PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KECAMATAN

STRATEGI
1. MEMANFAATKAN PLASMA NUTFAH BERAGAM (INDICA, JAPONICA,
PADI LIAR/JAVANICA)
2. MENGGUNAKAN POPULASI YANG BESAR
3. SILANG BALIK DENGAN LATAR BELAKANG VARIETAS POPULER
(IR64)
4. MEMANFAATKAN ALAT BANTU MOLEKULER





PERBAIKAN VARIETAS DENGAN MEMBUAT
VARIETAS UNGGUL BARU YANG MEMILIKI
KEMAMPUAN PRODUKSI LEBIH BAIK DARI
VARIETAS YANG SUDAH ADA
PERBAIKAN TEHNIK BUDIDAYA YAITU
MENGUSAKAN TEMPAT TUMBUH
TANAMAN MENJADI LEBIH BAIK UNTUK
TUMBUH (PTT DAN SRI)









LAHAN RELATIF TETAP SEMENTARA
PERMINTAAN TERUS MENINGKAT
PENINGKATAN POTENSIAL INBRIDA (BUKAN
HIBRIDA) SANGAT SULIT KARENA DIVERSITAS
GENETIK TERBATAS
PADA KETURUNAN PERTAMA (F1) ATAU
HIBRIDA ADA FENOMENA GENETIK YANG
DISEBUT HETEROSIS
KECENDERUNGAN
UNTUK TAMPIL LEBIH BAIK DARI KEDUA
TETUANYA
SEMAKIN JAUH KEKERABATAN KEDUA
TETUANYA AKAN SEMAKIN TINGGI TINGKAT

HETEROSISNYA

Varietas hibrida

Varitas inbrida (galur murni)

Komposisi genetik heterozigot
homogen

Komposisi genetik homozigot
homogen

Produksi benih dihasilkan dari
persilangan dua galur yang
berbeda

Produksi benih dihasilkan
penyerbukan sendiri

Benih yang digunakan untuk

pertanaman konsumsi berupa
benih F1

Benih yang digunakan berupa
benih turunan generasi lanjut
(bukan F1)

Ada keunggulan yang disebabkan
oleh fenomena heterosis

Tidak terdapat fenomena
heterosis

Tanaman lebih seragam
(homogenos)

Ketidakseragaman lebih mungkin
terjadi

Hasil panen dari pertanaman

sebelumnya jika tanaman lagi
akan bersegregasi

Hasil panen dari pertanaman
sebelumnya jika ditanam lagi
tidak bersegregasi

Sumber (Satoto et al., 2008)

Indica x japonica
Indica x javanica
japonica x javanica
indica x indica
japonica x japonica

No.
1

Pemilik
Balai Besar Padi (BB

Padi)

Jml
11

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

PT BISI
PT Bangun Pusaka
PT Kondo

PT Bayer Crop Sci
PT KNB Mandiri
PT Dupont
PT Makmur SNT
PT TU Saritani
PT SL Agritech
PT Primasid
PT SAS

4
2
5
4
2
2
2
2
2
2
4


Nama Varietas
Maro, Rokan, Hipa 3, Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa
6 Jete, Hipa7, Hipa8 Pioneer, Hipa9, Hipa10,
Hipa11
Intani 1, Intani 2
Longping Pusaka 1, Longping Pusaka 2
Miki 1,2,3; Manis 4 & 5
Hibrindo R1, Hibrindo R2
Batang Kampar, Batang Samo
PP-1, PP-2
Brang Biji, Segara Anak
Adirasa-1, Adirasa-64
SL-8-SHS, SL-11-SHS
Mapan-P.02, Mapan-P.05
Bernas Super, Bernas Prima

13
14
15

16

PT Biogene Plant
Devgen + SHS
Boshima + SHS
Yihei Keri + SHS
Total

4
2
3
4
55

Sembada B3, 5, 8, 9
DG 1 SHS, DG 2 SHS
BSHS 1, BSHS 3, BSHS 6
WM 2 SHS, WM 3 SHS, WM 4 SHS, WM 5 SHS
11 publik + 44 swasta








PEMULIAAN TETUA
PEMULIA DAN
PENELITI
PERBANYAKAN BENIH F1
PENANGKAR
(PERUSAHAAN SWATA, BALAI BENIH
PEMERINTAH, PETANI PENANGKAR)
PENANAMAN F1
PETANI



PTT merupakan inovasi baru untuk memecahkan
kebekuan peningkatan produktivitas padi.


Tujuan PTT
1. Meningkatkan produksi dan
produktivitas
2. Meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani
3. Kemantapan sistem produksi
padi (perbaikan kondisi lahan)

Faktor Kunci Keberhasilan Produksi Padi:

• Varietas baru/unggul
• Pengairan
• Pupuk
• PHT & Teknologi budidaya lainnya

Teknologi Budidaya PTT :
Varietas Unggul Baru (VUB) yang sesuai lokasi
Benih bermutu (Bersertifikat )
Pengelolaan bibit dan tanam bibit 1-3 per

lubang dan sistem tanam (populasi)
Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi
Sistem pengairan secara berkala
Pengendalian ha-pen dengan SL PHT
Panen dan pasca panen

Penggenangan selama 7 hari
agar tanah menjadi lunak
Pembalikan tanah dengan bajak
singkal (15-20 cm)
Inkubasi selama 7 hari
Bajak rotari untuk melembutkan
tanah hingga melumpur, Garu
untuk meratakan lahan
Kebutuhan air berkisar 150-250
mm atau 1500 -2500 m3



Daerah yang mengalami
kekurangan air pada saat awal
musim

•Sebarkan bahan
organik dan benamkan
gulma
•Bajak menggunakan
ternak, hand-traktor,
atau cukup dgn
cangkul
•Setelah lahan
digenangi dan tanah
lunak, jadikan
melumpur, kmd tanam
•Atau sebarkan
kompos/ pupuk












Pemilihan lokasi yang terbaik :
rata, mudah untuk memberi dan
membuang air, tidak ternaungi
dan jauh dari lampu
Luas ± 4% atau 1/25 dari luas
pertanaman.
Lebar 1 - 1,2 m dan panjang
sesuai petakan. antara 10-20 m
Penambahan pupuk kandang
atau bokashi sebanyak 2 kg/m2
untuk mengemburkan tanah
dan memudahkan pencabutan
benih
Penambahan 10-20 g Urea/m2
saat 5-7 hss.
Sebar benih yang telah
direndam dan ditiriskan secara
merata diatas bedeng
pesemaian
50 gram atau ½ ons per meter
pesegi

• Olah tanah dan membenam gulma
• Bajak menggunakan ternak, handtraktor, atau cangkul
• Buat begengan lebar 1-1,2m (luas
400m2) cukup untuk 15-20 kg
benih
• Pupuk 5-10 g urea/m2
• Setelah lahan digenangi dan tanah
lunak, jadikan melumpur, ratakan
• Gali saluran di pinggir untuk
drainase

Tanah-Kompos-Abu

70%
10%

20-25%

Masukkan
campuran tanah
dan basahi
Tabur benih

Umur bibit 5 HSS
(taman umur 10-15
HSS)

5-

Dengan bibit muda (umur < 21 hss) mengurangi stres dan
meningkatkan jumlah anakan 10-20%

Tanam pindah (Tapin) pada umur 15-21 hari
(4 daun). dengan 1-3 bibit per lubang
Tanam legowo
4:1

Tanam jajar legowo 2:1

25 cm

20 cm
17 cm

40 cm

17/ 20 cm

40 cm

 Jarak tanam yang digunakan 20 x 17 cm  Jarak tanam yang digunakan 20 x 20 cm
dengan Legowo 2 (2 baris kosong 1 baris)
dengan Legowo 2 (2 baris kosong 1 baris)
jumlah rumpun 166.000 / ha
Jumlah rumpun 196.078

17 cm

20 cm

20 cm

40 cm

20 cm

 Jarak tanam yang digunakan 25 x 25
cm dengan sistim tegel, jumlah rumpun
160.000 / ha

 Jarak tanam yang digunakan 20 x 20 cm
dengan Legowo 4 (4 baris kosong 1 baris)
jumlah rumpun 200.000 / ha

25 cm

25 cm

40 cm

20 cm

20 cm

40 cm

Keuntungan sistem legowo:
 Semua barisan (efek tanaman pinggir)
 Pengendalian hama, penyakit dan gulma mudah
 Ruang kosong, pemberian pupuk lebih efektif

• Olah tanah dan membenam gulma
• Bajak menggunakan ternak, handtraktor, atau cangkul
• Buat begengan lebar 1-1,2m (luas
400m2) cukup untuk 15-20 kg
benih
• Pupuk 5-10 g urea/m2
• Setelah lahan digenangi dan tanah
lunak, jadikan melumpur, ratakan
• Gali saluran di pinggir untuk
drainase

Tanah-Kompos-Abu

70%
10%

20-25%

Masukkan
campuran tanah
dan basahi
Tabur benih

Umur bibit 5 HSS
(taman umur 10-15
HSS)

5-

Tanam benih langsung
(Tabela) memerlukan 30-40
kg benih/ha, umur panen
7-10 hari lebih cepat dari
tanam pindah (Tapin).
Pelumpuran harus
sempurna, permukaan
lahan rata dan perlu dibuat
caren keliling
Hasil tidak berkurang,
namun demikian Tabela
lebih cocok untuk musim
kemarau

Drum Seeder, alat tanam benih langsung cukup dengan 3-4 HOK/ha



N berdasarkan BWD



P & K berdasarkan PUTS, PHPS, PUPS
atau petak omisi



Disertai dengan pemecahan masalah
kesuburan tanah (perbaikan fisika,
kimia, biologi tanah) apabila terjadi



Acu Permentan No. 01/Kpts/SR/1/2006
atau No. 40/2007

Contoh pengamatan
BWD

Keduanya berhubungan
dgn kandungan N daun
SPAD 36 atau WBD 4
= 1.4-1.5 g N per m2 luas
daun

Contoh: fixed-time
Rekomendasi
pemupukan N

Transplanting Dasar

Anakan
aktif

Ke-1

Dasar, ke-1
sblm 14 HST

Ke-2

Ke-2
21–28 HST

55-65 kg urea/ha *

Panen

Keluar
malai

Ke-3

Ke-3
35–50 HST

Berdasarkan BWD, kg urea/ha

65-90 kg urea/ha

Primordia

Berdasarkan BWD, kg urea/ha

BWD > 4

75

BWD > 4

100

BWD = 4

100

BWD = 4

125

BWD < 4

125

BWD < 4

150

BWD-based N, kg urea/ha

Musim hasil tinggi
Target hasil = 7 t/ha

BWD-based N, kg urea/ha

BWD > 4

50

BWD > 4

75

Musim hasil rendah

BWD = 4

75

BWD =4

100

Target hasil = 6 t/ha

BWD < 4

100

BWD < 4

125

Untuk padi hibrida/PTB berikan bonus
50 kg urea/ha bila BWD ≤ batas kritis

1 Persiapan lahan
2 Awal pertumbuhan
3 Pemeliharaan











Menghemat air irigasi, shg areal yang diairi lebih
luas.
Akar tanaman mendapatkan udara > banyak dan
berkembang > dalam.
Mengurangi timbulnya keracunan besi.
Mencegah penimbunan asam organik.
Mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat.
Mengurangi kerebahan.
Memudahkan pengendalian hama keong mas,
mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan
penggerek batang, mengurangi kerusakan tanaman
padi karena hama tikus.

Tergenang terus

Intermitte
n

Pengendalian Gulma

Pengendalian Hama Penyakit Terpadu (PHT)

Penentuan Saat Panen

VARIETAS

HASIL (TON/HA)

KENAIKAN %

BUKAN PTT

PTT

FATMAWATI (PTB)

6,83

8,35

22,2

ROKAN (Hibrida)

7,98

9,05

13,4

MARO (Hibrida)

7,77

8,87

14,1

SINTANUR

5,83

7,55

29,5

CONDE

6,92

7,65

9,8

BATANG GADIS

7,02

7,97

13,4

TOWUTI

5,92

7,12

20,2

CIRATA

5,70

6,98

22,5

Kuswanto

N
o

•Hasil Panen. MT. 1 2011
Pelaksana : Bpk.

Luas areal

Varietas hipa 11

Luas Dalam Ha

Hasil riil ( kg )

Konversi 1 ha Keterangan

1 Bidang 1. 60 ubin

0,085

783

2 Bidang 2. 100 ubin

0,1428

1552

3 Bidang 3. 150 ubin

0,2143

1560

4 Bidang 4. 50 ubin

0,0714

693

9.705,88

5 Bidang 5. 75 ubin

0,1071

998

9.318,39

Jumlah = 435 ubin

0,6206

5586

9.211,76

Rata
rata
produksi
10.868,34 9276,776 /
ha
7.279,51

Kuswanto

N
o

•Hasil Panen. MT. 1 2011
Pelaksana : Bpk.

Luas areal

1 Bidang
ubin

1.

Luas
Hasil riil (
Dalam Ha
kg )
250

2 Bidang 2. 200
ubin
Jumlah = 435 ubin

Konversi
1 ha

Keterang
an

0,357

3342

9361,34 Rata rata
produksi

0,285

2310

8105,26 8733,3
ha

0,642

5652

/

Kuswanto

N
o

•Hasil Panen. MT. II. 2011
Pelaksana : Bpk.

Luas areal

Luas
(Ha)

Hasil riil Konversi
( kg ) 1 ha (kg)

1 Bidang 1. 75 ubin Hipa 11

0,107

1030

2 Bidang 2. 50 ubin Hipa 8

0,07

668,75

3 Bidang 3. 125 ubin Inpari 13

0,178

1540

8.651,68

4 Bidang 4. 250 ubin Inpari 10 leya

0,357

2302

6.448,17

0,712

5540,75

Jumlah = 500 ubin

Keterangan

9.626,00 Rata
rata
produksi
9.553,57 8.569,855 kg





Ir. Agus Guswara: Pengelolaan tanaman
terpadu, balai besar padi sukamandi
BP, Kecamatan maos : kaidah tanam dan
modifikasi tanam Jajar legowo di
Kecamatan Maos