STRATEGI KOMUNIKASI PEMBELAJAR ASING DALAM PEMBELAJARAN BIPA TINGKAT DASAR : (Studi Kasus terhadap Pembelajar BIPA UPI asal Korea Selatan).

(1)

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBELAJAR ASING DALAM PEMBELAJARAN BIPA TINGKAT DASAR (Studi Kasus terhadap Pembelajar BIPA UPI Asal Korea Selatan)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Meida Taftiawati NIM 0906884

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBELAJAR

ASING DALAM PEMBELAJARAN BIPA

TINGKAT DASAR

(Studi Kasus terhadap Pembelajar BIPA

UPI Asal Korea Selatan)

Oleh Meida Taftiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

© Meida Taftiawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing dalam Pembelajaran BIPA Tingkat Dasar

(Studi Kasus terhadap Pembelajar BIPA UPI asal Korea) oleh

Meida Taftiawati disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I,

Dra. Lilis Siti Sulistyaningsih, M.Pd. NIP 196012161986032001

Pembimbing II,

Ida Widia, M.Pd. NIP 197310062008012004

diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia,

Dr. Dadang Anshori, M.Si. NIP 197204031999031002


(4)

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

STRATEGI KOMUNIKASI PEMBELAJAR ASING DALAM PEMBELAJARAN BIPA TINGKAT DASAR

(Studi Kasus terhadap Pembelajar BIPA UPI asal Korea Selatan)

Meida Taftiawati 0906884

ABSTRAK

Pembelajar BIPA seringkali dihadapkan pada keharusan untuk berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran, sementara ia masih belum menguasai bahasa Indonesia secara sempurna, terutama pada pembelajaran BIPA tingkat dasar. Agar pembelajar bisa menyampaikan maksudnya kepada pengajar, pembelajar melakukan trik tertentu untuk mengatasi keterbatasan berbahasanya dengan menggunakan strategi komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan implementasi dari strategi komunikasi yang digunakan pembelajar asing dalam pembelajaran BIPA baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dalam situasi formal dan nonformal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yang hanya memotret dan mendeskripsikan suatu kasus secara intensif dan terfokus, tanpa memberikan perlakuan sedikitpun. Adapun data penelitian ini adalah empat pembelajar BIPA UPI asal Korea Selatan yang masih berada pada tingkat dasar. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa strategi komunikasi yang digunakan pembelajar BIPA dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas, yaitu: pembentukan frasa; pelesapan kata depan, imbuhan, dan subjek; campur kode (peminjaman istilah asing); koreksi diri; penggunaan kata yang memiliki arti berdekatan; menerjemahkan harfiah; nada gantung; balikan; menggunakan benda di sekitar (realia); gerakan tubuh (gesture); bunyi [eu] di akhir kata tertentu; penggunaan kata “yang” untuk menjelaskan kata sifat.


(5)

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRACT

BIPA learners are often faced with the need to communicate in learning, while they still have not mastered Indonesian perfectly, especially at the basic level of learning BIPA. So that learners can convey meaning to teachers, learners perform certain tricks to overcome the limitations of language is the use of communication strategies. This study aims to describe the form and implementation of communication strategies used in learning BIPA foreign learners both in the classroom and outside the classroom, in formal and informal situations. The method used in this research is a case study that just photographing and describing a case of intensive and focused, without giving the treatment. The data of this study are four BIPA UPI learners from South Korea who is still at the basic level. Based on the results of the study, found several communication strategies used BIPA learners in learning inside and outside the classroom, namely: the formation of phrases; vanished prepositions, affixes, and the subject; mix code (borrowing foreign terms); self-correction; uses words that have adjacent meaning; translate literally; tones hanging; feedback; using objects around (realia), body movement (gesture); sound [eu] at the end of certain words; usage of the word "yang" to describe adjectives.


(6)

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR DATA ... viii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Perumusan Masalah ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

1.6 Struktur Organisasi ... 6

1.7 Anggapan Dasar ... 8

BAB 2 IKHWAL PEMBELAJARAN BIPA DAN STRATEGI KOMUNIKASI 2.1 Pembelajaran dan Pemerolehan Bahasa ... 10

2.1.1 Pemerolehan Bahasa Pertama ... 10

2.1.2 Pembelajaran Bahasa Kedua ... 11

2.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (Bipa)... 11

2.2.1 Karakteristik BIPA ... 12

2.2.2 Level Bipa ... 18

2.2.2.1 Tingkat Kelas Pemula (Novice) ... 18

2.2.2.2 Tingkat Menengah (Intermediate) ... 18

2.2.2.3 Tingkat Mahir/Lanjut (Advance) ... 19


(7)

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.3.1 Konsep Strategi Komunikasi ... 21

2.3.2 Bentuk Strategi Komunikasi ... 23

2.3.2.1 Strategi Komunikasi Verbal ... 24

2.3.2.2 Strategi Komunikasi Nonverbal ... 26

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 28

3.2 Desain Penelitian ... 29

3.3 Metode Penelitian ... 30

3.4 Definisi Operasional ... 31

3.5 Instrumen Penelitian ... 32

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.6.1 Observasi ... 33

3.6.2 Dokumentasi ... 33

3.6.3 Triangulasi ... 33

3.7 Analisis Data ... 34

3.7.1 Reduksi Data ... 34

3.7.2 Penyajian Data ... 34

3.7.3 Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data ... 34

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data ... 35

4.2 Analisis dan Pembahasan Data Observasi ... 42

4.2.1 Analisis dan Pembahasan Data Leo (Kim Ki In) ... 43

4.2.2 Analisis dan Pembahasan Data Bintang (Lee Hyeok Woo)... 52

4.2.3 Analisis dan Pembahasan Data Tina (Youk Hyo Jung) ... 62


(8)

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 86 5.2 Saran ... 89

PUSTAKA ACUAN ... 90 LAMPIRAN


(9)

1

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, terdapat sekitar 17.504 pulau besar dan kecil. Indonesia juga merupakan negara yang memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi, tak heran banyak orang asing dari berbagai negara yang datang ke Indonesia baik untuk melanjutkan studi, bekerja ataupun hanya untuk sekedar berwisata. Hal ini, membuat mereka menganggap penting untuk mempelajari bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Terbukti banyak penutur asing yang berminat mempelajari bahasa Indonesia atau yang kita kenal dengan sebutan BIPA yaitu Bahasa Indonesia bagi penutur asing. Penutur asing menganggap bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah untuk dipelajari, pernyataan ini sesuai dengan pandangan yang dikemukan Tasai dan Zaidan (2002: 6.21) sebagai berikut:

Bahasa Indonesia dapat menarik minat penutur lain untuk mempelajarinya. Menurut pengakuan pembelajar asing, bahasa Indonesia lebih mudah untuk dipelajari dibandingkan bahasa Cina dan Jepang. Namun, pengakuan ini tidak mutlak sebab ada juga yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia sulit dipelajari kalau sudah menyangkut afiksasi. Walaupun demikian, kini bahasa Indonesia sudah dipelajari di beberapa negara di Eropa, Amerika, Australia dan Asia. Oleh karena itu, bahasa Indonesia harus menyetarakannya dengan bahasa modern terkembang lainnya di dunia, penyetaraan bahasa Indonesia dalam antarhubungan budaya dalam pergaulan Internasional, serta pemutakhiran bahasa Indonesia yang mampu menjadikan bahasa Indonesia memenuhi fungsinya sebagai bahasa modern.

Saat ini, bahasa Indonesia mulai dilirik dan diminati oleh warga negara lain, terutama mereka yang berada di zona asia-pasifik. Terlebih setelah bahasa Indonesia menjadi bahasa resmi bahasa ASEAN yang wajib digunakan pada pertemuan kenegaraan negara-negara ASEAN. Peminat bahasa Indonesia berangsur-angsur bertambah. Di Australia yang secara geografis letaknya


(10)

2

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

berdekatan dengan Indonesia, memasukan bahasa Indonesia ke dalam kurikulum pendidikan sebagai mata pelajaran bahasa asing yang dipelajari.

Letak geografis Indonesia, populasi penduduk, keindahan alam, banyaknya perusahaan asing yang berinvestasi serta kebudayaan dan keseniannya yang beraneka ragam yang tidak dimiliki negara lain menjadi beberapa alasan yang menyebabkan banyak orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) bisa dijadikan ajang untuk mempromosikan Indonesia ke kancah Internasional.

Bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) adalah pengajaran bahasa Indonesia yang diberikan kepada orang-orang asing yang ingin mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa asing. Pembelajar BIPA dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan, yaitu tingkat pemula (novice), menengah (intermediate) dan mahir (advanced). Di dalamnya teridir atas empat kompetensi kemampuan berbahasa, yakni membaca, menyimak, berbicara dan menulis.

Kedudukan BIPA bagi pembelajar asing adalah sebagai bahasa kedua sehingga pemerolehannya dilakukan setelah menguasai bahasa pertamanya. Para siswa asing tersebut sudah memiliki bahasa pertama (bahasa ibu) sebelum mereka belajar bahasa Indonesia. Dengan kondisi demikian, tentu saja pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing (BIPA) menjadi berbeda dibandingkan dengan pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama (B1). Pengajaran BIPA lebih kompleks dan rumit karena siswa asing tersebut berasal dari berbagai negara.

Seperti yang kita ketahui, penguasaan bahasa pertama diperoleh melalui proses pemerolehan bahasa yang terjadi secara alamiah dan tanpa disadari sementara bahasa kedua diperoleh melalui proses pembelajaran bahasa yang dilakukan secara sadar dan sengaja

Para pakar pembelajaran bahasa kedua pada umumnya percaya bahwa bahasa pertama (bahasa ibu) mempunyai pengaruh terhadap proses penguasaan bahasa kedua pembelajar (Ellis, 1986:19). Pengaruh itu bisa menjadi pengaruh buruk atau bahkan membantu dalam proses pembelajaran bahasa kedua. Pembelajaran bahasa kedua akan menjadi mudah jika pembelajar telah menguasai


(11)

3

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bahasa pertamanya dengan baik karena kemampuan bahasa pertamanya bisa digunakan dalam proses pembelajaran bahasa kedua.

Adapun tiga tujuan orang asing belajar bahasa Indonesia, yakni ingin menguasai keterampilan komunikasi antarpersonal dasar (Basic Interpersonal

Communication Skills), menguasai konsep serta prinsip-prinsip yang bersifat

ilmiah (Cognitive Academic Language Proficiency), dan menggali kebudayaan dengan segala aspeknya (Suyatna dalam Pratiwi, 2008:10). Ketiga tujuan tersebut dapat berjalan masing-masing, akan tetapi dapat pula berkelanjutan. Awalnya mereka belajar bahasa Indonesia untuk keperluan praktis, setelah itu belajar yang lebih bersifat ilmiah dan akhirnya menguasai kebudayaan.

Namun banyak pula penutur asing yang awal mulanya tertarik belajar bahasa Indonesia karena kagum dengan budaya Indonesia dan ingin mengetahuinya lebih dalam dengan belajar bahasa Indonesia terlebih dahulu. Budaya Indonesia yang beragam dianggap menarik dan memesona karena tidak mereka temukan di nagaranya.

Dalam suatu pembelajaran diperlukan suatu strategi untuk mendukung proses pembelajaran. Dalam pengertian sempit strategi adalah suatu cara yang dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan. Ada banyak strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran salah satunya adalah strategi komunikasi. Strategi komunikasi adalah suatu teknik yang sistematis yang digunakan pembelajar bahasa asing untuk mengekspresikan ide-idenya ketika dihadapkan pada kesulitan berkomunikasi karena belum sempurnanya penguasaan B2. Strategi komunikasi sebagai rencana sadar secara potensial untuk memecahkan masalah individu sendiri dalam mencapai tujuan komunikatif tertentu.

Jika srategi belajar lebih berhubungan dengan ranah reseptif dalam mendapat, menyimpan, dan mengingat, maka strategi komunikasi berkaitan dengan penggunaan mekanisme verbal dan nonverbal untuk komunikasi produktif tentang informasi. Dalam kata lain strategi belajar memerhatikan input yaitu masukan sedangkakan strategi komunikasi merupakan output, keluaran yaitu bagaimana pembelajar asing itu mengaplikasikan masukan yang diterimanya dan menyampaikannya pada orang lain.


(12)

4

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pembelajar asing menggunakan strategi komunikasi untuk menyiasati keterbatasannya dalam bahasa kedua. Meskipun dengan menggunakan strategi ini mereka mengesampingkan kaidah-kaidah berbahasa.

Terdapat penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian Eva Ardiana Indrariani yang berjudul “Strategi Komunikasi Mahasiswa Asing dalam Interaksi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan objek penelitian yang heterogen yaitu pembelajar asing yang berasal dari negara yang berbeda yang tentu saja memiliki latar belakang dan budaya yang berbeda-beda pula. Pembelajar asing ini berasal dari Thailand, Vietnam dan Madagaskar. Selain itu pembelajar asing yang dijadikan objek penelitian memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang berbeda karena menduduki tingkat pembelajaran BIPA yang berbeda, sebagaian pembelajar asing merupakan pembelajar BIPA tingkat dasar dan sebagian lagi pembelajar BIPA tingkat lanjut. Di dalamnya ditemukan bahwa pembelajar asing menggunakan bermacam-macam strategi komunikasi dalam berbicara dengan penutur asli bahasa Indonesia untuk menyiasati keterbatasannya menggunakan bahasa Indonesia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Indrariani (2011), peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang sama namun dengan objek penelitian yang berbeda. Jika penelitian sebelumnya menggunakan objek penelitian yang heterogen dari berbagai negara dengan tingkat kemampuan berbahasa Indonesia yang berbeda, maka pada penelitian ini, peneliti menggunakan objek yang homogen yaitu pembelajar asing asal korea dengan tingkat kemampuan berbahasa Indonesia yang sama yaitu tingkat dasar.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan judul penelitian sebagai berikut “Strategi Komunikasi Pembelajar Asing dalam Pembelajaran BIPA Tingkat Dasar (Studi Kasus terhadap Pembelajar BIPA UPI asal Korea Selatan).


(13)

5

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti kemukakan, peneliti mengidentifikasi masalah-malasah penelitian sebagai berikut.

1) Lemahnya kemampuan pembelajar asing asal Korea dalam berbahasa Indonesia.

2) Kurangnya waktu interaksi pembelajar asing tersebut dengan penutur asli bahasa Indonesia.

3) Pembelajar asing asal Korea sering menemukan kesulitan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

4) Penggunanaan strategi komunikasi oleh pembelajar asing asal Korea.

1.3 Rumusan Masalah

Peneliti dapat merumuskan masalah penelitian berdasarkan identifikasi masalah di atas. Rumusan masalah memberikan arah terhadap kegiatan yang harus dilakukan peneliti. Oleh karena itu, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut.

1) Bagaimana implementasi strategi komunikasi verbal yang digunakan pembelajar asing dalam pembelajaran BIPA?

2) Bagaimana implementasi strategi komunikasi nonverbal yang digunakan pembelajar asing dalam pembelajaran BIPA?

3) Bagaimana Interpretasi pengajar terhadap strategi komunikasi yang dilakukan pembelajar asing dalam pembelajaran BIPA?

1.4 Tujuan Penelitian

Beberapa tujuan yang ingin dicapai peneliti melalui penelitian ini antara lain untuk mendeskripsikan:

1) Implementasi strategi komunikasi verbal yang digunakan pembelajar asing dalam pembelajaran BIPA.

2) Implementasi strategi komunikasi nonverbal yang digunakan pembelajar asing dalam pembelajaran BIPA.


(14)

6

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3) Interpretasi pengajar terhadap strategi komunikasi yang dilakukan oleh pembelajar asing dalam pembelajaran BIPA.

1.5 Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan penelitian yang dilakukan akan memberikan manfaat positif sesuai dengan tujuan penelitiannya. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, anatara lain:

1) Bagi Pengajar

Penelitian ini bisa dijadikan gambaran pada proses pembelajaran BIPA serta strategi yang digunakan pembelajar asing dalam proses pembelajaran BIPA baik dikelas maupun dilingkungan sekitarnya. Selain itu, tidak menutup kemungkinan bila guru BIPA memanfaatkan strategi ini dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai .

2) Bagi Pembelajar

Pembelajar BIPA dapat mengaplikasikan strategi komunikasi ini dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas untuk menyiasati keterbatasan dalam berkomunikasi.

3) Bagi Peneliti

Manfaat yang hendak diambil dari penelitian ini adalah untuk dijadikan pengalaman dan bekal bagi peneliti sebagai calon guru yang tidak hanya menjadi guru bahasa Indonesia di sekolah tetapi sebagai guru BIPA dengan tantangan yang lebih berat dengan membawa Indonesia ke hadapan dunia luar melalui pengajaran bahasa Indonesia.

1.6 Struktur Organisasi Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian


(15)

7

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1.5 Struktur Organisasi 1.6 Anggapan Dasar

BAB 2 IKHWAL PEMBELAJARAN BIPA DAN STRATEGI KOMUNIKASI

2.1 Pembelajaran dan Pemerolehan Bahasa 2.1.1 Pemerolehan Bahasa Pertama 2.1.2 Pembelajaran Bahasa Kedua

2.2 Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (Bipa) 2.2.1 Karakteristik BIPA

2.2.2 Level Bipa

2.2.2.1 Tingkat Kelas Pemula (Novice) 2.2.2.2 Tingkat Menengah (Intermediate) 2.2.2.3 Tingkat Mahir/Lanjut (Advance) 2.3 Strategi Komunikasi

2.3.1 Konsep Strategi Komunikasi 2.3.2 Bentuk Strategi Komunikasi

2.3.2.1 Strategi Komunikasi Verbal 2.3.2.2 Strategi Komunikasi Nonverbal

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian 3.2 Desain Penelitian

3.3 Metode Penelitian 3.4 Definisi Operasional 3.5 Instrumen Penelitian 3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Observasi 3.6.2 Dokumentasi 3.6.3 Triangulasi


(16)

8

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.7 Analisis Data 3.7.1 Reduksi Data 3.7.2 Penyajian Data

3.7.3 Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi Data BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.1 Analisis dan Pembahasan Data Observasi

4.1.1 Analisis dan Pembahasan Data Leo (Kim Ki In)

4.1.2 Analisis dan Pembahasan Data Bintang (Lee Hyeok Woo) 4.1.3 Analisis dan Pembahasan Data Tina (Youk Hyo Jung) 4.1.4 Analisis dan Pembahasan Data Eva (Jang O Young)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan

5.2 Saran

1.7 Anggapan Dasar

Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran-penafsiran yang berbeda antara peneliti dan pembaca, penelitian ini didasarkan pada anggapan dasar mengenai strategi komunikasi, yaitu sebagai berikut.

a) Order (1983) strategi komunikasi adalah suatu teknik sistematis digunakan oleh individu untuk mengekspresikan makna, ketika ia dihadapkan pada kesulitan.

b) Torane (1983) mendefinisikan sebagai berikut:

(1) Strategi komunikasi adalah upaya individu secara sistematis untuk mengekspresikan makna dalam bahasa target ketika ia tidak dapat membentuk atau memilih kaidah bahasa target.


(17)

9

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(2) Strategi komunikasi adalah upaya sadar individu untuk mengkomunikasikan pikirannya ketika tata bahasa antara (interlanguage) tidak memadai untuk menyampaikan pikiran tersebut.

c) Faerch and Kaspen (1983) mendefinisikan bahwa strategi komunikasi adalah rencana sadar secara potensial untuk mengatasi masalah dalam mencapai tujuan komunikasi khusus.

Berdasarkan anggapan para ahli di atas maka strategi komunikasi pembelajaran BIPA adalah suatu cara yang dilakukan secara sadar oleh pembelajar asing sebagai upaya untuk mengomunikasikan maksudnya kepada penutur asli bahasa Indonesia baik dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.


(18)

28

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Subjek Penelitian

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FPBS Universitas Pendidikan Indonesia yang berada di jalan Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Jawa Barat. Subjek penelitian dalam penelitian ini ialah empat mahasiswa asing dari Universitas Youngsan Korea Selatan yang sedang belajar Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia UPI.

Pembelajar BIPA yang menjadi subjek penelitian berjumlah empat orang. Berikut ini merupakan keempat data pembelajar yang dijadikan subjek penelitian. a) Nama : Kim Ki In (Leo)

Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 23 tahun

Negara asal : Korea Selatan

b) Nama : Lee Hyeok Woo (Bintang) Jenis kelamin : Laki-laki

Usia : 28 tahun

Negara asal : Korea Selatan

c) Nama : Youk Hyo Jung (Tina) Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 22 tahun

Negara asal : Korea Selatan d) Nama : Jang O young (Eva)

Jenis kelamin : Perempuan

Usia : 21 tahun


(19)

29

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan informasi yang penulis peroleh dari pengajar BIPA, keempat pembelajar tersebut berada pada level BIPA tingkat dasar.

3.2 Desain Penelitian

Karena paradigma, proses, metode dan tujuannya berbeda, penelitian kualitatif memiliki model desain yang berbeda dengan penelitian kuantitatif. Tidak ada pola baku tentang format desain penelitian kualitatif, sebab; (1) instrumen utama penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, sehingga masing-masing orang bisa memiliki model desain sendiri sesuai seleranya, (2) proses penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga sulit untuk dirumuskan format yang baku, dan (3) umumnya penelitian kualitatif berangkat dari kasus atau fenomena tertentu, sehingga sulit untuk dirumuskan format desain yang baku (Rahardjo, 2010).

a) Pemilihan lokasi

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FPBS UPI yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Jawa Barat. Peneliti mengambil lokasi di UPI karena dekat dengan tempat tinggal peneliti dan pada saat akan melakukan penelitian, Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia UPI baru saja menerima Pembelajar BIPA asal Korea Selatan, untuk itu peneliti mencoba menggunakan kesempatan ini untuk melakukan penelitian skripsi dengan menjadi tutor pembelajar asing tersebut selama lebih kurang tiga bulan.

.

b) Peranan peneliti

Peranan peneliti dalam penelitian ini yaitu, selain sebagai observer yang mengamati pembelajar BIPA saat dalam kegiatan pembelajaran di kelas peneliti juga berperan sebagai tutor pembelajar asing yang bertugas membantu proses pembelajaran BIPA di luar kelas (non-formal) serta memberikan motivasi mereka untuk belajar BIPA.


(20)

30

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif tipe studi kasus (case

study). Penggunaan metode penelitian ini untuk meneliti strategi komunikasi yang

digunakan pembelajar asing asal Korea dalam pembelajaran BIPA.

Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diselidiki terdiri dari satu unit atau satu kesatuan unit yang dipandang sebagai kasus. Karena sifatnya yang mendalam dan mendetail, studi kasus umumnya menghasilkan gambaran longitudinal, yakni hasil pengumpulan dan analisa data kasus dalam satu jangka waktu. Kasus dapat terbatas pada satu orang, satu lembaga, satu peristiwa ataupun satu kelompok manusia, dan kelompok objek lain yang cukup terbatas, yang dipandang sebagai satu kesatuan dalam hal itu, segala aspek kasus tersebut mendapat perhatian sepenuhnya dari penyelidik (Winarno, 1978:135).

Penelitian kasus (case study) adalah penelitian tentang kasus subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Whiterington dalam Buchari (1985:24) menandaskan, studi kasus penyelidikan-penyelidikan hanya dilakukan terhadap sejumlah kecil individu, tetapi dilakukan secara mendalam. Sementara Menurut Isaac & Michael (1982: 48), studi karus merupakan investigasi mendalam atas unit sosial tertentu yang menghasilkan sebuah gambaran lengkap dan tertata baik dari unit sosial tersebut, studi kasus juga dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja.

Metode studi kasus merupakan bagian dari penelitian deskriptif, yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik itu fenomena alamiah atau fenomena yang direkayasa manusia (Sukmadinata, 2007:72). Dalam penelitian deskriptif peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang sesuatu, tetapi berusaha menggambarkan dengan jelas semua kegiatan, keadaan, kejadian, dan aspek-aspek sebagaimana adanya. Sejalan dengan pendapat Sukmadinata,menurut Robert K Yin dalam Stufflebeam (2000: 187) sebagai berikut.


(21)

31

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Case study investigators must be intensely concerned with collecting data in a reliable and rigorous manner. In doing data collection, case study investigators also must struggle with the problem of divulging identities or maintaing the confidentiality and even of the case itself. (Peneliti studi kasus harus intensif berkaitan dengan pengumpulan data dengan cara yang handal dan ketat. Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti studi kasus juga harus berjuang dengan masalah membocorkan identitas atau menjaga kerahasiaan dan bahkan dari kasus itu sendiri).

Yin mengatakan bahwa dalam hal ini, peneliti harus terfokus dan intensif dalam pemgumpulan data. Masalah yang diangkat tidak boleh diketahui oleh subjek atau orang yang diteliti, dengan begitu penelitian ini berlangsung alami tanpa rekayasi dan tanpa perlakuan dari peneliti.

Hal itulah yang menjadi alasan peneliti menggunakan metode studi kasus dengan maksud untuk mendapatkan gambaran apa adanya mengenai strategi komunikasi pada pembelajaran BIPA yang dilakukan pembelajar BIPA UPI asal Korea Selatan. Peneliti mengangkat penggunaan strategi komunikasi oleh pembelajar BIPA selama pembelajaran berlangsung sebagai sebuah kasus yang akan diteliti secara mendalam. Adapun peneliti memposisikan diri sebagai observer yang bertugas mengamati perilaku pembelajar selama pembelajarn berlangsung sehingga didapat data mengenai gambaran nyata tentang strategi komunikasi yang digunakan pembelajar tersebut.

3.4 Definisi Operasional

Peneliti memaparkan definisi variabel-variabel yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai berikut.

a) Dalam suatu pembelajaran diperlukan suatu strategi untuk mendukung proses pembelajaran. Dalam pengertian sempit strategi adalah suatu cara yang dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan

b) Strategi komunikasi adalah suatu teknik yang sistematis yang digunakan pembelajar bahasa asing untuk mengekspresikan ide-idenya ketika dihadapkan pada kesulitan berkomunikasi karena belum sempurnanya penguasaan B2. Strategi komunikasi sebagai rencana. Sadar secara


(22)

32

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

potensial untuk memecahkan masalah individu sendiri dalam mencapai tujuan komunikatif tertentu.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan komponen yang penting untuk dapat mendukung hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan pedoman observasi sebagai instrumen penelitian. Pedoman observasi ini digunakan untuk menuliskan strategi komunikasi apa sajakah yang terjadi saat pembelajaran BIPA berlangsung. Berikut contoh pedoman observasi yang digunakan:

Pedoman Observasi Hari/Tanggal:

Pukul: Tempat:

Materi Pembelajaran:

Nama Aspek

Pengamatan Deskripsi

Kim Ki In (Leo) Verbal

Non-verbal

Lee Hyeok Woo (Bintang)

Verbal


(23)

33

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Youk Hyo Jung (Tina)

Verbal

Non-verbal

Jang O young (Eva)

Verbal

Nonverbal

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut

3.6.1 Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observasi berada bersama objek yang diselidiki, (S. Margono, 2010: 158). Dalam penelitian ini dilakukan obsevasi saat proses pembelajaran BIPA di kelas berlangsung dan ketika diluar kelas saat penutur asing berinteraksi dalam kegiatan tutorial.

3.6.2 Dokumentasi (Rekaman dan Video)

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Peneliti mendapatkan data dengan cara mendokumentasikan Pembelajaran BIPA di dalam kelas maupun diluar kelas saat kegiatan tutorial berlangsung. Sehingga data yang diperoleh lebih orisinil dan sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat itu. 3.6.3 Triangulasi

Triangulasi yaitu menggabungkan data dari berbagai tenik penelitian yang digabungkan. Dalam hal ini peneliti menggabungkan data hasil pengamatan curi


(24)

34

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dengar dengan data yang diperoleh dari hasil rekaman dan wawancara, sehingga data yang diperoleh lebih valid.

3.7 Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Data yang telah diperoleh dianalisis dan dikembangkan oleh peneliti, analisis data ini dilakukan sebelum observasi dan pada saat observasi. Setelah semua data yang diperlukan telah terkumpul, peneliti melakukan langkah-langkah analisis data kualitatif sebagai berikut.

3.7.1 Reduksi Data

Reduksi data merupakan rangkuman-rangkuman hasil dari penelitian yang telah dilakukan di lokasi penelitian, yakni di jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia FPBS UPI. Reduksi data ini dilakukan dengan memilah dan memilih data-data yang layak untuk dimasukkan yakni data yang berkaitan dengan penelitian dan data-data yang tidak berkaitan dengan penelitian dihapuskan.

3.7.2 Penyajian Data

Setelah melalui beberapa proses mereduksi data maka dilakukan penyajian data. Penyajian data dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan hasil pengamatan yang berupa data observasi dan dokumentasi. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung data penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

3.7.3 Pengambilan Kesimpulan dan Verivikasi Data

Setelah penelitian selesai maka dapat diperoleh kesimpulan dari hasil penelitian, data-data yang telah diperoleh peneliti dipelajari kembali. Setelah data tersebut dipelajari kembali maka dilakukan pengolahan data untuk memperivikasi data yang sudah ditentukan oleh peneliti.


(25)

86

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa strategi komunikasi yang digunakan pembelajar BIPA tingkat dasar asal Korea Selatan dalam pembelajaran BIPA baik di kelas maupun di luar kelas. Strategi komunikasi ini dituliskan berdasarkan urutan strategi komunikasi yang paling sering muncul dan digunakan pembelajar dalam setiap pertemuannya. Strategi komunikasi nonverbal lebih sering digunakan dibandingkan strategi komunikasi verbal karena strategi komunikasi nonverbal lebih mudah dan lebih cepat dipahami oleh lawan bicara yaitu pengajar dan sesama pembelajar.

1) Strategi Komunikasi Nonverbal

a) Melakukan gerakan tubuh dan ekspresi wajah untuk menjelaskan maksud tertentu adalah strategi komunikasi yang paling jitu dan yang paling mudah ditangkap pengajar ketika pembelajar tidak tahu harus menjelaskan sesuatu dalam bahasa Indonesia. Contohnya ketika menjelaskan binatang kelinci, pembelajar mengangkat kedua tangannya di atas kepala seperti telinga kelinci.

b) Menggunakan benda-benda di sekitar untuk membantu pembelajar dalam menjelaskan sesuatu kepada pengajar. Contohnya menunjuk meja kayu dan mengetuk-ketuknya ketika ingin menjelaskan bahwa yang ia maksud terbuat dari kayu.


(26)

87

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Strategi Komunikasi Verbal

a) Frasa yang digunakan pembelajar BIPA berpola adjektiva + nomina, contohnya pada frasa “cantik wanita”. Dalam bahasa Indonesia, frasa seharusnya berpola nomina adjektiva sehingga menjadi “wanita cantik”. Pola yang keliru ini dipengaruhi bahasa pertamanya, yaitu bahasa Korea. b) Pembelajar BIPA sering melakukan pelesapan, yaitu pelesapan pada kata

depan, imbuhan, dan pelesapan subjek. Contohnya pada kalimat: - “Saya sini temani Leo bercerita tentang kelinci dan kupa-kupa.” Kalimat di atas terdapat pelesapan kata depan di- pada kata sini dan imbuhan meN- pada kata temani, sehingga seharusnya menjadi di sini dan menemani.

- “Siapa nama?”

Kalimat tanya diatas bermaksud menanyakan nama kepada lawan bicara yang baru ditemui. Namun subjek tidak disertakan, jika disertakan, maka seharusnya menjadi “Siapa nama Anda?”.

Strategi ini, mempermudah pembelajar untuk dapat aktif berkomunikasi dalam bahasa Indonesia tanpa memikirkan sesuai atau tidak dengan kaidah kebahasaan.

c) Mengulangi tuturan pengajar merupakan strategi komunikasi yang paling sering digunakan oleh pembelajar BIPA saat mereka dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit atau yang tidak dipahami yang ditanyakan pengajar. Contohnya pada kalimat:

“Di Korea, ada tarian apa?” pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang ditanyakan oleh pengajar tetapi kembali diulang oleh pembelajar. d) Campur kode dengan meminjam istilah asing baik itu dalam bahasa Korea

maupun bahasa Inggris merupakan strategi yang paling membantu ketika mereka tidak tahu dengan kata-kata tertentu dalam bahasa Indonesia sehingga digunakanlah istilah asing dalam bahasa Korea dan bahasa Inggris. Contohnya pada kalimat:


(27)

88

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e) Koreksi diri, yaitu strategi komunikasi pembelajar dengan menyempurnakan tuturannya yang salah hal ini dilakukan supaya pengajar mengerti apa yang ditutrkan pembelajar. Contohnya pada kalimat:

“Babi yang dua, babi yang kedua membuat atas rumah dari miljip”.

f) Pembelajar sering menggunakan istilah lain yang mirip untuk menjelaskan sesuatu yang ia tidak tahu dalam bahasa Indonesia (metonomia). Contohnya kata ramen (makanan Korea seperti mi) selalu digunakan untuk menyebut mie karena mereka menganggap ramen dan mie sama. g) Penggunaan kata yang memiliki arti berdekatan atau mirip sering

digunakan oleh pembelajar. Contohnya pada kalimat:

“Ini tidak superman”, seharusnya kata “bukan” yang digunakan dalam kalimat tersebut karena terdengar aneh dan kurang tepat jika kata “tidak” yang digunakan.

h) Menerjemahkan harfiah dilakukan dari bahasa korea ke dalam bahasa Indonesia sehingga kalimatnya terdengar rancu. Contohnya pada kalimat: “Mereka, jalan kaki pergi?”

Pola kalimat di atas sesuai dengan pola kalimat bahasa korea yaitu S+Ket.+P. Dalam bahasa Indonesia seharusnya menjadi “Mereka, pergi jalan kaki?”

i) Nada gantung digunakan pembelajar ketika mereka meminta bantuan pengajar secara tidak langsung untu menjelaskan suatu hal yang mereka tidak tahu. Contonya pada kalimat “Nasi tumpeng?” dengan maksud meminta penjelasan apa itu nasi tumpeng.

j) Melakukan balikan untuk memperoleh tanggapan cepat dari pengajar dengan apa yang ia tanyakan, dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah question tag. Contohnya pada kalimat:

“Bank sangat dekat, tahu?”

k) Terdapat bunyi [eu] pada beberapa kata khususnya yang berakhiran huruf r dan s. Contohnya ketika melafalkan kata bubur menjadi [bubureu] dan kata pos menjadi [poseu]. Hal ini dipengaruhi bahasa Korea yang selalu


(28)

89

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memperdengarkan bunyi [eu] pada beberapa kata, khususnya yang berakhir r dan s.

l) Penggunaan kata “yang” untuk menerangkan kata sifat. Hal ini seperti dalam bahasa Korea, kata “yang” selalu mengawali kata sifat untuk menerangkan kata sifat. Contohnya pada kalimat: “Yang lalu, mungkin di Korea ada rumah seperti itu”.

Kata “yang lalu” untuk menjelaskan bahwa itu terjadi dahulu, sangat lampau.

5.2 Saran

Bagi peneliti berikutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi yang digunakan pengajar BIPA dalam pembelajaran BIPA baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian, bisa diketahui persamaan dan perbedaan antara strategi komunikasi yang digunakan pembelajar BIPA dengan pengajar BIPA dalam kegiatan pembelajaran.


(29)

90

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2011. Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

Amin, F Kasma. 2011. Pemerolehan Bahasa Kedua (Bahasa Asing). Jurnal

Linguistik dan Edukasi [online],Vol 8, No. 1, (http://ejournal.umi.ac.id/.../pemerolehan_bahasa_kedua_(bahasa_asing), [19 Nopember 2012]

Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung:

Armico.

Bialystok, Ellen. 1990. Communication strategies: Psychologycal analysis of

Second language use. Cambridge: Basil Blackwell.

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat.

Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan

Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama

Indrariani, Eva Ardiana. 2011. Strategi Komunikasi Mahasiswa Asing Dalam Interaksi Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Linguistik dan

Edukasi [online], Vol 2, No. 1, (http://ejournal.undip.ac.id/index.php/parole/article/view/1576) [20 Nopember 2012].

Isaac, Stephen dan William B. Michael. 1982. Handbook in Research and

Evaluation: for Education and Behavioral Sciences, edisi ke-2, cet. ke-2.

San Diego: Edits Publishers.

Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Krashcn, S.D. 1982. Principles and Practice in Second Language Acquisition. Pergamon Press.

Margono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mudjia Rahardjo. 2010. Desain Penelitian Kualitatif dan Contoh Proses

Penelitian Kualitatif [online] (http:// mudjiarahardjo.com/artikel/208.html?task=view) [24 Mei 2013].

Nababan, Sri Utari Subyakto. 1992. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.


(30)

91

Meida Taftiawati , 2013

Strategi Komunikasi Pembelajar Asing Dalam Pembelajaran Bipa Tingkat Dasar Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Onong Uchjana Effendi. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Onong Uchjana Effendi. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Stufflebeam, Madaus, & Kellaghan. 2000. Evaluation Models Viewpoints on

Educational and Human Services Evaluation Second Edition. United State

of America: Kluwer Academic Publisher.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, cv.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, cv.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winarno. 1978. Studi Kasus dalam Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Witherington H. C. Terjemahan M. Buchori. 1985. Pendidikan Psikologi. Bandung: Jemars.

Yin, Robert K. 1987. Case Study Research (Design and Methods). United State of America: SAGE Publications Ltd.


(1)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan beberapa strategi komunikasi yang digunakan pembelajar BIPA tingkat dasar asal Korea Selatan dalam pembelajaran BIPA baik di kelas maupun di luar kelas. Strategi komunikasi ini dituliskan berdasarkan urutan strategi komunikasi yang paling sering muncul dan digunakan pembelajar dalam setiap pertemuannya. Strategi komunikasi nonverbal lebih sering digunakan dibandingkan strategi komunikasi verbal karena strategi komunikasi nonverbal lebih mudah dan lebih cepat dipahami oleh lawan bicara yaitu pengajar dan sesama pembelajar.

1) Strategi Komunikasi Nonverbal

a) Melakukan gerakan tubuh dan ekspresi wajah untuk menjelaskan maksud tertentu adalah strategi komunikasi yang paling jitu dan yang paling mudah ditangkap pengajar ketika pembelajar tidak tahu harus menjelaskan sesuatu dalam bahasa Indonesia. Contohnya ketika menjelaskan binatang kelinci, pembelajar mengangkat kedua tangannya di atas kepala seperti telinga kelinci.

b) Menggunakan benda-benda di sekitar untuk membantu pembelajar dalam menjelaskan sesuatu kepada pengajar. Contohnya menunjuk meja kayu dan mengetuk-ketuknya ketika ingin menjelaskan bahwa yang ia maksud terbuat dari kayu.


(2)

2) Strategi Komunikasi Verbal

a) Frasa yang digunakan pembelajar BIPA berpola adjektiva + nomina, contohnya pada frasa “cantik wanita”. Dalam bahasa Indonesia, frasa seharusnya berpola nomina adjektiva sehingga menjadi “wanita cantik”. Pola yang keliru ini dipengaruhi bahasa pertamanya, yaitu bahasa Korea. b) Pembelajar BIPA sering melakukan pelesapan, yaitu pelesapan pada kata

depan, imbuhan, dan pelesapan subjek. Contohnya pada kalimat: - “Saya sini temani Leo bercerita tentang kelinci dan kupa-kupa.” Kalimat di atas terdapat pelesapan kata depan di- pada kata sini dan imbuhan meN- pada kata temani, sehingga seharusnya menjadi di sini dan menemani.

- “Siapa nama?”

Kalimat tanya diatas bermaksud menanyakan nama kepada lawan bicara yang baru ditemui. Namun subjek tidak disertakan, jika disertakan, maka seharusnya menjadi “Siapa nama Anda?”.

Strategi ini, mempermudah pembelajar untuk dapat aktif berkomunikasi dalam bahasa Indonesia tanpa memikirkan sesuai atau tidak dengan kaidah kebahasaan.

c) Mengulangi tuturan pengajar merupakan strategi komunikasi yang paling sering digunakan oleh pembelajar BIPA saat mereka dihadapkan dengan pertanyaan yang sulit atau yang tidak dipahami yang ditanyakan pengajar. Contohnya pada kalimat:

“Di Korea, ada tarian apa?” pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang ditanyakan oleh pengajar tetapi kembali diulang oleh pembelajar. d) Campur kode dengan meminjam istilah asing baik itu dalam bahasa Korea

maupun bahasa Inggris merupakan strategi yang paling membantu ketika mereka tidak tahu dengan kata-kata tertentu dalam bahasa Indonesia sehingga digunakanlah istilah asing dalam bahasa Korea dan bahasa Inggris. Contohnya pada kalimat:


(3)

e) Koreksi diri, yaitu strategi komunikasi pembelajar dengan menyempurnakan tuturannya yang salah hal ini dilakukan supaya pengajar mengerti apa yang ditutrkan pembelajar. Contohnya pada kalimat:

“Babi yang dua, babi yang kedua membuat atas rumah dari miljip”.

f) Pembelajar sering menggunakan istilah lain yang mirip untuk menjelaskan sesuatu yang ia tidak tahu dalam bahasa Indonesia (metonomia). Contohnya kata ramen (makanan Korea seperti mi) selalu digunakan untuk menyebut mie karena mereka menganggap ramen dan mie sama. g) Penggunaan kata yang memiliki arti berdekatan atau mirip sering

digunakan oleh pembelajar. Contohnya pada kalimat:

“Ini tidak superman”, seharusnya kata “bukan” yang digunakan dalam kalimat tersebut karena terdengar aneh dan kurang tepat jika kata “tidak” yang digunakan.

h) Menerjemahkan harfiah dilakukan dari bahasa korea ke dalam bahasa Indonesia sehingga kalimatnya terdengar rancu. Contohnya pada kalimat: “Mereka, jalan kaki pergi?”

Pola kalimat di atas sesuai dengan pola kalimat bahasa korea yaitu S+Ket.+P. Dalam bahasa Indonesia seharusnya menjadi “Mereka, pergi jalan kaki?”

i) Nada gantung digunakan pembelajar ketika mereka meminta bantuan pengajar secara tidak langsung untu menjelaskan suatu hal yang mereka tidak tahu. Contonya pada kalimat “Nasi tumpeng?” dengan maksud meminta penjelasan apa itu nasi tumpeng.

j) Melakukan balikan untuk memperoleh tanggapan cepat dari pengajar dengan apa yang ia tanyakan, dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah question tag. Contohnya pada kalimat:

“Bank sangat dekat, tahu?”

k) Terdapat bunyi [eu] pada beberapa kata khususnya yang berakhiran huruf r dan s. Contohnya ketika melafalkan kata bubur menjadi [bubureu] dan kata pos menjadi [poseu]. Hal ini dipengaruhi bahasa Korea yang selalu


(4)

memperdengarkan bunyi [eu] pada beberapa kata, khususnya yang berakhir r dan s.

l) Penggunaan kata “yang” untuk menerangkan kata sifat. Hal ini seperti dalam bahasa Korea, kata “yang” selalu mengawali kata sifat untuk menerangkan kata sifat. Contohnya pada kalimat: “Yang lalu, mungkin di Korea ada rumah seperti itu”.

Kata “yang lalu” untuk menjelaskan bahwa itu terjadi dahulu, sangat lampau.

5.2 Saran

Bagi peneliti berikutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian terhadap strategi komunikasi yang digunakan pengajar BIPA dalam pembelajaran BIPA baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian, bisa diketahui persamaan dan perbedaan antara strategi komunikasi yang digunakan pembelajar BIPA dengan pengajar BIPA dalam kegiatan pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2011. Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Pustaka Cendekia Utama.

Amin, F Kasma. 2011. Pemerolehan Bahasa Kedua (Bahasa Asing). Jurnal

Linguistik dan Edukasi [online],Vol 8, No. 1,

(http://ejournal.umi.ac.id/.../pemerolehan_bahasa_kedua_(bahasa_asing), [19 Nopember 2012]

Arifin, Anwar. 1984. Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung: Armico.

Bialystok, Ellen. 1990. Communication strategies: Psychologycal analysis of Second language use. Cambridge: Basil Blackwell.

Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa edisi keempat.

Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama

Indrariani, Eva Ardiana. 2011. Strategi Komunikasi Mahasiswa Asing Dalam Interaksi Dan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Linguistik dan

Edukasi [online], Vol 2, No. 1,

(http://ejournal.undip.ac.id/index.php/parole/article/view/1576) [20 Nopember 2012].

Isaac, Stephen dan William B. Michael. 1982. Handbook in Research and Evaluation: for Education and Behavioral Sciences, edisi ke-2, cet. ke-2. San Diego: Edits Publishers.

Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Krashcn, S.D. 1982. Principles and Practice in Second Language Acquisition. Pergamon Press.

Margono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mudjia Rahardjo. 2010. Desain Penelitian Kualitatif dan Contoh Proses

Penelitian Kualitatif [online] (http://

mudjiarahardjo.com/artikel/208.html?task=view) [24 Mei 2013].

Nababan, Sri Utari Subyakto. 1992. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.


(6)

Onong Uchjana Effendi. 1986. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Onong Uchjana Effendi. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Stufflebeam, Madaus, & Kellaghan. 2000. Evaluation Models Viewpoints on Educational and Human Services Evaluation Second Edition. United State of America: Kluwer Academic Publisher.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, cv.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, cv.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winarno. 1978. Studi Kasus dalam Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Witherington H. C. Terjemahan M. Buchori. 1985. Pendidikan Psikologi. Bandung: Jemars.

Yin, Robert K. 1987. Case Study Research (Design and Methods). United State of America: SAGE Publications Ltd.