PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN KEMAMPUAN PE
PENGARUH TANGGUNG JAWAB DAN KEMAMPUAN PEGAWAI
TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
KABUPATEN BANGGAI
Oleh
Wahyudin Rahman
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Luwuk
Abstract :
This study aimed to analyze the influence of the responsibility and the
ability of employees on work performance of employees either
simultaneously or partially on regional development planning agency at
Banggai regency. The analytical method used is multiple linear analysis.
The results of this study indicate there is positive and signifikanct
responsibilities and capabilities of employees on work performance of
employees.
Keywords : responsibility, ability and job performance of employees
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi membutuhkan bermacam-macam faktor untuk
mencapai prestasi kerja. Penelitian ini akan mengutamakan pada
pemikiran manajemen yang lebih berorientasi pada faktor sumber
daya manusia yaitu pegawai kantor, karena kedudukan manusia
merupakan faktor utama dalam aktivitas kantor. Tercapainya tujuan
kantor akan sangat tergantung pada bagaimana pegawai dapat
mengembangkan kemampuannya baik bidang manajerial, hubungan
antar manusia maupun teknis operasional. Berbicara tentang
pelaksanaan tugas ini, maka peranan prestasi kerja sangat
menentukan kualitas seorang pegawai dalam suatu kantor.
Sumber daya manusia memerlukan individu yang senantiasa
berkualitas, berdedikasi tinggi, dan profesional sehingga mampu
memberikan sumbangan yang berarti bagi organisasi. Di dalam
melaksanakan tugas pokok, tanggung jawab, wewenang dalam
bidang kegiatannya, sumber daya manusia dari level atas sampai
pada pegawai tingkat bawah, perlu faktor-faktor pendukung
diantaranya tanggung jawab, iklim organisasi, kemampuan pegawai,
motivasi dan kompensasi untuk meningkatkan pretasi kerja pegawai.
Salah satu hal yang terkait dengan kebutuhan akan pengaktualisasian
diri dalam dunia kerja adalah adanya tanggung jawab dan
pengembangan karir.
2
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul
tanggung jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan
tanggung jawab dan menaggung akibatnya. Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Menurut Hariandja (2002) Organisasi harus benar-benar
melakukan evaluasi dan pengkajian kembali terhadap setiap tugas
dan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai. Sebab, sering
sekali perubahan menjadikan sebuah job diskripsi menjadi tidak
efektif. Oleh karena itu, pemberian kepercayaan pada individu-individu
pegawai dalam organisasi haruslah dirancang agar para individu
tersebut mampu bertanggung jawab dalam pekerjaan yang sesuai
dengan harapan organisasi.
Dari pengamatan awal penulis permasalahan kaitannya dengan
tanggung jawab yaitu adanya tanggung jawab pekerjaan di masingmasing seksi tetapi tidak dilaksanakan dengan maksimal sehingga
setiap adanya pekerjaan yang tidak mempunyai staf dibantu oleh
seksi yang lain sehingga hal ini mempengaruhi setiap pegawai untuk
meningkatkan prestasi kerjanya.
Berbicara mengenai kemampuan pegawai, bahwa salah satu
upaya dalam meningkatkan prestasi kerja pegawainya adalah dengan
cara memperhatikan kemampuan pegawai yang merupakan salah
satu faktor penting mendapatkan hasil kerja yang optimal.
Suatu organisasi termasuk organisasi pemerintah daerah
menuntut adanya perangkat daerah yang berkemampuan. Berkaitan
dengan hal itu, Menurut Moenir (2002) yang dimaksud dengan
kemampuan dalam hubungan dengan pekerjaan adalah suatu
keadaan pada seseorang yang secara penuh kesungguhan,
berdayaguna, dan berhasil guna melaksanakan pekerjaan sehingga
menghasilkan sesuatu yang optimal.
Berkaitan dengan prestasi kerja, bahwa prestasi kerja pegawai
merupakan fungsi dari interaksi antara tanggung jawab dan
kemampuan. Pada hakekatnya penilaian terhadap individu merupakan
hasil kerja yang diharapkan berupa suatu hasil kerja yang optimal dan
prestasi kerja yang mencakup kerjasama, kepemimpinan, kualitas
pegawaian, kemampuan teknis, inisiatif, semangat (daya tahan kerja /
kuantitas pegawaian). Prestasi kerja pegawai mengacu pada prestasi
kerja pegawai diukur berdasarkan standar atau kriteria yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang: “Pengaruh Tanggung Jawab Dan
Kemampuan Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai.”
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah tanggung jawab dan kemampuan pegawai berpengaruh
secara simultan terhadap prestasi kerja pegawai Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai?
2. Apakah tanggung jawab dan kemampuan pegawai berpengaruh
secara parsial terhadap prestasi kerja pegawai Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai?
3. Dari kedua variabel tersebut yang terdiri dari tanggung jawab dan
kemampuan pegawai manakah yang dominan berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai ?
2.Tinjauan Pustaka
Mangkunegara (2003), mengemukakan setiap pekerjaan
membutuhkan tanggung jawab, perhatian, kontribusi, dan kepedulian.
Anda yang mampu memiliki tanggung jawab dan kontribusi total
terhadap pekerjaan Anda, pasti akan menjadi pribadi yang berdedikasi
secara total terhadap pekerjaan Anda.
Menurut Mulyadi (2005) tanggung jawab dapat didefinisikan
sebagai sebuah kewajiban individu untuk melaksanakan pekerjaan
ditugaskan. Walaupun seringkali dibenarkan seorang atasan dalam
melaksanakan tugas dapat memberikan otoritasnya kepada bawahan
yang di anggap mampu dan mempunyai kualifikasi untuk
menjalankannya. Dengan suatu syarat delegasi ini, seorang atasan
menyiratkan memberikan hak untuk membuat keputusan dan
bertindak atas nama atasannya.
Penting untuk dicatat bahwa, ketika beberapa tanggung jawab
didelegasikan, atasan tetap bertanggung jawab untuk memantau
bahwa semua tanggung jawab dan wewenang dilakukan sesuai
dengan yang seharusnya.
Kecakapan unsur-unsur birokrasi (bureaucracy skill) atau
expertise profesional pegawaifed bagi sebuah birokrasi sudah
merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dan dirasakan pentingnya.
Suradinata (2003), menggaris bawahi perlunya pembinaan dimensi
afektif disamping kognitif dan psikomotorik yang berupa keterampilan
dan pengalaman. Selanjutnya menurut Suradinata (2003) kemampuan
pegawai bisa dibentuk oleh empat dimensi, yaitu kepakaran,
keterampilan, pengalaman dan sikap mental.
4
Kemudian menurut Thoha (2002) kemampuan pegawai
didefinisikan sebagai berikut : “Kemampuan adalah suatu kondisi yang
menunjukkan unsur kematangan yang berkaitan pula dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diperoleh melalui
pendidikan,latihan dan pengetahuan”.
Menurut Robbins (2002) kemampuan kerja pegawai adalah
kadar sejauh mana pegawai memiliki keterampilan, kemauan, mampu,
bisa, serta dapat menyelesaikan suatu tugas pekerjaan yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya sehingga memberikan hasil dan
mencapai tujuan organisasi kerjanya.
Prestasi merupakan perwujudan dari hasil karya seseorang yang
pada gilirannya akan menentukan keseluruhan dari keberhasilan dari
faktor-faktor yang berpengaruh dan menentukan apakah seseorang
akan bekerja lebih baik atau berprestasi lebih baik. Seperti pendapat
Filipo (2001) yang menyatakan bahwa: “Prestasi kerja adalah suatu
hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan waktu”.
Untuk mengukur prestasi kerja, masalah yang paling pokok
adalah mengungkapkan kriterianya. Menurut As’ad (2005) beberapa
syarat kriteria ukuran prestasi kerja yang baik ialah apabila lebih
reliable, realistis, representatif, dan dapat diprediksi. Kemudian
dikatakan bahwa yang umum dipakai sebagai kriteria ukuran prestasi
kerja adalah: kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang
dipegang, absensi dan keselamatan dalam menjalankan pegawai.
3. Metode Penelitian
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai,
yang berlokasi di Ibukota Kabupaten di Luwuk.
Adapun waktu penelitian berlangsung dari bulan Januari sampai
dengan bulan Maret 2014.
3.2
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai struktural pada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai sejumlah 59 orang pegawai. Sedangkan teknik penarikan
sampelnya menggunakan sampel jenuh.
3.3 Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari kantor dalam
bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
5
b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari kantor dalam
bentuk angka-angka.
2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer, yaitu data yang bersumber atau diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara langsung dengan Pimpinan dan
Pegawai Negeri Sipil yang ada di lingkup Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai.
b. Data sekunder, yaitu data yang bersumber atau diperoleh berupa
informasi dalam pustaka, laporan yang tertulis, serta bahanbahan dokumentasi lainnya tentang keadaan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner
kepada responden untuk data primer, sedangkan observasi dan wawancara
sebagai metode pelengkap untuk pengumpulan data. Adapun metode yang
digunakan secara rinci sebagai berikut :
1. Angket adalah pengumpulan data yang berupa daftar pernyataan tertulis
yang tersusun dan disebarkan untuk mendapat informasi dari sumber data
atau responden. Metode angket adalah teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan angket pada responden, responden tinggal menjawab
pernyataan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Metode angket ini
merupakan metode utama yang berfungsi untuk mengumpulkan data
mengenai sub-sub variabel.
2. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara untuk
memperoleh informasi dari obyek wawancara (Arikunto, 2001). Metode
ini digunakan sebagai pelengkap berupa masukan-masukan dari pegawai.
Selain itu juga digunakan untuk memastikan data yang diperoleh berupa
angka.
3. Observasi, pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada objek yang diteliti.
3.5 Metode Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan oleh
peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah
penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur
yang digunakan yaitu kuesioner.
Jika instrumen itu valid, maka kriteria yang digunakan atau
batas minimum suatu instrumen/angket atau bahan tes
dinyatakan valid atau dianggap memenuhi syarat, jika harga
koefisien r hitung > 0,30 (Sugiyono: 2005), dalam menentukan
validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
6
1) Sebuah instrumen pengukuran dapat dikatakan valid jika
instrumen tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran.
2) Pengertian validitas adalah sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin di ukur.
3) Validitas suatu instrumen dinyatakan dalam nilai-nilai hasil
analisis skor tiap butir terhadap nilai totalnya. Apabila
nilai skor totalnya menunjukan positif berarti butir tersebut
menunjukan korelasi yang valid pada taraf signifikan 5 %
(0,05).
Pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS
19.0 for windows.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Situmorang
et al. 2007). Uji reliabilitas dapat menunjukkan konsistensi dari
jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner.
Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan
pertanyaan yang sudah valid. Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha >
dari 0,60.
2. Analisis Regresi Berganda 2 Prediktor
Analisis regresi digunakan menganalisis pengaruh, maka model
yang dipergunakan adalah Regresi Linier Berganda 2 Prediktor,
yang dirumuskan sebagai berikut (Ghozali Imam, 2005)
Y = +β1X1+β2X2+ e
Dimana :
Y = Prestasi Kerja Pegawai
= Intercept
β = Bilangan koefisien
X1 = Tanggung Jawab
X2 = Kemampuan Pegawai
3. Goodness of fit
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
dinilai dengan goodness of fit-nya. Secara statistik setidaknya ini
dapat diukur dari nilai koefisien korelasi, koefisien determinasi
(R2), nilai statistik F dan nilai statistik t.
7
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan
alat pengukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang
diukur. Item kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r hitung >
0,30. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini :
Tabel 1.
Hasil Uji Validitas
No
Pearson
Ket
Variabel
Correlation
1. Tanggung Jawab (X1) :
- P1
- P2
0,667
Valid
- P3
0,622
Valid
- P4
0,625
Valid
- P5
0,538
Valid
- P6
0,468
Valid
- P7
0,816
Valid
0,365
Valid
2. Kemampuan Pegawai
(X2) :
- P1
0,604
Valid
- P2
0,519
Valid
- P3
0,560
Valid
- P4
0,691
Valid
- P5
0,840
Valid
- P6
0,858
Valid
3. Prestasi Kerja (Y) :
- P1
0,444
Valid
- P2
0,521
Valid
- P3
0,849
Valid
- P4
0,501
Valid
- P5
0,732
Valid
- P6
0,520
Valid
- P7
0,780
Valid
Sumber : Data Olahan Statistik, 2014
Tabel 1 terlihat bahwa korelasi antara masing-masing
indikator menunjukan semua variabel di dalam penelitian adalah
valid, hal tersebut dapat dilihat dari nilai r hitung > 0,30. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan dinyatakan
valid.
8
b. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana
keandalan suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk
penelitian yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan rumus Alpha. uji reliabilitas
digunakan metode pengukuran Reliabilitas Alpha Cronbach (α)
karena setiap butir pernyataan menggunakan skala pengukuran
interval. Suatu instrument dapat dikatakan reliable/handal apabila
memiliki nilai Alpha (α) lebih besar dari 0,60 Hasil pengujian
reliabilitas dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2.
Hasil Uji Reabilitas
No
Corrected ItemKet
Variabel
Total Correlation
1. Tanggung Jawab (X1) :
- P1
0,720
Realibel
- P2
0,646
Realibel
- P3
0,636
Realibel
- P4
0,746
Realibel
- P5
0,679
Realibel
- P6
0,701
Realibel
- P7
0,663
Realibel
2. Kemampuan Pegawai
(X2) :
- P1
0,773
Realibel
- P2
0,766
Realibel
- P3
0,687
Realibel
- P4
0,688
Realibel
- P5
0,602
Realibel
- P6
0,725
Realibel
3. Prestasi Kerja (Y) :
- P1
0,654
Realibel
- P2
0,628
Realibel
- P3
0,673
Realibel
- P4
0,794
Realibel
- P5
0,764
Realibel
- P6
0,651
Realibel
- P7
0,612
Realibel
Sumber : Data Olahan Statistik, 2014
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua
variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas
0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masingmasing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk
selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel
tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
9
4.2 Pengujian Regresi Linear Berganda 2 Prediktor
Berdasarkan hasil kuesioner responden maka dilakukan analisis
data untuk mencari pengaruh tanggung jawab (X1) dan kemampuan
pegawai (X2) terhadap prestasi kerja pegawai (Y) pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banggai dengan
menggunakan model analisis regresi linear berganda 2 Prediktor,
dalam hal ini adalah pengaruh tanggung jawab (X1) dan kemampuan
pegawai (X2) sebagai variabel bebas (independent) yang dinyatakan
dengan variabel X dan kinerja pegawai dinyatakan sebagai variabel Y
(dependent).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tabulasi data
responden dimana melalui data tersebut kita dapat menghitung bentuk
regresinya melalui metode analisis regresi linear berganda 2 prediktor,
perlu jelaskan bahwa bentuk penilaianya adalah berdasarkan jumlah
keseluruhan tanggapan responden dari masing-masing variabel. Dari
hasil analisis dapat dilihat pada tabel 3 yaitu :
Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 2 Prediktor
Variabel Bebas
Koefisien Standar
Regresi
Error
t-Hitung
Signifikan t
(B)
Tanggung Jawab (X1)
0,286
0,074
3,880
0,000
Kemampuan Pegawai
0,357
0,108
4,302
0,002
(X2)
Constanta
1,485
R
0,642
FRatio / FHitung = 19,643
R Square
0,412
Adjusted R Square R
0,391
Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2014
Hasil perhitungan uji statistik menunjukan bahwa koefisien regresi
untuk variabel tanggung jawab (X1) = 0,286 dan kemampuan pegawai
(X2) = 0,357 sedangkan konstant koefisien regresi sebesar 1,485
sehingga apabila dimasukan dalam persamaan regresi akan diperoleh
persamaan koefisien regresi sebagai berikut:
Y = 1,485 + 0,286 X1+ 0,357 X2
Persamaan regresi berganda tersebut selanjutnya dapat dilakukan
uji hipotesis dengan melakukan Uji F dan Uji-t untuk mengetahui
tingkat probabilitas yang dapat menentukan signifikan dari variabel
koefisien regresi.
d, Penjelasan Hasil Uji-F Statistik
Di sisi lain untuk menguji hipotesis pengaruhnya secara simultan
digunakan uji-F hitung dengan kaidah dengan asumsi bahwa:
10
Jika F-hitung > F-tabel pada tingkat kepercayaan 95 % atau taraf
signifikansi 5% (0,05), maka semua variabel bebas yakni X 1 dan X2, secara
serempak berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai (Y).
Jika F-hitung < F-tabel pada tingkat kepercayaan 95 % atau taraf
signifikansi 5% (0,05), maka semua variabel bebas yakni X 1 dan X2, secara
serempak tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai (Y).
Dari hasil uji ANOVA (analysis of variant) atau uji F didapatkan Fhitung sebesar 19,643 dengan tingkat signifikan adalah 0,000. ini berarti
bahwa probabilitas lebih kecil dari 0,05. untuk membuktikan hal tersebut
maka terlebih dahulu tentukan tingkat derajat kebebasan (degrees of
freedom) atau df = n – k – 1 = 59 – 2 – 1 = 56, maka diperoleh F-tabel =
3,15, menurut teori statistik apabila F-hitung > F-tabel maka variabel
berpengaruh secara signifikan. Dengan perbandingan tersebut berarti
dapat diketahui bahwa F-hitung = 19,643 > F-tabel = 3,15 yang berarti
berpengaruh secara signifikan.
Dengan demikian bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara
tanggung jawab (X1) dan kemampuan pegawai (X2) terhadap prestasi
kerja (Y) pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Banggai, sehingga hipotesis pertama terbukti.
4.3 Penjelasan Hasil Uji-t Statistik
Di sisi lain untuk menguji hipotesis pengaruhnya secara parsial
(masing-masing) digunakan uji-t hitung dengan kaidah dengan asumsi
bahwa:
aJika t-hitung > t-tabel, pada tingkat kepercayaan 95% atau taraf
signifikansi 5% (0,05), maka sebuah variabel bebas yakni X 1 dan
X2 berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai.
b.Jika t-hitung < t-tabel, pada tingkat kepercayaan 95% atau taraf
signifikansi 5% (0,05), maka semua variabel bebas yakni X 1 dan
X2 secara parsial tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja
pegawai.
Untuk membuktikan hal tersebut maka terlebih dahulu tentukan
tingkat derajat kebebasan derajat kebebasan (degrees of freedom)
atau df = n – k – 1 = 59 – 2 – 1 = 56, maka diperoleh t-tabel = 2,000.
Untuk menunjukan bahwa dari masing-masing variabel bebas (X)
yaitu tanggung jawan (X1) dan kemampuan pegawai (X2) terhadap
prestasi kerja pegawai (Y) pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai. Hal tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Tanggung jawab (X1)
Tanggung jawab merupakan salah satu bagian yang
mempengaruhi terhadap prestasi kerja pegawai, hasil penelitian
diatas menunjukan bahwa variabel tanggung jawab mempunyai
pengaruh positif, karena diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0,286 yang berarti bahwa tanggung jawab memberikan pengaruh
positif terhadap prestasi kerja pegawai sebesar 28,6%, dengan
11
kata lain jika tanggung jawab ditingkatkan maka prestasi kerja
pegawai akan meningkat sebesar 28,6 % dengan asumsi faktor
lain adalah konstan.
Namun untuk melihat seberapa besar tingkat signifikannya, dapat
di lihat pada Uji-t, dimana Uji-t menunjukan t-hitung = 3,880 > ttabel = 2,000, yang berarti bahwa variabel tanggung jawab
berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
(Bappeda)
Kabupaten Banggai.
b.
Kemampuan pegawai (X2)
Kemampuan pegawai merupakan salah satu bagian yang
mempengaruhi terhadap prestasi kerja pegawai, hasil penelitian
diatas menunjukan bahwa variabel kemampuan pegawai
mempunyai pengaruh positif, karena diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 0,357 yang berarti bahwa kemampuan pegawai
memberikan pengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja
pegawai sebesar 35,7 %, dengan kata lain jika kemampuan
pegawai ditingkatkan maka prestasi kerja pegawai akan
meningkat sebesar 35,7 % dengan asumsi faktor lain adalah
konstan.
Namun untuk melihat seberapa besar tingkat signifikannya, dapat
di lihat pada Uji-t, dimana Uji-t menunjukan t-hitung = 4,302 > ttabel = 2,000, yang berarti bahwa variabel kemampuan pegawai
berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai.
Oleh karena itu, hipoteis kedua yang menyatakan bahwa secara
parsial masing-masing variabel tanggung jawab (X 1) dan
kemampuan pegawai (X2) berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap prestasi kerja pegawai (Y) pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai, terbukti.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.
Pengaruh Dari Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap
Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai
Variabel Bebas
Koefisien Regresi
t-hitung : t-tabel
Tanggung Jawab
0,286
3,880 > 2,000
Kemampuan pegawai
0,357
4,302 > 2,000
Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2014
Dari data tersebut diatas, dapat pula diketahui bahwa variabel
kemampuan pegawai (X2) memberikan pengaruh yang dominan
terhadap prestasi kerja pegawai (Y) yaitu sebesar 0,357. Oleh
karena itu, hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa variabel
kemampuan pegawai (X2) berpengaruh dominan terhadap prestasi
12
kerja pegawai (Y) pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai terbukti.
4.4 Analisis Koefisien Korelasi Produk Moment
Untuk mengetahui bagaimana hubungan dari variabel X terhadap
variabel Y, maka digunakan analisis korelasi. Untuk memberikan
jawaban terhadap hipotesis dapat dilihat olah data SPSS 19
menunjukan bahwa koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar
0,642 atau 64,2 %, ini berarti bahwa korelasi atau hubungan kedua
variabel yaitu tanggung jawab (X1) dan kemampuan pegawai (X2)
terhadap prestasi kerja pegawai (Y) adalah kuat. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.
Hasil Koefisien Korelasi Produk Moment
Interval
Koefisien
Tafsirannya
Koefisien
Korelasi
0,00 – 0,199
+ dan Hubungan Sangat Rendah
0,20 – 0,399
+ dan Hubungan Rendah
0,40 – 0,599
+ dan Hubungan Cukup Kuat
0,60 – 0,799
0,642
Hubungan Kuat
0,80 – 1,000
+ dan Hubungan Sangat Kuat
Sedangkan Nilai R square adalah nilai pengkuadratan dari nilai
korelasi atau biasa yang disebut koefisien determinasi yang bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel X1 dan X2
dalam menerangkan variabel Y.
Besarnya koefisien determinasi atau adjust R square sebesar
0,391, sehingga koefisien determinasi R 2 adalah sebesar 39,1 %, ini
berarti bahwa sebesar 39,1 % dari kedua variabel bebas yaitu
tanggung jawab (X1) dan kemampuan pegawai (X2) memberikan
kontribusi terhadap prestasi kerja pegawai (Y) pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai,
sedangkan sisanya (100% - 39,1% = 60,9%) adalah merupakan faktor
lain yang memberikan kontribusi terhadap prestasi kerja pegawai (Y).
5. Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Secara simultan tanggung jawab dan kemampuan pegawai
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai
pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Banggai, sehingga hipotesis pertama terbukti.
2. Secara parsial variabel tanggung jawab berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi kerja pegawai . Dan tanggung jawab
dan kemampuan pegawai berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap prestasi kerja pegawai
pada Badan
13
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai,
3. Dari analisis regresi tersebut, dapat pula diketahui bahwa variabel
kemampuan pegawai memberikan pengaruh yang dominan
terhadap prestasi kerja pegawai .
5.2 Saran
1. Hendaknya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Banggai harus lebih menekankan sanksi
yang tegas bagi para pegawai agar lebih bertanggung jawab
secara penuh terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan sehingga
tercipta tanggung jawab yang baik terhadap pekerjaan yang
mereka kerjakan.
2. Hendaknya Pimpinan perlu melakukan upaya peningkatan
keahlian dan keterampilan serta sikap dan perilaku pegawai
melalui kegiatan pengembangan pendidikan dan pelatihan bagi
para pegawai yang disesuaikan dengan tugas pokok dan
fungsinya.
3. Hendaknya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Banggai lebih selektif dalam melihat apa
saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja
pegawai sehingga dapat mengetahui apa saja kekurangan yang
ada sehingga hal tersebut dapat segera diperbaiki demi
meningkatkan prestasi kerja pegawai.
Daftara Pustaka
Arikunto, S., (2001), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
cetakan kelima, PT. Bina Aksara, Jakarta.
As'ad M. (2005). Psykologi SDM. Liberty, Edisi Revisi, Yogyakarta.
Flippo, E.B., (2001), Manajemen SDM, Cetakan Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Imam, (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS, Edisi 1, Badan Penerbit Undip, Semarang.
Hadi Sutrisno, (2008), Analisis Butir Untuk Instrumen, Edisi Keempat, Andi
Offset, Jakarta.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, (2003), Manajemen Sumber Daya
Manusia, Cetakan Kedua, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Moenir,
(2002), Pendekatan Manusiawi dan Organisasi
Pembinaan Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta
terhadap
Robbins. Stephen.P. (2002). Teori Organiasi Struktur, Desain, dan
Aplikasi. Edisi 4. Jakarta : Arcan.
14
Situmorang, Syafrizal Helmi & Dalimunthe, dkk, (2007), Analisis Data
Penelitian, Medan: USU Press
Suradinata, Ermaya. (2003). Manajemen SDM Orientasi Masa Depan.
Bandung : Ramadhan.
Sugiyono, (2005). Statistik Untuk Penelitian.
CV. Alpha Beta. Bandung.
Thoha,
Cetakan Kedua. Penerbit
Miftah, (2002), Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan
Aplikasinya, Cetakan ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta
TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
KABUPATEN BANGGAI
Oleh
Wahyudin Rahman
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Luwuk
Abstract :
This study aimed to analyze the influence of the responsibility and the
ability of employees on work performance of employees either
simultaneously or partially on regional development planning agency at
Banggai regency. The analytical method used is multiple linear analysis.
The results of this study indicate there is positive and signifikanct
responsibilities and capabilities of employees on work performance of
employees.
Keywords : responsibility, ability and job performance of employees
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap organisasi membutuhkan bermacam-macam faktor untuk
mencapai prestasi kerja. Penelitian ini akan mengutamakan pada
pemikiran manajemen yang lebih berorientasi pada faktor sumber
daya manusia yaitu pegawai kantor, karena kedudukan manusia
merupakan faktor utama dalam aktivitas kantor. Tercapainya tujuan
kantor akan sangat tergantung pada bagaimana pegawai dapat
mengembangkan kemampuannya baik bidang manajerial, hubungan
antar manusia maupun teknis operasional. Berbicara tentang
pelaksanaan tugas ini, maka peranan prestasi kerja sangat
menentukan kualitas seorang pegawai dalam suatu kantor.
Sumber daya manusia memerlukan individu yang senantiasa
berkualitas, berdedikasi tinggi, dan profesional sehingga mampu
memberikan sumbangan yang berarti bagi organisasi. Di dalam
melaksanakan tugas pokok, tanggung jawab, wewenang dalam
bidang kegiatannya, sumber daya manusia dari level atas sampai
pada pegawai tingkat bawah, perlu faktor-faktor pendukung
diantaranya tanggung jawab, iklim organisasi, kemampuan pegawai,
motivasi dan kompensasi untuk meningkatkan pretasi kerja pegawai.
Salah satu hal yang terkait dengan kebutuhan akan pengaktualisasian
diri dalam dunia kerja adalah adanya tanggung jawab dan
pengembangan karir.
2
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum
bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul
tanggung jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan
tanggung jawab dan menaggung akibatnya. Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Menurut Hariandja (2002) Organisasi harus benar-benar
melakukan evaluasi dan pengkajian kembali terhadap setiap tugas
dan tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai. Sebab, sering
sekali perubahan menjadikan sebuah job diskripsi menjadi tidak
efektif. Oleh karena itu, pemberian kepercayaan pada individu-individu
pegawai dalam organisasi haruslah dirancang agar para individu
tersebut mampu bertanggung jawab dalam pekerjaan yang sesuai
dengan harapan organisasi.
Dari pengamatan awal penulis permasalahan kaitannya dengan
tanggung jawab yaitu adanya tanggung jawab pekerjaan di masingmasing seksi tetapi tidak dilaksanakan dengan maksimal sehingga
setiap adanya pekerjaan yang tidak mempunyai staf dibantu oleh
seksi yang lain sehingga hal ini mempengaruhi setiap pegawai untuk
meningkatkan prestasi kerjanya.
Berbicara mengenai kemampuan pegawai, bahwa salah satu
upaya dalam meningkatkan prestasi kerja pegawainya adalah dengan
cara memperhatikan kemampuan pegawai yang merupakan salah
satu faktor penting mendapatkan hasil kerja yang optimal.
Suatu organisasi termasuk organisasi pemerintah daerah
menuntut adanya perangkat daerah yang berkemampuan. Berkaitan
dengan hal itu, Menurut Moenir (2002) yang dimaksud dengan
kemampuan dalam hubungan dengan pekerjaan adalah suatu
keadaan pada seseorang yang secara penuh kesungguhan,
berdayaguna, dan berhasil guna melaksanakan pekerjaan sehingga
menghasilkan sesuatu yang optimal.
Berkaitan dengan prestasi kerja, bahwa prestasi kerja pegawai
merupakan fungsi dari interaksi antara tanggung jawab dan
kemampuan. Pada hakekatnya penilaian terhadap individu merupakan
hasil kerja yang diharapkan berupa suatu hasil kerja yang optimal dan
prestasi kerja yang mencakup kerjasama, kepemimpinan, kualitas
pegawaian, kemampuan teknis, inisiatif, semangat (daya tahan kerja /
kuantitas pegawaian). Prestasi kerja pegawai mengacu pada prestasi
kerja pegawai diukur berdasarkan standar atau kriteria yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang: “Pengaruh Tanggung Jawab Dan
Kemampuan Pegawai Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai.”
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah tanggung jawab dan kemampuan pegawai berpengaruh
secara simultan terhadap prestasi kerja pegawai Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai?
2. Apakah tanggung jawab dan kemampuan pegawai berpengaruh
secara parsial terhadap prestasi kerja pegawai Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai?
3. Dari kedua variabel tersebut yang terdiri dari tanggung jawab dan
kemampuan pegawai manakah yang dominan berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai ?
2.Tinjauan Pustaka
Mangkunegara (2003), mengemukakan setiap pekerjaan
membutuhkan tanggung jawab, perhatian, kontribusi, dan kepedulian.
Anda yang mampu memiliki tanggung jawab dan kontribusi total
terhadap pekerjaan Anda, pasti akan menjadi pribadi yang berdedikasi
secara total terhadap pekerjaan Anda.
Menurut Mulyadi (2005) tanggung jawab dapat didefinisikan
sebagai sebuah kewajiban individu untuk melaksanakan pekerjaan
ditugaskan. Walaupun seringkali dibenarkan seorang atasan dalam
melaksanakan tugas dapat memberikan otoritasnya kepada bawahan
yang di anggap mampu dan mempunyai kualifikasi untuk
menjalankannya. Dengan suatu syarat delegasi ini, seorang atasan
menyiratkan memberikan hak untuk membuat keputusan dan
bertindak atas nama atasannya.
Penting untuk dicatat bahwa, ketika beberapa tanggung jawab
didelegasikan, atasan tetap bertanggung jawab untuk memantau
bahwa semua tanggung jawab dan wewenang dilakukan sesuai
dengan yang seharusnya.
Kecakapan unsur-unsur birokrasi (bureaucracy skill) atau
expertise profesional pegawaifed bagi sebuah birokrasi sudah
merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dan dirasakan pentingnya.
Suradinata (2003), menggaris bawahi perlunya pembinaan dimensi
afektif disamping kognitif dan psikomotorik yang berupa keterampilan
dan pengalaman. Selanjutnya menurut Suradinata (2003) kemampuan
pegawai bisa dibentuk oleh empat dimensi, yaitu kepakaran,
keterampilan, pengalaman dan sikap mental.
4
Kemudian menurut Thoha (2002) kemampuan pegawai
didefinisikan sebagai berikut : “Kemampuan adalah suatu kondisi yang
menunjukkan unsur kematangan yang berkaitan pula dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang dapat diperoleh melalui
pendidikan,latihan dan pengetahuan”.
Menurut Robbins (2002) kemampuan kerja pegawai adalah
kadar sejauh mana pegawai memiliki keterampilan, kemauan, mampu,
bisa, serta dapat menyelesaikan suatu tugas pekerjaan yang menjadi
wewenang dan tanggung jawabnya sehingga memberikan hasil dan
mencapai tujuan organisasi kerjanya.
Prestasi merupakan perwujudan dari hasil karya seseorang yang
pada gilirannya akan menentukan keseluruhan dari keberhasilan dari
faktor-faktor yang berpengaruh dan menentukan apakah seseorang
akan bekerja lebih baik atau berprestasi lebih baik. Seperti pendapat
Filipo (2001) yang menyatakan bahwa: “Prestasi kerja adalah suatu
hasil yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
pengalaman dan kesungguhan waktu”.
Untuk mengukur prestasi kerja, masalah yang paling pokok
adalah mengungkapkan kriterianya. Menurut As’ad (2005) beberapa
syarat kriteria ukuran prestasi kerja yang baik ialah apabila lebih
reliable, realistis, representatif, dan dapat diprediksi. Kemudian
dikatakan bahwa yang umum dipakai sebagai kriteria ukuran prestasi
kerja adalah: kualitas, kuantitas, waktu yang dipakai, jabatan yang
dipegang, absensi dan keselamatan dalam menjalankan pegawai.
3. Metode Penelitian
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kantor Pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai,
yang berlokasi di Ibukota Kabupaten di Luwuk.
Adapun waktu penelitian berlangsung dari bulan Januari sampai
dengan bulan Maret 2014.
3.2
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh pegawai struktural pada
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai sejumlah 59 orang pegawai. Sedangkan teknik penarikan
sampelnya menggunakan sampel jenuh.
3.3 Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari kantor dalam
bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
5
b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari kantor dalam
bentuk angka-angka.
2. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer, yaitu data yang bersumber atau diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara langsung dengan Pimpinan dan
Pegawai Negeri Sipil yang ada di lingkup Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai.
b. Data sekunder, yaitu data yang bersumber atau diperoleh berupa
informasi dalam pustaka, laporan yang tertulis, serta bahanbahan dokumentasi lainnya tentang keadaan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner
kepada responden untuk data primer, sedangkan observasi dan wawancara
sebagai metode pelengkap untuk pengumpulan data. Adapun metode yang
digunakan secara rinci sebagai berikut :
1. Angket adalah pengumpulan data yang berupa daftar pernyataan tertulis
yang tersusun dan disebarkan untuk mendapat informasi dari sumber data
atau responden. Metode angket adalah teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan angket pada responden, responden tinggal menjawab
pernyataan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Metode angket ini
merupakan metode utama yang berfungsi untuk mengumpulkan data
mengenai sub-sub variabel.
2. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewancara untuk
memperoleh informasi dari obyek wawancara (Arikunto, 2001). Metode
ini digunakan sebagai pelengkap berupa masukan-masukan dari pegawai.
Selain itu juga digunakan untuk memastikan data yang diperoleh berupa
angka.
3. Observasi, pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung pada objek yang diteliti.
3.5 Metode Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan oleh
peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah
penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur
yang digunakan yaitu kuesioner.
Jika instrumen itu valid, maka kriteria yang digunakan atau
batas minimum suatu instrumen/angket atau bahan tes
dinyatakan valid atau dianggap memenuhi syarat, jika harga
koefisien r hitung > 0,30 (Sugiyono: 2005), dalam menentukan
validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut:
6
1) Sebuah instrumen pengukuran dapat dikatakan valid jika
instrumen tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran.
2) Pengertian validitas adalah sejauh mana suatu alat
pengukur itu mengukur apa yang ingin di ukur.
3) Validitas suatu instrumen dinyatakan dalam nilai-nilai hasil
analisis skor tiap butir terhadap nilai totalnya. Apabila
nilai skor totalnya menunjukan positif berarti butir tersebut
menunjukan korelasi yang valid pada taraf signifikan 5 %
(0,05).
Pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS
19.0 for windows.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Situmorang
et al. 2007). Uji reliabilitas dapat menunjukkan konsistensi dari
jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner.
Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan
pertanyaan yang sudah valid. Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha >
dari 0,60.
2. Analisis Regresi Berganda 2 Prediktor
Analisis regresi digunakan menganalisis pengaruh, maka model
yang dipergunakan adalah Regresi Linier Berganda 2 Prediktor,
yang dirumuskan sebagai berikut (Ghozali Imam, 2005)
Y = +β1X1+β2X2+ e
Dimana :
Y = Prestasi Kerja Pegawai
= Intercept
β = Bilangan koefisien
X1 = Tanggung Jawab
X2 = Kemampuan Pegawai
3. Goodness of fit
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
dinilai dengan goodness of fit-nya. Secara statistik setidaknya ini
dapat diukur dari nilai koefisien korelasi, koefisien determinasi
(R2), nilai statistik F dan nilai statistik t.
7
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji sejauh mana ketepatan
alat pengukur dapat mengungkapkan konsep gejala/kejadian yang
diukur. Item kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r hitung >
0,30. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1
berikut ini :
Tabel 1.
Hasil Uji Validitas
No
Pearson
Ket
Variabel
Correlation
1. Tanggung Jawab (X1) :
- P1
- P2
0,667
Valid
- P3
0,622
Valid
- P4
0,625
Valid
- P5
0,538
Valid
- P6
0,468
Valid
- P7
0,816
Valid
0,365
Valid
2. Kemampuan Pegawai
(X2) :
- P1
0,604
Valid
- P2
0,519
Valid
- P3
0,560
Valid
- P4
0,691
Valid
- P5
0,840
Valid
- P6
0,858
Valid
3. Prestasi Kerja (Y) :
- P1
0,444
Valid
- P2
0,521
Valid
- P3
0,849
Valid
- P4
0,501
Valid
- P5
0,732
Valid
- P6
0,520
Valid
- P7
0,780
Valid
Sumber : Data Olahan Statistik, 2014
Tabel 1 terlihat bahwa korelasi antara masing-masing
indikator menunjukan semua variabel di dalam penelitian adalah
valid, hal tersebut dapat dilihat dari nilai r hitung > 0,30. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan dinyatakan
valid.
8
b. Uji Reabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana
keandalan suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk
penelitian yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan rumus Alpha. uji reliabilitas
digunakan metode pengukuran Reliabilitas Alpha Cronbach (α)
karena setiap butir pernyataan menggunakan skala pengukuran
interval. Suatu instrument dapat dikatakan reliable/handal apabila
memiliki nilai Alpha (α) lebih besar dari 0,60 Hasil pengujian
reliabilitas dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:
Tabel 2.
Hasil Uji Reabilitas
No
Corrected ItemKet
Variabel
Total Correlation
1. Tanggung Jawab (X1) :
- P1
0,720
Realibel
- P2
0,646
Realibel
- P3
0,636
Realibel
- P4
0,746
Realibel
- P5
0,679
Realibel
- P6
0,701
Realibel
- P7
0,663
Realibel
2. Kemampuan Pegawai
(X2) :
- P1
0,773
Realibel
- P2
0,766
Realibel
- P3
0,687
Realibel
- P4
0,688
Realibel
- P5
0,602
Realibel
- P6
0,725
Realibel
3. Prestasi Kerja (Y) :
- P1
0,654
Realibel
- P2
0,628
Realibel
- P3
0,673
Realibel
- P4
0,794
Realibel
- P5
0,764
Realibel
- P6
0,651
Realibel
- P7
0,612
Realibel
Sumber : Data Olahan Statistik, 2014
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua
variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas
0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masingmasing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk
selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel
tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
9
4.2 Pengujian Regresi Linear Berganda 2 Prediktor
Berdasarkan hasil kuesioner responden maka dilakukan analisis
data untuk mencari pengaruh tanggung jawab (X1) dan kemampuan
pegawai (X2) terhadap prestasi kerja pegawai (Y) pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Banggai dengan
menggunakan model analisis regresi linear berganda 2 Prediktor,
dalam hal ini adalah pengaruh tanggung jawab (X1) dan kemampuan
pegawai (X2) sebagai variabel bebas (independent) yang dinyatakan
dengan variabel X dan kinerja pegawai dinyatakan sebagai variabel Y
(dependent).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tabulasi data
responden dimana melalui data tersebut kita dapat menghitung bentuk
regresinya melalui metode analisis regresi linear berganda 2 prediktor,
perlu jelaskan bahwa bentuk penilaianya adalah berdasarkan jumlah
keseluruhan tanggapan responden dari masing-masing variabel. Dari
hasil analisis dapat dilihat pada tabel 3 yaitu :
Tabel 3.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 2 Prediktor
Variabel Bebas
Koefisien Standar
Regresi
Error
t-Hitung
Signifikan t
(B)
Tanggung Jawab (X1)
0,286
0,074
3,880
0,000
Kemampuan Pegawai
0,357
0,108
4,302
0,002
(X2)
Constanta
1,485
R
0,642
FRatio / FHitung = 19,643
R Square
0,412
Adjusted R Square R
0,391
Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2014
Hasil perhitungan uji statistik menunjukan bahwa koefisien regresi
untuk variabel tanggung jawab (X1) = 0,286 dan kemampuan pegawai
(X2) = 0,357 sedangkan konstant koefisien regresi sebesar 1,485
sehingga apabila dimasukan dalam persamaan regresi akan diperoleh
persamaan koefisien regresi sebagai berikut:
Y = 1,485 + 0,286 X1+ 0,357 X2
Persamaan regresi berganda tersebut selanjutnya dapat dilakukan
uji hipotesis dengan melakukan Uji F dan Uji-t untuk mengetahui
tingkat probabilitas yang dapat menentukan signifikan dari variabel
koefisien regresi.
d, Penjelasan Hasil Uji-F Statistik
Di sisi lain untuk menguji hipotesis pengaruhnya secara simultan
digunakan uji-F hitung dengan kaidah dengan asumsi bahwa:
10
Jika F-hitung > F-tabel pada tingkat kepercayaan 95 % atau taraf
signifikansi 5% (0,05), maka semua variabel bebas yakni X 1 dan X2, secara
serempak berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai (Y).
Jika F-hitung < F-tabel pada tingkat kepercayaan 95 % atau taraf
signifikansi 5% (0,05), maka semua variabel bebas yakni X 1 dan X2, secara
serempak tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai (Y).
Dari hasil uji ANOVA (analysis of variant) atau uji F didapatkan Fhitung sebesar 19,643 dengan tingkat signifikan adalah 0,000. ini berarti
bahwa probabilitas lebih kecil dari 0,05. untuk membuktikan hal tersebut
maka terlebih dahulu tentukan tingkat derajat kebebasan (degrees of
freedom) atau df = n – k – 1 = 59 – 2 – 1 = 56, maka diperoleh F-tabel =
3,15, menurut teori statistik apabila F-hitung > F-tabel maka variabel
berpengaruh secara signifikan. Dengan perbandingan tersebut berarti
dapat diketahui bahwa F-hitung = 19,643 > F-tabel = 3,15 yang berarti
berpengaruh secara signifikan.
Dengan demikian bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara
tanggung jawab (X1) dan kemampuan pegawai (X2) terhadap prestasi
kerja (Y) pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Banggai, sehingga hipotesis pertama terbukti.
4.3 Penjelasan Hasil Uji-t Statistik
Di sisi lain untuk menguji hipotesis pengaruhnya secara parsial
(masing-masing) digunakan uji-t hitung dengan kaidah dengan asumsi
bahwa:
aJika t-hitung > t-tabel, pada tingkat kepercayaan 95% atau taraf
signifikansi 5% (0,05), maka sebuah variabel bebas yakni X 1 dan
X2 berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai.
b.Jika t-hitung < t-tabel, pada tingkat kepercayaan 95% atau taraf
signifikansi 5% (0,05), maka semua variabel bebas yakni X 1 dan
X2 secara parsial tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja
pegawai.
Untuk membuktikan hal tersebut maka terlebih dahulu tentukan
tingkat derajat kebebasan derajat kebebasan (degrees of freedom)
atau df = n – k – 1 = 59 – 2 – 1 = 56, maka diperoleh t-tabel = 2,000.
Untuk menunjukan bahwa dari masing-masing variabel bebas (X)
yaitu tanggung jawan (X1) dan kemampuan pegawai (X2) terhadap
prestasi kerja pegawai (Y) pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai. Hal tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Tanggung jawab (X1)
Tanggung jawab merupakan salah satu bagian yang
mempengaruhi terhadap prestasi kerja pegawai, hasil penelitian
diatas menunjukan bahwa variabel tanggung jawab mempunyai
pengaruh positif, karena diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0,286 yang berarti bahwa tanggung jawab memberikan pengaruh
positif terhadap prestasi kerja pegawai sebesar 28,6%, dengan
11
kata lain jika tanggung jawab ditingkatkan maka prestasi kerja
pegawai akan meningkat sebesar 28,6 % dengan asumsi faktor
lain adalah konstan.
Namun untuk melihat seberapa besar tingkat signifikannya, dapat
di lihat pada Uji-t, dimana Uji-t menunjukan t-hitung = 3,880 > ttabel = 2,000, yang berarti bahwa variabel tanggung jawab
berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada
Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
(Bappeda)
Kabupaten Banggai.
b.
Kemampuan pegawai (X2)
Kemampuan pegawai merupakan salah satu bagian yang
mempengaruhi terhadap prestasi kerja pegawai, hasil penelitian
diatas menunjukan bahwa variabel kemampuan pegawai
mempunyai pengaruh positif, karena diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 0,357 yang berarti bahwa kemampuan pegawai
memberikan pengaruh secara parsial terhadap prestasi kerja
pegawai sebesar 35,7 %, dengan kata lain jika kemampuan
pegawai ditingkatkan maka prestasi kerja pegawai akan
meningkat sebesar 35,7 % dengan asumsi faktor lain adalah
konstan.
Namun untuk melihat seberapa besar tingkat signifikannya, dapat
di lihat pada Uji-t, dimana Uji-t menunjukan t-hitung = 4,302 > ttabel = 2,000, yang berarti bahwa variabel kemampuan pegawai
berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pegawai.
Oleh karena itu, hipoteis kedua yang menyatakan bahwa secara
parsial masing-masing variabel tanggung jawab (X 1) dan
kemampuan pegawai (X2) berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap prestasi kerja pegawai (Y) pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai, terbukti.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.
Pengaruh Dari Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap
Prestasi Kerja Pegawai Pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai
Variabel Bebas
Koefisien Regresi
t-hitung : t-tabel
Tanggung Jawab
0,286
3,880 > 2,000
Kemampuan pegawai
0,357
4,302 > 2,000
Sumber : Hasil Olahan Data Statistik, 2014
Dari data tersebut diatas, dapat pula diketahui bahwa variabel
kemampuan pegawai (X2) memberikan pengaruh yang dominan
terhadap prestasi kerja pegawai (Y) yaitu sebesar 0,357. Oleh
karena itu, hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa variabel
kemampuan pegawai (X2) berpengaruh dominan terhadap prestasi
12
kerja pegawai (Y) pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai terbukti.
4.4 Analisis Koefisien Korelasi Produk Moment
Untuk mengetahui bagaimana hubungan dari variabel X terhadap
variabel Y, maka digunakan analisis korelasi. Untuk memberikan
jawaban terhadap hipotesis dapat dilihat olah data SPSS 19
menunjukan bahwa koefisien korelasi berganda (R) adalah sebesar
0,642 atau 64,2 %, ini berarti bahwa korelasi atau hubungan kedua
variabel yaitu tanggung jawab (X1) dan kemampuan pegawai (X2)
terhadap prestasi kerja pegawai (Y) adalah kuat. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5.
Hasil Koefisien Korelasi Produk Moment
Interval
Koefisien
Tafsirannya
Koefisien
Korelasi
0,00 – 0,199
+ dan Hubungan Sangat Rendah
0,20 – 0,399
+ dan Hubungan Rendah
0,40 – 0,599
+ dan Hubungan Cukup Kuat
0,60 – 0,799
0,642
Hubungan Kuat
0,80 – 1,000
+ dan Hubungan Sangat Kuat
Sedangkan Nilai R square adalah nilai pengkuadratan dari nilai
korelasi atau biasa yang disebut koefisien determinasi yang bertujuan
untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel X1 dan X2
dalam menerangkan variabel Y.
Besarnya koefisien determinasi atau adjust R square sebesar
0,391, sehingga koefisien determinasi R 2 adalah sebesar 39,1 %, ini
berarti bahwa sebesar 39,1 % dari kedua variabel bebas yaitu
tanggung jawab (X1) dan kemampuan pegawai (X2) memberikan
kontribusi terhadap prestasi kerja pegawai (Y) pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banggai,
sedangkan sisanya (100% - 39,1% = 60,9%) adalah merupakan faktor
lain yang memberikan kontribusi terhadap prestasi kerja pegawai (Y).
5. Simpulan dan Saran
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Secara simultan tanggung jawab dan kemampuan pegawai
berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai
pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Banggai, sehingga hipotesis pertama terbukti.
2. Secara parsial variabel tanggung jawab berpengaruh positif dan
signifikan terhadap prestasi kerja pegawai . Dan tanggung jawab
dan kemampuan pegawai berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap prestasi kerja pegawai
pada Badan
13
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten
Banggai,
3. Dari analisis regresi tersebut, dapat pula diketahui bahwa variabel
kemampuan pegawai memberikan pengaruh yang dominan
terhadap prestasi kerja pegawai .
5.2 Saran
1. Hendaknya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Banggai harus lebih menekankan sanksi
yang tegas bagi para pegawai agar lebih bertanggung jawab
secara penuh terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan sehingga
tercipta tanggung jawab yang baik terhadap pekerjaan yang
mereka kerjakan.
2. Hendaknya Pimpinan perlu melakukan upaya peningkatan
keahlian dan keterampilan serta sikap dan perilaku pegawai
melalui kegiatan pengembangan pendidikan dan pelatihan bagi
para pegawai yang disesuaikan dengan tugas pokok dan
fungsinya.
3. Hendaknya Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Banggai lebih selektif dalam melihat apa
saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja
pegawai sehingga dapat mengetahui apa saja kekurangan yang
ada sehingga hal tersebut dapat segera diperbaiki demi
meningkatkan prestasi kerja pegawai.
Daftara Pustaka
Arikunto, S., (2001), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
cetakan kelima, PT. Bina Aksara, Jakarta.
As'ad M. (2005). Psykologi SDM. Liberty, Edisi Revisi, Yogyakarta.
Flippo, E.B., (2001), Manajemen SDM, Cetakan Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Imam, (2005), Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS, Edisi 1, Badan Penerbit Undip, Semarang.
Hadi Sutrisno, (2008), Analisis Butir Untuk Instrumen, Edisi Keempat, Andi
Offset, Jakarta.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu, (2003), Manajemen Sumber Daya
Manusia, Cetakan Kedua, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Moenir,
(2002), Pendekatan Manusiawi dan Organisasi
Pembinaan Kepegawaian, Gunung Agung, Jakarta
terhadap
Robbins. Stephen.P. (2002). Teori Organiasi Struktur, Desain, dan
Aplikasi. Edisi 4. Jakarta : Arcan.
14
Situmorang, Syafrizal Helmi & Dalimunthe, dkk, (2007), Analisis Data
Penelitian, Medan: USU Press
Suradinata, Ermaya. (2003). Manajemen SDM Orientasi Masa Depan.
Bandung : Ramadhan.
Sugiyono, (2005). Statistik Untuk Penelitian.
CV. Alpha Beta. Bandung.
Thoha,
Cetakan Kedua. Penerbit
Miftah, (2002), Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan
Aplikasinya, Cetakan ketiga, Raja Grafindo Persada, Jakarta