PERSPEKTIF 4 PERTAHANAN DAN KEAMANAN MAR
PERSPEKT!F
E
I
Pertahanan
l(eamanan
NDONESIA sebagai negara kepulauan (archipelagic state) di
dunia yang memiliki wilayah laut teritorial dengan luas kurang
lebih 5,9 juta kilometer persegi membutuhkan pengarnanan yang
cukup besar. Ini sudah tentu menjadi tanggung jawab dan tugas dari
TNI AL serta aparat penegak hukum di laut lainnya.
Atas cakupan itu, dalam pengawasannya TMAlmembutuhkan dukungan alat utama sistem senjata (alutsista) yang lengkap. Namun, semua
itu belum terlihat hingga saat ini karena alasan keterbatasan anggaran.
Atas dasar itu, sejumlah kalangan berpandangan kalau pertahanan
laut lrdonesia masih terbilang lemah. Kebanyakan dari pengamat pertahanan di tanah air itu selalu mengeluhkan kekurangan yang ada dan
terus men)ruarakan agar semlra perlengkapan unfuk pertahanan laut
dipenuhi. ApalagS, disisi lain pemerintah telah mampu menambah sebagian dari kebutuhan anggaran minimal (minimum essantial budget)
guna mewujudkan pembangunan kekuatan pokok minimum (minirnum essantial force) TNf seiring peningkatan kesejahteraan prajurit.
Dalam mengoptimalkan kekuatan TNI AL yang ada saat ini, dilakukanpola gelar dan pola operasi penegakankedaulatan danhukum
di perairan Indonesia yang dilaksanakan secara terus menerus.
Pelaksanaan pola itu sendiri dilakukan dengan skala prioritas di
9 PeEpehdfMenuiu Masa Oepan M.rldm lndonesia I
I
5l
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
perairan rawan selektif. Jug4 langkah yang diambil adalah menyusun
kembali kekuatan tempumya dengan mengacu pada kekuatan pokok
minimum (MEF) berdasarkan prediksi arah datangnya ancaman
(threat based planning) dan ber:dasarkan kemamPuan yang diperlukan
(capability design).
Dari gelaran operasi itu senantiasa dilakukan evaluasi yang selanjutnya
telah disusun suatu jenis opera siuntukmencapai efektivitas dan efesiensi
dengan mempertimbangkan keterbatasan dan usia pakai alutsista serta
berorientasi pada pemenuhan komiknen dankodal operasi. ]enis operasi
yang dilaksanakan TNIALpada 2010 diselaraskan dengan perumusan
pola operasi yang dianut oleh jajaran TM berdasarkan undang-undang
pertahanan negara yang meliputi operasi militer Perang (OMP) dan
operasi militer selain perang (OMSP).
Lingkungan nasional, Indonesia mempunyai sejumlah persoalan
batas wilayah, baik perbatasan darat mauPun maritim yang hingga
saat ini berlum juga tuntas. Baru-baru ini teriadi konflik perbatasan
di blok Ambalat, Kaltim dan kasus pelanggaran kapal ikan Cina yang
dikawal kapal perang angkatan laut negara tersebut, sehingga timbul
ketegangan antara TNI AL dengan kapal perang dan kapal ikan
Cina tersebut. Kemudian yang terakhir tentang kasus penangkapan
aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) oleh aparat Police
Marine negara Malaysia sertabeberapa kasus lainnya'
BATAS MARITIM RAWAN SENGKETA
Lrdonesia sebagai negara kepulauan memiliki perairan yang berbatasan langsung dengan negara lain. Ada 10 negara tetangga yang Perairarurya berbatasan langsung dengan wilayah Nusantara. Mereka
adalahMalaysi4 Singapur4 Thailan4 hrdi4 Filipina, Vietram, Papua
New Guinea Australia, Republik Palau dan Timor Leste.
152 | f ecrpemfuoulu Mas oePan Maridm lndone{a
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
Berdasarkan identifikasi, baru batas maritim antara L:rdonesia dengan
Australia yang telah lengkap disepakati. Sementara batas maritirn
dengarr negara tetan6;ga lain baru dilakukan penetapan batas-batas
Dasar Laut (Landas Kontinen) dan sebagian batas Laut Wilayah.
Untuk menegakkan kedaulatan dan hukum di wilayah yurisdiksi
Indonesia diperlukan penetapan batas-batas maritim secara lengkap.
Penetapan batas ini dilakukan berdasarkan ketentuan Hukum Laut
Intemasional, yang diatur dalam Konvensi PBB tentang Hukum
Laut (UNCLOS 1982) yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia
melalui UU No 1711985.
Implementasi dari ratifikasi tersebrrt adalah diperlukannya pengelolaan terhadap batas maritim yang meliputi Batas Laut dengan
negara tetangga dan Batas Laut dengan Laut Bebas. Adapun batas-batas maritim Republik Indonesia dengan negara tetangga, mencakup Batas Laut Wilayah (Territorial Sea), batas perairanZEE,batas
Dasar Laut atau l,andas Kontinen. Belum selesainya penentuan batas maritim antara pemerintah Indonesia dengan negara tetangga
menjadikan daerah perbatasan rawan konflik.
Penetapan batas maritim sangat dibutuhkan untuk memperoleh
kepastian hukum yang dapat mendukung berbagai kegiatan kelautan, seperti penegakankedaulatandanhukum di laut, perikanan,
wisata bahari, eksplorasi lepas pantai (off shore), transportasi laut
dan lainnya. Belum adanya kesepakatan batas laut Indonesia dengan beberapa negara tetangga menimbulkan permasalahan saling klaim wilayah pengelolaan, khususnya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan. Beberapa kasus yang ada antar
Indonesia dan Malaysia merupakan cerminan rentannya perairan
daerah perbatasan. Terjadi saling tangkap nelayan baik dari
Indonesia maupun Malaysia bahkan bias mengganggu hubungan
diplomatik kedua negara.
9 Pcspchtif Menulu
Mao Dcpan Madrin
hmcria
|
153
BATAS
MARITIM RAWAN SEN6KETA
Permasalahanbatas laut merupakan hal mendasar yang seharusnya
di
selesaikan dan clisepakati oleh kedua negara. Bukan
dengan saling menangkap kapal atau salingklaim wilayah perairan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia seharunya lebih proaktif
dalam penyelesaian batas laut dengan negara tetangga, dengan
demikian adanya keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai
negara maritim yang kuat bjsa terealisasi.
segera
Dari beberapa batas laut Irrdonesia dengan negara tetangga, ada
Sembilan batas laut yang memiliki kerawanan konflik antar Negara,
diantaranya:
154 I 9 PeEpehtifMenuiu Masa Depan Maftim lndonesia
BATAS
MARIflM RAWAN SENGKETA
Indonesia-Malaysia
Garis batas laut wilayah antara Indonesia dengan Malaysia
adalah garis yang menghubungkan titik-titik koordinat yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama di Kuala Lumpur,
pada 17 Maret 1977.
Berdasarkan UU No 4l1960,Indonesia telah menentukan titik dasar
batas wilay;rh lautnya sejauh 12 mil. Sebagai implementasi dari UU
tersebut, beberapa bagian perairan ftrdonesia yang jaraknya kurang
dari L2 mil laut, menjadi laut wilayah lndonesia. Termasuk wilayah
perairan yang ada di Selat Malaka.
Pada Agustus 1969, Malaysia iuga mengumumkan bahwa lebar
laut wilayahnya menjadi 12 mil laut, diukur dari garis dasar yang
ditetapkan rnenurut ketentuan-ketentuan konvensi |enewa 1,958
(mengenai Laut Wilayah dan Contigous Zone). Sehingga timbul
persoalan, yaitu letak garis batas laut wilayah masing-masing neg.ua
di Setat Malaka &agran yang sempit) atau kurang darl.24 mil lautAdapun batas Landas Kontinen antara Indonesia dan Malaysia
ditentukan berdasarkan garis lurus yang ditarik dari titik bersama ke
titik koordinat yang disepakati bersama pada27 Oktober 1969.
Atas pertimbangan tersebut, dilaksanakan perundingan (FebruariMaret 1970) yartg menghasilkan perianjian tentang penetapan
garis Batas Laut Wilayah kedua negara dr Selat Malaka Penentuan
titik koordinat tersebut ditetapkan berdasarkan Garis
Pangkal
masing-masing negara. Diberlakukannya Konvensi Hukum Laut
Internasional 1982, maka penentuan titik dasqr dan garis pangAal
dari tiap-tiap negara perlu diratifikasi berdasarkan aturan badan
intemasional yangbaru. Selama ini penarikanbatas Landas Kontinen
l:rdonesia dengan Malaysia di Perairan Selat Malaka berpedoman
pada Konvensi Hukum L,aut 1958.
9
P.Gp.tdtMfllu Mil
ocprn uerum maonc'* | 155
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
MoU RI dengan Malaysia yang ditandatzrngani pada 27 Oktober
1969 yang menetapkan Pulau ]ara dan Pulau Perak sebagai acuan
titik dasar dalam penarikan Garis Pangkal jelas merugikan pihak
hrdonesia, karena median line yang diambil dalam menenflrkan
batas landas kontinen kedua negara tersebut cenderung mengarah
ke perairan Indonesia.
Tidak hanya ih1 hrdonesia juga belum ada kesepakatan dengan pihak
Malaysia terrtang ZEE-nya. Perrentuan ZEE ini sangat perrting dalam
negara.
upaya pengelolaan sumberdaya perikanan
Akibat belum adanya kesepakatan ZEE antaru [rdonesia dengan
Malaysia di Selat Malaka, sering terjadi penangkapan nelayan oletr
kedua belah pihak. Hal ini disebabkan karena Malaysia menganggap
batas Landas Kontinennya di Selat Malaka sekaligus merupakan batas
laut dengan Indonesia. Hat ini tidak benar, karerra batas laut kedua
negara harus ditertukan berdasarkan perjanjian bilateral.
l,
Berdasarkan kajian Dinas Hidrooseanografi'TNl AI. batas laut
trdonesia dan Malaysia di':Selat Malaka
berada di median
line antara garis pangkal kedua negara yang letalcrya jauh di sebelah
utara atau timw laut batas Landas Kontinen. Berdasarkan ketentuan
LINCLOS 1982, rebagai coastal state, Malaysia tidak diperbolehkan
Pulau Jara dan Pulau Perak sebagai base line yang jarak
antara kedua pulau tersebut lebih dari.100 m{ laut. }ika ditinl'au dari
segi geografu, daerah yang memungkinkan rawan sengketa perbatasan
dalam perrgelolaan sumber-sumber perikaran adalah di bagian selatan
Laut Andarnan atau di bagian utara Selat Malaka.
Indonesia-S1.ryapua
Penentuan
titik-tifik koordinat pada
Batas Laut Wilayah Indonesia
dan Singapura didasarkan pada prinsip,sarna jarak (equidistance)
antara dua pulau yang berdekatan. Fen esahan titik-titik koord,inat
156 I ggc.eee]{ifUaufu
Me D.g.ntl..itin
lodomsi.
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
tersebut didasarkan pada kesepakatan kedua pemerintah. Titik-titik
koordinat itu terletak di Selat Singapura. Isi pokok perjaniiannya
adalah garis Batas Laut Wilayah lrdonesia dan laut wilayah
Singapura di Selat Singapura yang sempit (lebar lautannya kurang
dari 15 mil laut) adalah garis terdiri dari garis-garis lurus yang
ditarik dari titik koordinat. Namun, di kedua sisi barat dan timur
Batas Laut Wilayah Indonesia dan Singapura masih terdapat area
yang belum mempunyai perjaniian perbatasan. Di mana wilayah
itu merupakan wilayah perbatasan tiga negara, yakni Lrdonesia,
Singapura dan Malaysia.
Pada sisi barat di perairan sebelah utara pulau Karimun Besar terdapat wilayah berbatasan dengan Singapura yang jaraknya hanya 18
mil laut. Sementara di wilayah lainnya, di sisi timur perairan sebelah
utara pulau Bintan terdapat wilayah yang sama yang jaraknya 2$8
mil laut. Kedua wilayah ini belum mempunyai perjanjianbatas laut.
Permasalahan muncul setelah Singapura dengan gencar melakukan
reklamasi pantai di wilayahnya. Sehingga terjadi perubahan garis
pantai ke arah laut (perairan Indonesia) yang cukup besar. Bahkan
dengan reklamasi, Singapura telah menggabungkan beberapa
pulaunya menjadi daratan yang luas. Untuk itu batas wilayah
perairan Indonesia-Singapura yang belum ditetapkan harus
segera diselesaikaru karena bisa mengakibatkan masalah di mdsa
mendatang. Singapura akan mengklaim batas lautnya berdasarkan
Garis Pangkal terbaru, dengan alasan Garis Pangkal lama sudah
tidak dapat diidentifikasi.
,l
,
Namun dengan rnelalui perundingan yang menguras energi kedua
hegar4 akhimya menyepakati perjanf ian batas laut kedua ne gara yarr1
mulaiberlaku pada30Agustus 2010. Batas lautyang ditentukan adalah
Pulau Nipa dan Pulau Tuaq sepanjang 1\1. kilometer. Perundingan
ini telah berlangsung sejak tahun 2005, dan kedua tim negosiasi
9P.Ee.kdf
i&diqMaOeanaruomOorsia
I
157
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
telah benrnding selama delapan kali. Permasalahan berbatasan laut
Indonesia dan Singapura pacla titik tersebut tidak lagi menjadi polemik
yang bisa merrimbulkan konflik, namun demikian masih ada beberapa
titik perbatasan yang belunr disepakati dan masih terbuka peluang
teriadinya konflik kedua negara.
Indonesia:Thailand
Garis Batas Landas Kontinm Indonesia danThailand adalah garis lurus
yang ditarik dari titik pertenruan ke arah Tenggara. Hal itu disepakati
dalam pe{aniian antara pemerintah Indonesia dengan Thailand
tentang penetapan Garis Batas Dasar Laut di Laut Andaman pada
11 Desember 1973. Titik koordinat batas Landas Kontinen lrdonesiaThailand ditarik dari titik bersama yang ditetapkan sebelum berlakunya Konvensi Hukurn Laut PBB 1982. Karena itu, sudah selayaknya perjanjian penetapan titik-titik koordinat di atas ditinjau kenrbali.
Aprlag Thailand telah
mr:ngumumkan Zona Ekonomi Eksklusif
derrgan Royal Prodamation pada23 Februari 1981, yang binva; "Tlw
uclusfure Ecorcmy hrw of Kingilom ofThailand is an areabeyond and adjacmt
to the te:rritorial sea whm breflilth utends ta trm hunfueil nautical ryiles
measured frum the baselinzs *se for mmsuring the breadth of the Territorinl
Sed'. Pada prinsipnya Proklaniasi ZEE tersebut tidak merryebutkan
tertangper,rctapanbatas antarnegara,,,
Indonesia-India
j
;
,:
Garis Batas Landas Kontinen Indonesia dan India adalah garis lurus
yang ditarik dari titik pertemuan menuju arah barat daya yang berada
di LautAnddman- Hal itu berdasarkan persetuiuan padal4]anuari
Pn dt New Delhi, Lrdia terrtang perjanjian garis batas Landas
Kortinen kildua,negara. Namun, pada,be!$npa wilayah batas laut
kedua negaia masih belunr ada kesepakatan.
,:
158 |
eeeae"tffUmluMaDcpnMatimMi€s
BATAS
MARMM RAWAN SENGKETA
Indonesia-Australia
Perjanjian Indonesia denp;an Australia mengenai garis batas yang
terletak antara perbatasan Indonesia-Papua New Guinea ditanda
tangani di Jakarta, padal? F ebruan1973. Kemudian disahkan dalam
UU No 5 Tahun 1973, tepafrrya pada 8 Desember 1973. Adapun
persetujuan antara Indonesia dengan Australia tentang penetapan
batas-batas Dasar Laut, ditanda tangani padaT November l'974Pertama, isinya menetapkan lima daerah operasional nelayan
tradisional Indonesia di zona perikanan Australia, yalttt Ashmore
Rey' (I'ulau Pasir), Cartier Ree/ (I'ulau Ban), Scott Reef (Plulau Datu),
Saringapatan Reef, dan Browse.
di perkenankan mengambil air
dari Pulau Pasir (Ashmore
bagian
Islet,
Middle
Islet
dan
tawar di East
Reef). Ketiga, nelayan hrdonesia dilarang melakukan penangkapan
ikan dan merusak tingkungan di luar kelima pulau tersebutKedua, nelayan tradisional Indonesia
Sementara persetujuan Indonesia dengan Australia, tentang Pengaturan Administratif perbatasan antara Indonesia-Papua New
Gunea; ditanda tangani di Port Moresby, pada L3 November L973.
Hal tersebut telah disahkan melalui Keppres No. 27 Tahun 1974,
dan mulai diberlakukan pada 29 April 1974. Atas perkembangan
baru di atas, kedua negara sepakat untuk meningkatkan efektivitas
pelaksanaan ivIOU 7974.
Indonesia-Vietnam
Pada 12 November 1982, Republik Sosialis Vietnam mengeluarkan
sebuah Statement yang disebut "statement on the Territorial Sea
Base Line". Vietnam memuat sistem penarikan garis pangkal lurus
yang radikal. Mereka ingin memasukkan pulau Phu Quoc masuk ke
9l,.EFfrtif Mauiu Mae ocpan uaton tndmca | 159
BATAS
MAR]TIM RAWAN SENGKETA
dalam wilayahnya yang berada kira-kira 80 mil laut dari garis batas
darat antara Kamboja dan Vietnam. Sistem penarikan garis pangkal
tersebut dilakukan menggunakan 9 turning point. Di mana dua
garis itu panjangnya melebihi 80 mil pantai, sedangkan tiga garis
lain panjangnya melebihi 50 mil laut. Sehingga, perairan yang
dikelilinginya mencapai total lrras 27.000 mil persegi.
Sebelumnya pada1977 Vietnam menyatakan memiliki ZEE seluas
mil laut, diukur dari garis pangkai lurus yang digunakan untuk
mengukur lebar Laut Wilayah. Hal ini tidak sejalan dengan Konvensi
Hukum Laut1982, karena Vietnam berusaha memasukkan pulaupulau yang jaraknya sangat jauh dari titik pangkal. Kondisi tersebut
menimbulkan tumpang tindih dengan Zona Ekonomi Eksklusif
Lrdonesia di sebelah utara Pulau Natuna.
200
Indonesia-Filipina
Berdasarkan dokumen perjanjian batas-batas maritim Indonesia
dan Filipina sudah beberapa kali melakukan perundhguru khususnya mengenai garis batas maritim di laut Sulawesi dan sebelah
selatan Mindanao (sejak 1973). Namun sampai sekarang belum
ada kesepakatan karena salah satu pulau milik Indonesia (Pulau
Miangas) yang terletak dekat Filippin4 diklaim miliknya. Hal itu
didasarkan atas ketentuan konstitusi Filipina yang masih mengacu
pada treaty of paris 1898. Sementara Indonesia berpegang pada
wawaffrn nusantara (The Archipelagic Principles) sestai dengan
ketentuan Konvensi PBB tentang hukum laut (UNCLOS 1982).
Indonesia-Repullik Palau
Republik Palau berada di sebelah Timur Laut Lrdonesia. Secara
geografis negara itu terletak di OCI. 51" LU dan 1350.50" BT. Mereka
adalah negara kepulauan der,gan luas daratan 500 km2. Berdasarkan
160
| e eerspcmf Uouiu Ma$ &pan M.ddm tndonGia
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
konstitusi 1979, Republk Palau memiliki yuridiksi dan kedaulatan pada
perairan pedalaman dan Laut Teritorial-nya hingga 2CI mil laut. Diukur
dari garis pangkal lurus kepulauan yang mmgelilingi kepulauan.
Palau memiliki Zona Perikanan yang diperluas (Extende-d Fishery Zone)
hirggu bettiatasan dengan Zona Perikanan Eksklusif, yang lebamya
200 rnil laut diukur dari garis pangkal. Hal itu menyebabkan tumpang
tindih antara ZEE Indonesia dengan Zona Perikanan yang diperluas
Republik Palau. Sehingg+ perlu dilakukan perundingan antara kedua
negara agar terjadi kesepakatan mengenai garis batas ZEE.
Indonesia-Timor Leste
Berdirinya negara Timor Leste sebagai negara merdeka, menyebabkan terbentuknya perbatasan baru antara Indonesia dengan
negara tersebut. Perundingan penentuan batas darat dan laut
antara RI dan Timor Leste telal'r dilakukan dan masih berlangsung
sampai sekarang.
Eirst Meeting Joint Border Committee antara Indonesia-Timor
Leste dilaksanakan pada 18-19 Desember 2002 di Jakarta. Pada
tahap ini disepakati penentuan batas darat berupa deliniasi dan
demarkasi, yang dilanjutkan dengan perundingan penentuan batas
maritim. Kemudian perundingan Joint Border Committee kedua
diselenggarakan di Dilli, pada ]uli 2003.
Fenetapan Batas Laut Mendesak
Penangkapan kapal nelayan lvlalaysia yang diwamai oleh ketegangan
diantara kedua belah pihak dinilai bahwa ini kelemahan Indonesia.
Apalagi penangkapan ini diwamai dengan kehadiran tiga helikopter
rnilik Malaysia. Di mata mantan KASAL, Laksamana TNI (Pum)
9 Pe6pehtif Menuiu
Ma*
Depen Marida
haroia
I 16l
8ATA5 MARITIM RAWAN SENGKETA
Bemard Kent Sondaakh,.kehadiran 3 helikqpter tersebut upaya
pembuktian Malaysia bahwa data intelejen Indonesia lemah, dan
tidak'ada penfagaan secara khusus merrjelang upacara besar TNI.
Kent Sondakh berpendapat, Malaysia sedang mempelajari titik lemah
penjagaan hrdonesia di perbatasan . lnib:uat proofing intelijen, apakah
intelijmnya sudah benar atau tidak. Informasi yang dikumpulkan
iotulij* itu bener atau tidak. Lebih jauh Kent Sondakh mengatakan,
intelejen militer Malaysia saat itu mengetahui Indonesia akan
melaksanakan HUT TNI AU,di Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Data-data ini akan digunakan sebagai data militeruntuk penyerangan
ke tempat musuh.
iahu
Secara intelejen strategi, Malaysia itu
sebelum HUT
TNI AU, seluruh pesawat ada di Flalim untuk hormat upacara. Intetijen
shategi militel, laniut Sondaklr, dikumpulkan sebelum beqperang
sehingga dapat dipergunakan jika akan belperang. Menurut Sondakh,
jika TNI AL mengadakan peringatan hari ulang tahtrn, bisa saja kuprlkapal Malaysia akanmasuk ke wilayahlrdonesia tanpa gangguan.
Sondakh mencontohkan, dulu saat Jerman hendak mengebom negara-negara di Eropa ]erman mengirirn intelijennya ke Belanda dan
Perancis. Mereka meneliti satu persatu kebiasaan militer sefempat.
Makanya ]erman bisa menyerang tepat pukul 08.00 pagi karena
saat itu militer tetangga sedang upacara pagi.
Sementara ih1 Pakar Hukum Kelautan Hasyim Qalal rnengatakan,
perdebatan batas wilayah kelautan antara Indonesia dan Malaysia tidak akan pemah usai. Pasalny+ Malaysia masih memiliki kepentingan
tertentu untuk tetap memperebutkan wilayah kelautan. Dari tahun
1962, perundingan tentang batas wilayah kelautan telah dilakukan.
Lalu dilanjutkan pada tahun 1982 hingga sekarang, ketentuan batas
tersebutbelum juga tersepakati dan memang tidak akan pemah usai.
162 | e naspenUfU.nuiu Ma* DeFn Marftim tndorcsia
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
Menurukrya, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Kelautan terrtang batas-batas wilayah teritorialnya. lndonesia harus tetap melaksanakan Undang-Undang kelautan tersebut. Bila ada yang melanggar
undang-undang segera ditindak. Bila menunggu perundingan batas
wilayah tidak akan pemah berakhif, karena Malaysia tetap memiliki
maksud mengambil kekayaan alam Indonesia.
Pakar Maritim Lrdonesia, Prof Dim,vati Hartono menyatakan, bahwa
banyaknya permasalairan yang terjadi di perbatasan disebabkan
minimnya perhatian pemerintah, yang membuat wilayah-wilayah
perbatasan yang seharusnya menjadi halaman depan negara Indonesia, kini lebih terlihat sebagai halaman belakang. Tak hanya soal
pembangunan dan infrastrukhlr, pemerintah juga di nilai kurang
memperhat-ikan kondisi masyarakat di wilayah perbatasan. Aspek
ekonomi, daerah perbatasan merupakan daerah tertinggal karena lokasinya terisolir dengan tingkat aksesibilitas yang rendah. Lri diikuti
dengan tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat yang minim.
Dimyati menerangkan, jika pemerintah mengembalikan Indonesia
sebagai negara maritim, dengan potensi sumber daya alam (SDA)
dan sumber daya manusia (SDIv! yarrg ada, tidak mustahil
pembangunan wilayah perbatasan di Indonesia dapat merata.
Tidak perlu mengubah orientasi pembangunan yang ada, tapi merrsinkronkarurya. Orientasi pembangunan maritim yang terintegrasi,
jalur transportasi laut dan keamanan wilayah menjadi te{amin. Sehnl
ih1 hasil pertanian, bumi dan industri bisa didistribusikan denganbaik
ke sejumlah pulau. Otomatis pembangunan pun akan merata.
Menanggapi masih lemahnya ketegasan pemerintah mengenai
batas wilayah. DPR pun angkat bicara, melalui Anggota Komisi I
dari Fraksi Golkaq, Tantowi Yahya mengatakan, permasalahan batas
wilayah Indonesia dengan negara tetangga akan segara dibahas
9 P.rsp€hdf
Mauiu
Ma
Dqcn Mari&n
lmjn
|
163
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
oleh DPR. Terutama batas wilayah Indonesia dengan Singapura.
Menurutnya akan segera diratifikasi menjadi undang-undang.
Urgensinya sudah jelas ba}rwa Indonesia memerlukan kepastian
batas wilayah lautnya dengan Singapura. Tanpa adanya keielasan
batas itu akan banyak masalah yang tidak bisa segera diselesaikan.
Tantowi menjelaskan, tanpa adanya kejelasan batas wilayah
kedua negar4 maka Lrdonesia akan sulit melakukan pengamanan
wilayahnya maupun berbagai kekayaan alam yang terkandung di
lautnya. Selain itu juga akan selalu ada rasa saling curiga diantara
kedua negara apabila batas wilayahnya tidak jelas. Ratifikasi
perjanjian bilateral Rl-Singapura terkait pemetaan garis batas laut
wilayah kedua negara dibagian barat Selat Singapura itu menjadi
penting maknanya dan ada banyak keuntungan bagi Indonesia
apabila batas wilayahnya ielas.
Lebih lanjut, Tantowi mengatakan, kesepakatan yang saat ini telah
tercapai antara Indonesia dan Singapura mengenai batas wilayah
masing-masing merupakan hasil terbaik diplomasi yang dilakukan
pemerintah. Penentuan batas wilayah itu didasarkan pada keten-
tuan-ketentuan yarrg telah tercantum dalam llnited Nations
Conoention on the Law of The Sea (UNCLOS) 1982.
Kementerianluarnegeri darrpihakterkait ditekankanuntuk segera
menyelesaikan perbafasan Indonesia dengan negara tetangga,
karena hal tersebut tidal< bisa diselesaikan secara bilateral.
Untuk yang bersifat multilateraf tergantung dari kesepakatan
antar negara itu sendiri, nrungkin dalam hal ini Indonesia dan
Malaysia sudah sepakat, tetapi pihak Singapura sendiri harus
juga sepakat. Bisa saja bebernpa negara itu mengulur-ngulur
waktu, karena dia tahu se'makin cepat perundingan diselesaikan,
semakin merugikan bagi clia, karena dia tahu sebenarnya garis
batas itu sebenarnya milik Indonesia.
164 | e nerspentifUenuiu Masa Dep.n Maririm lndonesia
BATA5 MARITIM RAWAN SENGKETA
sehingga pemerintah diimbau agar tidak merasa bosan mendesak
negara-negara tersebut untuk melakukan perundingan. perjanjian
bilateral, lanjutnya masih banyak yang belum diselesaikan. Sehingga
garisbatas dua wilayah itu tidak jelas, yang menyebabkanadanya saling
klaim batas wilayah yang berimbas kepada nelayan kedua negara.
Penyebab pelanggaran itu ada dua, pertamakarena sengajamelewati
batas wilayah unfuk motif tertentr_r, kedua karena memang tidak
tahu batas wilayah karena memang tidak jelas, oleh karenanya
tidak ada cara lain, meski pihak Kemenlu tengah disibukan oleh
berbagai haf tapi hendaknya permasalahan perbatasan ini harus
menjadi prioritas utama.
Ambalat Masih Membara
Malaysia kembali menyulut konflik. Kapal Diraja (KD) Baung-3509,
Kapal Maritirrr Pintar-3914 dan satu pesawat patroli maritim Tentara
Udara Diraja Malaysia (TUDM) CN-235 M44-OS memprovokasi
tentara Indonesia dengan memasuki wilayah NKRI di perbatasan
Ambalat, pada 20 Maret20'12.
Patroli maritim [rdonesia di bawah kendali gugus tugas Komando
Armada Timur tak tinggal diam. KRI Layang-g05 dan pesawat patroli
Maritim P-851 yang sedang berpatroli di wilayah tersebut berhasil
melakukar. pengejaran, pengusiran (intucept) serta shadowing terhadap satuan patroli maritim Malaysia. Kini konflik Ambalat kembali
menghangat. Sumber yang sangat dipercaya menyebut selama kurun
waktu sebulan terakhir, tercatat hampir lima kali seminggu kapal-kapal
dan pesawat patroli Malaysia memasuki wilayah NKRI tanpa izin.
Berdasarkan kronologis berita, pada 20 Maret 2012, pukul 00.40
WITA, KRI Layang-805 yang sedang melaksanakan
iatroli rutin
9 PeEpehtifMenuiu
Ma*
Depan Madtim
lndonsia | 165
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
menemukan kontak kapal rnencurigakan yang kemudian diketahui
KD Baung-3509. Kapal ini telah memasuki batas wilayah NKRI
komunikasi
sejauh S NN4. KRI Layang-805 melaksanakan kontak
meniawab'
tidak
kontak
melalui radio FM Channel 16,'namun
pukul09.25 WTT& KRILayang-80S melalui radio komunikasi segera
memerintahkan KD Baung-3509 untuk segera kembali ke perairan
Malaysia, narnun dijawab KD Baung-3509 sedang melaksanakan
"Innocent Passage" memrju Malaysia' Komandan KRI Layangtelah
805 lalu memberikan peringatair bahwa KD Baung-3509
Baung-3509
melaksanak xrlnnocent Passage tanpa izin' Namun, KD
berada di
masih
kapalnya
1979
berdalih menurut peta Malaysia
witayah perairan MalaYsia.
Di saat bersarnaan, terlihat kontak permukaan yang Pergerakarmya
akan memotong haluan I(RI Layang-805, bertujuan menghambat
pengejaran dan pengusiran KD Baung-3509' Kapal tersebut
*"*u'"ti*ilayahRl"qu"t.lNMyangkemudiandiketahuiKapal
Maritim Pintar-3914.
Pukul 09.40 WITA' KRI Layang-805 melakukan pengejaran terhadap
berada di haluan KRI Layang-805 dengan
KD Baung-3509 yang tepat
-og.so
wrrc KD Baung-3509 sudah berada
jarak Sodyard. rutul
perairan Malaysi4 KRI Layang-805 pun berbalik ke
di wilayah
selatan-untuk kembali ke pos tempumya sambil terus mengawasi
sudah
pergerakan KD Baung-3509 dan Kapal Maritim Pintar yang
berada di wilayah perbatasan Malaysia'
Pukul 10.46 WTIA, Patroli udara Cassa Patrnar P-851 menginforTUDM
masikan ke KRI Layang-805 adanya kontak Pesawat patroli
CN-235M4tr05bergerakdaribaratketenggara.Prrkull0.4SWTIA,
patroli
Cassa Patrnar P-85L melak sNtak an shndawing terhadap pesawat
TUDMCN-235M44L05yangtelahmemasukiwilayahNKRIsejauh
166 I 9 Pe6pehtif
Menuiu Masa DePan Marifm
lndmsia
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
1 NM. Pesawat ini terbang mernotong haluan KRI Layang-805 pada
jarak 500 yard dengan ketinggian 500 kaki bergerak dari barat daya
kemudian melintas ke utara masuk kembali ke wilayah Ma1aysia.
Permasalahan perbatasan ltl-Malaysia
di perairan Laut Sulawesi
(perairan blok Ambalat) memuncak pada 2005, pada saat itu ketegangan kedua negara tidak hanya dari lokasi di sekitar pembangunan suar Karang Takat Unarang dan gesekan antar kapal
perang saja, tetapi juga rnemancing kemarahan masyarakat yang
merasa terusik nasionalismenya dengan mengobarkan kembali
slogan "Ganyang Malaysia".
Blok laut seluas 15.235 km2 yang menjadi sengketa tersebut sebenarnya sudah sering dilaksanakan perundingan antara kedua negara.
Penandatanganan Perjanjian Tapal Batas Kontinen Idonesia-Malaysia
di Kuala Lumpur 27 Oktober 1969, kemudian diratiJikasi oleh kedua
belah pihak pada 7 November 1969 dijadikan dasar hukum bahwa Blok
Ambalat berada di bawah kedaulatan hrdonesia. Namun pada tahun
9 PcrspehtirMenuiu Masa Depan MariUm tndonesia I 167
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
yang sama pihak Malaysia mertbuat peta baru yang memasukkan
Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan serta Batu Puteh (berbatasan MalaysiaSingapura) mazuk ke wilayahnya. Tentu saja Indonesia dan Singapura
menolalorya dan tidak mengakui peta baru buatari Malaysia tersebut.
Kemudian pada 17 Maret 1970 diadakan kembali Perjanjian Tapal
Batas Laut L:rdonesia-Malaysia. Lagi-lagi Malaysia melakukan
manuver secara sepihak membuat batas maritimnya sendiri
memasukkan Blok Ambalat masuk ke wilayah teritorialrrya. Secara
sepihak Malaysia memajukan koordinat 4' L0' ke arah utara melewati
Pulau Sebatik seperti peta terbitan Malaysia 1959.
Pada 1979, Malaysia menerbitkan peta laut yang digunakan
melakukan klaim sepihak di perairan Laut Sulawesi, klaim tersebut
masuk ke dalam perairan RI di sekitar perairan Pulau Sebatik,
Pulau Sipadan, Pulau Ligitan hingga Laut Sulawesi (perairan blok
Ambalat). Indonesia sejak 8 Februari 1980 melakukan protes dan
nota protes yang masih terus dilancarkan hingga saat ini. Selain
protes dari pihak Indonesia peta Malaysia terbitan 1979 tersebut,
juga diprotes 6 negara, yaitu Filipin4 Singapura, China, Thailand,
Vietnam dan Inggris (atas nama Brunei). Namun pihak Malaysia
tidak menanggapi protes tersebut.
Mengingat perundingan tidak ada tanda-tanda kesepakatan dan
penyelesaian makakeduaKepalaPemerintahankemudianmenunjuk
wakil-wakil khusus yang rvaktu itu dijabat Mensekretaris Negara
RI, Moerdiono dari pihak Indonesia dan Wakil Perdana Menteri
menjajaki peluang penyelesaian.
Malaysi4 Anwar Ibrahim
Setelah mengadakan 4 (empat) kali pertemuan di Jakarta dan
Kuala l-umpur secara bergantian, kedua wakil merekomendasikan
perlunya mencari penyelesaian melalui Mahkamah Internasional
dan agar kedua pemerintah menyepakati untuk menerima dan
mematuhi apapun putusan Mahkamah Intemasional.
168 |
S
frerspenffUenuiu Masa Oepan Madtim lndonesia
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
PadalT Desember 2002, di Den Haag Negeri Belanda, Mahkamah
Intemasional (hrternational Court of justice /ICD sebagai badan
utama peradilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan
bahwa kedaulatan atas Pulau Ligitan dan Pulau Sipadan adalah milik Malaysia melalui pemungutan suara 16 banding 1.. Berubahnya status keperrrilikan Pulau Ligitan dan Pulau Sipadan
menjadi sepenuhnya masuk dalam kedaulatan dan milik Malaysia
tersebut, akan berimplikasi pada batas wilayah perairan Indonesia
yang berada di sekitamya. Kemungkinan akan adanya perubahan
tersebut serta posisi batas wilayah yang baru.
Begitu besamya ambisi Malaysia menguasai Blok Ambalat, karena,
Lapangan Aster Blok Ambalat yang terindikasi mempunyai cadangan minyak yang cukup besar yang saat ini dikelola perusahan
migas ENI [talia mampu memproduksi 30.00040.000 barel per hari.
Pihak Malaysia dikabarkan pemah mengay'ukan permintaan adanya
eksploitasi bersama. Namun Lrdonesia dalam hal ini Kementerian
E
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) jelas-jelas merrolak tawaran
"rgr
Malaysia tersebut. Sebab jika diterima, secara politis Indonesia
mengakui adanya konflik negara di wihyah kaya migas itu.
Sampai dengan saat ini, masih banyak terjadi berbagai kesalahan
penafsiran dalam memahami kasus Ambalat, karena tidak sedikit
masyarakat yang mengira dan mengatakan bahwa Ambalat
adalah suatu pulau atau wilayah daratan. Sesungguhnya Ambalat
adalah blok dasar laut yang dikenal sebagai perairan ZEE dan
landas kontinen. Secara geografis wilayah perairan blok Ambalat
berada di Laut Sulawesi yang kaya akan cadangan mineral, gas
dan hidrokarbon. Sedangkan letak wilayah perairan blok Ambalat
secara administratif berada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
|ika dua negara yang bertetangga dan mempunyai batas di laut,
tidak mungkin bagi keduanya bisa rnengklaim semua zona maritim
9
Fssp.hif
hiu
k
DGpa
Mdfrh kr&rEb | 169
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
tanpa adanya tumpang tindih dengan tetangga. Untuk negara
seperti Rl-Malaysia yang saling berhadapan batas antar negaranya
maka akan terjadi tumpang tindih batas laut teritorial, ZEE darr
landas kontinen. sesuai hrrkum UNCLOS L982 dua negara tersebut
harus menyepakati suatu garis yang membagi zona maritim yang
tumpang tindih tersebut.
Penetapan Garis batas darat antara Indonesia dan Malaysia di
Borneo sudah dilakukan fgdu 1891 antara Inggris dan Belanda
dengan hasil menyepakati garis yang melalui dan berhenti di
ujung Timur Pulau Sebatik, pulau kecil terluar di l(abrrpaten
Nunukan, dengan garis batas pada posisi koordinat geografis
4"L0'LU. Seharusnya garis batas tersebut diteruskan ke arah laut
sebagai batas maritim yang harus disepakati kedua belah pihak'
Saat ini kawasan yang ke arah laut, yaitu perairan Ambalat
belum ada garis batas maritim yang menetapkan kewenangan
kedua negara.
Keputusan ICJ pada 2002 yang memutuskan kepemilikan Pulau
Sipadan dan Pulau Ligitan kepada Malaysia memberikan proyeksi
akan berubahnya konfiS;urasi baseline Indonesia dan Malaysia'
Indonesia, telah membuat dan menerbitkan TD baru Pulau Sebatik
yaitu TD. 36 -A1 dan TD. 36 - A2 serta Karang Unarang TD. 36 - B
sebagai revisi dan hal tersebut telah tertuang dalam PP No 3712008
tentang Garis Pangkal.
Indonesia harus berargumen bahwa sesuai ketentuan Pasal 121
UNCLOS'8} pulau keciJ seperti Sipadan dan Ligitan semestinya
tidak diberi batas penuh (full ffict) dalam Penentuan klaim dan
delimitasi batas maritim maksimal 12 mil laut. Namun walaupun
Sipadan dan Ligitan merupakan pulau karang kecil, tetap dapat
mempengaruhi klaim batas maritim Indonesia di Laut Sulawesi,
dan hal inilah yang harus diwaspadai Indonesia.
l7O I r ecrse"krmui, Ma D.o{ M-h ffii.
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Menanggapi masalah itu, Nuning Kertaparti, anggota Komisi I
DPR RI menyatakan, soal pelanggaran batas ini sering dilakukan
oleh Malaysia dengiur berbagai dalih atau pembenaran yang bisa
membuat mereka leluasa menjelajahi perairan Indonesia. Hal ini
bukan hanya ambalat tapi juga pulau-pulau terluar kita yang lain,
yang berbatasan dengan Malay5in.
Nuning percaya pemerintah melaluf Kementerian Luar Negen,
Kementerian Pertahanan dan TM Angkatan Laut sudah membuat
berbagai pedoman kebijakan untuk menuntaskan masalah perbatasan.
Thpi, hal itu fidak cukup bila hanya dibuat di atas kertas dan tidak
segera melakukan tindakan riil mengusir setiap kapal patroli Malaysia
yang melewati garis perbatasan. Apalagi masalah ambalat ini bukan
hal baru, jadi seharusnya regulasi maupun kelengkapan alutista dalam
menjaganya sudah harus maju. |adi kita punya efek getar di hadapan
Malaysia. Nuning meminta Malaysia sebagai sesama anggota ASEAN
bisa saling menghormati wilayah kedaulatan Indonesia.
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Alur Laut Kepulauan (ALK) adalah konsekuensi y*g harus diberikan negara-negara kepulauan setelah diakui The llnited Nations
Conuention on the Law of the Sea (LINCLOS) III pada 1982. Indondsia
adalah negara kepulauan pertama yang mengusulkan penetapan
alur-alur laut di kepulauannya.
Negara yang terdiri dari gugusan pulau bisa disebut negara kepulauan
dengan keuntungan dapat menarik garis yang menghubungkan titik-
titik terluar dari gugus kepulauan
sebagai base line-nya. Adapun
penetapanAlur Laut Kepulauan lndonesia (ALKI) dilakukan dengan
angkan aspek pertahanan keamanan negara dan kondisi
hidrooseanografi agar alur pelayaran aman dilalui setiap kapal.
9
P.6p.kif Mmutu M.B OqEn M.dh
tidGi.
I l7l
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Hal ini merupakan hasil bargaining diplomasi antar bangsa. Rezim
negara kepulauan diwajibkartetap memberikan akses lewat (navigasi)
bagi kapal-kapal asing yimg melintasi perairan kepulauannya
(archipelagic waters), karena dulunya alur tersebut merupakan jalur
tradisional yang biasa digunakan pelayaran intemasional.
Penentuan ALK sendiri seburamya tidak diharuskan. Negara kepulauan boletr tidak merrentukan ALK-nya sehingga yang berlaku adalah serrua kapal diperbolehklan melewati ialur-jalur navigasi normal
yang biasa digunakan dalam Pelayaran drnia (routes normally used
{or international naoigation). Apabila negara menentukan ALK maka
kapal-kapal yang akan mehwati rute tersebut harus mengikuti rute
atau alur yang zudah ditentukan. Tidak boleh lagi bercabang-cabang
dalam bemavigasi atau melipir ke daratan seperti rute.rute terdahulu.
Misalrrya, ALKI Barat-Timur (E-W).Selama ini, rute melalui Laut
]awabanyak cabangny+ seperti alur di pulau Bawean- Kapal boleh
berlayar di utaranya Bawean dan ada pula jalur di selatannya
Bawean. fika negara tidak menentukan ALKI E-W, semua kapal
boleh melewati rute-rute tersebut. Tetapi bila negara menentukan
rute ALKI E-W, sesuai proposal yang akan diajukan ke PBB, maka
semua kapal asing yang melewati Laut ]awa harus melalui satu rute
yang telah ditetapkan. Yaitu hanya alur utara Bawean.
S.j-uh
penetapan ALKI dimulai di lingkungan Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Laut (Seskoal) sekitar Februari-Maret 1991,
khususnya di Direktorat Pengkajian @itjian), setelah mempelajari
hasil UNCLOS 1982. Pada kesempatan itu dibicarakan tentang
keharusan Indonesia menetapkan Sealant Passage melalui perairan
yurisdiksinya untuk mewadahi pelayalan transit dari satu perairan
ke perairan lain. Karena itu, Seskoal mengusulkan melalui Forum
Strategi. Forum Strategi TNI AL ini dicanangkan untuk membicarakan hasil usulan ALKI terhadap negara. Sebelum Forum Strategi
tT2l
ALKI 5E8UAH PELUANG DAN ANCAMAN
dimulai, Ditjiarr menyiapkan segala sesuatu untuk Forum Strategi.
Salah satu yang terpenting adalarh Makalah Ajakan.
Dalam makalah itu diajukan tiga ALI( yaitu alur laut di kawasan barat,
tengah, dan timur. Karena ALK berada di perairan lndonesia, maka
diusulkan agai dinamakan ALK hrdonesia, disingkat ALKI. Ketiga
ALKI yang diusulkan tersebut temyata diterima forum. Kemudian,
pada 19 Mei 199& Sidang Pleno MSC-69 IMO secara resmi menerima
(adopt) tigaAI-KI yang diusulkan Indonesia (41 tahun setelah Deklarasi
Konsepsi Negara Kepulaua4IW'awas;u1 Nusantara pada L957).
Sebelumnya Konvensi Hukum Laut III yang diselenggarakan pBB
di Chicago pada 1982, telah menghasilkan dua buah keputusan
fenomenal. Yaitu dengan diakuinya rezim zone ekonomi ekslusif
(ZEE) dan rezim negara kepulauan (Archipelagic State). Lahirnya
kedua lezim itu merupakan hasil dari negosiasi dan tawar menawar yang alot antara negara pantai dengan negara maritim yang
selama ini menguasai lautan, baik untuk eksplorasi perikanary
pertambangary pelayaran, perdagarlgan maupun jalur militer. Atas
disahkannya rezirn ZEE maka laut bebas (high sea) yang semula
terbuka lebar rrntuk jalur pelayaran dan eksploitasi laut menjadi
berkurang 200 mil laut dari tiap-tiap pulau yang ada. Kondisiini
jelas merugikan negara-negara maritim, seperti Amerika, Inggris,
Jepang, Kanada dan lainnya.
Alasan rnereka menerima konsep ZEE ini, dikarenakan salah satunya
adalah mereka diberikan garansi tetap mendapatkan akses masuk
ke wilayah laut tersebut baik untuk navigasi maupun eksploitasi.
Di Bab vArtikel53 dari Konvensi Hukum Laut Chicago ditegaskan
dengan menyebut negara lain rnemiliki kebebasan bemavilasi di
ZEE darr penerbangan di wilayah udara di atasnya dengan due
regard (memperhatikan) hak dan tugas negara pantai di ZEE, serta
hukum dan peraturan lain yang berlaku secara internasional.
9
P.GFLtitMoqiu Mas Oepn
Maddm
tmmsia
| 173
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Tidak jauh beda dengan rezim ZEE, pengakuan konsep negara
kepulauan juga hasil dari tarik ulur kesepakatan antara negara
pengguna dengan neg;rra pantai. Indonesia beserta beberaPa negara
yang memiliki karakter kepulauan, seperti Filipina, Solomon Island,
Papua New Guinea dan negara lainnya baik dari Afrika mauPun
Amerika Latin, berusaha menggolkan konsep ini dengan segala
cara. Termasuk salah safunya menerima syarat tetap memberikan
akses navigasi kepada negara lain yang akan melewati negara
kepulauan tersebut.
Atas dicapainya kesepakatan tersebut negara-negara kepulauan
di satu pihak mendapatlcan keuntungan dengan bertambahnya
luas wilayah laut, namun di sisi lain mempunyai tanggung jawab
memberikan akses, baik laut mauPun udara terhadap negara lain
yang akan melintas di perairan kepulauan (archipelagic uaters).
Di
antara negara-negara yang diakui dunia sebagai negara
kepulauan, baru Indonesia yang sudah menentukan ALK dan
sudah diserahkan ke pertemuan tahunan keselamatan pelayaran
ke-69. Sementara negara-negara kepulauan lainnya masih belum
menetapkanALK.
Beban untuk menentukan ALK sepertinya mudah. Namun dalam
pelaksanaannya berbenturan dengan kepentingan nasional yang
lebih tinggi. Pelaksanaannya "bagai buah simalakama". Dibuat
jalur akan merugikan keamanan negara, tidak dibuat negara lain
akan menuntut. Hal ini yang terjadi dengan Indonesia.
Atas keputusan menyerahkan 3 jalur utara-selatan ALKI ke MSC
(Maritime Safety Committee), rnaka Indonesia sudah bersiap dituntut negara lain, seperti Amerika, Inggris, Australia Kanada dan
Iepang. Mereka menganggaP penentuan ALKI tidak sesuai dengan
ketentuan umum penenhran ALK (GPASL). Yakni harus meliputi
174 | e
nrrymif ucruiu Mas
Dep.n
M.rtlh ffircs&r
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
seluruh rute normally used for international nauigation dari satu laut
lepaslZBE ke laut lepas lain.
Mereka menyebutnya partial designation, karena Indonesia tidak
memasukan alur laut barat-timur dari Selat Karimata-Laut Jawa
hingga ke Laut Arafuru. jika hrdonesia tidak menentukan rute ini
maka sesuai Artikel 53-12 mereka bisa melintas dengan hak lintas
ALK di seluruh rute pelayaran/penerbangan narmally used for
int e r national naai gat ion.
Akhimya, pada 1998 saat MSC meeting ke-72, delegasi Indonesia
menjanjikan bahwa Indonesia akan memenuhi penentuan ALKI
secara lengkap dengan memasukan alur laut barat-timur. Keputusan
itu sangat berisiko, tapi tidak ada pilihan lain.
Melihat posisi strategis lakarta, ibukota negara yang berada tepat di
pesisir utara Larrt faw4 jika ALKI barat-timur jadi dibuka akan sangat
rawarr terhadap aksi in-filtrasi udara maupun laut. Padahal untuk
mengantisipasi hal tersebut sejak dulu Lrdonesia telah menerapkan
ADIZ (Air Defense ldentification Zone) di pulau Jawa ke selatan agar
setiap penerbangan yang menuju |akarta (|awa) termonitor.
Faktor lain yang menjadi kendala adalah kepadatan lalu-lintas baik
laut maupun udara di atas laut |awa yang memiliki banyak s6kali
bandara Lrtemasional, mulai dari Cengkareng Yogyakarta, Solo, Surabaya sampai Denpasar. Selain itu terdapat pelabuhan-pelabuhan
besa4 seperti Tanjung Priuk Semarang Gresik, Tuban dan Surabaya.
Beberapa titik Laut Jawa juga merupakan laut dangkal dengan
kedalaman hanya 20-45 meter. Sehingga kurang aman digunakan
untuk rute pelayaran besar. Tidak hanya ihr, beberapa bagian laut di
alur tersebut juga digunakan sebagai taman nasional dan cagar alam.
Alhasil, hingga sekarang ALKI barat-timur belum diajukan.
9
Pcp.ttif M6ulu M.e Drprn Maidm tnrtomjia | 175
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Palingmenggemparkanterjadipada2003, saatArmada ke-7US Navy
melintas di sepanjang Laut |awa dan mengadakan menerbangkan
pesawat tempur Homet-n}'a di perairan sePutar pulau Bawean'
Sehingga memunculkan insiden Bawean yang sangat terkenal itu'
Dibagian lainnegeri ini adurlah perairanNatuna. Armada US Navy
juga seringberlayar di wila)'ahAlKlI menlrusuri pulau-pulau kecil
di sekitar perairan tersebut dan berlabuh di singapura. Aksi ini
dikuntit pesawatTNIAL, tapi juga dibayang-bayangi helikopter dari
kendala dalam memutusArmada tersebut. Pemerintah
kan polemik ini. Di satu pihak Lrdonesia sudah berianii ke dunia
internasional untuk merrrbuka jalur ALKI barat-timur. Di pihak lain,
dalam negeri masih banyak pro dan kontra terhadap isu pembukaan
jalur ALKI tersebut.
Bagi sebagian kalangan, termasuk militer pembukaan ialur ini akan
menambah beban Pengarnanan nasional sehingga menghendaki
upaya diplomasi laniutan untuk tidak membuka ialur ALKI barattimur. Namun bagi kalangan akademisi, dengan berlandaskan pada
hukum internasional, umumnya mereka berpendapat jalur tersebut
sebaiknya dibuka.
Kedua pendapat itu memitiki kekuatan argument yang sama, satu
pihak berpikir untuk kepentingan bangsa- Sementara pihak lain
memikirkan bangsa ini dari background pengetahuarrnya bahwa
jika Indonesia tidak membuka maka permasalahan yang akan
dihadapi Indonesia akan lebih rumit.
Sebagai jalan keluar, untuk sementara yang bisa dilakukan
pemerintah Indonesia terhadap dunia internasional adalah menSgelar suwei kelautan untuk keamanan pelayaran di laut Jawa
dan menyerahkan hasil-hasilnya ke lembaga intemasional untuk
meminta saran dan masukan.
176 |
enerq*ruauiu Mffi hpa
Mil*im
M,E*l
ALKI SEEUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Melalui langkah ini diharapkan akan membuka mata dunia bahwa
dengan alasan safety dan pelestarian taman laut serta cagar alam
di Laut ]awa, keputusan akhir dari permasalahan ini akan lebih
menguntungkan lrdonesi4 yaitu dibatalkannya penentuan jalur
ALKI barat-timur
AlurLaut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan jalur diwilayah
perairan Indonesia yang dapat dilewati kapal dan pesawat udara
asing. Hal ini mengacu pada kesaiahan kita dalam merzu:rcang
dan menerapkan hak lintas laut dalam PP tekait Hukum Laut
Internasional, United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS) yang ditetapkan pada 1982. Padahaf wilayah Indonesia
kini menjadi salah satu ialur terpadat di dunia.
Dibukanya jalur ALKI mernbuat Indonesia menjadi negara terbuka.
Karena itu, perairan dan ruang udara di jalur ALKI harus terjamin
keamanannya dari segala benfuk gangguan dan ancaman. HaI ini
menjadi tanggung jawab pernerintah Lrdonesia.
Melihat potensi Indonesia yang merupakan jalur lalu lintas intemasional, Connie memaparkan €-uh wilayah laut sebagai bagian dari
ruatu negara. Di abad 4 sebelum masehi (SM), Iskandar Zulkamain
mengutarakan apa yag disebut First Paradigma Dimension, bahwa
wilayah penguasaan sebuah negara hanya mencakup daratan.
Pemikiran ini terus berkembang hingga masa Gengis Khan, pada12
SM. Barulah di abad 16 muricul dimensi baru kekuasaan negara yang
mencakup wilayah lautan. Di mana bangsa-bangsa maju terpecah
dalam beberapa pemaharnan.
Paham Gracius menyebutkan lautan adalah bebas tidak ada yang
memiliki (Belanda). Paham J Seldom menyatakan laut termasuk
bagian dari sebuah negara (Inggns). Pandangan tersebut kemudian
didukung Colombus, Vasco De Gamrna hingga Hang Tuah.
E
Er
I
tr;
F
fi
$
{-
$
\
h
9
l,eBfrDlr Msuiu
he ep.n
Maririm
lffi
| 177
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Lalu, perihal penguasa€m negara terhadap wilayah udara, terjadi
silang pendapat tentang hal ini yang berlangsung sengit hingga
Konferensi Paris 1910 mel;rhirkan kontradiksi baru artara air b
free dan subjacent state. Meleka menganggap ruang udara adalah
milik negara yang berada di bawahnya dan dapat dikelola serta
dimanfaatkan bagi keuntungan negara tersebut.
Dilihat dari faktor lautan dan alur ALKI yang merupakan
implementasi ketentuan LII\TCLOS (United Nation Conaentiott on The
Law of The Sea)1982, yang telah diratifikasi melalui Undang-IJndang
RI No L711985, hrdonesia telah menetapkan tiga ALKI sebagai jalur
lintas kapal asing dalam pelayaran dari suatu laut bebas (ZEE) ke
laut bebas lainnya yang mencakup jalur udara di atasnya.
Manfaat yang didapatkan h'rdonesia dari ALBI, yaitu 1) Lrdonesia
meny'adi bagaian penting dari terwujudnya sebuah'peradaban' yang
berhubungan dengan lautan; 2) [rdonesia merrjadi bagian penghubung
penting daiEurasian Blue Belt;3) hrdonesia mengambil peranan sangat
besar dalam Global lngistic Suyport System dan khususnya terkait dengarr
SLOCS (Sea Lanes Of Vorrununications) dan COWOC (Consolilnted
Ocean Web Of Communication); 4) Wilayah lautan dan ALKI [rdonesia
menjadi penghubung perrting dalam HASA (Highlu Accesed Sed Areas)
dimana ketiga lautan yaitu l:Ldia Southeast dan South Pacific bertemu
didalamnya; 5) Terkait dengan World Shipping yarg melintasi ALKI
dengan muatan Dry CmgornauprsnLiquid Cargo.
Dari jalur udara Indonesia juga sangat strategis. Mengingat
pembagian jalur wilayah udara yang dikendalikan Air kffic
System (ATS) dan pengendalian penerbangan intemasional yang
ditetapkan ICAO, maka Indonesia menjadi negara yang dilewati
sekitar 43 jalur penerbangan intemasional serta ratusan reporting
points. Hal ini menjadikan wilayah udara Indonesia sebagai salah
satu jalur terpadat di dunia.
178 | gPecpehtif Menuiu Masa Depan Ma.ilim lndonesia
ALKI SEBUAH PETUANG DAN ANCAMAN
Mengenai manfaat ALKI bagi negara dan masyarakat Indonesia,
Selat Malaka bisa jadi acuan. Selat Malaka merupakan jalur
terpendek lalu lintas barang dan suplai energi dari Timur Tengah,
Eropa dan Afrika ke negara Asia Timur, seperti ]epang, China
dan Korea, yang mampu mernendekkan jarak tempuh hingga
2.000 KM, dibandingkan alternatif jalur pejalanan laut melalui
Selat Sunda.
fika terjadi sesuatu 'gangguan di selat Malaka maka dilihat dari
lamanya pelayarrr maka dari Malaka ke Selat Sunda atau Lombok
memerlukan tarnbahan 3 harl ke Laut China Selatan lewat Lombok
dan bagian Timur Philiphina atau ke
butr*
Selatan Australia dari
Indonesia ke Jepang memerlukan tambahan waktu sekitar 2 minggu.
Rosihan Arsyad dalam tulisannya di "The lndonesian lourney",
menyampaikan Indonesia diramalkan akan menjadi negara besar
dan menjadi mesin pertumbuhan Asia, serta salah satu jajaran
negara-negara ekonomi terbesar dunia.
Hal ini bisa dilihat pada 2007, perdagangan Indonesia mencakup
ekspor 114.100.890.757 dolar AS untuk 342.773.698 ton komoditi.
Menurut ftrdonesia Central Statistic Agency nilai ini akan belipat
dua pada 2012. Karena itu, tak heran jika Robert Kaplan dalam
buku terbarunya, Monsoory menyebutkan posisi Indonesia sebagai
negara supra strategic.
Sehingga sudahkah kita memanfaatkan ALKI lainnya secara maksimum dengan segala kelebihan strategis yang dimilikinya? Karena
aneh apabila Singapura dan Malaysia yang hanya 'terkaif di Selat
Malaka dapat men
E
I
Pertahanan
l(eamanan
NDONESIA sebagai negara kepulauan (archipelagic state) di
dunia yang memiliki wilayah laut teritorial dengan luas kurang
lebih 5,9 juta kilometer persegi membutuhkan pengarnanan yang
cukup besar. Ini sudah tentu menjadi tanggung jawab dan tugas dari
TNI AL serta aparat penegak hukum di laut lainnya.
Atas cakupan itu, dalam pengawasannya TMAlmembutuhkan dukungan alat utama sistem senjata (alutsista) yang lengkap. Namun, semua
itu belum terlihat hingga saat ini karena alasan keterbatasan anggaran.
Atas dasar itu, sejumlah kalangan berpandangan kalau pertahanan
laut lrdonesia masih terbilang lemah. Kebanyakan dari pengamat pertahanan di tanah air itu selalu mengeluhkan kekurangan yang ada dan
terus men)ruarakan agar semlra perlengkapan unfuk pertahanan laut
dipenuhi. ApalagS, disisi lain pemerintah telah mampu menambah sebagian dari kebutuhan anggaran minimal (minimum essantial budget)
guna mewujudkan pembangunan kekuatan pokok minimum (minirnum essantial force) TNf seiring peningkatan kesejahteraan prajurit.
Dalam mengoptimalkan kekuatan TNI AL yang ada saat ini, dilakukanpola gelar dan pola operasi penegakankedaulatan danhukum
di perairan Indonesia yang dilaksanakan secara terus menerus.
Pelaksanaan pola itu sendiri dilakukan dengan skala prioritas di
9 PeEpehdfMenuiu Masa Oepan M.rldm lndonesia I
I
5l
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
perairan rawan selektif. Jug4 langkah yang diambil adalah menyusun
kembali kekuatan tempumya dengan mengacu pada kekuatan pokok
minimum (MEF) berdasarkan prediksi arah datangnya ancaman
(threat based planning) dan ber:dasarkan kemamPuan yang diperlukan
(capability design).
Dari gelaran operasi itu senantiasa dilakukan evaluasi yang selanjutnya
telah disusun suatu jenis opera siuntukmencapai efektivitas dan efesiensi
dengan mempertimbangkan keterbatasan dan usia pakai alutsista serta
berorientasi pada pemenuhan komiknen dankodal operasi. ]enis operasi
yang dilaksanakan TNIALpada 2010 diselaraskan dengan perumusan
pola operasi yang dianut oleh jajaran TM berdasarkan undang-undang
pertahanan negara yang meliputi operasi militer Perang (OMP) dan
operasi militer selain perang (OMSP).
Lingkungan nasional, Indonesia mempunyai sejumlah persoalan
batas wilayah, baik perbatasan darat mauPun maritim yang hingga
saat ini berlum juga tuntas. Baru-baru ini teriadi konflik perbatasan
di blok Ambalat, Kaltim dan kasus pelanggaran kapal ikan Cina yang
dikawal kapal perang angkatan laut negara tersebut, sehingga timbul
ketegangan antara TNI AL dengan kapal perang dan kapal ikan
Cina tersebut. Kemudian yang terakhir tentang kasus penangkapan
aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) oleh aparat Police
Marine negara Malaysia sertabeberapa kasus lainnya'
BATAS MARITIM RAWAN SENGKETA
Lrdonesia sebagai negara kepulauan memiliki perairan yang berbatasan langsung dengan negara lain. Ada 10 negara tetangga yang Perairarurya berbatasan langsung dengan wilayah Nusantara. Mereka
adalahMalaysi4 Singapur4 Thailan4 hrdi4 Filipina, Vietram, Papua
New Guinea Australia, Republik Palau dan Timor Leste.
152 | f ecrpemfuoulu Mas oePan Maridm lndone{a
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
Berdasarkan identifikasi, baru batas maritim antara L:rdonesia dengan
Australia yang telah lengkap disepakati. Sementara batas maritirn
dengarr negara tetan6;ga lain baru dilakukan penetapan batas-batas
Dasar Laut (Landas Kontinen) dan sebagian batas Laut Wilayah.
Untuk menegakkan kedaulatan dan hukum di wilayah yurisdiksi
Indonesia diperlukan penetapan batas-batas maritim secara lengkap.
Penetapan batas ini dilakukan berdasarkan ketentuan Hukum Laut
Intemasional, yang diatur dalam Konvensi PBB tentang Hukum
Laut (UNCLOS 1982) yang telah diratifikasi pemerintah Indonesia
melalui UU No 1711985.
Implementasi dari ratifikasi tersebrrt adalah diperlukannya pengelolaan terhadap batas maritim yang meliputi Batas Laut dengan
negara tetangga dan Batas Laut dengan Laut Bebas. Adapun batas-batas maritim Republik Indonesia dengan negara tetangga, mencakup Batas Laut Wilayah (Territorial Sea), batas perairanZEE,batas
Dasar Laut atau l,andas Kontinen. Belum selesainya penentuan batas maritim antara pemerintah Indonesia dengan negara tetangga
menjadikan daerah perbatasan rawan konflik.
Penetapan batas maritim sangat dibutuhkan untuk memperoleh
kepastian hukum yang dapat mendukung berbagai kegiatan kelautan, seperti penegakankedaulatandanhukum di laut, perikanan,
wisata bahari, eksplorasi lepas pantai (off shore), transportasi laut
dan lainnya. Belum adanya kesepakatan batas laut Indonesia dengan beberapa negara tetangga menimbulkan permasalahan saling klaim wilayah pengelolaan, khususnya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya perikanan. Beberapa kasus yang ada antar
Indonesia dan Malaysia merupakan cerminan rentannya perairan
daerah perbatasan. Terjadi saling tangkap nelayan baik dari
Indonesia maupun Malaysia bahkan bias mengganggu hubungan
diplomatik kedua negara.
9 Pcspchtif Menulu
Mao Dcpan Madrin
hmcria
|
153
BATAS
MARITIM RAWAN SEN6KETA
Permasalahanbatas laut merupakan hal mendasar yang seharusnya
di
selesaikan dan clisepakati oleh kedua negara. Bukan
dengan saling menangkap kapal atau salingklaim wilayah perairan.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia seharunya lebih proaktif
dalam penyelesaian batas laut dengan negara tetangga, dengan
demikian adanya keinginan untuk menjadikan Indonesia sebagai
negara maritim yang kuat bjsa terealisasi.
segera
Dari beberapa batas laut Irrdonesia dengan negara tetangga, ada
Sembilan batas laut yang memiliki kerawanan konflik antar Negara,
diantaranya:
154 I 9 PeEpehtifMenuiu Masa Depan Maftim lndonesia
BATAS
MARIflM RAWAN SENGKETA
Indonesia-Malaysia
Garis batas laut wilayah antara Indonesia dengan Malaysia
adalah garis yang menghubungkan titik-titik koordinat yang
ditetapkan berdasarkan kesepakatan bersama di Kuala Lumpur,
pada 17 Maret 1977.
Berdasarkan UU No 4l1960,Indonesia telah menentukan titik dasar
batas wilay;rh lautnya sejauh 12 mil. Sebagai implementasi dari UU
tersebut, beberapa bagian perairan ftrdonesia yang jaraknya kurang
dari L2 mil laut, menjadi laut wilayah lndonesia. Termasuk wilayah
perairan yang ada di Selat Malaka.
Pada Agustus 1969, Malaysia iuga mengumumkan bahwa lebar
laut wilayahnya menjadi 12 mil laut, diukur dari garis dasar yang
ditetapkan rnenurut ketentuan-ketentuan konvensi |enewa 1,958
(mengenai Laut Wilayah dan Contigous Zone). Sehingga timbul
persoalan, yaitu letak garis batas laut wilayah masing-masing neg.ua
di Setat Malaka &agran yang sempit) atau kurang darl.24 mil lautAdapun batas Landas Kontinen antara Indonesia dan Malaysia
ditentukan berdasarkan garis lurus yang ditarik dari titik bersama ke
titik koordinat yang disepakati bersama pada27 Oktober 1969.
Atas pertimbangan tersebut, dilaksanakan perundingan (FebruariMaret 1970) yartg menghasilkan perianjian tentang penetapan
garis Batas Laut Wilayah kedua negara dr Selat Malaka Penentuan
titik koordinat tersebut ditetapkan berdasarkan Garis
Pangkal
masing-masing negara. Diberlakukannya Konvensi Hukum Laut
Internasional 1982, maka penentuan titik dasqr dan garis pangAal
dari tiap-tiap negara perlu diratifikasi berdasarkan aturan badan
intemasional yangbaru. Selama ini penarikanbatas Landas Kontinen
l:rdonesia dengan Malaysia di Perairan Selat Malaka berpedoman
pada Konvensi Hukum L,aut 1958.
9
P.Gp.tdtMfllu Mil
ocprn uerum maonc'* | 155
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
MoU RI dengan Malaysia yang ditandatzrngani pada 27 Oktober
1969 yang menetapkan Pulau ]ara dan Pulau Perak sebagai acuan
titik dasar dalam penarikan Garis Pangkal jelas merugikan pihak
hrdonesia, karena median line yang diambil dalam menenflrkan
batas landas kontinen kedua negara tersebut cenderung mengarah
ke perairan Indonesia.
Tidak hanya ih1 hrdonesia juga belum ada kesepakatan dengan pihak
Malaysia terrtang ZEE-nya. Perrentuan ZEE ini sangat perrting dalam
negara.
upaya pengelolaan sumberdaya perikanan
Akibat belum adanya kesepakatan ZEE antaru [rdonesia dengan
Malaysia di Selat Malaka, sering terjadi penangkapan nelayan oletr
kedua belah pihak. Hal ini disebabkan karena Malaysia menganggap
batas Landas Kontinennya di Selat Malaka sekaligus merupakan batas
laut dengan Indonesia. Hat ini tidak benar, karerra batas laut kedua
negara harus ditertukan berdasarkan perjanjian bilateral.
l,
Berdasarkan kajian Dinas Hidrooseanografi'TNl AI. batas laut
trdonesia dan Malaysia di':Selat Malaka
berada di median
line antara garis pangkal kedua negara yang letalcrya jauh di sebelah
utara atau timw laut batas Landas Kontinen. Berdasarkan ketentuan
LINCLOS 1982, rebagai coastal state, Malaysia tidak diperbolehkan
Pulau Jara dan Pulau Perak sebagai base line yang jarak
antara kedua pulau tersebut lebih dari.100 m{ laut. }ika ditinl'au dari
segi geografu, daerah yang memungkinkan rawan sengketa perbatasan
dalam perrgelolaan sumber-sumber perikaran adalah di bagian selatan
Laut Andarnan atau di bagian utara Selat Malaka.
Indonesia-S1.ryapua
Penentuan
titik-tifik koordinat pada
Batas Laut Wilayah Indonesia
dan Singapura didasarkan pada prinsip,sarna jarak (equidistance)
antara dua pulau yang berdekatan. Fen esahan titik-titik koord,inat
156 I ggc.eee]{ifUaufu
Me D.g.ntl..itin
lodomsi.
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
tersebut didasarkan pada kesepakatan kedua pemerintah. Titik-titik
koordinat itu terletak di Selat Singapura. Isi pokok perjaniiannya
adalah garis Batas Laut Wilayah lrdonesia dan laut wilayah
Singapura di Selat Singapura yang sempit (lebar lautannya kurang
dari 15 mil laut) adalah garis terdiri dari garis-garis lurus yang
ditarik dari titik koordinat. Namun, di kedua sisi barat dan timur
Batas Laut Wilayah Indonesia dan Singapura masih terdapat area
yang belum mempunyai perjaniian perbatasan. Di mana wilayah
itu merupakan wilayah perbatasan tiga negara, yakni Lrdonesia,
Singapura dan Malaysia.
Pada sisi barat di perairan sebelah utara pulau Karimun Besar terdapat wilayah berbatasan dengan Singapura yang jaraknya hanya 18
mil laut. Sementara di wilayah lainnya, di sisi timur perairan sebelah
utara pulau Bintan terdapat wilayah yang sama yang jaraknya 2$8
mil laut. Kedua wilayah ini belum mempunyai perjanjianbatas laut.
Permasalahan muncul setelah Singapura dengan gencar melakukan
reklamasi pantai di wilayahnya. Sehingga terjadi perubahan garis
pantai ke arah laut (perairan Indonesia) yang cukup besar. Bahkan
dengan reklamasi, Singapura telah menggabungkan beberapa
pulaunya menjadi daratan yang luas. Untuk itu batas wilayah
perairan Indonesia-Singapura yang belum ditetapkan harus
segera diselesaikaru karena bisa mengakibatkan masalah di mdsa
mendatang. Singapura akan mengklaim batas lautnya berdasarkan
Garis Pangkal terbaru, dengan alasan Garis Pangkal lama sudah
tidak dapat diidentifikasi.
,l
,
Namun dengan rnelalui perundingan yang menguras energi kedua
hegar4 akhimya menyepakati perjanf ian batas laut kedua ne gara yarr1
mulaiberlaku pada30Agustus 2010. Batas lautyang ditentukan adalah
Pulau Nipa dan Pulau Tuaq sepanjang 1\1. kilometer. Perundingan
ini telah berlangsung sejak tahun 2005, dan kedua tim negosiasi
9P.Ee.kdf
i&diqMaOeanaruomOorsia
I
157
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
telah benrnding selama delapan kali. Permasalahan berbatasan laut
Indonesia dan Singapura pacla titik tersebut tidak lagi menjadi polemik
yang bisa merrimbulkan konflik, namun demikian masih ada beberapa
titik perbatasan yang belunr disepakati dan masih terbuka peluang
teriadinya konflik kedua negara.
Indonesia:Thailand
Garis Batas Landas Kontinm Indonesia danThailand adalah garis lurus
yang ditarik dari titik pertenruan ke arah Tenggara. Hal itu disepakati
dalam pe{aniian antara pemerintah Indonesia dengan Thailand
tentang penetapan Garis Batas Dasar Laut di Laut Andaman pada
11 Desember 1973. Titik koordinat batas Landas Kontinen lrdonesiaThailand ditarik dari titik bersama yang ditetapkan sebelum berlakunya Konvensi Hukurn Laut PBB 1982. Karena itu, sudah selayaknya perjanjian penetapan titik-titik koordinat di atas ditinjau kenrbali.
Aprlag Thailand telah
mr:ngumumkan Zona Ekonomi Eksklusif
derrgan Royal Prodamation pada23 Februari 1981, yang binva; "Tlw
uclusfure Ecorcmy hrw of Kingilom ofThailand is an areabeyond and adjacmt
to the te:rritorial sea whm breflilth utends ta trm hunfueil nautical ryiles
measured frum the baselinzs *se for mmsuring the breadth of the Territorinl
Sed'. Pada prinsipnya Proklaniasi ZEE tersebut tidak merryebutkan
tertangper,rctapanbatas antarnegara,,,
Indonesia-India
j
;
,:
Garis Batas Landas Kontinen Indonesia dan India adalah garis lurus
yang ditarik dari titik pertemuan menuju arah barat daya yang berada
di LautAnddman- Hal itu berdasarkan persetuiuan padal4]anuari
Pn dt New Delhi, Lrdia terrtang perjanjian garis batas Landas
Kortinen kildua,negara. Namun, pada,be!$npa wilayah batas laut
kedua negaia masih belunr ada kesepakatan.
,:
158 |
eeeae"tffUmluMaDcpnMatimMi€s
BATAS
MARMM RAWAN SENGKETA
Indonesia-Australia
Perjanjian Indonesia denp;an Australia mengenai garis batas yang
terletak antara perbatasan Indonesia-Papua New Guinea ditanda
tangani di Jakarta, padal? F ebruan1973. Kemudian disahkan dalam
UU No 5 Tahun 1973, tepafrrya pada 8 Desember 1973. Adapun
persetujuan antara Indonesia dengan Australia tentang penetapan
batas-batas Dasar Laut, ditanda tangani padaT November l'974Pertama, isinya menetapkan lima daerah operasional nelayan
tradisional Indonesia di zona perikanan Australia, yalttt Ashmore
Rey' (I'ulau Pasir), Cartier Ree/ (I'ulau Ban), Scott Reef (Plulau Datu),
Saringapatan Reef, dan Browse.
di perkenankan mengambil air
dari Pulau Pasir (Ashmore
bagian
Islet,
Middle
Islet
dan
tawar di East
Reef). Ketiga, nelayan hrdonesia dilarang melakukan penangkapan
ikan dan merusak tingkungan di luar kelima pulau tersebutKedua, nelayan tradisional Indonesia
Sementara persetujuan Indonesia dengan Australia, tentang Pengaturan Administratif perbatasan antara Indonesia-Papua New
Gunea; ditanda tangani di Port Moresby, pada L3 November L973.
Hal tersebut telah disahkan melalui Keppres No. 27 Tahun 1974,
dan mulai diberlakukan pada 29 April 1974. Atas perkembangan
baru di atas, kedua negara sepakat untuk meningkatkan efektivitas
pelaksanaan ivIOU 7974.
Indonesia-Vietnam
Pada 12 November 1982, Republik Sosialis Vietnam mengeluarkan
sebuah Statement yang disebut "statement on the Territorial Sea
Base Line". Vietnam memuat sistem penarikan garis pangkal lurus
yang radikal. Mereka ingin memasukkan pulau Phu Quoc masuk ke
9l,.EFfrtif Mauiu Mae ocpan uaton tndmca | 159
BATAS
MAR]TIM RAWAN SENGKETA
dalam wilayahnya yang berada kira-kira 80 mil laut dari garis batas
darat antara Kamboja dan Vietnam. Sistem penarikan garis pangkal
tersebut dilakukan menggunakan 9 turning point. Di mana dua
garis itu panjangnya melebihi 80 mil pantai, sedangkan tiga garis
lain panjangnya melebihi 50 mil laut. Sehingga, perairan yang
dikelilinginya mencapai total lrras 27.000 mil persegi.
Sebelumnya pada1977 Vietnam menyatakan memiliki ZEE seluas
mil laut, diukur dari garis pangkai lurus yang digunakan untuk
mengukur lebar Laut Wilayah. Hal ini tidak sejalan dengan Konvensi
Hukum Laut1982, karena Vietnam berusaha memasukkan pulaupulau yang jaraknya sangat jauh dari titik pangkal. Kondisi tersebut
menimbulkan tumpang tindih dengan Zona Ekonomi Eksklusif
Lrdonesia di sebelah utara Pulau Natuna.
200
Indonesia-Filipina
Berdasarkan dokumen perjanjian batas-batas maritim Indonesia
dan Filipina sudah beberapa kali melakukan perundhguru khususnya mengenai garis batas maritim di laut Sulawesi dan sebelah
selatan Mindanao (sejak 1973). Namun sampai sekarang belum
ada kesepakatan karena salah satu pulau milik Indonesia (Pulau
Miangas) yang terletak dekat Filippin4 diklaim miliknya. Hal itu
didasarkan atas ketentuan konstitusi Filipina yang masih mengacu
pada treaty of paris 1898. Sementara Indonesia berpegang pada
wawaffrn nusantara (The Archipelagic Principles) sestai dengan
ketentuan Konvensi PBB tentang hukum laut (UNCLOS 1982).
Indonesia-Repullik Palau
Republik Palau berada di sebelah Timur Laut Lrdonesia. Secara
geografis negara itu terletak di OCI. 51" LU dan 1350.50" BT. Mereka
adalah negara kepulauan der,gan luas daratan 500 km2. Berdasarkan
160
| e eerspcmf Uouiu Ma$ &pan M.ddm tndonGia
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
konstitusi 1979, Republk Palau memiliki yuridiksi dan kedaulatan pada
perairan pedalaman dan Laut Teritorial-nya hingga 2CI mil laut. Diukur
dari garis pangkal lurus kepulauan yang mmgelilingi kepulauan.
Palau memiliki Zona Perikanan yang diperluas (Extende-d Fishery Zone)
hirggu bettiatasan dengan Zona Perikanan Eksklusif, yang lebamya
200 rnil laut diukur dari garis pangkal. Hal itu menyebabkan tumpang
tindih antara ZEE Indonesia dengan Zona Perikanan yang diperluas
Republik Palau. Sehingg+ perlu dilakukan perundingan antara kedua
negara agar terjadi kesepakatan mengenai garis batas ZEE.
Indonesia-Timor Leste
Berdirinya negara Timor Leste sebagai negara merdeka, menyebabkan terbentuknya perbatasan baru antara Indonesia dengan
negara tersebut. Perundingan penentuan batas darat dan laut
antara RI dan Timor Leste telal'r dilakukan dan masih berlangsung
sampai sekarang.
Eirst Meeting Joint Border Committee antara Indonesia-Timor
Leste dilaksanakan pada 18-19 Desember 2002 di Jakarta. Pada
tahap ini disepakati penentuan batas darat berupa deliniasi dan
demarkasi, yang dilanjutkan dengan perundingan penentuan batas
maritim. Kemudian perundingan Joint Border Committee kedua
diselenggarakan di Dilli, pada ]uli 2003.
Fenetapan Batas Laut Mendesak
Penangkapan kapal nelayan lvlalaysia yang diwamai oleh ketegangan
diantara kedua belah pihak dinilai bahwa ini kelemahan Indonesia.
Apalagi penangkapan ini diwamai dengan kehadiran tiga helikopter
rnilik Malaysia. Di mata mantan KASAL, Laksamana TNI (Pum)
9 Pe6pehtif Menuiu
Ma*
Depen Marida
haroia
I 16l
8ATA5 MARITIM RAWAN SENGKETA
Bemard Kent Sondaakh,.kehadiran 3 helikqpter tersebut upaya
pembuktian Malaysia bahwa data intelejen Indonesia lemah, dan
tidak'ada penfagaan secara khusus merrjelang upacara besar TNI.
Kent Sondakh berpendapat, Malaysia sedang mempelajari titik lemah
penjagaan hrdonesia di perbatasan . lnib:uat proofing intelijen, apakah
intelijmnya sudah benar atau tidak. Informasi yang dikumpulkan
iotulij* itu bener atau tidak. Lebih jauh Kent Sondakh mengatakan,
intelejen militer Malaysia saat itu mengetahui Indonesia akan
melaksanakan HUT TNI AU,di Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Data-data ini akan digunakan sebagai data militeruntuk penyerangan
ke tempat musuh.
iahu
Secara intelejen strategi, Malaysia itu
sebelum HUT
TNI AU, seluruh pesawat ada di Flalim untuk hormat upacara. Intetijen
shategi militel, laniut Sondaklr, dikumpulkan sebelum beqperang
sehingga dapat dipergunakan jika akan belperang. Menurut Sondakh,
jika TNI AL mengadakan peringatan hari ulang tahtrn, bisa saja kuprlkapal Malaysia akanmasuk ke wilayahlrdonesia tanpa gangguan.
Sondakh mencontohkan, dulu saat Jerman hendak mengebom negara-negara di Eropa ]erman mengirirn intelijennya ke Belanda dan
Perancis. Mereka meneliti satu persatu kebiasaan militer sefempat.
Makanya ]erman bisa menyerang tepat pukul 08.00 pagi karena
saat itu militer tetangga sedang upacara pagi.
Sementara ih1 Pakar Hukum Kelautan Hasyim Qalal rnengatakan,
perdebatan batas wilayah kelautan antara Indonesia dan Malaysia tidak akan pemah usai. Pasalny+ Malaysia masih memiliki kepentingan
tertentu untuk tetap memperebutkan wilayah kelautan. Dari tahun
1962, perundingan tentang batas wilayah kelautan telah dilakukan.
Lalu dilanjutkan pada tahun 1982 hingga sekarang, ketentuan batas
tersebutbelum juga tersepakati dan memang tidak akan pemah usai.
162 | e naspenUfU.nuiu Ma* DeFn Marftim tndorcsia
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
Menurukrya, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Kelautan terrtang batas-batas wilayah teritorialnya. lndonesia harus tetap melaksanakan Undang-Undang kelautan tersebut. Bila ada yang melanggar
undang-undang segera ditindak. Bila menunggu perundingan batas
wilayah tidak akan pemah berakhif, karena Malaysia tetap memiliki
maksud mengambil kekayaan alam Indonesia.
Pakar Maritim Lrdonesia, Prof Dim,vati Hartono menyatakan, bahwa
banyaknya permasalairan yang terjadi di perbatasan disebabkan
minimnya perhatian pemerintah, yang membuat wilayah-wilayah
perbatasan yang seharusnya menjadi halaman depan negara Indonesia, kini lebih terlihat sebagai halaman belakang. Tak hanya soal
pembangunan dan infrastrukhlr, pemerintah juga di nilai kurang
memperhat-ikan kondisi masyarakat di wilayah perbatasan. Aspek
ekonomi, daerah perbatasan merupakan daerah tertinggal karena lokasinya terisolir dengan tingkat aksesibilitas yang rendah. Lri diikuti
dengan tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat yang minim.
Dimyati menerangkan, jika pemerintah mengembalikan Indonesia
sebagai negara maritim, dengan potensi sumber daya alam (SDA)
dan sumber daya manusia (SDIv! yarrg ada, tidak mustahil
pembangunan wilayah perbatasan di Indonesia dapat merata.
Tidak perlu mengubah orientasi pembangunan yang ada, tapi merrsinkronkarurya. Orientasi pembangunan maritim yang terintegrasi,
jalur transportasi laut dan keamanan wilayah menjadi te{amin. Sehnl
ih1 hasil pertanian, bumi dan industri bisa didistribusikan denganbaik
ke sejumlah pulau. Otomatis pembangunan pun akan merata.
Menanggapi masih lemahnya ketegasan pemerintah mengenai
batas wilayah. DPR pun angkat bicara, melalui Anggota Komisi I
dari Fraksi Golkaq, Tantowi Yahya mengatakan, permasalahan batas
wilayah Indonesia dengan negara tetangga akan segara dibahas
9 P.rsp€hdf
Mauiu
Ma
Dqcn Mari&n
lmjn
|
163
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
oleh DPR. Terutama batas wilayah Indonesia dengan Singapura.
Menurutnya akan segera diratifikasi menjadi undang-undang.
Urgensinya sudah jelas ba}rwa Indonesia memerlukan kepastian
batas wilayah lautnya dengan Singapura. Tanpa adanya keielasan
batas itu akan banyak masalah yang tidak bisa segera diselesaikan.
Tantowi menjelaskan, tanpa adanya kejelasan batas wilayah
kedua negar4 maka Lrdonesia akan sulit melakukan pengamanan
wilayahnya maupun berbagai kekayaan alam yang terkandung di
lautnya. Selain itu juga akan selalu ada rasa saling curiga diantara
kedua negara apabila batas wilayahnya tidak jelas. Ratifikasi
perjanjian bilateral Rl-Singapura terkait pemetaan garis batas laut
wilayah kedua negara dibagian barat Selat Singapura itu menjadi
penting maknanya dan ada banyak keuntungan bagi Indonesia
apabila batas wilayahnya ielas.
Lebih lanjut, Tantowi mengatakan, kesepakatan yang saat ini telah
tercapai antara Indonesia dan Singapura mengenai batas wilayah
masing-masing merupakan hasil terbaik diplomasi yang dilakukan
pemerintah. Penentuan batas wilayah itu didasarkan pada keten-
tuan-ketentuan yarrg telah tercantum dalam llnited Nations
Conoention on the Law of The Sea (UNCLOS) 1982.
Kementerianluarnegeri darrpihakterkait ditekankanuntuk segera
menyelesaikan perbafasan Indonesia dengan negara tetangga,
karena hal tersebut tidal< bisa diselesaikan secara bilateral.
Untuk yang bersifat multilateraf tergantung dari kesepakatan
antar negara itu sendiri, nrungkin dalam hal ini Indonesia dan
Malaysia sudah sepakat, tetapi pihak Singapura sendiri harus
juga sepakat. Bisa saja bebernpa negara itu mengulur-ngulur
waktu, karena dia tahu se'makin cepat perundingan diselesaikan,
semakin merugikan bagi clia, karena dia tahu sebenarnya garis
batas itu sebenarnya milik Indonesia.
164 | e nerspentifUenuiu Masa Dep.n Maririm lndonesia
BATA5 MARITIM RAWAN SENGKETA
sehingga pemerintah diimbau agar tidak merasa bosan mendesak
negara-negara tersebut untuk melakukan perundingan. perjanjian
bilateral, lanjutnya masih banyak yang belum diselesaikan. Sehingga
garisbatas dua wilayah itu tidak jelas, yang menyebabkanadanya saling
klaim batas wilayah yang berimbas kepada nelayan kedua negara.
Penyebab pelanggaran itu ada dua, pertamakarena sengajamelewati
batas wilayah unfuk motif tertentr_r, kedua karena memang tidak
tahu batas wilayah karena memang tidak jelas, oleh karenanya
tidak ada cara lain, meski pihak Kemenlu tengah disibukan oleh
berbagai haf tapi hendaknya permasalahan perbatasan ini harus
menjadi prioritas utama.
Ambalat Masih Membara
Malaysia kembali menyulut konflik. Kapal Diraja (KD) Baung-3509,
Kapal Maritirrr Pintar-3914 dan satu pesawat patroli maritim Tentara
Udara Diraja Malaysia (TUDM) CN-235 M44-OS memprovokasi
tentara Indonesia dengan memasuki wilayah NKRI di perbatasan
Ambalat, pada 20 Maret20'12.
Patroli maritim [rdonesia di bawah kendali gugus tugas Komando
Armada Timur tak tinggal diam. KRI Layang-g05 dan pesawat patroli
Maritim P-851 yang sedang berpatroli di wilayah tersebut berhasil
melakukar. pengejaran, pengusiran (intucept) serta shadowing terhadap satuan patroli maritim Malaysia. Kini konflik Ambalat kembali
menghangat. Sumber yang sangat dipercaya menyebut selama kurun
waktu sebulan terakhir, tercatat hampir lima kali seminggu kapal-kapal
dan pesawat patroli Malaysia memasuki wilayah NKRI tanpa izin.
Berdasarkan kronologis berita, pada 20 Maret 2012, pukul 00.40
WITA, KRI Layang-805 yang sedang melaksanakan
iatroli rutin
9 PeEpehtifMenuiu
Ma*
Depan Madtim
lndonsia | 165
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
menemukan kontak kapal rnencurigakan yang kemudian diketahui
KD Baung-3509. Kapal ini telah memasuki batas wilayah NKRI
komunikasi
sejauh S NN4. KRI Layang-805 melaksanakan kontak
meniawab'
tidak
kontak
melalui radio FM Channel 16,'namun
pukul09.25 WTT& KRILayang-80S melalui radio komunikasi segera
memerintahkan KD Baung-3509 untuk segera kembali ke perairan
Malaysia, narnun dijawab KD Baung-3509 sedang melaksanakan
"Innocent Passage" memrju Malaysia' Komandan KRI Layangtelah
805 lalu memberikan peringatair bahwa KD Baung-3509
Baung-3509
melaksanak xrlnnocent Passage tanpa izin' Namun, KD
berada di
masih
kapalnya
1979
berdalih menurut peta Malaysia
witayah perairan MalaYsia.
Di saat bersarnaan, terlihat kontak permukaan yang Pergerakarmya
akan memotong haluan I(RI Layang-805, bertujuan menghambat
pengejaran dan pengusiran KD Baung-3509' Kapal tersebut
*"*u'"ti*ilayahRl"qu"t.lNMyangkemudiandiketahuiKapal
Maritim Pintar-3914.
Pukul 09.40 WITA' KRI Layang-805 melakukan pengejaran terhadap
berada di haluan KRI Layang-805 dengan
KD Baung-3509 yang tepat
-og.so
wrrc KD Baung-3509 sudah berada
jarak Sodyard. rutul
perairan Malaysi4 KRI Layang-805 pun berbalik ke
di wilayah
selatan-untuk kembali ke pos tempumya sambil terus mengawasi
sudah
pergerakan KD Baung-3509 dan Kapal Maritim Pintar yang
berada di wilayah perbatasan Malaysia'
Pukul 10.46 WTIA, Patroli udara Cassa Patrnar P-851 menginforTUDM
masikan ke KRI Layang-805 adanya kontak Pesawat patroli
CN-235M4tr05bergerakdaribaratketenggara.Prrkull0.4SWTIA,
patroli
Cassa Patrnar P-85L melak sNtak an shndawing terhadap pesawat
TUDMCN-235M44L05yangtelahmemasukiwilayahNKRIsejauh
166 I 9 Pe6pehtif
Menuiu Masa DePan Marifm
lndmsia
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
1 NM. Pesawat ini terbang mernotong haluan KRI Layang-805 pada
jarak 500 yard dengan ketinggian 500 kaki bergerak dari barat daya
kemudian melintas ke utara masuk kembali ke wilayah Ma1aysia.
Permasalahan perbatasan ltl-Malaysia
di perairan Laut Sulawesi
(perairan blok Ambalat) memuncak pada 2005, pada saat itu ketegangan kedua negara tidak hanya dari lokasi di sekitar pembangunan suar Karang Takat Unarang dan gesekan antar kapal
perang saja, tetapi juga rnemancing kemarahan masyarakat yang
merasa terusik nasionalismenya dengan mengobarkan kembali
slogan "Ganyang Malaysia".
Blok laut seluas 15.235 km2 yang menjadi sengketa tersebut sebenarnya sudah sering dilaksanakan perundingan antara kedua negara.
Penandatanganan Perjanjian Tapal Batas Kontinen Idonesia-Malaysia
di Kuala Lumpur 27 Oktober 1969, kemudian diratiJikasi oleh kedua
belah pihak pada 7 November 1969 dijadikan dasar hukum bahwa Blok
Ambalat berada di bawah kedaulatan hrdonesia. Namun pada tahun
9 PcrspehtirMenuiu Masa Depan MariUm tndonesia I 167
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
yang sama pihak Malaysia mertbuat peta baru yang memasukkan
Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan serta Batu Puteh (berbatasan MalaysiaSingapura) mazuk ke wilayahnya. Tentu saja Indonesia dan Singapura
menolalorya dan tidak mengakui peta baru buatari Malaysia tersebut.
Kemudian pada 17 Maret 1970 diadakan kembali Perjanjian Tapal
Batas Laut L:rdonesia-Malaysia. Lagi-lagi Malaysia melakukan
manuver secara sepihak membuat batas maritimnya sendiri
memasukkan Blok Ambalat masuk ke wilayah teritorialrrya. Secara
sepihak Malaysia memajukan koordinat 4' L0' ke arah utara melewati
Pulau Sebatik seperti peta terbitan Malaysia 1959.
Pada 1979, Malaysia menerbitkan peta laut yang digunakan
melakukan klaim sepihak di perairan Laut Sulawesi, klaim tersebut
masuk ke dalam perairan RI di sekitar perairan Pulau Sebatik,
Pulau Sipadan, Pulau Ligitan hingga Laut Sulawesi (perairan blok
Ambalat). Indonesia sejak 8 Februari 1980 melakukan protes dan
nota protes yang masih terus dilancarkan hingga saat ini. Selain
protes dari pihak Indonesia peta Malaysia terbitan 1979 tersebut,
juga diprotes 6 negara, yaitu Filipin4 Singapura, China, Thailand,
Vietnam dan Inggris (atas nama Brunei). Namun pihak Malaysia
tidak menanggapi protes tersebut.
Mengingat perundingan tidak ada tanda-tanda kesepakatan dan
penyelesaian makakeduaKepalaPemerintahankemudianmenunjuk
wakil-wakil khusus yang rvaktu itu dijabat Mensekretaris Negara
RI, Moerdiono dari pihak Indonesia dan Wakil Perdana Menteri
menjajaki peluang penyelesaian.
Malaysi4 Anwar Ibrahim
Setelah mengadakan 4 (empat) kali pertemuan di Jakarta dan
Kuala l-umpur secara bergantian, kedua wakil merekomendasikan
perlunya mencari penyelesaian melalui Mahkamah Internasional
dan agar kedua pemerintah menyepakati untuk menerima dan
mematuhi apapun putusan Mahkamah Intemasional.
168 |
S
frerspenffUenuiu Masa Oepan Madtim lndonesia
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
PadalT Desember 2002, di Den Haag Negeri Belanda, Mahkamah
Intemasional (hrternational Court of justice /ICD sebagai badan
utama peradilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan
bahwa kedaulatan atas Pulau Ligitan dan Pulau Sipadan adalah milik Malaysia melalui pemungutan suara 16 banding 1.. Berubahnya status keperrrilikan Pulau Ligitan dan Pulau Sipadan
menjadi sepenuhnya masuk dalam kedaulatan dan milik Malaysia
tersebut, akan berimplikasi pada batas wilayah perairan Indonesia
yang berada di sekitamya. Kemungkinan akan adanya perubahan
tersebut serta posisi batas wilayah yang baru.
Begitu besamya ambisi Malaysia menguasai Blok Ambalat, karena,
Lapangan Aster Blok Ambalat yang terindikasi mempunyai cadangan minyak yang cukup besar yang saat ini dikelola perusahan
migas ENI [talia mampu memproduksi 30.00040.000 barel per hari.
Pihak Malaysia dikabarkan pemah mengay'ukan permintaan adanya
eksploitasi bersama. Namun Lrdonesia dalam hal ini Kementerian
E
dan Sumber Daya Mineral (ESDM) jelas-jelas merrolak tawaran
"rgr
Malaysia tersebut. Sebab jika diterima, secara politis Indonesia
mengakui adanya konflik negara di wihyah kaya migas itu.
Sampai dengan saat ini, masih banyak terjadi berbagai kesalahan
penafsiran dalam memahami kasus Ambalat, karena tidak sedikit
masyarakat yang mengira dan mengatakan bahwa Ambalat
adalah suatu pulau atau wilayah daratan. Sesungguhnya Ambalat
adalah blok dasar laut yang dikenal sebagai perairan ZEE dan
landas kontinen. Secara geografis wilayah perairan blok Ambalat
berada di Laut Sulawesi yang kaya akan cadangan mineral, gas
dan hidrokarbon. Sedangkan letak wilayah perairan blok Ambalat
secara administratif berada di wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
|ika dua negara yang bertetangga dan mempunyai batas di laut,
tidak mungkin bagi keduanya bisa rnengklaim semua zona maritim
9
Fssp.hif
hiu
k
DGpa
Mdfrh kr&rEb | 169
BATAS
MARITIM RAWAN SENGKETA
tanpa adanya tumpang tindih dengan tetangga. Untuk negara
seperti Rl-Malaysia yang saling berhadapan batas antar negaranya
maka akan terjadi tumpang tindih batas laut teritorial, ZEE darr
landas kontinen. sesuai hrrkum UNCLOS L982 dua negara tersebut
harus menyepakati suatu garis yang membagi zona maritim yang
tumpang tindih tersebut.
Penetapan Garis batas darat antara Indonesia dan Malaysia di
Borneo sudah dilakukan fgdu 1891 antara Inggris dan Belanda
dengan hasil menyepakati garis yang melalui dan berhenti di
ujung Timur Pulau Sebatik, pulau kecil terluar di l(abrrpaten
Nunukan, dengan garis batas pada posisi koordinat geografis
4"L0'LU. Seharusnya garis batas tersebut diteruskan ke arah laut
sebagai batas maritim yang harus disepakati kedua belah pihak'
Saat ini kawasan yang ke arah laut, yaitu perairan Ambalat
belum ada garis batas maritim yang menetapkan kewenangan
kedua negara.
Keputusan ICJ pada 2002 yang memutuskan kepemilikan Pulau
Sipadan dan Pulau Ligitan kepada Malaysia memberikan proyeksi
akan berubahnya konfiS;urasi baseline Indonesia dan Malaysia'
Indonesia, telah membuat dan menerbitkan TD baru Pulau Sebatik
yaitu TD. 36 -A1 dan TD. 36 - A2 serta Karang Unarang TD. 36 - B
sebagai revisi dan hal tersebut telah tertuang dalam PP No 3712008
tentang Garis Pangkal.
Indonesia harus berargumen bahwa sesuai ketentuan Pasal 121
UNCLOS'8} pulau keciJ seperti Sipadan dan Ligitan semestinya
tidak diberi batas penuh (full ffict) dalam Penentuan klaim dan
delimitasi batas maritim maksimal 12 mil laut. Namun walaupun
Sipadan dan Ligitan merupakan pulau karang kecil, tetap dapat
mempengaruhi klaim batas maritim Indonesia di Laut Sulawesi,
dan hal inilah yang harus diwaspadai Indonesia.
l7O I r ecrse"krmui, Ma D.o{ M-h ffii.
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Menanggapi masalah itu, Nuning Kertaparti, anggota Komisi I
DPR RI menyatakan, soal pelanggaran batas ini sering dilakukan
oleh Malaysia dengiur berbagai dalih atau pembenaran yang bisa
membuat mereka leluasa menjelajahi perairan Indonesia. Hal ini
bukan hanya ambalat tapi juga pulau-pulau terluar kita yang lain,
yang berbatasan dengan Malay5in.
Nuning percaya pemerintah melaluf Kementerian Luar Negen,
Kementerian Pertahanan dan TM Angkatan Laut sudah membuat
berbagai pedoman kebijakan untuk menuntaskan masalah perbatasan.
Thpi, hal itu fidak cukup bila hanya dibuat di atas kertas dan tidak
segera melakukan tindakan riil mengusir setiap kapal patroli Malaysia
yang melewati garis perbatasan. Apalagi masalah ambalat ini bukan
hal baru, jadi seharusnya regulasi maupun kelengkapan alutista dalam
menjaganya sudah harus maju. |adi kita punya efek getar di hadapan
Malaysia. Nuning meminta Malaysia sebagai sesama anggota ASEAN
bisa saling menghormati wilayah kedaulatan Indonesia.
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Alur Laut Kepulauan (ALK) adalah konsekuensi y*g harus diberikan negara-negara kepulauan setelah diakui The llnited Nations
Conuention on the Law of the Sea (LINCLOS) III pada 1982. Indondsia
adalah negara kepulauan pertama yang mengusulkan penetapan
alur-alur laut di kepulauannya.
Negara yang terdiri dari gugusan pulau bisa disebut negara kepulauan
dengan keuntungan dapat menarik garis yang menghubungkan titik-
titik terluar dari gugus kepulauan
sebagai base line-nya. Adapun
penetapanAlur Laut Kepulauan lndonesia (ALKI) dilakukan dengan
angkan aspek pertahanan keamanan negara dan kondisi
hidrooseanografi agar alur pelayaran aman dilalui setiap kapal.
9
P.6p.kif Mmutu M.B OqEn M.dh
tidGi.
I l7l
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Hal ini merupakan hasil bargaining diplomasi antar bangsa. Rezim
negara kepulauan diwajibkartetap memberikan akses lewat (navigasi)
bagi kapal-kapal asing yimg melintasi perairan kepulauannya
(archipelagic waters), karena dulunya alur tersebut merupakan jalur
tradisional yang biasa digunakan pelayaran intemasional.
Penentuan ALK sendiri seburamya tidak diharuskan. Negara kepulauan boletr tidak merrentukan ALK-nya sehingga yang berlaku adalah serrua kapal diperbolehklan melewati ialur-jalur navigasi normal
yang biasa digunakan dalam Pelayaran drnia (routes normally used
{or international naoigation). Apabila negara menentukan ALK maka
kapal-kapal yang akan mehwati rute tersebut harus mengikuti rute
atau alur yang zudah ditentukan. Tidak boleh lagi bercabang-cabang
dalam bemavigasi atau melipir ke daratan seperti rute.rute terdahulu.
Misalrrya, ALKI Barat-Timur (E-W).Selama ini, rute melalui Laut
]awabanyak cabangny+ seperti alur di pulau Bawean- Kapal boleh
berlayar di utaranya Bawean dan ada pula jalur di selatannya
Bawean. fika negara tidak menentukan ALKI E-W, semua kapal
boleh melewati rute-rute tersebut. Tetapi bila negara menentukan
rute ALKI E-W, sesuai proposal yang akan diajukan ke PBB, maka
semua kapal asing yang melewati Laut ]awa harus melalui satu rute
yang telah ditetapkan. Yaitu hanya alur utara Bawean.
S.j-uh
penetapan ALKI dimulai di lingkungan Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Laut (Seskoal) sekitar Februari-Maret 1991,
khususnya di Direktorat Pengkajian @itjian), setelah mempelajari
hasil UNCLOS 1982. Pada kesempatan itu dibicarakan tentang
keharusan Indonesia menetapkan Sealant Passage melalui perairan
yurisdiksinya untuk mewadahi pelayalan transit dari satu perairan
ke perairan lain. Karena itu, Seskoal mengusulkan melalui Forum
Strategi. Forum Strategi TNI AL ini dicanangkan untuk membicarakan hasil usulan ALKI terhadap negara. Sebelum Forum Strategi
tT2l
ALKI 5E8UAH PELUANG DAN ANCAMAN
dimulai, Ditjiarr menyiapkan segala sesuatu untuk Forum Strategi.
Salah satu yang terpenting adalarh Makalah Ajakan.
Dalam makalah itu diajukan tiga ALI( yaitu alur laut di kawasan barat,
tengah, dan timur. Karena ALK berada di perairan lndonesia, maka
diusulkan agai dinamakan ALK hrdonesia, disingkat ALKI. Ketiga
ALKI yang diusulkan tersebut temyata diterima forum. Kemudian,
pada 19 Mei 199& Sidang Pleno MSC-69 IMO secara resmi menerima
(adopt) tigaAI-KI yang diusulkan Indonesia (41 tahun setelah Deklarasi
Konsepsi Negara Kepulaua4IW'awas;u1 Nusantara pada L957).
Sebelumnya Konvensi Hukum Laut III yang diselenggarakan pBB
di Chicago pada 1982, telah menghasilkan dua buah keputusan
fenomenal. Yaitu dengan diakuinya rezim zone ekonomi ekslusif
(ZEE) dan rezim negara kepulauan (Archipelagic State). Lahirnya
kedua lezim itu merupakan hasil dari negosiasi dan tawar menawar yang alot antara negara pantai dengan negara maritim yang
selama ini menguasai lautan, baik untuk eksplorasi perikanary
pertambangary pelayaran, perdagarlgan maupun jalur militer. Atas
disahkannya rezirn ZEE maka laut bebas (high sea) yang semula
terbuka lebar rrntuk jalur pelayaran dan eksploitasi laut menjadi
berkurang 200 mil laut dari tiap-tiap pulau yang ada. Kondisiini
jelas merugikan negara-negara maritim, seperti Amerika, Inggris,
Jepang, Kanada dan lainnya.
Alasan rnereka menerima konsep ZEE ini, dikarenakan salah satunya
adalah mereka diberikan garansi tetap mendapatkan akses masuk
ke wilayah laut tersebut baik untuk navigasi maupun eksploitasi.
Di Bab vArtikel53 dari Konvensi Hukum Laut Chicago ditegaskan
dengan menyebut negara lain rnemiliki kebebasan bemavilasi di
ZEE darr penerbangan di wilayah udara di atasnya dengan due
regard (memperhatikan) hak dan tugas negara pantai di ZEE, serta
hukum dan peraturan lain yang berlaku secara internasional.
9
P.GFLtitMoqiu Mas Oepn
Maddm
tmmsia
| 173
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Tidak jauh beda dengan rezim ZEE, pengakuan konsep negara
kepulauan juga hasil dari tarik ulur kesepakatan antara negara
pengguna dengan neg;rra pantai. Indonesia beserta beberaPa negara
yang memiliki karakter kepulauan, seperti Filipina, Solomon Island,
Papua New Guinea dan negara lainnya baik dari Afrika mauPun
Amerika Latin, berusaha menggolkan konsep ini dengan segala
cara. Termasuk salah safunya menerima syarat tetap memberikan
akses navigasi kepada negara lain yang akan melewati negara
kepulauan tersebut.
Atas dicapainya kesepakatan tersebut negara-negara kepulauan
di satu pihak mendapatlcan keuntungan dengan bertambahnya
luas wilayah laut, namun di sisi lain mempunyai tanggung jawab
memberikan akses, baik laut mauPun udara terhadap negara lain
yang akan melintas di perairan kepulauan (archipelagic uaters).
Di
antara negara-negara yang diakui dunia sebagai negara
kepulauan, baru Indonesia yang sudah menentukan ALK dan
sudah diserahkan ke pertemuan tahunan keselamatan pelayaran
ke-69. Sementara negara-negara kepulauan lainnya masih belum
menetapkanALK.
Beban untuk menentukan ALK sepertinya mudah. Namun dalam
pelaksanaannya berbenturan dengan kepentingan nasional yang
lebih tinggi. Pelaksanaannya "bagai buah simalakama". Dibuat
jalur akan merugikan keamanan negara, tidak dibuat negara lain
akan menuntut. Hal ini yang terjadi dengan Indonesia.
Atas keputusan menyerahkan 3 jalur utara-selatan ALKI ke MSC
(Maritime Safety Committee), rnaka Indonesia sudah bersiap dituntut negara lain, seperti Amerika, Inggris, Australia Kanada dan
Iepang. Mereka menganggaP penentuan ALKI tidak sesuai dengan
ketentuan umum penenhran ALK (GPASL). Yakni harus meliputi
174 | e
nrrymif ucruiu Mas
Dep.n
M.rtlh ffircs&r
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
seluruh rute normally used for international nauigation dari satu laut
lepaslZBE ke laut lepas lain.
Mereka menyebutnya partial designation, karena Indonesia tidak
memasukan alur laut barat-timur dari Selat Karimata-Laut Jawa
hingga ke Laut Arafuru. jika hrdonesia tidak menentukan rute ini
maka sesuai Artikel 53-12 mereka bisa melintas dengan hak lintas
ALK di seluruh rute pelayaran/penerbangan narmally used for
int e r national naai gat ion.
Akhimya, pada 1998 saat MSC meeting ke-72, delegasi Indonesia
menjanjikan bahwa Indonesia akan memenuhi penentuan ALKI
secara lengkap dengan memasukan alur laut barat-timur. Keputusan
itu sangat berisiko, tapi tidak ada pilihan lain.
Melihat posisi strategis lakarta, ibukota negara yang berada tepat di
pesisir utara Larrt faw4 jika ALKI barat-timur jadi dibuka akan sangat
rawarr terhadap aksi in-filtrasi udara maupun laut. Padahal untuk
mengantisipasi hal tersebut sejak dulu Lrdonesia telah menerapkan
ADIZ (Air Defense ldentification Zone) di pulau Jawa ke selatan agar
setiap penerbangan yang menuju |akarta (|awa) termonitor.
Faktor lain yang menjadi kendala adalah kepadatan lalu-lintas baik
laut maupun udara di atas laut |awa yang memiliki banyak s6kali
bandara Lrtemasional, mulai dari Cengkareng Yogyakarta, Solo, Surabaya sampai Denpasar. Selain itu terdapat pelabuhan-pelabuhan
besa4 seperti Tanjung Priuk Semarang Gresik, Tuban dan Surabaya.
Beberapa titik Laut Jawa juga merupakan laut dangkal dengan
kedalaman hanya 20-45 meter. Sehingga kurang aman digunakan
untuk rute pelayaran besar. Tidak hanya ihr, beberapa bagian laut di
alur tersebut juga digunakan sebagai taman nasional dan cagar alam.
Alhasil, hingga sekarang ALKI barat-timur belum diajukan.
9
Pcp.ttif M6ulu M.e Drprn Maidm tnrtomjia | 175
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Palingmenggemparkanterjadipada2003, saatArmada ke-7US Navy
melintas di sepanjang Laut |awa dan mengadakan menerbangkan
pesawat tempur Homet-n}'a di perairan sePutar pulau Bawean'
Sehingga memunculkan insiden Bawean yang sangat terkenal itu'
Dibagian lainnegeri ini adurlah perairanNatuna. Armada US Navy
juga seringberlayar di wila)'ahAlKlI menlrusuri pulau-pulau kecil
di sekitar perairan tersebut dan berlabuh di singapura. Aksi ini
dikuntit pesawatTNIAL, tapi juga dibayang-bayangi helikopter dari
kendala dalam memutusArmada tersebut. Pemerintah
kan polemik ini. Di satu pihak Lrdonesia sudah berianii ke dunia
internasional untuk merrrbuka jalur ALKI barat-timur. Di pihak lain,
dalam negeri masih banyak pro dan kontra terhadap isu pembukaan
jalur ALKI tersebut.
Bagi sebagian kalangan, termasuk militer pembukaan ialur ini akan
menambah beban Pengarnanan nasional sehingga menghendaki
upaya diplomasi laniutan untuk tidak membuka ialur ALKI barattimur. Namun bagi kalangan akademisi, dengan berlandaskan pada
hukum internasional, umumnya mereka berpendapat jalur tersebut
sebaiknya dibuka.
Kedua pendapat itu memitiki kekuatan argument yang sama, satu
pihak berpikir untuk kepentingan bangsa- Sementara pihak lain
memikirkan bangsa ini dari background pengetahuarrnya bahwa
jika Indonesia tidak membuka maka permasalahan yang akan
dihadapi Indonesia akan lebih rumit.
Sebagai jalan keluar, untuk sementara yang bisa dilakukan
pemerintah Indonesia terhadap dunia internasional adalah menSgelar suwei kelautan untuk keamanan pelayaran di laut Jawa
dan menyerahkan hasil-hasilnya ke lembaga intemasional untuk
meminta saran dan masukan.
176 |
enerq*ruauiu Mffi hpa
Mil*im
M,E*l
ALKI SEEUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Melalui langkah ini diharapkan akan membuka mata dunia bahwa
dengan alasan safety dan pelestarian taman laut serta cagar alam
di Laut ]awa, keputusan akhir dari permasalahan ini akan lebih
menguntungkan lrdonesi4 yaitu dibatalkannya penentuan jalur
ALKI barat-timur
AlurLaut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan jalur diwilayah
perairan Indonesia yang dapat dilewati kapal dan pesawat udara
asing. Hal ini mengacu pada kesaiahan kita dalam merzu:rcang
dan menerapkan hak lintas laut dalam PP tekait Hukum Laut
Internasional, United Nations Convention on the Law of the Sea
(UNCLOS) yang ditetapkan pada 1982. Padahaf wilayah Indonesia
kini menjadi salah satu ialur terpadat di dunia.
Dibukanya jalur ALKI mernbuat Indonesia menjadi negara terbuka.
Karena itu, perairan dan ruang udara di jalur ALKI harus terjamin
keamanannya dari segala benfuk gangguan dan ancaman. HaI ini
menjadi tanggung jawab pernerintah Lrdonesia.
Melihat potensi Indonesia yang merupakan jalur lalu lintas intemasional, Connie memaparkan €-uh wilayah laut sebagai bagian dari
ruatu negara. Di abad 4 sebelum masehi (SM), Iskandar Zulkamain
mengutarakan apa yag disebut First Paradigma Dimension, bahwa
wilayah penguasaan sebuah negara hanya mencakup daratan.
Pemikiran ini terus berkembang hingga masa Gengis Khan, pada12
SM. Barulah di abad 16 muricul dimensi baru kekuasaan negara yang
mencakup wilayah lautan. Di mana bangsa-bangsa maju terpecah
dalam beberapa pemaharnan.
Paham Gracius menyebutkan lautan adalah bebas tidak ada yang
memiliki (Belanda). Paham J Seldom menyatakan laut termasuk
bagian dari sebuah negara (Inggns). Pandangan tersebut kemudian
didukung Colombus, Vasco De Gamrna hingga Hang Tuah.
E
Er
I
tr;
F
fi
$
{-
$
\
h
9
l,eBfrDlr Msuiu
he ep.n
Maririm
lffi
| 177
ALKI SEBUAH PELUANG DAN ANCAMAN
Lalu, perihal penguasa€m negara terhadap wilayah udara, terjadi
silang pendapat tentang hal ini yang berlangsung sengit hingga
Konferensi Paris 1910 mel;rhirkan kontradiksi baru artara air b
free dan subjacent state. Meleka menganggap ruang udara adalah
milik negara yang berada di bawahnya dan dapat dikelola serta
dimanfaatkan bagi keuntungan negara tersebut.
Dilihat dari faktor lautan dan alur ALKI yang merupakan
implementasi ketentuan LII\TCLOS (United Nation Conaentiott on The
Law of The Sea)1982, yang telah diratifikasi melalui Undang-IJndang
RI No L711985, hrdonesia telah menetapkan tiga ALKI sebagai jalur
lintas kapal asing dalam pelayaran dari suatu laut bebas (ZEE) ke
laut bebas lainnya yang mencakup jalur udara di atasnya.
Manfaat yang didapatkan h'rdonesia dari ALBI, yaitu 1) Lrdonesia
meny'adi bagaian penting dari terwujudnya sebuah'peradaban' yang
berhubungan dengan lautan; 2) [rdonesia merrjadi bagian penghubung
penting daiEurasian Blue Belt;3) hrdonesia mengambil peranan sangat
besar dalam Global lngistic Suyport System dan khususnya terkait dengarr
SLOCS (Sea Lanes Of Vorrununications) dan COWOC (Consolilnted
Ocean Web Of Communication); 4) Wilayah lautan dan ALKI [rdonesia
menjadi penghubung perrting dalam HASA (Highlu Accesed Sed Areas)
dimana ketiga lautan yaitu l:Ldia Southeast dan South Pacific bertemu
didalamnya; 5) Terkait dengan World Shipping yarg melintasi ALKI
dengan muatan Dry CmgornauprsnLiquid Cargo.
Dari jalur udara Indonesia juga sangat strategis. Mengingat
pembagian jalur wilayah udara yang dikendalikan Air kffic
System (ATS) dan pengendalian penerbangan intemasional yang
ditetapkan ICAO, maka Indonesia menjadi negara yang dilewati
sekitar 43 jalur penerbangan intemasional serta ratusan reporting
points. Hal ini menjadikan wilayah udara Indonesia sebagai salah
satu jalur terpadat di dunia.
178 | gPecpehtif Menuiu Masa Depan Ma.ilim lndonesia
ALKI SEBUAH PETUANG DAN ANCAMAN
Mengenai manfaat ALKI bagi negara dan masyarakat Indonesia,
Selat Malaka bisa jadi acuan. Selat Malaka merupakan jalur
terpendek lalu lintas barang dan suplai energi dari Timur Tengah,
Eropa dan Afrika ke negara Asia Timur, seperti ]epang, China
dan Korea, yang mampu mernendekkan jarak tempuh hingga
2.000 KM, dibandingkan alternatif jalur pejalanan laut melalui
Selat Sunda.
fika terjadi sesuatu 'gangguan di selat Malaka maka dilihat dari
lamanya pelayarrr maka dari Malaka ke Selat Sunda atau Lombok
memerlukan tarnbahan 3 harl ke Laut China Selatan lewat Lombok
dan bagian Timur Philiphina atau ke
butr*
Selatan Australia dari
Indonesia ke Jepang memerlukan tambahan waktu sekitar 2 minggu.
Rosihan Arsyad dalam tulisannya di "The lndonesian lourney",
menyampaikan Indonesia diramalkan akan menjadi negara besar
dan menjadi mesin pertumbuhan Asia, serta salah satu jajaran
negara-negara ekonomi terbesar dunia.
Hal ini bisa dilihat pada 2007, perdagangan Indonesia mencakup
ekspor 114.100.890.757 dolar AS untuk 342.773.698 ton komoditi.
Menurut ftrdonesia Central Statistic Agency nilai ini akan belipat
dua pada 2012. Karena itu, tak heran jika Robert Kaplan dalam
buku terbarunya, Monsoory menyebutkan posisi Indonesia sebagai
negara supra strategic.
Sehingga sudahkah kita memanfaatkan ALKI lainnya secara maksimum dengan segala kelebihan strategis yang dimilikinya? Karena
aneh apabila Singapura dan Malaysia yang hanya 'terkaif di Selat
Malaka dapat men