BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR - DOCRPIJM 150486363607 BAB IV RENCANA PROGRAM INESTASI INFRASTRUKTUR

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

BAB IV
RENCANA PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR

4.1

RENCANA PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia. Pemerintah berusaha
memberikan akses kepada masyarakat untuk memperoleh permukiman yang
layak, aman, nyaman, damai, sejahtera dan berkelanjutan. Sehingga Pemerintah
Kabupaten Sintang telah merencanakan dan mempersiapkan beberapa Kawasan
Siap Bangun (Kasiba) dan telah ditindaklanjuti dengan mengundang Perusahaan
Pengembang Perumahan dan Permukiman.
Pertumbuhan penduduk telah menimbulkan tekanan terhadap ruang dan
lingkungan untuk kebutuhan perumahan permukiman. Masih banyaknya
masyarakat yang belum mempunyai rumah tinggal membuat Pemerintah
Kabupaten Sintang menyusun rencana pengembangan permukiman baru dengan

mempersiapkan beberapa Kasiba berikut kelengkapan sarana dan prasarana
dasar seperti perumahan yang layak, sehat, terjangkau sarana dan prasarana
pendukung seperti jalan, drainase, jaringan air bersih, dll dengan tetap
memperhatikan tata guna lahan dan rencana tata ruang wilayah pada beberapa
kecamatan, khususnya bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, Pegawai Negeri
Sipil (PNS/TNI/Polri).
Selain itu masih terdapat ratusan desa tertinggal dan terisolir yang
membutuhkan perhatian besar dengan upaya percepatan pembangunan untuk
menyeimbangkan pembangunan dan mengurangi kesenjangan antar wilayah
serta meningkatkan kualitas kehidupan.
4.1.1 Petunjuk Umum
Pengembangan perumahan permukiman di Kabupaten Sintang pada hakekatnya
adalah untuk mewujudkan kondisi yang layak huni (livable), aman, nyaman,
damai,

sejahtera,

berkelanjutan

dan


berwawasan

lingkungan

dengan

memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat setempat khususnya

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 1

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

bagi desa tertinggal dan terisolir di daerah yang perlu melalui pembangunan
prasarana dan sarana dasar dan penyehatan lingkungan perumahan terutama
untuk wilayah strategis, cepat tumbuh potensial perkembangan optimal untuk
menggerakkan semua sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhannya
dalam maningkatkan pertumbuhan ekonomi, penangulanggan kemiskinan

melalui penciptaan lapangan kerja di lingkungan yang sehat.
4.1.2. Profil Pembangunan Permukiman
4.1.2.1. Kondisi Umum
4.1.2.1.1 Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman
Infrastruktur darah Kabupaten Sintang saat ini masih belum terbangun dengan
baik sehingga jaringan jalan merupakan salah satu prioritas pembangunan di
Kabupaten Sintang. Kondisi jalan kabupaten yang beraspal baru sekitar 404,12
km dari total panjang jalan 2.428,93 km, sisanya merupakan jalan berbatu
(924,78 km) dan jalan tanah (574,16 km). Kondisi jalan ini kontribusi bagi
peningkatan perekonomian Kabupaten Sintang.
Panjang jalan kecamatan dan jalan desa seluruhnya sepanjang 1761,79 km
namun yang baru sekitar 169,45 yang beraspal. Sebagian besar prasarana jalan
yang ada merupakan jalan tanah. Rata-rata jalan untuk menuju ibu kota
kecamatan sudah dibangun, tetapi kondisi cukup memprihatinkan. Jaringan
jalan untuk menuju desa-desa strategis pada saat ini masih banyak yang belum
dibangun.
Demikian pula dengan infrastruktur pertanian dan pengairan yang belum
berfungsi secara maksimal. Di Kota Sintang infrastruktur air bersih yang dikelola
PDAM Sintang juga belum memadai, dimana tempat pengelolaan air tidak
berfungsi secara efektif.

Tabel 4.1: Panjang Jalan Negara, Propinsi dan Kabupaten Tahun 2015 (km)
Keadaan
Jenis Permukaan
a. Aspal
b. Kerikil
c. Tanah
d. Tidak diperinci
Kondisi Jalan

Negara
201,07
-

Propinsi

Kabupaten

94,1
3
83,17

-

390,25
86,50
1.984,02
13,85

Jumlah
715,32
86,50
2.067,19
13,85

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 2

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Keadaan

a. Baik
b. Sedang
c. Rusak
Kelas Jalan
a. Kelas I
b. Kelas II
c. Kelas III
Kelas 3A
Kelas 3B
Kelas 3C
d. Tidak diperinci

Negara
149,94
28,81
10,02

Propinsi
50,5
68,3

54,8

Kabupaten
404,12
924,78
574,16

Jumlah
604,56
1021,89
987,32

-

-

-

-


100
50
44,86
-

-

90
40
1000
-

190
90
1044,86
-

Sumber: Kabupaten Sintang Dalam Angka, 2015

Juga kebutuhan listrik untuk saat ini upaya pemerintah untuk memenuhi

kebutuhan tenaga listrik melalui fasilitas PLN masih belum terpenuhi secara
merata bagi seluruh masyarakat di 391 desa di Kabupaten Sintang. Sampai tahun
2015 jumlah Desa yang mempunyai aliran listrik baru mencapai 171 Desa
(38,80%). Hal ini, selain disebabkan oleh lokasi desa yang terpencar dan
terpencil, juga oleh kemampuan pasokan listrik yang terbatas di akibatkan
persoalan pendanaan PLN.
Pemakai angkutan darat di Kabupaten Sintang dari tahun ke tahun semakin
meningkat. Namun demikian, peningkatan kebutuhan angkutan darat tersebut
tidak diiringi dengan peningkatan jumlah, kualitas prasarana dan sarana yang
memadai.
Sedangkan untuk angkutan udara di Kabupaten Sintang sebenarnya sudah
memiliki Bandar udara Susilo yang selama ini melayani rute penerbangan yang
menuju ke Pontianak atau Ibukota Provinsi. Mengingat fasilitas dan kapasitas
bandara akan ditingkatkan, maka sekarang ini bandara Susilo akan direlokasi ke
KecamatanTebelian.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 3

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang

Cipta Karya Kabupaten Sintang

Gambar 4.1: Peta Perencanaan Kota Sintang
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 4

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Gambar 4.2: Peta Tata Guna Lahan di Kota Sintang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 5

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Gambar 4.3: Rencana Jalan Kabupaten Sintang
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 6


Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Pelayanan air bersih di Kabupaten Sintang masih belum sepenuhnya
terpenuhi dan terkonsentrasi di kawasan kota Sintang dan ibu kota kecamatan.
Sedangkan di kawasan pedesaan masih banyak desa yang belum terjangkau
pelayanan air bersih. Pada tabel berikut ini adalah kondisi PSD Air Minum di
Kabupaten Sintang.
Tabel 4.2. Kondisi PSD Air Minum
No
(1)
1

2

3

4

5

6

7

8

9

(1)
10

11

Kecamatan
/Sumber Air
(2)
Sintang
- Tertung
- Bantuk
Tempunak
- Gn. Mali
- Repak
Sepauk
- Sekubang
- Nanga Libau
- Sekujam Timbai
Ambalau
- Kepala Jungai
- Buntut Sabun
- Tanjung Andan
- Buntut Pimpin
- Nanga Menakon
- Nanga Sake
Dedai
- Baras
- Taok
- Riguk
Kayan Hilir
- Mentunai
- Tuguk
Kayan Hulu
- Lintang Tambuk
- Riam Muntik
- Entogong
Serawai
- Karya Jaya
- Tontang
- Begori
Kelam Permai
- Bengkuang
- Pelimping
- Sungai Pukat
(2)
Sungai Tebelian
- Rarai
- Manter
- Nobal
Binjai Hulu

(4)

Kap.
Sampai di
Tempat
(L/det)
(5)

Jarak
Sumber
ke IKK
(m)
(6)

2,5
2,25

3
3

2
1,75

5
8

Bagus
Bagus

5
5

6
6

4,5
4,6

17
13

Bagus
Sedang

2,5
3
3

4
4
4

1
1
0,50

10
20
17

Rusak
Rusak
Sedang

10
9
9
8
10
9,5

5
4
5
6
4
3

3
1
2
2
1
0,5

50
50
40
30
25
22

Rusak
Rusak
Rusak
Rusak
Rusak
Rusak

7
5
6

8
8
8

1
1,25
0,75

10
12
10,25

Sedang
Sedang
Sedang

9
9

5
5

1
1,5

44
25

Rusak
Rusak

7
4
6

5
5
5

2
2
1,75

10
33
5

Rusak
Rusak
Rusak

10
10
10

8
8
8

3
2,5
2,75

25
10
5

Rusak
Rusak
Rusak

5
5
5
(3)

4
4
4
(4)

3
3,5
3
(5)

9
8
11
(6)

Sedang
Sedang
Sedang

10
10
9

9
9
9

8,5
8,75
8,5

10
5
7,5

Bagus
Bagus
Bagus

Kapasita
s Sumber
(L/det)

Kap.
Terpasang
(L/det)

(3)

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 7

Kondisi
(7)

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

12

13

14

15

(4)
5
5
5

Jarak
Sumber
ke IKK
(m)
(6)
2
5
12

10
10
9
10

8
9
8
9

4
2
3
2

75
30
45
1,5

Rusak
Rusak
Rusak
Rusak

10
10
10
9

8
8
8
8

4
3,75
3,25
2,5

75
60
40
2,25

Rusak
Rusak
Rusak
Rusak

8
6
7
8

7
7
6
6

2
2,25
1,75
1,25

50
60
75
25

Rusak
Rusak
Rusak
Rusak

58

59

16,5

Kap.
Terpasang
(L/det)

(2)
- Mensiku
- Dak Jaya
- Ampar Bedang
Ketungau Hulu
- Nanga Bayan
- Jasa
- Empura
- Senaning
Ketungau Tengah
- Gut Jaya Bakti
- Wana Bakti
- Panggi Agung
- Wirayuda
Ketungau Hilir
- Setungkup
- Sungai Deras
- Sungai Mali
- Air Nyuruk

(3)
8
9
8

Sintang

No
(1)

Kap.
Sampai di
Tempat
(L/det)
(5)
4,5
4,75
4,25

Kapasita
s Sumber
(L/det)

Kecamatan
/Sumber Air

Kondisi
(7)
Bagus
Bagus
Bagus

Baik

Infrastruktur bidang pendidikan, hingga tahun 2015 sarana pendidikan yang
tersedia jumlah murid (negeri dan swasta) adalah sebagai berikut: TK sebanyak
86 unit dengan murid 3.048 orang, SD 421 Unit denga murid sebanyak 60.485
orang, SLTP 121 unit dengan murid sebanyak 21.026 orang dan SLTA 42 unit
dengan jumlah murid sebanyak 12.902 orang. Di Kabupaten Sintang terdapat
tujuh Perguruan Tinggi, yaitu; Univeritas Kapuas, Universitas Terbuka, Sekolah
Tinggi Theologia Khatulistiwa (STTK), Akademi Keperawatan (Akper), Sekolah
Tinggi

Agama Islam Al-Ma’arif (STAIMA), Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kapuas Raya (STIKARA) serta Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Persada Khatulistiwa Sintang.
Tabel 4.3. Jumlah Sekolah Menurut Jenjang Sekolah
Jenjang Sekolah
SD
SMP/MTs
SMU/MA
SMK

2011/2012
389
91
41
5

2012/2013
389
98
42
6

2013/2014
412
92
36
5

2014/2015
421
121
42
7

Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2015

Tabel 4.4. Perguruan Tinggi di Kabupaten Sintang tahun 2014/2015
No
1
2
3

Perguruan Tinggi
Universitas Kapuas
STKIP
AKPER

Jumlah Mahasiswa
2070
959
110

Tenaga Edukatif
31
97
38

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 8

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

No
4
5
6

Perguruan Tinggi
STTK
STAIMA
STIKARA

Jumlah Mahasiswa
56
18
112

Tenaga Edukatif
26
27
33

Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2015

Infrastruktur dibidang kesehatan, sarana kesehatan yang ada di Kabupaten
Sintang hingga tahun 2015 terdiri dari 2 buah Rumah Sakit, 16 unit puskesmas (6
puskesmas rawat inap dan 10 puskesmas biasa), 80 puskesmas pembantu, 5 unit
balai Pengobatan dan 177 Polindes.
Tabel 4.5. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Jenisnya di Setiap Kecamatan

Kecamatan
Sintang
Sei Tebelian
Kelam Permai
Ketungau Hilir
Ketungau Tengah
Ketungau Hulu
Binjai Hulu
Serawai
Ambalau
Kayan Hilir
Kayan Hulu
Dedai
Sepauk
Tempunak
Jumlah

RSU
3
3

Puskesmas
Rawat
Biasa
Inap
3
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
14
6

Pustu

Pondok
Bersalin

Posyandu

1
10
5
8
7
7
2
3
6
5
5
5
10
9
83

10
18
10
10
13
9
8
12
10
13
14
17
16
18
180

-

Sumber : Kabupaten Dalam Angka, 2015

Sedangkan Infrastruktur keagamaan khususnya sarana ibadah berjumlah 1.401
unit dengan rincian sebagai berikut: Mesjid sebanyak 217 unit, surau 346 unit,
Gereja Katolik 582 unit, Kapel 11 Unit, Gereja Protestan 404 Unit, Vihara 4 unit
dan Pure 3 Unit.
4.1.2.1.2 Parameter Teknis Wilayah
Hal-hal

yang

menjadi

parameter

teknis

wilayah

pada

bidang

pengembangan/pembangunan permukiman adalah:
• Luas daerah pengembangan permukiman
• Jumlah Penduduk
• Jumlah Penduduk yang sudah memiliki rumah tinggal dan belum
memilik rumah tinggal
• Jarak permukiman terhadap akses ekonomi dan sosial

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 9

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

• Ketersediaan jaringan prasarana dan sarana dasar seperti air minum
dan listrik
• Kelengkapan prasarana dan sarana pendukung
• Lapangan pekerjaan yang mungkin dapat diperoleh di sekitar lokasi
pengembangan permukiman
4.1.2.1.3 Aspek Pendanaan
Kemampuan

masyarakat

di

Kabupaten

Sintang

yang

secara

umum

berpenghasilan rendah dengan tingkat pendapatan perkapita Rp. 8.261.923,00
(2010) meningkat menjadi Rp. 9.430.734,00 (2015) membuat masyarakat
memerlukan bantuan pembangunan sarana dan prasarana dasar permukiman.
Pemerintah Kabupaten Sintang menyediakan dana pendamping untuk setiap
usulan program dan kegiatan bidang Keciptakaryaan yang bersumber dari dana
Pemerintah Pusat, Provinsi dan bantuan pihak swasta.
4.1.2.1.4 Aspek Kelembagaan
Pengelolaan Prasarana dan Sarana Dasar Bidang Permukiman di Pemerintahan
Kabupaten Sintang oleh Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah bekerja sama
dengan Kantor Kebersihan dan Kebakaran dan Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Sintang. Pemerintah Kabupaten Sintang juga telah menjalin
kerjasama dengan Perumnas, Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat dan
swasta untuk berpartisipasi dalam penanganan PSD permukiman.
4.1.2.2 Sasaran
Pengembangan Perumahan dan Permukiman ditujukan bagi masyarakat yang
membutuhkan dan berpenghasilan rendah dan bagi PNS/TNI/ Polisi yang belum
mempunyai rumah tinggal, sehingga:


Meningkatkan kondisi perumahan permukiman yang layak huni



Meningkatkan jumlah penduduk yang memiliki rumah tinggal sehat



Meningkatkan pemanfaatan dan pengendalian ruang



Terintegrasikannya

rencana

tata

ruang

wilayah/kawasan

untuk

menjamin keterpaduan dan keberlanjutan pembangunan


Meningkatnya

kualitas

sistem

Pengembangan

dan

Perencanaan

Pembangunan Daerah

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 10

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang



Tersusunnya

rencana

tata

ruang

wilayah/kawasan

strategis

bagi

pengembangan wilayah


Terciptanya

Pengembangan

kawasan

agropolitan,

agribisnis,

penguatan rantai pasokan bagi industri perdesaan
4.1.3 Permasalahan Pembangunan Permukiman
4.1.3.1 Analisa Permasalahan, Alternatif Pemecahan dan
Rekomendasi
4.1.3.1.1 Permasalahan Pembangunan Permukiman
Permasalahan

yang

dijumpai

dalam

hal

penyediaan

rumah tinggal di

Kabupaten Sintang yakni:


Kemampuan ekonomi masyarakat di Kabupaten Sintang yang masih
rendah.



Pembebasan lahan yang belum selesai

4.1.3.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah
Beberapa altematif pemecahan Masalah dan Rekomendasi yang mungkin dapat
dilaksanakan yakni:


Usaha untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat



Penciptaan lapangan kerja baru



Mengupayakan pembebasan lahan



Pengadaan subsidi untuk pengadaan rumah tinggal



Mempermudah

ijin

pendirian

rumah

tinggal

di

kawasan

pengembangan permukiman
4.1.4 Usulan Pembangunan Permukiman
Mengingat besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan prasarana dan
sarana dasar bagi kawasan permukiman dan dengan kemampuan keuangan
pemerintah daerah yang terbatas, maka Pemerintah Kabupaten Sintang
mengusulkan realisasi pembangunan permukiman khususnya bagi masyarakat
tertinggal dan terisolir agar dapat dibantu oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 11

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

4.1.4.1 Sistem Infrastruktur Permukiman yang Diusulkan
Sistem yang diusulkan bagi pengembangan permukiman yakni; Suatu sistem
Infrastruktur Permukiman yang pembangunan prasarana dan sarana dasar yang
layak, sehat, berwawasan lingkungan yang dilengkapi dengan infrastruktur
pendukung seperti rumah ibadah, sekolah, rumah sakit/puskesmas, dan dekat
dengan transportasi jalan.
4.1.4.2 Usulan dan Prioritas Program Pembangunan PS Permukiman
Untuk mewujudkan Pembangunan Prasarana dan Sarana Permukiman maka
Pemerintah

Kabupaten

Sintang

telah

memprogramkan

pembangunan

permukiman yang meliputi:
• Program Pembangunan Infrastruktur perdesaan;
• Program Perbaikan Perumahan akibat Bencana Alam/Sosial;
• Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan;
• Program Tanggap Darurat Jalan dan Jembatan;
• Program Pembangunan Jalan dan Jembatan;
• Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan;
• Program Kerjasama Pembangunan
4.1.4.3 Usulan dan Prioritas Proyek Infrastruktur Pembangunan
Usulan dan prioritas program pembangunan permukiman disusun berdasarkan
paket-paket fungsional dan sesuai dengan prioritas penanganan yang meliputi
kegiatan:
• Pembangunan Prasarana dan Sarana Jalan,
• Pembangunan Prasarana dan Sarana Saluran Air Hujan/Drainase
• Pembangunan Prasarana dan Sarana Jaringan Air Minum
• Pembangunan Prasarana dan Sarana Sistem Pengelolaan Air Limbah.
Seperti yang diperlihatkan pada lampiran.
4.2 RENCANA PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang
diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang,
terutama untuk mewujudkan terselenggaranya penataan bangunan yang tertib,
fungsional, andal, efisien, produktif, berjati diri, dan berwawasan lingkungan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 12

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

sehingga dapat memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi tanpa
meninggalkan arsitektur budaya lokal pada bangunan gedung yang dilindungi
dan dilestarikan dengan tetap memanfaatkan dan mengembangkan teknologi
dan rekayasa bangunan gedung untuk menunjang

pembangunan yang

berkelanjutan di Kabupaten Sintang.
Rencana Investasi Penataan Bangunan harus mengacu kepada Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Sintang yang merupakan acuan spasial bagi
pengembangan wilayah yang diwujudkan dalam rencana struktur dan pola
pemanfaatan ruang kabupaten Sintang sebagai wilayah perencanaan dan juga
mengacu

pada

pedoman

penyusunan

RTRW

Kabupaten

dalam

Kepmenkimpraswil No 327 Tahun 2002.
Rencana Struktur Penataan Bangunan menggambarkan susunan unsur-unsur
pembentuk bangunan dan lingkungan dalam struktur ruang kabupaten. Rencana
Pola Penataan Bangunan menggambarkan letak, ukuran, fungsi dari kegiatan
pembangunan terhadap individu, sosial masyarakat dan lingkungan.
4.2.1 Petunjuk Umum
Visi Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung
dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, dengan misi memberdayakan
masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni,
berjati diri, serasi dan selaras dengan lingkungan, sehingga masyarakat lebih
mandiri dalam penataan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.
Rencana Investasi Penataan Bangunan dan Lingkungan ini meliputi:
• Penyelenggaraan penataan bangunan gedung dan lingkungan yang tertib,
fungsional, andal dan efisien
• Penyelenggaraan penataan lingkungan permukiman agar produktif dan
berjati diri
• Penyelenggaraan penataan dan revitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat
memberikan nilai tambah fisik, sosial dan ekonomi
• Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan untuk mewujudkan
dan melestasrikan arsitektur dan ciri khas budaya lokal
• Pengembangan teknologi

dan

rekayasa

arsitektur untuk

menunjang

investasi dan pembangunan yang berkelanjutan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 13

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

4.2.1.1 Penataan Bangunan
Konsep penataan bangunan dilakukan melalui pendekatan perbaikan kawasan
tertinggal dan kumuh dengan peningkatan kualitas bangunan permukiman yang
terdiri dari 2 (dua) model, yakni:


Konsep

Preventif

bertambahnya

(Pencegahan),

bangunan

dengan

di

lokasi

dari

desa

mengurangi/
perumahan

menghambat

kumuh,

yang

mencakup:
➢ Pengendalian

migrasi

ke

kota

dengan

mendorong

pembangunan dan penciptaan lapangan kerja di pedesaan
➢ Penegakan hukum/regulasi yang terkait dengan IMB
➢ Penertiban, revitalisasi, dan pemindahan dengan cara yang manusiawi
dan partisipatif


Konsep

Kuratif

(Penanggulangan),

dengan

memecahkan

persoalan

bangunan pada permukiman kumuh secara fisik maupun sosial ekonomi
masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, yang mencakup:
➢ Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan
➢ Pemberdayaan usaha pengembangan ekonomi lokal dan penciptaan
lapangan kerja.
Penataan bangunan dilakukan dengan tetap mempertahankan jati diri beberapa
bangunan bernilai historis. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan
untuk merevitalisasi kawasan dan bangunan agar dapat memberikan nilai
tambah fisik, sosial dan ekonomi masyarakat agar tercapai kesejahteraan yang
lebih baik.
4.2.1.1.1 Permasalahan Penataan Bangunan
Permasalahan dan tantangan yang sering dihadapi Pemerintah Kabupaten
Sintang dalam Penataan Bangunan yakni:


Pemerintah Kabupaten Sintang belum memiliki Perda yang lengkap tentang
Bangunan Gedung, Sehingga tidak ada landasan hukum yang kuat untuk
diterapkan kepada pemilik bangunan yang tidak layak/tidak memenuhi
syarat.



Adanya masyarakat yang membangun gedung tanpa melihat Rencana Tata
Ruang/Bangunan dan Lingkungan.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 14

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang



Belum adanya penataan ulang untuk kawasan-kawasan yang telah
terdegradasi.



Belum adanya konsep detail rencana detail penanganan kawasan kumuh dan
kawasan permukiman.

4.2.1.1.2 Landasan Hukum
Peraturan yang digunakan sebagai landasan hukum Penataan Bangunan:


UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung



UU No. 4/1992 tentang Perumahan dan Permukiman, yang menggariskan
bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman secara menyeluruh,
terpadu, bertahap dan mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)



PP No. 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No.28/2002, bahwa
semua bangunan Gedung harus layak fungsi tahun 2010 dan mengamanatkan
penyelenggaraan Bangunan Gedung merupakan kewenangan Pemerintah
Daerah dan hanya bangunan gedung Negara yang merupakan kewenangan
pusat

4.2.1.2 Penataan Lingkungan
Hampir disetiap pedesaan diwilayah Kabupaten Sintang terdapat kawasan
kumuh yang berdampak pada lingkungan tidak sehat sehingga perlu ditata ulang
diantaranya terdapat permukiman tradisional yang bersejarah agar tampak asri
dan selaras dengan lingkungan. Penataan lingkungan perumahan permukiman
dikembangkan dengan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat sehingga
bernilai ekonomis dan berpotensi wisata dan tetap menyediakan kawasan hijau
sebagai daerah resapan air dan daerah tangkapan gas karbon dioksida di udara.
4.2.1.3 Kebijakan, Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di
Kabupaten Sintang
Pemerintah Kabupaten Sintang menyaring dan memperketat pembangunan
bangunan gedung yang andal dan layak huni saat pengusulan Ijin Mendirikan
Bangunan (IMB). Kebijakan lain yang diambil Pemerintah Kabupaten Sintang
diantaranya:
• Sosialisasi kepada masyarakat tentang bangunan gedung dan lingkungan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 15

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

• Pengembangan Kasiba dan Lisiba untuk daerah yang berpotensi strategis
bagi pertumbuhan kota di beberapa kecamatan
• Meningkatkan kualitas lingkungan dengan program reboisasi
• Menjalin kemitraan dengan kabupaten tetangga dan dengan pihak swasta
dalam penataan lingkungan
• Mempertahankan bangunan berciri khas dan karakteristik arsitektur yang
menunjukkan jati diri daerah
4.2.2 Rincian Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
4.2.2.1 Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Penataan Bangunan dan Gedung masih banyak diiaksanakan tidak menurut
aturan yang berlaku terutama di daerah rawan bencana. Sebagian bangunan
gedung yang berdiri di Kabupaten Sintang saat ini merupakan bangunan lama
yang sebagian diantaranya ada yang sudah direvitalisasi dan direnovasi. Tetapi
kebanyakan bangunan yang berdiri sekarang merupakan bangunan baru.
Bangunan lama yang sudah ketinggalan dan tidak bernilai ekonomis dan tidak
sejalan dengan perkembangan permukiman dan perluasan lahan dibiarkan tidak
tertata karena banyak dihuni masyarakat yang tidak mampu dan berpenghasilan
rendah.
4.2.3 Permasalahan yang Dihadapi
4.2.3.1 Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten Sintang
ditujukan untuk bangunan-bangunan yang tidak mengacu kepada RTRW
Kabupaten Sintang di kawasan kumuh, tertinggal dan terisolir dengan tetap
melestarikan budaya lokal sehingga tercipta lingkungan yang sehat, asri, aman,
nyaman, lestari dan berwawasan lingkungan.
4.2.3.2 Rumusan Masalah
Permasalahan di Bidang Penataan Bangunan Gedung:


Perda pendukung dalam penataan tentang Bangunan Gedung sebagai
landasan hukum untuk menilai dan menata bangunan yang tidak layak dan
tidak memenuhi syarat belum ada

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 16

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang



Banyak pembangunan bangunan gedung tanpa memperhatikan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan



Pemerintah memerlukan dana untuk penataan bangunan dalam skala besar

Permasalahan di Bidang Penataan Lingkungan


Pembebasan lahan yang bermasalah untuk penataan lingkungan



Terjadinya degradasi kawasan strategis dan bernilai ekonomis



Permukiman tradisional yang berpotensi ekonomi dan wisata untuk
dikembangkan tetapi dibiarkan kumuh

Permasalahan di Bidang Pemberdayaan Masyarakat:


Kondisi kelembagaan komunitas yang masih mengandalkan kekerabatan dan
nilai sejarah kadang jadi kendala bagi masyarakat yang ikut berperan serta
tetapi diluar komunitas tersebut



Secara umum masyarakat masih berperan pasif dan menunggu



Ketidaksanggupan pembiayaan penataan bangunan oleh masyarakat
berkemampuan rendah

4.2.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi
4.2.4.1 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Setelah ditelusuri dan dianaiisa lebih dalam, didapat bahwa permasalahan
penataan bangunan gedung dan lingkungan yang sesungguhnya adalah:


Pemerintah Kabupaten Sintang memerlukan dana yang besar untuk penataan
dan revitalisasi kawasan akibat ketidakmampuan masyarakat daerah hunian
yang secara umum tidak mampu. Dilain pihak Pemerintah cuma punya dana
yang terbatas



Tidak adanya dasar hukum yang jelas untuk digunakan Pemerintah
Kabupaten Sintang sebagai dasar dalam menata/merevitalisasi bangunanbangunan dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat



Kondisi masyarakat yang masih banyak yang tertinggal dari segi ekonomi dan
pendidikan, sehingga masyarakat tidak bersedia ikut program penataan dan
revitalisasi mengingat nilai sejarah kekerabatan yang masih tinggi yang
diwarisi turun temurun

4.2.4.2 Rekomendasi

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 17

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Dari analisis permasalahan yang ada di Kabupaten Sintang:


Sosialisasi pemahaman tentang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
kepada masyarakat terutama masyarakat pemilik gedung dan lahan yang
akan ditata untuk meningkatkan partisipasi masyarakat



Perlunya pengusulan dana kepada Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi perihal bantuan dana untuk penataan bangunan gedung dan
lingkungan di Kabupaten Sintang

4.2.5 Program Usulan
4.2.5.1 Usulan dan Prioritas Program
Agar terwujud Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten
Sintang, maka pemerintah telah memprogramkan penataan permukiman yang
meliputi:


Program Lingkungan Sehat Perumahan



Program Pengendalian Banjir



Program Perencanaan Tata Ruang



Program Pemanfaatan Tata Ruang



Program Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang

4.2.5.2 Usulan dan Prioritas Proyek Penataan Bangunan Gedung dan
Lingkungan
Usulan dan prioritas Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten
Sintang disusun setelah memperhatikan fungsionalisasi proyek dan urutan
prioritas penanganan yang terprogram dalam setiap kegiatan yang diperlihatkan
pada lampiran.
4.2.5.3 Pembiayaan Proyek Penataan Bangunan Lingkungan
Rencana pembiayaan Proyek Penataan Bangunan dan Lingkungan TA 2015
seperti disajikan pada lampiran.
4.3

RENCANA SUB BIDANG PERSAMPAHAN

Dalam rangka mencapai masyarakat hidup sehat, sejahtera, dan lingkungan yang
bersih dari sampan maka Pemerintah kabupaten Sintang ingin meningkatkan
jumlah

sampan

terangkut,

meningkatkan

kinerja

pengetolaan

Tempat

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 18

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Pembuangan Akhir (TPA) Sampah yang berwawasan ramah lingkungan di
beberapa titik setiap kecamatan seperti di TPA Sintang.
4.3.1 Petunjuk Umum
Berdasarkan Permen PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) dapat
meliputi:


Pengurangan sampah semaksimal mungkin dimulai dari sumbernya



Peningkatan peran aktif masyarakat umum terutama masyarakat di sekitar
TPS dan TPA dan usaha/swasta sebagai mitra pengelolaan



Peningkatan

cakupan

pelayanan

dan

kualitas

system

pengelolaan

persampahan.


Pengembangan dan pembangunan system pengelolaan persampahan yang
terpadu

Berdasarkan standar Cipta Karya bahwa 2-3 liter/orang/hari adalah yang
dihasilkan oleh tiap orang sehingga perlu diperhatikan ketersediaan lahan bagi
penempatan TPS atau TPA. Berdasarkan standar tersebut untuk 3000 jiwa
penduduk dibutuhkan 400m2 lahan persampahan.
4.3.2 Rincian Pengelolaan Persampahan
Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Sintang meliputi;


Pengelolaan berskala individual, biasanya sampah organik rumah tangga dan
sampah pabrik/perusahaan yang mempunyai mesin pengolah sampah
seperti pada pabrik pengolahan kelapa sawit



Skala

Kawasan/Lingkungan.

Pemerintah

Kabupaten

Sintang

sudah

mentargetkan membangun Tempat Penampungan Sementara (TPS) Untuk
Setiap Kawasan


Skala Kabupaten/Kota.

Pengelolaan Persampahan yang dipusatkan di

Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kecamatan Sintang

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 19

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Sampah
Organik
Limbah
Rumah
Tangga

Gedung
Pengelolaan

Pupuk
Kompos

Gedung
Pengelolaan

Sampah
Padat sudah
hancur

D.Truck
TPS

TPA
Sampah
Organik

Gambar 4.4 Contoh Pada Kasus TPA Sintang;
4.3.2.1 Kondisi yang Ada
Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Sintang dilaksanakan oleh Dinas
Kebersihan dan Kebakaran Kabupaten Sintang sesuai dengan tupoksinya dengan
melibatkan peran serta masyarakat.
Untuk efektifitas kerja dan efisiensi pemanfaatan maka dibentuk 5 daerah
pelayanan dengan 3 TPA, yakni:
1. TPA Kec. Sintang, dengan pelayanan 6 kecamatan
2. TPA Kec. Ketungau Tengah dengan pelayanan 4 kecamatan
3. TPA Kec. Kayan Hulu dengan pelayanan 4 kecamatan
Dengan jumlah TPS permanen sebanyak 75 buah, TPS non permanen sebanyak
567 buah, dan jumlah armada persampahan sebanyak 2 unit Truck Sampah, 1
unit Arm Roll Truk dengan 4 Gerobak Arm Roll, 1 Unit Truck Tinja, 2 unit Truck
Penyiram, 4 unit Becak Sampah dan 6 unit Kereta Sampah. Dengan rata-rata
kapasitas pelayanan persampahan mencapai 50,4 ton sampah perhari.
4.3.2.1.1 Pola operasional secara umum
4.3.2.1.2 Sistem Pengelolaan Prasarana yang Ada
Sampah
Organik

Limbah
Rumah
Tangga

Sampah
Organik

TPS

Sampah
Organik

Gedung
Pengelolaan

Pupuk
Kompos

Sampah
Organik

Gedung
Pengelolaan

Sampah
Padat sudah
hancur

TPA

Gambar 4.5 Sistem Pengelolaan Prasarana Yang Ada

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 20

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

4.3.2.2 Sistem Pengelolaan Prasarana Persampahan Yang Ada
Tabel 4.6 Sistem pengelolaan Persampahan di Kabupaten Sintang
No
1

2

3

Uraian
Pengelolaan
Sistem pengelolaan Persampahan di
Kabupaten Sintang ditangani oleh Kantor
Kebersihan dan Kebakaran Kabupaten
Sintang
Teknik Operasional
a. Cakupan Pelayanan
b. Perkiraan Timbunan Sampah
c. Timbunan Sampah Yang Terangkut
- Pemukiman
- Non Pemukiman
- Total
d. Kapasitas Pelayanan TPA

Satuan

Volume

%
M3/hari
M3/hari
M3/hari
M3/hari
M3/hari
M3/hari

25
1000,28
98,10
80,00
18,00
98,00
125,10

e. Kapasitas Pelayanan TPS (TPS, Tong
Plat, Bin Kontainer
f. Kapasitas Pelayanan Pengumpulan
Sampah

M3/hari

100,10

M3/hari

44,00

Rp/thn
Rp/thn
Rp/thn

2 milyard
500 juta
250 juta

Pembiayaan
a. Biaya pengelolaan
- Pengumpulan Sampah
- Pengelolaan Sampah
b. Pendapatan Retribusi

Keterangan

(kapasitas
25000 m3)

total

2 Truck sampah
1 Arm Roll
4 Kontainer

4.3.2.3 Evaluasi Kondisi Sistem Prasarana Yang Ada
Dengan kondisi Prasarana yang ada dan melihat kecukupan dan kapasitasnya
terlihat seperti dibawah:
Tabel 4.7 Evaluasi Kondisi Sistem Prasarana Persampahan tahun 2015
No

Kcmatan

(1)
(2)
1
Stg
2
ST
3
KP
4
BH
5
Spk
6
Tpk
7
KyHi
8
KyHu
9
Srw
10 Amb
11 KetHi
12 KetTe
13 KetHu
14 Dd
Jumlah

DT
(3)
2
2

Arm
Roll
(unit)
(4)
1
1

Beck
Motor
(unit)
(5)
-

Beck
Sampah
(unit)
(6)
10
10

Tong
Plat
(unit)
(7)
10
10

TPS

Container

TPA

Kompos

(unit)
(8)
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
16

(unit)
(9)
3
3

(Ha)
(10)
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15

(unit)
(11)
2
2
2
2
1
1
10

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 21

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Tabel 4.8 Evaluasi Kondisi Sistem Sarana Persampahan tahun 2015
No
I

II

Pengelolaan Prasarana dan
Sarana
MASYARAKAT
1. Perwadahan
a. Tong Plat
b. TPS
c. Kontainer
PEMERINTAH
1. Perwadahan
a. Tong Plat
b. TPS
c. Kontainer
2. Pengumpulan
a. Beca Sampah
b. Beca Motor
3. Penampungan Sementara
a. Kontainer
4. Pengangkutan
a. Dump Truck (DT)
b. Arm Roll Truck
5. Pembuangan Akhir
a. Luas TPA
b. Alat Berat
6. Pengolahan
a. Pengomposan
b. Daur ulang
7. Pengendalian Pencemaran di
TPA
a. Leachate treatment
b. Buffer Zone
c. Saluran Pengumpul Air
Limbah
8. Sarana Penunjang
a. Kantor
b. Bengkel

Satuan

Volume
(unit)

Kapasitas
(m3)

unit
unit
unit

-

-

unit
unit
unit

10
16
3

0,05 m3/unit
1,00 m3/unit
0,05 m3/unit

unit
unit

10
-

1,00 m3/unit
-

unit

3

6,00 m3/unit

unit
unit

2
1

6,00 m3/unit
6,00 m3/unit

unit
unit

10
3

Ha
unit

unit
unit

10
-

Unit
-

Ha
Ha
m’

5
10
25

10 ton
100.000 liter

unit
unit

2
1

Keterangan

4.3.3 Permasalahan Yang Dihadapi
Pertambuhan penduduk yang terus tiada henti dan kemajuan teknologi ikut
memacu pertambahan volume sampah yang dihasilkan akibat peningkatan
kebutuhan/konsumsi masyarakat seperti makanan instan., makanan kaleng, atau
bahan-bahan non organik yang tidak dapat membusuk telah menambah
kesulitan tersendiri dalam pengolahan sampah karena bungkus atau buangan
sisa pembungkus tidak dapat terolah dengan baik sehingga manjadi sampah yang
tidak bermanfaat tanpa adanya upaya untuk mendaur ulang menjadi barangbarang serba guna yang menguntungkan dan dapat menjadi sumber penghasilan
baru bagi masyarakat.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 22

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

4.3.3.1 Sasaran Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan
Sampah
Perlunya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat kabupaten Sintang akan
hidup bersih, sehat , nyaman dan berkelanjutan, sehingga masyarakat dapat
berkerja dengan baik untuk memenuhi kebutuhan ekonominya khususnya di
lingkungan kumuh dan tertingga! khususnya pada pengelolaan persampahan di
setiap Ibu Kota Kecamatan.
4.3.3.2 Rumusan Masalah
1.

Keterbatasan dana APBD Kabupaten Sintang

2.

Keterbatasan alat dan personil pengelola persampahan

3.

Lokasi/medan yang beragam membuat kendala pengelolaan sampah

4.3.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi
4.3.4.1 Analisis Permasalahan
Kemajuan teknologi ikut memacu pertambahan volume sampah yang dihasilkan
akibat peningkatan kebutuhan masyarakat kabupaten Sintang. Semakin
banyaknya konsumsi masyarakat seperti makanan instan, makanan kaleng, atau
bahan-bahan non organik yang tidak dapat membusuk menambah kesulitan
tersendiri dalam hal pengolahan sampah. Mengingat bungkus atau buangan sisa
pembungkus yang tidak dapat terolah dengan baik akan berubah fungsi menjadi
sampah yang tidak bermanfaat.
Selama ini sampah-sampah tersebut terbuang percuma begitu saja menjadi
limbah tanpa ada yang perduli atau memanfaatkannya menjadi industi daur
ulang, dimana sebahagian sampah masih dapat diolah kembali menjadi barangbarang serba guna yang menguntungkan dan dapat menjadi sumber penghasilan
baru bagi masyakat.
Tabel 4.9 Jumlah Produk Sampah per-Hari
Kecamatan
No
1
2
3

Serawai
Ambalau
Kayan Hulu

Luas
Wilayah

Penduduk
(jiwa)

(km2)
2.127,50
6.386,40
937,50

(2006)
21.293
14.566
22.437

Perkiraan
Penduduk
(jiwa)
(2009)
25.000
16.000
23.500

Produk
Sampah
L/hari
(2006)
25.028
26.014
40.818

Perkiraan
Produk
Sampah
L/hari
(2009)

25.666
26.676
41.856

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 23

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Kecamatan
No
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Sepauk
Tempunak
Sei. Tebelian
Sintang
Dedai
Kayan Hilir
Kelam Permai
Binjai Hulu
Ketungau Hilir
Ketungau
Tengah
14
Ketungau Hulu
Jumlah Simulasi
Jumlah Real
Pelayanan

(2006)
42.980
24.834
26.925
53.151
25.624
23.794
14.566
11.013
19.734
26.444

Perkiraan
Penduduk
(jiwa)
(2009)
46.000
26.250
28.500
57.750
26.250
25.250
16.250
12.750
20.250
27.500

Produk
Sampah
L/hari
(2006)
76.808
23.900
24.264
21.088
12.456
14.294
48.184
31.696
44.242
78.372

Perkiraan
Produk
Sampah
L/hari
(2009)

18.850
346.857

20.250
371.500

32.168
525.284
66.100

32.986
538.652
201.994

Luas
Wilayah

Penduduk
(jiwa)

(km2)
1.825,70
1.027,50
526,50
277,05
694,10
1.136,70
523,80
307,65
1.544,50
2.182,40
2.138,20
21.635,00

78.762
24.508
24.882
21.624
12.772
14.658
49.410
32.502
45.370
80.368

Dari 525.284 liter atau 525,284 m3 produk sampah yang dihasilkan setiap hari,
yang dapat dilayani baru sebanyak 66,10 m3 per hari (2015) yang artinya hanya
mencapai 12,58% dari total sampah yang dihasilkan per hari.
4.3.4.2 Rekomendasi
Mempertimbangkan kemampuan dan kebutuhan pengelolaan persampahan
maka perlu diupayakan penambahan dana kepada pemerintah pusat dan
propinsi untuk membantu pendanaan penyediaan PS persampahan di Kabupaten
Sintang karena PS persampahan yang ada hanya mampu melayani 12,58% dari
total jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari. Untuk mencapai target 32,30%
pelayanan persampahan pada tahun 2010 maka perlu membangun dan
menambah PS persampahan terutama di daerah yang belum terlayani pengelola
persampahan.
4.3.5 Program Usulan
Operasi pengelolaan sampah di permukiman masyarakat adanya keterlibatan
aktif masyarakat, pengelola sampah dan pengembang perumahan terutama
dalam mengelola dan mengadakan sarana persampahan di lingkungan
permukiman. Ketentuan pengelolaan sampah:
1. Perencanaan, dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah rumah,
kelas dan type bangunan; jumlah sampah yang akan dikelola berdasarkan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 24

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

jumlah penduduk jumlah dan luas bagunan /fasilitas umum, besaran
timbunan sampah berdasarkan sumbernya.
2. Teknik Operasional, diusulkan dengan pengelolaan terpadu dengan
partisipasi masyarakat sesuai daerah pelayanan, linkungan, sosial
ekonomi, jumlah dan jenis timbunan sampah, melalui perwadahan,
pengumpulan, pemindahan di transfer depo, dan pengangkutan ke TPA.
Tabel 4.10 Sistem Pengelolaan Persampahan Yang Diusulkan
No
1

2

3

Uraian
Pemgelolaan
Sistem pengelolaan Persampahan di
Kabupaten Sintang ditangani oleh Kantor
Kebersihan dan Kebakaran Kabupaten
Sintang dengan 14 buah sektor pelayanan
untuk setiap kecamatan
Teknik Operasional
a. Cakupan Pelayanan
b. Perkiraan Timbunan Sampah
c. Timbunan Sampah Yang Terangkut
- Pemukiman
- Non Pemukiman
- Total
d. Kapasitas Pelayanan TPA

Satuan

Volume

%
M3/hari
M3/hari
M3/hari
M3/hari
M3/hari
M3/hari

50
5000

e. Kapasitas Pelayanan TPS (TPS, Tong
Plat, Bin Kontainer
f. Kapasitas Pelayanan Pengumpulan
Sampah

M3/hari

10.000

M3/hari

10.000

Rp/thn
Rp/thn
Rp/thn

2 milyard
500 juta
250 juta

Pembiayaan
a. Biaya pengelolaan
- Pengumpulan Sampah
- Pengelolaan Sampah
b. Pendapatan Retribusi

5000
5000
10000
25.000

Keterangan

(kapasitas total
25.000 m3)

2 DT
1 Arm Roll
4 Kontainer

Tabel 4.11 Sistem Pengelolaan Persampahan yang Diusulkan
No
II

Pengelolaan
Prasarana dan
Sarana
Persampahan
PEMERINTAH
1. Perwadahan
a. Tong Plat
b. TPS
2. Pengumpulan
a. Beca Sampah

Rencana
2009 2010

Satuan

Volume
(Unit)

Kapasitas
(m3)

Unit

10

4

6

Unit

16

1,25
m3/unit
1,00
m3/unit

7

7

Unit

7

1,00
m3/unit

35

35

Ket

3. Penampungan
Sementara

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 25

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

No

Pengelolaan
Prasarana dan
Sarana
Persampahan
a. Kontainer

Rencana
2009 2010

Satuan

Volume
(Unit)

Kapasitas
(m3)

Unit

28

5,00
m3/unit

14

14

4. Pengangkutan
a. Dump Truck (DT)

Unit

14

7

7

b. Arm Roll Truck

Unit

14

5,00
m3/unit
5,00
m3/unit

7

7

Unit

14

7

7

Unit

28

100
m3/unit
50 m3/unit

14

14

Unit
Unit

14
14

50 m3/unit
50 m3/unit

7
7

7
7

Ha
Ha
m’

10
10
25.000

25 m3/unit
25 m3/unit
100
m3/unit

Unit
Unit

14
14

7
7

7
7

5. Pembuangan Akhir
a. Luas TPA
b. Alat Berat
6. Pengolahan
a. Pengomposan
b. Daur ulang
7. Pengendalian
Pencemaran
di TPA
a. Leachate treatment
b. Buffer Zone
c. Saluran
Pengumpul Air
Limbah
8. Sarana Penunjang
a. Kantor
b. Bengkel

Ket

Tabel 4.12 Rincian Kebutuhan PS Persampahan Yang Diusulkan
No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Kota/
Kecamatan

2
Serawai
Ambalau
Kayan Hulu
Sepauk
Tempunak
Sei. Tebelian
Sintang
Dedai
Kayan Hilir
Kelam
Permai
11
Binjai Hulu
12
Ketungau
Hilir
13
Ketungau
Tengah
14
Ketungau
Hulu
Jumlah

3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Arm
Roll
(unit)
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Beca
Smph
(unit)
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5

Tong
Plat
(unit)
6
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-

1
1

1
1

5
5

1

1

1
14

DT
(unit)

TPS
(unit)

Container
(unit)

TPA
(Ha)

Kompos
(unit)

7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

8
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2

9
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

10
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

-

1
1

2
2

1
1

1
1

5

-

1

2

1

1

1

5

1

1

2

1

1

14

70

10

14

28

14

14

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 26

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

4.3.5.1 Usulan dan Prioritas Program Pengelolaan Persampahan
Usulan dan prioritas Program Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Sintang
disusun setelah memperhatikan fungsionalisasi program dan urutan prioritas
penanganan yang diprogramkan dalam setiap kegiatan yang diperlihatkan pada
lampiran.
4.3.5.2 Usulan dan Prioritas Proyek Penyediaan Pengelolaan
Persampahan
Usulan dan prioritas proyek Penyediaan dan Pengelolaan Persampahan di
Kabupaten

Sintang

disusun

setelah

memperhatikan

fungsionalisasi

proyek/urutan prioritas penanganan yang diprogramkan dalam setiap kegiatan
yang diperlihatkan pada lampiran.
4.3.5.3 Pembiayaan Proyek Penyediaan Pengelolaan
Pembiayaan proyek pengelolaan persampahan ini direncanakan meliputi seluruh
biaya pembangunan prasarana dan sarana persampahan yang baru oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Sintang
melalui dana pendamping. Sedangkan biaya operasional dan pemeliharaan serta
penggantian alat dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten Sintang - Kantor
Kebersihan dan Kebakaran Kabupaten Sintang melalui retribusi yang dipungut
dari masyarakat untuk PAD meliputi iuran yang ditentukan berdasarkan biaya
operasional harian rata-rata.
4.4

RENCANA SUB BIDANG AIR LIMBAH

4.4.1 Petunjuk Umum
4.4.1.1 Umum
Beban limbah yang semakin tidak terkontrol yang terus bertambah seiring
bertambahnya jumlah penduduk kelak dapat berubah menjadi kerawanan sosial,
menurunkan

kualitas

lingkungan

hidup

dan

menurunkan

produktifitas

masyarakat, sehingga perlu pembangunan dan pengolahan air limbah terpadu
khususnya di lingkungan permukiman padat dan kumuh.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 27

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

Secara umum produksi air limbah di Kabupaten Sintang dihasilkan dari limbah
rumah tangga, karena masih sedikit industri di Kabupaten Sintang yang
beroperasi dengan memperhatikan Analisa Mengenai Darnpak Lingkungan
(AMDAL).
4.4.1.2 Pencapaian Pengelolaan Air Limbah dalam Rencana
Kabupaten Sintang
Pencapaian Pengelolaan Air Limbah di Kabupaten Sintang selama ini terbatas
hanya di Rumah Sakit Umum Ade M. Djoen. Selain itu belum ada pengelolaan air
limbah, sehingga selama ini air limbah dialirkan menyatu ke saluran drainase.
4.4.1.3 Kebijakan, Program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah
dalam Rencana Kabupaten Sintang
Industri yang ada saat ini di Kabupaten Sintang hanya industri/pabrik nenas dan
kopi yang limbahnya nyata-nyata adalah limbah organik, sehingga belum banyak
terjadi pencemaran lingkungan akibat air limbah industri, selain akibat air
limbah rumah tangga.
Mengingat terbatasnya alokasi dana Kabupaten Sintang, maka Pemerintah
Kabupaten Sintang mencoba mengusulkan ke Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Provinsi untuk membangun IPLT dan IPAL di beberapa lokasi IKK Kecamatan.
4.4.2 Rincian Pengelolaan Air Limbah
4.4.2.1 Kondisi Sistem Sarana dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah
Sistem Sarana dan Prasarana Air Limbah yang ada sebanyak 1 (satu) unit Mobil
Truk Penyedot Tinja untuk melayani Kabupaten Sintang dan 1 (satu) unit IPAL
untuk melayani air limbah RSU Sintang dengan biaya operasional dan
pemeliharaan rutin oleh RSUD Sintang masih dalam keadaaan baik.
Tabel 4.13 Kondisi Sistem PS Pengelolaan Air Limbah
No
1

2

Uraian
Pngelolaan
Dikelola
oleh
Kantor
Kebersihan & Kebakaran Kab.
Sintang
Teknik Operasional
a. Cakupan layanan
b. Perdiksi air limbah

Satuan

Volume

%
m3/hari

10
3000

Keterangan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 28

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

No

3

Uraian
c. Kapasitas layanan truk
sedot tinja
d. Kapasitas layanan IPAL
Pembiayaan
Biaya Kelola
a. Kelola Truk
b. Kelola IPAL

Satuan
m3/hari

Volume
100

m3/hari

100

Rp/thn
Rp/thn

50.000.000
1.000.000.000

Keterangan

4.4.2.2 Aspek Pendanaan
Pembangunan sistem Sarana dan Prasarana Air Limbah yang ada 1 (satu) unit
IPAL bersumbar dari dana Pemerintah Provinsi yang ditujukan untuk melayani
air limbah RSUD dengan biaya operasional dan pemeliharaan oleh RSU Ade M.
Djoen.
4.4.2.3 Aspek kelembagaan Pelayanan Air Limbah
Pelayanan dan Pengelolaan Air Limbah, termasuk Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) di Kabupaten Siantang ditangani oleh kantor Lingkungan
Hidup Kabupaten Sintang.
4.4.3 Permasalahan
Selama ini pembuangan air limbah di Kabupaten Sintang menyatu melalui
saluran drainase dan terbuang ke sungai. Sekalipun banyak rumah tangga tidak
meimpunyai pengolah limbah sederhana, seperti septik tank, tetapi mengingat
limbah yang dikeluarkan banyak yang masih dapat hancur oleh alam maka
limbah itu masih dapat dikendalikan sekalipun air limbah itu menimbulkan bau
yang tidak sedap. Tetapi melihat pertambahan penduduk di Kabupaten Sintang
yang terus meningkat maka dipandang perlu mempersiapkan pembangunan
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) di beberapa titik lokasi permukiman penduduk, sehingga lingkungan
permukiman tetap sehat, tanpa mengganggu pembangunan perekonomian
dengan tetap meningkatkan keberlanjutan lingkungan yang sudah ada.
4.4.3.1 Sasaran Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Limbah
Sasaran Pengelolaan Prasarana dan Sarana Air Limbah berupa pembangunan
IPLT dan IPAL di Kabupaten Sintang diarahkan ke wilayah permukiman
khususnya permukiman padat dan kumuh, pusat pasar, Ibukota Kecamatan dan

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 29

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

beberapa wilayah yang belum memperoleh pelayanan pengolahan air limbah
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
4.4.3.2 Rumusan Masalah
Pembangunan dan Pengelolaan air limbah belum terarah dan terpadu karena air
limbah menyatu dengan air limpasan ke saluran drainase. Apabila saluran
drainase meluap, maka akan ikut serta meluapkan air limbah ke sekitarnya
sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap dan menjadikan lingkungan tidak
sehat.
4.4.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi
4.4.4.1 Analisis Permasalahan
Selama ini air limbah yang dihasilkan oleh Kabupaten Sintang masih terkendali,
tetapi air limbah buangan ini dimasa akan datang akan menjadi masalah serius di
kabupaten ini yang dapat menimbulkan gejolak sosial di masyarakat. Sehingga
perlu segera dipersiapkan Suatu Sistem Pengolahan Air Limbah yang terpadu
dan terkoordinir.
Dengan anggapan semua air bersih terpakai akan menjadi air limbah, maka
Kabupaten Sintang menghasilkan air limbah sebanyak 19.698,15 ton (2010) dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 20.199,450 ton per hari.
Dengan perkiraan jumlah penduduk sebesar 383.000 jiwa lebih dan anggapan
setiap jiwa menghasilkan limbah rumah tangga sekitar 75 liter per hari dan
sebahagian besar produksi limbah dihasilkan dari limbah rumah tangga, maka
diperkirakan produksi air limbah di Kabupaten Sintang sekitar 19.500 ton per
hari.
4.4.4.2 Alternatif Pemecahan Persoalan
Berdasarkan permasalahan yang timbul diatas maka Pemerintah Kabupaten
Sintang memandang perlu membangun Sistem-Sistem Pengelolaan Air Limbah
di Kabupaten Sintang, yang dalam hal ini diserahkan pengoperasiannya kepada
Badan Lingkungan Hidup dan Kantor Kebersihan dan Kebakaran Kabupaten
Sintang dengan mengajak peran serta masyarakat umum.

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
IV - 30

Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang
Cipta Karya Kabupaten Sintang

4.4.4.3 Rekomendasi
Melihat permasalahan air limbah pada Pemerintah Kabupaten Sintang maka
direkomendasikan agar:


Dibuat sistem Pengelolaan air limbah yang terpadu dan terkoordinasi di
bawah 1 (satu) badan pengelola air limbah.



Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Limbah



Memisahkan saluran pembuangan air limbah dan saluran drainase

4.4.5 Program Usulan
Untuk mewujudkan Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Limbah maka
Pemerintah Kabupaten Sintang telah memprogramkan pembangunan PS Air
Limbah yang meliputi:
1. Program Pengembangan Perenc