PEMODELAN PERILAKU PEMILIHAN TRUK SEBAGAI ANGKUTAN BARANG DI KALIMANTAN SELATAN

  

PEMODELAN PERILAKU PEMILIHAN TRUK

SEBAGAI ANGKUTAN BARANG DI KALIMANTAN SELATAN

Rezky Anisari Santi Andriani Ir. Achmad Karno, MSc. Eng Mahasiswa S-1 Fakultas Teknik Mahasiswa S-1 Fakultas Teknik Kepala Bidang Kajian Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Transportasi Univ. Lambung Mangkurat Univ. Lambung Mangkurat Univ. Lambung Mangkurat Jl. A. Yani KM. 37 Banjarbaru Jl. A. Yani KM. 37 Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 37 Banjarbaru Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan Telp. (0511) 773858

  E-mail : karno_unlam@yahoo.com Abstrak:

  Menurut sejarah awalnya Banjarmasin adalah Bandar perdagangan dengan transaksi jual beli berbagai

komoditi, sehingga lambat laun berkembang menjadi sebuah pusat kota bagi wilayah disekitarnya. Karena

letaknya ditepian sungai yang terdapat banyak cabang dan anak sungai maka transportasi airlah yang dominan

pada waktu tersebut dimana perpindahan barang, jasa dan manusia dilakukan melalui sungai. Setelah

perkembangannya Banjarmasin menjadi pusat kota di Kalimantan Selatan dengan pembangunan jaringan jalan

sebagai penghubung antar kota dan antar propinsi yang terbangun secara bertahap sehingga menyebabkan segala

macam kendaraan menuju dan dari arah kota dapat memakai fasilitas jalan tersebut melakukan aktifitas ekonomi

yaitu dalam hal pendistribusian barang, terutama oleh jenis truk besar (dengan 2 as atau lebih dan roda ganda)

dan truk kecil (dengan 2 as dan roda tunggal). Tetapi dalam kenyataannya arus distribusi barang banyak

mengalami kendala, terutama untuk distribusi ke daerah -daerah yang ada di Kalimantan Selatan dimana masih

banyak kondisi jalan yang tidak baik ,kapasitas jalan yang kecil dan tidak dilalui jalan utama. Bagi masyarakat

mereka akan memikirkan s arana atau prasarana angkutan apa yang digunakan dalam pendistribusian barang atau

dengan kata lain maka terjadilah pemilihan sarana angkutan yaitu jenis truk yang digunakan.

  Pemilihan jenis angkutan truk yang terjadi akan menyebabkan suatu perilaku pemili han. Dengan metode

disaggregat model dan meninjau faktor yang mempengaruhi perilaku pemilihan truk yang terjadi seperti jenis

komoditi, jarak tempuh, biaya perjalanan, waktu tempuh, kecepatan, frekuensi, kondisi jalan, usia pengemudi,

dan tarif angkut dapat dijadikan suatu permodelan lalu lintas .

  Analisa pemilihan truk diambil berdasarkan data yang diperoleh dari survey dengan mengajukan

sejumlah pertanyaan dengan metode contoh acak sederhana (simple random sample) untuk mengetahui

pemodelan yang terjadi, dimana responden adalah pengemudi truk yang ada di Kalimantan Selatan yang bergerak

dalam usaha distribusi barang.

  Dengan pemodelan yang didapat diharapkan dapat menjadi masukan dan pedoman dalam

pengembangan dan pembangunan jaringan jalan serta pengatu ran lalu lintas truk di Kalimantan Selatan juga

memperlancar arus distribusi barang. Dari hasil penelitian bahwa model utilitas sangat dipengaruhi oleh jenis

muatan dan frekwensi angkut truk.

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

  Dengan semakin pesatnya perkemb angan daerah - daerah akibat bertambahnya jumlah penduduk di Kalimantan Selatan maka keperluan akan pendistribusian barang secara cepat juga meningkat terhadap beberapa sektor kegiatan diantaranya sektor ekonomi agar suplay kebutuhan hidup sehari – hari mulai dari bahan pokok sampai kebutuhan bahan lain dapat terpenuhi, sehingga pemenuhan akan keperluan tersebut tergantung pada kelancaran pendistribusian barang dari Banjarmasin ke berbagai daerah yang ada di Kalimantan Selatan. Berdasarkan sumber data dari Kanwil XIX Departemen Perhubungan Provinsi Kalsel menunjukan bahwa distribusi barang melalui sungai dengan kapal sebanyak ± 20% dan melalui darat dengan truk sebanyak ± 80%, distribusi dengan menggunakan transportasi sungai makin sedikit karena sunga i bersifat pasang surut dan relatif

  1

  1 lambat, sedangkan transportasi darat lebih cepat ditunjang dengan jaringan jalan yang semakin baik. Selama ini pendistribusian barang di Kalsel masih kurang baik dikarenakan berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku p emilihan antara truk besar dan truk kecil. Umumnya penggunaan truk besar hanya menggunakan jalan negara, sedang untuk daerah yang memiliki fasilitas jalan yang kurang memadai seperti kondisi jalan sempit dan jembatan yang kurang layak biasanya menggunak an truk kecil. Dengan semakin meningkatnya jaringan jalan banyak faktor yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan pilihan dalam menggunakan truk .

1.2 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan suatu model perilaku pemilihan truk dalam pendistribusian barang yang dianalisa berdasarkan model dissaggregat logit.

1.3 Manfaat Penelitian

  Dengan pemodelan yang diperoleh diharapkan dapat menjadi masukan dan

   pedoman dalam pengembangan dan pembangunan jaringan jalan serta pengaturan lalu lintas truk di Kalsel. Memperlancar arus distribusi barang karena masyarakat dalam menentukan

   pilihannya diharapkan menggunakan truk sesuai dengan kondisinya.

1.4 Pembatasan Masalah

  Mengingat adanya keterbatasan waktu dan biaya, p enelitan ini masih memiliki kekurangan oleh karena itu, penelitian ini dibatasi dengan karakteristik – karakteristik seperti dibawah ini:

  1. Ruang lingkup penelitian di Pelabuhan Trisakti ( Jl. Yos Sudarso ) dan Pelabuhan Lama ( Jl. R.E Marthadinata ) , dilak sanakan pada bulan Desember 1999 – Januari 2000.

  2. Moda transportasi yang diolah data, hanya pada truk barang dimana wilayah distribusi yang dilalui di daerah Kalsel saja.

2. Tinjauan Pustaka

  Sebagai bagian dari moda transportasi darat, kegiatan yang d ilakukan oleh truk untuk melengkapi pencapaian suatu tempat dalam pemenuhan akan barang perlu mempertimbangkan banyak faktor. Salah satu tolak ukur pertumbuhan / perkembangan suatu kota adalah lancarnya distribusi barang dan jasa. Sebelumnya penelitian te ntang pemodelan kebutuhan truk sebagai transportasi angkutan barang telah dilakukan oleh Dr. Ir. Ade Sjafruddin, MSc dan Ir.Olly Norojono, MSc untuk pulau Jawa tahun 1998. Sarana lain adalah keamanan dan kenyamanan jalan. Peranan jalan akan menjadi optima l jika jaringan jalan yang ada tetap terpelihara dan adanya pengaturan dari sistem lalu lintas yang tetap.

  2.1 Klasifikasi Truk

  Jenis kendaraan yang banyak digunakan untuk mengangkut barang dari Banjarmasin ke daerah adalah truk. Menurut Olly Norojono (1998) truk yang digunakan dikategorikan menjadi dua jenis yaitu: truk besar dan truk kecil, dimana truk besar adalah truk dengan 2 as atau lebih dengan roda ganda , sedang truk kecil adalah truk dengan 2 as dan roda tunggal .

  2.2 Model Perilaku Pemilihan Truk

  Suatu model perilaku pemilihan umumnya merupakan sebuah bentuk operasional dari suatu teori pemilihan, dimana pendekatan pemodelan yang paling sederhana merupakan penafsiran keseluruhan dari perilaku pemilihan truk besar dan truk k ecil.

  • t
    • ( b
    • 1 ) * (t
    • 1 ) + ..... + ( b
    • 1 ) * (t
    • 1 ) dimana

  i

   Data Sekunder

   Data Primer Pengambilan sampel dilapangan dilakukan dengan interview guide, yaitu dengan cara interview tatap muka dengan pengemudi truk untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan dan kuisioner dimana sejumlah daftar pertanyaan yang disajikan kepada responden untuk mengisi jawaban sesuai dengan data perjalanan yang dilakukan pengemudi truk . Teknik pengambilan sampel untuk mendapatkan data diatas adalah sampel random sederhana ( sample random simple ) yaitu teknik yan g hanya mengambil sebagian dari populasi secara acak. Jumlah sampel sebanyak 100 responden khusus untuk pengemudi yang berangkat dari Banjarmasin menuju daerah –daerah di Provinsi Kalimantan Selatan yang dibagi tiap Kabupaten / Kotamadya. Pengambilan sampel dilaksanakan pada bulan Desember 1999 hingga Januari 2000 bertepatan dengan Ramadhan, Natal dan Tahun Baru saat arus distribusi barang meningkat.

  Data yang diperlukan dalam penelitan ini terdiri dari data primer yaitu data yang diperoleh dengan cara terjun langsung ke lapangan dan data sekunder yaitu data yang didapat dengan cara mengumpulkan data dari keterangan yang sudah ada.

  Menurut Ofyar Z. Tamin dalam Perencanaan dan Pemodelan Transportasi , model adalah merupakan alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur. Model dissaggregat didasari teori perilaku individu dan tidak mengandung analogi fisik dalam bentuk apapun , lebih stabil dalam ruang dan waktu. Model dissaggregat logit adalah kombinasi dari dissaggregat data dan model logit. Dissaggregat data adalah merupakan metode untuk karakteristik survey transportasi yang terdiri dari individu – individu dengan keadaan sosial ekonomi individu tersebut . Sedangkan logit model merupakan salah satu model data transportasi yang bersifat dissaggregat data dan pemilihan dua at au lebih model angkutan yang digunakan. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dengan berbagai macam pertimbangan dan alasan dalam memilih truk untuk pendistribusiain barang maka digunakan dissaggregat logit dalam upaya memodelkan perilaku pemilihan truk di Kalsel. Penggunaan model ini pada perilaku pemilihan truk di Kalsel disebabkan data yang diperoleh dari survey merupakan data yang berdasarkan tingkah laku pemilihan truk pada tingkat individu – individu dengan karakteristik atribut truk yang menjadi pilihan mereka.

  i

  , t

  i

  i

  , b

  i

  = Utilitas pemilihan truk b

  V

  n

  n

  i

  i

  i

  i

  = b

  i

  V

  Utilitas bagi pengguna jasa truk yang ditawarkan oleh alternatif prasarana tertentu adalah ukuran yang menjadi parameter penilaian bagi pemilihan truk oleh pengguna jasa truk untuk menyatakan beberapa atribut dari alternatif tertentu kedalam suatu total utilitas . Fungsi utilitas ini dapat dibuat dengan menggunakan observasi lapangan terhadap truk yang diteliti. Model perilaku pemilihan truk dapat dinyatakan dalam suatu fungsi utilitas ( Bovy dan Den Adel 1985 ), sebagai berikut:

  • 1 = Parameter Estimasi ( kode huruf dapat diganti ) t
  • 1 = Parameter Lapangan ( kode huruf dapat diganti )

2.5 Model Dissaggregat Logit

3. Metodologi

3.1 Pengambilan Data

  Data sekunder diperoleh dengan cara studi literatur atau hasil penelitian sejenis dan meminta data pada badan atau instansi yang terkait Data sekunder ini merupakan data penunjang untuk membuat parameter utilitas model perilaku pemilihan truk.

  3.2 Analisa Data Untuk memudahkan menganalisa parameter, penulis menggunakan program TSP [Bronwyn H. Hall, 1997]. (Time Series Processor) versi 4.4 TSP program adalahmerupakan salah satu program aplikasi menggunakan komputer untuk analisa data berjumlah banyak . Dengan menggunakan metode maximum likelihood (perkiraan) maka akan didapat parameter untuk pemodelan perilaku pemilihan truk. TSP ini dapat difungsikan jika listing program yang dibuat sesuai dengan data -data yang kita masukan ke dalam fasilitas windows ( mikrosoft exel versi 4).

4. Pembahasan

  4.1 Analisa Tarif Angkut

  Berdasarkan hasil kuisioner didapatkan bahwa tarif pengangkutan barang tergantung pada jarak tempuh dan kondisi jalan yang dituju bukan pada besar kecilnya truk yang digunakan. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jasa truk baik itu truk besar atau truk kecil dapat dilihat pada tabel berikut:

  TABEL 5.1 TARIF ANGKUT ( Rp / Km )

  

Daerah Tujuan Jarak Tarif Angkut ( Rp)

( Km ) Truk Kecil ( Rp ) Truk Besar ( Rp )

  200 200.000,-s/d400.000,- 250.000,-/d800.000,-

  Tabalong

  190 225.000,- s/d 250.000,- 200.000,- s/d 600.000,- Hulu Sungai Utara (HSU)

  165 150.000,- s/d 300.000,- 150.000,- s/d 500.000,- Hulu Sungai Tengah (HST)

  135 150.000,- s/d 200.000,- 150.000 ,- s/d200.000,- Hulu Sungai Selatan (HSS)

  112 150.000,- 200.000,- s/d 300.000,-

  Tapin

  40 75.000,- s/d 200.000,- 100.000,-

  Banjar

  35 75.000,- 75.000,- s/d 200.000,-

  Kotamadya Banjarbaru

  40 100.000 ,- s/d 200.000,- 100.000,- s/d 400.000,-

  Batola

  65 100.000,- s/d 150.000,- 150.000,- s/d 300.000,-

  Tanah Laut

  300 500.000,- s/d 600.000,- 450.000,-

  Kota Baru

  4.2 Analisa Waktu Tempuh

  Waktu tempuh ini tergantung pada pengemudi truk apakah ada melakukan pemberhentian untuk istirahat atau tidak dan juga kecepatan dalam menjalankan truknya. Di Kalsel sangat jarang ditemui datangnya barang harus pada ja m tertentu tetapi yang penting barang dapat tiba dengan selamat.

4.3 Analisa Parameter Koefisien Estimasi

  Umumnya parameter koefisien estimasi menggunakan metode maximum likelihood (metode perkiraan). Data yang digunakan untuk analisa adalah data hasil survey di lapangan yang berpengaruh langsung terhadap pemodelan perilaku pemilihan truk, yaitu: biaya perjalanan, kondisi jalan, waktu tempuh, jarak tempuh, frekuensi truk, usia pengemudi, jenis muatan, kecepatan, tarif angkut. Dari data diatas dieksekusi dengan program TSP sehingga menghasilkan parameter koefisien estimasi sebagai berikut:

TABEL 5.2 PARAMETER ESTIMASI I

  Parameter Standard estimate Standard error t- statistik p-value B20 0,832719 0,418628 1,98916 [0,047] B2 0,094624 1,43523 0,065930 [0,947] B3 -0,564403E-02 0,718753E-02 -0,785254 [0,432] B4 0,707760E-02 0,023472 0,301532 [0,763] B5 0,040462 0,030444 1,32905 [0,184] B6 0,525487 0,233187 2,25350 [0,024] B7 0,111516 0,114541 0,973590 [0,330] B8 0,097210 0,198245 0,490353 [0,624] B9 -0,121485 0,842528 -0,144194 [0,885] B10

  [1,00] HITR = 0,71930 H truk

  1

  = 0,50000 H truk

  2

  = 0,85714

TABEL 5.3 PARAMETER ESTIMASI II

  Parameter Standard estimate Standard error t- statistik p-value B20 0,802669 0,418878 1,91624 [0,055] B2 0,866844E-06 0,336710E-05 0,257446 [0,797] B3 -0,807890E-02 0,729486E-02 -1,0748 [0,268] B4 0,132632E-02 0,023854 0,055602 [0,956] B5 0,048250 0,029455 1,63807 [0,101] B6 0,519955 0,230493 2,25583 [0,024] B7 0,101109 0,113107 0,893925 [0,371] B8 0,093879 0,200820 0,467479 [0,640] B9 0,034424 0,838643 0,041047 [0,967] B10

  [1,00] HITR = 0,71930 H truk

  1

  = 0,50000 H truk

  2

  = 0,85714 Keterangan: B20 = Konstanta pemilihan truk kecil B2 = Koefisien parameter biaya B3 = Koefisien parameter jarak B4 = Koefisien parameter kecepatan rata - rata B5 = Koefisien parameter usia pengemudi B6 = Koefisien parameter jenis muatan B7 = Koefisien parameter frekwensi B8 = Koefisien parameter waktu tempuh B9 = Koefisien parameter kondisi jalan B10 = Konstanta pemilihan truk besar HITR : Nilai probabilitas angkutan transportasi yang mempengaruhi terhadap pemilihan truk H truk 1 : Nilai probabilitas angkutan truk kecil yang mempengaruhi terhadap nilai pemilihan truk H truk 2 : Nilai probabilitas angkutan truk besar yang mempengaruhi terhadap nilai pemilihan truk

  Dari beberapa ujicoba program didapat 2 hasil eksekusi yang signifikan seperti tabel diatas, dimana parameter-parameter menunjukan nilai standar error yang kualitatif.

5. Kesimpulan

  Dari hasil perbandingan dua buah estimasi diatas diperoleh parameter yang paling signifikan yaitu hasil estimasi pada tabel 5.3 sehingga perilaku pemilihan truk dalam pendistribusian barang di Kalim antan Selatan yang dianalisa berdasarkan model dissagregat logit adalah sebagai berikut:

  V (truk kecil ) = 0,866844E -06 * cs / s

  1

  1

  1

  1

  • – 0,807890E-02 *tr
    • 0,132632E-02 * v +0,048250 *ag +0,519955 * kn

  

1

  1

  1

  • 0,101109 *f +0,093879 *t +0,034424 * c

  1

  1

  1 V (truk besar ) = 0,802669 + cs / s + 0,866844E-06 * cs / s

  2

  2

  2

  2

  2

  • 0,132632E-02 * v +0,048250 * ag

  

2

  2

  2

  • – 0,807890E-02 * tr
    • 0,519955 * kn +0,101109 *f +0,093879 *t +0,034424 * c

  2

  2

  2

  2 Keterangan:

  V : Utilitas pemilihan truk kecil

1 V : Utilitas pemilihan truk besar

  2

  cs : Biaya perjalanan s : Tarif angkut tr : Jarak tempuh v : Kecepatan rata-rata ag : Usia pengemudi kn : Jenis Muatan t : Waktu tempuh c : Kondisi jalan f : Frekwensi

  Dari persamaan utilitas yang didapat, diketahui bahwa faktor yang mempunyai pengaruh atau peranan adalah biaya perjalanan (Cs) dan jenis muatan (Kn).

  6. Ucapan Terima Kasih

  Kepada Bapak Ir. Achmad Karno MSc Eng yang telah memberikan waktu dan tenaga dalam memberikan bimbingan hingga selesainya makalah ini.

  7. Daftar Pustaka

  Hall, Bronwyn H, 1997, Clint Cummins Time Series Processor ( TSP ) Versi 4.4,

   TSP International, Japan.

  Karno, Achmad, Ir., MSc. Eng., Model Kebutuhan Perjalanan Kota Banjarmasin

   Kalsel, Prosiding Simposium I Forum Studi Transportasi Perguruan Tinggi ( FSTPT ), 3 Desember 1998, Institut Teknologi Bandung , Bandung. Norojono, Olly, Ir., MSc., Freight Transport Mode Choice Behavior : A Lesson from a

   small sample size analysis, Prosiding Simposium I Forum Studi Transportasi

  Perguruan Tinggi (FSTPT ), 3 Desember 1998, Institut Teknologi Bandung,

  Bandung, Tamin, Ofyar Z, Ir., MSc., 1997, Perencanaan dan Pemodelan Tra nsportasi,

   Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung .