PENDIDIKAN SEKOLAH DALAM SISTEM PENDIDI

Tugas Kelompok

“PENDIDIKAN SEKOLAH DALAM SISTEM
PENDIDIKAN NASIONAL”

Disusun Oleh:

Kelompok VII
Muh. Faturrahman S.

10540 9648 15

Vista Alnia Pratiwi

10540 9659 15

Dian Ramadhani

10540 9646 15

Irmayana


10540 9633 15

Nurlaeli Abdullah

10540 9627 15

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017

1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr... Wb...
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami, kelompok 7 selaku penyusun telah menyelesaikan
pembuatan makalah berdasar mata kuliah Pengantar Pendidikan, yang berjudul

“Pendidikan Sekolah dan Sistem Pendidikan Nasional”. Makalah ini dibuat
sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah.
Mungkin dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas
segala kekurangan yang ada dalam makalah ini, dan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sebagai pembelajaran selanjutnya.
Akhir kata, penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Wassalamualaikum Wr... Wb...

Makassar, 4 April 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

2

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan .....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional....................................................3
B. Tujuan Pendidikan.....................................................................................4
C. Jalur dan Jenjang Pendidikan.....................................................................5
D. Kurikulum Nasional dan Kurikulum Lokal...............................................8
E. Hubungan Kurikulum dengan Tujuan Pendidikan...................................11
F. Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional Indonesia .............................12
G. Program Dan Pengelolaan Pendidikan....................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................16
B. Saran .......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................17

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin
mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia barusaha untuk
meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan
pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak
sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
Pendidikan

di

Indonesia

adalah

seluruh

pendidikan

yang


diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak
terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung
jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Kemdikbud), dahulu bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia (Depdiknas). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti
program wajib belajar pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun
di sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah. Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur
melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Telah menjadi amanat pembukaan UUD 1945, bahwa pemerintah
wajib menyediakan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut maka dibutuhkan sebuah sistem
pendidikan yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Sistem tersebut adalah sistem pendidikan nasional.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, rumusan masalah yang akan dikaji
diantaranya:

1. Apa pengertian dari sistem pendidikan nasional?

2

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Apa saja tujuan pendidikan nasional?
Apa definisi jalur pendidikan?
Bagaimana perbedaan Kurikulum nasional dan Kurikulum lokal?
Bagaimana hubungan kurikulum dengan tujuan pendidikan?
Bagaimana Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional Indonesia ?
Bagaimana program dan pengelolaan pendidikan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk:

1. mengetahui pengertian dari sistem pendidikan nasional
2.
3.
4.
5.
6.
7.

mengetahui tujuan pendidikan nasional
mengetahui definisi jalur pendidikan
mengetahui perbedaan Kurikulum nasional dan Kurikulum lokal
mengetahui hubungan kurikulum dengan tujuan pendidikan
mengetahui karakteristik sistem pendidikan nasional Indonesia
mengetahui program dan pengelolaan pendidikan

D. Manfaat Penulisan
1.

Adapun manfaat yang bisa diambil dari makalah ini adalah :
Bagi Penulis, bahwa melalui pembuatan makalah ini dapat dijadikan

sebagai penambah wawasan dan pengalaman dalam menulis.

2.

Bagi Pembaca, yaitu melalui pembuatan makalah ini maka dapat
menambah wawasan pembaca mengenai masalah-masalah pendidikan
sekolah dan sistem pendidikan nasional tersebut.

3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani
(sustēma)

adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan

saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai
suatu tujuan.

Syarat-syarat sistem :
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah.
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting
dari pada elemen sistem.
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.
Sedangkan, Pendidikan merupakan usaha yang sengaja secara sadar
dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi dan
kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai
seorang individu dan sebagai warga negara/masyarakat, dengan memilih isi
(materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai. Dilihat dari sudut
perkembangan yang dialami oleh anak, maka usaha yang sengaja dan
terencana tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan
melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang dialaminya dalam setiap
periode perkembangan. Dengan kata lain, pendidikan dipandang mempunyai
peranan yang besar dalam mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak.
Branata (1988) mengungkapkan bahwa Pendidikan ialah usaha yang
sengaja diadakan, baik langsung maupun secara tidak langsung, untuk
membantu anak dalam perkembangannya mencapai kedewasaan. Pendapat


4

diatas seajalan dengan pendapat Purwanto (1987 :11) yang menyatakan
bahwa Pendidikan adalah pimpinan yang diberikan dengan sengaja oleh
orang dewasa kepada anak-anak, dalam pertumbuhannya (jasmani dan
rohani) agar berguna bagi diri sendiri dan bagi masyarakat.
B. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa
dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang
untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam
segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih
memajukan pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD
sampai pendidikan di tingkat Universitas.
Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter

seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan
tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan
bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa
melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak.
1. Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen)
Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.”
2. Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003

5

Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam UndangUndang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
3. Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara
lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Berangkat dari
pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga
UNESCO

(United

Nations,

Educational,

Scientific

and

Cultural

Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan baik untuk masa
sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to
do (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat
pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-tujuan IQ, EQ dan SQ.
C. Jalur Dan Jenjang Pendidikan Nasional
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 13 ayat 1 dinyatakan bahwa jalur
pendidikan terdiri dari pendidikan formal, nonformal, dan informal.
1. Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang. Yang terdiri atas TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan
Pendidikan Tinggi atau Universitas. Pendidikan formal ada yang berstatus
negeri dan swasta.
Ciri-ciri pendidikan formal:
a) Tempat pembelajaran di gedung sekolah
b) Ada persyaratan khusus untuk menjadi peserta didik
c) Kurikulum jelas
d) Materi pembelajaran bersifat akademis
e) Proses pendidikan memakan waktu lama
f) Ada ujian formal
g) Penyelenggara pendidikan adalah pemerintah atau swasta
h) Tenaga pengajar memilikikualifikasi tertentu
i) Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam.

6

2. Pendidikan Nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Hasil
pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program
pendidkan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh
lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah / Pemerintah Daerah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan. Seperti lembaga kursus &

3.

pelatihan, kelompok belajar, sanggar, dll.
a) Ciri-ciri Pendidikan Nonformal:
b) Tempat pembelajaran bisa di luar gedung sekolah
c) Kadang tidak ada persyaratan khusus
d) Umumnya tidak memiliki jenjang yang jelas
e) Adanya program tertentu yang khusus yang hendak di tangani
f) Bersifat praktis dan khusus
g) Pendidikan berlangsung singkat
h) Terkadang ada ujian
i) Dapat dilakukan oleh Pemerintah dan Swasta
Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga atau lingkungan
yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal
diakui sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik
lulus ujian sesuai dengan standar nasional pendidikan. Seperti: Pendidikan
Agama, Budi Pekerti, Etika, Sopan Santun, Moral dan Sosialisasi.
Ciri-ciri Pendidikan Informal:
a) Tempat pembelajaran bisa dimana saja
b) Tidak ada persyaratan dan Jenjang
c) Tidak ada program yang direncanakan secara formal
d) Tidak ada ujian dan materi tertentu yang harus tersaji secara formal
e) Tidak ada lembaga sebagai penyelenggara
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang diterapkan

berdasrkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan
kemampuan yang akan dikembangkan.
Jenjang pendidikan formal terdiri atas:
a) SD/MI adalah jenjang paling dasar dan ditempuh selama 6 tahun.
b) SMP/MTS/Sederajat adalah jenjang pendidikan dasar dan ditempuh
selama 3 tahun.
c) SMA/MA/SMK/MAK/Sederajat adalah jenjang pendidikan menengah
pada pendidikan formal setelah lulus SMP dan ditempuh selama 3 tahun.

7

d) Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan
tinggi. Di Indonesia ada beberapa jenis perguruan tinggi, antara lain:
Akademi, Politeknik, Institut, Universitas, Sekolah Tinggi.
Sedangkan Jenis Pendidikan antara lain,
a) Pendidikan

Umum,

pendidikan

dasar

dan

menengah

yang

mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
b) Pendidikan Kejuruan, pendidikan dasar yang mempersiapkan peserta
didik untuk bekerja dalam bidang tertentu.
c) Pendidikan Akademik, pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada
penguasaan dan pengembangan disiplin ilmu pengetahuan, tekhnologi,
atau seni tertentu (Program Sarjana dan Pasca Sarjana).
d) Pendidikan Profesi, pendidikan tinggi yang diarahkan
mempersiapkan

pesert

didik

agar

persyaratan keahlian tertentu.
e) Pendidikan Vokasi, pendidikan

memiliki

tinggi

yang

pekerjaan
diarahkan

untuk
dengan
untuk

mempersiapkan peserta didik agar memiliki pekerjaan dengan keahlian
terapan tertentu maksimal setara dengan program sarjana.
f) Pendidikan Keagamaan, pendidikian dasar, menengah dan tinggi yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang
menuntut penguasaan ilmu pengetahuan tentang ajaran agama atau
menjadi ahli ilmu agama. Contoh: Pesantren, MI, MTS, MA, MAK,
Sekolah Tinggi Theologia.
4. Pendidikan Khusus, pendidikan yang diselenggarakan bagi peserta didik
yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif.
Contoh: Sekolah luar biasa.
D. Kurikulum Nasional Dan Kurikulum Lokal
1. Kurikulum Nasional
Suryosubroto dalam dalam buku Manajemen Mutu Sekolah di Era
Otonomi Pendidikan, memberikan definisi bahwa kurikulum ialah segala
pengalaman pendidikan yang diberikan oleh sekolah maupun diluar
sekolah. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Pasal 1
ayat 19 tentang sistem Pendidikan Nasional memberikan definisi bahwa
kurukulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

8

tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan teartentu.
Secara garis besar kurikulum merupakan hal terpenting dalam
sebuah sistem pendidikan, dimana seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi, bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran termaktub dalam kurikulum. Pun
juga kurikulum sebagai wahana untuuk mewujudkan tujuan pendidikan
pada masing-masing jenis/jenjang satuan pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan Nasional. Pendidikan memang seharusnya bersinergi
dengan perkembangan zaman, terselaraskanya pendidikan betul-betul
menjadi kebutuhan zaman. Untuk mencapai hal terebut, kurikulum sebagai
tonggak dari sebuah sistem pembelajaran dalam perkembangnya
mengalami perkembangan dari masa-kemasa, dimana sejak dikumdangkan
proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
pada 17 Agustus 1945 hingga saat ini (2006), Kurikulum Nasional
Pendidikan mengalami peruberubah 9 kali kali, (kurikulum Tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006) dan kurikulum 2013
yang rencananya akan diberlakukan pada tahun ajaran 2013-2014 M.
Pada pada hakikatnya kurikulum berkembang dinamis evolusioner
seiring berputarnya waktu dan bergulirnya rentang kehidupan umat
manusia di muka bumi. Pada mulanya kurikulum berkembang di Erofa
dari Zaman Kuno hingga dapat dikenal dan diterapkan di Indonesia. Pada
awal perkembanganya, kuriklum tidak tertulis dalam sebuah maktab,
namun pada era selanjutnya zaman yunani kurikulum mulai dihasilkan
dalam bentuk tulisan. Pada saat itu kurikulum yang ada saat itu menurut
Soemantri (1988) dalam Efendi (2009:9) dipilah menjadi dua: Rhetorica
School dimana sekolah menitikberatkan pada pendidikan keahlian
berbicara/berpidato dan berdebat Philosopical School dimana Sekolah
yang menitikberatkan pada pendidikan intelektual serta bidang filsafat
(kecerdasan).
Bermula dari itulah, kurikulum mengalmai perkembangan dan
perubahan. Dalam sejarah perjalanan sejak kemerdekaan pada tahun 1945,

9

Kurikulum Pendidikan Nasional telah mengalami sembilan kali perubahan,
yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006
dan yang akan datang 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi
logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan
iptek dalam berbangsa dan bernegara pada masyarakat kita. Sebab,
kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di
masyarakat. Perubahan Kurikulum Nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya.
2. Kurikulum Lokal
Kurikulum Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata
pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas
pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan bagian dari
struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan
lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat,
sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah
lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah
yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu
pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal
mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal merupakan
mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan
lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam
satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran
muatan lokal. Adapun ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut:
3. Lingkup Keadaan dan Kebutuhan Daerah.

10

Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang terdapat didaerah
tertentu yang pada dasarnya berkaitan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya. Kebutuhan
daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu
daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf
kehidupan

masyarakat

tersebut,

yang

disesuaikan

dengan

arah

perkembangan daerah serta potensi daerah yang bersangkutan. Kebutuhan
daerah tersebut misalnya kebutuhan untuk:
a) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
b) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang tertentu, sesuai
dengan keadaan perekonomian daerah
c) Meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan seharihari,
dan menunjang pemberdayaan individu dalam melakukan belajar
lebih lanjut (belajar sepanjang hayat)
d) Meningkatkan kemampuan berwirausaha.
4. Lingkup isi/jenis muatan lokal,
Lingkup isi/jenis mauatan local dapat berupa: bahasa daerah,
bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan daerah, adat
istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas lingkungan alam
sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.

E. Hubungan Kurikulum dengan Tujuan Pendidikan
Dalam UU SISDIKNAS tahun 1989 Bab 1 Pasal 1 disebutkan bahwa
kurikulum pada hakikatnya adalah seperangkat rencana dan peraturan
mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Kurilkulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan .dengan
demikian

kurikulum

merupakan

alat

penting

dalam

proses

pendidikan.kurikulum juga memegang kunci dalam pendidikan,sebab
berkaitan dengan penentuan arah,isi,dan proses pendidikan yang pada
akhirnya menentukan macam dan menyangkut rencana dan pendidikan baik
dalam lingkup kelas ,sekolah,daerah ,wilayah maupun nasional.semua orang
berkepentingan dengan kurikulum ,sebab kita sebagai orang tua ,sebagai
masyarakat,sebagai pemimpin formal ataupun informal selalu mengharapkan

11

tumbuh dan berkembangnya anak,remaja dan generasi muda yang lebih
baik,cerdas dan berkemampuan.
Karena kurikulum mempunyai manfaat yang sangat besar dalam
mewujudkan tercapainya tujusan pendidikan,maka tentunya kurikulum
mempunyai fungsi dan peran yang bisa dipraktekkan dalam kehidupan
kita.fungsi dan peran kurikulum merupakan bagian penting dari isi kurikulum
tersebut.sehingga manfaat yang didapatkan akan mampu mewujudkan
suksesnya tujuan pendidikan.
Kurikulum berfungsi

dalam rangka pencapaian tujusn pendidikan

nasional ,kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau uasaha
dalam mencapai tujuan–tujuan pendidikan yang diingini oleh sekolah tertentu
yang dianggap cukup tepat dan krusial untuk dicapai,sehingga salah satu
langkah yang perlu dilakukan adalah meninjau kembali yang selama ini
dilakukan oleh sekolah yang bersangkutan.
Dalam pencapaian tujuan pendidikan

yang dicita citakan bahwa

tujuan-tujuan tersebut mesti dicapai secara bertingkat yang saling mendukung
keberadaan kurikulum disini adalah sebagai suatu alat untuk mencapai sebuah
tujuan pendidikan.
F.

Karakteristik Sistem Pendidikan Nasional Indonesia
1.

Karakteristik Sosial Budaya
Sistem pendidikan Nasional Indonesia berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia (UUD No 2 Th 1989, pasal 1, ayat (2)), yaitu
kebudayaan yang timbul sebagai usaha budinya rakyat Indonesia, yang
berbentuk:
a.

Kubudayaan yang lama dan asli yang terdapat sebagai puncakpuncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia.

b.

Kebudayaan baru yang dikembangkan menuju kearah kemajuan
adab, budaya, dan persatuan, dengan tidak menolak kebudayaan
asing yang dapat mengembangkan dan memperkaya kebudayaan
sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia
(Penjelasan pasal 32, UUD 1945).

12

Sistem Pendidikan Nasional Indonesia berakar pada kebinekaan
yang satu atau Bhieka Tunggal Ika. Sistem Pendidikan Nasional
Indonesia harus menyerap dan mengembangkan karakteristik geografis,
demografis, sosial budaya, sosial politik, dan sosial ekonomi daerahdaerah di seluruh wilayah Indonesia dalam kerangka persatuan dan
kesatuan Indonesia.
2.

Karakteristik Dasar dan Fungsi
Yang menjadi landasan idiil Pendidikan di Indonesia ialah
Pancasila. Landasan idiil ini tidak mengalami perubahan sejak tahun
1945 ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Seperti yang
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945; dan yang
bersifat regulasi atau mengatur bersumber pada pasal 31, ayat (1) dan (2),
martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya untuk mewujudkan
nasioanal (UU No 2 Th 1989, pasal 3). Hal ini menganding arti bahwa
fungsi Pendidikan Nasional adalah:
a.

Memerangi segala kekurangan, keterbelakangan dan kebodohan;

b.

Memantapkan ketahanan Nasional; dan

c.

Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan berlandaskan kebudayaan
bangsa dan ke-Bhineka Tunggal-Ika-an.

3.

Karakteristik Tujuan
a.

Pendidikan Nasional bertujuan:
Mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehidupan bangsa yang
cerdas adalah kehidupan bangsa dalam segala sektornya, politik,
ekonomi, keamanan, kesehatan dan sebagainya yang makin menjadai
kuat dan berkembang dalam memberikan keadilan dan kemakmuran
bagi setiap warga negara dan negara, sehingga mampu menghadapi
gejolak apa pun, baik yang bersifat domestik maupun internasional.

b.

Mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang:
1) Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi luhur
2) Memiliki pengetahuan dan keterampilan
3) Memiliki kesehatan jasmani dan rohani

13

4) Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
4. Karakteristik Kesisteman (Sistemik)
a. Dalam bahasa pendekatan sistem, Pendidikan Nasional adalah sebuah
sistem dari sistem kehidupan bernegara kebangsaan untuk mencapai
tujuan nasional;
b. Pendidikan Nasional mempunyai tugas utama agar tiap-tiap warga
negara berhak mendapat pengajaran (UUD 1945, pasal 39). Untuk
membuka pendidikan yang seluas-luasnya, Pendidikan Nasional
mencakup baik jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar
sekolah. Dalam bahasa pendekatan sistem, Sistem Pendidikan
Nasioanal terdiri atas sub sistem pendidikan sekolah dan sub sistem
pendidikan luar sekolah. Sehubungan penyediaan kesempatan
pendidikan yang luas, maka dianut asa pendidikan seumur hidup;
c. Pendidikan Nasional mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri
atas tiga jenjang utama (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan tinggi), yang masing-masing jenjang terbagi pula dalam
tingkatan dan juga jenis pendidikan ( lihat bagan sistem persekolahan
nasional).
5.

Karakteristik Pendidikan
a. Karakteristik Usaha Sadar Pendidikan
1) Usaha dilakukan dengan sungguh-sungguh, sekurang-kurangnya
terlihat dari adanya perhatian terhadap kepntingan peserta didik,
dan yang terbaik adalah melalui kegiatan atau pekerjaan yang
dilakukan dengan cara bekerja keras dengan mencurahkan tenaga,
pikiran dan kasih sayang dengan tulus demi keberhasilan peserta
didik.
2) Usaha dilakukan dengan sengaja, sekarang kurang menunjukan
adanya tujuan yang jelas, dan yang terbaik adalah melalui
kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan secara terprogram.
3) Usaha yang dilakukan secara terbimbing, sekurang-kurangnya
berusaha mengetahui berhasil tidaknya suatu pekerjaan yang telah

14

dilaksanakan, dan yang terbaik adalah terus mengikutih
keseluruhan proses kegiatan atau pekerjaan pendidikan, sambil
melakukan evaluasi atau perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan
yang terjadi selama berlangsugnya proses pelaksanaan, dan telah
selesai pelaksanaan, untuk mengetahui kemajuan dan hambatan
yang terjadi, serta memperbaiki apa yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya.

G. Program dan Pengelolaan Pendidikan
1.

Jenis Pendidikan
Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada
kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan. Berikut ini
adalah jenis pendidikan yang ada di Indonesia:
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Usia Dini dijelaskan pada Undang-undang no.20
tahun 2003 pada Bab VI pasal 28. Pendidikan anak usia dini
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak
(TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk
lain yang sederajat. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
b. Pendidikan Kedinasan

15

Pendidikan Kedinasan dijelaskan pada Undang-undang no.20
tahun 2003 pada Bab VI pasal 29. Pendidikan kedinasan merupakan
pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh departemen atau
lembaga pemerintah nondepartemen.
Pendidikan kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan
dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai
dan calon pegawai negeri suatu departemen atau lembaga pemerintah
nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal dan nonformal.
c. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan Kedinasan dijelaskan pada Undang-undang no.20
tahun 2003 pada Bab VI pasal 30. Pendidikan keagamaan
diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dari
pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilainilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan
keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal,
nonformal,

dan

informal.

Pendidikan

keagamaan

berbentuk

pendidikan diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan
bentuk lain yang sejenis.
d. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan Jarak Jauh dijelaskan pada Undang-undang no.20
tahun 2003 pada Bab VI pasal 31. Pendidikan jarak jauh dapat
diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.
Pendidikan

jarak

jauh

berfungsi

memberikan

layanan

pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti
pendidikan secara tatap muka atau reguler. Pendidikan jarak jauh
diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang
didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang
menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan.
e. Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus

16

Pendidikan

Khusus

dan

Pendidikan

Layanan

Khusus

dijelaskan pada Undang-undang no.20 tahun 2003 pada Bab VI pasal
32. Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran
karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Pendidikan layanan khusus
merupakan pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil atau
terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami
bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.

17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem

Pendidikan

Nasional

adalah

keseluruhan

komponen

pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan Nasional. Pendidikan Nasiomnal adalah pendidikan yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
beradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembanya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan

di

Indonesia

adalah

seluruh

pendidikan

yang

diselenggarakan di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak
terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung
jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
(Kemdikbud).

Sistem

Pendidikan

Nasional

Indonesia

berakar

pada

Kebhinekaan yang satu atau bhineka tunggal ika. Sistem Pendidikan Nasional
Indonesia harus menyerap dan mengembangkan karakteristik geografis,
demografis, sosial budaya, sosial politik, dan sosial ekonomi di seluruh
daerah-daerah wilayah Indonesia dalam kerangka persatuan dan kesatuan
Indonesia.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penyusun sampaikan melalui makalah ini
adalah semua pihak harus bekerjasama untuk meningkatkan pendidikan
sekolah dan system pendidikan nasional di Indonesia, meningkatkan kualitas
pendidik dalam usaha peningkatan mutu pendidikan serta penyediaan sarana
dan prasarana yang lebih efektif dan efisien.

18

DAFTAR PUSTAKA

Abdaffandi. 2015. Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia. (online) URL:
(https://abdaffandimada.wordpress.com/2015/05/10/sistem-pendidikannasional-di-indonesia/), diakses pada tanggal 7 April 2017.
Ahmad A.K. Muda. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta: Reality
Publisher. Hal 45-50.
Des.

Tujuan
Pendidikan
Nasional.
(online)
URL:
(http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/), diakses pada
tanggal 4 April 2017.

Muis,

Asiyah. 2013. Sistem Pendidikan Nasional. (online) URL:
(https://www.academia.edu/4784240/SISTEM_PENDIDIKAN_NASION
AL), diakses pada tanggal 7 April 2017.

Rachmat Safi’i, Herry. Makalah Pengantar Pendidikan “Sistem Pendidikan
Nasional.
(online)
URL:
(https://www.academia.edu/10213039/Makalah_Pengantar_Pendidikan_Si
stem_Pendidikan_Nasional_di_Indonesia_), diakses pada tanggal 4 April
2017.
Rahmawati , Indah. Makalah Tentang Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia.
(online) URL: (http://indahrwt27.blogspot.com), diakses pada tanggal 4
April 2017.
Wikipedia Bahasa Indonesia. Pendidikan di Indonesia. (online) URL:
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan_di_Indonesia), diakses tanggal 4
April 2017.