TEKNOLOGI FLOATING DALAM BANGUNAN LAUT

MAKALAH TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN LAUT
KONSTRUKSI APUNG FLOATON DALAM TEKNOLOGI BAHAN
BANGUNAN LAUT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
FARID BUDIMAN (D1111151013)
SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2017/2018
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PRODI TEKNIK KELAUTAN

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini

sesuai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada bapak Ir.Chrisna Djaja M.,M.Sc selaku dosen pengampu mata kuliah Teknologi
Bahan Bangunan Laut serta teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak hal yang perlu diperbaiki dari makalah ini agar
menjadi lebih sempurna, Oleh karena itu, kami membuka diri untuk menerima saran serta
kritik dari pembaca sekalian yang kiranya dapat membangun, demi perbaikan makalah
sesuai yang kita harapkan.

Pontianak,

November 2017

Penulis

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang….……………………………………………………………………...1
1.2 Masalah...……………………………………………………………………………...1
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………1
1.4 Manfaat………………………………………………………………………………..2
1.5 Metode pengumpulan data………………………………………………………….....2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konstruksi Apung Floaton dalam Teknologi Bahan Bangunan Laut……………….3-8
2.2 Bahan Penyusun Floaton…………………………………………………………..8-10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................11
3.2 Saran………………..………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu permasalahan yang timbul di sektor kelautan adalah konstruksi bangunan laut
yang terapung sehingga penempatannya fleksibel namun tetap memilik daya tahan yang baik.
Floaton hadir sebagai solusi atas masalah tersebut. dengan bahan dasar plastik mampu
dijadikan berbagai bangunan apung laut. Contoh bangunan apung yang dapat dibuat oleh floaton
adalah seperti dermaga, keramba, rumah apung serta kolam laut. Keunggulan dari teknologi
Floaton ini adalah bahannya yang ringan namun kuat karena setiap segemnya mampu menahan
beban besar dan karena sifatnya yang mengapung mengikuti gerak naik-turun air laut, floatan
akan lebih tahan lama, 100%, tahan terhadap minyak, cairan asam, es, air laut, korosi,

bahan kimia, dan sinar ultraviolet. serta dalam proses instalasi, floaton dapat dikategorikan
mudah.
Berdasarkan latar belakang itulah Penulis memutuskan untuk mengangkat “Konstruksi
Apung Floaton Dalam Teknologi Bahan Bangunan Laut” sebagai judul makalah yang akan
penulis bahas kali ini.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut rumusan masalahnya adalah
1. Bagaimana konstruksi apung floaton dalam teknologi bahan bangunan laut?
2. Apa bahan penyusun floaton?


1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang penulis buat, tujuan makalah ini adalah:
 Mengetahui bagaimana dan seperti apa konstruksi apung floatan dalam teknologi bahan
bangunan laut
 Mengetahui bahan penyusun floaton

1

1.4 Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, penulis sangat berharap dapat memberikan manfaat baik
bagi penulis maupun pembaca dan masyarakat luas.Adapun manfaat tersebut adalah sebagai
berikut:
1.Bagi penulis
a) Untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Bahan Bangunan Laut.
b) Untuk mengetahui tentang konstruksi apung floaton dalam teknologi bahan
bangunan laut.
c) Untuk mengetahui bahan penyusun floaton
2.Bagi pembaca dan masyarakat luas
Untuk memberikan informasi mengenai konstruksi apung floaton dalam teknologi bahan
bangunan laut dan bahan penyusun floaton


2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konstruksi Apung Floaton Dalam Teknologi Bahan Bangunan Laut
Semakin majunya perkembangan teknologi dan tingginya kebutuhan terhadap suatu
solusi kepada masalah-masalah yang ada menuntut adanya inovasi dalam berbagai bidang, sektor
kelautan adalah salah satunya. Saat ini telah ditemukan inovasi teknologi untuk konstruksi apung
berupa"floaton", yaitu konstruksi terapung serbaguna dengan bahan HDPE ( High Density
Polyethylene ) yang mudah dalam instalasi, ramah lingkungan, kuat serta tahan lama.
Dengan bahan dasar plastik mampu dijadikan berbagai bangunan apung laut. Contoh
bangunan apung yang dapat dibuat oleh floaton adalah seperti dermaga, keramba, rumah apung
serta kolam laut. Membangun bangunan atas air memang tak hanya asal bisa mengapung. Lebih
dari itu, bangunan harus kuat dan mampu menahan gempuran arus dan gelombang. Di sinilah
letak keunggulan floaton Dari sisi bahan, Floaton berbeda dengan fasilitas modular konvensional
lainnya. Floaton menggunakan material HDPE (High Density Polyethylene), yang dapat didaur
ulang 100%, tahan terhadap minyak, cairan asam, es, air laut, korosi, bahan kimia, dan sinar
ultraviolet.

Diawali dari Inggris, model floaton terus dikenal dan dipatenkan secara internasional.
Setiap negara maju memiliki satu distributor dengan pabrik di Taiwan. Berdasarkan tes ilmiah,
kemampuan beban maksimum dari sistem sisi permukaan datar pada Jet Float kurang dari 70%
kekuatan beban maksimal kubus. Tes beban tersebut memperlihatkan bahwa sisi datar kubus
mengalami pergerakan ke samping karena beban lateral yang lebih besar, dibandingkan kubus
dengan desain interlocking. Sementara itu, sisi permukaan Magic Float yang saling mengait
secara positif mampu melawan gerakan lateral dan secara signifikan meningkatkan kekakuan dan
stabilitas platform. Hasilnya, floaton memiliki kemampuan bantalan beban superior.

3

Gambar 2.1 Magic Float (kiri) dan Jet Float (kanan)
Di luar negeri, penggunaan floaton merambah kepentingan pembuatan perahu dan sarana
pemancingan. Selain Keramba Jaring Apung, beberapa produk yang ditawarkan di antaranya: (1)
dermaga apung, (2) dermaga ponton, (3) jembatan terapung, (4) resort terapung, (5) sarana
rekreasi terapung, (6) sarana pemancingan terapung, dan (7) ponton pengangkut sampah sungai.
Floaton sudah banyak dimanfaatkan, seperti pada Dermaga Kali Adem, Muara Angke;
pelabuhan umum dari dan ke Kepulauan Seribu. Penggunanaan floaton sebagai tambahan ataupun
pengganti konsturksi keras dermaga pada umumnya memiliki pertimbangan bahwa floaton dapat
mengakomodir kapal/perahu kecil serta menghidari kerusakan badan perahu/kapal karena

terhempas ke dermaga konvensional. penggunaan floaton sebagai keramba juga memiliki
kelebihan yaitu memiliki daya tahan lebih lama dibandingkan dengan penggunaan drum
kaleng/plastik pada umumnya.

Gambar 2.2 Bentuk dari floaton per segmen

4

Berikut ini adalah contoh pemanfaatan floaton:


Dermaga Apung dari Floaton

Gambar 2.3 Dermaga apung dari floaton

Gambar 2.4 Dermaga apung dari floaton

5

Dermaga Apung atau Dermaga Ponton adalah tempat untuk menambatkan kapal pada

ponton yang mengapung diatas air. Dermaga Apung dibuat untuk mengantisipasi pasang surut air
laut, sungai maupun danau sehingga dengan menggunakan dermaga apung maka posisi kapal
dengan dermaga selalu sama. Serta untuk mempermudah turun serta naiknya penumpang
sehingga dapat meminimalisir bahkan dapat membuat nihil kemungkinan kecelakaan (zero
accident)



Keramba Jaring Apung
Keramba Jaring Apung adalah sarana pemeliharaan ikan atau biota air yang

mengapung diatas air. Berfungsi untuk pembibitan atau budidaya ikan dan biota laut. Dengan
menggunakan Kubus Apung floaton Interlocking System "Magic Float", maka Keramba Jaring
Apung tetap stabil walau ombak besar, karena rangka dari konstruksinya adalah rangkaian dari
kubus-kubus apung yang mengikat satu sama lain, sehingga sangat kuat, stabil, dan tahan lama.

Gambar 2.5 Keramba jaring apung dari floaton

6


Gambar 2.6 Keramba jaring dari floaton


Jembatan Terapung

Sarana jembatan terapung adalah wahana jembatan yang dibangun terapung diatas
perairan, baik perairan dangkal maupun dalam. Jembatan apung sangat sesuai untuk infrastruktur
jembatan penghubung antar pulau, maupun jembatan diatas sungai. Dengan floaton, Sarana
Jembatan Apung akan tetap stabil walau ombak besar, karena rangka dari konstruksinya adalah
rangkaian dari kubus-kubus apung yang mengikat satu sama lain, sehingga sangat kuat, stabil,
dan tahan lama.

Gambar 2.7 Jembatan terapung dari floaton

7

Gambar 2.8 Jembatan terapung dari floaton

2.2 Bahan Penyusun Floaton
Dengan bahan dasar plastik konstruksi apung berupa"floaton", yaitu konstruksi terapung

serbaguna dengan bahan HDPE ( High Density Polyethylene ) yang mudah dalam instalasi, ramah
lingkungan, kuat serta tahan lama, yang dapat didaur ulang 100%, tahan terhadap minyak, cairan
asam, es, air laut, korosi, bahan kimia, dan sinar ultraviolet.
Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene, HDPE) adalah polietilena
termoplastik yang terbuat dari minyak bumi. Membutuhkan 1,75 kg minyak bumi (sebagai
energi dan bahan baku) untuk membuat 1 kg HDPE. HDPE dapat didaur ulang, dan memiliki
nomor 2 pada simbol daur ulang. Pada tahun 2007, volume produksi HDPE mencapai 30 ton.
HDPE memiliki percabangan yang sangat sedikit, hal ini dikarenakan pemilihan jenis katalis
dalam produksinya (katalis Ziegler-Natta) dan kondisi reaksi. Karena percabangan yang sedikit,
pipa HDPE memiliki kekuatan tensil dan gaya antar molekul yang tinggi. HDPE juga lebih keras

8

dan bisa bertahan pada temperatur tinggi (120 oC). HDPE sangat tahan terhadap bahan kimia
sehingga memiliki aplikasi yang luas, diantaranya: kemasan deterjen, kemasan susu, tanki bahan
bakar, kayu plastik, meja lipat, kursi lipat, kantong plastik, wadah pengangkut beberapa jenis
bahan kimia, sistem perpipaan transfer panas bumi, sistem perpipaan gas alam, pipa air,
pembungkus kabel, papan luncur salju, dan bangunan apung floaton.
Berbagai jenis termoplastik telah banyak digunakan untuk mempersiapkan termpolastik
elastomer kompatibilitas tinggi. Ini termasuk polipropilen, low-density polyethylene, uv-lowdensity polyethylene, liniear low density polyethylene, dikloronasi polietilen, polistiren,

poliamida, etilena-vinil asetat, kopolimer, dan poli metil metakrilat. (Charoen Nakason, 2006).
Polietilena adalah bahan termoplastik yang transparan, berwarna putih yang mempunyai
titik leleh bervariasi antara 110-137oC. Umumnya polietilen bersifat resisten terhadap zat kimia.
Pada suhu kamar, polietilena tidak larut dalam pelarut organik dan anorganik. (Billmeyer, 1994)
Beberapa jenis polietilena antara lain : Low Density Polyethylene (LDPE), High Density
Polyethylene (HDPE) dan Liniear Low Density Polyethylene (LLDPE). Low Density
Polyethylene (LDPE) memliki struktur rantai bercabang yang tinggi dengan cabang-cabang yang
panjang dan pendek. Sedangkan High Density Polyethylene (HDPE) mempunyai struktur rantai
lurus, Liniear Low Density Polyethylene (LLDPE) memiliki rantai polimer yang lurus dengan
rantai-rantai cabang yang pendek.
Polietilena adalah polimer yang termasuk golongan polyolefin, dengan berat molekul
rata-rata (Mw) = 50.000-30.000. (Curlee, 1991)
Sifat-sifat dari polietilena sangat dipengaruhi oleh struktur rantai dan kerapatannya.
LLDPE (Liniear Low Density Polietilene) merupakan suatu jenis polietilena yang paling
prospektif karena kemudahan proses pembuatan dapat diproduksi dalam berbagai pembuatan
yaitu proses polimerisasi menggunakan berbagai jenis katalis Zigler Natta. (Mark, 1970).
Polietilena dengan densitas rendah biasanya digunakan untuk lembaran tipis pembungkus
makanan, kantung-kantung plastik, jas hujan. Sedangkan untuk polietilena yang memiliki
densitas tinggi, polimernya lebih keras, namun mudah dibentuk sehingga banyak dipakai sebagai
alat dapur misalnya ember, panci, juga untuk pelapis kawat dan kabel.

9

Campuran polimer yang mempunyai kompatibilitas pencampuaran antara komponen
konstituen dari poliblend dapat dibuat dengan menggunakan kompatibilitas reaktif atau aditif
yang berbeda, kompatibilitas pencampuran mempengaruhi. morfologi dan sifat dari poliblend.
Strategi kompatibilitas pencampuran memfokuskan pada aplikasi seperti plastik daur ulang
pasca-konsumen tanpa penyortiran, produksi film multi-layer, kemasan produk, serta
perkembangan bahan baru berdasarkan plastik/ plastic elastomer/ campuran elastomer. (Magdy
dkk, 2008)

10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. konstruksi apung berupa"floaton", yaitu konstruksi terapung serbaguna dengan bahan HDPE (
High Density Polyethylene ) yang mudah dalam instalasi, ramah lingkungan, kuat serta tahan
lama.
2. Floaton menggunakan material HDPE (High Density Polyethylene), yang dapat didaur ulang
100%, tahan terhadap minyak, cairan asam, es, air laut, korosi, bahan kimia, dan sinar ultraviolet.
3. Pemanfaatan Floaton di antaranya: (1) dermaga apung, (2) dermaga ponton, (3) jembatan
terapung, (4) resort terapung, (5) sarana rekreasi terapung, (6) sarana pemancingan terapung, dan
(7) ponton pengangkut sampah sungai (8) keramba terapung
4. Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene, HDPE) adalah polietilena termoplastik
yang terbuat dari minyak bumi. Membutuhkan 1,75 kg minyak bumi (sebagai energi dan bahan
baku) untuk membuat 1 kg HDPE. HDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 2 pada simbol
daur ulang.

3.2 Saran
Banyak sumber yang bisa kita pelajari untuk menambah pengetahuan kita tentang
Konstruksi apung Floaton Dalam Teknologi Bahan Bangunan Laut salah satunya adalah
makalah ini. Maka dari itu penulis meminta saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan dan pengembangan dalam pembuatan serta penulisan makalah yang dibuat ini.
Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap pembacanya.

11

DAFTAR PUSTAKA
Charoen Nakason, 2006. Berbagai jenis

Density Polietilene) merupakan suatu

termoplastik telah banyak digunakan

jenis polietilena yang paling prospektif

untuk

termpolastik

karena kemudahan proses pembuatan
dapat

mempersiapkan

elastomer

kompatibilitas

tinggi.

termasuk

polipropilen,

low-density

pembuatan yaitu proses polimerisasi

uv-low-density

menggunakan berbagai jenis katalis

polyethylene,
polyethylene,

liniear

polyethylene,

dikloronasi

polistiren,
asetat,

poliamida,

kopolimer,

dan

low

Ini

density

diproduksi

dalam

berbagai

Zigler Natta.

polietilen,
etilena-vinil

Magdy dkk, 2008. Campuran polimer

poli

yang

metil

metakrilat.

mempunyai

pencampuaran

kompatibilitas

antara

komponen

konstituen dari poliblend dapat dibuat
Billmeyer,

1994.

adalah

dengan

menggunakan

bahan termoplastik yang transparan,

reaktif

atau

berwarna putih yang mempunyai titik

kompatibilitas

leleh

mempengaruhi. morfologi dan sifat dari

bervariasi

Polietilena

antara

110-137oC.

aditif

kompatibilitas
yang

berbeda,

pencampuran

Umumnya polietilen bersifat resisten

poliblend.

terhadap zat kimia. Pada suhu kamar,

pencampuran

polietilena tidak larut dalam pelarut

aplikasi seperti plastik daur ulang pasca-

organik dan anorganik.

konsumen tanpa penyortiran, produksi

Curlee, 1991. Polietilena adalah polimer

film multi-layer, kemasan produk, serta

yang termasuk golongan polyolefin,

perkembangan bahan baru berdasarkan

dengan berat molekul rata-rata (Mw) =

plastik/ plastic elastomer/ campuran

50.000-30.000.

elastomer.

Mark,1970. Sifat-sifat dari polietilena

www.terangi.or.id

sangat dipengaruhi oleh struktur rantai

Strategi

memfokuskan

ww.infoakuakultur.com

dan kerapatannya. LLDPE (Liniear Low

12

kompatibilitas
pada

www.globalmitrateknik.com
www.scribd.com
www.repository.usu.ac.id

13