PENGARUH PERUBAHAN STATUS, EMPLOYEE ENGAGEMENT, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN Nani Yuheti Yuniatin
PENGARUH PERUBAHAN STATUS, EMPLOYEE ENGAGEMENT, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KUALITAS PELAPORAN KEUANGAN
Nani Yuheti Yuniatin
nyuniatinipb@gmail.com
Noer Azam Achsani Hendro Sasongko
Magister Manajemen Bisnis Institut Pertanian Bogor (MB IPB) Bogor
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of changes in status, employee engagement, and the utilization of information technology on the quality of financial reporting. Analysis of variance (ANOVA) was used to examine changes in the status of Bogor Agricultural University. Moreover we employ a multiple regression analysis to examine the effect of employee engagement and information technology in performance financial of report. In addition, Ultrecht Work Engagement Scale (UWES) was used to examine the financial human resource mapping. The results of ANOVA test showed that there was no significant difference of the financial management of Bogor Agricultural University before and after the implementation of Public Service Board (BLU). Furthermore, multiple linear regression test results showed that the factors that affect the performance of financial reports are employee engagement and use of information technology. However, it is found that the factor that really affects the performace of financial reports is the use of information technology. Finally, the test results of the mapping showed that employee engagement of human resources staff of Bogor Agricultural University are in medium position indicating that it needs to be maintained and improved.
Key words: change of status, employee engagement, use of information technology, financial report punctuality.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perubahan status, employee engagement, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas pelaporan keuangan. Analysis of variance (ANOVA) digunakan untuk menguji perubahan status IPB. Adapun penerapan analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh employee engagement dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas pelaporan keuangan. Ultrecht Work Engagement Scale (UWES) digunakan untuk memetakan SDM keuangan. Hasil pengujian ANOVA menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan IPB tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah diterapkannya Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Hasil pengujian regresi linear berganda menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi kualitas pelaporan keuangan adalah employee engagement dan pemanfaatan teknologi informasi. Namun, faktor yang benar-benar memengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan adalah pemanfaatan teknologi informasi. Hasil pengujian dari pemetaan SDM keuangan membuktikan bahwa employee engagement SDM keuangan Institut Pertanian Bogor berada dalam posisi sedang, sehingga perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Kata kunci: Perubahan status, employee engagement, pemanfaatan teknologi informasi, ketepatan waktu pelaporan keuangan.
PENDAHULUAN
komersialisasi dan privatisasi. Tata kelola Isu penting pendidikan tinggi saat ini
perguruan tinggi yang baik atau Good adalah persoalan tata kelola perguruan
University Governance (GUG) diperlukan tinggi yang kerap dikaitkan dengan isu
untuk mengatasi masalah tersebut. Salah
496 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 4, Desember 2015 : 495 – 515
satu prinsip dari GUG adalah akuntabilitas. Akuntabilitas berperan penting dalam menghasilkan laporan keuangan yang ber- kualitas. Semakin besar tuntutan terhadap pelaksanaan akuntabilitas, semakin besar kebutuhan akan transparansi keuangan. Hal ini juga berlaku bagi Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai salah satu institut yang berperan memberikan pelayanan kepada masyarakat diwajibkan untuk menyampai- kan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan standar akuntansi untuk menciptakan kredibilitas dari suatu laporan keuangan. Lismawati (2011) menyatakan pengguna laporan keuangan yang meng- inginkan transparansi dan akuntabilitas atas pengelolaan keuangan publik, tidak akan ragu untuk berbagi kepentingan pengguna- annya jika hal tersebut telah terpenuhi.
Status kelembagaan IPB berdasarkan PP Nomor 154 Tahun 2000 ditetapkan se- bagai perguruan tinggi berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Kemudian Pemerintah menerbitkan PP Nomor 66 Tahun 2010 yang menyatakan bahwa pe- ngelolaan keuangan IPB dan 6 universitas lainnya menerapkan pola pengelolaan ke- uangan Badan Layanan Umum (BLU). Pe- merintah memberlakukan beberapa organi- sasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebagai BLU ditujukan untuk mendorong PTN ter- sebut melakukan pembangunan sistem informasi akuntansi baru (Maharani et al. 2013). Status BLU diterapkan dengan tujuan meningkatkan pelayanan kepada masya- rakat dalam rangka memajukan kesejah- teraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui fleksibilitas dalam pe- ngelolaan keuangan. Menurut Waluyo (2011), fleksibilitas yang dimiliki BLU dalam pengelolaannya yaitu pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, pengelolaan utang dan piutang, investasi, pengadaan barang dan jasa, dan akuntansi. Saat ini, IPB sedang dalam proses masa transisi menjadi PTN Badan Hukum (BH).
Permasalahan yang sangat penting da- lam penyajian laporan keuangan adalah bagaimana menentukan kebijakan akun-
tansi, perlakuan akuntansi untuk suatu transaksi, pilihan akuntansi, dan meng- analisis sistem akuntansi yang ada (Forum Dosen Akuntansi Sektor Publik 2006). Berdasarkan hasil audit dari Kantor Akun- tan Publik (KAP), diketahui bahwa masih terdapat kelemahan-kelemahan pengelolaan keuangan IPB di antaranya: (1) kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) keuangan yang berkompeten di bidang akuntansi yang terlibat dalam proses pembuatan laporan keuangan, dan (2) pemanfaatan teknologi informasi yang belum terintegrasi dalam suatu sistem yang mendukung pro- ses pembuatan laporan keuangan. Kinerja SDM merupakan salah satu faktor yang perlu ditingkatkan untuk mensukseskan sebuah organisasi. Dengan melakukan pe- ngelolaan SDM yang baik, maka akan menghasilkan output yang baik pula bagi perusahaan (Markos dan Sridevi 2010). Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang ber- lebihan, tanpa dukungan SDM yang handal, pelaksanaan kegiatan tidak akan terselesai- kan dengan baik (Yunus 2012). Selain itu, berdasarkan hasil rekapitulasi data sistem aplikasi keuangan, dapat diketahui bahwa masih terdapat beberapa unit kerja di IPB yang belum melakukan input data transaksi keuangan ke dalam sistem aplikasi keuang- an secara tepat waktu (Gambar 1 dan Gambar 2).
Oleh karena itu, penyajian laporan keuangan harus sesuai dengan standar akuntansi untuk menciptakan kredibilitas dari suatu laporan keuangan. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah harus memiliki karakteristik: relevan (relevance), andal (re- liability ), dapat dibandingkan (comparability), dan dapat dipahami (understandability).
Penilaian laporan keuangan dapat di- lakukan dengan menguji sebagian atau keseluruhan dari karakteristik tersebut. Karakteristik yang sering diuji adalah karakteristik dapat dibandingkan (compara-
Pengaruh Perubahan Status, Employee Engagement, Dan ... – Yuniatin, Achsani, Sasongko
bility ) dan relevan (relevance). Informasi tepat waktu (timeliness), dan lengkap (com- yang termuat dalam laporan keuangan akan
plete ). Dalam menghasilkan laporan keuang- lebih berguna jika dapat dibandingkan
an yang berkualitas harus memenuhi dengan laporan keuangan periode sebelum
karakteristik dasar yang telah ditentukan, nya atau laporan keuangan entitas lain pada
salah satunya adalah ketepatan waktu. umumnya. Sementara itu, laporan keuang-
Shulthoni (2012) menyatakan bahwa lapor- an bisa dikatakan relevan apabila memiliki
an keuangan merupakan salah satu sumber manfaat umpan balik (feedback value), me-
informasi yang sangat penting dalam peng- miliki manfaat prediktif (predictive value),
ambilan keputusan.
Keterangan: 1. Direktorat Sumber Daya Manusia, 2. Sekretariat Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, 3. Direktorat Pengembangan Bisnis, 4. Direktorat Keuangan, 5. Kantor Hukum, Promosi, dan Humas, 6. Sekretariat Rektor, 7. Kantor Manajemen Mutu, 8. Direktorat Integrasi Data dan Sistem Informasi,
9. Direktorat Sarana dan Prasarana, 10. Sekretariat Wakil Rektor Bidang Sarana dan Bisnis, 11. Direktorat Kemahasiswaan, 12. Direktorat Pengkajian dan Pengembangan Akademik, 13. Direktorat Pengembangan Karier dan Hubungan Alumni, 14. Kantor Audit Internal, 15. Sekretariat Institut, 16. Direktorat Kerjasama dan Program Internasional, 17. Direktorat Administrasi Pendidikan, 18. Direktorat Riset dan Kajian Strategis, 19. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan) Sumber: SIMKEU IPB
Gambar 1 Grafik persentase ketepatan waktu beberapa Kandir IPB Tahun 2013-2014
(Keterangan: 1. Departemen Statistika, 2. Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU), 3. Manajemen Bisnis, 4. Dekanat Fahutan, 5. Dekanat Sekolah Pascasarjana, 6. Departemen Matematika, 7. Dekanat FMIPA, 8. Departemen Geofisika dan Meteorologi, 9. Departemen Manajemen Hutan, 10. Departemen Biokimia, 11. Departemen Hasil Hutan, 12. Departemen Fisika, 13. Departemen Ilmu Komputer, 14. Diploma, 15. Departemen Silvikultur, 16. Departemen Kimia, 17. Tingkat Persiapan Bersama (TPB), 18. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, 19. Departemen Biologi) Sumber: SIMKEU IPB
Gambar 2 Grafik persentase ketepatan waktu beberapa Fakdep IPB Tahun 2013-2014
498 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 4, Desember 2015 : 495 – 515
Adanya perubahan status kelembagaan penting dalam rangka menciptakan akunta- IPB, diduga akan mengubah pola pengelola-
bilitas sektor publik. Nordiawan (2008) an keuangan IPB. Kegiatan membanding-
menyatakan semakin besar tuntutan akan kan pola pengelolaan keuangan IPB se-
pelaksanaan akuntabilitas sektor publik, belum dan sesudah perubahan status dari
maka kebutuhan akan transparansi infor- BHMN menjadi BLU merupakan satu lang-
masi keuangan sektor publik juga semakin kah pengujian karakteristik pelaporan ke-
besar. Informasi keuangan ini berfungsi uangan, yakni dapat dibandingkan (com-
sebagai dasar pertimbangan dalam proses parability ). Sementara itu, analisis ketepatan
pengambilan keputusan. Akuntansi sektor waktu yang dikaitkan dengan employee
publik memiliki peran penting dalam me- engagement dan teknologi informasi dilaku-
nyiapkan laporan keuangan sebagai per- kan sebagai gambaran karakteristik relevan
wujudan akuntabilitas publik. (relevance). Ketidakdisiplinan SDM keuang- an dalam menginput data yang meng-
Kualitas Laporan Keuangan
akibatkan keterlambatan pelaporan keuang- Menurut PP Nomor 24 tahun 2005 an menunjukkan bahwa employee engagement
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, masih rendah. Guntari et al. (2014) menyata-
karakteristik laporan keuangan yang me- kan employee engagement merupakan salah
rupakan prasyarat normatif yang diperlu- satu komponen penting dalam perusahaan
kan dalam memenuhi kualitas yang di- dan merupakan aset yang sangat berharga.
kehendaki, yaitu:
Employee engagement merupakan salah satu Pertama, relevan (relevance). Laporan pengelolaan manajemen SDM. Produkti-
keuangan bisa dikatakan relevan apabila vitas kerja karyawan dipengaruhi oleh be-
informasi yang termuat didalamnya dapat berapa faktor di antaranya employee engage-
memengaruhi keputusan pengguna dengan ment (Hanim et al. 2014), oleh karena itu,
membantu mereka mengevaluasi peristiwa SDM keuangan IPB perlu melakukan peng-
masa lalu atau masa kini, dan memprediksi ukuran employee engagement untuk me-
masa depan, serta menegaskan atau me- ningkatkan produktivitas kinerja SDM ke-
ngoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. uangan (Rachmawati 2010). Terkait de-
Informasi yang relevan, yaitu: a) Memiliki ngan uraian tersebut, maka perlu dilakukan
manfaat umpan balik (feedback value). Infor- penelitian untuk menganalisis perbedaan
masi memungkinkan pengguna untuk me- pola pengelolaan keuangan IPB sebelum
negaskan atau mengoreksi ekspektasi me- dan sesudah status BLU, pengaruh employee
reka di masa lalu, b) Memiliki manfaat engagement dan pemanfaatan teknologi
prediktif (predictive value). Informasi dapat informasi terhadap ketepatan waktu pe-
membantu pengguna untuk memprediksi laporan keuangan, dan tingkat employee
masa yang akan datang berdasarkan hasil engagement SDM keuangan di IPB.
masa lalu dan kejadian masa kini, c) Tepat waktu (timeliness). Informasi disajikan tepat
TINJAUAN TEORETIS
waktu sehingga dapat berpengaruh dan
Laporan Keuangan
berguna dalam pengambilan keputusan, d) Menurut Harjito dan Martono (2012),
Lengkap (complete). Informasi akuntansi ke laporan keuangan merupakan ikhtisar me-
uangan pemerintah disajikan selengkap ngenai keadaan keuangan suatu perusahaan
mungkin, mencakup semua informasi akun- pada suatu saat tertentu. Laporan keuangan
tansi yang dapat memengaruhi pengambil- sektor publik merupakan posisi keuangan
an keputusan dengan memperhatikan ken- penting yang berasal dari transaksi-tran-
dala yang ada. Informasi yang melatar saksi yang dilakukan oleh organisasi sektor
belakangi setiap butir informasi utama yang publik. Laporan keuangan dalam lingkung-
termuat dalam laporan keuangan diungkap- an sektor publik memegang peranan
kan dengan jelas agar kekeliruan dalam
Pengaruh Perubahan Status, Employee Engagement, Dan ... – Yuniatin, Achsani, Sasongko
penggunaan informasi tersebut dapat di- pemahaman para pengguna. Untuk itu, cegah.
pengguna diasumsikan memiliki penge- Kedua, andal (Reliability). Informasi
tahuan yang memadai atas kegiatan dan dalam laporan keuangan bebas dari pe-
lingkungan operasi entitas pelaporan, serta ngertian yang menyesatkan dan kesalahan
adanya kemauan pengguna untuk mem- material, menyajikan setiap fakta secara
pelajari informasi yang dimaksud. jujur, serta dapat diverifikasi. Informasi mungkin relevan, tetapi jika hakikat atau
Ketepatan Waktu (Timeliness) Pelaporan
penyajiannya tidak dapat diandalkan, maka
Keuangan
penggunaan informasi tersebut secara Menurut Noviandi (2007), ketepatan potensial dapat menyesatkan. Informasi
waktu didefinisikan sebagai suatu pe- yang andal memenuhi karakteristik, yaitu:
manfaatan informasi oleh pengambil ke-
a) Penyajian jujur. Informasi menggambar- putusan sebelum informasi tersebut ke- kan dengan jujur transaksi serta peristiwa
hilangan kapasitas atau kemampuannya lainnya yang seharusnya disajikan atau
untuk mengambil keputusan. Tepat waktu yang secara wajar dapat diharapkan untuk
diartikan bahwa informasi harus disampai- disajikan, b) Dapat diverifikasi (verifiability).
kan sedini mungkin untuk dapat digunakan Informasi yang disajikan dalam laporan ke-
sebagai dasar untuk membantu dalam uangan dapat diuji, dan apabila pengujian
pengambilan keputusan ekonomi dan un- dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang
tuk menghindari tertundanya pengambilan berbeda, hasilnya tetap menunjukkan sim-
keputusan tersebut (PP Nomor 24 Tahun pulan yang tidak berbeda jauh, c) Netralitas.
2005). Konstruk nilai informasi ketepatan Informasi diarahkan pada kebutuhan
waktu diukur dengan indikator: (1) Time- umum dan tidak berpihak pada kebutuhan
lines merupakan indikator yang meng- pihak tertentu.
gambarkan bahwa informasi yang dibutuh- Ketiga, dapat dibandingkan (compara-
kan segera tersedia ketika diminta; (2) bility ). Informasi yang termuat dalam
sistematis waktu merupakan indikator un- laporan keuangan akan lebih berguna jika
tuk menggambarkan bahwa laporan-lapor- dapat dibandingkan dengan laporan ke-
an disediakan secara sistematis dan teratur uangan periode sebelumnya atau laporan
(triwulan, semester, dan tahunan); dan (3) keuangan entitas lain pada umumnya. Per-
sistematis unsur merupakan indikator bandingan dapat dilakukan secara internal
untuk menggambarkan bahwa laporan- dan eksternal. Perbandingan secara internal
laporan berikut disampaikan secara siste- dapat dilakukan bila entitas yang diper-
matis dan teratur antara unsur-unsur lapor- bandingkan menerapkan kebijakan akun-
an keuangan yang meliputi laporan akti- tansi yang sama dari tahun ke tahun.
vitas/operasional, neraca, laporan arus kas Perbandingan secara eksternal dapat di-
dan catatan atas laporan keuangan. lakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sa-
Analisis Rasio Laporan Keuangan
ma. Apabila entitas pemerintah menerap- Menurut Hery (2015), analisis laporan kan kebijakan akuntansi yang lebih baik
keuangan (financial statement analysis) me- dari pada kebijakan akuntansi sekarang di-
rupakan suatu proses untuk membedah terapkan, perubahan tersebut diungkapkan
laporan keuangan ke dalam unsur-unsur- pada periode terjadinya perubahan.
nya dan menelaah masing-masing dari Keempat, dapat dipahami (understanda-
unsur tersebut dengan tujuan untuk mem- bility ). Informasi yang disajikan dalam
peroleh pengertian dan pemahaman yang laporan keuangan dapat dipahami oleh
baik dan tepat atas laporan keuangan itu pengguna dan dinyatakan dalam bentuk
sendiri. Menganalisis laporan keuangan serta istilah yang disesuaikan dengan batas
berarti menilai kinerja perusahaan, baik
500 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 4, Desember 2015 : 495 – 515
secara internal maupun untuk mem- bandingkan dengan perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama. Hal ini berguna bagi perkembangan perusahaan dengan mengetahui seberapa efektif operasi perusahaan telah berjalan. Analisis laporan keuangan sangat berguna tidak hanya bagi internal perusahaan saja, tetapi juga bagi investor dan pemangku kepentingan lain- nya. Analisis rasio laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari rasio aktivitas, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas. Menurut Hery (2015) rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusaha- an dalam memenuhi kewajiban atau mem- bayar utang jangka pendeknya. Rasio solva- bilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset per- usahaan dibiayai dengan utang.
Employee Engagement
Employee engagement menjadi suatu hal yang hangat dibicarakan saat ini. Peran penting employee engagement sangat mem- bantu suatu organisasi dalam mencapai keunggulan kompetitif. Employee engagement diyakini sebagai preditor kesuksesan pada level individu maupun organisasi. Beberapa penelitian menyebutkan karyawan yang engage lebih produktif dalam kinerjanya, memberikan layanan yang terbaik bagi costumer- nya, lebih sedikit untuk jumlah ketidakhadirannya, dan lebih loyal kepada perusahaan dibandingkan dengan karya- wan yang disengaged (Dewi 2012).
Menurut Kruse (2012) employee engage- ment adalah keadaan dimana seorang karyawan secara emosional berkomitmen terhadap organisasi dan tujuannya. Ke- terikatan karyawan muncul karena mereka peduli dan bukan hanya karena mereka harus melakukan atau untuk mendapatkan kompensasi ataupun untuk mendapatkan
promosi. Maarif dan Kartika (2014) men- deskripsikan employee engagement (keterikat- an karyawan) merupakan sebuah kesatuan usaha, komitmen, tanggung jawab, pikiran, tenaga, dan hati untuk menghasilkan kontribusi optimal dengan sungguh-sung- guh dan sadar sebagai wujud keinginan untuk tetap tinggal dalam organisasi secara berkelanjutan. Keterikatan memiliki dam- pak positif nyata terhadap jumlah hasil yang diinginkan yaitu retensi karyawan, kinerja, kualitas, kepuasan dan loyalitas pelanggan, serta kinerja finansial. Menurut Welllins dan Concelman dalam Endres dan Smoak (2008), employee engagement adalah suatu kekuatan yang dapat memberikan motivasi bagi karyawan untuk meningkat- kan kinerja pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori employee engagement me- nurut Schaufeli dan Bakker (2003) dengan menekankan adanya vigor, dedication, dan absorption dalam pemahamannya mengenai engagement . Teori ini dipilih karena diang- gap telah mencakup pengertian yang komprehensif dan mudah dipahami. Schau- feli dan Bakker (2003) menjelaskan tentang 3 aspek pembentuk employee engagement, yaitu: (1) Vigor, karakter ini ditandai dengan iklim kerja yang penuh dengan energi dan ketahanan mental serta kemauan untuk berupaya lebih dalam bekerja dan bertahan walaupun menghadapi banyak kesulitan, (2) Dedication, karakter ini ditandai dengan keterlibatan penuh dalam pekerjaannya serta merasakan kepentingan, antusiasme, inspirasi, kebanggaan dan tantangan dalam pekerjaannya, (3) Absorption, karakter ini di tandai dengan iklim yang penuh konsen- trasi dan keasyikan dalam melaksanakan pekerjaan, waktu cepat berlalu, dan sulit untuk melepaskan pekerjaan tersebut.
Ketiga aspek ini merupakan konsep yang paling dikenal dan sering digunakan di beberapa penelitian untuk mengukur tingkat engagement karyawan. Vigor meng- gambarkan level energi dan mental relisiensi yang dimiliki seseorang ketika bekerja.
Pengaruh Perubahan Status, Employee Engagement, Dan ... – Yuniatin, Achsani, Sasongko
Selain itu, vigor juga menunjukkan adanya waktu, yang digunakan untuk keperluan kesediaan karyawan untuk melakukan
pribadi, bisnis, dan pemerintahan. Selain usaha yang besar dalam menyelesaikan
itu, teknologi informasi merupakan infor- pekerjaan, tidak mudah merasa lelah, dan
masi yang strategis untuk pengambilan tekun dalam melakukan pekerjaan. Dedi-
keputusan. Teknologi ini menggunakan cation menggambarkan perasaan antusias
seperangkat komputer untuk mengolah karyawan di dalam bekerja, bangga dengan
data, sistem jaringan untuk menghubung- pekerjaan yang dilakukan, serta merasa
kan satu komputer dengan komputer yang terinspirasi dan tertantang dengan pekerja-
lain sesuai kebutuhan, dan teknologi an. Absorption menggambarkan keadaan
telekomunikasi yang digunakan agar data karyawan terbenam secara total, merasa
dapat disebar dan diakses secara global. senang melakukan pekerjaannya, dan me-
Menurut Widuri (2010), pemanfaatan rasa sulit untuk melepaskan diri dengan
teknologi informasi merupakan pengguna- pekerjaan.
an teknologi informasi oleh pengguna Employee engagement dapat dikategori-
melalui sistem informasi berbasis komputer kan dengan memberikan skoring terhadap
dalam rangka menyelesaikan berbagai tugas beberapa pertanyaan yang meliputi vigor,
dan masalah yang dihadapi pengguna dedication , dan absorption. Pertanyaan-per-
dalam menjalankan pekerjaannya untuk tanyaan ini dirangkum dalam kuesioner
meningkatkan kualitas dan produktivitas, UWES 17 oleh Schaufeli dan Bakker (2003).
baik secara individual, kelompok, maupun Hasil penskoringan dirata-ratakan dan di-
organisasional, dengan memfokuskan pada kelompokkan sesuai pada Tabel 1, tabel α
level individu, khususnya end user compu- cronbach skor UWES 17.
ting . Menurut Winindyaningrum dan Skor ini digunakan untuk menentukan
Rahmawati (2010), pemanfaatan teknologi tingkat engagement SDM keuangan terhadap
informasi mencakup adanya pengolahan pekerjaannya. Skor setiap aspek employee
data, pengolahan informasi, sistem mana- engagement ini diperoleh dari penghitungan
jemen, proses kerja secara elektronik, dan rata-rata skor kuesioner.
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara
Teknologi Informasi
mudah dan murah oleh masyarakat di Menurut Rusdiana dan Irfan (2014),
seluruh wilayah negeri. Sementara itu, teknologi informasi adalah suatu teknologi
Jurnali dan Supomo (2002) menyebutkan yang digunakan untuk mengolah data,
pemanfaatan teknologi informasi adalah termasuk memproses, mendapatkan, me-
tingkat integritas teknologi informasi pada nyusun, menyimpan, dan memanipulasi
pelaksanaan tugas-tugas akuntansi. Kons- data dalam berbagai cara untuk meng-
truksi pemanfaatan teknologi informasi hasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
diukur dengan indikator: ( 1) Perangkat, informasi yang relevan, akurat, dan tepat
merupakan indikator untuk menggambar-
Tabel 1 α Cronbach skor UWES 17 dan pengkategorian dengan skala 1-6
Skor total
Sangat rendah
1,941-3,06 Sedang
3,07-4,66 Tinggi
4,67-5,53 Sangat tinggi
Sumber: Schaufeli dan Bakker (2003)
502 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 4, Desember 2015 : 495 – 515
kan kelengkapan yang mendukung ter-
Teknik Pengumpulan Data
laksananya penggunaan teknologi infor- Teknik pengumpulan data yang di- masi, meliputi perangkat lunak, keras, dan
gunakan dalam penelitian ini yaitu data sistem jaringan, (2) Pengelolaan data ke-
primer dan sekunder yang dilakukan de- uangan, merupakan indikator untuk meng-
ngan cara:
gambarkan pemanfaatan teknologi infor- Satu, studi kepustakaan. Penelitian ini masi dalam pengelolaan data keuangan
dilakukan melalui studi kepustakaan atau secara sistematis dan menyeluruh, (3) Pe-
studi literatur dengan cara mempelajari, rawatan, merupakan indikator untuk meng-
meneliti, mengkaji, serta menelaah literatur gambarkan adanya jadwal pemeliharaan
berupa buku-buku, peraturan perundang- peralatan secara teratur terhadap perangkat
undangan, artikel, jurnal-jurnal ilmiah yang teknologi informasi guna mendukung ke-
relevan dengan ide penelitian, dan peneliti- lancaran pekerjaan
an-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti.
Penelitian Sebelumnya
Dua, penelitian lapangan. Data empiris Penelitian tentang perubahan kinerja
yang diperlukan dalam penelitian ini di- keuangan dipengaruhi perubahan status
peroleh dengan teknik-teknik sebagai be- telah dilakukan oleh Maharani et al. (2013)
rikut: a) Observasi, yaitu melakukan peng- yang menghasilkan tidak ada perbedaan
amatan langsung terhadap pelaksanaan kinerja keuangan antara sebelum dan se-
Tugas, Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dari IPB sudah Pola pengelolaan Badan Layanan
terkait upaya dalam peningkatan kualitas Umum (PK-BLU), sedangkan hasil peneliti-
laporan keuangan, b) Wawancara, yaitu an mengenai pengaruh employee engagement
melakukan tanya jawab langsung kepada dan pemanfaatan teknologi informasi ter-
pihak-pihak yang berkompeten dari pe- hadap ketepatan waktu pelaporan keuang-
gawai di lingkungan IPB guna memperoleh an menghasilkan bahwa hanya pemanfaat-
informasi yang dibutuhkan dalam Penulis- an teknologi informasi yang benar-benar
an ini, c) Kuesioner, yaitu mengumpulkan mampu menjelaskan variabel ketepatan
informasi melalui jawaban responden atas waktu. Hasil penelitian ini sesuai dengan
pertanyaan yang telah disusun terkait penelitian Darwais (2009), Nurillah (2012),
employee engagement , pemanfaatan teknologi Hanafi (2013), dan Saleh (2014) yang me-
informasi, dan ketepatan waktu. Kuesioner nyatakan bahwa pemanfaatan teknologi
yang digunakan untuk pengumpulan data informasi berpengaruh signifikan terhadap
teknologi informasi dan ketepatan waktu ketepatan waktu pelaporan keuangan.
merupakan replikasi dari Indriasari dan Narhartyo 2008), sementara kuesioner un-
METODE PENELITIAN
tuk employee engagement merupakan repli-
Jenis Penelitian dan Gambaran Obyek
kasi UWES-17 (Schaufelli dan Bakker 2003),
Penelitian
d) Dokumentasi, yaitu mengumpulkan Pendekatan dalam penelitian ini adalah
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan studi kasus yang didukung dengan survei.
proses serta tahapan penyusunan laporan Populasi dalam penelitian ini adalah staf
keuangan yang dilakukan oleh Biro Ke- keuangan dan Bendahara Pembantu Pe-
uangan IPB sebagai unit pelaksana pe- ngeluaran di lingkungan IPB. Jumlah sam-
nyusunan laporan keuangan. pel yang memenuhi kriteria adalah se-
banyak 114 orang dengan perincian 23 staf
Variabel Penelitian
keuangan dan 91 Bendahara Pembantu Variabel yang dianalisis dalam pe- Pengeluaran. Teknik pengambilan sampel
nelitian ini dibedakan menjadi variabel pada penelitian ini dilakukan secara pur-
dependen dan variabel independen. Dalam posive sampling .
penelitian ini variabel dependen (KW)
Pengaruh Perubahan Status, Employee Engagement, Dan ... – Yuniatin, Achsani, Sasongko
adalah ketepatan waktu pelaporan keuang- uangan. Pengaruh variabel independen ter- an IPB, sedangkan variabel independen
hadap variabel dependen diuji dengan yaitu: employee engagement (ee), dan pe-
tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis yang manfaatan teknologi informasi (Pti).
digunakan adalah:
H 0 :B 1 =B 2 = 0 (Employee engagement dan
Definisi Operasional Penelitian
pemanfaatan
teknologi informasi
1) Employee engagement (ee) adalah suatu tidak berpengaruh terhadap ketepatan keadaan ketika karyawan terlibat secara
waktu pelaporan keuangan IPB) psikologis dengan pekerjaannya, baik secara
H 1 : Minimal satu B i ≠ 0 (Employee engage- fisik, kognitif, maupun emosional, sehingga
ment dan pemanfaatan teknologi karyawan akan memberikan usaha terbaik
informasi berpengaruh terhadap ke- mereka dalam menyelesaikan pekerjaannya,
tepatan waktu pelaporan keuangan serta merasa sulit untuk melepaskan diri
IPB)
dengan pekerjaan yang dikarakteristikkan Apabila hasil analisis simultan menunjuk- oleh vigor, dedication, dan absorptio; 2) Pe-
kan bahwa terdapat pengaruh employee manfaatan Teknologi Informasi (Pti) adalah
engagement dan pemanfaatan teknologi mencakup adanya pengolahan data, pe-
informasi terhadap ketepatan waktu pe- ngolahan informasi, sistem manajemen dan
laporan keuangan, maka dilakukan uji proses kerja secara elektronik dan pe-
parsial dengan hipotesis sebagai berikut: manfaatan kemajuan teknologi informasi; 3)
H 0 :B 1 = 0 (Tidak terdapat pengaruh emplo- Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan
yee engagement terhadap ketepatan (KW) adalah suatu pemanfaatan informasi
waktu pelaporan keuangan IPB) oleh pengambil keputusan sebelum infor-
H 1 :B 1 ≠ 0 (Terdapat pengaruh employee masi tersebut kehilangan kapasitas atau
engagement terhadap ketepatan waktu kemampuannya untuk mengambil keputus-
pelaporan keuangan IPB) an
H 0 :B 2 = 0 (Tidak terdapat pengaruh pe- manfaatan teknologi informasi ter-
Metode Analisis Data
hadap ketepatan waktu pelaporan Metode analisis data dalam penelitian
keuangan IPB)
ini terdiri dari:
H 1 :B 2 ≠ 0 (Terdapat pengaruh pemanfaat- Pertama, Analysis of Variance (ANOVA).
an teknologi informasi terhadap Analysis of Variance (ANOVA) ditujukkan
ketepatan waktu pelaporan keuangan untuk mengetahui perbedaan pola pe
IPB)
ngelolaan laporan keuangan pada saat Ketiga, Analisis Employee Engagement. sebelum dan sesudah penerapan status
Employee engagement SDM keuangan di IPB BLU. Analisis dilakukan dengan meng-
diukur dengan mengunakan kuesioner gunakan data rasio keuangan. Hipotesis
replikasi dari kuesioner yang sudah baku yang digunakan adalah:
yang diciptakan oleh Schaufeli dan Bakker
H 0 : pengelolaan laporan keuangan IPB (2003) yang dikenal Ultrecht Work Engage- sebelum dan sesudah penerapan sta-
ment Scale (UWES-17). Employee engagement tus BLU adalah sama
diukur dari 3 dimensi employee engagement
H 1 : pengelolaan laporan keuangan IPB yaitu vigor, dedication, dan absorption. Total sebelum dan sesudah penerapan
pertanyaan dalam kuesioner ini adalah 17 status BLU adalah berbeda
item pertanyaan, yakni dimensi vigor terdiri Kedua, Regresi Linear Berganda. Ana-
dari 6 pertanyaan, dedication terdiri dari 5 lisis regresi linear berganda dilakukan un-
pertanyaan, dan absorption terdiri dari 6 tuk melihat pengaruh dari employee engage-
pertanyaan sesuai pada Tabel 2. ment dan pemanfaatan teknologi informasi
UWES terdiri dari 17 pertanyaan per- terhadap ketepatan waktu pelaporan ke-
sepsi karyawan mengenai kondisi dan
504 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 4, Desember 2015 : 495 – 515
Tabel 2 Kuesioner UWES
Dimensi No
Item (English)
Item (bahasa)
1 At my work, I feel bursting Saat bekerja, saya merasa sangat berenergi with energy
4 At my job, I feel strong and Saat bekerja, saya merasa kuat dan vigorous
bersemangat
8 When I get up in the Ketika saya bangun di pagi hari, saya merasa morning, I feel like going to bersemangat ingin berangkat kerja work
igor
12 I can continue working for Saya dapat terus bekerja dalam waktu yang
V very long periods at a time
lama
15 At my job, I am very Saya memilki ketahanan kerja yang sangat resilient, mentally
tinggi
17 At my work I always Dalam bekerja, saya pantang menyerah, persevere, even when things bahkan ketika sesuatu tidak berjalan dengan do not go well
baik
2 I find the work that I do full Saya merasa pekerjaan yang saya lakukan of meaning and purpose
memiliki arti dan tujuan tersendiri bagi saya
5 I am enthusiastic about my Saya merasa antusias dengan pekerjaan saya ion
job at ic
7 My job inspires me Pekerjaan saya menginspirasi saya
ed
D 10 I am proud on the work that Saya bangga dengan pekerjaan yang saya
I do
lakukan
13 To me, my job is challenging Bagi saya, pekerjaan saya menantang
3 Time flies when I’m working Waktu berlalu dengan cepat saat saya
bekerja
6 When I am working, I forget Saat bekerja, saya seakan lupa akan segala everything else around me
sesuatu di sekeliling saya
ion
9 I feel happy when I am Saya merasa senang saat sibuk bekerja pt
working intensely or bs
11 I am immersed in my work
Saya larut dalam pekerjaan saya
A 14 I get carried away when I’m Saya terbawa suasana ketika bekerja working
16 It is difficult to detach Sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan myself from my job
saya
Sumber: Schaufeli dan Bakker (2003)
perasaannya dalam bekerja, mencakup sering mengindikasikan satu kali dalam pekerjaan itu sendiri maupun lingkungan
seminggu, kadang-kadang mengindikasikan kerjanya. Seluruh pertanyaan dalam UWES
1-3 kali dalam sebulan, jarang meng- akan direspon dengan menggunakan skala
indikasikan kurang dari satu kali dalam frekuensi yaitu: selalu (6), sangat sering (5),
sebulan, dan tidak pernah mengindikasikan sering (4), kadang-kadang (3), jarang (2),
tidak ada sama sekali. Nilai skala employee tidak pernah (1). Kategori selalu meng-
engagement akan diukur dari nilai mean indikasikan setiap hari, sangat sering meng-
(rata-rata) dari keseluruhan responden. indikasikan beberapa hari dalam seminggu,
Pengaruh Perubahan Status, Employee Engagement, Dan ... – Yuniatin, Achsani, Sasongko
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Manajemen IPB, laporan keuangan mem-
Gambaran Umum Entitas
berikan informasi yang digunakan dalam Visi IPB mengacu pada Rencana Pem-
pengambilan keputusan, evaluasi usaha bangunan Jangka Panjang Kementerian
yang sedang berjalan, melakukan budgeting, Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2005-
menjaga aset, dan kontrol internal. Jika 2025 serta Kebijakan Perencanaan Pe-
informasi keuangan yang diberikan akurat, ngembangan Pendidikan Tinggi di Indo-
maka pengelola bisa mengambil keputusan nesia Tahun 2005-2025, Kebijakan Umum
dengan jernih berdasarkan data-data yang Tahun 2025 – Majelis Wali Amanah (MWA)
dimiliki, 2) Stakeholders dalam rangka IPB, dan draf Rencana Pengembangan IPB
akuntabilitas publik atas pengelolaan ke- 2025 – Senat Akademik IPB, dan tuntutan
uangan IPB sebagai perwujudan dari pe- pengarusutamaan pertanian di Indonesia
laksanaan Good University Governance dalam mewujudkan pembangunan ekono-
(GUG).
mi Indonesia sebagai Negara agraris dan Kualitas penyajian laporan keuangan bahari, serta pengalaman IPB sejak pe-
sangat dipengaruhi oleh insfrastruktur sis- netapan IPB berstatus BHMN sesuai PP
tem yang baik dan terintegrasi antara satu No.154 Tahun 2000. Renstra IPB 2014-2018
bagian dengan bagian lain yang seharusnya yang merupakan bagian dari Rencana
didukung oleh SDM yang berkompeten dan Pengembangan IPB 2025 memiliki visi IPB
handal dalam bidangnya. SDM keuangan tahun 2014-2018 dengan penekanan pada
yang terdiri dari staf Biro Keuangan dan peran IPB dalam pengarusutamaan per-
unit-unit kerja pengelola keuangan di ling- tanian sebagai berikut: “Menjadi Perguruan
kungan IPB (Bendahara Pembantu Penge- Tinggi Berbasis Riset, Bertaraf Internasional,
luaran) perlu meningkatkan ilmu terutama dan Penggerak Prima Pengarusutamaan
di bidang akuntansi dan pengelolaan ke- Pertanian”.
uangan sehingga dapat meghasilkan output Strategi pengembangan IPB 2014-2018
yang cepat dan akurat.
terdiri dari 5 pilar, dan salah satu pilar Teknologi informasi yang sedang di- strategi pengembangan IPB tersebut adalah
kembangkan di keuangan IPB adalah Sis- penguatan dan dinamisasi sistem mana-
tem Keuangan (SIMKEU) IPB. Manfaat dari jemen IPB. Salah satu fokus kebijakan
dikembangkannya SIMKEU IPB adalah: 1) penguatan dan dinamisasi sistem mana-
Mengumpulkan informasi keuangan yang jemen di antaranya adalah penguatan dan
dibutuhkan dengan lebih efisien dan akurat; dinamisasi pengelolaan sumber daya dalam
2) Berbagi informasi keuangan yang di- penguatan sistem dan pengelolaan pen-
butuhkan lintas unit kerja lebih mudah dan danaan melalui peningkatkan kualitas pe-
cepat; 3) Pengelolaan terhadap informasi laporan keuangan. Laporan keuangan IPB
keuangan lebih fleksibel; 4) Mengambil ke- telah disusun dan disajikan sesuai dengan
untungan dari investasi teknologi informasi standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
yang sudah dianggarkan Akuntabilitas Publik.
Fungsi dari SIMKEU IPB di antaranya Semua informasi dalam laporan ke-
mencatat semua transaksi keuangan, meng- uangan IPB telah dimuat secara lengkap
hasilkan laporan keuangan, dan melakukan dan benar. Melalui prinsip akuntabilitas IPB
penelusuran transaksi keuangan apabila dapat menjelaskan kepada masyarakat
suatu saat dibutuhkan. Sistem keuangan (stakeholders) tentang penerimaan dan pe-
yang diterapkan Biro Keuangan IPB ber- ngeluaran dana yang dimanfaatkan untuk
tujuan untuk membantu IPB dalam akunta- membiayaan akademik, baik program mau-
bilitas keuangan, pengambilan keputusan, pun layanan akademik yang disajikan
dan transparansi sehingga dapat menyusun dalam laporan keuangan IPB. Laporan ke-
laporan keuangan yang handal dan tepat uangan IPB dapat bermanfaat kepada: 1)
waktu.
506 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 4, Desember 2015 : 495 – 515
Perbedaan Pola Pengelolaan Keuangan
Meskipun tidak terdapat perbedaan
pada Status BHMN dan BLU
yang signifikan pada pengelolaan keuangan Status IPB yang mengalami perubahan
IPB sebelum dan sesudah BLU, namun hasil dari BHMN menjadi BLU diduga akan
rataan) dari 9 parameter yang diamati memengaruhi pola keuangan IPB. Data
menunjukkan bahwa rasio keuangan IPB rasio keuangan digunakan untuk menguji
setelah menerapkan BLU lebih baik di- pola pengelolaan keuangan IPB pada kedua
bandingkan dengan sebelum menerapkan status tersebut. Hasil rataan rasio keuangan
BLU dapat dilihat pada tabel 3. Hal ini untuk 9 parameter yang diamati dapat
dapat dilihat dari 9 parameter yang diamati, dilihat pada Tabel 3.
7 parameter mengindikasikan pengelolaan Pengujian perbedaan pola keuangan
keuangan yang lebih baik. Sementara pe- pada status BHMN dan BLU di IPB diana-
nurunan hanya terjadi pada rasio belanja lisis menggunakan analisis ragam (Tabel 4).
modal dan rasio solvabilitas, namun pe- Hasil analisis menunjukkan bahwa pola
nurunan tersebut masih dalam kondisi baik pengelolaan keuangan IPB sebelum dan
dan solvabel. Hasil tersebut perlu diper- setelah diterapkannya BLU tidak berbeda
tahankan dan ditingkatkan agar pengelola- (p-value>0,05). Hasil penelitian ini men-
an keuangan IPB semakin lebih baik. Hal ini dukung penelitian Maharani et al. (2013)
sesuai dengan Wijayanti dan Sriyanto (2015) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
yang menyatakan bahwa dengan adanya perbedaan kinerja keuangan antara sebelum
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan dan sesudah penerapan Pola Pengelolaan
BLU diharapkan dapat meningkatkan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-
kinerja pelayanan dan kinerja keuangan BLU).
sehingga institusi mampu memberikan pelayanan yang optimal.
Tabel 3 Hasil rataan item pola pengelolaan keuangan IPB pada status BHMN dan BLU
Status IPB Pola Pengelolaan Keuangan
BHMN
BLU
1. Rasio pendapatan terhadap belanja
2. Rasio belanja modal
3. Perputaran aktiva
4. Rasio perputaran modal kerja
5. Rasio perputaran aktiva tetap
6. Rasio kas
7. Rasio cepat
8. Rasio lancar
9. Rasio solvabilitas
Tabel 4 Hasil uji analysis of variance (ANOVA)
F P-value
F tabel
4,49 Sisa
Perlakuan
Total
Pengaruh Perubahan Status, Employee Engagement, Dan ... – Yuniatin, Achsani, Sasongko
Pengaruh Employee Engagement dan
regresi berganda. Persamaan yang diper-
Pemanfaatan Teknologi Informasi ter-
oleh adalah:
hadap Ketepatan Waktu
KW = 0,42 + 0,11 ee + 0,81 Pti + ε Laporan keuangan yang baik adalah
Persamaan regresi linear berganda di laporan keuangan yang berkualitas dan
atas dapat diartikan bahwa konstanta se- dilaporkan dengan tepat waktu. Kualitas
besar 0,42 menyatakan tanpa ada pengaruh dan ketepatan waktu pelaporan keuangan
dari dua variabel independen dan faktor sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
lain, maka variabel ketepatan waktu lapor- seperti sumber daya manusia dan teknologi
an keuangan (KW) pada IPB adalah 0,42. informasi yang digunakan. Kemampuan
Koefisien regresi variabel employee engage- sumber daya manusia ini dapat digambar-
ment 0,11 (positif). Hal ini berarti setiap kan dengan employee engagement. Data
terjadi kenaikan employee engagement akan employee engagement , pemanfaatan teknologi
meningkatkan ketepatan waktu laporan informasi, dan ketepatan waktu pelaporan
keuangan sebesar 0,11 tanpa dipengaruhi keuangan diperoleh dari hasil jawaban
faktor lainnya. Koefisien regresi variabel kuesioner responden. Profil responden yang
pemanfaatan teknologi informasi 0,81 (po- diteliti dapat dilihat pada Tabel 5.
sitif). Hal ini berarti setiap terjadi kenaikan Analisis pengaruh employee engagement
pemanfaatan teknologi informasi akan me- dan pemanfaatan teknologi informasi ter-
ningkatkan ketepatan waktu laporan ke- hadap ketepatan waktu laporan keuangan
uangan sebesar 0,81 tanpa dipengaruhi dilakukan dengan menggunakan analisis
faktor lainnya.
Tabel 5 Profil responden
Keterangan
Frekuensi Presentase (%)
A. Jenis kelamin:
B. Usia:
1) ≤ 30 tahun
2) 31-40 tahun
3) 41-50 tahun
C. Pendidikan terakhir:
D. Lama bekerja:
1) ≤ 10 tahun
2) 11-20 tahun
3) 21-30 tahun
Sumber: diolah peneliti
508 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 4, Desember 2015 : 495 – 515
Berdasarkan analisis regresi dari hasil akuntansi manajemen selaku bidang peng- kuesioner, diketahui bahwa employee engage-
hasil informasi dalam rangka perencanaan, ment dan pemanfaatan teknologi informasi
pengendalian, dan pengambilan keputusan memengaruhi ketepatan waktu pelaporan
manajemen (Maharsi 2000). keuangan (Tabel 6; p-value <0,05). Uji parsial (t-test) dilakukan untuk memastikan varia-
Employee Engagement SDM Keuangan
bel yang benar-benar memengaruhi ketepat-
Institut Pertanian Bogor
an waktu. Hasil uji ditampilkan pada Tabel Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
7 dan hasil perhitungan menunjukkan bah- employee engagement score untuk SDM ke- wa hanya pemanfaatan teknologi informasi
uangan IPB secara umum adalah sebesar yang benar-benar mampu menjelaskan
4,32 (Tabel 8). Hal ini menunjukkan bahwa variabel ketepatan waktu (p-value<0,05).
employee engagement SDM keuangan IPB Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
masih dalam kategori sedang, sehingga Darwais (2009), Andriani (2010), Nurillah
masih perlu ditingkatkan. Hasil penelitian (2012), Hullah (2012), Hanafi (2013), Maha-
ini sesuai dengan penelitian Lubis (2012) putra (2014) dan Saleh (2014) yang me-
yang menyatakan bahwa tingkat employee nyatakan bahwa pemanfaatan teknologi
engagement di PT XYZ berada dalam posisi informasi berpengaruh signifikan terhadap
sedang dengan nilai employee engagement ketepatan waktu pelaporan keuangan.
sebesar 4,41. Jika dilihat dari masing-masing Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
dimensi, maka dimensi dedication lebih IPB perlu meningkatkan employee engage-
tinggi dibandingkan dimensi vigor dan ment SDM keuangan yang diperkuat de-
absorption yaitu sebesar 4,42. Hal ini me- ngan perbaikan teknologi informasi dalam
nunjukkan bahwa SDM keuangan IPB telah rangka meningkatkan ketepatan waktu
memiliki dedikasi cukup tinggi ditandai laporan keuangan. Perkembangan teknologi
dengan keterlibatan penuh dalam pekerja- informasi berpengaruh terhadap bidang
annya serta merasakan kepentingan, antu-
Tabel 6 Hasil analisis uji simultan ANOVA(b)
Model
Sum of Squares df Mean Square
F Sig.
1 Regression
2 14.221 54.379 .000(a) Residual
a Predictors: (Constant), Teknologi_Inform, Engaged_Employment b Dependent Variable: Ketepatan_Waktu
Tabel 7 Hasil analisis uji parsial Coefficients(a)
Unstandardized Standardized Collinearity Model
Correlations Statistics
B Error
Beta
order Partial Part Tolerance VIF B Error
Engaged_Employ
.149 .107 .976 1.024 Teknologi_Inform
a Dependent Variable: Ketepatan_Waktu
Pengaruh Perubahan Status, Employee Engagement, Dan ... – Yuniatin, Achsani, Sasongko
Tabel 8 Employee engagement score
Dimensi/Variabel
Rata-rata Keterangan
Employee engagement
Gambar 3 Penilaian employee engagement individu SDM keuangan IPB
siasme, inspirasi, kebanggaan, dan tantang- Gustomo 2014). Meningkatnya engagement an dalam pekerjaannya. Hasil penelitian ini
akan meningkatkan produktivitas kinerja mendukung penelitian Yadnyawati (2012)
dari SDM keuangan. Salah satu faktor peng- yang menunjukkan bahwa dari ketiga
gerak utama employee engagement adalah dimensi employee engagement, dedication
adanya keselarasan antara kinerja karyawan paling menonjol. Urutan berikutnya adalah
dan kinerja perusahaan serta adanya pe- vigor dan absorption.
mahaman yang jelas oleh SDM mengenai Berdasarkan hasil pengujian employee
perannya terhadap kinerja perusahaan engagement, engagement antara SDM ke-
(Siddhanta dan Roy 2010). uangan dengan IPB sudah terbangun de-
Jika ditinjau dari masing-masing indi- ngan baik walau masih dalam posisi se-
vidu SDM keuangan, diketahui bahwa 61% dang. Hal ini memberikan gambaran bahwa
sudah memiliki employee engagement IPB berpeluang tinggi untuk meningkatkan
yang tinggi, meskipun 36% masih dalam engagement antara SDM keuangan dengan
kategori sedang dan 3% masih dalam IPB. Hasil penelitian ini mendukung secara
kategori rendah dapat dilihat pada Gambar empiris studi yang dilakukan oleh Yuniati
3. Hasil pengujian ditinjau dari masing- dan Arijanto (2012) dalam penelitiannya
masing individu SDM keuangan, diketahui yang menyatakan bahwa para dosen dan
bahwa 61% sudah memiliki employee pegawai non akademik belum mencapai