REWARD BINTANG UNTUK PEMBIASAAN AKHLAK MULIA MELALUI CERITA ISLAM PADA ANAK TK A DI RA PERWANIDA 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Tarbiyah

  

REWARD BINTANG UNTUK PEMBIASAAN

AKHLAK MULIA MELALUI CERITA ISLAM

PADA ANAK TK A DI RA PERWANIDA 1 SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu

Tarbiyah

  

SKRIPSI

Oleh

KHAIRIYYAH TITI W.A.

NIM 11613001

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

i

  iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah : Nama : KHAIRIYYAH TITI W.A. NIM : 116-13-001 FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN : PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun. Demikian surat pernyataan saya buat jika pada kemudian hari terbukti karya saya ini bukan karya sendiri, maka saya sanggup untuk menanggung semua konsekuensinya.

  MOTTO Artinya :

  “Dari Abi Darda dia berkata :”Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda”:

  “Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya karena ridla (rela) terhadap orang yang mencari ilmu. Dan sesungguhnya orang yang mencari ilmu akan memintakan bagi mereka siapa-siapa yang ada di langit dan di bumi bahkan ikan-ikan yang ada di air. Dan sesungguhnya keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan (cahaya) bulan purnama atas seluruh cahaya bintang. Sesungguhnya para ulama itu adalah pewaris para Nabi, sesugguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengambil bagian untuk mencari ilmu, maka dia sudah mengambil bagian yang besar.” (H.R. Ahmad, Tirmidzi, Abu Dawud, dan

  Ibnu Majjah).

  

PERSEMBAHAN

  Syukur Alhamdulillah terurai dari sanubari atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan skripsi ini penulis persembahkan untuk orang-orang yang telah memberikan kisah kasih tentang makna hidup serta langkah bijak dalam meniti lika-liku kehidupan.

  Kepada..... 

  Kedua orang tuaku, bapak Sutiman dan ibu Wahyuning, yang telah mendidik dan memberikan dorongan dan selalu memberi motivasi dan semangat. Dan yang telah mengukir jiwa ragaku serta kasih sayangnya baik moral maupun spiritual, sehingga aku menjadi pribadi yang pantang menyerah dan terus meningkatkan potensi kebaikan. 

  Adik-adikku tercinta; Fitri Nurrafika U.K, dan Muhammad Nur Hidayatulloh yang selalu memberikan dukungan dan perhatiannya.

   Keluarga besarku yang telah memberikan dukungan dan do‟a. 

  Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi. Yang telah memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran dari awal hingga terselesaikannya skripsi ini. 

  Bapak dan Ibu dosen yang telah memberiku pelajaran yang begitu berharga.

   Semua keluarga besar RA Perwanida 1 Salatiga yang telah memberikan motivasi yang besar dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

   Teman-teman seperjuangan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) angkatan 2013 serta adik- adik angkatan yang telah memberikan do‟a, semangat dan dorongan sehingga selesainya skripsi ini.

   Seseorang yang akan menjadi imam dalam hidup saya.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “ REWARD BINTANG UNTUK PEMBIASAAN AKHLAK MULIA MELALUI CERITA ISLAM PADA ANAK TK A DI RA PERWANIDA 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 „.

  Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan PIAUD IAIN Salatiga.

  4. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis dan pelayanan hingga studi ini dapat selesai.

  6. Ibu Neneng Sumartini, S.Pd selaku kepala sekolah beserta seluruh keluarga besar RA Perwanida 1 Salatiga yang berkenan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

  7. Keluarga, saudara, sahabat semua yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaikan skripsi ini.

  8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia pendidikan.

  Salatiga, 15 Maret 2017 Penulis, Khairiyyah Titi W.A.

  116-13-001

  

ABSTRAK

  Titi W.A., Khairiyyah, 2017. (Reward Bintang Untuk Pembiasaan Akhlak Mulia

  Melalui Cerita Islam Pada Anak TK A di RA Perwanida 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017).

  Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd.

  Kata Kunci : Reward Bintang, Akhlak Mulia, Cerita Islam.

  Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perkembangan akhlak mulia menggunakan reward bintang melalui cerita Islam pada anak TK A di RA Perwanida 1 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak dengan usia 4-5 tahun dalam Kelompok A dan berjumlah 20 anak. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan tes lisan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan akhlak mulia menggunakan reward bintang anak di RA Perwandia 1 Salatiga sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas sebesar 27 %. Setelah dilakukan tindakan yang ditetapkan yaitu melalui cerita Islam diperoleh hasil Siklus I sebesar 43 % dan Siklus II meningkat menjadi 82%. Hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator pencapaian sebesar 70% yang telah disepakati peneliti dengan pihak sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui memberikan reward bintang dan bercerita dengan cerita Islam anak dapat mengembangkan akhlak mulia dengan mudah.

  Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa melalui penggunaan reward bintang dan bercerita dengan cerita Islam dapat meningkatkan perkembangan akhlak mulia pada anak TK A di RA Perwanida 1 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................... iv MOTO ................................................................................................................. v

   A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7 D. Hipotesis Tindakan............................................................................ 7 E. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 7 F. Definisi Operasional .......................................................................... 8 G. Metode Penelitian .............................................................................. 11 H. Sistematika Penulisan........................................................................ 20

   A. Pengertian Reward ............................................................................ 22 B. Pendidikan Akhlak Anak Pada Usia Prasekolah ............................... 22 1. Pengertian Akhlak ..................................................................... 22 2. Dasar dan Tujuan Pendidikan Akhlak ....................................... 27 3. Bahasan Pendidikan Akhlak ..................................................... 29 C. Metode Bercerita ............................................................................... 32 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian……………. .... 39 B. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Tiap Siklus .............................

  47 1. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Pra Siklus .......................

  41 2. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I ..........................

  51 3. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus II ..........................

  57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus .......................................................................... 63 B. Pembahasan ....................................................................................... 73

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................... 80 B. Saran .................................................................................................. 80 C. Penutup… .......................................................................................... 81 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran Riwayat Hidup Penulis

  

DAFTAR TABEL

  66 Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I……………………………………..

  76 Keberhasilan…………………………………………….…..

  Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan Indikator

Tabel 4.8 Keberhasilan………………………………………………...Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan Indikator

  71 Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan Indikator Keberhasilan… ............................................................................ 74

  68 Tabel 4.5 Hasil Penilaian Siklus II…………………………………….

  64 Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus…………………………………..

Tabel 3.1 Daftar Nama Anak………………………….… …..……….

  63 Tabel 4.2 Indikator yang Diobservasi Tiap Siklus……….……………

  61 Tabel 4.1 Ketentuan Pemberian Pada Anak…………………………...

  56 Tabel 3.5 Hasil Pengamatan Penelitian Siklus II………………………

  49 Tabel 3.4 Hasil Pengamatan Penelitian Siklus I……………….………

  44 Tabel 3.3 Hasil Pengamatan Penelitian Pra Siklus…………….………

  43 Tabel 3.2 Daftar Nama Guru………………..………………….……...

  78

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas…….........……….….…..……….

  43 Gambar 3.1 Struktur Organisasi RA Perwanida 1 Salatiga........................

  45

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 5 Indikator Tiap Siklus yang Diamati Lampiran 6 Lembar Observasi Lampiran 7 Wawancara Lampiran 8 Catatan Lapangan Lampiran 9 RKH Lampiran 10 Cerita Bergambar Lampiran 11 Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

  mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  Dalam hal ini secara tidak langsung, pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, serta akhlak yang menjadi tamengnya. Dalam arti baik buruk manusia terletak pada akhlakyakni salah satu dari pengertian pendidikan yang menentukan berhasil tidaknya suatu pendidikan itu sendiri.

  Bagi seorang muslim, akhlak terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah (contoh teladan) terbaik bagi seluruh kaum Muslimin.

  Akhlak berasal dari kata “Akhlak” yang merupakan jama‟ dari “khulqu” dari Bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat, dan adab (Abudin Nata, 2006:2). Akhlak itu terbagi menjadi dua yaitu akhlak yang terpuji (Akhlakul Mahmudah) dan akhlak yang tercela (Akhlakul Mazmumah).

  Masyarakat dan bangsa yang memiliki akhlak mulia adalah penggerak kearah pembinaan dan kejayaan yang diridhoi oleh Allah Subhanallahu Wata‟ala. Seperti kata pepatah seorang penyair Mesir, Syauqi Bei; “Hanya saja bangsa itu kekal selama berakhlak. Bila akhlaknya telah lenyap, maka lenyap pulalah bangsa itu”.(Mediasauna.multiply.com/journal/item/8).

  Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridhoi oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, mengikuti ajaran-ajaran dari Sunnah Rasulullah, mencegah diri kita untuk mendekati yang ma‟ruf dan menjauhi yang mungkar, seperti firman Allah dalam surat Al-Imran 110 yang artinya “kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia, menunjukkan kepada yang ma‟ruf dan mencegah yang mungkar dan beriman kepada Allah”

  Salah satu aspek pendidikan Islam adalah pendidikan akhlak dan budi pekerti yang harus diberikan perhatian serius, akhlak merupakan pengatur suatu tindakan dalam kehidupan sehari-hari yang tidak lepas dari kehidupan sosial.

  Dalam masa anak-anak tidak dipungkiri jika jauh dari pendidikan akhlak, anak mudah terbawa arus dari manapun, dan mudah menangkap segala sesuatu yang anak terima, jika arus yang diterima buruk, maka yang didapat anak buruk, dan sebaliknya. Untuk itu pendidikan akhlak itu sangat penting dan harus diberikan perhatian serius. Dalam hal ini, orang tua dan guru harus berperan aktif dan berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan anak dan memberi contoh peserta didik ke arah yang baik, supaya menjadi generasi yang berakhlak mulia.

  Dalam pendidikan prasekolah dari usia 3-6 tahun anak merupakan masa emas yang kreativitas dan bahagia anak dapat dipuaskan seperti, suka cerita, bermain peran, menyanyi, menggambar, mewarnai, menggunting, dan lain sebagainya. Sebagai pendidik baik orang tua maupun guru mempunyai tanggung jawab mengembangkan potensi anak dengan mengarahkan perilaku anak sebagaimana yang diinginkan. Orang tua bertanggung jawab untuk merangsang dan membina perkembangan intelektual anak serta pertumbuhan sikap dan nilai-nilai yang baik dalam pembinaan akhlak anak tersebut. Antara orang tua dan guru sebagai pendidik diharapkan saling memberikan pengertian dan saling kerjasama dalam usaha mengembangkan potensi anak.

  Dalam pendidikan, peranan sekolah menjadi sangat penting dalam masyarakat luas, yang mana dapat memberikan pengaruh. Dalam keluarga, pendidikan anak pertama dimulai dari orang tua, dan seorang anak akan bercengkrama dengan beberapa individu saja yang sifat-sifat/karakteristik psikologi dan sosial perkembangan anak mengalami perkembangan yang cukup lambat. Dalam hal ini orang tua harus mampu memberikan dukungan yang dapat mengembangkan kreativitas anaknya. Jika ditemukan anak-anak yang telah terhenti kreativitasnya, maka orang tualah yang tidak waspada terhadap perkembangan psikologi anak.

  Pentingnya mendidik anak dimulai sejak usia dini dalam perkembangan jiwanya, anak telah mulai tumbuh sejak kecil, sesuai dengan fitrahnya sebagai anak. Oleh karena itu, pendidikan anak selain diberikan dilingkungan keluarga, juga harus diberikan pendidikan formal.

  Salah satunya dalam pendidikan khusus anak yaitu pendidikan pra sekolah adalah pendidikan RA (Raudlatul Athfal). Yang mana pendidikan formal memiliki karakteristik-karakteristik tujuan yang akan dicapainya.

  Kurikulum pendidikan anak usia pra sekolah yang disebut dengan acuan pembelajaran mencakup tiga bidang pengembangan, yaitu : a.

  Pengembangan moral dan nilai-nilai agama b.

  Pengembangan sosial dan emosional c. Pengembangan kemampuan dasar

  (E.Mulyasa, 2003:6) Aspek perkembangan anak yang mana salah satunya aspek perkembangan NAM (Nilai Agama dan Moral) dan SOSEM (Sosial

  Emosional), salah satu indikator diantaranya adalah membiasakan mengucap salam, terbiasa membantu dan bekerjasama, berani mengungkapkan pendapat, dapat membedakan perbuatan yang baik dan buruk, membiasakan mau berbagi dengan orang lain, mengikuti aturan kegiatan, sabar menunggu giliran, berani bertanya dan menjawab pertanyaan, mendengar dan berbicara dengan orang dewasa, membedakan baik buruk memelihara dan menyayangi makhluk ciptaan Allah.

  Untuk usia pra sekolah, mereka perlu diajarkan dan dibiasakan dengan akhlak-akhlak mulia. Sebelum dikenalkan kepada anak-anak sebaiknya pendidikan menerapkan akhlak bukan hanya pengenalan teori- teori tata karma atau akhlak saja tetapi juga praktek-praktek tata krama yang mereka tiru dan teladani dari para guru.

  Akhlak mulia pada anak RA perlu diajarkan atau dilatih tentang kebiasaan-kebiasaan melaksanakan akhlak mulia seperti mengucapkan salam, membaca hamdalah pada saat mendapatkan kenikmatan dan setelah mengerjakan sesuatu, menghormati orang lain, memberi sedekah, memelihara kebersihan baik diri sendiri maupun lingkungan (seperti mandi, menggosok gigi dan membuang sampah pada tempatnya) (Samsu Yusuf LN, 2002:77).

  Mewujudkan suatu keberhasilan dengan pendidikan agama Islam tidak semudah itu, jikalau tidak adanya kerja sama antara semua pihak yang terkait, maka sia-sia dan hanya membuat terhentinya kreativitas anak. Pendidik dalam menyampaikan materi agama Islam hendaknya memperhatikan tahapan-tahapan yang sesuai dengan perkembangan anak, salah satunya diantaranya adalah menggunakan cerita Islam.

  Cerita dapat digunakan sebagai sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak. Dalam hal ini cerita terletak pada aktivitas menyimak cerita itu sendiri, terutama karena kegiatan berbahasa yang paling banyak dilakukan anak adalah menyimak.

  Cerita Islam yang di dalamnya mengandung akhlak yang mempunyai makna tersirat dan sifat alamiahnya manusia untuk menyenangi cerita dapat memberikan pengaruh besar terhadap perasaan. Oleh karena itu cerita Islam dieksploitasi untuk dijadikan salah satu metode pendidikan.

  Dari hasil pengamatan pada penelitian observasi awal, prosentase aktivitas peserta didik secara klasikal selama pembelajaran pada tahap awal ini adalah sebesar 27% dari 20 siswapada anak TK A di RA Perwanida 1 Salatiga dan termasuk dalam kategori belum tercapai. Dalam hal ini menunjukkan bahwa pada tahap Pra Siklus ini peserta didik belum dapat menunjukkan bahwa anak belum begitu mengenal tata cara berakhlak atau berperilaku terhadap sesama dalam indikator perkembangannya. Oleh karena itu, perlu dicari solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam kelas, sehingga prestasi belajar peserta didik dapat meningkat.

  Dari latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui “REWARD BINTANG UNTUK PEMBIASAAN AKHLAK MULIA MELALUI CERITA ISLAM PADA ANAK TK A DI RA PERWANIDA

1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan di bahas peneliti adalah “Apakah penggunaan reward bintang dengan cerita Islam dapat meningkatkan akhlak mulia anak TK A di RA Perwanida 1 Salatiga Tahun Pelajaran

  2016/2017?” C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah pengembangan akhlak mulia dengan reward bintang melalui cerita Islam pada anak TK A di RA Perwanida 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

  D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

  Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hipotesis ini adalah penggunaan reward bintang pada cerita Islam dapat meningkatkan akhlak mulia anak TK A di RA Perwanida 1 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

  E. Kegunaan Penelitian

  Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis dan praktis diantaranya sebagai berikut :

  1. Manfaat teoritis Secara teoritis, hasil dari penelitian dapat menambah khazanah pengetahuan tentang cara mengembangkan akhlak anak usia dini.

  2. Manfaat praktis Hasil praktik dari kegiatan bercerita dengan cerita Islami TK A di RA Perwanida 1 Salatiga dapat diujicobakan dan menjadi model bagi lembaga pendidikan anak usia dini lain.

F. Definisi Operational 1.

   Reward

  Istilah “reward” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti ganjaran, hadiah, upah, pahala, hukuman (Joh M. Echols dan Hasan Shadily, 2003:485). Dengan kata lain, reward dalam bahasa Inggris digunakan untuk balasan yang bersifat positif maupun negatif.

  Reward dapat diartikan sebagai sebuah penguat (reinforcement)

  terhadap perilaku peserta didik. Reinforcement (penguatan) merupakan penggunaan konsekuensi untuk memperkuat perilaku. (Anita Woolfolk, 309). Artinya, bahwa sebuah perilaku yang dilakukan oleh peserta didik dan dianggap sesuai kemudian diikuti dengan penguat (reinforcement), maka hal tersebut akan meningkatkan peluang bahwa perilaku tersebut akan dilakukan lagi oleh anak.

  2. Pengembangan Menurut KBBI pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Jadi, pengembangan adalah sesuatu yang berproses dengan metode yang dapat mengembangkan sesuatu tersebut.

  3. Pengertian Akhlak Pengertian akhlak menurut Al-Ghazali adalah ungkapan tentang sesuatu keadaan yang tetap di dalam jiwa, yang darinya muncul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan gampang, tanpa membutuhkan pemikiran dan penelitian. Apabila dari keadaan ini muncul perbuatan baik dan terpuji menurut akal dan syariat seperti halnya jujur, bertanggung jawab,adil dan lain sebagainya, maka keadaan itu dinamakan akhlak yang baik, dan apabila yang muncul perbuatan- perbuatan buruk seperti berbohong, egois, tidak amanah, dan lain sebagainya, maka keadaan itu dinamakan akhlak buruk. (Al- Ghazali,Juz3,p.52). Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak sering diidentifikasikan dengan moral dan etika. (Husain Al Habsy, Kamus Al-Kautsar, 87). Akhlak sebenarnya berbeda dari formula moral atau etika, karena akhlak lebih menunjukkan kepada situasi batiniah manusia. Akhlak juga berarti berkurangnya suatu kecenderungan manusia atas kecenderungan-kecenderungan lain dalam dirinya, dan berlangsung secara terus menerus itulah akhlak (Ahmad Amin, 1986).

4. Pengertian Cerita Islam

  Cerita berarti tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya suatu hal (peristiwa, kejadian, dan sebagainya) dan karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang, kejadian dan sebagainya baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka. (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2009:108).

  Cerita adalah salah satu bentuk sastra yang bisa dibaca atau hanya didengar oleh orang yang tidak membaca (Majid, 2008:8). Jadi, cerita dapat dibaca dengan berbagai macam sumber cerita, serta dapat didengar dari orang yang bercerita.

  Sedangkan bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain (Bachri, 2005:10). Dapat dikatakan bahwa bercerita itu menuturkan sebuah kejadian atau pengalaman kepada orang lain menggunakan lisan dalam berkomunikasi dengan individu satu dengan indibidu yang lain.

  Mendongeng (story telling) adalah suatu teknik untuk memberikan cerita kepada anak-anak. Mendongeng merupakan cara terbaik bagi orangtua untuk mengkomunikasikan pesan-pesan cerita yang mengandung unsur etika, moral, maupun nilai-nilai agama.

  Selain dapat bermanfaat untuk pengembangan kepribadian, akhlak maupun moral anak, mendongeng dapat juga bermanfaat untuk meningkatkan pengembangan bahasa anak. Sejak dini anak memperoleh berbagai wawasan cerita yang memperkaya dan meningkatkan kemampuan kognitif, memori, kecerdasan, imajinasi dan kreativitas bahasa (Dariyo, 2011:161).

5. Metode Cerita

  Metode adalah jalan atau cara yang dilalui untuk mencapai tujuan (Ismail SM, 2008:7). Dengan kata lain metode dapat diartikan sebagai jalan atau cara yang digunakan untuk menyampaikan dan menjelaskan materi pendidikan kepada anak didik, sehingga ia memperoleh pengetahuan atau wawasan, atau untuk mengembangkan sikap-sikap dan keterampilannya agar mampu mandiri dan bertanggung jawab sesuai dengan norma, yang penulis maksud ialah norma atau ajaran Islam.

  Metode cerita Islam merupakan metode cerita yang membahas tentang cerita-cerita Islam.

G. Metode Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Beberapa pengertian penelitian tindakan kelas yang diutarakan oleh para ahli. Penelitian tindakan kelas sebuah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengamati kejadian-kejadian dalam kelas untuk memperbaiki praktek dalam pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajarpun menjadi lebih baik. (Bahri, 2012:8).

  Sedangkan penelitian tindakan merupakan suatu penelitian yang bersifat reflektif yang didasarkan pada kondisi riil yang kemudian dicari permasalahannya dan ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur (Sarwiji Suwandi, 2009:10-11).

  Dalam PTK guru secara reflektif dapat menganalisis, mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas. Dalam hal ini dengan melakukan PTK, pendidik dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran sehingga lebih berkualitas dan efektif.

  Dalam penelitian ini ada empat tahapan diantaranya adalah sebagai berikut : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

  Keempat tahapan ini dilaksanakan dalam dua siklus, setiap tahapan siklus berdasarkan masukan dari siklus sebelumnya (Suharsini Arikunto, 2006:17). Empat kegiatan utama yang terdapat pada setiap siklus yaitu dapat digambarkan sebagai berikut:

  Perencanaan Pelaksanaan Permasalahan

  Tindakan I Tindakan I Siklus I

  Pengamatan/ Refleksi I

  Pengumpulan Data I

  Permasalahan baru hasil refleksi I

  Perencanaan Pelaksanaan

  Tindakan II Tindakan II

  Pengamatan/ Refleksi II

  Pengumpulan Data II

  Siklus II Pengambilan

  Keputusan

Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas

  Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dalam persyaratan penelitian tindakan kelas, yaitu dalam penelitian tindakan kelas harus memenuhi sekurang-kurangnya dua siklus. Dan setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, evaluasi, dan refleksi.

  2. Subyek Penelitian Penelitian ini di laksanakan di RA Perwanida 1 Salatiga, sebuah lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan untuk jenjang pendidikan pra sekolah, RA Perwanida 1 Salatiga ini berlokasi di Jl. Srikandi No. 12, Desa Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

  Untuk subyek pada penelitian yang di lakukan ini adalah seluruh peserta didik kelas TK A tahun ajaran 2017, dimana jumlah peserta didik ada 20 siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 11 perempuan.

  3. Langkah-langkah Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk setiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : a.

  Pra Siklus Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas pada siklus I, peneliti melakukan observasi pra siklus atau observasi awal.

  Observasi pra siklus ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kondisi pembelajaran dan hasil belajar peserta didik sebelum diadakan penelitian tindakan kelas dengan hasil belajar pada siklus I dan II di kelas. Apakah ada perbedaan hasil belajar peserta didik dari tiap siklusnya. Kegiatan observasi pra siklus ini juga dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang muncul selama proses pembelajaran di kelas, sehingga dapat diambil tindakan pada siklus I.

  b.

  Siklus I 1)

  Perencanaan

  a) Peneliti menyusun rencana kegiatan harian (RKH) di kelas.

  b) Peneliti menyiapkan lembar observasi, pendokumentasian, dan lembar penilaian.

  c) Menyiapkan cerita Islam yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

  2) Pelaksanaan tindakan Tahap ke dua dalam penelitian ini adalah pelaksanaan.

  Diantaranya sebagai berikut:

a) Peneliti mengkondisikan kelas dengan tepuk/bernyanyi.

  b) Peneliti memberikan informasi awal tentang kegiatan pembelajaran secara singkat.

  c) Peneliti menyampaikan gambaran materi tentang akhlak mulia.

  d) Peneliti memberikan suatu kasus yang berkaitan dengan akhlak mulia dan yang dapat membedakan akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah. e) Peneliti menceritakan sebuah cerita Islam yang mencerminkan akhlak mulia dan yang dapat membedakan akhlak mahmudah dan mazmumah.

  f) Peneliti meminta beberapa dari peserta didik untuk berkomentar terhadap akhlak mulia dan yang dapat membedakan akhlak mahmudah dan mazmumah.

  g) Peneliti menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita Islam tentang akhlak mulia khususnya.

  h) Peneliti melakukan refleksi dan evaluasi/tes lisan pada peserta didik secara kondisional dan memberikan reward bintang bagi yang mampu sesuai kriteria penilaian.

  3) Observasi

  Tahapan selanjutnya adalah observasi, untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam memahami akhlak mulia dan dapat membedakan akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah. Dalam tahapan ini yang diobservasi diantaranya sebagai berikut :

a) Proses kegiatan pembelajaran.

  b) Situasi dan kondisi lingkungan dan subjek/sasaran penelitian pada waktu proses kegiatan pembelajaran.

  4) Evaluasi

  Pada tahapan evaluasi, cara untuk menilai peserta didik dengan menggunakan tanya-jawab secara langsung. Hasil yang diperoleh dari tanya-jawab adalah pemahaman peserta didik mengenai materi yang disampaikan.

  5) Refleksi

  Tahapan yang terakhir pada siklus ini adalah refleksi, refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti yang telah didokumentasikan dalam observasi. Dalam hal ini, tahapan refleksi diantaranya sebagai berikut :

  a) Menganalisa hasil dari observasi untuk membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.

  b) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II.

  c.

  Siklus II Pada dasarnya, semua kegiatan siklus II hampir sama dengan kegiatan siklus I. Dan siklus II merupakan perbaikan dari siklus I, terutama pada hasil refleksi yang terdapat pada siklus I. 1)

  Tahapannya tetap seperti pada siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, evaluasi, dan refleksi.

2) Materi pelajaran berkelanjutan dengan cerita yang berbeda.

  Diharapkan, efektivitas kerja pada peserta didik dalam siklus ini semakin baik.

4. Intrumen Penelitian a.

  Lembar observasi b.

  Rencana Kegiatan Harian (RKH) c. Silabus d.

  Lembar penilaian e. Catatan lapangan 5. Pengumpulan Data a.

  Observasi Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kunandar, 2013:143). Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik mampu mengaplikasikan hikmah dari cerita Islam dalam pengembangan akhlak mahmudah.

  b.

  Dokumentasi Pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi ini adalah berupa silabus, Rencana Kegiatan Harian (RKH), dan hasil dari observasi yang telah dilakukan dalam kegiatan pembelajaran akhlak mahmudah dengan menggunakan cerita Islam.

  Dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengetahui dan menggali informasi tentang pemahaman peserta didik yang aplikasinya pada akhlak peserta didik. c.

  Tes Pedoman Penilaian di Taman Kanak-Kanak bahwa : Tes adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut yang kemudian dapat dibandingkan dengan nilai yang dicapai oleh anak-anak lain atau standar yang telah ditetapkan. (Menurut Depdiknas, 2006)

  Peneliti merancang lembar penugasan untuk anak didik sebagai instrumen yang dapat digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif berupa nilai hasil penerapan metode krasi gambar huruf abjad , kemudian akan dianalisa dan diambil kesimpulannya.

6. Analisis Data

  Berdasarkan pada tujuan penelitian analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang bersifat deskriptif kualitatif yaitu mendeskripsikan data yang di[eroleh dari instrumen penelitian, maka mulai dengan menelaah seluruh data yang sudah tersedia dari berbagai sumber yaitu pengamatan, wawancara, dokumentasi, dan tes dengan mengadakan reduksi data. Yaitu data- data yang diperoleh di lapangan dirangkum dengan memilih hal-hal yang pokok serta disusun lebih sistematis sehingga mudah dikendalikan.

  Data yang terkumpul akan mempunyai arti dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, setelah data terkumpul kemudian diklasifikasikan ke dalam dua kelompok data yaitu kuantitatif yang berbentuk angka

  • – angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam kata-kata dan simbol.

  Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari prosentase serta menyajikan data yang menarik, mudah dibaca, dan diikuti alur di analisis di antaranya adalah nilai aktifitas peserta didik yang akan dicari prosentase aktifitas secara klasikal kemudian baru dideskripsikan.

H. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

  BAB I : pendahuluan menggambarkan secara global tentang bab-bab berikutnya yang meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan peneliti, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II : kajian pustaka, memuat tentang pengertian reward, pendidikan akhlak anak pada usia prasekolah, pengertian akhlak, dasar dan tujuan pendidikan anak, bahasan pendidikan anak, pengertian metode bercerita bagi anak TK.

  BAB III : pelaksanaan penelitian, meliputi subjek penelitian yang berisi tentang tempat dan waktu penelitian, deskripsi dari pra siklus, siklus I, dan siklus II.

  BAB IV : hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi persiklus dan pembahasan. BAB V : penutup, meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Reward Istilah “reward” berasal dari Bahasa Inggris yang berarti

  ganjaran, hadiah, upah, pahala, hukuman (Joh M. Echols dan Hasan Shadily, 2003:485). Dengan kata lain, reward dalam bahasa Inggris digunakan untuk balasan yang bersifat positif maupun negatif.

  Reward dapat diartikan sebagai sebuah penguat

  (reinforcement) terhadap perilaku peserta didik. Reinforcement (penguatan) merupakan penggunaan konsekuensi untuk memperkuat perilaku. (Anita Woolfolk, 309). Artinya, bahwa sebuah perilaku yang dilakukan oleh peserta didik dan dianggap sesuai kemudian diikuti dengan penguat (reinforcement), maka hal tersebut akan meningkatkan peluang bahwa perilaku tersebut akan dilakukan lagi oleh anak.

B. Pendidikan Akhlak Anak Pada Usia Prasekolah 1.

  Pengertian Akhlak.

  Akhlak atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat istiadat, perangai,

  muru’ah atau segala sesuatu

  yang sudah menjadi tabi‟at. Sedangkan menurut istilah dapat merujuk pada berbagai pendapat para pakar di bidang ini, seperti dikemukan oleh Ibnu Miskawaih (Nata, 202:3).

  Sedangkan Abudin Nata mengartikan akhlak sebagai perbuatan yang dilakukan dengan mendalam dan tanpa pemikiran. Namun perbuatan itu telah mendarah daging dan melekat dalam jiwa, sehingga saat melakukan perbuatan tidak lagi memerlukan pertimbangan dan pemikiran. (Abudin Nata, 2006:2).

  Akhlak juga menjelaskan tentang arti baik dan buruk, menerangkan segala tingkah laku yang harus dilaksanakan oleh sebagian manusia kepada manusia lainnya, kepada Tuhannya, kepala lingkungan sekitar serta menjelaskan tujuan yang hendak dicapai oleh manusia dalam perbuatan dan menunjukkan jalan yang harus dibuat.

  Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan akhlak adalah suatu kehendak manusia disertai dengan niat yang tentram dalam jiwa berlandaskan al-

  Qur‟an dan al-Hadits, dalam hal ini timbul perilaku-perilaku atau kebiasaan secara mudah tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu. Bila kehendak jiwa itu menimbulkan perilaku-perilaku dan kebiasaan buruk, maka disebut akhlak yang tercela begitu pula sebaliknya. Dalam menentukan baik buruknya akhlak, Islam telah meletakkan dasar-dasar sebagai suatu pendidikan nilai, dimana ia tidak mendasarkan konsep al-

  ma’ruf (yang baik) dan al-

  (yang buruk) semata-mata pada rasio, nafsu, intuisi,

  munkar

  dan pengalaman yang muncul dari panca indera yang selalu mengalami perubahan. Tetapi Islam telah memberikan sumber yang tetap menentukan tingkah laku moral yang tetap dan universal yaitu al-Qur

  ‟an dan as-Sunnah. Dasar hidup itu menyangkut kehidupan perorangan, keluarga, tetangga, sampai pada kehidupan bangsa (Sahal Mahfudz, 1994:180-181). Karena meskipun penilaian akhlak hanya pada amal dan tindakan perbuatan manusia, namun tindakan dan perilaku seseorang pada dasarnya muncul atas dorongan batiniahnya yang sering juga didorong oleh tekanan-tekanan lingkungan (Ibid, 177).

  b.

  Pendekatan Akhlak Dalam membahas pendekatan akhlak yaitu ada dua pendekatan : pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminilogik (peristilahan). Segi kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu “akhlaqa” yang berarti

  as-sajiyah (perangai), ath- thabi’ah (kelakuan, watak dasar), al- adat (kebiasaan, kelaziman), al- maru’ah (peradaban yang baik)

  dan al-din (agama). c.

  Fungsi Akhlak.

  Menurut Mansur, kebahagiaan seseorang tidak akan tercapai tanpa akhlak terpuji. Dengan kata lain bahwa akhlak terpuji pada seseorang dapat berfugsu mengantarkan manusia untuk mencapai kesenangan, keselamatan, dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Adapun akhlak terpuji adalah akhlak yang disukai atau dicintai oleh Allah SWT yakni tidak mengandung kemaksiatan. Dapat dikatakan akhlak terpuji yakni melaksanakan amal yang baik dan meninggalkan maksiat yang diharamkan oleh Allah SWT (Mansur, 2005 ; 236).

  d.

  Klasifikasi Akhlak Seperti dikatakan Sayid Usman dalam bukunya (Mansur, 2005 ; 238) akhlak manusia terdiri atas akhlak yang baik (al

  akhlak al mahmudah ) dan akhlak yang tercela (al akhlak mazmumah ), sehingga harus diperhatikan baik sejak sebelum

  tidur hingga bangun dari tidurnya, sejak bangun tidur sampai akan tidur kembali. Jadi akhlak seseorang itu dapat digolongkan menjadi dua kategori, yang dibahas adalah perilaku terpuji (al akhlak mahmudah). Akhlak terpuji atau al

  akhlak mahmudah maksudnya adalah perbuatan-perbuatan baik

  yang datang dari sifat-sifat biasanya di sandang oleh para Rosul, anbiya‟, aulia, danorang-orang sholih. Adapun syarat- syarat diterima tiap amal sholih itu dilandasi dengan sifat-sifat terpuji juga diantaranya sebagai berikut : 1) Ikhlas, artinya beramal kepada Allah. 2)

  Wara’, artinya meninggalkan setiap yang haram atau yang ada subhatnya.

  3) Zuhud, artinya meninggalkan tamak dan meninggalkan yang bagus-bagus dari kelezatan dunia baik berupa makanan, pakaian, rumah, dan lain-lain (Mansur, 2005 : 239)

  Sedangkan akhlak terpuji yang lain diantaranya adalah sebagai berikut : 2) Adil. 3) Melakukan kebajikan. 4)

  Memberi kepada sanak famili apa yang mereka butuhkan.

  5) Meninggalkan perbuatan-perbuatan keji. 6)

  Menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan mungkar.

  7) Meninggalkan perbuatan dosa. 8)

Dokumen yang terkait

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

0 7 102

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

0 0 17

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat- Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

0 0 11

PEMBINAAN MORALITAS SISWA (STUDI KASUS PADA SMAN 1 SALATIGA DAN MAN SALATIGA TAHUN 2008) Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 99

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 78

PERAN WANITA KARIER DALAM MEMBANGUN KELUARGA SAKINAH . (Ditinjau dari Segi Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 90

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Strata I Dalam Ilmu Tarbiyah

0 1 118

PENGARUH KEDISIPLINAN ORANG TUA TERHADAP KEPRIBADIAN ANAK DI DESA TEND AS KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI TAHUN 2010 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 87

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTION POWER DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTs N) 1 BANJARNEGARA 20092010 Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Dalam Ilmu Tarbiyah

0 1 135

NILAI- NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM FILM HAJI BACKPACKER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 104