PENGENALAN ALAT ALAT DAN PENGGUNAANNYA
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
KIMIA DASAR
DISUSUN OLEH :
NAMA
: RIZQI OKTAVINA SUNARSO PUTRI
NIM
: 14/17064/THP
KELAS
: STPK B
JURUSAN
: TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KELOMPOK
: IV
ACARA
: PENGENALAN ALAT-ALAT DAN
PENGGUNAANNYA
CO.ASS
: INDES RIENERA NOVITASARI
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
I.
ACARA
: Pengenalan Alat-Alat dan Penggunaanya
II.
TANGGAL
: 18 September 2014
III.
TUJUAN
: Mengenalkan beberapa macam alat yang sederhana
penggunaannya. Percobaan ini sebagai pendahuluaan
bagi percobaan berikutnya.
IV.
DASAR TEORI
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Oleh karena
itu, laboratorium akan sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia.
Zat kimia yang terdapat di laboratorium ada yang bersifat racun, ada yang
mudah terbakar dan ada yang sangat korosif dan sebagainya. Oleh karena
itu, penanganannya harus hati-hati sesuai petunjuk. Dengan demikian
pemakaian alat-alat kimia dilaboratorium yang sebagian terbuat dari gelas
yang mudah pecah. Dilaboratorium dibutuhkan bermacam-macam
alat(Reni, 2011).
Alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia berdasarkan
fungsinya secara umum dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu alat tampung,
alat ukur dan alat pendukung.Alat ukur adalah alat yang berfungsi untuk
menentukan jumlah zat cair secara tepat.Alat tampung adalah alat gelas
yang fungsi utamanya adalah menampung zat kimia, bukan mengukur
kuantitas zat (Tonie, 2012).
Titrasi adalah suatu cara analisis yang sering dilaksanakan dalam
analisis kuantitatif. Larutan yang diketahui kosentrasinya disebut larutan
standart, biasanya dimasukkan dalam buret sebagai penitran (titran).
Larutan
yang
akan
ditentukan
kosentrasinya
ditempatkan
dalam
erlenmeyer dan disebut zat yang ditirasi (Anonim, 2014).
Analisis memanfaatkan perubahan besar dalam pH yang terjadi
dalam titrasi, untuk menetapkan kapan titik kesetaraan itu dicapai.Terdapat
banyak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak
terdisosiasinya yang menunjukkan warna yang berlainan. Molekulmolekul semacam itu dapat digunakan untuk menetapakan kapan telah
ditambahkan cukup titran dan disebut indikator tampak (Day, 1986: 150).
Jika larutan asam dan basa direaksikan, maka akan terjadi reaksi
penetralan, yaitu reaksi yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang
dapat menghasilkan garam dan air. Contoh asam adalah asam asetat
(ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan di dalam baterai atau
aki mobil) (Utomo, 2010).
Pengenalan suatu gas dapat diketahui dengan cara membau. Cara
membau lansung dengan hidung jangan sekali-kali dilakukan untuk gas
yang berbahaya.Cara membau yang relatif aman adalah dengan mengipasngipaskan tangan diatas mulut tabung dan hidung kita jarak relatif jauh
berusaha membau gas yang keluar. Kertas lakmus (ada dua macam warna,
biru dan merah) digunakan sebagai indikator/petunjuk, apakah senyawa
tersebut bersifat asam atau basa dengan melihat perubahan warnanya.Juga
bisa dilihat dengan indikator universal untuk mengetahui senyawa tersebut
asam atau basa dan berapa pH dari senyawa tersebut (Anonim, 2014).
Larutan-larutan yang tersedia dalam laboratorium umumnya dalam
bentuk pekat.Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah
biasanya
dilakukan
pengenceran.Pengenceran
dilakukan
dengan
menambahkan aquadest ke dalam larutan yang pekat.Penambahan
aquadest ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar,
tetapi jumlah mol zat terlarut adalah tetap. Selain itu, pengenceran juga
dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan
volume larutan yang akan dibuat. Untuk menentukannya, tetap
menggunakan rumus pengenceran.
Keterangan :
n₁
= mol awal
n₂
= mol sesudah pengenceran
M₁
= Konsentrasi molar awal
M₂
= Konsentrasi molar akhir
V₁
= Volume larutan awal
V₂
= Volume larutan akhir
(Wanibesak, 2010).
V.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Buret
: 1 buah
b. Erlenmeyer
: 2 buah
c. Pipet ukur
: 3 buah
d. Tabung reaksi
: 3 buah
e. Penjepit
: 1 buah
f. Lampu bunsen/ spritus
: 1 buah
g. Buah pipet/ filler
: 1 buah
h. Gelas ukur
: 3 buah
i. Corong
: 1 buah
j. Gelas piala/ kimia
: 2 buah
k. Pipet tetes
: 1 buah
l. ball pipet
: 1 buah
m. kertas saring
: 1 buah
2. Bahan :
a. HCl 0,1 M
: 10 ml
b. NaOH 0,1 M
: secukupnya
c. Fenolftalen
: 4 tetes
d. NH4Cl
: secukupnya
e. Indikator pH
: 2 buah
f. Aquades
: 97 ml
g. HCl 0,2 M
: 10 ml
h. H2SO4 97%
: 3 ml
i. Pb Asetat
: 3 ml
VI.
CARA KERJA
A. Titrasi
1. Mengambillarutan NaOH0,1 M dimasukkan ke buret sebanyak 50
ml.
2. Mengambil10 ml larutan HCl 0,1M
memakai pipet ukur
dimasukkan ke erlenmeyer.
3. Mengambil larutan fenolftalen / indikator ppmenggunakan pipet
tetes diteteskan ke erlenmeyer sebanyak 4 tetes.
4. Meneteskan perlahan-lahan larutan NaOH yang ada di buret ke
dalam erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan, sampai berubah
warna menjadi merah muda.
B. Pembuatan dan Pengenalan Suatu Gas serta pH Larutan
1. Mengambil larutan NH4Cl menggunakan pipet ukur dimasukkan ke
tabung reaksi.
2. Mengambil larutan NaOH menggunakan pipet ukur dimasukkan ke
tabung reaksi.
3. Memegang tabung reaksi dengan penjepit.
4. Panaskan tabung reaksi dengan lampu bunsen sampai mendidih.
5. Mengipas-ngipaskan tangan di atas mulut tabung reaksi dan menjaga
jarak dengan tabung reaksi tersebut.
6. Membau gas yang telah dikipas-kipaskan oleh tangan.
7. Memasukkan indikator pH ke dalam tabung reaksi untuk mengetahui
pH larutan tersebut.
C. Pengenceran HCl
1. Mengambil larutan HCl menggunakan pipet ukur sebanyak 10 ml
dimasukkan ke dalam gelas piala.
2. Mengambil aquades menggunakan corong sebanyak 90 ml
dimasukkan ke dalam gelas piala.
D. Pengenceran H2SO4
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Diukur air sebanyak 7 ml dalam gelas ukur 50 ml
3. Dipindahkan air suling kedalam tabung reaksi
4. Dipipet 3 ml H2SO497%
5. Diteteskan 60 tetes H2SO4 ke dalam tabung reaksi berisi 7 ml
aquades, diteteskan melalui dinding tabung reaksi
6. Dihomogenkan
larutan
H2SO4 dan
aquades
dengan
cara
digoyangkan tabung reaksi.
E.Penyaringan
1. 3 ml larutan Pb Asetat dimasukkan kedalam tabung reaksi
2. Sebanyak 3 ml larutan H2SO4 ditambahkan kedalam tabung reaksi.
3. Kedua larutan yang dicampurkan dihomogenkan hingga terbentuk
endapan.
4. Saring larutan menggunakan kertas saring dan corong.
5. Pasangkan corong pada erlenmeyer.
6. Saring larutan.
VII.
HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan
a.
Alat-Alat Laboratorium dan Kegunaannya
No
.
1.
2.
Nama
Gambar
Kegunaan
Tabung
Untuk mereaksikan zat-zat
Reaksi
kimia dalam jumlah sedikit.
Penjepit
Untuk
memegang
tabung
reaksi pada saat dilakukan
pemanasan.
3.
Pengaduk
Mengaduk suatu campuran
Gelas
atau larutan zat-zat kimia
pada
waktu
melakukan
reaksi-reaksi kimia.
4.
Corong
Untuk memasukkan cairan ke
dalam suatu tempat yang
sempit.
5.
Pipa
Untuk
bengkok
kedalam
mengalirkan
suatu
gas
tempat
tertutup atau kedalam larutan.
6.
Gelas Arloji
Untuk tempat menimbang zat
yang berbentuk Kristal.
7.
Gelas Ukur
Untuk mengukur volume zat
kimia dalam bentuk cair.
8.
Gelas
Untuk tempat larutan dan
Piala/kimia
dapat
juga
untuk
memanaskan larutan-larutan
zat kimia.
9.
Erlenmeyer
Untuk tempat dari zat yang
dititrasi.
10.
Pipet
Untuk
mengambil
larutan
Gondok
dengan
volume
tertentu
secara tepat.
11.
Pipet Ukur
Untuk
mengambil
larutan
dengan volume tertentu.
12.
Pipet tetes
Untuk
mengambil
larutan
dalam jumlah yang kecil.
13.
Labu Ukur
Untuk mengukur sejumlah
volume
tertentu
cairan
dengan tepat.
14.
Buret
Untuk melakukan titrasi.
15.
Ball Pipet
Untuk
menghisap
larutan
yang akan dari botol larutan.
Untuk
larutan
selain
air
sebaiknya digunakan karet
pengisat
yang
disambungkan
ukur.
pada
telah
pipet
16.
Pemanas
Untuk membakar zat atau
Spritus
memanaskan larutan.
/Bunsen
b.
Titrasi
Perla
Va
Vt
Vt - Va
Warna
Warna
Awal
Akhir
5,3 ml
Bening
Pink
+++
1 ml
Bening
Pink
++
0,7ml
Bening
Pink
+
kuan
I
50 ml
44,7
Kepekatan
ml
II
III
44,7
43,7
ml
ml
43,7
43
ml
ml
Ket : Va = Volume awal
Vt = Volume akhir
+++ = Sangat pekat
++ = Agak pekat
+
c.
= Kurang pekat
Pembuatan dan Pengenalan Suatu Gas serta pH Larutan
Perlakuan
I
II
Bahan
Warna
Bau
Kertas
Larutan
NH4Cl
Biru menjadi
Menyengat
KIMIA DASAR
DISUSUN OLEH :
NAMA
: RIZQI OKTAVINA SUNARSO PUTRI
NIM
: 14/17064/THP
KELAS
: STPK B
JURUSAN
: TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
KELOMPOK
: IV
ACARA
: PENGENALAN ALAT-ALAT DAN
PENGGUNAANNYA
CO.ASS
: INDES RIENERA NOVITASARI
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2014
I.
ACARA
: Pengenalan Alat-Alat dan Penggunaanya
II.
TANGGAL
: 18 September 2014
III.
TUJUAN
: Mengenalkan beberapa macam alat yang sederhana
penggunaannya. Percobaan ini sebagai pendahuluaan
bagi percobaan berikutnya.
IV.
DASAR TEORI
Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Oleh karena
itu, laboratorium akan sangat membantu dalam mempelajari ilmu kimia.
Zat kimia yang terdapat di laboratorium ada yang bersifat racun, ada yang
mudah terbakar dan ada yang sangat korosif dan sebagainya. Oleh karena
itu, penanganannya harus hati-hati sesuai petunjuk. Dengan demikian
pemakaian alat-alat kimia dilaboratorium yang sebagian terbuat dari gelas
yang mudah pecah. Dilaboratorium dibutuhkan bermacam-macam
alat(Reni, 2011).
Alat-alat gelas yang terdapat di laboratorium kimia berdasarkan
fungsinya secara umum dibagi kedalam 3 kelompok, yaitu alat tampung,
alat ukur dan alat pendukung.Alat ukur adalah alat yang berfungsi untuk
menentukan jumlah zat cair secara tepat.Alat tampung adalah alat gelas
yang fungsi utamanya adalah menampung zat kimia, bukan mengukur
kuantitas zat (Tonie, 2012).
Titrasi adalah suatu cara analisis yang sering dilaksanakan dalam
analisis kuantitatif. Larutan yang diketahui kosentrasinya disebut larutan
standart, biasanya dimasukkan dalam buret sebagai penitran (titran).
Larutan
yang
akan
ditentukan
kosentrasinya
ditempatkan
dalam
erlenmeyer dan disebut zat yang ditirasi (Anonim, 2014).
Analisis memanfaatkan perubahan besar dalam pH yang terjadi
dalam titrasi, untuk menetapkan kapan titik kesetaraan itu dicapai.Terdapat
banyak asam dan basa organik lemah yang bentuk ion dan bentuk tak
terdisosiasinya yang menunjukkan warna yang berlainan. Molekulmolekul semacam itu dapat digunakan untuk menetapakan kapan telah
ditambahkan cukup titran dan disebut indikator tampak (Day, 1986: 150).
Jika larutan asam dan basa direaksikan, maka akan terjadi reaksi
penetralan, yaitu reaksi yang saling meniadakan sifat asam dan basa yang
dapat menghasilkan garam dan air. Contoh asam adalah asam asetat
(ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan di dalam baterai atau
aki mobil) (Utomo, 2010).
Pengenalan suatu gas dapat diketahui dengan cara membau. Cara
membau lansung dengan hidung jangan sekali-kali dilakukan untuk gas
yang berbahaya.Cara membau yang relatif aman adalah dengan mengipasngipaskan tangan diatas mulut tabung dan hidung kita jarak relatif jauh
berusaha membau gas yang keluar. Kertas lakmus (ada dua macam warna,
biru dan merah) digunakan sebagai indikator/petunjuk, apakah senyawa
tersebut bersifat asam atau basa dengan melihat perubahan warnanya.Juga
bisa dilihat dengan indikator universal untuk mengetahui senyawa tersebut
asam atau basa dan berapa pH dari senyawa tersebut (Anonim, 2014).
Larutan-larutan yang tersedia dalam laboratorium umumnya dalam
bentuk pekat.Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah
biasanya
dilakukan
pengenceran.Pengenceran
dilakukan
dengan
menambahkan aquadest ke dalam larutan yang pekat.Penambahan
aquadest ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar,
tetapi jumlah mol zat terlarut adalah tetap. Selain itu, pengenceran juga
dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan konsentrasi dan
volume larutan yang akan dibuat. Untuk menentukannya, tetap
menggunakan rumus pengenceran.
Keterangan :
n₁
= mol awal
n₂
= mol sesudah pengenceran
M₁
= Konsentrasi molar awal
M₂
= Konsentrasi molar akhir
V₁
= Volume larutan awal
V₂
= Volume larutan akhir
(Wanibesak, 2010).
V.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Buret
: 1 buah
b. Erlenmeyer
: 2 buah
c. Pipet ukur
: 3 buah
d. Tabung reaksi
: 3 buah
e. Penjepit
: 1 buah
f. Lampu bunsen/ spritus
: 1 buah
g. Buah pipet/ filler
: 1 buah
h. Gelas ukur
: 3 buah
i. Corong
: 1 buah
j. Gelas piala/ kimia
: 2 buah
k. Pipet tetes
: 1 buah
l. ball pipet
: 1 buah
m. kertas saring
: 1 buah
2. Bahan :
a. HCl 0,1 M
: 10 ml
b. NaOH 0,1 M
: secukupnya
c. Fenolftalen
: 4 tetes
d. NH4Cl
: secukupnya
e. Indikator pH
: 2 buah
f. Aquades
: 97 ml
g. HCl 0,2 M
: 10 ml
h. H2SO4 97%
: 3 ml
i. Pb Asetat
: 3 ml
VI.
CARA KERJA
A. Titrasi
1. Mengambillarutan NaOH0,1 M dimasukkan ke buret sebanyak 50
ml.
2. Mengambil10 ml larutan HCl 0,1M
memakai pipet ukur
dimasukkan ke erlenmeyer.
3. Mengambil larutan fenolftalen / indikator ppmenggunakan pipet
tetes diteteskan ke erlenmeyer sebanyak 4 tetes.
4. Meneteskan perlahan-lahan larutan NaOH yang ada di buret ke
dalam erlenmeyer sambil digoyang-goyangkan, sampai berubah
warna menjadi merah muda.
B. Pembuatan dan Pengenalan Suatu Gas serta pH Larutan
1. Mengambil larutan NH4Cl menggunakan pipet ukur dimasukkan ke
tabung reaksi.
2. Mengambil larutan NaOH menggunakan pipet ukur dimasukkan ke
tabung reaksi.
3. Memegang tabung reaksi dengan penjepit.
4. Panaskan tabung reaksi dengan lampu bunsen sampai mendidih.
5. Mengipas-ngipaskan tangan di atas mulut tabung reaksi dan menjaga
jarak dengan tabung reaksi tersebut.
6. Membau gas yang telah dikipas-kipaskan oleh tangan.
7. Memasukkan indikator pH ke dalam tabung reaksi untuk mengetahui
pH larutan tersebut.
C. Pengenceran HCl
1. Mengambil larutan HCl menggunakan pipet ukur sebanyak 10 ml
dimasukkan ke dalam gelas piala.
2. Mengambil aquades menggunakan corong sebanyak 90 ml
dimasukkan ke dalam gelas piala.
D. Pengenceran H2SO4
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Diukur air sebanyak 7 ml dalam gelas ukur 50 ml
3. Dipindahkan air suling kedalam tabung reaksi
4. Dipipet 3 ml H2SO497%
5. Diteteskan 60 tetes H2SO4 ke dalam tabung reaksi berisi 7 ml
aquades, diteteskan melalui dinding tabung reaksi
6. Dihomogenkan
larutan
H2SO4 dan
aquades
dengan
cara
digoyangkan tabung reaksi.
E.Penyaringan
1. 3 ml larutan Pb Asetat dimasukkan kedalam tabung reaksi
2. Sebanyak 3 ml larutan H2SO4 ditambahkan kedalam tabung reaksi.
3. Kedua larutan yang dicampurkan dihomogenkan hingga terbentuk
endapan.
4. Saring larutan menggunakan kertas saring dan corong.
5. Pasangkan corong pada erlenmeyer.
6. Saring larutan.
VII.
HASIL PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan
a.
Alat-Alat Laboratorium dan Kegunaannya
No
.
1.
2.
Nama
Gambar
Kegunaan
Tabung
Untuk mereaksikan zat-zat
Reaksi
kimia dalam jumlah sedikit.
Penjepit
Untuk
memegang
tabung
reaksi pada saat dilakukan
pemanasan.
3.
Pengaduk
Mengaduk suatu campuran
Gelas
atau larutan zat-zat kimia
pada
waktu
melakukan
reaksi-reaksi kimia.
4.
Corong
Untuk memasukkan cairan ke
dalam suatu tempat yang
sempit.
5.
Pipa
Untuk
bengkok
kedalam
mengalirkan
suatu
gas
tempat
tertutup atau kedalam larutan.
6.
Gelas Arloji
Untuk tempat menimbang zat
yang berbentuk Kristal.
7.
Gelas Ukur
Untuk mengukur volume zat
kimia dalam bentuk cair.
8.
Gelas
Untuk tempat larutan dan
Piala/kimia
dapat
juga
untuk
memanaskan larutan-larutan
zat kimia.
9.
Erlenmeyer
Untuk tempat dari zat yang
dititrasi.
10.
Pipet
Untuk
mengambil
larutan
Gondok
dengan
volume
tertentu
secara tepat.
11.
Pipet Ukur
Untuk
mengambil
larutan
dengan volume tertentu.
12.
Pipet tetes
Untuk
mengambil
larutan
dalam jumlah yang kecil.
13.
Labu Ukur
Untuk mengukur sejumlah
volume
tertentu
cairan
dengan tepat.
14.
Buret
Untuk melakukan titrasi.
15.
Ball Pipet
Untuk
menghisap
larutan
yang akan dari botol larutan.
Untuk
larutan
selain
air
sebaiknya digunakan karet
pengisat
yang
disambungkan
ukur.
pada
telah
pipet
16.
Pemanas
Untuk membakar zat atau
Spritus
memanaskan larutan.
/Bunsen
b.
Titrasi
Perla
Va
Vt
Vt - Va
Warna
Warna
Awal
Akhir
5,3 ml
Bening
Pink
+++
1 ml
Bening
Pink
++
0,7ml
Bening
Pink
+
kuan
I
50 ml
44,7
Kepekatan
ml
II
III
44,7
43,7
ml
ml
43,7
43
ml
ml
Ket : Va = Volume awal
Vt = Volume akhir
+++ = Sangat pekat
++ = Agak pekat
+
c.
= Kurang pekat
Pembuatan dan Pengenalan Suatu Gas serta pH Larutan
Perlakuan
I
II
Bahan
Warna
Bau
Kertas
Larutan
NH4Cl
Biru menjadi
Menyengat