BAB 2 PROFIL DAN AKTIVITAS PG. JATIROTO
BAB 2 PROFIL DAN AKTIVITAS PG. JATIROTO
2.1 Sejarah PG. Jatiroto
PG. Jatiroto merupakan salah satu pabrik yang berada di bawah naungan PT.
Perkebunan Nusantara XI (persero) yang merupakan badan usaha milik negara
(BUMN). PG. Jatiroto didirikan pada tahun 1905 oleh perusahaan swasta milik Belanda
yaitu HVA (Haandels Verenging Amsterdam). Pada masa itu Djatiroto masih berupa
rawa-rawa dan hutan jati yang kemudian dijadikan perkebunan tebu dan pabrik gula
serta perumahan karyawan.
PG. Jatiroto secara spesifik berlokasi di Jalan Ranu Pakis Nomor 1 Desa
Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang. Terletak 180 km dari Ibu Kota
Provinsi dan 24 km dari Kabupaten. Secara geografis PG. Jatiroto terletak pada
1130 18’ 11” – 1130 25’ 5” Bujur Timur, 80 70’ 30” - 80 12’ 30” Lintang Selatan,
Ketinggian 29 m diatas permukaan laut. Keadaan iklim meliputi suhu udara berkisar
antara 250 C – 270 C, kelembaban udara 70 – 83 %, lama penyinaran 40 – 80 %. PG
Djatiroto merupakan daerah yang memiliki tipe iklim C dan D, dengan curah hujan ±
1.860 mm/Th dan jumlah hari hujan ± 107 hari/Th.
PG Djatiroto yang berlokasi di Desa Kaliboto, Jatiroto, Kabupaten Lumajang,
Jawa Timur berdiri pada awal 1910-an dan merupakan salah satu unit usaha HVA yang
bermarkas di Amsterdaam.
1. Tahun 1884
: Rencana pembangunan pabrik gula
2. Tahun 1900
: Pelaksanaan babat hutan
3. Tahun 1905
: Pembangunan pabrik gula
4. Tahun 1910
: Mulai melaksanakan giling
5. Tahun 1912
: Peningkatan kapasitas giling menjadi 2.400 tth. Pada tahun
tersebu terjadi pergantian nama dari PG Ranupakis menjadi
PG Djatiroto.
6. Tahun 1972
: Melaksanakan rehabilitasi tahap I
7. Tahun 1989
: Rehabilitasi II selesai. Kapasitas giling menjadi 6.000 tth.
Selanjutnya setiap tahun selalu diadakan inovasi peralatan proses /pabrik, untuk
peningkatan kapasitas giling maupun efisiensi perusahaan. Sehingga pada tahun 1996
pemantapan kapasitas giling menjadi 7.000 tth, sampai tahun 2000 PG Djatiroto terus
berbenah diri. Pada tahun 2011, PG Djatiroto merencanakan giling tebu sebanyak
5
6
1.067.856,5 ton (tebu sendiri 616.600,0 ton dan tebu rakyat 451.256,5 ton) yang
diperoleh dari areal seluas 10.215,0 ha (TS 5.300,0 ha dan TR 4.915,0 ha). Gula
dihasilkan diproyeksikan mencapai 76.817,3 ton (milik PG 57.060,8 ton dan milik
petani 19.756,5 ton) dan tetes 48.053,6 ton. Kapasitas PG 7.500,0 tth (tidak termasuk
jam berhenti) atau 6.265,7 tth sudah termasuk jam berhenti. Setelah mengalami
beberapa kali rehabilitasi dan peningkatan kapasitas, kini PG Djatiroto mampu
menggiling tebu 1,1 juta-1,2 juta ton per tahun dan menghasilkan gula lebih dari 80.000
ton. Sejalan dengan program revitalisasi, pada tahun 2009 lalu kapasitas PG ini
ditingkatkan dari 5.500 menjadi 8.000 tth.
Pabrik Gula ini memiliki lahan hak guna usaha (HGU) lebih dari 6000 Ha.
HGU PG. Jatiroto terdiri dari tanah sawah sebesar 4.511 Ha dan tanah tegalan sebesar
1.557 Ha, sehingga luasan HGU total sebesar 6.068 Ha. Tanah HGU inilah yang
menompang pabrik gula dalam memenuhi kebutuhan bahan baku tebu, sehingga
pengaturan masa gilingnya bisa dilakukan dengan baik. Pasokan tebu tidak hanya
berasal dari lahan sendiri, melainkan juga tebu rakyat. Tingginya daya saing tebu
terhadap komoditas agribisnis lain menyebabkan jumlah tebu Kabupaten Lumajang
melimpah. Sebagian di antaranya bahkan dipasok ke beberapa PG di Kabupaten
Probolinggo.
2.2 Visi dan Misi PG. Jatiroto
Visi PG. Jatiroto adalah menjadi perusahaan agribisnis berbasis tebu yang
tangguh, tumbuh dan terkemuka. Misi PG. Jatiroto adalah mengelola usaha agribisnis
berbasis tebu untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan
kemajuan stakeholder melalui pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan lestari,
sedangkan tujuan PG. Jatiroto sama halnya seperti slogan PTPN XI yaitu Pro Aksi yang
mempunyai arti produktif, amanah, kreatif, dan simpati, serta tangguh, tumbuh, dan
terkemuka.
7
2.3 Struktur Organisasi Tupoksi PG. Jatiroto
ADMINISTRATUR (ADM )
MANAGER TANAMAN I
KEPALA AKU
MANAGER TANAMAN II
WIL.
HGU
WIL.
PERLUASAN
KEPALA
PELTEK
WAKIL/SDM
ASURANSI
KEPALA
QC
STAFF
PEMBUKUAN
KEPALA
PENGOLAHAN
AJUN KEMIKER
KEPALA
KEPALA
INSTALASI
WAKIL/ST. BESALI
KEMIKER ST
MASAKAN
MASINIS KETEL
STAFF
KEUANGAN,
PKBL, DO PTR
STAAF GUDANG
GULA
KEMIKER ST
PEMURNIAN
KEMIKER ST
PUTERAN
STAFF GUDANG
MATERIAL
KEMIKER ST
TIMBANGAN, GD.
GULA & TETES
ST LIMBAH
STAFF
PENGADAAN, ADM
HASIL & UMUM
STAAF HUKUM,
ASET, HUMAS & HI
Gambar 2.1. Struktur Organisasi di Unit Usaha PG. Jatiroto
MASINIS
GILINGAN
MASINIS
BESALI
MASINIS
PUTERAN
MASINIS
LISTRIK
8
2.4 Manajemen SDM PG. Jatiroto
Manajemen SDM di PG. Jatiroto terbagi menjadi berbagai bagian sesuai dengan
keahlian dibidangnya masing-masing. Manajemen SDM terbagi dalam beberapa bagian
yaitu:
1. Manager Tanaman I selaku pimpinan tertinggi pada kantor bagian tanaman dan
bertanggung jawab kepada General Manager untuk memanajemen kegiatan yang ada
pada kantor tanaman.
2. Manager Tanaman II selaku pimpinan Kepala Tanaman HGU yang bertanggung
jawab kepada Manager Tanaman I dalam mengelola budidaya tanaman sampai
panen, menyediakan pasokan tebu dengan jumlah yang cukup sesuai kriteria MBS
serta mengelola kegiatan Litbang di Pabrik Gula Jatiroto.
3. Asisten Manager Tanaman HGU selaku pimpinan beberapa KKW di HGU yang
bertanggung jawab kepada kepala tanaman II dalam mengelola proses tanam,
pemeliharaan, dan panen tebu sendiri.
4. Asisten Manajer Tanaman TR selaku pimpinan beberapa KKW TR yang bertanggung
jawab kepada kepala tanaman TR dalam mengelola proses tanam, pemeliharaan, dan
panen tebu petani.
5. KKW (Kepala Kebun Wilayah) selaku pimpinan kebun yang bertanggungjawab
kepada Aisisten Manager untuk mengawasi jalannya penanaman kebun mulai dari
pembibitan sampai pemanenan di kebun.
6. Asisten manager QC (Quality Control) selaku pimpinan Quality Control yang
bertanggungjawab kepada kepala tanaman HGU dalam mengelolah kegiatan Quality
Control pada bagian pabrikasi.
7. Staff QC (Quality Control) selaku asisten pimpinan Quality Control yang
bertanggungjawab kepada asisten maneger QC (Quality Control) dalam mengelola
semua kegiatan yang ada di Quality Control pada bagian analisa dan laboratorium.
2.5 Program Pengembangan PG. Jatiroto
Program pengembangan usaha yang dilakukan di PG. Jatiroto adalah budidaya
tebu, penelitian dan pengembangan serta pengolahan tebu. Selain budidaya,
pengembangan, serta pengolahan tebu, PG. Jatiroto juga mengoptimalkan proses
budidaya pada HGU. Setiap tahunnya untuk pengoptimalan HGU PG. Jatiroto merubah
penggunaan fungsi HGU untuk peningkatan hasil produksi. Selain HGU, PG. Jatiroto
juga melakukan kemitraan dengan petani tebu di Kabupaten Lumajang dengan
memfasilitasi para petani untuk mendapatkan bantuan kredit lembaga keuangan untuk
budidaya tebu, dimana hasil panen dikirim ke PG. Jatiroto untuk diolah. Bagi hasil yang
dilakukan antara petani tebu dan PG. Jatiroto disesuaikan dengan rendemen harian yang
9
dihasilkan, apabila rendemen yang dihasilkan 7% , yakni antara 7-9% bagi hasilnya
70% : 30%, dan apabila
2.1 Sejarah PG. Jatiroto
PG. Jatiroto merupakan salah satu pabrik yang berada di bawah naungan PT.
Perkebunan Nusantara XI (persero) yang merupakan badan usaha milik negara
(BUMN). PG. Jatiroto didirikan pada tahun 1905 oleh perusahaan swasta milik Belanda
yaitu HVA (Haandels Verenging Amsterdam). Pada masa itu Djatiroto masih berupa
rawa-rawa dan hutan jati yang kemudian dijadikan perkebunan tebu dan pabrik gula
serta perumahan karyawan.
PG. Jatiroto secara spesifik berlokasi di Jalan Ranu Pakis Nomor 1 Desa
Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang. Terletak 180 km dari Ibu Kota
Provinsi dan 24 km dari Kabupaten. Secara geografis PG. Jatiroto terletak pada
1130 18’ 11” – 1130 25’ 5” Bujur Timur, 80 70’ 30” - 80 12’ 30” Lintang Selatan,
Ketinggian 29 m diatas permukaan laut. Keadaan iklim meliputi suhu udara berkisar
antara 250 C – 270 C, kelembaban udara 70 – 83 %, lama penyinaran 40 – 80 %. PG
Djatiroto merupakan daerah yang memiliki tipe iklim C dan D, dengan curah hujan ±
1.860 mm/Th dan jumlah hari hujan ± 107 hari/Th.
PG Djatiroto yang berlokasi di Desa Kaliboto, Jatiroto, Kabupaten Lumajang,
Jawa Timur berdiri pada awal 1910-an dan merupakan salah satu unit usaha HVA yang
bermarkas di Amsterdaam.
1. Tahun 1884
: Rencana pembangunan pabrik gula
2. Tahun 1900
: Pelaksanaan babat hutan
3. Tahun 1905
: Pembangunan pabrik gula
4. Tahun 1910
: Mulai melaksanakan giling
5. Tahun 1912
: Peningkatan kapasitas giling menjadi 2.400 tth. Pada tahun
tersebu terjadi pergantian nama dari PG Ranupakis menjadi
PG Djatiroto.
6. Tahun 1972
: Melaksanakan rehabilitasi tahap I
7. Tahun 1989
: Rehabilitasi II selesai. Kapasitas giling menjadi 6.000 tth.
Selanjutnya setiap tahun selalu diadakan inovasi peralatan proses /pabrik, untuk
peningkatan kapasitas giling maupun efisiensi perusahaan. Sehingga pada tahun 1996
pemantapan kapasitas giling menjadi 7.000 tth, sampai tahun 2000 PG Djatiroto terus
berbenah diri. Pada tahun 2011, PG Djatiroto merencanakan giling tebu sebanyak
5
6
1.067.856,5 ton (tebu sendiri 616.600,0 ton dan tebu rakyat 451.256,5 ton) yang
diperoleh dari areal seluas 10.215,0 ha (TS 5.300,0 ha dan TR 4.915,0 ha). Gula
dihasilkan diproyeksikan mencapai 76.817,3 ton (milik PG 57.060,8 ton dan milik
petani 19.756,5 ton) dan tetes 48.053,6 ton. Kapasitas PG 7.500,0 tth (tidak termasuk
jam berhenti) atau 6.265,7 tth sudah termasuk jam berhenti. Setelah mengalami
beberapa kali rehabilitasi dan peningkatan kapasitas, kini PG Djatiroto mampu
menggiling tebu 1,1 juta-1,2 juta ton per tahun dan menghasilkan gula lebih dari 80.000
ton. Sejalan dengan program revitalisasi, pada tahun 2009 lalu kapasitas PG ini
ditingkatkan dari 5.500 menjadi 8.000 tth.
Pabrik Gula ini memiliki lahan hak guna usaha (HGU) lebih dari 6000 Ha.
HGU PG. Jatiroto terdiri dari tanah sawah sebesar 4.511 Ha dan tanah tegalan sebesar
1.557 Ha, sehingga luasan HGU total sebesar 6.068 Ha. Tanah HGU inilah yang
menompang pabrik gula dalam memenuhi kebutuhan bahan baku tebu, sehingga
pengaturan masa gilingnya bisa dilakukan dengan baik. Pasokan tebu tidak hanya
berasal dari lahan sendiri, melainkan juga tebu rakyat. Tingginya daya saing tebu
terhadap komoditas agribisnis lain menyebabkan jumlah tebu Kabupaten Lumajang
melimpah. Sebagian di antaranya bahkan dipasok ke beberapa PG di Kabupaten
Probolinggo.
2.2 Visi dan Misi PG. Jatiroto
Visi PG. Jatiroto adalah menjadi perusahaan agribisnis berbasis tebu yang
tangguh, tumbuh dan terkemuka. Misi PG. Jatiroto adalah mengelola usaha agribisnis
berbasis tebu untuk memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan dan
kemajuan stakeholder melalui pemanfaatan sumberdaya secara efisien dan lestari,
sedangkan tujuan PG. Jatiroto sama halnya seperti slogan PTPN XI yaitu Pro Aksi yang
mempunyai arti produktif, amanah, kreatif, dan simpati, serta tangguh, tumbuh, dan
terkemuka.
7
2.3 Struktur Organisasi Tupoksi PG. Jatiroto
ADMINISTRATUR (ADM )
MANAGER TANAMAN I
KEPALA AKU
MANAGER TANAMAN II
WIL.
HGU
WIL.
PERLUASAN
KEPALA
PELTEK
WAKIL/SDM
ASURANSI
KEPALA
QC
STAFF
PEMBUKUAN
KEPALA
PENGOLAHAN
AJUN KEMIKER
KEPALA
KEPALA
INSTALASI
WAKIL/ST. BESALI
KEMIKER ST
MASAKAN
MASINIS KETEL
STAFF
KEUANGAN,
PKBL, DO PTR
STAAF GUDANG
GULA
KEMIKER ST
PEMURNIAN
KEMIKER ST
PUTERAN
STAFF GUDANG
MATERIAL
KEMIKER ST
TIMBANGAN, GD.
GULA & TETES
ST LIMBAH
STAFF
PENGADAAN, ADM
HASIL & UMUM
STAAF HUKUM,
ASET, HUMAS & HI
Gambar 2.1. Struktur Organisasi di Unit Usaha PG. Jatiroto
MASINIS
GILINGAN
MASINIS
BESALI
MASINIS
PUTERAN
MASINIS
LISTRIK
8
2.4 Manajemen SDM PG. Jatiroto
Manajemen SDM di PG. Jatiroto terbagi menjadi berbagai bagian sesuai dengan
keahlian dibidangnya masing-masing. Manajemen SDM terbagi dalam beberapa bagian
yaitu:
1. Manager Tanaman I selaku pimpinan tertinggi pada kantor bagian tanaman dan
bertanggung jawab kepada General Manager untuk memanajemen kegiatan yang ada
pada kantor tanaman.
2. Manager Tanaman II selaku pimpinan Kepala Tanaman HGU yang bertanggung
jawab kepada Manager Tanaman I dalam mengelola budidaya tanaman sampai
panen, menyediakan pasokan tebu dengan jumlah yang cukup sesuai kriteria MBS
serta mengelola kegiatan Litbang di Pabrik Gula Jatiroto.
3. Asisten Manager Tanaman HGU selaku pimpinan beberapa KKW di HGU yang
bertanggung jawab kepada kepala tanaman II dalam mengelola proses tanam,
pemeliharaan, dan panen tebu sendiri.
4. Asisten Manajer Tanaman TR selaku pimpinan beberapa KKW TR yang bertanggung
jawab kepada kepala tanaman TR dalam mengelola proses tanam, pemeliharaan, dan
panen tebu petani.
5. KKW (Kepala Kebun Wilayah) selaku pimpinan kebun yang bertanggungjawab
kepada Aisisten Manager untuk mengawasi jalannya penanaman kebun mulai dari
pembibitan sampai pemanenan di kebun.
6. Asisten manager QC (Quality Control) selaku pimpinan Quality Control yang
bertanggungjawab kepada kepala tanaman HGU dalam mengelolah kegiatan Quality
Control pada bagian pabrikasi.
7. Staff QC (Quality Control) selaku asisten pimpinan Quality Control yang
bertanggungjawab kepada asisten maneger QC (Quality Control) dalam mengelola
semua kegiatan yang ada di Quality Control pada bagian analisa dan laboratorium.
2.5 Program Pengembangan PG. Jatiroto
Program pengembangan usaha yang dilakukan di PG. Jatiroto adalah budidaya
tebu, penelitian dan pengembangan serta pengolahan tebu. Selain budidaya,
pengembangan, serta pengolahan tebu, PG. Jatiroto juga mengoptimalkan proses
budidaya pada HGU. Setiap tahunnya untuk pengoptimalan HGU PG. Jatiroto merubah
penggunaan fungsi HGU untuk peningkatan hasil produksi. Selain HGU, PG. Jatiroto
juga melakukan kemitraan dengan petani tebu di Kabupaten Lumajang dengan
memfasilitasi para petani untuk mendapatkan bantuan kredit lembaga keuangan untuk
budidaya tebu, dimana hasil panen dikirim ke PG. Jatiroto untuk diolah. Bagi hasil yang
dilakukan antara petani tebu dan PG. Jatiroto disesuaikan dengan rendemen harian yang
9
dihasilkan, apabila rendemen yang dihasilkan 7% , yakni antara 7-9% bagi hasilnya
70% : 30%, dan apabila