hakikat tuhan menurut pandangan islam

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami
semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Penidikan
Agama yang berjudul “hakikat tuhan dalam pandangan Al- qur’an” dapat selesai seperti
waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya karya ilmiah ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak
yang telah memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus dan
ihklas kepada semua pihak.
Tak ada gading yang tak retak, untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang
telah kami susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekurangankekurangan baik dari segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang
selebar-lebarnya kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang. Dan apabila di dalam
karya ilmiah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan di hati pembaca mohon
dimaafkan.

2


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I.................................................................................................................
PENDAHULUAN....................................................................................
A. LATAR BELAKANG..................................................................
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................
BAB II..........................................................................................
PEMBAHASAN..............................................................................................
A. HAKEKAT TUHAN............................................................................................
B. PENGERTIAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM.................................
1) Rabb.......................................................................................................
2) Malik.......................................................................................................
3) Ilaah........................................................................................................
C. PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN.................................................
1) Animisme................................................................................................
2) Dinamisme..............................................................................................

D. PANDANGAN ISLAM TERHADAP ANIMISME DAN DINANISME..........
E. BUKTI ADANYA ALLAH................................................................................
1) Dalil Fitrah...............................................................................................
2) Dalil Akal.................................................................................................
a) Teori Sebab..........................................................................................
b) Teori Keteraturan.................................................................................

3
c) Teori Kemungkinan (problabyitas)...........................................................
3) Dalil Naqli.................................................................................................
4) Dalil Indrawi......................................................................................................
a) Fenomena Pengabulan Do'a................................................................
b) Fenomena Mukjizat.............................................................................
BAB III............................................................................................................
A. KESIMPULAN.......................................................................................
B. RINGKASAN MATERI.........................................................................
C. SARAN....................................................................................................

4


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengetahuan tentang Tuhan dan kesetiaan terhadap aturan-aturan-Nya merupakan dasar bagi
tiap agama, baik agama langit atau pun bumi . Namun kesadaran manusia akan eksistensinya
menggiring ia untuk melihat bahwa eksistensinya dipengaruhi oleh tiga sifat; faktisitas,
transendensi dan kebutuhan untuk mengerti.Faktisitas berarti, bahwa eksistentsi selalu
Nampak di depan kesadaran manusia sebagai sesuatu yang sudah ada. Sedangkan yang
dimaksud dengan transendensi pada eksistensi manusia merupakan sifat yang nampak secara
langsung dalam kesadaran manusia bahwa ia manusia, bukan hanya sekedar tubuh yang
nampak dalam ruang dan waktu bersama “ada” yang lain, namun manusia adalah makhluk
yang dapat melampaui dirinya melebihi dari batas ruang dan waktu dalam kesadarannya.
Keberadaan kebutuhan untuk mengerti merupakan modus yang paling jelas dari transendensi
kesadaran manusia. Termasuk dalam kesadaran ini adalah bahwa manusia selalu terdorong
untuk selalu mempertanyakan hakikat dirinya dan dunianya. Karena hal inilah kemudian
menimbulkan suatu pertanyaan mengenai dari mana ia dan dunianya berasal. Dalam filsafat
ketuhanan, pertanyaan ini akan bermuara pada wilayah mengenai eksistensi Tuhan. Persoalan
mengenai eksistensi Tuhan walau kadang suka melingkar pada pengulangan kata “ada dan
tiada” namun dpat diterangkan dengan beberapa argumentasi, yakni: argumentasi ontology,
teologi dan kosmologi. Pendekatan ontology lebih bersifat apriori, yang mencakup tentang

pengetahuan mistik dan kesadaran manusia, sedangkan argumentasi teologi dan kosmologi
merupakan argumentasi yang bersifat apriost Setiap yang “ada” memiliki eksistensinya, dan
yang bereksistensi pasti memiliki sebab keberadaannya dalam mengada untuk sebuah “ada”
dari eksistensinya. Oleh karena hal itu, alam semestapun memiliki sebab dari bermulanya.
Pengejaran sebab atau alasan inilah yang menjadi kajian hangat dalam argumentasi sebuah
penciptaan, baik ari kalangan filsafat ataupun saintis.
Dalam makalah atau resensi tentang konsep ketuhanan ini akan saya bahas beberapa aliran,
baik aliran yang mempercayai Tuhan ataupun yang semi percaya Tuhan bahkan yang menolak
eksistensiNya.

5
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil permasalahan yang dihadapi yaitu:
Bagaimana hakikat tuhan dalam pandangan Al-qur’an?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan yaitu :
a)

Untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah pendidikan Agama


b)

Untuk mengenal lebih dalam tentang konsep ketuhanan dalam islam

c)

Untuk memahami filsafat/hakikat ketuhanan

d)

Untuk mengetahui Pengertian Tuhan Dalam Perspektif Islam

e)

Untuk memahami bagaimana pemikiran manusia tentang tuhan

f)

Untuk memahami bagaimana pandangan islam terhadap animisme dan dinamisme


g)

Untuk mengetahui bukti adanya Tuhan

6
BAB II
PEMBAHASAN
A.

HAKIKAT TUHAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tuhan adalah sesuatu yang di yakini, di

puja , di sembah oleh manusia , sebagai yang Maha Kuasa, Maha Perkasa dan lain sebagai
nya. Kalimat Tuhan dapat di pergunakan untuk apa saja yang di puja dan di sembah oleh
manusia. baik persembahan yang benar atau yang salah.Dalam Al-Qur'an Allah Berfirman:"
“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai
Tuhannya….?” (Q.S. Al-Jaatsiyah: 23) Dalam QS 28 (Al-Qashash):38, perkataan ilah dipakai
oleh Fir’aun untuk dirinya sendiri: “Dan Fir’aun berkata: Wahai pembesar kaumku, aku
tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku.”
Contoh ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan bahwa perkataan ilah bisa mengandung arti

berbagai benda, baik abstrak (nafsu atau keinginan pribadi maupun benda nyata (Fir’aun atau
penguasa yang dipatuhi dan dipuja). Perkataan ilah dalam Al-Quran juga dipakai dalam
bentuk tunggal (mufrad: ilaahun), ganda (mutsanna:ilaahaini), dan banyak (jama’: aalihatun).
Bertuhan nol atau atheisme tidak mungkin. Untuk dapat mengerti dengan definisi Tuhan atau
Ilah yang tepat, berdasarkan logika Al-Quran sebagai berikut:
Tuhan (Ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia sedemikian
rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Selanjutnya, kalimat" Tuhan" itu dapat di artikan dan di pergunakan untuk menamakan
persembahan yang sebenarnya. Iyalah Tuhan pencipta alam semesta, ini tercantum dalam AlQur'an.
Firman Allah :" Maka ketahuilah!! bahwasanya "tidak ada Tuhan selain dari Allah". dan
mohonlah ampunan (dari-Nya) semua kesalahanmu dan kesalahan orang-orang yang
beriman baik pria maupun wanita ! Allah Maha Mengetahui tempat bekerjamu dan tempat
istirahatmu"(Q.S. Muhammad : 19 )"Tuhan-mu Tuhan yang Esa .Tiada Tuhan yang lain
hanya Dia.Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang".(Q.S. Al-Baqarah:163)"Tiada Tuhan.
melain kan Allah.Dia Hidup kekal. Berdiri Sendiri Mengurus ( alam semesta).tidak
mengantuk dan tidak pula tidur."( Al-Baqarah:255)

7
Dalam upaya kita mengetahui hakikat keberadaan Tuhan, yang harus kita ketahui bukanlah
apa yang seyogyanya merupakan benda semata, akan tetapi apa yang sesungguhnya ada.

Tuhan itu Maha Ada. Dia ada dari diri-Nya sendiri, Self Existent. Tuhan tidak bergantung
pada sesuatu yang lain demi menjadi Tuhan. Sementara kita berada karena Tuhan telah
menciptakan kita. Tuhan berada karena Ia ada.
Tuhan bersifat abadi, tanpa awal dan akhir. Tuhan selalu berada di mana-mana. Kemanapun
dan dimanapun kita berada, Tuhan akan selalu menyertai kita. Tiada sedikit pun ruang tanpa
kehadiran-Nya. Kita juga tidak perlu mencari dimana Dia berada, yang diperlukan hanyalah
kesadaran kita akan hakikat keberadaan-Nya dan bukti-bukti Kekuasaan-Nya.
Menurut para agamawan, apabila kita masih belum juga menyadari kehadiran-Nya, mungkin
mata hati kita yang masih tertutup, sehingga kita tidak menyadari kehadiran-Nya. Padahal
Tuhan itu sangat dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari pada urat leher kita!
Dengan demikian, tanpa melihat dzat-Nya yang Maha Agung, kita telah dapat mengungkap
hakikat keberadaan-Nya melalui segala ciptaan-Nya yang ada, tidak terkecuali pada diri kita
sendiri. Begitu banyak hal yang dapat kita jadikan bukti akan hakikat keberadaan-Nya. Apa
yang ada pada diri kita sendiri dan semua yang ada di alam semesta ini, tanpa kecuali, dapat
dijadikan bukti akan hakikat keberadaan-Nya.
Tuhan telah memberikan bekal kepada manusia berupa akal, dan dengan akal itu manusia
dapat memikirkan segala hal yang ada di dalam kehidupannya, sampai akhirnya dia dapat
mengetahui tentang hakikat adanya Tuhan dan sifat-sifat-Nya? Kemudian Tuhan
melengkapinya dengan menurunkan wahyu-wahyu-Nya kepada beberapa manusia pilihanNya (rasul), untuk kemudian disampaikan kepada umat manusia lainnya sebagai petunjuk
jalan yang benar. Jadi melalui keduanya, baik akal maupun agama, kita akan dapat

mengetahui hakikat keberadaan-Nya.
Seorang filsuf, Al-Ghazali, juga telah mengemukakan hubungan saling keterkaitan antara
agama dan akal. Menurutnya, agama dan akal bagaikan cahaya dan mata. Cahaya tak akan
banyak berguna bila dilihat dengan mata tertutup, sebaliknya mata akan tertipu dan tak
berdaya bila melihat tanpa cahaya. Jadi, Tuhan memberikan akal agar manusia dapat
memahami agama dengan benar dan menghadirkan agama sebagai petunjuk jalan yang benar
bagi manusia dalam menggunakan akalnya.

8
Oleh karena itu, bagi kita yang telah percaya akan keberadaan-Nya sebagai Sang Pencipta
alam semesta yang maha luas ini, maka tidaklah cukup bagi kita dengan hanya percaya
bahwa Tuhan itu sesungguhnya memang ada. Akan tetapi kita juga meyakini-Nya sebagai
satu-satunya yang dapat dipertuhankan, serta tidak memandang adanya kualitas serupa
kepada sesuatu apapun yang lain.
Atas segala nikmat dan anugerah-Nya pula, sudah sepantasnya kita bersyukur, berserah diri,
dan melaksanakan segala perintah-Nya dengan penuh cinta dan keikhlasan hanya kepadaNya. Kita pun wajib menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh ketaatan.
Kita menyembah-Nya bukan karena mengharapkan pahala seperti para pedagang yang selalu
melakukan sesuatu atas dasar untung-rugi. Kita menjauhi segala larangan-Nya, juga bukan
karena rasa takut akan neraka seperti para budak yang melakukan sesuatu agar tidak dimarahi
majikannya, akan tetapi kita melakukannya semata-mata karena rasa syukur dan cinta kita

kepada-Nya.
Sebagaimana yang telah kita pahami, salah satu penghayatan doktrin agama adalah bahwa
Tuhan itu Omnipresent, Maha Dekat, sehingga segala tindakan yang tidak terpuji, tidak akan
pernah kita lakukan, apabila kita telah menyadari bahwa Tuhan itu Maha Dekat, mengawasi,
dan bersama kita setiap saat, di manapun kita berada.
B.

PENGERTIAN TUHAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Untuk Mengetahui Pengertian Tuhan Dalam Islam,maka perlu di kaji rujukan dari Al-

Qur'an tentang kata-kata yang memiliki makna tuhan.Dalam Al-Qur'an perkataan tuhan di
kenal

dengan istilah rabb,maalik atau malik dan Ilaah. masing-masing istilah tersebut

mempunyai tekanan arti sendiri-sendri.
1.Rabb
Rabb adalah"Tuhan Sang Maha Pencipta", yang meciptakan keseluruhan alam ini
tidak hanya sekedar menciptakan tetapi juga di maksudkan sebagai " Sang Maha
Pemelihara". Dan juga setiap kejadian tidak lepas dari kekuasaan-Nya sebagai"Sang Maha

Pengatur".Dari sisi pengakuan,tidak hanya kaum muslimin yang mengakui adanya
Rabb.Banyak orang di dunia barat tidak secara formal beragama tetapi mereka mengakui
adanya"Dia" Tuhan Yang Maha Pencipta.

9
Dalam Al-Qu'ran ,perkataan Rabb sering di hubungkan dengan kata kerja seperti yang
terdapat dalam surat Al-Alaq(96)ayat 1-5:"
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Meciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah.bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia.
Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia
apa yang tidak di ketahuinya".perkataan 'Rabb' yang dihubungkan dengan kata kerja juga
terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-A'ala (87)ayat 1-5: yang artinya:"Sucikanlah nama
Tuhanmu Yang Paling Tinggi,Yang Menciptakan Dan Menyempurnakan( Penciptaan -Nya)
Dan Yang Menentukan Kadar (Masing Masing) Dan Memberikan Petunjuk Dan Yang
Menumbuhkan Rumput-Rumputan, lalu di Jadikan-Nya rumput itu kehitam-hitaman".
dalam surat al-alaq (96) ayat 1-5 itu terdapat 4 kata kerja, yaitu dua kata krja
menciptakan" dan dua kata kerja "mengajar, sedangkan dalam Al-Qur'an surat Al-A'laa(87)
ayat 1-5 tedapat kata kerja: meciptakan ,menentukan ,memberi petunjuk, menumbuhkan dan
menjadikan. Rabb mempunyai pengertian tuhan yang berbuat aktif jadi, dia hidup dan ada
dengan sesungguhnya , bukan ada dalam pikiran saja.
selanjutnya,kata rabb dapat di pakai untuk menyebut selain allah swt,seperti yang
terdapat dalam surat At-Taubah(9)ayat 31 yang artinya:"Mereka menjadikan orang-orang
alim mereka dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah."
2.Malik
Dalam Al-Qur'an, kata Malik di pakai untuk menunjukan pada Tuhan yang berkuasa
mempunyai,memiliki atau merajai sesuatu. alquran surat alfatihah(1) ayat 4 menyebutkan:

artinya: "Yang Menguasai Hari Pembalasan".
Sedangkan didalam surat An-Nas (114) ayat 2 meyebutkan:

artinya:"Raja Manusia". secara kronologis, kata Malik menduduki jabatan kedua
setelah Rabb, artinya apabila Rabb itu menunjuk pada yang berbuat aktif,maka menunjuk
pada yang menguasai semua apa yang telah diperbuat-nya tadi .karena kedua kata itu

10
ditujukan kepada Allah SWT,maka berarti bahwa Allah SWT itu pencipta alam dan Dia pula
yang menguasainya.
3.Ilaah
Secara etimologis ''llaah''mempuyai arti sebagai yang disembah dengan sebenarnya
atau tidak sebenarnya.Apa saja yang disembah manusia ,dia itu llaah namanya.Ini yang
membedakan seseorang apakah muslim atau bukan.Sesorang bisa memiliki sesembahan
berhala(kaum peganis),atau api(zoraster)atau matahari dan banyak lagi.
Apabila manusia menyembah hawa nafsu itulah llahnya atau Tuhannya yang
disembah.Al-Qur'an surat Al-Furqon(25) ayat 44 meyebutkan:

Artinya:''Terangkanlah Kepada-Ku

Tentang Orang Yang Menjadikan Hawa

Nafsunya Sebagai Tuhannya''.
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya,
merendahkan diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah
ketika berada dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri,
meminta perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan
terpaut cinta kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56)
Tauhid yang sempurna berkaitan dengan pengakuan,pelaksanaan dan kesadaran
bahwa hanya Allah yang kita sembah,sebab tanpa sadar kadang seorang muslimin tertipu
sehingga menyembah hal-hal lain seperti kepada idolanya atau hal-hal yang lebih abstrak
seperti kekayaan dan kekuasaan. hal tersebut yang di sebut musyrik atau menyekutukan
Allah.Implikasi lain yang berkaitan dengan pengakuan bahwa Allah sebagai llah adalah
kewajiban untuk berhukum hanya dengan hukum (aturan) Allah. hukum-hukum adalah
berupa perintah dan larangan terdapat dalam Al-Qur'an dan hadist,yang tidak hanya mengatur
masalah yang berkaitan dengan hubungan hamba dengan Allah, tetapi juga di antara umat
manusia.
‫َل إإلَ ٰـهَ إإ لل ل‬
Semua nabi,menurut keyakinan islam membawa pesam yang sama yaitu: ُ‫ٱل‬
(tidak ada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah). ada hal yang menarik disini,

11
mengapa pesan tersebut berbentuk kalimat negati bukan positif, semisal :"Tuhan yang wajib
disembah hanya Allah"? hal ini berkaitan dengan pemurnian ke-Esa-an Allah.jika disebut"
tidak ada tuhan yang wajib disembah" berarati kita mulai dari ketiadaan,kosong dan
kemudian: kecuali Allah" mengimplikasikan bahwa hanya allah satu-satunya" zat yang maha
Esa".sementara jika menggunakan kalimat" Tuhan yang berhak disembah hanya allah, tetapi
ada tuhan-tuhan yang lain dan dari yang banyak itu hanya diwajibkan menyembah allah.
Tentu Maha Suci Allah dari hal yang demikian.
Meskipun segala sesuatu dapat disebut sebagai Ilah, namun Ilah yang sebenarnya
ialah Ilah yang mempunyai jabatan Robbun dan Malikun. Dengan kata lain, walaupun segala
sesuatu dapat dipertuhan dan disembah manusia, namun Tuhan yang sebenarnya yang berhak
disembah manusia ialah Tuhan pencipta dan penguasa alam semesta yaitu Allah SWT.

C.

PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN
1.Animisme
Animisme berasal dari kata "Anima",dari bahasa latin Animus. Dan bahasa

Yunani"Avepos" dalam bahasa sang sekerta di sebut"Rana". dalam bahasa Ibrani di
sebut"Ruah" yang artinya napas atau jiwa.ia adalah dokterin tentang realitas jiwa.ini adalah
kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mulamula muncul di kalangan manusia premitif kepercayaan animisme mepercayai bahwa setiap
benda di bumu ini,seperti kawasan tertentu,gua,pohon,atau batu besar,.di perkirakan di
provinsi kalimantan barat terdapat 7,5 juta orang dayak tergolong pemeluk animisme.
dalam animisme tedapat kepercayaan bahwa makhluk-makhluk halus atau ruh-ruh
yang ada di sekitar manusia baik di hutan,diladang,dijalan-jalan, dikebun,diair,di
pepohonan ,di gunung, dan di rumah-rumah.ruh-ruh ini bersifat supra manusiawi sangat
mempengaruhi dan menentukan kehidupan manusia.karenanya masyarakat premitif
menyadari bahwapada keinginan manusia sendiri ada keinginan lain pada kehendaknya
sendiri ada kehendak lain,demikianlah seterusnya.
selain daripada jiwa dan ruh yang mendiami di tempat-tempat yang dinyatakan diatas,
kepercayaan animisme juga mempercayai bawha roh yang telah mati bisa masuk ke dalam
tubuh hewan,misalnya suku nias mempercayai bahwa seekor tikus yang keluar masuk dari
rumah merupakan roh dari wanita yang telah mati beranak.ruh orang yang telah meninggal

12
dapat bertamu dengan ruh orang yang masih hidup.ia bisa menolong atau mengganggu. dan
agar roh itu mendatangkan kebaikan,maka di butlah acara penyembahan.ruh yang di anggap
berbahaya bagi orang hidup,bukan saja berasal dari manusia tetapi juga,binatang,tumbuh tumbuhan, batu dan benda-benda lain.roh orang yang telah mati juga bisa memasuki tubuh
babi atau harimau yang di percaya akan membalas dendam kepada orang yang menjadi
musuh bebuyutannya selama hidup.kepercayaan ini berbeda dengan kepercayaan reinkarnasi
seperti yang terdapat pada agama hindu dan budha dimana dalam reinkarnasijiwa tidak
pindah langsung kedalam tubuh hewan atau binatang yan hidup akan tetapi di lahirkan
kembali dalam bentuk kehidupan lain.
2. Dinamisme
Perkataan dinamisme berasal dari kata yang terdapat dalam bahasa Yunani,
yaitu,''Dunamos'' dan diinggriskan Menjadi''dynamic''yang umumnya diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia

dengan kekuatan ,kekuasaan atau khasiat dan dapat juga

diterjemahkan dengan daya.Dalam eksikiopedi umum dijumpai defenisi dinamisme sebagai
kepercayaan keagamaan premitif pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di
Indonesia.Dinamismen disebut juga preanismisme,yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda
atau makhluk mempuyai mana (percaya adanya kekuatan yang maha yang berada dimanamana) .
Harun Nasution tidak mendefinisikan dinamisme secara tegas hanya menerangkan
bahwa bagi manusia premitif ,yang tingkat kebudayaannya masih rendah sekali,tiap-tiap
benda yang berada disekelilingnya bisa mempuyai kekuatan batin yang misterius.Dalam
ilmu sejarah dan ilmu perbandingan agama kekuatan batin itu bisa disebut ''mana''.Mana itu
memiliki 5 sipat,yaitu:
1) Memiliki kekuatan
2) tidak dapat di lihat
3) tidak memiliki tempat yang tetap
4) pada dasar nya tidak baik dan tidak mesti buruk
5) terkadang dapat di kontrol dan tidak dapat di kontrol.
dengan demikian "mana" adalah satu kekuatan yang tidak dapat di lihat ,merupakan
kekuatan gaib juga kegiatan misterius,yang dapat di lihat efeknya jelas,sebagai mana yang
tenaga yang terdapat dalam listrik,kekuatan itu tidak dapat di lihat, namun ada efeknya.

13
adapun tujuan keprcayaan atau beragama menurut animisme untuk memperoleh tuah
mana sebanyak bnyak nya,memahami benda yang bertuah,memahami fetish yang telah di isi
tuah atau mana dan sebaginya . kesemua

tujuan itu di usaha kan untuk memperoleh

ketentraman selama hidup dan memeliharah keselamatan keselamatan diri dari bahaya yang
mengancam keselamatan hidup manusia.
dalam uraian tentang dinamisme,ada yang mengatakan bahwa dinamisme sebagai
kepercayaan keagamaan ,dan juga sebagai salh satu macam struktur dari agama premitif.
ini memperlihatkan suatu sikap keragu raguan dalam menetapkan apkah dinamisme
itu adalah agama atau bukan, dengan kata laen orang tidak berani( tentu dengan alasan yang
objektif) berkata bahwa dinamiosme itu adalah agama atau sebaliknya, dinamisme itu bukan
agama. kembali pada dinamisme ,maka dinasmisme timbul dari perasaan takjub, takut dan
merasa

dirinya kecil

sebagai manusia dan bergantung kepada

daya" kekuatan

sekitarnya .mereka melihat sesuatu yang bersifat ilahi di dunia ini,tapi tidak di lukiskan
dalam pikiran sebagi sesuatu yang berpribadi.
oleh sebab itu selamanya tidak terjadi hubungan kepribadian antara seorang manusia
dengan benda pujaannya. sebab itu segala pegertian khusus yang ada di dalam ritual agama
seperti do'a,puasa,kurban, dan sebagainya,dalam dinamisme di ubah bentuknya. doa menjadi
mantera suatu perbuatan yang mengandung daya kekuatan dan menimbulkan keajaiban"
hilang sifatnya memohonnya kepada Allah.Do'a menjadi rumus yang sakti, yang di jawa di
sebut japamantra. kurban menjadi suatu perbuatan magis yang mengeluarkan daya kekuatan
sendiri,lepas dari ikatan ketuhanan.begitu juga puasa di ganti dengan tarak atau bertapa untuk
mendapatkan daya kekuatan yang luar biasa.
Di dalam dinamisme pemujaan dan takut kepada daya-daya gaib yang luar biasa yang
terdapat di dunia dan pada benda-benda itu di dapat dengan agama pagan(agama suku,agama
daerah atau agama etis premitif).
D.

PANDANGAN ISLAM TERHADAP ANIMISME DAN DINAMISME
Sampai sejauh ini telah dibicarakan secara ringkas kepercayaan animisme,

dinamisme dan gagasan tentang Tuhan tertinggi. Animisme dan dinamisme yang dibicarakan
sejauh ini adalah sebagian kecil saja dari apa yang biasanya disebut agama bangsa-bangsa
primitif dan secara keseluruhan merupakan gambaran yang bulat tentang agama bangsabangsa primitif.

14
Sebagai telah dibicarakan diatas, bahwa dinamisme dan animisme adalah
kepercayaan yang khayal belaka. Islam tidak membenarkannya, sebab hal itu termasuk syirik
(menyekutukan Tuhan), orang yang menjalankannya disebut Musyrik.[ii]
Islam mengajarkan bahwa orang tidak boleh menghormati dan menyembah selain
Allah, sebagaimana ditegaskan dalam syahadat yang pertama yang artinya ; saya bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Hanya Allah sajalah yang Maha Menjadikan, Maha
Kuasa dan Maha Tinggi serta Maha Bijaksana.
Allah berfirman, yang artinya : “Janganlah kamu sujud bersembah kepada matahari
dan jangan pula kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakan matahari
dan bulan, jika kamu benar-benar ingin menyebah kepada-Nya”(QS. Fush-shilat : 37)
Kita sebagai kaum muslimin harus waspada, jangan sampai iman kita dikotori oleh
anasir-anasir animisme. Benda adalah tetap benda, apakah benda itu berwujud sebutir batu,
sepotong besi atau secarik kertas yang ditulisi, nilainya sama saja. Kesemuanya tak mungkin
mengandung kekuatan ghaib, tak mungkin mengandung gaya sakti lebih dari apa yang telah
ditentukan oleh sunnatullah atau hukum alam.
Tentang meminta pertolongan kepada roh yang telah mati dan mendatangkan roh
tersebut, haruslah kita jauhi karena hal ini dilarang oleh agama. Menurut ilmu spiritisme
(Ilmu Arwah Modern), memanggil roh orang telah mati memang mungkin, akan tetapi
apakah gunanya kita memanggil roh itu, bahkan akan mengganggu ketenangan roh bila
saban-saban kita panggil, sedang roh itu tak dapat memberi faedah apa-apa kepada kita.
Apalagi kalau kita ingat bahwa roh yang mudah dipanggil hanyalah roh-roh jahil (roh
yang dalam keadaan bingung), roh-roh pendusta, roh-roh pembohong saja, yang kesemuanya
itu jelas tidak dapat memberikan manfaat kepada kita.
E.

BUKTI ADANYA ALLAH
Adanya Allah swt adalah sesuatu yang bersifat aksiomatik (sesuatu yang

kebenarannya telah diakui, tanpa perlu pembuktian yang bertele-tele). Namun, di sini akan
dikemukakan dalil-dalil yang menyatakan wujud (adanya) Allah swt, untuk memberikan
pengertian secara rasional. Mengimani Wujud Allah Subhanahu wa Ta’ala Wujud Allah telah
dibuktikan oleh fitrah,akal,syara’,dan indera.

15
1. Dalil Fitrah
Manusia diciptakan dengan fitrah bertuhan, sehingga kadangkala disadari atau tidak, disertai
belajar ataupun tidak naluri berketuhanannya itu akan bangkit. Firman Allah
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
menjadi saksi”. (Al-A’raf:172)
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka,
niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari
menyembah Allah)"...? (Az-Zukhruf:87)
ْ ‫ُكلّ َموْ لُوْ ٍد يُوْ لَ ُد َعلَى ْالفإ‬
‫ص َرانإ إه أَوْ يُ َم ّج َسانإ إه‬
ّ َ‫ط َر إة فَأَبَ َواهُ يُهَ ّودَانإ إه أَوْ يُن‬
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Al Bukhari)
Ayat dan hadis tersebut menjelaskan kondisi fitrah manusia yang bertuhan. Ketuhanan ini
bisa difahami sebagai ketuhanan Islam, karena pengakuannya bahwa Allah swt adalah Tuhan.
Selain itu adanya pernyataan kedua orang tua yang menjadikannya sebagai Nasrani, Yahudi
atau Majusi, tanpa menunjukkan kata menjadikan Islam terkandung maksud bahwa menjadi
Islam adalah tuntutan fitrah. Dari sini bisa disimpulkan bahwa secara fitrah, tidak ada
manusia yang menolak adanya Allah sebagai Tuhan yang hakiki, hanya kadang-kadang
faktor luar bisa membelokkan dari Tuhan yang hakiki menjadi tuhan-tuhan lain yang
menyimpang.
2. Dalil Akal
Akal yang digunakan untuk merenungkan keadaan diri manusia, alam semesta dia dapat
membuktikan adanya Tuhan. Di antara langkah yang bisa ditempuh untuk membuktikan
adanya Tuhan melalui akal adalah dengan beberapa teori, antara lain;
a. Teori Sebab.
Segala sesuatu pasti ada sebab yang melatar belakanginya. Adanya sesuatu pasti ada
yang mengadakan, dan adanya perubahan pasti ada yang mengubahnya. Mustahil sesuatu ada

16
dengan sendirinya. Mustahil pula sesuatu ada dari ketiadaan. Pemikiran tentang sebab ini
akan berakhir dengan teori sebab yang utama (causa prima), dia adalah Tuhan.
b. Teori Keteraturan.
Alam semesta dengan seluruh isinya, termasuk matahari, bumi, bulan dan bintangbintang bergerak dengan sangat teratur. Keteraturan ini mustahil berjalan dengan sendirinya,
tanpa ada yang mengatur. Siapakah yang mempu mengatur alam semesta ini selain dari
Tuhan?
c. Teori Kemungkinan (Problabyitas)
Adakah kemungkinan sebuah komputer ditinggalkan oleh pemiliknya dalam keadaan
menyala. Tiba-tiba datang dua ekor tikus bermain-main di atas tuts keyboard, dan setelah
beberapa saat di monitor muncul bait-bait puisi yang indah dan penuh makna?
Dalam pelajaran matematika, bila sebuah dadu dilempar kemungkinan muncul angka 6
adalah 1/6. Dan bila dua dadu dilempar kemungkinan munculnya angka 5 dan 5 adalah 1/36.
Bila ada satu set huruf dari a sampai z diambil secara acak, kemungkinan muncul huruf a
adalah 1/26. Bila ada lima set huruf diambil secara acak, kemungkinan terbentuknya sebuah
kata T-U-H-A-N adalah 1/265 (satu per duapuluh enam pangkat lima) =1/11881376.
Andaikata puisi di layar komputer itu terdiri dari 100 huruf saja, maka kemungkinannya
adalah 1/26100. Dengan angka kemungkinan sedemikian orang akan menyatakan tidak
mungkin, lalu bagaimanakah alam raya yang terdiri dari sekian jenis atom, sekian banyak
unsur, sekian banyak benda, berapa kemungkinan dunia ini terjadi secara kebetulan?
Kemungkinannya adalah 1/~ (satu per tak terhingga), atau dengan kata lain tidak mungkin.
Jika alam ini tidak mungkin terjadi dengan kebetulan maka tentunya alam ini ada yang
menciptakannya, yaitu Allah.
3. Dalil Naqli
Meskipun secara fitrah dan akal manusia telah mampu menangkap adanya Tuhan, namun
manusia tetap membutuhkan informasi dari Allah swt untuk mengenal dzat-Nya. Sebab akal
dan fitrah tidak bisa menjelaskan siapa Tuhan yang sebenarnya.
Allah menjelaskan tentang jati diri-Nya di dalam Al-Qur’an;

17

"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
masa, lalu Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah
hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam".(al-A’raf:54)
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt adalah pencipta semesta alam dan seisinya, dan Dia
pulalah yang mengaturnya.
4. Dalil Inderawi
Bukti inderawi tentang wujud Allah swt dapat dijelaskan melalui dua fenomena:
a) Fenomena Pengabulan do’a
Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya doa orang-orang yang berdoa
serta memohon pertolongan-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan
musibah. Hal ini menunjukkan secara pasti tentang wujud Allah Swt. Allah berfirman:
“Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdoa, dan Kami memperkenankan
doanya, lalu Kami selamatkan dia beserta keluarganya dari bencana yang besar.”
(Al-Anbiya: 76)
“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Robbmu, lalu diperkenankan-Nya
bagimu” (Al Anfaal: 9)
Anas bin Malik Ra berkata, “Pernah ada seorang badui datang pada hari Jum’at. Pada waktu
itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tengah berkhotbah. Lelaki itu berkata’ “Hai Rasul
Allah, harta benda kami telah habis, seluruh warga sudah kelaparan. Oleh karena itu
mohonkanlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengatasi kesulitan kami.”

18
Rasulullah lalu mengangkat kedua tanganya dan berdoa. Tiba-tiba awan mendung bertebaran
bagaikan gunung-gunung. Rasulullah belum turun dari mimbar, hujan turun membasahi
jenggotnya. Pada Jum’at yang kedua, orang badui atau orang lain berdiri dan berkata, “Hai
Rasul Allah, bangunan kami hancur dan harta bendapun tenggelam, doakanlah akan kami ini
(agar selamat) kepada Allah.” Rasulullah lalu mengangkat kedua tangannya, seraya berdoa:
“Ya Robbku, turunkanlah hujan di sekeliling kami dan jangan Engkau turunkan sebagai
bencana bagi kami.” Akhirnya beliau tidak mengisyaratkan pada suatu tempat kecuali
menjadi terang (tanpa hujan).” (HR. Al Bukhari)
b) Fenomena Mukjizat
Kadang-kadang para nabi diutus dengan disertai tanda-tanda adanya Allah secara
inderawi yang disebut mukjizat. Mukjizat ini dapat disaksikan atau didengar banyak orang
merupakan bukti yang jelas tentang wujud Yang Mengurus para nabi tersebut, yaitu Allah
swt. Karena hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia, Allah melakukannya sebagai
pemerkuat dan penolong bagi para rasul. Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa as. Agar
memukul laut dengan tongkatnya, Musa memukulkannya, lalu terbelahlah laut itu menjadi
dua belas jalur yang kering, sementara air di antara jalur-jalur itu menjadi seperti gununggunung yang bergulung. Allah berfirman,
"Lalu Kami wahyukan kepada Musa:
“Pukullah

lautan

itu

dengan

tongkatmu,Maka terbelahlah lautan itu
dan tiap-tiap belahan adalah seperti
gunung yang besar.” (Asy Syu’araa: 63)
Contoh kedua adalah mukjizat Nabi Isa as. ketika menghidupkan orang-orang yang sudah
mati; lalu mengeluarkannya dari kubur dengan ijin Allah. Allah swt berfirman:
“…Dan Aku menghidupkan orang mati dengan seijin Allah” (Ali Imran: 49)
“Dan (ingatlah) ketika kamu mengeluarkan orang mati dari kuburnya (menjadi hidup)
dengan ijin-Ku.” (Al Maidah 110)
Tanda-tanda yang diberikan Allah, yang dapat dirasakan oleh indera kita itu adalah bukti
pasti wujud-Nya.
BAB III

19
A.

KESIMPULAN
Tuhan (ilah) ialah sesuatu yang dipentingkan (dianggap penting) oleh manusia

sedemikian rupa, sehingga manusia merelakan dirinya dikuasai oleh-Nya.
Perkataan dipentingkan hendaklah diartikan secara luas. Tercakup di dalamnya yang dipuja,
dicintai, diagungkan, diharap-harapkan dapat memberikan kemaslahatan atau kegembiraan,
dan termasuk pula sesuatu yang ditakuti akan mendatangkan bahaya atau kerugian. Ibnu
Taimiyah memberikan definisi al-ilah sebagai berikut:
Al-ilah ialah: yang dipuja dengan penuh kecintaan hati, tunduk kepada-Nya, merendahkan
diri di hadapannya, takut, dan mengharapkannya, kepadanya tempat berpasrah ketika berada
dalam kesulitan, berdoa, dan bertawakal kepadanya untuk kemaslahatan diri, meminta
perlindungan dari padanya, dan menimbulkan ketenangan di saat mengingatnya dan terpaut
cinta kepadanya (M.Imaduddin, 1989:56)
B.

RINGKASAN MATERI
Pengertian Tuhan Dalam Perspektif Islam

Dalam Al-Qur'an perkataan tuhan di kenal dengan istilah Rabb,Maalik Atau Malik Dan Ilah.
 Rabb adalah"Tuhan Sang Maha Pencipta"
 Malik dalam Al-Qur'an di pakai untuk menunjukan pada Tuhan yang

Berkuasa

Mempunyai,Memiliki Atau Merajai Sesuatu
 llah secara etimologis mempuyai arti sebagai yang disembah dengan sebenarnya atau tidak
sebenarnya.Apa saja yang disembah manusia ,dia itu llaah namanya.
Pemikiran Manusia Tentang Tuhan
 Animisme berasal dari kata "Anima",dari bahasa latin Animus. Dan bahasa Yunani"Avepos"
dalam bahsa sang sekerta di sebut"Rana". dalam bahasa Ibrani di sebut"Ruah" yang artinya
napas atau jiwa.ia adalah dokterin tentang realitas jiwa.
 Dinamisme berasal dari kata yang terdapat dalam bahasa Yunani, yaitu,''Dunamos'' dan
diinggriskan Menjadi''dynamic''yang umumnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan kekuatan ,kekuasaan atau khasiat dan dapat juga diterjemahkan

dengan

daya,Dinamismen disebut juga preanismisme,yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau
makhluk mempuyai makna.

20
C.

SARAN
Kita sebagai manusia seharusnya lebih mengembangkan pengetehuan tentang

referensi konsep ketuhanan dalam islam sehingga pemahaman kita tentang konsep ketuhanan
dalam islam tidak terbatas terutama mengenai filsafat ketuhanan,pemikiran manusia tentang
tuhan,tuhan menurt wahyu,dan dalil dalil pembuktian eksintensi tuhan.
Dan kita dikatakan sosok manusia yang seutuhnya apabila ada keselarasan manusia dengan
tuhannya.maka dari itu kita sebagai penerus pemuda bangsa dan negara mari kita pahamkan
dalam keseharian kita tentang pemahaman konsep dasar ketuhanan dalam islam.