STRATEGI PENGEMBANGAN RANAH AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII A DI MTs N 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

  

STRATEGI PENGEMBANGAN RANAH AFEKTIF

DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK

PADA SISWA KELAS VIII A DI MTs N 1 BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

  

Disusun oleh :

MUHAMMAD SYAKRONI

111-13-011

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2017

  

MOTTO

Q.s AL BAQOROH AYAT 286        

  

Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya”. (Q.S Al Baqoroh: 286).

  Q.s AL INSYIROH AYAT 6     

  

Artinya: “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. ( Q.s Al

Insyiroh: 6).

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1.

  Ibu dan Bapak saya, Ibu Siti Muslimah dan Bapak Nurhadi tercinta yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidik dari kecil sampai sekarang, dan do’a yang tak pernah putus serta nasihat-nasihatnya.

  2. Saudara-saudara ku, (Mas Arif Agung Nugroho dan Dek Khamid Muslim), terimakasih atas dukungan yang telah kalian berikan kepadaku.

  3. Rekan-rekan saat PPL, KKL, dan KKN yang berjuang bersama dalam suka dan duka untuk menyelesaikan tugas.

  4. Rekan-rekan seperjuangan di kampus IAIN Salatiga.

  5. Alamamaterku tercinta IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul: “STRATEGI MENGEMBANGKAN RANAH AFEKTIF DALAM

  

PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIIIA DI

MTS NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017” dapat

  terselesaikan.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa mterial, maupun spiritual.

  Selanjutnya penulis haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi S.Pd., M.Pd selaku ketua Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (IAIN) Salatiga.

  4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M. Si selaku dosen Pembimbing Skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Untuk sahabat-sahabat saya yang bernama Nur arifin, Muhammad Mubin,

  Muhammad Yanis, Shepta Adi Nugraha, rekan-rekan Rebonan Fc dan teman- teman penulis yang lainnya, yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam mengerjakan skripsi ini. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

  6. Para bapak-ibu guru dan para siswa kelas VIIIA di MTs Negeri 1 Boyolali, yang telah memberikan semangat dan memberikan penulis kesempatan untuk melakukan penelitian dengan baik.

  Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan penulis. Sehingga masih banyak kekurangan yang perlu untuk diperbaiki dalam skripsi ini.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perubahan skripsi ini.

  Salatiga, 13 Juli 2017 Penulis

  

ABSTRAK

Muhammad Syakroni. 2017. Strategi Pengembangan Ranah Afektif Dalam

Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas VIIIA di MTs Negeri

  1 Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dosen Pembimbing Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

  Kata Kunci: Strategi Pembelajaran, Ranah Afektif, Pembelajaran Aqidah Akhlak.

  Penelitian ini membahas tentang Strategi Pengembangan Ranah Afektif Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas VIIIA di MTs Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Fokus penelitian yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah strategi pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIIIA di MTs Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017?, (2) Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIIIA di MTs Negeri 1 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017?

  Kehadiran peneliti dilapangan sangat penting mengingat skripsi ini adalah kualitatif. Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data tersebut selain diperoleh dari wawancara, juga didapatkan dari observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada. Lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Madrasah Tsanawiyah Negeri

  1 Boyolali pembelajarannya telah mengacu pada kurikulum 2013, madrasah juga sudah menerapkan strategi pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa antara lain: menerapkan salam sapa antara guru dengan murid, pembiasaan tadarus yang dilakukan di kelas sebelum pembelajaran di mulai, pembiasaan sholat dhuha setiap pagi, sholat berjamaah di masjid, guru aqidah akhlak yang selalu menerapkan metode pembelajaran aktif di kelas VIIIA. (2) Faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIIIA yaitu dapat berasal dari faktor siswa, faktor madrasah, faktor keluarga dan faktor lingkungan masyarakat.

  

DAFTAR ISI

..................................................................................................... i

  HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................... v HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................................vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii ABSTRAK .............................................................................................................xi DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix DAFTAR TABEL ...................................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xi

  BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1 B. Fokus Penelitian ...................................................................................5 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................5 D. Manfaat Penelitian ................................................................................5 E. Penegasan Istilah ...................................................................................6 F. Metode Penelitian ..................................................................................9 G. Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................16 BAB II. KAJIAN TEORI ......................................................................................19 A. Strategi Pengembangan Ranah Afektif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak .................................................................................................19

  1. Hakikat Strategi Pembelajaran ......................................................19 2.

  Pengertian Srtategi Pembelajaran .................................................20 3. Komponen Strategi Pembelajaran .................................................21 4. Model-model Strategi Pembelajaran Afektif ................................23 5. Penerapan Strategi Pembelajaran ..................................................26 B. Ranah Afektif dalam Pembelajaran ....................................................28 1.

  Pengertian Ranah Afektif ..............................................................28 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi ...........31 3. Teori Bloom dalam Pembelajaran Afektif ....................................32 4. Tipe Karakteristik Afektif .............................................................33 C. Pembelajaran Aqidah Akhlak .............................................................37 1.

  Pengertian Aqidah Akhlak ............................................................37 2. Ruang Lingkup Pembelajaran Aqidah Akhlak .............................40 3. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Aqidah Akhlak ........................41

  BAB III. PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................44 A. Paparan Data .......................................................................................44 1. Sejarah Berdirinya MTs Negeri 1 Boyolali ..................................44 2. Letak Geografis .............................................................................44 3. Identitas Madrasah ........................................................................45 4. Sarana Prasarana MTs Negeri 1 Boyolali .....................................46 5. Visi, Misi dan Tujuan MTs Negeri 1 Boyolali .............................47 6. Daftar Nama Guru dan Karyawan MTs Negeri 1 Boyolali ..........49 7. Gambaran Informan ......................................................................53

  B.

  Temuan Penelitian ...............................................................................55 1.

  Strategi Pengembangan Ranah afektif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa ........................................................................55 2. Faktor Pendukung Pengembangan Ranah Afektif dalam

  Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa ....................................60 3. Faktor Penghambat Pengembangan Ranah Afektif dalam

  Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa ....................................64

  BAB IV. PEMBAHASAN ....................................................................................68 A. Strategi Pengembangan Ranah Afektif Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siwa Kelas VIIIA di MTs Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017 ............................................................................69 B. Faktor Pendukung Strategi Pengembangan Ranah Afektif Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas VIIIA di MTs Negeri

  1 Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017 ...............................................74 C. Faktor Penghambat Strategi Pengembangan Ranah Afektif Dalam

  Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas VIIIA di MTs Negeri

  1 Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017 ...............................................78

  BAB V. PENUTUP ...............................................................................................83 A. Kesimpulan .........................................................................................84 B. Saran-saran ..........................................................................................87 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................88 LAMPIRAN-LAMPIRAN.

  

DAFTAR TABEL

  Tabel 1 : Tabel Guru-guru MTs Negeri 1 Boyolali ...................................49 Tabel 2 : Tabel Staf Tata Usaha dan Karyawan MTs Negeri 1 Boyolali....52 Tabel 3 : Tabel Hasil Wawancara ..............................................................98

  

DAFTAR LAMPIRAN

1.

  Lembar Konsultasi .......................................................................................122 2. Daftar Nilai SKK .........................................................................................124 3. Lembar Permohonan Izin Penelitian ............................................................128 4. Lembar Penunjukan Pembimbing ................................................................129 5. Lampiran 1

  : Transkrip Wawancara I ...................................................98 6. Lampiran 2

  : Transkrip Wawancara II ................................................101 7. Lampiran 3

  : Transkrip Wawancara III ..............................................104 8. Lampiran 4

  : Transkrip Wawancara IV ..............................................106 9. Lampiran 5

  : Transkrip Wawancara V ...............................................110 10. Lampiran 6

  : Foto Hasil Penelitian .....................................................113

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran di sekolah tampaknya lebih cenderung menekankan

  pencapaian perubahan aspek kognitif (intelektual), yang dilaksanakan melalui berbagai bentuk pendekatan, strategi dan model pembelajaran tertentu. Pembelajaran yang secara khusus mengembangkan kemampuan afektif tampaknya masih kurang mendapat perhatian. Kalaupun dilakukan mungkin hanya dijadikan sebagai efek pengiring (nurturant effect) atau menjadi hidden curriculum, yang disisipkan dalam kegiatan pembelajaran yang utama yaitu pembelajaran kognitif atau pembelajaran psikomotorik. (Antonius Trg : Harian Global dalam: 2016)

  Khusus pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) harus memperhatikan pengembangan menyeluruh aspek siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan rohani. Untuk pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus berisi mata pelajaran yang banyak, sesuai dengan tujuan pembinaan setiap aspek (Ahmad, 2004: 65).

  Di dunia pendidikan siswa sebagai obyek yang dikembangkan oleh seorang pendidik, bermula dari siswa yang belum mengetahui apa-apa lalu dididik, dibimbing dan diarahkan oleh pendidik agar menjadi manusia yang berkualitas baik.

  Siswa-siswa di sekolah dididik dengan mengembangkan beberapa ranah antara lain, dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Apabila siswa memiliki kecerdasan dalam ranah kognitif saja tanpa ranah afektif maka siswa tersebut tidak memiliki keseimbangan karakter yang baik. Dalam ranah afektif seharusnya juga di kembangkan supaya siswa memiliki kecerdasan yang seimbang dalam segala hal.

  Di Madrasah Tsanawiyah Negeri

  1 Boyolali, dalam pembelajarannya termasuk kategori yang sangat baik, akan tetapi guru- guru masih ada kesulitan dalam hal mengembangkan ranah afektif pada siswa. Hal ini di latar belakangi oleh kesadaran siswa yang kurang baik dan belum dapat menyesuaikan pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut. Mudahnya siswa tergoda ataupun terbawa oleh arus perkembangan pergaulan lingkungan, kurangnya motivasi, dan kurangnya kasih sayang dari lingkungan keluarga yang membuat siswa di sekolah itu ranah afektifnya kurang bagus, walaupun masih ada siswa yang ranah afektifnya bagus.

  Perlu dipahami bahwa pengembangan karakteristik afektif pada anak didik memerlukan upaya secara sadar dan sistematis. Terjadinya proses kegiatan belajaran dalam ranah afektif dapat diketahui dari tingkah laku siswa yang menunjukkan adanya kesenangan belajar. Perasaan, emosi, minat, sikap, dan apresiasi yang positif yang menimbulkan tingkah laku yang konstruktif dalam diri pelajar.

  Lemahnya pendidikan afektif di sekolah disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor penyebab tersebut adalah guru-guru merasa kurang mantap dalam merumuskan tujuan afektif. Sebab yang lain, tujuan afektif lebih sulit diukur daripada tujuan kognitif.

  Faktor yang lainnya yaitu kebebasan yang tidak terkendali antara lain berupa pergaulan yang melanggar norma agama banyak terjadi dalam masyarakat. Demikian juga berbagai tindak kriminal, perjudian, penggunaan obat terlarang, minuman keras dan narkotika. Kenyataan ini membuat dunia pendidikan, khususnya sekolah tidak mempunyai pilihan lain, kecuali menekankan pendidikan afektif, khususnya pendidikan nilai dan sikap (Darmiyati, 2009:21).

  Dari prespektif humanistik, pendidik seharusnya memperhatikan pendidikan lebih responsif terhadap kebutuhan kasih sayang (affective) siswa. Kebutuhan afektif ialah kebutuhan kasih sayang yang berhubungan dengan emosi, perasaan, nilai sikap, predisposisi, dan moral (Sri, 2006:181). Apabila pendidik memenuhi kasih sayang terhadap siswanya maka kebutuhan afektif akan terpenuhi dengan baik dan siswapun pada saat menjalani proses pendidikan akan merasakan kenyamanan serta akan mudah menerima pembelajaran dengan baik.

  Keberhasilan pengembangan ranah kognitif tidak hanya akan membuahkan kecakapan kognitif, tetapi juga menghasilkan kecakapan ranah afektif. Peningkatan kecakapan afektif ini, antara lain, berupa kesadaran beragama yang mantap ( Muhibbin, 2009:53). Kesadaran beragama yang matang merupakan landasan bagi siswa untuk menentukan arah kehidupan siswa kedepannya supaya lebih baik dan siswa juga akan mempunyai keyakinan yang mantap untuk menentukan jati dirinya.

  Jadi, strategi pembelajaran yang di miliki oleh guru sangat dibutuhkan untuk membentuk maupun mengembangkan ranah afektif pada siswa. Dengan adanya strategi pembelajaran maka guru dengan mudah untuk membentuk dan mengembangkan ranah afektif pada siswa dengan baik, tentunya dapat membentuk generasi muda yang cerdas baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

  Maka berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas penulis ingin meneliti tentang

  “STRATEGI PENGEMBANGAN RANAH

AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA

KELAS VIII A DI MTS N 1 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

2016/

  2017”.

B. FOKUS PENELITIAN a.

  Bagaimanakah strategi pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs N 1 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017? b. Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs N 1 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017? C.

  TUJUAN PENELITIAN a.

  Untuk mengetahui strategi pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs N 1 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017.

  b.

  Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs N 1 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017.

  D. MANFAAT PENLITIAN Manfaat ataupun kegunaan penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu : 1. Manfaat Teoritis

  Penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penambahan wawasan mengenai strategi pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa.

2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dan dapat memberikan informasi tentang pentingnya memberikan bantuan kepada siswa untuk mengembangkan ranah afektif sehingga siswa tersebut dapat menjadi siswa yang berkualitas di dalam kehidupannya.

E. PENEGASAN ISTILAH 1.

  Strategi Pembelajaran Menurut pendapat Gerlach dan Ely, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, selanjutnya dijelaskan bahwa strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat membentuk pengalaman belajar kepada peserta didik secara sistematis (Subur, 2015:16).

  Menurut pendapat Hamalik, strategi pembelajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut pendapat Borich, strategi pembelajaran adalah keseluruhan prosedur yang sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Istilah strategi pembelajaran ini digunakan untuk menunjukkan siasat atau kesluruhan aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif bagai tercapainya tujuan pendidikan, khususnya tujuan pembelajaran.

  Apabila dicermati, pengertian strategi pembelajaran diatas mengarah pada pengertian model-model pengajaran. Titik tekan strategi pembelajaran adalah pada operasionalnya (action), sedangkan model menekankan pada pola (pattern). (Jamil, 2016:149-152)

2. Afektif

  Menurut bahasa, afektif berarti segala sesuatu yang berkaitan dengan perasaan, perasaan mempengaruhi keadaan penyakit. (JS.

  Badudu, 2010:10). Sedangkan menurut istilah psikologi, afektif berarti perasaan, keadaan jiwa dan emosi sutu objek atau perseorangan sebagai pengaruh yang kuat pada dirinya. (Monty&Fedelis, 2003:67)

  Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keanekaragaman perasaan yang meliputi : takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari pengaruh pengalaman belajar. Oleh karenanya, ia juga dapat dianggap sebagai perwujudan perilaku belajar. (Muhibbin, 2011:121)

  Pendidikan afektif ini memiliki dua tujuan utama, yaitu mengembangkan ketrampilan intrapribadi dan antarpribadi (Budiarjo, 2013:19). Pendidikan afektif tersebut harus di dampingi oleh pendidik yang memiliki keahlian di dunia pendidikan supaya keterampilan yang di miliki oleh seorang siswa itu sesuai dengan yang diharapkan, baik dari ketrampilan intrapibadi maupun ketrampilan antarpribadi.

3. Aqidah Akhlak

  Aqidah adalah ikatan dan perjanjian yang kokoh. Sedangkan pengertian aqidah menurut Hasan Al Bana adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan (Deden, 2013: 86).

  Akhlak berasal dari bahasa Arab “akhlaqun”, jamak dari (kholaqa,

  yakhluqu, kholaqun ). Yang secara etimologi berasal dari budi pekerti,

  tabiat, perangai, adat kebiasaan, perilaku dan sopan santun. Sedangkan menurut pendekatan terminologi yang diuraikan oleh Ibn Miskawaih, akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dahulu (Umiarso, 2010: 105-106).

  Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengertian aqidah akhlak adalah suatu ikatan atau perjanjian yang kokoh yang terdapat di dalam hati manusia yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikirn terlebih dahulu.

  Jadi yang dimaksud judul penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengenbangan ranah afektif yang baik dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs N 1 Boyolali tahun pelajaran 2017.

F. METODE PENELITIAN 1.

  Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini disebut juga dengan metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadirannya peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti sendiri. (Sugiyono, 2015:14-15)

  Pendekatan diskriptif adalah pendekatan penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan sistematis, faktual, akurat, mengenai faktor-faktor, sifa-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

2. Kehadiran Peneliti

  Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data, dan sebagai instrument penelitian dalam upaya mengumpulkan data- data di lapangan. Untuk memperoleh data yang valid yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti hadir secara langsung dilokasi peneliti.

  3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1

  Boyolali yang beralamatkan di Jl. Kemuning No 32, Kelurahan Banaran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

  4. Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a.

  Data Primer Adalah data yang diperoleh penulis secara mentah dari sumber data dan masih memerlukan analisis lebih lanjut. Jenis data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari informan yaitu dari kepala sekolah, waka kurikulum, guru mata pelajaran aqidah akhlak dan siswa kelas VIIIA.

  b.

  Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi dan dokumen resmi instansi. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hasil temuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan. Adapun sumber data yang peneliti dapatkan yaitu identitas sekolah, sejarah, data guru, karyawan dan siswa, data sarana prasarana.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Yaitu membicarakan tentang bagaimana cara peneliti mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data, sebagai berikut : a.

  Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. (Sugiyono, 2015:317).

  Penggunaan metode interview dalam penelitian ini untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Boyolali untuk mengembangkan ranah afektif. Penelitian ini juga membahas tentang habituasi dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs N 1 Boyolali dan usaha-usaha yang dilakukan serta faktor pendukung dan penghambat habituasi dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa.

  b.

  Observasi Yaitu cara pengumpulan data melalui pengamatan dan penctatan dengan sistematika tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna perilaku tersebut (Arikunto, 2006:146)

  Metode ini penulis lakukan dengan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui habituasi pembelajaran guru dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah aqidah akhlak pada siswa kelas

  VIII A di MTs N 1 Boyolali.

  c.

  Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

  Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2015:329). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan obyek peneliti serta memberikan gambaran secara umum tentang obyek penelitian tentang strategi pembelajaran guru dalam mengembangkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VII A di MTs N 1 Boyolali.

6. Metode Analisis Data

  Adapun dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang berupa kata-kata atau paragraf yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang bersifat deskriptif mengenai peristiwa-peristiwa nyata yang terjadi dalam lokasi penelitian. Dalam analisis data penelitian memberikan gambaran secara menyeluruh tentang strategi pembelajaran guru dalam mengembangkan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa kelas VIII A di MTs N 1 Boyolali.

  Adapun langkah-langkah teknik analisis deskripstif kualitatif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.

  Pengumpulan data kegiatan analisis data selama pengumpulan data dimulai setelah peneliti memahami fenomena-fenomena yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis.

  b.

  Reduksi Data Adalah kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutmya, dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2015:338). Penulis mereduksi data-data yang didapatnya dari tempat penelitian untuk mendapatkan data-data yang lebih jelas. Data-data itu seperti data primer maupun data sekunder.

  c.

  Penyajian Data

  Rakitan kalimat yang disusun secara logis dan sistematis atau menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberikan kemungkinan ketika dibaca akan mudah dipahami tentang berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk membuat analisis atau tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut.

  d.

  Verifikasi Penarikan kesimpulan yaitu suatu upaya untuk berusaha mencari kesimpulan dari permasalahan yang diteliti, dari data penelitian yang sudah dianalisis dapat diambil kesimpulan serta menverifikasi data tersebut dengan cara menelusuri kembali data yang telah diperoleh (Suprayoga, 2001:192-197). Penulis melakukan penyimpulan dari permasalahan yang telah diteliti di MTs Negeri 1 Boyolali dan kemudian memverifikasi data dengan menelusuri kembali data yang telah diperoleh.

7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan temuan. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu triangulasi. Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain : a.

  Triangulasi Sumber Data

  Triangulasi dengan sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Tria ngulasi sumber data juga membandingkan data-data yang diperoleh informan satu dengan informan yang lainnya dan mengecek kebenaran dan kepercayaan suatu informasi (Meleong, 2009 :330). Untuk mendapatkan informasi dari informan yang terdiri dari kepala madrasah, waka kurikulum, guru mata pelajaran aqidah akhlak dan siswa-siswi kelas

  VIIIA guna mendapatkan data-data yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan.

  b.

  Triangulasi Metode Triangulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dan metode yang sama (Meleong, 2009:331). Penulis menggunakan triangulasi metode ini untuk mengecek temuan hasil penelitian di MTs Negeri 1 Boyolali dengan menyesuaikan beberapa sumber data, baik dari data primer maupun sekunder yang telah didapatkannya.

8. Tahap-tahap Penelitian a.

  Tahap pra-lapangan Dalam tahap ini, yang dilakukan peneliti adalah menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, memilih dan memanfaatkan informan, serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

  b.

  Tahap pekerjaan lapangan Peneliti melakukan penelitian secara langsung di lokasi penelitian dan melihat secara seksama, lebih detail berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.

  c.

  Tahap analisis data Dalam hal ini peneliti mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengategorikan data yang sudah diperoleh.

  G. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dihadirkan untuk mempermudah pemahaman dalam mencerna masalah yang akan dibahas, maka memperoleh gambaran komprehensif dalam penelitian. Secara garis besarnya, sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Pada bagian pertama halaman sampul, halaman judul, halaman pengajuaan skripsi, halaman pengesahan, halaman kata pengantar, abstrak, halaman daftar isi, halaman tabel.

  BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian (mencakup : jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan, dan tahap-tahap penelitian), dan sistematika penulisan.

  BAB II KAJIAN TEORI Membahas teori yang berkaitan dengan tema penelitian. Yaitu pengertian strategi pembelajaran, komponen strategi pembelajaran, model strategi pembelajaran, penerapan strategi pembelajaran, pengertian pembelajaran ranah afektif, faktor yang mempengaruhi perkembangan emosional, tipe karakteristik afektif, pengertian pembelajaran aqidah akhlak dan ruang lingkup pembelajaran aqidah akhlak serta fungsi dan tujuan pembelajaran aqidah akhlak.

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Meliputi paparan data sekolahan yaitu gambaran umum : sejarah berdirinya MTs N 1 Boyolali, identitas sekolah, visi misi sekolah, data guru, dan karyawan sekolah. Biodata informan : kepala sekolah, guru mata pelajaran umum, dan guru mata pelajaran aqidah akhlak. Temuan peneliti yaitu : strategi mengembangkan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat strategi mengembangkan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa.

  BAB IV PEMBAHASAN Berisi hasil penelitian dan pembahasan tentang : strategi mengembangkan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa, faktor-faktor pendukung dan penghambat strategi mengembangkan ranah afektif dalam pembelajaran aqidah pada siswa.

  BAB V PENUTUP Meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI A. Strategi Mengembangkan Ranah Afektif dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak.

1. Hakikat Strategi Pembelajaran

  Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang akan dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari : a.

  Rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

  b.

  Analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan.

  c.

  Jenis materi pembelajaran yang akan dikomunikasikan.

  Ketiga elemen yang dimaksud, selanjutnya disesuaikan dengan media pembelajaran atau sumber belajar yang tersedia dan mungkin digunakan (Hamzah, 2015:4). Elemen-elemen tersebut sangat penting dalam proses pembelajaran, karena akan menentukan hasil baik buruknya pembelajaran yang sudah di lakukan oleh guru di sekolahan.

  Berdasarkan hakikat tersebut maka strategi pembelajaran harus bertumpu pada ketiga pilar diatas kemudian menyesuaikannya dengan sumber belajar yang mungkin digunakannya pada saat proses pembelajaran.

2. Pengertian Strategi Pembelajaran

  Menurut pendapat Gerlach dan Ely, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu, selanjutnya dijelaskan bahwa strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat membentuk pengalaman belajar kepada peserta didik secara sistematis (Subur, 2015:16).

  Menurut pendapat Gulo, menyatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan rencana dan cara-cara membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana dan segala tujuan pengajaran dapat dicapai secara efektif (Jamil, 2016:148).

  Menurut pendapat Dick dan Carey, menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. (Hamzah, 2015:5)

  Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi pembelajaran adalah merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan uang dikuasai diakhir kegiatan belajar.

3. Komponen Strategi Pembelajaran

  Menurut pendapat Walter Dick dan Carrey, menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu : a.

  Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan pendahuluan sebagai bagian dari sutau sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan yang disampaikan dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

  b.

  Penyampaian Informasi Penyampaian informasi adalah salah satu komponen dari strategi pembelajaran, tanpa adanya kegiatan pendahuluan yang menarik atau dapat memotivasi peserta didik dalam belajar, maka kegiatan penyampaian informasi ini menjadi tidak berarti. Guru yang menyampaikan informasi dengan baik, tetapi tidak melakukan pendahuluan dengan mulus akan menghadapi kendala dalam kegiatan pembelajaran selanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru pada saat menyampaikan informasi kepada peserta didik adalah urutan penyampaian, ruang lingkup dan jenis materi.

  c.

  Partisipasi Peserta Didik

  Berdasarkan prinsip student centered maka peserta didik merupakan pusat dari suatu kegiatan belajar. Dalam masyarakat dikenal istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) yang diterjemahkan dari SAL (Student Active Learning) yang maknanya adalah bahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apaila peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara langsungdan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.

  d.

  Tes Serangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui apakah pengetahuan, sikap dan ketrampilan telah benar- benar dimiliki oleh peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, yaitu dari penjelasan tentang tujuan awal kegiatan pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran, pelaksanaan tes juga dilakukan setelah pesrta didik melakukan latihan atau praktik.

  e.

  Kegiatan Lanjutan Kegiatan lanjutan yang dikenal juga dengan follow up dari suatu hasil kegiatan yang telah dilaksanakannya (Hamzah, 2015 : 21-26).

  Berdasarkan uraian diatas maka dalam strategi pembelajaran harus memuat 5 (lima) komponen tersebut, supaya tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh tujuan pendidikan nasional khususnya sesuai harapan seorang pengajar.

4. Model-model Strategi Pembelajaran Afektif

  Belajar afektif berbeda dengan belajar intelektual dan keterampilan, karena segi afektif sangat bersifat subjektif, lebih mudah berubah, dan tidak ada materi khusus yang harus dipelajari. Ada beberapa model strategi pembelajaran afektif yang populer dan banyak digunakan, antara lain : a. Model Konsiderasi

  Penggunaan model konsiderasi (consideration model) siswa didorong untuk lebih peduli, lebih memperhatikan orang lain sehingga mereka dapat bergaul, bekerja sama dan hidup secara harmonis dengan orang lain. Langkah-langkah pembelajaran konsiderasi : 1) Menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konsiderasi. 2)

  Meminta siswa menganalisis situasi untuk menemukan isyarat- isyarat yang tersembunyi berkenaaan dengan perasaan, kebutuhan dan kepentinganorang lain. 3) Siswa menuliskan responnya masing-masing. 4) Siswa menganilisis respon siswa lain. 5) Mengajak siswa melihat konsekuensi dari tiap tindakannya. 6) Meminta siswa untuk menentukan pilihannya sendiri.

  Pengggunaan model ini sangat bagus untuk membentuk sikap siswa supaya lebih baik, dengan menggunakan model konsiderasi ini siswa dapat mempunyai sikap yang peduli akan sesama, lebih menghargai orang lain dan tentunya dapat menjalin hubungan dengan orang lain lebih baik serta dapat membentuk kerja sama dengan siswa lainnya.

  b.

  Model Pembentukan Rasional Model pembentukan rasional (rational building model) bertujuan untuk mengembangkan kematangan pemikiran tentang nilai- nilai. Langkah-langkah pembelajaran rasional : 1)

  Mengidentifikasi situasi dimana ada ketidakserasian atau penyimpangan tindakan.

  2) Menghimpun informasi tambahan. 3)

  Menganalisis situasi dengan berpegang pada norma, prinsip atau ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam masyarakat.

  4) Mencari alternatif tindakan dengan memikirkan akibat-akibatnya. 5)

  Mengambil keputusan dengan berpegang pada prinsip atau ketentuan-ketentuan legal masyarakat.

  Penggunaan model ini bertujuan untuk membentuk pola berfikir anak dengan matang yang dilandasi dengan nilai-nilai. Supaya siswa dapat mengambilan keputusan yang tepat dengan mengadalkan pertimbangan-pertimbangan yang lebih matang terlebih dahulu.

  c.

  Klarifikasi nilai

  Klarifikasi nilai (value clarification model) merupakan pendekatan mengajar dengan menggunakan pertanyaan atau proses menilai (valuing process) dan membantu siswa menguasai keterampilan menilai dalam bidang kehidupan yang kaya nilai. Model ini bertujuan agar para siswa menyadari nilai-nilai yang mereka miliki, memunculkan dan merefleksikannya, sehingga para siswa memiliki keterampilan proses menilai.

  Langkah-langkah pembelajaran klarifikasi nilai : 1)

  Pemilihan, siswa mengadakan pemilihan tindakan secara bebas, dari sejumlah alternatif tindakan mempertimbangkan kebaikan dan akibat-akibatnya. 2)

  Menghargai pemilihan, siswa menghargai pilihannya serta memperkuat, mempertegas pilihannya.

  3) Berbuat, siswa melakukan perbuatan yang berkaitan dengan pilihannya, mengulanginnya pada hal lain.

  Model ini harus ditanamkan oleh pendidik kepada diri siswa, karena model ini dapat membantu siswa untuk menyadari akan nilai- nilai yang ada pada diri siswa tersebut. Dengan adanya kesadaran nilai yang ada pada dirinya itu, siswa dapat mengetahui keterampilan yang sesuai dengan bidangnya. Apabila siswa sudah dapat mengenalinya maka siswa dapat lebih mempertegas keterampilannya guna kehidupan kedepannya.

  d.

  Model Non Direktif

  Penggunaan model ini bertujuan untuk membantu siswa mengaktualisasikan dirinya. Langkah-langkah pembelajaran nondirektif :

1) Menciptakan situasi yang permisif melalui ekspresi bebas.

  2) Pengungkapan, siswa mengungkapkan perasaan, pemikiran dan masalah-masalah yang dihadapinya, guru menerima dan memberikan klarifikasi.

  3) Pengembangan pemahaman (insight), siswa mendiskusikan masalah-masalah, guru memberikan dorongan.

  4) Perencanaan dan penentuan keputusan, siswa merencanakan dan menentukan keputusan, guru memberikan klarifikasi.

  5) Integrasi, siswa memperoleh pemahaman lebih luas dan membanggakan kegiatan-kegiatan positif, guru membantu mengembangkan (Nana, 2011:192-194). Model ini mengacu kepada pengaktualisasian diri siswa supaya siswa dapat mempunyai pemahaman yang lebih luas. Dengan model ini siswa juga dapat memberikan perencanaan dan keputusan yang lebih baik.

  Model-model strategi pembelajaran diatas harus diterapkan kepada setiap siswa, supaya siswa memiliki sikap afektif yang baik dan tentunya memiliki jiwa kepribadian yang peduli serta dapat memahami nilai-nilai yang ada didiri masing-masing siswa tersebut.

Dokumen yang terkait

PEMBENTUKAN PERILAKU DISIPLIN MELALUI PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTs MUHAMMADIYAH 1 MALANG

0 11 23

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTs DZUNNURROIN PAKIS MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 3 28

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI MTs MA’ARIF GESI SRAGEN

0 7 23

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ANEKDOT PADA SISWA KELAS X SMA N 1 METRO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

5 67 138

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI KELAS VIII MTs MUSLIMAT NU PALANGKA RAYA

0 0 17

PENGARUH MATERI PENUNJANG LEMBAR KERJA SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MTs N SALATIGA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VIII SKRIPSI

0 1 81

HUBUNGAN INTERAKSI EDUKATIF GURU DENGAN SISWA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS XI MA FUTUHIYYAH 2MRANGGEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

0 0 116

PERANAN GURU AQIDAH AKHLAK DALAM MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF FACEBOOK TERHADAP AKHLAK SISWA DI MAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

0 0 142

HUBUNGAN MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syara

0 0 133

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BERIBADAH DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20162017

0 1 99