MAKALAH KOMUNIKASI LISAN DALAM KEGIATAN

MAKALAH KOMUNIKASI LISAN DALAM
KEGIATAN BISNIS
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis
Dosen : Nanan Nurzaman, SE., MM.

Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Erlinda Tsamrotul FI
Fajar Bahari
Femmy Nova Reza
Fuad Abdul Ghani
Gina Damayanti

Gungun Gunawan
Hani Nurhaida
Herma S Rosmawanti
Icuk Tri Aziz R

(1158020090)
(1158020095)
(1158020100)
(1158020105)
(1158020110)
(1158020115)
(1158020120)
(1158020125)
(1158020131)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
1


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kami sehingga bisa menyusun makalah
“Komunikasi Lisan” ini sebagai tugas dari dosen pengampu Komunikasi Bisnis. Makalah ini
dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman wawasan tentang Komunikasi Lisan dalam
Dunia Bisnis dan sekaligus menjadi tugas mahasiswa dalam mata kuliah Komunikasi Bisnis.
Kami yakin bahwa materi dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
masukan dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa yang
akan datang. Sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bandung,

April 2017

Penyusun
2

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................1
Tujuan Penulisan..........................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORITIS
Paradigma Penelitian...................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................11
Saran.........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................12

3


BAB I
PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari, bahasa dan komunikasi yang baik sangat
diperlukan agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar. Setiap manusia
pasti melakukan komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi
merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya,
manusia akan selalu terlibat dalam tindakan-tindakan komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antar guru dengan muridnya,
orang tua dengan anaknya, pimpinan dengan bawahannya, antara sesama karyawan
dan lain sebagainya. Melakukan komunikasi merupakan bagian terpenting dari semua
aktivitas, agar timbul pengertian dalam menyelesaikan tugas masing – masing.
Komunikasi merupakan proses penyampaian ide, pemikiran, pendapat dan
berita ke suatu tempat tujuan serta menimbulkan reaksi umpan balik. Dalam
komunikasi, ada juga komunikasi lisan dan tulisan, komunikasi lisan adalah
komunikasi dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan langsung kepada lawan
bicaranya, sedangkan komunikasi tulisan adalah komunikasi yang dilakukan melalui

tulisan sepertia yang dilakukan dalam surat menyurat melalui pos, telegram, telegaf,
fax, e-mail dan sebagainya. Namun dalam makalah kali ini tim penulis akan
membahas tentang “Komunikasi Lisan”.

II.

Rumusan Masalah
a. Apa itu Komunikasi Lisan?
b. Apa saja Aspek Komunikasi Lisan?
c. Apa pengaruh Komunikasi Lisan dalam Kegiatan Bisnis?

III.

Tujuan Penulisan
a. Untuk Memahami Komunikasi Lisan?
b. Untuk mengetahui Aspek Komunikasi Lisan?
c. Untuk Mengetahui Pengaruh Komunikasi Lisan dalam Kegiatan Bisnis?

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. HAKEKAT KOMUNIKASI
4

Setiap hari ternyata Anda banyak melakukan komunikasi dengan sejumlah orang dan
dalam berbagai cara. Bertutur sapa, bertelepon, berwawancara, berdiskusi dan surat
menyurat. Itu semuanya termasuk ke dalam kegiatan komunikasi. Persoalannya karena
komunikasi adalah aktivitas yang tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Komunikasi
sangat penting artinya dalam kehidupan manusia sejak manusia lahir sampai selama masa
hidupnya. Tanpa komunikasi seseorang akan menjadi tertutup dari berbagai informasi.
Hal yang paling sederhana, bila seseorang tidak pernah melakukan komunikasi maka
orang tersebut tidak akan dapat berbicara dan pada tahap selanjutnya sudah tentu pula orang
tersebut tidak akan dapat belajar sehingga tidak akan dapat membaca dan menulis alias buta
huruf. Lebih lanjut, tanpa komunikasi orang tidak akan mendapatkan informasi.
Padahal informasi sangat penting dalam kehidupan ini, sampai ada suatu pendapat yang
menyatakan “Bila Ingin Menguasai Dunia, Kuasailah Informasi”. Hal ini menandakan betapa
informasi sangat penting artinya. Di samping itu, informasi bisa didapatkan dengan jalan
komunikasi.
B. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berakar dari kata
communis, artinya sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu peristiwa

komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki
kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai sebuah
istilah, komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi diantara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa) dan
nonverbal. Dengan demikian, mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat, membaca
berita, dan melihat tayangan televisi, semuanya itu dapat disebut komunikasi. Pendeknya,
segala proses kegiatan antar dua orang (dua pihak) atau lebih untuk berbagi informasi, ide,
dan perasaan, disebut komunikasi (Hybels dan Weaver, 1992:6).
Bertolak dari pengertian di atas maka tindak komunikasi merupakan aktivitas yang tak
terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Disadari atau tidak, sepanjang waktu kita
mengirim dan menerima pesan kepada dan dari pihak lain. Sebagai homosocius, makhluk
sosial, komunikasi merupakan bagian hidup yang sangat penting dalam bergaul dan
berinteraksi dengan orang lain. Setiap sisi kehidupan kita, sejak lahir sampai mati sangat
tergantung pada dan dipengaruhi oleh daya komunikasi itu sendiri.

C. PENGERTIAN KOMUNIKASI LISAN
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio yang berakar dari kata
communis, artinya sama makna mengenai sesuatu hal. Dengan kata lain, suatu peristiwa
komunikasi akan berlangsung apabila orang-orang yang terlibat di dalamnya memiliki
kesamaan persepsi atau makna mengenai sesuatu hal yang dikomunikasikan. Sebagai sebuah

5

istilah, komunikasi dapat diartikan sebagai penyampaian dan penerimaan pesan atau
informasi diantara dua orang atau lebih dengan menggunakan simbol verbal (bahasa) dan
nonverbal. Dengan demikian, mengajar, berpidato, memberi isyarat, menulis surat, membaca
berita, dan melihat tayangan televisi, semuanya itu dapat disebut komunikasi. Pendeknya,
segala proses kegiatan antar dua orang (dua pihak) atau lebih untuk berbagi informasi, ide,
dan perasaan, disebut komunikasi (Hybels dan Weaver, 1992:6).
Komunikasi Lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan
langsung kepada lawan bicaranya, komunikasi lisan biasanya dapat dilakukan pada kondisi
para personal ataupun individu berhadapan langsung, seperti pada saat berkomunikasi dengan
tatap muka langsung atau melalui alat berupa komputer yang mempunyai fasilitas konfrensi
jarak jauh (computer teleconference) tatap muka melalui televisi sirkuit tertutup (closed cirkit
televisi/CCTV).

BAB III
PEMBAHASAN

A. RAGAM KOMUNIKASI LISAN
Sekilas mengenai komunikasi lisan berikut ragamnya, yaitu menyimak dan berbicara.

Kemampuan komunikasi dengan ragam lisan ini akan sangat membantu dan mempengaruhi
kemampuan Anda dalam berkomunikasi melalui tulisan
Sebagaimana telah diuraikan di atas, menyimak dan berbicara merupakan ragam
komunikasi lisan. Dalam praktik komunikasi, keduanya muncul secara bersamaan. Disitu ada
6

orang yang berperan sebagai pembicara (penyampai pesan secara lisan), dan ada pula yang
bertindak sebagai penyimak (penerima pesan lisan). Dalam komunikasi bersemuka
(berhadapan) dan dialogis, masing-masing dapat berperan ganda sekaligus, yakni sebagai
pembicara dan penyimak.
1) Menyimak adalah keterampilan berkomunikasi yang pertama kali diperoleh dan
dikuasai anak. Keterampilan itu memberikan dasar baginya untuk memahami
keterampilan berkomunikasi lainnya. Bayi menggunakan menyimak untuk
memulai proses belajar memahami apa yang disampaikan orang lain kepadanya,
sekaligus sebagai sarana berlatih baginya menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, atau
berbicara. Dia simak bunyi-bunyi dari lingkungannya, menghadirkan bunyi itu
dalam tuturannya, serta secara tidak sadar membangun pengetahuannya tentang
bahasa lisan. Berbicara adalah penyampaian pesan yang dilakukan secara lisan.
Berbeda dengan menyimak, kegiatan komunikasi ini dapat diamati dan diketahui
melalui perilaku serta bunyi-bunyi ujaran yang dihasilkan pembicara. Melalui

pendengaran atau penglihatan dan pendengaran, kita dapat menyimak apa yang
dibicarakan seseorang, apa tujuannya, dan bagaimana membawakannya. Oleh
karena itu dapat kita pahami bahwa pemerolehan kemahiran menyimak seseorang
sangat berpengaruh terhadap kemahiran berbicara. Hal ini dapat terlihat pada anak
yang terganggu daya dengarnya akan terganggu pula daya bicaranya.
Menurut Koch (1992:78) dalam proses berbicara ada lima unsur yang terlibat.
1. Pembicara sebagai penyampai pesan. Gambaran penyimak tentang pembicara
sebagai orang yang berkemampuan bagus, terpelajar, bersikap rendah hati, bertutur
runtut dan bermanfaat, akan mempengaruhi ketersampaian pesan. Kesan penyimak
seperti itu akan membuatnya percaya atas apa yang disampaikan oleh pembicara.
Sebagai guru, kita harus mampu memberikan kesan yang baik terhadap siswa agar
mereka yakin bahwa kita memang mampu menjadi guru dan layak digurukan oleh
mereka. Kesan yang baik muncul karena tampilan mengajar kita baik. Tampilan yang
baik hanya akan terjadi kalau kita memang benar-benar siap. Itulah salah satu alasan
kenapa persiapan mengajar itu diperlukan.
2. Pesan atau isi pembicaraan. Agar penyimak dapat menangkap dan memahami
pesannya, pembicara mesti memperhatikan dua hal.

7


Pertama, materi pembicaraan hendaknya bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan
penyimak. Bagi kita sebagai mahasiswa, hal ini akan terjadi jika kita memahami apa yang
sudah diketahui siswa dan apa pula yang mereka butuhkan. Untuk itulah mengapa pada
permulaan pembelajaran kita suka melakukan penilaian awal terlebih dahulu. Hasil penilaian
itu akan memungkinkan kita untuk memilah mana materi pelajaran yang perlu disampaikan
secara mendalam, sekadarnya saja, atau mana yang tidak perlu. Untuk apa kita
menyampaikan sesuatu yang sudah dipahami siswa. Selain membuang waktu, ahl itu akan
membosankan mereka.
Kedua, pembicara hendaknya menata bahasanya secara menarik dan jelas. Pengaturan
volume suara, penekanan, dan variasi penyampaian yang baik, akan menolong pembicaraan
menjadi menarik. Kata-kata yang spesifik dan mudah dipahami akan membuat pesan yang
disampaikan menjadi jelas.
3. Saluran

atau

alat

yang

digunakan

untuk

menyampaikan

pesan.

Dalam

situasiberbicara penggunaan saluran dapat dilakukan dengan melibatkan semua indera
penyimak. Maksudnya, pembicara dapat memilih kata-kata yang merangsang
pembangkitan kelima indera penyimak, termasuk didalamnya adalah perilaku
nonverbal serta alat bantu. Di dalam mengajar, selain menggunakan bahasa lisan atau
tulisan, kita juga dapat menggunakan alat bantu lainnya, seperti gambar, ilustrasi,
benda atau realita. Ini dimaksudkan agar sajian kita lebih konkret, menarik dan tidak
membosankan, dan siswa dapat berkonsentrasi dengan baik.
4. Sasaran pembicaraan atau penyimak. Pembicaraan mesti berpusat pada penyimak.
Maksudnya, pertama, sesuaikan isi dan cara pengungkapan dengan kemampuan dan
keperluan penyimak. Kedua, hargailah penyimak dengan cara memandang dan
memperhatikan mereka sebagai orang yang patut dihargai. Bukan karena posisinya
sebagai pembicara lalu menganggap dirinya lebih pandai daripada penyimak. Di
dalam mengajar, salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah memberikan siswa
kesempatan untuk bertanya, berkomentar, atau mengambil keputusan. Kemudian,
hargailah apa yang mereka sampaikan dengan cara yang baik.
5. Tanggapan sasaran atau penyimak, baik yang disampaikan secara verbal atau
nonverbal. Respon yang muncul menunjukkan keberhasilan atau kegagalan
pembicara. Jika maksud berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, atau
membujuk/meyakinkan maka keberhasilan berbicara pun hendaknya diukur oleh
8

apakah sasaran telah merasa diberi informasi, dihibur atau diyakinkan. Setiap kali
seorang pembicara menyampaikan pesan kepada pihak lain, kelima unsur itu hadir.
Dalam situasi berbicara, kelima unsur di atas saling berinteraksi satu sama lainnya.
Secara sederhana, situasi berbicara itu dapat kita ringkas seperti berikut:
a) Pembicara berkeinginan untuk menyampaikan suatu ide, informasi atau perasaan
b) Pembicara
menyandikan
isi
pembicaraannya
atau
pesan
yang
akan disampaikannya melalui lambang verbal dan nonverbal.
c) Pesan dikirimkan melalui saluran kepada sasaran atau penyimak.
d) Penyimak menerima, menafsirkan, dan memahami pesan.
e) Penyimak menanggapi pesan itu; mengerti atau tidak, setuju atau tidak, dan suka
atau tidak.
Mendengar berbeda dengan menyimak. Mendengar adalah kegiatan menangkap suara,
dan hanya sebagai langkah awal dalam menyimak. Menyimak itu sendiri melibatkan
pemaknaan dan pemahaman atas apa yang didengar. Ia adalah suatu proses yang aktif yang
melibatkan konsentrasi pikiran. Menyimak itu sebenarnya bersifat abstrak, tak terlihat. Oleh
karena itu, wajar apabila dikatakan bahwa menyimak merupakan suatu proses komunikasi
yang serius. Karena kegiatan itu bersifat internal, terjadi dalam diri seseorang. Hanya dia
yang tahu pasti apakah dirinya benar-benar menyimak atau tidak. Guru sering tidak tahu
apakah murid-murid kita benar-benar menyimak apa yang kita sampaikan atau tidak.
Sementara itu, kalaupun mereka merespon dengan benar, hal itu tidak selalu menjadi jaminan
bahwa tanggapannya itu benar-benar dari simakan yang mereka lakukan. Mungkin saja
mereka menjawab pertanyaan kita dengan benar karena mereka telah tahu sebelumnya atau
mungkin bertanya dan diberitahu oleh temannya. Kita baru tahu bahwa siswa menyimak atau
tidak setelah kepada mereka diajukan sejumlah pertanyaan atau tugas yang dikerjakan
berdasarkan apa yang kita sampaikan.
Oleh karena itu, dapatlah kita katakan bahwa menyimak merupakan suatu proses mental
berupa pencerapan atau pemerolehan makna atau pesan yang disampaikan secara lisan.
Sebagai proses, kegiatan menyimak paling tidak terdiri atas 3 tahap.
1. Penyimak menerima rangsangan lisan yang disampaikan oleh pembicara. Pada tahap
ini dengan menggunakan daya dengarnya penyimak menerima bunyi-bunyi bahasa
yang disampaikan oleh pihak lain.

9

2. Penyimak memusatkan perhatiannya untuk memilih hal-hal yang dianggapnya
penting, dan mengabaikan hal-hal yang tidak penting. Mengapa hal ini harus
dilakukan? Begitu banyak ucapan yang disampaikan. Sementara itu, penyimak tidak
mungkin hafal atau ingat seluruhnya. Tidak ada pilihan lain bagi penyimak, kecuali
memfokuskan perhatiannya hanya kepada hal-hal penting saja. Kegiatan ini tidak
mudah. Oleh karena itu, cobalah siswa Anda dilatih secara bertahap dan terusmenerus agar dapat melakukannya dengan baik. Salah satu hal yang dapat Anda
lakukan adalah menuliskan ide-ide kunci di papan tulis ketika Anda menjelaskan
sesuatu kepada siswa.
3. Penyimak

menentukan

dan

memahami

makna

atau

pesan

yang

disampaikan pembicara berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya
(Wolvin dan Coakley, 1985, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995:83).
Apakah penyimak selalu berhasil memahami apa yang dia simak? Kadangkadang
berhasil, kadang-kadang tidak. Penyebab kekurangberhasilan itu sebenarnya dapat dilacak
melalui satu atau lebih unsur yang terlibat dalam kegiatan komunikasi lisan: pembicara,
pesan, saluran, sasaran atau penyimak atau tanggapan. Meskipun demikian, penyebab utama
kegagalan komunikasi ini sebenarnya terletak pada penyimak dan pembicara sendiri.
Pembicara mungkin kurang berhasil memperkirakan kemampuan dan kebutuhan sasaran
dengan tepat. Ia juga kurang memperhatikan dan kurang dapat memahami dengan baik
tanggapan sasaran. Akibatnya, pembicara tidak dapat memperbaiki pembicaraannya sesegera
mungkin.
Dari segi penyimak, mungkin ia tidak berkonsentrasi, tidak mampu memilih isi simakan yang
penting, malas berpikir, reaksi emosional atau praduga buruk terhadap pembicara, dan
kelelahan.
Untuk mengoptimalkan keberhasilan Anda dalam menyimak suatu pembicaraan, paling tidak
ada lima kemampuan yang hendaknya Anda miliki.
1. Kemampuan memusatkan perhatian agar dapat memahami bahan simakan secara
utuh.
2. Kemampuan menangkap bunyi (kemampuan mendengar).
3. Kemampuan menginat hal-hal yang dianggap penting dari bahan simakan.
10

4. Kemampuan linguistik atau bahasa untuk menafsirkan dan memahami makna yang
terkandung dalam bunyi bahasa.
5. Kemampuan nonlinguistik seperti pengetahuan atau pengalaman mengenai materi
yang disampaikan (Tarigan, 1990:21).
2) Gaya berbicara
gaya berbicara adalah cara penampilan diri dalam berbicara. Hal-hal yang perlu di
perhatikan adalah :
pakaian
b. sikap badan dan cara berdiri
c. pandangan mata pembicara
d. sikap jiwa pembicara
e. air muka dan tangan
f. suara
g. Tulisan
B. PENGARUH KOMUNIKASI LISAN DALAM KEGIATAN BISNIS
Dalam kegiatan bisnis tentunya Komunikasi secara lisan mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Berikut adalah kelebihan komunikasi lisan:
 Pesan langsung diterima oleh komunikan dengan lebih cepat
 Ditunjang oleh mimik wajah dan gerak tubuh akan memperkuat pesan yg
disampaikan sehingga efekti-vitasnya lebih tinggi.
 Umpan balik dapat langsung dilihat dan dirasakan
Kelemahan Komunikasi Lisan :
 Adanya hambatan teknis, yang menghalangi secara tenik sampainya pesan,
spt suara gaduh, mic mati, kurang pendengaran.
 Jika tidak diberi perhatian, maka kemungkinan beasr poin penting akan
hilang
 Audien seringkali menilai isi pembicaraan berdasarkan penampilan fisik,
tanpa mendengar dulu apa yang disampaikan
C. KEGIATAN KOMUNIKASI LISAN DALAM KEGIATAN BISNIS
1. Rapat
Rapat adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk membicarakan dan
merundingkan suatu masalah.

11

Berdasarkan tujuannya rapat dibedakan;
a. Rapat Penjelasan adalah rapat yang bertujuan memberikan penjelasan kepada
para peserta. Dalam rapat penjelasan, seorang pemimpin rapat memberikan
penjelasan kepada para peserta rapat.
b. Rapat Pemecahan merupakan rapat yang bertujuan mencari pemecahan suatu
masalah. Pada rapat pemecahan masalah, peran peserta rapat sangat besar
untuk memberikan masukan berupa saran atau pendapat yang akan
disimpulkan bersama yang merupakan jalan untuk memecahkan masalah yang
sedang dihadapi.
c. Rapat Perundingan adalah rapat yang bertujuan menghindari adanya suatu
perselisihan.
Rapat menurut sifatnya dibedakan menjadi 4, antara lain:
a. Rapat resmi (formal meeting)
Rapat resmi adalah rapat yang diselenggarakan untuk membahas masalahmasalah yang sangat penting dan berlaku peraturan keprotokolan yang
mengatur kelancaran jalannya rapat. Peserta rapat akan mendapatkan
pemberitahuan terlebih dahulu yang biasanya dilengkapi dengan agenda rapat.
b. Rapat tidak resmi (informal meeting)
Rapat tidak resmi adalah rapat yang diadakan tidak berdasarkan perencanaan
yang formal. Rapat tidak memerlukan persiapan istimewa dan rapat ini
mendiskusikan suatu hal yang terjadi tiba-tiba.
c. Rapat terbuka
Rapat terbuka adalah rapat yang dapat dihadiri oleh semua anggota dan materi
yang dibahas tidak merupakan masalah yang bersifat tidak rahasia.
d. Rapat tertutup
Rapat tertutup adalah rapat yang dihadiri oleh peserta rapat tertentu saja dan
masalah yang dibahas merupakan masalah-masalah yang masih bersifat
rahasia.

12

D. CONTOH KASUS
PT Golden Castle , bergerak dalam bidang konveksi atau textil,
mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan
ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan
dengan karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan
mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak
perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa
diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil
tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung
pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan manapun pasti pernah mengalami permasalahan internal.
Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan
lingkup permasalahan yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti
masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar
seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen.
Contoh lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni antara
karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari
di berbagai media. Disitu tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan
pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan

besarnya kompensasi,

kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi
manusia karyawan.
Penjelasan kasus :
Didalam hubungan komunikasi di suatu lingkungan kerja atau
perusahaan antara individu akan sering terjadi. Permasalahan yang sering
terjadi biasanya adalah karena masalah kominikasi yang kurang baik.
Sehingga cara mengatasi masalah dalam perusahaan harus benar-benar
dipahami management inti dari perusahaan, untuk meminimalisir dampak
yang timbul. Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau
karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di
antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika

13

masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.
Sehingga untuk mensiasati masalah ini bias dilakukan dengan berbagai cara :
1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi
kesalahan

dalam

komunikasi.

Misalnya,

dengan

membuat

papan

pengumungan atau pengumuman melalui loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan
harmonis, misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan
komunikasi yang dua arah dan intens akan mengurangi masalah di
lapangan.
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan
akan memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam
organisasi dan meminimalkan masalah dalam hal komunikasi Biasanya
masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu
perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang
kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk
meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di
perhatikan.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Komunikasi Lisan adalah komunikasi dengan mengucapkan kata-kata secara lisan dan
langsung kepada lawan bicaranya, komunikasi lisan biasanya dapat dilakukan pada kondisi
para personal ataupun individu berhadapan langsung, seperti pada saat berkomunikasi dengan
tatap muka langsung atau melalui alat berupa komputer yang mempunyai fasilitas konfrensi
jarak jauh (computer teleconference) tatap muka melalui televisi sirkuit tertutup (closed cirkit
televisi/CCTV).
Pada saat berkomunikasi lisan perhatikan lah pada prinsip-prinsip komunikasi lisan,
penyajian komunikasi lisan, teknik berbicara yang efektif agar komunikasi berjalan dengan
baik dan benar, agar tidak terjadi kesalahan dalam berkomunikasi
14

Daftar pustaka


Daryanto.1994, Kamus Bahasa Indonesia Moderen. Surabaya : Apolo.



M.Hardjana,Agus,2003, Komunikasi Intrapersonal & Komunikasi
Interpersonal,Yogyakarta: Kanisius



https://hazellsqandinavy.wordpess.com/2012/03/09/beberapa-kasus-dalam-perusahaan



https://ekoriyadi384.blogspot.in/2013/12/konflik-dalam-perusahaan.html?m=1



http://nurulfb.blogspot.co.id/2015/03/contoh-kasus-komunikasi-bisnis.html



http://khairulmufid.blogspot.co.id/2016/02/makalah-konsep-komunikasi-lisantulisan.html

15

16