PENERAPAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK BERORIENTASI PENILAIAN BERSAMA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS MAHASISWA :Studi Eksperimen Kuasi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT ………. ii

KATA PENGANTAR ……… iii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. viii

DAFTAR ISI ………. xi

DAFTAR TABEL ……… xiv

DAFTAR BAGAN ……….. xvii

DAFTAR DIAGRAM ………. xviii

DAFTAR GRAFIK ……….. xix

DAFTAR SINGKATAN BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Rumusan Masalah………. 13

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 14

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ………. 15

1.5. Manfaat Penelitian ……… 15

1.6 Asumsi-asumsi Dasar ………. 17

1.7. Hipotesis Penelitian ……… 18

1.8 Definisi Operasional ……… 19

BAB II PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INVESTIGASI KELOMPOK ……… 20

2.1 Perihal Belajar ……… 20

2.1.1 Teori-teori Belajar ……… 21

2.1.2 Unsur-unsur Belajar ……… 27

2.2 Strategi Belajar-Mengajar dan Keefektifan Pembelajaran ……… 30

2.4 Pandangan Konstruktivisme dalam Pembelajaran ………. 33

2.5 Model-model Pembelajaran ………. 34

2.5.1 Hakikat Model Pembelajaran ………. 36

2.5.2 Ragam Model Pembelajaran ……….. 37

2.6 Pembelajaran melalui Prinsip Kerja Sama………. ……….. 41

2.6.1 Hakikat Pembelajaran Kooperatif (PK)………. 41

2.6.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ……….. 43

2.6.3 Unsur-unsur Dasar PK ………. 45

2.6.4 Langkah-langkah Pembelajaran PK ……… 49

2.6.5 Model-model Pembelajaran Kooperatif……… 54

2.7 Menulis sebagai Suatu Keterampilan ……… 59

2.7.1 Hakikat Menulis ………. 58

2.7.2 Aspek-aspek Menulis ……… 59


(2)

2.7.4 Bentuk Tulisan ……….. 66

2.7.5 Karangan Argumentasi ……… 67

2.7.5.1 Ciri-ciri Karangan Argumentasi ……… 70

2.7.5.2 Langkah-langkah Menulis Karangan Argumentasi…… 72

2.7.6 Penilaian Kemampuan Menulis ……… 75

2.8 Pembelajaran Model IK ……… 76

2.8.1 Hakikat IK ……… 76

2.8.2 Unsur Model Pembelajaran IK……… 78

2.9 Pembelajaran dengan Metode Pemberian Tugas (MPT) ……… 94

2.9.1 Hakikat MPT……… 94

2.9.2 Unsur Model Pembelajaran dengan MPT ………. 95

2.10 Perpedaan MIK dan MPT ……….. 104

BAB III METODE PENELITIAN ………. 107

3.1 Rancangan Penelitian ………. 107

3.2 Prosedur Penelitian ………. 108

3.2.1 Tahap Prapenelitian ……….. 108

3.2.2 Tahap Penyusunan Rancangan Pembelajaran ………. 110

3.2.3 Tahap Uji coba Rancangn Model ………. 112

3.2.4 Tahap Perbaikan Rancangan Model ……… 117

3.2.5 Tahap Penelitian Eksperimen Kuasi ……… 118

3.3 Sumber Data ………. 121

3.4 Instrumen Penelitian ………. 122

3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data ………. 124

3.4.2 Instrumen Pelaksanaan Perlakuan ……….. 125

3.5 Teknik Pengolahan Data ……….. 129

3.5.1 Identifikasi Data ……… 129

3.5.2 Analisis Data ………. 129

2.5.2.1 Uji Normalitas ………. 130

2.5.2.2 Uji Homogenitas setiap Variabel ……… 131

2.5.2.3 Uji Linieritas ……….. 132

2.5.2.4 Uji Hipotesis ……….. 132

3.6 Paradigma Penelitian ……….. 134

BAB IV ANALISIS DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ……… 136

4.1 Analisis Data Prapenelitian ……… 136

4.1.1 Hasil Wawancara dengan Dosen MPK Bahasa Indonesia …….. 136

4.1.2 Hasil Angket Mahasiswa sebelum Penerapan MIK ……….. 142

4.1.3 Pelaksanaan Tes Menulis Mahasiswa pada Kelas Terbatas ……. 145

4.1.4 Temuan Prapenelitian ……… 150

4.2 Analisis Kebutuhan……… 153

4.3 Perancangan Model Pembelajaran ……… 156

4.3.1 Rencana Pelaksanaan Perkuliahan (RPP) ……… 162


(3)

4.4 Tahap Uji-Coba Rancangan Model ………. 170

4.4.1 Uji-Coba I ……… 170

4.4.2 Uji-Coba II ……… 176

4.5 Temuan Uji-Coba Rancangan Model Pembelajaran ……… 178

4.6 Perbaikan Model Pembelajaran dan RPP ………. 191

4.6.1 Perbaikan Model Pembelajaran……… 191

4.6.2 Perbaikan Rencana Pelaksanaan Perkuliahan ………. 198

4.7 Data Proses Pembelajaran dan Kemampuan Kerja Kelompok ………. 207

4.7.1 Data Proses Pembelajaran ……… 208

4.7.2 Data Kemampuan Kerja Kelompok ……… 295

4.7.2.1 Kemampuan Presentasi Kelompok ……… 296

4.7.2.2 Kemampuan Menyusun Laporan Kelompok ……. 302

2.7.2.3 Angket Mahasiswa Sesudah Penerapan MIK …… 313

2.7.2.4 Hasil Observasi terhadap Pembelajaran ………… 316

4.8 Data Kemampuan Menulis Argumentasi ………. 332

4.8.1 Data Kemampuan Menulis pada Kelas Kontrol ………. 332

4.8.2 Data Kemampuan Menulis pada Kelas Eksperimen ………….. 335

4.8.3 Data Peningkatan Kemampuan Menulis ………. 337

4.9 Pengujian Sifat Data ………. 345

4.9.1 Hasil Uji Normalitas ……… 345

4.9.2 Hasil Uji Homogenitas setiap Variabel ……… 347

4..9.3 Hasil Uji Linieritas ………. 350

4.9.4 Hasil Uji Hipotesis ……….. 352

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN……….. 362

5.1 Perbedaan Kemampuan Menulis antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 362

5.2 Kekuatan dan Kelemahan Model Pembelajaran ………. 366

5.2.1 Kekuatan Model Pembelajaran ………. 367

5.2.2 Kelemahan Model Pembelajaran ………. 369

5.3 Aspek-aspek Menulis yang Perlu Ditingkatkan ……… 371

5.4 Aspek-aspek yang Berpengaruh terhadap Kemampuan Menulis ……. 384

5.5 Keefektifan MIK dalam Pembelajaran Menulis ………. 394

5.6 Implikasi Penelitian ……….. 397

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN ………. 403

6.1 Simpulan ……….. 403

6.2 Saran-Saran ……… 409

6.2.1 Saran untuk Penerapan Model Pembelajaran ……… 410

6.2.2 Saran untuk Penelitian Lanjutan ……… 412

DAFTAR PUSTAKA ………. 413


(4)

(5)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Tabel Halaman

1. 2.1 Perbedaan Model Konvensional (Pemberian Tugas)

dengan MIK……….. 106

4. 3.1 Kisi-Kisi Lembar Kuesioner (Angket)... 127

5. 3.4 Kisi-kisi Lembar Wawancara ... 127

6. 3.5 Kualifikasi Nilai Kemampuan Menulis ... 128

7. 4.1 Kegiatan Dosen dan Mahasiswa pada Prapenelitian ... 166

8. 4.2 Pokok-pokok Kegiatan dan Alokasi Waktu pada Prapenelitian … 169 9. 4.4 Daftar Makalah, Kelompok Penanggap, dan Tanggal Presentasi... 287

10. 4.5 Nilai Pelaksanaan Presentasi Kelompok oleh Kelompok Penanggap ……… 299

11. 4.6 Nilai Pelaksanaan Presentasi Kelompok oleh Dosen ……… 300

12. 4.7 Nilai Gabungan Presentasi Kelompok antara Kelompok Penanggap dan Dosen ………. 301

13. 4.8 Nilai Aspek Logika dalam Laporan Kelompok oleh Dosen …….. 303

14. 4.9 Nilai Aspek Linguistik dalam Laporan Kelompok oleh Dosen…… 304

15. 4.10 Nilai Aspek Logika dalam Laporan Kelompok oleh Mahasiswa….. 306

16. 4.11 Nilai Aspek Linguistik dalam Laporan Kelompok oleh Kelompok Penanggap ……….. 307

17. 4.12 Nilai Gabungan Aspek Logika oleh Kelompok Penanggap dan Dosen ……… 309

18. 4.13 Nilai Gabungan Aspek Linguistk oleh Kelompok Penanggap dan Dosen ……….. 310

19. 4.14 Nilai Gabungan Aspek Logika dan Linguistk oleh Kelompok Penanggap dan Dosen ………. 312


(6)

20. 4.15 Sikap dan Minat Mahasiswa Program Studi Fisika

(Kelas Kontrol) terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ... 313

21. 4.16 Sikap dan Minat Mahasiswa Program Studi Matematika (Kelas Eksperimen) terhadap Pelaksanaan Pembelajaran ... 314

22. 4.17 Sikap dan Minat Mahasiswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Sesudah Pelaksanaan Pembelajaran ... 315

23. 4.18 Hasil Pengamatan Kegiatan Dosen dalam Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ……… 317

24. 4.19 Hasil Pengamatan Kegiatan Mahasiswa dalam Pembelajaran pada Kelas Eksperimen ……….. 320

25. 4.20 Hasil Pengamatan Kegiatan Presentasi Kelompok pada Kelas Eksperimen ………. 323

26. 4.21 Hasil Pengamatan Kegiatan Dosen dalam Pembelajaran pada Kelas Kontrol ……….. 327

27. 4.22 Hasil Pengamatan Kegiatan Mahasiswa dalam Pembelajaran pada Kelas Kontrol ……… 330

28. 4.23 Tingkat Kemampuan Menulis Berdasarkan per Aspek pada Kelas Kontrol ……… 339

29. 4.24 Tingkat Kemampuan Menulis Berdasarkan per Aspek pada Kelas Eksperimen ……….. 342

30. 4.25 Selisih Antara Pretes dan Postes pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……….. 344

31. 4.26 Hasil Uji Normalitas Pretes dan Pascates Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ……… 345

32. 4.27 Hasil Uji Homogenitas Pascates pada Kelas Kontrol ……… 347

33. 4.28 Tes of Homogeneity of Variances pada kelas kontrol ……… 348

34. 4.29 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen ………. 349


(7)

37. 4.31 Uji Linieritas Data Postes dan Pretes pada Kelas Eksperimen…… 350

38. 4.32 Uji Linieritas Data Postes dan Prates pada Kelas Kontrol …….. 351

39. 4.33 Uji Perbedaan Kemampuan Menulis antara Prates dan Postes pada Kelas Kontrol ……… 353

40. 4.34 Uji Perbedaan Kemampuan Menulis antara Prates dan Postes pada Kelas Eksperimen ……… 354

41. 4.35 Uji Perbedaan Kemampuan Menulis Postes antara Kelas Matematika dan Fisika ……….. 355

42. 4.36 Test of Homogeneity of Variances pada kelas kontrol ………. 356

43. 4.37 Test of Homogeneity of Variances pada Kelas Eksperimen …… 357

44. 4.38 Uji Peningkatan Hasil Belajar pada Aspek Isi……….. 358

45. 4.39 Uji Peningkatan Hasil Belajar pada Aspek Organisasi……….. 358

46. 4.40 Uji Peningkatan Hasil Belajar pada Aspek Kosa Kata……….. 359

47. 4.41 Uji Peningkatan Hasil Belajar pada Aspek Kalimat……….. 359

48. 4.42 Uji Peningkatan Hasil Belajar pada Aspek Mekanisme………….. 360

49. 4.43 Uji Peningkatan Hasil Belajar Pretes dan Postes antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 360

50. 4.44 Uji Peningkatan Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……… 361


(8)

DAFTAR BAGAN

No. Bagan Judul Bagan Halaman

1. 2.1 Tahap-tahap Menulis ... 65 2. 2.2 Model Investigasi Kelompok dalam Pembelajaran Menulis ... 92 3. 2.3 Model Konvensional (Pemberian Tugas)

dalam Pembelajaran ... 93 4. 2.4 Konsep Dasar Pembelajaran Melalui Model

Investigasi Kelompok (MIK) ... 103 5. 3.1 Paradigma Penelitian ……….. 135


(9)

DAFTAR DIAGRAM

No. Diagram Judul Diagram Halaman

1. 4.1 Skor Prapenelitian Kemampuan Menulis Mahasiswa

Bahasa Inggris………. 149

2. 4.2 Rata-rata Skor Prapenelitian Kemampuan Menulis

Berdasarkan Aspeknya ……… 150 3. 4.3 Nilai Aspek Logika dan Linguistik Laporan Kelompok

oleh Dosen ……… 305

4. 4.4 Nilai Aspek Logika dan Linguistik Laporan Kelompok

oleh Kelompok Penanggap ……… 308 5. 4.5 Persentase Skor Postes Kemampuan Menulis

Arguentasi pada Kelas Kontrol ……….. 333 6. 4.6 Persentase Skor Pretes Kemampuan Menulis

Argumentasi Mahasiswa pada Kelas Kontrol ………. 334 7. 4.7 Persentase Skor Pretes Kemampuan Menulis

Argumentasi Mahasiswa pada Kelas Eksperimen …….. 335 8. 4.8 Persentase Skor Postes Kemampuan Menulis


(10)

DAFTAR GRAFIK

No. Grafik Judul Grafik Halaman

1. 4.1 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis pada Kelas Kontrol 338

2. 4.2 Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis pada


(11)

DAFTAR SINGKATAN ANAVA = Analisis Varians

B = Baik

C = Cukup

CL = Cooperative Learning CI = Complex Instruction GI = Group Investigation BI = Bahasa Indonesia

FKIP = Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan IK = Investigasi Kelompok

K = Kurang

KP = Kurang Positif LT = Learning Together

MIK = Model Investigasi Kelompok

MIKBPB = Model Investigasi Kelompok Berbasis Penilaian Bersama MP = Model Pembelajaran

MPK = Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian MPT = Metode Pemberian Tugas

P = Positif

PT = Perguruan Tinggi

RPP = Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SAP = Satuan Acara Perkuliahan

SB = Sangat Baik

SP = Sangat Positif

STAD = Student Teams-Achievement Divisions TGT = Teams-Games-Tournament


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan tinggi bertujuan untuk “menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik secara profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian”, sesuai dengan PP Nomor 30 Pasal 2. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang sarjana atau lulusan perguruan tinggi (PT), di samping mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bidang studi yang telah ditempuhnya, diharapkan pula mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa ilmiah.

Seorang sarjana diharapkan mampu berkomunikasi dengan lawan berbicaranya baik secara tulisan maupun lisan dengan menggunakan bahasa ilmiah. Mereka ketika berstatus sebagai mahasiswa telah beroleh pengalaman tentang menulis karya tulis ilmiah baik berupa penugasan dosen (laporan ilmiah, makalah) maupun tuntutan lembaga (skripsi, laporan praktik kerja lapangan). Di samping berkomunikasi melalui bahasa tulis, mereka harus mampu menyampaikan pesan melalui bahasa lisan secara ilmiah. Pada saat berdiskusi, presentasi, dan mempertahankan skripsinya di hadapan tim penguji, diharapkan bahasa yang digunakannya adalah bahasa lisan yang baik dan ilmiah.

Untuk memenuhi fungsi dan tujuan pengajaran bahasa Indonesia secara optimal, pemerintah berusaha menanamkannya kepada anak didik melalui lembaga-lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi. Walaupun


(13)

Bahasa Indonesia sudah diajarkan sejak tingkat dasar sampai perguruan tinggi, hasilnya juga belum menggembirakan semua pihak karena masih terdengar keluhan masyarakat yang menyatakan kegagalan sekolah dalam membina murid-muridnya untuk menjadikan mereka orang-orang yang terampil berbahasa Indonesia (Badudu, 1992:113).

Menurut Keraf (1998:734), kemampuan menulis tidak akan terbentuk hanya dengan kemampuan berbahasa saja, tetapi perlu didukung pula oleh kemampuan bernalar dan pengetahuan tentang dasar-dasar retorika. Harapan agar pengajaran Bahasa Indonesia tidak hanya berhenti pada pencapaian literate dalam pengertian ”melek huruf” saja, tetapi harus pula mencapai literate yang lebih tinggi, yakni ”mahir wacana”. Berkaitan dengan leterate, Akhadiah (2001:637) berpendapat bahwa kemampuan itu (berpikir kritis) meliputi kemampuan merenungkan, mengolah, dan menanggapi gagasan secara logis-kritis-analitis, serta kemampuan mengomunikasikannya melalui bahasa tulis secara jernih dan kreatif. Berdasarkan pendapat pakar di atas, pembelajaran menulis lebih diarahkan kepada proses berpikir kritis-analitis atau pencapaian literate.

Kemampuan berbahasa ilmiah mahasiswa merupakan salah satu tujuan utama pendidikan tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia secara ilmiah, mahasiswa menerima mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) Bahasa Indonesia selama satu semester. Pada tahun akademik 2006/2007 MPK Bahasa Indonesia mengalami penambahan satu SKS, yaitu dari dua SKS menjadi tiga SKS. Diharapkan dengan penambahan satu SKS ini, kemampuan berbahasa ilmiah mahasiswa akan semakin meningkat dan bertambah mantap terutama dalam bahasa tulis.


(14)

Walaupun mahasiswa telah mempelajari pelajaran Bahasa Indonesia dari SD sampai dengan SMTA, penguasaan Bahasa Indonesia mereka masih banyak yang memprihatinkan. Sering dijumpai kesalahan-kesalahan berbahasa Indonesia baik pada tuturan resmi maupun pada tulisan-tulisan ilmiah. Banyak ditengarai tuturan resmi atau tulisan karya ilmiah seseorang yang tidak komunikatif, bahkan isinya tidak bisa dicerna. Kalimat-kalimat yang diungkapkan banyak yang rancu, tidak padu, dan tidak runtut.

Penelitian yang berhubungan dengan model pembelajaran, pengetahuan menulis, serta kemampuannya telah banyak diteliti oleh mahasiswa. Sebagian besar subjek penelitian tersebut terfokus pada siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Penelitian yang bertemali dengan model pembelajaran menulis di perguruan tinggi masih sedikit atau jarang dijumpai. Hasil-hasil penelitian yang pernah diteliti dan isinya berhubungan dengan hal-hal di atas antara lain sebagai berikut.

Suherli (2002) menyimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam menggunakan bahasa Indonesia ragam keilmuan secara tertulis masih sangat lemah. Pada saat menulis mereka tidak menghiraukan ketentuan penggunaan bahasa Indonesia ragam keilmuan, baik penggunaan ejaan (penulisan huruf dan tanda baca), bentuk kata dan diksi, penyusunan kalimat efektif, maupun menyusun paragraf. Rekomendasinya, mata kuliah bahasa Indonesia di perguruan tinggi seharusnya diganti dengan matakuliah yang lebih spesifik untuk membekali mahasiswa dengan kemampuan menulis karangan ilmiah. Pengembangan kemampuan menulis karangan ilmiah melalui model literasi dapat secara efektif meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa.


(15)

Djiwandono (1986:217) melalui penelitian tentang Tes Kemampuan Berbahasa, dalam salah satu kesimpulannya menyatakan bahwa kemampuan berbahasa Indonesia kaum cendekia yang terpelajar itu masih rendah. Moelyono (1984) hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kemampuan menulis mahasiswa Universitas Katolik Widya Mandala Madiun masih memprihatinkan. Sugiri (1991), yang menelaah Penerapan

Bahasa Indonesia Baku pada Skripsi Mahasiswa Unair, menemukan banyak kelemahan

retorikal, gramatikal, dan pemakaian ejaan. Hal serupa ditemukan Sudarwati (1991) yang mengkaji skripsi mahasiswa Untag 1945 Surabaya. Saran yang diajukan oleh kedua peneliti terakhir ini hampir sama, yakni perbaikan pola perkuliahan dan strategi pengembangan bahan perkuliahan.

Berkaitan dengan proses pembelajaran, Dardjowidjojo (1987) berpendapat bahwa kekurangtepatan metode dan teknik perkuliahan merupakan penyebab kegagalan perkuliahan bahasa Indonesia. Berbeda dengan pendapat di atas, Samsuri (1985) dan Sadtono (1976) menduga kegagalan itu disebabkan pemilihan dan pengembangan bahan yang kurang tepat. Lain lagi dengan Badudu (1985) yang menyatakan bahwa sikap dosen dan mahasiswa terhadap perkuliahan bahasa Indonesia akan menjadi penyebab potensial bagi kegagalan pembelajaran bahasa Indonesia.

Multifaktor dalam pembelajaran bahasa, yakni kurikulum, konteks sosial siswa, karakteristik kemampuan siswa dan guru, kondisi bahan pembelajaran, praktik proses pembelajaran, dan tujuan belajar suatu bahasa (Baradja, 1994:3; Stern, 1986:338; Arends, 2004:493) belum terungkap, bahkan belum terpadukan secara sinergis. Pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan kemampuan menulis siswa perlu


(16)

segera diterapkan untuk mencegah terjadinya kemerosotan mutu pembelajaran menulis yang berakibat pada lumpuhnya kemampuan mengarang siswa (Ismail, 2003:7).

Dalam pandangan Nunan (1998:272) dan Calkins (1989:13), pembelajaran menulis masih terpola pada pendekatan proses yang mengedepankan tahap demi tahap aktivitas siswa-guru untuk memproduksi tulisan. Jika pola pembelajaran konvensional terus dipertahankan tanpa ada tindakan terencana dan terukur dalam bentuk pengembangan pembelajaran yang efektif, perkembangan kemampuan menulis siswa kemungkinan terhambat. Padahal, orang normal dapat dilatih dan dilibatkan menulis lebih intensif dengan menggunakan bahasa yang dipakainya secara langsung untuk membangun kepekaan menulis (Atmowiloto, 2001:2).

Salah satu usaha yang dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan dalam proses belajar-mengajar adalah pemilihan metode yang tepat. Ketepatan guru dalam memilih model atau metode pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar siswa (Jarolimek, 1967:138). Sejalan dengan pendapat ini, Sagala (2005:174) menyatakan bahwa pengajar harus dapat menggunakan model-model dan pendekatan mengajar yang dapat menjamin pembelajaran berhasil sesuai yang direncanakan. Metode mengajar dapat berfungsi optimal, jika diselaraskan dengan materi pelajaran, anak didik, tujuan pengajaran, serta keterampilan menggunakannya.

Agar pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung efektif, ketepatan memilih strategi sebelum kegiatan berlangsung cukup menentukan keberhasilan suatu pembelajar. Strategi menurut Ely dan Gerlach (1980:52) adalah usaha atau cara-cara guru menyajikan isi pelajaran dalam lingkungan pendidikan,yang meliputi sifat, ruang


(17)

lingkup, dan urutan peristiwa yang memberikan pengalaman pendidikan. Selanjutnya, Joni (1983:53) mendefinisikan strategi sebagai pola umum perbuatan guru-siswa dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Joyce dan Weil (1980:112) menegaskan bahwa di dalam strategi tersebut mencakup pemilihan dan penerapan model atau metode pembelajaran. Pemilihan dan penerapan model atau metode tersebut sangat menentukan efektivitas proses pembelajaran. Oleh karena itu, kecermatan memilih metode sebagai salah satu strategi belajar-mengajar merupakan faktor penentu bagi tercapainya tujuan pembelajaran, termasuk pembelajaran menulis di perguruan tinggi.

Suatu indikasi masih rendahnya kemampuan berbahasa Indonesia mahasiswa Unila tercermin dari hasil penelitian dosen dan mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian dosen maupun mahasiswa yang berkaitan dengan pemakaian bahasa Indonesia pada karya tulis menunjukkan bahwa masih banyak didapati penyimpangan-penyimpangan dalam berbahasa baik dari segi struktur maupun ejaan. Sering dilontarkan suatu keluhan dari dosen pembimbing atau penguji yang berintikan bahwa sebagian bahasa karya tulis mereka sulit dipahami maknanya. Di samping itu, dosen penguji pun terkadang mengeluh karena banyak mahasiswa yang kurang mampu mengungkapkan alur pikirannya secara lisan.

Gejala-gejala rendahnya kemampuan menulis seperti di atas, tercermin dalam hasil penelitian Iqbal Hilal, Nazaruddin Udin, M. Fuad, dan Nurlaksana Eko Rusminto. Hasil penelitian Iqbal Hilal (1998) menyimpulkan bahwa keterampilan menulis mahasiswa Universitas Lampung melalui pembelajaran MKU masih tergolong sedang, bahkan dalam segi kalimat, pemakaian kata, dan ejaan tergolong rendah. Menurutnya,


(18)

kekurangmampuan mahasiswa dalam menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar merupakan salah satu indikasi kekurangberhasilan proses bembelajaran bahasa Indonesia yang diselenggarakan. Nazaruddin Udin (2001) menyimpulkan bahwa kemampuan awal mahasiswa program studi nonbahasa Indonesia dalam menerapkan aturan EYD masih rendah. Hasil prates menunjukkan kesalahan dalam menerapkan EYD sebesar 78%. Rekomendasi dari hasil penelitian ini antara lain untuk peningkatan pemahaman dan kemampuan mahasiswa tentang EYD setiap penjelasan harus dilengkapi dengan contoh-contoh penerapan aturan EYD yang benar dan contoh-contoh pemakaian yang salah. Begitu pula, hasil penelitian Rusminto (1995, 1996, 1997) terhadap skripsi mahasiswa Universitas Lampung menunjukkan bahwa penulisan paragraf banyak yang tidak sesuai dengan unsur-unsurnya, pemakaian unsur-unsur penanda koherensi masih banyak yang kacau, dan kalimat yang digunakan banyak yang tidak efektif. Rekomendasinya ialah materi menulis yang diberikan keapada mahasiswa oleh dosen pengampu MKU Bahasa Indonesia perlu ditambah. Perkuliahan menulis ditekankan kepada aspek kebahasaan terutama paragraf, kalimat, dan unsur-unsur penanda koherensi.

Rendahnya kualitas menulis mahasiswa Universitas Lampung juga ditengarai dari proses penulisan dan produk atau hasil karya tulis yang dibuatnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Fuad (2005) mengemukakan bahwa penyelesaian skripsi mahasiswa di Unila rata-rata tidak tepat waktu atau melampaui batas waktu yang telah ditentukan universitas (maksimal delapan bulan), padahal para mahasiswa itu telah lulus MPK Bahasa Indonesia. Demikan pula, makalah, laporan praktikum, proposal kegiatan, atau


(19)

draf skripsi yang dibuat mahasiswa ternyata hampir selalu diwarnai berbagai kesalahan berbahasa. Sasaran berbagai penelitian tersebut masih terkait dengan kaidah yang harus disepakati untuk digunakan dan belum pada pengungkapan potensi yang ada pada diri si pembelajar bahasa.

Jika kondisi seperti di atas dipertahankan maka slogan “gunakanlah bahasa

Indonesia yang baik dan benar “ hanya akan menjadi hiasan yang tersia-siakan. Hal ini

akan berarti pula nilai-nilai fungsi bahasa Indonesia baik kedudukannya sebagai bahasa nasional maupun sebagai bahasa resmi negara akan semakin tergeser bahkan akan tercampakkan. Untuk itu, perlu penelusuran benang merah dan cara penanggulangannya dalam persoalan berbahasa ini sehingga pemakaian bahasa Indonesia bisa ditempatkan sesuai dengan fungsi dan kedudukannya.

Rendahnya kualitas mahasiswa dalam berbahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis merupakan tantangan bagi dosen-dosen pengampu MPK Bahasa Indonesia di Universitas Lampung. Dosen-dosen pengampu MPK Bahasa Indonesia perlu duduk bersama, bermusyawarah, menyatusuarakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran MPK Bahasa Indonesia. Dosen-dosen pengampu MPK Bahasa Indonesia perlu memiliki persiapan dan tujuan yang jelas sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pengalaman sebagai seorang dosen MPK Bahasa Indonesia di Universitas Lampung sejak tahun 1988 sampai dengan tahun 2004 belum pernah dilakukan “peninjauan-ulang” secara formal (melalui lokakarya MKU) terhadap kurikulum, GBPP, dan SAP MKU/MPK Bahasa Indonesia. Begitu pula, hal yang terkait


(20)

dengan proses pembelajaran baik motivasi maupun kendala-kendala yang dialami siswa jarang sekali dibicarakan. Oleh karena itu, merupakan suatu hal yang wajar jika ada yang mengatakan kualitas pembelajaran MPK Bahasa Indonesia di Universitas Lampung masih rendah.

Sudah saatnya pembelajaran diarahkan kepada cara belajar siswa aktif. Pembelajaran dengan paradigma lama, yaitu guru atau dosen hanya memindahkan pengetahuan kepada siswa harus mulai ditinggalkan. Guru atau dosen harus mampu merencanakan dan menciptakan suasana belajar yang interaktif dengan melibatkan siswa saling bekerja sama. Belajar lebih diarahkan kepada proses sosial yaitu membangun pengetahuan secara bersama-sama. Prinsip homo homini lupus dalam Teori Darwin yaitu siapa yang kuat adalah siapa yang menang harus mulai diganti kepada prinsip homo

homini socius, (manusia adalah makhluk sosial) yaitu lebih ditanamkan kepada cara-cara

bekerja sama

Lie (2007:4—6) mengungkapkan beberapa pokok pemikiran yang mencerminkan pelaksanaan pembelajaran dengan paradigma baru atau yang berprinsip

homo homini socius. Beberapa pokok pemikiran tersebut antara lain berlandaskan (1)

pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, (2) siswa membangun pengetahuan secara aktif, (3) pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, dan (4) pendidikan adalah interaksi pribadi di atara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa.

Sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai


(21)

sistem “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator. (Lie, 2007:12).

Tidak semua proses pembelajaran yang menekankan kepada prinsip kerja sama tergolong pembelajaran koperatif. Metode pembelajaran dengan prinsip kerja sama bukan sekadar kerja kelompoknya, melainkan pada penstrukturannya. Dalam hal ini Johnson & Johnson (1994) mengungkapkan lima unsur pokok penstrukturan pembelajaran kooperatif, yaitu (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab individual, (3) interaksi personal, (4) keahlian bekerja sama, dan (5) proses kelompok. .

Sudah banyak penelitian yang berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran kooperatif. Pada umumnya hasil-hasil penelitian tersebut mendukung penggunaan metode pembelajaran kooperatif. Johnson&Johnson (1994) mengungkapkan bahwa suasana belajar pembelajaran kooperatif menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif, dan penyesuaian psikologis yang lebih baik daripada suasana belajar yang penuh persaingan dan memisah-misahkan siswa.

Slavin dalam Yusron (2008:4) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran di mana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang belum banyak dilakukan guru dan dosen adalah group investigation (investigasi kelompok). Group investigation


(22)

memerupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum di mana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif (Sharan & Sharan, 1992). Selanjutnya, Slavin dalam Yusron (2008:24) menjelaskan bahwa dalam kelompok investigasi ini para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari empat sampai dengan enam orang anggota. Kelompok ini kemudian memilih topik-topik dari unit-unit yang telah dipelajari oleh seluruh kelas, membagi topik-topik ini menjadi tugas-tugas pribadi dan melakukan kegiatan yang diperlukan untuk mempersiapkan laporan kelompok. Tiap kelompok lalu mempresentasekan atau menampilkan penemuan mereka di hadapan seluruh kelas.

Pembelajaran kooperatif dengan model group investigation (selanjutnya diterjemahkan model investigasi kelompok dan disingkat MIK) dimungkinkan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis. Untuk itu, ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok berorientasi penilaian bersama dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa. Penelitian ini dilaksanakan selama satu semester tahun akademik 2008/2009 di FKIP Universitas Lampung.

Dalam penelitian ini materi pelajaran atau pokok bahasan yang akan dicobakan dengan pembelajaran kooperatif model investigasi kelompok adalah pembelajaran menulis. Pemilihan materi tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa menulis itu menuntut kegiatan yang kompleks dan memerlukan pemikiran yang mendalam. Tuntutan tersebut berlaku pada tingkat kemampuan berpikir manapun karena takkala


(23)

menulis sebuah komposisi, penulis secara simultan menampilkan dua buah pertayaan utama. Pertama, pertanyaan berhubungan dengan isi komposisi; kedua, berhubungan dengan prosedur (Costa 1985:120). Begitu pula, keterampilan menulis melibatkan berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai gagasan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menentukan bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca (Rusyana, 1984:191).

Menulis merupakan sebuah kegiatan yang produktif dan kegiatan yang berproses. Kegiatan ini disamping melibatkan unsur kognitif seperti di atas, juga memerlukan latihan, bimbingan yang berulang-ulang. Selain itu, kegiatan menulis memerlukan waktu yang cukup lama. Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab rendahnya keproduktifan karya tulis mahasiswa.

Akhadiah dkk. (2001:2) mengatakan bahwa kegiatan menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan dengan bimbingan yang sistematis dan latihan yang intensif. Hal ini dikatakan juga oleh Tarigan (1994:1) bahwa menulis sebagai suatu keterampilan hanya diperoleh dengan jalan praktik dan banyak latihan. Kedua pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa menulis dapat dilatih berdasarkan langkah-langkah tertentu. Lebih lengkap lagi, Syamsuddin A.R. (1994:14—17) menjelaskan bahwa proses menulis dapat diawali dengan adanya ide-ide, penyelesaian ide-ide, kemudian mengembangkannya menjadi sebuah karangan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi penulis agar menghasilkan sesuatu secara konkret dan pesannya dapat dibaca dengan baik oleh pembacanya.


(24)

Alwasilah dan Suzana (2005:218) mengemukakan bahwa sekurang-kurangnya melibatkan lima unsur agar siswa mampu menulis, yaitu (1) giatkan menulis kolaboratif, (2) tumbuhkan rasa senang waktu menulis, (3) berikan feedback, (4) gunakan bidang studi sebagai media, dan (5) ajarkan menulis sedini mungkin.

Suatu hal yang perlu dilakukan oleh dosen pengampu MPK Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah dengan menentukan bahan ajar, tujuan, dan merancang metode pembelajaran. Ketiga komponen ini perlu segera dirumuskan dan dimantapkan dan harus memperhatikan kebutuhan mahasiswa (need

oriented). Materi ajar dan metode pengajaran harus dirancang untuk membantu

mahasiswa memperoleh apa yang paling dibutuhkannya itu.

Dalam kemampuan berbahasa, mahasiswa lebih mengutamakan keterampilan berbahasa tulis daripada kemampuan berbahasa lisan. Mereka tidak terlalu membutuhkan teori tentang menulis, tetapi lebih membutuhkan pengalaman menulis. Hal seperti ini yang kadang-kadang sampai dengan saat ini luput dari perhatian pengampu MPK Bahasa Indonesia. Berdasarkan teori dan pengalaman secara empiris, penulis meyakini perlunya penelitian yang bertemali dengan “Penerapan Model investigasi kelompok berorientasi penilaian bersama (MIKBPB) dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Mahasiswa (Studi Eksperimen Kuasi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung).”


(25)

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar masalah di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Apakah penerapan model investigasi kelompok berorientasi penilaian bersama berorientasi penilaian bersama yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan menulis? Selanjutnya, dalam penelitian ini istilah model investigasi kelompok berorientasi penilaian bersama disingkat MIKBPB. Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1. Seberapa besarkah kemampuan menulis mahasiswa FKIP Unila sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan MPK Bahasa Indonesia?

2. Seberapa besarkah peningkatan kemampuan menulis mahasiswa FKIP Unila yang mengikuti perkuliahan dengan MIKBPB dan metode pemberian tugas (MPT)?

3. Aspek manakah yang sangat kurang terbantu dalam pembelajaran menulis dengan MIKBPB?

4. Aspek-manakah yang sangat terbantu dalam pembelajaran menulis dengan MIKBPB?

5. Seberapa besarkah tingkat keefektifan pengajaran menulis dengan model investigasi kelompok berorientasi penilaian bersama (MIKBPB)?


(26)

Sesuai dengan masalah di atas, tujuan akhir penelitian ini adalah menghasilkan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa FKIP Universitas Lampung. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan kemampuan menulis mahasiswa FKIP Unila sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan MPK Bahasa Indonesia?

2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis mahasiswa FKIP Unila yang mengikuti perkuliahan dengan MIKBPB dan metode pemberian tugas?

3. Mengkaji aspek yang sangat kurang terbantu dalam pembelajaran menulis dengan MIKBPB?

4. Mengkaji aspek yang sangat terbantu dalam pembelajaran menulis dengan MIKBPB?

5. Menguji keefektifan model pembelajaran antara MIKBPB dan metode pemberian tugas dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa FKIP Unila?

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

1. Karena berbagai keterbatasan yang peneliti miliki, subjek dalam penelitian ini hanya dibatasi pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung yang mengontrak MPK Bahasa Indonesia.

2. Aspek yang dikaji ialah hasil dan keefektifan pembelajaran melalui MIKBPB dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa.


(27)

3. Hasil dan keefektifan pembelajaran MPK yang diteliti adalah kemampuan menulis atau berbahasa Indonesia tulis mahasiswa.

4. Kemampuan berbahasa tulis yang dikaji meliputi aspek logika (isi dan organisasi) dan aspek linguistik ( penggunaan bahasa, kalimat efektif, kosakata, dan ejaan).

1.5 Manfaat Penelitian

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kepentingan pendidikan dan pengajaran terutama dalam pembelajaran menulis di perguruan tinggi. Secara eksplisit, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti, dosen pengampu mata kuliah, mahasiswa, dan institusi/lembaga. Secara khusus, manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Peneliti

a. beroleh pengetahuan berdasarkan kajian teoretis yang bertemali dengan model-model pembelajaran yang dapat diterapkan di perguruan tinggi;

b. beroleh pengalaman tentang ragam pembelajaran yang biasa digunakan oleh dosen pengampu mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) Bahasa Indonesia di Universitas Lampung;

c. dapat menerapkan sebuah model pembelajaran sebagai hasil pemodifikasian strategi MIKBPB dalam pembelajaran menulis di perguruan tinggi;

d. beroleh pengalaman dan gambaran nyata berhasil-tidaknya penerapan pembelajaran melalui pengembangan MIKBPB baik ditinjau dari aspek intruksionalnya maupun aspek hasil belajar mahasiswa.


(28)

2. Pengampu MPK

a. memberi bekal pengetahuan dan pengalaman, terutama dalam pemilihan bahan ajar dan penggunaan pendekatan pembelajaran menulis di perguruan tinggi;

b. memberi masukan tentang keefektifan pembelajaran menulis di perguruan tinggi melalui MIKBPB;

c. memberikan alternatif agar dapat menerapkan dan mengembangkan pola pembelajaran menulis di perguruan tinggi yang efektif;

d. menanamkan kebiasaan mengajar ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan khususnya dalam pembelajaran menulis di perguruan tinggi.

3. Mahasiswa

a. beroleh pengalaman baru, terutama dalam pembelajaran menulis yang selama ini belum pernah mereka alami;

b. beroleh pengalaman tentang kiat-kiat menulis yang praktis, mudah dikerjakan dengan memperhatikan organisasi penulisan dan aspek kebahasaan.

c. menumbuhkan dan memberi semangat dalam mengembangkan ide atau gagasan ke dalam karya tulis;

d. beroleh pengalaman dan gambaran bahwa menulis sangat penting bagi mahasiswa dalam menyelesaikan studi dan perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.


(29)

a. memberikan masukan tentang keefektifan pelaksanaan pembelajaran melalui pengembangan MIKBPB dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa;

b. memberikan sumbangan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang dilakukan dosen pengampu mata kuliah yang selama masih berorientasi pada pembelajaran yang konvensional.

c. hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bagian dari upaya lembaga untuk memperpendek masa studi mahasiswa.

1.6 Asumsi-asumsi Dasar

Untuk menghindari kesalahan interpretasi dalam memahami hasil-hasil penelitian ini, perlu dikemukakan beberapa asumsi dasar terkait dengan variabel yang terlibat dalam penelitian ini. Asumsi-asumsi dasar tersebut adalah sebagai berikut.

1. Seluruh mahasiswa Unila telah berbekal awal berupa kemampuan menulis dalam bahasa Indonesia dan bekal awal tersebut dapat diukur.

2. Pengampu MPK bahasa Indonesia di Universitas Lampung berkualifikasi sama atau setara.

3. Pelaksanaan pembelajaran menulis di kelas-kelas bersifat relatif, tetapi bisa dikondisikan dan dapat dibuktikan melalui peningkatan hasil belajar mahasiswanya.

4. Penerapan model yang tepat dan sesuai berkontribusi positif pada keefetikfan proses dan hasil pembelajaran.


(30)

5. MIKBPB merupakan salah satu model pembelajaran yang berladaskan teori belajar gestalt dan bisa diterapkan dalam pembelajaran menulis.

1.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis kerja (H1) dalam penelitian ini memerlukan beberapa asumsi yang harus dipenuhi. H1 ditolak jikalau (1) tidak ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, (2) diterima jikalau ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal dan prestasi hasil belajar dalam kelompok eksperimen, (3) diterima jikalau ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal dan prestasi hasil belajar dalam kelompok kontrol, (4) diterima jikalau skor awal dan skor hasil belajar dalam kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan keterampilan menulis mahasiswa dengan model MIKBPB. Dengan demkian, hipotesis penelitian ini adalah pembelajaran dengan model investigasi kelompok berorientasi penilaian bersama (MIKBPB) lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan menulis mahasiswa daripada metode pemberian tugas (MPT).

1.8 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan istilah-istilah penting dalam penelitian ini, perlu didefinisikan variabel-variabel dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Pembelajaran menulis dengan model investigasi kelompok berorientasi penilaian bersama (MIKBPB) merupakan metode belajar berkelompok yang dirancang oleh dosen untuk memecahkan suatu masalah/kasus, mengerjakan suatu tugas,


(31)

mempresentasikan tugas, dan memberikan penilaian bersama terhadap produk dan proses pembelajaran. Kelompok ini terdiri atas beberapa orang yang memiliki kemampuan akademik yang beragam. Pembelajaran model ini terdiri atas enam tahap, yaitu (1) pemilihan topik dan pembentukan kelompok, (2) pembagian tugas kelompok dan penyusunan kerangka laporan, (3) pelaksanaan investigasi, (4) penyusunan laporan kelompok, (5) presentasi laporan kelompok, dan (6) penilaian bersama.

2. Pembelajaran menulis dengan model pemberian tugas (MPT) merupakan metode belajar yang dirancang dosen dengan kegiatan awal mempelajari materi yang telah disiapkan, berlatih mengerjakan soal-soal, mengerjakan tugas, serta mengoreksi tugas secara bersama-sama.

3. Keterampilan menulis atau berbahasa tulis mahasiswa merupakan kemampuan mahasiswa menyampaikan pendapat, ide atau gagasan, serta mengatasi masalah yang ditunjang oleh fakta-fakta serta argumen yang kuat dengan bahasa tulis. Kemampuan menulis tersebut diukur dari lima aspek, yaitu aspek isi, organisasi, kosa kata, kalimat, dan ejaan.


(32)

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pengantar Metode Penelitian

Penelitian ini berupaya mengujicobakan keefektifan pelaksanaan pembelajaran MPK Bahasa Indonesia melalui MIKBPB dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa di FKIP Universitas Lampung. Dengan demikian, penelitan ini tergolong kuantitatif dengan menggunakan rancangan eksperimen kuasi.

Untuk keperluan penelitian ini, maka diperlukan dua tahapan penelitian. Penelitian awal sebagai dasar, tahapannya berupa (1) mengobservasi kegiatan belajar-mengajar (menulis), (2) menginterpretasi data empiris dan teori menulis dan pembelajaran, serta (3) mengonstruksi kegiatan pembelajaran melalui model MIK. Penelitian yang kedua adalah eksperimen kuasi, tahapannya berupa (1) mengujicobakan model MIK sebagai transformasi awal, (2) memperbaiki model MIK sebagai tahap rekonstruksi, dan (3) melaksanakan kegiatan eksperimen kuasi di kelas sebagai transformasi kedua, dan (4) menyusun suatu desain pengembangan MIK baru dan mengevaluasi hasil.

Hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dan kemampuan menulis mahasiswa, tahapan yang akan dideskripsikan dalam penelitian ini meliputi (1) kemampuan menulis mahasiswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan MIKBPB; (2) kemampuan menulis mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran dengan MIKBPB; (3) peningkatan kemampuan menulis mahasiswa antara tes awal/pretes (sebelum kegiatan pembelajaran MIKBPB diterapkan) dan postes (setelah kegiatan pembelajaran


(34)

MIKBPB); (4) peningkatan kemampuan menulis mahasiswa antara tes awal/pretes (sebelum kegiatan pembelajaran dengan MPT) dan postes (setelah kegiatan pembelajaran dengan MPT); (5) perbedaan kemampuan menulis mahasiswa melalui pembelajaran MIKBPB dan MPT, dan (6) keefektifan pelaksanaan pembelajaran dengan MIKBPB dalam meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa.

3.2 Prosedur Penelitian

Ada lima tahap pokok yang ditempuh dalam penelitian ini. Kelima tahap yang dimaksud, yakni tahap (1) prapenelitian, (2) penyusunan rancangan (konstruksi) model, (3) uji-coba rancangan MIK, (4) perbaikan rancangan MIK, dan (5) pelaksanaan penelitian eksperimen kuasi.

3.2.1 Tahap Prapenelitian

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses perkuliahan MPK Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang berkaitan dengan materi menulis. Selain observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada beberapa mahasiswa serta dosen pengampu mata kuliah MPK Bahasa Indonesia sekait dengan kegiatan menulis yang sedang berlangsung serta pendekatan pembelajaran yang digunakan. Disamping itu, peneliti menyebarkan angket kepada mahasiswa yang berfungsi untuk menjaring sikap, tanggapan, dan pengalaman mahasiswa terhadap menulis. Berdasarkan hasil observasi, wawancara, dan angket tersebut kemudian dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretasikan sebagai dasar penyusunan penerapan pembelajaran MIK.


(35)

Untuk keperluan tersebut, pada tahap prapenelitian ini dipersiapkan beberapa hal yang menunjang keefektifan pelaksanaan pembelajaran. Adapun beberapa persiapan dalam tahap ini antara lain sebagai berikut.

1. Menyusun pedoman kerja berdasarkan tempat dan waktu yang diperlukan dalam penelitian. Penyusunan pedoman kerja dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia. Penyusunan pedoman kerja ini juga didasarkan pada silabus perkuliahan MPK Bahasa Indonesia, deskripsi MPK Bahasa Indonesia, buku pegangan dosen, buku penunjang, dan hasilnya juga dikonsultasikan dengan koordinator/penanggung jawab MPK Bahasa Indonesia.

2. Menyosialisasikan kegiatan penelitian ini kepada dosen pengampu mata kuliah dan mahasiswa guna menyamakan persepsi dan gerak langkah baik dalam hal uji-coba instrumen maupun dalam penelitian yang sesungguhnya.

3. Memasuki lapangan dan menjelaskan akan tujuan kegiatan ini kepada dekan, jurusan, serta dosen pengampu mata kuliah.

4. Menetapkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta dosen pengampu mata kuliah yang dijadikan teman berkolaborasi.

5. Menginventarisasi jumlah mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kontrol. 6. Menetapkan jumlah kelompok khususnya pada kelompok eksperimen.

7. Menetapkan jadwal perkuliahan MPK Bahasa Indonesia baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol selama delapan kali pertemuan.


(36)

8. Membahas beberapa konsep instrumen penelitian yang meliputi (1) lembar kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa, sebelum uji-coba model, (2) lembar kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa setelah uji-coba dilakukan, serta (3) lembar panduan observasi yang digunakan untuk mengetahui keefektivan proses pembelajaran dengan MIKBPB.

9. Menyiapkan silabus serta satuan acara perkuliahan yang disesuaikan dengan materi, tujuan perkuliahan, terutama pokok bahasan menulis.

10.Menyiapkan lembar kerja mahasiswa (LKM) yang terkait dengan pelaksanaan tugas penyusunan laporan.

11.Menyiapkan perangkat tes untuk mengukur keterampilan menulis mahasiswa baik sebelum uji-coba model maupun setelah uji-coba model.

3.2.2 Tahap Penyusunan Rancangan Pembelajaran

. Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan (konstruksi) sebuah model pembelajaran berdasarkan hasil studi awal (data empirik), teori pembelajaran, dan teori tentang menulis. Penyusunan rancangan pembelajaran terdiri atas dua macam, yaitu (1) rancangan pembelajaran yang berbentuk rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP) dan rancangan pembelajaran yang berbentuk model pembelajaran (MP). Penyusunan rancangan pembelajaran baik yang berupa RPP dan MP ini digunakan sebagai pedoman pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

RPP pada kelas kontrol tertuang pada satuan acara perkuliahan (SAP) dan garis-garis besar program pengajaran (GBPP). Berdasarkan SAP dan GBPP diketahui pokok-pokok materi yang berkaitan dengan keterampilan menulis, waktu yang diperlukan


(37)

untuk menyampaikan materi menulis, metode pembelajaran yang dipergunakan oleh guru, serta sistem evaluasinya.

Materi pembelajaran yang tertuang pada RPP pada kelas kontrol terdiri atas pokok-pokok materi yang membangun karya tulis, antara lain ejaan, tata bentuk kata, tata kalimat, dan tata paragraf. Waktu yang diperlukan untuk menyampaikan materi tersebut sekitar delapan kali pertemuan. Metode pembelajaran yang dipergunakan antara lain ceramah, tanya jawab, latihan, dan pemberian tugas. Pelaksanaan perkuliahan pada kelas kontrol terfokus pada penggunaan metode pemberian tugas (MPT). Evaluasi dilakukan secara bertahap yaitu berdasarkan tugas-tugas yang dikerjakan mahasiswa.

RPP pada kelas eksperimen disusun berdasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran, teori pembelajaran, tujuan menulis, materi menulis, tahap-tahap menulis serta model pembelajaran yang telah ditentukan. Model pembelajaran yang akan diterapkan pada kelas eksperimen adalah investigasi kelompok. Model pembelajaran ini merupakan bagian cooperative learning dan penerapan pembelajaran menulis ini akan diujicobakan kepada responden. Komponen-komponen yang tertuang di dalam RPP kelas eksperimen ini antara lain meliputi kompetensi pembelajaran, deskripsi materi, dan prinsip, latar, prosedur pengembangan pembelajaran menulis, strategi pembelajaran, serta evaluasi. Lebih jelasnya, komponen-komponen rancangangan pelaksanaan perkuliahan (RPP) model investigasi kelompok (IK) dapat disajikan seperti berikut ini. I. Tujuan

a. Tujuan umum : diterapkan pada sasaran praktis pembelajaran Bahasa

b. Tujuan khusus: disusun untuk mengatasi persoalan-persoalan pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran menulis yang dikembangkan berdasarkan pendekatan model investigasi kelompok.


(38)

II. Materi

a. Isinya didasarkan atas analisis terhadap karakterisstik bahan, b. Susunan materi ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan tujuan,

c. Strategi memahami bacaan ditetapkan berdasarkan hasil analisis terhadap teks d. Pengembangan materi dilakukan berdasarkan hasil diskusi

III. Indikator

Merupakan aspek psikomotor yang menggambarkan tujuan !V. Prosedur

Pembelajaran dilaksanakan dengan mengikuti prinsip-prinsip dan tahapan kegiatan pembelajaran menulis.

V. Metode Perkuliahan

Pendekatan: model investigasi kelompok

VI. Sumber dan Media Perkuliahan

Referensi atau media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran VII. Evaluasi

Dilaksanakan untuk mengetahui program dan penguasaan pembelajaran.

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada model pembelajaran yang diungkapkan oleh Joyce & Weil, unsur-unsurnya meliputi: (1) orientasi model, (2) urutan kegiatan (syntax), (3) sistem sosial (social system), (4) prinsip reaksi (principle reaction), (5) sistem penunjang (support system) dan (6) dampak instruksional dan penyerta (instructional and nurturant effect).

Dalam penelitian ini, terdapat dua macam model pembelajaran. Pertama, model pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas (MPT). Model pembelajaran dengan MPT ini diterapkan oleh dosen pengampu mata kuliah pada kelas kontrol melalui mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) Bahasa Indonesia. Pelaksanaan pembelajaran dengan MPT yang bertemali dengan materi menulis akan berlangsung 8 kali pertemuan. Pelaksanaan perkuliahan tidak sepenuhnya dipantau oleh


(39)

peneliti. Kedua, model pembelajaran dengan menggunakan model investigasi kelompok (MIK). Lebih jelasnya unsur-unsur model pembelajaran tersebut diuraikan di dalam bab II.

3.2.3 Tahap Uji-Coba Rancangan Model

Sebelum melaksanakan penelitian eksperimen kuasi, peneliti melakukan uji-coba rancangan pengembangan pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti mengadakan uji-coba rancangan pengembangan pembelajaran sebanyak dua kali yang diberikan kepada responden (kelas terbatas). Hasil uji-coba ini kemudian dideskripsikan dan dianalisis. Hasil analisis uji-coba tersebut kemudian dijadikan dasar bagi penyempurnaan MIK (rekontruksi model). Tahap uji-coba ini meliputi persiapan, pelaksanaan, dan akhir kegiatan pembelajaran menulis.

A. Uji-Coba I

1. Persiapan

Uji-coba rancangan tahap I dilaksanakan di Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Lampung dan diikuti seluruh mahasiswa yang mengontrak MPK Bahasa Indonesia pada semester genap tahun akademik 2007/2008.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan dosen pengampu MPK Bahasa Indonesia sebelum pembelajaran dimulai antara lain sebagai berikut.

(a) Mempersiapkan beberapa buku rujukan yang sesuai dengan keterampilan menulis, silabus, RPP sesuai dengan masalah yang dipilih dan mempersiapkan lembar kerja mahasiswa ,


(40)

(b) Menentukan beberapa topik umum, menentukan jumlah anggota dalam setiap kelompok dan masing-masing kelompok memilih salah satu subtopik yang akan dikembangkan ke dalam karya tulis.

(c) Menjelaskan teknik-teknik menulis karya tulis (laporan) berdasarkan kaidah penulisan. siswa baik isi, organisasi, dan bahasanya..

(d) Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan tugas kelompok.sesuai dengan pembelajaran MIKBPB.

Pada tahap ini, satu hal yang amat penting adalah pengenalan model yang akan diterapkan dengan orientasi yang jelas. Dosen memberikan apersepsi, yakni menyinggung hal-hal yang berkenaan dengan pengalaman, pengamatan, lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, yang dikaitkan dengan kegiatan mengarang atau menulis.

2. Pelaksanaan

Fokus tugas kelompok diarahkan pada pembahasan materi tentang cara-cara menulis yang baik dan benar. Menulis atau mengarang yang dimaksud berkaitan dengan laporan (karya tulis) yang dikerjakan secara berkelompok Sebelumnya, dosen memberikan penjelasan tentang pengertian laporan, karakteristik laporan, langkah-langkah menulis laporan, tujuan dan manfaat menulis laporan. Selain itu, dosen menekankan penggunaan ejaan dan tanda baca, diksi, penulisan kalimat dalam paragraf, serta pengorganisasian kalimat dan paragraf dalam lapran.

Selanjutnya, dosen menunjukkan topik-topik umum beserta daftar subtopiknya yang dimungkinkan telah dikenal mahasiswa. Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengindetifikasi beberapa subtopik yang tidak diminati mahasiswa. Dosen mendata


(41)

sub-subtopik yang telah menjadi pilihan mahasiswa. Dosen membagi kelas menjadi beberapa kelompok (9 kelompok dari 46 mahasiswa). Dosen memerintahkan mahasiswa bekerja kelompok sesuai dengan subtopik yang telah ditetapkan.

Pada tahap ini, konsentrasi kerja kelompok diarahkan kepada investigasi. Artinya, sub-subtopik yang dipersiapkan dan dipilih oleh mahasiswa, selanjutnya secara simulatif dijadikan pedoman kegiatan ( penugasan kelompok). Kegiatan yang dimaksud adalah melakukan investigasi bahan atau materi baik yang bersumber dari pengalaman, buku, maupun lingkungan sekitar (pengamatan, penjajakan, pembuktian, tanya jawab) secara kelompok dengan melakukan pencatatan untuk dijadikan dasar pengembangan tulisan.

Pada tahap pelaksanaan ini, dosen menugasi mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk melaksanakan langkah-langkah kegiatan sebelum kegiatan menulis laporan. Dosen bertindak sebagai motivator atau fasilitator. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut.

(a) Masing-masing mahasiswa atau kelompok mahasiswa memahami topik dan sub-subtopik yang telah dipilih.

(b) Melakukan kegiatan pencarian bahan sesuai dengan subtopik dengan cara investigasi (pengamatan, penjelajahan, pembuktian, tanya jawab, dan pencatatan) berdasarkan objek atau sumber yang ditemukan.

(c) Mahasiswa melaksanakan investigasi (mengumpulkan, mencocokkan, menyeleksi, dan mengumpulkan bahan yang dipandu oleh dosen.


(42)

(d) Mahasiswa menusun draf tulisan (outline) sesuai dengan bahan yang telah terkumpul.

(e) Mahasiswa menyusun karya tulis secara berkelompok sesuai dengan draf karangan yang telah disiapkan dan melanjutkannya ke luar kelas.

(f) Mahasiswa menukarkan karya tulis tersebut kepada kelompok lain untuk dikoreksi. (g) Mahasiswa mediskusikan berbagai hal yang telah dikoreksi oleh kelompok lain dan

memperbaikinya sesuai dengan hasil koreksian.

(h) Mahasiswa mempresentasikan karya tulisnya untuk ditanggapi oleh mahasiswa dan dosen.

3. Akhir Kegiatan

(a) Mahasiswa melaksanakan penilaian bersama dengan dosen pengampu mata kuliah. (b) Mencatat hal-hal yang perlu direvisi dan memperbaikinya.

(c) Mengumpulkan karya tulis (pelaporan) kepada dosen beserta hasil revisiannya. (d) Dosen mengoreksi laporan dan memberikan penilaian akhir.

B. Uji-Coba II

1. Persiapan

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dosen pengampu mata kuliah pada tahap persiapan uji-coba yang kedua. Tahap persiapan ini berlangsung sekitar sepuluh menit. Adapun langkah-langkah kegiatan dosen pada tahap ini antara sebagai berikut. (a) Mengadakan apersepsi, memotivasi mahasiswa, menyampaikan pentingnya


(43)

(b) Menyampaikan arahan yang berkaitan empat macam bentuk pengembangan karangan dan menetapkan argumentasi yang menjadi objek karangan.

(c) Menyampaikan karakteristik serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis argumentasi (rambu-rambu menulis karangan argumentasi).

(d) Membagikan kertas folio dan meminta kepada mahasiswa mengisi identitas, yaitu nama, nomor induk mahasiswa, dan jurusan/program studi.

(e) Memerintahkan kepada mahasiswa menulis karangan argumentasi sesuai dengan rambu-rambu yang telah dibagikan.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, seluruh mahasiswa melaksanakan kegiatan menulis argumentasi. Sebelum mengarang yang sesungguhnya, mahasiswa diharapkan membuat outline atau kerangka karangan. Tujuannya, agar karangan yang akan dikembangkan tersusun secara baik. Dalam kegiatan ini, dosen mengingatkan kembali akan kerapian dan kejelasan tulisan serta unsur-unsur kebahasaannya.

Pelaksanaan uji-coba pada tahap kedua ini hanya difokuskan kepada menulis argumentasi secara individual. Kegiatan ini dilaksanakan hanya satu kali pertemuan pada mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris, FKIP Unila yang mengontrak perkuliahan MPK Bahasa Indonesia semester ganjil tahun akademik 2008/2009. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan menulis argumentasi sekitar 60 menit. Kegiatan ini dilakukan pada pertemuan kedua.

Tempat pelaksanaan kegiatan di Ruang F1, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni FKIP Unila dan diikuti oleh 45 mahasiswa. Diharapkan kegiatan menulis ini dilakukan


(44)

mahasiswa dengan serius dan penuh konsentrasi. Seluruh mahasiswa mengerjakan kegiatan ini di dalam ruangan walaupun tempat duduknya tidak beraturan. Dalam hal ini, dosen memantau kegiatan mahasiswa terutama pada saat menyusun kerangka karangan dan mengembangkannya ke dalam karangan argumentasi. Menjelang akhir, dosen mengingatkan kepada mahasiswa akan waktu pengerjaannya.

3. Akhir Kegiatan

Pada tahap ini, seluruh mahasiswa diberi tugas untuk membaca dan mengorekasi hasil tulisannya. Mahasiswa diberi kesempatan untuk merevisi atau memperbaiki tulisan yang masih salah. Selanjutnya, mahasiswa mengumpulkan karangan yang sudah selesai dikoreksi. Waktu yang disediakan pada tahap akhir kegiatan sekitar sepuluh menit. 3.2.4 Penyempurnaan MIK

Penyempurnaan pembelajaran dengan MIK dilakukan setelah peneliti mengadakan uji-coba model tahap pertama. Pada tahap ini peneliti melakukan perbaikan pengembangan pembelajaran melalui MIK yang sebelumnya telah dilakukan analisis berdasarkan observasi, angket, wawancara, dan tes menulis. Kemudian peneliti melakukan analisis secara keseluruhan untuk melihat tingkat keefektifan pembelajaran MIK (proses dan hasil pembelajaran). Berdasarkan rekonstruksi dan hasil analisis tersebut selanjutnya disusun ke dalam sebuah model sebagai tranformasi II dan diterapkan ke dalam pembelajaran menulis melalui penelitian eksperimen kuasi sebagai dasar penyusunan teori. Perbaikan model tersebut dilakukan peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut.


(45)

2) .Mengklasifikasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat umum (sudah dipahami mahasiswa) ke dalam bentuk yang lebih sederhana.

3) Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang efektif mulai dari tujuan pembelajaran, penggunaan waktu yang tersedia, sarana dan prasarana untuk pembelajaran serta metode dan sistem evaluasi yang diterapkan dalam pembelajaran. 3.2.5 Tahap Penelitian Eksperimen Kuasi

Tahap penelitian eksperimen kuasi. Berdasarkan tahapan-tahapan dalam penelitian pendahaluan, selanjutnya dilakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen kuasi (quasi experiment). Metode ini digunakan untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi berdasarkan percobaan yang dilakukan. Sebagaimana dijelaskan Ali (1993:137) bahwa suatu percobaan merupakan modifikasi kondisi yang dilakukan secara sengaja dan dikontrol secara cermat sehingga dapat diketahui hubungan sebab-sebab munculnya gejala tersebut. Selain itu, Kartini (1986:98) juga menjelaskan bahwa gejala-gejala yang diamati dapat disederhanakan (yaitu hanya beberapa faktor yang diamati), sehingga peneliti bisa mengatasi seluruh proses eksperimen itu. Mengatasi di sini berarti dengan sengaja biasa mengadakan, menghilangkan, mengendalikan, dan mengontrol kondisi secara sistematis, serta variabel-variabel tertentu, sehingga bisa menghilanggkan timbulnya gejala-gejala psikis dan sosial tertentu. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa metode eksperimen kuasi merupakan suatu prosedur penelitian yang sengaja dipakai untuk mengetahui pengaruh dari suatu kondisi, yang sengaja diadakan terhadap suatu gejala sosial yang berupa kegiatan dan tingkah laku individu atau kelompok.


(46)

Eksperimen kuasi ini merupakan salah satu metode yang paling umum dipergunakan dalam penelitian pendidikan. Di dalamnya terdiri dari dua kelompok, dan masing-masing kelompok diberi pretes dan postes, tetapi hanya satu kelompok yang diberi perlakuan. Rancangan ini bisa digunakan dalam kelompok yang pesertanya terkumpul secara alami, seperti murid yang ada di ruang kelas. Dari dua kelompok tersebut diasumsikan sama, tetapi sekiranya ada pengaruh variabel-variabel yang tidak berhubungan, maka analisis yang digunakan, yakni analisis kovarians. Keuntungan rancangan ini, yakni apabila kelas-kelas yang dipilih ‘sebagaimana adanya’ kemungkinan pengaruh-pengaruh pada susunan kreatif dapat dikurangi. Di samping itu, rancangan eksperimen kuasi ini dapat memperkecil ancaman atau pencemaran kevalidan kesimpulan eksperimen, baik internal maupun eksternal.

Berdasarkan metode yang ditetapkan, maka desain yang digunakan dalam penelitian eksperimen kuasi ini merujuk pada pendapat Fraenkel (1993:253). Desain yang dimaksud ialah The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design.

Desain Eksperimen Kuasi

The Macthing-Only Pretest-Posttest Control Group Design

Keterangan: O = Pengukuran awal (pretes) dan pengukuran akhir (postes) M = Matching subjects untuk kelas kontrol dan eksperimen X1 = Perlakuan pembelajaran di kelas eksperimen

X2 = Perlakuan pembelajaran di kelas kontrol

Tahap eksperimen kuasi ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. Treatment Group O M X1 O Control Group O M X2 O


(47)

1. Melaksanakan pretes yang berupa tes kemampuan menulis karangan argumentasi dan membagikan angket tentang sikap dan tanggapan mahasiswa terhadap menulis.

2. Melaksanakan eksperimen pembelajaran MIKBPB sesuai dengan tahap-tahanya pelaksanaan investigasi kelompok, sesuai dengan RPP, dan Model Pembelajaran yang sudah diperbaiki.

3. Melaksanakan pencatatan dan penilian proses pembelajaran menulis melalui MIKBPB.

4. Melaksanakan postes yang berupa tes kemampuan menulis atau tes hasil belajar (achievement test) dan membagikan angket tentang sikap dan tanggapan mahasiswaterhadap menulis.

5. Mengadministrasikan hasil pengisisan angket, hasil wawancara, penilaian proses, dan hasil observasi.

6. Mengelompokkan data dan mengurutkan data sesuai dengan rumusan masalah penelitian dan tujuannya.

7. Mengolah seluruh data yang telah dihimpun secara deskriptif dan statistik.

3.3 Sumber Data, Tempat, dan Waktu Penelitian

Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa S-1 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung yang mengikuti kuliah MPK Bahasa Indonesia di semester satu tahun akademik 2008/2009. Peneliti menetapkan seluruh mahasiswa Program Studi


(48)

Pendidikan Matematika dan Program Studi Pendidikan Fisika sebagai sumber datanya. Sumber data penelitian ini terdiri dua pasang kelompok, yaitu satu pasang yang mewakili kelompok eksperimen dan satu pasang mewakili kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika yang terdiri atas 46 mahasiswa, sedangkan kelompok kontrol adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika terdiri atas 42 mahasiswa. Pembelajaran menulis dengan MIKBPB akan diterapkan pada kelas eksperimen, sedangkan pembelajaran menulis dengan MPT akan diterapkan pada kelas kontrol.

Peneliti mengakui bahwa penetapan sumber data di atas masih lemah karena tidak dilakukan secara acak. Peneliti mengalami kendala dalam menetapkan sumber data dengan cara acak. Untuk itu, peneliti berupaya menetapkan sumber data tersebut dengan berbagai pertimbangan dan alasan untuk meminimalkan ketidakhomogenan sumber data tersebut. Berbagai dasar pertimbangan dan alasan peneliti menetapkan sumber data dengan cara di atas adalah (1) mahasiswa yang diterima di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung memiliki kemampuan dasar yang sama, (2) kemampuan awal menulis mahasiswa pada kedua program studi tersebut sama, (3) berdasarkan uji sifat data, kedua program studi tersebut homogen, (4) seluruh mahasiswa mengontrak MPK Bahasa Indonesia, (5) pelaksanaan perkuliahan MPK Bahasa Indonesia pada hari yang sama, dan (6) sikap dan tanggapan mahasiswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis sama.

Penelitian ini bertempat di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Lampung yang


(49)

mengontrak kuliah MPK Bahasa Indonesia. Waktu penelitian adalah semester gasal tahun akademik 2008/2009. Peneltian ini dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan September sampai dengan November. Tempat dan waktu penelitian ini dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut. Pertama, peneliti bertugas di FKIP Universitas Lampung. Kedua, peneliti sering menyampaikan materi MPK Bahasa Indonesia di FKIP Unila. Ketiga, mata kuliah MPK Bahasa Indonesia di FKIP Unila dimunculkan di semester pertama.

3.4 Instrumen Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, data yang dijaring dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Data kemampuan awal mahasiswa. Data kemampuan awal mahasiwa yang dijaring adalah keterampilan menulis argumentasi mahasiswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pretes. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data keterampilan menulis wujudnya berupa perintah untuk menulis karangan berdasarkan petunjuk yang sudah ditetapkan. Data kemampuan awal ini dimonitor sebagai variabel yang dikontrol. Fungsi pretes ini adalah untuk mengetahui seberapa besar keterampilan menulis mahasiswa sebelum diberi perlakuan.

2. Data keefektifan pelaksanaan pembelajaran dengan MIK. Data ini meliputi serangkaian kegiatan pembelajaran dari persiapan sampai dengan akhir pembelajaran. Data ini diperlukan untuk memonitor variabel-variabel kegiatan pembelajaran yang meliputi antara lain bahan pelajaran, tahap-tahap pelaksanaan,


(50)

waktu pelaksanaan, serta kegiatan yang dilakukan dosen. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara, lembar kegiatan mahasiswa, dan dengan angket.

3. Data prestasi hasil belajar. Data kemampuan hasil belajar mahasiswa yang dijaring adalah keterampilan menulis argumentasi mahasiswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan postes. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data keterampilan menulis wujudnya berupa perintah untuk menulis karangan berdasarkan petunjuk yang sudah ditetapkan (seperti pada perintah pretes).

4. Data peningkatan hasil belajar. Data peningkatan hasil belajar ini dilakukan dengan cara menghitung peningkatan antara keterampilan menulis awal mahasiswa (sebelum diberi perlakuan) dengan keterampilan menulis akhir mahasiswa (setelah diberi perlakuan) baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Sesuai dengan jenis data di atas, maka instrumen yang dipergunakan di dalam penelitian ini terdiri atas tiga macam, yaitu (1) instrumen pengumpulan data, (2) instrumen perlakuan, dan (3) instrumen pedoman penilaian. Instrumen pengumpulan data terdiri atas tiga macam yaitu instrumen yang dipergunakan untuk mengumpulkan data kemampuan awal mahasiswa (keterampilan menulis), instrumen untuk mengumpulkan data pelaksanaan perlakuan, dan instrumen untuk mengumpulkan data prestasi hasil belajar (keterampilan menulis).

Instrumen perlakuan bentuknya berupa perangkat pembelajaran. Perangkat yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain berupa rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP) yang terdiri atas 7 kali tatap muka dengan durasi waktu per pertemuan 3 x 50


(51)

menit. RPP ini akan dirancang sendiri oleh peneliti dan disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan diterapkan. Persiapan pembelajaran yang berupa RPP ini digunakan untuk memandu dosen dalam mengelola pembelajaran. Instrumen penilaian untuk menganalisis keterampilan menulis mahasiswa meliputi aspek logika dan aspek linguistik.

3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpul data terdiri atas dua bagian, yaitu instrumen untuk mengumpulkan kemampuan awal mahasiswa (pretes) dan instrumen untuk mengumpulkan prestasi hasil belajar mahasiswa (postes). Instrumen ini berupa penugasan atau perintah dan petunjuk pelaksanaannya. Perintah instrumen ini berisi penugasan kepada mahasiswa menyusun karangan argumentasi sesuai dengan topik yang telah ditentukan. Pada bagian petunjuk tertulis waktu yang disediakan untuk menulis dan aspek-aspek lain yang harus diperhatikan dalam menulis. Aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan antara lain: jenis tulisan, pengorganisasian, jumlah kata, pemakaian kata, penggunaan ejaan dan tanda baca, serta kalimat. Pada bagian lembar pengerjaan disediakan ruangan untuk menulis karangan, isian data pribadi (nama, program studi, nomor induk mahasiswa) di sudut kanan atas.

Pada prinsipnya instrumen yang dipergunakan untuk mengumpulkan prestasi hasil belajar sama dengan kemampuan awal mahasiswa. Perbedaannya hanya terletak pada topik yang akan dikembangkan ke dalam karangan argumentasi serta waktu pengerjaannya.


(52)

Analisis hasil belajar mahasiswa berupa karangan yang dilakukan secara kuantitatif. Karangan siswa dianalisis berdasarkan pedoman penilaian karangan. Aspek-aspek karangan yang dianalisis meliputi: isi karangan, organisasi tulisan, kosa kata, pengggunaan bahasa/kalimat, dan ejaan. Pedoman penilaian ini merupakan model yang dikembangkan oleh Jacobs dkk. (1981) dan kemudian diadaptasi oleh Djiwandono (1990:61—62) dan Nurgiatoro (2001:307). Adapun rincian tingkat kemampuan berbahasa untuk setiap komponen meliputi: sangat memuaskan, memuaskan, cukup memuaskan, dan kurang memuaskan.

3.4.2 Instrumen Pelaksanaan Perlakuan

Untuk mempermudah pengolaan data hasil penelitian, ada lima macam alat pelaksanaan perlakuan yang digunakan. Kelima alat yang dimaksud, yakni (1) rencana pelaksanaan perkuliahan (RPP) dan model pembelajaran, (2) pelaksanaan perkuliahan dievaluasi lewat lembar observasi, (3) lembar penilaian proses, (4) lembar angket, dan (5) wawancara.

1. Rencana Pelaksanaan Perkuliahan (RPP)

RPP yang disusun berupa seperangkat program pembelajaran dan bertujuan untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Komponen-komponen satuan pelajaran tersebut mencakup: kompetensi pembelajaran (umum, khusus), materi pembelajaran (kompetensi dasar, indikator pembelajaran), kegiatan (prosedur dan langkah-langkah pembelajaran), alat dan sumber, serta evaluasi.

Instrumen yang berupa RPP ini dibagi atas dua bagian, yaitu RPP yang berisi tentang model investigasi kelompok (MIK) yang terfokus pada materi menulis dan


(53)

satuan acara perkuliahan (SAP) konvensional yang meliputi keseluruhan materi MPK Bahasa Indonesia. RPP pertama (pembelajaran MIK) diterapkan pada kelas eksperimen dan hanya untuk tujuh kali pertemuan. SAP kedua (konvensional) diterapkan pada kelas kontrol dan untuk 16 kali pertemuan.

2. Lembar Observasi

Berbagai hal yang dianggap penting dicatat dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi tentang pembelajaran menulis yang berlangsung. Hal-hal yang diobservasi mencakup persiapan pembelajaran, penyampaian tujuan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi. Observasi juga diarahkan pada aktivitas dan kreativitas mahasiswa pada saat melaksanakan presentasi laporan kelompok.

3. Lembar Kuesioner (angket)

Lembar kuesioner (angket) yang digunakan di dalam penelitian ini berupa angket tertutup. Angket ini digunakan untuk menjaring data tentang pendapat mahasiswa terhadap model pembelajaran menulis (mengarang) yang selama ini mereka alami dan angket ini diberikan sebelum penelitian dilaksanakan. Selanjutnya, angket tersebut juga diberikan setelah mahasiswa mengikuti pembelajaran menulis dengan MIK. Angket kedua diberikan dengan tujuan untuk mengetahui respon dan sikap mahasiswa tentang menulis atau mengarang. Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan tentang: pendapat, minat, dan sikap siswa terhadap menulis.

Tabel 3.1


(54)

Pengantar isi Tujuan Keterangan 1. petunjuk pengisian

2. identitas responden

Sejumlah pertanyaan tentang sikap dan tanggapan mahasiswa. Menjaring data tentang sikap dan tanggapan menulis mahasiswa. Diberikan sebelum dan sesudah perlakuan baik kelas eksperimen dan kontrol 4) wawancara

Wawancara dalam penelitian ini hanya dilakukan sebelum penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh informasi berupa pendapat dosen tentang pembelajaran menulis yang pernah dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada dosen antara lain persiapan pembelajaran, kendala-kendala pada saat mengajar, strategi atau metode pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah pembelajaran, serta sistem penilaian yang dilakukan.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Lembar Wawancara

Pengantar Isi Tujuan Keterangan

1. Identitas terwawancara Sejumlah pertanyaan Menjaring data Diberikan sebelum

2. Tempat tugas tentang pendapat ter- tentang kegiatan perlakuan

3. Pendidikan terakhir wawancara tentang perkuliahan MPK

pelaksanaan pembel. B. Indonesia

menulis

3.4.3 Instrumen Pedoman Penilaian

Instrumen pedoman penilaian yang dipergunakan untuk memeriksa data kemampuan awal mahasiswa dan data prestasi hasil belajar mahasiswa yang berupa hasil


(1)

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 43/DIKTI/Kep/ 2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Depantemen Pendidikan Nasional. 2002. Pengembangan Sistem Pendidikan Tenaga

Kependidikan Abad ke-21. Jakarta: Depdiknas.

De Porter, B. dan Hernacki, Mike.1999. Quantum Learning: Unleashing The Genius in

You. New York. Dell Publishing.

Djiwandono, M & Soenardi. 1989. Pengembangan Tes Kemampuan Berbahasa

Indonesia. Laporan Penelitian: Puslit IKIP Malang.

Elliot, S.N., Kratochwill, T.R., Litltefietd, J. & Traver, J.F. 1999. Educational

Psychology. Singapore: Brown & Benhmark.

Fraenkel, J.R. & Norman E W. 1993. How to Design and Evaluate Research. New York: McGraw—Hill Inc.

Fuad, M. 2005. “Setelah MKU Bahasa Indonesia Digugat” dalam Wiediarti, (Ed.). 2005.

Menuju Budaya Menulis. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Gagne, R.M. 1970. The Conditions of Learning. New York: Rinehart and Winston. Inc. Hadiwidjojo, Purbo. 1989. Kata dan Makna: Teman Penulis dan Penerjemah

Menemukan Kata dan Istilah. Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Hadley, A.O.C. 2001. Teaching Language in Context. Unied States: Heinle & Heinle Publisher, Inc.

Hamied, F.A. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: Debdikbud, Dirjendikti, PPLPTK.

Heaton, J.B. 1988. Writing English Language Test. London: Longman Group UK Limited.

Hilal, I. 1988. Efektivitas Pelaksanaan Pengajaran MKDU Bahasa Indonesia dalam

Meningkatkan Keterampilan Menulis Mahasiswa Unila 1996/1997 (Tesis).

Malang: FPS IKIP Malang.

Ibrahim. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Press. Jakob, E. 1999. Cooperative Learning in Context. New York: Albany Press.


(2)

Jakobs, M.G. & Hall, S. 2002. Implementing Cooperative Learning. New York: Cambridge University Press.

Jacobs, H.I., 1988. Testing ESL Composition:: A Practical Approach. Rowley, Mass.: Newbury House Publisher, Inc.

Jarolimek, J. 1987. Social Studies in Elementary Education. New York: McMillan Co. Inc.

Joice, B & Weil Marsha. 1980. Models of Teaching. Prentice—Hall Inc. New Jersey.

Joni, T. R. 1983. Strategi Belajar-Mengajar: Suatu Pengantar. Jakarta: Depdikbud. Johnson, E.B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press. Johnson, R.T. & Johnson, D.W. (1982). Effect of Cooperative and Competitive Learning

Experiences on Interpersonal Attraction Between Handicapped and Nonhandicapped Student. Journal of Educational Research Journal.

Johnson, R.T. & Johnson, D.W. (1994). Learning Together and Alone: Cooperative,

Competitive, and Individualistic Learning. Boston: Allyn & Bacon.

Keraf, G. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia. Keraf, G. 1980. Komposisi. Jakarta:Gramedia.

Kettman. J.1998.Collaborative Startegic Reading During Social Studies In

Heterogeneous Forth-Grade Clasrooms. The Elementary School Journal:

Chicago.

Krashen, S.D. 1984. Principles and Practice in Second Language Acquisition. Oxford: Pergamon Press.

Kurniawan, Khaerudin (2005) Bahasa Indonesia dalamKomunikasi Ilmiah: Studi pada artikel Jurnal Mimbar Pendidikan. Dalam Wiedarti, P. (Ed), Menuju budaya

Menulis: Suatu Bunga Rampai. Yogyakarta.

Lie, A. 2007. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Grasindo


(3)

Moelyono, St. 1984. Keterampilan Mengarang Mahasiswa Universitas Katolik Widya

Mandala Madiun (Tesis). Malang: FPS IKIP Malang.

Moeliono, A. 1985. Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Indonesia.

Jakarta:Jambatan.

Muthohir, C. 1992. Peningkatan Mutu Pengajaran di Perguruan Tinggi Indonesia. Pidato Pengukuhan. IKIP Surabaya.

Nitko, A.J. 1983. Educational Test and Measurement. An Introduction. New York: Harcout Brace Jovanovich Inc.

Nunan, D. 1999. Scond Language Teaching and Learning. Boston: Heinle&Heinle Publisher.

Nurgiantoro, B. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Oka, I G. N.. 1982. “ Pembinaan pengajaran Bahasa Indonesia” di dalam Politik Bahasa

Nasional, jilid 2, Jakarta: Balai Pustaka.

Oxford, R.L.1990.Language Learning Strategis: What Every Teacher Should Know, USA: NewBery House Publishers.

Roestiyah.1986. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan. Jakarta : PT. Bina Aksara

Rusminto, E.R. 1995. Unsur-unsur Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa (Laporan penelitian). Lampung: FKIPUniversitas Lampung.

Rusminto, E.R. 1996. Unsur-unsur Penanda Koherensi dalam Skripsi Mahasiswa (Laporan penelitian). Lampung: FKIPUniversitas Lampung.

Rusminto, E.R. 1997. Pemakaian Kalimat dalam Skripsi Mahasiswa (Laporan penelitian). Lampung: FKIPUniversitas Lampung.

Rusyana, Y.1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Diponegoro

Rusyana, Y. 1986. Keterampilan Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sadtono, E. 1976.”Bahasa Indonesia Golongan Terdidik (sarjana) di Indonesia” di dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra 1/5.


(4)

Samsuri. 1988.”Berbagai Msalah Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah kita”. Makalah Kongres Bahasa Indoesia V. Jakarta.

Samsuri. 1985.” Mari Kita Laksanakan Cita-Cita Sumpah Pemuda”,dalam Kongres Bahasa Indonesia IV. Jakarta: PPPB.

Soedjianto. 1984. Kemampuan Berbahasa Indonesia: Menulis Murid Kelas III SMEA

Jawa Timur. Laporan Penelitian IKIP Malang.

Soedjito. 1986. Kalimat Efektif. Bandung: Remaja Karya.

Sharan,Y & Sharan, S. 1976. Small-Group Teaching, Englewood Clifts, MS.Educational Technology Publications.

Sharan, Y and Sharan, S.1992. Group Investigation Expanding Cooperative Learning. New York’s Teacher’s College Press.

Skinner, C.E. 1974. Educational Psychology. New Delhi: Prentice Hall of India Private. Slavin, R.E. 1994. Educational Psychology: Theory and Practice. Boston: Allyn &

Bacon.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn & Bacon.

Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik. (diterjemahkan oleh Nurulita Yusron). Bandung: Nusa Media.

Sugihastuti. 2000. Bahasa Laporan Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudarwati. 1991. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Skripsi Mahasiswa Untag 1945. Surabaya: Untag 1945

Sudjana. 2000. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipasif. Bandung: Falah Production.

Sugiri. 1991. Penerapan Bahasa Indonesia Baku dalam Skripsi Mahasiswa Unair

Surabaya. Laporan Penelitian. Surabaya: Unair.

Suparno dan Yunus, M. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Pusat Penerbitan . Universitas Terbuka.

Stern, H.H. 1986. Fundamental Conceptes of Languange Teaching. New York: Oxford University Press.


(5)

Suherli (2002). Pengembangan Model Literal dalam Meningkatkan Pembelajaran

Menulis. Disertasi, tidak dipublikaskan. Bandung: PPS UPI.

Syafi ie, I.1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud.

Syafi’ie, I. (Ed.). 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: IKIP Malang.

Syafi’ie, I. 1994. Metodologi Bahasa Pengajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan Humaniora dan Sains, 1 (1):13—19.

Syamsudin, A.R. 1994. Studi Wacana: Teori-Analisis Pengajaran. Bandung: FPBS IKIP Bandung.

Syamsudin, A.R. 1994. Dari Ide—Bacaan—Simakan Menuju Menulis Efektif. Bandung: Bumi Siliwangi.

Tarigan, H.G. 1994. Menulis sebagai suatu Aspek Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Udin, N. 2001. Kemampuan Awal Mahasiswa Program Studi Nonbahasa Indonesia

Menerapkan Aturan EYD Tahun Akademik 2000/2001 (Laporan Penelitian).

Lampung: FKIP Universitas Lampung.

Vygostsky, L. 1989. Thought and Language. Newly Revised. Cambridge: The MIT Press.

Wahab, A. & Lis Amin Lestari. 1999. Menulis Karya Ilmiah. Surabaya: Airlangga University Prees.


(6)