BAB III Arahan, Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya - DOCRPIJM 1504073405BAB III Arahan Kebijakan dan Renstra CK OK

BAB III Arahan, Kebijakan dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya

  RPJPN 2005-2025 dilaksanakan dalam empat tahapan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) dengan rumusan arahan prioritas kebijakan, yang dapat dilihat pada Gambar 3.1

Gambar 3.1 TAHAPAN PEMBANGUNAN DAN ARAHAN KEBIJAKAN RPJPN 2005-2025

  Visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: TERWUJUDNYA

INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG.

  Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 Misi Pembangunan Nasional yaitu

  a. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

  b. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. negara maritim.

  d. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

  e. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

  f. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.

  g. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

  Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA.

  a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

  b. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

  c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

  d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

  e. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

  f. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

  g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

  h. Melakukan revolusi karakter bangsa. i. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

  Mengacu pada sasaran utama serta nalisis yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional 2015-2019 serta mempertimbangkan lingkungan strategis dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia ke depan, maka arah kebijakan umum pembangunan nasional 2015-2019 adalah: a. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.

  b. Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam (SDA) Yang Berkelanjutan. iklim. Arah kebijakan peningkatan

  d. Penyiapan Landasan Pembangunan yang Kokoh

  e. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat Yang Berkeadilan.

  f. Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan Daerah.

  g. Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

  Kebijakan umum pembangunan nasional yaitu mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang kesemuanya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta.

  Guna mewujudkan visi pembangunan nasional pada periode 2015-2019 yaitu menjadi Indonesia yang berdaulat, mandiri dan bekepribadian berlandaskan gotong royong melalui pembangunan nasional yang lebih cepat, kuat, inklusif serta berkelanjutan, maka Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjabarkan visi, misi, tujuan serta sasaran strategis untuk mendukung perwujudan visi pembangunana nasional. Adapun visi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat pada periode tahun 2015-2019 adalah

  “Terwujudnya Infrastruktur Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat yang Handal dalam Mendukung Indonesia yang

Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

  Pencapaian visi Kementerian PUPR dijabarkan ke dalam 5 (lima) misi dimana terdapat 2 (dua) misi yang diamanatkan kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya. Adapun kedua misi tersebut adalah sebagai berikut:

  a. Mempercepat pembangunan infastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip ‘infrastruktur untuk semua’; dan

  b. Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu dari peinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan, dalam kerangka NKRI periode lima tahun ke depan adalah:

  a. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam bidang Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan berkelanjutan.

  b. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman serta penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang dan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS).

  c. Menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2015-2019.

  d. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong kemitraan dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman.

  e. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional dengan menerapkan prinsip good governance.

  Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019 adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

  Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

  Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut:

  a. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen; c. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

  d. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional; e. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;

  f. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

  g. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan.

  Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tugas Ditjen Cipta Karya adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Ditjen Cipta Karya melaksanakan fungsi:

  a. perumusan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; b. pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; d. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pengelolaan air limbah dan drainase lingkungan serta persampahan; e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan kawasan permukiman, pembinaan penataan bangunan, pengembangan sistem drainase lingkungan serta persampahan;

  f. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Cipta Karya; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

  Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur keciptakaryaan, Ditjen Cipta Karya menggunakan tiga strategi pendekatan yaitu membangun sistem, memfasilitasi Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta memberdayakan masyarakat melalui program-program pemberdayaan masyarakat.

  Dalam hal fasilitasi Pemerintah Daerah, bentuk dukungan yang diberikan adalah fasilitasi kepada Pemerintah Daerah dalam penguatan kelembagaan, keuangan, termasuk pembinaan teknis terhadap tugas dekonsentrasi dan pembantuan. Untuk pemberdayaan masyarakat, bentuk dukungan yang diberikan adalah pembangunan infrastruktur keciptakaryaan melalui program-program pemberdayaan masyarakat.

  Keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya diarahkan untuk mendukung pengembangan wilayah pada Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). WPS merupakan wilayah-wilayah yang dipandang memerlukan prioritas pembangunan yang didukung keterpaduan penyelenggaraan infrastruktur dan meningkatkan peran serta seluruh stakeholder. Dalam Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019 telah ditetapkan 35 WPS yang merepresentasikan keseimbangan pembangunan antar wilayah dan mereflksikan amanat NAWACITA yaitu pembangunan wilayah dimulai dari pinggiran dan perwujudan konektivitas dan keberpihakan terhadap maritim.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

  Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), sistem perkotaan nasional terdiri atas Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata RuangWilayah Provinsi berdasarkan usulan pemerintah kabupaten/kota, setelah dikonsultasikan dengan Menteri.PKN, PKW, dan PKL dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, kawasan perkotaan kecil.Selain sistem perkotaan nasional dikembangkan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara. Untuk Provinsi Kalimantan Selatan sebagai PKN adalah Banjarmasin, PKW terdiri dari Amuntai, Martapura, Marabahan dan Kota Baru

  Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9 Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2015 2035 sistem perkotaan provinsi. Selain itu direncanakan pengembangan PKNp dan PKWp.

  Sistem perkotaan nasional meliputi PKN berada di Kota Banjarmasin dan PKW berada di perkotaan Martapura Kabupaten Banjar, perkotaan Marabahan Kabupaten Barito Kuala, perkotaan Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara dan perkotaan Kotabaru Kabupaten Kotabaru.

  Sistem perkotaan provinsi meliputi Kota Banjarbaru, Perkotaan Rantau di Kabupaten Tapin, Perkotaan Kandangan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Perkotaan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Perkotaan Paringin di Kabupaten Balangan, Perkotaan Tanjung di Kabupaten Tabalong, Perkotaan Pelaihari di Kabupaten Tanah Laut, Perkotaan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu.

  Untuk Pusat Kegiatan Nasional Promosi (PKNp) dan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp)meliputi PKNp di perkotaan Martapura Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru serta PKWp di perkotaan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, perkotaan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

  Peraturan Daerah Kabupaten Tabalong Nomor 19 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tabalong Tahun 2014-2034 memuat arah pengembangan rencana tata ruang yang diakomodasikan dalam RTRW Kabupaten Tabalong adalah untuk :

  a. Mempersiapkan dukungan ruang bagi pertambahan penduduk dan kegiatannya selama 20 (duapuluh) tahun ke depan. Hal ini dapat diwujudkan melalui alokasi ruang dengan mempertimbangkan daya-dukung dan daya-tampung wilayah dan lingkungan, struktur dan pola kegiatan, distribusi demografi menurut ruang dan kegiatannya, serta kebijakan Nasional dan Provinsi yang perlu diakomodasikan di Kabupaten Tabalong. Dukungan ruang untuk kegiatan yang dimaksud meliputi: ruang untuk kegiatan penunjang perumahan dan permukiman (sarana pendidikan, ibadah, kesehatan, perdagangan/niaga, pemerintahan); ruang untuk kegiatan industri; kegiatan pariwisata serta kegiatan pertanian dan budidaya lain.

  b. Mempersiapkan dukungan ruang bagi infrastruktur (termasuk utilitas) kawasan kabupaten untuk 20 (duapuluh) tahun ke depan Ini dapat diwujudkan melalui pengembangan/peningkatan dan pemeliharaan dari infrastruktur kawasan yang meliputi : prasarana transportasi, sumberdaya air, telekomunikasi, dan energi.

  c. Merencanakan struktur ruang dan pola ruang untuk mengurangi disparitas perkembangan dan pertumbuhan antar bagian wilayah, ini dapat diwujudkan melalui penguatan setiap bagian wilayah sesuai potensi dan kendala perkembangan yang dihadapi, terutama antara kawasan perdesaan dengan kawasan perkotaan di Kabupaten Tabalong. Pengurangan disparitas tidak antara seluruh bagian wilayah Kabupaten Tabalong, namun ditujukan untuk memperkuat daya saing masing-masing bagian wilayah secara proporsional sesuai potensi sumberdaya alam dan posisi geografis yang dimilikinya. Dalam hal ini, ketersediaan prasarana dan sarana produksi dan distribusi terhadap bagian wilayah dengan tingkat perkembangan rendah menjadi signifikan, dimana upaya penyediaannya menjadi tanggungjawab Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, dan Pemerintah Kabupaten Tabalong.

  d. Merencanakan pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan kemampuan atau daya dukung setiap bagian wilayah, ini dapat diwujudkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya binaan isecara berkelanjutan. Keragaman potensi lokal perlu dimanfaatkan sebagai modal pembangunan, namun tetap memperhatikan daya- dukung lingkungan sekitar.

  e. Merencanakan pemanfaatan ruang dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan, ini dapat diwujudkan melalui pengelolaan dan pelestarian kawasan berfungsi lindung dan pengendalian kegiatan budidaya di Kabupaten Tabalong. Kebijakan pembangunan yang berkelanjutan di Kabupaten Tabalong menjadi landasan utama bagi pelaksanaan pengelolaan lingkungan secara taat asas. Oleh karena kawasan berfungsi lindung merupakan determinan dalam pemanfaatan ruang wilayah, maka pengembangan dan pengalokasian ruang budidaya dilakukan secara komplementer terhadap delineasi kawasan berfungsi lindung yang disepakati oleh para pihak. Dalam RTRWN yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26

  Tahun 2008, untuk wilayah Kabupaten Tabalong tidak ada yang masuk dalam sistem perkotaan nasional. Dalam RTRWP Kalimantan Selatan, Kota Tanjung masuk dalam rencana pengembangan sistem perkotaan provinsi sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL).

  Dalam RTRW Nasional (PP Nomor 26 Tahun 2008) telah ditetapkan arahan hierarki pusat-pusat kegiatan atau permukiman perkotaan di seluruh Indonesia. Kriteria fungsi kota di Indonesia yang dinyatakan RTRW Nasional. Dengan menerapkan kriteria tersebut di Kabupaten Tabalong, maka diusulkan hierarki sistem pusat–pusat perkotaan di Kabupaten Tabalong sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1. Heirarki Sistem Pusat–Pusat Perkotaan di Kabupaten Tabalong

  PKN PKW PKL PPK PPL Kota Kota Amuntai Tanjung Kelurahan Pulau Pugaan, Muara Banjarmasin (Arahan RTRWN (Meliputi (Kepubamua) Kec. Harus, Banua (Arahan PP 26/2008) Kec. Tanjung Kelua Lawas, Tanta RTRWN PP dan Murung Desa Muara Uya Jaro, Upau, Haruai, 26/2008) Pudak) (Habar Jamu) Kec Bintang Ara

  Muara Uya

  Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Tabalong 2014-2034

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

  Pembangunan berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) merupakan suatu pendekatan pembangunan yang memadukan antara pengembangan wilayah dengan “marketdriven”, mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan, memfokuskan pengembangan infrastruktur menuju wilayah strategis, mendukung percepatan pertumbuhan kawasan-kawasan pertumbuhan di WPS, mengurangi disparitas antar kawasan di dalam WPS. Untuk itu diperlukan keterpaduan perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS serta sinkronisasi program antar infrastruktur (Fungsi, Lokasi, Waktu, Besaran, dan Dana).

  Dukungan infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan pengembangan WPS antara lain : a. Konektivitas, Menghubungkan antar cluster untuk meningkatkan pertumbuhan & mengurangi disparitas, memperlancar arus keluar barang dan jasa b. Mendukung pertumbuhan ekonomi kawasan perkotaan dan industri c. Meningkatkan keterkaitan antara fungsi pengolahan, produksi, dan jasa.

  d. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman & penyediaan perumahan.

  WPS di Indonesia terdiri dari 35 WPS dimana untuk WPS Pulau Kalimantan terdiri dari 4(empat) WPS yaitu WPS Pusat Pertumbuhan Sedang BerkembangKetapang–Pontianak –Singkawang–Sambas, WPS Pertumbuhan Baru Temajuk–Sebatik, WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang Palangkaraya– Banjarmasin–Batulicin, WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu Balikpapan–Samarinda– Maloy.

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah

  Berisikan arahan pembangunan daerah sesuai dengan RPJMD Kabupaten/Kota,dan Renstra SKPD terkait ntuk pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPJMD Provinsi 

   RPJMD Kabupaten  Renstra PU Tabalong

  RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2016- 2021

  Visi Pembangunan dalam lima tahun kedepan yang merupakan Visi Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan sebagai visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan) Tahun 2016 – 2021 yaitu: “Kalsel Mapan (Mandiri dan Terdepan) Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Berdikari dan Berdaya Saing”. Visi tersebut secara umum mengandung pengertian “Pembangunan Biru (blue development) Menuju Kedaulatan dan Kemapanan Berkelanjutan”, yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

  1. Pembangunan Biru (blue development) adalah pembangunan yang memperhatikan keberadaan sumberdaya, mempertahankan keragaman (biodiversity), inovasi dan penciptaan lapangan kerja sekaligus melakukan upaya-upaya penyelamatan lingkungan (konservasi) dan meningkatkan jasa-jasa lingkungan.

  2. Ekonomi biru (blue economy) yaitu sistem ekonomi berbasis inovasi yang memanfaatkan SDA secara produktif dan efisien, tidak menghasilkan limbah dan emisi; dan pada saat yang sama mampu menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pertumbuhan ekonomi berkualitas, dan tidak memerlukan biaya tinggi.

  3. Kedaulatan dan Kemampuan Berkelanjutan; yaitu Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang memperhatikan keseimbangan antara pencapaian aspek pertumbuhan ekonomi (economy growth), sekaligus memperhatikan pemerataan kesejahteraan (social equity) dan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan (ecological sustainablity) yang dikenal dengan the living triangle.

  Didalam Ekonomi Biru (blue economy) mengandung beberapa prinsip antara lain: (1) Pemerataan distribusi kesejahteraan yaitu mengupayakan distribusi kesejahteraan yang adil didalam suatu daerah untuk mengurangi perbedaan antara si kaya dan si miskin dan mencapai keadilan sosial serta ekonomi yang berkelanjutan; (2) Ekuitas dan keadilan ekonomi; (3) Ekuitas antar generasi; (4) Pendekatan pencegahan yaitu melalui lingkungan; (5) Hak untuk berkembang untuk semua komponen; (6) Adanya kerjasama internasional; (7) Informasi, partisipasi dan akuntabilitas; (8) Adanya Konsumsi dan produksi berkelanjutan; (9) Strategis, terkoordinasi dan terintegrasi untuk memberikan perencanaan pembangunan berkelanjutan, ekonomi hijau dan pengentasan kemiskinan; (10) Mendefinisikan kembali kesejahteraan; (11) Kesetaraan gender; (12). Menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah polusi dari setiap bagian dari lingkungan.

  4. Ketahanan, kemandirian, dan kedaulatan pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi daerah sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan dan energi yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragama, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

  a. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

  b. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

  c. Ketahanan pangan adalah suatu upaya meningkatkan ketersediaan pangan, mengembangkan diversifikasi pangan, mengembangkan kelembagaan pangan, dan mengembangkan usaha pegelolaan pangan.

  Misi Pembangunan

  1. Mengembangkan Sumber Daya Manusia Yang Agamis, Sehat, Cerdas Dan Terampil;

  2. Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan Yang Professional Dan Berorientasi Pada Pelayanan Publik;

  3. Memantapkan Kondisi Sosial Budaya Daerah Yang Berbasiskan Kearifan Lokal;

  4. Mengembangkan Infrastruktur Wilayah Yang Mendukung Percepatan Pengembangan Ekonomi Dan Sosial Budaya;

  5. Mengembangkan Daya Saing Ekonomi Daerah Yang Berbasis Sumberdaya Lokal, Dengan Memperhatikan Kelestarian Lingkungan.

  PRIORITAS PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

  1. KALSEL CERDAS

  2. KALSEL SEHAT

  3. KALSEL TERAMPIL

  4. KALSEL BERIMAN

  5. KALSEL SENTRA PANGAN

  6. KALSEL MENUJU SALAH SATU DESTINASI WISATA NASIONAL

  7. KALSEL MENUJU DAERAH INDUSTRI, PERDAGANGAN DAN JASA

  8. KALSEL MENUJU LINGKUNGAN BERKUALITAS

  9. KALSEL DENGAN INFRASTRUKTUR YANG BERKUALITAS

  10. KALSEL BERBUDAYA

  11. KALSEL AMAN

  12. KALSEL MENUJU TUAN RUMAH PON

  13. KALSEL DENGAN PEMDA BERKINERJA BAIK

TABEL 3.2. MISI PROGRAM DAN INDIKATOR RPJMD KALIMANTAN SELATAN MISI NO PROGRAM UNGGULAN

INDIKATOR KONDISI TARGET

  MISI I

  1 KALSEL CERDAS ARLS 8,01 (2014)

  12 Tahun

  2 KALSEL SEHAT UHH 67,47 (2013) 69,64 Tahun

  3 KALSEL TERAMPIL Sertifikasi Naker 10% dari 50% dari pencarikerja pencari kerja

  4 KALSEL BERIMAN Jumlah Siswa N/A 100% yang khatam Al- Quran MISI II

  5 KALSEL SENTRA PANGAN Surplus Import Kebutuhan Lokal Terpenuhi

  6 KALSEL MENUJU SALAH Peringkat Peringkat: 14 Peringkat: SATU DESTINASI WISATA Kunjungan

  10 NASIONAL Wisata Nasional

  

7 KALSEL MENUJU DAERAH Kontribusi PDRB 33,67% (2014) 50%

  INDUSTRI, PERDAGANGAN, Sektor Industri, DAN JASA Perdagangan dan Jasa

  8 KALSEL MENUJU Peringkat dan 26 (2014)

  20 LINGKUNGAN Indeks Kualitas 57,05 67,00 BERKUALITAS Lingkungan Hidup MISI III

  9 KALSEL DENGAN Terfasilitasinya 10% 100%

  INFRASTRUKTUR YANG Pembangunan BERKUALITAS Infrastruktur dasar dan penggerak

MISI NO PROGRAM UNGGULAN

INDIKATOR KONDISI TARGET

  10 KALSEL BERBUDAYA Perubahan Negatif Positif Perilaku Menuju Positif

11 KALSEL AMAN Konflik Sosial

  12 KALSEL MENUJU TUAN Terbangunnya 5% 100% RUMAH PON Sport centre MISI V

  13 KALSEL DENGAN PEMDA LKPD dan LAKIP WTP dan BB WTP dan A BERKINERJA BAIK

TABEL 3.3. INDIKATOR KINERJA MAKRO RPJMD KALIMANTAN SELATAN Kondisi

  

Indikator Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Awal

  Peningkatan IPM 67,63 68,88 69,50 70,13 70,75 71,38 72,00

  • Angka Rata2 Lama

  7,6 7,7 7,79 7,88 7,97 8,06

  12 Sekolah (2014)

  • Angka Harapan Lama

  11,96 N/A 12,54 12,83 13,12 13,41 13,7

  Sekolah (2014)

  • Usia Harapan Hidup

  67,47 67,66 68,19 68,55 68,92 69,28 69,64

  (2014) Angka Pengangguran 2,64 2,53 2,46 2,37 2,27 2,18 2,09 (Target RPJMN)

  3.9

  3.7

  3.6

  3.4 N/A N/A Pertumbuhan Ekonomi

  3,84 4,20 4,40 4,60 4,80 5,00 5,20

  (2015) Angka Kemiskinan 4,99 4,68 4,34 4,21 4,08 3,95 3,83 (Target RPJMN) (2015)

  

4.20

  3.80

  3.50

  3.20 N/A N/A

  Indeks Gini 0,359 0,328 0,317 0,307 0,296 0,286 ------- Indeks Kualitas Lingkungan

  55,86

  58

  59

  60

  61

  63

  65 Hidup (2014)

  Tingkat Pertumbuhan Penduduk 1,87 1,76 1,70 1,64 1,56 1,48 1,38 Maka, berkaitan dengan infrastruktur pada umumnya dan Ke PU an, khususnya Cipta Karya, berikut adalah uraian Misi RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan :

  MISI 1.

MENGEMBANGKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG AGAMIS, SEHAT, CERDAS DAN

TERAMPIL

  PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS DI BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG :

   Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Publik :

   - Pembangunan Masjid Agung di Kawasan Liang Anggang PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS DI BIDANG PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN : Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan dan Permukiman  MISI 2.

  

MENGEMBANGKAN DAYA SAING EKONOMI DAERAH YANG BERBASIS SUMBERDAYA

LOKAL, DENGAN MEMPERHATIKAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

  PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS DI BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG :

   - Penyusunan RDTR Kawasan Strategis - Pengendalian lahan pertanian berkelanjutan dalam RTRW Kab/kot Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang

  Program Perencanaan Tata Ruang

   Program Pemanfaatan Ruang 

   Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan  Pengelolaan Lainnya

  • DI Tapin, DI Batang Alai, DI Kinarum, DI Pitap, DI Amandit Program Pengendalian Banjir dan Pengaman Pantai  MISI 3.

  

MENGEMBANGKAN INFRASTRUKTUR WILAYAH YANG MENDUKUNG PERCEPATAN

PENGEMBANGAN EKONOMI DAN SOSIAL BUDAYA

  TUJUAN. Meningkatkan penyediaan dan pemerataan pembangunan infrastruktur ke seluruh wilayah sesuai dengan tata ruang.SASARAN: Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Dasar

   Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Infrastruktur Perekonomian  Meningkatnya Penyediaan Energi Listrik  Strategi1 : Peningkatan Kualitas Infrastruktur Daerah.

  KALSEL DENGAN INFRASTRUKTUR YANG BERKUALITAS Kebijakan: JALAN dan JEMBATAN

  2. Membuat system informasi jaringan jalan dan jembatan provinsi yang dapat di akses masyarakat, untuk memberikan masukan terhadap kondisi dan usulan perbaikan jalan., sehingga perbaikan dapat segera ditangani.

  3. Memantapkan pengawasan pelaksanaan perda larangan angkutan tambang dan hasil perkebunan.

  4. Mendorong Pengembangan System Jaringan Jalan yang merata di antara wilayah pembangunan a. Untuk wilayah timur Kalsel, berupa:

  1) Membangun/Mengkoordinasikan/mendorong penyelesaian Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Kalimantan dengan Pulau Laut.

  2) Pembangunan jalan lingkar pulau laut. 3) Pembangunan Jalan lingkar Batulicin.

  b. Untuk Wilayah Barat Kalsel: 1) Mendorong/Fasilitasi penyelesaian pembangunan jalan Marabahan- Margasari- Buas-buas-Negara dan Buas-buas Tabatan Baru.

  2) Mendorong/Fasilitasi Pembangunan Jembatan Tabukan dan jalan aksesnya.

  c. Untuk wilayah Selatan Kalsel: 1) Penyelesaian Pembangunan Jalan Matraman Sungai Ulin.

  2) Peningkatan Jalan Lingkar Luar Selatan dan Trikora Banjarbaru, serta penyelesaian jalan tembus diantara kedua ruas ajalan tersebut 3) Penyelesaian Jalan Lingkar Dalam Selatan

  d. Untuk Penghubung antar wilayah: 1) Mendorong /FasilitasiPeningkatan jalan Kandangan –Lumpangi- Batulicin 2) Mendorong/Fasilitasi Peningkatan Kelas Jalan Nasional dari Kelas III menjadi Kelas II.

  3) Pembangunan Ruas jalan Paringin – Halong – Manggalau.

  5. Meningkatkan konektivitas antara wilayah produksi dengan kasasan industry dan pelabuhan.

  6. Membangun jalan akses pelabuhan dan bandara.

  7. Melaksanakan kerjasama dengan pemerintah dan swasta untuk merealisasikan pembangunan jalan toll ini.

  8. Mendorong dan mempercepat pembebasan lahan.

  1. Mempertahankan cactment area Riam Kanan sebagai wilayah tangkapan air yang sangat strategis untuk menyuplai Kawasan Metropolitan Banjarbakula dan sekitarnya, dengan cara pengawasan dan pengendalian untuk tidak adanya kegiatan masyarakat yang dapat mengganggu funsi lindung.

  2. Mendorong Pembangunan pipa saluran air baku dari Waduk Riam Kanan ke Banjarbaru dan Banjarmasin.

  3. Memberlakukan tarif subsidi silang untuk keadilan dan pemerataan.

  4. Membangun embung /waduk untuk penyediaan air bersih.

  5. Menyediakan sumur bor untuk wilayah-wilayah tertentu.

  6. Membantu PDAM kab/kota untuk pengembangan pelayanan air bersih.

  7. Memperkuat kelembagaan masyarakat penglola air bersih untuk masyarakat perdesaan.

  8. Memfasilitasi distribusi air bersih perdesaan.

  9. Mendorong/Fasilitasi Pengembangan SPAM Regional Lainnya ENERGI

  1. Mendorong Pembangunan Pembangkit baru dan meningkatkan jaringan transmisi, skala besar, yang dapat dilaksanakan oleh BUMN, Swasta, atau pola KPS.

  2. Pembangunan dan pengembangan skala rumah tangga, dan skala desa, khususnya pada daerah-daerah yang tidak terjangkau jaringan PLN, melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), seperti PLTS, Biogas, Biomassa dan sebagainya). PERHUBUNGAN Mendorong/Fasilitasi/Pembangunan BRT

  1. Pembangunan halte dan Rambu-rambu jalan pada tiap koridor

  2. Mendorong Penyediaan Bus Untuk Pembangunan BRT 3. Pembangunan pusat Rehabilitasi/Maintenance Bus. Mendorong/Fasilitasi Pembangunan Kereta Api 1. Menyelesaikan persiapan perencanaan.

  2. Menyusun Appraisal prakiraan biaya pembebasahan lahan

  3. Membuat Tim Pembebasan lahan 4. Membuat Tim Fasiliitasi Percepatan Pembangunan Jaringan Kereta Api. Mendorong/Fasilitasi Pengembangan Pelabuhan

  1. Mendorong percepatan penyelesaian Pelabuhan Pelaihari, sebagai alternatif, pelabuhan Banjarmasin (trisakti) yang sudah mulai sulit dikembangkan.

  2. Mendorong Pembangunan jaringan jalan penghubung dari Kawasan Pelabuhan ke Jaringan Jalan Nasional.

  1. Mendorong Percepatan proses persetujuan hibah dari BUMN (Pertamina) kepada Ditjen Perhubungan Udara untuk menjadi UPT Kemenhub.

  2. Mendorng Pembukaan penerbangan terjadwal antar kota dan antar prrovinsi/regional. Mendorong/Fasilitasi Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam 1. Mendorong peningkatan dan pengembangan Fasilitas pendukung Bandara.

  2. Mendorong perpanjangan runway. Program dan Kegiatan Prioritas di Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang :

  Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 

  • Membangun/Mendorong/ dan Fasilitasi Koordinasi Pembangunan Jembatan Penghubung Pulau Laut dengan Pulau Kalimantan - Koordinasi Pembangunan Jalan Lingkar Pulau Laut - Penyelesaian Pembangunan Jalan Matraman Sei Ulin - Mendorong/ Fasilitasi Koordinasi Pembangunan Jembatan Tabukan dan jalan aksesnya
  • Mendorong/ Fasilitasi Penyelesaian pembangunan jalan Marabahan-Margasari-

  Buasbuas- Negara dan Buas-buas Tabatan Baru

  • Mendorong/ Fasilitasi Pembangunan Jalan Toll Banjarmasin-Banjarbaru-

  Martapura

  • Mendorong/ Fasilitasi Pembangunan Jalan Toll Banjarbaru - Batulicin Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 

  Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 

  • Mendorong/ Fasilitasi Penyediaan SPAM Banjarbakula - Mendorong/ Fasilitasi Penyediaan air baku Regional lainnya

   lainnya

  Program Pengembangan , Pengelolaan, dan Konservasi sungai, Danau dan sumber air

  • Pembangunan Waduk Untuk Penyediaan Air Baku (Waduk Tapin)

  2. PERHUBUNGAN Program Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

   - Mendorong/ Fasilitasi Pembangunan Pelabuhan Laut Pelaihari - Mendorong/ Fasilitasi Koordinasi Pembangunan Jalan Kereta Api - Mendorong/ Fasilitasi Pembangunan BRT

  • Mendorong/ Fasilitasi Pengembangan Bandara Warukin, GT. Syamsir Alam Program pengendalian dan pengamanan lalu lintas 
Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

  3. KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

  4. ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Pembinaan dan Pengembangan Ketenagalistrikan 

  • Pembangunan Pembangkit Listrik Baru - Pembangunan PLTS dan PLTMH

  Pengembangan sumberdaya mineral, geologi dan air tanah

   - Pembangunan Sumur Bor MISI 4.

  

MEMANTAPKAN KONDISI SOSIAL BUDAYA DAERAH YANG BERBASISKAN KEARIFAN

LOKAL

  PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG : Program Peningkatan sarana Prasarana Publik 

  • Pembangunan Sport Centre - Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Olahraga MISI 5.

  

MEWUJUDKAN TATAKELOLA PEMERINTAHAN YANG PROFESSIONAL DAN

BERORIENTASI PADA PELAYANAN PUBLIK

  PROGRAM dan KEGIATAN PRIORITAS PEKERJAAN UMUM DAN TATA RUANG : Program Peningkatan sarana Prasarana Aparatur

   - Penyelesaian Pembangunan Kawasan perkantoran

  • Pembangunan Balai Rakyat di tiap Kecamatan

  RPJMD Kabupaten Tabalong Tahun 2015-2020 Visi Kabupaten Tabalong 2015-2019 : Menuju Kabupaten Tabalong yang Agamais, Sejahtera dan Mandiri.

  Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih masa jabatan 2015-2019 adalah “Menuju Kabupaten Tabalong yang Agamis, Sejahtera dan Mandiri”. Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terhadap sebuah keinginan yang kuat untuk mewujudkan Kabupaten Tabalong sebagai sebuah daerah yang tatanan masyarakatnya diarahkan kepada masyarakat madani yang beretika dan bermoral serta mampu memenuhi kebutuhan hidup lahir bathin dengan rasa aman dan nyaman yang didukung oleh sistem ekonomi, sosial dan budaya yang handal dan dinamis serta mampu bertindak sesuai keadaan tersebut, disusun 3 (tiga) Misi dengan tujuan dan sasarannya masing-masing, sebagai berikut :

  1. Mewujudkan Kehidupan Masyarakat Yang Agamais. Dalam misi ini pembangunan diarahkan agar tercapai masyarakat madani yang beretika dan bermoral melalui peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, memperkuat kelembagaan keagamaan, pendidikan dan kemasyarakatan. Tujuan dari misi tersebut adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang produktif, berkepribadian dan beriman. Sasaran yang ingin dicapai adalah : a. Meningkatnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam pemerintahan dan kemasyarakatan b. Meningkatnya budaya kerja yang berkualitas dan produktif

  c. Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial serta peran masyarakat dalam menurunkan penyakit masyarakat (PEKAT)

  2. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Dalam misi ini pembangunan diarahkan agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan dan kebutuhan dasar lainnya melalui kebijakan pembangunan daerah yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat serta upaya pelestarian dan pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan dari misi ini adalah meningkatkan potensi Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam, daya saing dan pertumbuhan ekonomi. Sasaran yang ingin dicapai adalah :

   Meningkatnya indeks pembangunan manusia Berkembangnya ekonomi berbasis pertanian dalam arti luas

   Menurunnya angka kemiskinan  Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur  Meningkatnya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

   Meningkatnya kualitas SDA dan lingkungan hidup

   Meningkatnya potensi pemuda, olahraga, pariwisata dan seni budaya 

   Meningkatnya kualitas dan produksi sektor industri kecil dan menengah dan koperasi

  3. Mewujudkan Kemandirian Dengan Membangun dan Mengembangkan Potensi Sumber Daya. Dalam misi ini pembangunan diarahkan pada tercapainya sistem yang handal dan dinamis yang mampu bertindak sesuai keadaan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi secara bijak melalui penguatan kelembagaan ekonomi, sosial budaya dan pemerintahan.

  Tujuan dari misi ini adalah meningkatkan kemandirian, profesionalisme, produktivitas aparatur, pelayanan publik dan peran serta masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan . Sasaran yang ingin dicapai adalah : b. Meningkatnya ketahanan pangan yang mantap

  b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Tabalong Tahun 2015-2019

  c. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

  d. Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif

  e. Meningkatnya keberdayaan keberdayaan masyarakat dan desa dalam rangka pertumbuhan daerah Berdasarkan keterkaitan antara visi, misi, tujuan dan sasaran yang diinginkan, maka strategi pembangunan Kabupaten Tabalong tahun 2015 sampai tahun 2019 adalah:

  1. Penguatan kerjasama pemerintah dan tokoh agama dalam peningkatan pengamalan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, budaya kerja dan penanggulangan penyakit masyarakat

  2. Peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan

  3. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

  4. Peningkatan pendapatan riil per kapita

  5. Peningkatan produksi, produktivitas dan nilai tambah sektor pertanian dalam arti luas

  6. Penanggulangan kemiskinan

  7. Pengembangan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan

  8. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi secara terpadu untuk mendukung informasi layanan publik

  9. Pengembangan keberdayaan perempuan dan perlindungan anak

  10. Peningkatan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) dan pelestarian lingkungan hidup secara berkelanjutan

  11. Pengembangan potensi kepeloporan dan kewirausahaan pemuda, olahraga dan seni budaya daerah

  12. Pengembangan potensi pariwisata daerah

  13. Peningkatan akses dan pengembangan sektor industri kecil, menengah, UMKM dan koperasi

  14. Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah

  15. Peningkatan pendapatan daerah

  16. Peningkatan ketersediaan pangan berkelanjutan

  17. Peningkatan kualitas dan kapasitas aparatur pemerintah

  18. Peningkatan kualitas kelembagaan sosial kemasyarakatan dan kenegaraan

  19. Peningkatan kerjasama pembangunan antar daerah

  20. Penguatan keterpaduan sistem pengembangan ketertiban, ketentramanan dan kenyamanan

  22. Penguatan kapasitas pemerintahan desa dalam kerangka otonomi desa

  Pengembangan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan

  Pembangunan perkotaan dan perdesaan dilakukan secara terpadu, saling memperkuat dan merupakan bagian dari pembangunan daerah. Untuk menciptakan keterkaitan antar kota dan desa perlu dikembangkan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan agar memberi manfaat bagi keduanya. Kebutuhan terhadap sarana dan prasarana infrastruktur di perkotaan dan perdesaan semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dalam upaya memenuhi hajat hidup dan kebutuhan terhadap berbagai aktifitas. Disamping itu, pengembangan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan juga merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas perkotaan dan perdesaan. Kebutuhan terhadap sarana infrastruktur merupakan kebutuhan mendasar bagi perkembangan kehidupan masyarakat dan karenanya merupakan kewajiban pemerintah secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur ini sebagai bentuk layanan yang dapat membawa masyarakatnya pada tingkatan kesejahteraan yang lebih layak.

  Pemerintah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, memprioritaskan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebagai upaya perbaikan kesejahteraan masyarakat di Bumi Saraba Kawa ini. "Saat ini indeks pembangunan manusia di Tabalong masih rendah yakni 72,11 dan menempati posisi ke sembilan tingkat provinsi Kalimantan Selatan karena itu peningkatan IPM jadi priotitas sasaran pembangunan mendatang," Tahun 2015, Pemkab Tabalong menargertkan IPM bisa mencapai 72,65 dan 73,19 pada 2016 dengan melakukan beberapa upaya diantaranya menyediakan pendidikan yang murah dan berkualitas.Selain itu menyediakan pelayanan kesehatan yang murah dan berkualitas khususnya bagi warga miskin serta perbaikan tunjangan daerah untuk tenaga medis yang bertugas di daerah terpencil.Sementara itu untuk memperkuat perekonomian dan kemandirian daerah, dalam RPJMD 2015 - 2019 ditargetkan membuka lapangan kerja 5.000 lapangan kerja baru bagi putra daerah melalui pemberian keterampilan dan permodalan.Program Gerakan Pembangunan Menuju Masyarakat Sejahtera (Gerbang Emas) juga menjadi salah satu upaya kemandirian daerah khususnya di wilayah pedesaan.

  Tahapan Pembangunan Kabupaten Tabalong 2015-2019

  Dalam melaksanakan pembangunan dibagi dalam 5 (lima) tahun pembangunan sesuai dengan yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Tabalong Tahun 2015-2019 yang meliputi tahap pertama, tahun kelembagaan dan penataan, tahap kedua, tahun pelayanan dasar, tahap ketiga, tahun infrastruktur dan utilitas, tahap keempat, tahun investasi dan perekonomian dan berarti mengeyampingkan aspek lain, karena sasaran yang ingin dicapai adalah kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tabalong, sehingga dalam setiap pentahapan dapat dimaknai sebagai upaya perwujudan sasaran tersebut. Perincian setiap tahap tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

  

Program Prioritas RPJMD Tahun 2015 – 2019.

Tahun 2015 : Tahun Kelembagaan dan Penataan

Prioritas Pembangunan Daerah. Prioritas diarahkan untuk memperkokoh kelembagaan