PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI SINGAPURA D

PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DI SINGAPURA
DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI POLITIK
Tugas Untuk memenuhi
Mata Kuliah Sosiologi Politik

Ekki siswanto 112030046 Kelas A
Program Studi Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik
Universitas Pasundan
Bandung
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah masalah Kependudukan di Singapura . Penulisan
makalah ini untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Politik semester 3 Program Studi
Hubungan Internasional, Universitas Pasundan, Bandung. Penulisan makalah ini dapat
dilaksanakan atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Charles Faurozi, M.Si

2. Rekan-rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 10 Januari 2013
Penulis,

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penduduk merupakan salah satu dari bagian suatu berdirinya Negara, penduduk
merupakan actor yang menempati suatu daerah. Penduduk dapat menjadi actor apapun
didalam suatu Negara, Sumber daya Manusia adalah yang utama karena tanpa adanya
manusia Negara tidak akan jalan sebagus apapun pemerintahnya jika masyarakatnya dan
tenaga kerjanya kurang, itu semua akan menghambat laju perkembangan suatu Negara
menuju kesejahteraan. Masalah kependudukan menjadi masalah yang mulai dikaji lebih
jauh kembali oleh Negara- Negara di Asia Tenggara terutama Singapura.
B. Identifikasi Masalah
Sebagai negara kecil dengan luas hanya 700 kilometer persegi Singapura

merupakan Negara yang memiliki laju perkembangan ekonomi yang dapat dikatakan
pesat sejak pasca tahun 1965, tetapi masalah utama yang sedang dihadapi oleh Negara
Macan Asia ini (singapura) adalah kependudukan, tingkat kelahiran penduduk di
Singapura masih dikatakan kurang dari yang pemerintah harapkan untuk kebutuhan
negaranya.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada Latar belakang dan Identifikasi Masalah didapatlah
beberapa rumusan seperti berikut:
1. Bagaimanakah Masalah Kependudukan disingapura sekarang ini?
2. Bagaimana permasalah Kependudukan dalam sudut pandang Sosiologi
Politik?

3. Apakah Solusi yang mungkin untuk mengatasi permasalahan kependudukan
tersebut yang dilakukan oleh pemerintah?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penulis terhadap mengambil masalah social kependudukan yang terjadi
pada Negara Singapura adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah masalah perkembangan yang telah terjadi

di Singapura
2. Mengetahui bagaimana jika masalah kependudukan dilihat dalam perspektif
Sosiologi Politik
3. Mengetahui kemungkinan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi
permasalahan tersebut oleh pemerintah.

E. Landasan Teori
1. Kependudukan
Pengertian Etimologis
Kependudukan asal katanya adalah Penduduk, penduduk adalah suatu individu
atau sekelompok orang yang menempati suatu Negara .

Pengertian Konseptual

JONNY PURBA Penduduk adalah orang yang matranya sebagai diri pribadi,
anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang
bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu

SRIJANTI & A. RAHMAN Penduduk adalah orang yang mendiamisuatu tempat
dalam wilayah tertentu dengan tanpa melihat status kewarganegaraan yang dianut oleh

orang tersebut

2. Perspektif
Pengertian Perspektif
Perspektif adalah cara melukiskan suatu benda pada permukaan yang mendatar
sebagaimana yang terlihat oleh mata dengan tiga dimensi.
Pengertian Konseptual
Menurut Katherine Miller Perspektif adalah cara atau metode untukk melihat
atau mengamati berbagai fenomena/ keadaan/ situasi di sekeliling Kita
Miller, Katherine. 2005, Communication Theories: Perspective, Processes and
Contexts
3. Sosiologi Politik
Pengertian Etimologis
Sosiologi Politik adalah Sebuah ilmu yang dapat dikatakan sebagai ilmu
Kenegaraan ataupun Ilmu kekuasaan
Pengertian Konseptual
Gordon Marshall, 1998. Sosiologi politik adalah cabang ilmu sosiologi yang
memperhatikan sebab dan akibat sosial dari distribusi kekuatan di dalam
masyarakat, dan dengan konflik-konflik sosial dan politik yang berakibat pada
perubahan terhadap alokasi kekuatan tersebut.

Gordon Marshall, 1998, A Dictionary of Sociology

F. Hipotesis
Setelah melihat latar belakang, dan Kerangka teoritis dapat di ambil hipotesis
sebagai berikut:
Negara sebagai penjamin kesejahterahaan rakyat harus dapat berupaya lebih
jauh dalam menangani masalah kependudukan, jika masalah kependudukan ini terus
menurun, dan angka kelahiran tidak tercapai terus menerus, dapat di katakana dalam
10- 15 tahun kedepan Ekonomi Singapura akan mengalami guncangan yang lumayan
besar, karena di akibatkan Sumber Daya Manusia yang semakin terbatas.

BAB II
Pembahasan

1. Masalah Kependudukan di Singapura
Singapura, (Analisa). Masalah kependudukan semakin menjadi perhatian serius
Singapura. Sebagai negara kecil dengan luas hanya 700 kilometer persegi dan
berpenduduk 5,18 juta jiwa, perekonomian Singapura mulai booming pasca tahun 1965.
Singapura bahkan menjadi Macan Asia. Namun setelah mengalami pertumbuhan pesat,
Singapura kini mulai menghadapi kemerosotan akibat masalah kependudukan.


Singapura semula menikmati yang disebut sebagai demographic devidend, yaitu
pertumbuhan pesat ketika pertumbuhan penduduk melambat. Mulai dari tahun 1990an, Singapura terus mengatur kebijakan untuk mengendalikan periode "keberuntungan
demografi" ini .

Ekonom senior Singapura, Profesor Tan Kong Yam selalu menaruh perhatian pada
hubungan antara struktur populasi dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dia
mengatakan, kemajuan ekonomi berhubungan erat dengan kondisi demografi Singapura.
Singapura menikmati keberuntungan karena kondisi demografi pada kurun akhir 1970an sampai awal 1990-an.

Profesor Tan Kong Yam berpendapat, pada pertengahan tahun 1970-an dan awal tahun
1980-an, angka kelahiran menurun sampai 2,1. Namun, jumlah penduduk masih
bertambah karena banyaknya angkatan muda. Tetapi pada awal 1990-an, kondisi ini
berbalik. Tekanan penduduk usia lanjut semakin besar terhadap demografi
Singapura. Seperti negara-negara yang mengalami masalah kependudukan lainnya,
Singapura juga menghadapi masalah kekurangan tenaga kerja dan beban penduduk usia
lanjut.
Demografi Singapura mengalami perubahan struktur penduduk tenaga kerja. Cara yang
diambil Singapura untuk memacu pertumbuhan penduduk tidak berhasil, sehingga
pemerintah Singapura mengambil cara imigrasi selektif.


Profensor Tan Kong Yam mengatakan, basis populasi Singapura tidak besar, sehingga
setiap tahun hanya memerlukan 3 sampai 4 ribu imigran teknis. Dengan demikian,
Singapura masih bisa memperpanjang periode "keberuntungan demografi".

Profesor Tan Kong Yam berpendapat, "Ada dua cara untuk menyelesaikan masalah
pekerja asing. Pertama adalah pekerja sementara, misalnya buruh konstruksi atau
pembantu rumah tangga dengan kontrak selama 2-3 tahun, biasanya tidak menetap
lama di Singapura. Yang kedua adalah imigran teknis, dengan pendidikan relatif tinggi
atau memiliki keterampilan spesial. Kategori pekerja ini dapat menetap permanen, dan
akan menjadi jalur utama untuk menyelesaikan masalah ketenagakerjaan dan penuaan
demografi."

Kebijakan imigrasi selektif sangat efektif. Kebijakan ini berhasil menyelesaikan masalah
kekurangan tenaga kerja di Singapura. Sementara itu, imigran teknis usia muda telah
membangkitkan pertumbuhan Singapura.

Masalah tenaga kerja telah mendorong pertumbuhan ekonomi Singapura, sedangkan
pertumbuhan ekonomi telah meningkatkan daya saing nasional. Apalagi, Singapura
menggunakan bahasa Inggris, sehingga Singapura menarik banyak tenaga terampil dari

seluruh dunia.
Dalam evaluasi daya saing Asia yang terbaru, Singapura menempati urutan pertama,
naik dari peringkat ke-4 tahun lalu.
Namun pertumbuhan ekonomi yang cepat belum melegakan hati pemimpin Singapura.
Kebanjiran imigran baru telah membawa sejumlah masalah sosial. Selama pemilu
Singapura pada Mei 2011, perolehan suara Partai Aksi Rakyat yang berkuasa menurun
sampai titik terendah dalam sejarah.

Profesor Tan Kong Yam mengatakan, "Pertumbuhan penduduk Singapura terlalu lamban,
pemerintah perlu menyelesaikan masalah kekurangan tenaga kerja sejumlah 30-60 ribu
setiap tahun, namun kebanjiran imigran mengakibatkan kenaikan harga rumah dan
kemacetan lalu lintas. Warga biasa menganggap dirinya orang Singapura, namun
Singapura seolah-olah bukan tanah air mereka lagi."

Sementara itu, untuk stabilitas politik dan sosial, Singapura menganjurkan para
perempuan kembali bekerja setelah anaknya dewasa. Pemerintah juga mendorong
orang lanjut usia untuk menunda waktu pensiun. Perusahaan juga diimbau untuk tidak
memutuskan hubungan kerja dengan pekerja yang berusia 40-50 tahun yang kurang
berpendidikan.


2. Perspektif Sosiologi Politik mengenai Masaslah Kependudukan
Masalah sosial yang terjadi di Negara Singapura ini menimbulkan suatu dampak
pula terhadap Politik yang terjadi di singapura. Jika ditanggapi dengan seksama bila
masalah kependudukan ini dilihat dari kacamata Sosiologi politik dapat dikatakan bahwa
Luas Negara singapura yang tidak begitu besar memang tidak begitu berpengaruh
namun ketika melihat penghuni dari warga Negara asli Singapura yang menetap dapat
dikatakan sedikit Negara Singapura ini hanya menggunakan untung-untungan untuk
mendapatkan keuntungan Demografis, Demografis dapat didefinisikan sebagai
hubungan tertentu antara besarnya jumlah (size) penduduk dengan jumlah teritorium
yang didudukinya. Dalam study kasus yang mendapatkan permasalahan terhadap
Tekanan Demografis atau kependudukan adalah Negara Negara yang terbelekang,
Negara berkembang, dan Negara miskin. Tetapi di lain hal Singapura memiliki keanehan
yang dibilang unik karena Singapura merupakan Negara Maju tetapi permasalahan yang
timbul adalah Kurangnya penduduk untuk mengisi Sumber daya Manusia bukannya
mengalami kepadatan penduduk.

Timbul Pula Antagonisme Politik yang terjadi dari pemerintah terhadap Rakyat
Singapura tersebut. Dalam aspek ini dapat dikatakan timbulnya Egoisnisme sosial yang
timbul dari penduduknya yang tidak ingin membantu pemerintah dalam
mensejahterakan negaranya mereka lebih perduli terhadap kehidupannya masingmasing walau memang perekonomian terrbilang lebih dari Baik, masyarakat Singapura

mengira keadaan yang damai dan sejahterah sekarang ini akan terus bertahan padahal
jika dilihat jika setiap tahunnya penduduk singapura terus mengalami penurunan
kelahiran ini akan berdampak pada tenaga perekonomian yang semakin menurun
pula,ini pun merubah paradigm seorang individu menjadi seperti berikut : rata-rata
umur ibu yang melahirkan anak pertama menjadi 29,4 tahun. Pasangan suami istri juga
menunggu rata-rata 28 bulan sebelum memiliki anak pertama. Ini menghambat lajur
pertumbuhan penduduk Singapura.

3. Solusi yang dilakukan pemerintah
Singapore menerapkan kebijakan-kebijakan seputar penambahan jumlah populasi di
tahun 2004, Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyebut bahwa anggaran pemerintah
sebanyak 300 juta SGD disisihkan untuk keperluan insentif-insentif bagi keluarga. Di
antaranya, ada kebijakan baby bonus: pemerintah akan memberi bonus tunai 3000 SGD bagi
setiap keluarga untuk kelahiran anak pertama dan kedua, serta 6000 SGD untuk anak ketiga
dan keempat.

Jika sebelumnya cuti melahirkan bagi ibu yang bekerja hanya boleh sampai 8
pekan, sejak 2004 lalu ditambah menjadi 12 pekan. Orang tua pun diberikan insentif
berupa potongan pajak penghasilan hingga 10 ribu SGD untuk anak kedua dan 20 ribu
SGD untuk anak ketiga dan keempat.

Tetapi Semua Upaya pemerintah dalam meningkatkan Mortivasi terhadap
penduduknya tidak begitu berhasil dikarenakan paradigm mereka yang mengedepankan
karir di banding berkeluarga dan berumah tangga.

Bab III
Penutup

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari permasalahan Kependudukan yang terjadi di Singapura ini
adalah harus segeranya di atasi jika ingin tetap Perekonomiannya stabil dan tetap di
panggil sebagai macan Asia. Adanya interaksi dari pemerintah terhadap masyarakatnya
secara langsug sangatlah dibutuhkan demi mencari jalan keluar dan mencari motivasi
agar masyarakat dapat membantu struktur kependudukan di Singapura. Banyak jalan
yang dilakukan oleh pemerintah yang mungkin kurang efektif mungkin pemerintah harus
mencari jalan keluar yang lebih baik tanpa mengedepankan antagonisme.

Daftar Pustaka

http://www.analisadaily.com/news/read/2012/03/27/42455/masalah_kependudukan_jadi_per
hatian_serius_singapura/)
The Straits Times 12 Juli 2008, The State's Lulaby: Baby, come Back, Wikipedia, List of countries
and territories by fertility rate
http://id.wikipedia.org/wiki/Politik
http://blog.unila.ac.id/young/sosiologi-politik/
http://www.theoria.ca/theoria/archives/2005/12/political-sociology.html
Gordon Marshall, 1998, A Dictionary of Sociology
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosiologi
Duverger, Maurice, Sosiologi Politik, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010