Tingkat kedisiplinan siswa smp dalam mengikuti kegiatan akademik dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

  TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP DALAM MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Oky Widyastuti NIM: 081114037 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP DALAM MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: Oky Widyastuti NIM: 081114037 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

MOTO DAN PERSEMBAHAN

  

MOTO:

hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup ditepi

jalan, dan dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan

buah.

  • Abu bakar sibil*

  

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

  Φ Orang tuaku tercinta bapak Suharno dan ibu Wagiyah

Φ kakakku Ety Fitri Purwaningsih, Priyo Agung Setiawan,

dan Arif Wibowo,

  Φ Suamiku Ardian Septiantono Φ keluarga besar saya yang sudah mendukung sampai sejauh ini

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya mengatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 29 November 2013 Penulis

  Oky Widyastuti

  LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Oky Widyastuti Nomor Mahasiswa : 081114037

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP DALAM MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013)

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 29 November 2013 Yang menyatakan, Oky Widyastuti

  ABSTRAK TINGKAT KEDISIPLINAN SISWA SMP DALAM MENGIKUTI KEGIATAN AKADEMIK DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENYUSUNAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN (Studi Deskriptif Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten Tahun Ajaran 2012/2013)

  Oky Widyastuti Universitas Sanata Dharma

  2013 Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 2

  Gantiwarno Klaten yang berjumlah 183 siswa (94 siswa putra dan 89 siswa putri).

  Masalah penelitian ini adalah (1) seberapa tinggi tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah? (2) usulan topik-topik bimbingan apa yang relevan dengan kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik berdasarkan identifikasi item-item yang rendah?

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuisioner Tingkat Kedisiplinan Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik dengan jumlah pernyataan sebanyak 66 item. Instrumen penelitian ini disusun berdasarkan masalah penelitian, variabel penelitian, kajian teoritis dan semua unsur kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 126 orang (68,8%) siswa sangat tinggi dalam kedisiplinan akademik, 46 orang (25,2%) siswa yang tinggi dalam kedisiplinan akademik, 9 orang (5%) siswa sedang dalam kedisiplinan akademik, 1 orang (0,5%) siswa rendah dalam kedisiplinan akademik, dan 1 orang (0,5%) siswa sangat rendah dalam kedisiplinan akademik. Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 memiliki kedisiplinan akademik yang sangat tinggi. Topik bimbingan yang diusulkan adalah menggunakan waktu dengan baik.

  

ABSTRACT

THE LEVEL OF DISCIPLINE OF JUNIOR HIGH SCHOOL

STUDENTS IN PARTICIPATING THE ACADEMIC

ACTIVITIES AND ITS IMPLICATIONS IN DESIGNING THE

GUIDANCE TOPICS

(A Descriptive Study of the Eighth Grade Students at SMP N 2 Gantiwarno Klaten in 2012/2013 Academic Year)

  

Oky Widyastuti

Sanata Dharma University

2013

  This research is a descriptive research using survey method. The population of this research is the eighth grade students at SMPN 2 Gantiwarno Klaten that consists of 183 students (94 males and 89 females).

  There are two problems to be solved in this research, namely: (1) what is the discipline level of the eighth grade students at SMPN 2 Gantiwarno Klaten in participating the academic activities in 2012/2013 academic year? (2) What topics are relevant with discipline in participating academic activities based on low items?

  The instrument in this research is a questionnaire of the discipline level of the students in participating the academic activities which consists of 66 items. The instrument in this research is based on the problems of research, the variable of research, theoretical review, and all about elements of discipline in participating the academic activities.

  The result of this research shows that 126 students (68.8%) have very high level of academic discipline, 46 students (25.2%) have high level of academic discipline, 9 students (5%) have moderate level of academic discipline, and 1 student (0.5%) has low level of academic discipline. Generally, the result of this research shows that most of the eighth grade students at SMPN 2 Gantiwarno Klaten in 2012/2013 academic year have very high level of academic discipline. The guidance topic which is purposed is managing time properly.

  

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan penyertaanNya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dibuat untuk melengkapi salah syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan bidang Bimbingan dan Konseling. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Dr. Gendon Barus, M.si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah menyetujui dan memberikan ijin melakukan penelitian.

  2. Juster Donal Sinaga, M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing yang tulus memberikan penjelasan, bimbingan dan perhatiannya hingga skripsi ini selesai.

  3. Segenap dosen program studi bimbingan dan konseling universitas sanata dharma Yogyakarta yang telah mendidik penulis selama kuliah serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis, yaitu A. Setyandari, S.Pd., S.Psi., Psi., MA , Dr. MM Sri Hastuti, M.Si , Drs. RH. DJ Sinurat, M.A , Dra. M.J Retno Priyani, M.Si , Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., MA 4. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan penulis untuk belajar

5. SMP N 2 GANTIWARNO Klaten yang penuh dengan keterbukaan menerima penulis untuk melakukan penelitian.

  6. Orangtuaku tercinta bapak Suharno dan ibu Wagiyah S.Pd serta kakak saya Ety Fitri Purwaningsih S.Pd, Priyo Agung Setiawan, Arif Wibowo atas setiap doa yang terucap dan dukungan dan biaya yang diberikan kepada penulis.

  7. Suamiku Ardian Septiantono atas dukungannya serta senyumannya selama ini.

  8. Catur Nur Wijayanti dan Yunitasari atas kecerian, kebersamaan, serta perjuangan yang kita raih bersama-sama selama ini, serta Candra Wahyu Kristanto yang mau mengajari dengan sabar pembuatan skripsi ini.

  9. Teman-teman BK angkatan 2008 atas kebersamaan selama ini.

  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Kalian semua telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih.

  Yogyakarta, 29 November 2013 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii MOTO ...................................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................. v PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................ vii ABSTRACT

  .............................................................................................. viii

  KATA PENGANTAR.............................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah......................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4 D. Manfaat Hasil Penelitian ............................................................... 5 E. Definisi Oprasional ....................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Kedisiplinan .............................................................................. 7 1. Pengertian Kedisiplinan .................................................... 7 2. Fungsi Kedisiplinan di Sekolah ........................................... 9 3. Perlunya Kedisiplinan di Sekolah ....................................... 12 4. Tujuan Kedisiplinan di Sekolah .......................................... 14

  B.

  Bimbingan ................................................................................. 17 1. .................................................... 17

  Pengertian Bimbingan 2. ................................................... 18

  Tujuan Bimbingan 3. ................................................... 20

  Ragam Bimbingan C. Bimbingan Akademik ................................................................ 21 D.

  Layanan Bimbingan Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik ............................ 25

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................. 30 B. Subjek Penelitian .......................................................................... 30 C. Instrumen Penelitian..................................................................... 31 D. Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 34 E. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................... 43 B. Pembahasan.................................................................................. 47 C. Usulan Topik Bimbingan ........................................................... 51 D. Keterbatasan Peneliti .................................................................. 55 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan................................................................................... 56 B. Saran ............................................................................................ 57

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 59

  DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

  Tabel 1: Jumlah Subjek Penelitian ............................................................ 31 Tabel 2: Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Akademik Para Siswa dalam

  Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah (Sebelum Uji Coba) ................................................................... 33

  Tabel 3: Jumlah Item-item yang valid dan tidak valid ............................ 36 Tabel 4: Kisi-kisi Kuesioner Kedisiplinan Akademik Para Siswa dalam

  Mengikuti Kegiatan Akademik di Sekolah (Setelah Uji Coba) ..................................................................... 37

  Tabel 5: Kriteria Guilford ....................................................................... 38 Tabel 6: Kategori Tingkat Kedisiplinan siswa Kelas VIII

  SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik ............................................... 41

  Tabel 7: Tingkat Kedisiplinan Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik.. ................................................................................. 43

  Tabel 8: Distribusi Skor Butir Tingkat Kedisiplinan siswa dalam Mengikuti Kegiatan Akademik ....................................... 45

  Butir Instrumen yang masuk Kategori Rendah

  Tabel 9: .............................. 45

  Tabel 10: Perbedaan Tingkat Kedisiplinan Siswa Putra dan Putri Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 ......... 46

  Tabel 11: Usulan Topik Bimbingan untuk Mengembangkan Kedisiplinan Siswa Kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam Mengikuti Kegiatan Akademik ................... 53

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran

  Lampiran 1: Kuesioner Tingkat Kedisiplinan Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Akademik

  Lampiran 2 : Tabel Skor Hasil Uji Coba Penelitian Lampiran 3 : Data Hasil Uji Coba Penelitian SMP N 2 Gantiwarno Lampiran 4 : Data Hasil Uji Reliabilitas

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dipaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah,

  tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian.

  A.

  Latar Belakang Masalah Kedisiplinan sering kali dikaitkan dengan ketertiban. Kedisiplinan adalah segala sesuatu yang ditanamkan dan dilakukan oleh orang tua para siswa untuk membentuk perilaku anak-anak mereka melalui berbagai cara seperti memberi peringatan dan aturan, pengajaran dan perencanaan.

  Misalnya, seorang anak yang belajar pukul 19.00-21.00 WIB sesuai dengan peraturan yang telah disepakati di rumah.

  Kedisiplinan adalah salah satu kunci dari sebuah kesuksesan, karena dengan kedisiplinan seseorang dapat menjalani kegiatannya sehari- hari dengan baik. Namun demikian, menjadi seorang yang disiplin itu tidak mudah. Orang cenderung untuk memotong-motong waktunya sendiri ketika melakukan kegiatan, misalnya datang tidak tepat waktu ketika berada di lingkugan sekolah.

  Perlu disadari bahwa sekolah memiliki peran yang besar untuk mendidik siswa-siswinya agar memiliki jiwa kedisiplinan di dalam dirinya. Masih banyak ditemukan sekolah-sekolah yang belum berada nunda untuk masuk kelas ketika jam pelajaran dimulai sehingga hal tersebut akan mempengaruhi hasil belajar atau prestasi siswa yang kurang baik.

  Kedisiplinan menjadi sarana pendidikan, karena dalam mendidik kedisiplinan berperan mempengaruhi, mendorong, mengendalikan, mengubah, membina, dan membentuk perilaku-perilaku tertentu sesuai dengan nilai-nilai yang ditanamkan, diajarkan, dan diteladani. Oleh karena itu sekolah perlu menempatkan kedisiplinan ke dalam prioritas program pendidikan. Sekolah merupakan sebuah lingkungan tempat siswa dapat mengikuti serangkaian kegiatan yang bersifat mendidik. Winkel (2007:28) mengatakan bahwa:

  Sekolah merupakan pendidikan formal. Dikatakan “formal” karena di sekolah terlaksana serangkaian kegiatan terencana, terorganisir, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar di dalam kelas. Kegiatan itu bertujuan menghasilkan perubahan-perubahan positif di dalam diri anakyang sedang menuju ke kedewasaan, sejauh berbagai perubahan itu dapat diusahakan melalui usaha belajar.

  Sekolah memiliki berbagai cara untuk dapat meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan yang baik di sekolahnya. Salah satu cara yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan cara menegakkan kedisiplinan.

  Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah keadaan sekolah yang aman, nyaman dan disiplin. Keadaan tersebut dimaksudkan agar siswa dapat mengikuti kegiatan akademik dengan baik. Keberhasilan siswa dalam belajar sangat ditentukan oleh proses pelaksanaan kegiatan pembelajarannya, baik di sekolah ataupun di luar sekolah. Jika dalam berjalannya waktu siswa tidak bersungguh-sungguh atau kurang disiplin, maka hasil belajarnya pun bisa tidak akan maksimal.

  Siswa cenderung melakukan tindakan yang tidak disiplin di sekolah. Siswa sering melakukan aktifitas yang mengganggu kegiatan akademiknya seperti keluar pada saat jam pelajaran sekolah berlangsung atau saat pergantian jam pelajaran. Ada beberapa siswa yang terlambat masuk kelas saat jam pelajaran, mengerjakan tugas lain saat jam pelajaran, bahkan mencontek saat ujian berlangsung.

  Ada beberapa siswa yang terlambat masuk sekolah kemudian dihukum dengan cara membersihkan lingkungan sekolah sehingga anak tidak mengikuti pelajaran pada jam pertama. Hal tersebut dapat merugikan siswa karena tertinggal satu jam pelajaran dan dianggap sebagai penghambat untuk melaksanakan kedisiplinan akademik di sekolah.

  Siswa yang melanggar kedisiplinan belajar dapat kita temukan di sekolah mana saja, termasuk di sekolah SMP N 2 Gantiwarno Klaten.

  Beberapa siswa melanggar kedisiplinan akademik, misalnya datang kesekolah tidak tepat waktu. Hal tersebut dilakukan tidak hanya siswa putra saja yang melanggar kedisiplinan melainkan siswa putri juga terlihat memberikan andil di dalam pelanggaran tersebut. Peneliti tertarik untuk melihat gambaran tingkat kedisiplinan siswa putra dan putri kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten dalam mengikuti kegiatan akademik.

B. Perumusan Masalah 1.

  Seberapa tinggi tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP N

  2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah?

  2. Topik-topik bimbingan apa yang relevan dengan kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik berdasarkan identifikasi item-item yang rendah? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah : 1.

  Memperoleh gambaran tingkat kedisiplinan para siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

  2. Menyusun topik-topik bimbingan tentang kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan akademik siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2013 berdasarkan item- item yang teridentifikasi rendah.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoretis Memberikan gambaran mengenai tingkat kedisiplinan siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten Tahun Ajaran 2012/2113 dalam mengikuti kegiatan akademik.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi guru Bimbingan dan Konseling di SMP Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi yang berguna bagi bidang Bimbingan dan Konseling di sekolah demi peningkatan kedisiplinan para siswa dalam mengikuti kegiatan akademiknya di sekolah.

  b.

  Bagi Orang Tua Dengan adanya penelitian ini orang tua dapat memperoleh informasi untuk dapat membimbing dan mengawasi kedisiplinan para siswa di rumah.

  c.

  Bagi Peneliti Memperoleh pengalaman dan gambaran tentang tingkat kedisiplinan para siswa dalam mengikuti kegiatan akademik di sekolah.

  d.

  Bagi Peneliti lain Peneliti ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang tingkat kedisiplinan siswa dalam mengikuti kegiatan akademiknya dan dapat memberikan inspirasi dalam melakukan penelitian berikutnya.

E. Definisi Operasional

  1. Kedisiplinan mengikuti kegiatan akademik di sekolah adalah kerelaan untuk mematuhi semua ketentuan, peraturan, norma yang telah disepakati oleh siswa-siswi kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten dan dilakukan dengan sadar atas keputusannya sendiri.

  Sikap tersebut terlihat selama mengikuti pelajaran, menempuh ujian, dan mengelola waktu belajar.

  2. Kegiatan akademik adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Kegiatan yang dilakukan di lingkungan sekolah meliputi (1) mengikuti pelajaran, (2) menempuh ujian, (3) mengelola waktu belajar.

BAB II KAJIAN TEORITIS Bab ini memuat tinjauan pustaka mengenai permasalahan yang diteliti, yaitu pengertian kedisiplinan, bimbingan akademik, dan tujuan kedisiplinan. A. Kedisiplinan 1. Pengertian Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata disiplin. Istilah disiplin berasal

  dari Bahasa Latin “ discipline” yang berarti : 1) tertib, taat atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri; 2) latihan membentuk, meluruskan atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral; 3) hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki; kumpulan atau system-sistem peraturan bagi tingkah laku (Mac Millan dalam Tu”u, 2004:20).

  Menurut Sutari (1982:22), kedisiplinan adalah tindakan yang mengandung arti ketaatan pada peraturan, keputusan yang telah ditentukan bersama atau sendiri yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi pada diri sendiri, dalam keluarga, sekolah, atau masyarakat. Kedisiplinan menurut Hodges (Helmi, 1996) adalah sikap seseorang atau kelompok yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Manullang (1981) berpendapat bahwa disiplin berarti kesanggupan melakukan apa yang sudah disetujui, baik persetujuan tertulis, lisan maupun berupa peraturan-peraturan atau kebiasaan.

  Kenny (1991) berpendapat bahwa kedisiplinan adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh orang tua atau guru untuk membentuk perilaku anak, semua peringatan dan aturan, pengajaran dan perencanaan. Soedjono (1983) mengungkapkan bahwa dalam pembicaraan sehari-hari disiplin biasanya dikaitkan dengan keadaan tertib. Artinya sesuatu keadaan dimana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah suatu keadaan dimana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan atau disetujui terlebih dahulu sesuai dengan kesepakantan yang telah dibuat secara bersama-sama baik itu di rumah atau di sekolah. Perilaku tersebut apabila dilakukan secara konsisten maka akan manimbulkan kebiasaan yang positif bagi anak itu sendiri.

  Seseorang yang memiliki kedisiplinan diri adalah mereka yang mampu mengarahkan tingkah lakunya sendiri sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai dengan patokan-patokan tingkah laku yang diterima, melalui pendidikan individu belajar mengatur perbuatannya sendiri.

2. Fungsi Kedisiplinan di Sekolah Kedisiplinan sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa.

  Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku, dan tata tertib kehidupan berdisiplin yang akan mengantar seseorang sukses dalam belajar.

  Kedisiplinan di sekolah memiliki fungsi tertentu. Menurut Meichati (1979:7), kedisiplinan di sekolah berfungsi sebagai alat pendidikan dan alat menyesuaikan dalam membentuk sikap dan tingkah laku yang baik, yang nantinya akan digunakan juga dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat.

  Fungsi pertama adalah kedisiplinan sebagai alat pendidikan yang dimaksud adalah suatu tindakan, perbuatan yang dengan sengaja diterapkan untuk kepentingan pendidikan di sekolah. Tindakan atau perbuatan tersebut dapat berupa perintah, nasihat, larangan, harapan, dan hukuman atau sanksi. Kedisiplinan sebagai alat pendidikan diterapkan dalam rangka proses pembentukan, pembinaan dan pengembangan sikap dan tingkah laku yang baik. Sikap dan tingkah laku yang baik tersebut dapat berupa rajin, berbudi pekerti, patuh, hormat, tenggang rasa, dan berdisiplin.

  Fungsi yang kedua adalah sebagai alat menyesuaikan diri dalam lingkungan yang ada. Dalam hal ini kedisiplinan dapat mengarah seseorang untuk menyesuaikan diri terutama dalam mentaati peraturan dan tata tertib yang berlaku di lingkungan tersebut. Dalam konteks tersebut kedisiplinan sebagai alat menyesuaikan diri di sekolah berarti kedisiplinan dapat mengarahkan siswa untuk dapat menyesuaikan diri dengan cara mentaati tata tertib di sekolah.

  Dengan berjalannya kedua fungsi kedisiplinan tersebut diharapkan dapat mempengaruhi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Sekolah yang memiliki kedisiplinan baik, maka kegiatan belajar mengajar akan berlangsung dengan tertib, teratur, dan terarah. Sebaliknya jika kedisiplinannya rendah maka kegiatan belajar mengajarnya juga akan berlangsung dengan tidak tertib, akibatnya kualitas pendidikan sekolah ikut rendah.

  Tu’u (2004:38) fungsi kedisiplinan di sekolah adalah sebagai berikut: a.

  Menata kehidupan bersama Manusia adalah makhluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola pikir yang berbeda-beda.

  Sebagai makhluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain.Dalam hubungan tersebut diperlukan norma, nilai peraturan untuk mengatur agar kehidupan dan kegiatannya dapat berjalan lancar dan baik. Jadi fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia,dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat b.

  Membangun kepribadian Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan pada masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Jadi lingkungan yang berdisiplin baik, sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.

  c.

  Melatih kepribadian Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat.

  Namun, terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan.

  d.

  Pemaksaan Kedisiplinan dapat terjadi karena dorongan kesadaran diri.

  Kedisiplinan dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Kedisiplinan dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Dikatakan terpaksa karena melakukannya bukan berdasarkan kesadaran diri, melainkan karena rasa takut dan ancaman sanksi kedisiplinan. Jadi kedisiplinan dapat juga berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu. e.

  Hukuman Tata tertib sekolah biasanya berisi hal-hal positif yang harus dilakukan oleh siswa. Sisi lainnya berisi sanksi/hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut. Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.

  f.

  Menciptakan lingkungan kondusif Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tenang, tertib, teratur, saling menghargai, dan hubungan pergaulan yang baik. Hal itu dicapai dengan merancang peraturan sekolah, yakni peraturan bagi guru-guru, dan bagi para siswa, serta peraturan-peraturan lain yang dianggap perlu. Kemudian diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan 3. Perlunya Kedisiplinan

  Kedisiplinan perlu untuk perkembangan anak, karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Semua anak membutuhkan disiplin, kebutuhan mereka bervariasi. Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi kebutuhan anak akan disiplin antara lain: a.

  Setiap anak menjalankan perkembangan yang bervariasi antara satu anak dengan anak yang lainnya. Tidak semua anak dengan usia yang sama dapat diharapkan mempunyai kebutuhan akan kedisiplinan yang sama, ataupun jenis kedisiplinan yang sama.

  Kedisiplinan yang cocok untuk anak yang satu belum tentu cocok untuk anak yang satunya meskipun dengan usia yang sama.

  b.

  Kebutuhan akan kedisiplinan bervariasi menurut waktu dalam keseharian anak.

  c.

  Kegiatan yang dilakukan anak mempengaruhi kebutuhan akan disiplin. Kedisiplinan paling besar kemungkinannya dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari yang dilakukan secara rutin.

  d.

  Kebutuhan akan kedisiplinan bervariasi dengan hari dalam seminggu. Hari Senin dan akhir Minggu merupakan saat kedisiplinan paling dibutuhkan.

  e.

  Kedisiplinan lebih sering dibutuhkan dalam keluarga besar dari pada keluarga kecil. Semakin banyak anak dalam sebuah keluarga, semakin kurang perhatian dan pengawasan yang didapat orang tua dan semakin besar kemungkinan ada kecemburuan antar saudara dan rasa permusuhan yang diikuti pertengkaran dan berbagai bentuk perilaku yang mengganggu lainnya.

  f.

  Kebutuhan akan kedisiplinan bervariasi dengan usia.

  Bertambahnya umur diharapkan dapat berkomunikasi lebih baik sehingga mengerti apa yang diharapkan dari mereka melalui kediplinan tersebut.

4. Tujuan Kedisiplinan di Sekolah

  Berkenaan dengan tujuan kedisiplinan sekolah, Rachman (1999) mengemukakan bahwa tujuan kedisiplinan di sekolah adalah : (1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang, (2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar, (3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhkan siswa melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan (4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat baginya serta lingkungannya.

  Kedisiplinan yang sudah ditanamkan di dalam keluarga akan terasa lebih maksimal hasilnya bila dapat didukung juga ketika berada di dalam lingkungan sekolah. Tujuan mendisiplinkan anak di dalam lingkugan keluarga dan di lingkungan sekolah itu tidak jauh berbeda.

  Keduanya sama-sama memiliki tujuan agar anak dapat memahami dan menyadari bahwa perilaku yang ingin dicapai adalah menimbulkan kebiasaan-kebiasaan yang baik bagi diri sendiri dan lingkungan sekitarnya termasuk di dalam lingkungan sekolah.

  Tujuan kedisiplinan di sekolah adalah untuk menciptakan keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama ketika berada di kelas. Kegiatan belajar mengajar di sekolah sangat memerlukan suasana yang kondusif dan nyaman untuk pelaksanaan belajar, agar siswa mudah untuk menangkap apa yang di sampaikan oleh guru.

  Sekolah sebagai tempat di mana anak bisa belajar, untuk itu perlu adanya kerjasama antara pihak-pihak sekolah dengan para siswa guna menciptakan suasana nyaman dan kondusif. Salah satu sarana untuk mengendalikan tingkah laku tersebut adalah dengan upaya pendisiplinan melalui peraturan sekolah yang telah dibuat.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan

  Kedisiplinan merupakan tingkah laku manusia yang kompleks, karena menyangkut unsur pembawaan dan lingkungan sosialnya.

  Ditinjau dari sudut psikologi, bahwa manusia memiliki dua kecenderungan, yaitu bersikap baik dan bersikap buruk, patuh dan tidak patuh, cenderung menurut atau membangkang. Kecenderungan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tergantung bagaimana pengoptimalannya.

  Ada dua faktor penyebab timbul suatu tingkah laku kedisiplinan yaitu kebijaksanaan aturan itu sendiri dan pandangan seseorang terhadap nilai itu sendiri (Subari, 1991:166). Sikap disiplin atau kedisiplinan antara siswa satu dengan siswa yang lainnya itu berbeda-beda. Ada siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi, sebaliknya ada siswa yang mempunyai kedisiplinan rendah. Tinggi rendahnya kedisiplinan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dalam diri maupun yang berasal dari luar diri.

  Beberapa faktor yang mempengaruhi kedisiplinan tersebut, yaitu: (1) anak itu sendiri, (2) sikap pendidik, (3) ligkungan, dan (4) tujuan (Haditono 1984:36). Faktor pertama adalah anak itu sendiri, artinya hanya anak itu sendiri yang dapat mempengaruhi kedisiplinan anak yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam menanamkan kedisiplinan faktor anak harus diperhatikan, mengingat anak memiliki potensi dan kepribadian yang berbeda antara yang satu dan yang lain. Pemahaman terhadap individu anak secara cermat dan tepat akan berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman kedisiplinan.

  Faktor kedua adalah sikap pendidik yang juga dapat mempengaruhi kedisiplinan anak. Sikap pendidik yang bersikap baik, penuh kasih sayang memungkinkan keberhasilan penanaman kedisplinan pada anak. Hal ini dimungkinkan karena pada hakikatnya anak cenderung lebih patuh kepada pendidik yang bersikap baik. Sebaliknya, sikap pendidik yang kasar, keras, tidak peduli, dan kurang wibawa akan berdampak terhadap kegagalan penanaman kedisiplinan di sekolah.

  Faktor ketiga adalah lingkungan yang juga dapat mempengaruhi kedisiplinan seseorang. Dalam hal ini, Tim MKDK

  IKIP Semarang (1989:70) menjelaskan bahwa situasi lingkungan akan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan, situasi lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan teknis, dan lingkungan dan masyarakat. Lingkungan teknis berupa fasilitas atau sarana prasarana yang bersifat kebendaan; dan lingkungan sosiokultural berupa lingkungan antar individu yang mengacu kepada budaya sosial masyarakat tertentu. Ketiga lingkungan tersebut juga mempengaruhi kedisiplinan seseorang, khususnya siswa.

  Selain ketiga faktor di atas, faktor tujuan juga berpengaruh terhadap kedisiplinan seseorang. Tujuan yang dimaksud di sini adalah tujuan yang berkaitan dengan penanaman kedisiplinan. Agar penanaman kedisiplinan kepada siswa dapat berhasil, maka tujuan tersebut harus ditetapkan dengan jelas, termasuk penentuan kriteria pencapaian tujuan penanaman kedisiplinan di sekolah.

B. Bimbingan 1.

  Pengertian Bimbingan Winkel (2007), menyatakan bahwa bimbingan adalah pemberian bantuan kepada seseorang atau kepada sekelompok orang dalam membantu pilihan-pilihan secara bijaksanan dan dalam mengadakan penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup.

  Menurut Prayitno & Amti (1999:99) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu, agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri.

  Menurut Crow & Crow (Prayitno & Amti, 1999: 183), bimbingan menyediakan unsur-unsur di luar individu yang dapat dipergunakannya untuk memperkembangkan diri. Melalui bimbingan individu dibantu agar memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik untuk mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu proses membantu individu yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah agar dapat menemukan dan mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin sehingga dpat menyesuaikan diri dengan keadaan sekitar.

2. Tujuan Bimbingan

  Winkel (2007:31) menyebutkan bahwa tujuan pelayanan bimbingan yaitu supaya sesama manusia mengatur kehidupannya sendiri, menjamin perkembangan dirinya sendiri seoptimal mungkin, memilkul tanggung jawab sepenuhnya atas arah hidupnya sendiri, menggunakan kebebasannya sebagai manusia secara dewasa dengan berpedoman pada cita-cita yang mewujudkan semua potensi yang baik padanya, dan menyelesaikan semua tugas yang dihadapi dalam kehidupan ini secara memuaskan. Winkel (2007:67) menjelaskan bahwa ada beberapa fungsi-fungsi pokok dari pelayanan bimbingan di sekolah yaitu: a.

  Fungsi Penyaluran Fungsi bimbingan dalam membantu siswa mendapatkan program studi yang sesuai dengan potensi peserta didik; memilih ekstrakurikuler yang cocok bagi peserta didik; menentukan program study lanjutan yang sesuai bagi peserta didik setelah tamat sekolah dan merencanakan bidang pekerjaan yang cocok di masa depan.

  b.

  Fungsi Penyesuaian Fungsi bimbingan dalam membantu siswa menemukan cara menmpatkn diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang dihadapi. Misal siswa harus dibantu untuk bergaul secara baik dengan menentukan sikap di lingkungan sekolah yang baru.

  c.

  Fungsi Pengadaptasian Fungsi bimbingan sebagai nara sumber bagi tenaga-tenaga pendidik yang lain di sekolah, khususnya pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam hal mengarahkan rangkaian kegiatan pendidikan dan pengajaran supaya sesuai dengan kebutuhan para siswa. Misal guru pembimbing memberikan saran kepada guru mata pelajaran matematika, untuk memberikan jam pelajaran tambahan bagi siswa yang memiliki kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran matematika.

3. Ragam Bimbingan

  Winkel (2007:113) menyebutkan jenis-jenis bimbingan dengan menggunakan istilah ragam bimbingan, yang menunjuk pada bidang kehidupan tertentu dan aspek perkembangan tertentu yang menjadi fokus perhatian dalam pelayanan bimbingan. Winkel menyebut tiga macam bimbingan yaitu: a.

  Bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menhadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan dan dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapngan pekerjaan yang dimasuki.

  b.

  Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menentukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program bidang studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.

  c.

  Bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri, serta bimbingan dalam membina hubungan kemandirian dengan sesame diberbagai lingkungan (pergaulan sosial)

C. Bimbingan Akademik

  Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.

  Keberhasilan seseorang dalam mencapai prestasi akademiknya tidak terlepas dari bagaimana siswa memiliki keterampilan-keterampilan dalam menunjang kegiatan akademiknya. The Liang Gie (1995) berpendapat ada beberapa keterampilan yang dapat menunjang keberhasilan di dalam akademiknya diantaranya adalah : 1) keterampilan mengikuti pelajaran, 2) keterampilan mencatat bacaan, 3) keterampilan menggunakan perpustakaan, 4) keterampilan menempuh ujian, 5) keterampilan melakukan konsentrasi, 6) keterampilan menghafal pelajaran, 7) keterampilan mengelola waktu.

  Dari ketujuh keterampilan akademik pada mahasiswa yang diutarakan oleh The Liang Gie (1995), maka peneliti hanya memilih beberapa keterampilan saja yang dirasa cocok dalam tugas perkembangan siswa SMP bukan pada kalangan mahasiswa.

  Keterampilan-keterampilan akademik menurut The Liang Gie (1995) antara lain adalah: a.

  Keterampilan Mengikuti Pelajaran Kewajiban yang pertama seorang siswa adalah masuk sekolah mendengarkan penjelasan dari guru. Memperhatikan dan mengikuti secara tertib ketika mendapat penjelasan dari guru dengan baik maka informasi yang disampaikan oleh guru dapat diserap juga dengan baik.

  Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan ketika mengikuti pelajaran di dalam kelas. Diantaranya fisik, emosi, dan intelektual.

  Artinya siswa yang secara sadar mempersiapkan jasmaninya agar segar bugar sehingga dapat mengikuti pelajaran dengan baik di sekolah. Pertama, mempersiapkan jasmani agar tetap segar dan bugar adalah mengatur jam tidur yang cukup, sehingga keesokan harinya penuh semangat. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guna menjaga jasmani agar tetap segar seperti tidur malam tidak lebih dari jam 21.00 kemudian bangun pukul 05.00 pagi dan jangan lupa sarapan pagi sebelum berangkat sekolah.

  Kedua , persiapan emosional. Artinya yang dilakukan

  berwujud suatu hasrat yang sungguh-sungguh dari dalam diri untuk mengikuti pelajaran di dalam kelas dengan baik. Sebelum berangkat ke sekolah siswa perlu bersikap positif terhadap penjelasan yang akan diterimanya di sekolah. Menyakini bahwa gurunya mengajar dengan metode yang menyenangkan dan tidak membosankan, ruang kelasnya menyejukkan. Oleh sebab itu setiap siswa perlu membina suatu keterkaitan emosional yang positif terhadap semua pelajaran dan gurunya.

  Ketiga , persiapan intelektual. Persiapan emosional dapat

  diperkuat dengan persiapan intelektual. Artinya, persiapan ini berupa usaha untuk membaca buku pelajaran wajib atau yang buku-buku yang relevan sebelum mengikuti pelajaran di kelas.

  b.

  Keterampilan Mencatat Seorang siswa yang cerdas memiliki cara sendiri dalam mencatat. Menurut The Liang Gie (1995:8) mencatat adalah suatu seni, karena di sini ia harus menggabungkan kecakapan mendengarkan suatu uraian secara cermat, menangkap uraian itu dengan baik, mengolahnya dalam pikiran, dan mengeluarkan kembali secara ringkas di atas kertas.

  Teknik membuat catatan yang baik ialah menuliskan kalimat topik yang utuh dengan tulisan tangan yang sejelas mungkin.

  Memetakan pikiran (maind map) juga bisa direkomendasikan untuk para siswa sebagai salah satu metode untuk membuat catatan dengan baik.

  c.

Dokumen yang terkait

Tingkat motivasi belajar siswa : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Negeri 18 Surakarta tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan belajar.

0 0 108

Tingkat konformitas siswa : studi deskriptif pada siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 2 121

Tingkat minat siswa SMP dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler : studi deskriptif pada siswa kelas VII SMP N 5 Purworejo tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan.

0 0 98

Tingkat efikasi diri siswa : studi deskriptif pada siswa SMP Kanisius Pakem tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 114

Persepsi siswa tentang kemampuan manajemen waktu belajar : studi deskripsi pada siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan belajar.

0 2 102

Kekerasan dalam pacaran: studi deskriptif pada siswa kelas XI SMA N 1 Karangnongko tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik layanan bimbingan pribadi sosial.

0 2 149

Tingkat kedisiplinan siswa smp dalam mengikuti kegiatan akademik dan implikasinya terhadap penyusunan topik-topik bimbingan : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno, Klaten tahun ajaran 2012/2013.

0 0 92

Kemandirian belajar siswa : studi deskriptif kemandirian belajar siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata kelas pada kelas VIII SMP N 2 Gantiwarno Klaten tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan klasikal.

0 0 95

Tingkat minat siswa SMP dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler studi deskriptif pada siswa kelas VII SMP N 5 Purworejo tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya terhadap usulan topik topik bimbingan

0 7 97

Deskripsi gaya belajar para siswa kelas VIII SMP Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 dan implikasinya dalam penyusunan topik-topik bimbingan belajar - USD Repository

0 0 115