BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental - Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plak Dental
Plak dental merupakan faktor etiologi utama dalam inisiasi dan
17
berkembangnya penyakit inflamatori periodontal. Plak dental merupakan ekosistem
17
mikrobial kompleks yang disebut juga sebagai biofilm. Plak dental merupakan akumulasi mikroba pada permukaan gigi atau struktur rongga mulut keras lain, yang tidak tersingkir dan setelah pembersihan yang berupa substansi lunak kuning keabuan
15,87 dan terstruktur.
Biofilm merupakan komunitas mikroorganisme yang terjadi secara alami yang
17
dapat terbentuk pada berbagai permukaan dan berbagai lingkungan. Plak biofilm memiliki struktur terorganisir yang terdiri dari sejumlah mikroorganisme dan menghasilkan matriks ekstraseluler yaitu glikokaliks, yang membantu
17
mempertahankan integritas keseluruhan biofilm. Glikokaliks berisi untaian jaringan saluran dan kanal yang menjadi tempat pertukaran zat nutrisi antara berbagai
17
mikroba. Struktur biofilm kompleks juga menyediakan proteksi bagi mikroorganisme setempat terhadap invasi gangguan dari luar, termasuk bakteri
17
lainnya, obat antimikrobial, dan obat kumur antiseptik. Oleh karena itu, mikroorganisme yang melekat pada permukaan di rongga mulut merupakan struktur yang terorganisir dan sangat kompleks yang memberikan keuntungan proteksi dan
17
nutrisional pada mikroba setempat. Kolonisasi plak biofilm pada permukaan supragingiva dan subgingiva merupakan prosedur yang kompleks yang membutuhkan
17 pemahaman karakteristik bakteri dan lingkungan rongga mulut.
2.1.1 Proses Pembentukan Plak Tahap pertama pembentukan plak diawali dengan pembentukan pelikel.
Semua permukaan di dalam rongga mulut, termasuk jaringan keras dan jaringan lunak, diselubungi oleh lapisan material organik yang dikenal sebagai pelikel yang merupakan selubung tipis dan protein saliva yang melekat pada permukaan gigi
18,19
beberapa menit setelah pembersihan. Lapisan ini berukuran 0.5 µm, licin, tidak
11
berwarna, dan tembus cahaya. Tujuan pembentukan pelikel yaitu untuk melindungi
19 enamel dari aktivitas yang bersifat asam.
Pelikel pada permukaan gigi terdiri atas lebih dari 180 peptida, protein, dan glikoprotein, termasuk keratin, muci, prolin kaya protein, fosfoprotein, protein kaya histidin, dan molekul lain yang dapat berfungsi sebagai tempat perlekatan atau
18
11
reseptor bakteri. Pada awalnya, pelikel masih bebas dari bakteri. Pelikel melekat erat pada permukaan gigi dikarenakan adanya afinitas elektrostatik antara
11
hidroksiapatit dengan komponen saliva tertentu yaitu glikoprotein. Bakteri dapat
11
melekat pada reseptor di pelikel dengan adhesin. Pelikel pada saliva dapat terdeteksi
18 pada permukaan enamel yang bersih dalam waktu 1 menit.
18 Pelikel tidak hanya sekedar matriks adhesi yang pasif. Pelikel berperan
seperti pita pelekat dua sisi, yang menempel ke permukaan gigi di satu sisi dan menyediakan permukaan yang lengket pada sisi lain yang memfasilitasi perlekatan
19
bakteri ke permukaan gigi. Kebanyakan protein mempertahankan aktivitas enzimatik ketika bergabung dengan pelikel, sepeti peroksidase, lisozim, dan amilase
18 yang dapat mempengaruhi fisiologi dan metabolisme sel bakteri yang melekat.
Tahap kedua pembentukan plak yaitu kolonisasi awal. Dalam waktu beberapa
11
menit, pelikel yang telah terdeposit didiami oleh bakteri. Bakteri tersebut melekat
11
pada pelikel dan diselubungi oleh glikoprotein. Dalam beberapa jam, spesies
Streptococcus dan Actinomyces melekat pada pelikel dan berperan sebagai koloni
11
awal. Selama 4-8 jam pertama, 60%-80% bakteri yang ada merupakan bakteri
18
spesies Streptococcus. Dalam beberapa hari kemudian, populasi bakteri terus
11 tumbuh dan menyebar ke seluruh permukaan gigi.
Secara umum, bakteri lain yang ada pada saat ini merupakan spesies yang tidak dapat bertahan tanpa oksigen (obligat anaerob), seperti Haemophilus spp. dan
Neisseria spp ., begitu juga dengan mikroorganisme yang dapat berkembang dengan
atau tanpa oksigen (fakultatif anaerob) termasuk Actinomyces spp. dan Veillonella
18
18
spp . Spesies-spesies tersebut dianggap sebagai pengkoloni primer. Pengkoloni
primer menyediakan tempat perlekatan baru untuk adhesi oleh bakteri rongga mulut
18
lain. Aktivitas metabolik dari pengkoloni awal memodifikasi lingkungan mikro lokal dalam cara dengan mempengaruhi kemampuan bakteri lain terhadap
18
kelangsungan hidup dalam biofilm plak dental. Dalam 2 hari pertama jika tidak ada proses pembersihan, permukaan gigi yang terkolonisasi secara dominan oleh bakteri
19
fakultatif gram positif, yang didominasi oleh Streptococcus. Berbagai bakteri rongga mulut dari segi kemampuannya melekat pada permukaan yang berbeda, dan prevalensinya di rongga mulut spesifik. Contohnya, Streptococcus mutans dan
19 Streptococcus sanguis yang berkolonisasi pada plak supragingiva.
Tahap ketiga dari pembentukan plak adalah kolonisasi sekunder dan maturasi plak. Koloni sekunder memasuki plak dengan mengambil keuntungan perubahan lingkungan yang terjadi sebasgai hasil dari pertumbuhan plak primer dan
11
metabolismenya. Bakteri pengkoloni awal yang melekat ke permukaan gigi menyediakan reseptor baru untuk perlekatan bakteri lain yang dalam prosesnya
18
dikenal sebagai koadhesi. Bersamaan dengan pertumbuhan mikroorganisme yang melekat, koadhesi mengarah atau bertujuan untuk perkembangan mikrokoloni yang
18
akhirnya menjadi biofilm yang matur. Saat permukaan gigi telah tertutup oleh perlekatan bakteri, biofilm tumbuh secara primer melalui pembelahan sel dari bakteri
19
yang melekat. Massa plak yang pada awalnya berkembang cepat dan melambat
15 pada biofilm yang lebih matur.
Koaggregasi merupakan kemampuan pengkoloni bakteri baru untuk melekat
19
pada sel yang yang telah dilekati sebelumnya. Hasil dari koagregasi adalah
20
sama lain. Secara umum, pengkoloni primer berkoagregasi dengan Streptococcus atau spesies Actinomyces, dimana pengkoloni lanjut secara primer berkoagregasi dengan spesies Fusobacterium yang menjembatani koagregasi ini dengan pengkoloni
17
awal. Dalam jenis agregasi bakteri lain, satu organisme berperan sebagai jembatan
17
antara dua bakteri lain yang tidak berinteraksi. Misalnya, beberapa rantai
Streptococcus sanguis beragregasi dengan Actinomyces naeslundii dan Prevotella
loescheii yang tidak berkoagregasi satu sama lain. Interaksi ini merupakan
mekanisme yang penting bagi perlekatan mikroorganisme baru dalam plak biofilm
17 dan untuk kemampuan organisme menahan gaya yang dapat melepaskan mereka.
Bakteri tertentu memfasilitasi kolonisasi bakteri lainnya dengan menghasilkan
17
nutrien. Misalnya, laktat dihasilkan oleh Streptococcus dan Actinomyces yang
17
digunakan oleh spesies Veilonella sebagai sumber energi. Sebaliknya, laktat dikonversi menjadi gas hidrogen yang digunakan oleh sejumlah organisme pada lingkungan subgingiva, seperti Campylobacter. Veilonella dan organisme gram positif lainnya yang dapat mensintesis menadione (Vitamin K), yang dibutuhkan oleh
17 Porphyromonas gingivalis dan Prevotella intermedia.
2.2 Kontrol Plak
Kontrol plak merupakan penyingkiran rutin plak mikrobial dan mencegah
20
akumulasinya pada gigi dan permukaan gingiva sekitarnya. Kontrol plak merupakan cara efektif mencegah gingivitis dan merupakan prosedur penting yang terlibat dalam
20
pencegahan penyakit periodontal. Kontrol plak mekanis merupakan penyingkiran plak mikrobial dan pencegahan terakumulasinya plak pada gigi dan permukaan gingiva dengan menggunakan sikat gigi atau dengan alat bantu penyingkiran plak
21
mekanis lainnya. Kontrol plak kimiawi popularitasnya dan kepentingannya mengalami peningkatan popularitas dan kepentingan dalam beberapa tahun ini,
17
dimana beberapa penelitian telah menunjukkan efek positif. Kontrol kimiawi dapat
11
tercapai dengan sejumlah cara yaitu:
a. Menekan jumlah flora rongga mulut c. Menghambat faktor-faktor pembentukan plak yaitu dekstran
d. Pencegahan mineralisasi plak
2.3 Obat Kumur
Obat kumur digunakan untuk berbagai tujuan yaitu untuk menyegarkan nafas, membantu mencegah dan mengontrol kerusakan gigi, mengurangi plak, mencegah
22
atau mengurangi gingivitis, atau kombinasi efek-efek tersebut. Bahan dasarnya
22
terdiri dari air, agen pembersih, bahan pemberi rasa, dan bahan pewarna. Bahan
22
aktif sangat tergantung pada jenis obat kumur. Obat kumur terapeutik dapat membantu mengurangi plak, gingivitis, kavitas, dan bau mulut yang tidak dapat
22 disingkirkan dengan menyikat gigi.
2.4 Tanaman Kopi Robusta
2.4.1 Taksonomi Kopi Robusta
Secara taksonomi, kopi robusta (Coffea canephora) diklasifikasikan sebagai
23 berikut.
Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Subkelas : Asteridae Ordo : Rubiales Famili : Rubiaceae Genus : Coffea Spesies : Coffea canephora
2.4.2 Morfologi Tanaman
Tanaman kopi robusta (Gambar 1) berakar tunggang, lurus ke bawah, pendek dan kuat. Panjang akar tunggang ini kurang lebih 45-50 cm. Bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang, dan ranting-ranting tersusun secara berdampingan. Pada batang atau cabang yang tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun berselang-seling pada ruas berikutnya. Pada batang atau cabang yang mendatar, pasangan daun terletak pada
24 bidang yang sama, tidak berselang-seling.
25 Gambar 1. Tanaman kopi robusta.
Daun dewasa berwarna hijau tua, sedangkan daun muda berwarna perunggu. Kelopak bunga berwarna hijau, kecil, dan pendek. Daun mahkota bunga terdiri dari 3-8 helai. Benang sari berukuran 5-7 helai, berukuran pendek. Tangkai putik berukuran kecil panjang, di dalamnya terdapat 2 butir bakal biji. Bakal buah susunannya tenggelam, di dalamnya terdapat 2 butir bakal biji. Dari bunga (bakal buah) menjadi buah masak, akan berlangsung 7-9 bulan tergantung pada jenis, iklim,
24 dan letak geografi.
26 Batang dan cabang kopi berkayu, tegak lurus, dan beruas-ruas. Tiap ruas
26
selalu ditumbuhi kuncup. Tanaman ini mempunyai dua macam pertumbuhan
26
cabang, yaitu cabang Orthotrop dan Plagiotrop. Cabang Orthotrop merupakan
26
26
menghasilkan bunga atau buah. Cabang Plagiotrop merupakan cabang yang
26 tumbuh ke samping. Cabang ini menghasilkan bunga dan buah.
Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar 2 tahun. Bunga kopi berukuran kecil. Mahkota berwarna putih dan berbau harum. Kelopak berwarna hijau. Bunga tersusun dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 4-6
26 kuntum bunga.
Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging buah (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endocarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi yang berwarna muda berwarna hijau, tetapi setelah tua berwarna kuning dan kalau masak warnanya menjadi merah. Besar buah kira-kira 1,5 x 1 cm dan bertangkai pendek. Buah kopi mengandung dua butir biji, yang memiliki dua bidang, bidang yang datar dan bidang yang cembung. Biji kopi memiliki komposisi sebagai berikut: air 12%, protein 13%, lemak 12%, dan gula 9%, caffeine 2-2.5% (robusta), caffetanic acid 9%, cellulose dan
26 sejenisnya 35%, abu 4%, dan zat-zat lainnya yang larut dalam air 5%.
2.4.3 Kandungan Biji Kopi Robusta
Komposisi kandungan dari biji kopi robusta yaitu kafein, asam klorogenik,
trigonelline , diterpenes cafestol, dan kahweol. Komposisi lain sama seperti tumbuhan
27 lainnya yaitu air, karbohidrat, protein, lipid, dan mineral.
Kafein merupakan komposisi yang paling terkenal karena sifat fisiologis dan farmakologisnya. Senyawa golongan methylxanthine ini stabil terhadap panas dan konsentrasinya pada biji kopi robusta sekitar 2 gram per 100 gram atau sekitar dua
27 kali dibandingkan dengan kopi arabika.
Polifenol merupakan salah satu kelompok zat yang banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, yang merupakan variasi dari molekul yang paling sedikit terdiri dari satu ikatan aromatik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil. Kelompok utama dari polifenol yaitu flavonoid, asam fenolat, alkohol fenolat, stilbenes, dan
27
lignan. Biji kopi robusta mengandung asam fenolat sebesar 12%. Polifenol telah
9 Asam klorogenik merupakan senyawa utama dari golongan fenol yang terdapat kurang lebih 9 gram per 100 gram. Subkelas utama dari asam klorogenik yang terdapat pada green coffee yaitu caffeoylquinic acids, dicaffeoylquinic acids,
feruloylquinic acids , p-coumaroylquinic acid dan caffeoylferuoylquinic acids.
Diantara kandungan asam klorogenik tersebut, caffeoylquinic acids merupakan kandungan tertinggi dari keseluruhan asam klorogenik yaitu sebesar 80 persen. Asam klorogenik merupakan senyawa bioaktif. Senyawa ini menunjukkan sifat antibakterial24
pada beberapa penelitian. Senyawa trigonelline terdapat sekitar 0,6 gram per 100 gram pada biji kopi robusta. Senyawa ini juga telah dianggap sebagai komponen yang
27 memiliki potensi antibakterial melawan bakteri Streptococcus mutans.
Selama proses pemanggangan (roasting), terjadi berbagai rangkaian transformasi komposisi kimiawi dari biji kopi. Proses pemanggangan menyebabkan komponen termolabil seperti asam klorogenik, trigonelline, dan diterpenes pada
27 roasted coffee lebih rendah dibandingkan dengan green coffee.
Kandungan aluminium pada kandungan 20% adalah 0,083±0,080 µg/mL. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aluminium memiliki aktivitas antimikrobial terhadap patogen periodontal secara signifikan dengan menurunkan kemampuan streptokokkus berkolonisasi dan menurunkan stabilitas koloidal bakteri
12 rongga mulut.
2.5 Kerangka Teori
Asam klorogenik
Trigonelline
Polifenol
Bersifat antibakterial dan anti adhesif
Antibakterial terhadap
Streptococcus mutans
Plak Kontrol Plak
Kimiawi Mekanis Obat Kumur
Larutan ekstrak biji kopi robusta (Coffea
canephora ) 1,5%
Menghambat Kafein
Menstimulasi aktivitas lisozim dan menunjukkan aktivitas bakterisidal
Aluminium Antimikrobial, menurunkan stabilisasi koloidal bakteri
2.6 Kerangka Konsep Variabel Bebas
Ekstrak biji kopi robusta (Coffea
canephora ) 1,5% Variabel Terikat
Akumulasi Plak (Indeks Plak Löe and Sillness)
Variabel Terkendali 1.
Konsentrasi larutan ekstrak biji kopi robusta (Coffea
canephora ) 2.
Lama berkumur 3. Frekuensi berkumur 4. Jenis sikat gigi dan pasta gigi
Variabel Tidak Terkendali 1.
Diet 2. Cara menyikat gigi