PENGEMBANGAN MEDIA PRA BERHITUNG INTERAKTIF BAGI ANAK DOWN SYNDROME.

(1)

PENGEMBANGAN MEDIA PRA BERHITUNG INTERAKTIF

BAGI ANAK DOWN SYNDROME

Disusun oleh:

RUSMIYATI (1104500)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGEMBANGAN MEDIA PRA BERHITUNG INTERAKTIF

BAGI ANAK DOWN SYNDROM

Oleh Rusmiyati S.Pd UPI Bandung, 2001

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Rusmiyati 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Pebruari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN

Oleh:

PEMBIMBING

Dr. H. Zaenal Alimin, M.Ed. NIP. 19590324 198403 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Djadja Rahardja, M.Ed. NIP. 19590414 198503 1 005


(4)

ABSTRAK

Pengembangan PBDS Interakatif Sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung Bagi Anak Down Syndrome. Fokus dari penelitian ini adalah membuat

model media interaktif yang sesuai, yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuntitatif (mixed methods). Desain penelitian mixed methods ini menggunakan a two – phase design (Desain dua tahap). Dalam penggunaan mixed methods ini penelitian dilakukan dua tahapan penelitian. Penelitin tahap satu adalah untuk mengumpulkan data tentang (1) kondisi objektif pembelajaran pra berhitung anak down syndrome dan (2) pengembangan media PBDS Interaktif. Penelitian tahap dua adalah untuk menguji efektifitas media PBDS Interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome yang dilakukan melalui tiga penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif.

Hasil temuan penelitian pada tahap satu bahwa anak down syndrome memiliki keterampilan pra berhitung yang rendah hal ini salah satunya dikarenakan kurang menariknya media pembelajaran yang pilih guru dalam menyampaikan informasi materi kepada anak. Untuk mengembangkan media yang sesuai dengan karakteristik belajar anak down syndrome dan sesuai dengan tujuan pembelajaran pra berhitung maka pengembangan yang sesuai dengan kemampuan belajar anak down syndrome seperti pemilihan warna yang jelas, bahasa lebih sederhana yang dapat dimengerti olah anak dan materi yang terstruktur. Dan unsur-unsur dalam materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran pra berhitung yang akan dicapai yang meliputi klasifikasi, ordering dan seriasi.

Dalam penelitian tahap dua pada penelitian ke satu ditemukan setiap subjek terjadi perubahan kearah peningkatan keterampilan, antara sebelum diberikannya intervensi dan pada saat setelah diberikannya intervensi. Ini dikarenakan intervensi menggunakan media PBDS Interaktif dalam mengajarkan keterampilan pra berhitung membantu motivasi anak down syndrome dalam belajar. Penelitian kedua didapat bahwa pendapat guru tentang aplikabilitas media PBDS Interaktif ini sangat tinggi. Hal ini didapat dari hasil penyebaran angket pada ketiga orang guru diperoleh penilaian yang cukup tinggi tentang aplikabilitas media PBDS Interaktif. Dan pada penelitian ketiga ditemukan bahwa pelaksanaan pembelajaran pra berhitung pada pelaksaan intervensi menggunakan media PBDS Interaktif terlihat bahwa motivasi belajar pra berhitung anak down syndrome dengan menggunakan media PBDS Interaktif meningkat. Dari ketiga penelitian yang dilakukan menunjukkan peningkatan kemampuan dan peningkatan skor penilaian. Hal ini membuktikan bahwa media PBDS ini efektif, sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.


(5)

ABSTRACT

Developing Interactive PBDS as Pre-Counting Instructional Media for Children with Down Syndrome.The focus of this researche is making a model of

appropriate interactive media that can be made pre-counting instructional media for children with Down Syndrome.

The research used a mix of qualitative and quantitative approaches. The mixed methods research employed a two-phase design. In the use of the mixed methods, two stages were done. The firs stage of the research was to collect data about (1) the objective teaching and learning condition of pre-counting for childen with Down Syndrome, and (2) the development of interactive PBDS media. The second stage of the research was to test the effectiveness of interactive PBDS media as pre-counting instructional media for children with Down Syndrome, which was conducted through three pieces of research using descriptive-quantitative method.

The findings of the firs stage of the research showed that children with Down Syndrome had low pre-counting skills, one of the reasons being the less interesting instructional media appropriate to learning characteristics of children with Down Syndrome and suitable to the objectives of pre-couting teaching and learning, than the kind of development appropriate to the learning skills of children with Down Syndrome should fokus on clear color selection, more simplified language understandable by children, and structured materials. In addition, the elements of the materials to be delivered should be suitable to the objectives of pre- counting teaching and learning that would be achieved, including classification, ordering, and serialization.

In the second stage of the first research, it was found that each subject experienced changes towards skill improvement after they received intervention. This is because intervention using interactive PBDS media in teaching pre-counting skills helped to motivate children with Down Syndrome to learn. The second research

found that teacher’ opinion on the applicability of interactive media was really good.

This result was gained from the questionnaires distributed to three teachers, where high assessment to the applicability of interactive PBDS media was gained. Furthermore, in the third research, it was found that the pre-counting teaching and learning during intervention using interactive PBDS media demonstrated an improvement in the motivation of children with Down Syndrome to learn pre-counting using interactive PBDS media. From the three pieces of research, it was concluded that there were improvements in the skills and scores gained. These findings proved that PBDS media were effective as the instructional media of pre-counting for children with Down Syndrome.


(6)

LEMBAR PERNYATAAN ………... i

ABSTRAK ………... ii

KATA PENGANTAR ……….. iii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GARFIK ……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………... 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ....………. 1. Identifikasi Masalah ………... 2. Rumusan Masalah ……….. 4 4 5 C. Tujuan Penelitian ……….. 6 D. Manfaat Penelitian ………. 6 E. Struktur Organisasi Tesis .………. 7 BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PENGEMBANGAN “PRA BERHITUNG ANAK DOWN SYNDROME (PBDS) INTERAKTIF” SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BAGI ANAK DOWN SYNDROME A. Konsep Dasar Media Pembelajaran ………...………... 10

1. Pengertian Media Pembelajaran ...……….. 11

2. Fungsi Media Pembelajaran ………... 12

3. Media Pembelajaran Interaktif ………... 14

B. Konsep Dasar Anak Down Syndrome……...……… 18

C. Pembelajaran Keterampilan Pra Berhitung……..…………. 21

D. Pengembangan PBDS Interaktif sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung Pada Anak Down Syndrome ... 27


(7)

A. Desain Penelitian ………...………... 1. Penelitian Tahap satu ...………... a. Lokasi Penelitian ……….. b. Subjek Penelitian ……….. c. Proses Penelitian Tahap Satu ……… d. Teknik dan Instrumen Penelitian ……….. 1) Teknik Pengimpulan Data ……….. 2) INstrumen Penelitian ………..

e. Teknik Analisis data ……….

31 32 32 33 33 33 33 35 38 2. Penelitian Tahap Dua ………..

a. Kemampuan Keterampilan Pra Berhitung Anak

Down Syndrome ………..

1) Lokasi Penelitian ………

2) Subjek Penelitian ………

3) Definisi Operasional Variabel ……… a) Variabel Bebas ……….. b) Variabel Terikat ………. 4) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian ………..

5) Desain Penelitian ……….. 6) Teknik Analisis Data ……… b. Aplikabilitas Media PBDS Interaktif ………. 1) Lokasi dan Subjek Penelitian……… a) Lokasi Penelitian ………. b) Subjek Penelitian ………. 2) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen

Penelitian ………

3) Teknik Analisis Data ……….

39 39 40 40 41 41 41 43 46 47 49 49 49 49 50 51


(8)

c. Motivasi Belajar anak Down Syndrome……….. 1) Lokasi dan Subjek Penelitian ………. a) Lokasi Penelitian ………. b) Subjek Penelitian ……….. 2) Teknik Pengumpulan data dan Instrumen

Penelitian ………

3) Teknik Analisis Data ………..

51 51 52 52 53 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………... 55 1. Hasil Penelitian Tahap Satu ………...

a. Kondisi Objektif Pembelajaran Pra Berhitung pada

Anak Down Syndrome………

b. Pengembangan Media PBDS Interaktif ………… c. Desain Pengembangan Media Interaktif oleh ahli IT

……..……….

d. Pembahasan Penelitan Tahap Satu …..………….. 1) Kondisi Objektif Pembelajaran Pra Berhitung pada Anak DownSyndrome ………...…… 2) Pengembangan Media PBDS Interaktif ……… 2. Hasil Penelitian Tahap Dua ………...…….

a. Hasil Penelitian Intervensi Keterampilan Pra Berhitung Anak Down Syndrome ……….. b. Hasil Penelitian Aplikabilitas Media PBDS

Interaktif ……….

c. Hasil Penelitian Motivasi Belajar Anak Down

Syndrome ……….

3. Pembehasan penelitian Tahap Dua ………

61 56 66 66 69 66 74 74 83 84 56


(9)

Interaktif ……….

c. Pembahasan Penelitian Motivasi Belajar Anak

Down Syndrome ……….

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ……….. 93

B. Rekomendasi ……… 97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. ALAT PENGUMPUL DATA ………

B. DATA PENELITIAN ……….

RIWAYAT HIDUP ………..

90 89


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan dasar dari berbagai pencapaian dan keberhasilan setiap individu terutama bagi pembentukan dan aktualisasi diri manusia secara untuh.

Proses belajar mengajar khususnya di kelas akan menentukan kualitas pendidikan yang baik akan menentukan kualitas yang baik pula. Guru berkewajiban untuk memberikan mutu pendidikan yang berkualitas berupa pengetahuan yang terakumulasi dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas. Sehingga setiap individu disiapkan untuk dapat menghadapi tuntutan yang dihadapi di masa yang akan datang.

Undang-undang Nomor. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada satu lingkungan belajar. Berdasarkan uraian di atas, guru harus dapat mengembangkan suasana belajar bagi anak, untuk mengkaji apa yang menarik minat anak, mengekspresikan ide-ide kreatifitasnya sehingga muncul motivasi untuk belajar, dan dengan motivasi belajar yang tinggi diharapkan akan meningkatkan hasil belajar.

Hasil belajar tidak semata-mata didapatkan dari kompetensi guru dalam mengajar, melainkan banyak faktor yang dapat mempengaruhi bagaimana anak mendapatkan pengetahuan atau bagaimana materi yang akan diajarkan sampai kepada anak. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah lingkungan yang kondusif, alat atau media yang sesuai, metode mengajar yang tepat dengan karakteristik siswanya dan lain-lain.

Penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran merupakan salah satu strategi yang harus ditempuh oleh guru supaya materi tersampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Melalui pemilihan media yang cocok dan disesuaikan dengan karakteritik belajar anak, akan membantu mempermudah guru untuk menyampaikan materi pembelajaran.


(11)

Melalui pengamatan awal di sekolah-sekolah luar biasa, guru merasa kesulitan dalam pemilihan dan menentukan media pembelajaran yang cocok dengan karakteristik belajar anak, khususnya pembelajaran yang diberikan pada anak down syndrome. Dengan keterbatasan media yang tersedia, kadang-kadang membuat anak menjadi bosan dan tidak mau belajar. Selain terbatasnya media yang ada di sekolah, media yang digunakanpun tidak sesuai dengan tujuan dari materi yang ingin disampaikan. Dengan demikian diperlukan kreatifitas guru dalam menentukan media yang akan digunakan dengan melihat karakteristik anak dan tujuan dari pembelajarannya.

Media komputer merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru seabagai alat dalam mengajar. Selain untuk mengoptimalkan perkembangan teknologi, komputer mempunyai potensi untuk menjadi alat pembelajaran karena memiliki berbagai kelebihan, diantaranya mampu menyajikan objek-objek bergerak dan memadukannya dengan suara, sehingga mampu menjadikan komputer media yang menarik dan efektif dalam pembelajaran. Megaswati (2011) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

Modeling melalui Media Video sebagai Teknik Toilet Training Siswa Down Syndrome memberikan pengaruh terhadap peningkatan keterampilan toilet training siswa down syndrome”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media komputer (video) sangat efektif bagi anak down syndrome.

Dari hasil pengamatan di sekolah ditemukan fakta bahwa pada saat belajar di kelas anak down syndrome belum dapat melakukan operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Ini diakibatkan anak belum menguasai konsep berhitung terutama pra syarat atau keterampilan pra berhitung. “Mustahil bagi setiap anak dapat menguasai keterampilan berhitung apabila belum menguasai keterampilan pra syarat atau

pra berhitungnya” (Mercer dan Mercer, 1989:188).

Keterampilan pra berhitung sangat penting dikuasai sejak awal,

“... kerena akan menjadi pondasi untuk menguasai tahap berikutnya” (Mercer


(12)

berhitung terlebih dahulu sebelum mengajarkan konsep bilangan dan perhitungan. Proses pembelajaran pra berhitung penting sebagai dasar bagi anak agar lebih mudah untuk menguasai keterampilan berhitung pada tingkat berikutnya. Misalnya dalam melakukan operasi hitung penjumlahan, anak akan mudah dalam mengoperasikannya apabila dasar pra berhitungnya terlebih dahulu dikuasai. Berbeda dengan anak yang belum mengguasai keterampilan pra berhitung, anak akan kesulitan dalam mengoperasikan bilangan. Adapun keterampilan pra berhitung tersebut menurut Tjutju Soendari meliputi: klasifikasi, ordering dan seriasi, korespondensi dan konservasi).

Berdasarkan masalah-masalah di atas dengan pentingnya pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome serta kesulitan guru-guru dalam menentukan media pembelajaran yang cocok, maka perlu adanya model media yang sesuai yang akan digunakan dalam pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

Pemanfaatan software interaktif merupakan salah alternatif yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung anak down syndrome. Dimana dalam software interaktif tersebut terdapat pembelajaran pra berhitung yang meliputi: klasikasi, ordering dan seriasi, korespondennsi dan konservasi. Dalam pembelajaran nya software tersebut dapat disimpan ke dalam flashdisk atau CD yang ditampilkan dengan menggunakan komputer, sebagai alat pembelajaran

Karakteristik belajar siswa down syndrome harus melibatkan multysensoris, dimana dalam belajar anak down syndrome harus mengalaminya secara langsung. Dengan pengalaman yang langsung diharapkan dapat meningkatakan perkembangan kognitifnya. Pembelajaran dengan menggunakan media interaktif, anak down syndrome secara langsung mengalami aktifitas dalam belajar, baik dengan cara mendengar, melihat dan menggerakkan sesuatu yang dapat menarik indranya untuk melakukan.

Software interaktif mempunyai beberapa kelebihan antara lain: 1) menyajikan informasi yang bervariasi kepada siswa melalui penggunaan


(13)

animasi, presentasi, dan penyajian materi dalam bentuk teks; 2) menciptakan lingkungan belajar dengan interaktif yang tinggi antara siswa dengan bahan ajar; 3) Meningkatkan proses berfikir siswa dengan penekanan kepada pembelajaran berpusat pada siswa (Gora, 2005:11)

Berdasarkan uraian di atas media software interaktif merupakan alat yang sesuai, yang dapat digunakan dalam membantu pembelajaran yang sesuai dengan karakteritik belajar anak down syndrome yang harus melibatkan multy sensoris, dimana dalam belajar anak down syndrome harus mengalaminya secara langsung. Dengan pengalaman yang langsung diharapkan dapat meningkatakan perkembangan kognitifnya. Pembelajaran dengan menggunakan media interaktif, anak down syndrome secara langsung mengalami aktifitas dalam belajar, baik dengan cara mendengar, melihat dan menggerakkan sesuatu yang dapat menarik indranya untuk melakukan.

Berdasarkan uraian di atas maka “Pengembangan media Pra

Berhitung Anak Down Syndrome “PBDS Interaktif” sebagai media pembelajaran pra berhitung anak bagi Down Syndromeperlu dikaji dalam penelitian ini, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Fakta di lapangan ditemukan pada saat mengajar guru merasa kesulitan untuk menentukan strategi yang tepat dalam pembelajaran pra berhitung, yang meliputi klasifikasi, seriasi dan ordering, korespondensi dan konservasi pada anak down syndrome. Dengan karakteritik belajar anak down syndrome yang mudah bosan, mudah beralih perhatian, acuh tak acuh dan lain-lain diperlukan strategi yang tepat yang mampu mengakomodasi karakteristik belajar anak down syndrome sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Startegi yang harus disiapkan guru tidak hanya dilihat dari cara mengajar guru pada anak down syndrome tetapi media atau alat yang cocok sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


(14)

Dalam menentukan media yang cocok untuk pembelajaran pra berhitung guru masih menggunakan media seadanya, sehingga anak down syndromepun merasa bosan dan akhirnya tidak mau belajar.

Pemilihan media pembelajaran dengan pengoptimalan tekhnologi yang ada, diharapkan dapat menjadi solusi dalam pemilihan media yang tepat. Sehingga perlu adanya pengembangan media yang cocok dengan mengguanakan bantuan perkembangan teknologi yang dapat dijadikan media dalam pembelajaran pra berhitung anak down syndrome.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini membuat rumusan masalah sebagai berikut:

Model media interaktif bagaimana yang sesuai dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down

syndrome?”

Agar rumusan tersebut lebih jelas dan terarah, maka fokus sasarannya dirumuskan melalui pertanyaan penelitian berikut:

a. Bagaimanakah kondisi obkjektif dalam pembelajaran pra berhitung anak down syndrome?

b. Bagaimana pengembangan media interaktif yang dapat dijadikan media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome?

c. Bagaimana efektifitas software PBDS Interaktif” sebagai media pembelajaran pra berhitung anak down syndrome?


(15)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, penulis menetapkan bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah produk pengembangan media pra berhitung interaktif untuk anak down syndrome. Pengembangan media interaktif yang dihasilkan merupakan media pembelajaran pra berhitung untuk anak down syndrome yang disimpan dalam Flash Disk untuk memudahkan media ini aplikasikan ke semua komputer. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu:

1. Mengetahui kondisi objektif pembelajaran pra berhitung pada anak down syndrome selama ini.

2. Mengetahui hasil pengembangan media interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

D. Manfaat Penelitian

Secara akademis diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi pengetahuan tentang pengembangan media PBDS Interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

Kegunaan penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh:

1. Guru; sebagai alteratif media pembelajaran pra berhitung pada anak down syndrome.

2. Siswa; untuk meningkatkan motivasi belajar dalam bidang pra berhitung. 3. Sekolah; sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas implementasi

kurikulum melalui penambahan khasanah media pembelajaran.

4. Peneliti; mampu mengembangkan media pembelajaran yang berbentuk software interaktif pra berhitung bagi anak down syndrome.

5. Secara operasioanal diharapkan dapat menjadi perintis bagi penelitian selanjutnya.


(16)

E. Struktur Organisasi Tesis

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan tesis selanjutnya, maka berikut akan dipaparkan bagian-baian yang menjadi pokok bahasan:

Bab I Membahas tentang latar belakang penelitian. Adapun latar belakang dari penelitian ini adalah mengungkap kondisi tentang kemampuan berhitung anak down syndrome yang belum dapat melakukan operasi hitung seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Hal ini diakibatkan anak down syndrome belum kenguasai keterampilan pra syarat dalam berhitung yaitu keterampilan pra berhitungnya. Selain itu anak down syndrome juga memiliki karakteristik yang mudah bosan dalam belajar. Sehingga materi belajar sulit tersampaikan. Oleh karena itu perlu kreativitas guru dalam mengajar pra berhitung yang mampu menarik perhatian anak down syndrome supaya mau belajar. Salah satunya dengan menentukan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik belajar anak down sayndrome, juga yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Pengembangan media interaktif merupakan salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung anak down syndrome. Dimana dalam media interaktif tersebut terdapat pembelajaran pra berhitung. Dalam pembelajarannya media tersebut dapat disimpan ke dalam flash disk atau CD yang ditampilkan dengan menggunakan komputer, sebagai alat pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian dan pengkajian terhadap pengembangan media PBDS iteraktif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi ank down syndrome. Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka pada Bab I ini akan diungkap tentang fokus dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep juga struktur orrganisasi penulisan tesis.

Bab II Membahas tentang landasan teoritis atau kajian teoritis yaitu konsep yang berhubungan dengan konsep dasar media pembelajaran, dimana didalamnya dibahas tentang pengertian tentang media pembelajaran, fungsi


(17)

media pemmbelajaran dan media pembelajaran Interaktif, Selain tentang konsep dasar media pembejaran, di Bab II dibahas pula tentang pembelajaran keterampilan pra berhitung yang membahas tentang konsep keterampilan pra berhitung dan yang paling penting adalah pembahasan tentang pengembangan PBDS interkatif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome .

Bab III Membahas tentang metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian dua pendekatan seklaigus yaitu pendekatan kualitatif ada pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini disebut dengan penelitian mix methode. Pada pelitain ini dilakukan dua tahapan penelitian. Tujuan penelitian tahap satu yaitu untuk memperoleh data tentang pengembangan media PBDS interaktif. Untuk memperoleh data penelitian pada tahap satu ini digunakan tehnik pengumpulan data yaitu wawancara dengan beberapa orang guru yang mengajar anak down syndrome. Teknik wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengumpukan ide-ide tentang pengembangan media yang sesuai, untuk membelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome dengan cara mengoptimalkan ICT yang ada di sekolah. Penelitian tahap dua dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang efektifitas dari media PBDS Interaktif. Dalam mencarai data efektifitas media PBDS dilakukan tiga penelitian yaitu (1) Mencari perubahan kemampuan keterampilan pra berhitung dengan menggunakan teknik peneltian SSR, dengan desain intervensinA-B-A1. (2) Mencari aplikabilitas dari media PBDS Interaktif, dengan teknik penyebaran angket pada tiga orang guru yang mengajar anak down syndrome. Dan (3) Melihat motivasi pada saat dilakukan intervensi pra berhitung pada anak down Syndrome menggunakan media PBDS Interaktif dengan teknik penyebaran angket pada guru yang mengajar anak down syndrome. Selain itu pada bab ini juga dibahas mengenai instrument penelitian, subjek penelitian, teknik pengeumpulan dan analisis data penelitian.


(18)

Bab IV Membahas hal-hal yang penting dalam penelitian. Adapun hal-hal penting yang ditampilkan antara lain; hasil penelitian dan analisis, temuan-temuan penelitian serta pembahasan yang terkait dengan pengembangan PBDS interaktif sebagai hasil dari penelitian ini.

Bab V Membahas penafsiran dan pemaknaan penulisan terhadap hasil analisis temuan yang disajikan dalam bentuk kesimpulan dan saran.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pada penelitian ini akan menghasilkan sebuah produk berupa software interkatif yang akan digunakan sebagai media pembelajaran pada bidang pra berhitung untuk anak down syndrome. Untuk mengembangkan sebuah software yang baik dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi guru dalam mengajarkan pra berhitung anak down syndrome, memerlukan banyak data dan teknik penelitian. Masalah-masalah yang diangkat dalam penelitian ini melibatkan anak down syndrome, guru, dosen dan ahli IT. Sedemikian kompleksnya masalah yang dihadapi dalam pengembangan software ini maka diperlukan metode yang tepat sehingga mampu menjabarkan kekompleksitasan dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini, akan dilaksanakan dua tahap penelitian. Pada penelitian tahap satu mengumpulkan data tentang pengembangan media, dan penelitian tahap dua yaitu mengumpulkan data tentang uji coba efektifitas media.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode kombinasi dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif (mixed methods). Menurut Creswell (Sugiono 2012:404) dijelaskan bahwa:

Metode penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hal ini mencakup landasan filosofi, penggunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian.

Penggabungan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam kegiatan penelitian dinamakan metode penelitian kombinasi yang merupakan mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kualitatif dan kuantitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu


(20)

kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi dua pendekatan sekaligus, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuntitatif (mixed methods). Desain penelitian mixed methods ini menggunakan a two – phase design (Desain dua tahap). Sedangkan strategi yang digunakan adalah model desain sequential eksploratory.

Metode kombinasi model atau desain sequential eksploratory adalah metode penelitian kombinasi yang menggabungkan metode penelitian kualilatif dan kuantitatif secara berurutan di mana pada tahap satu penelitian menggunakan metode kualitatif yang berfungsi untuk menemukan hipotesis dan pada tahap kedua menggunakan metode kuantitatif yang berfungsi untuk menguji hipotesis. Jadi metode ini berguna untuk menemukan hipotesis dan sekaligus membuktikan validitas hipotesis tersebut.

Alasan daripada penggunaan metode ini adalah bahwa masalah-masalah yang dihadapi dalam penelitian ini begitu komplek sehingga apabila hanya menerapkan satu pendekatan saja tentu tidak memadai untuk dijabarkan kompleksitas ini. Dengan menggunakan dua pendekatan sekaligus akan memberikan pemahaman yang lebih luas terhadap masalah-masalah yang diteliti. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengembangkan software interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung untuk anak down syndrome.

B. PROSEDUR PENELITIAN 1. PENELITIAN TAHAP SATU

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian tentang pengembangan software PBDS interaktif dilakukan di sekolah dimana kedua guru tersebut bekerja, yaitu SLB ABCD Asyifa dan SLB Nita Karya. Dimana kedua SLB tersebut berdomisili di kabupaten bandung, sehingga memudahkan dalam melaksanakan penelitian.


(21)

b. Subjek Penelitian 1) Guru

Dalam penelitian tahap satu penelitian ditujukan kepada dua orang guru, yang dianggap memiliki pengetahuan yang dalam mengenai materi keterampilan pra berhitung dan juga karakteritik belajaran anak down syndrome.

2) Ahli Media

Informasi lainnya seorang ahli media. Diperlukan ahli media untuk memberikan informasi pengetahuan dalam pembuatan software PBDS interaktif

c. Proses Penelitian Tahap Satu

Proses penelitian yang dilakukan pada tahap ini yaitu : 1) Studi pendahuluan mengenai kondisi objektif melalui penelitian

kualitatif,

2) Pembuatan software PBDS Interaktif

3) Validasi software PBDS Interaktif dengan melibatkan guru dan Dosen

4) Finalisasi tahap akhir atau hasil revisi software PBDS Interaktif sebagai media pembelajaran keterampilan pra berhitung bagi anak down syndrome

d. Teknik dan Instrumen Penelitian 1) Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data pada tahap satu dilakukan dengan melaksanakan wawancara kepada dua orang guru SLB yang dianggap memiliki pengetahuan yang lebih tentang materi pembelajaran pra berhitung. Selain itu guru tersebut memiliki


(22)

pengetahuan juga tentang karakteristik belajar anak down syndrome.

Dalam mengumpulkan data pada tahap satu ini teknik wawancara dilakukan untuk mengumpulkan sejumlah ide dari kedua orang guru dalam membuat software Interaktif yang cocok yang diperlukan oleh anak down syndrome dalam pembelajaran pra berhitung. Seperti yang dijelaskan oleh Susan Stainback (1998) dalam Sugiyono (2007) mengemukakan bahwa “interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how participant interpret a situation or phenimenon than can be gained through observation alone

Jadi dengan melakukan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dalam hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

Dengan demikian untuk mendapatkan data-data berupa ide dari kedua guru tersebut, maka peneliti menyiapkan pedoman wawancara yang berisi garis-garis besar tentang hal-hal yang akan diungkap dalam pembuatan media interaktif tersebut. Sehingga dengan terkumpulnya data-data yang diperlukan baru dapat dibuat draf dari software interaktif untuk pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.


(23)

2) Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tahap satu penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini yang menjadi instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Nasution (1988) dalam Sugiyono (2007) menyatakan :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan hal di atas berarti peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya. Keberadaan peneliti sebagai instrument merupakan alat pengumpul data utama, karena permasalahan dalam penelitian kualitatif permasalahan belum begitu jelas. Sehingga semuanya dapat dipelajari dan dikembangkan melalui instrumen yang sederhana sebagai pelengkap dari data yang lainnya.

.Langkah-langkah penyusunan Instrumen yang digunakan dalam penelitian tahap satu adalah peneliti menyusun instrumen ke satu dengan langkah membuat kisi-kisi pedoman wawancara dan instrumen wawancara untuk mengumpulkan ide-ide dari guru tentang data dari komponen-komponen yang berkaitan dengan desain yang cocok dari software interaktif yang akan dijadikan sebagai draf awal dari media PBDS Interaktif.


(24)

Adapun kisi-kisi yang disusun untuk mengumpulkan data tentang draf awal dari media interkatif tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Guru

No Aspek Ruang Lingkup Indikator No.

Pertanyaan

1. Kondisi

objektif di lapangan tentang pembelajaran pra berhitung pada anak down syndrome

1.1 Kemampuan dasar pra berhitung anak down syndrome

1.2 Strategi pembelajaran

1.3 Kendala dan upaya guru dalam mengajar pra berhitung pada anak down syndrome 1.1.1 Mendeskripsikan karakteristik belajar anak down syndrome di kelas. 1.2.1 Mendeskripsikan tentang penggunaan metode, dalam mengajarkan pra berhitung pada anak down syndrome 1.2.2 Mendeskripsikan tentang pemilihan media dalam mengajarkan pra berhitung pada anak down syndrome 1.2.3 Mendeskripsikan tentang langkah-langkah dalam mengajarkan pra berhitung pada anak down syndrome 1.3.1 Mendesakripsikan faktor-faktor yang menjadi kendala dalam mengajar pra berhitung pada anak down syndrome 1,2,3 4,5 6,7,8 9 10


(25)

1.3.2 Mendeskripsikan usaha guru dalam mengatasi masalah dalam

mengajkarakan pra berhitung pada anak down syndrome

11

2. Pengembangan

Media Interaktif

2.1 Pemilihan media IT

2.2

Komponen-komponen yang ada dalam media

2.2.1 Mendeskripsikan tentang pemilihan media yang akan digunakan dalam pengembangan media interaktif 2.2.2 Mendeskripsikan

tentang komponen-komponen yang akan dimasukkan kedalam media pembelajaran

12,13,14

15,16

Selain kepada guru instrumen yang kedua diberikan kepada ahli IT untuk mengetahui software yang akan dibuat yang sesuai dengan karakteritik anak down syndrome dan dapat dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara yang digunakan sebagai berikut:


(26)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Kepada Ahli IT

No. Aspek Ruang lingkup Indikator No.

Pertanyaan 1. Desain Software

Interaktif

a. Pemilihan program yang akan digunakan

b. Tampilan dari media

c. Efektifitas penggunaan

d. Biaya

Mendeskripsikan program yang akan digunakan dalam memdesain media interaktif

Mendeskripsikan tampilan yang menarik dari media interaktif mulai dari warna, audio, animasi dll. Mendeskripsikan tentang kemudahan penggunaan media

Mendeskripsikan tentang biaya yang diperlukan dalam pembuatan media

1,2,3,4

5,6,7

8,9

10

e. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian tahap satu adalah mengeksplorasi outlier-outlier. Analisis data kualitatif pada penelitian tahap tahap satu dapat menghasilkan kasus-kasus ekstrim dan outlier. Setelah analisis ini peneliti dapat menindak lanjuti dengan wawancara tentang kasus-kasus oulier tersebut untuk memperoleh pengetahuan tentang mengapa kasus-kasus ini berbeda/ menyimpang dari sample kualitatif.

Dari penjelasan di atas, analisis data dilakukan dengan mengumpulkan sejumlah data tentang kondisi objektif di lapangan yang terangkum dalam ruang lingkup penelitian sebagai berikut: a) Karakteristik belajar anak down syndrome, b) Penggunaan metode pembelajan dalam mengajar pra berhitung pada anak down syndrome, c) Penggunaan media pembelajaran dalam mengajar pra berhitung pada anak down syndrome, d) Kendala – kendala guru dalam mengajar


(27)

pra berhitung pada anak down syndrome, e) Upaya-upaya guru dalam menanggulangi kendala -kendala dalam mengajarkan pra berhitung pada anak down syndrome; setelah data pertama terkumpul kemudian data kedua yang terangkum dalam ruang lingkup penelitian sebagai berikut: 2) Pengembangan software PBDS Interaktif yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran pra berhitung pada anak down syndrome yang tertuang dalam ruang lingkup yang akan diungkap sebagai berikut: a) Pemilihan media IT, b) Komponen-komponen yang ada dalam media. Melalui data yang diperoleh dari responden berupa jawaban-jawaban hasil wawancara mengenai instrumen penelitian.

Data kemudian diolah dan dianalisis untuk mendesain media interaktif dan pengembangan media interaktif. Dari data yang didapat berdasarkan instrumen di atas, proses analisis dalam penelitian ini menggunakan kerangka yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiono (2012) yang terdiri dari tiga fase, yaitu mereduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan verifikasi.

2. PENELITIAN TAHAP DUA

Pelaksanaan penelitian tahap dua, yaitu menjawab pertanyaan dari

rumusan masalah, ” Bagaimana efektifitas media PBDS interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung anak down syndrome?”. Dalam penelitian tahap dua ini perlukan sejumlah data terkait tentang rumusan masalah tentang uji efektifitas media PBDS Interaktif.


(28)

Untuk menjawab efektifitas dari media PBDS Interaktif dilakukan dengan tiga penelitian, yaitu (1) penelitian ke satu pada penelitian tahap dua yaitu mengumpulkan data tentang perubahan kemampuan ketrampilan pra berhitung pada anak down syndrome; (2) penelitian ke dua pada penelitian tahap dua yaitu mengumpulkan data tentang aplikabilitas media PBDS Interaktif; dan (3) penelitian ke tiga pada penelitian tahap dua yaitu mengumpulkan data tentang motivasi belajar anak down syndrome.

a. Kemampuan Keterampilan Pra Berhitung Anak Down Syndrome 1) Lokasi Dan Subjek Penelitian

a) Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB ABCD Asyifa Kab. Bandung. Alasan pemilihan lokasi tersebut adalah terdapat subjek yang diperlukan dalam penelitian, selain adanya subjek yang diperlukan dalam penelitian, memudahkan dalam pelaksanaan penelitian

b) Subjek Penelitian

Subyek penelitian menurut Nasution (1992: 43) adalah hal, peristiwa, manusia, dan situasi yang dapat diobservasi. Subyek (informan) penelitian ini adalah anak down syndrome di berbagai tingkatan kelas dan tingkatan kemampuan. Profil informasi penelitian secara keseluruhan disajikan dalam tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3

Profil Subjek Penelitain Ke Satu Pada Penelitian Tahap Dua

No Nama Jenis

Kelamin Usia Kelas

1 Sy P 15 1 SMPLB

2 AA L 11 4 SDLB


(29)

b. Definisi Operasional Variabel 1) Variabel bebas

Software PBDS interaktif adalah program interaktif yang dibuat untuk menyampaikan informasi penting dimana user dapat menavigasikan program tersebut ke dalam berbagai bentuk komputer yang disimpan dalam sebuah penyimpanannya berbentuk flash disk. Yang dimaksud dengan software PBDS interaktif dalam penelitian ini adalah yang didalamnya terdapat program interaktif yang akan dipakai oleh anak down syndrome, dimana di dalamnya telah tersedia program pembelarajaran keterampilan pra berhitung.yang terdiri dari klasifikasi, ordering dan seriasi.

2) Variabel Terikat

Pembelajaran keterampilan pra berhitung berdasarkan pendapat Piaget (Mercer dan Mercer, 1989:188) bahwa

„Pembelajaran keterampilan pra berhitung adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan pada awal atau sebelum pembelajaran lanjutan dilakukan, dan berfungsi sebagai pre-requisite, yang meliputi klasifikasi, ordering dan seriasi, korespondensi, dan konservasi.

Adapun ruang lingkup yang akan diajarkan dalam keterampilan pra berhitung tersebut adalah hanya meliputi klasifikasi dan orering dan seriasi saja, dikarenakan untuk pra berhitung korespondensi dan konservasi diperlukan tingkat berfikir yang lebih tinggi (berfikir abstrak). Sedangkan tahap berfikir anak tunagrahita walaupun sudah mencapai tahap berfikir yang lebih tinggi, tetapi cenderung menunjukkan jenis keberfungsian yang kurang matang. Adapun pembelajarannya meliputi:


(30)

(a) Klasifikasi

Piaget (Mercer dan Mercer, 1989:188) mengatakan bahwa: Klasifikasi adalah satu dari banyak kegiatan-kegiatan intelektual dasar yang harus dikuasai sebelum belajar bilangan. Klasifikasi melibatkan hubungan persamaan, perbedaan, dan pengkategorisasian (categorizing) obyek menurut sifat-sifat khususnya (berupa warna, bentuk, ukuran, dan berat).

Klasifikasi dapat mencakup:

(1)Mengelompokkan berdasarkan warna (2)Mengelompokan berdasarkan bentuk (3)Mengelompokkan berdasarkan ukuran

(b) Ordering dan Seriasi

Ordering adalah kemampuan mengurutkan obyek berdasarkan tipe atau pola tertentu sehingga ada pemetaan hubungan dari urutan.

Klasifikasi dapat mencakup::

(1) Mengurutkan obyek berdasarkan warna (2) Mengurutkan obyek berdasarkan pola bentuk

Sedangkan Seriasi adalah “Menyusun obyek berdasarkan ukurannya mulai dari yang terendah sampai yang paling

tinggi atau dari yang terkecil sampai yang terbesar”

(Homdijah, 2004:193). Klasifikasi dapat mencakup:

(1) Menyusun objek dari yang terendah ke paling tinggi (2) Menyusun objek dari yang terkecil ke paling besar

Ordering dan seriasi menjadi aspek keterampilan pra berhitung karena berkaitan dengan sifat bilangan dalam aritmatika/berhitung yang memiliki sifat keteraturan yang disusun secara terpola dan berurut.


(31)

Media interaktif “PBDS Interaktif” merupakan media

software yang akan dijadikan sebagai media pembelajaran bagi anak down syndrome. Dimana software “PBDS Interaktif” tersebut merupakan hasil pengembangan dari software yang beredar saat ini. Media interaktif tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak down syndrome. Dinamakan

media interaktif “PBDS Interaktif”, merupakan kepanjangan

dari Pra Berhitung Down Syndrome Interaktif.

3) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Pada penelitian tahap kedua yaitu uji coba efektifitas software interaktif menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada tahap kedua uji coba software interaktif dilakukan dengan pendekatan SSR dengan teknik A-B-A. Dalam pengumpulan data tahap kedua insrumen yang digunakan berupa tes-tes untuk mengukur ketercapaian tujuan dari pembelajaran pra berhitung. Penelitian dimulai dengan memberikan 3 kali tes awal, dengan tujuan untuk mencari kemampuan awal pra berhitung anak down syndrome. Hasil dari tes awal tersebut dijadikan sebagai baseline. Setelah didapatkan data baseline pada anak, kemudian dilakukan intervensi dengan mengaplikasikan media interaktif pra berhitung yang dilakukan 3 kali pertemuan. Analisis setelah dilakukan intervensi kembali dilakukan tes yang kedua, dapat berupa pengulangan dari tes yang pertama. Hasil dari tes yang kedua dapat dibandingkan dengan tes yang pertama dan hasil perbandingan tersebut dapat menunjukkan keefektifan dari software interaktif tersebut. Dalam pelaksanaan intervensi diberlakukan media yang sama kepada ketiga anak down syndrome, walaupun hakikatnya pelaksanaan pembelajaran untuk anak yang mengalami hambatan belajar haruslah bersifat individual. Hal ini dengan alasan dalam penelitian ini hanya untuk menguji efektifitas dari media PBDS, sehingga didapat sejumlah data dtentang keefektifan media PBDS dari ketiga anak down syndrome.


(32)

Adapun kisi-kisi yang akan dijadikan sebagai instrumen tes dalam penelitian tahap ke dua adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pra Berhitung

Komponen /

Sub Komponen Butir Instrumen Kriteria

A. Klasifikasi

1. Mengelompokkan objek berdasarkan warna

2. Mengelompokkan objek berdasarkan bentuk

3. Mengelompokkan objek berdasarkan ukuran

4. Mengelompokkan objek berdasarkan fungsi

1.1 Mengelompokkan dua warna. 1.2 Mengelompokkan tiga warna. 1.3 Mengelompokkan empat warna. 2.1Mengelompokkan benda 2.2Mengelompokkan bangun

geometri (lingkaran, segitiga, persegi, segi panjang, belah ketupat)

3.1 Mengelompokkan obyek yang kecil.

3.2Mengelompokkan obyek yang medium (sedang).

3.3Mengelompokkan obyek yang besar.

Mengelompokkan obyek dengan fungsi yang sama

Dikatakan berhasil jika masing-masing tugas dapat diselesaikan dengan tepat 3X berturut-turut. B. Ordering

1. Mengurutkan obyek berdasarkan pola warna

2. Mengurutkan obyek berdasarkan pola bentuk

1.1 Mengurutkan warna berdasarkan 2 pola warna.

1.2 Mengurutkan warna berdasarkan 3 pola warna

2.1 Mengurutkan ukuran obyek dari yang panjang ke ukuran yang pendek.

2.2 Mengurutkan ukuran obyek dari yang besar ke ukuran yang kecil. C. Seriasi

1. Menyusun obyek berdasarkan ukuran panjang-pendek atau pendek-panjang

2. Menyusun obyek berdasarkan ukuran besar-kecil atau kecil-besar

1.1 Menyusun obyek dari yang ukuran terpanjang ke ukuran terpendek.

1.2 Menyusun obyek dari ukuran terpendek ke ukuran terpanjang.

2.1 Menyusun obyek dari ukuran terbesar ke ukuran terkecil. 2.2 Menyusun obyek dari ukuran


(33)

Pada penelitian ini, instrumen digunakan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas software PBDS Interaktif yang telah dikembangkan dengan menggunakan instrumen yang telah dibuat. Adapun prosedur intervensi terdiri dari tiga fase. Pelaksanaan intervensi tidak harus dimulai dari menu pertama atatu awal Dalam setiap pelaksanaan intervensi dilakukan dengan memulai dari menu yang sudah dikuasai anak, sesuai dengan kemampuan keterampilan yang sudah dikuasai anak. Adapun pelasanaan intervensinya sebagai berikut: 1) Simpanlah di depan anak sebuah komputer dan nyalakan.

2) Bantu anak untuk membuka program PBDS Interaktif.

3) Bantu anak memilih menu permainan dalam media PBDS Interaktif yang terdiri dari, mengelompokkan objek berdasarkan warna, mengelompokkan objek berdasarkan bentuk, mengelompokkan objek berdasarkan ukuran, mengelompokkan objek berdasarken fungsi dan menyusun berdasarkan pola warna. 4) Pertama ajarkan anak cara memainkan permainan yang ada di

setiap menu yang telah dibuka tersebut, kemudian biarkan anak untuk memainkan permaianan yang ada pada setiap menu sampai selesai.

5) Apabila anak berhasil memainkan satu permainan, berikanlah reward berupa tepuk tangan dan kata-kata pujian contohnya ”kamu

hebat”, atau yang lainnya.

6) Apabila anak dapat menyelesaikan satu menu. Suruh anak untuk membuka menu yang lain dan tetap untuk selalu memberikan contoh terlebih dahulu bagaimana cara bermainnya. Setelah itu biarkan anak untuk bermainkannya sendiri. Sekali-kali dibantu apabila anak kesulitan untuk bermain.

7) Biarkan anak menyelesaikan semua menu yang ada sampai PBDS Interaktif selesai dimainkan.


(34)

4) Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam uji efektifitas media dengan menggunakan pendekatan Single Subject Research (SSR) yang dianggap metode yang sesuai untuk uji coba produk media interaktif. Dalam metode ini desain yang digunakan adalah desain A-B-A.

Pemilihan Metode Single Subject Research (SSR) dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besarnya pengaruh dari perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang terhadap kasus tunggal. Sunanto (2005;135) menyatakan bahwa:” Desain subjek tunggal biasanya digunakan pada penyelidikan perubahan tingkahlaku dari seseorang yang timbul sebagai akibat beberapa perlakuan (intervensi) dan dapat

dipakai apabila ukuran sample adalah satu”. Tampilan pola desain A-B-A dapat dilihat pada gambar sebagi berikut:

Gambar 3.1 Desain A-B-A 0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

1 2 3 4 5 6 7 8 9

S

K

OR

SESI


(35)

Keterangan:

A: Kondisi awal atau dasar kemampuan dalam keterampilan pra berhitung. Pada baseline ini subjek peneliti tidak sama sekali diberi intervensi, subjek diberikan tes awal berupa soal-soal pra berhitung, sehingga ditemukan sejauh mana kemampuan awal pra berhitung anak down syndrome.

B: Subjek diberi perlakuan atau intervensi. Intervensi yang diberikan berupa materi-materi pra berhitung yang terdiri dari klasifikasi, dan ordering dan seriasi. Dengan menggunakan software PBDS Interaktif yang disajikan dalam media komputer .

A1: Merupakan pengulangan kondisi awal atau kemampuan dasar subjek dalam keterampilan pra berhitung. Tahap ini dilakukan pengetesan sebagaimana pada baseline untuk mengetahui sejauh mana intervensi dengan media PBD Interaktif dapat berpengaruh terhadap meningkatnya keterampilan pra berhitung anak down syndrome, sehingga diketahui dengan meningkatnya kemampuan keterampilan pra berhitung anak down syndrome terhadap efektifitas media interaktif yang telah dikembangkan.

5) Teknik Analisis data

Pada peneltian ini,tujuan dari analisis data dalam modifikasi perilaku adalah untuk dapat melihat sejauh mana pengaruh intervensi terhadap perilaku yang ingin dicapai dalam perubahan pada target behavior, pada penelitian ini target behavior yang ingin dicapai adalah ingin melihat peningkatan keterampilan pra berhitung anak down syndrome. Sebagai jawaban pertama dari efektifitas media PBDS Interaktif.


(36)

Menurut Sunanto (2005:36) terdapat beberapa komponen dasar yang harus dipenuhi dalam pembuatan grafik diantaranya sebagai berikut:

1. Absis adalah sumbu X merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan variable bebas (sesi, hari, tanggal). Dalam penelitian ini absis digunakan untuk menunjukkan banyaknya sesi. Dalampenelitian ke sati ini adalah sesi diartikan sebagai banyaknya tes dan intervensi yang diberikan pada anak down syndrome.

2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan untuk variable terikat (persen, frekuensi, duras). Penelitian ini menggunakan ordinat untuk menunjukkan kemampuan keterampilan pra berhitung. Disini sumbu ordinat adalah merupakan penilaian atau skor hasil perolehan tes dan intervensi yang dilakukan dalam bentuk persentase.

3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal satuan bebas dan terikat.

4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran (misalnya 0%, 25%, 50% dan 75%)

5. Label kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi.

6. Garis perubahan kondisi yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya perubahan kondisi ke kondisi lainnaya.

7. Judul grafik adalah judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui hubungan antara variable bebas dan terikat.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline dari subjek setiap sesinya.

2. Menskor hasil pengukuran pada fase intervensi dari subjek setiap sesinya.


(37)

3. Menskor hasil pengukuran pada fase baseline 1 dari subjek setiap sesi. 4. Membuat table perhitungan skor-skor pada fase baseline, fase intervensi

dan fase baseline 1 dari subjek setiap sesi.

5. Menjumlahkan semua skor yang diperoleh pada fase baseline , intervensi dan fase baseline 1 dari setiap sesi.

6. Membandingkan hasil skor-skor pada fase baseline fase intervensi dan fase baseline 1 dari setiap subjek.

7. Membuat analisis dalam bentuk grafik garis sehingga didapat dengan jelas peningkatan kemampuan keterampilan pra berhitung pada subjek dalam setiap fase secara keseluruhan.

b. Aplikabilitas Media PBDS Interaktif 1) Lokasi dan Subjek Penelitian

a) Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB ABCD Asyifa Kab. Bandung. Alasan pemilihan lokasi tersebut sama dengan penelitian ke satu pada penelitian tahap dua yaitu terdapat subjek yang diperlukan dalam penelitian, selain adanya subjek yang diperlukan dalam penelitian, memudahkan dalam pelaksanaan penelitian

b) Subjek Penelitian

Subyek penelitian tahap dua pada penelitian ke dua mengunpulkan data tentang aplikabilitas dari media PBDS Interaktif kepada tiga orang guru yang mengajar anak down syndrome. Tujuan dari penelitian ke dua ini adalah untuk mengumpulkan data sejauh mana media PBDS ini dapat diaplikasikan sebagai media pembelajaran pra berhitung pada anak down syndrome.


(38)

Profil subjek penelitian ke dua adalah tergambar pada tabel 3.6 sebagai berikut:

Tabel 3.6

Profil Subjek Penelitain Ke dua Pada Penelitian Tahap Dua

No Nama Jenis Kelamin Tugas Mengajar

Tahun Mengajar

1 YTD Perempuan SMPLB 2005

2 FR Perempuan SDLB 2005

3 AMN Perempuan SDLB 2010

Adapun alasan dipilihnya subjek dalampenelitian kedua pada pnelitian tahap dua yaitu subjek tersebut dianggap memiliki pengetahuan yang lebih tentang pembelajaran pra berhitung dan karakteristik belajar anak down syndrome.

2) Teknik Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian

Selain dengan melakukan tes-tes kemempuan keterampilan pra berhitung pada anak down syndrome, uji efektifitas dari software PBDS interaktif didapat dengan cara mengetahui sejauh mana plikabilitas dari media PBDS tersebut. aal

Angket ini terdiri dari 15 pertanyaan dengan tiga pilihan keberlakuan dari setiap pertanyaan. Masing-masing pertanyaan memiliki skor antara 1-3. Untuk nilai 1 diberikan jika guru memilih “ tidak”, nilai 2

untuk memilih “Cukup” dan nilai 3 untuk memilih “Ya”.

Penskoran dalam instrumen ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua nilai. Dan skor akhir yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan kriteria skor pada angket aplikabilitas media PBDS Interaktif.


(39)

3) Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ke dua pada penelitian tahap dua dengan cara deskriptif. yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengelompokkan data berdasarkan variabelnya, mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan data setiap variabel dalam bentuk tabel, dan melakukan interpretasi data untuk menjawab masalah dalam penelitian ini.

c. Motivasi Belajar Anak Down Syndrome 1) Lokasi dan Subjek Penelitian

a) Lokasi Penelitian

Pada penelitian ketiga yaitu dalam mencari data tentang motiasi belajar anak down syndrome, lokasi penelitian sama dengan pada penelitian tahap dua pada penelitian ke satu dan kedua. Yaitu pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SLB ABCD Asyifa Kab. Bandung.

b) Subjek Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ke tiga pada penelitian tahap dua, subjek dalam pengumpulan data motivasi belajar diberikan kepada:

(1) Guru. Guru dalam penelitian ke tiga sebanyak tiga orang. Di sini guru sebagai pengamat pada saat melihat karakteritik belajar yang berhubungan dengan motivasi belajar anak down syndrome pada saat dilaksanakan intervensi pra berhitung menggunakan media


(40)

PBDS nteraktif. Adapun profil dari ketiga orang guru di pada penelitian ketiga terlihat pada table berikut ini:

Tabel. 3.7

Profil Subjek Penelitian Tahap Dua Pada Penelitian Ketiga No Nama Jenis Kelamin Tugas

Mengajar

Tahun Mengajar

1 YTD Perempuan SMPLB 2005

2 FR Perempuan SDLB 2005

3 AMN Perempuan SDLB 2010

(2) Anak down syndrome

Anak down syndrome yang dijadikan subjek dalam penelitian ketiga pada peneltian tahap dua ini sebanyak tiga orang. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anak down syndrome yang sedang diberikan intervensi belajar pra berhitung menggunakan media PBDS Interaktif. Di sini anak down syndrome diamati karakteristik belajarnya oleh guru yang mengajar pra berhitung menggunakan media PBDS Interaktif. Adapun data dari ketiga orang guru di pada penelitian ketiga terlihat pada table berikut ini:

Tabel 3.8

Profil subjek ke tiga pada penelitian tahap dua

No Nama Jenis

Kelamin Usia Kelas

1 Sy P 15 1 SMPLB

2 AA L 11 4 SDLB

3 At L 7 1 SDLB

2) Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang efektifitas software PBDS Interaktif, penelitian ke tiga dilakukan dengan melihat motivasi belajar anak down syndrome. Pada penelitian ke tiga ini teknik yang digunakan dalam pengumpulan data sama dengan pada penelitian kedua tentang aplikabilitas media PBDS Interaktif, yaitu dengan penyebaran angket mengenai motivasi


(41)

anak down syndrome pada saat belajar pra berhitung menggunakan media PBDS Interaktif.

Penyebaran angket motivasi ini disebarkan kepada tiga orang guru pada saat pelaksanaan intervensi pra berhitung menggunakan media PBDS Interaktif. Di sini guru mengamati karakteristik belajar anak down syndrome, dan dituangkan penilaiannya pada angket yang di sebarkan. Semakan tinggi motivasi belajarnya, maka dapat dikatakan bahwa media PBDS Interaktif tersebut efektif.

Angket ini berisi 20 pernyataan dengan tiga pilihan keberlakuan dari setiap pernyataan. Masing-masing pernyataan memiliki skor antara 1 – 3 sesuai dengan pemilihan keberlakuan. Untuk pernyataan positif nilai 1 diberikan jika responden memilih

“tidak”, nilai 2 jika responden memilih “kadang-kadang”, dan

nilai 3 jika responden memilih “ya”. Sedangkan untuk pernyataan

negatif nilai 1 diberikan jika responden memilih “ya”, nilai 2 jika

responden memilih “kadang-kadang”, dan nilai 3 jika responden

memilih “tidak”.

Penskoran dalam instrumen ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua nilai. Dan skor akhir yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan kriteria skor pada angket motivasi belajar anak down syndrome.

3) Teknik Analisis Data

Seperti dalam pelaksanaan penelitian ke tiga pada penelitian tahap dua, teknik analisis data yang dilakukan dengan cara deskriptif. yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.


(42)

Kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data dalam penelitian ini dilakukan sama yaitu dengan cara mengelompokkan data berdasarkan variabelnya, mentabulasi data berdasarkan variabel, menyajikan data setiap variabel dalam bentuk tabel, dan melakukan interpretasi data untuk menjawab masalah dalam penelitian ini yaitu menilai motivasi belajar anak down syndrome.


(43)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data tentang pengembangan PBDS Interaktif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome, sebagaimana yang dibahas pada Bab IV, disimpulkan bahwa temuan dalam penelitian ini adalah:

1. Kondisi Obkjektif Pembelajaran Pra Berhitung Anak Down

Syndrome

Dari hasil penelitian pada tahap satu didapat bahwa kondisi objektif pembelajaran pra berhitung anak down syndrome selama ini, belum dapat melakukan operasi hitung atau belum mengenal konsep bilangan dikarenakan siswa down syndrome belum memahami pre requisite dalam berhitung. Selain itu anak down syndrome memiliki karakteritik belajar ysng mudah bosan dan cepat beralih perhatian yang mengakibatkan guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan informasi kepada anak down syndrome.

Oleh karena itu diperlukan kreatifitas guru untuk membuat meningkatnya motivasi belajar anak down syndrome dengan salah satu strateginya adalah membuat pembelajaran yang menarik dengan mengggunakan media pembelajran yang menarik pula. Dengan memfungsikan semua sensori yang dimiliki anak down syndrome, sehingga dengan pengalaman langsung yang dimiliki anak, memudahkan anak untuk mengembangkan pengetahuannya. Begitupula dengan menggunakan media Interaktif yang akan dijadikan sebgai salah satu strategi pembelajaran pada anak down syndrome, yaitu media PBDS Interaktif.


(44)

2. Pengembangan PBDS Interaktif sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung bagi Anak Down Syndrome

Kurangnya motivasi pada anak down syndrome dalam belajar dapat diakibatkan salah satunya adalah kurang menariknya media pembelajaran yang dipilih. Tidak semua media pembelajaran dapat digunakan dalam mengajarkan materi pada anak down syndrome, sehingga seorang guru harus lebih kreatif dalam memilih dan menentukan media pembelajaran yang akan digunakan.

Dengan hambatan yang dimiliki anak down syndrome dalam motivasi belajar yang rendah, sehingga guru mengembangkan suatu media pendidikan yang berbentuk interaktif, yiatu PBDS Interakif. Tujuan dari PBDS Interaktif ini adalah merupakan pengoptimalan dari IT yang ada, dan yang disajikan dengan bentuk permainan sehingga anak tidak akan merasa bahwa anak tersebut sedang belajar, sehingga membuat pengalaman belajar yang menyenangkan.

Selain itu PBDS Interaktif ini merupakan pengembangan yang disesuaikan dengan kemampuan belajar anak down syndrome seperti pemilihan warna yang jelas, bahasa lebih sederhana yang dapat dimengerti olah anak dan materi yang struktur. Dan unsur-unsur dalam materi yang akan disampaikan yang tujuan pembelajaran pra berhitung yang akan dicapai yang melikputi klasifikasi, ordering dan seriasi.


(45)

3. Efektifitas Media PBDS Interaktif sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung Anak Down Syndrome

Kesimpulan yang dihasilkan dalam menjawab efektifitas dari Media PBDS Interkatif yang dilaksanakan pada tiga penelitian sebagai berikut:

a) Kemampuan Keterampilan Pra Berhitung Anak Down syndrome 1) Berdasarkan seluruh hasil analisis data dapat ditarik

kesimpulan bahwa ketiga subjek memiliki keterampilan pra berhitung yang rendah. Hal ini dapat dilihat pada grafik perolehan hasil dari baseline (pretest). Data menunjukkan bahwa hasil skor yang diperoleh menurun. Dengan hasil pretest yang disajikan dalam bentuk grafik tersebut dapat menjadi tolak ukur kemampuan siswa dalam keterampilan pra berhitung pada anak down syndrome.

2) Setelah diberikannya intervensi melalui pembelajaran pra berhitung menggunakan media PBDS Interaktif ,keterampilan pra berhtung anak down syndrome meningkat. Hal ini dapat dilihat pada grafik perolehan skor pelaksanaan intervensi yang dilakukan pada ketiga subjek. Dalam pelaksanaan intervensi terdapat perbedaan anatara skor pada pretest yaitu tes sebelum diberikannya intervensi dan skor pada pelaksanaan intervensi. Rata-rata kenaikan keterampilan pra berhitung pada ketiga subjek tersebut meningkat. Skor rata-rata AA perhitungan kenaikan sebesar 3,34%, skor rata-rata perhitungan kenaikan Sy sebesar 6,33% dan skor rata-rata kenaikan perhitungan At sebesar 6,67%.


(46)

3) Pada setiap subjek terjadi perubahan, antara sebelum diberikannya intervensi dan pada saat setelah diberikanya intervensi. Hal ini dapat terlihat dengan jelas pada grafik-grafik diatas, dimana terjdi peningkatan dalam keterampilan pra berhitung pada anak down syndrome, dari fase baseline (A) menuju intervensi (B) dan ke baseline (A1), ini dikarenakan intervensi menggunakan Media PBDS dalam mengajarkan keterampilan pra berhitung membantu motivasi anak dalam belajar. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa media PBDS Interaktif dikatakan efektif dalam meningkatkan pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

b) Aplikabilitas Media PBDS Interaktif

Kesimpulan yang didapat dalam menguji efektifitas media PBDS pada pelaksanaan penelitian tahap ke dua yaitu dengan melaksanakan uji aplikabilitas media PBDS Interaktif dengan penyebaran angket kepada tiga orang guru, adalah bahwa pendapat guru tentang aplikabilitas media PBDS Interaktif ini sangan tinggi. Hal ni dapat dilihat pada grafik 4.8 . Hal ini terlihat bahwa skor yang didapat pada penyebaran angket pada ketiga orang guru diperoleh 26 menyatakan ya, 18 menyatakan cukup dan 0 menyatakan tidak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa media PBDS ini apliktif.

Dengan nilai tinggi yang didapat dari penilain guru terhadap aplikabilitas media PBDS Interaktif ini, membuktikan bahwa media PBDS Interaktif dikatakan efektif dalam meningkatkan pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.


(47)

3) Motivasi Belajar Anak Down Syndrome

Dari hasil penelitian pada pelaksanaan pembelajaran pra berhitung pada intervensi satu, dua dan tiga menggunakan media PBDS Interaktif terlihat bahwa motivasi belajar pra berhitung anak down syndrome dengan menggunakan media PBDS Interaktif meningkat, hal ini dapat dilihat dari grafik 49, 50 dan 51.intervensi ke satu, dua dan tiga meningkat.

Dengan adanya peningkatan skor pada penyebaran angket motivasi ini dapat disimpulkan bahwa media PBDS ini efektif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome. Sehingga diduga dengan motivasi yang tinggi membantu anak unuk lebih konsentrasi dalam belajar, semangat untuk mengerjakan tugas, tidak mudah putus asa dan lain-lain.

B. Rekomendasi

Pada dasarnya seorang guru dapat membuat media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik belajar anak didiknya. Namun dengan kurangnya pengetahuan dari guru bagaimana cara mengembangkan sebuah media yang dibutuhkan membuat seorang guru merasa bahwa membuat media tersebut menjadi sulit.

Hal inilah yang dialami oleh peneliti. Banyaknya hambatan dan kendala serta kesulitan yang dialami selama pengembangan dan membuat media PBDS interaktif ini. Oleh karena itu, untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran yang lebih baik dan sempurna peneliti merekomendasikan sebagai berikut:


(48)

1. Untuk Dinas pendidikan Proinsi Jawa Barat

Membuat program kegiatan peningkatan potensi guru untuk mengembangkan kompetensinya melalui diklat, workshop dan pelatihan-pelatihan tentang media pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Sekolah dapat merekomendasikan guru untuk dapat mengembangkan sebuah media pembelajaran melalui pelatihan dan workshop atau dengan bimbingan para ahli yang telah memahami dalam mengembangkan media pembelajaran.

3. Bagi Guru

Guru dapat melakukan pembelajaran pra berhitung dengan menggunakan media PBDS kepada anak down syndrome yang mengalami hambatan dalam kemampuan keterampilan pra berhitung.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Dalam penelitian ini masih banyak kekurangannya, sehingga disarankan kepada pembaca tesis ini untuk tidak mengikuti langkah-langkah penelitian pada bagian eksprerimen kemampuan keterampilan pra berhitung anak down syndrome. Dalam penelitian ini terdapat kesalahan (kekurangan) pelaksanaan intervensi sehingga data yang didapat belum mendapatkan hasil yang stabil. Pelaksanaan baseline satu (Pretest), intervensi, baseline dua (posttest) tidak dilakukan hanya tiga kali, tetapi lebih baik sebanyak mungkin lebih dari tiga kali.

b. Melanjutkan riset pengembangan media PBDS Interaktif sebagai media pembelajaran Pra berhitung dengan lokasi dan subjek penelitian yang berbeda.


(49)

c. Melakukan riset yang sama tentang pengembangan media Interaktif tetapi dengan materi yang berbeda baik dengan subjek sama ataupun subjek yang berbeda.


(50)

DAFTRA PUSTAKA

Alimin, Z. (2008). Hambatan Belajar dan Hambatan Perkembangan pada Anak-anak Tunagrahita. Tersedia: http:///www.z-alimin.blogspot.com [25September2013]

Alimin, Z. (2008). Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita Menurut Teori Piaget. Tersedia: http/Zaenal Alimin [online]

Amin, M. (1995). Orthopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Depikbud Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Bovee, Courland. (1997). Business Comunication Today, Prentice Hall: New York Creswell, John.W. (2010), Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT. sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Delphie, B. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif (Anak dengan Hendaya Perkembangan Fungsional) . Sleman: PT. Intan Sejati Klaten

Depdiknas. (2004). Kegiatan Belajar Mengajar Anak berkebutuhan Khusus. Jakarta:Direktorat PLB.

Gunarhadi. (2005). Penanganan anak sindroma Down dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Homdijah, O. (2004). “Asesmen Pra-Berhitung Bagi Anak Berkebutuhan

Khusus”. Jurnal Jassi Anakku. 3. (2). 192-199.

Megaswati, D. (2011) Modeling Melalui Media Video Sebagai Teknik Toilet Training Siswa Down Syndrome, Tesis, Pascasarjana, UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Mercer & Mercer. (1989). Teaching Students with Learning Problems. Third edition. Ohio, USA: Merrill Publishing Company.


(51)

Prastomo, T. (2006). Pengaruh Media Pembelajaran dengan CD Interaktif Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. [Online].

Tersedia: http;//www. Pras_Teguh.blogspot.com [ 28 Maret 2013]

Munadi, Y (2001). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: GP. Press

Sardiman. (2009). Interaksi &Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sunanto, J., Takeucchi, K. dan Nakata, H. (2005). Pengantar penelitian dengan Subyek Tunggal, Japan: CRICED, University of Tsukuba.

Tarmansyah. (2006). Strategi Pengembangan Pembelajaran Matemayka Bermakna Bagi Siswa Tunarungu. Tesis, Pascasarjana, UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Thorn,. K (1995) Teachers Barriers to the Use of Computer-assisted Instruction. The Internhet TESL Journal, Vol VI, No. 12, December 2000. [online]. Tersedia : http;/www.aitech.ac.jp/iteslj/ [15 september 2013]

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Wardani, (2006). Efektifitas penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan motivasi.belajar siswa. Tesis, Pascasarjana, UPI Bandung: Tidak Diterbitkan


(1)

3) Pada setiap subjek terjadi perubahan, antara sebelum diberikannya intervensi dan pada saat setelah diberikanya intervensi. Hal ini dapat terlihat dengan jelas pada grafik-grafik diatas, dimana terjdi peningkatan dalam keterampilan pra berhitung pada anak down syndrome, dari fase baseline (A) menuju intervensi (B) dan ke baseline (A1), ini dikarenakan intervensi menggunakan Media PBDS dalam mengajarkan keterampilan pra berhitung membantu motivasi anak dalam belajar. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa media PBDS Interaktif dikatakan efektif dalam meningkatkan pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.

b) Aplikabilitas Media PBDS Interaktif

Kesimpulan yang didapat dalam menguji efektifitas media PBDS pada pelaksanaan penelitian tahap ke dua yaitu dengan melaksanakan uji aplikabilitas media PBDS Interaktif dengan penyebaran angket kepada tiga orang guru, adalah bahwa pendapat guru tentang aplikabilitas media PBDS Interaktif ini sangan tinggi. Hal ni dapat dilihat pada grafik 4.8 . Hal ini terlihat bahwa skor yang didapat pada penyebaran angket pada ketiga orang guru diperoleh 26 menyatakan ya, 18 menyatakan cukup dan 0 menyatakan tidak. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa media PBDS ini apliktif.

Dengan nilai tinggi yang didapat dari penilain guru terhadap aplikabilitas media PBDS Interaktif ini, membuktikan bahwa media PBDS Interaktif dikatakan efektif dalam meningkatkan pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome.


(2)

102

Rusmiyati, 2014

Pengembangan PBDS Interakatif Sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung Bagi Anak Down Syndrome

3) Motivasi Belajar Anak Down Syndrome

Dari hasil penelitian pada pelaksanaan pembelajaran pra berhitung pada intervensi satu, dua dan tiga menggunakan media PBDS Interaktif terlihat bahwa motivasi belajar pra berhitung anak down syndrome dengan menggunakan media PBDS Interaktif meningkat, hal ini dapat dilihat dari grafik 49, 50 dan 51.intervensi ke satu, dua dan tiga meningkat.

Dengan adanya peningkatan skor pada penyebaran angket motivasi ini dapat disimpulkan bahwa media PBDS ini efektif sebagai media pembelajaran pra berhitung bagi anak down syndrome. Sehingga diduga dengan motivasi yang tinggi membantu anak unuk lebih konsentrasi dalam belajar, semangat untuk mengerjakan tugas, tidak mudah putus asa dan lain-lain.

B. Rekomendasi

Pada dasarnya seorang guru dapat membuat media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik belajar anak didiknya. Namun dengan kurangnya pengetahuan dari guru bagaimana cara mengembangkan sebuah media yang dibutuhkan membuat seorang guru merasa bahwa membuat media tersebut menjadi sulit.

Hal inilah yang dialami oleh peneliti. Banyaknya hambatan dan kendala serta kesulitan yang dialami selama pengembangan dan membuat media PBDS interaktif ini. Oleh karena itu, untuk mengembangkan sebuah media pembelajaran yang lebih baik dan sempurna peneliti merekomendasikan sebagai berikut:


(3)

1. Untuk Dinas pendidikan Proinsi Jawa Barat

Membuat program kegiatan peningkatan potensi guru untuk mengembangkan kompetensinya melalui diklat, workshop dan pelatihan-pelatihan tentang media pembelajaran.

2. Bagi Sekolah

Sekolah dapat merekomendasikan guru untuk dapat mengembangkan sebuah media pembelajaran melalui pelatihan dan workshop atau dengan bimbingan para ahli yang telah memahami dalam mengembangkan media pembelajaran.

3. Bagi Guru

Guru dapat melakukan pembelajaran pra berhitung dengan menggunakan media PBDS kepada anak down syndrome yang mengalami hambatan dalam kemampuan keterampilan pra berhitung.

4. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Dalam penelitian ini masih banyak kekurangannya, sehingga disarankan kepada pembaca tesis ini untuk tidak mengikuti langkah-langkah penelitian pada bagian eksprerimen kemampuan keterampilan pra berhitung anak down syndrome. Dalam penelitian ini terdapat kesalahan (kekurangan) pelaksanaan intervensi sehingga data yang didapat belum mendapatkan hasil yang stabil. Pelaksanaan baseline satu (Pretest), intervensi, baseline dua (posttest) tidak dilakukan hanya tiga kali, tetapi lebih baik sebanyak mungkin lebih dari tiga kali.

b. Melanjutkan riset pengembangan media PBDS Interaktif sebagai media pembelajaran Pra berhitung dengan lokasi dan subjek


(4)

104

Rusmiyati, 2014

Pengembangan PBDS Interakatif Sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung Bagi Anak Down Syndrome

c. Melakukan riset yang sama tentang pengembangan media Interaktif tetapi dengan materi yang berbeda baik dengan subjek sama ataupun subjek yang berbeda.


(5)

DAFTRA PUSTAKA

Alimin, Z. (2008). Hambatan Belajar dan Hambatan Perkembangan pada Anak-anak Tunagrahita. Tersedia: http:///www.z-alimin.blogspot.com [25September2013]

Alimin, Z. (2008). Perkembangan Kognitif Anak Tunagrahita Menurut Teori Piaget. Tersedia: http/Zaenal Alimin [online]

Amin, M. (1995). Orthopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta: Depikbud Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Bovee, Courland. (1997). Business Comunication Today, Prentice Hall: New York Creswell, John.W. (2010), Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed (Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: PT. sarana Tutorial Nurani Sejahtera

Delphie, B. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif (Anak dengan Hendaya Perkembangan Fungsional) . Sleman: PT. Intan Sejati Klaten

Depdiknas. (2004). Kegiatan Belajar Mengajar Anak berkebutuhan Khusus. Jakarta:Direktorat PLB.

Gunarhadi. (2005). Penanganan anak sindroma Down dalam lingkungan keluarga dan sekolah. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi.

Homdijah, O. (2004). “Asesmen Pra-Berhitung Bagi Anak Berkebutuhan

Khusus”. Jurnal Jassi Anakku. 3. (2). 192-199.

Megaswati, D. (2011) Modeling Melalui Media Video Sebagai Teknik Toilet Training Siswa Down Syndrome, Tesis, Pascasarjana, UPI Bandung: Tidak Diterbitkan


(6)

Rusmiyati, 2014

Pengembangan PBDS Interakatif Sebagai Media Pembelajaran Pra Berhitung Bagi Anak Down Syndrome

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prastomo, T. (2006). Pengaruh Media Pembelajaran dengan CD Interaktif Terhadap Prestasi Belajar Fisika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa. [Online].

Tersedia: http;//www. Pras_Teguh.blogspot.com [ 28 Maret 2013]

Munadi, Y (2001). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: GP. Press

Sardiman. (2009). Interaksi &Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sunanto, J., Takeucchi, K. dan Nakata, H. (2005). Pengantar penelitian dengan Subyek Tunggal, Japan: CRICED, University of Tsukuba.

Tarmansyah. (2006). Strategi Pengembangan Pembelajaran Matemayka Bermakna Bagi Siswa Tunarungu. Tesis, Pascasarjana, UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Thorn,. K (1995) Teachers Barriers to the Use of Computer-assisted Instruction. The Internhet TESL Journal, Vol VI, No. 12, December 2000. [online]. Tersedia : http;/www.aitech.ac.jp/iteslj/ [15 september 2013]

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Wardani, (2006). Efektifitas penggunaan komputer dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan motivasi.belajar siswa. Tesis, Pascasarjana, UPI Bandung: Tidak Diterbitkan