Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

(1)

EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI KOPI ROBUSTA (COFFEA

CANEPHORA) 1,5% SEBAGAI OBAT KUMUR

TERHADAP AKUMULASI PLAK

MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

JULIA MAHARANI NIM : 110600100

Pembimbing:

KRISNAMURTHY PASARIBU, drg., Sp. Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2015

Julia Maharani

Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa FKG USU Angkatan 2014

vi + 35 halaman

Plak dental merupakan faktor etiologi utama dalam inisiasi dan berkembangnya penyakit inflamatori periodontal. Plak dental merupakan ekosistem

mikrobial kompleks yang disebut juga sebagai biofilm. Plak dental merupakan

akumulasi mikroba pada permukaan gigi atau struktur rongga mulut keras lain, yang tidak tersingkir dan setelah pembersihan yang berupa substansi lunak kuning keabuan dan terstruktur.

Kontrol plak kimiawi popularitasnya dan kepentingannya mengalami peningkatan popularitas dan kepentingan dalam beberapa tahun ini, dimana beberapa penelitian telah menunjukkan efek positif dan dijadikan sebagai cara mengatasi kekurangan dalam pembersihan plak secara mekanis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% sebagai obat kumur terhadap akumulasi plak.

Penelitian ini dilakukan selama 7 hari. Sampel penelitian adalah mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2014 yang memenuhi kriteria inklusi. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian ulang (pre-posttest control group design) yang terdiri atas kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok dilakukan pemeriksaan awal dan diberikan edukasi kontrol plak dengan melakukan penyikatan gigi dan berkumur dengan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% dua kali sehari pada pagi


(3)

hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur sebanyak 20 ml selama 7 hari. Dilakukan pengukuran akumulasi plak dengan indeks plak Löe and Silness pada hari ke-0 dan hari ke-7.

Hasil penelitian menunjukkan adanya efektivitas ekstrak biji kopi robusta 1,5% ditunjukkan dengan adanya penurunan akumulasi plak yang signifikan pada kelompok perlakuan. Dengan uji statistik t-paired dapat diketahui bahwa pemakaian obat kumur menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) pada hari ke-7. Uji t-independent juga menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada hari ke-7 pemakaian.

Ekstrak biji kopi robusta 1,5% yang digunakan sebagai obat kumur efektif dalam menurunkan akumulasi plak. Terjadi penurunan rerata indeks plak selama 7 hari pemakaian.


(4)

Faculty of Dentistry

Department of Periodontology

2015

Julia Maharani

Effectiveness of Robusta Coffee Seed Extract (Coffea canephora) 1,5% as Mouthwash Towards Plaque Accumulation

vi + 35 halaman

Dental plaque is the main etiology factor in initiation and development of periodontal inflammatory disease. Dental plaque is a complex microbial ecosystem which is also called as biofilm. Dental plaque is the acculumation of the microbes on the surface of the teeth or another hard oral structures, which is not vanished after cleaning performing as soft yellow-grey and structured substance.

Chemical plaque control is having an increase in popularity and interest in recent years, where some studies had showed positive effect and made it as a way to overcome the shortcoming in mechanical plaque control. The purpose of this study was to determine the effectiveness of robusta coffee seed extract (Coffea canephora) 1,5% as mouthwash towards plaque accumulation.

The study conducted for 7 days. The samples of the study were the active students of Faculty of Dentistry Universitas Sumatera Utara 2014 which fulfilled the inclusion criteria. The study is using pre-posttest control group design study which consists of treatment group and control group. Each group has initial examination and they were given the education about plaque control by doing teeth brushing and gargling with robusta coffee seed extract twice a day in the morning after breakfast and the evening before going to bed as much as 20 ml for 7 days. The plaque


(5)

accumulation measurement was done with Löe and Silness plaque index on day 0 and the day 7.

The result of the study indicates the effectiveness of robusta coffee seed extract 1,5% by significant decreased plaque accumulation on the treatment group. By the t-paired test, it is known that the using of the mouthwash shows a significant difference on treatment group. By t-paired test, it is known that the using of the mouthwash shows a significant difference (p<0,05) on day 7. The t-independent also shows a significant difference (p<0,05) between treatment group and control group on the day 7.

The robusta coffee seed extract 1,5% is effective in decreasing plaque accumulation as mouthwash. There was a decrease of plaque index means after 7 days use.


(6)

EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI KOPI ROBUSTA (COFFEA

CANEPHORA) 1,5% SEBAGAI OBAT KUMUR

TERHADAP AKUMULASI PLAK

MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi Syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

JULIA MAHARANI NIM : 110600100

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(7)

(8)

(9)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua, Ayahanda M. Sanusi, S.H (Alm) dan Ibunda Supriani, SKM yang senantiasa menyayangi, membimbing, mendoakan, dan memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis sehingga penulis dapat menjalani masa pendidikan hingga selesai di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga telah mendapat banyak bimbingan, dukungan, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Nazruddin. Drg. C.Ort., Ph.D., Sp. Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Irmansyah Rangkuti, drg. Ph.D selaku Ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D dan Armia Syahputra, drg selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran dan masukan sehingga skripsi ini dapat menjadi lebih baik.


(10)

5. Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp. Perio selaku dosen pembimbing akademik penulis yang telah membina dan mengarahkan penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara, khususnya Departemen Periodonsia yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Drs. Awaluddin Saragih, M.Si, Apt. selaku Ketua Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara yang turut meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulis menyeleesaikan skripsi ini.

9. Para senior yang telah memberikan dukungan, bimbingan, dan saran selama penulisan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat terbaik penulis, Septika, Novia, Alvin, Melissa, Dilla, Citra, Hendy, Jessica, Sutanto, Vandersun, Oktia dan teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan semangat yang selalu diberikan kepada penulis.

11. Terima kasih penulis sampaikan kepada teman-teman seperjuangan skripsi di Departemen Periodonsia, Fellicia, Dwi, Eka, Diah, Xinyi, Dziah, Intan, Annysa, Novita, Vinda, Ela, Sona, Felix, Anushyia, Lisna, Michelle, Sorayya, Restu, Febrina, Robert, Laidini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna karena masih terdapat keterbatasan ilmu yang penulis miliki, namun penulis mengharapkan kiranya hasil karya sederhana ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu, dan masyarakat.


(11)

Medan, 8 April 2015

Penulis,

(Julia Maharani) NIM : 110600100


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...

HALAMAN PERSETUJUAN...

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Rumusan Masalah……… 4

1.3 Tujuan Penelitian………. 4

1.4 Hipotesis Penelitian………. 4

1.5 Manfaat Penelitian……… 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental………... 5

2.1.1 Proses Pembentukan Plak... 6

2.2 Kontrol Plak... 8

2.3 Obat Kumur... 9

2.4 Tanaman Kopi Robusta... 9

2.4.1 Taksonomi Kopi Robusta………... 9

2.4.2 Morfologi Tanaman……….. 9

2.4.3 Kandungan Biji Kopi Robusta……….. 11

2.5 Kerangka Teori... 13

2.6 Kerangka Konsep... 14


(13)

3.1 Jenis Rancangan Penelitian... 15

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 15

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 16

3.3.1 Populasi………... 16

3.3.2 Sampel………... 16

3.4 Kriteria Sampel Penelitian... 17

3.4.1 Kriteria Inklusi... 17

3.4.2 Kriteria Eksklusi... 17

3.5 Variabel Penelitian ... 17

3.5.1 Variabel Bebas ... 17

3.5.2 Variabel Terikat ... 17

3.5.3 Variabel Terkendali... 17

3.5.4 Variabel Tidak Terkendali ... 18

3.6 Definisi Operasional ... 18

3.7 Alat dan Bahan ... 20

3.7.1 Alat ... 20

3.7.2 Bahan ... 21

3.8 Prosedur Penelitian... 21

3.8.1 Pemeriksaan Awal ... 21

3.8.2 Prosedur Ekstraksi Biji Kopi Robusta ... 22

3.8.3 Prosedur Peracikan Obat Kumur ... 24

3.8.4 Pemeriksaan dan Pengumpulan Data……… 25

3.9 Skema Alur Penelitian... 26

3.10 Pengolahan dan Analisis Data ... 27

3.10.1 Pengolahan Data ... 27

3.10.2 Analisis Data ... 27

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian... 28

4.2 Hasil Pemeriksaan Skor Indeks Plak... 29

BAB 5 PEMBAHASAN... 32

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 34

6.2 Saran... 34

DAFTAR PUSTAKA……… 36


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Indeks plak Löe & Silness ... 19 2. Data demografis subjek penelitian berdasarkan umur dan jenis kelamin... . 28

3. Data distribusi rerata skor indeks plak mahasiswa/i FKG USU angkatan 2014 pada

kelompok perlakuan dan kontrol... .. 29

4. Perbandingan rerata skor indeks plak antara kelompok perlakuan dan kontrol pada

hari ke-0 dan ke-7 ... 30

5. Perbandingan selisih rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah pada kelompok perlakuan dan kontrol ... 31


(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Tanaman Kopi Robusta ... 10

2. Penimbangan simplisia biji kopi robusta ... 23

3. Perkolasi ekstrak biji kopi robusta ... 23

4. Penimbangan CMC-Na ... 24

5. Penimbangan ekstrak biji kopi robusta ... 24


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian... .. 39

2. Informed Consent... . 41

3. Kuesioner ... 42

4. Rencana anggaran penelitian... 46

5. Personalia ... 48


(17)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organization (WHO) melaporkan penyakit periodontal merupakan salah satu dari berbagai penyakit gigi dan mulut menempati urutan tertinggi.1 Di Indonesia, penyakit gigi dan mulut masih merupakan hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter gigi maupun perawat

gigi.2 Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan

prevalensi penyakit gigi dan mulut sebesar 25,9%, meningkat jika dibandingkan dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 sebesar 23,5%.3,4 Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 menunjukkan Sumatera Utara memiliki prevalensi masalah kalkulus sebesar 71,5%, dan kelainan gingiva sebesar 2,4%.3 Masalah penyakit periodontal tersebut merupakan masalah gigi dan mulut yang banyak diderita di Indonesia yang diakibatkan terabaikannya kebersihan gigi dan mulut sehingga terjadi akumulasi plak.2

Plak memegang peranan penting sebagai penyebab gingivitis.5 Plak

didefinisikan sebagai komunitas berbagai mikroorganisme yang ditemukan di permukaan gigi sebagai biofilm, melekat pada matriks ekstraseluler dari polimer yang

berasal dari pejamu dan mikroba.6 Berbagai penelitian epidemiologi

mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang khusus antara plak supragingiva dengan gingivitis kronis.7 Plak subgingiva yang berasal dari plak supragingiva

berperan erat dalam memperparah lesi pada penyakit periodontal kronis.7

Peningkatan akumulasi plak salah satunya dihasilkan dari kebersihan mulut yang tidak efektif.8 Kesehatan periodontal dapat dikatakan dalam kondisi yang baik jika terdapat keseimbangan populasi bakteri terhadap pejamu dan tidak ada kerusakan yang tidak dapat diperbaiki baik pada bakteri maupun pejamu.8 Terganggunya


(18)

keseimbangan ini dapat mengakibatkan perubahan baik pada pejamu maupun bakteri pada biofilm sehingga dapat mengakibatkan kerusakan jaringan ikat dan periodonsium.8 Oleh karena itu, pencegahan penyakit tersebut terutama ditargetkan terhadap kontrol plak dental.9

Plak dapat disingkirkan secara mekanis dan kimiawi.10 Penyikatan gigi merupakan metode yang efektif untuk menyingkirkan plak secara mekanis.9 Tetapi penyikatan gigi saja tidak selalu cukup.9 Hal ini terjadi dikarenakan permukaan gigi tertentu menerima sedikit atau tidak sama sekali perlakuan saat penyikatan gigi sehingga agen antiplak kimiawi dapat membantu.7 Oleh karena itu, penggunaan bahan kimia tambahan dijadikan sebagai cara mengatasi kekurangan dalam pembersihan plak secara mekanis.7 Obat kumur telah digunakan untuk berbagai tujuan, salah satunya sebagai agen antibakterial untuk mencegah dan mengurangi akumulasi plak.11 Khlorheksidin glukonat 0,2% dianggap lebih efektif.11 Namun, efek samping utama dari khlorheksidin yaitu perubahan warna kecoklatan pada gigi dan lidah, perubahan sensasi pengecapan, serta reaksi alergi telah dilaporkan terjadi pada beberapa pasien. 10

Penggunaan agen antimikrobial alami sebagai terapi alternatif melawan patogen rongga mulut telah ditelusuri secara luas.12 Berbagai jenis tumbuhan telah dikemukakan sebagai alternatif yang cocok karena bahan alaminya dan mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau.13 Diantara bahan-bahan alami yang telah menunjukkan sifat antibakteri, kopi merupakan bahan yang paling popular dikonsumsi.12 Dalam penelitian terbaru, biji kopi robusta merupakan salah satu spesies kopi yang komersial dan menunjukkan efektivitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan spesies kopi arabika dalam menghambat pembentukan biofilm oleh Streptococcus mutans karena lebih kaya senyawa polifenol.12,13

Berbagai komposisi kopi berperan atas efek kemoprotektif terutama polifenol, termasuk chlorogenic acids.14 Polifenol yang diekstraksi dapat membantu dalam mencegah penyakit mulut, terutama penyakit mulut yang berhubungan dengan biofilm.13 Senyawa polifenol telah menunjukkan efek biologis yang beragam, termasuk sifat anti-adhesif.9 Selain polifenol, kopi juga mengandung senyawa kafein


(19)

yang memperkuat pertahanan imun terhadap bakteri dan menstimulasi aktivitas lisozim, yang telah menunjukkan aktivitas bakterisidal.14 Kopi mengandung senyawa

trigonelline, komponen larut air yang berkontribusi terhadap aroma dan rasa, berperan sebagai antiadhesif.14

Ekstrak biji kopi robusta menunjukkan efektivitas yang tinggi melawan bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus mitis (p=0.00).13 Pada konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15%, dan 20% menunjukkan efektivitas dalam menghambat

Streptococcus mutans dan bakteri periodontal yaitu Porphyromonas gingivalis.13 Terdapat juga hasil penelitian yang menunjukkan bahwa jumlah bakteri dalam biofilm rongga mulut menurun 15% secara ex vivo.12 Pada penelitian lain,ekstrakbiji kopi robusta telah diuji aktivitas antibakterialnya terhadap Streptococcus mutans

dengan kadar hambat minimum (KHM) 7±2 (mg/mL), yang menunjukkan bahwa ekstrak tersebut aktif melawan S.mutans.15 Toksisitas akut (LD50) yang diuji terhadap tikus jantan dan betina selama 14 hari menunjukkan tidak ada perubahan abnormal maupun kematian. Ekstrak biji kopi 600 mg/hari (3 kali/hari dosis dianjurkan) yang diberikan kepada 5 pria (rata-rata usia 38,5 tahun) selama 4 minggu menunjukkan tidak ada perubahan atau fluktuasi tekanan darah, EKG, tes urin maupun tes darah.16 Konsentrasi yang akan digunakan dalam penelitian yaitu 1,5% yang didapatkan dari hasil penelitian sebelumnya dimana pada konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15%, dan 20% efektif dan dengan pertimbangan nilai toksisitas akut (LD50) 600 mg/ hari (0,6 gram/ hari). Pada penelitian ini, setiap sampel menggunakan 40 mL obat kumur, dimana setiap 40 mL mengandung 0,6 gram ekstrak, sehingga dalam 1000 mL (1 L) terdapat 15 gram ekstrak atau disebut juga dengan konsentrasi 1,5%.13,16

Berdasarkan penelitian sebelumnya, ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) dapat menghambat bakteri dalam plak dental. Oleh karena itu, penulis merasa perlu dan berminat untuk meneliti lebih lanjut secara in vivo mengenai efektivitas ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% sebagai obat kumur terhadap akumulasi plak mahasiswa FKG USU angkatan 2014.


(20)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efektivitas ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% sebagai obat kumur terhadap akumulasi plak?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% sebagai obat kumur terhadap akumulasi plak.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% sebagai obat kumur memiliki efektivitas dalam menghambat akumulasi plak.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai wawasan tambahan dan pengetahuan bagi peneliti, dokter gigi dan masyarakat mengenai efektivitas ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% sebagai obat kumur terhadap akumulasi plak.

2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi perkembangan bidang kedokteran gigi khususnya di bidang ilmu Periodonsia.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan ekstrak biji kopi robusta sebagai alternatif obat kumur dari bahan herbal.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak Dental

Plak dental merupakan faktor etiologi utama dalam inisiasi dan berkembangnya penyakit inflamatori periodontal.17 Plak dental merupakan ekosistem mikrobial kompleks yang disebut juga sebagai biofilm.17 Plak dental merupakan akumulasi mikroba pada permukaan gigi atau struktur rongga mulut keras lain, yang tidak tersingkir dan setelah pembersihan yang berupa substansi lunak kuning keabuan dan terstruktur.15,87

Biofilm merupakan komunitas mikroorganisme yang terjadi secara alami yang dapat terbentuk pada berbagai permukaan dan berbagai lingkungan.17 Plak biofilm memiliki struktur terorganisir yang terdiri dari sejumlah mikroorganisme dan

menghasilkan matriks ekstraseluler yaitu glikokaliks, yang membantu

mempertahankan integritas keseluruhan biofilm.17 Glikokaliks berisi untaian jaringan saluran dan kanal yang menjadi tempat pertukaran zat nutrisi antara berbagai

mikroba.17 Struktur biofilm kompleks juga menyediakan proteksi bagi

mikroorganisme setempat terhadap invasi gangguan dari luar, termasuk bakteri lainnya, obat antimikrobial, dan obat kumur antiseptik.17 Oleh karena itu, mikroorganisme yang melekat pada permukaan di rongga mulut merupakan struktur yang terorganisir dan sangat kompleks yang memberikan keuntungan proteksi dan nutrisional pada mikroba setempat.17 Kolonisasi plak biofilm pada permukaan supragingiva dan subgingiva merupakan prosedur yang kompleks yang membutuhkan pemahaman karakteristik bakteri dan lingkungan rongga mulut.17


(22)

2.1.1 Proses Pembentukan Plak

Tahap pertama pembentukan plak diawali dengan pembentukan pelikel. Semua permukaan di dalam rongga mulut, termasuk jaringan keras dan jaringan lunak, diselubungi oleh lapisan material organik yang dikenal sebagai pelikel yang merupakan selubung tipis dan protein saliva yang melekat pada permukaan gigi beberapa menit setelah pembersihan.18,19 Lapisan ini berukuran 0.5 µm, licin, tidak berwarna, dan tembus cahaya.11 Tujuan pembentukan pelikel yaitu untuk melindungi enamel dari aktivitas yang bersifat asam.19

Pelikel pada permukaan gigi terdiri atas lebih dari 180 peptida, protein, dan glikoprotein, termasuk keratin, muci, prolin kaya protein, fosfoprotein, protein kaya histidin, dan molekul lain yang dapat berfungsi sebagai tempat perlekatan atau reseptor bakteri.18 Pada awalnya, pelikel masih bebas dari bakteri.11 Pelikel melekat erat pada permukaan gigi dikarenakan adanya afinitas elektrostatik antara hidroksiapatit dengan komponen saliva tertentu yaitu glikoprotein.11 Bakteri dapat melekat pada reseptor di pelikel dengan adhesin.11 Pelikel pada saliva dapat terdeteksi pada permukaan enamel yang bersih dalam waktu 1 menit.18

Pelikel tidak hanya sekedar matriks adhesi yang pasif.18 Pelikel berperan seperti pita pelekat dua sisi, yang menempel ke permukaan gigi di satu sisi dan menyediakan permukaan yang lengket pada sisi lain yang memfasilitasi perlekatan

bakteri ke permukaan gigi.19 Kebanyakan protein mempertahankan aktivitas

enzimatik ketika bergabung dengan pelikel, sepeti peroksidase, lisozim, dan amilase yang dapat mempengaruhi fisiologi dan metabolisme sel bakteri yang melekat.18

Tahap kedua pembentukan plak yaitu kolonisasi awal. Dalam waktu beberapa menit, pelikel yang telah terdeposit didiami oleh bakteri.11 Bakteri tersebut melekat pada pelikel dan diselubungi oleh glikoprotein.11 Dalam beberapa jam, spesies

Streptococcus dan Actinomyces melekat pada pelikel dan berperan sebagai koloni awal.11 Selama 4-8 jam pertama, 60%-80% bakteri yang ada merupakan bakteri


(23)

spesies Streptococcus.18 Dalam beberapa hari kemudian, populasi bakteri terus tumbuh dan menyebar ke seluruh permukaan gigi.11

Secara umum, bakteri lain yang ada pada saat ini merupakan spesies yang tidak dapat bertahan tanpa oksigen (obligat anaerob), seperti Haemophilus spp. dan

Neisseria spp., begitu juga dengan mikroorganisme yang dapat berkembang dengan atau tanpa oksigen (fakultatif anaerob) termasuk Actinomyces spp. dan Veillonella spp.18 Spesies-spesies tersebut dianggap sebagai pengkoloni primer.18 Pengkoloni primer menyediakan tempat perlekatan baru untuk adhesi oleh bakteri rongga mulut lain.18 Aktivitas metabolik dari pengkoloni awal memodifikasi lingkungan mikro lokal dalam cara dengan mempengaruhi kemampuan bakteri lain terhadap kelangsungan hidup dalam biofilm plak dental.18 Dalam 2 hari pertama jika tidak ada proses pembersihan, permukaan gigi yang terkolonisasi secara dominan oleh bakteri fakultatif gram positif, yang didominasi oleh Streptococcus.19 Berbagai bakteri rongga mulut dari segi kemampuannya melekat pada permukaan yang berbeda, dan prevalensinya di rongga mulut spesifik. Contohnya, Streptococcus mutans dan

Streptococcus sanguis yang berkolonisasi pada plak supragingiva.19

Tahap ketiga dari pembentukan plak adalah kolonisasi sekunder dan maturasi plak. Koloni sekunder memasuki plak dengan mengambil keuntungan perubahan lingkungan yang terjadi sebasgai hasil dari pertumbuhan plak primer dan

metabolismenya.11 Bakteri pengkoloni awal yang melekat ke permukaan gigi

menyediakan reseptor baru untuk perlekatan bakteri lain yang dalam prosesnya dikenal sebagai koadhesi.18 Bersamaan dengan pertumbuhan mikroorganisme yang melekat, koadhesi mengarah atau bertujuan untuk perkembangan mikrokoloni yang akhirnya menjadi biofilm yang matur.18 Saat permukaan gigi telah tertutup oleh perlekatan bakteri, biofilm tumbuh secara primer melalui pembelahan sel dari bakteri yang melekat.19 Massa plak yang pada awalnya berkembang cepat dan melambat pada biofilm yang lebih matur.15

Koaggregasi merupakan kemampuan pengkoloni bakteri baru untuk melekat pada sel yang yang telah dilekati sebelumnya.19 Hasil dari koagregasi adalah pembentukan kesatuan kompleks dari bakteri yang berbeda yang berhubungan satu


(24)

sama lain.20 Secara umum, pengkoloni primer berkoagregasi dengan Streptococcus

atau spesies Actinomyces, dimana pengkoloni lanjut secara primer berkoagregasi dengan spesies Fusobacterium yang menjembatani koagregasi ini dengan pengkoloni awal.17 Dalam jenis agregasi bakteri lain, satu organisme berperan sebagai jembatan antara dua bakteri lain yang tidak berinteraksi.17 Misalnya, beberapa rantai

Streptococcus sanguis beragregasi dengan Actinomyces naeslundii dan Prevotella loescheii yang tidak berkoagregasi satu sama lain. Interaksi ini merupakan mekanisme yang penting bagi perlekatan mikroorganisme baru dalam plak biofilm dan untuk kemampuan organisme menahan gaya yang dapat melepaskan mereka.17 Bakteri tertentu memfasilitasi kolonisasi bakteri lainnya dengan menghasilkan nutrien.17 Misalnya, laktat dihasilkan oleh Streptococcus dan Actinomyces yang digunakan oleh spesies Veilonella sebagai sumber energi.17 Sebaliknya, laktat dikonversi menjadi gas hidrogen yang digunakan oleh sejumlah organisme pada lingkungan subgingiva, seperti Campylobacter. Veilonella dan organisme gram positif lainnya yang dapat mensintesis menadione (Vitamin K), yang dibutuhkan oleh

Porphyromonas gingivalis dan Prevotella intermedia.17

2.2 Kontrol Plak

Kontrol plak merupakan penyingkiran rutin plak mikrobial dan mencegah akumulasinya pada gigi dan permukaan gingiva sekitarnya.20 Kontrol plak merupakan cara efektif mencegah gingivitis dan merupakan prosedur penting yang terlibat dalam pencegahan penyakit periodontal.20 Kontrol plak mekanis merupakan penyingkiran plak mikrobial dan pencegahan terakumulasinya plak pada gigi dan permukaan gingiva dengan menggunakan sikat gigi atau dengan alat bantu penyingkiran plak

mekanis lainnya.21 Kontrol plak kimiawi popularitasnya dan kepentingannya

mengalami peningkatan popularitas dan kepentingan dalam beberapa tahun ini, dimana beberapa penelitian telah menunjukkan efek positif.17 Kontrol kimiawi dapat tercapai dengan sejumlah cara yaitu:11

a. Menekan jumlah flora rongga mulut


(25)

c. Menghambat faktor-faktor pembentukan plak yaitu dekstran d. Pencegahan mineralisasi plak

2.3 Obat Kumur

Obat kumur digunakan untuk berbagai tujuan yaitu untuk menyegarkan nafas, membantu mencegah dan mengontrol kerusakan gigi, mengurangi plak, mencegah atau mengurangi gingivitis, atau kombinasi efek-efek tersebut.22 Bahan dasarnya terdiri dari air, agen pembersih, bahan pemberi rasa, dan bahan pewarna.22 Bahan aktif sangat tergantung pada jenis obat kumur.22 Obat kumur terapeutik dapat membantu mengurangi plak, gingivitis, kavitas, dan bau mulut yang tidak dapat disingkirkan dengan menyikat gigi.22

2.4 Tanaman Kopi Robusta 2.4.1 Taksonomi Kopi Robusta

Secara taksonomi, kopi robusta (Coffea canephora) diklasifikasikan sebagai berikut.23

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Famili : Rubiaceae

Genus : Coffea

Spesies : Coffea canephora


(26)

Tanaman kopi robusta (Gambar 1) berakar tunggang, lurus ke bawah, pendek dan kuat. Panjang akar tunggang ini kurang lebih 45-50 cm. Bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang, dan ranting-ranting tersusun secara berdampingan. Pada batang atau cabang yang tumbuhnya tegak lurus, susunan pasangan daun berselang-seling pada ruas berikutnya. Pada batang atau cabang yang mendatar, pasangan daun terletak pada bidang yang sama, tidak berselang-seling.24

Gambar 1. Tanaman kopi robusta.25

Daun dewasa berwarna hijau tua, sedangkan daun muda berwarna perunggu. Kelopak bunga berwarna hijau, kecil, dan pendek. Daun mahkota bunga terdiri dari 3-8 helai. Benang sari berukuran 5-7 helai, berukuran pendek. Tangkai putik berukuran kecil panjang, di dalamnya terdapat 2 butir bakal biji. Bakal buah susunannya tenggelam, di dalamnya terdapat 2 butir bakal biji. Dari bunga (bakal buah) menjadi buah masak, akan berlangsung 7-9 bulan tergantung pada jenis, iklim, dan letak geografi.24

Batang dan cabang kopi berkayu, tegak lurus, dan beruas-ruas.26 Tiap ruas

selalu ditumbuhi kuncup.26 Tanaman ini mempunyai dua macam pertumbuhan

cabang, yaitu cabang Orthotrop dan Plagiotrop.26 Cabang Orthotrop merupakan cabang yang tumbuh tegak seperti batang, disebut juga tunas air. 26 Cabang ini tidak


(27)

menghasilkan bunga atau buah.26 Cabang Plagiotrop merupakan cabang yang tumbuh ke samping. Cabang ini menghasilkan bunga dan buah.26

Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar 2 tahun. Bunga kopi berukuran kecil. Mahkota berwarna putih dan berbau harum. Kelopak berwarna hijau. Bunga tersusun dalam kelompok, masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga.26

Buah kopi terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri dari tiga bagian yaitu lapisan kulit luar (eksokarp), lapisan daging buah (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk (endocarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi yang berwarna muda berwarna hijau, tetapi setelah tua berwarna kuning dan kalau masak warnanya menjadi merah. Besar buah kira-kira 1,5 x 1 cm dan bertangkai pendek. Buah kopi mengandung dua butir biji, yang memiliki dua bidang, bidang yang datar dan bidang yang cembung. Biji kopi memiliki komposisi sebagai berikut: air 12%, protein 13%, lemak 12%, dan gula 9%, caffeine 2-2.5% (robusta), caffetanic acid 9%, cellulose dan sejenisnya 35%, abu 4%, dan zat-zat lainnya yang larut dalam air 5%. 26

2.4.3 Kandungan Biji Kopi Robusta

Komposisi kandungan dari biji kopi robusta yaitu kafein, asam klorogenik,

trigonelline, diterpenes cafestol, dan kahweol. Komposisi lain sama seperti tumbuhan lainnya yaitu air, karbohidrat, protein, lipid, dan mineral.27

Kafein merupakan komposisi yang paling terkenal karena sifat fisiologis dan farmakologisnya. Senyawa golongan methylxanthine ini stabil terhadap panas dan konsentrasinya pada biji kopi robusta sekitar 2 gram per 100 gram atau sekitar dua kali dibandingkan dengan kopi arabika.27

Polifenol merupakan salah satu kelompok zat yang banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan, yang merupakan variasi dari molekul yang paling sedikit terdiri dari satu ikatan aromatik dengan satu atau lebih kelompok hidroksil. Kelompok utama dari polifenol yaitu flavonoid, asam fenolat, alkohol fenolat, stilbenes, dan lignan. Biji kopi robusta mengandung asam fenolat sebesar 12%.27 Polifenol telah menunjukkan beragam efek biologis termasuk sifat anti adhesif. 9


(28)

Asam klorogenik merupakan senyawa utama dari golongan fenol yang terdapat kurang lebih 9 gram per 100 gram. Subkelas utama dari asam klorogenik yang terdapat pada green coffee yaitu caffeoylquinic acids, dicaffeoylquinic acids,

feruloylquinic acids, p-coumaroylquinic acid dan caffeoylferuoylquinic acids. Diantara kandungan asam klorogenik tersebut, caffeoylquinic acids merupakan kandungan tertinggi dari keseluruhan asam klorogenik yaitu sebesar 80 persen. Asam klorogenik merupakan senyawa bioaktif. Senyawa ini menunjukkan sifat antibakterial pada beberapa penelitian.24 Senyawa trigonelline terdapat sekitar 0,6 gram per 100 gram pada biji kopi robusta. Senyawa ini juga telah dianggap sebagai komponen yang memiliki potensi antibakterial melawan bakteri Streptococcus mutans. 27

Selama proses pemanggangan (roasting), terjadi berbagai rangkaian

transformasi komposisi kimiawi dari biji kopi. Proses pemanggangan menyebabkan komponen termolabil seperti asam klorogenik, trigonelline, dan diterpenes pada

roasted coffee lebih rendah dibandingkan dengan green coffee. 27

Kandungan aluminium pada kandungan 20% adalah 0,083±0,080 µg/mL. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aluminium memiliki aktivitas antimikrobial terhadap patogen periodontal secara signifikan dengan menurunkan kemampuan streptokokkus berkolonisasi dan menurunkan stabilitas koloidal bakteri rongga mulut.12


(29)

2.5 Kerangka Teori Asam klorogenik Trigonelline Polifenol Bersifat antibakterial dan anti adhesif Antibakterial terhadap Streptococcus mutans Plak Kontrol Plak

Kimiawi Mekanis

Obat Kumur

Larutan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5%

Menghambat pembentukan plak Kafein Menstimulasi aktivitas lisozim dan menunjukkan aktivitas bakterisidal Aluminium Antimikrobial, menurunkan stabilisasi koloidal bakteri


(30)

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Bebas

Ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5%

Variabel Terikat

Akumulasi Plak

(Indeks Plak Löe and Sillness)

Variabel Terkendali

1. Konsentrasi larutan ekstrak biji kopi robusta (Coffea

canephora)

2. Lama berkumur

3. Frekuensi berkumur

4. Jenis sikat gigi dan pasta gigi

Variabel Tidak Terkendali

1. Diet


(31)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan

dengan menggunakan rancangan penelitian ulang (pre-posttest control group

design).28 Metode penelitian yang dipakai adalah double-blinded study dimana subjek penelitian dan peneliti tidak mengetahui apakah subjek tergolong kelompok perlakuan atau kelompok kontrol dengan tujuan untuk menghindari bias.28

Keterangan:

X : obat kumur ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% Y : plasebo

H

0 : pengukuran indeks plak hari ke-0 H

1 : pengukuran indeks plak hari ke-7 setelah perlakuan

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Proses pembuatan obat kumur dilakukan di Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan di Departemen Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia. Alasan peneliti melakukan penelitian di Fakultas Kedokteran Gigi karena mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi dianggap memiliki tingkat kesadaran memelihara kesehatan rongga mulut yang tinggi dan mengetahui cara pemeliharaan

Perlakuan : H

0  X XX X X X X  H1

Kontrol : H


(32)

kebersihan rongga mulut dengan benar. Penelitian ini dilakukan pada 31 Januari 2015 sampai dengan 31 Maret 2015.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2014.

3.3.2 Sampel

Teknik pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Pemilihan subjek sampel dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi.

Besar sampel yang diperlukan bagi penelitian ini ditentukan dari rumus Federer:29

Ket : n = jumlah sampel minimum

r = jumlah perlakuan

(n-1)(r-1) ≥ 15 (n-1)(2-1) ≥ 15 (n-1)1 ≥ 15 n ≥ 16

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun, untuk mencegah adanya kesalahan selama penelitian, ditetapkan besar sampel sebanyak 20 orang tiap kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel sebanyak 40 orang. Sampel penelitian ini dipilih dari mahasiswa/i angkatan 2014 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.


(33)

3.4 Kriteria Sampel Penelitian 3.4.1 Kriteria Inklusi

a. Mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2014

b. Memiliki jumlah gigi minimal 20 gigi

c. Bersedia mengikuti jalannya penelitian dan menandatangani informed consent

3.4.2 Kriteria Eksklusi

a. Memakai piranti ortodonti b. Menderita periodontitis c. Memakai protesa d. Crowded berat

e. Karies servikal dan interproksimal

f. Perokok

g. Menjalani terapi antibiotik 3 bulan sebelum pemeriksaan h. Kebiasaan mengunyah sebelah sisi

i. Sedang menggunakan obat kumur lainnya

3.5 Variabel Penelitian 3.5.1 Variabel Bebas

Larutan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) dengan konsentrasi 1,5%.

3.5.2 Variabel Terikat

Akumulasi plak yang diukur dengan indeks plak Löe and Sillness.

3.5.3 Variabel Terkendali

a. Ekstraksi biji kopi robusta (Coffea canephora)


(34)

c. Lama berkumur d. Frekuensi berkumur

e. Sikat gigi dan pasta gigi yang digunakan subjek

3.5.3 Variabel Tidak Terkendali

a. Diet

b. Metode menyikat gigi

3.6 Definisi Operasional

1. Larutan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5%

Larutan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) adalah ekstrak biji kopi robusta yang dilarutkan dengan aquades, CMC-Na, sorbitol, dan peppermint oil. Ekstrak biji kopi robusta dibuat dengan biji kopi robusta yang telah dikeringkan dari daerah Sidikalang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Biji kopi robusta yang dipilih yang telah matang berwarna merah dengan kondisi yang baik dan tidak ada pembusukan. Konsentrasi ekstrak biji kopi yang digunakan sebesar 1,5%. Sediaan tersebut dibuat di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

2. Indeks plak

Indeks plak yang digunakan adalah indeks plak menurut Löe and Silness

(Tabel 1). Indeks Plak Löe and Silness menempatkan jumlah plak yang paling signifikan berada pada margin gingiva karena hubungan dan kedekatan yang penting dari plak pada lokasi tersebut terhadap inflamasi gingiva, yang diukur melalui perdarahan. Indeks ini telah digunakan pada banyak penelitian, dapat diukur pada semua gigi atau gigi-geligi tertentu dalam suatu penelitian, atau pada permukaan gigi yang dipilih. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut.21


(35)

Tabel 1. Indeks plak Loe and Silness

Skor Kriteria Loe and Silness

0 Daerah gingiva bebas dari plak

1 Ada plak tipis di sekitar tepi gingiva bebas dan permukaan. Tidak tampak plak diamati secara langsung. Plak terlihat dengan menggesekan sonde sepanjang permukaan gigi.

2 Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva atau pada

permukaan gigi dan batas tepi gingiva bebas yang dapat terlihat dengan mata

3 Terdapat akumulasi plak yang banyak pada poket gingiva atau pada

permukaan gigi dan batas gingiva bebas dan dapat dilihat dari jauh

Skor ditentukan dengan menambahkan skor permukaan yang telah diukur pada masing-masing gigi. Skor total ditentukan dengan menjumlahkan skor total dan membagi jumlah tersebut dengan jumlah gigi.

Skor plak untuk satu gigi =

4

Jumlah seluruh skor dari 4 permukaan

Skor plak untuk keseluruhan gigi (individu) =

Jumlah gigi yang diperiksa Jumlah seluruh skor gigi

Kriteria penilaian skor indeks plak Löe and Silness yaitu:

a. Baik : 0 – 0,9

b. Sedang : 1,0 – 1,9


(36)

3.7 Alat dan Bahan 3.7.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam proses ekstraksi biji kopi robusta (Coffea canephora):

1. Kertas perkamen 3 kajang (Rudang, Indonesia) 2. Pisau cutter (Kenko, Japan)

3. Gunting kecil (Kenko, Japan)

4. Botol kosong 1 buah (Rudang, Indonesia)

5. Aluminium foil 1 gulungan (Total Wrap, Indonesia) 6. Kertas saring (Whatman no.42, England)

7. Kapas 250 gram (Bio Panca, Indonesia) 8. Pot plastik (Rudang, Indonesia)

9. Karet gelang (Rudang Indonesia) 10.Plastik (Rudang, Indonesia) 11.Infuse set (OneMed, Indonesia) 12.Timbangan (Home Line, China) 13. Timbangan digital (Vibra, Japan) 14.Perkolator

15.Blender (Panasonic, Japan) 16.Vacuum rotapavor (Stuart, 2010) 17.Waterbath (Memmert, Jerman) 18.Freeze dryer (Eyela, Jepang)

Alat-alat yang digunakan dalam prosedur pembuatan larutan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% adalah:

1. Gelas ukur (Pyrex, Japan)

2. Timbangan digital (Vibra, Japan) 3. Spatula


(37)

5. Botol kosong 40 buah (Rudang, Indonesia) 6. Kertas label (Car-villa, Indonesia)

Alat-alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah: 1. Kaca mulut (Dentica, Canada)

2. Sonde (Dentica, Canada) 3. Pinset (Dentica, Canada) 4. Masker (ExxoMed, Indonesia) 5. Sarung tangan (Hanscare, Indonesia) 6. Kapas 250 gram (Bio Panca, Indonesia)

3.7.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Biji kopi robusta (Coffea canephora) dalam keadaan green coffee 450 gram

1. Aquades 12 liter (Rudang, Indonesia) 2. Etanol 70% 5 liter (Rudang, Indonesia) 3. Sorbitol 10% 1,2 liter (Rudang, Indonesia) 4. Peppermint oil 1% 40 ml (Rudang, Indonesia) 5. CMC-Na 12 gram (Rudang, Indonesia)

3.8 Prosedur Penelitian 3.8.1 Pemeriksaan Awal

1. Subjek penelitian dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Selanjutnya akan dilakukan pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung.

2. Subjek yang terpilih diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diminta untuk mengisi serta menandatangani lembaran informed consent.

3. Kemudian dilakukan pembagian sikat gigi dan pasta gigi yang sama


(38)

kemudian akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok kontrol (20 orang) dan kelompok perlakuan (20 orang). Kelompok kontrol akan diberi

placebo untuk berkumur dua kali 20 mL setiap hari selama 30 detik dan kelompok perlakuan akan diberi larutan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% untuk berkumur dua kali 20 mL setiap hari selama 30 detik, yaitu pada pagi hari dan malam hari setelah menyikat gigi selama 7 hari.

4. Pengukuran indeks plak dilakukan pada hari ke-0 dan 7 setelah dilakukan penyikatan gigi dan berkumur dengan larutan yang diberikan.

3.8.2 Prosedur Ekstraksi Biji Kopi Robusta

1. Sebanyak 450 gram biji kopi robusta (Coffea canephora) diseleksi dan ditimbang, kemudian dicuci hingga bersih.

2. Biji kopi robusta kemudian dikeringkan di dalam freeze dryer selama 3 hari dengan suhu 40ºC.

Gambar 1. Simplisia biji kopi robusta

3. Biji kopi robusta yang sudah kering ditimbang kembali kemudian

dihaluskan hingga terbentuk serbuk kasar (simplisia).

4. Simplisia diletakkan dalam wadah kemudian ditambahkan etanol 70%

sampai seluruh simplisia terendam. Tahapan ini disebut dengan maserasi, yaitu simplisia direndam dalam suatu zat pelarut non air sehingga zat pelarut menembus dinding sel, melarutkan zat aktif yang ada dalam simplisia sehingga zat aktif dalam sel berpindah kepada pelarut.


(39)

Gambar 2. Penimbangan simplisia biji kopi robusta

5. Simplisia didiamkan selama 3 jam di tempat yang gelap dan wadah dibuka setiap 30 menit untuk diaduk agar massa serbuk tidak mengendap.

6. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator yang di

bagian dasar sudah diletakkan kapas dan kertas saring dan tutup perkolator dengan aluminium foil.

7. Infus perkolator dibuka dan cairan dibiarkan menetes dengan kecepatan 2 ml/menit. Perkolat ditampung dalam wadah berupa botol.


(40)

8. Ekstrak cairan diuapkan dengan vacuum rovapator pada suhu 46°C untuk menguapkan etanol dan pekatkan dengan water bath.

9. Ekstrak dimasukkan ke dalam botol kaca dan disimpan dalam kulkas.

3.8.3 Prosedur Peracikan Obat Kumur Ekstrak Biji Kopi Robusta 1,5%

Ekstrak biji kopi robusta ditimbang sebanyak 90 gram, dan dilarutkan pada 1200 ml aquades. CMC 0,5% sebanyak 6 gram ditambahkan dalam campuran tersebut sebagai emulgator dan diaduk sampai homogen. Ekstrak cairan diencerkan sampai konsentrasi 1,5% yang dicampur dengan sorbitol 600 ml, peppermint oil

sebanyak 10 tetes dan akuades untuk pembuatan 4800 ml liter. Larutan diaduk menggunakan mixer hingga homogen. Hasil campuran dimasukkan ke dalam botol kosong dan diberi label. Larutan dimasukkan ke dalam botol kosong dan diberi label.

Gambar 4. Penimbangan CMC-Na


(41)

Gambar 6. Larutan ekstrak biji kopi robusta 1,5%

3.8.4 Pemeriksaan dan Pengumpulan Data

1. Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-0 dan 7.

2. Pasien diinstruksikan menyikat gigi dan berkumur dengan larutan kumur yang sudah diberikan. Kemudian dilakukan pemeriksaan indeks plak.


(42)

3.9 Alur Penelitian

Persetujuan komisi etik

Pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung

Subjek penelitian mengisi informed consent

Pemeriksaan indeks plak sebelum perlakuan

Kelompok perlakuan diberi sikat gigi, pasta gigi, dan ekstrak kopi

robusta (Coffea canephora) dengan

konsentrasi 1,5%

(20 orang)

Kelompok kontrol diberi sikat gigi, pasta

gigi, dan placebo

(20 orang)

Pemeriksaan indeks plak pada hari ke-0 dan 7 (setelah menyikat

gigi + obat kumur) Peracikan obat kumur


(43)

3.10 Pengolahan dan Analisis Data 3.10.1 Pengolahan Data

Pengelolahan data dan tabulasi dilakukan dengan menggunakan program komputer.

3.10.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan secara komputerisasi dengan derajat kepercayaan 95%. Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis uji t berpasangan (t-test paired) untuk mengetahui perbandingan penurunan akumulasi plak sebelum dan sesudah berkumur dengan ekstrak biji kopi robusta dengan plasebo. Analisis statistik dengan uji t tidak berpasangan (t-test unpaired) digunakan untuk mengetahui perbedaan penurunan akumulasi plak antara ekstrak biji kopi robusta dan plasebo. Signifikansi statiistik diperoleh jika nilai p<0,05.


(44)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap 40 orang mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara angkatan 2014 yang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian terdiri atas dua kelompok subjek yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan jumlah subjek penelitian masing-masing kelompok sebanyak 20 orang. Semua subjek berhasil menjalani penelitian hingga selesai. Subjek penelitian tidak ada yang melaporkan komplikasi selama berlangsungnya penelitian. Data-data hasil penelitian yang diperoleh diuraikan di bawah ini.

Tabel 2 menunjukkan subjek penelitian berusia 17 tahun sebanyak 7 orang (17,5%), 18 tahun sebanyak 20 orang (50%), 19 tahun sebanyak 12 orang (30%), dan 20 tahun sebanyak 1 orang (2,5%). Subjek penelitian terbanyak berdasarkan jenis kelamin adalah perempuan sebanyak 33 orang (82,5%), sedangkan laki-laki sebanyak 7 orang (17,5%).

Tabel 2. Data demografis subjek penelitian berdasarkan umur dan jenis kelamin

Variabel Kelompok Pengamatan Jumlah Persentase

Usia 17 tahun 7 orang 17,5%

18 tahun 20 orang 50%

19 tahun 12 orang 30%

20 tahun 1 orang 2,5%

Total 40 orang 100%

Jenis kelamin Perempuan 33 orang 82,5%


(45)

Total 40 orang 100%

4.2 Hasil Pemeriksaan Skor Indeks Plak

Tabel 3 menunjukkan bahwa rerata dan standar deviasi skor indeks plak kelompok perlakuan pada hari ke-0 dan hari ke-7 secara berturut-turut yaitu 0,697 ± 0,271 dan 0,300 ± 0,104. Sedangkan rerata dan standar deviasi skor indeks plak kelompok kontrol pada hari ke-0 dan hari ke-7 secara berturut-turut 0,756 ± 0,249 dan 0,518 ± 0,177.

Tabel 3. Data distribusi rerata skor indeks plak mahasiswa/i FKG USU angkatan 2014 pada kelompok perlakuan dan kontrol

Kelompok Hari Perlakuan Kontrol

N Rerata ± SD N Rerata ± SD

0 20 0,697 ± 0,271 20 0,756 ± 0,249

7 20 0,300 ± 0,104 20 0,831 ± 0,177

Keterangan: SD = Standar Deviasi

Gambar 2 menunjukkan grafik rerata skor indeks plak kelompok perlakuan dan kontrol pada hari ke-0 dan ke-7. Pada kelompok perlakuan terlihat adanya penurunan skor indeks plak dari hari ke-0 sampai hari ke-7 sebesar 0,397. Sebaliknya, pada kelompok kontrol terdapat peningkatan skor indeks plak dari hari ke-0 sampai hari ke-7 sebesar 0.075.


(46)

Gambar 2. Grafik rerata skor indeks plak kelompok pelakuan dan kontrol pada hari ke-0 dan ke-7

Tabel 4 menunjukkan perbandingan rerata skor indeks plak antara kelompok perlakuan dan kontrol pada hari ke-0 dan ke-7. Pada hari ke-0, perbandingan rerata skor indeks plak antara kelompok perlakuan dan kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan, ditunjukkan dari nilai p (0,482) > 0,05. Sedangkan pada hari ke-7, perbandingan rerata skor indeks plak antara kelompok perlakuan dan kontrol terdapat perbedaan yang signifikan ditunjukkan dari nilai p (0,000) < 0,05.

Tabel 4. Perbandingan rerata skor indeks plak antara kelompok perlakuan dan kontrol pada hari ke-0 dan ke-7

Hari Kelompok Rerata ± SD t Nilai p

0 Perlakuan 0,697 ± 0,271 -0,709 0,482

Kontrol 0,756 ± 0,249

7 Perlakuan 0,300 ± 0,104 -11,547 0,000*

Kontrol 0,831 ± 0,177

Keterangan: SD = Standar Deviasi, *Uji T Independent bermakna jika p < 0,05

Tabel 5 menunjukkan selisih rerata dan standar deviasi skor indeks plak sebelum dan sesudah pada kelompok perlakuan sebesar 0,397 ± 0,282, dengan nilai p (0,000) < 0,05, yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna dari skor indeks plak pada kelompok perlakuan. Sedangkan selisih rerata dan standar deviasi skor indeks plak sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol sebesar -0,075 ± 0,232 , dengan nilai p (0,164) > 0,05, yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna dari skor indeks plak pada kelompok kontrol. Tanda minus (-) berarti skor indeks plak pada hari ke-7 lebih besar daripada hari ke-0.


(47)

Tabel 5. Perbandingan selisih rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah pada kelompok perlakuan dan kontrol

Perbandingan Kelompok Rerata ± SD t Nilai p

Selisih Skor Plak H-0 dan H-7 Kelompok Perlakuan

0,397 ± 0,282 6,297 0,000*

Selisih Skor Plak H-0 dan H-7 Kelompok Kontrol

-0,075 ± 0,232 -1,449 0,164


(48)

BAB 5

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat penurunan skor indeks plak pada subjek perlakuan setelah menggunakan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% sebagai obat kumur yang dapat dilihat berdasarkan hasil statistik bahwa terdapat perbedaan bermakna pada kelompok perlakuan. Hasil statistik menunjukkan terdapat penurunan yang signifikan secara statistik pada kelompok perlakuan pada hari ke-7. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa berkumur dengan ekstrak biji kopi robusta 1,5% efektif dalam menurunkan akumulasi plak. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan senyawa aktif dari biji kopi robusta yang memiliki efek antibakterial dan antiadhesif.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Antonio et al (2012) mengenai efektivitas ekstrak biji kopi robusta yang menunjukkan bahwa jumlah bakteri dalam biofilm rongga mulut menurun sebesar 15% secara ex vivo.12 Mehta VV et al (2014) menyatakan senyawa polifenol pada ekstrak kopi robusta merupakan senyawa utama yang berperan dalam aktivitas antibakterial.13 Analisis kimiawi ekstrak kopi menunjukkan bahwa chlorogenic acids, trigonelline, caffeic acid, dan kafein yang memicu aktivitas inhibisi melawan biofilm secara ex vivo.12 Antonio et al (2010) menyatakan bahwa kandungan 5-CQA, trigonelline, dan caffeic acid dari biji kopi robusta memicu aktivitas hambat melawan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.30 Dalam aktivitas antibakterialnya, Antonio et al (2012) menyatakan kandungan biji kopi robusta menghambat proses metabolik kritis dari Streptococcus mutans.15 Penelitian ini dilakukan selama 7 hari berdasarkanPenelitian Norris et al


(49)

bakteri setelah 7 hari perlakuan.31 Penelitian F. M. da Silva et al (2014) menunjukkan bahwa senyawa trigonelline merupakan senyawa dalam kopi yang paling efektif dalam melawan bakteri Streptococcus mutans.32

Kandungan aluminium pada biji kopi robusta juga menunjukkan aktivitas antimikrobialnya terhadap patogen periodontal yang secara signifikan menurunkan kemampuan streptokokkus untuk berkolonisasi pada permukaan enamel dan menurunkan stabilitas koloidal bakteri rongga mulut.12

Analisis statistik menunjukkan terjadinya peningkatan skor indeks plak pada kelompok kontrol. Peningkatan skor plak dapat terjadi karena subjek kelompok kontrol hanya melakukan kontrol plak secara mekanis dengan penyikatan gigi, yang tidak selalu efektif dalam penyingkiran plak. Selama penelitian berlangsung, subjek penelitian tidak ada menyampaikan adanya keluhan rasa tidak nyaman dan efek samping yang timbul selama pemakaian obat kumur. Bahan etanol 70% dipakai dalam proses ekstraksi karena sifatnya polar-protik karena etanol mengandung lebih banyak air sebagai pengotor yang dapat lebih banyak melarutkan senyawa flavonoid, salah satunya tannin.33 Harborne (1996) menyebutkan bahwa flavonoid berupa senyawa yang larut di dalam air dan dapat diekstraksi dengan etanol 70%.34


(50)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Berkumur dengan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% efektif dalam menurunkan akumulasi plak (p<0,05).

2. Berkumur dengan ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) 1,5% lebih efektif dalam menurunkan akumulasi plak dibandingkan dengan hanya melakukan prosedur kontrol plak penyikatan gigi.

6.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak dan prosedur kontrol plak dilakukan dalam satu lokasi sehingga sampel penelitian dapat melakukan prosedur penelitian yang lebih terkontrol.

2. Penelitian lanjutan sebaiknya menggunakan rancangan penelitian untuk melihat efektivitas jangka panjang dari berkumur dengan ekstrak biji kopi robusta 1,5% sehingga ekstrak tersebut dapat dikembangkan sebagai tambahan alternatif dalam prosedur kontrol plak.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pengaruh berkumur dengan ekstrak biji kopi robusta terhadap inflamasi gingiva yang dipicu oleh akumulasi plak.


(51)

4. Penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk menguraikan mekanisme ekstrak biji kopi robusta terhadap bakteri dengan mengidentifikasi senyawa ekstrak kopi robusta dengan spesies mikroba yang terlibat.

5. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengetahui apakah ada efek samping stain jika larutan ekstrak biji kopi robusta digunakan dalam jangka waktu panjang.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

1. Agtini MD.Pola status kesehatan gigi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia pada tahun 1990-2007. Media Peneliti dan Pengembang Kesehatan 2009; 3(12): 144.

2. Anitasari S, Rahayu NE. Hubungan frekuensi menyikat gigi dengan tingkat

kebersihan gigi dan mulut siswa sekolah dasar negeri di kecamatan Palaran kotamadya Samarinda provinsi Kalimantan Timur. Dent J 2005; 38: 88

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI .

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta : 2013: 177,195

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2007. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2008: 131

5. Syukra A. Status kebersihan gigi dan mulut dengan status karies gigi (kajian pada murid kelompok umur 12 tahun di Sekolah Dasar Negeri Kota Bukittinggi). Berita Kedokteran Masyarakat, 2011; 7: 109

6. Marsh PD. Dental plaque as microbial biofilm. Caries Res, 2004; 38: 204

7. Addy M. The use of antiseptics in periodontal therapy. In: Lindhe J, Karring T, Lang NP. Clinical periodontology and implant dentistry.4th ed., Oxford : Blackwell Munksgaard, 2003: 464-65

8. Haake SK. Etiology of periodontal disease. In: Newman MG, Takei HH, Carranza

FA. Clinical Periodontology. 9th ed., Philadelphia : W.B Saunders Co, 2002; 95,97


(53)

9. Furiga A, Lonvaud-Funel A, Dorignac G, Badet C. In vitro bacterial and anti-adherence effects of natural polyphenolic compounds on oral bacteria. Journal of Applied Microbiology, 2008; 105: 1470

10.Mhaske M, Samad BN, Jawade R, Bhansali A. Chemical agents in control of

dental plaque in dentistry: An overview of current knowledge and future challenges. Adv. Appl. Sci. Res, 2012; 3(1): 268, 270

11. Eley BM, Manson JD. Periodontics. 5th ed. London : Elsevier Ltd, 2004: 22, 23,

139

12. Antonio AG, Iorio NLP, Farah A, dos Santos KRN, Maia LC. Effect of coffea

canephora aqueous extract on microbial counts in ex vivo oral biofilms: a case study. Planta Med, 2012; 78: 755, 758

13.Mehta VV, Rajesh G, Rao A, Shenoy R, Pai M. Antimicrobial efficacy of Punica Granatum mesocarp, Nelumbo nucifera leaf, Psidium guajava leaf and Coffea Canephora extract on common oral pathogens: An In-Vitro Study. Journal of Clinical and Diagnostic Research, 2014; 8(7): 65

14.Namboodiripad PCA, Kori S. Can coffee prevent caries?. Journal of Conservative Dentistry, 2009; 12(1): 17

15.Antonio AG, Iorio NLP, Pierro VSS, Candreva MS, Farah A, dos Santos KRN, Maia LC. Inhibitory properties of Coffea canephora extract against oral bacteria and its effect on demineralisation of deciduous teeth. Archives of Oral Biology, 2010; 5

16.Oryza Oil & Chemical Fat Co., Ltd. Coffee bean extract

<http://www.oryza.co.jp/html/english/pdf/Coffee_Bean_Extract_4.1.pdf> (19 Januari 2015)

17.Perry DA, Beemsterboer PL. Periodontology for dental hygienist. St. Louis : Saunders Elsevier, 2007: 63, 69, 70


(54)

18.Teughels W, Quirynen M, Jakubovics N. Periodontal microbiology. In: Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Clinical Periodontology. 11th ed., St. Louis : Elsevier Saunders, 2012; 241, 43-44

19.S.Nield-Gehrig, Jill and Willmann, Donald E. Foundations of periodontics for dental hygienist. Philadelphia : Lipincott Williams & Wilkins, 2003: 71, 72

20.Perry DA. Plaque control for the periodontal patient. In: Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Clinical Periodontology. 11th ed., St. Louis : Elsevier Saunders, 2012: 452

21.Bui DX. Mechanical plaque control

<http://www.drbui.com/artmechplaquecontrol.html> (11 November 2014)

22.American Dental Association. Learn more about mouthrinses.

<http://www.ada.org/en/science-research/ada-seal-of-acceptance/product-category-information/mouthrinses> (24 September 2014)

23.Brief History of Coffee Classification

<http://www.casabrasilcoffees.com/learn/taxonomy/> (3 September 2014) 24.AAK. Budidaya tanaman kopi. Jakarta: Kanisius, 1998: 39-41

25.Dwi Suryani. Tik pertanian berbasis kearifan lokal

<http://dwisuryanis.blogspot.com/2014/10/tik-pertanian-berbasis-kearifan-lokal.html> (18 Januari 2015)

26.Normauli manurung. Ekologi penggerek buah kopi (hypothenemus hampei) pada tanaman kopi arabika (coffea arabica) di kabupaten pakpak bharat. Tesis. Medan: Program Studi Magister Biologi FMIPA USU, 2010: 2-4

27.AG Antonio, A Farah, KRN dos Santos, LC Maia. The potential anticariogenic effect of coffee. Formatex, 2011; 1028-29

28.Shinada K, Ueno M, Konishi C, Takehara S, Yokoyama1, Zaitsu T, Ohnuki M, Wright FAC, Kawaguchi Y. Effects of a mouthwash with chlorine dioxide on oral malodor and salivary bacteria: a randomized placebo-controlled 7-day trial. Trials 2010; 11 (14): 2-3


(55)

29.Maryanto S, Fatimah S, Sugiri, Marsono Y. Efek pemberian buah jambu biji

merahterhadap produksi SCFA dan kolesterol dalam caecum tikus

hiperkolesterolemia. Agritech, 2013; 335

30.Andréa G. Antonio a, Renata S. Moraes a, Daniel Perrone b, Lucianne C. Maia a, Kátia Regina N. Santos c, Natália L.P. Iório c, Adriana Farah. Species, roasting degree and decaffeination influence the antibacterial activity of coffee against Streptococcus mutans. Food Chemistry 2010; 118: 788

31.N. Meckelburg, K.C. Pinto, A. Farah, N.L.P. Iorio, V.S.S. Pierro, K.R.N. dos Santos, et al. Antibacterial effect of coffee: calcium concentration in aculture containing teeth/biofilm exposed to Coffea Canephora aqueous extract. Letters in Applied Microbiology 2014; 2

32.Flávia M. da Silva, Natalia L. P. Iorio, Leandro A. Lobo, Kátia Regina N. dos Santos,Adriana Farah, Lucianne C. Maia, et al. Antibacterial Effect of Aqueous Extracts and Bioactive Chemical Compounds of Coffea canephora against Microorganisms Involved in Dental Caries and Periodontal Disease. Advances in Microbiology 2014; 4: 983

33.Marnoto T, Haryono G, Gustinah D, Putra Fa. Ekstraksi tannin sebagai bahan pewarna alami dari tanaman putrimalu (Mimosa pudica) menggunakan pelarut organik. Reaktor 2012; 14 (1): 43

34.Fatoni A, Hastuti M, Agustina D, Suwandri. Penentuan jenis dan konsentrasi pelarut untuk isolasi zat warna kulit buah manggis (Garcinia mangostana L). Molekul 2008; 3 (1): 37


(56)

Lampiran 1

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Kepada Yth : Saudara/Saudari ...

Bersama ini saya, Julia Maharani (umur 20 tahun), yang sedang menjalani program pendidikan sarjana pada Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara, memohon kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian saya yang berjudul :

EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI KOPI ROBUSTA (COFFEA CANEPHORA)

1,5% SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP AKUMULASI PLAK MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar efektivitas ekstrak biji kopi robusta (Coffea canephora) sebagai obat kumur dengan konsentrasi 1,5% terhadap akumulasi plak.

Penelitian ini bersifat eksperimental dimana saya akan bertanya kepada Saudara/i untuk mengisi kuesioner, kemudian saya akan melakukan pemeriksaan indeks plak lalu akan dibagikan larutan kumur, sikat gigi, dan pasta gigi yang harus dipakai Saudara/i selama 7 hari pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Pada penelitian tersebut, untuk mendapatkan identitas Saudara/i yang lebih rinci mengenai subjek yang diteliti maka subjek penelitian diminta untuk menjawab pertanyaan yang akan dijawab oleh Saudara/i penelitian. Identitas Saudara/i sebagai subjek penelitian akan dirahasiakan oleh peneliti. Hanya peneliti, dokter pembimbing, dan anggota komisi etik yang dapat melihat data tersebut. Bila data ini dipublikasikan, kerahasiaan akan tetap terjaga.


(57)

Jika Saudara/i mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir pada lembar ini. Saudara/i perlu mengetahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila Saudara/i merasa keberatan. Jika selama penelitian terdapat keluhan, silahkan diinformasikan segera kepada peneliti atau bisa menghubungi saya di 083197199667.

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, ...2015


(58)

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P

Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Julia Maharani yang berjudul “Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa FKG USU Angkatan 2014” dan menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2015

Pembuat Pernyataan


(59)

Tanda tangan dan nama jelas

Lampiran 3

DEPARTEMEN PERIODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBARAN KUESIONER PENELITIAN

EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI KOPI ROBUSTA (COFFEA CANEPHORA) 1,5% SEBAGAI OBAT KUMUR

TERHADAP AKUMULASI PLAK MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2014

No. Kartu

Tanggal

I. Data Responden

No Pemeriksaan :

Nama :

Umur : tahun

Jenis Kelamin : L / P


(60)

Telp. / HP :

II. Status Kesehatan Rongga Mulut

1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari?

a. Ya b. Tidak

2. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi?

a. 1x/hari b. 2x/hari c. ≥ 2x/hari

3. Kapan saja Anda melakukan penyikatan gigi?

a. Pagi sebelum sarapan dan sore hari

b. Pagi sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur

c. Tidak teratur

4. Apakah Anda memiliki alergi terhadap obat kumur?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda memiliki keluhan berupa gusi berdarah sewaktu menyikat gigi?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Anda sedang memakai pesawat ortodonti?


(61)

7. Apakah Anda memakai gigi palsu?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah Anda seorang perokok?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah anda sedang menggunakan obat kumur?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah Anda mempunyai kebiasaan mengunyah sebelah sisi?

a. Ya b. Tidak

11. Apakah Anda mengkonsumsi kopi dalam waktu dekat ini?

a. Ya b. Tidak

*Pertanyaan nomor 10, 11 dan 12 diisi oleh operator

12. Jumlah gigi minimal 20 (Ya/Tidak)

13. Adanya karies interproksimal/servikal (Ya/Tidak)


(62)

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

Nama Subjek :

Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksaan hari ke :

Indeks Plak :

o dv mv v

Gigi 16 12 24

44 32 36

v mv dv o


(1)

Jika Saudara/i mengerti isi dari lembar penjelasan ini dan bersedia untuk menjadi subjek penelitian, maka mohon kiranya Saudara/i untuk mengisi dan menandatangani surat pernyataan persetujuan sebagai subjek penelitian yang terlampir pada lembar ini. Saudara/i perlu mengetahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Saudara/i dapat mengundurkan diri dari penelitian ini bila Saudara/i merasa keberatan. Jika selama penelitian terdapat keluhan, silahkan diinformasikan segera kepada peneliti atau bisa menghubungi saya di 083197199667.

Demikian lembar penjelasan ini saya perbuat, semoga keterangan ini dapat dimengerti dan atas kesediaan Saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.

Medan, ...2015


(2)

Lampiran 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L / P

Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudah mengerti serta bersedia untuk turut serta sebagai subjek penelitian, dalam penelitian atas nama Julia Maharani yang berjudul “Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa FKG USU Angkatan 2014” dan menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan, 2015

Pembuat Pernyataan


(3)

Tanda tangan dan nama jelas Lampiran 3

DEPARTEMEN PERIODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBARAN KUESIONER PENELITIAN

EFEKTIVITAS EKSTRAK BIJI KOPI ROBUSTA (COFFEA

CANEPHORA) 1,5% SEBAGAI OBAT KUMUR

TERHADAP AKUMULASI PLAK MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2014

No. Kartu Tanggal

I. Data Responden

No Pemeriksaan :

Nama :

Umur : tahun Jenis Kelamin : L / P


(4)

Telp. / HP :

II. Status Kesehatan Rongga Mulut

1. Apakah Anda menyikat gigi secara teratur setiap hari?

a. Ya b. Tidak

2. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi? a. 1x/hari b. 2x/hari c. ≥ 2x/hari

3. Kapan saja Anda melakukan penyikatan gigi? a. Pagi sebelum sarapan dan sore hari

b. Pagi sesudah sarapan dan malam hari sebelum tidur c. Tidak teratur

4. Apakah Anda memiliki alergi terhadap obat kumur?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah Anda memiliki keluhan berupa gusi berdarah sewaktu menyikat gigi?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah Anda sedang memakai pesawat ortodonti?


(5)

7. Apakah Anda memakai gigi palsu?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah Anda seorang perokok?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah anda sedang menggunakan obat kumur?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah Anda mempunyai kebiasaan mengunyah sebelah sisi?

a. Ya b. Tidak

11. Apakah Anda mengkonsumsi kopi dalam waktu dekat ini?

a. Ya b. Tidak

*Pertanyaan nomor 10, 11 dan 12 diisi oleh operator

12. Jumlah gigi minimal 20 (Ya/Tidak)

13. Adanya karies interproksimal/servikal (Ya/Tidak)


(6)

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

Nama Subjek : Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksaan hari ke :

Indeks Plak : o dv mv v

Gigi 16 12 24 44 32 36 v

mv dv o