MAKALAH PAI ALAM SEMESTA DALAM PE

MAKALAH PAI ALAM SEMESTA &
MANUSIA
Oleh :
1. Devi Suherli
2. Helga Kupilang Panggayu
3. Hikmah Awaliyah
4. Novalia

Dosen

: Bpk. Jonny Putra, S.Pd.I , M.Pd.I

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
TAHUN AJARAN 2015/2016

DAFTAR ISI
KataPengantar

..........................................................................................................ii


Daftar Isi ..................................................................................................................iii
BAB I pendahuluan
A.
B.

Alam semesta.......................................................................................................1
Manusia...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A.

Alam semesta

1. Asal Usul Alam Semesta.................................................................................2
2 . Alam Semesta tersusun Rapih, Seimbang dan Sempurna..............................4
2.1. Kecepatan Ledakan Big Bang................................................................6
2.2. Empat Gaya Dasar..................................................................................6
2.3. Jarak antara Benda-benda Langit...........................................................7
B. Manusia
1. Penciptaan Manusia......................................................................................11

2. Teori Evolusi dan Propaganda Ateisme........................................................12
3. Kedudukan Manusia.....................................................................................13

4. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama..........................................................14
4.1. Kebutuhan Hakiki Manusia...................................................................14
4.2. Kebutuhan Terhadap Agama..................................................................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................16

KATA PENGANTAR
Puji sukur kita panjatkan kepada tuhan yang maha Esa atas rahmat dan
karunianya yang diberikan kepada penyusun sehingga Makalah Pendidikan Agama
Islam Ini dapat terselesaikan dengan baik tak lupa, penulis ucapkan terimakasih atas
dukungan rekan rekan semua, makalah ini disusun untik membantu didalam mengetahui
Pendidikan Islam yang secara khusus menjelaskan tentang “Alam Semesta beserta
Isinya”.
Setelah mempelajari Makalah ini, anda akan mengetahui apa yang di maksud
alam semesta dan apa saja yang ada di dalam alam semesta ini. dengan demikian anda
akan mengetahui Peranan penting manusia dialam semsesta ini. Akhir kata kami

mengucapkan terimakasih kepada para pembaca yang senantiasa mendukung dan
memberikan kritik dan sarannya yang bisa memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Alam Semsesta
Alam semesta adalah jagad raya yang kita saksikan didunia ini, mulai dari yang
tampak (syahadah) sampai yang tidak tampak (gaib), dari yang bernyawa sampai yang
tidak bernyawadan dari yang ada didalam perut bumi sampai yang ada diruang
angkasayang dipenuhi beribu-ribu miliar bintang. Pertanyaan yang perlu diajukan
adalah dari mana asal usul alam semesta ini? Apakah alam semesta ini terjadi dengan
sendirinya? Atau ada yang menjadikanya? Pertanyaan ini menarik para ilmuan (sainitis)
untuk melakukan penelitian hingga melahirkan berbagai teori. Namun teori yang
berlaku sampai abad ke-20 ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tak
terbatas, ada tanpa awal, dan terus ada untuk selama-lamanya.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang menganggap bahwa zat itu
merupakan suatu materi yang mutlak dan menolak segala keberadaan kecuali materi
(zat). Dengan berakar pada filsafat yunani kuno dan semakin diterimanya materialisme
ini dii abad ke-19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam bentuk materialisme
dialektis karl marx. Meskipun demikian, masih saja ada sainitis diabad modern yang

mendukungnya. Di antaranya Stephen Hawking, seseorang ilmuwanyang kepintaranya
disejajarkan dengan Albert Einstein, dia berkata bahwa tidak ada tempat untuk tuhan
bagi teori penciptaan alam semesta (there is no for God in theories on the creation of

the Universe). Menurutnya ada hukum gravitasi yang bisa diciptakan sendiri oleh alam
dari ketiadaan.
Tetapi Stephen Hawking sendiri tidak menjelaskan siapa yang menggerakan alam itu
sendiri kepada terbentuknya suatu hukum seperti gravitasi yang kemudian menjadi
sebab terbentuknya alam semsesta. Demikianlah hasil pemikiran (sainitis) yang hanya
menggunakan kekuatan (daya) pikiran saja, sehingga tidak mampu menjangkau alam
diluar materi (alam ghaib) yang bisa dijangkau oleh kekuatan rasa (keyakinan).

BAB II
PEMBAHASAN
1. Asal Usul Alam Semesta
Jika ada ilmuwan yang berpendapat bahwa alam semseta ini tanpa awal dan
akhir, yang berarti ada dengan sendirinya, tidak ada yang menciptakan dan terus ada
selamanya (abadi) serta tidak akan berubah, maka kita melihat apa yang ada disekitar
kita.
Disekitar rumah yang kita tempati dengan segala perabotanya, makanan yang kita

makan, pakaian, sepatu dan kendaraan yang kita pakai, gedung-gedung tinggi yang ada
di ibukota tidak ada dengan sendirinya dan tidak muncul dengan tiba-tiba. Semuanya
ada yang menjadikanya dan ada asal usulnya. Tembok-tembok rumah, gedung misalnya,
ia tersusun dari batu bata dan semen yang terbuat dari kayu yang berasal dari pohon
yang tumbuh dari tanah. Besi kawat dan paku yang turut memperkokoh rumah/gedung
juga berasal dari tanah. Pertanyaan berikutnya adalah “dari mana asal tanah ini, bumi
tempat kita berpijak?” pasti bumi ini ada asal usulnya, tidak jadi dengan sendirinya dan
juga tidak jadi secara tiba-tiba.
Jika kita tilik lebih jauh lagi, tidak hanya asal usul planet bumi saja, tetapi alam
semesta ini, ternyata alam semesta ini termasuk planet bumi, ada asal usulnya. Temuantemuab ilmiah di abad ke-20 dan memasuki abad ke-21, yang dilakukan oleh para
pemikir terkemuka dunia, melalui berbagai percobaan, pengamatan dan perhitungan,
fisika modern telah menemukan bahwa alam semesta telah memiliki permulaan.bahwa
ia muncul dari ketiadaan pada sebuah momen ledakan akbar, yakni ledakan yang
teramat besar. Sebaiknya alam semesta selalu mengalami pergerakan, perubahan, dan
pengembangan. Fakta-fakta yang baru ditemukan ini memukau peti mati teori alam
semesta sainitis. Sekarang fakta ini telah diterima oleh masyarakat ilmiah.

Informasi ini sepenuhnya sesuai dengan temuan-temuan para ilmuwan masa
kini. Sebagaimana telah dinyatkan di atas, simpulan yang telah dicapai astrofisika
dewasa ini adalah bahwa seluruh jagad raya, berikut dimensi materi dan waktu, menjadi

ada sebagai hasil dari ledakan akbar yang terjadi dahulu kala. Peristiwa ini dikenal
dengan sebutan “Big Bang”, merupakan katalis untuk penciptaan alam semesta dari
ketiadaan.
Temuan para ilmuwan modern ini membuktikan kebenran yang telah diterangkan dalam
Al-Qur’an lima belas abad lalu, bahwa alam semesta sebelum kejadianya masih berupa
asap. Allah Swt menjelaskan penciptaan-Nya terhadap alam semesta sebagaimana
diterangkan dalam Al-Qur’an :
AL-Qur’an

Dan Dia menciptakan dibumi itu gunung-gunung yang kokoh diatasnya. Dia
memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya
dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asa,
lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu keduanyamenurut
perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab ‘Kami datang
dengan suka hati’. (QS Fushilat[41]: 10-11)
Temuan ilmiah ini sekaligus membuktikan bahwa alam semesta ini berasal dari
ketiadaan, yakni bermula dari gas panas yang berupa asap. Pertanyaanya kemudian
adalah dari mana asal materi asap itu sendiri? Karena tidak mungkin ia muncul dengan
sendirinya atau secara tiba-tiba. Seperti tidak mungkin rumah kita dengan segala isinya

ada dengan sendirinya atau muncul secara tiba-tiba. Di sinilah sebenarnya keterbnatasan
akal manusia, ia tidak mampu menjangkau sesuatu yang berada di alam luar materi.
Sebagai ahli filsafat Yunani Kuno, seperti Socrates (470-399 SM), sebenarnya telah
mengakui bahwa alam semesta dan manusia berasal dari Tuhan. Namun Socrates tidak
mampu menjelaskan siapa tuhan yang dimaksud itu. Itulah Allah Swt. Itulah sebabnya
Allah memperkenalkan diri melalui rasul-Nya bahwa Dia-lah Allah yang menciptakan

materi awal (titik tunggl), yang dari materi awal itulah Dia ciptakan alam semesta
beserta isinya (dijelaskan didalam QS Al-An’aam [6]: 101, Adz-Dzariyaat[51]: 47, dan
As-Sajadah [32]: 4).
2. Alam Semesta Tersusun Rapih, Seimbang dan Sempurna
Miliaran bintang dan galaksi dialam semesta bergerak dalam keseimbangan
sempurna pada jalur-jalur yang sudah diciptakan oleh mereka. Bintang, planet dan
satelit tidak hanya berputar pada sumbu masing-masing, tetapi juga bergerak bersama
sistem sebagai bagian intergal. Terkadang galasi yang terdiri atas 200-300 miliar
bintang bergerak, melewati jalur galaksi lain. Namun ajaibnya tidak terjadi tubrukan
yang merusak keteraturan jagad raya. Kejaiban ini wajib kita renungkan. (perhatikan
firman Allah dalam QS AL-Mulk [67]:: 3-4, Nuh [71]: 15, Al-Furqan [25]:2.
Penemuan ilmiah abad ke-20 yang saling susul dibidang astrofisika biologi
membuktikan bahwa kehidupan dan alam semesta bermula dari penciptaan. Teori Big

Bang menunjukan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Beragam penemuan
telah mengungkapkan bahwa terdapat rancangan agung dan “penyelarasan” (fine
tuning) dalam dunia materi dan dengan demikian pernyataan materialisme terbukti tidak
berdasar. Dari kekuatan ledakan Big Bang hingga sifat fisika atom, dari tingkat
kekuatan empat jenis gaya dasar hingga proses kimiawi bintang, dari jenis cahaya yabg
dipancarkan matahari hingga tingkat keenceran air dari jarak bumi kebulan hingga
tingkat gas-gas dalam atmosfer, dari jarak bumi kematahari hingga sudut kemiringan
bumi terhadap bidang orbit dan dari perceptan perputaran bumi terhadap sumbunya
hingga peran laut dan penggunaan dibumi, setiap detail kecil itu disesuaikan demi
kehidupan kita. Saat ini dunia ilmiah menggambarkan keadaan ini dengan konsep
“prinsip antropik” (anttropic principle) dan “penyelarasan” (fine tuning). Konsep ini
merangkum kenyataan bahwa alam semesta bukan lah sekumpulan zat yang tidak
bertujuan, tidak terkendali, dan terjadi secara kebetulan, melainkan memiliki kegunaan
bagi kehidupan manusia dan telah dirancang dengan ketelitian tertinggi.
Ayat-ayat tersebut menarik perhatian manusia pada ukuran dan keselarasan
dalam ciptaan Allah. Kata taqdir, yang berarti “merancang”, “mengukur” dan
“menciptakan dengan mengukur” digunakan dalam ayat Al-Qur’an, seperti Al-Furqan
[25]: 2. Kata thibaq, yang berarti “dalam keselarasan” digunakan dalam Al-Mulk
dengan kata tafawut, yang berarti “ketidaksesuaian”, “pelanggaran”, “ketidakaturan”,


“berlawanan”, bahwa siapapun yang mencari ketidakserasian susunan alam semesta
akan gagal menemukannya.
Istilah fine-tuning yang mulai digunakan akhir abad ke-20, mewakili kebenran
yang digunakan dalam ayat-ayat tersebut. Lebih dari seperempat abad terakhir, sejumlah
besar ilmuwan, intelektual, dan penulis telah menunjukan bahwa alam semesta bukanlah
kumpulan kebetukan belaka. Sebaliknya, jagad raya memeiliki rabcangan dan
keteraturan yang luar biasa yang disesuaikan secara ideal untuk kehidupan manusia
dalam setiap detailnya.
Firman Allah:
Al-Qur’an

Dan Dia lah yang menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar, dan
(Dia lah juga) pada masa (hendak menjadikan sesuatu) berfirman: "Jadilah", lalu
terjadilah ia. FirmanNya itu adalah benar. Dan bagiNyalah kuasa pemerintahan pada
hari ditiupkan sangkakala. Ia yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, dan
Dia lah Yang Maha Bijaksana, lagi Maha mendalam pengetahuanNya.
2.1 Kecepatan Ledakan Big Bang
Keseimbangan yang dicapai dengan Big Bang; pembentukan alam semesta yang
seketika meruupakan bukti bahwa alam semesta tidak muncul secara kebetulan.
Menurut paul davies, ahli matematis terkemukan dari universitas Adelaide Australia,

“jika laju pengembangan setelah big bang berbeda 1 per 1018 saja alam semesta tidak
akan terbentuk “stephen Hawking” dalam bukunya A Brief History Of time, juga
menyadari ketepatan yang luar biasa pada laju pengembangan satu detik setelah Big
Bang lebih kecil satu bagian dalam seratus ribu juta, alam semesta akan hancur sebelum
pernah mencapai ukurannya yang sekaranmg.

2.2 Empat Gaya Dasar
Semua gerakan fisik di alam semesta berlangsung berkat interaksi dan
keseimbangan keempat gaya yang dikenali fisika modern sebagai gaya gravitasi, gaya
elektromagnetik, gaya nuklir kuat, dan gaya nuklir lemah. Keempat gaya tersebut
memiliki besaran yang sangat berbeda. Michael Denton ahli biologi molekuler terkenal,
menjelaskan keseimbangan luar biasa diantara keempat gayya tersebut sebagai berikut:
Jika gaya gravitasi, satu triliun lebih kuat, alam semesta akan jauh lebih kecil dan
sejarah hidupnya jauh lebih pendek. Jika grafitasi kurang kuat maka tidak ada bintang
atau gallaksi yang terbentuk. Hubungan dan besaran lainya tidak kurang kritisnya. Jika
gaya nuklir kuat, sedikit lebih lemah saja maka satu-satunya unsur yang stabil adalah
hidrogen. Tidak ada atom lain yang bisa terbentuk. Jika gaya nuklir kuat sedikit lebih
kuat dalam kaitanya dengan elektromagnetisme, maka yang paling stabil di alam
semesta hanyalah inti atom dengan dua proton yang berarti tidak ada hidrogen dan
kalaupun ada bintang atau galaksi yang terbentuk, mereka sangat berbeda dari bentunya

sekarang. Jelas sekali jika semua gaya dan konstanta ini tidak mempunyai besaran tepat
seperti adanya sekarang, maka tidak akan ada bintang, supernova, planet, atom, dan
kehidupan.
2.3 Jarak antara Benda-Benda Langit
Penyebaran benda-benda langit dan jarak yang begitu besar di antara mereka
yang sangat penting bagi keberadaan kehidupan dibumi. Jarak antara benda benda langit
telah ditetapkan melalui perhitungan yang begitu sesuai dengan aneka gaya alam
semesta sehingga mendukung kehidupan dibumi.
Gravitasi :

Jika gravitasi lebih kuat, maka atmosfir bumi akan menahan terlalu banyak
ammonia dan metana yang merusak kehidupan.

Jika gravitasi lebih lemah, maka atmosfir bumi terlalu banyak kehilangan air,
sehingga kehidupan tidak mungkin berlangsung.
Jarak Bumi dan Matahari :


Jika lebih jauh, bumi menjadi sangat dingin, siklus air di atmosfir akan terpengaruh,

dan bumi memasuki Zaman es.

Jika bumi lebih dekat dengan matahari, tumbuhan akan terbakar, siklus air di
atmosfer akan terganggu secara permanen, dan kehidupan tidak mungkin berlangsung.
Ketebalan Kerak Bumi :




Jika jarak lebih tebal, terlalu banyak oksigen berpindah dari atmosfir ke kerak.
Jika lebih tipis, aktivitas vulkanik akan terlalu besar sehingga kehidupan tidak

mungkin berlangsung.
Kecepatan Rotasi Bumi :



Jika rotasi lebih lambat, perbedaan temperatur siang dan malam terlalu besar.
Jika lebih cepat, kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi dan topan badai yang

terbentuk tidak memungkinakan kehidupan berlangsung.
Medan Magnet Bumi :



Jika lebih kuat, badai elektromagnetik yang sangat kuat akan timbul.
Jika lebih lemah, bumi kehilangan perlindungan terhadap partikel-partiklel yang

dilepaskan matahari yang dikenal sebagai “angin surya”. Kedua situasi ini tidak
memungkinkan kehidupan berlangsung.
Efek Albedo (perbandingan Cahaya yang Dipantulkan Bumi) :



Jika lebih besar, zaman es akan terjadi dengan cepat.
Jika lebih kecil, efek rumah kaca akan menimbulkan pemanasan berlebihan. Pada

awalnya, bumi akan banjir oleh es yang mencair, dan kemudian terbakar.
Perbandingan Oksigen dan Nitrogen di Atmosfer :


Jika lebih besar, fungsi-fungsi vital akan mengalami percepatan yang

membahayakan.

Jika lebih kecil, fungsi-fungsi vital akan mengalami perlambatan yang
membahayakan.
Perbandingan Karbondioksida dan Uap Air dalam Atmosfer :



Jika lebih besar, atmosfer akan lebih panas.
Jika lebih kecil, temperatur atmosfer akan jatuh.

Ketebalan Lapisan Ozon :



Jika lebih besar, temperatur bumi akan jatuh drastis.
Jika lebih kecil, temperatur bumi terlalu tinggi dan tidak ada perlindungan terhadap

radiasi ultraviolet dari matahari.
Aktivitas Gempa :



Jika lebih besar, terjadi bencana terus menerus bagi makhluk hidup.
Jika lebih kecil, sumber makanan didasar laut tidak bisa menyebar di dalam air.

Akibatnya, kehidupan dilaut dan samudra serta seluruh makhluk hidup bumi akan
terancam.

Sudut Kemiringan Bumi :
sumbu bumi memiliki kemiringan 23 derajat terhadap bidang orbit. Sudut kemiringan
inilah yang memungkinkan terjadinya musim-musim. Jika sudut ini llebih besar atau
lebih kecil, perbedaan temperatur atara musim akan menjadi ekstrem dengan musim
panas yang terik tak tertahankan dan musim dingin yang membekukan.
Ukuran Matahari :
Jika matahari lebih kecil, bumi akan membeku. Sebaliknya jika matahari lebih
besar, bumi akan terbakar.
Gaya Tarik antara Bumi dan Bulan :

Jika lebih besar, gaya tarik bulan akan menimbulkan dampak serius terhadap
kondisi atmosfer bumi, kecepatan rotasi bumi, dan pasang surut laut.
 Jika lebih kecil, akan terjadi perubahan iklim secara ekstrem.
Jarak antara Bumi dan Bulan :
Jika lebih dekat, bulan alan jatuh kebumi. Jika lenih jauh, bulan akan hilang di
luar angkasa. Jika jarak keduanya sedikit lebih dekat saja, pengaruh bulan terhadap
pasang surut laut akan mencapai dimensi membahaykan. Ombak lautanakan membanjiri
daratan rendah. Pergesekan yang terjadi sebagai akibatnya akan meningkatkan
temperatur lautan dan keseimbangan temperatur yang penting bagi kehidupan dilaut,
dan kadar oksigen yang kita hirup pun berkurang.
Temperatur Bumi dan Kehidupan Berbasis Karbon :
Keberadaan karbon sebagai basis kehidupan bergantung kepada temperatur
dengan batasan tertentu. Karbon merupakan substansi utama untuk molekul-molekul
organik seperti asam amino, asam nukleat, dan protoein. Molekul-molekuk organik
inilah uang menjafi bahan dasar penyusun kehidupan.karena itu satu-satunya kehidupan
yang ada hanyalah yang berbasis karbon. Dan karenanya temperatur tidak boleh lebih
dari – 20 ̊ C dan tidak boleh lebih tinggi dari 120 ̊ C. Itulah batasan-batasan temperatur
di bumi. Batasan tenmperatur hanyalah salah sat dari sekian banyak keseimbangan
rawan yang penting bagi keberadaan dan keberlangsungan kehidupan dibumui. Akan
tetapi, hal ini saja tidak cukup untuk membuktikan bahwa bumi jagad raya tidak
mungkin muncul akibat sejumlah peristiwa kebetulan. Konsep fine-tuning dan antropic
principle yang mulai digunakan dalam abad ke-20 merupakan bukti lebih tentang
ciptaan Allah Swt, atas alam semesta. Keselarasan dan perbandingan daalam penciptaan
itu digambarkan dengan ketetapan luar biasa 15 abad yang lalu di dalam Al-Qur’an.

Tegasnya alam semesta ini diciptakan dengan sungguh-sungguh (bilhaqq) oleh
yang Maha Pencipta, yaitu Allah Swt. Oleh karenanya, tidak ada alasan bagi para
ilmuwan dan kaum materialisme untuk menolak atau mengingkari adanya Allah Swt.
Firman Allah :
Al-Qur’an

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian siang dan
malam terdapat tanda-tanda (Kebesaran Allah) bagi orang yang berakal. (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata) : ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci
Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (QS Ali’imran [3]: 190-191)

B. Manusia
1. Penciptaan Manusia
Sungguh tedapat banyak hal yang dapat membuat manusia beriman kepada Allah
Swt. Bahkan seluruh alam semesta beserta isinya, jika manusia mau menggunakan
akalnya, pastilah mereka beriman kepad aAllah (QS Ali’imran [3]: 190-191).oleh
karena itu Allah Swt menyuruh manusia dan alam semesta mengarahkan perhatianya

terhadap diri mereka sendiri, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya di dalam QS AdzDzariyat [51]: 21 dan QS AL-Waqi’ah [56]: 57-59.
Demikian pula lima belas abad yang lalu Al-Qur’an telah menjelaskan tentang
tahapan kejadian manusia (keturunan Adam a.s) secara biologi. Sebagaimana tersebut
dalam firmanya :
Al-Qur’an

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah,
Penciptaan yang paling baik. (QS Al-Mu’minun [3]: 12-14).

Ilmu biologi modrn (khususnya pada bidang embriologi) dalam penelitian ilmiahnya
telah membenarkan pernyataan Al-Qur’an lima abad yang lalu bahwa terbentuknya
manusia (keturunan adama.s) melalui tahapan demi tahapan serta melalui proses
pembentukan yang luar biasa ilmiah. Dikatakan luar biasa ilmiah karena semakin
temukan proses-proses pembentukan tersebut semakin membenarkan pernyataan AlQur’an.
2. Teori Evolusi dan Propaganda Aetisme
Sebuah teori yang perlu dicermati dan diwaspadai adalah Teori Evolusi Manusia.
Teori ini muncul pada awal abad ke-19 dengan tokoh utamanya J.B Lanmark (17741829) dan Charles Darwin (1809-1882). Teori evolusi ini menyatakan bahwa manusia
berasala dari makhluk yang paling sederhana kemudian berkembang menuju makhluk
sempurna secra evolusif dalam jangka waktu yang lama. Teori ini pertama-tama
diketemukan oleh J.B Lanmark (1774-1829) sajarna prancis, lalu dipertegas oleh
Charles Darwin (1809-1882) sarjana inggris. Dalam bukunya yang berjudul : The
Origin of Species, dijelaskan bahwa semua jenis sel binatang berasal dari sel purba.
Dalam bukunya The Descen of Man, menjelaskan tentang perkembangan binatangbinatang menuju manusia. Menurutnya yang paling maju ialah binatang mirip kera
dengan mengalami perubahan menuju wujud manusia. Sesungguhnya teori evolusi
model J.B Lanmar dan Darwin sangatlah lemah, dan bahkan telah banyak dilemahkan
oleh para ilmuwan barat itu sendiri dengan argumentasinya yang sangat rasional dan
ilmiah. Kelemahan teori tersebut setidaknya di buiktikan oleh du alasan :
Pertama, sampai hari ini belum pernah ditemukan adanya fosil manusia makhluk
transisi dari manusia kera. Pernah diinggris diketemukan fosil yang dinyatakan sebagai
makhluk transisi, ternyata hanya sebuah kebeohongan besar, karena diketahui
belakangan bahwa fosil makhluk tersebut sebagaianya ditukar dengan fosil manusia.
Kedua, jika memang benar bahwa manusia adalah hasil dari evolusi dari kera
seharusnya setiap masa selalu ada manusia baru dari hasil evolusi kera. Tetapi hingga
hari ini yang kera tetap kera dan manusia tetap manusia. Ternyata darwin sendiri
sebagai pencetus teori ini banyak meneui kesulitan – kesulitan untuk membuktikan
teorinya. Dia berharap para ilmuwan berikutnya bisa melengkapi teorinya, tetapi yang
terjadi malah meruntuhkan teorinya.

3. Kedudukan Manusia
Manusia mempunyai kedudukan

paling tinggi

dibanding dengan makhluk

lainya yang ada di muka bumi ini. Karena kedudukanya yang paling tinggi itulah
mampu menguasai dunia. (firman Allah QS Al-Isra [17]: 70).
Ada beberapa potensi yang membuat manusia lebih unggul :
1. Manusia keturunan Adam a.s, fisiknya berasal dari tanah bukan dari hewan.
2. Mempunyai bentuk dan struktur yang lebih baik dan sempurna.
3. Memiliki ruh dan jiwa [potensi akal, kesadaran, perasaan (emosi)], dan kemauan
(antara lain hawa nafsu dan kebebasan).
4. Potensi hidayah (fitrah/insting, indra, akal, agama (wahyu), dan taufik (bimbingan
secara langsung).
5. Diberi potensi untuk dapat berbuat baik dan/atau buruk (Asyams [91]: 7-8).
6. Diberi amanah sebagai Khalifah dimuka bumi (QS Al-Baqarah [2]: 30), kedudukan
sebagai hamba Allah (QS Al-Dzariyat [51]: 56).
7. Semua yang diciptakan dialam semesta untuk manusia (QS Al-Baqarah [2]: 29 dan
QS Al-A’faf [7]: 179).
Untuk mengaktualisasilkan potensi-potensinya dan untuk memanfaatkan serta
mempertahankan keunggulan manusia, mereka hendaklah menyadari akan keberadaan
dirinya di dunia, bahwa mereka diciptakan oleh Allah tidak lain ialah supaya beribadah
kepada-Nya (QS Al-Dzariyat [51]: 56) dan menjadi khalifah-Nya (QS Al-Baqarah [2]:
30). Jika mereka benar-benar telah menyadari, lalu tunduk kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian menjalankan amanah kekhalifah-Nya sesuai dengan tuntunan-Nya dengan
menggunakan segala potensi yang ada secara maksimal dan sebaik mungkin, niscaya
manusia akan bahagia hidupnya serta tinggi derajatnya.

4. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
a. Kebutuhan Hakiki Manusia
Sesungguhnya tubuh manusia itu terdiri dari dua jenis, yaitu tubuh kasar dan
tubuh halus , atau jasmmani/fisik dan rohani/ruh. Manusia tanpa jasmani belum
dikatatakkan manusia, demikian pula manusia tanpa ruh belum dikatakan manusia
hidup. Jasmani manusia dari tanah atau materi. Sedangkan ruh manusia berasal dari
tuhan semesta alam, Allah Swt. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk jasmani
dalam hidupnya membutuhkan hal yang bersifat materi, seperti kebutuhan akan
makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal, lingkungan sehat, kebutuhan biologis

(seksual), status sosial dan kebutuhan-kebutuhan lain yyang bersifat materi atau
kesenagan duniawi.
Untuk mencapai kesenangan materi, manusia tidak bisa melakukan sendiri, ia
membutuhkan bantuan orang lain. Dengan kata lain, manusia adalah makhluk sosial.
Maka manusia jika ingin mencapai kesengan duniawi, ia harus mampu hidup bersosial
dengan baik, yakni harus saling kenal mengenal, tolong-menolong,

dan saling

memperkokoh atara satu dengan yang laksana sebuah bangunan yang kokoh. Akan
tetapi tanpa petunjuk agama manusia manusia tidak mampu melakukan kehidupan
bersosialnya dengan baik, sehingga dalam kehidupanya di masyarakat sering
menghadapi benturan-benturan yang mengancam ketenanganya. Adapun manusia
sebagai makhluk yang memiliki ruh, ia juga membutuhkan ketenangan-ketenangan yang
bersifat ruhaniah, yaitu ketenangan hakiki. Ketenangan ruhaniah mempunyai peranan
yang sangat penting terhadap kebehagiaan hidup manusia, baik secara lahir maupun
batin. Kebahagian hidup itu tidak akan bisa diperoleh jika manusia tidak memperoleh
ketenangan hakiki. Nahkan fisik manusia itu bisa hancur jika ketidak tenangan manusia
mencapai titik yang paling memprihatinkan.

b. Kebutuhan Terhadap Agama
Penjelasan tersebut diatsa sebenarnya menunjukan bahwa manusia sesungguhnya
membutuhkan agama. Mengapa? Karena agama memberikan jawaban pasti terhadap
kebutuhan yang dihajatkan manusia, baik kebutuhan ruhani maupun kebutuhan jasmani.
Oleh karenanya dusta jika manusia tidak membutuhkan agama. Tanpa agama, akan
hancur kehidupan dimuka bumi ini
Dari sisi ruhani agama mengenalkan kepada manusia tentang tuhan yang sebenranya,
yaitu Allah Swt. Tuhan yang maha besar inilah sesungguhnya yang dicari oleh ruhani
manusiasehingga apabila ia telah mengenali-Nya ia akan memperoleh ketenangan dan
kebahagian yang hakiki.
Dari sisi jasmani, agama mengenalkan konsep hidup yang benar, baik dalam hidup
beragama, bernasyarakat dan bernegara. Konsep hidup benar tersebut membimbing
manusia menuju kehidupan yang sejahtera dan damai.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alam semesta ini tidak terbentuk dengan sendirinya ataupun terbentuk secara
kebetulan, melainkan melalui proses yang luar biasa yang tentunya diciptakan oleh
Allah Swt, melalui proses Big Bang, Keseimbangan yang dicapai dengan Big Bang;
pembentukan alam semesta yang seketika meruupakan bukti bahwa alam semesta tidak
muncul secara kebetulan. Serta manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah Swt harus terus
menjaga demi kelangsungan hidup yang baik serta hidup yang selalu di berkahi Allah
Swt, dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi ini harusnya dapat menjaga bumi ini.
B. Saran
Makalah Pendidikan Agama Islam ini dibuat untuk memenuhui suatu syarat
untuk kelulusan nilai mata kuliah PAI, dan itulah tadi isi dari semua materi yang
penulis ambil dari Modul Pendidikan Agama Islam berbasis karakter. semoga makalah
ini dapat bermanfaat untuk penulis dan para pembaca.
Penulis mengakui bahwa dalam makalah ini masih banyak sekali kata-kata yang salah
dan tidak benar, untuk itu penulis berharap kritik dan saran sangat penulis harapkan,
karna akan menjadi suatu pacuan untuk penulis sendiri. Dan penulis ucapkan Terima
Kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan Makalah ini.