ANALISIS PERAN KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

ISSN : 2442-3343

ANALISIS PERAN KOMUNIKASI DALAM KEGIATAN PEGAWAI DAN
GURU SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG
(Studi Kasus SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG)
Oleh
Eni Cahyani dan Erni Lany
Program Studi Administrasi Niaga Politeknik Anika
E-mail : eni_japung27@yahoo.co.id

ABSTRAK
Tujuan Penulisan ini adalah untuk mengetahui peran komunikasi dalam kegiatan
pegawai dan guru di SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG sehingga komunikasi yang
dapat menunjang kegiatan , bagi SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG. Metode dan
teknik pengumpulan data adalah dokumentasi, observasi, wawancara, kuesioner dan
studi pustaka. Sumber data dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif
kuantitatif. Kesimpulan komunikasi yang dilakukan di SMA ’AISYIYAH 1
PALEMBANG adalah komunikasi verbal dan nonverbal yang belum berjalan dengan

baik.
Kata Kunci: (1) Proses Komunikasi (2) Komunikasi Verbal (3) Komunikasi Nonverbal

dibangunnya. Terutama di dunia
pendidikan pada SMA ’AISYIYAH 1
PALEMBANG merupakan sekolah
islam yang bergerak di bidang
pendidikan dan saling menimbulkan
persaingan diantara sekolah lain. Setiap
sekolah mempunyai visi dan misi untuk
mencapai setiap tujuan, agar tercapai
tujuan tersebut sumber daya manusia
atau pegawai harus berkomunikasi
dengan baik agar visi dan tujuan
instansi tercapainya.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari,
hampir tidak mungkin manusia hidup

tanpa berkomunikasi satu dengan yang
lain. Komunikasi dilakukan manusia di
hampir semua tempat dan aktivitas.
Dalam aktivitas bisnis pun tidak bisa
dipisahkan dari proses komunikasi.
Dalam kontens dan aktivitas bisnis,
komunikasi dilakukan dalam berbagai
bentuk,
seperti
mendengarkan,
membaca, menulis (korespondensi),
menelepon,
negosiasi,
presentasi,
memberi perintah, menerima laporan,
menyampaikan keluhan, menanggapi
keluhan, dan berbagainya. Keberhasilan
bisnis pun akan ditentukan oleh
efektivitas
komunikasi

yang

Komunikasi merupakan faktor
yang sangat penting bagi pencapaian
tujuan suatu organisasi, komunikasi
dapat menggunakan berbagai media
komunikasi yang ada, baik tradisional
maupun modern, sebagai sarana
45

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

ISSN : 2442-3343

kegiatan yang dilakukan di sekolah.
Oleh karena itu komunikasi yang baik
sangat
penting,
melalui
media

komunikasi non-elektronik yaitu bahasa
lisan dan surat menyurat. Dukungan
dari sarana dan prasarana bisa
memperlancar komunikasi pegawai dan
pengajar. Sehubungan dengan hal di
atas, maka penulis tertarik untuk
mengambil
judul
“Analisis
Komunikasi
Dalam
Kegiatan
Pegawai Dan Guru Sma ’Aisyiyah 1
Palembang”.

penyampaian
pesan-pesan
bisnis.
Menurut Agus M. Hardjana (2003:1011) komunikasi merupakan kegiatan di
mana seseorang menyampaikan pesan

melalui media tertentu kepada orang
lain dan sesudah menerima pesan
kemudian
memberikan
tanggapan
kepada pengirim pesan. Setiap orang
yang melakukan komunikasi, memiliki
peran penting dalam setiap kegiatan
agar tujuan dari kegiatan tersebut
tercapai.
Secara umum guru dan pegawai
pada
SMA
’AISYIYAH
1
PALEMBANG
mempunyai
tugas
pokok sebagai pelaksanaan administrasi
dan kegiatan belajar mengajar hal ini

berperan penting pada peningkatan
mutu sekolah. Komunikasi yang
dilakukan oleh pegawai dan guru
kurang terjalin dengan baik, seperti
pada saat akan melaksanakan kegiatan
rapat bulanan atau kegiatan lainnya.
Informasi
disampaikan
melalui
komunikasi lisan (telepon) ataupun
tertulis
(pengumuman,
surat
pemberitahuan, atau sms) kegiatan
tersebut diketahui oleh kepala sekolah,
tetapi masih ada saja guru dan pegawai
yang tidak mengetahui kegiatan tersebut
(Discomunication).

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, maka yang menjadi perumusan
masalah yaitu “Bagaimana peran
komunikasi dalam kegiatan pegawai
dan guru di SMA ’AISYIYAH 1
PALEMBANG ?”

II. TINJUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Wahyudi (1986:29)
Pengertian komunikasi memang sangat
sederhana dan mudah dipahami, tetapi
dalam pelaksanaannya sangat sulit
dipahami, terlebih lagi bila yang terlibat
komunikasi memiliki referensi yang
berbeda, atau di dalam komunikasi
berjalan satu arah misalnya dalam
media
massa,
tentunya

untuk
membentuk persamaan ini akan
mengalami banyak hambatan.
Menurut Agus M. Hardjana
(Suharsono dan Lukas Dwiantara,
2003:10-11), komunikasi merupakan
kegiatan
di
mana
seseorang
menyampaikan pesan melalui media
tertentu kepada orang lain dan sesudah
menerima pesan kemudian memberikan
tanggapan kepada pengirim pesan.
Menurut Rahmat (1998:1) komunikasi
merupakan suatu proses sosial yang
sangat mendasar dan vital dalam
kehidupan
manusia.
Dikatakan


Dampak yang terjadi akan
menimbulkan pada karyawan itu sendiri
seperti guru dan pegawai yang tidak
mengetahui suatu kegiatan akan datang
terlambat atau tidak menghadiri
kegiatan
tersebut
dan
saling
menyalahkan satu sama lain. Pegawai
dan guru harus bekerja sama dan
menjalin komunikasi dengan baik agar
tidak salah paham dalam semua
kegiatan apapun yang dilakukan di
lingkungan sekolah SMA ’AISYIYAH
1 PALEMBANG.
Komunikasi pegawai dan guru
mempunyai pengaruh terhadap semua
46


Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

mendasar karena setiap masyarakat
manusia, baik yang primitif maupun
yang
modern,
berkeinginan
mempertahankan suatu persetujuan
mengenai berbagai aturan sosial melalui
komunikasi. Dikatakan vital karena
setiap individu memiliki kemampuan
untuk berkomunikasi dengan individu–
individu
lainnya
sehingga
meningkatkan kesempatan individu itu
untuk tetap hidup

ISSN : 2442-3343


Menurut Thomas M. Scheidel,
Gordon I. Zimmerman dan Rudolph F.
Verderber (Dedy Mulyana, 2010:4-5),
Bahwa komunikasi memiliki fungsi
sebagai berikut :
1. Menjalin hubungan persaudaraan
Komunikasi berfungsi sebagai alat
untuk
menjalin
hubungan
persaudaraan atau kontak sosial
dengan orang sekitar kita terlihat
dalam berbagai aktivitas kita seharihari. Sebagai contoh, dalam setiap
awal perkuliahan di beberapa
perguruan tinggi selalu diadakan
rapat atau pertemuan para dosen
yang akan mengajar pada semester
yang bersangkutan. Dalam rapat itu
biasanya selalu diawali dengan
perkenalan para dosen terutama
dosen-dosen
yang
baru
dan
dilanjutkan dengan saling “bersalamsalaman”
(berjabattangan),
“ngobrol” dan bahkan terutama bagi
yang sudah kenal biasanya “saling
mengejek” untuk menunjukkan
keakraban/kedekatan
hubungan
mereka.
2. Memperteguh atau menguatkan
hubungan
Komunikasi berfungsi sebagai alat
untuk
memperteguh
atau
menguatkan
(memupuk
dan
memelihara) hubungan, baik antar
individu maupun kelompok yang
sudah terjalin baik tetapi karena
suatu hal, hubungan tersebut seakan
terputus (tidak pernah kontak).
Situasi seperti di atas dapat terjadi
dalam ruang lingkup keluarga,
teman, organisasi, ataupun kolega
bisnis.
Sering
terjadi
dalam
kehidupan sehari-hari, sekian lama
kita tidak melakukan kontak atau
berkomunikasi, baik dengan anggota
keluarga ataupun teman, lalu tibatiba muncul keinginan untuk
melakukan kontak. Kontak inilah
pada
dasarnya
merupakan

2.2 Fungsi Komunikasi
Menurut De Vito (Sutaryo,
2005:91), Bahwa fungsi komunikasi
termasuk juga fungsi menghibur oleh
media massa, juga memiliki tujuan
supaya mendapat perhatian yang lebih
banyak dari khalayak, sehingga media
massa itu dapat memanfaatkan untuk
menjual “kemasan hiburannya” kepada
pihak industri massa untuk memasang
iklan. Hal ini juga harus dipahami
bahwa media massa itu sebagian besar
merupakan
institusi
bisni
yang
memerlukan keuntungan (profit) untuk
kelangsungan bisnisnya. Dari berbagai
sumber informasi, antara lain dari
diskusi dengan teman – teman praktisi
dari berbagai media (cetak dan
eletronik), dikatakan bahwa sumber
keuntungan yang terbesar berasal dari
iklan. Oleh karena itu, tayangan acara di
televisi
juga
memperhatikan
kepentingan ini sehingga cenderung
mengikuti “selera massa”.
Menurut Charles R. Wright
(Sutaryo, 2005:96), bahwa fungsi
komunikasi termasuk juga fungsi
pengawasan
dalam
arti
sebagai
peringatan kepada komunikan (massa).
Sebagai contoh, berita
berkaitan
dengan akan terjadinya gempa, angin
topan (badai), ataupun berbagai berita
tentang kejahatan, pencurian, berbagai
penipuan, ataupun berita wabah
penyakit menular.

47

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

komunikasi
dalam
rangka
memperteguh
dan
menguatkan
hubungan mereka.

2.3 Tujuan dan Manfaat Komunikasi
2.3.1 Tujuan Komunikasi
Menurut Widjaja (2000:66-67) pada
umumnya tujuan komunikasi antara lain
ialah :

2.

1. Supaya yang kita sampaikan dapat
mengerti, sebagai komunikator kita
harus
menjelaskan
kepada
komunikan
(penerima)
dengan
sebaik-baiknya dan tuntas sehingga
mereka
dapat
mengerti
dan
mengakui apa yang kita maksud.
2. Memahami orang lain. Kita sebagai
komunikator harus mengerti benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang
diinginkan kemauannya.

3.

3. Supaya gagasan dapat diterima orang
lain. Kita berusaha agar gagasan kita
dapat diterima orang lain dengan
pendekatan
persuasive
bukan
memaksakan kehendak.

4.

4. Menggerakkan orang lain untuk
melakukan sesuatu, menggerakan
sesuatu itu dapat bermacam-macam,
mungkin berupa kegiatan. Kegiatan
dimaksud di sini adalah kegiatan
yang lebih banyak mendorong,
namun yang penting harus diingat
adalah bagaimana cara baik untuk
melakukan.
5.

2.3.2 Manfaat Komunikasi
Menurut Alo Liliweri (2007:18), secara
umum ada lima Manfaat Komunikasi
diantaranya:
1. Sumber
atau
pengirim
menyebarluaskan informasi agar
dapat
diketahui
penerima
(informasi/to inform), fungsi utama
dan pertama dari informasi adalah
48

ISSN : 2442-3343

menyampaikan pesan (informasi)
atau menyebarluaskan informasi
kepada
orang
lain,
artinya
diharapkan dari penyebarluasan
informasi
itu
para
penerima
informasi akan mengetahui sesuatu
yang ingin dia ketahui.
Sumber menyebarluaskan informasi
dalam rangka mendidik penerima
(pendidikan/to
educate),
fungsi
utama dan pertama dari informasi
adalah
menyampaikan
pesan
(informasi) atau menyebarluaskan
informasi yang bersifat mendidik
kepada orang lain, artinya dari
penyebarluasan
informasi
itu
diharapkan para penerima informasi
akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang ingin dia ketahui.
Sumber memberikan instruksi agar
dilaksanakan penerima (instruksi),
fungsi instruksi adalah fungsi
komunikasi
untuk
memberikan
instruksi
(mewajibkan
atau
melarang) penerima melakukan
sesuatu yang diperintahkan.
Sumber mempengaruhi komunikan
dengan informasi yang persuasif
untuk mengubah persepsi, sikap dan
perilaku
penerima
(persuasi/to
influence), fungsi persuasi terkadang
disebut fungsi memengaruhi, fungsi
persuasi adalah fungsi komunikasi
yang menyebarkan informasi yang
dapat mempengaruhi (mengubah)
sikap penerima agar dia menentukan
sikap dan perilaku yang sesuai
dengan kehendak pengirim.
Sumber menyebarluaskan informasi
untuk
menghibur
sekaligus
mempengaruhi
penerima
(menghibur/to entertain), fungsi
hiburan adalah fungsi pengirim
untuk mengirimkan pesan-pesan
yang mengandung hiburan kepada
penerima menikmati apa yang
diinformasikan.

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

ISSN : 2442-3343

pilihan ‘kata’, ketepatan ungkapan
biasanya menggambarkan rasa seni dan
pandangan serta gaya-gaya lain yang
khas.

2.4 Jenis Komunikasi
2.4.1 Komunikasi lisan (verbal)
Menurut De Vito 1978 (DR. Alo
Liliwer, M. S: 1978:43-44) , Victoria
dan Robert 1978 (DR. Alo Liliwer,
M.S: 1983:43-44) Ada enam jenis
komunikasi lisan (verbal).
Pertama, emotive speech, merupakan
gaya bicara yang lebih mementingkan
aspek
psikologis.
Ia
lebih
mengutamakan pilihan ‘kata’ yang
didukung oleh pesan non verbal.
Kedua,
phatic adalah gaya
komunikasi verbal yang berusaha
menciptakan
hubungan
sosial
sebagaimana dikatakan oleh Bronislaw
Malinowski
dengan
phatic
communication, phatic speech ini tidak
dapat diterjemahkan secara tepat karena
ia harus dilihat dalam kaitannya dengan
konteks di saat ‘kata’ diucapkan dalam
suatu tatanan sosial suatu masyarakat.
Ketiga, cognitive speech merupakan
jenis komunikasi verbal yang mengacu
pada kerangka berpikir atau rujukan
yang secara tegas mengartikan suatu
kata secara denotative dan bersifat
informatif.
Keempat,rethorical speech mengacu
pada
komunikasi
verbal
yang
menekankan sifat konatif. Gaya bicara
ini mengarahkan pilihan ucapan yang
mendorong terbentuknya perilaku. Cara
ini biasanya digunakan oleh para
politisi, salesman yang bersifat persuasi.
Kelima, metalingual speech adalah
komunikasi lisan secara verbal, tema
pembicaraannya tidak mengacu pada
obyek dan peristiwa dalam dunia nyata
melainkan tentang pembicaraan itu
sendiri. Tipe pembicaraan ini sangat
berbeda dari yang lain, ia bersifat sangat
abstrak dan berorientasi pada code /
tanda-tanda komunikasi.
Keenam,
poetic
speech
adalah
komunikasi lisan yang secara verbal
berkutat pada struktur penggunaan
‘kata’ yang tepat melalui perindahan

2.4.2Komunikasi tertulis (non verbal)
Menurut Jolilife (DR. Alo Liliwer, M. S
: 1994:45-46)
Pertama,
aspek
pertama
dari
komunikasi verbal yang didiskusikan
ini termasuk di dalamnya adalah
konteks. Komunikasi bergerak dalam
suatu keadaan yang berbeda, fisik,
sosiologi, psikologis, bahkan konteks
verbal. Inilah yang disebut komunikasi
berada dalam konteks yang dialami
pengirim dan penerima. Komunikasi
dapat terjadi dalam suatu konteks fisik
yang keluar dalam bentuk jarak fisik
maupun jarak sosial. Jarak itu
memungkinkan seseorang memilih
pesan verbal maupun no-verbal.
Konteks psikologis, dapat ditunjukkan
melalui surat yang terkirim pada hari
yang baik, minggu yang cocok, jam
yang tepat agar sesuatu wacana bisa
dibaca. Konteks verbal merupakan
hambatan yang dialami setiap orang.
Misalnya masalah semantik yang dalam
komunikasi dipelajari melalui studi
perbedaan konteks verbal yang dimiliki
setiap orang. Aspek studi ini
memberikan pengajaran bagi para
penulis surat-surat bisnis maupun
laporan dinas.
Kedua, ‘kata’ sebagai simbol, ada satu
prinsip dasar yang didiskusikan dalam
setiap tema semantik adalah adanya
‘kata’ yang kadang-kadang tidak
mengandung
makna
jika
tidak
dihubungkan dengan ‘kata’ yang lain.
Jika ditelusuri maka ‘kata’ itu
mempunyai symbol dan konsep yang
sudah diterima dan digunakan dalam
masyarakat. Kata-kata seperti itu
mendapat tekanan konotasi yang

49

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

bersifat personal dari pada denotasi
bersama.
Ketiga,
tingkat abstraksi, setiap
konteks (aspek kedua tersebut di atas)
mengakibatkan tingkatan abstraksi yang
berbeda. Ada jenjang dari suatu konteks
yang mengakibatkan perbedaan daya
abstraksi tertentu terhadap suatu
wacana. Hal ini sangat menentukan
pola-pola wacana baku tertulis yang
mengatur
bagaimana
seharusnya
struktur itu didekati. Ambil contoh yang
sederhana bersurat kepada orang tua
tentu sangat berbeda dengan kepada
teman atau adik.

2.

3.

4.

2.5 Metode Komunikasi
Mulyan (2005:61-68) Dalam metode
komunikasi transaksional, komunikasi
dianggap telah berlangsung bila
seseorang telah menafsirkan perilaku
orang lain, baik perilaku verbal ataupun
perilaku
nonverbalnya.
Istilah
transaksional mengisyaratkan bahwa
pihak-pihak yang berkomunikasi berada
dalam keadaan interpendensi atau
timbal balik, eksestensi satu pihak
ditentukan oleh eksistensi pihak
lainnya.
Pendekatan
transaksi
menyarankan bahwa semua unsur dalam
proses komunikasi saling berhubungan.

ISSN : 2442-3343

Komunikasi adalah sistem, seperti
telah dikatakan pada bagian C
bahwa komunikasi terdiri dari
beberapa komponen dan masingmasing
komponen
tersebut
mempunyai tugas masing-masing.
Tugas dari masing komponen itu
berhubungan satu sama lain untuk
menghasilkan suatu komunikasi.
Komunikasi bersifat interaksi dan
transaksi yang dimaksud dengan
istilah interaksi adalah saling
bertukar komunikasi.
Komunikasi dapat terjadi disengaja
maupun tidak sengaja. Komunikasi
yang disengaja terjadi apabila pesan
yang mempunyai maksud tertentu
dikirimkan kepada penerima yang
dimaksudkan, misalnya seorang
pimpinan bermaksud mengadakan
rapat dengan kepala bagiannya.
Apabila
pimpinan
tersebut
mengirimkan pesan yang berisi
undangan rapat kepada kepalakepala bagiannya, maka dinamakan
komunikasi yang disengaja. Tetapi
apabila pesan yang tidak sengaja
dikirimkan atau dimaksudkan untuk
orang tertentu untuk menentunya
maka itu dinamakan komunikasi
tidak sengaja.

2.7 Proses Komunikasi
Menurut Effendy (2006 : 11-18)
membedakan
proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer
adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan
lambang (symbol) sebagai media.
Lambang sebagai media primer
dalam proses komunikasi adalah
bahasa, kial, isyarat, gambar, warna
yang secara langsung mampu
menerjemahkan
pikiran
atau
perasaan
komunikator
kepada

2.6 Prinsip-prinsip dalam komunikasi
Menurut Seiler (Dr. Arni Muhammad,
2002:19-22) ada empat prinsip dasar
dari komunikasi yaitu: suatu proses,
suatu sistematik, interaksi dan transaksi,
dimaksudkan atau tidak akan dijelaskan
berikut ini:
1. komunikasi adalah suatu proses,
komunikasi adalah suatu proses
karena merupakan suatu seri
kegiatan yang terus-menerus, yang
tidak mempunyai juga bukanlah
suatu barang yang dapat di tangkap
dengan tangan untuk diteliti.

50

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

ISSN : 2442-3343

enggan
untuk
melanjutkan
komunikasinya maka disebut umpan
balik bersifat negative. Umpan katakata, baik secara singkat maupun
secara panjang lebar. Umpan balik
secara nonverbal adalah tanggapan
komunikan yang dinyatakan bukan
dengan kata-kata. Komunikator yang
baik adalah orang yang selalu
memperhatikan
umpan
balik
sehingga dapat segera mengubah
gaya
komunikasinya
disaat
mengetahui umpan balik dari
komunikan bersifat negative.
2. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaian pesan
oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media
pertama.
Seorang
komunikator
menggunakan sebagai sasarannya
berada di tempat yang relative jauh
jumlahnya banyak. Surat, telepon,
teleks, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, dan banyak lagi media
kedua yang sering digunakan dalam
komunikasi. Pentingnya peranan
media, yakni media sekunder, dalam
proses komunikasi, disebabkan oleh
efesiennya
dalam
mencapai
komunikan.
Surat kabar, radio, atau televisi
misalnya, merupakan media yang
efesien dalam mencapai komunikan
dalam jumlah yang amat banyak.
Efisien karena dengan menyiarkan
sebuah pesan satu kali saja sudah
dapat tersebar luas kepada khalayak
banyak. Umpan balik dalam
komunikasi bermedia, terutama
media massa, biasanya dinamakan
umpan balik tertunda (delayed
feedback),
karena
sampainya
tanggapan atau reaksi khalayak
kepada komunikator memerlukan
tenggang waktu.

komunikan. Bahasa adalah yang
paling banyak digunakan dalam
berkomunikasi dan jelas bahasa
mampu menerjemahkan pikiran
seseorang kepada orang lain. Apakah
itu berbentuk idea, informasi atau
opini, baik mengenai hal yang
kongkret maupun abstrak, bukan saja
tentang hal atau peristiwa yang
terjadi pada saat sekarang, melainkan
juga pada waktu yang lalu dan masa
yang akan datang.
Berlangsungnya proses komunikasi
apabila terjadi kesamaan makna
dalam
pesan
yang
diterima
komunikan. Dimana pertama kali
komunikator menjadi (encode) pesan
yang akan disampaikan kepada
komunikan
dengan
memformulasikan
pikiran
atau
perasaannya
kedalam
lambang
(bahasa) yang diperkirakan akan
dimengerti
oleh
komunikan.
Kemudian giliran komunikan untuk
menterjemahkan (decode) pesan dari
komunikator dengan menafsirkan
lambang yang mengandung pikiran
atau perasaan komunikator.
Wilbur Schramm, dalam karyanya
menyatakan bahwa komunikasi akan
berhasil
apabila
pesan
yang
disampaikan oleh komunikator cocok
dengan kerangka acuan, yakni
paduan pengalaman dan pengertian
yang pernah diperoleh komunikan.
Menurut
Schramm,
bidang
pengalaman merupakan faktor yang
penting dalam komunikasi. Umpan
balik memainkan peranan yang amat
penting dalam komunikasi sebab
menentukan
berlanjutnya
komunikasi
atau
berhentinya
komunikasi yang dilancarkan oleh
komunikator, bisa bersifat positif
maupun negative.
Tanggapan atau response atau reaksi
komunikan yang menyenangkan
komunikator sehingga komunikator
51

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

Proses komunikasi media misalnya
dengan surat, poster, spanduk, radio,
televisi, atau film, umpan balik akan
terjadi
apabila
komunikator
mengetahui tanggapan komunikan
jika komunikasinya sendiri selesai
secara tuntas. Proses komunikasi
sekunder ini merupakan lanjutan dari
proses komunikasi primer untuk
menembus dimensi ruang dan waktu,
maka dalam menata lambanglambang untuk memformulasikan isi
pesan komunikasi, komunikator
harus memperhitungkan ciri-ciri atau
sifat-sifat
media
yang
akan
digunakan. Setiap media memiliki
ciri-ciri atau sifat tertentu yang hanya
efektif
dan
efisien
untuk
dipergunakan bagi penyampaian
suatu pesan tertentu.

c.

d.

e.

2.8 Unsur-unsur dan
Faktor
Komunikasi
2.8.1 Unsur-unsur Komunikasi

f.

Unsur-unsur Komunikasi Menurut Heru
Puji Winarso (Suharsono dan Lukas
dwiantara:2005:6) terdiri dari :
a. Sumber penerima (Source-receiver)
Individu
yang
terlibat
dalam
komunikasi
baik
komunikator
maupun komunikan (communicate)
keduanya dalam proses komuniasi
memiliki/menjalankan
fungsi
merumuskan dan mengirimkan pesan
(fungsi sumber) dan merasakan serta
memahami pesan (fungsi menerima),
masing-masing memiliki keunikan
(gaya) tersendiri.
b. Kompetensi (competence)
Kompetensi, pada dasarnya merupakan
kemampuan setiap individu yang
terlibat dalam proses komunikasi.
Keampuan di sini meliputi :
berbahasa, pengetahuan, pemilihan
waktu yang tepat, gaya serta dengan

g.

h.

i.

52

ISSN : 2442-3343

siapa
berkomunikasi,
dan
sebagainya.
Pesan (messages)
Pesan merupakan sinyal yang
merangsang bagi penerima pesan
dapat berupa hal-hal yang dapat
didengar, dirasa, dilihat, dibau, gerak
tubuh, dan sebagainya.
Umpan balik dalam diri (selffeedback)
Ketika kita menyampaikan atau
menerima
pesan,
kita
bisa
merasakan, melihat apa yang kita
lakukan, dan mendengar suara kita
sendiri. Atas dasar informasi ini
maka kita dapat memperbaiki, cara,
sikap suara kita, dan sebagainya.
Umpan balik (I feed back)
Pada dasarnya merupakan respons
atau tanggapan terhadap pesan yang
diterima
dari
komunikator
(pengirim). Tanggapan ini bisa
berupa penerimaan atau penolakan.
Umpan muka (feed forward)
Umpan muka merupakan informasi
mengenai pesan-pesan yang belum
(akan) disampaikan kemudian, coba
perhatikan jeda-jeda yang sering
ditampilkan dalam suatu acara di
televisi, misalnya:
1) “Tunggu setelah yang satu ini”
2) “sebelumnya ari kita liat iklan
komersial berikut ini”
Saluran (channel)
Saluran merupakan sarana atau alat
bantu yang digunakan dalam proses
komunikasi.
Gangguan (noise)
Gangguan pada dasarnya adalah
sesuatu yang mengurangi bahkan
menghilangkan efektifitas proses
komunikasi
yang
sedang
berlangsung. Gangguan ini dapat
terjadi sebagai hasil dari proses
komunikasi tersebut.
Akibat (effects)
Komunikasi selalu menghasilkan
akibat, yaitu konsekuensi yang

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

dialami oleh satu atau semua pihak.
Akibat ini pada dasarnya merupakan
perubahan yang terjadi sebagai hasil
dari proses komunikasi tersebut.
j. Konteks (context)
Komunikasi selalu berlangsung dalam
konteks tertentu. Komunikasi teks
dapat berkaitan dengan lingkungan
fisik, sosial-psikologis, dan waktu
yang berpengaruh terhadap bentuk,
cara/gaya dan isi komunikasi.

d.

2.8.2 Faktor-faktor Komunikasi
Menurut Onong Ichjana Effendy
(1985:1)
Adapun
faktor-faktornya
adalah sebagai berikut:
a. Komunikasi harus tepat waktu dan
tepat
sasaran
ketepatan
waktu
dalam
menyampaikan komunikasi harus
betul-betul diperhatikan, sebab
apabila penyampaian komunikasi
tersebut
terlambat
maka
kemungkinan
apa
yang
disampaikan tersebut tidak ada
manfaatnya lagi.
b. Komunikasi harus lengkap Selain
komunikasi yang disampaikan
harus mudah dimengerti oleh
penerima
komunikasi,
maka
komunikasi tersebut harus lengkap
sehingga
tidak
menimbulkan
keraguan
bagi
penerima
komunikasi.
Hal
itu
perlu
ditekankan,
sebab
meskipun
komunikasi mudah dimengerti
tetapi apabila komunikasi tersebut
kurang lengkap, maka hal itu
menimbulkan
keraguan
bagi
penerima komunikasi, sehingga
pelaksanaan tidak sesuai dengan
apa yang diinginkan.
c. Komunikasi perlu memperhatikan
situasi
dan
kondisi
dalam
menyampaikan
suatu
komunikasi, apalagi
bilamana
komunikasi
yang
harus
disampaikan tersebut merupakan

e.

ISSN : 2442-3343

hal-hal yang penting yang perlu
pengertian secara mendalam, maka
faktor situasi dan kondisi yang
tepat perlu diperhatikan. Apabila
solusi dan kondisi dirasakan kurang
tepat, bilamana komunikasi yang
akan disampaikan tersebut dapat
ditunda
maka
sebaiknya
penyampaian komunikasi tersebut
ditangguhkan.
Komunikasi perlu menghindarkan
kata-kata
yang
tidak
enak
agar komunikasi yang disampaikan
mudah dimengerti dan diindahkan
maka perlu dihindarkan kata-kata
yang kurang baik. Dengan katakata yang kurang enak ini
dimaksudkan adalah kata-kata yang
dapat
menyinggung
perasaan
penerima informasi, meskipun
dalam kamus hal itu tidak salah dan
cukup jelas.
Adanya persuasi dalam komunikasi
seringkali manajer harus merubah
sikap, tingkah laku dan perbuatan
dari orang-orangnya sesuai dengan
yang diinginkan, untuk itu dalam
pelaksanaan komunikasi harus
disertai dengan persuasi.

2.9Hambatan-hambatan
dalam
Komunikasi
Menurut
Hendropuspito
(Sutaryo
2005:30:38)
Seringkali
proses
komunikasi tidak dapat berjalan dengan
baik karena munculnya hambatanhambatan sebagai penyebabnya. ada
beberapa
kemungkinan
hambatan
komunikan tersebut, yaitu :
1. Hambatan amanat (pesan)
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa
komunikasi pada dasarnya adalah
proses menyampaikan pesan atau
alamat dari komunikator kepada
komunikan. Yang menjadi persoalan
adalah bagaimana pesan atau amanat
itu jelas sehingga mudah diterimanya
isi amanatnya. Kejelasan amanat ini
53

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

ISSN : 2442-3343

yang sesuai dengan pesan yang
disampaikan komunikator. Ada
beberapa hambatan berkaitan dengan
komunikan antara lain :
a. Sikap, sikap ini berkaitan
dengan
minat,
semangat
terhadap
pesan
yang
disampaikan komunikator. Sikap
komunikan ini dapat dilihat dari
respons terhadap pesan. Apabila
pesan yang disampaikan itu
menarik dan menguntungkan
maka
komunikan
akan
menerima dengan baik pesan itu.
b. Kepentingan komunikan, pada
dasarnya pesan akan lebih
berhasil apabila dapat memenuhi
kebutuhan atau kepentingan
komunikan. Kebutuhan pesan
pada dasarnya berkaitan dengan
struktur
sosial
budaya
komunikan.
3. Kesulitan pada media komunikasi,
kesulitan di sini yang dimaksudkan
terutama adalah kesulitan teknis pada
komunikasi
massa
dengan
menggunakan media massa (radio,
koran, televisi, internet, dan lainlain). Menjadi persoalan di sini
terutama belum meratanya kualitas
dan
sarana
pelayanan
media
komunikasi.
4. Kesulitan pada unsur sosio-budaya,
berbicara tentang sosio atau sosial
budaya maka paling tidak harus
memahami apa sebenarnya hakikat
budaya itu. Banyak buku-buku ajar
yang menulis tentang budaya.
Namun selama ini kebanyakan
masyarakat
dalam
memahami
budaya masih sebatas pada kesenian
daerah,
benda-benda
budaya
(purbakala), lukisan, makanan dan
sebagainya.

penting agar tidak menimbulkan
keraguan
dan
salah
tangkap
(mengerti) serta salah dalam respon
atau tindakannya. Pesan atau amanat
itu harus betul-betul jelas dimengerti
betul baik oleh komunikator maupun
komunikan
agar
menimbulkan
dampak yang efektif.
Adapun ungkapan-ungkapan yang
biasanya
digunakan
dalam
menyampaikan pesan antara lain :
a. Bahasa isyarat, seperti gerak
tangan, kepala, kerlingan mata
dan sebagainya biasanya hanya
efektif
untuk
komunikasi
langsung dengan jarak yang
dekat. Pemaknaan yang sama
hanya
akan
didapat
jika
komunikator dan komunikan
memiliki
latar
belakang
kehidupan dan budaya yang sama.
b. Bahasa kata, penggunaan katakata yang tepat merupakan hal
yang sangat penting karena akan
mempengaruhi pemaknaan pesan
yang disampaikan. Seringkali
komunikator lupa dengan siapa
mereka berkomunikasi. Setiap
ahli biasanya menggunakan katakata atau bahasanya sendiri yang
belum tentu dapat dimengerti oleh
semua lingkungannya.
c. Bahasa lambang, seperti halnya
kata, lambang juga banyak
digunakan komunikasi. Lambang
pada dasarnya berfungsi untuk
menjelaskan ide yang ingin
disampaikan komunikator.
2. Kesulitan pada Komunikan
Dalam
proses
komunikasi,
komunikan pada dasarnya adalah
pihak yang menerima pesan.
Keberhasilan komunikasi terkait erat
dengan respons komunikan terhadap
pesan ini. Dari berbagai pendapat di
atas
dapat
dikatakan
bahwa
komunikasi akan berhasil jika
terdapat respons dari komunikan
54

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

ISSN : 2442-3343

III. METODE
DAN
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA

2.10 Peran Komunikasi dalam Suatu
Organisasi
Menurut Zohorul (Suhardiman
Yuwono :2005:35) Peran komunikasi
organisasi
terutama
untuk
menginformasikan karyawan tentang
tugas mereka, kebijakan, dan isu-isu
organisasi lain, dan kedua untuk
membuat
komunitas
di
dalam
organisasi. komunikasi mengurangi
ketidakpastian,
meningkatkan
keamanan, kerja dalam organisasi.
Menurut Suhardiman Yuwono
(2005:35) apabila komunikasi yang
diperlukan dalam penyelenggaraan
organisasi diatur dan diselenggarakan
secara baik, maka akan terwujud
dampak – dampak positif seperti
tersebut di bawah ini :
1.Timbulnya
kemahiran
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
karena
keterangan yang diperlukan untuk
melaksanaan pekerjaan menjadi
tersedia dan menjadi jelas pula halhal diharapkan dari suatu tanggung
jawab. Efek kemahiran kerja itu juga
diperoleh
karena
komunikasi
merupakan input yang mendorong
cara berfikir yang kreatif.
2. Timbulnya dorongan semangat kerja
(kinerja) melalui komunikasi maka
rasa ingin tahu yang kalau tidak
tersalurkan
dapat
mengurangi
semangat kerja tidak dapat dipenuhi.
Dengan komunikasi dapat dipenuhi
kebutuhan-kebutuhan personil dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, juga
dapat dipahami mengapa mereka
bekerja dan selanjutnya dapat
didorong antusiasmenya.
3. Komunikasi merupakan alat yang
utama bagi para personil untuk
bekerja
sama.
Komunikasi
membantu menyatukan organisasi
dengan memungkinkan para personil
mempengaruhi serta meniru satu
dengan yang lainnya.

3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam
penulisan
ini,
untuk
mendapatkan serta mengumpulkan datadata yang lengkap sesuai dengan
kebutuhan juga menunjang dan
melengkapi data yang digunakan maka
penulis
menggunakan
metode
pengumpulan data sebagai berikut :
a. Riset Lapangan (field Research)
Riset ini dilakukan secara langsung
dengan cara mengadakan kerja
lapangan pada bagian Tata usaha
SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG
untuk mendapatkan data-data yang
diperlukan, khususnya mengenai
peranan komunikasi dalam kegiatan
pegawai dan guru SMA ’AISYIYAH
1 PALEMBANG.
b. Studi Pustaka (Library Research)
Dalam hal ini penulis juga
melakukan metode pustaka yaitu
dengan membaca teori-teori dari
berbagai literature yang berkaitan
dengan pembahasan yang diangkat
dalam laporan ini.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan
data
penulis
menggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
a. Teknik wawancara
Yaitu
dengan
mengajukan
pertanyaan kepada Kepala Sekolah
dan
pegawai,
tentang
peran
komunikasi dalam kegiatan pegawai
di
SMA
’AISYIYAH
1
PALEMBANG.
b. Dokumentasi
Yaitu dengan mengumpulkan data
yang objektif mengenai sarana dan
prasarana, kegiatan yang ada di
ruang Tata usaha, dan sejarah singkat
SMA
’AISYIYAH
1
PALEMBANG.
55

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

ISSN : 2442-3343

dengan ditelpon dan surat undangan di
papan pengumuman agar pegawai dan
guru mengetahui adanya kegiatan rapat
bulanan. Namun masih ada saja
pegawai dan guru tidak mengetahui
kegiatan rapat bulanan tersebut dengan
alasan tidak dihubungi oleh panitia dan
tidak melihat surat undangan yang
ditempel di papan pengumuman.
Oleh
karena
itu
penulis
mengajuhkan pertanyaan terkait dengan
kegiatan tersebut, berikut adalah rekap
pertanyaan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengolahan data
Berdasarkan pengamatan dan data
yang penulis olah dari sekolah SMA
’AISYIYAH 1 PALEMBANG bahwa
setiap pegawai memiliki komunikasi
berbeda-beda satu sama lainnya, dalam
dunia bisnis pun tidak bisa dipisahkan
dari proses komunikasi. Dalam konteks
dan aktivitas bisnis, komunikasi
dilakukan dalam berbagai bentuk,
seperti
mendengarkan,
membaca,
menulis (korespondensi), menelepon,
negosiasi, presentasi, memberi perintah,
menerima laporan, menyampaikan
keluhan, menangapi keluhan, dan
sebagainya. Keberhasilan bisnis pun
akan ditentukan oleh efektivitas
komunikasi
yang
dibangunnya.
Berkomunikasi dengan baik sangatlah
penting dalam setiap kegiatan yang
dilakukan terutama dalam lingkungan
sekolah. Dengan berkomunikasi setiap
pegawai dan guru akan tercapai pada
tujuan tertentu.
peran komunikasi
sangat penting dapat diketahui pegawai
dan guru harus menjalin komunikasi
yang baik agar tercapai suatu tujuan.
Pada
lingkungan
sekolah
SMA
’AISYIYAH 1 PALEMBANG terdapat
pegawai dan guru oleh karena itu harus
bekerjasama untuk mencapai visi dan
misi sekolah.
Dalam melakukan komunikasi
Pegawai dan guru SMA ’AISYIYAH 1
PALEMBANG yang berjumlah 50
orang belum dilaksanakan dengan baik
karena pada kegiatan rapat bulanan
pegawai dan guru ada saja yang tidak
mengetahui kegiatan rapat tersebut.
Komunikasi yang dilakukan pada setiap
kegiatan terutama rapat bulanan terlihat
dari absensi kehadiran tidak semua
hadir. Komunikasi yang dilakukan
untuk kegiatan tersebut dengan verbal
dan nonverbal. Seperti undangan rapat
bulanan dengan cara diinformasikan

56

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

ISSN : 2442-3343

Tabel 1 Rekap kuesioner pertanyaan pada Karyawan dan Guru
SMA ’AISYIYAH 1 PALEMBANG.
Peran
Komunikasi

Peran
komunikasi
dalam
kegiatan
pegawai dan
guru

Pertanyaan
1

a
30

Jawaban
b
c d
20

2

30

20

3

40

10

Peran
komunikasi
dalam
kegiatan
pegawai dan
guru

4

30

20

57

Keterangan
e
adanya Peran Komunikasi
dalam kegiata yang baik
akan
kurang
terjadi
kerjasama
yang
baik
sehingga kegiatan yang
dilakukan
tidak
menghasilkan hasil yang
maksimal.
Komunikasi
bertujuan
sangat
penting
dalam
semua
kegiatan
yang
dilakukan di mana saja,
tanpa
adanya
peran
komunikasi maka akan
terjadi kesalahpahaman dan
akan menimbulkan masalah
yang
baru
bukan
menyelesaikan masalah.
Komunikasi verbal yang
dilakukan dalam suatu
kegiatan
akan
mencerminkan
karakter
seseorang itu sendiri, pesan
dari komunikasi verbal
yang berupa kata yang
bermakna bagi individu
atau
kelompok
dan
menyatakan
pikiran,
perasaan dan maksud kita.
Komunikasi yang jelas dan
informasinya jelas maka
akan
sesuai
dengan
perintah agar tidak terjadi
kesalahpahaman
dalam
suatu kegiatan.

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

ISSN : 2442-3343

5

30

20

Komunikasi
dua
arus
bersifat timbal-balik sangat
berperan penting bila tidak
ada
maka
terjadi
kesalahpahaman
dalam
suatu
kegiatan,dalam
komunikasi interpersonal
timbal-balik
itu
dapat
terjadi
interaksi
atau
hubungan langsung dan
lebih cepat karena biasanya
komunikasinya
berlangsung secara tatap
muka.

6

30

20

Komunikasi
Kelompok
selalu diterapkan dalam
setiap
kegiatan
suatu
instansi.
Komunikasi
kelompok pada dasarnya
ialah proses yang dilakukan
oleh
sejumlah
orang
dengan norma dan peran
yang
ditentukan
oleh
kelompok itu sendiri.
10 10 30 Komunikasi
nonverbal
jarang digunakan dalam
suatu kegiatan, karena tidak
bisa
mengungkapkan
seluruh maksud dengan
jelas.
20 30
Metode Komunikasi bila
dilakukan melalui media
telepon sangat tidak efesien
karena media telepon tidak
bisa
menyelesaikan
masalah.

Peran
komunikasi
dalam
kegiatan
pegawai dan
guru

7

8

58

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

pertanyaan

Peran
Komunikasi
dalam
kegiatan
pegawai dan
guru

Kinerja
Pegawai dalam
bekerja

Jawaban
ST

S

KS

9

35

10

5

10

20

30

11

12

ISSN : 2442-3343

10

25

TS

Keterangan
STS
Proses
Komunikasi
secara primer disebut
penyampaian pikiran dan
perasaan
seseorang
kepada
orang
lain,
komunikasi tatap muka
biasanya dapat dijaga
dengan baik dan lebih
mudah karena masingmasing dapat dengan
langsung
bagaimana
komunikasi itu berjalan.
Komunikasi
arus
dilakukan pada suatu
instansi dengan sesama
pegawai dan pemimpin
maka kinerja akan dinilai
baik dan hasil diharapkan
tercapai sesuai rencana

10

25

59

10

20

Setiap pegawai selalu
mengharapkan
jabatan
yang diinginkan, tetapi
pekerjaan
haruslah
dengan
sesuai
kemampuan
dalam
bekerja dan jabatan yang
diinginkan harus sesuai
dengan
aturan
dan
tanggung jawap pegawai
dalam bekerja.
Dalam
berkomunikasi
pasti
ada
hambatan
sebagai
penyebabnya
maka
berkomunikasi
harus betul-betul jelas
agar mudah dimengerti.

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

13

10

30

10

14

30

5

5

15

30

20

ISSN : 2442-3343

Suatu pekerjaan yang
dilakukan harus memiliki
pertimbangan kelemahan
dan kelebihannya karena
kita bisa mengetahui
kelemahan diri sendiri
dengan
sesuai
kemampuan.
10

Melakukan komunikasi
yang baik dengan setiap
pegawai lainnya sangat
membantu kita untuk
bekerja
sama
dalam
setiap kegiatan yang
dilakukan.
Setiap pekerjaan yang
dilakukan dengan adanya
kerjasama antar pegawai
akan menjadi lebih ringan
dan
kekurangan,
keterbatasan kita dapat di
bantu oleh orang lain.

Sumber : data diolah penulis

60

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

Peran merupakan aspek dinamis
kedudukan
atau
status,
apabila
seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai kedudukannya,
maka ia menjalankan suatu peranan.
Peran dari suatu organisasi terutama
untuk menginformasikan karyawan
tentang tugas mereka, kebijakan, dan
isu-isu organisasi lain, dan kedua untuk
membuat komunitas di dalam organisasi
dan
mengurangi
ketidakpastian,
meningkatkan keamanan kerja dalam
organisasi. Peran komunikasi di sekolah
sesuai dengan keinginan pegawai dan
guru yang terjadi kerjasama yang baik
sehingga kegiatan menghasilkan hasil
yang maksimal.
Peran mencakup tiga hal, antara lain:
1. Peran meliputi norma-norma yang
dihubungkan dengan posisi atau
tempat
seseorang
dalam
masyarakat. Peranan dalam arti ini
merupakan rangkaian peraturanperaturan
yang
membimbing
seseorang
dalam
kehidupan
kemasyarakat.
2. Peran adalah suatu konsep apa yang
dapat dilaksanakan oleh individuindividu dalam masyarakat sebagai
organisasi, peran juga dapat
dikatakan sebagai perilaku individu
yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.
3. Peran adalah suatu rangkaian yang
teratur yang ditimbulkan karena
suatu jabatan, manusia sebagai
makhluk
sosial
memiliki
kecenderungan
untuk
hidup
berkelompok.

ISSN : 2442-3343

jenis perilaku yang diharapkan dalam
suatu pekerjaan, yaitu (1) role
perception: yaitu persepsi seseorang
mengenai cara orang itu diharapkan
berperilaku, atau dengan kata lain
adalah pemahaman atau kesadaran
mengenai pola perilaku atau fungsi
yang diharapkan dari orang tersebut,
dan (2) role expection: yaitu cara orang
lain menerima perilaku seseorang dalam
situasi tertentu. Dengan peran yang
dimainkan seseorang dalam organisasi,
akan terbentuk suatu komponen penting
dalam hal identitas dan kemampuan
orang itu untuk bekerja. Dalam hal ini,
suatu organisasi harus memastikan
bahwa peran-peran tersebut telah
didefinisikan dengan jelas.
4.2 Pembahasan komunikasi dalam
setiap kegiatan
Komunikasi merupakan kegiatan
di mana seseorang menyampaikan
pesan melalui media tertentu kepada
orang lain dan sesudah menerima pesan
kemudian
memberikan
tanggapan
kepada pengirim pesan. Komunikasi
berfungsi
menjalin
hubungan
persaudaraan dan sebagai alat untuk
menjalin hubungan atau kontak sosial
dengan orang sekitar kita terlihat dalam
berbagai aktivitas kita sehari-hari, dan
komunikasi untuk memperteguh atau
menguatkan hubungan baik antar
individu maupun kelompok yang sudah
terjalin baik tetapi karena suatu hal,
hubungan tersebut seakan terputus.
Oleh karena itu komunikasi
berperan penting tujuannya supaya yang
kita sampaikan dapat mengerti, sebagai
komunikator kita harus menjelaskan
kepada komunikan (penerima) dengan
sebaik-baiknya dan tuntas sehingga
mereka dapat mengerti dan mengakui
apa yang kita maksud.
Komunikasi memiliki manfaat yaitu
sumber atau pengirim menyebarluaskan
informasi
agar
dapat
diketahui

Ditinjau dari perilaku organisasi,
peran ini merupakan salah satu
komponen dari sistem sosial organisasi,
selain norma dan budaya organisasi. Di
sini secara umum ‘peran’ dapat
didefinisikan sebagai “expectations
about appropriate behavior in a job
position (leader, subordinet)”. Ada dua
61

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

penerima. Komunikasi yang biasanya
digunakan komunikasi verbal dan
nonverbal,
dalam
berkomunikasi
memiliki proses komunikasi adalah
penyampaian
pikiran
perasaan
seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (simbol) sebagai
media. Komunikasi harus tepat waktu
dan tepat sasaran ketetapan waktu
dalam
menyampaikan
komunikasi
tersebut terlambat maka kemungkinan
apa yang disampaikan ada manfaatnya
lagi.
Hambatan juga ada dalam
komunikasi kemungkinan hambatan
seperti penyampaian amanat (pesan)
yang menjadi persoalan bagaimana
pesan atau amanat itu jelas sehingga
mudah diterimanya isi amanatnya,
kejelasan amanat ini penting agar tidak
menimbulkan keraguan dan salah
tangkap (mengerti) serta salah dalam
respon atau tindakannya. Pesan amanat
itu harus betul-betul jelas dimengerti
betul baik oleh komunikator maupun
komunikan agar menimbulkan dampak
yang efektif, kesulitan pada komunikan
pada dasarnya adalah pihak menerima
pesan. Keberhasilan komunikasi terkait
erat dengan respons dari komunikan
yang sesuai dengan pesan yang
disampaikan komunikator. Hambatan
pada
media
komunikasi
dalam
menggunakan media massa seperti
radio, Koran, televisi, internet, dan
lainnya. Persoalan menjadi terutama
belum meratanya kualitas dan sarana
pelayanan media komunikasi, hambatan
pada unsur sosio-budaya maka paling
tidak harus memahami apa sebenarnya
hakikat budaya itu.
Berikut
dijelaskan
analisa
pertanyaan dari kuesioner yang penulis
sebarkan pada staf pengajar (guru) dan
karyawan :

ISSN : 2442-3343

PERSENTASE REKAP
KUESIONER
Tabel. 2
Komunikasi dalam kegiatan yang
dilakukan sangat berfungsi penting.
Keterangan
SS

Jawaban Persentase
60%

TS

30
orang
10
orang
10
orang
-

STS

-

-

Total

50

100%

S
KS

20%
20%
-

Adanya Peran Komunikasi dalam
kegiatan yang baik akan terjadi
kerjasama yang baik sehingga kegiatan
yang dilakukan menghasilkan hasil
yang maksimal. Menjawab sangat
setuju ada 30 orang (60%), karena
komunikasi sangat berfungsi di dalam
kegiatan apapun. Menjawab setuju ada
10 orang (20%), Karena komunikasi
harus dilakukan di setiap kegiatan yang
dilakukan. menjawab kurang setuju ada
10 orang (20%), karena komunikasi di
sekolah tidak berfungsi dengan baik.
Berdasarkan
teori
komunikasi
merupakan kegiatan di mana seseorang
menyampaikan pesan melalui media
tertentu kepada orang lain dan sesudah
menerima pesan kemudian memberikan
tanggapan kepada pengirim pesan.
Tabel. 3
Bila komunikasi bertujuan untuk
memecahkan suatu masalah.
Keterangan
SS
S

62

Jawaban Persentase
30
60%
orang
20
40%
orang

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

KS
TS
STS
Total

50

yang dilihat dari gaya berbicara tidak
mencerminkan
sikap
aslinya.
Berdasarkan teori komunikasi verbal
merupakan gaya bicara yang lebih
mementingkan aspek psikologi, ia lebih
mengutamakan pilihan ‘kata’ yang
didukung oleh pesan nonverbal.

100%

Komunikasi
bertujuan
untuk
memecahkan suatu masalah yang terjadi
di sekolah. Menjawab sangat setuju ada
30 orang (60%), karena adanya
komunikasi
suatu
masalah
bisa
terselesaikan dengan baik. Menjawab
setuju ada 20 orang (40%), karena bila
tidak ada komunikasi masalah akan
bertambah masalah baru. Berdasarkan
teori tujuan komunikasi supaya yang
kita sampaikan dapat mengerti, sebagai
komunikator kita harus menjelaskan
kepada komunikan dengan sebaikbaiknya dan tuntas sehingga mereka
dapat mengerti dan mengakui apa yang
kita maksud.

Tabel. 5
Komunikasi sebagai kontrol akan
berjalan apabila informasi jelas.
Keterangan
SS
S
KS

Jawaban

Persentase

SS

-

-

S
KS

35 orang
15 orang

70%
30%

TS
STS
Total

50

100%

Jawaban Persentase
45
orang
2 orang
3 orang

90%
4%
6%

TS
STS
Total
50
100%
Komunikasi dalam kegiatan yang
dilakukan oleh sekolah sudah berjalan
dengan baik informasi yang dilakukan
dalam kegiatan sudah jelas tetapi
pegawai dan guru yang tidak memiliki
respon yang baik dalam berkomunikasi.
Menjawab sangat setuju ada 45 orang
(90%), karena informasi yang jelas
dalam berkomunikasi akan sesuai
dengan perintah yang sudah ada.
Menjawab setuju ada 2 orang (4%),
karena dalam berkomunikasi harus ada
informasi yang jelas. Menjawab kurang
setuju ada 3 orang (6%), karena
berkomunikasi dalam kegiatan sekolah
terutama pada rapat guru dan pegawai
selalu informasi yang dilakukan kurang
jelas sehingga pada kegiatan tersebut
ada yang tidak mengetahui.

Tabel. 4
Komunikasi verbal (lisan) sangat
mendorong terbentuknya perilaku
seseorang
Keterangan

ISSN : 2442-3343

Komunikasi
verbal
yang
dilakukan bisa menyatakan perasaan,
pikiran dan maksud seseorang tersebut.
Menjawab setuju ada 35 orang (70%),
karena
komunikasi
verbal
baik
dilakukan agar perilaku seseorang bisa
terlihat
dari
cara
berbicaranya.
Menjawab kurang setuju ada 15 orang
(30%), karena komunikasi verbal tidak
cukup dilakukan, bisa saja seseorang
63

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

Tabel. 6
Asas komunikasi dengan karyawan
yakni komunikasi dua arus
informasinya bersifat timbal-balik.
Keterangan

Jawaban

Persentase

SS

80%

KS

40
orang
10
orang
-

TS

-

-

STS
Total

50

100%

S

TS
STS
Total

-

Komunikasi dua arus bersifat
timbal-balik sangat berperan penting
bila
tidak
ada
maka
terjadi
kesalahpahaman dalam suatu kegiatan,
dalam komunikasi interpersonal timbalbalik itu dapat terjadi interaksi atau
hubungan langsung dan lebih cepat
karena
biasanya
komunikasinya
berlangsung secara tatap muka.
Menjawab sangat setuju ada 40 orang
(80%), karena komunikasi yang
dilakukan hanya satu arus tidak
terjadinya timbal balik maka tidak ada
kejelasan atau orang yang jadi lawan
bicara kita tidak mengerti dan mereka
tidak menerima pesan kita. Menjawab
setuju ada 10 orang (20%), karena
komunikasi dua arus yang bersifat
timbal balik dalam bekomunikasi akan
berjalan dengan lancar.

Persentase

SS

30 orang

60%

S
KS

10 orang
10 orang

20%
20%

100%

Tabel. 8
Bila suatu kegiatan yang dilakukan
melalui komunikasi nonverbal
(tertulis) maka akan berjalan
dengan lancar.
Keterangan
SS
S
KS
TS
STS
Total

Tabel. 7
Komunikasi kelompok dalam
kegiatan bisnis biasanya
berlangsung dalam rapat.
Jawaban

50

Komunikasi kelompok dalam
kegiatan sekolah sering digunakan
dalam
kegiatan
rapat
yang
berkomunikasi secara berkelompok.
Menjawab sangat setuju ada 30 orang
(60%), karena komunikasi kelompok
dilakukan dalam rapat agar setiap
masalah bisa ada solusinya. Menjawab
setuju ada 10 orang (20%), karena
sangat baik komunikasi kelompok
dilakukan dalam rapat. Menjawab
kurang setuju ada 10 orang (20%),
karena komunikasi kelompok bisa juga
dilakukan dalam sistem mengajar agar
siswa bisa memiliki pengetahuan dan
kerjasama dalam belajar yang baik.

20%

Keterangan

ISSN : 2442-3343

Jawaban Persentase
2 orang
8 orang
9 orang
31
orang
50

4%
16%
18%
62%
100%

Komunikasi
nonverbal
yang
dilakukan di sekolah kurang berfungsi
karena komunikasi tersebut sering tidak
ada yang mengetahuinya. Menjawab
setuju ada 2 orang (4%), karena
komunikasi nonverbal baik digunakan
dalam
berkomunikasi.
Menjawab
kurang setuju ada 8 orang (16%),
karena komunikasi noverbal kurang
berjalan dengan baik. Menjawab tidak
64

Jurnal Adminika Volume 1. No. 2, Juli – Desember 2015

setuju 9 orang (18%), karena
komunikasi
tersebut
sering
informasinya kurang jelas dan tidak di
mengerti. Menjawab sangat tidak setuju
ada 31 orang (62%), karena komunikasi
tersebut tidak jelas sehingga orang lain
tidak mengetahui informasinya dengan
baik. Berdasarkan teori komunikasi
nonverbal
merupakan
komunikasi
berada dalam konteks yang dialami
pengirim dan penerima, komunikasi
dapat terjadi dalam suatu konteks fisik
yang keluar dalam bentuk jarak fisik
maupun jarak sosial.

ISSN : 2442-3343

dalam
metode
komunikasi
transaksional,
komunikasi
yang
dianggap telah berlangsung bila
seseorang telah menafsirkan perilaku
orang lain baik perilaku verbal ataupun
perilaku nonverbalnya.
Tabel. 10
Bila ada kendala dalam suatu
kegiatan maka proses komunikasi
secara primer atau disebut
penyampaian pikiran dan perasaan
seseorang kepada orang lain.
Keterangan

Tabel. 9

SS

Metode komunikasi yang dilakukan
melalui media telepon sangat
efektif dan efesien.
Keterangan

Jawaban

Persentase

SS

3 orang

6%

S
KS

22 orang
25 orang

44%
50%

TS
STS
Total

50

100%

Jawaban Persentase
70%

KS

35
orang
10
orang
5 orang

TS
STS
Total

50

100%

S

20%
10%

Proses komunikasi secara primer
disebut penyampaian pikiran dan
perasaan seseorang kepada orang lain,
komunikasi tatap muka biasanya dapat
dijaga dengan baik dan lebih mudah
karena masing-masing dapat dengan
langsung bagaimana komunikasi itu
berjalan. Menjawab sangat setuju ada
35 orang (70%), karena komunikasi
secara primer sangat jelas bila
dilakukan dan bisa mengetahui apa
yang seseorang menyampaikan sesuatu.
Menjawab setuju ada 10 orang (20%),
karena komunikasi tersebut bisa
berjalan dengan baik dan setiap masalah
pasti ada solusinya. Menjawab kurang
setuju ada 5 orang (10%), karena
komunikasi primer belum cukup untuk
memecahkan suatu masalah dalam
berkomunikasi.
Berdasarkan
teori
komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran atau perasaan

Komunikasi
yang
dilakukan
melalui media telepon biasanya
dilakukan di sekolah tetapi komunikasi
tersebut tidak efektif. Menjawab sangat
setuju ada 3 oran