MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN SESUAI DE

MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN
SESUAI DENGAN STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN

Ray Sahas

(171011500147)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2017

I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen
tersebut merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan.
Diperlukan adanya pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang
sejenis yang masih berkaitan dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan
sumber daya manusia agar dapat memenuhi tujuan daripada pendidikan tersebut

seoptimal mungkin.
Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas
interaksi belajar mengajar. Dalam upaya – upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi,
perencanaan, dan pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan. Sedangkan manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponenkomponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen pembelajaran meliputi: peserta
didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana prasarana, serta strategi pembelajaran.
Dengan demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran saling berkaitan satu sama
lain dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manajemen kurikulum salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan
pembelajaran dalam pendidikan nasional. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu
sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga
pendidikan, sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan
sekolah yang bermutu atau berkualitas. Untuk menunjang keberhasilan kurikulum,
diperlukan upaya pemberdayaan bidang manajemen atau pengelolaan kurikulum.
Pengelolaan kurikulum pada tingkat lembaga atau sekolah perlu di koordinasi oleh
pihak pimpinan (manajer) dan pembantu pimpinan (manajer) yang dikembangkan
secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga
pendidikan yang bersangkutan.


B. Ruang Lingkup Kajian
Pada makalah kali ini kita akan membahas tetang kurikulum yang
menjadi pedoaman serta landasan dalam guru menjalankan tugasnya serta
menjadi acuan dalam proses belajar-mengajar di kelas dan menjadi suatu kriteria
dalam penentuan kelulusan para peserta didik. Berikut yang akan kita bahas:
1. Definisi manajemen kurikulum
2. Ruang lingkup manajemen kurikulum
3. Implikasi manajemen kurikulum
C. Tujuan
Pembuatan makalah ini diharapakan dapat memebantu para pembaca
serta dapat menambahakan wawasan para pembaca. Agar dapat memahami apa
itu kurikulum, rung lingkup kurikulum, serta implikasi kurikulum sesuai dengan
standar nasional pendidikan.

II.PEMBAHASAN
A. Hakikat Manajemen Kurikulum Pendidikan
1. Definisi Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan salah satu bidang garapan manajemen pendidikan
yang sangat penting. Karena pada dasarnya kurikulum adalah alat untuk mencapai

tujuan pendidikan nasional yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Sisdiknas. Dan
lebih khusus lagi kurikulum merupakan instrumen dalam rangka meraih tujuan
institusional sesuai dengan ragam dan jenjang pendidikan, tujuan kurikuler bidangbidang studi, dan tujuan pembelajaran yang disusun atas prakarsa guru di RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). Semua tujuan itu tidak akan tercapai tanpa adanya
kurikulum, sehingga kurikulum harus dikelola dengan baik dan benar.S.Nasution
menegaskan bahwa kualitas bangsa di masa yang datang sangat bergantung pada
pendidikan yang dirasakan anak-anak saat ini, terutama dalam pendidikan formal di
sekolah.Realitas

apapun

yang

dicapai

sekolah,

ditentukan

oleh


kurikulum

sekolahnya.(2003:1). Sehingga bisa dikatakan bahwa siapa pun yang menguasai
kurikulum, maka dialah yang mempunyai peran penting dalam mengatur bangsa dan
Negara di kemudian hari.Sedangkan pendapat agak sedikit berbeda, bahwa menurutnya
kurikulum bukan satu-satunya penentu kualitas pendidikan dan bukan pula perangkat
tunggal penjabaran visi pendidikan.
Karena fungsi kurikulum dalam peningkatan kualitas dan paparan visi sangat
tergantung pada kecerdasan guru dalam memahami substansi kurikulum yang tertuang
pada buku ajar dan proses evaluasi belajar.Jadi dapat dipahami bahwa sekolah sebagai
pelaksana kurikulum terutama pendidik atau guru harus bisa memahami dan
mengembangkan kurikulum secara inspiratif, inovatif dan progresif dalam skala
kelas.Kurikulum

pendidikan

dasar

dan


menengah

di

Indone-sia

mengalami

perkembangan sebagai berikut:
1. Tahun 1964: perencanaan kurikulum sekolah dasar.
2. Tahun 1973: kurikulum sekolah PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan).

3. Tahun 1975: dikenal dengan Kurikulum 1975,yaitu Kurikulum SD.
4. Tahun 1984: Kurikulum 1984
5. Tahun 1994: Kurikulum 1994
6. Tahun 1997: revisi kurikulum 1997
7. Tahun 2004: rintisan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
8. Tahun 2006: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
9. Tahun 2013: Kurikulum 2013, yang mulai diimple-mentasikan pada tahun ajaran

2013/2014.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum 2006 yang berlandaskan
pada pemikiran tentang abad 21 yang dikenal dengan abad ilmu pengetahuan,
knowledge-based society dan kompetensi masa depan.Disamping itu alasan yang sangat
mendasar adalah pertama perlu adanya perubahan proses pembelajaran (dari siswa
diberi tahu menjadi mencari tahu) dan perubahan proses penilaian (dari berbasis output
menjadi berbasis proses dan output), kedua perlu penambahan jam pelajaran, karena
banyak Negara mengalokasikan jam pelajaran lebih banyak,sedangkan Indonesia relatif
lebih singkat.
2.Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah bagian dari studi kurikulum. Para ahli pendidikan
pada umumnya telah mengenal bahwa kurikulum suatu cabang dari disiplin ilmu
pendidikan yang mempunyai ruang lingkup sagat luas. Studi ini tidak hanya membahas
tentang dasar-dasarnya, tetapi juga mempelajari kurikulum secara keseluruhan yang
dilaksanakan dalam pendidikan.
Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam, maka ruang
lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut: (1) manajemen perencanaan,(2)
manajemen

pelaksanaan


kurikulum,(3)

supervisi

pelaksanaan

kurikulum,

(4)

pemantauan dan penilaian kurikulum, (5) perbaikan kurikulum, (6) desentralisasi dan
sentralisasi pengembangan kurikulum.Dari keterangan ini tampak sangat jelas bahwa
ruang lingkup manajemen kurikulum itu adalah prinsip dari proses manajemen itu
sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum punya titik kesamaan
dalam prinsip proses manajemen. Sehingga para ahli dalam pelaksanaan kurikulum
mengadakan pendekatan dengan ilmu manajemen. Bahkan kalau dilihat dari cakupanya

yang begitu luas, manajemen kurikulum merupakan salah satu disiplin ilmu yang
bercabang pada kurikulum.

Dalam sebuah kurikulum terdiri dari beberapa unsur komponen yang terangkai pada
suatu sistem. Sistem kurikulum bergerak dalam siklus yang secara bertahab, bergilir,
dan berkesinambungan. Oleh sebab itu, sebagai akibat dari yang dianutnya, maka
manajemen kurikulum juga harus memakai pendekatan sistem.

Sistem kurikulum

adalah suatu kesatuan yang di dalamnya memuat beberapa unsur yang saling
berhubungan dan bergantung dalam mengemban tugas untuk mencapai suatu tujuan.
3.Tujuan Manajemen Kurikulum
Untuk mengakomodasi perbedaan pandangan tersebut, Hamid Hasan (1988)
mengemukakan bahwa tujuan dasar kurikulum dapat ditinjau dalam empat dimensi,
yaitu:
1. Kurikulum sebagai suatu ide,adalah kurikulum yang dihasilkan melalui teori-teori
dan penelitian, khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, adalah sebagai perwujudan dari kurikulum
sebagai suatu ide yang diwujudkan dalam bentuk dokumen, yang di dalamnya memuat
tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis, dan dilakukan dalam bentuk praktek pembelajaran.

4. Kurikulum sebagai suatu hasil, merupakan konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan, dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan
perilaku atau kemampuan tertentu dari para peserta didik.
4.Fungsi Manajemen Kurikulum
Adapun fungsi-fungsi dari manajemen adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumberdaya kurikulum, karena pemberdayaan
sumber dan komponen kurikulum dapat dilakukan dengan pengelolaan yang terencana.

b. Meningkatkan keadilan dan kesempatan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang
maksimal melalui rangkaian kegiatan pendidikan yang dikelola secara integritas dalam
mencapai tujuan.
c. Meningkatkan motivasi pada kinerja guru dan aktifitas siswa karena adanya
dukungan positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.
d. Meningkatkan pastisipasi masyarakat untuk membantu pengembangan kurikulum,
kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat dalam
memberi masukan supaya dalam sumber belajar disesuaikan dengan kebutuhan
setempat.
5.Manfaat Manajemen Kurikulum
manfaat manajemen pendidikan antara lain:
1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Kreatif,

Efektif, Menyenangkan, dan Bermakna (PAKEMB);
2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara;
3. Terpenuhinya salah satu dari 5 kompetensi tenaga kependidikan (tertunjangnya
kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer);
4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efesien;
5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentan proses dan tugas
administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan
manajemen pendidikan);
6. Teratasinya masalah mutu pendidikan karena 80% masalah mutu disebabkan
oleh manajemennya;
7. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, dan
akuntabel;
8. Meningkatnya citra positif pendidikan.
6. Prinsip dan Pentingnya Manajemen Kurikulum

Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum
adalah sebagai berikut:

1) Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum harus sangat
diperhatikan. Output (peserta didik) harus menjadi pertimbangan agar sesuai dengan
rumusan tujuan manajemen kurikulum.
2) Demokratisasi, proses manajemen kurikulum harus berdasarkan asas demokrasi yang
menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya agar
dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab.
3) Kooperatif, agar tujuan dari pelaksanaan kurikulum dapat tercapai dengan maksimal,
maka perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terkait.
4) Efiktivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan kurikulum harus dapat mencapai tujuan
dengan pertimbangan efektif dan efisien, agar kegiatan manajemen kurikulum dapat
memberikan manfaat dengan meminimalkan sumber daya tenaga, biaya, dan waktu.
B.Standar Nasional Pendidikan tentang Manajemen Kurikulum
Permendikbut nomer 54 tahgun 2013 tentang standar kompetensi lulusan untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah, permendikbut nomer 64 tahun 2013 tenteng
standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, permendikbud nomor 65 tahun
2013 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasr dan menengah,
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, dan
Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah didengungkan melalui pelatihanpelatihan.
Tetapi sekarang permendikbud-permendikbud di atas sudah diganti lagi
dengan Permendikbud No. 20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian Kurikulum 2013.
1. Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendikbud ini digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan,standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan.

Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 Tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

2. Permendikbud nomor Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar
Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendikbud ini memuat tentang Tingkat Kompetensi dan
Kompetensi Inti sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan
ketrampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk setiap mata
pelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi
Inti untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
3. Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah
Permendikbud ini berisi kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar
menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.
Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar
Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
4. Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
Permendikbud ini berisi kriteria mengenai lingkup, tujuan,
manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar
oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

C.Implikasi Standar Nasional Pendidikan terhadap Manajemen Kurikulum
Manajemen pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
keterlaksanaan system proses belajar yang meliputi administrasi kurikulum,program
ketenangan,program sarana dan prasarana,program pembiyaan dan program hubungan
dengan masnyarakat.kelima jenis program tersebut mempunyai implikasi tertentu dalam
kerangka peengembangan kurikulum.
Administrasi kurikulum yang mencakup system penyampaian media dan bimbingan
diperlukan factor pertimbangan dalam rangka perencanaan,peraksanaan,dan evaluasi
kurikulum.administrasi kurikulum dalam arti sempit merupakan kegiatan-kegiatan
administrative yang bersifat teknis memberikan dukungan yang cukup besar dalam
proses manajemen kurikulum,sebagaimana halnnya dengan administrasi perkantoran
bersama dengan berbagai sumber yang memadai.
Program

keamanan,meliputi

perencanaan,pelaksanaan

dan

semua

unsure

evaluasi

ketenagaan

kurikulum,baik

dalam
dari

proses

lingkungan

depertemental/instasional ,maupun dari lingkungan system sekolah,baik dari kelompok
ahli dari berbagai bidang,dan lembaga kemasnyarakatan dan orang tua.kebutuhan
ketenagaan dalam jumlah dan kualitas kemampuan dirancang dan direncanakan secara
seksama.unsur

tenaga

ahli

kurikulum,pejabat

instansi,ahli

dalam

bidang

studi,suvervistrator yang berpengalaman sangat dibutuhkan dalam rangka kegiatan dan
proses perenanaan kurikulum.administrator sekolah.pada pengawas dan guru-guru harus
disiapka sedemikian rupa agar mampu melaksanakan tugas-tugannya dalam kerangka
implementasi

kurikulum

disekolah

lembaga

pendidikan

lainnya.para

pakar

kurikulum.konsultan dan unsure-unsur terkait harus disiapkan untuk melaksanakan
tugas-tugas monitoring dan evaluasi kurikulum.itu sebabnya program ketenagaan
menjadi unsure yang sangat penting dan sekaligus merupakan factor kunci dalam
pengembangan kurikulum secara keseluruhan.

III. Penutup
A.Kesimpulan
Kurikulum merupakan salah satu program pemerintahan di bidang pendidikan
yang tidak lain untuk mewujudkan cita-cita negara, serta kurikulum juga dapat terjadi
pembaruan di karenakan tuntutan perkembanagan zaman yang semakain maju. Dan
sebagai seorang guru kita harus memahami kurikulum tersebut agara dapat di pakai saat
melakukan proses belajar-mengajar di kelas.
B.Saran
Pada dasarnya penulisan makalah ini masih kurang dari kata sempurna dan para
pembaca dapat diharapkan menegerti serta dapat menambahkan wawasan serta
pengetahuannya dan para pembaca juga dapat membaca beberapa reverensi lain untuk
menambah wawasan mengenai manajemen kurikulum ini.

IV. Daftar Pustaka
Mulyasa. 2012. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
https://www.gurupembelajar.net/2016/07/permendikbud-terbaru-kurikulum-2013no_16.html?m=1
https://ganiendraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-4/educationmanagement/makalah-manajemen-kurikulum/
Upi. 2017. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alafabeta
Suparlan. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Nurkolis. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia.