POLIMER KARET DAN NILON docx

MAKALAH

POLIMER KARET DAN NILON

Oleh :
Nama : Tiroi Debora Nababan
Nim

: 140801056

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.


LATAR BELAKANG

Polimer merupakan ilmu pengetahuan yang berkembang secara aplikatif. Kertas, plastik, ban,
serat-serat alamiah, merupakan produk-produk polimer. Polimer, merupakan ilmu yang
sangat menarik untuk dipelajari. Polimer merupakan ilmu yang sangat dinamis.Oleh karena
itu, sangat dibutuhkan pengetahuan yang baik tentang konsep-konsep dasar polimer, guna
dapat memahami dan mengembangkan ilmu polimer. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri
dari unit molekul yang disebut monomer Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan
jika monomennya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal
antara lain: selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya manusia
menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini
hanya bertahan hingga akhir abad 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer
menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa.
Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat
penting dibidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan
kosmetik, mainan anak-anak dan produk-produk industry lainnya. Karet adalah
polimerhidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan. Sumber utama
produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea brasiliensis (suku
Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks dengan sifat yang
sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya beringin), sawo-sawoan

(misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya, serta dandelion. Nilon
adalah kopolimer kondensasi dibentuk dengan mereaksikan bagian yang sama dari sebuah
diamina dan asam dikarboksilat , sehingga amida yang terbentuk pada kedua ujung masingmasing monomer dalam proses analog dengan polipeptida biopolimer . Karet dan nilon sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk itu dalam makalah ini akan mengulas contoh
polimer alami dan buatan, yakni karet dan nilon.

B.

RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan pada pembahasan makalah ini ialah :
1. Apa yang dimaksud dengan polimer?
2. Apayang diketahui dan contohnya tentang karet alam?
3. Apa yang diketahui dan contohnya tentang nilon?

C.

TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain :

1. Memberi penjelasan tentang polimer
2. Mengetahui tentang karet alam
3. Mengetahui tentang nilon

BAB II
PEMBAHASAN
A. POLIMER
Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekl yang disebut monomer Jika
monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya berbeda akan
menghasilkan kopolimer. Polimerisasi adalah reaksi pembentukan rantai polimer organik
yang panjang dan berulang. Polimerisasi digolongkan ke beberapa sistem: sistem adisikondensasi dan sistem pertumbuhan rantai bertahap. Bentuk lain dari polimerisasi adalah
polimerisasi membuka cincin yang serupa dengan polimerisasi rantai. Polimer alamiah
mencakup protein seperti sutera,enzim dan serat otot. polimer disebut juga makromolekul.
Polimer adisi contohnya: polietilena, teflon, PVC, PVA dan PMMA. Polimer kondensasi
contohnya :nilon, kevlar, silicon rubber, dan poliester. Dari berbagai jenis polimer yang
banyak kita jumpai, polimer dapat digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis
monomer, sifatnya terhadap panas dan reaksi pembentukannya.
1.

Polimer Alam


Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam dan berasal dari makhluk hidup.
N
o
1
2
3
4
5
2.

Polimer

Monomer

Polimerisasi

Contoh

Pati/amilum

Selulosa
Protein
Asam nukleat
Karet alam

Glukosa
Glukosa
Asam amino
Nukleotida
Isoprena

Kondensasi
Kondensasi
Kondensasi
Kondensasi
Adisi

Biji-bijian, akar umbi
Kayu, kapas, sayur
Susu, daging, sutra

Molekul DNA dan RNA
Getah pohon karet

Polimer sintesis

Polimer sintesis atau polimer buatan adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus
dibuat oleh manusia.
No

Polimer

Monomer

Contoh

1
2
3
4
5

6
7

Polietena
Poliprena
PVC
Polivinil Alkohol
Teflon
Dakron
Nilon

Etena
Propena
Vinil klorida
Vinil alkohol
Tertafluoroetena
Metil tereftalat
Asam adipat

Kantung, kabel plastik

Tali, karung, botol plastik
Pipa paralon, pelapis lantai
Bak air
Wajan / panci anti lengket
Pipa rekam magnetik
Tekstil

B. KARET
1. Deskrispsi
Karet adalah polimerhidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan.
Sumber utama produksi karet dalam perdagangan internasional adalah para atau Hevea
brasiliensis (suku Euphorbiaceae). Beberapa tumbuhan lain juga menghasilkan getah lateks
dengan sifat yang sedikit berbeda dari karet, seperti anggota suku ara-araan (misalnya
beringin), sawo-sawoan (misalnya getah perca dan sawo manila), Euphorbiaceae lainnya,
serta dandelion. Pada masa Perang Dunia II, sumber-sumber ini dipakai untuk mengisi
kekosongan pasokan karet dari para. Sekarang, getah perca dipakai dalam kedokteran
(guttapercha), sedangkan lateks sawo manila biasa dipakai untuk permen karet (chicle). Karet
industri sekarang dapat diproduksi secara sintetis dan menjadi saingan dalam industri
perkaretan. Pada dasarnya karet berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet(atau dikenal
dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka

getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon karet
Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Karet alam berasal dari pohon Para (Hevea
brasiliensis). Struktur botani tanaman karet ialah tersusun sebagai berikut :


Divisi: Spermatophyta



Subdivisi: Angiospermae



Kelas: Dicotyledonae



Famili: Euphorbiaceae




Genus: Hevea



Spesies: Hevea brasiasiliensis

Pada dasarnya karet tidak hanya dapat diperoleh dari pohon Para (Hevea brasiliensis) namun
oleh karena pohon Para merupakan tanaman yang paling banyak ditanam khususnya ditanam
di kawasan Asia Tenggara yang notabene merupakan kawasan penghasil karet alam terbesar
dunia maka pohon Para identik dengan dengan Pohon Karet. Selain pohon Para , ada juga
pohon – pohon jenis lainya yang dapat menghasilkan lateks.

2.

Karakteristik

Karet alam memiliki sifat-sifat unggul dan sifat-sifat yang lemah sebagai berikut :
1. Karet alam bersifat keras dan elastis, tetapi akan melunak dan lengket bila berada pada
suhu yang tinggi dan mengeras dan padat pada suhu rendah.

2. Warnanya agak kecoklat-coklatan, tembus cahaya atau setengah tembus cahaya, dengan
berat jenis 0,91-093

3. Spesifik grativitasnya 0.915.
4. Memiliki daya elastisitas tinggi.
5. Memiliki ketahanan terhadap daya gesek dan kekuatan tensil rendah.
6. Tidak dapat larut dalam air, acetone, alkali.
7. Larut dalam larutan ether, carbon disulphide, carbon tetrachloride, turpentine dan minyak
tanah.
8. Bila karet alam divulkanisasi akan memiliki sifat-sifat seperti tabel dibawah.
9. Vulkanisasi karet alam dilakukan dengan memanaskan karet alam dan dicampur dengan
(5%-8% belerang), zinc oxide (5%) dan accelerator (0.5%-1%) pada suhu 400-440 Kelvin
sekitar setengah jam. Semakin banyak belerang / sulfur ditambahkan maka karet akan
semakin keras
.
3. Jenis dan Manfaat Karet Alam
a. Karet Alam Konvensional
Karet adalah bahan utama pembuatan ban, beberapa alat-alat kesehatan, alat-alat yang
memerlukan kelenturan dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya Perkebunan
karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses tetentu, rasanya gurih namun
jangan berlebihan karena kadang membuat pusing kepala.
Jenis-jenis karet sebagai berikut :
1. Ribbed smoked sheet (RSS) adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat
proses pengasapan dengan baik.
2. White crepe dan pale crepe adalah jenis crepe yang berwarna putih atau muda dan ada
yang tebal dan tipis.
3. Estate brown crepe adalah jenis crepe yang berwarna cokelat dan banyak dihasilkan oleh
perkebunan-perkebunan besar atau estate.
4. Compo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump, scrap pohon, potonganpotongan sisa dari RSS atau slab basah.
5. Thin brown crepe remilis adalah crepe coklat yang tipis karena digiling ulang.
6. Thick blanket crepes ambers adalah crepe blanket yang tebal dan berwarna coklat,
biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan dan lump serta scrap dari
perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya. Scrap tanah tidak boleh digunakan.

7. Flat bark crepe adalah karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari
scrap karet alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam
8. Pure smoked blanket crepe adalah crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang
khusus berasal dari RSS, termasuk juga block sheet atau sheet bongkah, atau dari sisa
pemotongan RSS. Jenis karet lain atau bahan bukan karet tidak boleh digunakan.
9. Off crepe adalah crepe yang tidak tergolong bentuk beku atau standar. Biasanya tidak
dibuat melelui proses pembekuan langsung dari bahan lateks yang masih segar, melainkan
dari contoh-contoh sisa penentuan kadar karet kering, lembaran-lembaran RSS yang tidak
bagus penggilingannya sebelum diasapi, busa-busa dari lateks, bekas air cucian yang banyak
mengandung lateks serta bahan-bahan lain yang jelek.
b. Lateks Pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau
padatan lainnya. Lateks pekat dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan
atau creamed lateksdan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks. Biasanya lateks
pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan- bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi.
c. Karet bongkah (block rubber)
Karet bongkah adalah karet remah yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandelabandela denga ukuran yang telah ditentukan. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan
setiap kelasnya mempunyai kode warna tersendiri.
d. Karet spesifikasi teknis (crumb rubber)
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu
teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan pada sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian
visual yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe maupun
lateks pekat tidak berlaku pada jenis ini
e. Tyre rubber
Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi
sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang yang
menggunakan bahan baku karet alam lainnya.
f. Karet reklim (reclaimed rubber)
Karet reklim adalah karet yang diolah kembali dari barang-barang karet bekas, terutama banban mobil bekas dan bekas ban-ban berjalan. Karenanya boleh dibilang karet reklim dalah
suatu hasil pengolahan scrap yang sudah divulkanisir. Biasanya karet reklim banyak dipakai
sebagai bahan campuran sebab bersifat mudah mengambil bentuk dalam acuan serta daya
lekat yang dimilikinya

C. NILON
1. Sejarah Nilon
Nilon merupakan suatu keluarga polimer sintetik yang diciptakan pada 1935 oleh Wallace
Carothers di DuPont. Produk pertama adalah sikat gigi ber-bulu nilon (1938), dilanjutkan
dengan produk yang lebih dikenal: stoking untuk wanita pada 1940. Nilon dibuat dari
rangkaian unit yang ditautkan dengan ikatan peptida (ikatan amida) dan sering diistilahkan
dengan poliamida (PA). Nilon merupakan polimer pertama yang sukses secara komersial, dan
merupakan serat sintetik pertama yang dibuat seluruhnya dari bahan anorganik: batu bara, air,
dan udara. Elemen-elemen ini tersusun menjadi monomer dengan berat molekular rendah,
yang selanjutnya direaksikan untuk membentuk rantai polimer panjang. Bahan ini ditujukan
untuk menjadi pengganti sintetis dari sutra yang diwujudkan dengan menggunakannya untuk
menggantikan sutra sebagai bahan parasut setelah Amerika Serikat memasuki Perang Dunia
II pada 1941, yang menyebabkan stoking sulit diperoleh sampai perang berakhir.

2. Deskripsi Nilon
Nilon adalah kopolimer kondensasi dibentuk dengan mereaksikan bagian yang sama dari
sebuah diamina dan asam dikarboksilat , sehingga amida yang terbentuk pada kedua ujung
masing-masing monomer dalam proses analog dengan polipeptida biopolimer . elemen kimia
termasuk adalah karbon , hidrogen , nitrogen , dan oksigen . Akhiran numerik menentukan
jumlah karbon yang disumbangkan oleh monomer-monomer, sedangkan diamina pertama dan
kedua diacid. Varian yang paling umum adalah nilon 6-6 yang mengacu pada fakta bahwa
diamina ( heksametilena diamina , IUPAC Nama: heksana-1 ,6-diamina ) dan diacid ( asam
adipat , IUPAC Nama: asam hexanedioic ) masing-masing menyumbangkan 6 karbon untuk
rantai polimer. Seperti biasa lainnya kopolimer seperti poliester dan poliuretan , terdiri dari
satu monomer masing, sehingga mereka bergantian dalam rantai tersebut. Karena setiap
monomer dalam kopolimer ini memiliki sama kelompok reaktif pada kedua ujungnya, arah
dari ikatan amida membalikkan antara masing-masing monomer. Di laboratorium, nilon 6-6
juga dapat dibuat dengan menggunakan klorida adipoyl bukan adipat. Nilon 5.10, terbuat dari
pentamethylene diamina dan asam sebasat, dipelajari oleh Carothers bahkan sebelum nilon
6,6 dan memiliki sifat unggul, tetapi lebih mahal untuk membuat. Sesuai dengan konvensi
penamaan, “nilon 6,12″ (N-6, 12) atau “PA-6, 12″ adalah kopolimer dari 6C diamina dan
diacid 12C. Demikian pula untuk N-5, 10 N-6, 11; N-10, 12, dll nilon lain meliputi asam
dikarboksilat dikopolimerisasi / diamina produk yang tidak didasarkan pada monomer yang
tercantum di atas. Sebagai contoh, beberapa aromatik nilon yang dipolimerisasi dengan
penambahan diacids seperti asam tereftalat (→ Kevlar , Twaron ) atau asam isoftalat (→
Nomex ), lebih umumnya terkait dengan poliester. Ada kopolimer dari, N-6 6/N6; kopolimer
N-6, 6/N-6/N-12, dan lain-lain. Karena cara poliamida terbentuk, nilon sepertinya akan
terbatas pada bercabang, rantai lurus. Tapi “bintang” nilon bercabang dapat diproduksi oleh
kondensasi asam dikarboksilat dengan poliamina memiliki tiga atau lebih gugus amino.

3. Karakteristik Nilon
a.

Sifat Nilon

· Variasi kilau: nilon memiliki kemampuan untuk menjadi sangat berkilau, semilustrous atau
membosankan.
·
Durabilitas: serat yang tinggi keuletan digunakan untuk sabuk pengaman, ban tali, kain
balistik dan penggunaan lainnya.
·

Elongasi tinggi

·

Ketahanan abrasi yang sangat baik

·

Sangat tangguh (kain nilon yang panas-set)

·

Membuka jalan untuk memudahkan perawatan pakaian

·

Digunakan dalam karpet dan stoking nilon

·

Mencair bukan terbakar

b.

Parameter Nilai

·

Titik lebur 363-367oF

·

Kekerasan rockwell 106

·

Konduktivitas termal 2,01 BTU di/fthoF

·

Panas laten difusi 35,98 BTU/lb

·

Koefisien ekspansi linier 5,055 x 10-5 /OF

·

Kekuatan tarik pada hasil 4496-4786 psi

·

Koefisien gesekan 0,10-0,30

·

Kepadatan 1,15 g/cm3

·

Konduktivitas listrik 10-12 S/m

4. Reaksi Pembuatan Nilon
Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang sama atau
monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang disertai dengan
terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl. Di dalam jenis reaksi polimerisasi
yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi secara adisi untuk membentuk rantai. Namun

demikian, setiap ikatan baru yang dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu
molekul kecil – biasanya air – dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap
monomer harus mempunyai dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap
ujung ke unit lainnya dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi
kondensasi. Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air.
Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6 – diaminoheksana dan asam
adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon. Nylon diberi nama menurut
jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Contoh lain dari reaksi polimerisasi
kondensasi adalah bakelit yang bersifat keras, dan dracon, yang digunakan sebagai serat
pakaian dan karpet, pendukung pada tape – audio dan tape – video, dan kantong plastik.

5. Aplikasi Penggunaan Nilon
a. Industri Benang
Dengan ketahanan tarik tinggi kekuatan, kelelahan dan ketangguhan, satu aplikasi utama
untuk nilon 6 adalah dalam pembuatan benang industri. Adhesi unggul untuk karet membuat
sebuah media yang ideal untuk memproduksi kain ban kabel, media untuk memperkuat biasply ban bus dan truk. Terlebih lagi, dapat dicampur dengan polietilena (PE), polimer lebih
murah, untuk menghasilkan biaya rendah benang industri tanpa secara signifikan
menurunkan kualitas produk akhir.
b. Tekstil
Nylon 6 digunakan secara luas dalam industri tekstil untuk memproduksi kain nonwoven.Kain yang terbuat dari nilon 6 adalah warna-warni dan ringan namun kuat dan tahan
lama. Contoh pakaian :kemeja, gaun, Kaus kaki, Pakaian dalam wanita, Jas hujan, Pakaian
Ski, Jaket, Pakaian renang, dll
c. Penyerapan UV
Nylon 6 film plastik sering diproduksi dengan kapasitas serapan UV, sebuah properti yang
bermanfaat signifikan dalam pengendalian penyakit virus menular .Industri lain yang
menggunakan nilon 6 film untuk serapan UV yang meliputi rekayasa, medis, dan pertanian.
d. Perlengkapan Rumah
Alas tidur, karpet, atap dan perkakas rumah lainnya.
e. Peralatan Industri
Tali Ban, Pipa karet, Alat pengangkutan Dan Ikat pinggang di pesawat, Parasut, DawaiDawai Raket, Tali temali dan jaring, kantong tidur, kain terpal, tenda, benang, bulu sikat gigi.

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN

1. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer Jika
monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomennya berbeda akan
menghasilkan kopolimer.
2. Karet adalah polimerhidrokarbon yang terkandung pada lateks beberapa jenis tumbuhan.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah ban, beberapa alat-alat kesehatan, alat-alat yang
memerlukan kelenturan dan tahan goncangan.
3. Nilon adalah kopolimer kondensasi dibentuk dengan mereaksikan bagian yang sama dari
sebuah diamina dan asam dikarboksilat , sehingga amida yang terbentuk pada kedua ujung
masing-masing monomer dalam proses analog dengan polipeptida biopolimer . elemen kimia
termasuk adalah karbon , hidrogen , nitrogen , dan oksigen. Contoh aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari untuk industri benang, tekstil, penyerapan UV, perlengkapan rumah, peralatan
industri.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece-Mitchel. 2002. Biologi edisi kelima jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.
Fessenden, Ralph J. 1986. Kimia Organik edisi ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Pine, Stanley H. 1988.Kimia Organik II terbitan keempat. Bandung: Penerbit ITB.
Purba, Michael. 2006. Kimia untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Zuhra, Cut Fatima. 2006. Karet. Karya Tulis Ilmiah. Departemen Kimia Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan.