Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

(1)

TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA

MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh : CHEONG XINYI NIM : 110600204

DOSEN PEMBIMBING:

KRISNAMURTHY PASARIBU, drg., Sp. Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Departemen Peridonsia Tahun 2015

Cheong Xinyi

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak x + 44 Halaman

Akumulasi plak dental merupakan etiologi utama terjadinya gingivitis. Dengan ini, perawatan periodontal yang berhasil pada jangka waktu panjang sangat tergantung pada usaha kontrol plak yang memuaskan agar dapat mempertahankan kadar plak yang kompatibel dengan kesehatan gingiva. Terdapat kebanyakan negara telah menggunakan tumbuh-tumbuhan sebagai sumber utama untuk perawatan. Salah satu dari tumbuhan herbal ini adalah Nelumbo Nuciferayang juga dikenal sebagai daun teratai. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas obat kumur ekstrak daun teratai terhadap penurunan akumulasi plak. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pre posttest control groupdengan rancangan double blind study. Sebanyak 40 orang subjek penelitian dari Fakultas Kedokteran Gigi USU angkatan 2011 yang dipilih secara acak dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dengan penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai dan kelompok kontrol dengan plasebo. Kedua kelompok diinstruksikan untuk menggunakan obat kumur tersebut setelah sikat gigi pada pagi dan malam hari. Penelitian ini dilakukan selama 7 hari dan pemeriksaan indeks plak Loe and Silness dilakukan pada hari 0 dan ke-7. Analisis data dilakukan dengan uji Wilcoxon untuk melihat perbandingan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur ekstrak daun teratai dan uji T berpasangan untuk melihat perbandingan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur


(3)

kelompok plasebo. Hasil penelitian menunjukkan kelompok perlakuan terjadi penurunan skor indeks plak yang bermakna (p<0,05) pada hari ke-7 sesudah berkumur. Kesimpulannya, obat kumur ekstrak daun teratai mempunyai efek penurunan akumulasi plak selama 7 hari. Namun, penelitian selanjutnya dapat diarahkan untuk mengurangi rasa obat kumur yang kurang enak dengan penambahan perasa lain tanpa menurunkan efektivitas obat kumur ekstrak daun terhadap penurunan akumulasi plak.


(4)

Year 2015

Cheong Xinyi

Effect of Lotus Leaves Extract Mouthwash on Plaque Accumulation x + 44 Pages

Dental plaque accumulation is the main etiology for the development of gingivitis. With this, for a long term success of periodontal treatment is very dependent on the satisfactory oral hygiene practices in order to maintain a compatible level of plak with a healthy gingiva. Nowadays, plants are majorly used in most of the countries for medical treatment usage. One of this plants is Nelumbo Nucifera which is also known as lotus leaves. The aim of this experiment study is to determine the effectivity of lotus leaves extract mouthwash on the decrement of plaque accumulation. This is a pre and posttest control group experiment with double blind study. A total of 40 subjects who are dental students batch of 2011 from the Faculty of Dentistry, University of North Sumatera are selected randomly and divided into two groups, which is a group who uses curry leaves extract mouthwash and another uses placebo. The two groups are instructed to rinse with the given mouthwashes after brushing their teeth in the morning and night. The experiment period last for 7 days which the evaluation of plaque accumulation is carried out on the 0th day and the 7th day using Loe and Silness Index. The data is then analyzed using Wilcoxon test to compare the plaque accumulation before and after the usage of lotus leaves extract mouthwash and t dependent test to compare the plaque accumulation before and after the usage of placebo, and Mann-Whitney test is to compare the decrement of plaque accumulation after the usage of lotus leaves mouthwash and placebo. The results


(5)

extract mouthwash has the effect of reducing plaque accumulation within 7 days. However, a further study can be carried out on ways to reduce the unpleasant taste by adding flavouring or sweetening agents with out reducing the efficacy of the mouthwash.


(6)

TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA

MAHASISWA FKG USU

ANGKATAN 2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh : CHEONG XINYI NIM : 110600204

DOSEN PEMBIMBING:

KRISNAMURTHY PASARIBU, drg., Sp. Perio

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(7)

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, April 2015

Pembimbing : Tanda tangan

Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ... NIP : 19461125 197703 1 007


(8)

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 08 April 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio ... ANGGOTA : 1. Irmansyah Rangkuti,drg., Ph.D ... 2. Armia Syahputra, drg. ...

Mengetahui, KETUA DEPARTEMEN Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D


(9)

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efektivitas ekstrak daun teratai (Nelumbo nucifera) 2% sebagai obat kumur terhadap akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2011”, yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala keikhlasan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Cheong Chee Wai, Ibu Wong Siew Yin serta kerabat yang telah memberi dukungan, perhatian, doa, kasih sayang dan semangat kepada penulis. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof Nazruddin drg., C.Ort., Ph.D., Sp.Ort, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D selaku ketua Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Krisnamurthy Pasaribu, drg., Sp. Perio selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan, masukan dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikannya. 4. Irmansyah Rangkuti, drg., Ph.D dan Armia Syahputra, drg selaku tim penguji


(10)

masukan, saran dan arahan kepada penulis dalam melakukan penelitian.

6. Drs. Awaluddin Saragih, M.Si., Apt., selaku Kepala Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi USU yang tutut membantu dalam penelitian ini. 7. Teman-teman seperjuangan di Departemen Periodonsia yaitu Intan, Julia,

Felix dan seluruh teman-teman angkatan 2011 atas semua dukungan yang telah memberikan banyak inspirasi, dukungan, semangat dan doa kepada penulis.

8. Teman-teman terbaik penulis Lee Phui Kea, Teo Heng Yan, Wendy Ong dan Cassie Chen yang telah memberi dukungan dan membantu dalam melakukan penelitian ini.

Akhirnya penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini dan memohon maaf bila terdapat kesalahan selama melakukan penelitian ini. Semua saran akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi kualitas skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kedokteran gigi.

Medan, April 2015 Penulis,

... (Cheong Xinyi)


(11)

vi DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan Penelitian ... 4

1.4Hipotesis Penelitian ... 4

1.5Manfaat Penelitian ... 4

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 4

1.5.2 Manfaat Praktis ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak Dental ... 5

2.1.1 Definisi ... 5

2.1.2Komposisi Plak ... 5

2.1.3Pembentukan Plak ... 6

2.1.3.1Pembentukan Pelikel Pada Permukaan Gigi ... 6

2.1.3.2Kolonisasi Awal Bakteri Pada Permukaan Gigi ... 6

2.1.3.3Kolonisasi Sekunder Dan Pematangan Plak ... 7

2.1.4Kontrol Plak ... 8

2.2Tanaman Teratai... 10

2.2.1 Distribusi ... 10

2.2.2Morfologi ... 10

2.2.3Klasifikasi ... 12

2.2.4 Komposisi ... 13

2.2.5 Obat Kumur Ekstrak Daun Teratai ... 14

2.3 Indeks plak ... 15

2.3.1 Loe and Silness ... 15

2.4Kerangka Teori... 17


(12)

vii BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 19

3.2 Rancangan Penelitian ... 19

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

3.3.1 Tempat ... 20

3.3.2 Waktu ... 20

3.4Populasi dan Sampel ... 20

3.4.1 Populasi ... 20

3.4.2 Sampel ... 20

3.4.2.1 Kriteria Inklusi ... 20

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi ... 20

3.4.2.3 Besar Sampel ... 21

3.5 Variabel dan Definisi Operasional ... 21

3.5.1 Variabel Penelitian ... 21

3.5.1.1 Variabel Bebas ... 21

3.5.1.2 Variabel Terikat... 21

3.5.1.3 Variabel Terkendali ... 21

3.5.1.4 Variabel Tidak Terkendali ... 22

3.5.2 Definisi Operasional ... 23

3.6 Metode Penelitian... 24

3.6.1 Alat Dan Bahan ... 24

3.6.1.1 Alat ... 24

3.6.1.2 Bahan ... 25

3.6.2Prosedur Penelitian ... 25

3.6.2.1 Prosedur Ekstraksi ... 25

3.6.2.2 Prosedur Formulasi Obat Kumur ... 28

3.6.2.3 Prosedur Pengumpulan Data ... 30

3.7 Analisis Data ... 31

3.8 Alur Penelitian ... 32

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 33

BAB 5 PEMBAHASAN ... 38

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 40

6.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Komposisi kimiawi dalam daun teratai ... 13 2 Definisi operasional untuk variabel bebas dan variabel terikat ... 23 3 Data demografi subjek penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin

dan frekuensi menyikat gigi ... 33 4 Distribusi nilai median skor indeks plak subjek penelitian pada

kelompok perlakuan dengan penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai dan nilai rerata skor indeks plak subjek penelitian kelompok kontrol dengan penggunaan plasebo pada hari ke-0 dan ke-7

sesudah berkumur ... 34 5 Distribusi perbandingan median skor indeks plak sebelum dan

sesudah penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai pada kelompok perlakuan ... 36 6 Distribusi perbandingan rerata skor indeks plak sebelum dan

sesudah penggunaan plasebo pada kelompok kontrol ... 36 7 Distribusi selisih penurunan median skor indeks plak sebelum dan

sesudah penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai dan rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah penggunaan obat kumur


(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Bentuk koadhesi bakteri pada plak dental ... 8

2 Struktur bunga teratai ... 11

3 Prosedur ekstraksi daun teratai ... 26

4 Prosedur formulasi obat kumur ... 28

5 Skema alur penelitian ... 32

6 Nilai median indeks plak pada kelompok perlakuan yang menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai dan nilai rerata indeks plak pada kelompok kontrol yang menggunakan plasebo pada hari ke-0 dan ke-7 ... 35


(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Surat komisi etik

2 Surat izin penelitian laboratorium obat tradisional 3 Lembar penjelasan kepada calon subjek penelitian

4 Lembar persetujuan setelah penjelasan (informed consent) 5 Lembar data penelitian subjek

6 Kuesioner penelitian 7 Hasil pemeriksaan klinis

8 Kuesioner evaluasi respon penggunaan obat kumur daun teratai pada hari ke-7

9 Anggaran penelitian 10 Daftar riwayat hidup 11 Jadwal pelaksanaan skripsi 12 Hasil uji statistik spss


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit periodontal merupakan penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang jaringan periodontal penyangga gigi. Menurut hasil studi morbiditas SURKENAS (Survei Kesehatan Nasional) 2003, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat. SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) 2004 menunjukkan prevalensi penyakit periodontal mencapai 96,5%. Hal ini menunjukkan prevalensi penyakit periodontal pada masyarakat cukup tinggi.1

Tanda klinis penyakit periodontal yang sering dijumpai adalah inflamasigingiva atau gingivitis dengan kehilangan struktur kolagen pada daerah penyangga gigi, sebagai respon dari akumulasi bakteri di jaringan periodontal.2,3Penyebab utama penyakit periodontal adalah mikroorganisme yang berkolonisasi dan melekat pada permukaan gigi. Koloni bakteri tersebut akanmenjadi plak, yang dapat menyebabkan gingivitis. Apabila keadaan itu terus berlanjut, maka inflamasi akan bertambah parahsehingga akan menyebabkan kerusakan jaringan periodontal pendukung.1Oleh karena itu, penyakit periodontal akan mengakibatkan kehilangan gigi bila tidak dirawat.3

Akumulasi plak dental merupakan faktor etiologi utama penyakit periodontal. Awalnya, plak dental akan menginduksi terjadinya gingivitis yang dapat berkembang menjadi periodontitis dimana terjadi kerusakan jaringan pendukung periodontal berupa kerusakanligamen periodontal dan tulang alveolar.4

Telah dikemukakan sebelumnya bahwapenumpukan mikroorganisme plak dalam jumlah besar merupakan pemicu penyakit periodontal yang destruktif. Kecepatan penumpukan plak berkaitan dengan proses terjadinya gingivitis. Bila skor rerata plak naik, maka skor rata-rata gingivitis secara progresif juga meningkat.2Pada percobaan yang dilakukan terhadap manusia dikatakan, bahwa jika pembersihan rongga mulut dihentikan, maka akan terjadi penumpukan plak dan dijumpai gingivitis


(17)

dalam waktu 10-21 hari. Keadaan inflamasi gingiva tersebut ada kaitannya dengan kecepatan pembentukan plak, sedangkan bila pembersihan dimulai, maka sebagian plak akanhilang di permukaan gigi dalam waktu 48jam dan gingivitis sembuh dalam waktu 1-8 hari sesudahnya. Oleh karenaitu, cara terbaik untuk mencegah dan menyembuhkan gingivitis adalah kontrol plak.5

Kontrol plak adalah prosedur yang dilakukan pasien di rumah dengan tujuan untuk menyingkirkan dan mencegah penumpukan plak dan deposit lunak dari permukaan gigi dan gingiva disekitarnya.5Kontrol plak dapat dibagi menjadi dua yaitu secara mekanis dan secara kimiawi.5,6Sampai saat ini penyikatan gigi masih merupakan metode yang paling efektif dan sederhana dalam menjaga kebersihan rongga mulut, namun ini hanya dapat membersihkan permukaan gigi sekitar 65%.7Oleh karena itu, banyak penelitian yang dilakukan mengenai kontrol plak secara kimiawi untuk menunjang pembersihan plak dental secara mekanis.6

Obat kumur adalah salah satu agen kimia yang digunakan dalam kontrol plak untuk menghambat pertumbuhan bakteri tanpa membunuhnya. Obat kumur dapat terdiri dari berbagai jenis agen antiseptik seperti bisbiguanida, amonia kuaternari, senyawa fenol, agen pengoksidasi, ion logam dan ekstrak tumbuhan.6,7Berbagai obat kumur kini tersedia di pasaran untuk membantu individu dalam mengontrol kebersihan rongga mulut. Namun, obat kumur yang beredar di pasaran tersebut rerata mengandung komponen yang dapat memberi efek samping pada rongga mulut sehingga obat kumur dari ekstrak bahan herbal yang tidak mengandung alkohol digunakan sebagai bahan obat kumur alternatif.8

Tumbuh-tumbuhan adalah sumber utama di semua negara sebagai obat-obatan atau ekstrak herbal untuk berbagai tujuan perawatan kemoterapi. Salah satu bahan herbal yang dapat digunakan adalah daun teratai(Nelumbo nucifera). Daun teratai mengandung fenol, flavonoid, alkaloid dan tanninyang memberi sifatefek aktivitas antimikroba terhadap bakteri misalnya, Streptococcus mutans, Streptococcus mitis, Streptococcus sobrinus, Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia, Treponema denticola, Actinomycesspp., Lactobacillius acidophillus, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Klebsiella pneumonia, Pseudomonas aeruginosa dan


(18)

Nocardia spp.7, 9, 10, 11, 12, 13 Penelitian Man yang telah dilakukan di Korea adalahtentang efek penghambat faktor etiologi karies gigi dengan ekstrak daun teratai dan dari hasil penelitian itu telah menunjukkan bahwa ekstrak daun teratai dapat menghambat bakteri Streptococcus mutans dan Streptococcus mitis padakadar hambat minimum (KHM) 7mg/ml dan 10mg/ml.9Selain itu, terdapat juga penelitian yang mirip yang dilakukan oleh Man dan Hye tentang ekstrak daun teratai yang mempunyai efektivitas menghambat perkembangan bakteri dalam rongga mulut seperti Streptococcus mutans dan Streptococcus mitis pada KHM 8mg/ml dan 10mg/ml.10 Satu lagi penelitian yang dilakukan oleh Viral tentang keberhasilan antimikroba ekstrak daun teratai terhadap patogen oral secara in vivo dan hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak daun teratai dapat menghambat pertumbuhan bakteri seperti Streptococcus mutans dan Streptococcus mitis pada KHM 1%, 5%, 10%, 15% dan 20%.11

Daun terataidigunakan dalam bidang kedokteran dimana ekstrak daun tersebut dapat membantu dalam aktivitas kardiovaskular, aktivitas antioksidant, antiviral, obesitas, lipolitik, hipokolesterolemik, hepatoprotektif, dan antikanker.13 Selain itu, penelitian dari Rao dkk telah melakukan uji tes toksiksitas daun teratai dan hasilnya ternyata bahwa daun teratai tidak menunjukkan efek toksik terhadap manusia dengan dosis 2g/kg berat badan.Dengan ini, minimum berat badan dari umur subjek penelitan ini adalah 40kg dan dosis aman untuk ekstrak daun teratai untuk satu individu adalah sebanyak 80g. Pada penelitian ini, dosis ekstrak yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 3g dalam satu botol obat kumur ekstrak daun teratai. Jadi, 3g ekstrak daun teratai dalam 150ml obat kumur masih dalam batas aman.14

Dari hasil penelitan yang sebelumnya dimana pada konsentrasi 1%, 5%, 10%, 15% dan 20% dapat menghambat bakteri plak dengan efektif dan juga pertimbangan nilai toksisitas dengan dosis 2g/kg berat badan. Tambahan, setiap sampel menggunakan 150ml obat kumur, dimana setiap 150ml obat kumur mengandung 3g ekstrak, sehingga dalam 1000ml terdapat 20g ekstrak atau disebut juga dengan konsentrasi 2%. Oleh sebab itu, konsentrasi ekstrak daun teratai 2% dipilih untuk digunakan sebagai obat kumur dalam penelitian ini.11,14


(19)

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas ekstrak daun teratai 2%sebagai obat kumur terhadap akumulasi plak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih lanjut mengenai peranan daun terataiterhadap kesehatan rongga mulut khususnya dalam pencegahan dan perawatan penyakit periodontal sehingga obat kumur ekstrak daun teratai dapat dijadikan sebagai obat kumur alternatif komersial yang beredar di pasaran.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana ekstrak daun teratai2% sebagai obat kumur ada efek terhadapakumulasi plak?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah ekstrak daun teratai2% sebagai obat kumur ada efek terhadap akumulasi plak.

1.4 Hipotesis Penelitian

Ekstrak daun teratai2% sebagai obat kumur memiliki efekifitas terhadap akumulasi plak.

1.5Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan menjadi obat kumur penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi menambah pengetahuan mengenai penggunaan ekstrak tumbuhan herbal seperti ekstrak daun teratai dalam menghambat pertumbuhan plak.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Plak dental 2.1.1 Definisi

Akumulasi plak bakteri pada margin gingiva merupakan etiologi utama terjadinya penyakit periodontal.7Plak dental didefinisikan sebagai suatu lapisan lunak yang membentuk biofilm yang melekat pada semua permukaan gigi dan permukaan keras termasuk restorasi tetap maupun sementara yang terdapat dalam rongga mulut.15

Plak dental terbagi atas supragingiva atau subgingiva tergantung posisinya pada permukaan gigi. Plak supragingiva berada pada atau atas margin gingiva, sedangkan plak subgingiva berada di bawah margin gingiva di antara gigi dan jaringan sulkus gingiva.15

2.1.2 Komposisi plak

Komposisi utama dari plak adalah mikroorganisme. Massa dari 1 gram plak mempunyai sekitar 2 ×1011 bakteri. Sebaliknya, komposisi lain seperti mikrorganisme yang bukan bakteri juga terdapat dalam komposisi plak. Contohnya, Mycoplasma species, yeast, protozoa dan virus. Selain itu, mikroorganisme yang terdapat dalam matriksinterseluler juga mempunyai sel pejamu seperti sel epitel, makrofag dan leukosit.15

Matriks interseluler berjumlah sekitar 20% hingga 30% dari massa plak, terdiri dari bahan organik dan inorganik yang berasal dari saliva, cairan krevikular gingiva dan produk bakteri. Bahan organik matriks adalah polisakarida, protein, glikoprotein dan bahan lipid, sedangkan komponen inorganik yang paling dominan dalam plak adalah kalsium dan fosfor. Selain itu, mineral seperti sodium, potasium dan fluorida dapat ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Baik bahan organik maupun bahan inorganik bersumber dari saliva.15


(21)

2.1.3 Pembentukan plak

Proses pembentukan plak dibagi atas tiga tahap:15 1. Pembentukan pelikel pada permukaan gigi 2. Kolonisasi awal oleh bakteri

3. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak

2.1.3.1 Pembentukan pelikel pada permukaan gigi

Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi adalah fase awal dalam pertumbuhan plak. Pada tahap awal, semua permukaan yang terdapat dalam rongga mulut termasuk permukaan jaringan keras seperti gigi dan restorasi cekat atau lepasan akan dilapisi oleh pelikel glikoprotein. Komposisi dari pelikel mirip dengan komponen saliva dan cairan krevikular.15Pembentukan pelikel dimulai beberapa saat setelah permukaan yang bersih terpapar ke lingkungan oral. Di sini, terjadi keseimbangan adsorpsi dan desorpsi pada senyawa saliva setelah 90 hingga120 menit. Ketebalan pelikel dipengaruh oleh gayashear pada daerah pembentukan pelikel.16

Pelikel mempunyai fungsi sebagai pertahanan yang memberikan lubrikasi pada permukaan serta mencegah pengeringan jaringan.Namun, pelikel juga menyediakan permukaan substrat yang menyebabkan perlekatan bakteri pada permukaan terluarnya. Oleh karena itu, akumulasi populasi bakteri semakin bertambah dan seterusnya terbentuk plak pada permukaan itu.15Mekanisme perlekatan bakteri pada permukaan pelikel adalah dengan tekanan elektrostatis, tekanan van der Waals dan tekanan hidrofobik.16

2.1.3.2 Kolonisasi awal bakteri pada permukaan gigi

Tahap kedua dari pembentukan plak adalah kolonisasi awal bakteri pada permukaan gigi. Bakteri bertumbuh dan jumlahnya meningkat dengan cepat dan akan dijumpai pada pelikel gigi.17Mula-mula, bakteri aerob gram positif dari kelompok Streptococci, Lactobacilli dan Actinomyces misalnya, Streptococcus sanguinis, Streptococcus mitis dan Streptococcus mutans yang merupakan bakteri awal yang berkolonisasi dan melekat pada permukaan gigi yang berlapisan pelikel.15,16


(22)

Pelikel mempunyai dua permukaan adhesif yaitu permukaan yang melekat pada permukaan gigi dan permukaan untuk menfasilitasi perlekatan bakteri. Bakteri tersebut melekat ke pelikel dengan fimbriae. Fimbriae adalah satu struktur protein fibrous yang ada pada permukaan sel bakteri. Adhesi protein pada fimbriae dapat berikatan dengan proline-rich protein yang ada dalam pelikel untuk menimbulkan perlekatan bakteri ke permukaan gigi pada lapisan pelikel.15

Selain itu,bakteri yang berkolonisasi awal ini akan melekat pada bacterial extracellular slime dan polisakarida serta dengan permukaan absorpsi tambahan dari protein saliva dan glikoprotein. Oleh karena itu, bakteri gram positif dapat berinteraksi dengan menggunakan glikoprotein saliva sebagai substrat dalam perlekatan melalui aktivitas glikosidase.16 Massa plak akan menjadi matang apabila kolonisasi bakteri semakin bertambah dan terus-menerus berikatan dengan spesies bakteri yang lain.15

2.1.3.3 Kolonisasi sekunder dan pematangan plak

Tahap terakhir dari pembentukan plak adalah kolonisasi sekunder dan pematangan plak. Setelah 2-4 hari, terjadi kolonisasi sekunder oleh bakteri gram negatif seperti Prevotella intermedia, Prevotella loescheii, Capnocytophaga spp., Fusobacterium nucleatum, dan Porphyromonas gingivalis yangberperan dalam perkembangan plak.15,17

Bakteri-bakteri ini akan melekat pada plak bakteri yang telah melekat lebih dahulu pada massa plak. Proses perlekatan yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke bakteri pengkoloni awal dinamakan sebagai proses koagregasi. Proses perlekatan tersebut berupa interaksi stereokimia spesifik yang tinggi antara molekul protein dengan karbohidrat pada permukaan sel bakteri, sedangkan untuk interaksi spesifik yang rendah adalah dari interaksi hidrofobik, elektrostatik dan gayavan der Waals.15

Pembentukan plak terjadi apabila interaksi koagregasi antara bakteri koloni sekunder yaitu spesies negatif dengan bakteri koloni awal seperti spesies gram-positf seperti koagregasi bakteri Fusobacterium nucleatum dengan Streptococcus sanguis, Provotella loescheii dengan Actinomyces visvosus dan Capnocytophaga


(23)

ochracea dengan Actinomyces viscosus.15 Pematangan plak terjadi setelah hari ke-4. Bakteri yang dominan adalah Spiral filamentus dan Spirochete sp.17Biofilm yang matang menyebabkan bakteri tersebut tertumpuk dalam sulkus periodontal pada waktu jangka panjang. Jadi biofilm yang sudah terbentuk dan tidak disingkirkan akan menyebabkan inflamasi pada daerah margin gingiva. Keadaan inflamasi dapat bertambah berat sehingga mengakibatkan kedalaman sulkus gingiva bertambah dan menyebabkan biofilm meluas ke daerah subgingiva. Plak subgingiva yang didominasi bakteri anaerob gram negatif akan terbentuk yang merupakan kondisi optimum untuk bakteri,misalnyaTanerella forsythis, Porphyromonas gingivalis dan Treponema denticola yang sangat berperan dalam periodontitis.17

Gambar 1. Bentuk koadhesi bakteri pada plak dental. Gambar ini menunjukkan susunan plak bakteri menurut potensi perlekatan antara jenis bakteri dan komponen dalam pelikel.7

Lapisan pelikel Adhesin Reseptor

Kolonisasi sekunder

Kolonisasi primer


(24)

2.1.4 Kontrol plak

Kontrol plak adalah penyingkiran plak dental secara rutin dan mencegah akumulasi plak pada gigi serta pada permukaan gingiva yang berdekatan. Kontrol plak merupakan bagian yang kritis pada praktis gigi yang memberi keberhasilan dalam pemeliharaan gigi dan periodontal dalam jangka panjang.15Kontrol plak dapat dibagi menjadi dua yaitu secara mekanis dan kimiawi.6

Penyikatan gigi merupakan cara kontrol plak secara mekanis yang paling sederhana dalam praktis higiene oral tetapi hasil dari penyikatan gigi tergantung pada desain sikat gigi, cara individu menyikat gigi dan frekuensi serta durasi menyikat gigi.18

Penyikatan gigi merupakan metode yang paling sederhana dan efektif dalam menjaga kebersihan rongga mulut. Namun penyikatan gigi hanya dapat membersihkan permukaan gigi sekitar 65%. Sehingga mulai banyak penelitian mengenai kontrol plak secara kimiawi untuk menunjang pembersihan plak dental secara mekanis.7

Penggunaan obat kumur adalah salah satu metode kontrol plak secara kimiawi. Salah satu obat kumur yang ada di pasaran adalahklorheksidin. Obat kumur mempunyai efek dalam penurunan pertumbuhan plak sehingga obat kumur digunakan dalam pengobatan penyakit mulut seperti ulserasi serta gingivitis karena ada efek antimikroba. Selain itu, obat kumur juga dapat digunakan sebagai alat pembersih penunjang kontrol plak secara mekanis setelah pembedahan periodontal agaroral hygiene tetap terjaga.7

Agen yang terdapat dalam obat kumur dapat diklasifikasi kepada 3 generasi dimana masing-masing berperan dalam penghambatan pembentukan plak bakteri dan pencegahanpematangan plak dengan efektif.6

Generasi pertama adalah fenol, ion metalik, senyawa Quaternary Ammonium, dan Sanguinare. Fenol (Triklosan) digunakan sebagai topikal agen antimikroba dengan aksi spektrum yang luas baik untuk bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif. Triklosan bekerja pada membran sitoplasma dan menginduksi kebocoran isi selular yang memicu menyebabkan bakteriolisis dan kematian sel. Triklosan dapat


(25)

mencegah pembentukan plak dan mengurangkan inflamasi.Ion metalik yaitu ion Zinc dan Copper dapat mengurangkan aktivitas glikolitik dalam bakteri dan dapat memperlambatkan pertumbuhan bakteri.Senyawa Quaternary Ammonium merupakan antiseptik kationik dan agen aktif pada permukaan seperti Benzathonium Chloride, Benzallenium Choride dan Cetylpyredinum dapat melawan organisme gram negatif dengan cara menghancurkan struktur sel dinding bakteri. Sanguinare misalnyaSanguinare chloride sangat efektif dalam melawan bakteri gram positif.6

Generasi keduameliputiBisbiguanidesdan minyek esensial. Bisbiguanides termasuk Khlorheksidin, Aleksidin, dan Oktenidin mempunyai sifat antiplak baik pada bakteri gram positif dan bakteri gram negatif termasuk bakteri aerob, bakteri anaerob, yeast dan fungi. Bisbiguanides dapat mencegah pembentukan pelikel dengan memblokir golongan asam dalam glikoprotein saliva pada permukaan gigi. Seterusnya ini dapat mencegah absorpsi dari dinding sel bakteri pada permukaan gigi dan juga dapat mencegah perlekatan plak yang matang. Minyak Esensial mempunyai aksi agen penghambat plak yang hanya berlaku kalau adanya kombinasi dari asam fenol dengan minyak esensial (Thymol dan Methyl salicylate).6

Delmopinol termasuk dalam generasi ketigadimana agen ini dapat menghambat pertumbuhan plak dan mengurangi gingivitis. Delmopinol mengganggu pembentukan maktriks plak dan juga mengurangi adhesi dan adheren bakteri agar plak mudah disingkirkan dengan metode mekanis.6

2.2 Tanaman teratai (Nelumbo nucifera)

2.2.1 Distribusi

Teratai atau lotus (Nelumbo nucifera) adalah spesies perenial tumbuhan akuatik yang cantik dengan daun yang hijau terapung di atas permukaan air yang luas terdapat di China, India, Jepang, Korea, Asia Tenggara, Rusia dan Africa.21,22Tanaman ini memberi makna fertilitas, kecantikan, kesucian dan kemurnian serta membayangkan sebagai simbol masa lalu, sekarang dan masa depan karena teratai berkembang secara bertahap dari tunas bunga, bunga dan kulitbenih.20,21


(26)

2.2.2 Morfologi

Tanaman ini merupakan tanaman air yang bertumbuh di lumpur pada kolam dangkal, laguna, rawa-rawa dan ladang yang basah dengan sinar matahari yang kuat pada daerah tropikal dan subtropikal. Tanamanterataiadalah tanaman termogenik dimana sifatnya dapat menghasilkan panas dan dapat mempertahankan temperatur kurang lebih 30˚C walaupun temperatur angin disekitarnya lebih rendah.20,21

Tanaman teratai terdiri dari 4 struktur yaitu bunga, buah, daun dan tangkai. Tanaman ini memiliki bunga (Gambar 2a) dengan warna merah muda, rosatau putih yang besar kira-kira 35cm secara lintang, tunggal dan terapung atas air. Selain itu, bunga terataimempunyai bau aromatik dan hanya berbunga pada pagi hari sahaja dan kelopak bunga akan melayu pada waktu siang. Buah teratai (Gambar 2d)berbentuk konus dengan benihnya (Gambar 2e) terkandung dalam spons wadah buah (Gambar 2b).Selain itu, daunnya (Gambar 2c) mempunyai bentuk lembaran, bulat dan ukuran lebar kira-kira 60cm secara melintang yang terapung di atas permukaan air atau di bawah air. Tangkai tanaman terataiberbentuk tabung yang kosong di tengahnya untuk jalan lewat udara.22


(27)

Gambar 2c. Daun teratai23 Gambar 2d. Buah teratai 23

Gambar 2e.Benih teratai23 2.2.3 Klasifikasi

Taksonomi dari tanaman teratai adalah sebagai berikut:24,25 Kingdom : Plantae (tanaman)

Subkingdom : Tracheobionta (tanaman vaskular) Super divisi : Spematophyta (tanaman berbiji) Divisi : Magnoliophyta (tanaman berbunga) Kelas : Magnoliopsida (dicotyledons) Sub kelas : Magnoliidae

Ordo : Proteales

Famili : Nelumbonaceae Genus : Nelumbo Adans. Spesies : Nucifera


(28)

2.2.4 Komposisi

Komposisi kimiawi dalam daun teratai seperti berikut:13 Tabel 1. Komposisi kimiawi dalam daun teratai

Komposisi utama Kandungan

Non phenolic fractions/ bases Nuciferine Roemerine Anonaine Pronuciferine N-nornuciferine Liriodenine Phenolic bases Armepavine

N-methyl-coclaurine Benzylisoquinoline alkaloids (+)-1(R)-coclaurine (-)-1(S)-norcoclaurine Glycoside Nelumboside Quercetin Leuco-anthocyanidin - Leucocyanidin - Leucodelphinidin

Flavonoid Quercetin 3-0-a-arabinopyranosyl-(1!2)-β-galactopyranoside Quercetin 3-0-β-D-glucuronide

Rutin (+)-catechin Hyperoside Isoquer-citri Astragalin

Aliphatic compounds Nonacosanol (16,2%) Nonacosanediols (64,7%)

Lain-lain Nonacosan-10-ol (16,2%)

Triacontan-7-ol (2,4%) Nonacosane-4

10-diol (18,6% / 34,1%) Nonacosine-5 Nonacosane-10 13-doil (12%) Hentriacontane-12 15-diol (1,8%) Tritriacotane-9 10-diol (0,7%)


(29)

2.2.5 Obat kumur ekstrak daun teratai

Khlorheksidin, gluconate dan bisbiguanide masih dianggap sebagai agen antiplak yang paling efektif. Namun, bahan-bahan tersebut memiliki berbagai efek samping misalnya terbentuk stein pada gigi, gangguan pengecapan, meningkatkan pembentukan kalkulus supragingiva dan deskuamasi mukosa oral. Oleh karena itu, mulai terdapat penelitian yang baru tentang pembuatan obat kumur dengan ekstrak herbal dijadikan sebagai alternatif.26

Ekstraksi adalah langkah penting dalam persiapan formulasi herbal dimana tujuannya adalah untuk memisahkan metabolit tanaman larut dengan menggunakan pelarut. Cara ekstraksi mencakup 6 langkah dasar yaitu koleksi dan pengeringan, pengurangan ukuran, ekstraksi, penyaringan, konsentrasi dan pengeringan serta rekonstitusi. Kualitas ekstrak dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor adalah bagian struktur tanaman yang digunakan, pelarut, prosedur dan materi tanaman.27

Sebuah penelitian telah dilakukan di negeri Korea untuk mengetahui apakah daun teratai mempunyai efek penghambatan faktor etiologi karies gigi dengan ekstrak daun teratai.9Dari hasil penelitian tersebut, ekstrak daun terataidapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri yaitu, Streptococcus mutans, Streptococcus mitis, Streptococcus sobrinus, Lactobacillus acidophilus, Actinomyces spp dan Nocardia spp. Efektivitas penghambatan pertumbuhan bakteri tergantung pada konsentrasi ekstrak daun teratai dimana efektivitas penghambatan pertumbuhan bakteri akan meningkat jika konsentrasi ekstrak daun teratai meningkat.9

Aktivitas antibakteri ekstrak daun terataididapat dari fenol, flavonoid, alkaloid dan tannin.9,11,12,13,14

Fenol atau polifenolmemiliki mekanisme kerja dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara inaktivasi protein (enzim) pada membran sel dan berikat dengan protein melalui ikatan hidrogen sehingga mengakibatkan struktur protein menjadi rusak. Ini dapat menyebabkan ketidakstabilan pada dinding sel dan membran sitoplasma bakteri sehingga fungsi permeabilitas selektif, fungsi pengangkutan aktif, pengendalian susunan protein dari sel bakteri menjadi terganggu


(30)

yang akan berakibat pada lolosnya makromolekul dan ion dari sel, sehingga sel bakteri menjadi kehilangan bentuknya, dan terjadilah lisis.13,28

Flavonoid adalah substansi fenol yang hidroksil yang disintesis oleh tanaman sebagai respon terhadap infeksi mikroba. Flavonoid ini dibuktikan secara in vitro efektif bersifat antimikroba terhadap mikroorganisme. Selain itu, senyawa ini mempunyai kemampuan untuk bereaksi dengan ekstraseluler dan protein serta dinding sel bakteri.9,11,29

Alkaloidmemiliki mekanisme penghambatan dengan cara mengganggu komponen penyusun peptiloglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel. Selain itu, senyawa alkaloid juga terdapat gugus basa yang mengandung nitrogen yang akan bereaksi dengan senyawa asam amino yang menyusun dinding sel bakteri dan DNA bakteri.12,28

Senyawa tannin dengan cara berikatan dengan asam amino prolin dapat mempresipitasikan protein sehingga mengganggu sintesis protein. Ini disebabkan oleh sifatnya yang dapat mempengaruhi permukaan sel dan membran sel.11,29 Tannin juga dapat menginaktivasikan adhesin mikroba, menghambat enzim hidrolitik seperti protease dan karbohidrolase, sel transport protein dan protein cell-enveloped.12,14,31,32

2.3 Indeks plak 2.3.1 Loe and Silness

Indeks plak ini diperkenalkan olehLoe Silness pada tahun 1964. Indeks ini mengukur plak berdasarkan pada ketebalan penumpukan plak pada margin servikal gigi di sisi distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral.33

Kriteria pemberian skor:33 0: Tidak ada plak

1: Ada plak tipis disekitar tepi gingiva bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan memakai sonde atau prob.

2: Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas yang terlihat dengan mata


(31)

Perhitungan skor individual =

Jumlah skor gigi yang diperiksa Jumlah permukaan gigi yang diperiksa

Perhitungan skor populasi =

Jumlah skor individual Jumlah subjek yang diperiksa

3: Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas, tumpukan itu sudah dapat dilihat dari jauh.


(32)

2.4 Kerangka Teori

Obat kumur ekstrak daun teratai (Nelumbo nucifera) 2%

Flavonoid Alkaloid Tanin Fenol

Bereaksi dengan ekstraseluler,

protein dan dinding sel bakteri

Mengganggu sintesis protein,menginakti

vasikan adhesin Mengganggu

komponen penyusun peptiloglikan bakteri Menghambat

pertumbuhan bakteri

Kolonisasi bakteri plak dental berkurang Menghambat pertumbuhan bakteri plak dental


(33)

2.5 Kerangka konsep

Variabel bebas:

Obat kumur ekstrak daun teratai 2%

Variabel terikat:

Akumulasi plak (Indeks plak Loe and Silness)

Variabel tidak terkendali:

a. Cara berkumur

b. Teknik menyikat gigi c. Diet

Variabel terkendali:

a. Volume obat kumur b. Lama dan waktu berkumur c. Frekuensi berkumur d. Waktu dan frekuensi

menyikat gigi

e. Jenis pasta gigi dan sikat gigi f. Kondisi higine oral sampel


(34)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pre posttest control group yaitu dengan melakukan pengukuran atau observasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan. Pada penelitian ini akan dilihat efektivitas ekstrakdaun teratai 2% sebagai obat kumur terhadapakumulasi plak pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.

3.2 Rancangan penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan adalah double blind study yaitu suatu prosedur eksperimental dimana baik subjek penelitian maupun peneliti tidak mengetahui siapa yang menjadi kelompok kontrol dan siapa yang menjadi kelompok perlakuan.

Perlakuan : Ho → X → X→ X → X→ X → X→ X→H1 Kontrol : Ho → Y → Y →Y →Y →Y →Y →Y →H1

Keterangan:

X : Penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai Y : Penggunaan plasebo

Ho : Pengukuran indeks plak awal (sebelum perlakuan)


(35)

3.3Tempat dan Waktu Penelitian 3.3.1 Tempat

i. Departeman Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

ii. Laboratorium Obat Tradisional Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Waktu

31 Februari 2015 – 31 Maret 2015

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2011 dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah mahasiswa angkatan 2011 dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang dipilih dengan cararandom sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.

3.4.2.1 Kriteria Inklusi Kriteria inklusi:

1. Mahasiswa aktif angkatan tahun 2011 dari Fakultas Kedokteran Gigi, USU 2. Memiliki ≥20 elemen gigi

3. Skor indeks kalkulus tidak melebihi 1

4. Koperatif dan bersedia menjadi subjek penelitian dengan menandatangani informed consent

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi:

1. Penderita penyakit periodontal

2. Pemakai piranti ortodonti cekat atau lepasan 3. Pemakai protesa


(36)

(n-1) (r-1) ≥ 15 5. Penderita penyakit sistemik 6. Perokok

7. Sedang menggunakan obat kumur antiseptik

8. Menggunakan antibiotik sejak 3 bulan sebelum penelitian 9. Riwayat alergi terhadap daun teratai

3.4.2.3 Besar Sampel

Besar sampel dihitung dengan rumus Federer berikut: 35,36,37

Keterangan:

r : Jumlah perlakuan

n : Jumlah sampel dalam setiap kelompok Perhitungan : (n-1) (2-1) ≥ 15

n-1 ≥ 15 n ≥ 16

Besar sampel minimum yang diperlukan adalah 16 orang. Namun, untuk mencegah adanya kesalahan selama penelitian, ditetapkan jumlah sampel sebanyak 20 orang tiap kelompok sehingga jumlah keselurahan sampel sebanyak 40 orang.

3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel penelitian

3.5.1.1 Variabel Bebas

• Obat kumur ekstrak daun teratai berkonsentrasi 2%. 3.5.1.2 Variabel Terikat

• Persentase akumulasi plak yang diukur dengan indeks plak Loe dan Silness pada hari ke 7.

3.5.1.3 Variabel Terkendali

• Volume obat kumur

• Lama dan waktu berkumur

• Frekuensi berkumur


(37)

• Jenis pasta gigi dan sikat gigi

• Kondisi higine oral sampel sebelum penelitian 3.5.1.4 Variabel Tidak Terkendali

• Cara berkumur

• Komposisi saliva

• Diet


(38)

3.5.2 Definisi Operasional

Tabel 2. Definisi operasional untuk variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel Definisi Operasional

Obat kumur ekstrak daun

teratai 2%

Hasil pencampuran ekstrak daun terataidengan akuades, larutan sorbitol sebagai bahan pemanis, peppermint oil sebagai bahan penyegar dan Carboxymethyl cellulose (CMC) sebagai suspending agent yang bekerja untuk melarutkan zat yang tidak terlarut dalam air secara homogen.

Indeks plak

Indeks plak Loe and silness didasarkan pada ketebalan penumpukan plak pada pemukaan gigi di sisi distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral. Kriteria pemberian skor:

0 : Tidak ada plak

1 : Ada plak tipis disekitar tepi gingiva bebas dan permukaan. Plak terlihat dengan memakai sonde sepanjang permukaan gigi 2 : Terdapat penumpukan plak yang sedang pada poket gingiva

atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas yang terlihat dengan mata

3 : Terdapat penumpukan plak yang banyak pada poket gingiva atau pada permukaan gigi dan batas tepi gingival bebas, tumpakan itu sudah dapat dilihat dari jauh.

Skor plak untuk = Jumlah seluruh skor dari 4 permukaan

satu gigi 4

Skor plak untuk = Jumlah seluruh skor gigi kesuluruhan gigi (individu) Jumlah gigi yang diperiksa


(39)

3.6Metode penelitian 3.6.1 Alat dan Bahan 3.6.1.1 Alat

Alat yang digunakan dalam prosedur pengekstrakan daun teratai adalah: 1. Timbangan

2. Kertas perkamen 3 kajang 3. Perkolator

4. Spatula

5. Set infus ( tipe untuk orang dewasa ) 6. Kapas

7. Aluminium foil 1 gulungan 8. Wadah tertutup

9. Pengaduk plastik 10.Lemari pengeringan 11.Botol kaca

12.Blender 13.Kertas saring 14.Alat waterbath

Alat yang digunakan dalam formulasi obat kumur ekstrak daun teratai2%adalah:

1. Spatula

2. Batang pengaduk kaca 3. Gelas ukur

4. Mortil 5. Stamfer 6. Corong kaca

7. Botol kosong untuk obat kumur 8. Electronic Balance


(40)

Alat yang digunakan dalam prosedur pengumpulan data: 1. Kaca mulut

2. Pinset 3. Sonde 4. Probe 5. Kapas

6. Lampu senter 7. Sarung tangan 8. Masker 9. Kertas tisu 10. Alat tulis

11. Lembar pemeriksaan 3.6.1.2 Bahan

1. Daun teratai 2. Akuades 3. Etanol 96% 4. Larutan sorbitol 5. Peppermint oil

6. Carboxymethyl cellulose ( CMC ) 7. Antiseptik Dettol

3.6.2 Prosedur penelitian 3.6.2.1 Prosedur Ekstraksi

1. Daun teratai 3,2kgdiseleksi kemudian dicuci bersih dengan air mengalir dan ditiriskan. (Gambar 3a)

2. Daun terataiyang telah dicuci akan ditimbang dengan alat penimbang dan dicatat berat basahnya. (Gambar 3b)

3. Daun dikeringkan di dalam lemari pengering selama 5 hari dengan suhu 40˚C sampai remas rapuh. (Gambar 3c)


(41)

4. Daun yang sudah kering ditimbang kembali dan dihaluskan dengan blender sampai menjadi serbuk yang masih ada sisa pecahannya, lalu diletakkan dalam wadah. (Gambar 3d)

5. Kemudian ditambahkan etanol 96% sebanyak 6 Liter untuk perendaman lalu disimpan dalam wadah tertutup dan didiamkan selama 1 jam pada suhu 25˚C. (Gambar 3e)

6. Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator dengan hati-hati sambil sesekali ditekan dengan sendok, di bawah perkolator diletakkan kapas yang telah dibasahi etanol dan dilapisi kertas saring, kemudian dituangkan etanol 96% sampai hampir penuh. (Gambar 3f)

7. Perkolator ditutup dengan aluminium foil serta dibiarkan selama 24 jam. 8. Set infus dibuka tetesan dengan kecepatan 20 tetes/menit, perkolat ditampung. 9. Etanol 96% ditambah berulang-ulang secukupnya supaya massa daun

terataitidak kering.

10.Perkolat diuapkan dengan menggunakan waterbath sehingga diperoleh ekstak kental. Ekstrak dimasukkan dalam botol kaca dan disimpan dalam kulkas. (Gambar 3g dan 3h)

Gambar 3a: Daun terataidicuci Gambar 3b: Daun terataiditimbang


(42)

Gambar 3c: Daun dikeringkan. Gambar 3d: Daun dihaluskan

dengan blender.

Gambar 3e: Direndam dalam etanol 96% Gambar 3f: Massa dipindah ke

dan disimpan dalam wadah tutup. dalam perkolator

Gambar 3g: Waterbath Gambar 3h: Ekstrak kental daun


(43)

3.6.2.2 Prosedur Formulasi Obat Kumur

1. Akuades 200ml dipanaskan hingga mendidih. Timbang carboxymethyl cellulose natrium (CMC) sebanyak 3gram. Taburkan CMC pada akuades mendidih lalu diamkan selama 30 menit. Kemudian diaduk sampai homogen dengan mixer. (Gambar 4a, 4b, 4c dan 4d)

2. Tambahkan lagi sorbitol sebanyak 130ml. Kemudian di-mixer kembali. (Gambar 4e)

3. Ekstrak kental sebanyak 20gram ditambahkan dan di-mixer. (Gambar 4f) 4. Tambahkan akuades 300ml, lalu aduk perlahan menggunakan pengaduk.

(Gambar 4g)

5. Hasil campuran ditambah 9 tetes peppermint oil dan ditambah akuades hingga menjadi 1L. (Gambar 4h dan 4i)

6. Peracikan ini dibuat 3 kali hingga mendapatkan 3L obat kumur ekstrak daun teratai.

7. Obat kumur ekstrak daun teratai dimasukkan dalam botol kosong sebanyak 150ml. (Gambar 4j)


(44)

Gambar 4c: Taburkan CMC lalu diamkan. Gambar 4d: Diaduk dengan mixer

Gambar 4e: Tambah sorbitol. Gambar 4f: Tambah ekstrak.

Gambar 4g: Tambahkan akuades. Gambar 4h: Di-mixer dan ditambah


(45)

Gambar 4i: Tambahkan akuades Gambar 4j: Obat kumur ekstrak daun teratai

3.6.2.3 Prosedur Pengumpulan Data

1. Pemilihan subjek penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung. Semua sampel akan dilakukan skrinning terlebih dahulu sesuai kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

2. 40 orang subjek yang terpilih kemudian diberi penjelasan mengenai prosedur penelitian dan diberi informed consent untuk ditandatangani.

3. Pada hari pertama, subjek penelitian diperiksa pada pagi hari, lalu dilakukan pemeriksaan indeks plak dengan menggunakan indeks plak Loe and Silness. 4. Pada tiap bagian diberi skor 0-. Sesuai dengan kriteria Loe and Silness.

5. Setelah pemeriksaan plak, subjek akan diberi1 botol obat kumur, sikat gigi dan pasta gigi.

6. Subjek diinstruksikan supaya berkumur dengan obat kumur yang diberi (10ml selama 30 detik) sesudah penyikatan gigi (sikat gigi dan pasta gigi diberikan) pada pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. Dilakukan selama 7 hari di rumah tanpa pengawasan peneliti.

7. Pada hari ke 7, dilakukan pemeriksaan indeks plak pada subjek. 8. Semua hasil pemeriksaan dicatat pada lembar pemeriksaan.


(46)

3.7Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, data tersebut diolah dan dianalisis dengan program SPSS versi 18. Uji Wilcoxon untuk melihat perbandingan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur ekstrak daun teratai 2% dan uji T berpasangan untuk melihat perbandingan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur dengan plasebo sedangkan uji Mann-Whitney digunakan untuk melihat perbandingan selisih penurunan indeks plak sebelum dan sesudah berkumur antara kelompok dengan obat kumur ekstrak daun teratai 2% dan kelompok plasebo. Derajat kepercayaan 95%, signifikansi statistik diperoleh jika nilai p < 0,05.


(47)

3.8Alur Penelitian a. Sebelum penelitian

b. Penelitian

c. Sesudah penelitian

Gambar 5. Skema alur penelitian Peracikan obat kumur

Populasi

Sampel

Random Sampling

Kriteria inklusi dan eksklusi

Ethical clearance

Informed consent

Indeks plak awal (pra perlakuan)

Indeks plak pasca sikat gigi + obat kumur (hari ke 7)


(48)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian dilakukan pada mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Sumatera Utara angkatan tahun 2011 yang telah dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi melalui pengisian kuesioner dan pemeriksaan langsung oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan 40 orang subjek penelitian dengan pembagian 20 orang untuk kelompok perlakuan dan 20 orang untuk kelompok kontrol. Semua subjek penelitian berhasil mengikuti penelitian sehingga selesai. Hasil penelitian dicatat pada hari ke-0 (sebelum perlakuan) dan hari ke-7 (setelah perlakuan). Data demografi subjek penelitian diuraikan dibawah ini.

Tabel 3. Data demografi subjek penelitian berdasarkan umur, jenis kelamin dan frekuensi menyikat gigi.

Variabel Kelompok Perlakuan Jumlah Persentase

Umur a. 20 tahun

b. 21 tahun c. 22 tahun d. 23 tahun e. 24 tahun f. 25 tahun g. 27 tahun

1 12 17 4 3 2 1 2,5% 30% 42,5% 10% 7,5% 5% 2,5%

Jumlah 40 orang 100%

Jenis Kelamin

a. Laki-laki b. Perempuan

10 30

25% 75%


(49)

Jumlah 40 orang 100%

Frekuensi menyikat gigi

a. Tidak teratur b. 1 kali sehari c. 2 kali sehari

d. Lebih dari 2 kali sehari

- - 38 2 0% 0% 95% 5%

Jumlah 40 orang 100%

Berdasarkan tabel 3, distribusi umur terbanyak subjek penelitian secara berurutan adalah 22 tahun sebanyak 17 orang (42,5%), 21 tahun sebanyak 12 orang (30%), 23 tahun sebanyak 4 (10%), 24 tahun sebanyak 3 orang (7,5%), 25tahun sebanyak 2 orang (5%), 20 tahun dan 27 tahun sebanyak 1 orang (1%) masing-masing. Distribusi jenis kelamin terbanyak adalah perempuan sebanyak 30 orang (75%) dan laki-laki sebanyak 10 orang (25%). Frekuensi menyikat gigi terbanyak adalah 2 kali sehari dengan jumlah 38 orang (95%) dan lebih dari 2 kali sehari adalah sebanyak 2 orang (5%).

Tabel 4. Distribusi nilai median skor indeks plak subjek penelitian pada kelompok perlakuan dengan penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai dan nilai rerata skor indeks plak subjek penelitian kelompok kontrol dengan penggunaan plasebo pada hari ke-0 dan ke-7 sesudah berkumur.

Kelompok Hari

Perlakuan (obat kumur ekstrak daun teratai) Kontrol (plasebo)

N Median ± Interquatile range N Rerata ±SD

0 20 0,79 ± 0.3 20 0,694 ± 0.181

7 20 0,21 ± 0.15 20 0,712 ± 0.182

Pada tabel 4, dapat dilihat penurunan median skor indeks plak untuk kelompok perlakuan sebelum dan sesudah 7 hari penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai. Median skor indeks plak menurun sebanyak 0,58 pada hari ke-7 apabila


(50)

dibandingkan dengan median skor indeks plak sebelum penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai pada hari ke-0 untuk kelompok perlakuan, sedangkan untuk kelompok kontrol dengan penggunaan plasebo, rata-rata skor indeks plak terjadi peningkatan skor indeks plak yang tidak jauh beda dari sebelum pada hari ke-0 yaitu sebanyak 0,018.

Gambar 6. Nilai median indeks plak pada kelompok perlakuan yang menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai dan nilai rerata indeks plak pada kelompok kontrol yang menggunakan plasebo pada hari ke-0 dan ke-7.

Pada gambar 6 menunjukkan grafik median indeks plak pada kelompok perlakuan yang menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai dan rata-rata kelompok kontrol yang menggunakan plasebo pada hari ke-0 dan ke-7. Indeks plak awal pada hari ke-0 untuk kelompok perlakuan dan kontrol mempunyai perbedaan sebanyak 0,096. Pada hari ke-7, terdapat penurunan skor indeks plak yang nyata pada kelompok perlakuan sebanyak 0,58 sedangkan terdapat peningkatan skor indeks plak pada kelompok kontrol sebanyak 0,018.

0,79

0,21

0,694 0,712

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9

Hari ke-0 Hari ke-7


(51)

Tabel 5. Distribusi perbandingan median skor indeks plak sebelum dan sesesudah penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai pada kelompok perlakuan.

Perbandingan hari Median ± Interquatile range Nilai p

Hari ke-0 dan ke-7 0,525 ± 0,8 0,000*

Keterangan: (*) Uji Wilcoxon bermakna jika p < 0,05

Tabel 5 adalah untuk mengetahui efektivitas obat kumur ekstrak daun teratai terhadap penurunan indeks plak. Adanya perbedaan yang bermakna antara indeks plak sebelum dan sesudah berkumur pada hari ke-7 karena nilai p < 0,05. Ini menunjukkan H nol ditolak dan adanya efektivitas obat kumur ekstrak daun teratai terhadap penurunan akumulasi plak.

Tabel 6. Distribusi perbandingan rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah penggunaan plasebo pada kelompok kontrol.

Perbandingan hari Rerata ± SD t Nilai p

Hari ke-0 dan ke-7 -0,018 ± 0,041 -1,952 0,066

Keterangan: SD= standar deviasi

(*) Uji T Dependent bermakna jika p < 0,05

Tabel 6 menunjukkan rerata indeks plak pada hari ke-7 sesudah berkumur dengan plasebo. Tanda minus (-) pada nilai rerata berarti skor indeks plak plak sesudah berkumur adalah lebih besar daripada sebelum berkumur dengan peningkatan rerata sebanyak 0,018 pada hari ke-7. Pada hari ke-7 peningkatan indeks plak adalah tidak bermakna (p>0,05). Ini dapat menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh obat kumur plasebo terhadap akumulasi plak.


(52)

Tabel 7. Distribusi selisih penurunan median skor indeks plak sebelum dan sesudah penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai dan rerata skor indeks plak sebelum dan sesudah penggunaan obat kumur plasebo pada kedua-dua kelompok perlakuan dan kontrol.

Hari Kelompok Median ± Interquatile range Nilai p

7

Perlakuan 0,525 ± 0,8

0,000* Kelompok Rerata ± Standar deviasi

Kontrol -0,018 ± 0,041

Keterangan: (*) Uji Mann-Whitney bermakna jika p < 0,05

Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa pada hari ke-7 sesudah berkumur menunjukkan perbedaan yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kontrol dengan nilai p<0,05. Dari uji statistik dapat disimpulkan bahwa selisih penurunan skor indeks plak sebelum dan sesudah penggunaan obat kumur pada kelompok perlakuan adalah lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.


(53)

BAB 5 PEMBAHASAN

Hasil penelitian telah menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p<0,05) sebelum dan sesudah berkumur dengan obat kumur ekstrak daun teratai pada hari ke-7 secara statistik. Dengan ini, hipotesis nol dapat ditolak dan disimpulkan bahwa adanya efek obat kumur ekstrak daun teratai terhadap penurunan akumulasi plak.

Konsentrasi ekstrak daun teratai yang terkandung dalam obat kumur penelitian ini adalah sebanyak 2% atau 20mg/ml yang diekstrak dengan pelarut etanol 95% di Laboratorium Obat Tradisional, Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Man Kyu Huh menunjukkan bahwa ekstrak daun teratai mempunyai efek dalam mengurangi aktivitas glycosyl transferasepada mikroba karies gigi misalnya, Streptococcus mutans, Streptococcus mitis, Streptococcus sobrinus, Actinomyces spp., dan Lactobacillius acidophilius secara in vitro.9 Selain itu, hasil dari penelitian Man Kyu Huh dan Hye Jin Kim juga telah menunjukkan ekstrak daun teratai memberi efek antimikroba pada 6 bakteri yang menyebabkan karies gigi dan periodontitis yaitu Streptococcus mutans, Streptococcus mitis, Streptococcus sobrinus, Porphyromonas gingivalis, Prevotella intermedia dan Treponema denticola.10

Pada penelitian ini juga dapat hasil yang mirip dengan penelitian yang diatas, yaitu hasil telah menunjukkan bahwa obat kumur ekstrak daun teratai dengan konsentrasi 2% dapat menurunkan akumulasi plak disebabkan aktivitas antibakteri seperti fenol, flavonoid, alkaloid dan tannin pada ekstrak daun teratai yang menghambat pertumbuhan beberapa mikroorganisme plak dental terutama bakteri aerob gram positif.9,11,12,13,14 Bakteri aerob gram positif berperan pada tahapan inisiasi pembentukkan plak gigi dengan melekat pada permukaan pelikel yang terbentuk. Bakteri tersebut melekat ke pelikel dengan fimbriae dan mulai substansi yang dapat menstimulai bakteri lain untuk berturut-turut bergabung. Mikroorganisme tertentu seperti bakteri aerob dan fakultatif gram positif maupun negatif sering bergabung


(54)

untuk membentuk biofilm.14 Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Viral V. Metha, telah menunjukkan efektivitas ekstrak daun teratai terhadap bakteri misalnya, Streptococcus mutans dan Streptococcus mitis serta patogen periodontal yaitu Prevotella intermedia disebabkan mengandungi komposisi aktif seperti flavonoids.11 Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan penurunan akumulasi plak setelah pemakaian obat kumur ekstrak daun teratai selama 7 hari.

Obat kumur ekstrak daun teratai dalam penelitian ini dapat memberi rasa segar yang bertahan lama karena dengan adanya penambahan peppermint oil. Namun, terdapat 65% dari subjek penelitian kelompok perlakuan yang mengeluh adanya rasa pahit dari obat kumur tersebut. Obat kumur tersebut telah ditambahi larutan sorbitol untuk menutupi rasa pahit dari ekstrak daun teratai, namun hasilnya masih kurang memuaskan. Selain itu, terdapat 10% dari jumlah subjek penelitian kelompok perlakuan mengeluh tentang perubahan pengecapan rasa sesudah berkumur sewaktu meminum air dimana merasa air terjadi manis secara jangka waktu pendek.

Penelitian ini hanya melihat efektivitas obat kumur ekstrak daun teratai dari aspek akumulasi plak dengan pengukuran skor indeks plak secara visual. Dengan ini, penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pengaruh obat kumur ekstrak daun teratai terhadap mikroorganisme dalam plak dental sehingga dapat mengetahui jenis bakteri secara spesifik yang dapat dihambat dalam hubungan penurunan akumulasi plak.


(55)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Obat kumur ekstrak daun teratai mempunyai efek terhadap penurunan akumulasi plak selama 7 hari.

2. Obat kumur ekstrak daun teratai mempunyai perbedaan rata-rata skor indeks plak yang bermakna (p<0,05) pada perbandingan hari ke-0 dengan hari ke-7.

6.2 Saran

1. Penelitian selanjutnya dapat diarahkan untuk mengurangi rasa obat kumur yang pahit dengan penambahan sorbitol atau perasa lain tanpa menurunkan efektivitas obat kumur ekstrak daun teratai terhadap penurunan akumulasi plak. Dengan ini, subjek akan menjadi lebih kooperatif dalam penggunaan obat kumur secara rutin.

2. Penelitian lebih lanjut perlu menanggulangi efek perubahan pengecapan rasa waktu minum air pada ekstrak daun teratai untuk pemakaian jangka waktu panjang.

3. Penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti pengaruh obat kumur ekstrak daun teratai terhadap mikroorganisme plak dental dalam hubungan penurunan akumulasi plak.


(56)

DAFTAR PUSTAKA

1. Tanjaya J, Auerkari EI. IL-1β genetic polimorphism in menopause women as periodontal disease risk factor. Journal of Dentistry Indonesia 2011;18(1):1-2. 2. Notohartojo IT, Andayasari L. Nilai kebersihan gigi dan mulut pada karyawan

industri Pulo Gadung di Jakarta. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 2013;16(2):168-170.

3. Lumentut RAN. Gunawan PN, Mintjelungan CN. Status periodontal dan kebutuhan perawatan pada usia lanjut. Jurnal e-GiGi 2013;1(2):80.

4. Wahyukundari MA. Perbedaan kadar matrix metalloproteinase-8 setelah scaling dan pemberian tetrasiklin pada penderita periodontitis kronis. Jurnal PDGI 2009;58(1):1-2.

5. Tjahja NI, Lely SMA. Hubungan kebersihan gigi dan mulut dengan pengetahuan dan sikap responden di beberapa PUSKESMAS di Propinsi Jawa Barat. Media Litbang Kesehatan 2005;15(4):2.

6. Menon L, Ramamurthy J. New vistas in plaque control. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences 2014;13(3(5)):64-7.

7. Beighton D, Bartlett D. Dental caries and pulpitis. In: Ireland R ed. Dental hygiene and therapy. Victoria: Blackwell Munksgaard, 2006:76-77,102,119,125.

8. Currie S, Farah CS. Alcohol-containing mouthwash and oral cancer risk: A review of current evidence. OA Alcohol 2014;2(1):1,8.

9. Man KH. Efficacy of Nelumbo nucifera extracts against dental caries causing microbes. International Journal of Dental Clinics 2013;5(4):7-9.

10.Huh MK, Kim HJ. Antibacterial effect on leaf-extract from Nelumbo nucifera against oral microorganism. Journal of Korean Society of Dental Hygiene 2014;14(1):117,120.

11.Metha VV, Rajesh G, Rao A, Shenoy R, Pai BHM. Antimicrobial efficacy of Punica granatum mesocarp, Nelumbo nucifera leaf, Psidium guajava leaf and Coffea canephora extract on common oral pathogens: An in-vitro study. Journal of Clinical and Diagnostic Research 2014;8(7):65,67.


(57)

12.Moideen MMJ, Raffick MM, Kumar S, NarraKishore. Antimicrobial activity and phytochemical analysis of Nelumbo nucifera leaves. Journal of Global Trends in Pharmaceutical Sciences 2011;2(4):404-9.

13.Mehta NR, Patani EPPPV, Shah B. Nelumbo nucifera (lotus): A review on ethanobotany, phytochemistry and pharmacology. Indian Journal of Pharmaceutical and Biological Research 2013;1(4):153-154.

14.Rao NVR, Babu AN, Kumar MS et al. Evaluation of anti-diabetic potential of leaves of Nelumbo nucifera in streptozotocin-induced diabetic rats. IJAMSCR 2013; 1:20.

15.Haake SK, Newman MG, etal. Periodontal Microbiology. In: Newman MG, Takei HH, Carranza FA. Clinical Periodontology. Edisi 9. Massachusetts: WB Saunders Company, 2002: 97-100,651.

16.Marsh PD, Martin MV, Lewis MAO, Williams DW. Oral Microbiology. Edisi 5. China: Elsevier, 2009: 78-84.

17.Bansal S, Rastogi S, Bajpai M. Mechanical, Chemical and herbal aspects of periodontitis: A review. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research 2012; 3(5):1261.

18.Kim JH. A review of mechanical dental plaque control.

2012.http://www.surgicalrestorative.com/articles/2012/12/a-review-of-mechanical-dental-plaque-control.html. 7/9/2014

19.Ma C, Wang J, Chu H, et al. Purification and characterization of aporphine alkaloids from leaves of Nelumbo nucifera gaertn and their effects on glucose consumption in 3T3-L1 adipocytes. International Journal of Molecular Sciences 2014;15:3481-2.

20.Anonymous. Seroja India (Nelumbo nucifera). 6/5/2010.

http://www.botanix.kpr.eu/ms/index.php?text=5-seroja-india-nelumbo-nucifera. 9/9/2014.

21.Anonymous. Lotus nelumbo nucifera.

http://www.dpi.nsw.gov.au/agriculture/horticulture/vegetables/commodity/asian/lo tus-emnelumbo-nuciferaem. 9/9/2014.


(58)

22.Anonymous. Lotus. http://www.naturia.per.sg/buloh/plants/lotus.htm. 9/9/2014. 23.J SM. Sacred Lotus, The long-living fruits of china antique. Seed Science

Research 2002;12:132-3.

24.Mulatero R. Nelumbo Nucifera

18/01/2015

25.Anonymous. Nelumbo nucifera gaertn. sacred lotus.

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=Nenu2. 9/9/2014.

26.Malhotra R, Grover V, Kapoor A, Saxena D. Comparison of the effectiveness of a commercially available herbal mouthrinse with chlorhexidine gluconate at the clinical and patient level. Journal of Indian Society of Periodontology 2011;15(4):349.

27.Gupta A, Naraniwal M, Kothari V. Modern extraction methods for prepartion of bioactive plant extracts. International Journal of Applied and Natural Science (IJANS) 2012;1(1): 8,10.

28.Rinawati ND. Daya antibakteri tumbuhan majapahit (Crescentia cujete l.) terhadap bakteri vibrio alginolyticus

29.Patel DK, Patel K, Dhanabal SP. Phytochemical standardization of aloe vera extract by HPTLC techniques. Journal of Acute Disease 2012;1(10):48-9.

30.Shihabudeen MS, Priscilla H, Thirumurugan K. Antimicrobial activity and phytochemical analysis of selected indian folk medicinal plants. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research 2010;1(10):432.

31.Shu SL, Sudhahar D, Anandarajagopal K. Evaluation of antibacterial and antifungal activities of Persicaria chinensis leaves. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research 2012;3(8):2828.

32.Heung SS, Hoon KK, Tae JB, et al. Antibacterial and antioxidant activities of tannins extracted from agricultural by-products. Journal of Medicinal Plants Research 2012;6(15):3074.


(59)

33.Pedrazzi V, Leite MF, Tavares RC, etal. Herbal mouthwash containing extracts of Baccharis dracunculifolia as agent for the control of biofilm: clinical evaluation in humans. The Scientific World Journal 2014;2015:3.

34.Moslehzadeh K. Silness-loe index. http://www.mah.se/CAPP/Methods-and-Indices/Oral-Hygiene-Indices/Silness-Loe-Index//. 29/9/2014

35.Maryanto S, Fatimah S, Sugiri, Marsono Y. Efek pemberian buah jambu biji merah terhadap produksi SCFA dan kolesterol dalam caecum tikus hiperkolesterolemia. AGRITECH 2013; 33(3):335.

36.Berawi KN, AIFO, Andini AM. Pengarauh pemberian ekstrak etanol kulit pisang ambon dan kulit pisang kepok terhadap kadar kolesterol total tikus putih jantan galur sprague dawley. Tesis Bandar Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2013:550-1.

37.Hanum NA, Yulianto etal. Uji efek bahan kumur air rebusan daun sirih (Piper betle l) terhadap pertumbuhan plak. Jurnal Kesehatan 2012; 1(10):2.


(60)

Lampiran 1


(61)

Lampiran 2


(62)

Lampiran 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi teman-teman. Saya Cheong Xinyi adalah mahasiswa stambuk 2011 Fakultas Kedokteran Gigi USU yang sedang melakukan penelitian tentang “Efektivitas ekstrak daun teratai (Nelumbo nucifera) 2% obat kumur terhadap akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2011”.

Pada kesempatan ini, saya ingin agar teman-teman mengetahui dan memahami tujuan serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan didapatkan sebagao hasil penelitian ini. Dengan demikian, saya berharap teman-teman bersedia ikut dalam penelitian sebagai subjek penelitian dan saya percaya bahwa partisipasi ini akan bermanfaat bagi anda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu pengaruh obat kumur ekstrak darun teratai terhadap indeks plak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan angkatan 2011. Subjek penelitian saya adalah mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan angkatan 2011 yang akan dipilih sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Penelitian ini akan dilakukan oleh saya sendiri.

Manfaat penelitian ini adalah dapat menjadi masukan dan memberi informasi kepada masyarakat luas mengenai penggunaan obat kumur ekstrak daun teratai dan diharapkan dapat digunakan sebagai penunjang pemeliharaan kesehatan rongga mulut. Saudara/i yang sudi menjadi subjek penelitian ini diharapkan mengisi data diri, kemudian akan diberikan kuesioner untuk diisi mengenai kesehatan rongga mulut. Setelah itu, akan dilakukan pemeriksaan keadaan rongga mulut dan gigi geligi oleh peneliti. Pada hari pertama, subjek diinstruksikan supaya tidak menyikat gigi setelah sarapan di rumah dan datang ke Departemen Periodonsia untuk dilakukan pemeriksaan indeks plak (indeks kebersihan rongga mulut). Setelah itu, setiap subjek disuruh untuk menyikat gigi dan diberi 1 botol obat kumur untuk berkumur. Pemeriksaan indeks plak akan dilakukan kembali sesudah pemakaian obat kumur. Subjek diminta untuk datang kembali ke Departeman Periodonsia pada hari ke 7 untuk pemeriksaan plak. Pada hari ke 7, setiap subjek akan diberi kuesioner untuk


(63)

diisi tentang respon terhadap penggunaan obat kumur selama penelitian dijalankan. Kerjasama dan kooperatif dari subjek penelitian amat diharapkan selama penelitian dijalankan terutama dalam penggunaan obat kumur yang diberi secara rutin dan dilakukan pemeriksaan indeks plak pada hari yang telah ditentukan.

Efek samping yang mungkin akan terjadi pada subjek adalah reaksi alergi terhadap daun teratai. Keuntungan menjadi subjek penelitian ini adalah setiap subjek akan mendapat sikat gigi, pasta gigi dan obat kumur secara gratis. Selain itu, subjek penelitian juga akan menambah ilmu pengetahuan mengenai perkembangan obat kumur ekstrak herbal. Pada penelitian ini, subjek penelitian tidak akan dikenakan biaya selama penelitian ini dijalankan.

Demikian hal ini saya sampaikan, atas kesediaan saudara/i untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan ribuan terima kasih. Jika ada keluhan ataupun untuk informasi lebih lanjut mengenai pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian saya ini, maka saudara/i dapat menghubungi saya:

Nama : Cheong Xinyi No Telp. : 087748961227

Fakultas : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Demikianlah penjelasan mengenai penelitian yang saya sampaikan. Terima kasih atas perhatian saudara/i sekalian.

Hormat saya,


(64)

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama:

Alamat: Telepon/ Hp:

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dengan sadar atau tanpa paksaan dan paham akan apa dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul:

“Efektivitas ekstrak daun teratai (Nelumbo nucifera) 2% obat kumur terhadap akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2011”

Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi subjek pada penelitian ini.

Medan, ...

Yang menyetujui, Subjek penelitian


(65)

Lampiran 5

LEMBAR DATA PENELITIAN SUBJEK

NO:

Nama :

Jenis Kelamin : L P

Usia :

Alamat :

No. HP :

Pendidikan : Lulus SD/ SLTP/ SLTA/ Madrasah/ Akademi/ S1/ S2/ S3

Pekerjaan :

Status perkahwinan :


(66)

Lampiran 6

Nomor : Tanggal Pemeriksaan :

KUESIONER

Efektivitas ekstrak daun teratai (Nelumbo nucifera) 2% sebagai obat kumur terhadap akumulasi plak pada mahasiswa FKG USU angkatan 2011 I. Data Responden

Nama :

Jenis kelamin : L P

NIM :

Usia : tahun Suku Bangsa :

Alamat Tinggal :

Telp. / HP :

II. Status Kesehatan Rongga Mulut

1. Apakah anda menyikat gigi secara teratur setiap hari? a. Ya b. Tidak

2. Berapa kali dalam 1 hari anda melakukan penyikatan gigi? a. 1x/hari b. 2x/hari c. > dari 2x/hari

3. Kapan anda melakukan penyikatan gigi? a. Pagi sebelum sarapan dan sore hari

b. Pagi sesudah sarapan dan malam sebelum tidur


(67)

4. Apakah anda sedang memakai gigi tiruan atau gigi palsu (termasuk crown, bridge dan implan)?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah anda memiliki penyakit sistemik? a. Ya b. Tidak

6. Apakah anda memiliki riwayat alergi terhadap daun teratai? a. Ya b. Tidak

7. Apakah anda mengkonsumsi obat antibiotik sejak 3 bulan yang lalu? a. Ya b. Tidak

8. Apakah anda sedang menggunakan obat kumur antiseptik di rumah? a. Ya b. Tidak

9. Apakah anda merokok? a. Ya b. Tidak

III. Pemeriksaan klinis (diisi oleh pemeriksa)


(68)

Lampiran 7

HASIL PEMERIKSAAN KLINIS

Nama Subjek : Tanggal Pemeriksaan : Pemeriksaan hari ke :

Indeks Plak

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah o

dv mv v

Gigi

16 12 24

44 32 36

v mv

dv o


(69)

Lampiran 8

KUESIONER

Evaluasi Respon Penggunaan Obat Kumur Daun Teratai Pada Hari Ke 7

1. Menurut anda, bagaimana dengan rasa dari obat kumur yang digunakan?

a. suka b. tidak suka

2. Apakah terdapat efek sensasi mulut terbakar setelah penggunaan obat kumur? a. tidak ada efek sensasi mulut terbakar b. ada efek sensasi mulut terbakar 3. Apakah terjadi halitosis (mulut berbau) sesudah penggunaan obat kumur?

a. tidak berbau b. berbau

4. Apakah mulut terasa segar sesudah penggunaan obat kumur? a. rasa segar b. tidak rasa segar

5. Apakah terasa mual atau ingin muntah sesudah penggunaan obat kumur? a. tidak rasa mual b. rasa mual

6. Apakah terdapat perubahan pengecapan rasa makanan sesudah penggunaan obat kumur?

a. Tidak ada perubahan pengecapan rasa makanan b. Ada perubahan pengecapan rasa makanan


(70)

Lampiran 9

ANGGARAN PENELITIAN

PROPOSAL

• Biaya print proposal Rp 100, 000

• Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 50, 000

• Fotocopy perbanyak proposal Rp 50, 000

PENGUMPULAN DATA

• Biaya laboratorium Rp 350, 000

• Surat Ethical Clearance Rp 100,000

• Fotocopy Kuesioner Rp 30, 000

• Fotokopi lembar Pemeriksaan Rp 15, 000

• Alat dan bahan: 1. Alat

a. Kertas Perkamen Rp 5, 000

b. Kertas Saring Rp 5, 000

c. Kapas Rp 20, 000

d. Aluminum Foil Rp 20, 000

e. Infus Rp 10, 000

f. Botol kosong untuk obat kumur Rp 50, 000

g. Masker Rp 35, 000

h. Handschon Rp 35, 000

i. Botol kosong @40 botol Rp 100,000

j. Sikat gigi @40 buah Rp 48,000

k. Pasta gigi @40 buah Rp 36,000

2. Bahan


(71)

b. Etanol 96% Rp 200, 000

c. Akuades Rp 20, 000

d. CMC Rp. 30, 000

e. Sorbitol 5% Rp 65, 000

f. Peppermint oil 1% Rp 30, 000

g. Antiseptik dettol Rp 50,000

3. Souvenir @40 Rp 200, 000

ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN

• Biaya print Rp 50, 000

• Penjilidan Rp 50, 000

• Fotocopy laporan penelitian Rp 50, 000

Rp 1,854, 000

Medan,

Peneliti

(CHEONG XINYI)


(72)

Lampiran10

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Cheong Xinyi

Tempat/Tanggal Lahir : Malaysia / 27Augustus 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Buddha

Alamat : Tasbi 1 Blok A No. 31

Orang tua

Ibu : Wong Siew Yin

Ayah : Cheong Chee Wai

Riwayat Pendidikan

1. 1996 – 1998 : Tadika Mariaville

2. 1999 – 2004 : SJK(C) Wan Hwa 1, Perak 3. 2005 – 2009 : SMK Main Convent, Perak

4. 2010 : Sunway University College, Kuala Lumpur 5. 2011 – 2014 : S-1 Fakultas Kedokteran Gigi USU, Medan


(73)

Lampiran 11

JADWAL PELAKSANAAN SKRIPSI

Kegiatan

Bulan

8 9 10 11 12 1 2 3 4

1. Persiapan dan persetujuan judul

X 2. Pembuatan

proporsal

X X X

3. Seminar proposal X X

4. Perbaikan proposal X

5. Persiapan dan pengumpulan data penelitian

X

6. Pengolahan dan analisis data

X 7. Penyusunan

laporan

X X


(74)

Lampiran 12

HASIL UJI STATISTIK SPSS Descriptives

Statistic Std. Error Kelompok perlakuan sebelum

menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

Mean .8450 .05007

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .7402

Upper Bound .9498

5% Trimmed Mean .8256

Median .7900

Variance .050

Std. Deviation .22392

Minimum .58

Maximum 1.46

Range .88

Interquartile Range .30

Skewness 1.318 .512

Kurtosis 1.864 .992

Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

Mean .2390 .02194

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .1931

Upper Bound .2849

5% Trimmed Mean .2378

Median .2100

Variance .010

Std. Deviation .09814

Minimum .08

Maximum .42

Range .34

Interquartile Range .15

Skewness .382 .512

Kurtosis -.498 .992

Kelompok kontrol sebelum menggunakan plasebo

Mean .6940 .04039

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .6095

Upper Bound .7785


(75)

Median .7300

Variance .033

Std. Deviation .18062

Minimum .25

Maximum 1.00

Range .75

Interquartile Range .27

Skewness -.745 .512

Kurtosis .446 .992

Kelompok kontrol sesudah menggunakan plasebo

Mean .7120 .04080

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .6266

Upper Bound .7974

5% Trimmed Mean .7194

Median .7700

Variance .033

Std. Deviation .18246

Minimum .33

Maximum .96

Range .63

Interquartile Range .35

Skewness -.715 .512


(76)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

.147 20 .200* .889 20 .025

Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

.166 20 .149 .942 20 .256

Kelompok kontrol sebelum menggunakan plasebo

.152 20 .200* .941 20 .247

Kelompok kontrol sesudah menggunakan plasebo

.182 20 .080 .907 20 .055

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% - Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

Negative Ranks 20a 10.50 210.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 20

a. Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% < Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

b. Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% > Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

c. Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% = Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%


(77)

Test Statisticsb

Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% - Kelompok perlakuan sebelum menggunakan

obat kumur ekstrak daun teratai 2%

Z -3.924a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Statistics

Kelompok perlakuan selisih Kelompok kontrol selisih

N Valid 20 20

Missing 21 21

Mean .6060 -.0180

Median .5250 -.0400

Std. Deviation .23331 .04124


(1)

Lampiran 11

JADWAL PELAKSANAAN SKRIPSI

Kegiatan

Bulan

8

9

10

11

12

1

2

3

4

1.

Persiapan dan

persetujuan judul

X

2.

Pembuatan

proporsal

X

X

X

3.

Seminar proposal

X

X

4.

Perbaikan proposal

X

5.

Persiapan dan

pengumpulan data

penelitian

X

6.

Pengolahan dan

analisis data

X

7.

Penyusunan

laporan

X

X


(2)

Lampiran 12

HASIL UJI STATISTIK SPSS

Descriptives

Statistic Std. Error Kelompok perlakuan sebelum

menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

Mean .8450 .05007

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .7402

Upper Bound .9498

5% Trimmed Mean .8256

Median .7900

Variance .050

Std. Deviation .22392

Minimum .58

Maximum 1.46

Range .88

Interquartile Range .30

Skewness 1.318 .512

Kurtosis 1.864 .992

Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

Mean .2390 .02194

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .1931

Upper Bound .2849

5% Trimmed Mean .2378

Median .2100

Variance .010

Std. Deviation .09814

Minimum .08

Maximum .42

Range .34

Interquartile Range .15

Skewness .382 .512

Kurtosis -.498 .992

Kelompok kontrol sebelum menggunakan plasebo

Mean .6940 .04039

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .6095

Upper Bound .7785


(3)

Median .7300

Variance .033

Std. Deviation .18062

Minimum .25

Maximum 1.00

Range .75

Interquartile Range .27

Skewness -.745 .512

Kurtosis .446 .992

Kelompok kontrol sesudah menggunakan plasebo

Mean .7120 .04080

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound .6266

Upper Bound .7974

5% Trimmed Mean .7194

Median .7700

Variance .033

Std. Deviation .18246

Minimum .33

Maximum .96

Range .63

Interquartile Range .35

Skewness -.715 .512


(4)

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

.147 20 .200* .889 20 .025

Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

.166 20 .149 .942 20 .256

Kelompok kontrol sebelum menggunakan plasebo

.152 20 .200* .941 20 .247

Kelompok kontrol sesudah menggunakan plasebo

.182 20 .080 .907 20 .055

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% - Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

Negative Ranks 20a 10.50 210.00

Positive Ranks 0b .00 .00

Ties 0c

Total 20

a. Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% < Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

b. Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% > Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%

c. Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% = Kelompok perlakuan sebelum menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2%


(5)

Test Statisticsb

Kelompok perlakuan sesudah menggunakan obat kumur ekstrak daun teratai 2% - Kelompok perlakuan sebelum menggunakan

obat kumur ekstrak daun teratai 2%

Z -3.924a

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Based on positive ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Statistics

Kelompok perlakuan selisih Kelompok kontrol selisih

N Valid 20 20

Missing 21 21

Mean .6060 -.0180

Median .5250 -.0400

Std. Deviation .23331 .04124


(6)

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 Kelompok kontrol

sebelum menggunakan plasebo

.6940 20 .18062 .04039

Kelompok kontrol sesudah menggunakan plasebo

.7120 20 .18246 .04080

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Kelompok kontrol sebelum menggunakan plasebo & Kelompok kontrol sesudah menggunakan plasebo

20 .974 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Kelompok kontrol sebelum menggunakan plasebo - Kelompok kontrol sesudah menggunakan plasebo


Dokumen yang terkait

Efektivitas Obat Kumur Ekstrak Daun Serai 3% (Cymbopogon Nardus (L.)Rendle) Dalam Menurunkan Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

3 88 78

Efektivitas Ekstrak Biji Kopi Robusta (Coffea Canephora) 1,5% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2014

5 73 62

Efektifitas Ekstrak Biji Ketumbar 3% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Usu Angkatan 2011

13 91 69

Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya 5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU

5 55 68

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

17 54 69

Efektivitas Penggunaan Obat Kumur Ekstrak Biji Buah Pinang (Areca Catechu L.) 3% Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 1 4

EFEKTIVITAS OBAT KUMUR EKSTRAK DAUN SERAI 3 (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) DALAM MENURUNKAN AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2014

1 1 15

Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 2 19

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plak dental 2.1.1 Definisi - Efektivitas Ekstrak Daun Teratai (Nelumbo Nucifera) 2% Sebagai Obat Kumur Terhadap Akumulasi Plak Pada Mahasiswa Fkg Usu Angkatan 2011

0 2 14

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN TERATAI (NELUMBO NUCIFERA) 2 SEBAGAI OBAT KUMUR TERHADAP AKUMULASI PLAK PADA MAHASISWA FKG USU ANGKATAN 2011

0 0 15