JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS

Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Keuangan Aceh

Mujiburrahman, S.Pd.I, M.M Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika Indonesia (STMIK) Banda Aceh

Abstrak: Penelitian ini menguji pengaruh kompetensi dan lingkungan kerja fisik terhadap kinerja pegawai Dinas Keuangan Aceh. Responden penelitian sebanyak 54 orang pegawai instansi tersebut. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik regresi linier berganda. Penelitian menemukan bahwa kompetensi dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai Dinas Keuangan Aceh. Hubungan antara kinerja pegawai dengan kompetensi dan lingkungan kerja termasuk katagori erat. Hasil pengujian statistik menunjukkan nilai F hitung >F tabel dan nilai t hitung masing- masing variabel lebih besar bila dibandingkan dengan nilai t tabel, dapat disimpulkan baik secara simultan maupun parsial kompetensi dan lingkungan kerja fisik berpengaruh singnifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Keuangan Aceh sehingga hipotesis Ha diterima dan sebaliknya hipotesis Ho ditolak. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah kinerja pegawai Dinas Keuangan Aceh secara nyata dipengaruhi oleh kompetensi dan lingkungan kerja. Karena itu, sebaiknya kepala dinas tersebut dapat meningkatkan kompetensi pegawai serta memperbaiki lingkungan kerja pada instansi yang dipimpinnya.

Kata Kunci : Kinerja Pegawai, Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik

Latar Belakang Penelitian

dibebankan oleh atasan. Mereka akan dengan Peningkatan kinerja pegawai tidak hanya

mudah menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi

tugas dan tanggung jawab yang diberikan pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai, tetapi juga

kepadanya. Sebaliknya apabila pegawai memiliki dapat meningkatkan kinerja Dinas Keuangan Aceh

kompetensi yang kurang baik, maka kemampuan secara keseluruhan. Hal ini berarti bahwa kinerja

dalam menyelelaikan tugas juga akan kurang baik. pegawai adalah suatu hal yang sangat penting dan

Dengan demikian terdapat hubungan yang searah sangat perlu bagi pencapaian tujuan instansi Dinas

antara kompetensi dengan kinerja pegawai. Keuangan Aceh. Sehingga berbagai upaya harus

Selanjutnya lingkungan kerja adalah segala dilakukan oleh pimpinan instansi tersebut untuk

sesuatu yang berada di sekitar tempat kerja meningkatkan kinerja pegawai mulai dengan cara

dimana secara langsung dapat pemberian kompensasi, pendidikan dan pelatihan

pegawai,

mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan dan upaya-upaya lain yang terkait erat dengan

tugasnya. Lingkungan kerja dapat juga diartikan keinginan pegawai untuk bekerja lebih giat.

sebagai faktor-faktor di luar manusia baik fisik Berbagai

maupun nonfisik dalam suatu organisasi. Unsur- meningkatkan kinerja pegawai, namun tidak dapat

upaya dapat dilakukan

untuk

unsur yang dapat digolongkan kedalam lingkungan dipungkiri bahwa kinerja seorang pegawai juga

kerja antara lain adalah kebersihan ruangan, desain terkait dengan kompetensi pegawai atau

kerja dan kursi serta peralatan lainnya, tata letak kemampuan pegawai dan penilaian mereka

penerangan, ventilasi, AC dan lain sebagainya. lingkungan kerja tempat mereka bekerja.

Lingkungan kerja fisik yang baik akan Kompetensi berhubungan dengan karakteristik

kenyamanan membangkitkan yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan

memberikan

semangat kerja karyawan sehingga dapat efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannya.

mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Pada Kompetensi mencakup berbagai faktor teknis dan

akhirnya lingkungan kerja fisik yang baik akan non teknis, kepribadian dan tingkah laku, soft

tidak hanya mampu meningkatkan semangat skills dan hard skills , kemudian banyak

kerja, akan tetapi juga berdampak positif bagi dipergunakan sebagai aspek yang dinilai banyak

peningkatan kinerja pegawai. organisasi.

Dinas Keuangan Aceh merupakan salah satu Pegawai yang memiliki kompetensi relatif

satuan kerja perangkat aceh (SKPA) yang memiliki baik ditandai dengan adanya kepribagian, tingkah

tugas dan wewenang membantu tugas Pemerintah laku, soft skills dan hard skill yang dimilikinya

Aceh terutama berkaitan dengan keuangan Aceh. akan lebih mampu melaksanakan tugas yang

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya,

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929

Volume 2 Nomor 2 Desember 2014, Halaman 395-409

instansi tersebut memiliki 117 orang pegawai yang Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan bekerja pada berbagai bidang tugas. Sesuai dengan

kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan fungsi dan tugas yang sudah ditentukan pada setiap

dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan bidang pekerjaan, setiap pegawai dituntut untuk

tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Selain mampu melaksanakan beban kerja yang telah

itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dibebankan kepada mereka. Namun demikian,

dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya tidak dapat dipungkiri bahwa kinerja masing-

kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu masing pegawai berbeda satu sama lain. Indikasi

(Mangkunegara, 2001:167).

ini dapat dilihat dari sikap dan perilaku mereka Keberhasilan suatu kinerja akan sangat dalam bekerja. Sebagian pegawai

tergantung dan ditentukan oleh beberapa aspek bersungguh-sungguh

justru

dalam melaksanakan pekerjaan antara lain pekerjaan terutama yang berkaitan dengan tugas

dalam

melaksanakan

kejelasan peran (role clearity), tingkat kompetensi pekerjaan mereka sesuai dengan yang ditugaskan

(competencies), keadaan lingkungan (enviroment) oleh atasan. Namun sebaliknya juga ada diantara

dan faktor lainnya seperti nilai (value), budaya pegawai dengan kinerja rendah ditunjukkan oleh

(culture), kesukaan (preference), imbalan dan sikap yang kurang respon pekerjaan yang

pengakuan (reward and recognitions) (Baso, dibebankan, sehingga tidak mampu menyelesaikan

2003). Kinerja dapat dilihat sebagai tindakan pekerjaan secara tepat waktu.

karyawan dalam mencapai hasil yang diinginkan Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kinerja

oleh organisasi tempat mereka bekerja. Semakin pegawai dapat dipengaruhi oleh kompetensi dan

besar kontribusi yang diberikan oleh seorang lingkungan kerja. Hasil pengamatan peneliti

karyawan terhadap perusahaan dapat dikatakan menunjukkan bahwa pegawai Dinas Keuangan

semakin tinggi pula kinerja karyawan yang Aceh memiliki kompetensi yang berbeda satu sama

bersangkutan. Demikian pula sebaliknya, karyawan lain. Indikator perbedaan kompetensi dapat dilihat

yang memiliki kinerja relatif rendah juga akan dari adanya perbedaan kemampuan dalam bekerja,

memberikan kontribusi yang relatif kecil terhadap baik berkaitan dengan kemampuan konseptual

perusahaan bila dibandingkan dengan karyawan maupun kemampuan teknis. Selain itu, mereka juga

lain yang dapat memberikan kontribusi yang lebih memiliki penilaian yang berbeda terhadap

besar.

lingkungan kerja terutama berkaitan dengan Pengukuran kinerja adalah suatu proses lingkungan kerja fisik. Pegawai yang memiliki

mengkuantifikasikan secara akurat dan valid penilaian relatif baik terhadap lingkungan kerja

tingkat efisiensi dan efektivitas suatu kegiatan yang cenderung merasa nyaman dalam melaksanakan

telah terealisasi dan membandingkannya dengan pekerjaan. Di sisi lain, juga ada di antara pegawai

tingkat prestasi yang direncanakan. Tjiptono (2001: yang memiliki penilaian kurang baik terhadap

169) menyatakan, “sistem penilaian kinerja, lingkungan kerja.

penghargaan dan promosi karyawan didasarkan Sebagaimana

atas kontribusi mereka (baik secara individual secara teoritis kinerja pegawai dapat dipengaruhi

dijelaskan

sebelumnya,

maupun kelompok) dalam usaha peningkatan oleh kompetensi dan lingkungan kerja. Yang

kualitas, penciptaan customer value dan customer menjadi pertanyaan adalah apakah kinerja pegawai

satisfaction secara berkelanjutan.” Dinas Keuangan Aceh terkait dengan kompetensi

Malthis dan Jackson (2002: 7), data atau yang mereka miliki dan lingkungan kerja fisik pada

informasi yang diterima oleh para manajer tentang instansi tersebut ?. Penelitian ini bertujuan untuk

seberapa baik para karyawan bekerja dapat terdiri menguji pengaruh kompetensi dan lingkungan

dari tiga jenis yang berbeda.

kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Keuangan

1. Informasi berdasarkan ciri-ciri, seperti Aceh.

kepribadian yang menyenangkan, inisiatif, atau kreativitas.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2. Informasi

berdasarkan tingkah laku

Kinerja Pegawai dan Pengukurannya

menfokuskan pada perilaku yang spesifik yang Malthis dan Jackson (2002:79) menyatakan

mengarah pada keberhasilan di pekerjaan. “kinerja pada dasarnya adalah apa yang dilakukan

berdasarkan hasil, atau tidak dilakukan karyawan. Kinerja karyawan

3. Informasi

mempertimbangkan apa yang telah dilakukan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak

karyawan atau apa yang telah dicapai mereka memberikan kontribusi kepada organisasi

karyawan.

yang antara lain termasuk (a) kuantitas output; (b)

Jackson (2002:11) kualitas output; (c) jangka waktu output; (d)

Malthis

dan

mengelompokkan jenis kriteria kinerja ke dalam kehadiran ditempat kerja; dan (e) sikap kooperatif.

tiga kelompok yaitu:

Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Keuangan Ac eh

Mujiburrahman, S.Pd.I, M.M

1. Kriteria berdasarkan sifat (memusatkan diri

1. Prestasi kerja: hasil kerja pegawai dalam pada karakteristik karyawan). Jenis kriteria ini

menjalankan tugas, baik secara kualitas memusatkan

maupun kuantitas kerja.

seseorang, bukan apa yang dicapai seseorang

2. Keahlian: tingkat kemampuan teknis yang dalam pekerjaannya. Loyalitas, keandalan,

dimiliki oleh pegawai dalam menjalankan kemampuan komunikasi dan keterampilan

tugas yang dibebankan kepadanya. Keahlian merupakan sifat-sifat yang sering dinilai

ini bisa dalam bentuk kerja sama, komunikasi, selama proses penilaian.

inisiatif dan lain-lain.

2. Kriteria berdasarkan perilaku terfokus pada

3. Perilaku: sikap dan tingkah laku pegawai yang bagaimana pekerjaan dilaksanakan. Kriteria

melekat pada dirinya dan dibawa dalam semacam ini penting sekali bagi pekerjaan

melaksanakan tugas-tugasnya. Pengertian yang membutuhkan hubungan antar personal.

perilaku di sini juga mencakup kejujuran, Karena organisasi berjuang menciptakan suatu

tanggung jawab dan disiplin. budaya dimana keragaman dihargai dan

4. Kepemimpinan: merupakan aspek kemampuan dihormati, kriteria keperilakuan terbukti

manajerial dan seni dalam memberikan bermanfaat untuk memantau apakah para

orang lain untuk manajer mencurahkan cukup banyak usaha

pengaruh

kepada

mengkoordinasikan pekerjaan secara tepat dan untuk mengembangkan diri.

cepat, termasuk pengambilan keputusan dan

3. Kriteria berdasarkan hasil. Kriteria ini berfokus

penentuan prioritas.

pada apa yang dicapai atau dihasilkan Utomo dan Deden (2007: 19) menyatakan, ketimbang bagaimana sesuatu dicapai atau

unsur-unsur dari penilaian pelaksanaan pekerjaan dihasilkan. Kriteria berdasarkan hasil mungkin

seorang pegawai sipil sesuai dengan Daftar tepat jika perusahaan tidak peduli bagaimana

Penilaian Pela ksanaan Pekerjaan (DP3) ialah “... hasil dicapai, tetapi tidak tepat untuk setiap

kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, pekerjaan. Kriteria ini sering dikritik karena

sama, prakarsa dan meninggalkan aspek-aspek kritis pekerjaan

yang penting seperti kualitas, yang mungkin

1. Kesetiaan

sulit dikuantifikasikan. Ialah tekad dan kesanggupan mentaati, Penilaian kinerja pegawai negeri sipil dapat

melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang mengacu pada peraturan dan ketentuan yang

ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung berlaku yaitu sistem penilaian prestasi kerja atas

jawab. Tekad dan kesanggupan tersebut harus pelaksanaan tugas dan dan kewajiban PNS. Seperti

dibuktikan dalam sikap dan tingkah laku dikemukakan oleh Utomo dan Deden (2007: 16)

perbuatan dalam menyatakan, dalam rangka untuk menjamin adanya

sehari-hari

dalam

melaksanakan tugas.

obyektivitas dalam pembinaan PNS berdasarkan

2. Prestasi Kerja

pada Sistem Karier dan Sistem Prestasi Kerja, Ialah suatu hasil kerja yang secara nyata dapat maka pemerintah menerapkan sistem penilaian

dicapai oleh seorang PNS dalam melaksanakan prestasi kerja atas pelaksanaan tugas dan kewajiban

tugas yang dibebankan kepadanya. Prestasi PNS sehari-hari. Hasil penilaian tersebut

kerja tersebut akan dipengaruhi oleh dituangkan dalam satu daftar yang dibuat setiap

kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan akhir tahun yang disebut Daftar Penilaian

kesungguhan PNS yang bersangkutan. Pelaksanaan Pekerjaan (DP3). Daftar tersebut

3. Tanggung Jawab

merupakan implementasi dari UU No. 8/1974 jo Ialah kesanggupan seorang PNS untuk UU No. 43/1999 pasal 20 tentang Pokok-pokok

menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan Kepegawaian, yang berbunyi: “Untuk lebih

kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat menjamin obyektivitas dalam mempertimbangkan

pada waktunya serta berani memikul resiko pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat

atas keputusan yang diambilnya atau tindakan diadakan penilaian prestasi kerja”.

yang dilakukannya.

Sistem Penilaian Prestasi Kerja Menurut

4. Ketaatan

Sistem DP3 sebagai tolok ukur penilaian kinerja Ialah kesanggupan seorang PNS untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) menegaskan bahwa

mentaati segala peraturan perundang-undangan instrumen pengukuran kinerja merupakan alat yang

dan peraturan kedinasan yang berlaku, dipakai untuk mengukur kinerja individu seseorang

mentaati perintah kedinasan yang diberikan pegawai meliputi sebagai berikut (Sedarmayanti,

oleh atasan yang berwenang serta kesanggupan 2007:377):

untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929

Volume 2 Nomor 2 Desember 2014, Halaman 395-409

6. Bakat, sifat dan keahlian individu apapun yang Ialah ketulusan hati seorang PNS dalam

5. Kejujuran

dapat dibuktikan, dapat dihubungkan dengan melaksanakan tugas dan kemampuan untuk

kinerja efektif dan baik sekali. tidak menyalahgunakan wewenang yang

Mitrani seperti dikutip oleh Setyowati diberikan kepadanya.

mendefinisikan

kompetensi, an

6. Kerja sama underlying characteristic’s of an individual which Ialah kemampuan seorang PNS untuk bekerja

is causally related to criterion-referenced effective bersama-sama dengan orang lain dalam

and or superior performance in a job or situasion . menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan,

Atau karak-teristik yang mendasari seseorang dan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna

berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam yang sebesar-besarnya.

pekerjaannnya.

7. Prakarsa Didasarkan pada pengertian tersebut Ialah kemampuan seorang PNS untuk

kompetensi seorang individu merupakan sesuatu mengambil keputusan, langkah-langkah atau

yang melekat dalam dirinya yang dapat digunakan melaksanakan

untuk memprediksi tingkat kinerjanya. Kompetensi diperlukan dalam melaksanakan tugas pokok

pada umumnya diartikan sebagai kecakapan, tanpa menunggu perintah dari atasan.

keterampilan, kemampuan. Kata dasar kompeten,

8. Kepemimpinan berarti cakap, mampu atau terampil. Pada konteks Ialah kemampuan seorang PNS untuk

manajemen sumber daya manusia kompetensi meyakinkan orang lain sehingga dapat

mengacu kepada atribut/karakteristik seseorang dikerahkan

yang membuatnya berhasil dalam pekerjaan. melaksanakan tugas pokoknya. Penilaian unsur

Kompetensi adalah karakteristik mendasar yang kepemimpinan hanya dikenakan bagi PNS

dimiliki seseorang berpengaruh langsung terhadap, yang berpangkat Pengatur Muda golongan

atau dapat memprediksikan kinerja yang sangat ruang II/a ke atas yang memangku suatu

baik. Dengan kata lain, kompetensi adalah apa jabatan.

yang outstanding performers lakukan lebih sering, pada lebih banyak situasi, dengan hasil yang lebih

Kompetensi

baik, daripada apa yang dilakukan penilai Sedarmayanti

kebijakan. Kompetensi merupakan faktor kunci kompetensi mencakup berbagai faktor teknis dan

menyatakan,

penentu bagi seseorang dalam menghasilkan non teknis, kepribadian dan tingkah laku, soft skills

kinerja yang sangat baik. Dalam berbagai situasi dan hard skills, kemudian banyak dipergunakan

organisasi, kompetensi merupakan faktor kunci sebagai aspek yang dinilai banyak perusahaan

penentu keberhasilan organisasi. untuk merekrut karyawan ke dalam organisasi.

Sehubungan dengan kompetensi yang dimiliki Secara lebih rinci, Sedarmayanti (2007:125-126)

oleh pegawai negeri sipil, maka SK Kepala LAN memberikan beberapa definisi kompetensi sebagai

Negara) Nomor berikut:

menyebutkan bahwa

1. Konsep luas, memuat kemampuan mentransfer “kompetensi jabatan PNS adalah kemampuan yang keahlian dan kemampuan kepada situasi baru

harus dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil dalam wilayah kerja. Menyangkut organisasi

berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan dan perencanaan pekerjaan, inovasi dan

perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan mengatasi aktivitas rutin, kualitas efektivitas

tugasnya.” Dengan kata lain kompetensi personel yang dibutuhkan di tempat berkaitan

menekankan pada keberhasilan melaksanakan dengan rekan kerja, manajer serta pelanggan.

tugas.

2. Kemampuan dan kamauan melakukan tugas. Mc. Ber seperti yang dikutip oleh

3. Dimensi perilaku yang mempengaruhi kinerja. Sedarmayanti (2007:127) menyatakan, berdasarkan

4. Karakteristik individu apapun yang dapat penelitian dengan sampel 20 negara, maka jenis dihitung dan diukur secara konsisten dan

pekerjaan dan industri ditentukan 18 kompetensi dibuktikan

bersifat “generik” yang umum ditemui pada signifikan antara kinerja efektif dengan tidak

berbagai bidang pekerjaan dan industri, yaitu: efektif.

1. Achievement

orientation (Orientasi

5. Kemampuan dasar dan kualitas kinerja yang

pencapaian)

diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan

2. Analytical thingking (berpikir analitis) dengan baik.

3. Conceptual thingking (berpikir konseptual)

4. Customer service orientation (orientasi layanan

pelanggan)

Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Keuangan Ac eh

Mujiburrahman, S.Pd.I, M.M

5. Developing others (mengembangkan lainnya) kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai

6. Directiveness (Penginstruksian) akan semakin besar pula peluang bagi pegawai

7. Flexibility (Fleksibilitas) tersebut untuk diberdayakan di tempat kerja. Hal

8. Impact and influence (Dampak dan Pengaruh) ini disebabkan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan

9. Information seeking (Pencarian informasi) guna mendukung peningkatan kinerja organisasi

10. Initiative (Inisiatif) ditentukan oleh kemampuan instansi untuk

11. Integrity (Integritas) memberdayakan pegawainya, terutama pegawai

12. Interpersonal Understanding (Pemahaman yang dinilai memiliki kompetensi (kemampuan dan antar pribadi)

keterampilan kerja).

13. Organizational

Pegawai dengan persepsi bahwa kompetensi Organisasional)

Awareness (Kesadaran

(kemampuan dan keterampilan kerja) benar-benar

14. Organizational

dimanfaatkan oleh instansi ditandai dengan adanya Organisasional)

Commitment (Komitmen

pemberdayaan ditempat kerja, akan cenderung

15. Relationship Building (Menjalin Hubungan) menemukan rasa nyaman dalam bekerja. Pegawai

16. Self Confidence (Rasa Percaya Diri) yang memiliki kompetensi dan komit terhadap

17. Team Leadership (Kepemimpinan dan suatu instansi menurut Ulrich yang dikutip oleh Kelompok)

Rombe (2007:35) merupakan intelectual capital

18. Teamwork and Cooperation (Kerjasama dan yang sangat diperlukan organisasi dalam Kelompok Kerja)

mendukung pencapaian tujuan instansi. Oleh Rombe (2007:31) menyatakan bahwa

karena itu, pegawai yang memiliki komitmen dan kompetensi

kompetensi yang tinggi dapat meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (ability)

kinerjanya dan pada akhirnya dapat meningkatkan yang relevan dengan bidang usaha yang digeluti.

kinerja instansi. Selain itu, kesesuaian antara Ada yang berpendapat bahwa kompetensi

kompetensi dengan bidang pekerjaan yang terbentuk melalui pengembangan keterampilan

dibebankan juga dapat membuat pegawai betah kultur organisasi yang khas dan proses serta sistem

dalam melaksanakan pekerjaan. Pada akhirnya yang tepat dan terpadu. Hal ini berarti bahwa

kondisi ini dapat meningkatkan kinerja pegawai keunggulan utama yang harus terlebih dahulu

tersebut.

dimiliki oleh organisasi adalah keunggulan dalam Kompetensi atau kemampuan yang dimiliki manajemen sumber daya manusia. Berhasil

oleh pegawai dalam suatu instansi tidak hanya tidaknya suatu perusahaan mencapai tujuan dan

dapat berpengaruh positif bagi peningkatan kinerja pertumbuhan

pegawai tersebut, akan tetapi juga dapat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia

meningkatkan kinerja instansi secara keseluruhan. yang paling tidak harus memiliki empat

Semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh karakteristik, yaitu (1) memiliki kompetensi

seseorang pegawai akan semakin baik pula (pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan

pegawai dengan pengalaman), (2) komitmen pada organisasi, (3)

kinerjanya.

Sebaliknya

baik akan kesulitan selalu bertindak dengan biaya yang efektif dalam

kompetensi kurang

meningkatan kinerjanya.

setiap aktivitasnya, dan (4) melakukan tindakan yang selaras antara tujuan pribadi dengan tujuan

Lingkungan Kerja Fisik

organisasi (congruence of goals ) (Rombe, Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang 2007:32).

berada di sekitar tempat kerja pegawai, dimana secara langsung dapat mempengaruhi pegawai

Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Pegawai

tugasnya (Handoko, Kompetensi seseorang individu dapat

dalam

melaksanakan

2002:99). Lingkungan kerja dapat juga diartikan diartikan sebagai sesuatu yang melekat dalam

sebagai faktor-faktor di luar manusia baik fisik dirinya yang dapat digunakan untuk memprediksi

maupun nonfisik dalam suatu organisasi tingkat kinerjanya. Kompetensi pada umumnya

(Sihombing, 2004). Lingkungan kerja yang diartikan sebagai kecakapan, keterampilan,

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kemampuan. Kata dasar kompeten, berarti cakap,

lingkungan kerja fisik. Lingkungan kerja fisik mampu atau terampil. Pada konteks manajemen

adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala sumber daya manusia kompetensi mengacu kepada

fisik dan sosial-kultural yang mengelilingi atau atribut/karakteristik seseorang yang membuatnya

individu. (Komarudin, berhasil dalam pekerjaan. Pegawai yang memiliki

mempengaruhi

2002:142). Lingkungan kerja fisik adalah segala kompetensi yang sangat baik dapat diberdayakan

sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dalam melaksanakan pekerjaan. Semakin baik

dapat

mempengaruhi

dirinya dalam

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929

Volume 2 Nomor 2 Desember 2014, Halaman 395-409

menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, suatu perusahaan, walaupun demikian misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak,

sistem penerangan ini hanya menunjang saja keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain

bukan satu-satunya faktor yang menentukan (Nitisemito, 2002:183).

berhasilnya proses produksi. Disamping Lingkungan kerja fisik adalah segala

faktor penerangan, faktor-faktor lain juga sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang

harus diperhatikan.

dapat mempengaruhi

melaksanakan tugas-tugasnya. Faktor-faktor

kerja karyawan lingkungan kerja fisik meliputi: (a) pewarnaan,

Di dalam ruangan

dibutuhkan udara yang cukup, dimana (b) penerangan, (c) udara, (d) kebisingan, (e),

dengan adanya pertukaran udara yang ruang gerak, (f) keamanan, dan (g) kebersihan.

cukup, akan menyebabkan kesegaran fisik Masing-masing faktor tersebut dapat dijelaskan

dari karyawan tersebut. Suhu udara yang sebagai berikut (Nitisemito, 2002:185).

terlalu

panas

akan menyebabkan

a) Pewarnaan menurunnya semangat kerja karyawan di Masalah warna dapat berpengaruh terhadap

dalam melaksanakan pekerjaan. Adapun karyawan didalam melaksanakan pekerjaan,

suhu udara atau temperatur ruang kerja akan tetapi banyak perusahaan yang kurang

karyawan yang didapat dipertahankan baik memperhatikan masalah warna. Dengan

pada musim panas maupun di musim dingin demikian pengaturan hendaknya memberi

adalah

bahwa

suhu udara harus manfaat, dalam arti dapat meningkatkan o dipertahankan di bawah 21 C untuk

semangat kerja karyawan. Pewarnaan pada

menekan kelembaban.

dinding ruang

mempergunakan warna yang lembut. Warna Bunyi bising sangat diperhatikan, karena yang baik dipakai pada ruangan yang sempit

dapat membantu kesenangan kerja, merusak adalah warna putih, karena dengan putih

pendengaran dan dapat menimbulkan ruangan tersebut akan nampak lebih luas,

komunikasi yang salah. Oleh karena itu bersih yang dapat membantu pekerjaan yang

setiap perusahaan selalu berusaha untuk memerlukan ketelitian. Di sini bukan warna

menghilangkan suara bising tersebut atau saja yang perlu diperhatikan, karena

menekannya untuk kombinasi warna yang salah dapat

paling

tidak

memperkecil suara bising tersebut. Dengan menimbulkan

terganggunya seseorang atau karyawan menyenangkan

kan pekerjaan memandangnya.

mengakibatkan pekerjaan tersebut salah menyenang

sehingga jumlah dan mutu barang yang turunnya semangat kerja karyawan, masalah

menurun. Kemampuan warna bukan hanya pada dinding saja,

dihasilkan

perusahaan di dalam menyediakan dana namun juga warna mesin, peralatan dan

untuk keperluan pengendalian suara bising bahkan warna seragam yang dikenakan oleh

tersebut, juga merupakan salah satu faktor karyawan.

yang menentukan pilihan cara pengendalian mempergunakan dinding atau sebagai

suara bising dalam suatu perusahaan. Suara pembaur

bising dapat dihindari dengan suatu mempengaruhi warna yang dipergunakan

tindakan seperti:

dalam ruangan kerja karyawan, sehingga

a) Mengurangi intensitas dari bunyi itu dapat menimbulkan penerangan yang baik

pada sumbernya dengan mengadakan di dalam ruangan kerja tersebut.

perubahan atau modifikasi mesin secara

2) Penerangan

mekanis.

Penerangan dalam ruang kerja karyawan

b) Mencegah terpencar atau meluasnya memegang peranan yang sangat penting

tersebut dengan dalam meningkatkan semangat karyawan

suara

bising

mengisolasikan atau menutup rapat- sehingga mereka akan dapat menunjukkan

rapat suara bising tersebut. hasil kerja yang baik, yang berarti bahwa

c) Menghindari adanya alunan suara yang penerangan tempat kerja yang cukup sangat

memantulkan dengan jalan menyerap membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan

suara itu dengan bahan-bahan penyerap operasional perusahaan. Atas dasar hal

suara itu seperti rock wall atau fiber tersebut di atas maka, pemeliharaan sistem

glass .

penerangan ini sangat diperlukan di dalam

Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Keuangan Ac eh

Mujiburrahman, S.Pd.I, M.M

5) Ruang gerak yang tidak sedap, apalagi pekerjaan itu Dalam suatu perusahaan hendaknya

memerlukan konsentrasi yang cukup tinggi. karyawan yang bekerja mendapat tempat

Dengan adanya lingkungan yang bersih yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan

karyawan akan merasa senang sehingga atau tugas. Seseorang tidak mungkin dapat

semangat kerja karyawan akan meningkat. bekerja dengan tenang jika tempat yang

Kebersihan lingkungan, bukan hanya tersedia

berarti kebersihan di tempat mereka bekerja, kenyamanan. Padatnya tempat sama ruang

tetapi lebih luas misalnya kamar kecil yang gerak yang sempit dapat mengurangi

berbau tidak enak dan dapat menimbulkan semangat kerja karyawan dalam melakukan

rasa yang kurang menyenangkan. Bagi aktivitasnya. Dengan demikian ruang gerak

perusahaan hendaknya ikut bersama-sama di dalam melaksanakan pekerjaan perlu

menjaga kebersihan karena hal itu diperhatikan, sehingga karyawan dapat

merupakan tanggungjawab kita bersama. bekerja dengan baik, dan begitu juga

Masalah kebersihan juga tergantung dari sebaliknya jika ruang gerak terlalu lebar

konstruksi gedung yang sedemikian rupa akan mengakibatkan pemborosan biaya.

sehingga dapat memudahkan di dalam Oleh karena itu ruang gerak untuk tempat

menjaga kebersihan.

karyawan bekerja seharusnya direncanakan terlebih dahulu agar para karyawan tidak

Hubungan Lingkungan Kerja Fisik dengan

terganggu di dalam melaksanakan pekerjaan

Kinerja Pegawai

disamping itu juga perusahaan harus dapat Lingkungan kerja fisik yang mendukung menghindari dari pemborosan dan menekan

akan sangat berpengaruh terhadap semangat pengeluaran biaya yang banyak.

kerja pegawai dalam suatu pekerjaan yang

6) Keamanan dilakukan dan pada akhirnya dapat memberikan Rasa aman bagi karyawan sangat

dampak positif bagi peningkatan kinerja berpengaruh terhadap semangat dan gairah

pegawai tersebut. Setiap instansi dipandang kerja karyawan. Di sini yang dimaksud

perlu meng-usahakan agar faktor-faktor yang dengan keamanan yaitu keamanan yang

termasuk lingkungan kerja fisik dapat dapat dimasukkan ke dalam lingkungan

diusahakan sedemikian rupa dan memberi kerja fisik. Jika di tempat kerja tidak aman

pengaruh positif pada semangat kerja dan karyawan tersebut akan menjadi gelisah,

kinerja pegawai. Lingkungan kerja fisik yang tidak

baik akan mendukung produktivitas kerja pekerjaannya serta semangat kerja karyawan

karyawan yang lebih baik sehingga kemampuan tersebut akan mengalami penurunan.

tenaga kerja juga semakin baik. Kemampuan Keamanan di sini sebenarnya lebih luas

kerja yang baik akan menghasilkan keluaran dari semua itu sehingga di sini kontruksi

organisasi yang lebih baik. Nitisemito gedung tempat mereka bekerja, kontruksi

(2002:183) menyatakan lingkungan kerja fisik gedung yang sudah tua, tanpa adanya

yang baik akan memberikan kenyamanan dan perbaikan sewaktu-waktu gedung itu bisa

membangkitkan semangat kerja karyawan roboh dan bisa mengalami korban jiwa.

sehingga dapat mengerjakan tugas-tugas dengan Oleh karena itu sebaiknya suatu perusahaan

baik. Pada akhirnya lingkungan kerja fisik yang terus berusaha untuk menciptakan dan

baik akan tidak hanya mampu meningkatkan mempertahankan suatu keadaan dan suasana

semangat kerja, akan tetapi juga berdampak aman tersebut dapat dirasakan oleh

positif bagi peningkatan kinerja pegawai. karyawan agar karyawan tersebut tidak merasa terganggu dalam melaksanakan

Temuan Penelitian Sebelumnya

pekerjaannya. Dan pekerjaan yang diberikan Sihombing (2004) mengadakan penelitian kepada karyawan merasa senang dan betah

dengan judul Pengaruh Keterlibatan dalam bekerja.

Pengambilan

Keputusan,

Penilaian Pada

7) Kebersihan Lingkungn Kerja, dan Motivasi Berprestasi Di dalam suatu perusahaan hendaknya

Terhadap Kepuasan Kerja Pamong Belajar. menjaga kebersihan lingkungan, sebab

Penelitian tersebut antara lain menyimpulkan kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi

bahwa lingkungan kerja mempunyai pengaruh kesehatan

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dibayangkan bila anda bekerja pada suatu

pamong belajar. Secara bersama-sama keterlibatan tempat yang penuh dengan debu dan bau

pamong belajar dalam pengambilan keputusan,

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929

Volume 2 Nomor 2 Desember 2014, Halaman 395-409

lingkungan kerja, dan motivasi berprestasi kerja karyawan sehingga dapat mengerjakan mempunyai pengaruh positif dan signifikan

tugas-tugas dengan baik. Pada akhirnya terhadap kepuasan kerja pamong belajar.

lingkungan kerja fisik yang baik akan tidak Siradjudin (2007) dalam penelitiannya

hanya mampu meningkatkan semangat mengenai pengaruh perilaku kepemimpinan

kerja, akan tetapi juga berdampak positif terhadap kinerja karyawan BPR/BPRS di Sulawesi

bagi peningkatan kinerja pegawai Selatan antara lain menyimpulkan bahwa tinggi

Berdasarkan uraian di atas maka kinerja rendahnya kinerja karyawan BPR/BPRS di

pegawai dapat dijadikan fungsi dari kompetensi Sulawesi Selatan sangat ditentukan selain oleh

dan lingkungan kerja, sehingga kerangka penelitian karakteristik pribadi pemimpin, kompetensi

ini dapat dilihat Gambar 1.

individu pemimpin, sikap pemimpin, kemampuan Mengacu pada uraian di atas, maka hipotesis komunikasi pemimpin, juga oleh kepuasan kerja

dalam penelitian ini adalah kompetensi dan dan motivasi kerja karyawan. Kompetensi individu

lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja pemimpin berpengaruh positif dan signifikan baik

pegawai Dinas Keuangan Aceh. terhadap kepuasan kerja, motivasi kerja maupun terhadap kinerja karyawan.

Gambar 1 Kerangka Penelitian

Kompetensi Kinerja

Pegawai Lingkungan

Kerja

Kerangka Penelitian dan Hipotesis

METODE PENELITIAN

Kinerja seseorang pegawai yang dalam hal ini pegawai Dinas Keuangan Aceh dapat dikaitkan

Lokasi dan Objek Penelitian

dengan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai dan Penelitian ini dilaksanakan pada Dinas penilaian pegawai tersebut pada lingkungan kerja.

Keuangan Aceh yang beralamat di Jalan T. Nyak Keterkaitan masing-masing variabel tersebut

Arief No 120 Lampineung Banda Aceh. Objek dijelaskan sebagai berikut.

penelitian berhubungan dengan kinerja pegawai

1. Pengaruh kompetensi terhadap kinerja yang dikaitkan dengan kompetensi pegawai dan pegawai.

lingkungan kerja fisik pada instansi tersebut. Pegawai yang memiliki kompetensi dapat

Populasi dan Penarikan Sampel

diberdayakan dalam melaksanakan pekerjaan. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai Semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh

Dinas Keuangan Aceh yang berjumlah 117 orang. seorang pegawai akan semakin besar pula

Penarikan sampel menggunakan rumus Slovin peluang bagi pegawai tersebut untuk

(Suliyanto, 2006:100) sebagai berikut. diberdayakan di tempat kerja. Hal ini

disebabkan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan

1 Ne

guna mendukung

peningkatan

kinerja

organisasi ditentukan oleh kemampuan instansi

Keterangan:

untuk memberdayakan pegawainya, terutama

e = Persentase kelonggaran ketelitian pegawai yang dinilai memiliki kompetensi

karena kesalahan pengambilan (kemampuan dan keterampilan kerja)

sampel.

2. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.

N = Ukuran populasi Penilaian pada lingkungan kerja juga dapat

n = Ukuran sampel mempengaruhi kinerja pegawai. Lingkungan

Dengan persentase kelonggaran ketelitian kerja fisik yang baik akan memberikan

karena kesalahan pengambilan sampel sebesar kenyamanan dan membangkitkan semangat

Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Keuangan Ac eh

Mujiburrahman, S.Pd.I, M.M 10%, maka jumlah pegawai yang diambil sebagai

dan lintas beragama item dalam instrumen sampel penelitian sebanyak 54 orang. Pengedaran

(Sekaran, 2006:40). Keandalan suatu pengukuran kuesioner kepada seseorang pegawai instansi

merupakan indikasi mengenai stabilitas dan tersebut dilakukan dengan metode convinience

konsistensi dimana instrumen mengukur konsep sampling , dimana peneliti menjadikan pegawai

dan membantu menilai “ketepatan” sebuah yang paling awal dijumpai sebagai sampel

pengukuran. Dalam penelitian ini, tolok ukur penelitian (Umar, 2005:97). Pengedaran kuesioner

reliabilitas suatu kuesioner adalah nilai alfa dihentikan apabila target sampel sudah terpenuhi.

cronbach yang diperoleh melalui perhitungan statistik. Malhotra, (2007:235) menyatakan nilai

Teknik Pengumpulan Data

alfa cronbach minimum yang dapat adalah di atas Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini

0,60. Hal ini berarti suatu kuesioner dinyatakan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

handal apabila nilai alfa cronbach yang diperoleh kuesioner.

berada di atas 0,60.

pernyataan/pertanyaan yang berhubungan dengan kinerja pegawai, kompetensi dan lingkungan kerja.

Peralatan Analisis Data

Responden diminta untuk menentukan tingkat Instrumen yang digunakan untuk dapat kesetujuan mereka pada masing-masing pernyataan

menjelaskan hubungan fungsional antara kinerja terkait. Data yang berkaitan dengan kinerja

pegawai sebagai dependen variabel dengan pegawai, kompetensi dan lingkungan kerja pada

kompetensi dan lingkungan kerja sebagai dasarnya bersifat kualitatif. Sehingga untuk

independent variabel adalah regresi linier berganda. kepentingan analisis, data tersebut harus dirubah

Secara matematis, hubungan fungsional tersebut menjadi data kuantitatif. Karena itu untuk

dalam bentuk regresi linier berganda dapat mengkuantitatifkan

formulasikan sebagai berikut. diperlukan adanya skala pengukuran. Skala

Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +e pengukuran data yang digunakan adalah Likert

Dimana:

(Likert Scale). Skala Likert digunakan untuk Y = Kinerja pegawai memberikan skor atau bobot untuk masing-masing

a = Konstanta

alternatif jawaban

sehubungan

dengan

X 1 = Kompetensi

pernyataan/pertanyaan yang dibuat. Pemberian

X 2 = Lingkungan kerja skala berlaku ketentuan: 1 = sangat tidak setuju, 2

koefisien regresi X 1 dan = tidak setuju, 3 = cukup setuju, 4 = setuju dan 5 =

b 1 dan b 2 =

sangat setuju.

e = Error term

Sebelum kuesioner sebagai instrumen Untuk mengetahui besarnya keeratan penelitian diedarkan untuk pengumpulan data,

hubungan antara kedua variabel independen terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

(kompetensi dan lingkungan kerja) dengan kinerja reliabilitas. Uji validitas dimaksudkan untuk

pegawai digunakan koefisien korelasi (R). menguji apakah skala pengukuran yang dibuat

Interpretasi terhadap nilai koefisien korelasi (R) dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan

mengacu pada pendapat Sugiyono (2008:125) dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila

sebagai berikut:

skala pengukuran tidak valid, maka ia tidak - Nilai R berkisar antara 0,00-0,20 hubungan bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur

tergolong sangat lemah. apa yang seharusnya dilakukan (Kuncoro,

- Nilai R berkisar antara 0,20-0,40 hubungan 2003:151). Dalam penelitian ini, penentuan

tergolong lemah.

validitas dapat dilakukan dengan mencari nilai - Nilai R berkisar antara 0,40-0,60 hubungan korelasi skor masing-masing item dengan skor total

tergolong sedang

item untuk setiap variabel. Kemudian nilai r hitung - Nilai R berkisar antara 0,60-0,80 hubungan yang diperoleh dari korelasi tersebut dibandingkan

tergolong erat/kuat

dengan nilai r tabel pada tingkat keyakinan 95 - Nilai R berkisar antara 0,80-1,00 hubungan persen. Suliyanto (2006:149) menyatakan, apabila

tergolong sangat erat/kuat. nilai r hitung > r tabel item pernyataan tersebut

Selanjutnya untuk mengetahui besarnya dinyatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung

variasi kinerja yang dapat dijelaskan oleh kedua < r tabel maka item pernyataan tersebut tidak valid.

variabel independen tersebut digunakan koefisien Selanjutnya uji reliabilitas dimaksudkan untuk 2 determinasi (R ).

menguji sejauhmana pengukuran tersebut tanpa Untuk menerima atau pun menolak hipotesis, bias (bebas kesalahan-error free) dan karena itu

digunakan uji F dan uji t. Statistik uji F digunakan menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu

untuk mengetahui apakah kedua variabel

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929

Volume 2 Nomor 2 Desember 2014, Halaman 395-409

independen (kompetensi dan lingkungan kerja) terdiri dari Pewarnaan, Penerangan, Udara, secara simultan berpengaruh terhadap kinerja

Kebisingan, Ruang gerak, Keamanan dan pegawai, dengan ketentuan sebagai berikut.

Kebersihan.

- Apabila nilai F hitung > F tabel, maka hipotesis diterima, bermakna secara simultan

HASIL DAN PEMBAHASAN

kompetensi dan lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Keuangan Aceh.

Hasil Uji Validitas

- Apabila nilai F hitung < F tabel, maka Pengujian validitas yang digunakan dalam hipotesis ditolak, bermakna secara simultan

penelitian ini adalah validitas item, yaitu untuk kompetensi dan lingkungan kerja tidak

mengetahui apakah item-item pernyataan yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja

dimuat dalam kuesioner penelitian valid atau tidak. pegawai Dinas Keuangan Aceh..

Pengujian validitas kuesioner didasarkan pada Selanjutnya t digunakan untuk mengetahui

perbandingan nilai r hitung dan nilai r tabel. Nilai r apakah masing-masing variabel independen

hitung dicari dengan mencari nilai korelasi antara (kompetensi dan lingkungan kerja) secara parsial

skor alternatif pilihan jawaban responden pada item berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai,

pernyataan tertentu dengan total skor item dalam dengan ketentuan sebagai berikut:

variabel terkait. Selanjutnya nilai korelasi hitung (r - Apabila nilai t hitung > t tabel dapat diartikan

hitung) tersebut dibandingkan dengan nilai kritis r variabel terkait berpengaruh singnifikan.

product moment (r tabel), dengan ketentuan apabila - Apabila nilai t hitung < t tabel dapat diartikan

nilai (r hitung > r tabel), maka item pernyataan bahwa variabel terkait tidak berpengaruh

dalam variabel tertentu dinyatakan valid. signifikan.

Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel, maka item pernyataan dalam variabel tertentu dinyatakan

Operasional Variabel

tidak valid.

Variabel penelitian terdiri dari kinerja pegawai Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa sebagai variabel terikat, dengan kompetensi dan

nilai r hitung untuk masing-masing item lingkungan kerja sebagai variabel bebas. Kinerja

pertanyaan/pernyataan dalam kuesioner penelitian pegawai adalah seberapa banyak pegawai

lebih besar bila dibandingkan dengan nilai kritis r memberikan kontribusi kepada organisasi yang

product moment (r tabel). Pernyataan pertama yang antara lain termasuk kehadiran di tempat kerja, dan

berhubungan dengan kinerja pegawai (dengan kode sikap kooperatif. (Malthis & Jackson, 2002).

item A1) diperoleh nilai r hitung sebesar 0,673. Dalam penelitian ini indikator kinerja pegawai

Nilai ini lebih besar bila dibandingkan dengan nilai diambil dari indikator kinerja PNS diambil dari SE.

r tabel (pada n = 54) yang menunjukkan angka BAKN No. 02/SE/1980 yang juga dirangkum

sebesar 0,266. Dengan demikian dapat diartikan dalam (UU No. 43/1999). Indikator tersebut

bahwa item pernyataan tersebut dinyatakan valid. meliputi kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab,

Begitu juga halnya untuk item pernyataan A2, A3 ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa, dan

sampai A8 juga menunjukkan nilai r hitung lebih kepemimpinan.

besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel yang Kompetensi adalah pengetahuan, pengalaman,

berarti semua item pernyataan pada variabel kinerja dan keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi

pegawai dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya tuntutan peran dan keahlian yang diperlukan untuk

mengenai hasil uji validitas dapat dilihat Tabel 1. menjalankan peran sesuai dengan standar organisasi (Maskuri, 2006). Variabel terdiri dari 6 indikator meliputi keterampilan (skill), Berpikir analitis, Peran sosial (social role), Dorongan berprestasi, Integritas dan Komitmen terhadap instansi.

Selanjutnya lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain (Nitisemito,

digunakan untuk mengukur variabel tersebut

Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kinerja Pegawai Dinas Keuangan Ac eh

Mujiburrahman, S.Pd.I, M.M

Tabel 1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil Uji Reliabilitas No

Hasil Uji Validitas

Variabel Nilai Cronbach

Item

R Hitung

R Tabel

Sumber: Data Primer (Diolah), 2014. Berdasarkan Tabel 1 di atas variabel

pernyataan pada setiap variabel bisa digunakan kompetensi terdiri dari 6 (enam) item pernyataan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur yang yang dilambangkan dengan B1 sampai B6. Nilai r

dalam hal ini adalah kinerja pegawai, kompetensi hitung

dan lingkungan kerja sebagai variabel yang diteliti. menunjukkan angka sebesar 0,732 lebih besar bila

untuk pernyataan

pertama

(B1)

Keandalan (reliability) suatu pengukuran dibandingkan dengan r tabel sebesar 0,266. Dengan

merupakan indikasi mengenai stabilitas dan demikian dapat diartikan bahwa item pernyataan

konsistensi dimana instrumen mengukur konsep tersebut dinyatakan valid. Begitu juga halnya

dan membantu menilai “ketepatan” sebuah dengan item pernyataan kedua (B2) hingga item

pengukuran. Sebagaimana dijelaskan dalam bab pernyataan ke enam (B6), juga menunjukkan nilai r

sebelumnya, tolok ukur reliabilitas suatu kuesioner hitung lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r

adalah nilai alfa cronbach yang diperoleh melalui tabel, sehingga dapat diartikan seluruh item

perhitungan statistik, dengan ketentuan suatu pernyataan yang berhubungan dengan kompetensi

kuesioner dinyatakan handal apabila memiliki nilai dinyatakan valid.

alfa cronbach di atas 0,60.

Seperti terlihat dalam Tabel 1 di atas, Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa variabel lingkungan kerja (dengan kode item C1-

nilai alfa cronbach masing-masing variabel C7) juga menunjukkan nilai r hitung masing-

penelitian lebih besar dari 0,60 sebagai nilai masing item lebih besar bila dibandingkan dengan

minimum yang dipersyaratkan bagi kehandalan nilai r tabel. Dengan demikian dapat diartikan

kuesioner. Karena itu dapat dipahami bahwa bahwa seluruh item pernyataan yang berhubungan

kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan dengan lingkungan kerja juga dinyatakan valid.

data penelitian, baik untuk kinerja pegawai, Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa

kompetensi maupun lingkungan kerja dinyatakan semua item pernyataan pada setiap variabel yang

handal atau tanpa bias (bebas kesalahan-error free) diteliti dinyatakan valid. Artinya, item-item

dan menjamin pengukuran yang konsisten lintas

JURNAL EKONOMI MANAJEMEN DAN BISNIS ISSN: 2338-2929

Volume 2 Nomor 2 Desember 2014, Halaman 395-409

waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Berdasarkan persamaan tersebut dapat Dengan kata lain, instrumen pengumpulan data

diketahui bahwa variabel kompetensi berpengaruh yang digunakan untuk mengumpulkan data

positif terhadap kinerja pegawai. Hal ini penelitian dinilai handal dan dapat digunakan

ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi X 1 sebesar dalam waktu dan tempat yang berbeda.

0,630. Secara statistik angka tersebut dapat diartikan apabila nilai rata-rata skor respon yang

Analisis Pengaruh Kompetensi dan Lingkungan

diberikan pegawai terhadap pernyataan yang

Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Dinas

berhubungan dengan kompetensi meningkat

Keuangan Aceh

sebesar 1,00, maka nilai rata-rata skor respon Hasil pengolahan data memperlihatkan bahwa

terhadap pernyataan yang berhubungan dengan kompetensi dan lingkungan kerja berpengaruh

kinerja akan meningkat sebesar 0,630 dengan positif terhadap kinerja pegawai Dinas Keuangan

asumsi variabel lain dianggap tetap. Dengan Aceh. Dengan kata lain, peningkatan kompetensi

demikian jelaslah bahwa kompetensi berpengaruh dan penilaian pegawai terhadap lingkungan kerja