BELAJAR DI LUAR RUANGAN untuk

BELAJAR DI LUAR RUANGAN

RESUME
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Strategi Belajar Mengajar
yang dibimbing oleh Bapak Drs. Masjhudi, M.Pd

oleh
Kelompok 5/ Offering C-C
Arwinda Probowati
(120341421929)
Destik Widiyawati
(120341421959)
Evi Ria Rahayu
(120341421972)
Shabrina Hibatul Wafi
(120341421948)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI

September 2014

1

A. Pengertian Belajar di Luar Ruangan
Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya
yang menentukan perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Manusia dalam lingkungan hidup memiliki peran yang utama dalam
memelihara maupun mengubah lingkungan, bahkan manusia sendiri yang dapat
merusak lingkungannya. Manusia mempengaruhi lingkungannya dengan jalan
memelihara dan memanfaatkan lingkungan untuk menunjang kehidupannya agar
terus berkelanjutan, bahkan tidak sedikit manusia yang lupa akan pentingnya
lingkungan. Pentingnya dalam memelihara lingkungan bukan hanya untuk diri sendiri
melainkan untuk kesinambungan manusia itu sendiri dengan keturunannya.
Pentingnya lingkungan untuk pendidikan adalah sebagai bukti bahwa di
permukaan bumi terjadi interkasi baik manusia dengan manusia, manusia dengan
alam, maupun alam dengan alam. Adanya interaksi tersebut dapat dilihat hasilnya
sebagai media pengajaran, sehingga pengajaran tidak hanya bukti-bukti yang berada
di dalam buku pelajaran atau bukti pengalaman pengganti berupa alat peraga saja,

melainkan bukti langsung yang ada di sekitar siswa atau siswa bahkan harus di bawa
ke luar kelas dengan jalan karya wisata. Lingkungan sebagai sumber pembelajran
yang dapat dimanfaatkan oleh beberapa mata pelajran baik di SD, SMP, SMA,
bahkan kuliah.
Menurut Anonim (2008) tidak selamanya pembelajran di kelas itu efektif
tanpa adanya alat peraga sebagai pengalaman pengganti yang dapat memperkuat
pemehaman siswa terhadap suatu materi pelajaran yang diberikan, dengan
minimalnya alat peraga tersebut, guru seharusnya mampu menanamkan materi
melalui lingkungan di sekitar yang cukup memiliki potensial dijadikan media
pembelajaran sebagai pengalaman langsung tidak begitu saja dilupakan siswa, karena
lingkungan tersebut mudah untuk diketahui oleh setiap siswa. Seperti yang
diungkapkan oleh Suleiman (1981) dalam Pasya (2010):
“Tidak seperti pengalaman dengan kata-kata, pengalaman nyata sangat efektif
untuk mendapatkan suatu pengertian, karena pengalaman nyata itu mengikut
sertakan semua indera dan akal. Pengalaman nyata itu adalah cara yang

2

wajar dan memuaskan dalam proses belajar. Kalau semua orang bias
mendapatkan pengalaman nyata dan mempunyai kecerdasan yang dapat

menyerap pengertian yang menyeluruh dari segala segi tentang semua
pengalaman itu, maka ia akan sanggup mengembangkan pengertian yang
sebaik-baiknya tentang semua yang dialaminya itu”.
Ada beberapa pengertian belajar di luar ruangan menurut para ahli, yaitu
sebagai berikut.
1. Belajar di luar ruang adalah meningkatkan prestasi secara terorganisir,
pendekatan yang kuat karena menekankan pada pentingnya pengalaman
langsung. Dan ini bukan hanya tentang apa yang kita pelajari, namun yang
penting bagaimana dan di mana siswa itu belajar (Revels, 2006).
2. Belajar di luar ruang merupakan belajar dengan mendapatkan pengalaman
langsung dari alam, dengan tujuan agar siswa peduli terhadap lingkungan di
sekitarnya (Kimbro, 2006).
3. Belajar di luar ruangan ialah memperoleh pengalaman langsung dari alam dan
lebih memberikan pemahaman materi yang mendalam terhadap diri siswa
Pasya (2010).
Dari ketiga pernyataan mengenai pengertian belajar di luar ruang, dapat
disimpulkan bahwa belajar di ruang ialah siswa memperoleh pengalaman atau materi
yang berasal dari lingkungan luar kelas dengan dampak siswa lebih memahami
materi tersebut dan dapat meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.
B. Tujuan Belajar di Luar Ruangan

Kegiatan pembelajaran di luar kelas dapat dilaksanakan oleh siswa dan guru
ketika materi yang akan disampaikan cocok dengan situasi dan kondisi untuk di
lakukan di luar ruangan. Menurut Lutfiyah (2014) ada beberapa tujuan mengapa
proses pembelajaran di luar kelas harus dilaksanakan, sebagai berikut.
1. Memberikan pemahaman materi kepada siswa secara mendalam dengan
pengalaman langsung dari lingkungan luar kelas.
2. Memberikan pengertian bahwa penting peduli dan merawat lingkungan di
lingkungan sekitar atau alam.
3. Meningkatkan kepercayaan diri siswa.
4. Meningkatkan kerjasama antar individu dalam suatu kelompok dan antar
kelompok.

3

5. Memberikan keterampilan hidup untuk mengatasi masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh lingkungan.
6. Meningkatkan kebugaran jasmani.
C. Karakteristik Belajar di Luar Ruangan
Menurut Rickinson et all (2004), karakteristik belajar di luar ruangan yaitu
sebagai berikut.

1. Di lakukan di luar kelas.
2. Lebih mementingkan pengalaman dan pendalaman materi.
3. Siswa aktif dan guru sebagai motivator dan fasilitator.
D. Prinsip-prinsip Belajar di Luar Ruangan
Menurut Mulya (2011), belajar di luar ruangan memiliki beberapa prinsip,
yaitu menyangkut prinsip-prinsip yaitu sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.
5.

Tantangan
Waktu Luang
Sukarela
Serius dan bertujuan
Fleksibel

E. Nilai-nilai dalam Belajar di Luar Ruangan
Menurut Mulya (2011) belajar di luar ruangan mencakup beberapa nilai-nilai

penting, yaitu sebagai berikut.
1.
2.
3.
4.

Kerjasama
Kepribadian
Kebugaran Jasmani
Cinta Lingkungan

F. Aktivitas Pendidikan Luar Kelas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.


Kegiatan dengan tali,
Penjelajahan,
Berkemah,
Mendaki gunung,
Pengembaraan,
Menyelam,
Menelusiri gua, dll

4

G. Tempat yang Digunakan untuk Belajar di Luar Ruangan
1. Lingkungan sekolah
Daerah ini kaya fasilitas. Mereka menawarkan kesempatan yang sangat baik untuk
pembelajaran formal dan informal dan bermain. Bangunan sekolah juga dapat
menyediakan sumber daya yang berguna untuk belajar tentang penggunaan energi
dan limbah misalnya.
2. Lingkungan lokal
Siswa dapat mengembangkan keterampilan untuk mengeksplorasi lingkungan
lokal mereka. Lingkungan ini dapat berlaku pada semua bidang mata pelajaran,
misalnya situs kepentingan ilmiah khusus.

3. Tempat yang jauh
Di sini lebih menekankan pada tempat-tempat yang kontras dengan lingkungannya
sendiri misalnya pergi ke hutan, ke perkotaan, ke pedesaan, kebun raya, pusatpusat studi.

5

H. Strategi Khusus untuk Pengajaran di Luar Kelas
Menurut Foran (2010) Strategi yang dapat diterapkan untuk pengajaran di luar
kelas memiliki beberapa aspek, diantaranya adalah ajarkan di tempat-tempat di luar
yang otentik dengan pelajaran tersebut. Peserta memiliki antusias untuk mengikuti
kegiatan, dan tidak melupakan sarana untuk belajar otentik. Alam adalah kelas alami
yang mana proses belajar mengajar dapat berbeda daripada di kelas dalam ruangan.
Mengambil langkah-langkah untuk melestarikan ruang instruksional untuk pelajaran
di masa depan. Kegiatan ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta
didik dan juga tantangan yang memicu keaktifan dari peserta didik.
Pembelajaran di luar ruangan membutuhkan pendidik yang profesional yang
memiliki pengetahuan, informasi, dan penuh perhatian atau antusiasme selama proses
pembelajaran berlangsung (Foran, 2010). Mengembangkan rasa kebersamaan, aman,
menyenangkan, peduli terhadap lingkungan untuk belajar dan berlatih keterampilan
yang baru. Pendidik harus psndai memindahkan okus peserta didik dari aspek

kompetitif untuk unjuk kebolehan, fokus pada perkembangan dengan dukungan
positif dengan memberikan umpan balik yang konstruktif, sehingga pendidik
mengetahui hasil dari proses pembelajaran tersebut. Hal ini akan menjadikan
pendidik mengetahui atau mendeteksi suatu kesalahan (apa yang tidak benar) dan
koreksi (penyesuaian keterampilan untuk meningkatkan kinerja) dalam proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pendidik harus menyiapkan bahan atau materi
yang akan disampaikan untuk setiap pelajaran. Keterlibatan peserta didik sangat
penting, menciptakan suasana yang menyenangkan tetapi tetap dalam format yang
terstruktur untuk memaksimalkan waktu belajar di luar kelas.
I. Kelebihan dan Kekurangan Belajar di Luar Ruangan
a. Kelebihan dari belajar di luar ruanagan sebagai berikut.
1. Pembelajaran di luar kelas akan meningkatkan pencapaian pembelajaran melalui
kemampuan mengorganisasi, pendekatan yang lebih baik karena belajar dari obyek
langsung merupakan satu hal yang utama. Hal ini terjadi karena dalam
pembelajaran di luar kelas kita tidak hanya memikirkan apa yang kita pelajari,
tetapi juga memikirkan bagaimana dan kapan kita belajar.

6

2. Pembelajaran di lapangan dapat meningkatkan sikap ke arah lingkungan yang

lebih baik.
3. Keterlibatan dari setiap peserta lebih tinggi jika dibandingkan pembelajaran secara
klasikal.
4. Materi/informasi yang diperoleh akan lebih lama diingat.
5. Dapat belajar secara lebih mendalam melalui objek-objek yang dihadapi daripada
jika belajar di dalam kelas yang memiliki banyak keterbatasan. Lebih lanjut,
belajar di luar kelas dapat menolong anak untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang dimiliki. Selain itu, pembelajaran di luar kelas lebih menantang bagi siswa
dan menjembatani antara teori di dalam buku dan kenyataan yang ada di lapangan.
b. Kekurangan belajar di luar ruangan yaitu sebagai berikut.
1. Tidak semua materi dapat menerapkan metode ini.
2. Kebanyakan guru masih menyukai pembelajaran di dalam kelas, Guru seperti mati
langkah apabila tidak kebagian jatah ruangan/kelas. Padahal sesungguhnya proses
pembelajaran dapat dilakukan di mana saja termasuk di luar ruangan/ alam bebas.
Lingkungan sekitar dapat dijadikan sebagai alternatif lain untuk menyiasati
keterbatasan ruang kelas.
3. Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh audiens.
Di luar ruangan guru tentunya mau tidak mau harus mengeluarkan tenaga ekstra
untuk dapat lebih membesarkan volume suaranya. Hal ini karena gelombang bunyi
akan terus menyebar, di mana tidak ada batas ruang. Selain itu, banyak terdapat

gangguan bunyi-bunyi lain yang ikut mengacaukan suara guru. Kondisi ini juga
ikut mempengaruhi besaran volume suara yang dapat diterima siswa.
4. Guru harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian siswa. Di
luar kelas banyak pemecah konsentrasi yang tidak terduga, sehingga guru harus
pandai menerapkan strategi pembelajaran.
5. Sangat tergantung cuaca. Cuaca memegang kendali yang cukup besar dalam
pembelajaran berbasis alam. Ada hal-hal yang sebaiknya menjadi perhatian guru.
Apabila pembelajaran dilakukan di sekitar sekolah tentunya tidak banyak yang
harus dipersiapkan, tetapi kalau pembelajaran dilakukan di luar lingkungan
sekolah tentu lebih banyak yang harus dipersiapkan. Di samping itu guru juga
harus mengantisipasi kondisi cuaca, apakah cerah atau hujan, karena tentunya kita
tidak dapat membiarkan anak-anak basah kuyup terkena air hujan. Demikian pula

7

ketik a panas terik, anak-anak biasanya tidak mau berpanas-panasan di bawah terik
matahari.
6. Konsentrasi siswa kurang, seperti kita ketahui bersama bahwa di luar kelas banyak
faktor pemecah konsentrasi, antara lain dari segi pendengaran maupun pandangan.
Dari segi suara misalnya, deru kendaraan bermotor apabila pembelajaran
dilakukan di tengah hiruk pikuk padatnya kota. Apabila pembelajaran dilakukan di
kebun atau di sawah hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh.
Dari segi pandangan konsentrasi akan terpecah apabila pembelajaran
dilakukan di sekitar sekolah atau kampus sementara banyak lalu-lalang siswa atau
mahasiswa lain. Namun demikian semua itu dapat diatasi, asalkan pembelajaran
dilakukan dengan perencanaan yang matang dan tepat.
J. Macam-macam Bentuk Belajar di Luar Ruangan
Menurut Anonim (2008) Secara umum pembelajaran outdoor untuk siswasiswa SD, SMP, dan SMA dapat dibedakan dalam 3 tipe yaitu sebagai berikut.
a. Studi lapangan atau kunjungan lapangan
Studi lapangan merupakan salah satu bentuk pembelajaran outdoor di mana
terjadi kegiatan observasi untuk mengungkap fakta–fakta guna memperoleh data
dengan cara terjun langsung ke lapangan. Studi lapangan merupakan cara ilmiah yang
dilakukan dengan rancangan operasional sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat.
Dalam kegiatan studi lapangan, siswa diajak mengunjungi ke tempat dimana objekobjek biologi yang akan dipelajari tersedia di sana. Berbagai lokasi yang dapat
digunakan untuk studi lapangan sangat beragam mulai dari lingkungan disekitar
sekolah, daerah asli habitat hewan atau tumbuhan tertentu, dan daerah wisata yang
memiliki objek biologi.
b. Pendidikan menjelajah lingkungan.
Cara mempelajari Biologi melalui eksplorasi alam sekitar, disebut sebagai
cara/pendekatan jelajah lingkungan. Pembelajaran demikian disebut jelajah alam
sekitar atau JAS. Lebih lanjut dinyatakan bahwa alam sekitar siswa ialah lingkungan
di sekitar siswa, dapat berupa lingkungan alam, sosial, budaya, agama, dan
sebagainya. Dalam proses pembelajaran yang dirancang dengan menerapkan

8

pendekatan JAS, kegiatan belajar dilaksanakan dengan mengajak siswa untuk
mengenal obyek, mengenal gejala dan permasalahannya, serta menelaah dan
menemukan kesimpulan atau konsep tentang hal yang dipelajari. Kegiatan belajar
semacam itu akan mendorong siswa untuk melakukan berbagai tidakan yang akan
memberikan pengalaman langsung dan konkrit bagi mereka.
c. Sekolah proyek komunitas.
Sekolah proyek komunitas atau pembelajaran berbasis proyek (project-based
learning) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang
menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. Fokus
pembelajaran ini terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari suatu
disiplin studi, melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan
tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan siswa bekerja secara otonom
mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan
produk nyata. Proyek memfokuskan pada pengembangan produk atau unjuk kerja)
(performance), yang secara umum siswa melakukan kegiatan: mengorganisasi
kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian atau penelitian,
memecahkan masalah, dan mensintesis informasi.
K. Implementasi Pembelajaran dengan Outdoor Activities
Penyampaian suatu pesan pendidikan melalui sebuah pengalaman langsung
cepat meresap ke daya tangkap pikiran manusia. Dan dalam menggunakan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar di dalam proses pembelajaran
memerlukan persiapan dan perencanaan yang seksama dari guru. Tanpa perencanaan
yang matang kegiatan belajar siswa bisa tidak terkendali, sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar yang
diharapkan. Adapun prosedur untuk mempersiapkan pembelajaran dengan belajar di
luar ruangan (experiental learning), menurut Oemar Hamalik (2003) dalam Foran
(2010) adalah sebagai berikut:
1. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar yang direncanakan untuk
memperoleh hasil yang potensial atau memiliki alternatif hasil.

9

2. Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai, kegiatan outdoor activities ini
dapat divariasi sendiri oleh guru. Misalnya: dalam satu materi dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang lain seperti lingkungan.
3. Guru berusaha menyajikan pengalaman yang bersifat menantang dan memotivasi.
4. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan. Kegiatan outdoor activities ini dapat
dilaksanakan dalam pembelajaran atau dapat juga dilaksanakan di luar jam
pelajaran.
5. Menentukan rute perjalanan belajar di luar ruangan, dapat dilakukan satu kelas
bersamasama. belajar di luar ruangan dapat menggunakan rute di sekitar
sekolahan atau di lingkungan warga sekitar.
6. Siswa dapat bekerja secara individual dan dapat bekerja dalam kelompokkelompok kecil.
7. Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman.
8. Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatan
belajar di luar ruangan yaitu guru menjelaskan tentang aturan dalam pembelajaran
dengan belajar di luar ruangan.
Pembelajaran berdasarkan pengalaman ini menyediakan suatu alternatif
pengalaman belajar bagi siswa yang lebih luas dari pada pendekatan yang diarahkan
oleh guru kelas. Strategi ini menyediakan banyak kesempatan belajar secara aktif,
personalisasi dan kegiatan-kegiatan belajar yang lainnya bagi para siswa untuk semua
tingkat usia. Pembelajaran di luar ruangan dilaksanakan melalui empat tahapan
sebagai berikut.
1. Adanya suatu aktivitas, para peserta terlibat secara fisik, intelektual, maupun
emosional dalam upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan yang
diperlukan.
2. Adanya proses diskusi, para peserta tidak hanya belajar secara individual, tapi
juga bisa belajar kelompok sehingga akan lebih memperkaya dan menambah
aspek kedalaman pemahaman aspek yang sedang dipelajari.
3. Adanya proses perenungan, secara individual, para peserta didorong untuk
menginternalisasikan konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang baru saja
diperoleh dalam kegiatan mereka sehari-hari.

10

4. Adanya proses rancangan tindak lanjut/penerapan, proses ini berguna untuk
melatih dan menyempurnakan proses belajar berbagai keahlian yang baru saja
didapatkan para peserta.
Sebelum melaksanakan pembelajaran di luar ruangan guru harus merumuskan
pengalaman belajar yang akan direncanakan, menyajikan/ mengajak siswa dengan
pengalaman yangbersifat memotivasi, menentukan waktu perjalanan, dan rute
perjalanan serta menjelaskan aturan kegiatan pembelajaran luar kelas. Dapat
disimpulkan langkah-langkah pembelajaran dalam menggunakan pembelajaran
di luar ruangan yaitu sebagai berikut.
Tahap-tahap pembelajaran di luar kelas

No

1.

2.

Tahap pelaksanaaan

Perencanaan

Pendahuluan

Kegiatan



Guru merumuskan dan mengembangkan



indikator yang akan dicapai oleh siswa nanti
Guru menyajikan pengalaman belajar yang



bersifat memotivasi
Guru mempersiapkan perlengkapan belajar



yang diperlukan
Guru merencanakan membagi kelompok



kelompok siswa
Guru menetapkan




lamanya waktu observasi
Salam pembuka dan doa
Guru mempersiapkan siswa secara fisik dan




psikis.
Guru melakukan apersepsi.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran



yang harus dicapai siswa.
Guru menyampaikan materi yang akan
11

tujuan

objek

serta

3.

Pelaksanaan



dibahas pada hari itu.
Guru memberikan pretest



Guru menjelaskan keadaan lokasi objek




secara global
Guru menetapkan teknik mempelajari objek
Guru membahas pembagian kelompok



kelompok siswa
Guru mengajak







pengamatan
Siswa Observasi
Kerjasama kelompok
Guru dan siswa melakukan tanya jawab
Guru mengajak siswa masuk ke dalam kelas
Siswa mendiskusikan hasil pengamatan di



kelas yang dipandu oleh guru
Guru dan siswa melakukan pembahasan

siswa

menuju

lokasi

hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok Guru
menciptakan suasana belajar tanpa tekanan
dan suasana menyenangkan.

4.

Kegiatan akhir





Kesimpulan
Evaluasi hasil belajar siswa
Pemantapan dengan cara
didorong

untuk

para

siswa

menginternalisasikan

konsep, pengetahuan, dan keterampilan
yang baru saja diperoleh dalam kegiatan
mereka sehari – hari.

12

DAFTAR RUJUKAN
Anonim. 2008. Efektivitas Pembelajaran di Luar Kelas, (Online),
(repository.library.uksw.edu), diakses 20 September 2014.
Foran, Andrew. 2010. Tips for Teaching in the Outdoors, (Online)
(www.humankinetics.com), diakses 23 September 2014.
Kimbro, Creig C. 2006. Developing an Outdoor Classroom to Provide Education
Naturally. USA: The University of Tennessee.
Luthfiyya, Farah Nabila. 2014. Pendidikan di Luar Kelas, (Online),
(www.scribd.com), diakses 20 September 2014.
Mulya, Lara Asih. 2011. Belajar Menyenangkan di Luar Kelas. (Online)
(laraasih.com), diakses 20 September 2014.
Pasya, Gurniwan Kamil. 2010. Lingkungan sebagai Sumber Belajar, (Online),
(file.upi.edu), diakses 20 September 2014.
Revels, Richard. 2006. Learning Outside the Classroom. Nottingham: Published by
the Department for Education and Skills.
Rickinson, Mark, Justin Dillon, Kelly Teamey, Marian Morris, Mee Young Choi,
Dawn Sanders, & Pauline Benefield. 2004. Learning Outdoor, (Online),
(www.field-studies-council.org), diakses 20 September 2014.

13