SENIORITAS DI KEHIDUPAN MAHASISWA terhadap

SENIORITAS DI KALANGAN MAHASISWA
Manusia adalah makhluk sosial, artinya mereka tidak dapat
hidup dalam kesendirian, mereka selalu membutuhkan bantuan orang
lain agar dapat terus bertahan dalam kehidupannya dan dapat
melakukan aktivitas dengan lancar. Apabila manusia tersebut tidak
dapat bersosial / berinterksi dengan manusia lain maka kehidupan
manusia itu akan menjadi kacau, atau biasa disebut individualis.
Contoh apabila seseorang yang individualis itu mendapatkan tugas
berat dan ia tidak mampu melakukannya sendiri maka ia akan
kesusahan mencari pertolongan karena ia terbiasa sendiri dan tidak
berkomunikasi dengan sekitarnya. Sebaliknya, apabila seseorang
sudah terbiasa berinteraksi dan ramah kepada sekitarnya maka ia akan
lebih mudah menjalankan tugasnya. Maka dari itu, sudah takdirnya
manusia selalu hidup berdampingan dalam kondisi apapun dan tidak
akan bisa melepaskan diri dari masalah yang timbul dalam kehidupan
bermasyarakat.
Kehidupan bermasyarakat itu sangat rumit, karena dalam suatu
kelompok masyarakat terdapat individu-individu yang memiliki

persepsi, kepribadan, pekerjaan dan perilaku yang berbeda. Karena
mereka dilahirkan dari keluarga yang berbeda latar belakangnya.

Perbedaan dari berbagai aspek inilah yang menjadi sumber timbulnya
berbagai masalah/ konflik dalam kehidupan bermasyarakat, baik itu
konflik fisik maupun psikis dan lain sebagainya.
Konflik inilah yang juga menyebabkan terjadinya kerenggangan
antara kelas kelas masyarakat. Masyarakat kelas bawah bergaulnya
dengan kelas bawah saja, begitu sebaliknya, dan apabila hal ini terus
terjadi yang ada akan merusak masyarakat itu sendiri.
Konflik semacam ini bukan hanya menyerang masyarakat saja,
melainkan menyerang kehidupan perlajar/ mahasiswa yang didalam
pergaulannya sudah mulai terbentuk kelas-kelas/ geng. Geng/kelaskelas itu biasanya terbentuk atas dasar persamaan jenis pribadi
individu didalamnya dan latar belakang perekonomian. Hal ini
menjadi sebuah kajian yang menarik untuk diulas, dan kali ini saya
akan membahas tentang budaya senioritas di kampus yang selalu ada
dari tiap generasi ke generasi.

Siapa yang tidak kenal dengan “KAMPUS” ? hampir semua
orang mengenal kata kampus. Yang ada di Dibenak kita saat kita
mendengar kata-kata itu adalah sebuah cara belajar yang ringan,
kelonggaran waktu, mudah mengambil cuti dan berpakaian bebas
apapun saat pergi ke sana. Namun kehidupan kampus tidak seindah

yang kita bayangkan, kehidupan kampus adalah kehidupan yang lebih
luas lingkupnya dibandingkan sekolah menengah. Semakin luas
kehidupan itu semakin luas juga pola pergaulan dan potensi terjadinya
konflik. Salah satu konflik di kampus yang selalu terjadi adalah
“BUDAYA SENIORITAS”
Konflik semacam ini bukan hanya menyerang masyarakat saja,
melainkan menyerang kehidupan perlajar/ mahasiswa yang didalam
pergaulannya sudah mulai terbentuk kelas-kelas/ geng. Geng/kelaskelas itu biasanya terbentuk atas dasar persamaan jenis pribadi
individu didalamnya dan latar belakang perekonomian. Hal ini
menjadi sebuah kajian yang menarik untuk diulas, dan kali ini saya
akan membahas tentang budaya senioritas di kampus yang selalu ada
dari tiap generasi ke generasi.

Siapa yang tidak kenal dengan “KAMPUS” ? hampir semua
orang mengenal kata kampus. Yang ada di Dibenak kita saat kita
mendengar kata-kata itu adalah sebuah cara belajar yang ringan,
kelonggaran waktu, mudah mengambil cuti dan berpakaian bebas
apapun saat pergi ke sana. Namun kehidupan kampus tidak seindah
yang kita bayangkan, kehidupan kampus adalah kehidupan yang lebih
luas lingkupnya dibandingkan sekolah menengah. Semakin luas

kehidupan itu semakin luas juga pola pergaulan dan potensi terjadinya
konflik. Salah satu konflik di kampus yang selalu terjadi adalah
“BUDAYA SENIORITAS”
Apakah senioritas itu sendiri ? senioritas adalah keadaan lebih
tinggi dalam pangkat, pengalaman, dan usia atau dalam arti lain
adalah prioritas status atau tingkatan yang diperoleh dari umur atau
lamanya bekerja. Sedangkan apa arti dari sebuah budaya senioritas ?
Budaya senioritas adalah budaya peninggalan feodalisme,
dimana yang mudah menghormati yang tua dan menuruti segala apa
yang dikehendakinya meskipun itu bertolak belakang dengan
keinginan sang junior, “senior tidak pernah salah” kata yang semakin

dipopulerkan banyak orang. Dimana intinya senior lebih berkuasa
diatas segalanya.
Di kampus sering terjadi konflik antara senior dan junior
terutama mahasiswa baru, kebanyakan mahasiswa baru masih
sungkan untuk mengekspresikan perasaan nya dibandingkan dengan
senior, itu karena maba memiliki rasa sungkan dan belum tau secara
mendetail bagamana keadaan orang orang disekelilingnya.
Ada maba yang ekspresif ada juga yang tidak, maba yang

ekspresif biasanya lebih dikenal senior dan yang tidak ekspresif lebih
banyak tidak dikenal. Terkadang saat mahasiswa baru berusaha untuk
menyampaikan pendapat dalam suatu forum atau mengutarakan isi
hatinya,

ada

sebagian

senior

yang

menyanggah

dan

cara

menyanggahnya tidak sopan, karena mereka merasa bahwa mereka

lah yang lebih tua dan lebih dulu mengerti semua tentang hal di
kampus. Senior juga selalu memandang junior nya dengan sebelah
mata, tanpa mengetahui seluk beluk asli bagaimana junior itu.
Permasalahan lain juga datang dari senior yang selalu
mempunyai pikiran buruk terhadap juniornya, kebanyakan mereka

menilai junior hanya dari “casing” nya saja tanpa mengetahui sifat
aslinya. Penampilan, geng / teman yang biasa dengan nya, gadget dan
ketampanan / kecantikan, itulah yang biasanya dinilai terlebih dulu.
Bila mereka tidak suka dengan hal yang ada dalam diri junior
tersebut mereka langsung memberikan sanksi berupa sindiran maupun
tindakan yang frontal dan tidak pantas. Hal ini termasuk dalam
diskriminasi status dan usia karena mereka sudah membeda bedakan
status dan merasa bahwa mereka paling tua dan paling berkuasa,
sehingga dapat melakukan hal yang semena mena terhadap orang
yang mereka anggap lebih rendah status dan usianya. Dan para senior
berusaha untuk selalu mendominasi dalam hal apapun.
Banyak kasus tentang tindak kekerasan senior terhadap junior di
universitas, bahkan ada yang berupa pembunuhan, dan kebanyakan
penyebabnya karena permasalahan yang sepele, seperti hubungan

asmara, adanya pihak ketiga, perebutan jabatan dalam organisasi ,
rasa tidak ingin disaingi, dan sebagainya. Hal tersebut membuktikan
bahwa generasi muda saat ini mengalami degradasi moral, padahal
mereka adalah calon penerus masa depan bangsa dan negara, apabila

permasalahan ini tidak segera diatasi maka akan berdampak fatal.
Bahkan mungkin akan mengurangi minat siswa SMA untuk
meneruskan pendidikan

ke jenjang universitas dan menyebabkan

tingkat pendidikan di negara ini menurun. Budaya yang buruk seperti
ini tidak pantas untuk diteruskan karena akan mempengaruhi sikap
individu (terutama junior), junior akan semakin takut untuk
mengungkapkan pendapatnya dan berkarya, karena mereka sudah di
pengaruhi oleh tindakan senior yang merasa berkuasa dan selalu benar
dalam hal apapun.
Banyak kasus tentang tindak kekerasan senior terhadap
junior di universitas, bahkan ada yang berupa pembunuhan, dan
kebanyakan penyebabnya karena permasalahan yang sepele, seperti

hubungan asmara, adanya pihak ketiga, perebutan jabatan dalam
organisasi , rasa tidak ingin disaingi, dan sebagainya. Hal tersebut
membuktikan bahwa generasi muda saat ini mengalami degradasi
moral, padahal mereka adalah calon penerus masa depan bangsa dan
negara, apabila permasalahan ini tidak segera diatasi maka akan
berdampak fatal. Bahkan mungkin akan mengurangi minat siswa

SMA untuk meneruskan pendidikan

ke jenjang universitas dan

menyebabkan tingkat pendidikan di negara ini menurun.
Budaya yang buruk seperti ini tidak pantas untuk diteruskan
karena akan mempengaruhi sikap individu (terutama junior), junior
akan semakin takut untuk mengungkapkan pendapatnya dan berkarya,
karena mereka sudah di pengaruhi oleh tindakan senior yang merasa
berkuasa dan selalu benar dalam hal apapun.
Dengan terjadinya hal ini, jelas teerdapat banyak dampak yang
ditimbulkan dan bermunculan, dampak itu tentu saja mempengaruhi
perkembangan individu terhadap interaksinya kepada lingkungan dan

orientasi masa depannya. Dampak ini bila tidak segera diatasi maka
akan menimbulkan perkembangan yang buruk bagi yang menerima
tindakan bullying itu.
Hal itu juga mempengaruhi emosi seseorang yang menjadi
korban bullying. Menurut handbook social phsycologi volume 5
chapter 12 (emotions, affects and moods in social judgements ) :
Emosi adalah tua dan kaya istilah yang merujuk kepada
berbagai menarik fenomena yang tidak yang erat berkaitan dengan

masing-masing lain

sebagai

salah

satu

mungkin

berpikir.


Kesenjangan antara emosi dannonemotion mailku dan lebih kecil
daripada yang pernah berpikir. Sebagai Akibatnya, psikologi emosi
terpecah menjadi banyak daerah sebagian besar independen.
Penelitian bahkan pada seharusnyasatu emosi yang terpecahpecah. Sebagai contoh, penelitian ketakutan mencakup penelitian
klinis

pada

penelitian

pada

kecemasan,
efek

takut

sosial,


tentang

psikologis

perubahan

sikap,

dan

eksperimental penelitian pada ketakutan sebagai emosi yang dasar;
masing-masing daerah memiliki tradiisnya sendiri. Artikel dalam salah
satu

tradisi

jarang referensi

artikel


lain.

Pertimbangan

ini

menyarankan sejumlah strategi untuk masa depan
.

Satu saran adalah untuk mengambil saham ekologi emosi

peristiwa. Lain adalah untuk pindah ke tingkat yang jauh lebih rendah
dari analisis. Ketakutan, kesedihan, dan seperti terdiri dari komponen
yang dapat dipelajari dalam mereka sendiri tepat. Mencari pola antara
komponen akan menggantikan asumsi dengan pola secara empiris
didirikan. Proposal kami kerangka kerja baru dan kosa kata untuk
penelitian pada

emosi

tidak

dapat

dipahami

sebagai

sebuah

teori tentang emosi tapi sebagai garis besar untuk integrasi dari teoriteoriyang

lama. Konsep

emosional

keunggulan atas konsep lama emosi.

episode

memiliki

beberapa

Mendorong studi komponen individu dan dengan demikian
memungkinkan peneliti untuk menjelaskan dan termasuk dalam teoriteori mereka dari variabilitas besar perilaku emosional, ekspresi,
pengalaman , dan fisiologi yang telah ditemukan dalam penelitian
pada dasar emosi. Perilaku mungkin tidak membagi secara alami
menjadi

dua

kualitatif kelas

yang

berbeda,

emosional,

dan

nonemotional.Inti mempengaruhi, afektif kualitas dan atribusi semua
terjadi di luar emosional episode juga.Tidak seperti "dasar emosi,"
yang diri
Emosi adalah tua dan kaya istilah yang mengacu Tidak seperti
"dasar emosi," yang merupakan badan yang mandiri, emosional
episode terdiri dari bahan-bahan yang dapat dibentuk dalam berbagai
cara.
Sebagai

contoh,

bahwa Sosialisasi
sosial Tapi

bukanlah

akuisisi

Bugental
hanya
(algoritma)

(2000)
proses

mengusulkan

umum

prosedur

pengaruh

yang

efektif

untuk memecahkan masalah dalam lima domain tertentu (Lampiran,
kekuatan dalam hierarki, kawin, koalisi dalam kelompok, dan timbal
balik). Prosedur yang efektif di satu domain mungkin berhubungan
dengan orang-orang lain. Dianggap sebagai episode emosional, cinta
dan rasa cemburu melibatkan tidak hanya proses tersebut sebagai
inti mempengaruhi dan atribusi tetapi juga algoritma ini spesifik untuk

kehidupan sosial-peran, strategi, taktik, stances norma-norma yang
membentuk perilaku dan interaksi sosial dengan cara yangdinamis.

Meskipun amalgam teori-teori sebelumnya, kerangka kami hasil
dalam gambaran kehidupan emosional yang berbeda dari apa
yang saat ini tersedia. Peristiwa-peristiwa yang disorot dalam
sebelumnya paradigma-episode

prototipikal

emosi,

wacana

tentang emosi, konsep semua terjadi dan penting.
Namun demikian, bukan pendekatan yang kompatibel untuk
satu hal, mereka adalah berinteraksi bagian dari sistem yang lebih
besar. Sistem ini juga mencakup banyak lainnya terkait bagian,
seperti suasana hati, evaluasi, dan unattributed inti. Apa pun nasib
kerangka kami tertentu, studi baru emosi yang melampaui asumsiasumsi

yang

saat

ini

janji-janji untuk menghasilkan lapangan yang bahkan lebih kaya
daripada yang kita lihat hari ini.

Jadi menurut handbook tersebut, emosi seseorang yang
mengalam bullying bergantung pada suasana hati, evaluasi, dan
untributted inti. Dan semua yang dipelajari dalam teori mengenai apa
yang seharusnya terjadi kepada emosi seseorang yang mengalami
bullying dan apa yag mempengaruhinya tidak selamanya sama. Yang

dibicarakan didalam teori dan yang terjadi di dalam kenyataan
berbeda.
Emosi seseorang sewaktu waktu dapat berubah seiring jalan
pemikirannya, dan suatu teori tidak dapat menjelaskan perubahan
emosi yang spontan yang dialami oleh banyak orang, tidak hanya satu
orang saja melainkan semua orang yang ada di dunia ini. Dan teori itu
akan semakin diperkaya dengan adanya perubahan perbahan baru
yang spontan dari emosi manusia itu sendiri.
Semakin banyak nya perubahan yang dialami manusia dalam
emosinya, semakin berkembang pula teori teori itu, semakin kaya
pula teori itu. Seperti yang disebutkan dalam hanbook Social
Phsycology volume 5 tentang person perception chapter 12 :
“Apa punnasibkerangkakamitertentu,
studibaruemosiyangmelampauiasumsi-asumsiyangsaat ini
janji-janjiuntukmenghasilkanlapanganyangbahkanlebih
kayadaripadayangkitalihathari ini.”
Selain itu terdapat dampak dampak lain dari korban bullying
yang tentu dialami mereka dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya

dampak sosial dan dampak psikis individu yang mengalami tindakan
bullying.

A. DAMPAK SOSIAL
Dampak sosial yang dimaksud disini adalah dampak yang
mempengaruhi individu dalam melakukan kegiatan sosialnya
atau menjalankan kegiatan dalam kehidupan sehari- hari yang
mencakup beberapa hal seperti :
 Interaksi
Dalam interaksi dengan sesamanya, individu tersebut
cenderung lebih tertutup terhadap lingkungan sekitar dan
tidak

dapat menyuarakan pendapatnya, karena sudah

terpengaruh oleh doktrin yang diberikan oleh individu lain
yang membully nya.
 Pergaulan
Dalam pergaulan nya, individu yang mengalami bullying
dikucilkan oleh teman nya, karena menganggap individu
yang telah dibully tadi memiliki kekurangan dan tidak
sepadan dengan sekelompok individu terebut.

 Kelancaran berkomunikasi
Dalam berkomunikasi orang yang menjadi korban bully akan
menjadi leih pasif dan cenderung menjadi pembebek
(mengikuti apapun itu suara mayoritas). Karena ia sudah
diberikan doktrin atau merasa direndakan karena suatu hal
dari dirinya, sehingga ia merasa tidsk percaya diri untuk
melakukan apapun dan lebih memilih untuk diam.
B. DAMPAK PERSONAL

Dampak personal disini adalah dampak yang
dialami dalam diri sendiri (orang yang menjadi korban bully)
seperti dampak psikis. Dampak psikis sendiri mencakup :
 Kepercayaan diri
Seseorang yang menjadi korban bully akan lebih merasa tidak
percaya diri. Karena mereka sudah merasa direndahkan dan
disepelekan.
 Emosi

Emosi seseorang yang menjadi korban bully menjadi lebih
labil dan tempramen, karena mereka merasa tertekan terhadap
semua yang menjadi mark (label bully) dalam dirinya.
 Mental
Mental mereka menjadi lebih kecil, karena mereka sudah
dimatikan di awal dalam hal apapun, sehingga takut untuk
mengambil keputusan sendiri.

 Cara pandang / cara berpikir
Cara pandang mereka menjadi sempit dan memandang
sesuatu hanya dari luar saja (yang tampak), tidak dari
akarnya. Dan lebih mudah menyimpulkan sesuatu tanpa pikir
panjang.

ENGLISH VERSION

SENIORITY IN STUDENT LIFE

Humans are social animals, meaning they are not able
to live in solitude, they always require the help of another person
in order to continue to survive in life and can do activities
smoothly. If the man can't interact with man other that human life
would be chaotic, or commonly called individualist

An example of when someone individualist get heavy
duty and he wasn't able to do it yourself then it will distress to seek
help because he was accustomed to itself and does not
communicate with its surroundings. Conversely, when one is
already accustomed to interacting and friendly to surrounding it
will be easier to run the task. Therefore, it has been his destiny of
human beings always live side by side in any condition and will
not be able to escape from the problems that arise in the life of
society.

The life of the community that's very complicated, because
there are communities within a group individuals who have a job,
personality, perception and behavior. They

are born from a

different family background. The differences of the various
aspects of this was the source of the incidence of various
issues/conflicts in the life of society, be it physical or psychic
conflict

and

others.

This conflict also led to the creation of the distance between the
class society. The lower class people to hang out with the lower
class, so instead, and if this continues to happen that there will be
destructive

to

the

community

itself.

This kind of conflict is not only attacking the community, but

instead attacked the student life in his intercourse already begin to
form classes/gang. Gang/classes were usually formed on the
basis of the equation of the kind of private individuals in it and the
background of the economy. This becomes an interesting review
to reviewed, and this time I will discuss about the culture of
seniority on the campus there are always from each generation to
generation.
Who is not familiar with the “campus”? almost everyone knows the
word campus. That is in our mind when we hear the words it is a
way of learning that is lightweight, easy time allowances, leave
and take any free dress when going there.
But campus life is not as beautiful as we imagine,
campus life is the life of a much broader in scope than middle
school. Wider life that increasingly widespread pattern of
Association and also the potential for the occurrence of conflicts.
One of the conflicts in College always happens is the “culture of
SENIORITY”
Does seniority itself? seniority is a State higher in rank,
experience, and age or in other meanings are a priority status or
level of age or duration of work. As for what the meaning of a
culture

of

seniority?

Culture cultural heritage is the seniority of feudalism, where an

easy respect the elderly and obey everything what on the campus
there

are

always

from

each

generation

to

generation.

Who is not familiar with the "campus”? almost everyone
knows the word campus. That is in our mind when we hear the
words it is a way of learning that is lightweight, easy time
allowances, leave and take any free dress when going there. But
campus life is not as beautiful as we imagine, campus life is the
life of a much broader in scope than middle school. Wider life that
increasingly widespread pattern of Association and also the
potential for the occurrence of conflicts. One of the conflicts in
College always happens is the “culture of SENIORITY”
Does seniority itself? seniority is a State higher in rank,
experience, and age or in other meanings are a priority status or
level of age or duration of work. As for what the meaning of a
culture

of

seniority?

Culture cultural heritage is the seniority of feudalism, where an
easy respect the elderly and obey everything what He wants even
though it was contrary to the wishes of the junior, “senior is never
wrong” said that the more popularized many people. Where the
bottom

line

more

powerful

senior

above

everything.

On the campus of frequent conflict between the
senior and junior, especially new students, mostly freshmen still

hesitate to express her feelings as compared to seniors, it's
because the new student has hesitated and do not know in detail
how the children's circumstances people person around them
There is an expressive new student there is also which is not a
typically expressive, new student better known senior and not
expressive more unknown.
Sometimes when a freshman trying to convey an
opinion forum or expresses his heart, there is the most senior
disproving and with disrespectful way, because they feel that they
are the one who is older and more all about it on campus. The
senior also always looked at his junior with one eye, without
knowing the ins and outs of how the original junior it.
Other problems also came from a senior who has
always had bad thoughts against junior, most of them junior
judging only from its casing alone without knowing the nature of
the original. Appearance, gang/friend who is always with her good
looks, gadgets and/of beauty, that's what usually votes first.
If they don't like it is inside that gives them direct junior
sanctioned form of satire or frontal action and inappropriate. It is
included in the status and age discrimination because they are not
classificationing status and feel that they are the oldest and most

powerful, so can do the mistakes against those they consider
inferior status and age.

And the senior strives to always dominate in any case.
Many cases of violence against junior senior at University, there's
even a murder, and mostly cause trivial problem because, like the
romance, the presence of a third party, the scramble for position in
the Organization, a sense of not wanting rivaled, and so on.
It proves that the young generation is currently
experiencing a moral degradation, whereas their succession is the
future of the nation and the State, if the issue is not resolved soon
it will be a fatal impact. It might even reduce interest high school
students to continue education to university level and lead to the
country's education level to decrease.
A bad culture like this does not deserve to be
continued because it will affect the attitude of the individual
(especially junior), junior will be more afraid to express his opinion
and work, because they are already in action to influence by
senior who feel powerful and always true in any case.
Many cases of violence against junior senior at
University, there's even a murder, and mostly cause trivial
problem because, like the romance, the presence of a third party,
the scramble for position in the Organization, a sense of not

wanting rivaled, and so on. It proves that the young generation is
currently experiencing a moral degradation, but they succession is
the future of the nation and the State, if the issue is not resolved
soon it will be a fatal impact. It might even reduce interest high
school students to continue education to university level and lead
to

the

country's

education

level

to

decrease.

A bad culture like this does not deserve to be continued
because it will affect the attitude of the individual (especially
junior), junior will be more afraid to express his opinion and work,
because they are already in action to influence by senior who feel
powerful

and

always

true

in

any

case.

With the onset of this, obviously there is a lot of impact
and

popping,

the

impact

was

of

course influenced

the

development of the individual against its interaction to the
environment and future orientation. The impact of this if not
immediately addressed, it will cause a bad development for those
who

accept

that

bullying

Act.

It also affects the emotions of someone who's been the
victim

of

bullying.

According

to

the

handbook

social

phsycology volume 5 chapters 12 (emotions, affects and
moods in social judgments):

The old and rich in emotion is a term that refers to a
variety of interesting phenomena which are not closely related to
each other as one might think.
The

gap

between

emotion

and

My non emotion and smaller than ever thought. As a result, the
emotion psychology split into many areas largely independent.
The

research

even

on

supposed

one emotion that is fragmented. For example, research fear
covers

clinical

research

on

anxiety,

social,

psychological

research on the effect of fear about changing attitudes, and
experimental
research on basic emotions as fear;
each individual components and thus allows the
researcher

to

explain

and included in their theories of large variability emotional
behavior,

expressions,

experiences,

and

Physiology

that have been found in the study on the basis of emotions.
The
may
different

not

behavior
divide

classes,

naturally
emotional,

of
into

two

and non

the
qualitative
emotional.

Core affect, afective qualities and attribution all occur

outside
emotional episode, too.
Unlike “basic

emotions”,

self

The old and rich in emotion is a term that refers to Unlike “basic
emotions,” which is an independent body, emotional episode
consists

of

materials

that

can

be

shaped

in

a variety of ways. For example,
Bugental (2000)

proposed

that

the

Socialization is not just a general process of socia linfluence But
the

acquisition

(algorithms)

an

effective

procedure

for

solve problems in a particular domain (five attachments,power in
the hierarchy, mating, a coalition of groups, and reciprocity).
Procedures that are effective in one domainmay be
associated

with

people

another.
considered an emotional episode, love and jealousy It
involves not only the process as the core affect and attribution
but also this algorithm specific to social life-role,strategy, tactics,
stances

which

formed

the

norms

social interaction with a dynamic way.

of

behavior and

Although amalgam of previous theories,our framework
results in the description of the emotional life that is different from
what currently available.
Events

highlighted in previous

paradigm-prototypical emotional episodes, discourse about the
emotion, the concept of all happens and important.
Nevertheless,not compatible approaches for one thing,
they

are

interacting parts of a larger system. The system also includes
many other related sections, such as mood, evaluation,and
unattributed core.
Whatever the fate of our framework,
the new study of emotions that go beyond the assumptions that
are

currently

It promises to generate a field that is even richer than we see
today.
So according to the handbook, the emotions of someone
who relies on bullying in order mood, evaluation, and core
untributted. And all that is learned in theories about what should
happen to the emotions of someone who experienced bullying and
what influenced them is not the same as forever. Spoken in the
theory

and

are

happening

in

reality

is

different.

A person's emotions can change over time when the path
of his thinking, and one theory could not explain the change of
spontaneous emotion experienced by many people, not just one
person alone but everyone in this world. And that theory will be
enriched by the presence of spontaneous new changes from the
emotion

of

mankind

itself.

The more his changes experienced by humans in his
emotions, the more developed the theory that theory, the theory
was

also

rich.

As

mentioned

in

the handbook Social Psychology volume 5 on person perception
chapter

12:

“Whatever the fate of our framework, the new study of
emotions that go beyond the assumptions that are currently
It promises to generate a field that is even richer than we see
today. “

In addition there are other impact of victims of bullying who
certainly experienced them in everyday life, including the social
impact and the impact of individual psychic who experience
bullying

A. SOCIAL IMPACT

action.

The social impact is meant here is the impact that affects
the individual in social activities or run events in the life of a day-a
day that includes a few things such as:

 Interaction
In interaction with each other, these individuals tend to be more
closed to the environment around and not voicing his opinion,
because it was unaffected by the doctrine provided by other
individuals who bullyedhim.
 Association
In the Association, individuals who experience bullying
excommunicated by his friends, because it considers the
individual who has bully of yesteryear have flaws and not
commensurate with a bunch ofindividualland.
 Fluency/communicate
In communicating people that became a victim of bully
would be likely to become passive and more passi ve(follow
that any majority vote). Because he had given doctrine or
feel because one thing from him, so that he feels confident to
get to do whatever and prefer to be quiet.

B.PERSONAL IMPACT
Personal impact here is the impact experienced in
yourself (people who became victims of bully) like the psychic
impact. Own psychic impact include:

*self-confidence
A person who becomes a victim of bully will feel more
confident. Because they already feel demeaned.

*Emotions
The emotions of someone who became a victim of bullies
become more labile and temperament, because they feel
pressured to all who became mark (label bully) in him.

*Mental
Mentally they become smaller, because they have been turned
off at the beginning in terms of Regardless, so afraid to take
decisions on its own.

*viewpoints/way
How they became narrow point of view and look at things only
from the outside only (looks), not from its roots. And more
readily concludes something without thinking.