PEMBUATAN PROTOTYPE SYSTEM KEAMANAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS MICROCONTROLLER DAN SMS GATEWAY.
PENGAMANAN KENDARAAN BERMOTOR
BERBASIS MICROCONTROLLER DAN SMS
GATEWAY
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
Febryana Sumarsela ( 0534010017 )
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
PEMBUATAN PROTOTYPE SYSTEM KEAMANAN
KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS
MICROCONTROLLER DAN SMS GATEWAY
Di Susun Oleh
FEBRYANA SUMARSELA
NPM: 0534010017Telah Disetujui Mengikuti Ujian Negara Lesan Gelombang III Tahun Akademik 2010/2011
Pembimbing Utama: Pembimbing Pendamping:
Bsuki Rahmat,S.Si, MT
Delta Ardy Prima, S.ST
NPT: 369 070 602 09 NPT: 386 081 002 971
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”VETERAN” Jawa Timur
Basuki Rahmat, S.Si, MT
(3)
PEMBUATAN PROTOTYPE SYSTEM KEAMANAN
KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS
MICROCONTROLLER DAN SMS GATEWAY
Di Susun Oleh
FEBRYANA SUMARSELA
NPM: 0534010017Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur pada tanggal 26 November
2010
Pembimbing, Tim Penguji,
1. 1.
Basuki Rahmat, S.Si, MT
Basuki Rahmat, S.Si, MT
NPT: 36907 060 209 NPT: 36907 060 209
2. 2.
Delta Ardy Prima, S.ST
Guendra Kusuma W,S.Si, M.Kom
NPT: 386 081 002 971 NIDN: 0722 037 505 3.
Nita Yalina, S.Kom
NIDN: 0708 028 701
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur
Ir. Sutiyono, MT
(4)
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan SKRIPSI ini dengan baik. Dalam laporan SKRIPSI ini, penulis membahas tentang pembuatan
PEMBUATAN PROTOTYPE SYSTEM KEAMANAN KENDARAAN BERMOTOR BERBASIS MICROCONTROLLER DAN SMS GATEWAY.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian laporan SKRIPSI ini. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas rahmat serta hidayahNya, Hingga terselesaikannya SKRIPSI ini.
2. Bapak Basuki Rahmat, SSi, MT. selaku ketua jurusan Teknik Informatika UPN ”Veteran” JATIM dan juga sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan selama pelaksanaan SKRIPSI. 3. Bapak Basuki Rahmat,Ssi,MT, Bapak Guendra Kusuma Wardhana
Ssi,M.Kom.dan Ibu Nita Yalina,S.Kom Selaku dosen penguji.
4. Kedua Orang Tuaku tercinta,Mum n Pap serta My familly terima kasih atas do’a dan motivasi agar cepat menyelesaikan SKRIPSI ini.
5. Keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan dan Doa.
6. Teman-temanku yang selalu membantu dan bersedia direpotkan sehingga SKRIPSI ini dapat diselesaikan dengan baik.
7. Bunkuwh yang selalu memberikan motivasi dan dukungan juga bersedia nganter, nemenin kemanapun untuk cepat menyelesaikan SKRIPSI ini.
(5)
ii
Penulis menyadari sepenuhnya masih terdapat banyak kekurangan dalam penyelesaian penulisan laporan tugas SKRIPSI ini. Namun penulis berusaha menyelesaikan laporan ini dengan sebaik mungkin.
Segala kritik saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari semua pihak, guna perbaikan dan pengembangan dimasa yang akan datang. Akhirnya besar harapan penulis agar laporan ini dapat diterima dan berguna bagi semua pihak. Amin.
Surabaya, 2 Desember 2010
(6)
iv
KATA PENGANTAR... i
ABSTRAKSI... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Batasan Masalah... 3
1.4. Tujuan... 3
1.5. Manfaat... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Modem Wavecom... 4
2.2. Perkembangan Modem Wavecom... 6
2.2.1. SMS (Short Message Service)... 19
2.3. Microcontroller ATMega8535 ... 28
2.3.1. Spesifikasi ATMega8535 ... 30
2.3.2. Deskripsi Pin ATMega8535 ... 33
2.4. Komponen – Komponen Elektronik... 34
2.4.1. Resistor ... 34
2.4.2. Dioda ... 38
2.4.3. Transistor... 38
2.4.2. Optocoupler ... 39
BAB III PERANCANGAN 3.1. Perancangan Pembuatan Hardware ... 41
2.3.1. Desain system Hardware ... 41
2.3.2. Komunikasi Microcontroller dengan Modem ... 42
2.3.3. Scematik alarm ... 43
3.2. Perancangan Format SMS ... 45
3.3. Perancangan Alur System... 48
3.4. Perancangan Perangkat Lunak... 52
BAB IV IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK 4.1. Kebutuhan Perangkat Sistem... 54
4.2. Implementasi Program... 54
4.3. Prosedur Pemasangan Program pada ATMega 8535 ... 59
BAB V ANALISIS DAN UJI COBA 5.1. Pengujian Komunikasi Modem Menggunaan AT Mega 8535 .... 63
5.2. Pengujian Lampu Indikator ... 67
(7)
v
6.2. Saran ... 73
(8)
Tabel 2.1 : Nomor SMSC Operator di Indonesia... 24
Tabel 2.2 : Tabel Kode Warna Resistor ... 35
Tabel 3.1 : Kondisi Switch, Motor dan Aksi system ... 45
Tabel 3.2 : Daftar Format SMS ... 47
Tabel 3.3 : Konfigurasi PIN pada PORT B dan PORT C ... 50
Tabel 5.1 : Hasil Pengujian Pengiriman SMS Melalui PC ... 66
Tabel 5.2 : Hasil Pengujian Kondisi 2... 68
Tabel 5.3 : Hasil Pengujian Kondisi 2 dan Selang waktunya ... 69
(9)
Gambar 2.1 : Wavecom M1206B dan M1306B replika ... 11
Gambar 2.2 : Module Label ... 12
Gambar 2.3 : Module Label ... 13
Gambar 2.4 : Chipset Supreme 10... 17
Gambar 2.5 : Mainboard M1206B dan M1306B (ki-ka) ... 18
Gambar 2.6 : Mekanisme SMSC... 20
Gambar 2.7 : SMS Gateway... 28
Gambar 2.8 : Konfigurasi Pin AT Mega8535 ... 33
Gambar 2.9 : Bentuk Fisik Resistor ... 34
Gambar 2.10 : Simbol Resistor ... 34
Gambar 2.11 : Variabel Resistor Jenis Trimpot ... 36
Gambar 2.12 : Variabel Resistor Jenis Potensio ... 36
Gambar 2.13 : Bentuk Fisik PTC ... 37
Gambar 2.14 : Bentuk Fisik NTC ... 37
Gambar 2.15 : Bentuk Fisik diode dan lambang diode ... 38
Gambar 2.16 : Bentuk Fisik Transistor ... 39
Gambar 2.17 : Bentuk Fisik Optocoupler ... 40
Gambar 3.1 : Blok Diagram System ... 41
Gambar 3.2 : Converter Tegangan RS232-TTL... 43
Gambar 3.3 : Schematic Rangkaian Alarm ... 44
Gambar 3.4 : Diagram Alir Proses Pengiriman SMS... 49
Gambar 3.5 : Konfigurasi Nilai Pin Microcontroller ... 50
Gambar 3.6 : Diagram Alir Indicator Alarm... 51
Gambar 3.7 : Diagram Alir Perangkat Lunak ... 53
Gambar 4.1 : Folder Tempat Program Code Vision AVR ... 54
Gambar 4.2 : Tahap Awal Pembuatan Program... 55
Gambar 4.3 : Pemilihan chip dan Clock yang akan digunakan... 55
Gambar 4.4 : Konfigurasi Port yang akan digunakan ... 56
Gambar 4.5 : Konfigurasi Timer yang akan digunakan ... 56
Gambar 4.6 : Potongan Program Scan Koneksi Modem... 57
(10)
viii
Gambar 4.9 : Hasil Compilasi Program ... 60
Gambar 4.10 : Tampilan saat make program ... 61
Gambar 4.11 : Hasil Convert File t5.c... 61
Gambar 4.12 : Proses Pengiriman Program ... 62
Gambar 5.1 : Kondisi 1 ... 64
Gambar 5.2 : Kondisi 2 ... 64
Gambar 5.3 : Perintah AT dijalakan... 65
Gambar 5.4 : Setting Device Modem... 65
Gambar 5.5 : Kondisi 4 ... 66
Gambar 5.6 : Hasil Pengujian Kondisi Saat Modem Tidak Terhubung .... 67
Gambar 5.7 : Hasil Pengujian Kondisi 2... 68
Gambar 5.8 : Hasil Pengujian Kondisi 3... 69
Gambar 5.9 : Kondisi Saat Auto Shutdown dilakukan ... 70
Gambar 5.10 : Sms Kondisi Berhasil diterima... 71
Gambar 5.11 : Sms Siaga 1 ... 71
(11)
Pembimbing I : BASUKI RAHMAT, S.SI, MT Pembimbing II : DELTA ARDY PRIMA, S.ST Penyusun : FEBRYANA SUMARSELA
Abstraksi
System prototype keamanan kendaraan bermotor merupakan simulasi alarm kendaraan motor dengan menggunakan microcntroller ATMega8535 dan indikator LED. Cara kerja system prototype ini adalah dengan digunakan push button On / Off sebanyak 3 buah. Push button berwarna hijau untuk menyalakan alarm, warna kuning untuk kondisi siaga1, warna merah untuk kondisi darurat.
Setiap proses yang terjadi nantinya akan melibatkan led sebagai indicator prosesnya, seperti ketika microcontroller sedang melakukan scanning koneksi maka led warna biru akan menyala, jika push button warna kuning ditekan maka lampu kuning akan menyala, jika push button merah ditekan maka led warna merah akan menyala dan kemudian disusul led warna hijau sebagai indicator mesin menyala, jika motor dalam keadaan maka led warna hijau akan menyala.
Untuk dapat menghubungkan microcontroller dengan modem wavecom terlebih dahulu harus dibuat sebuah rangkaian converter yang dapat merubah tegangan RS232 (tegangan modem) menjadi tegangan TTL (tegangan microcontroller) begitu juga sebaliknya. Hal ini disebabkan tegangan antara modem dan microcontroller tidak sama sehingga jika kedua komponen dihubungkan secara langsung tanpa menggunakan converter komunikasi data antara kedua komponen tidak akan terjadi.
Kata Kunci : Mikrokontroler, ATMEga8535, Modem wavecom
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Semakin kerasnya kehidupan menyebabkan banyak orang menjadi gelap mata. Mereka menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka demi mempertahankan kelangsungan hidupnya, seperti: merampok, korupsi, mencuri, dan tindakan-tindakan kriminal lainnya. Salah satunya tindakan kriminal yang marak di era sekarang adalah tindakan kriminal pencurian sepeda motor. Tidak hanya dimalam hari dan di tempat yang sepi saja, di siang hari dan keramaian pun para pencuri dapat melakukkan aksi dengan mudahnya. Maka dibutuhkan kewaspadaan yang
extra untuk menjaga sepeda motor kita.
Dengan meningkatnya tindak kriminalitas, khususnya pencurian kendaraan bermotor roda dua sekarang ini, bukanlah hal yang mengherankan apabila semakin hari manusia menginginkan suatu sistem keamanan sepeda motor yang modern. Solusi yang biasa dilakukan oleh pemilik kendaraan bermotor hanya dengan memakai kunci (gembok), tetapi walaupun pemilik telah memasang kunci (gembok) tetap dapat dicuri. Apalagi pencuri kendaraan bermotor bisa dengan santai melakukkan aksinya dengan tidak mengundang kecurigaan.
Di sisi lain, seiring dengan perkembangan teknologi, modem Wavecom seperti yang kita kenal sekarang ini banyak digunakan sebagai pendukung dari pada aplikasi untuk bisnis pulsa elektrik atau juga aplikasi
1
(13)
sistim SMS gateway. Kehandalan Modem Wavecom untuk kebutuhan aplikasi tadi cukup baik, selain mampu memberikan kecepatan kirim SMS yang tinggi juga tahan lama dan kompatibel dengan banyak aplikasi berbasis SMS (AT Command).
1. 2. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam Laporan Akhir ini adalah :
1. Bagaimana membuat sebuah prototype system pengamanan kendaraan bermotor berbasis microcontroller.
2. Bagaimana mengintegrasikan sebuah modem wavecom dengan
microcontroller
1. 3. Batasan Masalah
Agar nantinya di dalam pembahasan Laporan Akhir ini tidak keluar dari pokok permasalahan, maka ruang lingkup permasalahannya akan dibatasi pada:
1. Pemberitahuan yang diberikan microcontroller kepada user hanya berupa SMS.
2. Alarm ini nantinya hanya akan dipasang pada sebuah simulasi dimana simulasi tersebut akan menampilkan kondisi aman, siaga dan bahaya. 3. Tidak membahas lebih lanjut mengenai komponen tambahan dari
modem wavecom ke mikrokontroler yang dipasang pada prototype sistem.
(14)
1. 4. Tujuan
Tujuan pembuatan Tugas akhir ini antara lain:
1. menghasilkan sistem prototype pengamanan sepeda motor berbasis microcontroler.
2. mengintegrasikan sistem keamanan dengan SMS gateway.
1. 5. Manfaat
System pengamanan kendaraan bermotor ini akan sangat bermanfaat baik bagi pemilik kendaraan maupun sebagai produsen yang memproduksi system-system keamanan. Manfaat yang akan diberikan oleh system ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan keamanan bagi pemilik kendaraan, karena system ini akan membantu pemilik kendaraan untuk menghindari pencurian kendaraan miliknya.
(15)
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Sejarah Modem Wavecom
Dennis C. Hayes menemukan modem untuk komputer personal (PC) pada tahun 1977, yang hasilnya mampu mendirikan teknologi paling penting yang membuat dunia sekarang ini bisa menjadi selalu online, serta membangkitkan industri internet menjadi tumbuh berkembang. Ia pertama kali menjual produk modem bernama Hayes kepada par penggemar komputer di bulan April 1977, dan kemudian mendirikan perusahaan D.C. Hayes Associates, Inc., yang belakangan terkenal dengan nama Hayes Corp., pada Januari 1978. Kualitas dan inovasi dari produk Hayes dihasilkan dalam peningkatan kinerja dan pengurangan biaya sehingga mampu memimpin industri dalam Transisi dari modem leased line ke intelligent dial-up modem untuk PC.
Pada saat ia memulai perusahaannya, Hayes telah berpengalaman lebih dari 10 tahun bekerja dengan sistem komputer mulai dari yang besar hingga yang kecil, telekomunikasi, pengembangan produk manufacturing dan elektronika. Selama mengikuti kuliah di Institut Teknologi Georgia, Hayes berpartisipasi dalam program co-operation yang bekerja untuk AT&T Long Lines. Kemudian ia bergabung dengan Financial Data Services dimana ia bekerja pada sistem dengan mikroprosesor 4-bit pertama. Setelah menyelesaikan studinya di Institut Teknologi Georgia, Hayes kemudian bekerja untuk National Data Corporation, dimana ia mengembangkan sistem berbasis mikrokomputer agar bisa terhubung ke jaringan. Hayes selanjutnya mengikuti kuliah di School of Management and Strategic Studies di Western Behavior Science Institute.
(16)
Perusahaan D.C. Hayes Associates bermula didirikan di rumah Hayes, dimana ia memulainya dengan investasi sebesar $5.000; dan kemudian melejit menjadi perusahaan yang memimpin didunia industri TI. Produk pertamanya adalah modem board untuk bus s-100 dan kemudian untuk komputer Apple II. Memecahkan masalah antar-muka (interface) sehingga memungkinkan komputer-komputer menggunakan sebuah port serial standar untuk mengendalikan fungsi-fungsi modem melalui perangkat lunak, ia menemukan command set untuk Hayes Standard AT yang pertama kali diperkenalkan untuk modem PC di bulan Juni 1981.
Selanjutnya produk Hayes, SmartModem dengan cepat menjadi standar yang dengan kompatibilitas modem telah diukur dengan seksama, sehingga perusahaan kemudian mulai berkembang dengan cepat. Selama lebih dari 20 tahun menjabat sebagai Chairman di Hayes Corp., ia memimpin perusahaannya sebagai seorang visioner yang melihat kesempatan emas untuk mengembangkan alat komunikasi PC dan virtual workplace.
Setelah dengan sukses mengarahkan perusahaan melakukan sebuah merger, yang akhirnya menghasilkan sebuah perusahaan baru yang memiliki kebijakan menjadi perusahaan publik dari Hayes Corporation menjadi Dennis C., Hayes kemudian memutuskan untuk pension sebagai Chairman pada akhir tahun 1998, untuk kemudian melanjutkan ketertarikannya pada industri yang lain, diantaranya pad Association of Online Professionals.
Di Spartanburg, South Carolina, Hayes juga aktif dalam komunitas sosial asisoasi industri lain. Ia pernah menjabat sebagai pendiri dan salah-satu ketua Public Policy Committee of CompTIA, The Computing Technology Industry
(17)
Association, Founding Chairman dari Georgia High Tech Alliance, dan mendirikan Board Member of the Georgia Center for Advanced Telecommunication Technology. Hayes adalah salah satu dari 4 orang yang termasuk dalam Georgia’s Technology Hall of Fame. Ia sekarang masih menjabat sebagai Chairman di Association of Online Professionals, yang merger dengan US Internet Industry Association.
2. 2. Perkembangan Modem Wavecom
Wavecom adalah pabrikkan asal Perancis (bermarkas di kota Issy-les-Moulineaux, Perancis) yaitu Wavecom.SA yang berdiri sejak 1993 bermula sebagai biro konsultan teknologi dan sistim jaringan nirkabel GSM, dan pada 1996 Wavecom mulai membuat desain daripada modul wireless GSM pertamanya dan diresmikan pada 1997, bentuk modul GSM pertama berbasis GSM dan pengkodean khusus yang disebut AT-command. Sulit mencari referensi module tipe apa yang pertama dibuat oleh Wavecom SA, namun bisa disarikan beberapa module yang familiar di telinga pengguna wavecom Indonesia antara lain:
1. Wismo 2C2 atau dikenal juga pembaharunya Wismo Quik Q2303A yang belum mendukung GPRS (masih murni GSM).
2. Wismo Quik Q2403A, mendukung GPRS dan format AT command yang telah berstandar ETSi GSM.
3. Wismo Quik Q2406A.
4. Wismo Quik Q2406B (untuk Eropa tersedia versi uji-coba dengan dukungan Open AT OS)
(18)
5. Wismo Quik Q24plus, telah mendukung penerapan fungsi Open AT OS (kedua di module Wavecom yang mendukung Open AT).
6. Wismo Quik Q2686/Q2687, pembaharu dari module Q24plus dengan ukuran yang lebih kompak namun sarat fungsi dan integrasi-Quad Band.
Selain memproduksi module untuk kebutuhan M2M (Machine-to-Machine), wireless telemetri, wireless telecommuncation dsb, Wavecom juga memproduksi unit modem sendiri yaitu yang saat ini dikenal oleh kita dengan sebutan Wavecom Fastrack. adapun Tipe-tipe dari modem Wavecom Fastrack antara lain adalah:
1. Wavecom Fastrack WMOD (didalam dibenamkan module wismo 2C2)
2. Wavecom Fastrack WMOD2 (didalamnya dibenamkan module wismo Q2303A)
3. Wavecom Fastrack WMOD3 (didalamnya dibenamkan module wismo Q2303B GPRS)
4. Wavecom Fastrack M1203A (prototipe dari modem Fastrack bermodule wismo Q2403A tanpa fungsi voice dan fax)
5. Wavecom Fastrack M1203B (jenis massal dari modem Fastrack yang dipasarkan di Asia Pasifik dengan dukungan module wismo Q2403A dan telah mendukung fasilitas voice/fax)
6. Wavecom Fastrack M1206A (jenis prototipe dengan module wismo Q2403A dan telah mendukung TCP/IP stacked dan sarat teknologi telekomunikasi termutahir kala itu)
7. Wavecom Fastrack M1206B (jenis produksi masal paling sukses dengan dilengkapi module Q2406A dan pada seri terakhir juga telah di revisi menjadi module wismo Q2406B dengan dukungan voice/fax/mms/tcpip stacked)
(19)
8. Wavecom Fastrack M1306A (jenis pertama dengan revisi ukuran casing dan PCB terbaru yang lebih canggih dari suksesornya M1206B, namun masih dibenamkan module Q2406B – non Open AT)
9. Wavecom Fastrack M1306B (jenis produksi massal yang paling laris sepanjang masa, dengan dukungan module Q2406B (open AT) – dan Q24plus classic dengan dukungan penuh terhadap Open AT dan TCPIP stacked)
10. Wavecom Fastrack Supreme 10/20 (module menggunakan wismo Q2686 dan Q2687 – mendukung penuh fungsi Open AT dan Open IESM port)
11. Wavecom Fastrack GO (wismo Q2687 dan merupakan modem terkecil pertama buatan Wavecom)
12. Wavecom Fastrack XTEND (varian terbaru menggantikan Fastrack Supreme 10 yang telah mendukung EDGE/HSPA)
Mulai dirilisnya Wavecom Fastrack Supreme 10/20, Wavecom ternyata sudah berganti pemilik, yaitu Sierra wireless bermarkas di Canada. dan pada januari 2010 seluruh kepentingan Wavecom diakuisisi penuh ke Sierra Wireless ini termasuk penggantian nama Fastrack menjadi FXT dan tipe-tipe baru yang sebenarnya masih ber-platform sama dengan pendahulunya.
Modem Wavecom (copy model) produksi RRC
Semenjak 2006 lalu, sudah lalu lalang produksi tiruan daripada modem Wavecom Fastrack yang dibuat di Negeri China. Mayoritas dirakit atau diproduksi di Propinsi Guangdong, tepatnya kota Shenzhen, distrik industri TI terbesar di China setelah Hongkong.
(20)
Adapun beberapa tipe Wavecom Fastrack yang diproduksi secara massal di RRC antara lain adalah:
1. Wavecom Fastrack M1206B (bermodule Wismo Quik
Q2403A/Q2406A/Q2406B/Q2358C cdma)
2. Wavecom Fastrack M1306B (bermodule Wismo Quik
Q2403A/Q2406A/Q2406B/Q24plus/Q2438F cdma)
3. Wavecom Fastrack Supreme 20 (bermodule Wismo Quik Q2686 – fasilitas slot IESM port tidak bisa digunakan)
3 modem diatas memang dibuat dalam bentuk tiruannya, dengan tetap menggunakan module asli Wavecom Wismo Quik namun dibangun di dalam PCB baru yang murni di cetak dengan atau tanpa ijin pengawasan Wavecom,SA. Dengan fungsi dan kegunaan yang sama dengan aslinya, modem Fastrack buatan RRC ini cukup menggiurkan karena harga yang murah dan kualitas yang tidak kalah dengan rakitan aslinya. Ditambah lagi dengan kemudahan dalam perawatan dan suku cadang. apabila modem aslinya mampu diajak bekerja hingga usia 3-4 tahun, pada modem buatan RRC ini usia bisa hanya sampai 6 atau 1 tahun masa penggunaan aktif tanpa dimatikan. Dengan harga yang selisih jauh dengan aslinya, kondisi masa pakai ini tidak terlalu di pusingkan oleh para pengguna selama fungsi daripada modemnya masih sama.
Modem Wavecom Fastrack ini di Indonesia cukup dikenal digunakan pada industri bisnis rumahan dan bahkan skala besar – mulai dari fungsi untuk kirim SMS massal hingga fungsi sebagai penggerak perangkat elektronik. Beberapa fungsi kegunaan modem ini di masyarakat adalah antara lain:
(21)
1. SMS Broadcast application 2. SMS Quiz application 3. SMS Polling
4. SMS auto-reply 5. M2M integration 6. Aplikasi Server Pulsa 7. Telemetri
8. Payment Point Data 9. PPOB
10. dsb.
Modem Wavecom seperti yang kita kenal sekarang ini banyak digunakan sebagai pendukung daripada aplikasi untuk bisnis pulsa elektrik atau juga aplikasi sistim SMS gateway. Kehandalan Modem Wavecom untuk kebutuhan aplikasi tadi cukup baik, selain mampu memberikan kecepatan kirim SMS yang tinggi juga tahan lama dan kompatibel dengan banyak aplikasi berbasis SMS (AT Command).
Standarisasi AT command pada modem Wavcom mengacu pada standarisasi ETSi (European Telecommunications Standards Institute) GSM 07.07 dan 07.05 Phase2+ dan mendukung koneksi GPRS Class 10 (untuk versi module mutakhir: Q2403A, Q2406A, Q2406B, Q24plus series, Q26 Series dst). Berdasarkan standarisasi ini, modem Wavecom tidak saja hanya digunakan sebagai mediator pengiriman SMS tetapi juga melayani pengiriman paket Data melalui tali jaringan GPRS. Untuk beberapa versi module juga mendukung penambahan fasilitas GPS (optional).
(22)
Gambar 2.1 Wavecom M1206B dan M1306B replica
Disini kita akan membahas mengenai “apa saja yang terdapat dalam sebuah modem Wavecom”, baik itu bagian luar dalam paket dan juga bagian dalam dari modem itu sendiri. Tujuan dari pembahasan ini adalah agar setiap pengguna dapat mengerti istilah-istilah yang sering disampaikan dalam banyak artikel atau produk-produk jualan yang dipasarkan oleh banyak penjual di Internet, sehingga meminimalisir kesalahan beli dan kena tipu oleh pedagang. Penjelasan ini juga mungkin dapat membantu bagi pengguna dalam menganalisa kerusakkan yang mungkin terjadi pada modem Wavecom-nya untuk kemudian dapat disampaikan kepada penjualnya dalam kaitan klaim garansi.
I. Tipe Modem Wavecom dengan pasangan modulenya
Modem Wavecom yang beredar saat ini ada beraneka tipe, yang umum dijumpai di toko online adalah antara lain:
- Modem Wavecom Fastrack WMOD2 (GSM only)
(23)
- Modem Wavecom Fastrack M1206B (GPRS)
- Modem Wavecom Fastrack M1306B (GPRS/EDGE)
- Modem Wavecom Fastrack Supreme 10/20 (GPRS/EDGE)
- Modem Wavecom Fastrack GO (GPRS/EDGE/HSDPA)
khusus untuk tipe Wavecom Fastrack WMOD2, M1203A, M1206B dan M1306B kini sudah banyak dipasarkan dengan manufaktur China, alias
Gambar 2.2 Module label
Wavecom made-in-china (replika model / Copy Model) mengingat yang aslinya sudah tidak diproduksi lagi semenjak 2005/2007 lalu (M1306B). Banyak juga model yang memiliki bentuk casing yang sama namun hanya beruliskan (GPRS MODEM / GSM MODEM / CDMA MODEM) yang rata-rata berisi paket modul Wavecom (Wismo) walau tidak sedikit yang juga menggunakan modul dari produsen seperti siemens, motorola dan samsung dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan modem sejenis dengan modul Wavecom.
(24)
Gambar 2.3 Module label
II. Modul WAVECOM (Wismo)
Modul Wavecom memiliki nama sendiri yaitu WISMO Module, dibuat oleh Wavecom SA. yang bermarkas di Perancis. Wavecom membuat banyak sekali tipe-tipe modul untuk berbagai kebutuhan koneksi, antara lain koneksi GSM/GPRS dan CDMA.
modul-modul ini diletakkan dalam sebuah rangkaian PCB/Board yang terdapat dalam modem Wavecom (baik original maupun made-in-China), rangkaian ini kemudian biasa disebut CHIPSET setelah modul dan PCB disatukan. Bentuknya terbilang mini karena memang biasa dan diperuntukkan untuk dipasang pada perangkat mobile yang rata-rata berukuran kecil sehingga mudah dibawa-bawa atau dipindahkan. Ciri-ciri modul Wavecom pada umumnya modul berwarna hijau dengan logo Wavecom pada penampang modul dan dilengkapi seri dari tipe modul itu sendiri. Untuk beberapa modul di tambahkan logo “Open AT” yang menandakan modul ini mendukung fasilitas Mobile OS dari Wavecom yaitu OPEN AT OS.
(25)
Apa saja modul Wavecom yang tersedia di pasaran saat ini? berikut sudah saya listing beberapa modul yang sering dijumpai tersisip pada jenis-jenis modem Wavecom yang ada saat ini:
- Modul Wismo 2C dan 2C2 (mendukung hanya jaringan GSM)
- Modul Wismo Q2303A (mendukung hanya jaringan GSM)
- Modul Wismo Q2403A (mendukung jaringan GSM/GPRS)
- Modul Wismo Q2403B (mendukung jaringan GSM/GPRS)
- Modul Wismo Q2406A (mendukung jaringan GSM/GPRS)
- Modul Wismo Q2406B (mendukung jaringan GSM/GPRS dan ada tipe yang mendukung Open-AT OS phase I)
- Modul Wismo Q24plus atau sekarang dikenal dengan SUNLINK S2336 Open-AT (mendukung jaringan GSM/GPRS – dan fasilitas Open-AT phase II)
- Modul Wismo Q2686 (mendukung jaringan GSM/GPRS – dan fasilitas Open-AT phase II)
- Modul Wismo Q2687(mendukung jaringan GSM/GPRS – dan fasilitas Open-AT phase II)
- Modul Wismo Q2438C (mendukung jaringan CDMA dual band)
(26)
sebenarnya masih banyak tipe-tipe modul yang dibuat Wavecom untuk beberapa kebutuhan koneksi mobile, tapi daftar diatas adalah yang sering dijumpai di pasaran saat ini dan biasa disematkan pada PCB modem Wavecom.
Yang patut diingat adalah, modul tidak bekerja sendiri melainkan harus dirangkai dengan PCB/mainboard dimana modul tersebut akan digunakan sebagai mediator koneksi selular, misal sebuah modul dipasangkan pada PCB M1206B untuk digunakan sebagai modem selular dan ada juga modul wavecom dipasangkan pada PCB perangkat EDC untuk digunakan sebagai perangkat EDC (Electronic Data Capture) seperti kital iat di konter-konter toko di mall untuk membaca kartu debit ATM/bank.
Penggunaan kode alfabet pada akhir seri modul juga menjadi pembeda atas fitur daripada modul itu sendiri. Terkadang tidak serta merta modul dengan kode B lebih unggul daripada kode A, memang biasanya pengkodean ini membedakan dari kapasitas memory Flash yang tersedia dalam modul. contoh kasus, bahwa modul Q2403A lebih sedikit memory Flashnya ketimbang Q2403B karena Q2403B didesain khusus untuk keperluan perangkat EDC yang memang membutuhkan kapasitas memory lebih tinggi, dan sayangnya modul ini tidak tersedia untuk keperluan perangkat lain selain perangkat EDC. Saat ini banyak tersedia modem Wavecom dengan Modul Q2403B yang harga sedikit lebih mahal daripada modem Wavecom dengan modul Q2403A, padahal kondisi sebenarnya dari modul Q2403B ketika di rakit oleh produsen di negeri China dalam kondisi refurbished – alias modul eks-EDC yang sudah tidak digunakan dan di re-Flash kembali oleh produsen
(27)
modem di China. Berbeda dengan modul Q2403A yang memang tersedia dalam kondisi 100% baru bukan bekas digunakan oleh perangkat lainnya.
Mengenai modul Q24plus, sedikit informasi bahwa saat ini khusus untuk Wismo Q24plus sudah berganti nama menjadi SUNLINK tipe S2336 yang mendukung teknologi Open-AT OS. kenapa? mulai diakuisisinya Wavecom oleh Sierra Wireless juga berimbas pada pabrik modul wismo Q24plus yang saat itu 100% dibuat di China, kerjasama antara Wavecom – Sunlink (salah satu produsen chip terbesar di China). Kemudian pada 2009 Wavecom menjual hak pengembangan dan produksi untuk versi Q24plus pada SUNLINK walaupun tetap di supervisi Sierra Wireless sebagai pemilik Wavecom masih ada hingga saat ini di Sunlink untuk menjaga kualitas dan teknologi daripada Open-AT yang hak lisensinya saat ini dimiliki oleh Sierra Wireless.
III. Chipset modem Wavecom
Chipset seperti dijelaskan pada chapter sebelumnya, merupakan rangkai PCB dan modul Wismo yang kemudian dipaketkan dalam satu casing dan akhirnya menjadi modem Wavecom.
(28)
Gambar 2.4 chipset supreme 10
Apa saja chipset yang tersedia saat ini dipasaran:
- Chipset WMOD2 dengan modul 2C/2C2
- Chipset M1203A dengan modul Q2303A atau Q2403A
- Chipset M1206B dengan modul Q2403A
- Chipset M1206B dengan modul Q2403B (refurbish modul)
- Chipset M1206B dengan modul Q2406A
- Chipset M1206B dengan modul Q2406B
- Chipset M1206B dengan modul Q2358C (CDMA single-band)
- Chipset M1306B dengan modul Q2403A
- Chipset M1306B dengan modul Q2406B
(29)
- Chipset Supreme 10 dengan modul Q2686
- Chipset Supreme 10 dengan modul Q2687 (AsPac version)
- Chipset Supreme 20 dengan modul Q2687
- Chipset GO dengan modul Q2687
Chipset original Wavecom artinya baik Modul maupun PCB memang dibuat oleh Wavecom, dan tersedia juga Chipset China dengan PCB dibuat oleh manufaktur China namun tetap dengan original modul Wismo (Original Replica / Genuine Engine / Copy model).
Saat ini yang beredar untuk tipe chipset M1206B dan M1306B rata-rata sudah jarang sekali yang original Wavecom melainkan sudah di produksi oleh manufaktur-manufaktur lepas di China dan Hongkong – dengan tetap menggunakan modul Original Wavecom.
(30)
2. 2. 1. SMS (SHORT MESSAGE SERVICE)
SMS merupakan teknologi yang memungkinkan user / pemilik handphone dapat berkomunkasi dengan user lainnya.
1. Elemen-Elemen SMS
a. Short Message Service Centre
Short message service centre (SMSC) adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak yang bertanggung jawab memperkuat, menyimpan dan meneruskan pesan pendek antara SMS dan piranti bergerak. SMSC harus memiliki kehandalan, kapasitas pelanggan, dan throughput pesan yang tinggi. Selain itu, SMS juga harus dapat diskalakan dengan mudah untuk mengakomodasikan peningkatan permintaan SMS dalam jaringan yang ada.
SMSC mentransfer pesan dalam format Point to point pada sistem yang melayani.
b. Mobile Switching Center
Mobile Switching Center (MSC) melakukan fungsi penyaklaran sistem dan mengendalikan panggilan ke dan dari sistem telepon dan data yang lain. MSC akan mengirimkan pesan pendek ke pelanggan tertentu melalui base station yang sesuai.
c. Base Station System
Semua fungsi yang tekait dengan transmisi sinyal radio elektromagnetis antara MSC dan piranti bergerak di lakukan di Base Station System (BBS). BBS terdiri dari Base Station Controllers (BTSs), juga dikenal sebagai wilayah sel. BSC dapat mengendalikan satu atau lebih BTS dan bertanggung jawab dalam pemberian sumber data yang semestinya ketika pelanggan bergerak dari satu sektor suatu BTS ke sektor lain, terlepas
(31)
dari apakah sektor berikutnya tersebut berada dalam BTS yang sama atau berbeda.
2. Mekanisme Store Dan Forward Pada SMS
SMS adalah data tipe asynchoronous message yang pengiriman datanya dilakukan dengan mekanisme protokol store and forward. Hal ini berarti bahwa pengirim dan penerima SMS tidak perlu berada dalam status berhubungan (connected/ online) satu sama lain ketika akan saling bertukar pesan SMS. Pengiriman pesan SMS secara store and forward berarti pengirim pesan SMS menuliskan pesan dan nomor telepon tujuan dan kemudian mengirimkannya (store) ke server SMS (SMS-Center)
yang kemudian bertanggung jawab untuk mengirimkan pesan tersebut (forward) ke nomor telepon tujuan. Keuntungan mekanisme store and forward pada SMS adalah, penerima tidak perlu dalam status online ketika ada pengirim yang bermaksud mengirimkan pesan kepadanya, karena pesan akan dikirim oleh pengirim ke SMSC
yang kemudian dapat menunggu untuk meneruskan pesan tersebut ke penerima ketika ia siap dan dalam status online di lain waktu. Ketika pesan SMS telah terkirim dan diterima oleh SMSC, pengirim akan menerima pesan singkat (konfirmasi) bahwa pesan telah terkirim (message sent). Hal-hal inilah yang menjadi kelebihan SMS dan populer sebagai layanan praktis dari system telekomunikasi bergerak.
(32)
3. Cara Kerja Jaringan SMS
Sekali pesan dikirim, pesan tersebut akan diterima dahulu oleh SMSC yang kemudian disampaikan pada nomer tujuan. Untuk melakukan ini SMSC mengirimkan sebuah SMS request ke HLR melalui Signal Transfer Point (STP) untuk menemukan pelanggan tujuan. Saat HLR menerima pesan tersebut maka HLR akan merespon ke SMSC dengan status pelanggan berupa:
1. Inactive atau Active
2. Letak pelangan yang dimaksud (pelanggan tujuan).
Jika tidak aktif maka SMSC akan meng-hold pesan tersebut sampai pada periode tertentu. Saat pelanggan menyalakan handset maka akan terjadi update location pada HLR dan HLR akan mengirim status terhadap pesan yang belum terkirim. SMSC mentransfer pesan dalam format point to point. Jika aktif akan segera terkirim. SMSC menerima verifikasi jika pesan tersebut sudah diterima oleh nomer yang dituju dan mengkategorikan pesan tersebut sebagai sebuah ”pesan terkirim” dan tidak akan melakukan percobaan pengiriman pesan lagi. Prinsip dasarnya adalah bahwa hanya ada satu Short Massage Service Center yang menerjemahkan pesan untuk dikirimkan pada sebuah jaringan GSM. SMS dapat dikirimkan dan diterima bersamaan dengan voice, data dan fax menggunakan channel yang berbeda dengan SMS. Oleh karena itu pengguna SMS jarang atau tidak pernah mendapatkan signal sibuk pada saat jaringan voice sedang sibuk, kecuali memang SMS Center tersebut memang sibuk. Berbeda kondisinya apabila jaringan sedang sibuk.
4. AT Command
Pada beberapa tipe hand phone terdapat sebuah fasilitas command khusus yang disebut dengan at command. Disebut dengan at command karena kode command
(33)
nya selalu diawali dengan ”at+” yang diikuti command khusus sesuai dengan setiap perintah control yang dimilikinya. Mode komunikasi yang diguakan dalam penggunaan at command adalah komunikasi serial. Dengan komunikasi serial maka hand phone dapat dihubungkan dengan peralatan lain seperti PC dan mikrokontroler. Atcommand sangat penting jika kita menghubungkan periperal lain PC atau mikrokontroler ke hand phone.
Dengan digunakannya komunikasi serial maka hand phone juga punya nilai baudrate yang berbeda-beda. Biasanya bernilai 19200 bps. Nilai baudrate menentukan kecepatan data yang dapat dikirim dan diterima hand phone. Untuk mengetahui nilai baudrate masing-masing hand phone kita bisa lihat dari datasheet yang dikelurkan pabrik pembuatnya. Sekarang kita juga bisa melihat nilai baudrate dari hyperterminal sebuah PC. Perintah yang bisa ditangani oleh atcommand sangat beragam seperti membaca SMS, menghapus SMS, mengirim SMS, mematikan hand phone dan sebagainya. AT Command tiap-tiap hand phone bisa berbeda-beda, tetapi pada dasarnya sama.
Beberapa AT Command yang penting untuk SMS yaitu : - AT+CMGS : untuk mengirim SMS
- AT+CMGL : untuk membaca SMS - AT+CMGL=0 : sms baru
- AT+CMGL=1 : sms lama (INBOX) - AT+CMGD : untuk menghapus SMS
AT Command untuk SMS, biasanya diikuti oleh data I/O yang diwakili oleh unit-unit PDU. Untuk mengetahui semua perintah at command dapat dilihat di spesifikasi produk yang dikeluarkan produsen setiap hand phone. Fungsi at command adalah atomatisasi dalam berkomunikasi. Berbagai sistem yang prinsip kerjanya
(34)
memanfaatkan at command diantaranya adalah sms gateway, counter penjualan pulsa otomatis, SMS controler dan sebagainya.
5. PDU Sebagai Bahasa SMS
Dibalik tampilan menu message pada ponsel sebenarnya adalah PDU (Protokol Data Unit) yang bertugas mengkodekan data ke atau dari SMS-Center, sehingga isi SMS dapat dibaca oleh pengguna. Beberapa jenis hand phone sudah mendukung mode teks.
Hal ini berarti dalam hand phone tersebut sudah dilengkapi dengan peripheral yang dapat mengkonversi data septet menjadi ASCII sehingga kita bisa langsung membacanya. Tetapi baik mode teks atau mode PDU dasar komunikasinya tetap menggunakan PDU.
Dengan kata lain saat kita mengirimkan SMS maka data yang dikirimkan hand phone ke SMSC masih dalam bentuk PDU. Dari SMSC ke hand phone penerima juga dalam bentuk PDU. Data PDU selanjutnya dikonversi ke ASCII oleh hand phone.
PDU berisi bilangan-bilangan heksadesimal yang mencerminkan bahasa I/O. PDU terdiri atas beberapa Header. Header untuk kirim SMS ke SMS-Center berbeda dengan SMS yang diterima dari SMS-Center. Maksud dari bilangan heksadesimal adalah bilangan yang terdiri atas 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. PDU untuk mengirim SMS terdiri atas delapan header, sebagai berikut :
1. Nomor SMS-Center
Header pertama ini terbagi atas tiga subheader, yaitu :
- Jumlah pasangan heksadesimal SMS-Center dalam bilangan heksa. - National/International Code
(35)
a. Untuk National, kode subheader-nya yaitu 81 b. Untuk International, kode subheader-nya yaitu 91
- No SMS-Centernya sendiri, dalam pasangan heksa dibalikbalik.
Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka tersebut akan dipasangkan dengan huruf F didepannya.
Tabel 2.1 Nomor SMSC Operator Di Indonesia
No. Operator SMS-Center Kode PDU
1 2 3 4 5 Telkomsel Satelindo Exelcom Indosat-M3 Starone 62811000000 62816125 62818445009 62855000000 62811000000 07912618010000F0 059126181652 07912618485400F 07912658050000F0 07912618010000F0 2. Tipe SMS
Untuk SEND tipe SMS = 1. Jadi bilangan heksanya adalah 01
3. Nomor Referensi SMS
Nomor referensi ini dibiarkan dulu 0, jadi bilangan heksanya adalah 00. Nanti akan diberikan sebuah nomor referensi otomatis oleh ponsel/alat SMS-gateway.
4. Nomor Ponsel Penerima
Sama seperti cara menulis PDU Header untuk SMS - Center, header ini juga terbagi atas tiga bagian, sebagai berikut :
- Jumlah bilangan desimal nomor ponsel yang dituju dalam bilangan heksa.
(36)
- Untuk Nasional, kode subheader-nya 81 - Untuk Internasional, kode subheader-nya 91
- Nomor ponsel yang dituju, dalam pasangan heksa dibalikbalik.
Jika tertinggal satu angka heksa yang tidak memiliki pasangan, angka tersebut dipasangkan dengan huruf F didepannya.
Contoh :
Untuk nomor ponsel yang dituju = 628129573337 dapat ditulis dengan cara sebagai berikut :
628129573337 diubah menjadi : 1. 0C : ada 12 angka
2. 91
3. 26-18-92-75-33-73
Digabung menjadi : 0C91261892753373
5. Bentuk SMS, antara lain : - 00 : dikirim sebagai SMS - 01 : dikirim sebagai telex - 02 : dikirim sebagai fax
Dalam hal ini, untuk mengirim dalam bentuk SMS tentu saja dipakai 00
6. Skema Encoding Data I/O Ada dua skema, yaitu :
1. Skema 7 bit : ditandai dengan angka 00
2. Skema 8 bit : ditandai dengan angka lebih besar dari 0
Kebanyakan ponsel/SMS Gateway yang ada dipasaran sekarang menggunakan skema 7 bit sehingga digunakan 00.
(37)
7. Jangka Waktu Sebelum SMS Expired
Agar SMS pasti terkirim sampai ke ponsel penerima, sebaiknya tidak diberi batasan waktu validnya.
8. Isi SMS
Header ini terdiri atas dua subheader, yaitu : - Panjang isi (jumlah huruf dari isi)
Misalnya untuk kata “hello” : ada 5 huruf : 05 - Isi berupa pasangan bilangan heksa
Untuk ponsel/SMS Gateway berskema encoding 7 bit, jika mengetikan suatu huruf dari keypad-nya, berarti kita telah membuat 7 angka I/O berturutan.
Ada dua langkah untuk mengkonversikan isi SMS, yaitu : - Langkah pertama: mengubahnya menjadi kode 7 bit.
- Langkah kedua: mengubah kode 7 bit menjadi 8 bit yang diwakili oleh pasangan heks.
6. SMS Gateway
Salah satu mode komunikasi yang handal saat ini adalah pesan pendek short messaging system (SMS). Implikasinya, salah satu model komunikasi data yang bisa dipakai adalah SMS. Artinya, SMS tersebut harus bisa melakukan transaksi dengan database. Untuk itu perlu dibangun sebuah sistem yang disebut sebagai SMS Gateway. Pada prinsipnya, SMS Gateway adalah sebuah perangkat lunak yang menggunakan bantuan komputer dan memanfaatkan teknologi seluler yang diintegrasikan guna mendistribusikan pesan-pesan yang di-generate lewat sistem informasi melalui media SMS yang di-handle oleh jaringan seluler. Secara khusus, sistem ini akan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
(38)
1. Message Management dan Delivery
a. Pengaturan pesan yang meliputi manajemen prioritas pesan, manajemen pengiriman pesan, dan manajemen antrian.
b. Pesan yang dilalukan harus sedapat mungkin fail safe. Artinya, jika terdapat gangguan pada jaringan telekomunikasi, maka system secara otomatis akan mengirim ulang pesan tersebut.
2. Korelasi
Berfungsi untuk melakukan korelasi data untuk menghasilkan data baru hasil korelasi. Pada sistem yang terpasang saat ini, arsitektur lalu lintas data melalui SMS sudah terjalin cukup baik. Hanya saja, keterbatasan akses data dan tujuan informasi SMS yang belum terfokus menyebabkan banyaknya jawaban standar (default replies) masih banyak terjadi. SMS Gateway banyak digunakan dalam berbagai proses bisnis dan usaha. Proses bisnis dan bidang layanan yang bisa ditangani oleh aplikasi SMS
Gateway, yaitu sebagai berikut : a. Manajemen Inventori
b. CRM (Customer Relationship Management), misalnya Rumah Makan, Cafe, Executive Club, Stasiun Radio, Stasiun TV, Lembaga Pendidikan c. Call Center dan SMS Pengaduan, misalnya Polisi, PLN, PAM, Instansi
Pemerintah SMS Gateway memanfaatkan arsitektur teknologi komunikasi SMS untuk menerapkan aplikasi bernilai tambah dengan memanfaatkan komunikasi SMS untuk optimalisasi proses bisnis perusahaan dan peningkatan kualitas layanan dari institusi pelayanan publik. Beberapa kemampuan SMS Gateway, yaitu untuk:
(39)
- Memperbesar skala aplikasi teknologi informasi dengan menggunakan komunikasi SMS interaktif
- Menyediakan aplikasi kolaborasi komunikasi SMS berbasis web untuk pengguna di institusi atau perusahaan
- Menjangkau konsumen maupun pengguna jasa layanan institusi atau perusahaan secara mudah menggunakan komunikasi SMS interaktif
Fitur-fitur standar SMS Gateway, yaitu komunikasi SMS interaktif dua arah, SMS info on demand, SMS service settings, SMS Automatic Registration, polling SMS, pengiriman SMS Broadcast, pengiriman SMS ke Call Group, pengiriman SMS terjadwal, personalisasi SMS, antarmuka aplikasi berbasis web, buku alamat dan call group, manajemen pengguna, sistem security access, serta sistem parameter. Fitur-fitur advance SMS Gateway, yaitu antarmuka dinamis untuk integrasi ke database perusahaan, SMS Remote Control, E-mail to SMS, SMS to E-mail, ekspansi modem GSM, dan koneksi langsung ke SMSC via SMPP
Gambar 2.7 SMS Gateway
2.3. Microcontroller ATMega8535
Microcontroller adalah sebuah piranti berupa IC yang memiliki kemampuan manipulasi data (informasi) berdasarkan suatu urutan instruksi (program) yang dibuat
(40)
oleh programmer. Microcontroller merupakan contoh suatu sistem komputer sederhana yang masuk dalam kategori embedded komputer (komputer yang berintegrasi dengan sistem lain dan digunakan untuk suatu fungsi tertentu, contoh handphone, DVD player, dll). Dalam struktur microcontroller akan kite temukan juga komponen – komponen seperti prosesor, memory, clock, dll.
Pada awal perkembangannya (sekitar tahun 1970-an) sumber daya perangkat keras serta perangkat lunak microcontroller sangat terbatas. Saat itu, system microcontroller hanya dapat diprogram menggunakan perangkat yang dinamakan “EPROM programmer” dan perangkat lunak yang digunakan umumnya berbasis assembler yang relatif sulit dipelajari.
Seiring dengan perkembangan teknologi saat ini pemrograman microcontroller relative mudah dilakukan terutama dengan digunakannya metode ISP (In System Programming) sehingga kita dapat memprogram system microcontroller sekaligus mengujinya pada system minimumnya secara langsung. Selain itu dewasa ini banyak alternative bahasa aras tinggi (pascal, C, dll) yang dapat digunakan, hal ini sangat membantu karena selain akan menghemat waku pengembangan, kode program yang disusun juga akan lebih terstruktur dan relative mudah dipelajari.
Dengan berbagai macam kelebihan yang dimiliki serta hal – hal yang menjadi pertimbangan di atas, dewasa ini microcontroller AVR 8 bit produk perusahaan Atmel adalah salah satu microcontroller yang banyak merebut minat kalangan profesional dan juga cocok dijadikan saran berlatih bagi pemula mengingat banyak fitur dan kemudahan yang diberikan microcontroller tersebut.
ATMega8535 merupakan salah satu produk perusahaan atmel yang paling banyak digunakan saat ini. Harga yang relative terjangkau, banyak ditemukan di
(41)
pasaran, kemudahan dalam pemrograman dan fitur – fitur yang menarik di dalamnya menjadi daya tarik tersendiri bagi ATMega8535.
2.3.1. Spesifikasi ATMega8535
Microcontroller ATMega8535 memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. 130 macam instruksi, yang hampir semuanya diekekusi dalam satu siklus clock. Instruksi ini dapat berupa transfer data, aritmatika & logika, percabangan, dan lain – lain.
2. 32 x 80-bit resgister serba guna.
3. Kecepatan mencapai 16 MIPS (Million Instruction per Second) dengan clock 16 MHz. ATMega8535 memiliki kemampuan dapat menjalankan 1 instruksi dalam siklus 1 clock dengan kecepatan clock 16 MHz. Berbeda dengan type lain seperti MCS51 yang memerlukan siklus 12 clock dalam mengeksekusi 1 instruksi.
4. 8 Kbyte Flash Memori
5. 512 Byte Internal EEPROM (Elecrically Erasable Programmable Read Only Memory). EEPROM merupakan tempat menyimpan data semi permanen. EEPROM ini dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan. Dengan adanya EEPROM internal maka tidak diperlukan komponen pendukung seperti EEPROM external seperti beberapa microcontroller lain sehingga penggunaan hardware bisa lebih efisien. 6. 512 Byte SRAM (Static Random Access Memory). Sama halnya seperti
computer yang memiliki RAM, microcontroller ATMega8535 juga memiliki SRAM sebesar 512 Byte.
(42)
7. Programming Lock fasilitas yang memungkinkan untuk mengamankan kode program.
8. 2 buah timer/counter 8-bit dan 1 buah timer/counter 16-bit. ATMega8535 memiliki 3 modul yang terdiri dari 2 buah timer/counter 8-bit dan 1 buah timer/counter 16-bit. Ketiga modul ini dapat diatur dalam mode yang berbeda secara individu dan tidak saling memperngaruhi satu sama lain.
9. 4 channel output PWM (Pulse Width Modulation)
10. 8 channel ADC (Analog Digital Converter) 10-bit. ADC ini merupakan fungsi untuk membantu programmer saat akan mengolah data secara digital. Sesuai dengan namanya ADC ini merubah data awal yang berupa data analog menjadi data digital.
11. Serial USART (Universal Synchronus and Asynchronus Serial Receive and Transmitter). USART merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATMega8535. USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroller maupun dengan pheripheral eksternal termasuk PC yang memiliki fiutr UART 12. Master/Slave SPI serial interface. Serial Peripheral Interface (SPI)
merupakan salah satu mode komunikasi serial synchronus kecepatan tinggi yang dimiliki ATMega8535. Komunikasi SPI ini membutuhkan 3 jalur yaitu MOSI, MISO dan SCK. Melalui komunikasi SPI ini data dapat saling dikirimkan baik antar mikrokontroller maupun antara mikrokontroller dengan peripheral lain di luar mikrokontroller.
(43)
Artinya jika dikonfigurasikan sebagai master maka pin MOSI ini sebagai output tetapi jika dikonfigurasi sebagai slave maka pin MOSI ini sebagai input.
b) MISO (Master Input Slave Output)
Berkebalikan dengan MISO di atas, jika dikonfigurasikan sebagai master maka pin MISO ini sebagai input tetapi jika dikonfigurasikan sebagai slave maka pin MISO ini sebagai output.
c) CLK (Clock)
Jika dikonfigurasikan sebagai master maka pin CLK berlaku sebagai output (pembangkit clock) tetapi jika dikonfigurasikan sebagai slave maka pin CLK berlaku sebagai input (menerima sumber clock dari master).
pengaturan konfigurasi Master atau Slave ditentukan oleh pin . Jika pin tersebut diberi tegangan high (1) maka terkonfigurasi sebagai Master tetapi jika pin tersebut diberi tegangan low(0) maka terkonfigurasi sebagai Slave.
SS
13. Serial TWI atau I2C
14. On-Chip Analog Comparator. Analog comparator digunakan untuk membandingkan dua buah tegangan masukan analog yaitu masukan positif yang terhubung ke pin AIN0 dan masukan negative yang terhubung dengan pin AIN1. Kemudian hasilnya akan ditunjukkan oleh pin AC0, dimana pin AC0 ini akan bernilai 1 jika tegangan masukan pin positfi lebih besar dari pin negative, begitu juga sebaliknya.
(44)
2.3.2. Deskripsi Pin ATMega8535
Gambar 2.8 Konfigurasi Pin ATMega8535 Keterangan :
a) VCC : pin masukan catu daya.
b) Gnd : pin ground.
c) Port A (PA0 – PA7) : pin I/O dan pin ADC.
d) Port B (PB0 – PB7) : pin I/O dan pin timer/counter, analog comparator, SPI.
e) Port C (PC0 – PC7) : pin I/O dan TWI, analog comparator, Timer, Oscilator.
f) Port D (PD0 – PD1) : pin I/O dan analog comparator, interupsi eksternal, USART.
g) Reset : pin untuk me-reset kerja system microcontroller. h) XTAL1 dan XTAL 2 : pin untuk clock external.
i) AVCC : pin catu daya yang digunakan untuk masukan ADC. j) AREF : pin untuk teganga referensi ADC.
(45)
2.4. Komponen – Komponen Elektronik
Dalam pembuatan prototype sistem pengamanan kendaraan bermotor ini ada beberapa komponen elektronik yang digunakan, resistor, IC, dioda, Motor DC, Sensor warna TCS230.
2.4.1. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen pasif yang memiliki fungsi untuk mengatur dan menghambat arus listrik. Resistor di beri lambang huruf R dengan satuannya yaitu Ohm (Ω). Secara umum resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi menjadi 3 bagian,yaitu :
1. Fixed Resistor
Merupakan resistor yang nilai hambatannya tetap. Berikut ini adalah bentuk resistor:
Gambar 2.9 Bentuk Fisik Resistor
Gambar 2.10 Simbol Resistor
Nilai hambatan resistor dapat kita ketahui dari gelang warna yang terdapat pada badan resistor, dimana ketentunanya adalah sebahai berikut:
1. Gelang ke-1 dan gelang ke-2 menyatakan nilai resistor. 2. Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali.
(46)
Jika resistor memiliki 5 gelang warna, maka nilai gelang ke-1, 2 dan 3 menyatakan nilai resistor, gelang ke-4 merupakan faktor pengali dan gelang ke-5 menyatakan toleransi.
Sedangkan untuk mengetahui nilai dari warna gelang resistor, kita bisa lihat pada tabel 2.2
Tabel 2.2 Tabel kode warna resistor
Warna Nilai Faktor Pengali Toleransi
Hitam 0 X 1
Coklat 1 X 10 1%
Merah 2 X 100 2%
Orange/Jingga 3 X 1000
Kuning 4 X 10000
Hijau 5 X 100000
Biru 6 X 1000000
Ungu 7 X 10000000
Abu-abu 8 X 100000000
Putih 9 X1000000000
Emas X 0.1 5%
Perak X 0.1 10%
Tidak Berwarna 20%
Contoh :
Sebuah resistor memiliki gelang warna seperti berikut ini : Gelang ke-1 : Jingga, memiliki nilai 3
(47)
Gelang ke-3 : Merah, merupakan faktor pengali 102 Gelang ke-4 : Emas, memiliki nilai toleransi 5% Jadi, resistor di atas memiliki nilai 3000 Ω ± 5 %
2. Variabel Resistor
Merupakan resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah. Berdasarkan cara merubah hambatannya variabel resistor dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Trimpot
Merupakan variabel resistor yang nilai hambatannya dapat dirubah menggunakan obeng atau alat bantu.
Berikut ini beberapa contoh trimpot:
Gambar 2.11 Variabel resistor jenis trimpot 2. Potensio
Merupakan variable resistor yang nilai hambatannya dapat dirubah langsung menggunakan tangan (tanpa menggunakan alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau menggeser kenop untuk potensio geser
Berikut ini adalah beberapa contoh potensio:
(48)
3. Resistor Non Linier
Ada beberapa jenis resistor non linier, diantaranya adalah : 1. PTC ( Positive Temperature Coefisien )
Adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu di sekitarnya maka makin besar nilai hambatannya.
Berikut adalah contoh PTC:
Gambar 2.13 Bentuk fisik PTC 2. NTC ( Negative Temperature Coefisien )
Jenis resistor ini hampir sama dengan PTC, nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu, perbedaannya adalah jika suhu semakin tinggi maka nilai hambatannya akan semakin kecil, sebaliknya jika suhu semakin rendah maka makin besar niai hambatannya.
Berikut adalah contoh NTC:
(49)
3. LDR ( Light Dependent Resistor )
Adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh intensitas cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas cahaya yang mengenainnya makin kecil nilai hambatannya.
2.4.2. Dioda
Dioda adalah komponen elektronika yang paling sederhana dari keluarga semikonduktor, dari simbolnya menunjukkan arah arus dan ini merupakan sifat dioda, bahwa dioda hanya mengalirkan arus pada satu arah, arus hanya mengalir dari kutub Anoda ke kutub Katoda. Satu sisi dioda disebut Anoda untuk pencatuan positif (+), dan sisi lainnya disebut Katoda untuk pencatuan negatif (-), yang dalam pemasangannya tidak boleh terbalik. Secara fisik bentuk dioda seperti silinder kecil dan biasanya diberi tanda berupa lingkaran warna putih, yang menandakan posisi kaki Katoda.
Gbr 2.15 Bentuk fisik dioda dan lambang diode
2.4.3. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
(50)
Transistor adalah komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian - rangkaian digital, transistordigunakan sebagai saklar berkecepatantinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-komponen lainnya.
Gambar 2.16 Bentuk Fisik Transistor
2.4.4. Optocoupler
Optocoupler merupakan piranti elektronika yang berfungsi sebagai pemisah antara rangkaian power dengan rangkaian control. Optocoupler merupakankomponen yang berfungsi untuk mengatur feedback yang masuk ke STR / Transistor / IC power.
Optocoupler adalah suatu komponen penghubung (coupling) yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic. Optocoupler terdiri dari dua bagian yaitu :
1. Pada transmitterdibangun dari sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak terlihat oleh mata telanjang.
(51)
Photodiode merupakan suatu transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula dengan spektrum infra merah. Karena spekrum infra mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka Photodiode lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar infra merah.
Prinsip kerja dari optocoupler adalah :
a. Jika antara Photodiode dan LED terhalang maka Photodiode tersebut akan off sehinggaoutput dari kolektor akan berlogika high.
b. Sebaliknya jika antara Photodiode dan LED tidak terhalang maka Photodiode dan LED tidak terhalang maka Photodiode tersebut akan on sehingga output-nya akan berlogika low.
(52)
BAB III PERANCANGAN
Proses perancangan dan pembuatan proyek Tugas Akhir ini dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Perancangan dan Pembuatan Hardware. 2. Perancangan dan Pembuatan Software.
3. 1. Perancangan dan Pembuatan Hardware
Perancangan dan pembuatan hardware meliputi beberapa proses, diantaranya pembuatan desain sistem hardware, pembuatan mekanik alarm, dan pembuatan komunikasi microcontroller dengan modem wavecom.
3. 1. 1.Desain Sistem Hardware
Secara umum proses kerja rangkaian elektronik alarm motor berbasis sms ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem
(53)
Cara kerja dari system alarm ini adalah sebagai berikut :
Dalam pembuatan prototype alarm ini, digunakan push button On / Off sebanyak 3 buah. Push button berwarna hijau untuk menyalakan alarm, warna kuning untuk kondisi siaga1, warna merah untuk kondisi darurat.
Setiap proses yang terjadi nantinya akan melibatkan led sebagai indicator prosesnya, seperti ketika microcontroller sedang melakukan scanning koneksi maka led warna biru akan menyala, jika push button warna kuning ditekan maka lampu kuning akan menyala, jika push button merah ditekan maka led warna merah akan menyala dan kemudian disusul led warna hijau sebagai indicator mesin menyala, jika motor dalam keadaan maka led warna hijau akan menyala.
Untuk dapat menghubungkan microcontroller dengan modem wavecom terlebih dahulu harus dibuat sebuah rangkaian converter yang dapat merubah tegangan RS232 (tegangan modem) menjadi tegangan TTL (tegangan microcontroller) begitu juga sebaliknya. Hal ini disebabkan tegangan antara modem dan microcontroller tidak sama sehingga jika kedua komponen dihubungkan secara langsung tanpa menggunakan converter komunikasi data antara kedua komponen tidak akan terjadi.
3. 1. 2.Komunikasi Microcontroller dengan Modem
Untuk menghubungkan Modem Wavecom dengan microcontroller digunakan sebuah komunikasi serial yang menghubungkan Pin TX – RX – Gnd Modem dengan pin RX – TX – Gnd microcontroller.
Karena perbedaan tegangan antara Microcontroller dengan modem maka digunakan sebuah rangkaian converter seperti di bawah ini :
(54)
Gambar 3.2 Converter tegangan RS232 – TTL
DB9 Modem adalah port serial yang berasal dari modem, dimana konfigurasinya adalah Pin 1 sebagai TX, pin 2 sebagai RX dan pin 3 sebagai Gnd. Untuk microcontroller ATMega8535 konfigurasi pin TX – RX berada pada PORT D, dimana Pin D.0 sebagai RX dan Pin D.1 sebagai TX.
3. 1. 3.Schematic Alarm
Bahan – bahan yang dibutuhkan dalam membuat rangkaian alarm ini adalah sebagai berikut :
1. 1 buah SUB D-9 (M)
2. 1 buah saklar On / Off Warna Hijau 3. 1 buah saklar On / Off Warna Kuning 4. 1 buah saklar On / Off Warna Merah 5. 5 buah resistor 220Ω / 0.5v
(55)
7. 1 buah LED Biru 8. 1 buah LED Hijau 9. 1 buah LED Kuning 10. 1 buah LED Merah 11. 6 buah Baterai 1,5V
12. 1 buah MinSys ATMega8535 + IC ATMega8535
Gambar dari schematic rangkaian alarm yang akan dibuat adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3 Schematic Rangkaian Alarm
Untuk mengaktifkan sistem alarm maka kita harus menyalakan saklar On / Off berwarna hijau.
Setelah sistem alarm menyala, sistem akan melakukan pengecekan modem wavecom, selama proses scanning berjalan led yang berwarna biru akan menyala terus, setelah koneksi antara handphone dan microcontroller tersambung maka sistem siap digunakan.
(56)
Setelah proses pengecekan selesai, proses selanjutnya adalah pengecekan kondisi motor. Jika kondisi motor aman maka led hijau akan menyala, jika motor dalam keadaan siaga 1 maka led kuning yang akan menyala, jika motor dalam keadaan darurat maka led merah akan menyala. Kondisi motor, switch dan aksi sistem dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.1 Kondisi Switch, motor dan aksi system
No. Switch Keterangan Aksi
1 Switch Hijau ON Alarm dinyalakan Proses dimulai, Kirim SMS Koneksi sukses
2 Switch Kuning ON & Switch Merah OFF
Siaga 1 Kirim SMS Siaga
3 Switch Merah ON & Switch Kuning OFF
- -
4 Switch Kuning ON & Switch Merah ON
Darurat Kirim SMS Darurat lalu Autoshutdown
5 Switch Kuning OFF & Switch Merah OFF
Motor Aman -
3. 2. Perancangan Format SMS
Format SMS yang akan digunakan dalam pembuatan alarm ini adalah format PDU. Karena format PDU berbeda dengan format teks, maka untuk untuk merubah format teks menjadi PDU ada beberapa hal yang harus dilakukan terlebih dahulu, yaitu :
(57)
Ubah setiap kata dalam format teks ke dalam bilangan ASCII.
Ubah hasil bilangan ASCII di no.1 menjadi bilangan 7bit.
Ubah hasil bilangan 7bit pada no.2 menjadi bilangan 8bit.
Ubah hasil bilangan 8bit pada no.3 menjadi bilangan Hexa.
Dalam pembuatan alarm ini ada beberapa sms yang nantinya akan digunakan, seperti format saat scanning HP berhasil dilakukan, yaitu “Koneksi Sukses”
Agar SMS di atas yang masih dalam bentuk teks dapat terbaca oleh Handphone, maka SMS di atas harus dirubah terlebih dahulu menjadi PDU. Berikut ini langkah-langkah untuk mengubah sms di atas :
Format Teks : Koneksi Sukses
ASCII :
K: 75 o: 111 n: 110 e: 101 k: 107 s: 115 i: 105 (spasi) : 32 S: 83 u: 117 k: 107 s: 115 e: 101 s: 115
Bilangan 7bit :
1001011 1101111 1101110 1100101 1101011 1110011 1101001 0100000 1010011 1110101 1101011 1010011 1100101 1010011
Bilangan 8bit :
11001011 10110111 10111011 10111100 10011110 10100111 01000001 11010011 11111010 01111010 01011010 10011110 00000010
(58)
Bilangan Hexa :
1100 1011 1011 0111 1011 1011 1011 1100 1001 1110 1010 0111
12 11 11 7 11 11 11 12 9 14 10 7 0100 0001 1101 0011 1111 1010 0111 1010 0101 1010 1001 1110
4 1 13 3 15 10 7 10 5 10 9 14 0000 0010
1. 2 2.
=> CBB7BBBC9EA741C3FA7A5A9E02
Format PDU : CBB7BBBC9EA741C3FA7A5A9E02
Untuk sms yang lain, bentuk format teks dan PDUnya dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Daftar Format SMS
Format Teks Format PDU
Koneksi Sukses CBB7BBBC9EA741C3FA7A5A9E02 Peringatan, Saat
ini motor anda dalam keadaan tidak aman (SIAGA1) D0B23CED3E87E961370B340D87E9A0B43B0D 6ABFE96F3928EC268741E4303BDC06ADCB61 7238EC06D1D3E4F01A146E87DD20D434193C 066329 BAHAYA,
motor anda dalam keadaan bahaya,
C22032980DB240ED37FD2D0785DDE430881C6 687DBA075394C0E87DD2071181DCE8759A0F6 9BFE9683E86576180D1297E5E8F03CCD0691D3
(59)
motor telah berhasil
dicuri !!! AutoShutdown akan
aktif dalam 10 detik
E3BA3C0D0A8542A0609DFE9EA2EB74F2FBEE 0685D7613728BCA6A7CD2072981D6E836AEDB 23B4D07
3. 3. Perancangan Alur System
Perancangan software ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu : perancangan system pengiriman SMS, perancangan indicator dan perancangan System Alarm.
1. Perancangan Pengiriman SMS
Untuk mengirim SMS menggunakan microcontroller maka alurnya adalah sebagai berikut :
(60)
Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Pengiriman SMS
2. Perancangan Indicator
Dalam pembuatan indicator untuk system Alarm ini digunakan 2 Port, yaitu PORTB sebagai Output dan PORT C sebagai Input.
(61)
PORT C berguna sebagai inputan dari switch On / Off Merah atau kuning. Dimana jika switch ditekan (ON) maka PIN switch pada PORTC akan bernilai 0 dan jika dalam keadaan OFF maka PIN switch pada PORT C akan bernilai 1.
Sedangkan PORT B berguna sebagai output, memberikan tegangan kepada led agar menyala, jika PIN pada PORT B bernilai 1 maka led akan menyala, sedangkan jika PIN pada PORT B bernilai 0 maka led akan mati.
Berikut ini konfigurasi PIN untuk PORT B dan PORT C : Tabel 3.3 Konfigurasi PIN pada PORT B dan PORT C
No. PIN Keterangan
1 PINB.0 Led Hijau
2 PINB.1 Led Biru
3 PINB.2 Led Kuning
4 PINB.3 Led Merah
5 PINB.4 Led Putih
6 PINC.0 Switch Kuning
7 PINC.1 Switch Merah
Untuk menyalakan led, maka konfiguras nilai PIN – PINnya adalah sebagai berikut :
Gambar 3.5 Konfigurasi Nilai Pin Microcontroller
Berdasarkan gambar di atas, untuk menyalakan led dapat digunakan perintah sebagai berikut :
Untuk menyalakan led hijau (PINB.0) = 0x01 Untuk menyalakan led biru (PINB.1) = 0x02
(62)
Untuk menyalakan led putih (PINB.4) = 0x10
Untuk diagram alir pembuatan indicator ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Start
Inisialisasi PORTB sebagai Output dan PORT C sebagai Input
PINB.0 = Hijau PINB.1 = Biru PINB.2 = Kuning PINB.3 = Merah PINB.4 = Putih
PINC.0 = Switch Kuning PINC.1 = Switch Merah
PINC.0==0 && PINC.1==1 ?
PINC.0==0 && PINC.1==0 ?
PORTB=0x04 Scanning modem PORTB=0x02 Scanning Selesai ? PORTB=0x08 && PORTB=0x18 Y T Y T Y End PORTB=0x01 T
0x02 = Led Biru Nyla
Switch Kuning = Nyala
Swtich Merah= Mati 0x04 = Led Kuning Nyala
0x08 = Led Merah Nyala 0x18 = Led Merah & Putih
Nyala PORTB=0x00 0x00 = Semua Led mati
0x01 = Led Hijau Nyala Switch Kuning = Nyala
Swtich Merah= Nyala
(63)
3. 4. Perancangan Perangkat Lunak
Berikut ini perancangan lunak system alarm yang akan dibuat, dimana perancangan perangkat lunak ini merupakan gabungan antara perancangan indicator, pengiriman sms, dan penambahan variable – variable lainnya
(64)
Gambar 3.8 Kondisi Siaga 1
(65)
BAB IV
IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum program alarm dibuat dan pada akhirnya dapat dijalankan dengan baik, cara membuat program dan cara mengimplementasikan program yang sudah dibuat.
4. 1. Kebutuhan Perangkat Sistem
Perangkat yang dibutuhkan dalam pembuatan simulasi alarm menggunakan ATMega8535 ini meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
Adapun perangkat keras yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : a. PC diatas pentium 3, yang memiliki serial port (COM1/COM2). b. Hard Disk dengan kapasitas minimum 500 Kb
c. Downloader serial untuk AVR.
Sedangkan perangkat lunak yang dibutuhkan adalah sebagai berikut : a. Windows XP SP2 sebagai sistem operasi
b. CodeVision AVR sebagai program compiler
4. 2. Implementasi Pemrograman
Untuk memulai pemrograman jalankan CodeVision AVR yang terdapat di C:/cvavr/bin/cvavr.exe
Gambar 4.1 Folder Tempat Program CodeVision AVR Kemudian klik menu File->New. Pilih Project, kemudian klik OK
(66)
Gambar 4.2 Tahap awal pembuatan program
Pilih wizard avr, kemudian pilih chip yang akan digunakan, yaitu ATMega8535 dengan clock 4 MHz.
Gambar 4.3 Pemilihan Chip dan Clock yang akan digunakan
Setelah memilih chip yang digunakan, selanjutnya konfigurasikan masing-masing port yang akan digunakan, port yang akan digunakan adalah port port B untuk LED, konfigurasi port B dapat dilihat pada gambar (4.4a), port C untuk posisi konfigurasi port C dapat dilihat pada gambar (4.4b).
(67)
(a) (b) Gambar 4.4 konfigurasi port yang akan digunakan
Setelah pengaturan Port, selanjutnya adalah pengaturan USART, seperti pada gambar 4.5
Gambar 4.5 konfigurasi timer yang akan digunakan
Setelah selesai, klik menu File->Generate, Save and Exit. Lalu akan muncul halaman untuk memasukkan code program.
(68)
Berikut ini beberapa potongan program yang digunakan dalam pembuatan sistem alarm :
Gambar 4.6 Potongan program scan koneksi modem
printf("AT"); putchar(13); delay_ms(4000); PORTB=0x02;
printf("AT+CMGS=35"); putchar(13);
delay_ms(5000);
printf("07912658050000F011000C912698083404310000AA17CBB7BBBC9E A741C2B21C1D9EA7D90A66D97DA6A301");
putchar(26); delay_ms(5000); koneksi=1;
Code di atas adalah code untuk scan koneksi Modem, perintah AT digunakaan untuk mengecek apakah modem sudah terpasang dengan baik dan dapat melakukan komunikasi dengan baik. Jika koneksi terjalin dengan baik maka microcontroller akan menyalakan led biru (PORTB=0x02), yang kemudian disusul dengan mengirim sms dengan menggunakan perintah printf("AT+CMGS=35");
//mengirim sms dengan oktet 35
(69)
printf("07912658050000F011000C912698083404310000AA17CBB7BBBC9EA74
1C2B21C1D9EA7D90A66D97DA6A301"); //mengirim isi sms “Koneksi
Berhasil”
putchar(13); //kirim command Ctrl+Z => Ctrl+Z digunakan untuk
mengirim sms saat menggunakan AT Command
Gambar 4.7 potongan program untuk pengecekan status motor
if(PINC.0==0 && PINC.1==0) {
PORTB=0x0A; delay_ms(500); PORTB=0x18;
printf("AT+CMGS=113"); putchar(13);
delay_ms(5000);
printf("07912658050000F011000C912698083404310000AA17CBB7B BBC9EA741C2B21C1D9EA7D90A66D97DA6A3016FC22032980DB240ED37FD2D0785DDE4 30881C6687DBA075394C0E87DD2071181DCE8759A0F69BFE9683E86576180D1297E5E 8F03CCD0691D3E3BA3C0D0A8542A060");
putchar(26); delay_ms(2000); PORTB=0x00;
}
Code di atas adalah code untuk pengecekan status motor, status motor diasumsikan oleh switch kuning dan merah, code di atas adalah pengecekan jika switch kuning dan merah ditekan
(70)
PINC.0==0 // 0 berarti switch ditekan, C.0 adalah switch
kuning
PINC.0==0 && PINC.1==0 // berarti switch kuning dan merah
ditekan bersamaan.
PORTB=0x0A; // perintah untuk menyalakan led merah
PORTB=0x18; // perintah untuk menyalakan led merah dan putih
4. 3. Prosedur Pemasangan Program Pada ATMega8535
Agar listing program yang dibuat dapat dibaca oleh microcontroller, maka listig program yang awalnya berekstensi .c harus diconvert menjadi .hex. Berikut ini alur proses pemasangan program pada ATMega8535 menggunakan program compiler CodeVision AVR.
Gambar 4.8 Alur Pemasangan Program Pada Microcontroller
Untuk memasang program pada chip ATMega8535 pertama-tama program yang sudah dibuat sebelumnya harus dicompile terlebih dahulu, untuk memastikan tidak ada yang error, karena jika ada yang error maka program tidak akan bisa dibuat,
Compile Code Error
?
Perbaiki
Listing Code
berekstensi .c
Proses Pengisian Program (Convert listing code
berkestensi .c menjadi .hex)
Make
Program
1. Flash erasure Checking 2. Flash Programming 3. EEPROM Programming
(71)
hasil compile dari program yang sudah tidak memiliki error adalah seperti gambar di bawah ini:
Gambar 4.9 Hasil compilasi program
Setelah tidak ada kesalahan selanjutnya make program, hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.8, setelah make program selesai listing code yang awalnya berekstensi .c akan diconvert menjadi .hex, untuk mengetahuinya dapat dilihat di folder tempat penyimpanan file project yang sedang dibuat, seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.9
(72)
Gambar 4.10 Tampilan Saat Make Program
Gambar 4.11Hasil Convert File t5.c
Setelah itu klik button “Program the chip”. Maka proses selanjutnya adalah proses pengisian program, ada juga yang menamakan penanaman program pada chip ATMega8535.
Pengisian program ini dilakukan secara bertahap :
1. Proses pertama pengecekan kondisi memori flash chip
(73)
3. Jika chip sudah terpasang dengan benar maka memori flash yang ada sebelumnya dihapus
4. Proses selanjutunya adalah proses pengisian memori flash.
5. Setelah proses pengisian memori flash selesai, selanjutnya proses pengisian memori EEPROM. Proses ini dilakukan hanya jika listing code yang dibuat menggunakan fasilitas EEPROM, jika tidak maka proses ini akan dilewati.
Berikut ini hasil dari pengisian program pada chip ATMega8535
……….(a) (b) Gambar 4.12 Proses Pengisian Program
(74)
BAB V
ANALISIS DAN UJI COBA
Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa pada hardware yang telah dirancang. Tujuan dari pengujian dan analisa ini adalah untuk mengetahui apakah hardware tersebut telah berfungsi dengan benar dan sesuai rencana atau tidak. Pengujian dan analisa ini dilakukan secara bertahap, diawali dengan pengujian komunikasi Modem menggunakan AT Command, pengujian lampu indicator, lalu dilanjutkan dengan pengujian permasalahan sederhana seperti ketika switch siaga 1 dan darurat ditekan.
5.1. Pengujian Komunikasi Modem menggunakan AT COMMAND
Pengujian komunikasi ini dilakukan dengan menghubungkan modem dengan komputer. Tujuannya agar dapat terlihat dengan jelas apakah modem yang digunakan sudah merespon dengan baik atau belum.
Pengujian hanya dilakukan terhadap command – command yang akan digunakan dalam system alarm
5. 1. 1. Pengecekan komunikasi
Untuk mengetahui apakah antara pc dan modem sudah dapat melakukan komunikasi digunakan perintah AT.
Pengujian 1:
Modem belum terhubung dengan PC
(75)
Gambar 5.1 Kondisi 1
Ketika modem belum terhubung dengan pc maka kita tidak akan dapat melakukan command apapun.
Pengujian 2:
Modem sudah terhubung dengan pc
Gambar 5.2 Kondisi 2
Setelah modem terhubung dengan pc, maka langkah selanjutnya adalah pengecekan komunikasi menggunakan command AT
(76)
Gambar 5.3 Perintah AT dijalankan
Berdasarkan pengujian ternyata modem memberikan respon OK, maka bisa dikatakan komunikasi modem dengan pc sudah terjalin dengan baik.
5. 1. 2. Pengujian Komunikasi Data
Untuk komunikasi data pengujian yang dilakukan adalah pengujian pembacaan data dari modem dan pemberian data ke modem.
Sebelum melakukan pengujian komunikasi data, kita harus mendeklarasikan penggunaan device data pada modem Untuk mendeklarasikan device, command yang digunakan adalah AT+CPMS
(77)
Command di atas berfungsi untuk memberitahukan modem bahwa device yang digunakan adalah kartu SIM, karena modem merespon OK maka deklarasi device berjalan dengan baik.
Pengujian 3 :
Pengujian pemberian data, dengan mengirim sms melalui pc
Untuk mengirim sms melalui pc, command yang digunakan adalah AT+CMGS
Berikut ini hasil pengujian 3:
SMS 1
SMS 2
Gambar 5.5 Kondisi 4
Setelah memberikan command seperti di atas modem Siemens yang digunakan dapat mengirim sms namun tidak lancar.
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Pengiriman SMS Melalui PC No. Iterasi Pengujian Hasil Pengujian 1 Pengujian 1 SMS 1 SMS terkirim
2 Pengujian 2 SMS 1 SMS terkirim tapi tidak sampai tujuan 3 Pengujian 3 SMS 1 SMS terkirim
(78)
5 Pengujian 5 SMS 2 SMS terkirim
Dari pengujian – pengujian di atas dapat diketahui bahwa modem dapat dijalankan dengan baik, dan siap untuk dihubungkan dengan microcontroller.
5.2. Pengujian Lampu Indicator
Karena pada pembuatan prototype ini semua kondisi menggunakan lampu indicator, maka pengecekan lampu indicator ini sangatlah penting. Pengujian ini dilakukan kondisi scanning komunikasi modem, kondisi jika switch siaga 1 ditekan dan kondisi jika switch darurat ditekan.
Pengujian Kondisi 1: Scanning koneksi modem :
Gambar 5.6 Hasil Pengujian kondisi saat modem tidak terhubung
Gambar 5.6 adalah hasil dari scanning koneksi modem. Saat proses scanning dimulai lampu led akan menyala, lalu kemudian disusul dengan led hijau.
Pengujian Kondisi 2: Switch Siaga 1 ditekan :
(79)
Ketika switch siaga 1 ditekan lampu kuning sudah dapat menyala namun tidak terlalu lancar.
Gambar 5.7 Hasil pengujian kondisi 2
Berikut ini table hasil pengujian kondisi 2: Tabel 5.2 Hasil Pengujian Kondisi 2 :
No. Iterasi Pengujian Hasil Pengujian
1 Pengujian 1 Lampu kuning menyala
2 Pengujian 2 Lampu kuning menyala
3 Pengujian 3 Lampu kuning tidak menyala
4 Pengujian 4 Lampu kuning menyala
5 Pengujian 5 Lampu kuning tidak menyala
Dari pengujian kondisi 2 diketahui bahwa penggunaan switch siaga 1 tidak selalu lancar persentase dari percobaan di atas adalah menyala 60% dan tidak menyala 40%, maka dilakukan pengujian kondisi 2 dengan menghitung selang waktu penekanan switch siaga 1:
(80)
Tabel 5.3 Hasil Pengujian Kondisi 2 dan Selang waktunya :
No. Iterasi Pengujian Selang Waktu Hasil Pengujian
1 Pengujian 1 - Merespon
2 Pengujian 2 1 Menit Merespon
3 Pengujian 3 30 Detik Merespon
4 Pengujian 4 7 Detik Tidak Merespon
5 Pengujian 5 12 Detik Merespon
6 Pengujian 6 10 Tidak Merespon
Kondisi merespon adalah kondisi microcontroller dapat mengirim sms, begitu juga sebalikna.
Pengujian Kondisi 3: Switch darurat ditekan :
Ketika switch darurat ditekan lampu merah sudah dapat menyala, yang kemudian diikuti oleh lampu putih menyala yang sebagai indikator bahwa motor menyala.
(81)
Setelah lampu merah dan putih menyala, 5 menit kemudian auto shutdown dilakukan (semua lampu mati).
Gambar 5.9 Kondisi saat auto shutdown dilakukan.
Saat kondisi auto shutdown sedang berjalan seharusnya semua switch dan lampu indicator tidak dapat berfungsi sama sekali, namun pada pengujian – pengujian yang dilakukan, beberapa kali terjadi kesalahan ketika autoshutdown dijalankan switch dapat digunakan meskipun hanya beberapa detik.
Dari pengujian – pengujian di atas diketahui bahwa masih ada kemungkinan proses autoshutdown tidak berjalan dengan baik
5.3. Pengujian Pengiriman SMS dari Microcontroller
Pengujian pengiriman sms ini meliputi pengiriman sms koneksi berhasil, sms siaga 1 dan sms darurat.
Pengujian kondisi 1:
(82)
Setelah proses scanning berhasil, jika komunikasi sudah terjalin dengan baik maka microcontroller sudah dapat mengirim sms koneksi berhasil:
Gambar 5.10 Sms Koneksi berhasil diterima
Pengujian 2 :
Pengiriman SMS saat switch kuning ditekan :
(83)
Pengujian 3 :
Pengiriman SMS saat switch merah & kuning ditekan :
Gambar 5.12 SMS darurat
Dari pengujian 1 sampai pengujian 3, semua sms sudah dapat terkirim dari microcontroller menuju handphone pemilik kendaraan.
(84)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6. 1. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian pada bab V dengan menggunakan komunikasi serial sebuah microkontroller dapat terintegerasi dengan sms gateway. Dengan menggunakan tombol swicth dan indikator LED sudah dapat dibuat sebuah prototype sistem keamanan berupa alarm.
6. 2. Saran
Pengunaan alarm ini harus ditempat yang memiliki sinyal bagus atau baik, berdasarkan pengujian jika alarm digunakan ditempat yang sinyalnya buruk atau jelek sms akan terpotong.
(85)
1. “Sejarah Modem” http://www.indoforum.org/showthread.php?t=72718 2. “Seputar Modem Wavecom”
http://global.grosirmodem.com/seputar-modem-wavecom-fastrack/
3. “Perangkat Modem Wavecom” http://global.grosirmodem.com/apa-saja-yang-ada-dalam-sebuah-perangkat-modem-wavecom/
4. Endra Pitowarno, ”Robotika: Desain, Kontrol, dan Kecerdasan Buatan”, Andi, Yogyakarta, 2006.
5. Agus Bejo, ”C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam
Mikrokontroler ATMega8535”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
6. “Resistor” http://elektronika21.blogspot.com/resistor.html
7. “Jenis Resistor” http://e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_395/jenisresistor.htm
8. “Elektro Dasar”
(1)
Tabel 5.3 Hasil Pengujian Kondisi 2 dan Selang waktunya :
No. Iterasi Pengujian Selang Waktu Hasil Pengujian
1 Pengujian 1 - Merespon
2 Pengujian 2 1 Menit Merespon
3 Pengujian 3 30 Detik Merespon
4 Pengujian 4 7 Detik Tidak Merespon
5 Pengujian 5 12 Detik Merespon
6 Pengujian 6 10 Tidak Merespon
Kondisi merespon adalah kondisi microcontroller dapat mengirim sms, begitu juga sebalikna.
Pengujian Kondisi 3: Switch darurat ditekan :
Ketika switch darurat ditekan lampu merah sudah dapat menyala, yang kemudian diikuti oleh lampu putih menyala yang sebagai indikator bahwa motor menyala.
(2)
Setelah lampu merah dan putih menyala, 5 menit kemudian auto shutdown dilakukan (semua lampu mati).
Gambar 5.9 Kondisi saat auto shutdown dilakukan.
Saat kondisi auto shutdown sedang berjalan seharusnya semua switch dan lampu indicator tidak dapat berfungsi sama sekali, namun pada pengujian – pengujian yang dilakukan, beberapa kali terjadi kesalahan ketika autoshutdown dijalankan switch dapat digunakan meskipun hanya beberapa detik.
Dari pengujian – pengujian di atas diketahui bahwa masih ada kemungkinan proses autoshutdown tidak berjalan dengan baik
5.3. Pengujian Pengiriman SMS dari Microcontroller
Pengujian pengiriman sms ini meliputi pengiriman sms koneksi berhasil, sms siaga 1 dan sms darurat.
Pengujian kondisi 1:
(3)
Setelah proses scanning berhasil, jika komunikasi sudah terjalin dengan baik maka microcontroller sudah dapat mengirim sms koneksi berhasil:
Gambar 5.10 Sms Koneksi berhasil diterima
Pengujian 2 :
Pengiriman SMS saat switch kuning ditekan :
(4)
Pengujian 3 :
Pengiriman SMS saat switch merah & kuning ditekan :
Gambar 5.12 SMS darurat
Dari pengujian 1 sampai pengujian 3, semua sms sudah dapat terkirim dari microcontroller menuju handphone pemilik kendaraan.
(5)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6. 1. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian pada bab V dengan menggunakan komunikasi serial sebuah microkontroller dapat terintegerasi dengan sms gateway. Dengan menggunakan tombol swicth dan indikator LED sudah dapat dibuat sebuah prototype sistem keamanan berupa alarm.
6. 2. Saran
Pengunaan alarm ini harus ditempat yang memiliki sinyal bagus atau baik, berdasarkan pengujian jika alarm digunakan ditempat yang sinyalnya buruk atau jelek sms akan terpotong.
(6)
1. “Sejarah Modem” http://www.indoforum.org/showthread.php?t=72718 2. “Seputar Modem
Wavecom”http://global.grosirmodem.com/seputar-modem-wavecom-fastrack/
3. “Perangkat Modem Wavecom”http://global.grosirmodem.com/apa-saja-yang-ada-dalam-sebuah-perangkat-modem-wavecom/
4. Endra Pitowarno, ”Robotika: Desain, Kontrol, dan Kecerdasan Buatan”, Andi, Yogyakarta, 2006.
5. Agus Bejo, ”C dan AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler ATMega8535”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008.
6. “Resistor” http://elektronika21.blogspot.com/resistor.html
7. “Jenis Resistor” http://e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_395/jenisresistor.htm
8. “Elektro Dasar”