RINGKASAN MATERI PERKEMBANGAN PESERTA DI

RINGKASAN
KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU

Oleh
Muhammad Fais Alfafa
1411021018

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
SEPTEMBER 2014

KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU
A. Individu Dan Karakteristiknya
1. Pengertian Individu
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak
ratusan tahun sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek formal
yang mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dengan berbagia kondisinya.
Sebagaimana dikenal adanya manusia sebagai makhluk yang berpikir atau homo sapiens,
makhluk yang berbuat atau homo faber, makhluk yang dapat dididik atau homo educandum

dan seterusnya.
2. Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan
karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. karakteristik bawaan (heredity)
adalah karakteristik yang dimiliki sejak lahir, dan lingkungan merupakan hasil dari
perpaduan antara apa yang ada di antara faktor -faktor biologis yang diturunkan dan
pengaruh lingkungan sekitar.
Nature dan Nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan
karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap
tingkat perkembangan.
B. Perbedaan Individu
Dalam aspek perkembangan individu, dikenal ada dua fakta yang menonjol, yaitu : (i)
Semua diri manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan didalam pola perkembangannya, dan
(ii) Didalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia – secara
biologis dan sosial – tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Perbedaan - perbedaan tersebut secara keseluruhan lebih banyak bersifat kuantitatif dan
bukan kualitatif.
Individu

menunjukkan


kedudukan

seseorang

sebagai

orang

perorangan

atau

perseorangan. Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan,
berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Ciri dan sifat orang yang satu berbeda
dengan yang lain. Perbedaan ii disebut perbedaan individu atau perbedaan individual. Maka

1

“perbedaan” dalam “perbedaan individual” menurut Landgren (1980) menyangkut variasi

yang terjadi, baik variasi pada aspek fisik maupun psikologis.
1. Bidang-Bidang Perbedaan
Upaya pertama yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu sebelum dilakukan
pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi penilaian sekolah adalah menghitung
umur kronologis.
Telah disadari bahwa perbedaan-perbedaan antara satu dengan lainnya dan juga
kesamaan-kesamaan diantara mereka merupakan ciri-ciri dari semua pelajaran dalam suatu
tingkatan yang belajar.
Umur kronologis, sebagai faktor yang mewakili tingkat kematangan siswa dan karena itu
memungkinkan dia dapat dididik hendaknya dilihat sebagai komponen perbedaan.
Dalam kaitannya dengan perbedaan individu hendaknya selalu diingat bahwa perbedaan
dalam kualitas atau ciri – ciri adalah berjenjang. Tidak ada penggolongan anak – anak ke
dalam satu kategori atau sama sekali tidak termasuk dalam suatu kategori.
Garry 1963 (Oxendine, 1984) mengkategorikan perbedaan individual ke dalam bidang –
bidang berikut:
1.

Perbedaan fisik: usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran,
penglihatan, dan kemampuan bertindak.


2.

Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.

3.

Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.

4.

Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar.

5.

Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

Dalam kehidupan setiap manusia berhubungan dengan manusia lain dan lingkungan di
luar dirinya. Tiap manusia berhubungan dengan manusia lain, dengan sesamanya. Manusia
juga berhubungan dengan Sang Pencipta atau dengan Tuhan-nya, maka manusia beragama.
Manusia hidup berkelompok dan berkeluarga, sesuai dengan sifat dan genetic orang tuanya.

Secara kodrati, manusia memiliki potensi dasar yang secara esensial membedakan
manusia dengan hewan, yaitu pikiran, perasaan, dan kehendak.

Adapun bidang – bidang dari perbedaannya, yakni:
2

a. Perbedaan Kognitif
Menurut Bloom, proses belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah,
menghasilkan 3 pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomy bloom, yaitu
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif merupakan
kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berarti
ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentu suatu
persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.
Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
tiap – tiap orang. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Proses
belajr mengajar adalah upaya menciptakan lingkungan yang bernilai positif, diatur dan
direncanakan untuk mengembangkan faktor dasar yang telah dimiliki oleh anak. Tingkat
kemampuan kognitif tergambar pada hasil belajar yang diukur dengan tes hasil belajar.
Inteligensi (kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang.
Antara kecerdasan dan nilai kemampuan kognitif berkolerasi tinggi dan positif, semakin

tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi kemampuan kognitifnya.
b. Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam
kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan
berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan
berbahasa dangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor
fisik (organ bicara).
Banyak penelitian eksperimental telah dilakukan dengan tujuan untuk menemukan
faktor – faktor

psikologis yang mendasari keberhasilan atau kegagalan dalam

penguasaan bahasa. Individu – individu yang memasuki kegiatan – kegiatan di sekolah
formal, pada dasarnya telah membawa kebiasaan – kebiasaan sebagai hasil belajar, baik
dari lingkungan pendidikan prasekolah maupun dari latar belakang kehidupan
sebelumnya.
c. Perbedaan dalam Kecakapan Motorik

3


Kecakapan motorik atau kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan untuk
melakukan koordinasi gerakan syarat motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk
melakukan kegiatan. Kegiatan – kegiatan tersebut terjadi karena kerja saraf yang
sistematis.
ransangan

indra

saraf sensoris

(perintah)
pusat
respon

penerima

(kegiatan)

perintah


saraf motorik

Dari gambar di atas, saraf pusat (otak) yang melaksanakan fungsi sentral dalam
proses berpikir merupakan factor penting di dalam koordinasi kecakapan motorik.
Ketidaktepatan dalam pembentukan persepsi dan penyampaian perintah, akan
menyebabkan terjadinya kekeliruan respon dan atau kegiatan – kegiatan yang kurang
sesuai dengan tujuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa inteligensi merupakan
faktor dalam bentuk yang lebih tinggi dari keterampilan motorik. Secara umum
koordinasi motorik dan kecakapan untuk melakukan suatu kegiatan yang kompleks
membutuhkan keterampilan motorik yang lebih kompleks pula.
Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat
kemampuan berpikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berpikir
setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik
masing – masing, dan dengan demikian kecakapan motorik setiap individu akan berbeda
-beda pula.
d. Perbedaan dalam Latar Belakang
Dalam suatu kelompok siswa, perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka
masing – masing dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, terlepas dari potensi
individu untuk menguasai bahan pelajaran.

Minat dan sikap individu terhadap sekolah dan mata pelajaran tertentu, kebiasaan –
kebiasaan kerja sama, kecakapan atau kemauan untuk berkonsentrasi pada bahan – bahan
4

pelajaran, dan kebiasaan – kebiasaan belajar semuanya merupakan

faktor – faktor

perbedaan antara para siswa.
e. Perbedaan dalam Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut
akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan den pemupukan secara
tepat. Sebaliknya bakat tidak dapat berkembang sama sekali, manakala lingkungan tidak
memberikan kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada ransangan dan
pemupukan yang menyentuhnya.
Perkembangan bakat dimiliki siswa secara individual. Meskipun inteligensi umum
merupakan faktor dari hamper semua atau bahkan semua bidang penampilan atau
performasi, namun hasil tes inteligensi yang selama ini dilaksanakan beum terkait dengan
beberapa bidang belajar seperti keterampilan motorik, musik, seni, dan olah raga. Hasil
tes inteligensi lebih banyak berhubungan dengan keberhasilan atau kemampuan bidang

akademik.
f. Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Perbedaan latar belakang keluarga dan lingkungan, yang meliputi perbedaan sosioekonomi dan sosiokultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya,
anak – anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama
dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas, dalam hal ini pelajaran di sekolah.
Kondisi fisik yang sehat, dalam kaitannya dengan kesehatan dan penyesuaian diri
ang memuaskan terhadap pengalaman – pengalaman, disertai dengan rasa ingin tahu yang
amat besar terhadap orang – orang dan benda – benda, membantu berkembangnya
kebiasaan berbahasa dan belajar yang diharapkan. Sikap apatis, pemalu, dan kurang
percaya diri, akibat dari kesehatan yang kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang yang
miskin pengalaman, mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.

C. Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu

5

Setiap individu pada hakikatnya akan mengalami pertumbuhan dan fisik dan
perkembangan nonfisik yang meliputi aspek – aspek intelek, emosi, social, bahasa, bakat
khusus, nilai dan moral, serta sikap.
Berikut ini diuraikan pokok-pokok pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek berikut:

1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang,
dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa.
a. Pertumbuhan Sebelum Lahir
Manusia itu ada dimulai dari suatu proses pembuahan (pertemuan sel telur dan
sperma) yang membentuk suatu set kehidupan, yang disebut embrio. Embrio manusia
yang telah berumur satu bulan, berukuran sekitar setengah sentimeter. Pada umur dua
bulan ukuran embrio itu membesar menjadi dua setengah sentimeter dan disebut janin
atau "fetus". Baru setelah satu bulan kemudian (jadi kandungan telah berumur tiga
bulan), janin atau fetus tersebut telah berbentuk menyerupai bayi dalam ukuran kecil.
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ - organ tubuh dan
susunan jaringan saraf membentuk sistem yang lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan
janin diakhiri saat kelahiran. Kelahiran pada dasarnya merupakan pertanda kematangan
biologis dan jaringan saraf masing - masing komponen biologis mampu berfungsi secara
mandiri.
b. Pertumbuhan Setelah Lahir
Pertumbuhan fisik manusia setelah lahir merupakan lanjutan pertumbuhannya
sebelum lahir dan berlangsung sampai masa dewasa. Selama tahun pertama dalam
pertumbuhannya, ukuran panjang badannya akan bertambah sekitar sepertiga dari
panjang badan semula dan berat badannya akan bertambah menjadi sekitar tiga kalinya.
Sejak lahir sampai dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari
pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia sampai dengan
proporsi yang ideal di masa dewasa.
2. Intelek

6

Intelek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf otak. Karena
pikiran pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan intelektual yang lazim
atau kemampuan berpikir, dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan
fungsinya secara baik.
Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukkan pada
perilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu. Tindakan itu berarti telah
mendapatkan proses mempertimbangkan atau proses analisis, evaluasi sampai dengan
kemampuan menarik kesimpulan dan keputusan. Perkembangan kemampuan berpikir ini
dikenal sebagai perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif seseorang menurut Piaget
(Sarlito, 1991) mengikuti tahap – tahap sebagai berikut:
Tahap pertama : Masa sensori motorik ( 0,0 - 2,5 tahun ).
Masa ketika bayi mempergunakan sistem pengindraan dan aktifitas motorik mengenal
lingkungannya. Bayi memberikan reaks motorik atas rangsangan – rangsangan yang
diterimanya dalam bentuk reflex. Reflex – reflex ini kemudian berkembang lagi menjadi
gerakan – gerakan yang lebih canggi, misalnya berjalan.
Tahap kedua : Masa pra-operasional (2,0 - 7,0 tahun).
Kemampuan anak menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Kemampuan simbolik
memungkinkan anak melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan dengan hal-hal yang telah
lewat.
Tahap ketiga : Masa konkreto prerasional (7,0 - 11,0 tahun).
Melakukan berbagai macam tugas yang konkret.
a. identifikasi

: mengenali sesuatu

b. negasi

: mengingkari sesuatu

c. reprokasi

: mencari hubungan timbal balik antara beberapa hal.

Tahap keempat : Masa operasional (11,0 - dewasa).
Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir abstrak dan hipotesis,
memperkirakan apa yang mungkin terjadi, dan mengambil kesimpulan.
3. Emosi

7

Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus di miliki oleh manusia.
Emosi merupakan gejala perasaan di sertai dengan perubahan atau perilaku fisik. Seperti
marah yang di tunjukan dengan teriakan seorang yang gembira akan melonjak-lonjak sambil
tertawa lebar, dan sebagainya.
4. Sosial
Bayi lahir dalam keadaan yang sangat lemah. Ia tidak mampu hidup terus tanpa bantuan
orang lain, terutama ibunya, jadi setiap orang membutuhkan orang lain. Dalam proses
pertumbuhan setiap orang tidak dapat berdiri sendiri. Setiap manusia memerlukan
lingkungan dan senantiasa akan memerlukan manusia lainnya. Akhirnya manusia mengenal
kehidupan

bersama,

kemudian

bermasyarakat

atau

berkehidupan

sosial.

Dalam

perkembangannya setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu
dan di bantu , memberi dan di beri.
5. Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Setiap orang senantiasa berkomunikasi
dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang disekitarnya,sejak lahir manusia telah
berkomunikasi dengan dunia lain.
Sejak lahir bahkan sejak masih didalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan
psikofisis atau psikosomatif yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan.
6. Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu yang di miliki oleh seseorang individu yang hanya
dengan rangsangan atau sedikit latihan kemampuan itu dapat berkembang.
Tiga dimensi bakat yang dikemukakan oleh Guilford :
a. dimensi perceptual
b. dimensi psikomotorik
c. dimensi intelektual
Seseorang yang berbakat akan cepat dapat di amati sebab kemampuan yang di miliki
akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu
kemampuan untuk bidang tertentu seperti seni, olah raga, atau keterampilan.
7. Sikap, Nilai, dan Moral

8

Bloom mengemukakan bahwa tujuan akhir proses belajar di kelompokkan menjadi tiga
sasaran yaitu:
a. Penguasaan pengetahuan (kognitif)
b. Pengiasaan nilai dan sikap (afektif)
c. Penguasaan psikomotorik
Masa bayi belum mengenal moral, karena bayi belum mengenal nilai dan suara hati.
Perilakunya belum di bimbing oleh norma - norma moral. Pada awalnya pengenalan moral,
nilai dan perilaku serta tindakan itu masih bersifat paksaan akan tetapi sejalan dengan
perkembangan inteleknya berangsur - angsur anak mulai mengikuti berbagai ketentuan yang
berlaku di dalam kehidupannya.

9