HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BERIBADAH DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20162017

  

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN BERIBADAH DENGAN

KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1

AMPEL KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd)

  

Oleh :

MUHAMMAD AFIF

NIM 111-12-053

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Muhammad Afif Nim :111-12-053 Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul : Hubungan antara Kemandirian Beribadah dengan Kemandirian

  Belajar Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017

  Telah kami setujui untuk di munaqosahkan KEMENTERIAN AGAMA

  Salatiga, 1 Maret 2017 Pembimbing

  Dra. Siti Asdiqoh, M. Si NIP: 19680812 199403 2 003

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

  

MOTTO

لق .ب ابل لاا اول وا رك ذتي امنا نوملعي لا ني ذلاو نوملعي ني ذلا ىوتسي له لق

  

“…….adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang

tidak mengetahui ?” Hanya sesungguhnya yang dapat menerima pelajaran

ialah orang- orang yang berakal”(Q.S. Az-Zumar : 9) “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua

  

(Aristoteles

)”

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini orang-orang yang sangat kukasihi dan kusayangi :

  1. Bapak dan ibu tercinta Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada bapak dan ibu yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak dan Ibu bahagia.

  2. Sahabat terbaikku yang tak pernah henti mendukungku, memberi semangat padaku Paramita Ayu Ekasari.

  3. Teman-taman PAI satu angakatan 2012 4. Teman-teman KKN IAIN Salatiga.

  5. Teman-teman PPL di SMK Muhamadiyah Salatiga.

  6. Kepala Sekolah SMP N 1 Ampel Kabupaten Boyolali Sri Rahayu Windiarti.S.Pd

  7. Guru agama Kelas VII SMP N 1 Ampel Kabupaten Boyolali Bapak Sumono.S.Pd

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Segala puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmad dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberkan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti- natikan syafa’atnya min hadza ilaa yaumil qiyamah Amiin Allahumma Amiin.

  Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), maka penulis membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang berjudul

  “Hubungan antara Kemandirian Beribadah dengan

Kemandirian Belajar Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten

Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 20 17” terselesainya skripsi ini bukan semata-

  mata hasil dari jerih payah sendiri melainkan banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik moral maupun spiritual, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga,

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku pembibing yang dengan sabar dan teliti di dalam membimbing skripsi penulis.

  5. Bapak Sumono, S.Pd Guru Agama Kelas VII

  6. Bapak serta ibu yang tak henti-hentinya memberikan motivasi baik berupa material maupun spiritual.

  7. Sahabat- sahabat tebaikku yang selalu memberi semangat kepada penulis.

  8. Seluruh teman-teman PAI angkatan 2012.

  9. Seluruh teman-teman KKN IAIN Salatiga.

  10. Seluruh teman- teman PPL SMK Muhamadiyah Salatiga.

  11. Dan seluruh teman-teman yang mengenalku dan membaca tulisan ini.

  Kami menyadari sepenuhnya bahwa Laporan Penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, saran dan masukan yang dapat kami gunakan untuk menyempurnakan kegiatan penulisan hasil penelitian mendatang.

  Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat bimbingan dan petujuknya kepada kita semua. Amiin.

  Salatiga, 14 Maret 2017 Penulis

  ABSTRAK

  Afif, Muhammad, 2017, Hubungan antara Kemandirian Beribadah dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

  Skipsi. Fakultas Tarbiyah Dan IlmuKeguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembibing: Dra. Siti Asdiqoh, M. Si

  Kata Kunci:Hasil Kemandirian Beribadah dan Kemandirian Belajar

  Pemelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan antara

  

Kemandirian Beribadah dengan Kemandirian Belajar Siswa SMP Negeri 1 Ampel

Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Pertanyaan utama yang dijawab

  melalui penelitian ini (1) Bagaimana tingkat kemandirian beribadah siswa kelas

  VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017? (2)Bagaimana tingkat kemandirian belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017? (3) Adakah hubungan kemandirian beribadah terhadap kemandirian belajar siswa kelas VII SMP Negeri

  1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017? Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dengan analisis statistik

  Product Moment dan menggunakan alat bantu SPSS. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang menggunakan 55 responden. Pengumpulan menggunakan instrumen angket untuk menjaring data X dan data Y.

  Hasil penelitian menunjukan (1) Kemandirian beribadah siswa SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2016/2017 tergolong sedang dengan persentase (45,5%). (2) Kemandirian belajar SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2016/2017 tergolong sedang dengan persentase (76,3%). (3) Ada hubungan yang signifikan antara kemandirian beribadah dengan kemandirian belajar siswa SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2016/2017. Setelah data dianalisis menggunakan tehnik korelasi product moment diperoleh nilai r = 0,286 yang lebih besar dari nilai r dengan taraf signifikan 0,345 dengan jumlah N = 55. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “ Ada hubungan antara kemandirian beribadah dengan kemandirian belajar siswa SMP Negeri 1 Ampel Tahun Pelajaran 2016/2017 “ Dinyatakan diterima berdasarkan uji analisis.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iv MOTTO ................................................................................................................ v PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................................ ix DAFTAR ISI ......................................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. ....................................................................................................... Lat ar Belakang ............................................................................................... 1 B. ........................................................................................................ Ru musan Masalah ......................................................................................... 4

  D. ....................................................................................................... Ma nfaat Penelitian ........................................................................................ 5 E. ........................................................................................................ Hip otesis ......................................................................................................... 6 F. ........................................................................................................ Pen egasan Istilah ............................................................................................ 7 G. ....................................................................................................... Me tode Penelitian ......................................................................................... 10 H. ....................................................................................................... Sist ematika Penulisan ..................................................................................... 18

  BAB II LANDASAN TEORI A. ........................................................................................................... Pen gertian Kemandirian Beribadah 1. ...................................................................................................... Ke mandirian Beribadah .............................................................................. 19 2. ...................................................................................................... Ma cam-macam Ibadah ................................................................................ 21 3. ...................................................................................................... Tuj uan Ibadah .............................................................................................. 22 4. ...................................................................................................... Ke utamaan Ibadah ...................................................................................... 23

  B. ........................................................................................................... Pen gertian Kemandirian Belajar 1. ...................................................................................................... Ke mandirian Belajar ................................................................................... 24 2. ...................................................................................................... Cir i-ciri Kemandirian Belajar...................................................................... 27

  3. ...................................................................................................... Fak tor yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ....................................... 28 C. ........................................................................................................... Hu bungan antara Kemandirian Beribadah dengan Kemandirian Belajar ......... 31

  BAB III Laporan Hasil Penelitian A. ........................................................................................................ Ga mbaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 33 B. ........................................................................................................ Pen yajian Data ................................................................................................ 42

  BAB IV Analisis Data A. ........................................................................................................ An alisis Deskriptif ......................................................................................... 51 B. ........................................................................................................ Uji

  Validitas dan Reabilitas............................................................................. 55

  C. ........................................................................................................ Uji Analis Korelasi .......................................................................................... 58

  D. ........................................................................................................ Pe mbahasan Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 59

  BAB V PENUTUP A. ................................................................................................... Ke simpulan .............................................................................................. 66 B. ................................................................................................... Sar an ......................................................................................................... 67

  DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rancangan Angket Kemandirian Beribadah Siswa .............................. 14Tabel 1.2 Rancangan Angket Kemandirian Belajar Siswa ................................... 15Tabel 3.1 Data Ruang Kelas ................................................................................. 34Tabel 3.2 Data Ruang Belajar ............................................................................... 34Tabel 3.3 Data Tenaga Pendidik .......................................................................... 35Tabel 3.4 Data Ketenagakerjaan Pendidik/ Guru .................................................. 36Tabel 3.5 Data Ketenagakerjaan Non Pendidik/ Guru ......................................... 39Tabel 3.6 Data Siswa Kelas VII ............................................................................ 39Tabel 3.7 Jawaban Angket Kemandirian Beribadah ............................................. 41Tabel 3.8 Jawaban Angket Kemandirian Belajar ................................................. 43Tabel 3.9 Nilai Hasil Angket Kemandirian Beribadah ........................................ 45Tabel 3.10 Nilai Hasil Angket Kemandirian Belajar ............................................ 48Tabel 4.1 Rekapitulasi Kemandirian Beribadah Siswa ......................................... 53Tabel 4.2 Rekapitulasi Kemandirian Belajar Siswa .............................................. 54Tabel 4.3 Rekapitulasi Uji Validitas Variabel Kemandirian Beibadah dan

  Kemandirian Belajar ............................................................................................ 55

Tabel 4.4 Rekapitulasi Uji Realibilitas Varibel Kemandirian Beribadah dan

  Kemandirian Belajar ............................................................................................. 57

Tabel 4.6 KorelasiAntara Kemandirian Beribadah dan Kemandirian Belajar ..... 60

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Angket Soal Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Lampiran 3. Surat dari SMP N 1 Ampel Lampiran 4. Nota Pembimbing Lampiran 5. Keterangan SKK Lampiran 6. Lembar Konsultasi Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam membangun masa depan suatu bangsa, pendidikan agama

  merupakan suatu prioritas utama dalam rangka melahirkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengalaman dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Maka pendidikan agama Islam merupakan mata pelajaran wajib untuk semua jenjang pendidikan,dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

  Pembangunan di bidang pendidikan agama sedikitnya dapat ditinjau dari dua segi. Pertama dari segi kedudukannya sebagai bagian tak terpisahkan dari pendidikan nasional. Kedua dari segi kedudukannya sebagai bagian penting dari pembangunan sektor agama yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional secara keseluruhan. (Perwiranegara, 1982 :25), Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar- Ra’du ayat 11 :

  َّ َََََّّّّّْمِهِسُفْنَأِبَّاَمَّاوُرِ يَغُيَّى تَحٍَّم ْوَقِبَّاَمَُّرِ يَغُيَّلاََّ للَّا َّ نِإ

  Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’du : 11).

  Dalam proses pendidikan sebelum mendapat bimbingan dari sekolah seorang anak terlebih dahulu mendapat bimbingan dari keluarganya. Oleh karena itu pendidikan keluarga disebut sebagai pendidikan yang pertama dan utama, sehingga orang tua yang bertanggung jawab atas kehidupan keluarga, harus memberikan dasar dan pengarahan yang benar terhadap anak yakni dengan menanamkan ajaran agama dan akhlak karim.

  Orang tua adalah pembina pribadi yang utama dalam hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. ( Zakiyah Drajadt 1970 :56)

  Sering terdengar orang tua yang mengeluh karena anaknya malas belajar, kalau mau belajar itu harus disuruh beberapa kali bahkan harus dimarahi terlebih dahulu. Dari pihak guru pun banyak yang mengatakan bahwa siswa sekarang malas belajar, tugas pekerjaan rumah tidak dikerjakan, dan lain- lain..

  Kemandirian adalah keadaan seseorang dalam kehidupannya mampu memutuskan atau mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Diantara sekian banyak siswa SMP Negeri 1 Ampel beberapa siswa yang memiliki sekolah, padahal sudah mengikuti rombongan belajar dilembaga bimbingan belajar. Siswa-siswa tersebut menurut pengamatan peneliti justru yang termasuk berprestasi dan ibadahnya kuat. Peneliti berani mengemukakan, siswa yang memiliki kemandirian beribadah kuat terlihat dari keseharian anak-anak tersebut sering melaksanakan puasa sunnah, berpuasa beberapa hari saat tes, pelajaran pendidikan agama nilainya bagus seperti bacaan sholat, hafalan surat- surat Al-Quran dan doa-doa harian maupun dikuasai berarti anak-anak tersebut selalu mengamalkannya.

  Sebaliknya anak-anak yang memiliki kemandirian beribadah yang rendah di kelas, kemandirian belajarnya pun juga sangat kurang. Hal ini dapat diketahui dari nilai pelajaran dan ujian yang dilakukan di sekolah nilainya kurang baik.

  Dengan demikian permasalahan yang ada sebagaimana tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Hubungan

  

antara Kemandirian Beribadah dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa

Kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2016/ 2017

B. Rumusan Masalah

  Dalam penelitian ini, pokok masalah akan menentukan arah penelitian itu sendiri. Rumusan masalah secara jelas akan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menentukan langkah-langkah

  1. Bagaimana tingkat kemandirian beribadah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017?

  2. Bagaimana tingkat kemandirian belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017?

  3. Adakah hubungan kemandirian beribadah terhadap kemandirian belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017?

C. Tujuan Penelitian

  Agar penelitian ini dapat memperoleh hasil yang baik, maka perlu dicanangkan tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan yang hendak penulis capai dalam melaksanakan penelitian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui tingkat kemandirian beribadah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

  2. Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

  3. Untuk mengetahui Hubungan Kemandirian beribadah terhadap kemandirian belajar siswa kelas VII SMP N 1 Ampel Tahun pelajaran 2016/2017.

  Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk berbagai pihak, antara lain bermanfaat untuk :

  1. Manfaat Teoritik

  a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu pendidikan.

  b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai kemandirian belajar dan kemandirian beribadah siswa.

  2. Manfaat Praktis

  a. Menyebarkan informasi mengenai arti pentingnya kemandirian belajar dan kemandirian beribadah siswa secara optimal.

  b. Sebagai pendidik maka pengetahuan selama mengadakan penelitian dapat ditransformasikan kepada peserta didik maupun pada masyarakat luas pada umumnya.

E. Hipotesis

  Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Anwar, 1993 :64).

  Hipotesis berasal dari kata “Hypo” yang di bawah, dan “thesa” artinya kebenaran. (Arikunto, 2006: 62) Pengertian hipotesis adalah sebagaimana rumusan Sumadi Suryabrata, jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih di uji secara empiris. atau hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul ( Suryabrata, 1983 :62).

  Dari beberapa pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa Hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang mungkin benar atau salah.

  Dalam hal ini Hipotesis yang dalam penelitian kali ini adalah “Ada Hubungan yang signifikan antara kemandirian beribadah dengan kemandirian belajar pada siswa kelas VII SMP N 1 Ampel Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/ 2017 ”.

F. Penegasan Istilah

  Untuk mendapatkan kejelasan judul di atas, penulis memberikan Penegasan Istilah terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada kesalahpahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat.

  Adapun istilah-istilah tersebut adalah:

  1. Kemandirian Beribadah Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti keadaan tanpa perintah. Menurut Poerwadarminta (2006:430) kata beribadah berarti menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan Allah SWT.. Jadi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengetahui lebih lanjut tentang hubungan kemandirian beribadah terhadap kemandirian belajar siswa SMP N 1 Ampel Kabupaten Boyolali tahun 2016/2017.

  2. Kemandirian Belajar Kemandirian belajar adalah salah satu aspek penting yang perlu ditingkatkan siswa. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia

  (1988: 555), adalah hal atau keadaan yang dapat berdiri sendiri, tanpa bergantung pada orang lain. Hal ini senada dengan pendapat Hakim Atang Abd dan Jain Mubarok (2010: 353) bahwa mandiri mempunyai arti tidak tergantung orang lain bebas, dan dapat melakukan sendiri.

  Menurut Desmita (2014: 186) kemandirian belajar guru berperan sebagai pembimbing yang selalu mendorong dan memberikan penghargaan kepada siswanya untuk bertanya dan mencari solusi dalam masalah nyata dengan jalan mereka masing- masing. Siswa diharapkan dapat belajar untuk menerapkan apa yang telah dipelajari secara mandiri dalam kehidupan. Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah rasa ketidaktergantungan pada orang lain dan disertai rasa berani mengambil keputusan dengan mempertimbangkan konsekuensi yang akan diperoleh.

  3. Indikator dan Variabel Ada dua Variabel dalam Penelitian ini yaitu kemandirian beribadah dan kemandirian belajar.

  a. Kemandirian Beribadah a) Melaksanakan Shalat Fardu.

  b) Mengikuti Shalat berjamaah.

  c) Melaksanakan Puasa Sunnah.

  d) Membaca Al-Quran.

  e) Mengahafal doa-doa harian.

  f) Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu

  g) Selalu beribadah tanpa diperintah

  b. Kemandirian Belajar a) Belajar dengan teratur.

  b) Mempersiapkan peralatan sekolah sendiri.

  c) Berpartisipasi aktif dalam belajar.

  d) Berkunjung ke Perpustakaan untuk menambah referensi

  e) Mengevaluasi sendiri hasil belajar f) Mengerjakan tugas sekolah sendiri.

G. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006 :23), Adapun yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana uraian berikut :

  1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010 : 18). Sedangkan menururut Saiffudin Anwar, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Anwar, 1997 : 80).

  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII yang ada di SMP N 1 Ampel Tahun Pelajaran 2016/2017 yang beragama islam yang berjumlah 212 siswa.

  2. Sampel Sampel adalah sebagian siswa atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 109).

  Peneliti menyimpulkan bahwa sampel adalah wakil dari keseluruhan anggota populasi penelitian. Besar kecilnya sampel tidak ada ketentuan, tapi perlu diingat bahwa semakin besar sampel yang diambil maka kesimpulan yang diperoleh semakin baik.

  Menurut Arikunto untuk sekedar perkiraan maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyek besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih ( Arikunto, 2006:112). Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah 25% dari jumlah populasi. Jadi sampel yang penulis ambil sejumlah 55 siswa dari seluruh siswa 218 secara acak.

  3. Pendekatan dan rancangan penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantiatif yang bersifat korelasional. Dalam penelitian ini penulis bermaksud untuk mencari hubungan antara variabel x dalam hal ini kemandirian belajar dengan variabel y yaitu kemandirian beribadah.

  4. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMP N 1 Ampel yang beralamat di Dukuh Candi Desa Candi Kecamatan Ampel

  Kabupaten Boyolali

  Penelitian ini akan diagendakan dari tanggal 24 Januari sampai selesai yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.

  5. Teknik Pengumpulan data Untuk mengumpulkan data mengenai kemandirian beribadah dan kemandirian belajar, penulis menggunakan teknik angket, dan dokumentasi .

  a. Metode Angket/ Kuesioner Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Anwar, 1997 : 73).

  Metode Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk mendapatkan data atau informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006: 57). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang hubungan antara Kemandiriam belajar dengan kemandirian beribadah siswa

  Oleh sebab itu, Anwar (1997 : 220) menyatakan cara menjawab metode angket ini terbagi menjadi tiga macam, yaitu: Pertanyaan tetutup (Pertanyaan yang variasi jawabannya sudah ditentukan dan disusun terlebih dahulu, sehingga responden tidak mempunyai kebebasan untuk memilih jawaban kecuali yang sudah diberikan), pertanyaan terbuka (pertanyaan yang variasi jawabannya belum diketahui terlebih dahulu, sehingga responden mempunyai kebebasan untuk menjawab dari peranyaan yang diajukan, dan pertanyaan semi terbuka. Adapun metode yang penulis gunakan adalah metode pertanyaan tertutup.

  Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemandirian beribadah dan kemandirian belajar siswa SMP N 1 Ampel Tahun Pelajaran 2016/2017

  b. Dokumentasi Menurut Arikunto (2006: 135) Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal- hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya.

  Dengan Dokumentasi ini dimaksudkan untuk sekolah yaitu berupa : Profil Sekolah, Struktur Organisasi, Jumlah sampel, dan lain-lain.

  6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peniliti dalam mengumpulkan data (Arikunto, 2011

  : 68). Instrumen Penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrument yang diperlukan dalam penelitian ini adalah lembar angket yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kemandirian beribadah dengan kemandirian belajar siswa SMP N 1 Ampel.

  a. Rancangan angket kemandirian beribadah

Tabel 1.1 Rancangan Angket Kemandirian Beribadah Siswa No. Indikator Item Jumlah angket

  1. Melaksanakan 1, 2, 3

  3 sholat fardhu

  2. Mengikuti sholat 4, 5

  2 berjamah

  3. Melaksanakan 6 ,7

  2 puasa

  4. Membaca Al- 8, 9

  2 Qur’an

  5. Menghafal doa-doa 10, 11

  2 harian

  6. Berdoa sebelum dan 12, 13

  2 sesudah menjalankan sesuatu

  7. Selalu beribadah 14, 15

  2 tanpa diperintah Jumlah

  15

  b. Rancangan angket kemandirian belajar

Tabel 1.2 Rancangan Angket Kemandirian Belajar Siswa No. Indikator Item Jumlah angket

  1. Belajar dengan 1, 2, 3,

  3 teratur

  2. Mempersiapkan 4, 5

  2 peralatan sekolah sendiri

  3. Berpartisipasi 6,7

  2 aktif dalam belajar Perpustakaan untuk menambah referensi pelajaran

  5. Mengevaluasi 10,11

  2 sendiri hasil belajar

  6. Mengerjakan 12, 13

  2 tugas sekolah sendiri

  7. Bertukar pendapat 14, 15

  2 dengan siswa lain Jumlah

  15

  2. Analisis data Setelah penulis memperoleh data, penulis akan melakukan rekap dan kemudian mengadakan analisis data. Dalam proses analisisnya dibagi menjadi beberapa tahapan. Analisis pendahuluan dengan menggunakan tabel distribusi sederhana untuk setiap variabel. Dengan menggunakan Kriteria:

  a. Untuk jawaban alternatif dengan nilai 3

  b. Untuk jawaban alternatif dengan nilai 2

  c. Untuk jawaban alternatif dengan nilai 1 P =

  Keterangan : P = Persentase Perolehan

  N = Jumlah sampel (Sudiyono, 1991:40) Langkah selanjutnya penulis menggunakan analisis dan statistic

  Product moment. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variable Kemandirian Belajar dengan Kemandirian Beribadah siswa.

  Analisis statistic Product moment.

  n

  XY  ( X )( Y )    rxy 2 2 2 2

  { n

  X  ( X ) }{ n Y  ( Y ) }    

  Keterangan: : Koofisien korelasi antara x dan y

  : Jumlah perkalian untuk skor x dan y : Variabel Kemandirian belajar : Variabel Kemandirian Beribadah

  : Jumlah Kuadrat dari skor x

  : Jumlah Kuadrat dari skor y : Jumlah responden (Arikunto, 2010:318)

  Meskipun demikian, dalam penelitian ini peneliti menggunakan alat bantu program SPSS (Statistic Package For Social Sciences )untuk mengetahui mengukur sejauhmana ketepatan dan kecermatan instrumen (tes) dalam melakukan fungsi ukurannya.

  Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

  

BAB I Berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, Analisis Data, dan Sistematika Penulisan.

BAB II Bab dua yang berisi tentang landasan teori dari judul yang

  diangkat yang terdiri dari 3 sub bab, yang pertama urgensi kemandirian, sub bab yang kedua memuat kemandirian beribadah dan kemandirian belajar

  BAB III Dalam bab ini penulis memaparkan hasil penelitian meliputi

  data keadaan sekolah dan penyajian data penelitian yang sudah diteliti oleh peneliti.

  

BAB IV Dalam bab ini penulis memaparkan analisis data meliputi

  analisis terhadap tiap-tiap variabel, uji validitas dan reliabilitas , uji analisis korelasi ,dan pembahasan hasil uji hipotesis.

  BAB V Kesimpulan dan saran

BAB II LANDASAN TEORI I. Pengertian Kemandirian Beribadah 1. Pengertian Kemandirian Beribadah Kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang

  kehidupan manusia. Perkembangan kemandirian sangat dipengaruhi fisik, emosional, kognitif yang memberikan pemikiran logis tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pegasuhan orang tua dan aktivitas individu. Menurut (Nawawi, 1993:63),Kemandirian menuntut suatu kesiapan individu, baik kesiapan fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus, dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak menggantungkan diri pada orang tua.

  Kemandiran beribadah merupakan dua kata yang berasal dari dua kata dasar, yaitu mandiri dan ibadah. Menurut Poerwadinata dalam Kamus besar Bahasa Indonesia kata mandiri memiliki arti tidak bergantung kepada orang lain (2006:20).

  Sedangkan menurut (Awawi,1993:81), Kemandirian beribadah artinya kemampuan untuk mengendalikan atau mengatur pikiran, perasaan dan tindakan sendiri untuk beribadah kepada

  Jika dikaitkan dengan penelitian ini maka kemandirian beribadah tersebut dapat diartikan sejauh mana kesadaran menjalankan ibadah dalam kehidupan sehari-hari dalam menunaikan segala kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT dan menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT.

  Dari segi bahasa kata ibadah berarti taat. Tunduk, merendah diri dan menghambakan diri. Ibnu Taimiyah memberikan pengertian ibadah menurut istilah syara’ dengan tunduk dan cinta, yaitu tunduk mutlak kepada Allah disertai cinta sepenuhnya kepada- Nya (Bahnasi, 2008:79).

  Menurut Soenarjo dkk dalam (Thoha, 2004: 170) Ibadah adalah kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan tentang kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan mutlak terhadapnya.

  Kita yakin dengan seyakin-yakinnya bahwa Allah yang memberikan nikmat kepada kita. Maka mensyukuri orang yang memberikan nikmat itu wajib. Dan kita yakin pula bahwa Tuhan menimbulkan bencana atas hamba-Nya yang enggan mengibadahi- Nya di dalam dunia ini dan akan memberi balasan yang setimpal di akhirat kelak kepada segala mereka yang taat dan yang maksiat, masing-masing menurut yang layak mereka peroleh. Ibadah itulah ghayah (tujuan) dijadikan jin, manusia, dan makhluk yang lainnya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Surat Adz-Dzariat :56

  َِّلَّ لاِإَّ َسْنِ ْلْا َوَّ ن ِجْلاَُّتْقَلَخَّاَم َو َِّنوُدُبْعَي

  Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku (Departemen agama Islam, 2004) 2.

  Macam- Macam Ibadah

  Menurut Hakim dan Jain Mubarok (2010: 32) Macam-macam Ibadah ditentukan oleh alat pembaginya.

  1) Pembagian Ibadah didasarkan pada umum dan khusunya, Maka ibadah ada dua macam, yakni ibadah khasah yaitu ibadah yang ketentuannya telah ditetapkan oleh nash, seperti sholat, zakat, puasa, dan h aji . dan ibadah ‘ amah ialah semua pernyataan baik, yang dilakukan dengan niat baik dan semata-mata karena Allah, seperti makan dan minum, bekerja dan lain sebagainya. 2) Pembagian Ibadah Berdasarkan dengan hal-hal yang bertalian dengan pelaksanaannya, dibagi menjadi tiga yaitu: ibadah jasmiyah ruhiyah, seperti sholat dan puasa, ibadah ruhiyah amaliyah seperti zakat dan ibadah jasmiyah ruhiyah dan amaliyah, seperti mengerjakan haji.

  3)

  Pembagian Ibadah dari segi kepentingan perseorangan atau masyarakat, dibagi menjadi dua yaitu : ibadah fardu seperti sholat dan puasa, dan ibadah i jtima’i seperti zakat dan haji.

3. Tujuan Ibadah

  Ibadah merupakan tugas kita terhadap Allah, melakukan apa yang telah diperintahNya dan menjauhi segala laranganNya, Ibadah menjadikan kita hamba yang Abdi, seorang hamba dituntut untuk mengikuti perintah tuannya, tanpa Tanya kenapa dan untuk apa.

  Pada intinya ibadah adalah tujuan manusia berada di dunia. Tujuan akhir dari apapun yang kita lakukan di dunia ini agar manusia benar-benar menjadi Abdi. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna dan dimuliakan seperti yang tertera dalam surat At- Tin Ayat 4:

  ٍَّميِوْقَتَِّنَسْحَأَّيِفََّناَسْنِ ْلْاَّاَنْقَلَخَّْدَقَل

  Artinya: “ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam

  

bentuk yang sebaik-baiknya ” (Departemen agama Islam, 2004)

  Manusia merupakan makhuk yang paling sempurna atau sebaik-baiknya seperti yang disebut dalam penggalan surat diatas.

  Oleh sebab itu apa yang harus diperbuat oleh manusia seharusnya sudah berdasarkan pemikiran yang matang. Karena sesungguhnya apa yang dilakukan oleh manusia ketika didunia akan menentukan

4. Keutamaan Ibadah

  Menurut Rifa’i (2007:121) Keutamaan sekaligus pembeda Ibadah menurut ajaran Islam dapat dinyatakan sebagai berikut ini : a. Bebas dari segala perantara

  Islam telah melepasakan ibadah dari ikatan perantara yang menghubungkan manusia dengan sang maha pencipta. Islam meyogyakan adanya hubungan langsung antara manusia dengan Tuhannya, sehingga sebenarnya peranan perantara tidak diperlukan lagi.

  b. Tidak ditunjukkan untuk wilayah tertentu Islam tidak saja membebaskan peribadatan manusia dari segala belenggu keperantaraan. Tetapi juga membebasakan dari keterkaitan terhadap tempat tertentu. Islam memandang seluruh tempat. Bahkan di punggung hewan tunggangan sekalipun ataupun di geladak kapal di tengah samudra luas, dan tentu saja masjid yang menjadi yang memang sengaja dibangun untuk melaksanakan ibadah, merupakan tempat yang layak untuk beribadah.

  c. Melingkupi segala Islam melihat lingkup ibadah dalam skala yang luas, Ibadah menurut Islam tidak hanya terpaku pada bentuk-bentuk doa atau pujian tertentu yang harus diucapkan atau dilaksanakan segala perbuatan baik yang dilaksanakan dengan tulus serta kesadaran bahwa segalanya dilaksanakan untuk mencari ridha Allah, maka hal tersebut merupakan Ibadah dan untuk itu ia akan mendapatkan ganjaran dari Allah SWT. (Khursid , 2002: 51-54)..

  J. Pengertian Kemandirian Belajar

1. Kemandirian Belajar

  Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting bagi individu. Seseorang dalam menjalani kehidupan ini tidak lepas dari cobaan dan rintangan. Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak bergantung pada orang lain, selalu berusaha menghadapi dan memecahkan masalah yang ada.

  Menurut kamus besar bahasa Indonesia ( 1966: 625), kemandirian diartikan sebagai keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Sedangkan menurut Chabib Toha ( 2001:121), Kemandirian adalah bentuk sikap terhadap obyek di mana individu memiliki indepedensi yang tidak terpengaruh terhadap orang lain .

  Erikson (dalam Desmita, 2009 :185), menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalu proses mencari ego, yaitu merupakan perkembangan ke arah idividualitas yang mantap dan berdiri sendiri, kreatif diri, membuat keputusan sendiri, serta mampu megatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lan.

  Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kemandirian adalah kemampuan seseorang (siswa) dalam mewujudkan kehendak atau keinginan secara nyata tanpa bergantung kepada orang lain, dalam hal ini siswa mampu belajar sendiri, dapat menentukan belajar yang efektif, dan mampu melakukan aktifitas belajar secara mandiri.

  Belajar adalah suatu kata yang akrab dengan semua lapisan masyarakat, bagi pelajar atau siswa kata “ belajar” merupakan kata yang tidak asing bahkan sudah merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari semua kegiatan mereka dalam menuntut ilmu di lembaga pendidikan formal.

  Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun dalam bertindak (Sriyanti,dkk 2011:14).

  Belajar merupakan istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan, Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan( Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012:19).

  Menurut Sriyanti, dkk belajar adalah suatu proses usaha yang yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Sriyanti, dkk, 2011:5).

  Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam diri seseorang yang disengaja dan terarah untuk menuju pada suatu tujuan kepribadian yang lebih utuh dan tangguh. Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan suatu proses siswa yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dan sebagainya. Dengan demikian belajar dalam penelitian adalah unsur yang terkait dengan kemandirian, belajar yang dimaksudkan adalah belajar yang mandiri yang dapat menjadikan siswa mampu belajar secara mandiri.

  Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan kemandirian belajar adalah aktifitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu mempertanggung jawabkan tindakannya. Siswa dikatakan telah mampu belajar secara mandiri apabila ia telah mampu melakukan tugas belajarnya tanpa bergantung kepada orang lain.

2. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar

  Agar siswa dapat mandiri dalam belajar maka siswa harus mampu berfikir kritis bertanggung jawab atas tindakannya, tidak mudah terpengaruh pada orang lain, bekerja keras dan tidak tergantung pada orang lain. Ciri-ciri siswa. Menurut Chabib Thoha (1996: 123-124) membagi ciri kemandirian belajar dalam delapan jenis, yaitu : a. Mampu berfikir secara kritis, kreatif dan inovatif.

  b. T idak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.

  c. Tidak lari atau menghindari masalah.

  d. Memecahkan masalah dengan berfikir yang mendalam.

  e. Apabila menjumpai masalah dipecahkan sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA OUTDOOR LEARNING DAN INDOOR LEARNING DENGAN KEMANDIRIAN ANAK DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN JENGGAWAH KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 17

HUBUNGAN ANTARA NILAI TES MASUK SEKOLAH DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 69

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRAGI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 46

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 25 119

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

6 71 68

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 GEDUNG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

18 98 79

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 METROTAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 76

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN KEMANDIRIAN DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA MATERI GLOBALISASI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 7 SAMARINDA

0 2 56

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN KEMATANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMA NEGERI I LUBUK PAKAM SKRIPSI

3 7 11

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20152016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 1 84