tamanagung merupakan salah satu desa dari 14 desa di Kecamatan Muntilan yang luas wilayah dan jumlah penduduknya paling besar dibanding desa-desa lainnya kemudian Nglawisan merupakan salah satu dusun dari 12 dusun di desa Tamanagung yang memiliki jumlah penduduk paling banyak dibanding dusun lainnya yakni 676 orang. Penelitian ini dilakukan pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan yang memenuhi kriteria inklusi. Pemilihan sampel dilakukan atas pertimbangan, seorang ibu adalah tokoh yang berperan berguna dalam pengobatan maag secara benar di dalam keluarga, kemudian ibu- ibu PKK merupakan salah satu media yang tepat dalam pemberian edukasi dimana informasi yang telah diberikan pada ibu-ibu PKK dapat disampaikan kembali kepada masyarakat di sekitarnya melalui kegiatan rutin yang dilakukan setiap bulannya. Sehingga adanya penelitian diharapkan ibu-ibu PKK desa Nglawisan dapat dijadikan sebagai panutan untuk warga lain dalam berperilaku swamedikasi maag dengan secara benar.

  Menurut wawancara pribadi peneliti dengan apoteker yang ada di apotek desa Tamanagung diketahui bahwa masyarakat di dusun Nglawisan desa Tamanagung cenderung untuk mengobati sakit maag dengan cara swamedikasi tanpa berkonsultasi dengan dokter, selain itu dengan melakukan swamedikasi maka masyarakat dapat menghemat banyak waktu dan biaya. Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan tanggung jawab masyarakat untuk memastikan pengobatan yang mereka pilih sesuai dengan kebutuhan, keselamatan dan keefektifannya. Peningkatan tanggung jawab tersebut dapat dilakukan dengan pemberian informasi obat bebas yang obyektif, lengkap dan tidak menyesatkan untuk melakukan swamedikasi secara rasional, aman dan efektif. Pemberian informasi tentang swamedikasi ini merupakan salah satu dari peran farmasis (WHO, 1998) dalam promosi kesehatan yang salah satunya dapat dilakukan dengan pemberian edukasi.

  Terdapat berbagai macam metode pemberian edukasi kesehatan kepada masyarakat antara lain metode ceramah dan seminar untuk kelompok besar, dan kelompok kecil. Alat bantu edukasi kesehatan yang ada saat ini seperti booklet,

  

leaflet , selebaran, poster, foto, televisi, radio, internet, dan papan-papan yang

  dipasang di tempat-tempat umum. Dengan adanya pemberian edukasi kesehatan dapat meningkatkan aspek perilaku masyarakat yang mendapat edukasi tersebut.

  Aspek perilaku yang dimaksud terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan. Menurut Notoatmodjo (1993), proses edukasi dengan tulisan (leaflet, booklet, selebaran) mempunyai efektifitas/intensitas yang lebih tinggi untuk mempresepsi bahan edukasi/pengajaran daripada penyampaian edukasi yang hanya dengan kata-kata seperti ceramah atau seminar. Hal ini juga didukung dari penelitian para ahli bahwa indera yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% - 87% dari pengetahuan manusia diperoleh dari melalui mata. Sedangkan 13% - 25% lainnya tersalur melalui indera yang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat bantu edukasi visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi/edukasi (Notoatmodjo, 1993).

  Dari uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah pemberian edukasi dengan metode ceramah atau leaflet dapat meningkatkan aspek perilaku swamedikasi masyarakat di dusun Nglawisan kajian pengobatan maag. Pada penelitian ini metode edukasi yang dipilih adalah ceramah karena metode ceramah cocok untuk kelompok besar yakni dengan jumlah peserta lebih dari 15 orang, metode ceramah baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah, dan merupakan cara yang paling umum untuk berbagi pengetahuan dan fakta kesehatan. Sedangkan metode kedua yakni dengan pemberian leaflet karena memberikan informasi kesehatan, metode ini mampu mencover banyak informasi kesehatan dalam format yang menarik, bersifat fleksibel artinya masyarakat dapat membawa menyimpan dan mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya kapanpun dan di manapun. Sehingga dengan digunakannya dua metode edukasi tersebut dapat untuk mengetahui metode edukasi mana yang paling efektif untuk meningkatkan aspek perilaku swamedikasi kajian pengobatan maag yang meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan dengan harapan terbentuk perilaku swamedikasi yang rasional.

  1. Permasalahan

  1. Bagaimanakah efektivitas perubahan perilaku swamedikasi pada ibu- ibu PKK di dusun Nglawisan dengan metode leaflet (kajian pengobatan maag)?

  2. Bagaimanakah efektivitas perubahan perilaku swamedikasi pada ibu- ibu PKK di dusun Nglawisan dengan metode ceramah (kajian pengobatan maag)?

  3. Manakah metode yang paling efektif terhadap perubahan perilaku swamedikasi pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan maag)?

  2. Keaslian penelitian

  Penelitian tentang perbedaan pengaruh pemberian ceramah dan leaflet pada swamedikasi ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan desa Tamanagung Kecamatan Muntilan (kajian pengobatan maag) dengan usia 20-55 tahun dan yang terkait tentang pengaruh edukasi terhadap aspek perilaku swamedikasi dengan metode edukasi penyuluhan, oleh peneliti lain dengan judul berikut ini : a. Pengaruh Edukasi terhadap Aspek Perilaku Swamedikasi (Common Cold) pada Ibu-Ibu Non Kader Kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul oleh Widiastuti (2009). Metode edukasi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penyuluhan. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi berpengaruh terhadap perilaku swamedikasi common

  

cold pada ibu-ibu non kader kesehatan dengan angka signifikansi untuk

  pengetahuan 0,000; sikap 0,000; dan tindakan 0,002, berarti secara statistik pemberian edukasi berpengaruh secara bermakna terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan perilaku swamedikasi common cold.

  b. Pengaruh Edukasi terhadap Aspek Perilaku Swamedikasi (Common Cold) pada Kader-Kader Kesehatan di Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul oleh Prabaningrum (2009). Metode edukasi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penyuluhan. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian edukasi berpengaruh terhadap perilaku swamedikasi common cold pada ibu-ibu kader kesehatan dengan angka signifikansi untuk pengetahuan 0,000; sikap 0,000; dan tindakan 0,011, berarti secara statistik pemberian edukasi berpengaruh secara bermakna terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan perilaku swamedikasi

  common cold .

  Penelitian tersebut berbeda pada hal tujuan penelitian, subjek penelitian, waktu penelitian, lokasi penelitian, dan kajian penelitian. Penelitian yang pemberian leaflet terhadap perubahan perilaku swamedikasi ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan tahun 2010.

3. Manfaat praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan pertimbangan farmasis dan Departemen Kesehatan untuk menentukan metode yang sesuai dalam promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi yang rasional (kajian pengobatan maag).

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh edukasi berupa metode ceramah dan leaflet terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan swamedikasi ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan desa Tamanagung Kecamatan Muntilan (kajian pengobatan maag).

2. Tujuan khusus

  Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

  a. Efektivitas metode leaflet terhadap perubahan perilaku swamedikasi pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan maag).

  b. Efektivitas metode ceramah terhadap perubahan perilaku swamedikasi pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan maag).

  c. Metode yang paling efektif terhadap perubahan perilaku swamedikasi pada ibu-ibu PKK di dusun Nglawisan (kajian pengobatan maag).

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Anatomi dan Fisiologi Lambung Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat

  di daerah epigastrik, di bawah diafragma dan di depan pankreas. Kapasitas normal lambung adalah 1-2 liter. Secara anatomi lambung terdiri dari fundus, batang utama, dan antrum pilorik (gambar 1). Lambung berhubungan dengan osofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui orisium pilorik (Price dan Wilson, 1984).

  

Gambar 1. Anatomi Lambung (Wikidict, 2010)

  Lambung memiliki beberapa fungsi diantaranya sebagai fungsi motorik, yaitu menampung dan menyimpan makanan dari osofagus melalui orifisium dan bekerja sebagai penimbun sementara, memecahkan makanan menjadi

  kardiak

  partikel-partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, yaitu pencernaan protein oleh pepsin dan HCl, sekresi mukus yang membentuk selubung dan melindungi lambung serta sebagai pelumas agar makanan lebih

B. Maag

  Sakit maag adalah peningkatan produksi asam lambung sehingga terjadi iritasi lambung. Maag atau sakit lambung memiliki gejala khas berupa mual kadang disertai muntah, perut kembung, rasa nyeri atau pedih serta rasa panas pada ulu hati dan dada meskipun baru saja selesai makan (Depkes, 2006).

  Pada penyakit maag akut biasanya belum ada gejala kerusakan yang jelas pada dinding lambung; mungkin hanya disebabkan oleh berlebihnya produksi asam lambung sesaat atau akibat makanan yang merangsang terlalu banyak. Sedangkan pada maag kronis penderita bisa mengalami pembengkakan atau radang pada dinding lambung, luka sampai perdarahan (Depkes, 2006).

  Peningkatan produksi asam lambung dapat terjadi karena makanan atau minuman yang merangsang lambung yaitu makanan yang pedas atau asam, kopi, alkohol, serta kebiasaan merokok; faktor stres baik stres fisik (setelah pembedahan, penyakit berat, luka bakar) maupun stres mental; obat-obat tertentu yang digunakan dalam jangka waktu lama (misal obat rematik, anti inflamasi); pola makan yang tidak teratur (Depkes, 2006).

  Bahan iritan akan menimbulkan defek mukosa barier dan terjadi difusi

  • balik ion H . Histamin terangsang untuk lebih banyak mengeluarkan asam lambung (gambar 2), timbul dilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler, kerusakan mukosa lambung, gastritis akut atau kronik dan tukak lambung. Tukak lambung yang letaknya dekat pilorus atau dijumpai bersama dengan tukak duodenum biasanya disertai hipersekresi asam, sedangkan bila lokasinya pada

  

Gambar 2. Hipersekresi Asam Lambung (Wikidict, 2010)

C. Penatalaksanaan Sakit Maag

  1. Penatalaksanaan non-farmakologis

  a. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung b.Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang pedas, rokok, soft drink dan stres c. Atur pola makan dengan porsi kecil tetapi frekuensi lebih sering d. Makan makanan yang lunak/mudah dicerna (Irma, 2008).

  2. Penatalaksanaan farmakologis

  Yakni dengan menggunakan obat-obatan yang meliputi antasida (bekerja dengan cara menetralkan asam lambung sehingga melindungi selaput lendir lambung dari kerusakan),obat golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan golongan prokinetik (mencegah terjadinya muntah) (Irma, 2008).

D. Swamedikasi

  Menurut Holt dan Hall (1990), swamedikasi atau pengobatan sendiri diartikan sebagai tindakan mengobati diri sendiri dengan menggunakan obat-obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit-penyakit ringan (minor illness) secara tepat dan bertanggung jawab.

  Swamedikasi merupakan upaya yang paling sering dilakukan masyarakat untuk mengatasi keluhan atau gejala penyakit. Untuk melakukan swamedikasi secara benar, maka masyarakat harus mampu mengetahui : jenis obat yang diperlukan untuk mengatasi penyakitnya; kegunaan tiap obat; cara pakai, aturan, lama pemakaian, dan batas kapan mereka harus menghentikan swamedikasi dan segera minta pertolongan petugas kesehatan; efek samping obat yang digunakan sehingga dapat memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul kemudian itu suatu penyakit baru atau efek samping obat; siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut (Binfar Depkes, 2008).

  Keuntungan swamedikasi atau pengobatan sendiri menurut Holt dan Hall (1990) aman bila digunakan sesuai dengan petunjuk, efektif untuk menghilangkan keluhan karena 80% sakit bersifat self-limiting, biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat waktu karena tidak perlu mengunjungi fasilitas/profesi kesehatan (Supardi dan Notosiswoyo 2005).

  Kekurangan swamedikasi menurut Holt dan Hall (1990) yakni obat membahayakan kesehatan bila tidak digunakan sesuai dengan aturan pakai, kesalahan penggunaan obat karena informasi yang kurang lengkap dari iklan obat, menggunakan obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya (Supardi dan Notosiswoyo, 2005).

  Menurut Covington (2000), perawatan dan pengobatan mandiri (swamedikasi) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

  1. Perilaku konsumen, antara lain motivasi dan tanggungjawab untuk mempelajari penyakit yang diderita dan cara perawatannya, penghargaan terhadap nilai kesehatan, keseriusan penerimaan penyakit yang berpengaruh pada keputusan tipe perawatan kesehatan yang dipilih serta pengaruh dari orang lain (teman, keluarga, dan tenaga kesehatan).

  2. Karakter demografi, meliputi usia, jumlah keluarga, jenis kelamin dan status sosial dan ekonomi dari masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah atau daerah tertentu.

  3. Keadaan ekonomi, meliputi status ekonomi seseorang, biaya perawatan kesehatan (produk dan pelayanan), ketersediaan dan kemudahan mendapatkan produk perawatan kesehatan.

  4. Pendidikan dan pengetahuan konsumen, meliputi tersedianya informasi yang berguna dari farmasis atau tenaga kesehatan lainnya maupun dari media informasi dan label dalam kemasasn obat, serta adanya alternatif perawatan kesehatan seperti terapi herbal.

E. Obat Bebas

  Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter. Obat obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa resep dokter, dengan tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Obat bebas ini digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan, misalnya : parasetamol. Sedangkan obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi dalam jumlah tertentu masih dapat dijual atau dibeli bebas di apotek tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah

  ®

  lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam, contoh : CTM yakni obat untuk antihistamin dan antialergi (Depkes, 2006).

Dokumen yang terkait

Profil penggunaan obat dan perilaku pengobatan mandiri di kalangan ibu-ibu Desa Oelnasi Nusa Tenggara Timur.

0 3 47

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penggunaan produk vitamin oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 197

Identifikasi permasalahan perilaku swamedikasi penyakit asma oleh ibu-ibu di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulon Progo tahun 2007 - USD Repository

0 0 127

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi penyakit common cold oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 0 192

Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan dengan perilaku swamedikasi diare oleh ibu-ibu di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - USD Repository

0 1 200

Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta : kajian tekanan darah - USD Repository

0 0 170

Perbedaan pengaruh ceramah dan ceramah testimoni tentang kanker serviks dan papsmear terhadap perilaku guru wanita sekolah dasar di kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 147

Perbedaan pengaruh antara pemberian ceramah dengan pemberian leaflet tentang kanker serviks dan papsmear terhadap perilaku ibu-ibu PKK dengan tingkat pendidikan minimal SMA di Kota Yogyakarta - USD Repository

0 0 182

Pengaruh ceramah dan pemberian leaflet terhadap pemilihan dan penggunaan obat diare anak oleh orang tua di Desa Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah - USD Repository

0 0 149

Perbedaan pengaruh ceramah dan pemberian leaflet tentang kanker serviks dan test papsmear terhadap perubahan perilaku ibu-ibu PKK Kota Yogyakarta dengan latar belakang tingkat pendapatan keluarga - USD Repository

0 0 132