PENGEMBANGAN TES TERTULIS INDO-CAMBRIDGE KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM ENDOKRIN.

(1)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN TES TERTULIS INDO-CAMBRIDGE KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM ENDOKRIN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : Ninda Futrianti

0902064

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGEMBANGAN TES TERTULIS INDO-CAMBRIDGE KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM ENDOKRIN

Oleh Ninda Futrianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Ninda Futrianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

NINDA FUTRIANTI

PENGEMBANGAN TES TERTULIS INDO-CAMBRIDGE KELAS XI PADA MATERI POKOK SISTEM ENDOKRIN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Hj. Siti Sriyati, M. Si NIP.196409281989012001

Pembimbing II

Dr. Diana Rochintaniawati, M. Ed NIP196709191991032001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Riandi, M. Si NIP. 196305011988031002


(4)

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Endokrin

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu mendeskripsikan kualitas tes tertulis yang dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan tes tertulis Indo-Cambridge yang dikembangkan dengan mengacu pada karateristik soal paper 1 dan paper 2 Cambridge IGCSE. Adapun tujuan khususnya yaitu mendeskripsikan hasil analisis soal Cambridge IGCSE berdasarkan Taksonomi Bloom revisi, mendeskripsikan kualitas soal Indo-Cambridge yang dikembangkan, dan mengetahui persepsi siswa mengenai tes tertulis Indo-Cambridge. Dari hasil analisis soal Cambridge IGCSE ditemukan jenjang domain kognitif C1 hingga C4, sedangkan pada dimensi pengetahuan ditemukan dimensi konseptual, faktual, dan prosedural. Tes tertulis Indo-Cambridge yang telah disusun diujicobakan secara bertahap sebanyak tiga kali pada siswa SMA kelas XI. Dari hasil uji coba, tes tertulis Indo-Cambridge telah memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektivitas pengecoh. Semua responden yang diwawancarai menyukai soal Indo-Cambridge karena dirasa lebih mudah dipahami dan disertai gambar-gambar yang lebih variatif.

Kata Kunci : Pengembangan tes, Indo-Cambridge, Taksonomi Bloom revisi, Cambridge IGCSE.

Abstract

This research uses descriptive method that describes the quality of that develope writen test. The purpose of this research is to provide Indo-Cambridge writen test which develope from characteristic of paper test 1 and paper test 2 Cambridge IGCSE. The special purpose is to describe analyzed the result of Cambridge IGCSE test based on Taxonomy Bloom’s revision, describe the quality of Indo-Cambridge test that develope, and to know student perception of Indo-Cambridge writen test. From the analyzing result of Cambridge IGCSE test found that domain cognitive level is C1 until C4, whereas knowledge dimension found that conceptual, factual, and procedural. Indo-Cambridge writen test that has been arranged and it is tested gradually as much as three times to senior high school in second grade. From the result of test, Indo-Cambridge writen test to full fill criteria validity, reliability, discriminative point, difficulty level, effectiveness of distraction. All of the respondencewho have been interviewed are like Indo-Cambridge test because it is easy to understand and it is provided by variation pictures

Keyword: Test develope, Indo-Cambridge, Taxonomy Bloom’s revision, Cambridge IGCSE


(5)

v

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... ... i

ABSTRAK... ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7

A. ... E valuasi Pembelajaran ... 7

B. ... I nstrumen Penilaian ... 7

C. ... K ualitas Tes ... 10

D. ... T aksonomi Bloom Dua Dimensi ... 12

E... K urikulum IGCSE ... 15

F. ... E valuasi Cambridge International Examinations (CIE) ... 16

G. ... T ahapan Penyusunan Tes tertulis ... 18

H. ... T eknik Pengembangan tes tertulis ... 19

I.... St andar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas XI dan Materi Sistem Koordinasi (Konsep hormon) ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24

A. ... L okasi dan subjek populasi/sampel penelitian ... 24


(6)

B. ... M

etode penelitian ... 24

C. ... O bjek penelitian ... 24

D. ... D efinisi Operasional ... 25

E. Instrumen Penelitian ... 25

F. Bentuk Tes yang Dikaji ... 26

G. Tahap Pengembangan tes tertulis ... 27

H. ... T eknik pengolahan data ... 33

I... A lur Penelitian ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. ... D ata Hasil Penelitian dan Analisis Data ... 41

B. ... P embahasan... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. ... K esimpulan ... 75

B. ... S aran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 81


(7)

vii

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(8)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Penilaian merupakan salah satu hal yang penting dalam suatu proses pembelajaran, dengan adanya penilaian kita dapat mengetahui keberhasilan suatu proses pembelajaran. Menurut Firman (2000) penilaian adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk pengambilan suatu keputusan. Proses penilaian tentunya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, dalam hal ini dibutuhkan kesesuaian antara tujuan pembelajaran dengan alat untuk mengukur kemampuan siswa (Anderson dan Krathwohl, 2010). Dalam pengambilan suatu keputusan yang tepat kita memerlukan suatu informasi sebagai dasar pengambilan keputusan. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui tes tertulis, tes kinerja siswa, pengamatan langsung, dan dapat juga melalui ujian lisan.

Namun pada kenyataannya proses penilaian banyak ditemui permasalahan, Salah satunya walaupun guru melakukan evaluasi pada setiap akhir pembelajaran tetapi soal evaluasi yang diberikan masih berupa pengulangan materi yang telah diajarkan, berdasarkan Taxonomi Bloom revisi hanya berupa hapalan yaitu jenjang C1 (mengingat) (Rochintaniawati, et al, 2011). Dengan demikian hal tersebut belum memenuhi penilaian dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menekankan aspek kognitif siswa.

Selain itu dalam menerapkan suatu alat penilaian terdapat beberapa kriteria penilaian, salah satunya yaitu validitas dan reliabilitas. Seperti yang diungkap Rustaman (2005) suatu alat penilaian perlu dilakukan analisis tes (ANATES), sehingga dapat diketahui ketuntasan belajar pada setiap siswa, dalam ANATES tersebut perlu dilakukan perhitungan reliabilitas, validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan efektivitas pengecoh sehingga dapat diketahui kualitas soal tersebut. Seperti yang diungkap Firman (2000) suatu alat ukur apapun bentuknya, harus memiliki sifat yang valid dan reliabel. Valid artinya alat ukur tersebut mampu mengukur kemampuan yang hendak diukur, sedangkan reliabel artinya mampu menghasilkan informasi yang sebenar-benarnya atau dapat diandalkan.


(9)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pentingnya penilaian dalam suatu proses pembelajaran dapat terlihat dari banyaknya penelitian yang menganalisis soal- soal evaluasi. Penelitian tersebut cenderung menganalisis domain kognitif pada butir soal tes, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Manik (2011) yang menganalisis soal Ujian Nasional tahun 2008, 2009 dan 2010 yang berjumlah 40 butir soal tiap tahun, dikatakan bahwa soal UN tahun 2008, 2009, dan 2010 jenjang kognitifnya paling dominan pada jenjang C2 (memahami). Presentase jumlah soal berdasarkan jenjang kognitif tahun 2008, 2009, dan 2010 pada jenjang C1(mengingat) secara berturut-turut yaitu 25% : 42,50%: 15% , C2 (memahami) 63%: 50%: 80% , dan pada jenjang C3 (mengaplikasikan) 13%: 8%: 1,50%. Sedangkan berdasarkan domain pengetahuan hanya terdapat dua domain yaitu faktual (15%), konseptual (85%). Hal ini menunjukan pembuatan soal-soal pada skala nasional masih berkisar pada jenjang C2 dan C1 saja sedangkan pada dimensi pengetahuan yang paling dominan adalah konseptual.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Manik (2011) maka dibutuhkan suatu pengembangan kualitas soal atau tes tertulis yang dapat dijadikan bahan penilaian pencapaian kompetensi siswa. Salah satu lembaga tes yang diakui di dunia internasional yaitu Cambridge Internasional Examination (CIE) menerapkan Kurikulum Cambridge ( IGCSE) dan menyajikan penerapan sistem evaluasi pembelajaran yang berisi soal-soal dengan dimensi dan domain kognitif yang bervariasi, selain itu dari tujuan evaluasi Cambridge yang tertuang dalam Syllabus Cambridge IGCSE Biology yaitu siswa dituntut untuk memiliki pemahaman atas pengetahuan yang diajarkan, dapat mengelola informasi dan mampu memecahkan masalah, serta memiliki kemampuan eksperimen dan investigasi (University of Cambridge Local Examination, Syllabus Cambridge IGCSE Biology 0610. 2013 ).

Pembuatan soal evaluasi sebaiknya memerlukan tingkatan domain kognitif dan domain pengetahuan yang bervariatif, seperti halnya pada soal evaluasi Cambrige mata pelajaran kimia yang dianalisis oleh Savitri (2011) Domain kognitif pada soal Cambridge IGCSE mulai dari mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4) dinilai bervariatif yaitu dengan


(10)

3

persentase berturut-turut sebesar 17,02 %; 36,20%; 23,39%; dan 23,39% dan jenjang domain pengetahuan pun dinilai lebih bervariatif karena mencakup pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dengan persentase berturut-turut sebesar 17%; 44,7%; dan 38,3% . Selain analisis soal kimia Cambridge IGCSE, analisis soal Cambridge GCE’O’ Biologi 2006-2010 dilakukan oleh Mitsalia (2011) diperoleh hasil persentase berturut-turut mulai dari mengingat (C1) , memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4) yaitu 22%, 44%, 28%, 6%. Sedangkan jenjang dimensi pengetahuan mulai dari pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural, dan metakognisi 11%, 61%, 6%, dan 22%.

Berdasarkan hal tersebut salah satu alat evaluasi dengan jenjang domain dan dimensi pengetahuan yang bervariatif tersebut tercermin dari soal-soal evaluasi kimia dan biologi yang dikeluarkan Cambridge International Examination, sehingga dapat mengukur jenjang kognitif yang lebih tinggi pada siswa. Hal ini yang mendorong peneliti menganalisis soal Cambridge IGCSE dalam bidang biologi pada tahun berikutnya.

Biologi merupakan mata pelajaran yang memerlukan suatu kombinasi pengetahuan, keterampilan, dan sikap ilmiah. Konsep endokrin ini sangat terkait dengan permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari yaitu menyangkut sistem hormon serta gangguan-gangguannya dan juga konsep hormon tersebut menjadi salah satu contoh untuk dapat mengukur pengetahuan siswa, sehingga siswa mampu memenuhi kompetensi yang harus dimilikinya. Untuk itu diperlukan alat evaluasi untuk mengukur kompetensi yang dimiliki siswa, salah satunya pada materi pokok sistem endokrin.

Dari pemaparan di atas, maka salah satu alat evaluasi yang dapat dijadikan referensi tercermin dari soal-soal Cambridge IGCSE Examination yang memiliki domain kognitif rendah hingga tinggi. Oleh karena itu peneliti tertarik menganalisis soal-soal Cambridge IGCSE bidang biologi dan mengembangkan tes tertulis yang mengadaptasi karakteristik soal evaluasi Cambridge IGCSE. Dari tes tertulis Cambridge IGCSE examination tersebut kita dapat mengadaptasi pola, bentuk dan komposisi dimensi proses kognitif serta dimensi pengetahuan. Dengan demikian diperlukan analisis terhadap soal evaluasi Cambridge mata pelajaran


(11)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

biologi dan pengembangan soal biologi Cambridge berbahasa indonesia agar soal-soal tersebut dapat digunakan di sekolah nasional. Tes tertulis Indo-Cambridge tersebut disusun dengan mengadaptasi bentuk soal maupun pola dari assesment kurikulum Cambridge IGCSE yang disesuaikan dengan kurikulum KTSP agar dapat digunakan oleh sekolah dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya

adalah “ Bagaimanakah kualitas tes tertulis Indo-Cambridge yang dikembangkan pada materi pokok Sistem Endokrin kelas XI?”. Adapun sub masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana karakteristik soal Cambridge IGCSE examination berdasarkan Taxonomi Bloom revisi dua dimensi?

2. Apakah pokok uji tes tertulis Indo-Cambridge yang dikembangkan telah memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektivitas pengecoh ?

3. Bagaimanakah respon siswa terhadap tes tertulis Indo-Cambridge dibandingkan dengan bentuk tes yang biasa diberikan oleh guru mata pelajaran Biologi?

C. Batasan masalah

Untuk memfokuskan penelitian ini maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut ini :

1. Materi pelajaran biologi yang yang menjadi fokus penelitian adalah materi sistem endokrin yang dipelajari di kelas XI SMA Negeri di Bandung.

2. Objek penelitian yang digunakan berupa tes tertulis Indo-Cambridge yang dikembangkan mengacu pada paper 1, paper 2 tes tertulis Cambridge IGCSE. Berisi 25 soal pilihan ganda dan uraian terstruktur.

3. Kriteria yang diteliti yaitu berupa validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, daya pembeda dan efektivitas distraktor.


(12)

5

4. Uji validitas terdiri dari empat jenis, yaitu validitas isi, validitas konstruk, validitas prediksi, validitas konkruen (empiris atau butir soal). Namun dalam validitas soal yang diteliti hanya validitas isi dan validitas empiris.

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini yaitu :

1. Membuat tes tertulis Indo-Cambridge yang baik sebagai alat ukur yang mengacu pada kurikulum nasional yang disusun berdasarkan pola komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal Cambridge IGCSE yang dapat digunakan di sekolah nasional.

2. Mengetahui validitas dan reliabilitas pada tes tertulis indo- Cambridge yang telah dikembangkan.

3. Mengetahui daya pembeda pada tes tertulis Indo-Cambridge yang telah dikembangkan.

4. Mengetahui taraf kesukaran pada tes tertulis Indo-Cambridge yang telah dikembangkan.

5. Mengetahui efektivitas distraktor pada tes tertulis Indo-Cambridge yang telah dikembangkan.

6. Mengetahui respon siswa terhadap tes tertulis Indo-Cambridge yang telah dikembangkan dibandingkan tes tertulis biasa yang diberikan oleh guru mata pelajaran Biologi.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut ini:

1. Bagi Siswa

Mendapatkan bentuk soal tes tertulis yang lebih variatif dan dapat mengukur kemampuan siswa.


(13)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi guru

Menjadi salah satu alternatif alat evaluasi tes tertulis yang dapat digunakan sebagai alat ukur pada mata pelajaran biologi.

3. Bagi Penulis

Menjadi proses pembelajaran dalam menyusun alat evaluasi yang baik untuk digunakan dalam mengukur kemampuan siswa.

4. Bagi Peneliti lain

Dapat menjadi acuan untuk mengembangkan alat tes lainnya dengan menggabungkan Kurikulum Nasional dengan Kurikulum Luar negeri. F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk lebih memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka diperlukan struktur organisasi skripsi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini yaitu sebagai berikut : Bab I berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian serta manfaat penelitian. Bab II berisi kajian pustaka. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam analisis suatu temuan penelitian. Bab III berisi penjelasan rinci mengenai metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengembangan tes, analisis data penelitian. Bab IV berisi hasil penelitian dan analisis data hasil temuan yang berkaitan dengan rumusan masalah. Bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran yang ditujukan kepada praktisi pendidikan maupun peneliti berikutnya. Daftar pustaka memuat sumber-sumber yang telah dikutip dan digunakan oleh peneliti sebagai sumber pustaka.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Lokasi pada penelitian ini yaitu sekolah SMA Negeri 1 Bandung yang berlokasi di Jl. Ir Juanda no 93. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bandung yang telah mendapatkan materi sistem endokrin. B. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pola karakteristik soal Cambridge IGCSE yaitu berupa komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Setelah menemukan pola soal peneliti mengembangkan tes tertulis berdasarkan pola tersebut. Tes yang telah disusun selanjutnya akan dideskripsikan mengenai kualitas soal berdasarkan validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektivitas pengecoh. Untuk itu diperlukan metode yang tepat, dalam hal ini yaitu metode deskriptif seperti yang diungkap Arikunto (2007) penelitian deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan informasi mengenai gejala yang ada, yaitu gejala yang terjadi di lapangan dan membuat rekomendasi berdasarkan kajian yang dilakukan. Metode ini digunakan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, analisis atau pengolahan data, dan pembuatan kesimpulan. Penelitian yang dilakukan memuat aspek kualitatif dan juga kuantitatif.

C. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini yaitu tes tertulis Indo-Cambridge materi sistem endokrin, yang disesuaikan dengan kurikulum nasional. Tes tertulis Indo-Cambridge diujikan secara bertahap pada siswa kelas XI untuk mendapatkan kualitas soal yang baik.


(15)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

1. Pengembangan soal tes tertulis

Berdasarkan kamus besar bahasa indonesia (2008) Pengembangan adalah pembangunan secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yg dikehendaki. Pengembangan yang dimaksud adalah Pembuatan soal Indo-Cambridge yang disusun berdasarkan pola soal Indo-Cambridge IGCSE yang diujicobakan secara berulang-ulang sehingga mendapatkan kualitas soal yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan mengembangkan tes tertulis Indo-Cambridge yang dilakukan pengujian secara bertahap untuk mendapatkan perangkat soal yang baik berdasarkan validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran , dan efektifitas distraktor.

2. Tes tertulis Indo- Cambridge

Adalah tes tertulis yang disusun mengadaptasi karakteristik pola komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal Cambridge IGCSE, namun tetap mengacu pada materi kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), sehingga tetap dapat digunakan di sekolah nasional.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa :

1. Lembar validasi digunakan dalam memvalidasi butir soal yang dikembangkan, yaitu dilakukan oleh para ahli di bidang pendidikan yaitu 7 dosen ahli untuk mendapatkan perbaikan butir soal yang dikembangkan.

2. Format wawancara digunakan untuk mengetahui persepsi siswa mengenai tes tertulis Indo-Cambridge yang telah dikembangkan sebagai alat ukur dalam mengevaluasi pembelajaran, wawancara dilakukan pada 8 orang siswa.

3. Format observasi digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan sehingga dapat mengetahui kesesuaian indikator pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar.


(16)

26

F. Bentuk Tes yang Dikaji

Berdasarkan hasil penelitian (Novianti, 2011) Tes tertulis Indo-Cambridge merupakan bentuk tes tertulis yang menggabungkan antara kurikulum nasional namun bentuk maupun format penulisan dan penilaiaannya mendekati tes Cambridge serta bentuk tes yang dikembangkan merupakan hasil analisis terhadap bentuk-bentuk soal tes Cambridge. Sedangkan dalam penelitian ini bentuk tes yang dikembangkan merupakan tes tertulis Indo-Cambridge, dimana tes tertulis ini mengadaptasi karakteristik soal Cambridge IGCSE khususnya paper 1 dan paper 2 namun tetap mengacu pada materi kurikulum tingkat satuan pendidikan. Karakteristik soal disini merupakan komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan soal Cambridge IGCSE tahun 2011 dan 2012. Tes tertulis yang dikembangkan merupakan dua set soal yaitu soal pilihan ganda dan soal uraian terstruktur untuk materi sistem endokrin. Selanjutnya langkah pemberian skor seperti yang diungkap oleh (Eridiana, 2013) untuk pemberian skor pada set soal pilihan ganda apabila jawaban benar diberi skor 1 dan apabila jawabannya salah diberi skor 0. Adapun perangkat butir soal pilihan ganda yang dikembangkan yaitu sebanyak 25 butir soal sehingga skor akhir butir soal pilihan ganda dapat dinyatakan dengan persentase (Firman, 2000: 50) :

Sedangkan pada set soal uraian terstruktur memiliki jumlah poin yang berbeda pada tiap butir soalnya dan pada butir soal uraian memungkinkan setiap siswa memiliki tanggapan yang berbeda-beda terhadap satu butir soal. Dalam penentuan skor uraian masalah yang dihadapi dapat berupa ketidakkonsistenan dalam menentukan skor seperti yang diungkap (Firman, 2000:48) sehingga untuk mengendalikan ketidakkonsistenan penyekoran dapat dilakukan prosedur yang sistematis seperti :

1.Merumuskan secara rinci jawaban yang ideal 2.Mengekstraksi unsur-unsur dalam jawaban ideal 3.Melakukan penentuan skor untuk tiap nomor pokok uji

4.Menghitung dan menjumlahkan skor total pada masing-masing siswa Nilai akhir = % jawaban benar


(17)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Tahap Pengembangan tes tertulis

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengembangan tes tertulis Indo-Cambridge adalah sebagai berikut:

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk menganalisis tes tertulis Cambridge IGCSE yaitu paper 1 dan paper 2 , menganalisis kurikulum KTSP , RPP pembelajaran sistem endokrin dan buku-buku paket biologi yang digunakan di sekolah . Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan pola tes tertulis Cambridge IGCSE serta mengetahui kedalaman materi yang diajarkan oleh guru di sekolah. Pola tes tertulis yang dimaksud adalah berupa hasil analisis komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Hasil analisis komposisi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan pada soal Cambridge IGCSE dijadikan acuan untuk mengembangkan tes tertulis Indo-Cambridge.

2. Membuat kisi-kisi Tes Tertulis

Kisi-kisi tes tertulis dibuat dengan mengacu studi literatur yang telah dilakukan baik menganalisis kurikulum dan buku SMA yang digunakan di sekolah serta hasil analisis soal berdasarkan Taxonomi Bloom Dua Dimensi. Persentase hasil analisis soal Cambridge IGCSE berupa dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan menjadi acuan dalam pembuatan soal Indo-Cambridge materi sistem endokrin. Dari hasil analisis tersebut selanjutnya disusun perangkat tes tertulis Indo-Cambridge yang disesuaikan perolehan persentase hasil analisis dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan serta karakteristik materi sistem endokrin.

Adapun Tabel 3.1 berisi kisi-kisi tes tertulis Indo-Cambridge berdasarkan analisis kurikulum KTSP dan Tabel 3.3 dan 3.4 berisi kisi-kisi pembuatan soal Indo-Cambridge berdasarkan Taxonomi Bloom Dua Dimensi :


(18)

28

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Tertulis Indo-Cambridge Pilihan Ganda pada Materi Sistem Endokrin Berdasarkan Analisis Kurikulum KTSP

Kompetensi dasar Indikator Pembelajaran

No soal Jumlah soal

Dimensi kognitif 3.5 Menjelaskan

keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin dan

penginderaan)

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Tertulis Indo-Cambridge Pilihan Ganda pada Materi Sistem Endokrin Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Pokok Bahasan

C1 C2 C3 C4, C5, C6 Jumlah

Soal

A B C D A B C D A B C D A B C D

Jumlah Persenta -se (%)

Keterangan:

A : Pengetahuan Faktual C : Pengetahuan Prosedural B : Pengetahuan Konseptual D : Pengetahuan Metakognitif


(19)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Tertulis Indo-Cambridge Uraian Terstruktur pada Materi Sistem Endokrin Berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi

Pokok Bahasan

C1 C2 C3 C4, C5, C6

Jum-lah Soal

A B C D A B C D A B C D A B C D

Jumlah Persen-tase (%)

3. Penyusunan Tes Tertulis

Penyusunan tes tertulis Indo-Cambridge disusun dengan mengacu pada hasil analisis karakteristik soal-soal Cambridge IGCSE. Karakteristik yang menjadi acuan yaitu berupa persentase dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan hasil analisis. Perangkat soal yang akan dikembangkan berupa 25 butir soal pilihan ganda dan 11 butir soal uraian terstruktur. Soal yang disusun berupa dua paket soal yaitu soal pilihan ganda sebanyak 25 butir soal dan soal uraian terstruktur sebanyak 11 butir soal yang dirangkum dalam 3 nomor.

4. Uji Validitas

Uji validitas yang dilakukan setelah penyusunan tes Indo-Cambridge yaitu dengan uji validitas isi , penilaian validitas isi dilakukan dengan mengundang

“judgement” (timbangan) kelompok ahli dalam bidang yang diukur. Dalam hal ini validator mempertimbangkan kesesuaian indikator dengan butir soal yang dikembangkan Selain itu, validator juga memeriksa ketepatan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif dari soal-soal yang disusun.

Hasil pengujian validitas isi oleh 7 dosen ahli yang bertindak sebagai validator dihitung menggunakan teknik CVR (Content Validity Ratio) (Lawse, 1975). Validator meliputi 7 orang dosen Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Keterangan:

A : Pengetahuan Faktual C : Pengetahuan Prosedural B : Pengetahuan Konseptual D : Pengetahuan Metakognitif


(20)

30

Langkah-langkah untuk menentukan validitas isi yang telah diungkap (Lawse,1975 ) yaitu :

a. Menentukan kriteria penilaian tanggapan para validator. Adapun kriteria penilaian tanggapan para validator yang diperoleh berupa ceklist. Berikut kriteria tanggapan penilaian soal.

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian soal Tanggapan

Kriteria Bobot

Ya 1

Tidak 0

Pemberian skor pada jawaban item dengan menggunakan CVR (Lawshe, 1975). Setelah semua item mendapat skor kemudian skor tersebut diolah . b. Menghitung nilai CVR (rasio validitas konten)

CVR

ne : jumlah responden yang menyatakan Ya N : total respon

Ketentuan

1) Saat jumlah responden yang menyatakan Ya kurang dari ½ total reponden maka nilai CVR = -

2) Saat jumlah responden yang menyatakan Ya ½ dari total responden maka nilai CVR = 0

3) Saat seluruh responden menyatakan Ya maka nilai CVR = 1 (hal ini diatur menjadi 0.99 disesuaikan dengan jumlah responden).

4) Saat jumlah responden yang menyatakan Ya lebih dari ½ total reponden maka nilai CVR = 0-0,99.

c.Kategori hasil perhitungan CVR

Setelah itu hasil perhitungan CVR adalah berupa rasio angka 0-1. Angka tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:


(21)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5 Indeks CVR untuk Validitas Isi Indeks CVR Keterangan

0 – 0,33 tidak sesuai 0,34 – 0,67 sesuai

0,68 – 1 sangat sesuai (Nurfebriyani, 2013) 5. Revisi Pertama

Setelah dilakukan validitas isi, maka dilakukanlah revisi terhadap soal-soal yang memerlukan perbaikan hal ini dilakukan berdasarkan masukan dari para ahli. Adapun perbaikan yang dilakukan yaitu berupa perbaikan redaksi soal, pemilihan gambar dan grafik dalam soal serta perbaikan indikator soal.

6. Uji Coba I

Uji Coba I dilakukan kepada 33 siswa kelas XI IPA SMA 1 Bandung semester 2 yang telah mempelajari materi sistem endokrin. Tes dilakukan selama 70 menit. Siswa diberikan dua buah paper yaitu paper 1 berupa 25 soal pilihan ganda dan paper 2 berupa 3 soal uraian terstruktur untuk dikerjakan oleh siswa. Pada hari sebelumnya siswa sudah diberitahukan mengenai tes tertulis tersebut sehingga siswa dapat mempersiapkan tes tertulis ini. Pertama siswa dibagikan soal pilihan ganda dan dikerjakan selama 30 menit. Setelah itu siswa mengerjakan paket soal uraian selama 40 menit berikutnya. Sebelum siswa mengerjakan tes tertulis siswa diminta melihat petunjuk pengerjaan tes tersebut.

Setelah uji coba I selesai maka diperoleh hasil jawaban yang selanjutnya diolah hingga diperoleh data berupa skor tiap butir soal. Subjek dikelompokan menjadi kelompok tinggi dan rendah sehingga dapat diperoleh data analisis hasil uji pertama berupa, validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektivitas pengecoh pada soal pilihan ganda sedangkan soal uraian diperoleh data berupa validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran. Data diolah dengan menggunakan software Anates Pilihan Ganda versi 4.0.9 dan Anates Uraian versi 4.0.5 (Karno To dan Wibisono, 2004).


(22)

32

7. Revisi Kedua

Setelah mendapatkan hasil dari uji coba, maka diperoleh kekurangan dari tes yang telah dikembangkan. Tes hasil soal yang direvisi selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran C. Revisi yang dilakukan berupa perbaikan redaksi stem soal dan opsi soal serta pergantian butir soal.

8.Uji coba II

Uji coba II dilakukan kepada kelompok siswa yang berbeda yaitu 36 siswa kelas XI IPA SMA 1 Bandung semester 2 yang telah mempelajari materi sistem endokrin. Tes dilakukan selama 70 menit. Siswa diberikan dua buah paket soal yaitu 25 soal pilihan ganda dan 3 soal uraian terstruktur untuk dikerjakan oleh siswa. Pada hari sebelumnya siswa sudah diberitahukan mengenai tes tertulis tersebut sehingga siswa dapat mempersiapkan tes tertulis ini. Seperti pengujian yang pertama siswa dibagikan soal pilihan ganda dikerjakan selama 30 menit. Setelah itu siswa mengerjakan soal uraian selama 40 menit berikutnya. Sebelum siswa mengerjakan tes tertulis siswa diminta melihat petunjuk pengerjaan tes tersebut.

Setelah pengujian tes tertulis selesai maka diperoleh hasil jawaban yang selanjutnya diolah dengan menggunakan software Anates Pilihan Ganda versi 4.0.9 dan Anates Uraian versi 4.0.5 (Karno To dan Wibisono, 2004). Data yang diperoleh berupa validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektivitas pengecoh pada soal pilihan ganda sedangkan soal uraian diperoleh data berupa validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.

9. Revisi Ketiga

Setelah mendapatkan hasil dari uji coba kedua, maka diperoleh kekurangan dari tes yang telah dikembangkan. Tes hasil soal yang telah direvisi selanjutnya dapat dilihat pada lampiran C. Revisi yang dilakukan berupa perbaikan redaksi stem soal dan opsi soal.


(23)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10.Uji coba III

Tes hasil revisi ketiga selanjutnya diujicobakan pada kelompok siswa yang berbeda yaitu 28 siswa kelas XI SMA 1 Bandung. Siswa dipersiapkan untuk mengerjakan tes tertulis, siswa diberikan pengarahan mengenai pengerjaan soal Indo-Cambridge sebelum pelaksanaan tes dimulai. Hal ini agar siswa memahami mengerjakan soal tersebut. Siswa diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan soal. Pada pengujian ketiga ini siswa hanya mengerjakan paket soal pilihan ganda. Setelah pengujian tes tertulis selesai, maka diperoleh hasil jawaban yang selanjutnya diolah dengan menggunakan software Anates Pilihan Ganda versi 4.0.9 (Karno To dan Wibisono, 2004). Data yang diperoleh berupa validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran, dan efektivitas pengecoh pada soal pilihan ganda untuk mengetahui kualitas tes yang telah dikembangkan.

11. Implementasi Produk dan Wawancara

Setelah mendapatkan hasil pengolahan data dan merevisi soal yang yang dapat diperbaiki, maka soal tersebut sudah dapat diimplementasikan. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data sekunder mengenai persepsi siswa terhadap soal-soal Indo-Cambridge dibandingkan soal-soal yang biasa siswa dapatkan.

H. Teknik pengolahan data 1. Data Uji coba tes tertulis

Semua data yang diperoleh hasil pengujian instrumen diuji kualitasnya berdasarkan validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan efektivitas pengecoh.

a. Validitas empiris (butir soal)

Menurut (Arikunto, 2009) Suatu pokok uji valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran tersebut diartikan sebagai korelasi sehingga untuk mengetahui validitas item butir soal


(24)

34

pilihan ganda dan uraian terstruktur menggunakan Program Anates Pilihan Ganda versi 4.0.9 dan Anates Uraian versi 4.0.5 (Karno To dan Wibisono, 2004). Rumus korelasi yang dapat digunakan (Arikunto, 2012):

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total N = Jumlah siswa

X = Skor pada pokok uji Y = Skor total

Untuk mengetahui kriteria dari validitas butir soal dengan menggunakan rumus korelasi product moment, dapat digunakan pedoman interpretasi besarnya koefesien korelasi pada Tabel 3.6 :

Tabel 3.6 Interpretasi Koefesien Korelasi (Arikunto, 2009)

Koefisien korelasi Interpretasi

0,800-1,000 0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0,000-0,200

Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah b.Reliabilitas butir soal

Reliabilitas butir soal adalah tingkat atau derajat konsistensi tes yang bersangkutan (Arifin, 1990). Jadi konsistensi hasil yang sama ajeg pada subyek yang sama dengan waktu yang berbeda tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi. Dalam menghitung reliabilitas butir soal pilihan ganda dan uraian terstruktur digunakan Program Anates Pilihan Ganda versi 4.0.9 dan Anates Uraian versi 4.0.5 (Karno To dan Wibisono, 2004).

Berdasarkan Kuder-Richardson (dalam Suherman, 2003: 147) untuk menghitung kofesien reliabilitas pada butir soal pilihan ganda dapat dilakukan

r

xy

=

N∑xy – (N∑xy) (∑y)

{NΣX2 (ΣX)2} {NΣY2 (ΣY)2 }


(25)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membelah alat evaluasi menjadi dua bagian yaitu dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson:

Keterangan :

r : Reliabilitas

k : banyaknya butir soal

p : proporsi subjek yang menjawab benar q :proporsi subjek menjawab salah (1- p) s : varian total

Sedangkan untuk menentukan reliabilitas soal uraian dapat menggunakan rumus Alpha (Arikunto, 2012):

Keterangan :

r11= reliabilitas tes keseluruhan

n = jumlah item dalam instrumen = varians butir soal

= varians total

Untuk menafsirkan hasil dari pengujian reliabilitas, maka dapat menggunakan tabel yang tersedia sebagai berikut ini :

Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Koefesien Reliabilitas (Arikunto, 2012)

Koefesien reliabilitas Tafsiran

0,8 – 1,00 0,6 – 0,79 0,4 – 0,59 0,2 – 0,39

< 0,2

Sangat tinggi Tinggi Sedang (cukup)

Rendah Sangat rendah


(26)

36

c. Daya pembeda

Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang kurang pandai berdasarkan kriteria tertentu (Arifin,1990). Dalam hal ini daya pembeda tersebut dapat membedakan siswa yang termasuk kelompok tinggi dan kelompok rendah berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan. Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal pilihan ganda dan uraian terstruktur menggunakan Program Anates Pilihan Ganda versi 4.0.9 dan Anates Uraian versi 4.0.5 (Karno To dan Wibisono, 2004). Selain itu untuk mengetahui daya pembeda butir soal pilihan ganda dapat juga menggunakan rumus sebagai berikut ini (Arifin, 1990):

Keterangan : D : daya pembeda

nT : Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

nR : Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal sengan benar

NT : Jumlah siswa kelompok atas

Sedangkan untuk mengetahui daya pembeda butir soal uraian terstruktur dijabarkan melalui langkah-langkah berikut (Jacobs dan Chase, 1992):

1) Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik.

2) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor terkecil. 3) Menetapkan kelompok atas dan kelompok bawah. Jika jumlah peserta didik

berjumlah banyak (di atas 30) dapat ditetapkan masing-masing 27%. 4) Menghitung daya pembeda soal dengan rumus (Jacobs dan Chase, 1992):

Keterangan: D = daya pembeda

XKA = rata-rata kelompok atas


(27)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengklasifikasikan daya pembeda dari data yang telah diujikan, maka digunakan tabel dibawah ini :

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda (Arifin, 2003)

Daya pembeda Tafsiran

DP < 0,00 0,00< DP < 0,20 0,20< DP < 0,40 0,40< DP < 0,70 0,70< DP < 1,00

Sangat jelek Jelek Cukup

Baik Baik sekali d. Taraf kesukaran

Taraf kesukaran merupakan seberapa besar derajat kesukaran suatu item atau tes (Arifin, 1990). Jika suatu tes atau item memiliki tingkat kesukaran yang berimbang, maka dapat dikatakan soal tersebut cukup baik karena salah satu kriteria terpenuhi. Taraf kesukaran soal dalam penelitian ini dihitung dengan Program Anates Pilihan Ganda versi 4.0.9 dan Anates Uraian versi 4.0.5 (Karno To dan Wibisono, 2004). Adapun rumus yang dikemukakan Dubois dalam (Sudijono, 1996 : 372) yang dapat digunakan untuk mengetahui taraf kesukaran sebagai berikut :

Keterangan :

Sedangkan untuk menghitung Taraf kesukaran (P) butir soal yang berbentuk uraian dapat dicari dengan rumus:


(28)

38

Dalam memberikan penafsiran (menginterpretasi) angka indek kesukaran digunakan acuan (Suherman, 2003):

Tabel 3.9 Klasifikasi Angka Indek Kesukaran Item Nilai Indeks Kesukaran (P) Tafsiran

P = 0.00 0.00 < P ≤ 0.30 0.30 < P ≤ 0.70 0.70 < P < 1.00

P = 1.00

Sangat Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah (Suherman, 2003: 170)

e. Efektivitas pengecoh

Analisis pengecoh (analisis distraktor) digunakan untuk mengetahui Kefektifan suatu pengecoh dari pilihan jawaban yang tersedia. Menurut (Firman , 2000) pengecoh yang berfungsi dengan baik memiliki ciri-ciri:

1. Ada yang memilih, khususnya dari kelompok rendah 2. Dipilih lebih banyak oleh kelompok rendah

3. Jumlah pemilih dari kelompok tinggi pada pengecoh tersebut lebih kecil dari jumlah kelompok tinggi yang memilih kunci jawaban.

Menurut Nurkancana dan Sunartana (1983) Petunjuk yang digunakan untuk menentukan keefektivitasan suatu pengecoh adalah sebagai berikut:

a. Untuk opsi kunci, jumlah pemilih dari kelompok atas dan bawah tidak kurang dari 25 % dan tidak lebih dari 75 % dan frekuensi pilihan kelompok atas lebih tinggi dibanding kelompok bawah.

b. Untuk opsi pengecoh, jumlah pemilih dari kelompok atas dan bawah minimal 25% dikalikan dengan satu per dua kali jumlah pengecoh dikalikan dengan jumlah kelompok atas dan bawah (25% x x jumlah kelompok atas dan bawah).


(29)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Efektivitas pengecoh pada soal pilihan ganda pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan Program ANATES Pilihan Ganda versi 4.0.9 (Karno To dan Wibisono, 2004).

2. Data Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan guna mengetahui persepsi siswa mengenai soal Indo-Cambridge yang dikembangkan. Wawancara diberikan pada 8 responden yaitu siswa kelas XI yang telah mengerjakan tes tertulis Indo-Cambridge, siswa yang diwawancarai yaitu siswa yang berasal dari kelompok tinggi dan rendah. Adapun langkah yang dilakukan dalam mengolah data hasil wawancara:

1. Mengumpulkan data hasil wawancara siswa 2. Mendeskripsikan data hasil wawancara siswa 3. Menganalisis data hasil wawancara siswa

4. Menyimpulkan hasil temuan data wawancara siswa yang disesuaikan dengan tes yang telah dikembangkan.


(30)

40

I. Alur Penelitian

Analisis Dokumen

Wawancara Uji coba kedua

Revisi II

Pengolahan data dan Analisis data 2. Tahap

pelaksanaan

Uji coba pertama

3. Tahap analisis data akhir temuan

Analisis data Temuan dan pembahasan Kesimpulan

Penyusunan pokok uji materi sistem endokrin 1. Tahap perencanaan

Buku IGCSE

Analisis kurikulum SMA

Penyusunan kisi-kisi tes

Revisi I

Penentuan indikator pembelajaran pada materi pokok sistem endokrin

Analisis Cambridge pada tingkat IGCSE

Buku Biologi SMA Standar Isi Biologi SMA Pengumpulan RPP dan observasi kegiatan pembelajaran Validasi isi Model tes Cambridge

dalam Biologi Analisis tes Cambrige

dalam Biologi

Pengumpulan soal tes Cambrigde

Revisi III Uji coba ketiga


(31)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(32)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pokok uji dan pembahasan, maka diperoleh karakteristik soal Cambridge IGCSE periode Okt/Nov 2011 dan May/Jun 2012 yang dianalisis berdasarkan dimensi proses kognitif ditemukan jenjang kognitif C1 (21,62%), C2 (60,05%), C3 (9,82%), dan C4 (8,51%). Sedangkan dimensi pengetahuan ditemukan dimensi pengetahuan faktual dan konseptual. Selain itu diperoleh 2 set tertulis Indo-Cambridge materi sistem endokrin yaitu berupa paper 1 (pilihan ganda) dan paper 2 (uraian terstruktur) sejumlah 20 butir soal pilihan ganda, 3 soal uraian terstruktur yang memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran dan efektivitas distraktor serta 5 butir soal pilihan ganda yang belum memenuhi kriteria tersebut. Semua butir soal memenuhi kriteria validitas isi dan memiliki rata-rata validitas sebesar 0,424 untuk soal pilihan ganda dan 0,601 untuk soal uraian terstruktur, nilai reliabilitas tinggi sebesar 0,80 (soal pilihan ganda) dan 0,87 (soal uraian terstruktur), daya pembeda sebesar 0,48 (soal pilihan ganda) dan 0,70 (soal uraian terstruktur), taraf kesukaran sebesar 0,37 (soal pilihan ganda) dan 0,51 (soal uraian terstruktur), dan memenuhi efektivitas distraktor artinya cukup banyak siswa yang kurang pandai memilih option salah pada soal. Dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa 100% responden menyukai tes tertulis Indo-Cambridge yang dikembangkan karena dirasa lebih mudah dipahami dan disertai gambar-gambar yang lebih variatif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut ini :

1.Guru dapat menggunakan alat tes tertulis Indo-Cambridge yang mengadaptasi alat evaluasi kurikulum Cambridge untuk mengukur kompetensi yang dimiliki oleh siswa.


(33)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.Bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan alat evaluasi yang mengadaptasi pola evaluasi kurikulum Cambridge IGCSE sebaiknya materi yang dibuat dalam soal yang dikembangkan tidak parsial agar dapat memenuhi pola evaluasi Cambridge IGCSE.

3.Peneliti lain dapat mengembangkan dan menganalisis paper praktikum biologi Cambridge IGCSE seperti pada paper 4,5,6 yang dapat diimplementasikan pada sekolah-sekolah nasional yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja praktikum siswa.

4.Pengujian sebaiknya dilakukan pada tiga cluster sekolah untuk memperoleh hasil pokok uji yang lebih valid dan reliabel.


(34)

77

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan assesmen. Yogyakarta : Pustaka pelajar

Arifin, Z. (1990). Evaluasi instruksional prinsip - teknik- prosedur. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi aksara

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta :BSNP

Daryanto, H. (2010). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Eridiana, W. (2013). Penilaian Melalui Tes. [online] . Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1955050519 86011-WAHYU_ERIDIANA/Penilaian__Melalaui_Tes.pdf. (24 Agustus 2013)

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: FPMIPA UPI.

Green, J. H. (2010). Pengantar fisiologi tubuh manusia. Tanggerang : Binarupa Aksara


(35)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jacobs, L. C dan Chase, C. I. (1992). Developing and Using Tests Effectively. San Fransisco: Jossey-Bass Publisher.

Julianti, P. (2011). Analisis Keterampilan Proses dalam Soal Kimia Cambridge International Examination (CIE) Level International General Certificate of Secondary Education (IGCSE) pada pokok Bahasan Laju Reaksi. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Kurnadi, K. A. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach to Content Validity. Makalah (Paper) pada Konferensi Content Validity II, Ohio-Amerika Serikat.

Manik, R. G. (2011). Analisis Soal Ujian Nasional Biologi berdasarkan Domain

Kognitif Taksonomi Bloom Revisi di SMA Negeri Kabupaten Siak. Skripsi

pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Mitsalia, H. (2011). Analisis perbandingan perencanaan dan evaluasi pembelajaran pada materi animal nutrition di sekolah internasional dengan sekolah bertaraf internasional. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Novianti, D. (2011). Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas Xi Pada Materi Pokok Larutan Penyangga Dan Hidrolisis. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Nurfebriyani, W. (2013). Kontruksi Buku Ajar Interaksi Antar Molekul Menggunakan Konten Inkjet Printer Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa SMA. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Nurkancana,W dan Sumartana. (1983). Evaluasi pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional


(36)

79

Nurrahayu. (2011) . Analisis Ketercakupan Domain Kognitif Soal Ujian Semester

1 Mata Pelajaran Biologi Kelas X RSBI

di SMA Negeri Kota Bandung. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [online]. Tersedia : http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. [3 Desember 2012]

Priyatna, N. (2003). Kemampuan penalaran dan pemahaman matematika siswa kelas 3 sekolah lanjutan tingkat pertama negeri di kota bandung.[online]. Tersedia : digilib.upi.edu [30 Juli 2013]

Rochintaniawati, D., Wulan, A.R., dan Sriyati, S. (2009). Kebutuhan Guru

Sekolah Dasar di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung dalam Melangsungkan Pembelajaran IPA. Laporan Penelitian Hibah. Tidak

diterbitkan.

Rustaman, N., et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press

Savitri, M. (2011). Analisis Butir Soal Berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi untuk Pokok Bahasan Termokimia pada Cambridge International Examination (CIE) Level International General Certificate of Secondary Education (IGCSE). Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Sudijono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, E. (2003). Evaluasi pembelajaran Matematika. Universitas Pendidikan Indonesia: Jurusan pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar. Bandung : CV Cakra


(37)

Ninda Futrianti, 2013

Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas XI Pada Materi Pokok Endokrin Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

University of Cambridge International Examinations. (2012). Cambridge IGCSE. [online].Tersedia:http://www.cie.org.uk/qualifications/academic/middlesec/i gcse/overview. (10 Desember 2012)

Widodo, A. (2006) Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pelajaran Sains. [online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOL OGI/196705271992031ARI_WIDODO/2006Profil_pertanyaan_guru_dan_s iswa_dalam_pelajaran_sains.pdf. (22 Agustus 2013)


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pokok uji dan pembahasan, maka diperoleh karakteristik soal Cambridge IGCSE periode Okt/Nov 2011 dan May/Jun 2012 yang dianalisis berdasarkan dimensi proses kognitif ditemukan jenjang kognitif C1 (21,62%), C2 (60,05%), C3 (9,82%), dan C4 (8,51%). Sedangkan dimensi pengetahuan ditemukan dimensi pengetahuan faktual dan konseptual. Selain itu diperoleh 2 set tertulis Indo-Cambridge materi sistem endokrin yaitu berupa paper 1 (pilihan ganda) dan paper 2 (uraian terstruktur) sejumlah 20 butir soal pilihan ganda, 3 soal uraian terstruktur yang memenuhi kriteria validitas, reliabilitas, daya pembeda, taraf kesukaran dan efektivitas distraktor serta 5 butir soal pilihan ganda yang belum memenuhi kriteria tersebut. Semua butir soal memenuhi kriteria validitas isi dan memiliki rata-rata validitas sebesar 0,424 untuk soal pilihan ganda dan 0,601 untuk soal uraian terstruktur, nilai reliabilitas tinggi sebesar 0,80 (soal pilihan ganda) dan 0,87 (soal uraian terstruktur), daya pembeda sebesar 0,48 (soal pilihan ganda) dan 0,70 (soal uraian terstruktur), taraf kesukaran sebesar 0,37 (soal pilihan ganda) dan 0,51 (soal uraian terstruktur), dan memenuhi efektivitas distraktor artinya cukup banyak siswa yang kurang pandai memilih option salah pada soal. Dari hasil wawancara diperoleh hasil bahwa 100% responden menyukai tes tertulis Indo-Cambridge yang dikembangkan karena dirasa lebih mudah dipahami dan disertai gambar-gambar yang lebih variatif.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut ini :

1.Guru dapat menggunakan alat tes tertulis Indo-Cambridge yang mengadaptasi alat evaluasi kurikulum Cambridge untuk mengukur kompetensi yang dimiliki oleh siswa.


(2)

2.Bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan alat evaluasi yang mengadaptasi pola evaluasi kurikulum Cambridge IGCSE sebaiknya materi yang dibuat dalam soal yang dikembangkan tidak parsial agar dapat memenuhi pola evaluasi Cambridge IGCSE.

3.Peneliti lain dapat mengembangkan dan menganalisis paper praktikum biologi Cambridge IGCSE seperti pada paper 4,5,6 yang dapat diimplementasikan pada sekolah-sekolah nasional yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja praktikum siswa.

4.Pengujian sebaiknya dilakukan pada tiga cluster sekolah untuk memperoleh hasil pokok uji yang lebih valid dan reliabel.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W dan Krathwohl, D.R. (2010). Kerangka landasan untuk pembelajaran, pengajaran, dan assesmen. Yogyakarta : Pustaka pelajar

Arifin, Z. (1990). Evaluasi instruksional prinsip - teknik- prosedur. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta: Bumi aksara

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta :BSNP

Daryanto, H. (2010). Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Eridiana, W. (2013). Penilaian Melalui Tes. [online] . Tersedia : http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1955050519 86011-WAHYU_ERIDIANA/Penilaian__Melalaui_Tes.pdf. (24 Agustus 2013)

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: FPMIPA UPI.

Green, J. H. (2010). Pengantar fisiologi tubuh manusia. Tanggerang : Binarupa Aksara


(4)

Jacobs, L. C dan Chase, C. I. (1992). Developing and Using Tests Effectively. San Fransisco: Jossey-Bass Publisher.

Julianti, P. (2011). Analisis Keterampilan Proses dalam Soal Kimia Cambridge International Examination (CIE) Level International General Certificate of Secondary Education (IGCSE) pada pokok Bahasan Laju Reaksi. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Kurnadi, K. A. (2011). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach to Content Validity. Makalah (Paper) pada Konferensi Content Validity II, Ohio-Amerika Serikat.

Manik, R. G. (2011). Analisis Soal Ujian Nasional Biologi berdasarkan Domain Kognitif Taksonomi Bloom Revisi di SMA Negeri Kabupaten Siak. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Mitsalia, H. (2011). Analisis perbandingan perencanaan dan evaluasi pembelajaran pada materi animal nutrition di sekolah internasional dengan sekolah bertaraf internasional. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Novianti, D. (2011). Pengembangan Tes Tertulis Indo-Cambridge Kelas Xi Pada Materi Pokok Larutan Penyangga Dan Hidrolisis. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Nurfebriyani, W. (2013). Kontruksi Buku Ajar Interaksi Antar Molekul Menggunakan Konten Inkjet Printer Untuk Mencapai Literasi Sains Siswa SMA. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Nurkancana,W dan Sumartana. (1983). Evaluasi pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional


(5)

Nurrahayu. (2011) . Analisis Ketercakupan Domain Kognitif Soal Ujian Semester 1 Mata Pelajaran Biologi Kelas X RSBI di SMA Negeri Kota Bandung. Skripsi pada Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [online]. Tersedia : http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php. [3 Desember 2012]

Priyatna, N. (2003). Kemampuan penalaran dan pemahaman matematika siswa kelas 3 sekolah lanjutan tingkat pertama negeri di kota bandung.[online]. Tersedia : digilib.upi.edu [30 Juli 2013]

Rochintaniawati, D., Wulan, A.R., dan Sriyati, S. (2009). Kebutuhan Guru Sekolah Dasar di Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung dalam Melangsungkan Pembelajaran IPA. Laporan Penelitian Hibah. Tidak diterbitkan.

Rustaman, N., et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press

Savitri, M. (2011). Analisis Butir Soal Berdasarkan Taksonomi Bloom Dua Dimensi untuk Pokok Bahasan Termokimia pada Cambridge International Examination (CIE) Level International General Certificate of Secondary Education (IGCSE). Skripsi pada Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Sudijono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, E. (2003). Evaluasi pembelajaran Matematika. Universitas Pendidikan Indonesia: Jurusan pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.


(6)

University of Cambridge International Examinations. (2012). Cambridge IGCSE. [online].Tersedia:http://www.cie.org.uk/qualifications/academic/middlesec/i gcse/overview. (10 Desember 2012)

Widodo, A. (2006) Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pelajaran Sains. [online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOL OGI/196705271992031ARI_WIDODO/2006Profil_pertanyaan_guru_dan_s iswa_dalam_pelajaran_sains.pdf. (22 Agustus 2013)