PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU DI KECAMATAN
STRATEGI
1. MEMANFAATKAN PLASMA NUTFAH BERAGAM (INDICA, JAPONICA,
PADI LIAR/JAVANICA)
2. MENGGUNAKAN POPULASI YANG BESAR
3. SILANG BALIK DENGAN LATAR BELAKANG VARIETAS POPULER
(IR64)
4. MEMANFAATKAN ALAT BANTU MOLEKULER
PERBAIKAN VARIETAS DENGAN MEMBUAT
VARIETAS UNGGUL BARU YANG MEMILIKI
KEMAMPUAN PRODUKSI LEBIH BAIK DARI
VARIETAS YANG SUDAH ADA
PERBAIKAN TEHNIK BUDIDAYA YAITU
MENGUSAKAN TEMPAT TUMBUH
TANAMAN MENJADI LEBIH BAIK UNTUK
TUMBUH (PTT DAN SRI)
LAHAN RELATIF TETAP SEMENTARA
PERMINTAAN TERUS MENINGKAT
PENINGKATAN POTENSIAL INBRIDA (BUKAN
HIBRIDA) SANGAT SULIT KARENA DIVERSITAS
GENETIK TERBATAS
PADA KETURUNAN PERTAMA (F1) ATAU
HIBRIDA ADA FENOMENA GENETIK YANG
DISEBUT HETEROSIS
KECENDERUNGAN
UNTUK TAMPIL LEBIH BAIK DARI KEDUA
TETUANYA
SEMAKIN JAUH KEKERABATAN KEDUA
TETUANYA AKAN SEMAKIN TINGGI TINGKAT
HETEROSISNYA
Varietas hibrida
Varitas inbrida (galur murni)
Komposisi genetik heterozigot
homogen
Komposisi genetik homozigot
homogen
Produksi benih dihasilkan dari
persilangan dua galur yang
berbeda
Produksi benih dihasilkan
penyerbukan sendiri
Benih yang digunakan untuk
pertanaman konsumsi berupa
benih F1
Benih yang digunakan berupa
benih turunan generasi lanjut
(bukan F1)
Ada keunggulan yang disebabkan
oleh fenomena heterosis
Tidak terdapat fenomena
heterosis
Tanaman lebih seragam
(homogenos)
Ketidakseragaman lebih mungkin
terjadi
Hasil panen dari pertanaman
sebelumnya jika tanaman lagi
akan bersegregasi
Hasil panen dari pertanaman
sebelumnya jika ditanam lagi
tidak bersegregasi
Sumber (Satoto et al., 2008)
Indica x japonica
Indica x javanica
japonica x javanica
indica x indica
japonica x japonica
No.
1
Pemilik
Balai Besar Padi (BB
Padi)
Jml
11
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
PT BISI
PT Bangun Pusaka
PT Kondo
PT Bayer Crop Sci
PT KNB Mandiri
PT Dupont
PT Makmur SNT
PT TU Saritani
PT SL Agritech
PT Primasid
PT SAS
4
2
5
4
2
2
2
2
2
2
4
Nama Varietas
Maro, Rokan, Hipa 3, Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa
6 Jete, Hipa7, Hipa8 Pioneer, Hipa9, Hipa10,
Hipa11
Intani 1, Intani 2
Longping Pusaka 1, Longping Pusaka 2
Miki 1,2,3; Manis 4 & 5
Hibrindo R1, Hibrindo R2
Batang Kampar, Batang Samo
PP-1, PP-2
Brang Biji, Segara Anak
Adirasa-1, Adirasa-64
SL-8-SHS, SL-11-SHS
Mapan-P.02, Mapan-P.05
Bernas Super, Bernas Prima
13
14
15
16
PT Biogene Plant
Devgen + SHS
Boshima + SHS
Yihei Keri + SHS
Total
4
2
3
4
55
Sembada B3, 5, 8, 9
DG 1 SHS, DG 2 SHS
BSHS 1, BSHS 3, BSHS 6
WM 2 SHS, WM 3 SHS, WM 4 SHS, WM 5 SHS
11 publik + 44 swasta
PEMULIAAN TETUA
PEMULIA DAN
PENELITI
PERBANYAKAN BENIH F1
PENANGKAR
(PERUSAHAAN SWATA, BALAI BENIH
PEMERINTAH, PETANI PENANGKAR)
PENANAMAN F1
PETANI
PTT merupakan inovasi baru untuk memecahkan
kebekuan peningkatan produktivitas padi.
Tujuan PTT
1. Meningkatkan produksi dan
produktivitas
2. Meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani
3. Kemantapan sistem produksi
padi (perbaikan kondisi lahan)
Faktor Kunci Keberhasilan Produksi Padi:
• Varietas baru/unggul
• Pengairan
• Pupuk
• PHT & Teknologi budidaya lainnya
Teknologi Budidaya PTT :
Varietas Unggul Baru (VUB) yang sesuai lokasi
Benih bermutu (Bersertifikat )
Pengelolaan bibit dan tanam bibit 1-3 per
lubang dan sistem tanam (populasi)
Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi
Sistem pengairan secara berkala
Pengendalian ha-pen dengan SL PHT
Panen dan pasca panen
Penggenangan selama 7 hari
agar tanah menjadi lunak
Pembalikan tanah dengan bajak
singkal (15-20 cm)
Inkubasi selama 7 hari
Bajak rotari untuk melembutkan
tanah hingga melumpur, Garu
untuk meratakan lahan
Kebutuhan air berkisar 150-250
mm atau 1500 -2500 m3
Daerah yang mengalami
kekurangan air pada saat awal
musim
•Sebarkan bahan
organik dan benamkan
gulma
•Bajak menggunakan
ternak, hand-traktor,
atau cukup dgn
cangkul
•Setelah lahan
digenangi dan tanah
lunak, jadikan
melumpur, kmd tanam
•Atau sebarkan
kompos/ pupuk
Pemilihan lokasi yang terbaik :
rata, mudah untuk memberi dan
membuang air, tidak ternaungi
dan jauh dari lampu
Luas ± 4% atau 1/25 dari luas
pertanaman.
Lebar 1 - 1,2 m dan panjang
sesuai petakan. antara 10-20 m
Penambahan pupuk kandang
atau bokashi sebanyak 2 kg/m2
untuk mengemburkan tanah
dan memudahkan pencabutan
benih
Penambahan 10-20 g Urea/m2
saat 5-7 hss.
Sebar benih yang telah
direndam dan ditiriskan secara
merata diatas bedeng
pesemaian
50 gram atau ½ ons per meter
pesegi
• Olah tanah dan membenam gulma
• Bajak menggunakan ternak, handtraktor, atau cangkul
• Buat begengan lebar 1-1,2m (luas
400m2) cukup untuk 15-20 kg
benih
• Pupuk 5-10 g urea/m2
• Setelah lahan digenangi dan tanah
lunak, jadikan melumpur, ratakan
• Gali saluran di pinggir untuk
drainase
Tanah-Kompos-Abu
70%
10%
20-25%
Masukkan
campuran tanah
dan basahi
Tabur benih
Umur bibit 5 HSS
(taman umur 10-15
HSS)
5-
Dengan bibit muda (umur < 21 hss) mengurangi stres dan
meningkatkan jumlah anakan 10-20%
Tanam pindah (Tapin) pada umur 15-21 hari
(4 daun). dengan 1-3 bibit per lubang
Tanam legowo
4:1
Tanam jajar legowo 2:1
25 cm
20 cm
17 cm
40 cm
17/ 20 cm
40 cm
Jarak tanam yang digunakan 20 x 17 cm Jarak tanam yang digunakan 20 x 20 cm
dengan Legowo 2 (2 baris kosong 1 baris)
dengan Legowo 2 (2 baris kosong 1 baris)
jumlah rumpun 166.000 / ha
Jumlah rumpun 196.078
17 cm
20 cm
20 cm
40 cm
20 cm
Jarak tanam yang digunakan 25 x 25
cm dengan sistim tegel, jumlah rumpun
160.000 / ha
Jarak tanam yang digunakan 20 x 20 cm
dengan Legowo 4 (4 baris kosong 1 baris)
jumlah rumpun 200.000 / ha
25 cm
25 cm
40 cm
20 cm
20 cm
40 cm
Keuntungan sistem legowo:
Semua barisan (efek tanaman pinggir)
Pengendalian hama, penyakit dan gulma mudah
Ruang kosong, pemberian pupuk lebih efektif
• Olah tanah dan membenam gulma
• Bajak menggunakan ternak, handtraktor, atau cangkul
• Buat begengan lebar 1-1,2m (luas
400m2) cukup untuk 15-20 kg
benih
• Pupuk 5-10 g urea/m2
• Setelah lahan digenangi dan tanah
lunak, jadikan melumpur, ratakan
• Gali saluran di pinggir untuk
drainase
Tanah-Kompos-Abu
70%
10%
20-25%
Masukkan
campuran tanah
dan basahi
Tabur benih
Umur bibit 5 HSS
(taman umur 10-15
HSS)
5-
Tanam benih langsung
(Tabela) memerlukan 30-40
kg benih/ha, umur panen
7-10 hari lebih cepat dari
tanam pindah (Tapin).
Pelumpuran harus
sempurna, permukaan
lahan rata dan perlu dibuat
caren keliling
Hasil tidak berkurang,
namun demikian Tabela
lebih cocok untuk musim
kemarau
Drum Seeder, alat tanam benih langsung cukup dengan 3-4 HOK/ha
N berdasarkan BWD
P & K berdasarkan PUTS, PHPS, PUPS
atau petak omisi
Disertai dengan pemecahan masalah
kesuburan tanah (perbaikan fisika,
kimia, biologi tanah) apabila terjadi
Acu Permentan No. 01/Kpts/SR/1/2006
atau No. 40/2007
Contoh pengamatan
BWD
Keduanya berhubungan
dgn kandungan N daun
SPAD 36 atau WBD 4
= 1.4-1.5 g N per m2 luas
daun
Contoh: fixed-time
Rekomendasi
pemupukan N
Transplanting Dasar
Anakan
aktif
Ke-1
Dasar, ke-1
sblm 14 HST
Ke-2
Ke-2
21–28 HST
55-65 kg urea/ha *
Panen
Keluar
malai
Ke-3
Ke-3
35–50 HST
Berdasarkan BWD, kg urea/ha
65-90 kg urea/ha
Primordia
Berdasarkan BWD, kg urea/ha
BWD > 4
75
BWD > 4
100
BWD = 4
100
BWD = 4
125
BWD < 4
125
BWD < 4
150
BWD-based N, kg urea/ha
Musim hasil tinggi
Target hasil = 7 t/ha
BWD-based N, kg urea/ha
BWD > 4
50
BWD > 4
75
Musim hasil rendah
BWD = 4
75
BWD =4
100
Target hasil = 6 t/ha
BWD < 4
100
BWD < 4
125
Untuk padi hibrida/PTB berikan bonus
50 kg urea/ha bila BWD ≤ batas kritis
1 Persiapan lahan
2 Awal pertumbuhan
3 Pemeliharaan
Menghemat air irigasi, shg areal yang diairi lebih
luas.
Akar tanaman mendapatkan udara > banyak dan
berkembang > dalam.
Mengurangi timbulnya keracunan besi.
Mencegah penimbunan asam organik.
Mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat.
Mengurangi kerebahan.
Memudahkan pengendalian hama keong mas,
mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan
penggerek batang, mengurangi kerusakan tanaman
padi karena hama tikus.
Tergenang terus
Intermitte
n
Pengendalian Gulma
Pengendalian Hama Penyakit Terpadu (PHT)
Penentuan Saat Panen
VARIETAS
HASIL (TON/HA)
KENAIKAN %
BUKAN PTT
PTT
FATMAWATI (PTB)
6,83
8,35
22,2
ROKAN (Hibrida)
7,98
9,05
13,4
MARO (Hibrida)
7,77
8,87
14,1
SINTANUR
5,83
7,55
29,5
CONDE
6,92
7,65
9,8
BATANG GADIS
7,02
7,97
13,4
TOWUTI
5,92
7,12
20,2
CIRATA
5,70
6,98
22,5
Kuswanto
N
o
•Hasil Panen. MT. 1 2011
Pelaksana : Bpk.
Luas areal
Varietas hipa 11
Luas Dalam Ha
Hasil riil ( kg )
Konversi 1 ha Keterangan
1 Bidang 1. 60 ubin
0,085
783
2 Bidang 2. 100 ubin
0,1428
1552
3 Bidang 3. 150 ubin
0,2143
1560
4 Bidang 4. 50 ubin
0,0714
693
9.705,88
5 Bidang 5. 75 ubin
0,1071
998
9.318,39
Jumlah = 435 ubin
0,6206
5586
9.211,76
Rata
rata
produksi
10.868,34 9276,776 /
ha
7.279,51
Kuswanto
N
o
•Hasil Panen. MT. 1 2011
Pelaksana : Bpk.
Luas areal
1 Bidang
ubin
1.
Luas
Hasil riil (
Dalam Ha
kg )
250
2 Bidang 2. 200
ubin
Jumlah = 435 ubin
Konversi
1 ha
Keterang
an
0,357
3342
9361,34 Rata rata
produksi
0,285
2310
8105,26 8733,3
ha
0,642
5652
/
Kuswanto
N
o
•Hasil Panen. MT. II. 2011
Pelaksana : Bpk.
Luas areal
Luas
(Ha)
Hasil riil Konversi
( kg ) 1 ha (kg)
1 Bidang 1. 75 ubin Hipa 11
0,107
1030
2 Bidang 2. 50 ubin Hipa 8
0,07
668,75
3 Bidang 3. 125 ubin Inpari 13
0,178
1540
8.651,68
4 Bidang 4. 250 ubin Inpari 10 leya
0,357
2302
6.448,17
0,712
5540,75
Jumlah = 500 ubin
Keterangan
9.626,00 Rata
rata
produksi
9.553,57 8.569,855 kg
Ir. Agus Guswara: Pengelolaan tanaman
terpadu, balai besar padi sukamandi
BP, Kecamatan maos : kaidah tanam dan
modifikasi tanam Jajar legowo di
Kecamatan Maos
1. MEMANFAATKAN PLASMA NUTFAH BERAGAM (INDICA, JAPONICA,
PADI LIAR/JAVANICA)
2. MENGGUNAKAN POPULASI YANG BESAR
3. SILANG BALIK DENGAN LATAR BELAKANG VARIETAS POPULER
(IR64)
4. MEMANFAATKAN ALAT BANTU MOLEKULER
PERBAIKAN VARIETAS DENGAN MEMBUAT
VARIETAS UNGGUL BARU YANG MEMILIKI
KEMAMPUAN PRODUKSI LEBIH BAIK DARI
VARIETAS YANG SUDAH ADA
PERBAIKAN TEHNIK BUDIDAYA YAITU
MENGUSAKAN TEMPAT TUMBUH
TANAMAN MENJADI LEBIH BAIK UNTUK
TUMBUH (PTT DAN SRI)
LAHAN RELATIF TETAP SEMENTARA
PERMINTAAN TERUS MENINGKAT
PENINGKATAN POTENSIAL INBRIDA (BUKAN
HIBRIDA) SANGAT SULIT KARENA DIVERSITAS
GENETIK TERBATAS
PADA KETURUNAN PERTAMA (F1) ATAU
HIBRIDA ADA FENOMENA GENETIK YANG
DISEBUT HETEROSIS
KECENDERUNGAN
UNTUK TAMPIL LEBIH BAIK DARI KEDUA
TETUANYA
SEMAKIN JAUH KEKERABATAN KEDUA
TETUANYA AKAN SEMAKIN TINGGI TINGKAT
HETEROSISNYA
Varietas hibrida
Varitas inbrida (galur murni)
Komposisi genetik heterozigot
homogen
Komposisi genetik homozigot
homogen
Produksi benih dihasilkan dari
persilangan dua galur yang
berbeda
Produksi benih dihasilkan
penyerbukan sendiri
Benih yang digunakan untuk
pertanaman konsumsi berupa
benih F1
Benih yang digunakan berupa
benih turunan generasi lanjut
(bukan F1)
Ada keunggulan yang disebabkan
oleh fenomena heterosis
Tidak terdapat fenomena
heterosis
Tanaman lebih seragam
(homogenos)
Ketidakseragaman lebih mungkin
terjadi
Hasil panen dari pertanaman
sebelumnya jika tanaman lagi
akan bersegregasi
Hasil panen dari pertanaman
sebelumnya jika ditanam lagi
tidak bersegregasi
Sumber (Satoto et al., 2008)
Indica x japonica
Indica x javanica
japonica x javanica
indica x indica
japonica x japonica
No.
1
Pemilik
Balai Besar Padi (BB
Padi)
Jml
11
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
PT BISI
PT Bangun Pusaka
PT Kondo
PT Bayer Crop Sci
PT KNB Mandiri
PT Dupont
PT Makmur SNT
PT TU Saritani
PT SL Agritech
PT Primasid
PT SAS
4
2
5
4
2
2
2
2
2
2
4
Nama Varietas
Maro, Rokan, Hipa 3, Hipa 4, Hipa 5 Ceva, Hipa
6 Jete, Hipa7, Hipa8 Pioneer, Hipa9, Hipa10,
Hipa11
Intani 1, Intani 2
Longping Pusaka 1, Longping Pusaka 2
Miki 1,2,3; Manis 4 & 5
Hibrindo R1, Hibrindo R2
Batang Kampar, Batang Samo
PP-1, PP-2
Brang Biji, Segara Anak
Adirasa-1, Adirasa-64
SL-8-SHS, SL-11-SHS
Mapan-P.02, Mapan-P.05
Bernas Super, Bernas Prima
13
14
15
16
PT Biogene Plant
Devgen + SHS
Boshima + SHS
Yihei Keri + SHS
Total
4
2
3
4
55
Sembada B3, 5, 8, 9
DG 1 SHS, DG 2 SHS
BSHS 1, BSHS 3, BSHS 6
WM 2 SHS, WM 3 SHS, WM 4 SHS, WM 5 SHS
11 publik + 44 swasta
PEMULIAAN TETUA
PEMULIA DAN
PENELITI
PERBANYAKAN BENIH F1
PENANGKAR
(PERUSAHAAN SWATA, BALAI BENIH
PEMERINTAH, PETANI PENANGKAR)
PENANAMAN F1
PETANI
PTT merupakan inovasi baru untuk memecahkan
kebekuan peningkatan produktivitas padi.
Tujuan PTT
1. Meningkatkan produksi dan
produktivitas
2. Meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani
3. Kemantapan sistem produksi
padi (perbaikan kondisi lahan)
Faktor Kunci Keberhasilan Produksi Padi:
• Varietas baru/unggul
• Pengairan
• Pupuk
• PHT & Teknologi budidaya lainnya
Teknologi Budidaya PTT :
Varietas Unggul Baru (VUB) yang sesuai lokasi
Benih bermutu (Bersertifikat )
Pengelolaan bibit dan tanam bibit 1-3 per
lubang dan sistem tanam (populasi)
Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi
Sistem pengairan secara berkala
Pengendalian ha-pen dengan SL PHT
Panen dan pasca panen
Penggenangan selama 7 hari
agar tanah menjadi lunak
Pembalikan tanah dengan bajak
singkal (15-20 cm)
Inkubasi selama 7 hari
Bajak rotari untuk melembutkan
tanah hingga melumpur, Garu
untuk meratakan lahan
Kebutuhan air berkisar 150-250
mm atau 1500 -2500 m3
Daerah yang mengalami
kekurangan air pada saat awal
musim
•Sebarkan bahan
organik dan benamkan
gulma
•Bajak menggunakan
ternak, hand-traktor,
atau cukup dgn
cangkul
•Setelah lahan
digenangi dan tanah
lunak, jadikan
melumpur, kmd tanam
•Atau sebarkan
kompos/ pupuk
Pemilihan lokasi yang terbaik :
rata, mudah untuk memberi dan
membuang air, tidak ternaungi
dan jauh dari lampu
Luas ± 4% atau 1/25 dari luas
pertanaman.
Lebar 1 - 1,2 m dan panjang
sesuai petakan. antara 10-20 m
Penambahan pupuk kandang
atau bokashi sebanyak 2 kg/m2
untuk mengemburkan tanah
dan memudahkan pencabutan
benih
Penambahan 10-20 g Urea/m2
saat 5-7 hss.
Sebar benih yang telah
direndam dan ditiriskan secara
merata diatas bedeng
pesemaian
50 gram atau ½ ons per meter
pesegi
• Olah tanah dan membenam gulma
• Bajak menggunakan ternak, handtraktor, atau cangkul
• Buat begengan lebar 1-1,2m (luas
400m2) cukup untuk 15-20 kg
benih
• Pupuk 5-10 g urea/m2
• Setelah lahan digenangi dan tanah
lunak, jadikan melumpur, ratakan
• Gali saluran di pinggir untuk
drainase
Tanah-Kompos-Abu
70%
10%
20-25%
Masukkan
campuran tanah
dan basahi
Tabur benih
Umur bibit 5 HSS
(taman umur 10-15
HSS)
5-
Dengan bibit muda (umur < 21 hss) mengurangi stres dan
meningkatkan jumlah anakan 10-20%
Tanam pindah (Tapin) pada umur 15-21 hari
(4 daun). dengan 1-3 bibit per lubang
Tanam legowo
4:1
Tanam jajar legowo 2:1
25 cm
20 cm
17 cm
40 cm
17/ 20 cm
40 cm
Jarak tanam yang digunakan 20 x 17 cm Jarak tanam yang digunakan 20 x 20 cm
dengan Legowo 2 (2 baris kosong 1 baris)
dengan Legowo 2 (2 baris kosong 1 baris)
jumlah rumpun 166.000 / ha
Jumlah rumpun 196.078
17 cm
20 cm
20 cm
40 cm
20 cm
Jarak tanam yang digunakan 25 x 25
cm dengan sistim tegel, jumlah rumpun
160.000 / ha
Jarak tanam yang digunakan 20 x 20 cm
dengan Legowo 4 (4 baris kosong 1 baris)
jumlah rumpun 200.000 / ha
25 cm
25 cm
40 cm
20 cm
20 cm
40 cm
Keuntungan sistem legowo:
Semua barisan (efek tanaman pinggir)
Pengendalian hama, penyakit dan gulma mudah
Ruang kosong, pemberian pupuk lebih efektif
• Olah tanah dan membenam gulma
• Bajak menggunakan ternak, handtraktor, atau cangkul
• Buat begengan lebar 1-1,2m (luas
400m2) cukup untuk 15-20 kg
benih
• Pupuk 5-10 g urea/m2
• Setelah lahan digenangi dan tanah
lunak, jadikan melumpur, ratakan
• Gali saluran di pinggir untuk
drainase
Tanah-Kompos-Abu
70%
10%
20-25%
Masukkan
campuran tanah
dan basahi
Tabur benih
Umur bibit 5 HSS
(taman umur 10-15
HSS)
5-
Tanam benih langsung
(Tabela) memerlukan 30-40
kg benih/ha, umur panen
7-10 hari lebih cepat dari
tanam pindah (Tapin).
Pelumpuran harus
sempurna, permukaan
lahan rata dan perlu dibuat
caren keliling
Hasil tidak berkurang,
namun demikian Tabela
lebih cocok untuk musim
kemarau
Drum Seeder, alat tanam benih langsung cukup dengan 3-4 HOK/ha
N berdasarkan BWD
P & K berdasarkan PUTS, PHPS, PUPS
atau petak omisi
Disertai dengan pemecahan masalah
kesuburan tanah (perbaikan fisika,
kimia, biologi tanah) apabila terjadi
Acu Permentan No. 01/Kpts/SR/1/2006
atau No. 40/2007
Contoh pengamatan
BWD
Keduanya berhubungan
dgn kandungan N daun
SPAD 36 atau WBD 4
= 1.4-1.5 g N per m2 luas
daun
Contoh: fixed-time
Rekomendasi
pemupukan N
Transplanting Dasar
Anakan
aktif
Ke-1
Dasar, ke-1
sblm 14 HST
Ke-2
Ke-2
21–28 HST
55-65 kg urea/ha *
Panen
Keluar
malai
Ke-3
Ke-3
35–50 HST
Berdasarkan BWD, kg urea/ha
65-90 kg urea/ha
Primordia
Berdasarkan BWD, kg urea/ha
BWD > 4
75
BWD > 4
100
BWD = 4
100
BWD = 4
125
BWD < 4
125
BWD < 4
150
BWD-based N, kg urea/ha
Musim hasil tinggi
Target hasil = 7 t/ha
BWD-based N, kg urea/ha
BWD > 4
50
BWD > 4
75
Musim hasil rendah
BWD = 4
75
BWD =4
100
Target hasil = 6 t/ha
BWD < 4
100
BWD < 4
125
Untuk padi hibrida/PTB berikan bonus
50 kg urea/ha bila BWD ≤ batas kritis
1 Persiapan lahan
2 Awal pertumbuhan
3 Pemeliharaan
Menghemat air irigasi, shg areal yang diairi lebih
luas.
Akar tanaman mendapatkan udara > banyak dan
berkembang > dalam.
Mengurangi timbulnya keracunan besi.
Mencegah penimbunan asam organik.
Mengaktifkan jasad renik mikroba yang bermanfaat.
Mengurangi kerebahan.
Memudahkan pengendalian hama keong mas,
mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan
penggerek batang, mengurangi kerusakan tanaman
padi karena hama tikus.
Tergenang terus
Intermitte
n
Pengendalian Gulma
Pengendalian Hama Penyakit Terpadu (PHT)
Penentuan Saat Panen
VARIETAS
HASIL (TON/HA)
KENAIKAN %
BUKAN PTT
PTT
FATMAWATI (PTB)
6,83
8,35
22,2
ROKAN (Hibrida)
7,98
9,05
13,4
MARO (Hibrida)
7,77
8,87
14,1
SINTANUR
5,83
7,55
29,5
CONDE
6,92
7,65
9,8
BATANG GADIS
7,02
7,97
13,4
TOWUTI
5,92
7,12
20,2
CIRATA
5,70
6,98
22,5
Kuswanto
N
o
•Hasil Panen. MT. 1 2011
Pelaksana : Bpk.
Luas areal
Varietas hipa 11
Luas Dalam Ha
Hasil riil ( kg )
Konversi 1 ha Keterangan
1 Bidang 1. 60 ubin
0,085
783
2 Bidang 2. 100 ubin
0,1428
1552
3 Bidang 3. 150 ubin
0,2143
1560
4 Bidang 4. 50 ubin
0,0714
693
9.705,88
5 Bidang 5. 75 ubin
0,1071
998
9.318,39
Jumlah = 435 ubin
0,6206
5586
9.211,76
Rata
rata
produksi
10.868,34 9276,776 /
ha
7.279,51
Kuswanto
N
o
•Hasil Panen. MT. 1 2011
Pelaksana : Bpk.
Luas areal
1 Bidang
ubin
1.
Luas
Hasil riil (
Dalam Ha
kg )
250
2 Bidang 2. 200
ubin
Jumlah = 435 ubin
Konversi
1 ha
Keterang
an
0,357
3342
9361,34 Rata rata
produksi
0,285
2310
8105,26 8733,3
ha
0,642
5652
/
Kuswanto
N
o
•Hasil Panen. MT. II. 2011
Pelaksana : Bpk.
Luas areal
Luas
(Ha)
Hasil riil Konversi
( kg ) 1 ha (kg)
1 Bidang 1. 75 ubin Hipa 11
0,107
1030
2 Bidang 2. 50 ubin Hipa 8
0,07
668,75
3 Bidang 3. 125 ubin Inpari 13
0,178
1540
8.651,68
4 Bidang 4. 250 ubin Inpari 10 leya
0,357
2302
6.448,17
0,712
5540,75
Jumlah = 500 ubin
Keterangan
9.626,00 Rata
rata
produksi
9.553,57 8.569,855 kg
Ir. Agus Guswara: Pengelolaan tanaman
terpadu, balai besar padi sukamandi
BP, Kecamatan maos : kaidah tanam dan
modifikasi tanam Jajar legowo di
Kecamatan Maos