PENGARUH AKTIVITAS PEMASARAN, KINERJA KEUANGAN, DAN ASET TIDAK BERWUJUD TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Muhammad Teguh Akbar Kombih
PENGARUH AKTIVITAS PEMASARAN, KINERJA KEUANGAN, DAN ASET TIDAK BERWUJUD TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Muhammad Teguh Akbar Kombih
teguhakbarkombih@gmail.com
Novrys Suhardianto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga
ABSTRACT
Consumer goods industry focuses on consumers’ daily needs, which make the competition between companies in this industry become higher. Therefore, company has to improve by increasing their brand equity through doing marketing effectively. The purpose of this research is to analyze the influence of marketing activity on firm value, as an addition of fundamental accounting measures. This research hypothesized that marketing activity, profitability, liquidity, solvability, and intangible assets influence firm value that measured by Tobins’q. The sample used is consumer goods companies listed in Indonesia stock exchange during the period of 2012-2014. The result shows that the increase of marketing activity, profitability, and solvability improve firm value. On the other hand, liquidity has negative relationship to firm value. However, intangible assets do not contribute to improve firm value in several models tested. The results imply that marketing activity provides benefits in creating value of firm besides accounting performance though it is expensed as incurred.
Key words: marketing activity, intangible assets, accounting fundamentals, firm value, competitive industry.
ABSTRAK
Industri barang konsumen berfokus pada kebutuhan sehari-hari konsumen, yang menyebabkan tingkat kompetisi antar perusahaan dalam industri ini menjadi lebih tinggi. Oleh sebab itu, perusahaan harus meningkatkan modal merek melalui kegiatan pemasaran secara efektif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh aktivitas pemasaran terhadap nilai perusahaan sebagai tambahan dari ukuran akuntansi fundamental. Penelitian ini berhipotesis bahwa aktivitas pemasaran, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aset tidak berwujud menentukan nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins’ q. Sampel yang digunakan adalah perusahaan barang konsumen diperoleh dari bursa efek Indonesia selama periode 2012-2014. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dan analisis data panel untuk mengevaluasi beberapa model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas pemasaran, profitabilitas, dan solvabilitas akan meningkatkan nilai perusahaan. Di sisi lain, likuiditas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, namun demikian, aset tidak berwujud tidak berkontribusi dalam membentuk nilai perusahaan dalam beberapa model yang diuji. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa aktivitas pemasaran memiliki manfaat ekonomi dalam menciptakan nilai perusahaan kendati selalu dibebankan pada saat terjadi.
Kata kunci: aktivitas pemasaran, aset tidak berwujud, fundamental akuntansi, nilai perusahaan, industri kompetitif
PENDAHULUAN
setiap saat, baik pesaing yang berorientasi Tidak bisa dipungkiri lagi perkemba-
lokal maupun pesaing yang berorientasi ngan dunia usaha di Indonesia yang se-
internasional mengharuskan setiap per- makin kompetitif menuntut setiap per-
usahaan menampilkan yang terbaik, baik usahaan untuk dapat mengolah dan me-
dalam segi kinerja perusahaan juga harus laksanakan manajemen perusahaan menjadi
ditunjang dengan strategi yang matang lebih profesional. Bertambahnya pesaing di
dalam segala segi. Berbagai macam strategi
282 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 3, September 2017 : 281 – 302
diimplementasikan oleh setiap perusahaan untuk menanggapi kondisi ini, dan aktivitas pemasaran adalah salah satunya. Tujuan utama dari aktivitas pemasaran adalah un- tuk meningkatkan kinerja keuangan jangka panjang perusahaan disamping juga men- ciptakan keunggulan bersaing secara ber- kelanjutan (Kanagal, 2009). Hal ini dilaku- kan agar perusahaan dapat mempertahan- kan aktivitas serta eksistensi perusahaan. Beriklan merupakan salah satu aktivitas pemasaran yang paling berpengaruh ter- hadap kinerja perusahaan sehingga mem- buat para manajer cenderung akan meng- alokasikan sumber daya yang dimiliki da- lam jumlah besar untuk beriklan agar dapat meningkatkan penjualan dan akhirnya akan berdampak pada peningkatan nilai per- usahaan (Kim dan Joo, 2013).
Sektor barang konsumsi merupakan sektor yang paling gencar melaksanakan promosi produk atau jasanya karena tingkat persaingannya yang ketat. Hasil survei dari Nielsen (2015) menunjukkan bahwa sektor ini mendominasi belanja iklan terbesar untuk periode 2014 dan semester awal 2015.
Di samping itu, menurut Kementerian Perindustrian Indonesia (2014), dari 10 emiten terbesar indeks manufaktur yang menjadi penggerak indek (index mover), sebanyak lima dari enam emiten terbesar yang mencatat kenaikan merupakan emiten indeks konsumen sehingga sektor konsu- men merupakan kontributor terbesar secara sektoral. Saham-saham dari emiten ini men- jadi pilihan karena menawarkan potensi kenaikan. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah produsen kebutuhan mendasar kon- sumen seperti makanan, minuman, obat, daging, dan produk toiletries yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Berbagai strategi diimplementasikan oleh manajemen untuk menanggapi per- saingan di sektor barang konsumsi, dan aktivitas pemasaran adalah salah satunya. Tujuan utama dari aktivitas pemasaran adalah untuk meningkatkan kinerja jangka panjang perusahaan disamping juga men- ciptakan keunggulan bersaing secara ber-
kelanjutan (Kanagal, 2009). Kim dan Joo (2013) mengatakan bahwa beriklan merupa- kan salah satu aktivitas pemasaran dan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Srinivasan dan Hanssens (2009) menyata- kan bahwa pemasaran berkontribusi dalam penciptaan nilai perusahaan kendati akun- tansi tidak mampu mengukur manfaat ekonominya. Gurun dan Butler (2012) men- jelaskan bahwa iklan mempengaruhi media masa dan harapan investor terhadap nilai perusahaan.
Peran aset tidak berwujud di sektor barang konsumsi juga sangat penting. Kekuatan merek produk atau paten formula produk menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan sektor barang konsumsi. Soraya dan Syafruddin (2013) maupun Chen et al. (2005) menyatakan bahwa aset tidak berwujud memiliki kontribusi signi- fikan dalam penciptaan nilai perusahaan. Srivastava (2014) menjelaskan bahwa inten- sitas aset tidak berwujud meningkat dekade belakangan ini karena bisnis semakin dinamis dan lebih banyak berbasis pada pengetahuan. Peran aset tidak berwujud sebagai cerminan kekayaan intelektual per- usahaan semakin tinggi di era ekonomi yang berbasis pengetahuan (Teece, 1998).
Kendati demikian, kinerja keuangan perusahaan tetap menjadi pemicu utama persepsi investor terhadap nilai perusahaan. Harga saham yang menjadi salah satu komponen dalam perhitungan nilai per- usahaan akan bergerak linier dengan per- gerakan kinerja perusahaan. Putra dan Herawati (2013) menyatakan bahwa secara simultan profitabilitas, struktur modal, ukuran perusahaan, dan likuiditas ber- pengaruh terhadap nilai perusahaan. Rasio keuangan seperti ROA, leverage, maupun current ratio selalu digunakan sebagai variabel kontrol penelitian terdahulu karena kemampuan rasio tersebut dalam mem- prediksi nilai perusahaan (Ammann et al., 2011; Jo dan Harjoto, 2011; Nini et al., 2012). Oleh sebab itu, peran kinerja keuangan dalam penciptaan nilai perusahaan tidak bisa dinihilkan.
Pengaruh Aktivitas Pemasaran ... – Kombih, Suhardianto
Penelitian ini bertujuan membuktikan secara empiris kemampuan aktivitas pe- masaran, aset tidak berwujud, dan kinerja keuangan dalam menciptakan nilai per- usahaan sektor biaya konsumsi. Tekanan persaingan di sektor barang konsumsi direspon oleh perusahaan dengan aktivitas pemasaran yang gencar dan pengembangan produk untuk penciptaan nilai perusahaan kendati perusahaan harus tetap menjaga kinerja keuangannya. Hal ini melatar belakangi penelitian ini untuk mengungkap peran aktivitas pemasaran, aset tidak ber- wujud, dan kinerja keuangan dalam men- ciptakan nilai perusahaan.
Penelitian ini memberi kontribusi ter- hadap beberapa aspek. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menguji teori sinyal (signalling theory) terkait dengan faktor penentu nilai perusahaan. Hasil pe- nelitian ini menunjukkan bahwa teori ini masih relevan, diindikasikan oleh ke- mampuan informasi akuntansi dalam mem- berikan sinyal bagi investor untuk mem- prediksi nilai perusahaan. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberikan informasi untuk investor dan manajemen bahwa profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aktivitas pemasaran bisa digunakan dalam memprediksi nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aset tidak berwujud kehilangan relevansinya sehingga tidak bisa digunakan untuk mem- prediksi nilai perusahaan. Dengan demi- kian, penelitian ini juga dapat dimanfaatkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) untuk dapat meninjau kembali PSAK 19 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016) agar informasi aset tidak berwujud relevan untuk pengambilan keputusan investasi bagi investor di semua sektor. Lebih dari itu, penelitian ini menunjukkan bahwa biaya pemasaran yang menurut perspektif akuntansi tidak memberi manfaat ekonomi justru dinilai oleh investor dalam me- nentukan ekspektasi nilai perusahaan.
TINJAUAN TEORETIS Teori Sinyal
Teori sinyal (signalling theory) menyata- kan bahwa perusahaan secara sengaja mem- berikan sinyal kepada pasar, dengan demikian diharapkan pasar akan bereaksi dan memberi pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Jika sinyal perusahaan menginformasikan kabar baik pada pasar maka diharapkan dapat meningkatkan har-
ga saham, sebaliknya jika sinyal perusahaan menginformasikan kabar buruk maka harga saham perusahaan akan mengalami pe- nurunan. Sinyal-sinyal tersebut dapat di- berikan perusahaan lewat penyampaian laporan keuangan. Hal ini dapat me- ngurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajemen selaku agen pelaksana dan investor selaku pemilik. Morris (1987) menyatakan bahwa teori sinyal ini relevan untuk menjelaskan masalah asimetri infor- masi antara perusahaan dengan para calon investor. Teori sinyal digunakan dalam pe- nelitian ini untuk menghubungkan variabel dependen penelitian ini yang berasal dari respon investor dengan variabel inde- penden yang berupa variabel-variabel akun- tansi yang diasumsikan mengandung sinyal.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan merupakan ekspek- tasi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Memaksimumkan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham merupakan tujuan utama perusaha- an menurut theory of the firm (Hermu- ningsih, 2013). Memaksimalkan nilai per- usahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena secara otomatis juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang juga merupakan tujuan utama perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya pada kinerja perusahaan saat ini dan juga prospek perusahaan di masa depan.
Nilai perusahaan umumnya diukur menggunakan Tobin’s Q. Tobin's Q memain- kan peran penting dalam banyak penelitian
284 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 3, September 2017 : 281 – 302
keuangan. Didefinisikan sebagai rasio nilai tapi juga ditentukan dari keseluruhan nilai pasar terhadap biaya perolehan aset per-
dari produk. Kegiatan pemasaran itu usahaan, Tobin's Q telah digunakan untuk
sendiri dapat berupa iklan, promosi pen- menjelaskan sejumlah fenomena perusaha-
jualan, hubungan masyarakat (sosialisasi), an seperti perbedaan investasi dan ke-
atau penjualan langsung. Efektifitas dalam putusan diversifikasi, hubungan antara ke-
pelaksanaan kegiatan pemasaran tersebut pemilikan saham perusahaan dengan nilai
akan menjadi sinyal positif yang menanda- perusahaan, dan kebijakan dividen serta
kan bahwa perusahaan siap untuk bersaing kebijakan pendanaan (Chung dan Pruitt,
di pasar persaingan yang ketat. 1994).
Kim dan Joo (2013) menyatakan bahwa aktivitas pemasaran berpengaruh terhadap
Pengaruh Aktivitas Pemasaran Terhadap
kinerja perusahaan sehingga membuat para
Nilai Perusahaan
manajer cenderung mengalokasikan sumber (Kotler dan Armstrong, 2014) men-
daya yang dimiliki dalam jumlah besar definisikan marketing sebagai suatu proses
untuk beriklan agar dapat meningkatkan menciptakan nilai konsumen yang dimulai
penjualan. Hal ini menandakan bahwa dari memahami kebutuhan pasar dan
informasi tentang semakin besarnya beban keinginan konsumen serta proses mengelola
pemasaran yang dikeluarkan perusahaan hubungan dengan konsumen. Hal ini akan
menjadi sinyal positif bagi investor. Pe- meningkatkan nilai merek dan nilai per-
ngeluaran program pemasaran mencermin- usahaan sebagai imbalan atas kepuasan dan
kan perusahaan sedang memiliki produk inovasi yang terus diberikan perusahaan
unggulan yang dinilai akan mampu mem- kepada konsumen (Serenia dan Hatane,
bawa perusahaan pada posisi unggul dari 2015).
pada pesaing.
Beban pemasaran adalah sejumlah Irawan dan Hatane (2015) serta Ciawi uang yang dikeluarkan perusahaan pada
dan Hatane (2015) menyatakan bahwa aktivitas pemasaran dan dapat dikatakan
variabel aktivitas pemasaran berpengaruh sebagai pertimbangan penting bagi semua
positif terhadap nilai perusahaan karena bisnis karena pemasaran adalah fungsi
investor pasar modal merespon positif bisnis utama yang dapat menarik pelanggan
usaha yang menjanjikan return lebih baik. serta menciptakan keuntungan untuk per-
Morgan (2012) menjelaskan bahwa salah usahaan. Sangatlah penting bagi para pe-
satu faktor yang menyebabkan suatu per- milik usaha untuk memahami pentingnya
usahaan lebih unggul dari yang lain adalah beban pemasaran serta bagaimana me-
strategi pemasaran. Chauvin dan Hirschey ngelolanya agar dapat memberikan ke-
(1993) juga menemukan bahwa aktivitas untungan bagi perusahaan secara ber-
periklanan yang merupakan bagian dari kesinambungan. Kegiatan pemasaran me-
pemasaran memiliki pengaruh terhadap liputi dari menentukan produk atau jasa
nilai perusahaan. Oleh sebab itu, penelitian yang diberikan, menentukan pelanggan
ini mengajukan hipotesis: yang menjadi target dan terakhir adalah
H 1 : Aktivitas Pemasaran berpengaruh bagaimana cara agar mereka tertarik
positif terhadap Nilai Perusahaan dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Saat ini kegiatan pemasaran menjadi
Pengaruh Aset Tidak Berwujud Terhadap
komponen yang tidak terpisahkan dalam
Nilai Perusahaan
suatu organisasi. Setiap perusahaan harus Menurut PSAK 19 (Ikatan Akuntan terus dapat bertahan dengan mampu
Indonesia, 2016), aset tidak berwujud ada mempromosikan produk secara memadai.
lah aset non-moneter yang dapat diidentifi- Konsumen mempertimbangkan tidak hanya
kasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta bagaimana performa dari sebuah produk
dimiliki untuk digunakan dalam meng-
Pengaruh Aktivitas Pemasaran ... – Kombih, Suhardianto
hasilkan pendapatan. Aset tidak berwujud diantaranya merek (brand) yang paling diutamakan perusahaan dalam usaha me- ningkatkan nilai perusahaan. Citra dan reputasi juga merupakan aset tak berwujud perusahaan yang juga dapat berkontribusi meningkatkan nilai perusahaan. Dengan demikian, informasi nilai aset tidak ber- wujud merupakan sinyal positif bagi inves- tor (Widhiastuti dan Latrini, 2015).
Kegiatan pemasaran selain meningkat- kan profitabilitas juga akan meningkatkan nilai merek atau yang biasa disebut ekuitas merek (brand equity). Brand equity adalah perbedaan respon konsumen terhadap sua- tu produk atau cara pemasarannya. Di- samping itu, brand equity merepresentasikan persepsi konsumen terhadap suatu kinerja produk. Merek lebih dari sekedar nama dan simbol, bagi perusahaan merek adalah elemen kunci dalam membangun hubungan dengan masyarakat terutama konsumen. Ekuitas merek yang tinggi akan memberi- kan perusahaan banyak keunggulan kom- petitif. Merek yang powerful akan men- dapatkan tingkat konsumen dan loyalitas yang tinggi. Merek dengan ekuitas merek yang tinggi akan membawa kredibilitas yang tinggi, sehingga memudahkan per- usahaan apabila ingin meluncurkan lini produk baru. Merek yang powerful juga akan memberikan perlindungan bagi per- usahaan terhadap serangan kompetisi harga produk sejenis dari pesaing.
Aset tidak berwujud memiliki peran penting dalam mencapai tujuan dan strategi perusahaan serta dalam menentukan nilai pasar perusahaan (Trisnajuna dan Sisdyani, 2015). Manfaat yang diperoleh perusahaan adalah meningkatnya competitive advantage. Soraya dan Syafruddin (2013) serta Setija- wan (2011) menyatakan bahwa variabel aset tidak berwujud berpengaruh positif ter- hadap nilai perusahaan. Lebih lanjut, Vomberg et al. (2015) menunjukkan bukti bahwa kekuatan merek (aset tidak ber- wujud) sangat menentukan nilai perusaha- an. Dengan demikian, penelitian ini me- ngajukan hipotesis:
H 2 : Aset Tidak Berwujud berpengaruh
positif terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Peningkatan profitabilitas perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang se- makin baik dan prospek perusahaan yang semakin baik pula. Perusahaan yang me- miliki prospek baik sangat disukai oleh investor karena dianggap akan memberikan tingkat pengembalian yang baik. Profita- bilitas mengukur kinerja keuangan per- usahaan dalam menghasilkan laba meng- gunakan aset yang dimiliki. Dengan demi- kian, investor menangkap peningkatan profitabilitas sebagai sinyal positif yang mampu meningkatkan nilai perusahaan. Oleh sebab itu, semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi nilai perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan dapat ditentukan oleh earnings power aset per- usahaan. Semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan se- makin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan. Peningkatan profitabilitas per- usahaan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan prospek perusahaan yang semakin baik pula. Hal ini akan mempengaruhi ekspektasi investor dan akhirnya harga saham yang menjadi komponen nilai perusahaan juga berubah. Banyak riset terdahulu yang mendukung dugaan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan antara lain Allazy (2013), Hardiyanti (2012), Hermu- ningsih (2013), Mahendra Dj et al. (2012), Nurhayati (2013), Putra dan Herawati (2013), Wahyuni et al. (2013), dan Widhi- astuti dan Latrini (2015). Oleh sebab itu, penelitian ini mengajukan hipotesis:
H 3 : Profitabilitas berpengaruh positif
terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Likuiditas Terhadap Nilai Per- usahaan
Likuiditas adalah kemampuan per- usahaan dalam melunasi hutang-hutang jangka pendek tepat pada waktunya.
286 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 3, September 2017 : 281 – 302
Semakin tinggi likuiditas, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam me- menuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas yang tinggi akan membuat per- usahaan berada dalam kondisi yang aman, karena kecil kemungkinan akan terjadi kebangkrutan akibat tidak mampu mem- bayar kewajiban, namun demikian, argu- men tersebut sebelumnya adalah dari per- spektif jangka pendek. Likuiditas yang ter- lalu tinggi dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, kare- na banyaknya dana yang menganggur. Dengan demikian, likuiditas yang tinggi akan memberikan sinyal negatif kepada investor bahwa perusahaan kurang mampu memanfaatkan aset yang ada untuk meng- hasilkan laba yang lebih tinggi lagi (Nurhayati, 2013; Putra dan Herawati, 2013; Wijaya dan Purnawati, 2014). Biddle dan Hilary (2006) menyatakan bahwa kas (likui- ditas) yang berlebih menimbulkan masalah keagenan. Manajer cenderung meng- hamburkan likuiditas untuk membangun kerajaan bisnis (empire building) dan inves- tasi pada proyek yang tidak menguntung- kan. Berdasarkan uraian tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H 4 : Likuiditas berpengaruh negatif ter- hadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Hutang merupakan salah satu sumber pendanaan perusahaan. Keputusan mana- jemen perusahaan dalam penggunaan hu- tang merupakan sinyal yang diberikan terhadap investor untuk menilai prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang baik akan memilih untuk mengguna- kan hutang sebagai alternatif pendanaan dibandingkan dengan pendanaan dengan ekuitas luar. Penggunaan pendanaan hu- tang dapat meningkatkan risiko kebang- krutan perusahaan, namun demikian, hal tersebut akan mendorong manajemen untuk bekerja lebih efisien sehingga kebangkrutan tidak terjadi (Rompas, 2013). Manajemen menggunakan modal yang salah satunya
berasal dari hutang untuk melakukan pengembangan aktivitas usaha yang akan meningkatkan kemampuan perusahaan da- lam menghasilkan laba (Sari dan Chabachib, 2013). Peningkatan jumlah hutang merupa- kan sinyal positif bagi investor. Ruan et al. (2011) menunjukkan bahwa struktur modal perusahaan (leverage) berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena pengawasan dari kreditor lebih ketat untuk memastikan per- usahaan memaksimalkan kinerjanya. De- ngan demikian, penelitian ini berhipotesis bahwa:
H 5 : Solvabilitas berpengaruh positif ter- hadap Nilai Perusahaan
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2012-2015 dengan total sebanyak 37 perusahaan dari 5 sub sektor di dalamnya. Industri barang kon- sumsi dipilih karena industri ini meng- hasilkan produk yang sehari-hari diguna- kan oleh konsumen dan pemasaran me- rupakan aktivitas dominan. Dengan demi- kian, pengamatan peran pemasaran dalam membentuk nilai perusahaan akan tercapai. Sektor industri ini dipilih karena termasuk sektor utama penggerak indeks pertumbuh- an ekonomi menurut Kementerian Per- industrian Indonesia (2014), serta mendomi- nasi hasil survei “Belanja Iklan Terbesar Periode 2014 dan Semester Awal 2015” menurut Nielsen (2015).
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan sam- pel yang diamati, oleh sebab itu, tingkat generalisasi hasil penelitian ini terbatas pada populasi yang memiliki karakteristik sama dengan sampel yang digunakan pe- nelitian ini. Penelitian ini menggunakan 87 observasi untuk menguji hipotesis yang diajukan. Tabel 1 menyajikan data hasil proses seleksi sampel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang tidak diperoleh
Pengaruh Aktivitas Pemasaran ... – Kombih, Suhardianto
Tabel 1 Kriteria Pengambilan Sampel - Metode Purposive Sampling
No. Kriteria Sampel
Tidak Memenuhi
Jumlah Sampel
Syarat
1 Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada 518 tahun 2015 (Update 30 Desember 2015)
2 Termasuk perusahaan sektor industri
barang konsumsi (consumer goods)
3 Terdapat laporan keuangan audited
34 untuk tiap tahun 2012-2014 yang
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia
4 Tidak terdapat data outlier (data yang
29 sangat berbeda/ekstrim dibandingkan
dengan data-data lainnya) Total sampel
29 Total Observasi (3 tahun)
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
secara langsung dari subjek penelitian. Data digunakan penelitian ini selain untuk me- sekunder adalah data yang berupa doku-
merkecil standar deviasi. men atau artikel tertentu. Data sekunder yang digunakan berupa laporan keuangan
Aset Tidak Berwujud (IA_Disclosure)
perusahaan sektor industri barang konsum- Aset tidak berwujud pada umumnya si yang terdiri dari laporan posisi keuangan
terdiri dari paten, merek, lisensi, izin, soft- dan laporan laba rugi, serta catatan atas
ware , daftar data konsumen, sumber daya laporan keuangan periode 2012-2014.
manusia, ilmu pengetahuan, goodwill, dan Laporan keuangan bersumber dari publi-
lain-lain. Sebagai bentuk transformasi data, kasi perusahaan melalui website Bursa Efek
nilai buku aset tidak berwujud disajikan Indonesia.
dalam bentuk logaritma. Perhitungan aset Data yang terdapat dalam laporan
tidak berwujud dilakukan menggunakan keuangan tersebut kemudian dijadikan se-
rumus berikut:
bagai dasar perhitungan untuk masing- Aset Tidak Berwujud = LOG (Nilai Buku masing variabel yang diteliti.
Aset Tidak Berwujud)................................. (2) Penggunaan nilai buku aset tidak ber-
Definisi Operasional Variabel
wujud bertujuan untuk meningkatkan jum-
Aktivitas Pemasaran (Marketing_Ac)
lah observasi. Kendati penggunaan nilai Grewal et al. (2009) dan Ciawi dan
buku merek dagang lebih tepat secara teo- Hatane (2015) menyatakan bahwa dalam
retis untuk mengukur kekuatan perusahaan menghitung marketing expense di dalam se-
produk konsumen, banyak dari sampel buah penelitian yang menggunakan model
yang dianalisis tidak memerinci nilai buku regresi berganda dapat menggunakan loga-
aset tidak berwujud sehingga berpotensi ritma dari nilai buku marketing expense
mengurangi jumlah observasi aset tidak tersebut.
berwujud, namun demikian, hal ini bisa Aktivitas Pemasaran = LOG (Nilai Buku
meningkatkan risiko noisy pengukuran. Beban Pemasaran)........................................ (1) Penggunaan logaritma beban pemasar-
Profitabilitas (ROA)
an berguna untuk menormalkan distribusi Profitabilitas adalah kemampuan per- error term dalam persamaan regresi yang
usahaan untuk menghasilkan pendapatan.
288 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 3, September 2017 : 281 – 302
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan leverage merupakan rasio yang digunakan perusahaan dalam menghasilkan laba de-
untuk mengukur seberapa besar aktiva ngan menggunakan sumber daya yang
perusahaan dibiayai dengan hutang. Solva- dimiliki perusahaan seperti aset produktif,
bilitas diproksikan dengan Debt to Equity modal pemilik dan modal kreditor, serta
Ratio yang mengukur tingkat penggunaan penjualan perusahaan. Profitabilitas dalam
hutang (leverage) terhadap total shareholder’s penelitian ini diukur dengan rasio Return
equity yang dimiliki perusahaan yang di- on Assets. Penelitian ini menghitung
hitung dengan:
profitabilitas dengan rumus:
Debt to Equity Ratio =
Return on Asset =
Likuiditas (CR)
Nilai Perusahaan
Likuiditas adalah kemampuan per- Nilai perusahaan merupakan persepsi usahaan dalam melunasi hutang-hutang
investor terhadap perusahaan, yang sering jangka pendek tepat pada waktunya. Likui-
dikaitkan dengan harga saham. Me- ditas yang tinggi akan membuat per-
maksimalkan nilai perusahaan sangat pen- usahaan berada dalam kondisi yang aman
ting artinya bagi suatu perusahaan, karena karena kecil kemungkinan akan terjadi ke-
dengan memaksimalkan nilai perusahaan bangkrutan akibat tidak mampu mem-
berarti juga memaksimalkan kemakmuran bayar kewajiban. Likuiditas dalam peneliti-
pemegang saham yang juga merupakan an ini diukur menggunakan Current Ratio
tujuan utama perusahaan. Harga saham sebagai berikut:
yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi.
Current Ratio =
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan (Firm_Value) yang
Solvabilitas (DER)
diukur menggunakan rasio Tobin’s Q. Rasio Solvabilitas atau leverage adalah se-
ini menandakan bahwa perusahaan tidak berapa besar pendanaan di perusahaan
hanya terfokus pada satu tipe investor saja berasal dari utang. Financial leverage adalah
karena sumber pembiayaan operasional penggunaan hutang sebagai sumber pem-
perusahaan bukan hanya dari investor biayaan perusahaan yang dapat diukur
saham saja tetapi juga dari pinjaman yang dengan menggunakan rasio leverage. Rasio
diberikan oleh kreditur.
Tobin’s Q =
Teknik Analisis
Keterangan:
= Variabel Dependen mengenai ketergantungan variabel depen-
Analisis regresi digunakan dalam studi
β 0 = Nilai Intercept (Konstanta) den terhadap satu atau lebih variabel inde-
β 1- β 5 = Konstanta Variabel penden dengan tujuan untuk menjelaskan
Independen dan mengevaluasi hubungan antara varia-
= Profitabilitas bel satu atau lebih variabel independen
ROA
= Likuiditas melalui sebuah persamaan regresi. Per-
CR
= Solvabilitas samaan regresi yang digunakan adalah
DER
Marketing_Ac = Aktivitas Pemasaran
sebagai berikut: Y = β 0 + β 1 ROA+ β 2 CR+
IA_Disclosure = Aset Tidak Berwujud
β 3 DER+ β 4 Marketing_Ac+ β 5 IA_Disclosure+
= Error
Pengaruh Aktivitas Pemasaran ... – Kombih, Suhardianto
Uji asumsi klasik—uji normalitas, uji bagai variabel yang tidak terobservasi dan multikolinieritas, uji heterokedastisitas—
tidak terukur namun sangat mungkin dilakukan untuk memastikan bahwa model
membiaskan koefisien regresi estimasian regresi dan masing-masing variabelnya
persamaan (7). Lebih lanjut, penelitian ini layak untuk dilakukan pengujian hipotesis.
juga mengestimasi standard error dengan Uji koefisien determinasi juga dilakukan
teknik clustering pada level perusahaan untuk mengetahui besarnya pengaruh
untuk mengoreksi masalah heteroskedas- variabel-variabel
independen terhadap tisitas yang membiaskan nilai t-statistik. variabel dependen. Sebagai analisis tambahan, penelitian
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
ini akan menguji persamaan (7) mengguna-
Analisis Statistik Deskriptif
kan analisis data panel. Penggunaan analisis Statistik deskriptif menjabarkan data data panel memungkinkan penelitian ini
dalam bentuk numeris untuk diinter- menguji robustness hasil analisis meng-
pretasikan. Tabel 2 menyajikan analisis gunakan beberapa variasi alat uji. Penelitian
statistik deskriptif masing-masing variabel ini akan memasukkan dummy tahun dalam
penelitian. Rata-rata profitabilitas di per- persamaan (7) untuk mengendalikan ber-
usahaan sampel adalah sebesar 0,1193
Tabel 2 Statistik Deskriptif
Variabel
N Minimum Maximum
Mean
Std. Deviation
3,43051 Marketing_Ac
Firm_Value
2,66360 IA_Disclosure
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
dengan standar deviasi sebesar 0,11173. Rata-rata solvabilitas di perusahaan Profitabilitas paling kecil dimiliki oleh PT
sampel adalah sebesar 0,7683 dengan stan- Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN) tahun
dar deviasi sebesar 0,51524. Solvabilitas 2014 sebesar -0,05. Berdasarkan hasil pe-
paling kecil dimiliki oleh Kalbe Farma Tbk nelitian, diketahui perusahaan dengan data
(KLBF) tahun 2012 sebesar 0,03. Berdasar- profitabilitas tertinggi adalah PT Unilever
kan hasil penelitian, perusahaan dengan Indonesia Tbk (UNVR) pada tahun 2012
data solvabilitas terbesar adalah PT Uni- sebesar 43%.
lever Indonesia Tbk (UNVR) pada tahun Rata-rata likuiditas di perusahaan sam-
2014 sebesar 2,11.
pel adalah sebesar 2,3190 dengan standar Rata-rata aktivitas pemasaran di per- deviasi sebesar 1,37591. Likuiditas paling
usahaan sampel adalah sebesar 10,1447 kecil dimiliki oleh PT Kedaung Indah Can
dengan standar deviasi sebesar 2,66360. Tbk (KICI) tahun 2012-2013 sebesar 0,05.
Aktivitas pemasaran paling kecil dimiliki Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan
oleh PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk dengan data likuiditas tertinggi adalah PT
(CEKA) tahun 2014 dan PT Sekar Bumi Tbk Mandom Indonesia, Tbk (TCID) pada tahun
(SKBM) tahun 2012-2014 sebesar 0. 2012 sebesar 7,73 atau 773% perbandingan
Berdasarkan hasil penelitian, perusaha- antara aset lancar dengan liabilitas lancar.
an dengan data aktivitas pemasaran ter-
290 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 3, September 2017 : 281 – 302
besar adalah PT Unilever Indonesia Tbk Unilever Indonesia, Tbk yang memiliki (UNVR) pada tahun 2013 sebesar 4,1 trilyun
variasi produk barang konsumsi terbanyak rupiah. Pada tahun 2013, perusahaan se-
dengan menyewa banyak selebriti atau dang gencar memperkenalkan produk-
tokoh masyarakat sebagai brand ambassador. produk barunya yaitu Teh Sari Melati, varian
Sebagaimana dijelaskan oleh Anjum et al. parfum AXE Apollo, dan es krim Magnum
(2012) dan Ogunsiji (2012), penggunaan Mini , serta memperkuat brand image produk
selebriti sebagai duta merek secara empiris Sunlight dengan melakukan Project Sunlight,
mampu meningkatkan kinerja pemasaran yaitu program yang bermisi sosial untuk
dan penjualan.
menggandeng masyarakat mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat dan lebih
Uji Asumsi Klasik
lestari. Pada tahun sebelumnya pula per- Penelitian ini hanya menggunakan tiga usahaan baru saja meluncurkan produk hair
uji asumsi klasik saja yaitu normalitas, care TRESemme dan varian parfum AXE
multikolinieritas, dan heteroskedastisitas, Anarchy .
karena data penelitian bersifat panel yaitu Rata-rata aset tidak berwujud di per-
kombinasi cross-section dan time-series. Hasil usahaan sampel adalah sebesar 3,9734
uji multikolinieritas pada tabel 3 panel A dengan standar deviasi sebesar 5,18886.
menunjukkan bahwa tidak ada korelasi Aset tidak berwujud paling kecil sebesar 0
antar variabel independen dalam persama- dimiliki oleh 18 perusahaan yang tidak
an (7) ditunjukkan oleh nilai tolerance lebih mengungkapkan nilai aset tidak berwujud.
besar dari 0,10 dan nilai VIF kurang dari 10. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan
Uji normalitas pada tabel 3 panel B meng- dengan data aset tidak berwujud tertinggi
gunakan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk
bahwa residual (error) persamaan (7) ter- (INDF) pada tahun 2014 sebesar kurang
distribusi normal dengan ditunjukkan ting- lebih 2,7 triliun rupiah.
kat signifikansi koefisien Kolmogorov-smir- Rata-rata nilai perusahaan di perusaha-
nov yang lebih dari 5%.
an sampel adalah sebesar 2,9116 dengan Hasil uji Glejser untuk mendeteksi standar deviasi sebesar 3,43051. Nilai per-
heteroskedastisitas ditampilkan di tabel 3 usahaan paling besar dimiliki oleh PT
panel C. Berdasarkan hasil uji Glejser, mo- Unilever Indonesia Tbk (UNVR) tahun 2014
del penelitian ini mengalami masalah sebesar 17,65, sedangkan yang paling kecil
heterokedastisitas yang berarti varian error dimiliki oleh PT Martina Berto Tbk (MBTO)
tidak sama untuk semua pengamatan cross- tahun 2014 sebesar 0,02. Hasil analisis
section yang ditunjukkan oleh signifikansi statistik deskriptif menunjukkan beberapa
koefisien aset tidak berwujud. fakta menarik. Rata-rata nilai perusahaan
Karena data panel sering memunculkan sampel adalah sebesar 2,9116 dengan nilai
varians error yang heteroskedastis sebab maksimum 17,65 yang menandakan banyak
cross-section menghimpun data dengan ber- sampel yang memiliki nilai perusahaan
bagai ukuran (besar, sedang, kecil). Hal ini rendah.
disebabkan pula oleh sedikitnya jumlah Fenomena yang sama ditemukan pada
perusahaan yang mengungkapkan nilai aset aset tidak berwujud yang nilai rata-ratanya
tidak berwujudnya dalam laporan keua- mendekati nilai minimalnya. Hal ini ber-
ngan. Masalah heteroskedastisitas ini akan potensi mengurangi kekuatan hasil ana-
dianalisis lebih lanjut di bagian analisis lisis regresi yang dilakukan. Selain itu,
tambahan.
pengeluaran beban pemasaran rata-rata mencapai 10 miliar rupiah dengan nilai
Uji Hipotesis
maksimal 1 triliun rupiah. Pengeluaran Analisis regresi linier berganda di- pemasaran terbesar dilakukan oleh PT
lakukan untuk membuktikan pengaruh
Pengaruh Aktivitas Pemasaran ... – Kombih, Suhardianto
variabel independen terhadap variabel Likuiditas (CR), Solvabilitas (DER), Akti- dependen. Hasil uji regresi ditampilkan di
vitas Pemasaran (Marketing_Ac), dan Aset tabel 4.
Tidak Berwujud (IA_Disclosure) tetap dan Nilai Konstanta sebesar -2,496. Hal ini
tidak mengalami perubahan maka Nilai berarti bahwa jika Profitabilitas (ROA),
Perusahaan (Y) akan turun sebesar 2,496.
Tabel 3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Panel A: Uji Multikolinieritas Variabel
1.482 Marketing_Ac
1.181 IA_Disclosure
Panel B: Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Panel C: Uji Heterokedastisitas
Variabel
t hitung
Marketing_Ac
IA_Disclosure
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
Tabel 4 Hasil Uji Regresi – Basic
Marketing_Ac
0,002** IA_Disclosure
Adjusted R 2 = 0,867
Signifikansi F = 0,000
Sumber: data hasil penelitian (diolah) ; Keterangan: ** signifikan pada level 5%; *** signifikan pada level 1%
Hal ini disebabkan tidak adanya informasi sen maka nilai perusahaan akan meningkat yang masuk ke investor sehingga investor
27,866 persen dengan asumsi variabel lain akan menurunkan estimasi nilai perusaha-
tetap. Koefisien CR sebesar -0,316 berarti an. Koefisien ROA sebesar 27,866 berimpli-
apabila likuiditas meningkat satu persen kasi jika profitabilitas bertambah satu per-
maka nilai perusahaan akan menurun 0,316
292 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 3, September 2017 : 281 – 302
persen, ceteris paribus. Koefisien DER se- bukti dari uji asumsi klasik tentang ke- besar 1,129 berarti apabila solvabilitas me-
layakan model.
ningkat satu persen maka nilai perusahaan akan meningkat 1,129 persen dengan asum-
Analisis tambahan
si ceteris paribus tetap. Jika variabel inde- Untuk menunjukkan bahwa simpulan penden lain tetap, koefisien Marketing_Ac
statistik hasil penelitian ini tidak terganggu sebesar 0,177 yang berarti apabila aktivitas
oleh masalah heteroskedastisitas, penelitian pemasaran meningkat 1 satuan maka nilai
ini melakukan uji regresi model penelitian perusahaan akan meningkat 0,177 persen.
ini dengan tidak menyertakan variabel aset Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa pe-
tidak berwujud. Selain itu, penelitian ini nelitian ini berhasil mengkonfirmasi hipo-
juga mengoreksi masalah heteroskedasti- tesis yang diusulkan kecuali untuk pe-
sitas dengan memanfaatkan analisis data ngaruh aset tidak berwujud terhadap nilai
panel. Sesuai dengan hasil uji Glejser dalam perusahaan (hipotesis 2). Variasi variabel
panel C tabel 3, terdapat korelasi positif nilai perusahaan mampu dijelaskan oleh
antara pengungkapan aset tak berwujud variabel-variabel independen sebesar 86,7%
dengan error estimasian. Hal ini dikoreksi (adj R 2 ). Signifikansi nilai F lebih kecil dari
dengan menghilangkan variabel peng- 1% yang berarti model penelitian ini mam-
ungkapan aset takberwujud (IA_Disclosure) pu menjelaskan variasi variabel nilai per-
dari model. Tabel 5 menyajikan hasil uji usahaan. Sekali lagi, hal ini mengonfirmasi
regresi tanpa variabel IA_Disclosure.
Tabel 5 Hasil Uji Regresi – Eliminasi Aset Tidak Berwujud
Marketing_Ac
Adjusted R 2 = 0,867
Signifikansi F = 0,000
Sumber: data hasil penelitian (diolah) ; Keterangan: ** signifikan pada level 5%; *** signifikan pada level 1%
Tabel 5 menampilkan hasil yang tidak analisis data panel untuk mengatasi per- jauh berbeda dengan tabel 4. Koefisien ke-
soalan heteroskedastisitas. Secara lebih giatan pemasaran lebih besar dari se-
spesifik, penelitian ini menambahkan varia- belumnya dan tetap signifikan pada level
bel dummy tahun pada persamaan (7) serta 1%. Variabel profitabilitas, likuiditas, dan
mengestimasi standard error menggunakan solvabilitas juga masih menunjukkan tanda
teknik clustering pada level perusahaan. koefisien regresi yang konsisten dengan
Variabel-variabel yang secara konstan ada tabel 4. Hal ini menunjukkan bahwa
lintas-waktu namun tidak diobservasi dan simpulan statistik pengaruh kegiatan pe-
tidak terukur akan menjadi bagian dari error masaran terhadap nilai perusahaan tidak
persaman (7). Jika variabel tersebut ber- terganggu oleh masuk dan tidaknya aset
korelasi dengan variabel-variabel inde- tidak berwujud dalam analisis regresi.
penden dalam model, koefisien regresi yang Lebih lanjut, penelitian ini mengesti
dihasilkan merupakan koefisien regresi masi persamaan (7) menggunakan teknik
yang bias dan tidak konsisten. Menyertakan
Pengaruh Aktivitas Pemasaran ... – Kombih, Suhardianto
variabel dummy tahun pada persamaan nilai t-statistik (Petersen, 2009). Tabel 6 regresi berguna untuk mengontrol variasi
menampilkan hasil regresi dengan teknik lintas-waktu yang secara konstan berada
analisis data panel. Fixed effect tahun dan pada error term regresi persamaan (7) (Gow
clustered standard error pada level per- et al. , 2010). Koefisien fixed effect tahun
usahaan dimasukkan dalam teknik estimasi menyerap berbagai variabel yang secara
untuk mengontrol variasi lintas-tahun dan konstan ada lintas-waktu namun tidak di-
heteroskedastisitas. Hasil di tabel 6 me- observasi dan tidak terukur.
nunjukkan bahwa kegiatan pemasaran tetap Heteroskedastisitas juga menimbulkan
berpengaruh positif terhadap nilai per- masalah pada estimasi standard error regresi
usahaan.
yang menjadi basis perhitungan t-statistik Nilai koefisien Marketing_Ac konsisten sehingga kerap menghasilkan kesalahan
dengan tabel 6 yaitu 0,199 dan lebih tinggi tipe 2 dalam regresi. Kesalahan tipe 2 dalam
dari koefisien pada tabel 5. Lebih lanjut, aset analisis regresi adalah gagal menolak hipo-
tidak berwujud tetap tidak berpengaruh tesis yang sebenarnya salah yang disebab-
terhadap nilai perusahaan. Variabel ROA, kan estimasi t-statistik yang terlalu tinggi
CR, dan DER juga menunjukkan hasil yang akibat gangguan pada standard error .
tidak jauh berbeda dari tabel 4 dan 5. Mengestimasi standard error secara clustering
Kendati t-statistik telah dikoreksi sehingga pada level perusahaan berguna untuk
menjadi lebih kecil, hasil analisis statistik mengatasi kesalahan tipe 2 dengan me-
penelitian ini tetap robust dengan berbagai ningkatkan standard error dan menurunkan
variasi estimasi.
Tabel 6 Hasil Uji Regresi – Analisis Data Panel
0,000*** IA_Disclosure
Marketing_Ac
0,003*** Fixed effect: Tahun Clustered standard error: Perusahaan
Adjusted R 2 = 0,886
Signifikansi F = 0,000
Sumber: data hasil penelitian (diolah) ; Keterangan: ** signifikan pada level 5%; *** signifikan pada level 1%
Pengaruh Aktivitas Pemasaran Terhadap
ini mengindikasikan bahwa setiap kenai-
Nilai Perusahaan
kan Aktivitas Pemasaran akan menyebab- Berdasarkan hasil uji statistik yang
kan kenaikan Nilai Perusahaan. Dengan telah dilakukan, diketahui bahwa variabel
demikian, H 1 tidak ditolak yang berarti Aktivitas Pemasaran (Marketing_Ac) memili
bahwa Aktivitas Pemasaran berpengaruh ki tingkat signifikansi yang lebih kecil dari
positif terhadap Nilai Perusahaan. 0,05 (α = 5%). Hasil uji statistik juga me-
Penelitian ini membuktikan bahwa nunjukkan bahwa variabel Aktivitas Pe-
informasi tentang aktivitas pemasaran yang masaran mempunyai nilai koefisien positif
dilakukan perusahaan mampu dan relevan atau searah terhadap Nilai Perusahaan. Hal
dalam memberi sinyal kepada investor,
294 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 1, Nomor 3, September 2017 : 281 – 302
sehingga dari informasi tersebut akan tim- bul reaksi yang akan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Koefisien aktivitas pe- masaran menunjukkan nilai yang positif dan signifikan. Hasil penelitian ini konsis- ten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ciawi dan Hatane (2015), Irawan dan Hatane (2015), serta Serenia dan Hatane (2015). Hasil penelitian tersebut menunjuk kan bahwa aktivitas pemasaran berpe- ngaruh positif terhadap harga saham. Saat harga saham meningkat, maka nilai per- usahaan pun ikut meningkat. Hal ini menandakan bahwa informasi tentang se- makin besarnya beban pemasaran yang dikeluarkan perusahaan menjadi sinyal positif bagi investor yang akan berdampak terhadap semakin besarnya nilai perusaha- an. Dengan dilakukannya kegiatan pe- masaran seperti iklan dan promosi maka perusahaan akan mudah dikenali oleh investor. Dengan semakin kenalnya investor pada perusahaan, investor akan lebih mudah untuk berkeyakinan bahwa per- usahaan mampu mengolah sumber dana dengan baik. Gencarnya aktivitas pemasar- an menandakan bahwa perusahaan sedang dalam kondisi keuangan yang optimal dan menjanjikan pertumbuhan dengan dilaku- kannya aktivitas pemasaran tersebut. Se- bagaimana pernyataan Edeling dan Fischer (2016) bahwa pemasaran mengambil peran signifikan dalam menentukan nilai per- usahaan. Mentalitas akuntansi yang mem- bebankan sekaligus biaya pemasaran di- landasi ketidakmampuan menghitung man- faat ekonomi pemasaran. Kendati demikian, penelitian ini dan penelitian terdahulu sepakat bahwa kegiatan pemasaran me- miliki manfaat ekonomi dalam pemben- tukan nilai perusahaan. Temuan ini ber- implikasi pada kebijakan akuntansi atas pembebanan biaya pemasaran dan peng- ukuran manfaat ekonominya.
Pengaruh Aset Tidak Berwujud Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan, diketahui bahwa variabel
Aset Tidak Berwujud (IA_Disclosure) me- miliki tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (α = 5%) kendati mempunyai nilai koefisien positif atau searah terhadap Nilai Perusahaan. Sebagai konsekuensinya, H 5 ditolak yang berarti bahwa aset takber- wujud tidak berkontribusi dalam pem- bentukan nilai perusahaan.
Penelitian ini tidak berhasil mem- buktikan bahwa informasi tentang aset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan mampu memberi sinyal kepada investor. Koefisien regresi aset tidak berwujud adalah positif namun tidak signifikan. Fakta ini menunjukkan bahwa kendati tidak signifikan, koefisien aset tidak berwujud yang positif telah sesuai dengan ekspektasi teori bahwa perusahaan produk konsumen sangat mengandalkan inovasi (pengetahu- an) selain aset berwujudnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hall (1992) dan Gard- berg dan Fombrun (2006) yang menegaskan pentingnya kepemilikan pengetahuan (ino- vasi/aset tidak berwujud) dalam industri barang konsumen Tidak signifikannya koe- fisien aset tidak berwujud bisa jadi disebab- kan oleh sedikitnya jumlah perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang mengungkapkan nilai aset tidak berwujud dalam laporan keuangannya. Png (2017) menyatakan bahwa sebagian besar per- usahaan memilih untuk menyimpan inovasi yang ditemukan sebagai rahasia perusahaan (trade secrets) daripada sebagai aset tidak berwujud yang formal seperti paten. Rahasia perusahaan lebih fleksibel dan tidak terbatas waktu daripada paten yang berbatas waktu dan memerlukan banyak biaya untuk mendaftarkannya.
Dari segi statistik, sedikitnya jumlah perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang mengungkapkan nilai aset tidak berwujud dalam laporan keuangan- nya akan menyebabkan standar deviasi tinggi dan menurunkan nilai t-statistik. Hal ini terlihat dari statistik deskriptif pada tabel 2. Kendati nilai maksimum aset tidak berwujud adalah 12 namun rata-ratanya mendekati nilai minimum nol yaitu sebesar
Pengaruh Aktivitas Pemasaran ... – Kombih, Suhardianto