BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR 4.1 Rencana Pengembangan Permukiman 4.1.1 Petunjuk Umum - DOCRPIJM 1504154917BAB IV RENCANA INFRASTRUKTUR

  IV-1

BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

4.1 Rencana Pengembangan Permukiman

4.1.1 Petunjuk Umum

  Pengembangan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan pada

hakekatnya adalah untuk mewujudkan kondisi perkotaan dan perdesaan yang layak huni

(livable), aman, nyaman, damai dan sejahtera serta berkelanjutan.

  Permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Pemerintah wajib

memberikan akses kepada masyarakat untuk dapat memperoleh permukiman yang layak huni,

sejahtera, berbudaya dan berkeadilan sosial. Pengembangan permukiman ini meliputi

pengembangan prasarana dan sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang

terjangkau, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, proses penyediaan

lahan, pengembangan ekonomi kota, serta penciptaan sosial budaya di perkotaan.

  Perkembangan permukiman hendaknya juga mempertimbangkan aspek-aspek sosial

budaya masyarakat setempat, agar pengembangan dapat sesuai dengan kondisi masyarakat

dan lingkungan. Aspek sosial budaya meliputi: desain, pola, dan struktur, serta bahan material

yang digunakan.

  Berdasarkan pada perumusan visi, misi dan rencana strategi pembangunan perumahan dan permukiman Kabupaten Banyumas sebagai berikut: a. Visi Visi menyatakan bahwa:

  ”Setiap KK di Kabupaten Banyumas mampu memenuhi kebutuhan

rumah hunian yang layak huni, berwawasan lingkungan dan budaya sehingga terwujudnya

masyarakat yang SATRIA (Sejahtera Adil Tertib Rapi Indah dan Aman)”.

  b. Misi Misinya meliputi:

  1. Melakukan pemberdayaan masyarakat dan stakeholders

  2. Memfasilitasi pembangunan sarana prasarana dasar 3. Menciptakan iklim yang kondusif di lingkungan permukiman.

  c. Strategi Strategi yang digunakan untuk pembangunan permukiman antara lain:

1. Pengembangan peraturan perundangan bidang permukiman

  IV-2

  2. Pemantapan kelembagaan dan fasilitasi pelaksanaan penataan ruang kawasan permukiman yang transparan dan partisipatif.

  3. Penentuan kebutuhan rumah yang layak dan terjangkau dengan mengutamakan masyarakat berpenghasilan rendah.

  4. Pemberian stimulan dalam pembangunan rumah yang sehat bagi mayarakat miskin 5.

  Membuka akses modal ke Perbankan kepada masyarakat melalui konsultan perumahan dan konsultan permodalan.

4.1.2 Profil Pembangunan Permukiman

4.1.2.1 Kondisi Umum

  4.1.2.1.1 Gambaran Umum Pengembangan permukiman ditujukan untuk mewujudkan tempat hunian yang layak

bagi setiap penduduk di Kabupaten Banyumas, terutama bagi penduduk miskin di perkotaan

dan perdesaan melalui pemberdayaan dalam pembangunan dan perbaikan permukiman yang

berwawasan lingkungan. Pengembangan permukiman yang berkelanjutan memadukan

pembangunan ekonomi, sosial dan perlindungan lingkungan dengan memberikan perhatian

penuh pada hak asasi manusia dan kebebasan yang mendasar, termasuk hak untuk

berkembang dan kebebasan melakukan cara untuk mewujudkan kesejahteraan. Namun untuk

mewujudkan hak-hak tersebut terkait dengan penyediaan perumahan dan permukiman di

Kabupaten Banyumas terdapat kendala dalam penyediaan rumah. Kendala untuk penyediaan

permukiman di Kabupaten Banyumas masih terdapat KK yang belum memiliki tempat hunian.

  

Saat ini rumah tangga yang memiliki tempat tinggal di Kabupaten Banyumas sebesar 381.903

KK atau 90,8%. Sedangkan rumah tangga yang belum memiliki tempat hunian sebesar 38.577

KK atau 9,1%.

4.1.2.1.2 Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman

  Pada umumnya dalam pengembangan permukiman harus terdapat sarana dan

prasarana dasar, antara lain: Ari Minum, Air Limbah, Persampahan, dan Drainase. Kebutuhan

Air minum dan Penyehatan Lingkungan memberikan nilai kehidupan masyarakat menjadi lebih

baik, terutama dalam pola hidup menjadi sehat dan peningkatan derajat kesejahteraan. Kondisi

sarana dan prasarana air bersih yang mendukung kegiatan permukiman di Kabupaten

Banyumas, meliputi: sambungan ledeng, sumur pompa, sumur gali dan sungai/ waduk.

Sedangkan pelayanan sarana dan prasarana air limbah saat ini sudah tersedia jamban

keluarga, namun dalam pengelolaannya tidak semua menggunakan sistem komunal, sehingga

  IV-3

ada yang menggunakan saluran drainase sebagai saluran air limbah. Pelayanan persampahan

untuk permukiman saat ini masih melayani daerah perkotaan, sedangkan daerah perdesaan

untuk pengelolaan sampah dapat dilakukan secara mandiri.

  4.1.2.1.3 Aspek Pendanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bersumber dari pajak, retribusi, serta keuntungan dari

Perusahaan Daerah (PERUSDA) disamping bantuan dari Pusat berupa pinjaman, hibah SDO,

  

Inpres dsb). Tetapi kondisi yang ada sekarang sumber-sumber PAD belum dimanfaatkan

secara optimal. Sejalan dengan penerapan otonomi daerah dan perimbangan keuangan

antara Pusat dan Daerah, mendorong daerah agar mengelola sumber PAD dengan

mengoptimalkan aset-aset daerah yang berpotensi meningkatkan PAD yang bertujuan dapat

membiayai pembangunan daerah.

  Sumber pendapatan daerah Kabupaten Banyumas didapatkan dari pembiayaan APBD

dapat digunakan untuk membantu atau mensubsidi pembangunan sarana prasarana

perumahan dan permukiman. Jenis sarana dan prasarana yang dibangun dengan APBD

adalah merupakan tanggungjawab pemerintah daerah yang bersifat public goods.

  4.1.2.1.4 Aspek Kelembagaan Kelembagaan yang dibentuk untuk mengembangkan bidang perumahan dan

permukiman di Kabupaten Banyumas dengan membentuk BKP4K (Badan Kebijakan dan

  

Pengendalian Pembangunan Perumahan Permukiman Kabupaten Banyumas). BKP4K

merupakan lembaga npon struktural yang menyelenggarakan koordinasi antar pelaku

pembangunan di Kabupaten Banyumas dalam rangka penyiapan, penerapan, pengendalian

program dan kebijakan pembangunan perumahan permukiman. BKP4K berkedudukan di

Kabupaten dan bertanggungjawab terhadap Bupati.

  Keanggotaan BKP4K terdiri dari instansi/ lembaga di Kabupaten Banyumas yang

membidangi perumahan permukiman, perencanaan daerah, tata ruang, pertanahan, prasarana

dan sarana lingkungan, sosial kemasyarakatan, kesehatan masyarakat dan pengembangan

ekonomi masyarakat dengan konsep keanggotaan yang ditawarkan sebagai berikut:

1. Anggota tetap, terdiri dari:

  • Instansi Pemerintah Kabupaten Banyumas - Asosiasi Profesi dan Perguruan Tinggi - Forum Perumahan dan Permukiman (bagian dari forum kota)
  • DPRD Tingkat Kabupaten - Instansi Anggota BKP4K

  IV-4

2. Anggota yang dilibatkan sesuai dengan subtansi bahasan, terdiri dari:

  • Instansi anggota BKP4N
  • LSM dan AKPPI
  • Tokoh/ Pemeduli/ Masyarakat di Kabupaten - Asosiasi Pengusaha Berdasarkan konsep keanggotaan maka ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan sebagai berikut:

  a. Bappeda

  b. Setda Bagian Tata Pemerintahan

  c. Setda Bagian Pengendalian Pembangunan

  c. Setda Bagian Hukum

  d. Kantor Pertanahan

  e. Badan lingkungan Hidup

  f. Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang

  g. Kantor Pemberdayaan Masyarakat

  h. Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan Aset Daerah i. Perusahaan Listrik Negara (PLN) j. Daerah Perusahaan Air Minum (PDAM) k. Telkom l. Kantor Kecamatan

4.1.2.2 Sasaran

  Sasaran pengembangan permukiman di Kabupaten Banyumas terintegrasi dengan

permasalahan dan kendala yang menghambat pelayanan terhadap masyarakat sehingga

perlu ada upaya peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana dasar bagi

kawasan perumahan / permukiman, terutama kawasan perumahan sederhana maupun

permukiman masyarakat miskin. Sasaran yang perlu mendapatkan perhatian adalah

rehabilitasi/ perbaikan terhadap rumah-rumah yang tidak layak huni maupun relokasi

permukiman yang berada di daerah rawan bencana.

4.1.3 Permasalahan Pembangunan Permukiman

  Pembangunan permukiman merupakan kegiatan yang bersifat multisektoral. Hasilnya

langsung menyentuh salah satu kebutuhan pokok masyarakat yaitu tempat hunian. Namun

  IV-5

dalam realisasinya terdapat permasalahan-permasalahan yang menghambat pengembangan

permukiman yang akibatnya pembangunan permukiman menjadi tidak optimal, tertib dan

terorganisasi dengan baik. Beberapa permasalahan pokok yang menghambat pembangunan

permukiman di Kabupaten Banyumas sehingga mendesak untuk segera ditangani antara lain:

   Keberadaan permukiman di daerah rawan genangan dan rawan bencana kekeringan yang tidak terdapat sumber air alami, sehingga perlu mendapatkan pasokan air bersih dari PDAM.

   Pertumbuhan permukiman yang tidak layak huni (bersifat temporer), baik ditinjau dari

kondisi bangunan, segi kesehatan, estetika, sosial budaya dan lingkungan hidup.

   Kurangnya penyediaan sarana dan prasarana dasar permukiman diantaranya: drainase permukiman, SPAL, sarana air bersih, jalan lingkungan dan persampahan.

   Pola penataan rumah dan lingkungan masih dalam kondisi buruk, terutama pada kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan padat penduduk

4.1.3.1 Analisa Permasalahan

  Penanganan permasalahan dalam pembangunan permukiman di Kabupaten Bayumas

dapat dianalisis dengan mengetahui pokok permasalahan dan ditentukan sifat penanganan

permasalahan, bahwa kecenderungan kepadatan bangunan rumah yang terpusat pada desa-

desa yang berfungsi sebagai ibukota kecamatan dapat dipahami karena ketersediaan sarana

dan prasarana pendukung tersebut dapat melayani semua penghuni di daerah tersebut.

  Kendala belum terjangkaunya pelayanan perumahan dan permukiman lebih

disebabkan masih tingginya harga bangunan tempat hunian sehingga masih terdapat rumah

tangga (KK) yang belum memiliki rumah. Penanganan kendala tersebut dengan adanya kredit

lunak, baik dari pemerintah ataupun perbankan yang dapat memudahkan rumah tangga untuk

memiliki tempat hunian sehingga tidak terjadi backlog.

  Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah Kabupaten Banyumas berkaitan dengan

permukiman adalah masih banyaknya jumlah rumah dalam kondisi tidak layak huni, baik yang

akan rubuh ataupun tidak tersedianya sarana dan prasarana air minum dan penyehatan

lingkungan. Penanganan permasalahan permukiman tersebut dengan membangun jalan

lingkungan untuk memudahkan mobilitas masyarakat untuk mengakses ke penjuru wilayah

sehingga tidak terdapat daerah yang terisolir.

  IV-6

4.1.3.2 Alternatif Pemecahan

Tabel 4.1 Alternatif Pemecahan Permasalahan Permukiman di Kabupaten Banyumas

  sosialisasi pentingnya IMB dibarengi dengan penyempurnaan mekanisme pengurusannya karena ketertiban perijinan lokasi berpengaruh pada peruntukan lahan dan dampak penggandanya.

  lahan dan arahan subsidi silang pembiayaan, memperbanyak pembangunan RSS yang terjangkau masyarakat. Yang dapat dilakukan dengan memetapkan kebijakan lahan permukiman yang terletak didaerah diluar IKK dengan harga lahan rendah serta merencanakan pembangunan jaringan sarana dan prasarana secara bertahap dalam jangka panjang.

  Perlu diantisipasi dengan pengendalian harga

  8. Perumahan yang dibangun pengembang, kebanyakan tidak terjangkau oleh masyarakat kecil. Laju peningkatan harga tanah dan material bangunan lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan pendapatan masyarakat Banyumas.

  pemberian pengertian dan penyuluhan terhadap bahaya bencana alam, sehingga masyarakat tidak memanfaatkan lahan tersebut untuk permukiman dan bantuan dari pemerintah untuk merelokasi perumahan dan membuat kebijakan dengan sanksi dan pengontrolan ketat agar penduduk tidak tinggal di daerah tersebut.

  Harus segera ditangani dimulai dari

  7. Cukup banyak rumah yang berada pada lokasi rawan bencana longsor

  pemberian pengertian terhadap bahaya, sehingga masyarakat sadar untuk berpindah ke tempat yang lebih aman dan bantuan dari pemerintah untuk relokasi perumahan penduduk di daerah yang berbahaya.

  Harus segera ditangani dimulai dari

  6. Terdapat rumah yang berlokasi di bantaran sungai dengan jarak yang cukup dekat sehingga rawan terhadap bencana banjir. Terdapatnya rumah yang berlokasi pada kawasan yang rawan terhadap gerusan sungai.

  sosialisasi masalah kesehatan dibarengi dengan pemberian stimulan untuk perbaikan rumah menjadi rumah sehat dan layak huni.

  Perlu ditangani secara bertahap mulai dari

  5. Masih adanya rumah semi permanen yang tidak memperhatikan aspek kesehatan penghuninya.

  Perlu ditangani secara bertahap mulai dari

  No Pokok Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah

  Alternatif pemecahan permasalahan dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Banyumas dapat diuraikan di dalam tabel berikut ini:

  4. Tidak semua bangunan rumah dilengkapi dengan

  sosialisasi masalah ke sehatan lingkungan, keindahan dan keamanan sosial

  Perlu ditangani secara bertahap mulai dari

  3. Beberapa rumah tidak layak huni ditinjau dari segi kesehatan lingkungan, keindahan dan kerawanan sosial.

  meminimalisasi backlog rumah, agar perumahan layak huni.

  Perlu ditangani secara bertahap untuk

  2. Adanya backlog rumah di hampir setiap Kecamatan di Kabupaten Banyumas

  IKK, namun termasuk dalam program jangka panjang karena ketersediaan lahan perkotaan yang masih mencukupi disertai dengan orientasi pengembangan prasarana dan sarana yang masih berorientasi pada pemenuhan perkotaan.

  mengarahkan pembangunan perumahan di luar

  Antisipasi penanganan dengan

  1. Adanya kecenderungan kepadatan bangunan yang terpusat pada beberapa desa IKK

  IMB sehingga kesesuaian peruntukan lahan kurang dapat dikontrol dengan baik.

  IV-7 No Pokok Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah

  9. Minimnya fasilitas pelayanan pada kawasan Ditangani secara bertahap dengan pinggiran kota yang menyebabkan aksesibilitas membangun fasilitas pelayanan masyarakat terbatas. sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga tidak terbentuk daerah Slum.

  10. Kebutuhan sarana prasarana dasar permukiman Ditangani secara bertahap dengan untuk mendukung perkembangan kegiatan menyediakan pelayanan air minum dan permukiman perdesaan, terutama kebutuhan air pembangunan sarana dan prasarana drainase minum, penanganan drainase dan air limbah dan air limbah

  11. Fasilitas pelayanan pengangkutan sampah baru Ditangani secara bertahap dengan menjangkau Kecamatan di perkotaan. melengkapi pelayanan pengangkutan sampah pada Kecamatan yang belum memiliki pelayanan pengangkutan sampah. Hal ini karena karakteristik wilayah perencanaan yang masih banyak lahan terbuka sehingga penduduk cenderung masih dapat mengolah sampah secara manual, yaitu ditimbun dan dibakar.

  12. Pelayanan PDAM belum menjangkau seluruh Ditangani secara bertahap dengan wilayah dan tarif air bersih PDAM masih memberikan pengertian masalah kesehatan air dianggap tinggi, sehingga ada kecenderungan minum dan melakukan penyesuaian tarif sesuai penduduk menggunakan sumur gali dengan kemampuan masyarakat dan memberikan bantuan pengadaaan jaringan air bersih.

  13. Masih adanya kegiatan MCK yang dilakukan oleh Ditangani secara bertahap dengan masyarakat dengan memanfaatkan air sungai. memberikan penyuluhan bahaya menggunakan air sungai dan memberikan stimulan untuk pembangunan MCK secara komunal sehingga tidak terbentuk perumahan slum yang tidak layak huni

  Sumber: Hasil Analisis Tahun 2008

4.1.3.3 Rekomendasi

  Penyusunan program prasarana dasar permukiman merupakan program

pembangunan yang terdiri dari tiga program antara lain: perlu adanya upaya pengembangan

kawasan permukiman dan perkotaan, perlu adanya upaya peningkatan kualitas lingkungan

perumahan penyehatan lingkungan permukiman, dan pembangunan permukiman.

4.1.4 Usulan Pembangunan Permukiman

4.1.4.1 Sistem Infrastruktur Permukiman yang Diusulkan

  Sistem infrastruktur permukiman di Kabupaten Banyumas yang perla untuk diusulkan antara lain: a. Kegiatan Penyediaan Air Bersih Kegiatan penyediaan air bersih terutama ditujukan untuk daerah-daerah perkotaan

(Kota Purwokerto) dan daerah-daerah rawan kekeringan, meliputi: Kecamatan Rawalo,

Kecamatan Kalibagor, Kecamatan Karanglewas dan Kecamatan Jatilawang.

b. Kegiatan Penyehatan Lingkungan

  IV-8 Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setisp

penduduk, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. Hasil yang diharapkan dari

kegiatan ini agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sarana air bersih, jamban

keluarga, sarana sanitasi secara mandiri serta mampu memelihara dan mengembangkannya.

  

Pengembangan kegiatan ini diprioritaskan pada lokasi yang bermasalah dengan pola penataan

bangunan dan lingkungan, termasuk sanitasi.

  c. Kegiatan Perbaikan Perumahan Permukiman Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas perumahan dan permukiman

agar layak huni dan sesuai dengan standart rumah sehat. Kegiatan fisik berupa pembangunan

infrastruktur. Sedangkan kegiatan non fisiknya berupa penyuluhan pola hidup sehat tentang

rumah dan lingkungan sehat.

  d. Kegiatan pembangunan jalan lingkungan Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan aksesibilitas penduduk untuk menuju

ke setiap penjuru di lingkungan permukiman. Keberadaan jalan lingkungan secara teknis dapat

berupa jalan beton, jalan aspal maupun jalan paving tergantung kondisi jalan eksisting. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan, yang terdiri dari:

  a. Penyusunan perencanaan teknis bidang perumahan permukiman

  b. Pendataan dan pemetaan kawasan kumuh perkotaan

  c. Sistem Infomasi Geografis Perumahan Perkotaan

2. Program peningkatan kualitas lingkungan perumahan, yang terdiri dari:

  a. Penyusunan Sistem Informasi Geografis AMPL Kabupaten Banyumas

  b. Pembangunan drainase jalan desa di kecamatan Patikraja

  

c. Peningkatan kualitas jalan lingkungan di Kecamatan Banyumas, Somagede, Gumelar,

Patikraja, Kalibagor, Kembaran, Sumbang, Sumpiuh, Purwojati, Wangon dan Rawalo.

3. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Perumahan yang terdiri dari:

  a. Pembangunan drainase tepi jalan desa di beberapa kecamatan

  b. Perencanaan limbah terpusat pada kawasan perumahan

  c. Pembangunan saluran air limbah

4. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

  

a. Kegiatan peningkatan jalan lingkungan KTP2D Cihonje (Desa Cihonje, Kedungurang,

Paningkeban dan Cilangkap) b. Kegiatan bantuan pemugaran rumah KTP2D Cihonje

  c. Kegiatan bantuan pembangunan rumah di KTP2D Cihonje

4.1.4.2 Usulan dan Prioritas Program Pembangunan Prasarana dan Sarana Permukiman

  1 paket 150,000 150,000 - 150,000 - - -

  Gumelar 4,800 m2

  6 paket 1,950,000 1,000,000 300,000 650,000 - - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Samudra Kulon Kec.

  3 paket

  1 paket 200,000 200,000 200,000 - - - - b Peningkatan Jalan Lingkungan Kecamatan Banyumas

  a Sistem Informasi Geografis AMPL Kabupaten Banyumas

  2 Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan

  1 paket 100,000 100,000 100,000 - - - - c Sistem Informasi Geografis Perumahan Perkotaan

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

  1 paket 375,000 375,000 75,000 75,000 75,000 75,000 75,000 b Pendataan dan Pemetaan Kawasan Kumuh Perkotaan

  a Perencanaan Teknis Bidang Perumahan Permukiman

  1 Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

  No Jenis Kegiatan Volume Satuan Harga Satuan (x Rp 1.000) Biaya (x Rp 1.000) Tahun Anggaran 2009 Biaya (x Rp 1.000 2010 Biaya (x Rp 1.000) 2011 Biaya (x Rp 1.000) 2012 Biaya (x Rp 1.000) 2013 Biaya (x Rp 1.000)

  

Usulan dan prioritas program pembangunan prasarana dan sarana permukiman dan pat diruraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Usulan dan Pengembangan Bidang Permukiman

  IV-9

  • 950,000 650,000 300,000 - - - c Peningkatan Jalan Lingkungan Kec. Somagede
  • >450,000 - - - 450,000 - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Karanganyar Kec. Patikraja 3,000 m2
  • 300,000 - - - - 300,000 Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Wlahar Wetan Kec. Kalibagor 3,000 m2
  • 300,000 300,000 - - - - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Srowot Kec. Kalibagor 3,000 m2
  • 300,000 - 300,000 - - - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Linggasari Kec. Kembaran 4,500 m2
  • 425,000 - - 425,000 - -

  IV-10 No Jenis Kegiatan Volume Satuan Harga Biaya Tahun Anggaran Satuan (x Rp 1.000) 2009 2010 2011 2012 2013 (x Rp Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya 1.000) (x Rp 1.000 (x Rp 1.000) (x Rp 1.000) (x Rp 1.000) (x Rp 1.000)

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Karanggintung Kec. m2

  • Sumbang 2,000 200,000 - - - 200,000 - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Karangendep Kec
  • - - - - - Patikraja 3,000 300,000 300,000

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Pekuncen Kec. m2 Pekuncen 1,800

  • - - - - 200,000 200,000 -

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Karangtalun Kidul Kec. m2 Purwojati 6,000 -

  • - 600,000 - - - 600,000

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Kaliurip Kec. Purwojati m2 3,000 - 300,000 - - - - 300,000

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Purwojati Kec. m2

  • - - Purwojati 2,000 200,000 200,000 - - -

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Sanggreman Kec. m2

  • - - Rawalo 2,200 255,000 - - 255,000 -

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Banteran Kec. m2 Wangon 6,000

  • - - - - 550,000 550,000 -

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Bogangin Kec. m2 Sumpiuh 11,700 -

  • - 1,100,000 - - - 1,100,000

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Pangebatan Kec. m2 Karanglewas 3,000 - 300,000 300,000 - - - - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Sumbang Kec. m2

  • Sumbang 4,500 425,000 - - - - 425,000 Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Cilongok Kec. m2
  • Cilongok 4,500 425,000 - - 425,000 - - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Pamijen Kec. Sokaraj
  • - - - - 4,500 425,000 425,000 -

  Peningkatan Jalan Lingkungan Pasar Wangon Kec. Wangon m2

  • - - - 300,000 300,000 -
  • - 4,500

  Peningkatan Jalan Lingkungan Puskesmas Kalibagor Kec. m2 Kalibagor 3,000 -

  • - - - - 300,000 300,000

  Peningkatan Jalan Lingkungan Mangunjaya Kec. m2 Purwokerto Timur 2,250 -

  • - - - - 250,000 250,000

  Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Tipar Kidul Kec. m2 Ajibarang 6,000 - 550,000 - 550,000 - - -

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

  IV-11 No Jenis Kegiatan Volume Satuan Harga Biaya Tahun Anggaran Satuan (x Rp 1.000) 2009 2010 2011 2012 2013 (x Rp Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya 1.000) (x Rp 1.000 (x Rp 1.000) (x Rp 1.000) (x Rp 1.000) (x Rp 1.000)

  Peningkatan Jalan Lingkungan Kadus II Jurang Bahas Kec. m2

  • - - - Wangon 4,500 300,000 300,000 - -

  Peningkatan Jalan Lingkungan Karangpucung Desa m2

  • - Kalibenda Kec. Ajibarang

  • - - - - 5,100 400,000 400,000

  Peningkatan Jalan Lingkungan Perumahan Griya Kober m2

  • Indah Kec. Purwokerto Barat 5,010 350,000 350,000 - - - - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Bantar Kec. Jatilawang m2

  500,000 - - - - 500,000 - 5,085

  Peningkatan Jalan Lingungan Desa Petahunan Kec. m2

  • Pekuncen 2,500 250,000 - 250,000 - - - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Losari Kec. Rawalo m2
  • 2,500 250,000 - - 250,000 - - Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Banjaranyar Kec. m2 Sokaraja 1,200 - 150
  • - - - 150,000 -

  3 Pengembangan Lingkungan Sehat Perumahan

  Perencanaan Limbah Terpusat pada Kawasan Perumahan keg

  1

  • - - - - - 150,000 150,000

  4 Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

  a Kegiatan Peningkatan Jalan Lingkungan (Desa Cihonje, m2

  80 Desa Kedungurang, Desa Paningkeban, Desa Cilangkap) 36,195 2,895,600 579,120 579,120 579,120 579,120 579,120 b Kegiatan Stimulan/ Bantuan Pemugaran Rumah unit 2500 70 175,000 35,000 35,000 35,000 35,000 35,000 c Kegiatan Stimulan/ Bantuan Pembangunan Rumah unit 2500 75 187,500 37,500 37,500 37,500 37,500 37,500

  JUMLAH Total 17,313,100 4,501,620 3,126,620 2,901,620 3,181,620 3,601,620

  Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2008

4.1.4.3 Usulan dan Prioritas Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Permukiman

  Usulan dan priortias pembiayaan pembangunan infrastruktur permukiman dapat diuraikan pada tabel berikut ini:

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

  APBD Prop (x Rp 1.000)

  APBD Kab (x Rp 1.000)

  Masy (x Rp 1.000)

  BUMD/ Swasta (x Rp 1.000)

  IV-12

Tabel 4.3 Pembiayaan Pengembangan Permukiman

  No Jenis Kegiatan Biaya (x Rp 1.000)

  APBN (x Rp 1.000)

1. Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

  • b Pendataan dan Pemetaan Kawasan Kumuh Perkotaan 100,000 - - 100,000 -
  • c Sistem Informasi Geografis Perumahan Perkotaan 150,000 - - 150,000 -
  • 2 Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Perumahan

  • b Peningkatan Jalan Lingkungan Kecamatan Banyumas 950,000 - - 950,000 -
  • c Peningkatan Jalan Lingkungan Kec. Somagede 1,950,000 - - 1,950,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Samudra
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Karanganyar

  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Wlahar Wetan Kec. Kalibagor 300,000 - - 300,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Srowot Kec. Kalibagor 300,000 - - 300,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Linggasari Kec. Kembaran 425,000 - - 425,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Karanggintung Kec. Sumbang 200,000 - - 200,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Karangendep Kec. Patikraja 300,000 - - 300,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Pekuncen Kec. Pekuncen 200,000 - - 200,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Karangtalun Kidul Kec. Purwojati 600,000 - - 600,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Kaliurip Kec. Purwojati 300,000 - - 300,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Purwojati Kec. Purwojati 200,000 - - 200,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Sanggreman Kec. Rawalo 255,000 - - 255,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Banteran Kec. Wangon 550,000 - - 550,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Bogangin Kec. Sumpiuh 1,100,000 - - 1,100,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Pangebatan Kec. Karanglewas 300,000 - - 300,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Sumbang Kec. Sumbang 425,000 - - 425,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Cilongok Kec. Cilongok 425,000 - - 425,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Pamijen Kec. Sokaraja 425,000 - - 425,000 -
  • Peningkatan Jl Achmad Yani Sokaraja Kidul Kec. Sokaraja 150,000 - - 150,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Pasar Wangon Kec. Wangon 300,000 - - 300,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Puskesmas Kalibagor Kec. Kalibagor 300,000 - - 300,000 -
  • >Peningkatan Jalan Lingkungan Mangunjaya Kec. Purwokerto Timur 250,000 - - 250,000 -

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

  a Perencanaan Teknis Bidang Perumahan Permukiman 375,000 - - 375,000 -

  a Sistem Informasi Geografis AMPL Kabupaten Banyumas 200,000 - - 200,000 -

  Kulon Kec. Gumelar 450,000 - - 450,000 -

  Kec. Patikraja 300,000 - - 300,000 -

  IV-13 No Jenis Kegiatan Biaya APBN APBD Prop APBD Kab BUMD/ Masy

  (x Rp 1.000) (x Rp 1.000) (x Rp 1.000) (x Rp 1.000) Swasta (x Rp 1.000) (x Rp 1.000) Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Tipar Kidul

  • 550,000 550,000
  • - Kec. Ajibarang

    Peningkatan Jalan Lingkungan Kadus II Jurang
  • Bahas Kec. Wangon 300,000 300,000 Peningkatan Jalan Lingkungan Karangpucung
  • >Desa Kalibenda Kec. Ajibarang 400,000
  • 400
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Perumahan Griya
  • Kober Indah Kec. Purwokerto Barat 350,000 350,000 Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Bantar Kec.
  • >Jatilawang
  • 500>500,000
  • Peningkatan Jalan Lingungan Desa Petah
  • Kec. Pekuncen 250,000 250,000 Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Losari Kec.
  • >Rawalo 250,000 250,000 -
  • Peningkatan Jalan Lingkungan Desa Banjara
  • Kec. Sokaraja 150,000 150,000

  3 Pengembangan Lingkungan Sehat Perumahan Perencanaan Limbah Terpusat pada Kawasan

  • Perumahan 150,000 150,000 -

  4 Program Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

  • a Kegiatan Peningkatan Jalan Lingkungan (Desa
  • Cihonje, Desa Kedungurang, Desa Paningkeban, 2,895,600 2,461,260 434,340 Desa Cilang
  • b Kegiatan Stimulan/ Bantuan Pemugaran Rumah 175,000 - 175,000 - -

c) Kegiatan Stimulan/ Bantuan Pembangunan

  • Rumah 187,500 187,500
  • - JUMLAH TOTAL
  • - 17,313,100 2,461,260 15,476,840 -

  Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2008

4.2 Rencana Investasi Penataan Bangunan Lingkungan

4.2.1 Petunjuk Umum

4.2.1.1 Penataan Bangunan

  Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan

sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan

lingkungan binaan, baik diperkotaan maupun diperdesaan, khususnya wujud fisik bangunan

gedung dan lingkungannya.

  Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah:

  1. Memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak huni, berjati diri, serasi dan selaras.

  2. Memberdayakan masyarakat agar mandiri dalam penataan bangunan dan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.

4.2.1.1.1 Permasalahan dan Penataan Bangunan

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

  IV-14 Permasalahan dan tantangan dalam penataaan bangunan dan lingkungan pada umumnya antara lain: a. Permasalahan dan tantangan di Bangunan Gedung meliputi:

   Kurang ditegakannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah- daerah rawan bencana.  Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapatkan perhatian.  Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan.

  b. Permasalahan dan tantangan di bidang Gedung dan Bangunan Negara meliputi:  Banyaknya bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

   Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien  Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.

  c. Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan  Masih adanya permukiman kumuh di daerah perkotaan  Kurang ada perhatian terhadap permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal memiliki potensi wisata  Terjadinya degradasi kawasan strategis, walaupun memiliki potensi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota.

   Sarana lingkungan hijau/ open space atau public space, seperti: sarana olah raga, dll yang kurang mendapatkan perhatian di Kabupaten Banyumas

4.2.1.1.2 Landasan Hukum

   Undang-Undang No 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung  Undang-Undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman

4.2.1.2 Penataan Lingkungan

  Sasaran kegiatan penataan lingkungan adalah tersedianya panduan rancang bangun

kawasan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui perwujudan kualitas

lingkungan yang layak huni, berjatidiri dan produktif. Program/ kegiatan penataan lingkungan

sangat diperlukan untuk mngembalikan atau menghidupkan kembali kawasan yang tidak berfungsi

atau mengalami penurunan fungsi agar menjadi hidup atau berfungsi kembali. Kawasan kota lama

  IV-15

Banyumas menjadi obyek yang bisa dikembangkan kembali penataan lingkungan, mengingat

kawasan tersebut merupakan kawasan yang bernilai historis bagi warga Banyumas. Nilai-nilai dan

kualitas yang dimiliki kawasan kota lama Banyumas merupakan campuran dari berbagai aset yang

dapat ditemukan identitas dan definisinya dalam keberadaan berbagai bangunan, jalan, alun-alun

dan masyarakatnya.

  4.2.1.3 Pencapaian Penataan Bangunan Gedung dan lingkungan Pencapaian penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Banyumas masih

belum optimal, hal tersebut dapat ditunjukan dengan masih terdapatnya bangunan gedung

maupun permukiman yang berada di kawasan lindung, seperti: sempadan sungai. Pertumbuhan

bangunan dan lingkungan yang tidak terarah disebabkan tekanan pembangunan dengan motif

ekonomi. Perkembangan suatu kegiatan dapat menarik pertumbuhan lingkungan baru yang perla

dikendalikan. Program-program yang digunakan untuk meningkatkan kinerja pencapaian target

penataan bangunan dan lingkungan adalah kegiatan Evaluasi Rencana Detail Tata Ruang Kota.

  4.2.1.4 Kebijakan, Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Kabupaten Banyumas Kebijakan penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Banyumas

terintegrasi dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), dan

  

Sempadan Bangunan. Uraian kebijakan penataan bangunan gedung dan lingkungan sebagai

berikut:

  1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) KDB bangunan di Kabupaten Banyumas masih cukup ideal karena secara umum

bangunan di Kabupaten Banyumas masih berlantai satu, namun perlakuan berbeda bagi gedung-

gedung yang berlantai lebih dari satu yang terletak di pusat kota.

  2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) KLB bangunan di Kabupaten Banyumas masih tergolong rendah, masih dalam batas

toleransi. Dalam perkembangannya untuk kawasan pusat kota Intensitas penggunaan lahan

dioptimalkan atau kemungkinan adanya pengembangan ke arah vertikal.

4.2.2 Profil Rinci Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

  4.2.2.1 Gambaran Umum Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Bangunan gedung dan lingkungan

4.2.2.2 Kondisi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan

4.2.3 Permasalahan yang Dihadapi

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

  IV-16

  4.2.3.1 Sasaran Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Sasaran bidang penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Banyumas antara lain:

   Bangunan dan lingkungan tradisonal dan bersejarah Beberapa bangunan dan gedung tradisional dan bersejarah yang kurang mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, terutama pemerintah Kabupaten Banyumas karena dianggap tidak memberikan nilai ekonomis yang dapat menambah PAD. Namun secara peran, bangunan dan lingkungan tradisional memiliki nilai historis dan budaya yang sangat tinggi, seperti: eks komplek karisidenan Banyumas di Kecamatan Banyumas.

   Open space yang menambah estetika Kabupaten Banyumas Meningkatkan peran ruang terbuka hijau tidak hanya sebagai penghijauan kota untuk meminimalkan polusi udara, namun juga memiliki fungsi untuk memperindah wajah kota dan sebagai ruang interaksi masyarakat.

   Permukiman kumuh ilegal di atas bantaran rel kereta api Beberapa lokasi yang status lahannya milik PJKA menjadi tempat hunian kumuh ilegal di atas bantaran rel kereta api berada di Desa Babakan Kecamatan Karanglewas dan di Kecamatan Purwokerto Barat.

   Penataan permukiman padat Pertumbuhan kawasan permukiman padat dan sesak dengan jarak antar rumah kurang dari 5 meter. Keberadaan permukiman padat terdapat di daerah perkotaan yaitu Kota Purwokerto. Kondisi permukiman padat penduduk tanpa dilengkapi dengan sistem sarana dan prasarana yang memadai.

  4.2.3.2 Rumusan Masalah Akibat perkembangan kegiatan masyarakat di Kabupaten Banyumas mendorong semakin

intensifnya penggunaan lahan dan bermunculannya bangunan-bangunan yang semakin tidak

terkendali sehingga memunculkan permasalahan tata bangunan. Permasalahan penataan

bangunan di Kabupaten Banyumas lebih disebabkan faktor-faktor sebagai berikut:

Tabel 4.4 Permasalahan Tata Bangunan di Kabupaten Banyumas

  No Permasalahan Penjelasan

1. Perencanaan Pembangunan

   Minim informasi yang berdampak pemahaman penduduk tentang perencanaan tata bangunan sangat rendah.  Rendahnya kesadaran penduduk dalam mengurus Ijin

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

  IV-17 Mendirikan Bangunan (IMB) sehingga banyak bangunan yang berdiri tanpa status.  Minimnya perencanaan bangunan dan gedung yang kurang memperhatikan aspek keselamatan sehingga di wilayah Kabupaten Banyumas memiliki intensitas terjadinya bahaya kebakaran yang tertinggi di Provinsi Jawa Tengah

  

2. Pengelolaan bangunan/ Kurangnya peningkatan SDM para pelakunya dan fasilitas

gedung pemerintah/ negara yang ada

  

3. Pengendalian alih fungsi dan Belum adanya pengendalian alih fungsi dan alih status

alih status apabila tidak terkendali akan menimbulkan kawasan terbangun yang tumbuh liar.

  

4. Pembinaan Kurangnya penyelenggaraan pembinaan, pelatihan, kursus-

kursus dan penyuluhan terhadap masyarakat (IMB dan GSB)

  

5. Monitoring Belum adanya perangkat untuk monitoring (software dan

hardware) sehingga perlu ditingkatkan koordinasi rutin instansi terkait.

4.2.4 Analisis Permasalahan dan Rekomendasi

4.2.4.1 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

  Analisis kebutuhan penataan bangunan gedung dan lingkungan adalah mengidentifikasi

kebutuhan yang mendasar dan kebutuhan pengembangan dalam penataan bangunan dan

lingkungan. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi di atas,

maka dapat diambil analisis sebagai berikut:

1. Kebutuhan mendasar dalam penataan bangunan dan lingkungan adalah dengan tetap menjaga mempertahankan karya (bangunan dan lingkungan buatan) yang sudah ada.

  2. Kebutuhan pengembangan dalam penataan bangunan dan lingkungan adalah dengan membuat pengembangan lingkungan buatan selain di Kabupaten Banyumas (pembuatan dan renovasi open space/ taman kota)

4.2.4.2 Rekomendasi

  Rekomendasi analisis kebutuhan penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten

Banyumas menjelaskan bahwa Kabupaten Banyumas perlu meningkatkan estetika lingkungan

sehingga dengan berjalannya program ini diharapkan Kabupaten Banyumas menjadi daya

tarik sebagai wilayah konsisten dalam penanaman investasi. Rekomendasi kebutuhan

penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Banyumas antara lain:

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

  IV-18 a.

  

Perlu adanya penyusunan perencanaan teknis terhadap bidang bangunan dan gedung yang

memberikan manfaat sebagai pedoman/ standar teknis dalam pendirian bangunan dan gedung agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi penghuni bangunan dan gedung, seperti adanya akses untuk penyandang cacat dan mengurangi intensitas bahaya kebakaran.

  b.

  

Perlu adanya pemantauan terhadap kondisi tata ruang kota untuk dievaluasi fungsi peruntukan

ruang apakah masih sesuai dengan RUTRK agar meminimalkan terjadinya penyimpangan pemanfaatan lahan.

  c.

  

Perlu adanya sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat agar dapat menata

lingkungannya secara mandiri dan tidak mendirikan bangunan di atas lahan yang berfungsi lindung dengan adanya sosialisasi perda bangunan, pembinaan IMB, dan perda garis sempadan bangunan (GSB).

4.2.5 Program yang Diusulkan