ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BAB III
ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS
INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
3.1

ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN
PENATAAN RUANG

3.1.1. Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya
A. Arahan RPJMN 2015 – 2019
Mengacu RPJMN 2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden
No. 2 Tahun 2015, antara lain mengamanatkan sasaran pembangunan kawasan
permukiman, meliputi :
1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen
melalui penanganan kawasan permukiman kumuh seluas 38.431 hektar dan
peningkatan keswadayaan masyarakat di 7.683 kelurahan.
2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia
yang dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu optimalisasi dan pembangunan
baru (supply side), peningkatan efisiensi layanan air minum (demand side), dan

penciptaan lingkungan yang kondusif (enabling environment).
3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum dilakukan melalui (i) fasilitasi SPAM
PDAM yaitu bantuan program PDAM menuju 100% PDAM Sehat dan
pengembangan jaringan SPAM MBR di 5.700 kawasan dan (ii) fasilitasi SPAM
non-PDAM yaitu bantuan program non-PDAM menuju 100% pengelola nonPDAM sehat dan pengembangan jaringan SPAM MBR di 1.400 kawasan.
Sedangkan pembangunan baru dilakukan melalui (i) pembangunan SPAM
kawasan khusus yaitu SPAM kawasan kumuh perkotaan untuk 661.600
sambungan rumah (SR), SPAM kawasan nelayan untuk 66.200 SR, dan SPAM
rawan air untuk 1.705.920 SR; (ii) pembangunan SPAM berbasis masyarakat
untuk 9.665.920 SR; (iii) pembangunan SPAM perkotaan yaitu SPAM IKK untuk
9.991.200 SR dan SPAM Ibukota Pemekaran dan Perluasan Perkotaan untuk
4.268.800 SR; (iv) pembangunan SPAM Regional untuk 1.320.000 SR di 31
kawasan.
4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip
jaga air, hemat air dan simpan air secara nasional. Penerapan prinsip tersebut
dilakukan melalui (i) pelaksanaan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM)

III - 1
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019


HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

pada komponen sumber, operator dan konsumen di seluruh kabupaten/kota; (ii)
optimalisasi bauran air domestik di seluruh kabupaten/kota; (iii) penerapan
efisiensi konsumsi air minum pada tingkat rumah tangga sekitar 10
liter/orang/hari setiap tahunnya dan pada tingkat komersial dan fasilitas umum
sekitar 10 persen setiap tahunnya.
5. Penciptaan lingkungan yang mendukung dilakukan melalui (i) penyusunan
dokumen perencanaan air minum sebagai rujukan pembangunan air minum di
seluruh kabupaten/kota yang mencakup Rencana Induk Sistem Penyediaan Air
Minum (RISPAM), rencana strategis penyediaan air minum daerah (Jakstrada)
dan rencana tahunan penyediaan air minum; (ii) peningkatan pendataan air
minum sebagai rujukan perencanaan dan penganggaran air minum di seluruh
kabupaten/kota; (iii) fasilitasi pengembangan peraturan di daerah yang
menjamin penyediaan layanan air minum di seluruh kabupaten/kota.
6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik,
sampah dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan

dasar yaitu (i) untuk sarana prasarana pengelolaan air limbah domestik dengan
pembangunan dan peningkatan infrastruktur air limbah sistem terpusat skala
kota, kawasan, dan komunal di 438 kota/kab (melayani 34 juta jiwa), serta
peningkatan kualitas pengelolaan air limbah sistem setempat melalui
peningkatan kualitas pengelolaan lumpur tinja perkotaan dan pembangunan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di 409 kota/kab; (ii) untuk sarana
prasarana pengelolaan persampahan dengan pembangunan TPA sanitary
landfill di 341 kota/kab, penyediaan fasilitas 3R komunal di 334 kota/kab,
fasilitas 3R terpusat di 112 kota/kab; (iii) untuk sarana prasarana drainase
permukiman dalam pengurangan genangan seluas 22.500 Ha di kawasan
permukiman termasuk 4.500 Ha di kawasan kumuh; serta (iv) kegiatan
pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan kampanye serta advokasi di 507
kota/kab seluruh Indonesia.
7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk
keserasiannya terhadap lingkungan melalui (i) pembinaan dan pengawasan
khususnya bangunan milik Pemerintah di seluruh kabupaten/kota; (ii)
penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK) untuk seluruh
bangunan gedung dan penerapan penyelenggaraan bangunan hijau di seluruh
kabupaten/kota; dan (iii) menciptakan building codes yang dapat menjadi
rujukan bagi penyelenggaraan dan penataan bangunan di seluruh

kabupaten/kota.

Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Permukiman :

III - 2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

1. Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan, perubahan sikap
dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi melalui
strategi:
a. Jaga Air, yakni strategi yang ditempuh melalui (1) pengarusutamaan
pembangunan air minum yang memenuhi prinsip 4K (kualitas, kuantitas,
kontinuitas dan keterjangkauan), (2) pengelolaan sanitasi melalui
peningkatan pengelolaan air limbah di perdesaan dengan sistem on-site
dan di perkotaan dengan sistem on-site melalui IPLT dan sistem off-site baik

skala kawasan maupun skala kota, peningkatan kualitas TPA menjadi TPA
sanitary landfill dengan prioritas skema TPA regional, pengelolaan sampah
melalui penerapan prinsip 3R, serta (3) peningkatan kesadaran masyarakat
akan hygiene, sanitasi dan nilai ekonomis air.
b. Simpan Air, yakni strategi untuk menjaga ketersediaan dan kuantitas air
melalui upaya konservasi sumber air baku air minum yakni perluasan
daerah resapan air hujan, pemanfaatan air hujan (rain water harvesting)
sebagai sumber air baku air minum maupun secondary uses pada skala
rumah tangga (biopori dan penampung air hujan) dan skala kawasan
(kolam retensi), serta pengelolaan drainase berwawasan lingkungan.
c. Hemat Air, yakni strategi untuk mengoptimalkan Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) yang telah ada melalui pengurangan kebocoran air hingga
20 persen, pemanfaatan idle capacity; dan pengelolaan kebutuhan air di
tingkat penyelenggara dan skala kota.
d. Bauran Air Domestik, yakni upaya untuk mengoptimalkan berbagai
alternatif sumber air domestik yang tersedia sesuai tujuan pemanfaatan air,
termasuk di dalamnya pemakaiaan air tingkat kedua (secondary water uses)
dan daur ulang air yang telah dipergunakan (water reclaiming).
2. Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan
manajemen aset baik di perencanaan, penganggaran, dan investasi termasuk

untuk pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur yang sudah terbangun
melalui strategi:
a. Optimalisasi infrastruktur air minum dan sanitasi eksisting melalui
penurunan Non-Revenue Water (NRW) dan pemanfaatan idle capacity.
b. Pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi untuk memperluas
cakupan layanan.
c. Rehabilitasi infrastruktur air minum dan sanitasi untuk infrastruktur dengan
pemanfaatan yang sub-optimal, infrastruktur yang menua, dan infrastruktur
yang terkena dampak bencana.

III - 3
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

d. Pengembangan inovasi teknologi air minum, air limbah, persampahan dan
drainase untuk memaksimalkan potensi yang ada.

e. Pembentukan dan penyehatan pengelola infrastruktur air minum, air limbah
dan persampahan, baik berbasis institusi maupun berbasis masyarakat.
f. Penerapan tarif atau iuran bagi seluruh sarana dan prasarana air minum
dan sanitasi terbangun yang menuju prinsip tarif pemulihan biaya penuh
(full cost recovery)/memenuhi kebutuhan untuk Biaya Pokok Produksi (BPP).
Pemberian subsidi dari pemerintah bagi penyelenggara air minum dan
sanitasi juga dilakukan sebagai langkah jika terjadi kekurangan pendapatan
dalam rangka pemenuhan full cost recovery.
g. Pengaturan kontrak berbasis kinerja baik perancangan, pembangunan,
pengoperasian, dan pemeliharaan aset infrastruktur.
3. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat
nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat melalui strategi:
a. Peningkatan kualitas rencana dan implementasi Rencana Induk-Sistem
Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) dan Strategi Sanitasi Kota/Kabupaten (SSK)
melalui pengarusutamaan dalam proses perencanaan dan penganggaran
formal. Penyusunan RI-SPAM didasari optimalisasi bauran sumber daya air
domestik kota/kabupaten dan telah mengintegrasikan pengelolaan sanitasi
sebagai upaya pengamanan air minum. Peningkatan kualitas SSK dilakukan
dengan memutakhirkan SSK untuk mengakomodasi perubahan lingkungan
dan mengadopsi target universal access di wilayah kabupaten/kota;

b. Integrasi peningkatan promosi higiene dan sanitasi dalam rangka demand
generation sebagai prasyarat penyediaan infrastruktur air minum dan
sanitasi;
c. Peningkatan peran, kapasitas, serta kualitas kinerja Pemerintah Daerah di
sektor air minum dan sanitasi.
d. Advokasi kepada para pemangku kepentingan di sektor air minum dan
sanitasi, baik eksekutif maupun legislatif serta media untuk menjamin
keselarasan serta konsistensi perencanaan dan implementasinya di tingkat
pusat dan daerah.
4. Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan
sanitasi melalui strategi:
a. Sinergi dan koordinasi antar pelaku program dan kegiatan mulai tahap
perencanaan sampai implementasi baik secara vertikal maupun horizontal,
termasuk sinergi dengan pelaksanaan sanitasi sekolah dan pesantren,
kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan upaya-upaya mitigasi

III - 4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019


HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

dan adaptasi perubahan iklim, penanganan dan pencegahan kawasan
kumuh, serta pembangunan kawasan tertinggal, perbatasan dan kawasan
khusus.
b. Pelaksanaan pelayanan air minum dan sanitasi berbasis regional dalam
rangka mengatasi kendala ketersediaan air baku dan lahan serta dalam
rangka mendukung konektivitas antar wilayah untuk pertumbuhan ekonomi.
c. Sinergi pendanaan air minum dan sanitasi yang dilaksanakan melalui (i)
peningkatan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi dan Kab/Kota, (ii) pemanfaatan alokasi dana terkait pendidikan
untuk penyediaan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi di sekolah;
(iii) pemanfaatan alokasi dana terkait kesehatan baik untuk upaya preventif
penyakit dan promosi higiene dan sanitasi serta pemanfaatan jaminan
kesehatan masyarakat; serta (iv) sinergi penyediaan air minum dan sanitasi
dengan Dana Alokasi Khusus (DAK), Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan (TP),
dana hibah berbasis kinerja/hasil, masyarakat, dan sumber dana lain terkait
lingkungan hidup, pembangunan desa, serta kelautan dan perikanan.

d. Penguatan pengelolaan pengetahuan (knowledge management) termasuk
pengelolaan data dan informasi melalui sistem terintegrasi (National Water
and Sanitation Information Services/NAWASIS) yang memanfaatkan
teknologi serta melibatkan partisipasi aktif seluruh stakeholder terkait.
B. Arahan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 – 2019
B.1. Kebijakan pembangunan dan pengembangan permukiman serta strategi
implementasinya :
ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan 1 :
Penyusunan dan penyiapan
landasan penyelenggaraan
kawasan permukiman.

Kebijakan 2 :
Peningkatan kapasitas
kelembagaan untuk penanganan
permukiman

STRATEGI
Menyiapkan peraturan perundang-undangan (PP,

Peraturan Menteri, dan lain sebagainya) dan
Pedoman Pembangunan dan Pengembangan
Permukiman (NSPK) sebagai landasan
penyelenggaraan kawasan permukiman
Melakukan peningkatan dan penguatan
kelembagaan dan SDM penyelenggara dan
pengelola permukiman (pemerintah, lembaga
masyarakat, dan masyarakat/ individu) melalui
pelatihan, pendampingan, bimbingan/ bantuan
teknis.

III - 5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan 3 :
Pengelolaan sistem informasi
nasional yang terintegrasi dengan
sistem informasidaerah.

Kebijakan 4 :
Pengawasan secara berkala
penyelenggaraan kawasan
permukiman di pusat dan daerah

Kebijakan 5 :
Penanganan permukiman kumuh
perkotaan terkait dengan upaya
penurunan kumuh perkotaan
menjadi 0% melalui upaya
peningkatan kualitas lingkungan
dan pelayanan prasarana dan
sarana dasar permukiman dengan
pendekatan kegiatan fisik maupun
nonfisik

Kebijakan 6
Pengembangan permukiman baru
dan perkotaan layak huni terkait
dengan upaya pemenuhan Standar
Pelayanan Perkotaan (SPP) dan
perwujudan Kota Berkelanjutan.

Kebijakan 7 :
Percepatan peningkatan pelayanan
sarana dan prasarana dasar
permukiman perdesaan.

STRATEGI

Membangun dan mengelola sistem informasi
nasional yang terintegrasi dengan sistem informasi
daerah dan dimutakhirkan secara berkala.

1. Melakukan pengendalian perencanaan melalui
monitoring perencanaan dan pemrograman;
2. Melakukan pengawasan (pemantauan, evaluasi,
pelaporan) pembangunan untuk menjamin
tercapainya target RPJMN;
3. Memfasilitasi daerah dalam melaksanakan
pengendalian pemanfaatan hasil pembangunan.
1. Penanganan komprehensif terhadap 30
Kabupaten/Kota prioritas kementerian sebagai
best practice penanganan permukiman kumuh
yang diharapkan menjadi model penanganan
komprehensif yang dapat direplikasi dan
diterapkan di kota-kota lainnya.
2. Penanganan permukiman kumuh terhadap
kabupaten/kota lainnya dengan tujuan
pemenuhan standar pelayanan perkotaan
disesuaikan dengan kebutuhan yang diajukan
oleh kabupaten/kota.
1. Pemenuhan SPP bagi kawasan permukiman
perkotaan yang mengacu pada rencana kawasan
permukiman;
2. Perintisan/inkubasi Kota Baru sebagai best
practice kota publik berkelanjutan, meliputi
kegiatan pemenuhan SPP, penerapan
pendekatan Kota Hijau, dan penerapan Kota
Cerdas Berdaya Saing.
Menyediakan sarana dan prasarana permukiman
sesuai dengan SPM Perdesaan. Sarana dan
prasarana dasar permukiman ini meliputi penyediaan
air minum, pembangunan jalan lingkungan dan
drainase lingkungan, penyediaan pelayanan
pengeolaan persampahan serta peningkatan akses
sanitasi yang layak bagi masyarakat di kawasan
perdesaan.

III - 6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan 8 :
Pembangunan dan pengembangan
kawasan permukiman yang
berkualitas yang mendukung
peningkatan produktivitas kawasan
perdesaan.

STRATEGI
1. Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas
umum permukiman yang memenuhi SPM, baik
melalui pengembangan dan pembangunan
kawasan transmigrasi maupun kawasan nontransmigrasi.
2. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung
kegiatan produksi di kawasan perdesaan sesuai
dengan komoditas unggulannya. Sarana dan
prasarana pendukung kegiatan produksi ini
antara lain berupa terminal agro, pasar agro
untuk kawasan agropolitan, atau dermaga,
tambatan perahu dan tempat pelelangan ikan
(TPI) pada kawasan permukiman
pesisir/minapolitan.
3. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung
peningkatan konektivitas kegiatan antar desa
maupun antar desa-kota. Sarana dan prasarana
ini antara lain berupa jalan usaha tani dan jalan
poros desa.

Kebijakan 9 :
Pembangunan dan pengembangan
kawasan permukiman yang
berkualitas untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kualitas hidup
masyarakat yang tinggal di
kawasan perbatasan.
Kebijakan 10 :
Percepatan penyediaan sarana dan
prasarana permukiman perbatasan
memenuhi SPM.
Kebijakan 11 : Pembangunan dan
pengembangan kawasan
permukiman yang memiliki
ketahanan terhadap bencana.

1. Menyediakan sarana dan prasarana pendukung
meningkatnya produktivitas kawasan perbatasan
berbasis komoditi unggulan, terutama di 10
PKSN.
2. Menyediakan sarana prasarana pendukung
kegiatan perbatasan seperti pos perbatasan
negara yang memenuhi standar internasional di
PKSN.
Menyediakan sarana dan prasarana permukiman
sesuai dengan SPM dan karakteristik permukiman
(daratan dan pesisir).

1. Mengurangi ancaman bencana melalui
pembangunan dan pengembangan permukiman
pada lokasi yang aman sesuai RTRW dan mitigasi.
2. Mengurangi kerentanan fisik (bangunan dan
PSU).
3. Meningkatkan kapasitas (peraturan, masyarakat,
lembaga).
4. Meningkatkan kualitas/rehabilitasi permukiman
di kawasan pasca bencana.

III - 7
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

B.2. Kebijakan dan Strategi Pembinaan Penataan Bangunan
ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan 1 :
Memberikan dukungan
pembangunan sistem penataan
bangunan dan lingkungan dalam
mewujudkan kawasan perkotaan
yang berkelanjutan

STRATEGI
1) Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan
dam Lingkungan (RTBL) untuk mensinergiskan
kepentingan berbagai sektor dalam penataan
kawasan
2) Mendukung kegiatan Penataan Bangunan dan
Lingkungan melalui revitalisasi kawasan tematik
perkotaan
3) Meningkatkan aspek kualitas perencanaan terkait
Penataan Bangunan dan Lingkungan
4) Mendukung penyelenggaraan Penataan
Bangunan dan Lingkungan yang tertib, andal
serta ramah lingkungan .

Kebijakan 2 :
Melakukan fasilitasi kepada
daerah dalam penguatan
kelembagaan, keuangan, dan
kemitraan termasuk pembinaan
teknis

1) Menyusun Norma, Standar, Pedoman, dan
Kriteria (NSPK) bidang Penataan Bangunan dan
Lingkungan
2) Memberikan pendampingan penyusunan Norma,
Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) bidang
Penataan Bangunan dan Lingkungan
3) Melakukan pelembagaan Norma, Standar,
Pedoman, dan Kriteria (NSPK) bidang Penataan
Bangunan dan Lingkungan
4) Melakukan pengawasan terhadap penerapan
Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)
bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan
5) Mengembangkan kapasitas aparatur Pemerintah
dan Pemerintah Daerah bidang Penataan
Bangunan dan Lingkungan
6) Mengembangkan tata kelola Penataan Bangunan
dan Lingkungan
7) Memberdayakan aparatur Pemerintah dan
Pemerintah Daerah terkait hak, kewajiban, dan
peran dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kebijakan 3:
Memberikan dukungan penataan
bangunan dan lingkungan melalui
kegiatan pemberdayaan
masyarakat

1) Mendorong partisipasi masyarakat dan dunia
usaha dalam bidang Penataan Bangunan dan
Lingkungan serta revitalisasi kawasan pusaka,
permukiman tradisional, pengembangan destinasi
wisata, pos lintas batas negara, rawan bencana,

III - 8
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI
ruang terbuka hijau, kawasan tematik perkotaan
dan kawasan khusus lainnya
2) Mendorong kerjasama Penataan Bangunan dan
Lingkungan kawasan pusaka, permukiman
tradisional, kawasan wisata, dan kawasan rawan
bencana dengan masyarakat serta pelaku peduli
lingkungan
3) Mendorong pembentukan jejaring dan wadah
komunikasi antara pemerintah, masyarakat,
swasta, dan ahli profesi secara nasional dan
profesional
4) Membentuk kontribusi signifikan dalam kegiatan
penyebarluasan informasi dan sosialisasi program
Penataan Bangunan dan Lingkungan serta
revitalisasi
5) Membangun jaringan informasi yang mandiri
dalam mendukung pembangunan bidang
keciptakaryaan
6) Memberikan layanan atas informasi/produk
lainnya yang diperlukan perencana, pelaksana,
pengusaha, asosiasi profesi, pemerintah,
masyarakat maupun kalangan akademis terkait
bidang keciptakaryaan

B.3. Kebijakan dan Strategi Sistem Penyediaan Air Minum
ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan 1 :
Peningkatan akses aman air
minum bagi seluruh
masyarakat di perkotaan dan
perdesaan melalui jaringan
perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan terlindungi.

STRATEGI
1) Mengembangkan SPAM dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan minimal
untuk memperluas jangkauan pelayanan air
minum terutama untuk masyarakat
berpenghasilan rendah.
2) Mengembangkan SPAM dalam rangka
mendukung pertumbuhan ekonomi.
3) Meningkatkan dan memperluas akses air minum
yang aman melalui SPAM bukan jaringan

III - 9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI
perpipaan terlindungi dan berkelanjutan.
4) Meningkatkan kualitas air minum yang
memenuhi persyaratan baku mutu yang berlaku.
Menurunkan tingkat kehilangan air.
5) Mengembangkan sistem informasi dan
pendataan dalam rangka pemantauan dan
evaluasi kinerja pelayanan air minum.

Kebijakan 2 :
Peningkatan kemampuan
pendanaan operator dan
pengembangan alternatif
sumber pembiayaan.

1. Meningkatkan kemampuan finansial internal
Penyelenggara SPAM.
2. Meningkatkan komitmen Pemerintah dan
Pemerintah Daerah dalam pendanaan
pengembangan SPAM.
3. Mengembangkan pola pembiayaan melalui
Corporate Social Responsibility (CSR).
4. Meningkatkan pendanaan melalui perolehan
dana non-pemerintah, seperti pinjaman dan
hibah dalam dan luar negeri, pinjaman
perbankan, pinjaman non-perbankan, dan
obligasi perusahaan.
5. Meningkatkan sinergitas antara BUMN-BUMD
dalam percepatan pengembangan SPAM.

Kebijakan 3 :
Peningkatan kapasitas
kelembagaan
penyelenggaraan
pengembangan SPAM.

1. Memperkuat kapasitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di tingkat pusat dan daerah dalam
pengembangan SPAM.
2. Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam
pengembangan SPAM.
3. Mendorong komitmen Pemda untuk lebih
memprioritaskan Pengembangan SPAM.
4. Menerapkan prinsip Good Corporate
Governance untuk Penyelenggara/operator
SPAM.

III - 10
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI
5. Mengembangkan kapasitas SDM dengan pola
Center of Excellent.
6. Mengembangkan manajemen aset SPAM dalam
rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan.
7. Mengembangkan kapasitas Pemerintah Daerah
dalam pelaksanaan SPAM Regional.

Kebijakan 4 :
Pengembangan dan
penerapan NSPK di pusat dan
di daerah.

1. Melengkapi produk peraturan perundangan
dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.
2. Menerapkan NSPK yang telah tersedia.
3. Menyelenggarakan pengembangan SPAM sesuai
dengan kaidah teknis.

Kebijakan 5 :
Peningkatan penyediaan air
baku untuk air minum secara
berkelanjutan

1. Meningkatkan konservasi wilayah sungai dan
perlindungan sumber air baku.
2. Meningkatkan upaya penyediaan air baku untuk
air minum.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pengelolaan sumber daya air melalui
pendekatan berbasis wilayah sungai.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pemanfaatan air baku melalui sistem regional.

Kebijakan 6 :
Peningkatan peran dan
kemitraan badan usaha dan
masyarakat.

1. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam
penyelenggaraan pengembangan SPAM.
2. Menciptakan iklim yang kondusif untuk investasi
badan usaha dan koperasi.

III - 11
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan 7 :
Pengembangan inovasi
teknologi SPAM

STRATEGI
1. Mendorong penelitian untuk menciptakan
teknologi bidang air minum.
2. Memasarkan hasil inovasi teknologi.
3. Menerapkan teknologi tepat guna dalam
pengembangan SPAM pada daerah dengan
keterbatasan kualitas air baku.
4. Menyusun rencana implementasi prinsip
pembangunan berkelanjutan dalam
pengelolaan SPAM.

B.4. Kebijakan dan Strategi Sistem Pengelolaan Air Limbah
ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan 1 :
Peningkatan akses prasarana
dan sarana air limbah baik
sistem on site maupun off site
di perkotaan dan perdesaan
untuk perbaikan kesehatan
masyarakat.

Kebijakan 2 :
Peningkatkan peran
masyarakat dan dunia
usaha/swasta dalam
penyelenggaraan
pengembangan sistem
pengelolaan air limbah
permukiman.
Kebijakan 3 :
Pengembangan perangkat
peraturan perundangan

STRATEGI
1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap
prasarana dan sarana air limbah sistem
setempat (on site) di perkotaan dan
perdesaan melalui sistem komunal;
2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap
prasarana dan sarana air limbah sistem
terpusat (off site) di kawasan perkotaan
metropolitan dan besar.
1. Merubah perilaku dan meningkatkan
pemahaman masyarakat terhadap
pentingnya pengelolaan air limbah
permukiman;
2. Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta
dalam penyelenggaraan pengembangan dan
pengelolaan air limbah permukiman.
1. Menyusun perangkat peraturan perundangan
yang mendukung penyelenggaraan
pengelolaan air limbah permukiman;

III - 12
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ARAH KEBIJAKAN
penyelenggaraan pengelolaan
air limbah permukiman.

STRATEGI
2. Menyebarluaskan informasi peraturan
perundangan terkait penyelenggaraan
pengelolaan air limbah permukiman;
3. Menerapkan peraturan perundangan.

Kebijakan 4 :
Penguatan kelembagaan dan
peningkatan kapasitas personil
pengelolaan air limbah
permukiman.

1. Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan
kelembagaan pengelola air limbah
permukiman ditingkat masyarakat;
2. Mendorong pembentukan dan perkuatan
institusi pengelola air limbah permukiman di
daerah;
3. Koordinasi dan kerjasama antar lembaga;
4. Mendorong peningkatan kemauan politik
(political will) para pemangku kepentingan
untuk memberikan prioritas yang lebih tinggi
terhadap pengelolaan air limbah
permukiman.

Kebijakan 5 :
Peningkatan dan
pengembangan alternatif
sumber pendanaan
pembangunan prasarana dan
sarana air limbah pemukiman.

1. Mendorong berbagai alternatif sumber
pembiayaan untuk penyelenggaraan air
limbah permukiman;
2. Pembiayaan bersama pemerintah pusat dan
daerah dalam mengembangkan sistem air
limbah Perkotaan dengan proporsi
pembagian yang disepakati bersama.

III - 13
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

B.5. Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Persampahan
ARAH KEBIJAKAN
Kebijakan 1 :
Pengurangan sampah
semaksimal mungkin dimulai
dari sumbernya

STRATEGI
1. Meningkatkan pemahaman masyarakat
akan upaya 3R (Reduce-Reuse-Recycle) dan
pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan
Berbahaya) rumah tangga.
2. Mengembangkan dan menerapkan sistem
insentif dan disinsentif dalam pelaksanaan
3R.
koordinasi
lintas
sektor
3. Mendorong
terutama perindustrian & perdagangan.

Kebijakan 2 :
Peningkatan peran aktif
masyarakat dan dunia
usaha/swasta sebagai mitra
pengelolaan

1. Meningkatkan
pemahaman
tentang
pengelolaan sampah sejak dini melalui
pendidikan bagi anak usia sekolah.
2. Menyebarluaskan pemahaman
pengelolaan
persampahan
masyarakat umum.

tentang
kepada

3. Meningkatkan
pembinaan
masyarakat
khususnya
kaum
perempuan
dalam
pengelolaan sampah.
4. Mendorong pengelolaan sampah berbasis
masyarakat.
5. Mengembangkan sistem insentif dan iklim
yang kondusif bagi dunia usaha/swasta.
Kebijakan 3 :
Peningkatan cakupan
pelayanan dan kualitas sistem
pengelolaan.

1. Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan
sarana persampahan.
2. Meningkatkan cakupan pelayanan secara
terencana dan berkeadilan.
kapasitas
sarana
3. Meningkatkan
persampahan sesuai sasaran pelayanan.
rehabilitasi
4. Melaksanakan
mencemari lingkungan.

TPA

yang

III - 14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI
5. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA
kearah sanitary landfill.
6. Meningkatkan Pengelolaan TPA Regional.
7. Penelitian, pengembangan, dan aplikasi
teknologi penanganan persampahan tepat
guna dan berwawasan lingkungan.

III - 15
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Tabel III.1. Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Sektor PKP
TARGET RENSTRA
SASARAN

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

CATAT AN
2015

2016

2017

PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
Jumlah bulan layanan
pendukung kegiatan
Pengaturan, Pembinaan,
Bulan
12
12
12
Layanan Perkantoran
Pengawasan, dan Pelaksanaan
Layanan
pengembangan kawasan
permukiman
Peraturan
Jumlah NSPK bidang
Pengembangan
pengembangan kawasan
NSPK
2
2
2
Kawasan Permukiman
permukiman yang tersusun
Pembinaan dan
Terselenggaranya pembinaan,
pengawasan
dan pengawasan
Kabupate
507
507
507
pengembangan kawasan
pengembangan permukiman di
n/ Kota
permukiman
507 kab/kota
Pembangunan dan
Meningkatnya kualitas
Pengembangan
permukiman di 38.341 Ha di
Ha
2.680
9.300
9.500
Kawasan Perkotaan
daerah perkotaan

2018

2019

TOTAL

12

12

60

2

2

10

507

507

507

8.900

8.051

38.431

6 kota, 4 kawasan
perkotaan
metropolitan, 194
kota/ kawasan
perkotaan

6 kota, 4 kawasan
perkotaan
metropolitan, 194 kota/
kawasan perkotaan

18 kota, 12
kawasan perkotaan
metropolitan, 744
kota/ kawasan
perkotaan

Fasilitasi Kota dan
Kawasan Perkotaan
dalam Pemenuhan SPP
dan Pengembangan Kota
Layak Huni

Terselenggaranya fasilitasi kota
dan kawasan perkotaan dalam
pemenuhan SPP dan
pengembangan Kota Layak
Huni di 18 kota, 12 kawasan
perkotaan metropolitan dan 744
kota/kawasan perkotaan

Kab/Kota/
Kawasan

-

-

6 kota, 4
kawasan
perkotaan
metropolitan,
365 kota/
kawasan
perkotaan

Perintisan inkubasi kota

Terselenggaranya perintisan
inkubasi di 10 kota baru

Kab/Kota

0

2

3

3

2

10

Pembangunan dan
Pengembangan
Kawasan Perdesaan

Meningkatnya kualitas
permukiman di 78.384 Ha
daerah perdesaan

Ha

47.530

7.683

7.501

7.835

7.835

78.384

III - 16
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

TARGET RENSTRA
SASARAN

INDIKATOR KINERJA

Pembangunan dan
Pengembangan
Kawasan Khusus

Meningkatnya kualitas
permukiman di 3.099 Ha
kawasan khusus

Penataan Kawasan
Permukiman Berbasis
Masyarakat

Terselenggaranya penataan
kawasan permukiman berbasis
masyarakat di 11.067 kelurahan

SATUAN

CATAT AN
2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

Ha

266

500

667

833

833

3.099

Kelurahan

11.067

11.067

11.067

11.067

11.067

11.067

4.863

10.605

10.836

10.276

9.869

46.449

ANGGARAN (Rp.Milyar)
Sumber : Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 -2019

Tabel III.2. Target Kinerja dan Keranga Pendanaan Sektor PBL
TARGET RENSTRA
SASARAN

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

CATATAN
2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN, PENGELOLAAN GEDUNG, DAN RUMAH NEGARA

Layanan Perkantoran

Jumlah Bulan Layanan Pendukung Kegiatan
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan
Pelaksanaan Bina Penataan Bangunan

Bulan
Layanan

12

12

12

12

12

60

Dukungan pembangunan sistem
Penataan Bangunan dan Lingkungan
dalam mewujudkan kawasan
perkotaan yang aman

Penyelenggaraan Bangunan Gedung

m2

44.813

121.688

29.650

35.250

32.500

263.900

Penataan Bangunan dan Lingkungan

m2

105.500

193.319

121.000

101.400

118.180

639.399

Kawasan

159

148

168

182

87

744

Fasilitasi kepada daerah dalam
penguatan kelembagaan, keuangan
dan kemitraan termasuk pembinaan
teknis terhadap tugas dekonsentrasi
dan pembantuan

Penyusunan Standar/Pedoman Bidang
Penataan Bangunan

NSPK

2

4

2

1

1

10

Pembinaan dan Pengawasan Penataan
Bangunan

Kab/Kota

507

507

507

507

507

507

Revitalisasi Kawasan Tematik Perkotaan

III - 17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Memberikan dukungan Penataan
Bangunan dan Lingkungan melalui
kegiatan pemberdayaan masyarakat

Edukasi dan Pengembangan Partisipasi
Masyarakat Bidang Penataan Bangunan dan
Lingkungan

Kecamatan

ANGGARAN (Rp.Milyar)

0

300

300

300

300

1.200

1.254

1.203

1.666

1.970

2.340

8.433

Sumber : Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 -2019

Tabel III.3 Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Sektor Pengembangan SPAM
TARGET RENSTRA
SASARAN

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

CATAT AN
2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI, SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

Layanan Perkantoran

Jumlah bulan layanan pendukung kegiatan Pengaturan, Pembinaan,
Pengawasan, Pengembangan Sumber Pembiayaan Dan Pola
Investasi, Serta Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Bulan

12

12

12

12

12

60

Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan
Pengembangan Air Minum

Jumlah penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan
pengembangan air minum di Kab/kota

Kab/Kota

507

507

507

507

507

507

L/d

-

-

950

2.350

6.050

9350

Pembangunan Infrastruktur SPAM Regional

Debit dan jumlah sambungan rumah SPAM Regional
SR

-

-

95.000

215.000

605.000

915.000

L/d

4.843

2.207

2.207

2.206

2.206

13.669

SR

484.250

220.675

220.675

220.675

220.675

1.366.950

L/d

155

198

198

198

197

946

SR

15.500

19.775

19.775

19.775

19.775

94.600

L/d

-

170

740

1.000

930

2.840

SR

-

17.000

74.000

100.000

93.000

284.000

L/d

-

112

112

111

111

446

Debit dan jumlah sambungan rumah SPAM IKK

Pembangunan Infrastruktur SPAM Kawasan
Perkotaan

Debit dan jumlah sambungan rumah SPAM Ibu Kota Pemekaran

Debit dan jumlah sambungan rumah Perluasan SPAM Perkotaan
Debit dan jumlah sambungan rumah Pemanfaatan Idle SPAM

III - 18
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

TARGET RENSTRA
SASARAN

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

CATAT AN
2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

SR

-

11.150

11.150

11.150

11.150

44.600

L/d

-

62

62

61

61

246

SR

-

5.300

6.433

6.433

6.433

24.600

Bantuan Program SPAM kawasan perkotaan terfasilitasi

Kawasan

149

80

80

80

79

468

Pengembangan jaringan perpipaan di kawasan perkotaan SPAM
kawasan perkotaan terfasilitasi

Kawasan

468

898

898

898

897

4.059

L/d

1.449

1.551

1.551

1.550

1550

7.651

SR

463.680

496.160

496.160

496.160

496160

2.448.320

L/d

300

122

122

122

122

788

SR

96

39.014

39.013

39.013

39.013

252.053

L/d

-

12

12

13

13

50

SR

-

4.000

4.000

4.000

4000

16.000

Bantuan Program SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi

Kawasan

84

28

27

27

27

193

Pemngembangan Jaringan Perpipaan di SPAM Kawasan Rawan Air
Terfasilitasi

Kawasan

162

267

267

266

266

1.228

L/d

398

481

481

480

480

2.320

SR

127.200

26.200

26.200

26.200

26.200

232.000

Perkotaan
Debit dan jumlah sambungan Penurunan Kebocoran SPAM Perkotaan

Debit dan jumlah sambungan rumah SPAM Berbasis Masyarakat

Debit dan jumlah sambungan rumah Pembangunan SPAM di Kawasan
Rawan Air
Pembangunan Infrastruktur SPAM Kawasan
Perdesaan

Debit dan sambungan rumah Pemanfaatan Idle SPAM di Kawasan
Rawan Air

Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM di Kawasan
Kumuh
Pembangunan Infrastruktur SPAM Kawasan
Khusus

Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM di Kawasan
Nelayan

L/d

116

31

31

31

31

240

SR

37.120

9.920

9.920

9.920

9920

76.800

Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM di Kawasan
Perbatasan

L/d

189

13

13

13

13

241

SR

60.48

9.094

9.093

9.093

9093

96.853

III - 19
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

TARGET RENSTRA
SASARAN

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

CATAT AN
2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

L/d

179

13

13

13

13

231

SR

57.280

9.094

9.093

9.093

9093

93.653

L/d

-

305

305

304

304

1.218

SR

-

30.450

30.450

30.450

30450

121.800

Pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Kumuh

Kawasan

82

38

38

37

37

232

Pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Nelayan

Kawasan

17

8

8

8

7

48

Pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Perbatasan

Kawasan

18

5

5

5

5

38

Pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Pulau Terluar

Kawasan

16

5

4

4

4

33

Pengembangan jaringan perpipaan strategis

Kawasan

24

25

25

24

24

122

5.265

6.169

6.828

7.542

8.096

33.900

Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM di Kawasan
Pulau Terluar

Debit dan jumlah sambungan rumah pembangunan SPAM Strategis

ANGGARAN (RP.Milyar )
Sumber : Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 -2019

Tabel III.4 Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Sektor PLP
TARGET RENSTRA
SASARAN

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

CATAT AN
2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN, SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI, SERTA PENGELOLAAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SANITASI DAN
PERSAMPAHAN

Layanan Perkantoran

Jumlah Bulan Layanan Pendukung Kegiatan Pengaturan,
Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Bulan

12

12

12

12

12

60

III - 20
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

TARGET RENSTRA
SASARAN

INDIKATOR KINERJA

SATUAN

CATAT AN
2015

2016

2017

2018

2019

TOTAL

3

3

3

3

3

15

Peraturan Pengembagan Penyehatan Lingkungan
Permukiman

Jumlah NSPK Peraturan Pengembagan Penyehatan
Lingkungan Permukiman

NSPK

Pembinaan, fasilitasi, pengawasan dan kampanye
serta advokasi

Jumlah Pembinaan & Pengawasan Pengembagan
Penyehatan Lingkungan Permukiman

Kab/Kota

507

507

507

507

507

507

Jumlah Kab/Kota yang dibangun infrastruktur air limbah
sistem terpusat skala regional

Kab/Kota

2

2

2

3

3

3

Jumlah Kab/kota yang dibangun infrastruktur air limbah
sistem terpusat skala kota

Kab/Kota

7

8

10

9

9

9

Kawasan

952

728

1.600

762

652

4.694

Kab/Kota

209

103

141

165

89

438

Kawasan

77

11

58

37

17

200

Kab/Kota

67

11

31

24

17

150

Infrastruktur Air Limbah dengan Sistem Terpusat
Skala Kota, Kawasan dan Komunal

Jumlah Kab/kota yang dibangun infrastruktur air limbah
sistem terpusat skala komunal
Jumlah Kab/kota yang dibangun infrastruktur air limbah
sistem terpusat skala kawasan

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)

Jumlah Kab/kota yang dibangun Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT)

Kab/Kota

40

24

65

52

41

222

Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Regional

Jumlah Kab/Kota yang dibangun TPA Regional

Kab/Kota

3

3

4

5

3

11

Infrastruktur Tempat Pemrosesan Akhir Sampah

Jumlah Kab/kota yang dibangun TPA

Kab/Kota

75

40

16

20

12

163

3.835

5.466

6.894

9.077

10.373

35.645

ANGGARAN (RP.Milyar )

Terdapat pemb.
infrastruktur di
kab/ kota yang
berulang

Sumber : Renstra Ditjen Cipta Karya 2015 -2019

III - 21
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

3.1.2. Arahan Penataan Ruang
1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun dan disahkan
dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN).Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk
ditindaklanjuti ke dalam RPIJM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a.

Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN); kriteria penetapannya adalah :
(i).

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
internasional,

(ii).

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa
provinsi,dan/atau;

(iii).

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

Berdasarkan kriteria tersebut, telah ditetapkan pusat kegiatan nasional (PKN)
di Provinsi Bali, meliputi kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar dan
Tabanan (Kawasan Perkotaan Sarbagita).
b.

Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW); kriteria penetapannya adalah :
(i).

Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,

(ii).

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa
kabupaten, dan/atau

(iii).

Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

Berdasarkan kriteria penetapan pusat kegiatan wilayah (PKW) seperti
tersebut di atas , telah ditetapkan pusat kegiatan wilayah (PKW) di Provinsi Bali,
meliputi Kota Singaraja, Kota Negara, dan Kota Semarapura.
c.

Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN); kriteria penetapannya
adalah:
(i).

Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga;

(ii).

Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional
yang menghubungkan dengan negara tetangga;

III - 22
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

(iii).

Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau

(iv).

Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

Berdasarkan kriteria penetapan pusat kegiatan strategis nasional (PKSN)
seperti tersebut di atas, maka dalam RTRWN belum ada ditetapkan pusat kegiatan
strategis nasional (PKSN) di Provinsi Bali.
d.

Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN); kriteria penetapannya dilakukan
berdasarkan kepentingan:
(i).

(ii).

(iii).

Pertahanan dan keamanan, dengan kriteria :


diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan
pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional;



diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri sistem pertahanan, atau



merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil
terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau
laut lepas.

dan

Pertumbuhan ekonomi, dengan kriteria :


memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;



memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi nasional;



memiliki potensi ekspor;



didukung
ekonomi;



mememiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;



berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional
dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional;



berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau



ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

jaringan

prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan

Sosial dan budaya; dengan kriteria :

III - 23
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

(iv).

(v).



merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya nasional,



merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati
diri bangsa,



merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi
dan dilestarikan;



merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional;



memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau



memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.

Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi; dengan
kriteria:


diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis
nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir;



memiliki sumber daya alam strategis nasional;



berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa;



berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau



berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dengan kriteria:


merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati;



merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan
bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir
punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau
dilestarikan;



memberikan perlindungan keseimbangan tataguna air yang setiap
tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara;



memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;



menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;



rawan bencana alam nasional;



sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

Berdasarkan kriteria penetapan kawasan strategis nasional (KSN) seperti
tersebut di atas, maka dalam RTRWN telah ditetapkan kawasan strategis nasional

III - 24
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

(KSN) di Provinsi Bali berdasarkan kepentingan pertumbuhan ekonomi, meliputi
kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Kawasan Perkotaan
Sarbagita).
Kawasan perkotaan Sarbagita ini disamping ditetapkan sebagai pusat
kegiatan nasional (PKN) juga merupakan kawasan strategis nasional (KSN) yang
diprioritaskan penataan ruangnya karena dalam lingkup nasional mempunyai
pengaruh sangat penting terhadap ekonomi.
2. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Bali telah ditetapkan melalui
Perda Provinsi Bali No.16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Bali Tahun 2009 – 2029. Arahan RTRW Provinsi Bali.Beberapa arahan yang
harus
diperhatikan
dari
RTRW
Provinsi
untuk
penyusunan
RPI2-JM
Kabupaten/Kota,meliputi rencana struktur ruang, rencana pola ruang, serta strategi
operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang
Cipta Karya.
A. Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Bali
Rencana struktur ruang wilayah provinsi, mencakup: sistem perkotaan yang
berkaitan dengan kawasan perdesaan (sistem perkotaan, dan sistem perdesaan);
serta sistem jaringan prasarana wilayah.
Rencana pengembangan sistem perkotaan berdasarkan fungsi, mencakup:
a.

Pusat Kegiatan Nasional (PKN) terdiri dari Kawasan Perkotaan Denpasar–
Badung–Gianyar–Tabanan (Sarbagita);

b.

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) terdiri dari Kawasan
Perkotaan
Singaraja, Kawasan Perkotaan Semarapura dan Kawasan Perkotaan Negara;

c.

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari Kawasan Perkotaan Bangli, Kawasan
Perkotaan Amlapura, dan Kawasan Perkotaan Seririt; dan

d.

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri dari kawasan-kawasan perkotaan
Gilimanuk, Melaya, Mendoyo, Pekutatan, Lalanglinggah, Bajera, Megati,
Kerambitan, Marga, Baturiti, Penebel, Pupuan, Petang, Nusa Dua,
Tampaksiring, Tegalalang, Payangan, Sampalan, Banjarangkan, Dawan, Susut,
Tembuku, Kintamani, Rendang, Sidemen,
Manggis,
Padangbai,
Abang,
Bebandem, Selat, Kubu, Tianyar, Gerokgak, Busungbiu, Banjar, PancasariCandikuning, Sawan,
Kubutambahan, Tejakula,
Celukan Bawang,
Pengambengan.

Rencana pengembangan sistem perdesaan, mencakup:

III - 25
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

a.

Pengembangan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) sebagai pusat permukiman
dan kegiatan sosial ekonomi yang melayani kegiatan skala antar desa; dan

b.

pengembangan kawasan agropolitan yang mendorong tumbuhnya kota
pertanian melalui berjalannya sistem dan usaha agribisnis untuk melayani,
mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) di
wilayah sekitarnya;

Sebaran PPL ditetapkan dalam RTRW kabupaten/ kota. Sebaran kawasan
agropolitan, mencakup: Kawasan Agropolitan Catur di Kabupaten Bangli; Kawasan
Agropolitan Candikuning di Kabupaten Tabanan; Kawasan Agropolitan Payangan di
Kabupaten Gianyar; Kawasan Agropolitan Melaya di Kabupaten Jembrana,
Kawasan Agropolitan Sibetan di Kabupaten Karangasem; Kawasan Agropolitan
Petang di Kabupaten Badung; dan Kawasan Agropolitan Nusa Penida di Kabupaten
Klungkung. Kawasan perdesaan lainnya yang mempunyai potensi sistem agribisnis
terpadu, dapat dikembangkan sebagai kawasan agropolitan promosi.
Rencana sistem jaringan prasarana wilayah, mencakup:
a.

sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama;

b.

sistem jaringan prasarana lainnya, mencakup : sistem jaringan energi;sistem
jaringan telekomunikasi;sistem jaringan sumber daya air; dan sistem jaringan
prasarana lingkungan.

Rencana sistem jaringan trasportasi yang secara tidak langsung terkait
dengan kegiatan Bidang Cipta Karya adalah pengembangan sistem jaringan
trasportasi darat, khususnya pengembangan jaringan jalan nasional, dan
pengembangan jaringan jalan provinsi. Pengembangan jaringan jalan nasional
dapat berupa jalan bebas hambatan, jalan arteri primer, dan jalan kolektor primer.
Pengembangan jaringan jalan provinsi dapat berupa jalan kolektor primer dan
jalan strategis provinsi.
Pengembangan jalan nasional sebagai jalan bebas hambatan antar kota,
mencakup: Kuta–Tanah Lot–Soka; Canggu–Beringkit–Batuan–Purnama; Tohpati–
Kusamba–Padangbai; Pekutatan–Soka; Negara–Pekutatan; Gilimanuk–Negara; dan
Mengwitani–Singaraja. Pengembangan jalan nasional sebagai jalan bebas
hambatan dalam kota mencakup: Serangan–Tanjung Benoa; Serangan–Tohpati;
Kuta–Bandar Udara Ngurah Rai; dan Kuta–Denpasar–Tohpati. Pengembangan jalan
nasional sebagai jalan arteri primer,mencakup:Gilimanuk–Negara–Pekutatan–
Soka–Antosari–Tabanan–Mengwitani;
Mengwitani–Denpasar–Tohpati–Dawan–
Kusamba–Angantelu–Padangbai; Tohpati Sanur–Pesanggaran–Pelabuhan Benoa;
dan Pesanggaran – Tugu Ngurah Rai – Bandara Ngurah Rai. Pengembangan jalan
kolektor
primer
nasional sebagai jalan kolektor primer, meliputi : Jalan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup ruas jalan: Denpasar–Tohpati –

III - 26
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)
Kabupaten Badung 2015 -2019

HASIL REVIEW TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Sakah–Blahbatuh–Semebaung–Gianyar–Sidan–Klungkung–Gunaksa; Cekik–Seririt–
Singaraja–Kubutambahan–Amed–Amlapura