PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK TER

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

1

PENGARUH JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK
TERHADAP PRODUKSI KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

Oleh:
Meiyana Hikmawati
Fakultas Pertanian
Universitas Soerjo Ngawi

A. ABSTRACT
The objectives of this research is the effect of range and fertilizer dosage on
the yield of green pea’s (Vigna radiata L).
The method of the research use factorial design based on the Randomized
Block Design with two factors of treatment. The first factor was range of green
pea’s (40x20 cm, 35x20 cm and 30x20 cm) and second factor was khalium
feltilizer dosage (non feltilizer, 100 kg and 200 kg) and each kombination of
treatment three times replicated.

The result of the research : (1) There was interaction between range and
fertilizer dosage (khalium). (2) The highest yield was treatment combination
K3J3 for all parameter.

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Peranan
Kacang
Hijau
(Vigna
radiata
L) dalam
memenuhi
permintaan
kebutuhan
masyarakat
menduduki tempat ketiga dari
tanaman kacang-kacangan di
Indonesia, setelah kedelai dan
kacang tanah. Tanaman ini

dikenal sebagai salah satu
tanaman leguminoceae yang
cukup penting, tetapi sampai saat
ini
perhatian
masyarakat
terhadap budidaya tanaman
kacang hijau masih kurang.
Kurangnya
perhatian
ini
diantaranya disebabkan oleh
karena panen kacang hijau harus

dilakukan beberapa kali sehingga
petani beranggapan menanam
kacang hijau dianggap kurang
efektif (Soeprapto, 2000).
Penghasil utama kacang
hijau di Indonesia sebagian besar

didominasi Pulau Jawa. Di Jawa
Timur produksi rata-rata per
hektar masih sangat rendah yaitu
: 0.5 – 1 ton per hektar biji
kering (Soeprapto, 2000). Pada
Varietas
Sampiong,
pertumbuhan tinggi tanaman,
jumlah polong pertanaman lebih
tinggi dibandingkan dengan
varietas
lainnya
(Sudarto,
Awaludin, M. Zairi, Sujudi, dan
Sasongko WR, 2003). Penyebab
rendahnya produksi kacang hijau

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)


MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

adalah masih sedikitnya petani
yang
menggunakan
pupuk
anorganik dan seringkali petani
menanam kacang hijau tanpa
pengolahan tanah dan menabur
benih secara acak. Disinyalir
pada daerah bagian barat dari
propinsi di Jawa Timur dimulai
dari Ponorogo, Madiun, Magetan
dan Ngawi banyak dipenuhi
adanya serangan penyakit kuning
pada tanaman kacang-kacangan.
Penyakit tersebut diidentifikasi
kekurangan kalium (Sumarno,
1986).

Pada umumnya daerah
tersebut
tingkat
kesuburan
tanahnya
mulai
menurun,
sehingga
pemberian
pupuk
organik sangat penting untuk
meningkatkan kesuburan tanah.
Usaha untuk meningkatkan
produksi kacang hijau dapat
ditempuh melalui perbaikan
tehnik budidaya diantaranya
melalui pengaturan jarak tanam
dan pemupukan kalium. Seperti
tanaman kacang-kacangan lain,
tanaman kacang hijau dapat

mengikat N dari udara sehingga
kebutuhan akan hara nitrogen
bagi tanaman dapat dipenuhi
(Anonim, 1983). Pupuk yang
sangat diperlukan adalah kalium
(K2O) terutama pada fase
pertumbuhan dan pembentukan
biji, sedangkan untuk pengaturan
jarak tanam supaya pertumbuhan
tanaman lebih baik. Pemberian
kalium (K2O) pada kacang hijau

2

dengan
dosis
yang
tepat
diharapkan mampu berperan
dalam

merangsang
dan
mempercepat pembentukan akar,
pembungaan dan pemasakan biji,
serta penyusunan lemak dan
protein. Pemakaian kalium 120
kg/ha mampu menghasilkan 1,4
ton/ha
biji
kering
atau
meningkatkan produksi 35 %
dibandingkan
tanpa
pupuk
(Sujamto, dkk 1986). Disamping
itu dengan pengaturan jarak
tanam diharapkan berpengaruh
terhadap peningkatan produksi
kacang hijau. Pemakaian jarak

tanam 30 cm x 20 cm dengan 2
biji per lubang menghasilkan
produksi yang optimal/ha biji
kering (Ir. Suprapto HS, Ir.
Tatang
Sutarman,
1986)
Beberapa tipe jarak tanam yang
dipakai antara lain : 40 cm x 20
cm, 35 cm x 20 cm, 30 cm x 20
cm dan sebagainya. Pada jarak
tanam yang lebar pertumbuhan
lebih cepat dibandingkan pada
jarak tanam yang sempit. Hal ini
disebabkan
karena
terjadi
perebutan unsur hara dalam
tanah dan sinar matahari dalam
proses fotosintesis.

2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian ini
adalah
untuk
mengetahui
pengaruh jarak tanam dan dosis
pupuk terhadap produksi kacang
hijau (Vigna radiata L).
3. Hipotesa

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

Hipotesa dalam penelitian
ini adalah :
Terdapat interaksi antara jarak
tanam dan dosis pupuk terhadap

produksi kacang hijau (Vigna
radiata L).
C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Botani Kacang Hijau
Kacang hijau termasuk
tanaman satu musim, famili
Leguminosae,
sub
famili
Papilonaceae. Kacang hiaju
(Vigna radiata ) yang juga
disebut Phaceolus vulgaris juga
dikenal sebagai green gram,
golden gram, mungo dan mung
(Samuel, 1974 dalam Suprapto
HS dan Tatang Sutarman, 1986).
Tinggi tanaman dari varietas
yang berbeda, bervariasi antara
30-110 cm. Umur kacang hijau
berkisar 50-120 hari, tergantung

dari lamanya penyinaran dan
temperatur sekitar tanaman ini
tumbuh.
Tanaman ini berbatang
tegak dengan cabang menyebar.
Daun bertangkai tiga, dengan
bunga berwarna kuning. Polong
mempunyai 6-16 biji yang
berbentuk
bulat
agak
memanjang. Umumnya lebih
kecil dibanding
dengan biji
kacang-kacangan lainnya.
Warna biji pada beberapa
varietas biasanya hijau, tetapi
ada juga yang coklat atau
kekuning-kuningan.
Kacang
hijau mempunyai akar dengan

3

cabang-cabang sempurna dan
meluas. Umur varietas berbedabeda antara satu dengan lainnya,
daya produksinya juga berbedabeda walaupun ditanam dalam
lingkungan yang sama. Dalam
lingkungan yang baik, produksi
maksimum mencapai 2500-2800
kg/ha (Samuel 1974 dalam
Suprapto HS dan Tatang
Sutarman, 1986).
2. Peran Pupuk Kalium bagi
Produksi Tanaman Kacang
Hijau
Pupuk kalium dibutuhkan
dalam jumlah cukup besar oleh
tanaman selama masa vegetatif,
kemudian agak menurun sesudah
biji mulai terbentuk dan akhirnya
penyerapan hampir tidak terjadi
kira-kira dua sampai tiga minggu
sebelum biji masak penuh
(Soeprapto,
2000).
Bila
kandungan P dan K dalam tanah
tinggi maka PH diatas 6, aktifitas
bakteri ryzobium pada perakaran
tanaman leguminoceae sangat
bagus.
Kalium berperan sebagai
metabolisme air dalam tanah,
mempertahankan
turgor,
membentuk batang yang lebih
kuat dan berpengaruh terhadap
produksi. Disamping itu kalium
dapat berpengaruh terhadap
fotosintesis dan pernafasan serta
mempengaruhi
metabolisme
tanaman dalam pembentukan
karbohidrat dan aktifitas enzim.
Oleh karena itu kalium sangat

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

berpengaruh terhadap produksi
tanaman pangan, baik kwantitas
maupun kwalitas (Anonim,
1988).
Menurut Suriatna, (1987),
fungsi kalium adalah memacu
pertumbuhan tanaman tingkat
permulaan, memperlancar proses
fotosintesis,
memperkuat
ketegaran
batang
sehingga
mengurangi
resiko
rebah,
mengurangi
membusuknya
produksi
selama
dalam
pengangkutan dan penyimpanan,
memperbaiki mutu produksi
yang berupa bunga dan buah,
serta menambah daya tahan
tanaman terhadap serangan
penyakit.
Kekurangan kalium akan
menampakkan
gejala-gejala
seperti : bercak-bercak dan
keriput daun. Bercak-bercak ini
meliputi seluruh permukaan
daun kecuali pada tulang daun
dan selanjutnya daun berkeriput
mengering (Syarif, 1986 dalam
Tribowo, 1996). Selanjutnya
Dwijo
Saputro,
(1989)
berpendapat, gejala yang nampak
pada tanaman yang mengalami
defisit kalium adalah daun
menjadi kuning, ada noda-noda
jaringan yang mati di tengahtengah lembaran atau sepanjang
tepi
daun,
pertumbuhan
terhambat dan batang kurang
kuat, sehingga batang mudah
terpatahkan oleh angin.

4

Kekurangan kalium ini juga
dapat
menyebabkan
akar
menjadi busuk dan menstimulasi
absorbsi hara besi dalam jumlah
yang terlalu banyak, sehingga
tanaman menjadi sakit karena
keracunan besi (Anonim, 1988).
Lebih
lanjut
dinyatakan
Buckman dan Brady 1969,
dalam Tribowo 1996, bahwa
kalium cenderung menghalangi
efek rebah tanaman dan melawan
efek buruk yang disebabkan oleh
terlalu banyak nitrogen. Dengan
tersendatnya pemasukan kalium
bekerja berlawanan dengan
pengaruh kematangan yang
disebabkan
oleh
phosphor.
Pupuk kalium berperan lebih
besar dari pada N,P,K dan S
dalam peningkatan produksi
kacang hijau. Pemupukan 22,5
kg N ditambah 120 kg K2O
mampu menghasilkan 1,4 ton/ha
biji kering kacang hijau atau
meningkatkan produksi 35 %
dibanding perlakuan tanpa pupuk
(Sujamto, dkk 1986).
3.Peranan Jarak Tanam bagi
Pertumbuhan dan Produksi
Kacang Hijau
Jarak tanam mempengaruhi
populasi
tanaman
dan
keefisienan penggunaan cahaya.
Hal ini juga mempengaruhi
kompetisi antar tanaman dalam
menggunakan air dan zat hara,
dengan
demikian
akan
mempengaruhi produksi (Setyati,
1979). Pada umumnya produksi

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

tiap satuan luas yang tinggi
tercapai dengan populasi yang
tinggi pula, karena tercapainya
penggunaan
cahaya
secara
efisiensi
menurun,
karena
persaingan untuk memperoleh
cahaya dan faktor-faktor tumbuh
lainnya. Tanaman memberi
respon
dengan
mengurangi
ukuran baik pada seluruh
tanaman maupun bagian-bagian
tanaman seperti cabang, umbi,
atau polong.
Jarak
tanam
optimal
ditentukan
oleh
pertimbangan ekonomi dalam
menentukan
keuntungan
optimum
(Setyati,
1979).Menurut Setyati, 1979,
jarak tanam harus diusahakan
teratur
agar
tanaman
memperoleh ruang tumbuh yang
baik. Pengaturan jarak tanam
erat
hubungannya
dengan
persaingan antar tanaman untuk
mendapatkan unsur hara, air dan
cahaya. Jarak tanam yang
optimum dipengaruhi oleh faktor
varietas dan musim tanam. Dari
hasil percobaan jarak tanam 30
cm x 20 cm dengan 2 biji per
lubang merupakan jarak tanam
yang memberikan produksi
tertinggi (Suprapto HS dan
Tatang Sutarman, 1986).
D.
BAHAN DAN
METODE
1.Tempat
dan
Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan
di desa Paron, kecamatan Paron,

5

kabupaten Ngawi. Pelaksanaan
dimulai pada bulan Agustus
2011 sampai dengan Oktober
2011.
2. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan
adalah : Benih kacang hijau
(varietas Sampiong), pupuk KCl
(52%-55% K2O) sebagai sumber
kalium, pupuk urea (45% N)
sebagai pupuk dasar dan jarak
tanam yang digunakan yaitu : 40
cm x 20 cm, 35 cm x 20 cm dan
30 cm x 20 cm. Sebagai
pencegahan terhadap serangan
hama dan penyakit digunakan
insektisida Kanon 400 EC untuk
pengendalian hama, dosis yang
digunakan 2-3 liter per hektar
dengan volume semprot 400-500
liter per hektar.
Sedangkan alat-alat yang
digunakan dalam penelitian ini
antara lain : timbangan, hand
sprayer, penggaris, alat pengukur
kadar air biji (cera tester).

3.Metode Penelitian
Percobaan ini merupakan
percobaan faktorial dengan dua
faktor Perlakuan dan tiga kali
Ulangan. Faktor perlakuannya
adalah:
1.
Dosis Pupuk
K1
:
Tanpa pemberian
pupuk
K2
: 100 kg KCl/hektar
K3
: 200 kg KCl/hektar

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

2.
Jarak tanam
J1
: 40 x 20 cm
J2
: 35 x 20 cm
J3
: 30 x 20 cm
Percobaan ini disusun dalam
Rancangan Acak Kelompok
(RAK) diulang tiga kali.
Kombinasi
perlakuan
yang
diperoleh sebanyak Sembilan
macam kombinasi yaitu :
K1J1 : Tanpa pupuk, Jarak
tanam
40 cm x 20 cm
K2J1 : 40 gr KCl/plot, Jarak
tanam
40 cm x 20 cm
K3J1 : 80 gr KCl/plot, Jarak
tanam
40 cm x 20 cm
K1J2 : Tanpa pupuk, Jarak
tanam
35 cm x 20 cm
K2J2 : 40 gr KCl/plot, Jarak
tanam
35 cm x 20 cm
K3J2 : 80 gr KCl/plot, Jarak
tanam
35 cm x 20 cm
K1J3 : Tanpa pupuk, Jarak
tanam
30 cm x 20 cm
K2J3 : 40 gr KCl/plot, Jarak
tanam
30 cm x 20 cm
K3J3 : 80 gr KCl/plot, Jarak
tanam
30 cm x 20 cm
4. Pelaksanaan Penelitian
Persiapan lahan
Pengolahan
tanah
dilakukan dengan mencangkul
tanah sedalam 25-30 cm
sebanyak dua kali agar diperoleh
struktur tanah yang gembur.
Kemudian dibuat petak-petak
dengan ukuran 2 x 1 meter
efektif dengan ketinggian 20 cm,

6

jarak antar petak 30 cm dan jarak
antar ulangan 70 cm dengan
jumlah
petak
keseluruhan
sebanyak 27 petak.
Persiapan benih
Benih yang digunakan
dalam penelitian dipilih yang
seragam besarnya dan sebelum
ditanam benih dicampur dahulu
dengan
pestisida
Rendomil
sebagai pencegahan terhadap
serangan semut.
Penanaman
Benih ditanam dengan
cara ditugal sedalam 2 cm dan
setiap lubang ditanam dua benih,
kemudian ditutup dengan tanah
yang gembur dengan jarak tanam
40 cm x 20 cm, 35 cm x 20 cm,
30 cm x 20 cm. Pemberian
pupuk KCl ditanam dicampur
dahulu dengan pupuk dasar dan
diberikan
sesuai
dengan
perlakuan yang telah ditentukan
tiap petak. Untuk menjaga tanah
selalu dalam keadaan basah,
maka petakan selalu diberi air
secukupnya agar benih dapat
berkecambah.
Pemeliharaan
Pemeliharaan
tanaman
terdiri dari beberapa tahap yaitu :
Penyiraman diberikan dua kali,
umur
dua minggu
setelah
tanam dan dua minggu sebelum
panen terutama saat pembungaan
dan pembentukan biji tanaman.
Pupuk
dasar
yang
digunakan adalah pupuk urea

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

(45% N) dan TSP (46-48%
P2O5) masing-masing 50 kg/ha,
serta pupuk KCl (52-55% K2O)
sebagai sumber kalium sekaligus
sebagai perlakuan.
Penyiangan
tanaman
dilakukan pada waktu tanaman
umur 20 hari bersama dengan
pembumbunan.
Pengendalian hama dan
penyakit
dilakukan
sesuai
dengan prinsip PHT dan
memakai pestisida yang sesuai
yaitu : Kanon 400 EC dengan
dosis 10 liter air setiap 1 kali
penyemprotan dan pelaksanaan
pemberantasan
hama
dan
penyakit dilakukan 3 kali.
Panen
Tanda tanaman yang
sudah dapat dipanen adalah
polong pada setiap tanaman
sebagian besar telah kering dan
mudah pecah. Warna polong
kering ada dua macam yaitu
hitam dan coklat.
Pengamatan
Pengamatan
pertumbuhan
tanaman meliputi :
1.
Tinggi tanaman (cm),
diukur dari pangkal batang
sampai titik tumbuh.
2.
Jumlah daun dengan
menghitung daun yang membuka
sempurna.
3.
Jumlah cabang, dengan
menghitung
cabang
yang
produktif.

7

Pengamatan produksi tanaman
meliputi :
4. Jumlah polong pertanaman,
dengan cara menghitung
jumlah polong pertanaman
sampel.
5. Jumlah
polong
isi
pertanaman, dengan cara
menghitung jumlah polong
isi pertanaman sampel.
6. Panjang polong (cm), diukur
pada polong yang terpanjang
tiap tanaman.
7. Berat polong basah per
petak (gr)
8. Berat polong kering per
petak (gr)
9. Berat kering 100 biji (gr),
dilakukan
dengan
cara
menimbang biji (gr) dari
sampel yang sudah kering.
E. HASIL DAN
PEMBAHASAN
1. Tinggi Tanaman (cm)
Hasil
analisa
statistik
menunjukkan bahwa tidak terjadi
interaksi
antara
kombinasi
perlakuan dosis KCl dan jarak
tanam
terhadap
parameter
pengamatan tinggi tanaman pada
umur tanaman 10 hari setelah
tanam.
Pengamatan
tinggi
tanaman pada umur 17, 24, 31,
38, dan 45 hari setelah tanam
menunjukkan terjadi interaksi
antara kombinasi perlakuan dosis
KCl dan jarak tanam terhadap
parameter pengamatan tinggi
tanaman.

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

Hasil uji Duncan’s test 5%
menunjukkan
pengaruh
perlakuan dosis KCl terhadap
rata-rata tinggi tanaman pada
perlakuan K3 (200 kg KCl/ha)
memberikan rata-rata tertinggi
dan tidak beda nyata dibanding
dengan K2 (100 kg KCl/ha) dan
K1 (tanpa pemberian
KCl)
pada umur pengamatan 10
hari setelah tanam.
Pada

8

perlakuan
jarak
tanam
menunjukkan
bahwa
perlakuan J2 (jarak tanam 35
x 20 cm) memberikan rata
– rata tertinggi (9,82 cm) dan
tidak
berbeda
nyata
dibandingkan dengan perlakuan
J1 (jarak tanam 40 x 20 cm)
yaitu (9,70) dan perlakuan J3
(jarak tanam 30 x 20 cm) yaitu
(9,80)
(tabel
1).

Tabel 1. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata-rata tinggi
tanaman Kacang Hijau.
Perlakuan

Rata – Rata Tinggi Tanaman 10 Hst

K1
9,70
a
K2
9,80
a
K3
9,81
a
Duncan’s test 5%
J1
9,73
a
J2
9,82
a
J3
9,80
a
Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
(Duncan’s test 5% )
Hasil uji Duncan’s test 5%
hari setelah tanam, (17,88) pada
menunjukkan adanya beda nyata
umur 24 hari setelah tanam,
antara perlakuan dosis KCl dan
(21,90) pada umur 31 hari
jarak tanam terhadap parameter
setelah tanam, (30,40) pada
pengamatan tinggi tanaman
umur 38 hari setelah tanam, dan
pada umur pengamatan 17, 24,
(40,70) pada umur 45 hari
31, 38, dan 45 hari setelah
setelah tanam bila dibandingkan
tanam (tabel 2). Kombinasi
dengan kombinasi perlakuan
perlakuan dosis 200 kg KCl/ha
lainnya(tabel 2).
dan jarak tanam 30 cm x 20
Perlakuan jarak tanam dan
cm pada perlakuan (K3J3)
dosis pupuk KCl menunjukkan
mempunyai tinggi tanaman
perbedaan yang nyata pada
paling baik atau rata-rata
setiap
pengamatan
dengan
tertinggi (15,88) pada umur 17
perlakuan jarak tanam maupun

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

pemupukan
dengan
KCl.
Pertumbuhan
tanaman
dipengaruhi oleh auxin yang
berada pada titik tumbuh
tanaman, yang membutuhkan
sinar matahari. Pada perlakuan
jarak tanam yang lebih rapat,
menyebabkan
pertumbuhan
tanaman tidak kearah samping
tetapi cenderung ke atas. Hal ini
disebabkan karena kompetisi
tanaman untuk mendapatkan
cahaya matahari, terbukti tinggi
tanaman pada perlakuan jarak

7

tanam yang rapat menunjukkan
pertumbuhan paling tinggi. Pada
fase vegetatif tanaman terjadi
pada perkembangan akar, daun,
dan batang. Sehingga pada fase
ini sangat berhubungan dengan
tiga proses penting yaitu
pembelahan sel, perpanjangan
sel, dan deferensiasi sel yang
menyebabkan
tinggi
pada
tanaman kacang hijau semakin
meningkat (Soetiarti S. Hartono
dkk. 1984).

Tabel 2. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata – rata
tinggi tanaman Kacang Hijau.
Rata – Rata Tinggi Tanaman
Perlakuan
17 Hst

24 Hst

31 Hst

38 Hst

45 Hst

K1J1

13,10

e

14,20

de

17,80

c

22,30

f

31,30

e

K1J2

13,14

e

14,50

c

17,83

c 23,80

e

33,70

d

K1J3

13,70

d

13,80

e

15,60 de 29,00

b

37,80

b

K2J1

11,54

g

13,34

f

16,30

d

26,20

d

33,50

d

K2J2

13,54

d

14,48

d

15,50

e

27,30

c

34,90

c

K2J3

12,30

f

12,80

f

15,90 de 29,20

b

40,60

a

K3J1

15,20

b

16,48

b

17,40

c

26,20

d

32,90

d

K3J2

14,57

c

16,34

b

21,10

b

26,50 cd 35,90

c

K3J3

15,88

a

17,88

a

21,90

a

30,40

a

a

40,70

Keterangan: Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang sama
pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (
Duncan’s Test 5 % )
Hasil
sidik
ragam
2. Jumlah Daun.
menunjukkan bahwa rata-rata
Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

jumlah daun kacang hijau
pertanaman
pada
umur
pengamatan 24, 31, dan 38 hari
setelah tanam tidak terjadi
interaksi
antara
kombinasi
perlakuan dosis Pupuk dengan
jarak tanam. Selanjutnya pada
pengamatan umur 45 hari setelah
tanam terjadi interaksi antara
kombinasi perlakuan dosis KCl
dengan jarak tanam.
Berdasar hasil sidik ragam,
menunjukkan bahwa jumlah

viii

daun pertanaman di pengaruhi
oleh perlakuan dosis Pupuk
(faktor K) memberikan pengaruh
beda sangat nyata pada umur
pengamatan 24 dan 38 hari
setelah tanam dan memberikan
pengaruh tidak beda nyata pada
umur pengamatan 31 hari setelah
tanam. Selanjutnya perlakuan
jarak
tanam
(faktor
J)
memberikan pengaruh tidak beda
nyata pada umur pengamatan 24,
31, dan 38 hari setelah tanam.

Tabel 3. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata – rata
jumlah daun
Rata – Rata Jumlah Daun
Perlakuan
24 Hst
31 Hst
38 Hst
K1
8,33
b
14,31
b
15,84
b
K2
9,00
b
14,42
b
16,58
a
K3
9,56
a
14,73
a
16,33
b
Duncan’s test 5 %
J1
8,80
a
14,38
a
16,07
a
J2
8,87
a
14,42
a
16,33
a
J3
9,22
a
14,67
a
16,36
a
Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
(Duncan’s test 5% )
Hasil uji Duncan’s test 5%
menunjukkan
pengaruh
perlakuan dosis KCl (faktor K)
terhadap rata – rata jumlah daun
pertanaman pada perlakuan K3
(200 kg KCl/ha) memberikan
rata – rata tertinggi dan berbeda
nyata dibanding perlakuan K1
(tanpa KCl) dan K2 (100 kg
KCl/ha) pada pengamatan umur
24 dan 31 hari setelah tanam

(tabel 3).
Dan pengaruh
perlakuan dosis KCl (faktor K)
terhadap rata – rata jumlah daun
pertanaman menunjukkan bahwa
perlakuan K2 (100 kg KCl/ha)
memberikan rata – rata tertinggi
dan berbeda nyata dibanding
perlakuan K1 (tanpa KCl) dan
K3 (200 kg KCl/ha) pada
pengamatan umur 38 hari setelah
tanam (tabel 3). Pada perlakuan

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

jarak tanam J3 (30cm x 20cm)
mempunyai jumlah daun ratarata tertinggi dan tidak beda
nyata bila dibandingkan dengan
perlakuan J1 (40cm x 20cm)
dan perlakuan J2 (35cm x 20cm)
(tabel 3).
Hasil uji Duncan’s test 5%
menunjukkan adanya beda nyata
antara perlakuan dosis KCl dan
jarak tanam terhadap parameter
pengamatan
jumlah
daun
pertanaman
pada
umur

viii

pengamatan 45 hari setelah
tanam (table 4) .Kombinasi
perlakuan dosis 200 kg KCl/ha
dan jarak tanam 40 cm x 20 cm
pada
perlakuan
(K3J1)
mempunyai jumlah daun paling
banyak atau rata-rata tertinggi
(23,4),
pada
kombinasi
perlakuan dosis 0 kg KCl/ha dan
jarak tanam 40 cm x 20 cm pada
perlakuan (K1J1) mempunyai
hasil rata-rata terendah (21,0)
(tabel 4).

Tabel 4. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata – rata
jumlah daun pertanaman pada umur pengamatan 45 hst.
Rata – Rata Jumlah Daun
Perlakuan
45 Hst
21,0
c
K1J1
21,8
bc
K1J2
22,2
b
K1J3
21,4
bc
K2J1
21,6
bc
K2J2
21,6
bc
K2J3
23,4
a
K3J1
21,8
bc
K3J2
21,2
c
K3J3
Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
(Duncan’s test 5%)
Pengaruh
jarak
tanam
meningkat.
Hal
ini
akan
dengan jumlah daun pertanaman
mendorong
tanaman
untuk
adalah pada jarak tanam yang
tumbuh cabang lebih banyak
lebar, kompetisi tanaman untuk
atau dengan kata lain daun pun
memperoleh cahaya, unsur hara
akan tumbuh lebih banyak.
dan air semakin kecil, artinya
3.
Jumlah Cabang.
faktor tersebut diatas digunakan
Hasil
sidik
ragam
secara efektif oleh tanaman
menunjukkan bahwa rata-rata
sehingga pertumbuhan tanaman
jumlah cabang kacang hijau

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

ix

pertanaman
pada
umur
antara kombinasi perlakuan dosis
pengamatan 52 dan 71 hari
KCl dengan jarak tanam.
setelah tanam terjadi interaksi
Tabel 5. Pengaruh Dosis Pupuk dan Jarak Tanam terhadap rata – rata
jumlah cabang pertanaman.
Rata – Rata Jumlah Cabang
Perlakuan
71 Hst
52 Hst
7,07
bc
7,20
ab
K1J1
6,20
c
6,20
d
K1J2
6,20
c
6,27
cd
K1J3
6,67
bc
6,80
bc
K2J1
6,20
bc
6,40
cd
K2J2
7,00
bc
7,00
ab
K2J3
7,33
a
7,33
a
K3J1
6,80
bc
6,80
bc
K3J2
7,07
b
7,00
ab
K3J3
Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
(Duncan’s test 5%)
Hasil uji Duncan’s test 5%
Berdasar hasil tabel diatas
menunjukkan adanya beda nyata
faktor
lingkungan
sangat
antara perlakuan dosis KCl dan
berpengaruh dalam pertumbuhan
jarak tanam terhadap parameter
vegetatif
tanaman.
Kondisi
pengamatan jumlah cabang
demikian ini disebabkan karena
pertanaman
pada
umur
pengaruh dari jarak tanam yang
pengamatan 52 dan 71 hari
rapat dan dosis pemupukan,
setelah
tanam
(tabel
5).
dimana peranan KCl lebih sangat
Kombinasi perlakuan dosis 200
nyata bila dibandingkan dengan
kg KCl/ha dan jarak tanam 40
tanpa dipupuk.
cm x 20 cm pada perlakuan
4.Jumlah Polong Pertanaman
(K3J1)
mempunyai
jumlah
Hasil
sidik
ragam
cabang paling banyak atau ratamenunjukkan bahwa rata-rata
rata tertinggi (7,33) pada umur
jumlah
polong
pertanaman
52 hari setelah tanam dan (7,33)
kacang
hijau
pada
umur
pada umur 71 hari setelah tanam
pengamatan 71 hari setelah
bila
dibandingkan
dengan
tanam terjadi interaksi antara
kombinasi perlakuan lainnya
kombinasi perlakuan dosis KCl
(tabel 5).
dengan jarak tanam.

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

Hasil uji Duncan’s test 5%
menunjukkan adanya beda nyata
antara perlakuan dosis KCl dan
jarak tanam terhadap parameter
pengamatan
jumlah
polong
pertanaman
pada
umur
pengamatan 71 hari setelah
tanam (tabel 6). Kombinasi
perlakuan dosis 200 kg KCl/ha
dan jarak tanam 40 cm x 20 cm
pada
perlakuan
(K3J1)
mempunyai
jumlah
polong

10

pertanaman paling banyak atau
rata-rata tertinggi (40,0) pada
umur 71 hari setelah tanam dan
kombinasi perlakuan dosis 0 kg
KCl/ha dan jarak tanam 35 cm x
20 cm pada perlakuan (K1J2)
mempunyai
jumlah
polong
pertanaman rata-rata terendah
(28,0) pada umur 71 hari setelah
tanam (tabel 6).

Tabel 6. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata
jumlah
polong pertanaman
Rata – Rata Jumlah Polong
Perlakuan
71 Hst
28,6
e
K1J1
28,0
f
K1J2
30,0
c
K1J3
30,1
c
K2J1
29,2
d
K2J2
34,4
b
K2J3
40,0
a
K3J1
30,0
c
K3J2
30,0
c
K3J3
Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada
kolom yang sama tidak berbeda
nyata (Duncan’s test 5%).
Berdasar hasil tabel diatas,
5.Jumlah
Polong
Isi
faktor lingkungan tumbuh suatu
Pertanaman
tanaman sangat berpengaruh
Hasil
sidik
ragam
dalam pertumbuhan vegetatif
menunjukkan bahwa rata-rata
tanaman. Kondisi ini disebabkan
jumlah polong isi pertanaman
karena pengaruh dari jarak tanam
kacang
hijau
pada
umur
yang rapat dan dosis pemupukan,
pengamatan 71 hari setelah
dimana peranan KCl lebih sangat
tanam terjadi interaksi antara
nyata bila dibandingkan dengan
kombinasi perlakuan dosis KCl
tanpa dipupuk.
dengan jarak tanam.

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

Hasil uji Duncan’s test 5%
menunjukkan adanya beda nyata
antara perlakuan dosis KCl dan
jarak tanam terhadap parameter
pengamatan jumlah polong isi
pertanaman
pada
umur
pengamatan 71 hari setelah
tanam (tabel 7). Kombinasi
perlakuan dosis 200 kg KCl/ha
dan jarak tanam 40 cm x 20 cm
pada
perlakuan
(K3J1)

xi

mempunyai jumlah polong isi
paling banyak atau rata-rata
tertinggi (18,2) pada umur 71
hari
setelah
tanam
dan
kombinasi perlakuan dosis 200
kg KCl/ha dan jarak tanam 30
cm x 20 cm pada perlakuan
(K3J3)
mempunyai
jumlah
polong isi rata-rata terendah
(15,4) pada umur 71 hari setelah
tanam (tabel 7) .

Tabel 7. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata
jumlah polong isi pertanaman
Rata – Rata Jumlah Polong isi
Perlakuan
71 Hst
17,2
b
K1J1
17,0
b
K1J2
16,2
c
K1J3
17,8
a
K2J1
16,0
c
K2J2
16,0
c
K2J3
18,2
a
K3J1
16,4
c
K3J2
15,4
d
K3J3
Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
(Duncan’s test 5%).
Berdasar hasil tabel diatas
pengamatan 78 hari setelah
pertumbuhan tanaman pada jarak
tanam terjadi interaksi antara
tanam
yang
lebar
akan
kombinasi perlakuan dosis KCl
memberikan ruang tumbuh yang
dengan jarak tanam.
baik.
Hasil uji Duncan’s test 5%
menunjukkan adanya beda nyata
6.Panjang Polong Pertanaman
antara perlakuan dosis KCl dan
(cm)
Hasil
sidik
ragam
jarak tanam terhadap parameter
menunjukkan bahwa rata-rata
pengamatan panjang polong
panjang polong pertanaman
pertanaman
pada
umur
kacang
hijau
pada
umur
pengamatan 78 hari setelah

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

tanam (tabel 8). Kombinasi
perlakuan dosis 200 kg KCl/ha
dan jarak tanam 40 cm x 20 cm
pada
perlakuan
(K3J1)
mempunyai panjang polong

xii

paling baik atau rata-rata
tertinggi (9,4 cm) pada umur 78
hari setelah tanam dibandingkan
dengan kombinasi
perlakuan
lainnya (tabel 8).

Tabel 8. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata
panjang polong pertanaman
Rata – Rata Panjang Polong
(cm)
Perlakuan
78Hst
8,4
c
K1J1
8,8
bc
K1J2
8,6
c
K1J3
9,2
ab
K2J1
8,4
c
K2J2
8,4
c
K2J3
9,4
a
K3J1
8,8
bc
K3J2
8,4
c
K3J3
Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
(Duncan’s test 5%).
7.Berat Polong Basah Perpetak
(gr)
Hasil
sidik
ragam
menunjukkan bahwa rata-rata
berat polong basah perpetak
kacang
hijau
pada
umur
pengamatan 78 hari setelah
tanam terjadi interaksi antara
kombinasi perlakuan dosis KCl
dengan jarak tanam.
Hasil uji Duncan’s test 5%
menunjukkan adanya beda nyata
antara perlakuan dosis KCl dan
jarak tanam terhadap parameter
pengamatan berat polong basah

perpetak pada umur pengamatan
78 hari setelah tanam (tabel 9).
Kombinasi perlakuan dosis 200
kg KCl/ha dan jarak tanam 30
cm x 20 cm pada perlakuan
(K3J3) mempunyai berat polong
basah perpetak paling baik atau
rata-rata tertinggi (811,03 gr)
dan kombinasi perlakuan dosis 0
Kg KCl/ha dan jarak tanam 30
cm x 20 cm pada perlakuan
(K1J3) mempunyai berat polong
basah perpetak rata-rata terendah
(523,43) pada umur 78 hari
setelah tanam (tabel 9).

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

xiii

Tabel 9. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata berat
polong basah perpetak.
Rata – Rata
Berat Polong Basah Perpetak
Perlakuan
78 Hst
573,70
f
K1J1
541,53
h
K1J2
523,43
i
K1J3
570,00
g
K2J1
597,27
d
K2J2
585,40
e
K2J3
804,17
b
K3J1
742,80
c
K3J2
811,03
a
K3J3
Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
(Duncan’s test 5%).
Berdasar tabel diatas berat
pembentukan karbohydrat dan
polong basah pada perlakuan
aktivitas enzim , oleh karena itu
K3J3 lebih tinggi disebabkan
Kalium sangat berpengaruh
pengaruh pemberian pupuk KCl ,
terhadap
produksi
tanaman
yang mana Kalium berperan
pangan, baik kwantitas maupun
dalam metabolisme air dalam
kwalitas ( Anonim, 1988 ).
tanah, mempertahankan turgor,
8.Berat
Polong
Kering
membentuk batang yang lebih
Perpetak (gr)
kuat dan berpengaruh terhadap
Hasil
sidik
ragam
produksi. Disamping itu Kalium
menunjukkan bahwa rata-rata
dapat berpengaruh terhadap
berat polong kering perpetak
photosintesis dan pernafasan
kacang hijau terjadi interaksi
serta
mempengaruhi
antara kombinasi perlakuan dosis
metabolisme tanaman dalam
KCl dengan jarak tanam.
Tabel 10. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata – rata berat
polong kering perpetak.
Rata – Rata
Perlakuan
Berat Polong Kering Perpetak (gr)
516,40
c
K1J1
487,33
c
K1J2

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

14

Rata – Rata
Perlakuan
Berat
Polong
472,15 Kering Perpetak (gr)
d
K1J3
513,20
c
K2J1
537,10
b
K2J2
526,87
c
K2J3
723,46
a
K3J1
651,42
b
K3J2
728,82
a
K3J3
Keterangan : Angka – angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
(Duncan’s test 5%).
Hasil uji Duncan’s test 5%
pembentukan kharbohidrat dan
menunjukkan adanya beda nyata
aktifitas enzim (Anonim. 1988).
antara perlakuan dosis KCl dan
9.Berat Kering 100 biji (gr)
jarak tanam terhadap parameter
Hasil
sidik
ragam
pengamatan berat polong kering
menunjukkan
bahwa
rata-rata
perpetak (tabel 10). Kombinasi
berat kering 100 biji kacang
perlakuan dosis 200 kg KCL/ha
hijau terjadi interaksi antara
dan jarak tanam 30 cm x 20 cm
kombinasi perlakuan dosis KCl
pada
perlakuan
(K3J3)
dengan jarak tanam.
mempunyai berat polong kering
Hasil uji Duncan’s test 5%
perpetak paling baik atau ratamenunjukkan adanya beda nyata
rata tertinggi (728,82 gr) dan
antara perlakuan dosis KCl dan
kombinasi perlakuan dosis 0 kg
jarak tanam terhadap parameter
KCl/ha dan jarak tanam 30 cm x
pengamatan berat kering 100 biji
20 cm pada perlakuan (K1J3)
(tabel 11). Kombinasi perlakuan
mempunyai berat polong kering
dosis 200 kg KCl/ha dan jarak
perpetak
rata-rata
terendah
tanam 30 cm x 20 cm pada
(472,15 gr) (tabel 10).
perlakuan (K3J3) mempunyai
Berdasar hasil analisa dari
berat kering 100 biji paling baik
tabel 10, berat polong kering
atau rata-rata tertinggi (6,88 gr)
pada perlakuan K3J3 lebih tinggi
dan kombinasi perlakuan dosis 0
hal ini disebabkan karena
kg KCl/ha dan jarak tanam 30
peranan dosis pupuk Kalium
cm x 20 cm pada perlakuan
sangat
berpengaruh
nyata
(K1J3) mempunyai berat kering
terhadap
photosintesis
dan
100 biji rata-rata terendah (5,93
pernapasan serta mempengaruhi
gr) (tabel 11).
metabolisme tanaman dalam

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

15

Tabel 11. Interaksi Dosis KCl dan Jarak Tanam terhadap rata-rata berat
kering 100 biji.
Perlakuan
K1J1
K1J2
K1J3
K2J1
K2J2
K2J3
K3J1
K3J2
K3J3

Rata-rata berat kering 100 biji
(gr)
5,98
c
5,97
c
5,93
c
6,00
c
6,03
c
6,00
c
6,43
b
5,95
c
6,88
a

Keterangan : Angka-angka yang didampingi oleh huruf yang
sama pada
kolom
yang sama tidak berbeda nyata (Duncan’s 5%).
F. KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang
berjudul Pengaruh Jarak Tanam
dan Dosis Kalium terhadap
pertumbuhan
dan
produksi
Kacang Hijau (Vigna radiata L)
Varietas
Sampiong
dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Ada interaksi antara
perlakuan jarak tanam (J) dan
pemberian dosis pupuk pada
vase vegetatif maupun generatif,
artinya jarak tanam berpengaruh
terhadap peran pemupukan.
2.
Produksi tertinggi dicapai
pada perlakuan K3J3 , jarak
tanam 30 x 20 cm dengan
dosis 200 kg KCl/ha
yaitu
728,82 gr / petak polong kering.

Sedangkan yang terendah pada
perlakuan K1J3 , jarak tanam 30
x 20 cm tanpa pupuk KCl yaitu
sebesar 472,15gr /petak polong
kering.
Saran
Perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai Pengaruh
Jarak
Tanam
dan
Dosis
Pemupukan
KCl
Terhadap
Pertumbuhan
dan
Produksi
tanaman Kacang Hijau, pada
lahan dan musim yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1983. Bercocok Tanam
Palawija .
Dinas
Pertanian
Tanaman
Pangan tingkat I Jawa
Timur.

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)

MEDIA SOERJO Vol. 15 No 2 Oktober 2014
ISSN 1978 – 6239

Anonim. 1988.
Kalium dan
Tanaman
Pangan
Problem dan Prospek.
Lembaga
Pusat
Penelitian Bogor. Hal. 1
– 3.
Dwijo Saputro. 1989. Pengantar
Fhysiologie
Tumbuhtumbuhan. PT. Gramedia
Jakarta. Hal 29 – 33.
Ismunadji. 1989. (Terjemahan)
1989.
Kalium
dan
penggunaannya
dalam
Pertanian
Moderen
Potash dan Phospate.
Canada p 33.
Sarwono.
1993.
Klasifikasi
Tanah dan Pedogeneti.
AKAPRES Jakarta. Hal
267.
Setyati.
1979.
Pengantar
Agronomi. PT. Gramedia
Jakarta 169 hal.
Soeprapto HS dan Tatang
Sutarman.
1986.
Bertanam Kacang Hijau.
PT. Penebar Swadaya
Bandung. 38 hal.
Soeprapto. 2000. Bertanam
Kacang Hijau. Penebar
Swadaya.
Anggota
IKAPI. 33P.

16

Dan Kebudayaan RI.
Universitas
Surakarta.
Hal 50 – 89.
Sudarto, Awaludin, M.Zaini,
Sujudi dan Sasongko
WR.
2003.
Balai
Pengkajian
Teknologi
Pertanian. Pringgabaya
Lombok Timur.
Sujamto dkk. 1986. Hasil
Penelitian
Balitan
Malang.
Tahun
1988/1989. Departemen
Pertanian Balitas Malang
1990. Hal 28.
Sumarno.
1986.
Tehnik
Budidaya Kacang Tanah.
Sinar Baru Bandung. Hal
12 – 24.
Suriatana. 1987. Pupuk dan
Pemupukan. Mediatama
Sarana Perkasa. Jakarta
hal 20 – 25.
Tribowo. 1996. Peranan Pupuk
Kalium
dan
Mulsa
terhadap
Produktifitas
Kacang Hijau (Phaseolus
radiata L) di lahan
Vertisol.
Universitas
Muhammadiyah Malng.
Hal 6.

Soetiarti S Hartono dkk. 1984.
Dasar-dasar Agronomi I.
Departemen Pendidikan

Meiyana Hikmawati, Pengaruh jarak tanam dan dosis pupuk
Terhadap produksi kacang hijau (vigna radiata l)